12
Halaman 1 | Warta Buruh Migran | Agustus 2012 Warta Buruh Migran | Edisi XVII | Agustus 2012 Klik www.buruhmigran.or.id Salam Redaksi Taiwan Penanggung Jawab Yossy Suparyo Muhammad Irsyadul Ibad Pimpinan Redaksi Fika Murdiana Tim Redaksi Muhammad Khayat Fathulloh Sindy Nur Fitri Kontributor M. Zaim Wahid Tata Letak Wahyu Widayat N Ilustrator Irvan Muhammad Alamat Redaksi Jl.Veteran Gg.Janur Kuning No.11A Pandean Umbulharjo Yogyakarta, Telp/Fax:0274-372378 E-mail:[email protected] Twitter: @infoburuhmigran Facebook: buruh migran Portal: http://buruhmigran.or.id Penerbitan buletin ini atas dukungan: Tim Redaksi Puasa dan lebaran di perantauan memiliki makna tersendiri bagi buruh migran. Kebersamaan antar sesama buruh migran cukup menggantikan kerinduan merayakan lebaran bersama keluarga. Pada edisi kali ini, beberapa Buruh Migran Indonesia (BMI) dari Singapura, Hong Kong dan Taiwan, memotret suasana Ramadhan dan Idul Fitri 1433 H yang mereka jalani. Lebaran Idul Fitri tahun ini juga melahirkan beberapa persoalan bagi BMI yang mudik ke tanah air. Ketakutan dan kekhawatiran melanda di kalangan BMI terkait kebijakan KTKLN. Kasus pencegahan keberangkatan BMI tanpa KTKLN di beberapa bandara di Indonesia, membuat banyak BMI takut untuk mudik. Edisi kali ini juga akan membahas fenomena pencegahan TKI tanpa KTKLN di bandara. Ada beberapa BMI telah mengalami pencegahan keberangkatan di Bandara Soekarno-Hatta. Padahal aksi-aksi pencegahan BMI tanpa KTKLN, baik dilakukan oleh pejabat Imigrasi, maskapai, atau petugas BNP2TKI di bandara adalah bertentangan dengan UU Keimigrasian. Syawalan 1433H, Momen Kebersamaan Pegiat ATKI Taiwan Minggu (19/08/2012) keluarga besar Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia (ATKI Taiwan) menggelar acara Syawalan untuk merayakan hari Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1433 H. Acara ini digelar di Taman 228, Taiwan dari pukul 13.00 hingga 17.00 waktu Taiwan. “Meskipun digelar dengan sederhana namun acara berjalan sangat meriah, dan kawan-kawan buruh migran menyabut dengan ramah. Acara diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, sekaligus sebagai upacara menyambut HUT RI ke-67, Kemerdekaan ialah hak segala bangsa Indonesia. Merdeka artinya bebas lepas dari belenggu penjajahan tidak terikat, berdiri sendiri dan tidak tergantung kepada orang lain, semacam itulah semangat awal kemerdekaan,” tutur Atin Safitri, Ketua ATKI Taiwan. Atin Safitri dalam sambutannya juga menyampaikan kepada beberapa BMI yang hadir, walaupun hari Raya Idul Fitri tidak dirayakan bersama keluarga, segenap BMI harus tetap optimis bahwa yang dilakukannya sekarang adalah untuk kebaikan masa depan keluarga. Perayaan Idul Fitri di Taiwan diwarnai suasana rasa syukur, kebersamaan, dan saling-memaafkan satu sama lain. Acara juga diramaikan dengan pemotongan tumpeng dan pembacaan puisi oleh pegiat ATKI Taiwan. Kemudian acara disambung dengan pertanyaan berhadiah, makna-makna pertanyaan tersebut di ambil dari hak-hak dan kewajiban BMI yang dipandu oleh ketua ATKI Taiwan. Penutupan acara diakhiri dengan pembagian hadiah kepada pemenang dan do’a yang di bacakan oleh Alif (27) dari pegiat ATKI, dan foto-foto bersama. [ ] Seluruh tulisan dan foto dalam buletin ini dilisensikan dalam bendera Creative Common (CC). Siapapun bisa mengutip, menyalin, dan menyebarluaskan sebagian atau keseluruhan tulisan dengan menyebutkan sumber tulisan dan jenis lisensi yang sama, kecuali untuk kepentingan komersil.

WARTA BURUH MIGRAN EDISI AGUSTUS 2012

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Puasa dan lebaran di perantauan memiliki makna tersendiri bagi buruh migran. Kebersamaan antar sesama buruh migran cukup menggantikan kerinduan merayakan lebaran bersama keluarga. Pada edisi kali ini, beberapa Buruh Migran Indonesia (BMI) dari Singapura, Hong Kong dan Taiwan, memotret suasana Ramadhan dan Idul Fitri 1433 H yang mereka jalani. Lebaran Idul Fitri tahun ini juga melahirkan beberapa persoalan bagi BMI yang mudik ke tanah air. Ketakutan dan kekhawatiran melanda di kalangan BMI terkait kebijakan KTKLN. Kasus pencegahan keberangkatan BMI tanpa KTKLN di beberapa bandara di Indonesia, membuat banyak BMI takut untuk mudik. Edisi kali ini juga akan membahas fenomena pencegahan TKI tanpa KTKLN di bandara. Ada beberapa BMI telah mengalami pencegahan keberangkatan di Bandara Soekarno-Hatta. Padahal aksi-aksi pencegahan BMI tanpa KTKLN, baik dilakukan oleh pejabat Imigrasi, maskapai, atau petugas BNP2TKI di bandara adalah bertentangan dengan UU Keimigrasian.

Citation preview

Page 1: WARTA BURUH MIGRAN EDISI AGUSTUS 2012

Halaman 1 | Warta Buruh Migran | Agustus 2012

Warta Buruh Migran| Edisi XVII | Agustus 2012

Klik www.buruhmigran.or.id

Salam Redaksi Taiwan

Penanggung JawabYossy Suparyo Muhammad Irsyadul Ibad Pimpinan Redaksi Fika MurdianaTim Redaksi Muhammad Khayat Fathulloh Sindy Nur FitriKontributorM. Zaim WahidTata LetakWahyu Widayat NIlustratorIrvan Muhammad

Alamat Redaksi Jl.Veteran Gg.Janur Kuning No.11A Pandean Umbulharjo Yogyakarta, Telp/Fax:0274-372378 E-mail:[email protected] Twitter: @infoburuhmigranFacebook: buruh migranPortal: http://buruhmigran.or.id Penerbitan buletin ini atas dukungan:

Tim Redaksi

Puasa dan lebaran di perantauan memiliki makna tersendiri bagi buruh migran. Kebersamaan antar sesama buruh migran cukup menggantikan kerinduan merayakan lebaran bersama keluarga. Pada edisi kali ini, beberapa Buruh Migran Indonesia (BMI) dari Singapura, Hong Kong dan Taiwan, memotret suasana Ramadhan dan Idul Fitri 1433 H yang mereka jalani.

Lebaran Idul Fitri tahun ini juga melahirkan beberapa persoalan bagi BMI yang mudik ke tanah air. Ketakutan dan kekhawatiran melanda di kalangan BMI terkait kebijakan KTKLN. Kasus pencegahan keberangkatan BMI tanpa KTKLN di beberapa bandara di Indonesia, membuat banyak BMI takut untuk mudik. Edisi kali ini juga akan membahas fenomena pencegahan TKI tanpa KTKLN di bandara. Ada beberapa BMI telah mengalami pencegahan keberangkatan di Bandara Soekarno-Hatta. Padahal aksi-aksi pencegahan BMI tanpa KTKLN, baik dilakukan oleh pejabat Imigrasi, maskapai, atau petugas BNP2TKI di bandara adalah bertentangan dengan UU Keimigrasian.

Syawalan 1433H, Momen Kebersamaan Pegiat ATKI Taiwan

Minggu (19/08/2012) keluarga besar Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia (ATKI Taiwan) menggelar acara Syawalan untuk merayakan hari Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1433 H. Acara ini digelar di Taman 228, Taiwan dari pukul 13.00 hingga 17.00 waktu Taiwan.

“Meskipun digelar dengan sederhana namun acara berjalan sangat meriah, dan kawan-kawan buruh migran menyabut dengan ramah. Acara diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, sekaligus sebagai upacara menyambut HUT RI ke-67, Kemerdekaan ialah hak segala bangsa Indonesia. Merdeka artinya bebas lepas dari belenggu penjajahan tidak terikat, berdiri sendiri dan tidak tergantung kepada orang lain, semacam itulah semangat awal kemerdekaan,” tutur Atin Safitri, Ketua ATKI Taiwan.

Atin Safitri dalam sambutannya juga menyampaikan kepada beberapa BMI yang hadir, walaupun hari Raya Idul Fitri tidak dirayakan bersama keluarga, segenap BMI harus tetap optimis bahwa yang dilakukannya sekarang adalah untuk kebaikan masa depan keluarga.

Perayaan Idul Fitri di Taiwan diwarnai suasana rasa syukur, kebersamaan, dan saling-memaafkan satu sama lain. Acara juga diramaikan dengan pemotongan tumpeng dan pembacaan puisi oleh pegiat ATKI Taiwan. Kemudian acara disambung dengan pertanyaan berhadiah, makna-makna pertanyaan tersebut di ambil dari hak-hak dan kewajiban BMI yang dipandu oleh ketua ATKI Taiwan. Penutupan acara diakhiri dengan pembagian hadiah kepada pemenang dan do’a yang di bacakan oleh Alif (27) dari pegiat ATKI, dan foto-foto bersama. [ ]

Seluruh tulisan dan foto dalam buletin ini dilisensikan dalam bendera Creative Common

(CC). Siapapun bisa mengutip, menyalin, dan menyebarluaskan sebagian atau

keseluruhan tulisan dengan menyebutkan sumber tulisan dan jenis lisensi yang sama,

kecuali untuk kepentingan komersil.

Page 2: WARTA BURUH MIGRAN EDISI AGUSTUS 2012

Halaman 2 | Warta Buruh Migran | Agustus 2012

02 | Sekilas Peristiwa

Lautan Jama'ah Ikuti Sholat

Idul Fitri di Hong Kong

Ribuan Buruh Migran Indonesia (BMI) yang ada di Hong Kong pada 19 Agustus 2012 melaksanakan Sholat Idul Fitri di lapangan Victoria Park. Hari raya yang jatuh pada hari Minggu dan bertepatan dengan hari liburnya BMI, menjadikan lapangan penuh sesak oleh lautan jama’ah yang mayoritas adalah BMI Hong Kong.

Sejak pukul 7 pagi, Jama’ah sudah berbondong-bondong memadati lapangan dan sholat baru dimulai pada pukul 9.15 waktu setempat dengan Imam sekaligus Khotib Prof. Dr. KH. Said Agil Siraj (Ketua PBNU).

Seusai Sholat Idul Fitri, para BMI berkumpul membuat kelompok-kelompok untuk silaturahmi dan makan bersama. Banyak BMI yang sengaja memasak untuk lebaran dengan teman-teman sesama BMI. Tentu ini bisa menjadi obat rindu dengan suasana lebaran di kampung halaman.

Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) juga mengadakan open house untuk menyambut para BMI yang ingin bersilaturahmi.

Selain di Victoria Park Causeway Bay, Sholat Idul Fitri juga di laksanakan di daerah Shatin Park, Tsuen Wan, Yuen Long, dan masjid yang ada di Hong Kong. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1433 H. Mohon Maaf Lahir Batin. [FN]

Hong Kong Banyumas

Lokakarya Perlindungan TKI di

Tingkat Desa

Selasa 7 Agustus 2012, Pusat Sumber Daya Buruh Migran

bekerja sama dengan Paguyuban Seruni Banyumas dan

Pegiat Gerakan Desa Membangun menggelar lokakarya

bertema “Membangun Mekanisme Perlindungan TKI di

Tingkat Desa”. Lokakarya akan diselenggarakan di Balai

Desa Pancasan, Banyumas.

Kegiatan ini akan dihadiri oleh beberapa desa di kawasan

Banyumas dan beberapa pegiat organisasi di kawasan

Banyumas dan Cilacap, seperti Desa Melung,

Karangnangka, Dermaji, Pancasan, Ajibarang Wetan,

Darmakradenan, Paguyuban Seruni, LAKPESDAM-NU

Cilacap, dan Blogger Banyumas

“Meski terlibat secara administratif, namun pemerintah

desa jarang dibicarakan dalam konteks migrasi aman.

Kepala Desa kerap hanya diposisikan penanggungjawab

administratif, padahal saat ada warganya yang menjadi

TKI sedang bermasalah atau menghadapi kasus, mereka

kerap dibuat pusing dan harus bertanggungjawab terkait

kondisi warganya yang menjadi TKI.” tutur Muhammad

Irsyadul Ibad, fasilitator dalam kegiatan tersebut.

Administrasi pedesaan yang tertata diharapkan turut

membantu mengurangi kerawanan calon TKI untuk

bermigrasi. Melalui administrasi dan data calon TKI yang

tertata sejak dari desa, setidaknya beberapa persoalan

seperti pemalsuan identitas dapat dicegah dari level

desa. [ ]

Page 3: WARTA BURUH MIGRAN EDISI AGUSTUS 2012

Halaman 3 | Warta Buruh Migran | Agustus 2012

03 | Kajian

Tanpa KTKLN, TKI Mudik

Terancam Gagal Balik ke Luar

NegeriOleh: M. Zaim Wahid

Sebagai siklus tahunan, saat mudik lebaran Idul Fitri 1433 H ini diperkirakan Buruh Migran Indonesia (BMI) atau yang biasa disebut Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan mudik mencapai kisaran 100.000 orang. Tahun ini arus mudik TKI alias BMI dari luar negeri sudah terjadi sejak awal Ramadhan. Berbeda dengan situasi di tahun 2011, tahun ini arus mudik BMI diwarnai pelbagai ketakutan terkait kebijakan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN). Tindakan melanggar hukum berupa pembatalan penerbangan BMI tanpa KTKLN telah terjadi di beberapa bandara di Indonesia.Kasus Triyawati (25) misalnya, karena tidak memiliki KTKLN, secara sepihak penerbangannya ke Singapura dibatalkan oleh petugas maskapai Air Asia di Bandara Soekarno Hatta Jakarta (18/06/2012). Pada kenyataannya pencegahan keberangkatan BMI tanpa KTKLN oleh maskapai penerbangan internasional ataupun oleh pihak Imigrasi, hanya didasarkan pada permintaan BNP2TKI / BP3TKI secara lisan ataupun melalui Surat Edaran dari Kepala BNP2TKI No:SE.04/KA/V/2011.Permintaan BNP2TKI / BP3TKI kepada pihak maskapai penerbangan seperti Air Asia dan pihak Imigrasi agar menolak keberangkatan setiap BMI atau TKI tanpa KTKLN hakikatnya adalah memperlakukan BMI tak obahnya sebagai pelaku tindak kejahatan seperti teroris, koruptor kakap, gembong narkotika, pengemplang pajak, perampok dll. Padahal, selaras ketentuan UU No. 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian orang-orang yang dicegah pergi ke luar negeri adalah penjahat-penjahat kelas kakap yang dikhawatirkan melarikan diri ke luar negeri untuk menghindari hukuman.

Lebih ironis lagi berdasarkan fakta hukum terungkap bahwa Kepala BNP2TKI bukanlah pimpinan lembaga yang memiliki kewenangan Pencegahan berdasarkan undang-undang sebagaimana dimaksud Pasal 91 ayat (2) huruf f UU No. 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian junto Pasal 100 ayat (2) dan ayat (3) UU PPTKILN junto Pasal 2 huruf a, Pasal 3, dan Pasal 15 Peraturan Menakertrans No. 5 tahun 2005 tentang Ketentuan Sanksi Administratif dan Tata Cara Penjatuhan Sanksi Dalam Pelaksanaan Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri. Tegasnya, maskapai penerbangan, Petugas BNP2TKI / BP3TKI, atau Pejabat Imigrasi bukanlah pihak yang memiliki kewenangan hukum untuk mencegah atau membatalkan keberangkatan BMI tanpa KTKLN ke luar negeri.Secara hukum tindakan pencegahan yang dilakukan oleh Pejabat Imigrasi dan atau petugas BNP2TKI/BP3TKI semata-mata lantaran KTKLN sehingga BMI dirugikan dan kehilangan pekerjaaan di luar negeri adalah merupakan bentuk penyalahgunaan kekuasaan (onrechtmatige overheidsdaad) dan bahkan dapat digolongkan sebagai tindak pidana kejahatan jabatan (ambtsmisdrijven) melanggar ketentuan Pasal 421 KUHP.Fakta yang dialami Triyawati juga menunjukkan kebijakan KTKLN sarat dengan pelbagai bentuk pelanggaran hukum. Alih-alih mengikuti saran pihak Air Asia untuk mengurus KTKLN, petugas di konter BNP2TKI justru menawarkan jasa pembuatan KTKLN dengan biaya 2 hingga 3 juta rupiah. Sementara dalam prosedur resmi pembuatan KTKLN, BMI tidak dipungut biaya.

“Pada kenyataannya pencegahan keberangkatan BMI tanpa KTKLN oleh maskapai penerbangan internasional

ataupun oleh pihak Imigrasi, hanya didasarkan pada permintaan BNP2TKI /

BP3TKI”.

Page 4: WARTA BURUH MIGRAN EDISI AGUSTUS 2012

Halaman 4 | Warta Buruh Migran | Agustus 2012

04 |Kajian

Sebagai sebuah kebijakan, KTKLN tidak henti-henti

mendapat kritik dan penolakan dari ratusan ribu BMI di

luar negeri, serikat dan paguyuban buruh migran, serta

pelbagai organisasi masyarakat di Indonesia. KTKLN

oleh banyak pakar perlindungan BMI dinilai tidak

memiliki fungsi mendasar bagi kebutuhan perlindungan

BMI. Jika KTKLN difungsikan untuk memproses asuransi,

bukankah BMI sudah memiliki kartu asuransi? Apabila

KTKLN dipaksakan sebagai kartu identitas, bukankah

BMI sudah memiliki paspor sebagai syarat dokumen ke

luar negeri ? Bahkan sebagai kelengkapan dokumen,

BMI juga memiliki kartu visa kerja yang justru diakui

dunia internasional.

Tukinah, Ketua Indonesian Family Network (IFN)

Singapura menyampaikan bahwa bagi banyak BMI di

Singapura, KTKLN tidak

berfungsi. Sebagai

identitas pekerja,

Pemerintah Singapura

hanya mengakui paspor

dan kartu ijin kerja

(work permit). .Tidak berbeda

dengan Singapura, di negara

penempatan BMI lain seperti Hong Kong, Taiwan, Korea

Selatan, Arab Saudi, dan Malaysia, KTKLN sama sekali

tidak memiliki fungsi.

Surat Edaran Kepala BNP2TKI terkait pencegahan

keberangkatan BMI tanpa KTKLN tidak memiliki

kekuatan hukum dan bertentangan dengan UU

Keimigrasian. Hal ini dibuktikan oleh Tukinah saat

keberangkatannya ke Singapura melalui Bandara Adi

Sucipto Yogyakarta akan dicegah Petugas Air Asia dan

Pejabat Imigrasi (5/8/12). Saat landasan hukum

pencegahan keberangkatan Tukinah dipertanyakan, Ida

Dwi Astuti, selaku Kepala Sub Seksi (Kasubsi) bagian

Lintas Batas Imigrasi Bandara Adi Sucipto Yogyakarta

mengakui surat edaran Kepala BNP2TKI tidak memiliki

kekuatan hukum.

Kondisi ini membuat asumsi BNP2TKI tentang

perlindungan BMI melalui KTKLN semakin tidak

mendasar. Terlebih ketika KTKLN memunculkan

persoalan baru bagi BMI, dari pencegahan

keberangkatan, percaloan, pungutan liar, hingga

pemerasan.

Kasus Triyawati adalah fakta pelanggaran hukum dalam

kebijakan KTKLN. Selain tiket penerbangan Air Asia milik

Triyawati yang bernomor QZ 7790 dengan kode booking

AC359K telah hangus, Ia juga harus kehilangan

kesempatan kerja dengan gaji sebesar 3,4 juta rupiah per

bulan di Singapura. Kebijakan KTKLN membuat ribuan

BMI yang mudik lebaran, rentan mengalami beragam

tindak pemerasan dan penipuan saat akan kembali ke

luar negeri.

Saat ini Mustagfiroh Amin (27 thn), BMI anggota IFN

Singapura, sedang mudik dan akan balik pada tanggal 22

Agustus 2012 nanti. Hari Selasa, 7 Agustus 2012 lalu

ternyata permohonan KTKLN-nya yang ditujukan kepada

BP3TKI Semarang ditolak karena TIDAK PUNYA KONTRAK

KERJA yang telah dilegalisir oleh KBRI Singapura. Karena

itu Mustagfiroh beserta

ratusan ribu BM tanpa

KTKLN lainnya yang

sedang mudik

terancam gagal

balik lagi ke

negara penempatan

masing-masing semata-

mata lantaran KTKLN. Mengapa BNP2TKI / BP3TKI begitu

tega memperlakukan setiap BMI tanpa KTKLN layaknya

penjahat kelas kakap?

Pembatalan keberangkatan BMI tanpa KTKLN yang

dilakukan maskapai penerbangan, atau petugas

BNP2TKI / BP3KI, atau petugas Imigrasi adalah tindakan

melanggar hukum yang merugikan BMI, melanggar HAM

dan bertentangan dengan UUD 1945. Sebab,

keberangkatan setiap BMI ke luar negeri untuk bekerja

adalah merupakan hak konstitusional yang dijamin oleh

Pasal 27 ayat (2), Pasal 28D ayat (2) dan Pasal 28E ayat (1)

UUD 1945. [ ]

Keberangkatan setiap BMI ke

luar negeri untuk bekerja adalah

merupakan hak konstitusional

yang dijamin oleh UUD 1945

M. Zaim WahidStaff Media JGOS

Dan relawan Gerakan Desa

Membangun (GDM

Page 5: WARTA BURUH MIGRAN EDISI AGUSTUS 2012

Halaman 5 | Warta Buruh Migran | Agustus 2012

05 | Kajian

“Ini puasa ketujuh saya di Hong Kong. Kangen

dengan suasana puasa di kampung,” ujar Dewi

dengan wajah yang terlihat menyimpan kerinduan

dengan keluarga dan kampung halamannya.

Majikan Dewi termasuk orang yang paham dan

mengerti dengan kebiasaan puasa sebulan penuh bagi

umat muslim. Itulah sebabnya Dewi tidak mengalami

hambatan saat bulan puasa tiba. Pun juga saat malam

hari waktu sahur, majikan sering mengingatkan Dewi

agar tidak lupa untuk bangun dan makan sahur. Saat

pekerjaan selesai, majikan pun mengijinkan Dewi

untuk istirahat sejenak. Kebetulan kedua anak yang

Dewi asuh sedang libur panjang jadi Dewi tak perlu

keluar antar jemput sekolah.

Lain Dewi, lain pula pengalaman Ima yang bekerja

menjaga seorang nenek dan setiap hari hanya berdua

saja di rumah. Meski sudah dijelaskan, nenek tetap

saja tidak mengerti kalau Ima hanya akan makan

setelah waktu buka tiba atau pukul 7 malam lebih.

Memaknai Puasa dan Lebaran

di Negeri Orang

Saat sarapan atau makan siang, nenek tetap saja menawari

Ima untuk makan karena biasanya mereka makan selalu

bersama. Ima menolak dengan halus dan berasalan masih

kenyang.

Beda lagi dengan kisah Wina yang harus kucing-kucingan

dengan majikan saat puasa. Majikan khwatir kalau Wina

puasa, ia tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah. Itulah

sebabnya majikan Wina melarangnya untuk puasa.

Tak kurang akal, karena kedua majikan semua bekerja dan

anak-anak sudah besar semua, di rumah setiap hari

sendiri, Wina bisa tetap menjalankan ibadah puasa, pun

juga dengan pekerjaan rumah, tak mengalami kendala

sama sekali.

Puasa di rantau memang terasa

berbeda dengan puasa di

kampung halaman. Namun para

BMI tetap bersyukur. Meski jauh

dari kampung, puasa Ramadhan

1433 H tahun ini tetap bisa

dijalankan dengan ikhlas.

“Ini puasa ketujuh saya di Hong Kong. Kangen

dengan suasana puasa di kampung,” ujar Dewi

dengan wajah yang terlihat menyimpan kerinduan

Page 6: WARTA BURUH MIGRAN EDISI AGUSTUS 2012

Halaman 6 | Warta Buruh Migran | Agustus 2012

06 | Kajian

Sambutan dari keluarga Rini PL ini juga sangat baik

sehingga tidak ada rasa segan duduk bersama berbuka

puasa. Hidangan sederhana namun special bagi

mereka sudah cukup mengisi perut yang seharian

berpuasa. Seperti, bakso, arem-arem dan ayam goreng.

Terlihat wajah ceria dan canda tawa yang memenuhi

ruang tamu. Puspa Sakura, Dheti Winarti, Ya Syara,

Ukhty Fia, Ade Wahyuniarti, Hanny, dan Anung D’Lizta

begitu terlihat bahagianya. Maklumlah tidak setiap hari

mereka bisa berkumpul bersama. Suasana bazaar di

Geylang Serai bukan suatu incaran lagi bagi mereka

untuk kumpul bersama.

Tahun ini, suasana Ramadhan di Singapura semakin

sepi tidak seperti biasanya. Paling biasanya di malam

terakhir bulan ramadhan, bazar Geylang Serai akan

ramai diserbu oleh BMI untuk mendapatkan harga

yang paling murah. Perayaan lebaran tanpa keluarga di

sekitar memang harus dijalani para BMI sebagai

sebuah perjuangan. [disarikan dari catatan Fera

Nuraini, BMI di Hong Kong dan Anung De Lizta di

Singapura]

Saat buka dan sahur menjadi momen yang paling

banyak membuat BMI selalu teringat akan kampung

halaman. Kalau di kampung buka puasa ditandai

dengan suara bedug dan azan, di Hong Kong hal ini

menjadi suatu kemustahilan. Begitu juga saat sahur.

Sebagai gantinya, para BMI biasanya saling mengirim

SMS untuk saling memberi tahu kalau jam buka telah

tiba atau saling membangunkan saat waktu sahur.

Tidak berbeda dengan situasi di Hong

Kong, Saat libur hari Minggu, TKI di

Singapura menjadikan buka bersama

sebagai momentum kebersamaan.

Berbuka dengan makanan yang kadang dimasak sendiri

dari rumah majikan lalu dinikmati bersama bisa sedikit

mengobati kerinduan dengan suasana puasa di

kampung halaman.

Jauh dari keluarga, rindu kampung halaman di saat-saat

suasana Ramadhan tidak begitu terasa. Kehadiran dan

kebersamaan sesama pekerja di perantauan mengobati

semua rasa rindu yang ada. Bisa jadi, karena sudah

terbiasa dan bertahun-tahun menjalani Ramadhan di

luar negeri tanpa keluarga. Suasana tersebut juga

dirasakan sebagian Buruh Migran Indonesia (BMI) di

Singapura.

Seperti pada Minggu, 5 Agustus 2012, di Hougang ST 91

Blk 925, sejumlah BMI berkunjung ke rumah teman

warga Indonesia yang sudah menjadi penduduk tetap

(PR). Acara buka bersama yang digelar secara

sederhana bisa mempererat lagi rasa silahturahmi

sesama BMI. Meskipun sudah menjadi warga Singapura

tetap, Rini Puji Lestari atau yang lebih dikenal dengan

panggilan Bunda Rini PL ini tidak merendahkan pekerja

rumah tangga. Sikap baik hati dan bersahabat sangat

disenangi BMI lainnya.

Page 7: WARTA BURUH MIGRAN EDISI AGUSTUS 2012

Halaman 7 | Warta Buruh Migran | Agustus 2012

07 | Kajian

TKI Perlu Memerhatikan Kesehatan

PsikologisOleh: Muhammad Irsyadul Ibad

Ancaman stress dan gangguan psikologis lain

mengancam buruh migran tidak hanya terkait dengan

situasi kerja. Perbedaan kebudayaan dan situasi negara

tempat bekerja adalah ancaman lain, selain kecemasan

yang timbul akibat kekhawatiran terhadap keluarga

yang ditinggalkan. Stress dan gangguan kecemasan

adalah ancaman terbesar bagi TKI. Salah satu penyebab

terbesar persoalan mental adalah tidak terpenuhinya

aspek-aspek yang menjadi faktor mendasar dalam

kebutuhan psikologis dan fisiologis manusia. Nihilnya

pemenuhan aspek-aspek kebutuhan fisiologis (biologis)

dasar, keamanan, sipritual dan ekspresi menjadi salah

satu penyebab kecemasan di tempat kerja dan

kecemasan yang berpotensi menimbulkan gangguan

mental dan fisik lainnya.

Stress secara umum dapat diamati melalui tiga kategori

gejala, yaitu gelaja psikologis, fisik dan perilaku. Gejala

psikologis stress dapat dirasakan dalam pelbagai

bentuk, seperti cemas, keinginan mengurung diri, -

Persoalan ini terkubur informasi seputar kasus dan

persoalan prosedural penempatan di luar negeri. Tes

psikologi pra pemberangkatan nyaris menjadi satu-

satunya aspek yang terbicarakan terkait dengan

kesehatan mental TKI.

Seperti umumnya pandangan tentang kesehatan

mental di Indonesia, kesehatan mental TKI masih

menjadi hal yang tidak terperhatikan. Besarnya jumlah

TKI yang berangkat ke luar negeri dari tahun ke tahun

tidak kunjung membuat layanan psikologi menjadi hal

yang diperhatikan seksama oleh pemerintah.

Kesehatan mental sangat terhubung dengan kesehatan

fisik. Plaut dan Friedman (1981), menemukan

keterhubungan antara stress dan kesehatan. Stress,

dalam penelitian keduanya, menurunkan ketahanan

tubun, imunitas dan katahanan tubuh atas alergi

tertentu. Penelitian tersebut turut mengungkap fakta

menurunnya antibodi saat seseorang sedang berselera

negatif pada situasi tertentu (bad mood).

Perbincangan terkait persoalan kesehatan

mental atau kesehatan psikologi tenaga kerja

Indonesia (TKI), atau yang juga dikenal sebagai

buruh migran Indonesia (BMI), masih sering

tidak terdengar.

Page 8: WARTA BURUH MIGRAN EDISI AGUSTUS 2012

Halaman 8 | Warta Buruh Migran | Agustus 2012

08 | Kajian

kebosanan, kehilangan semangat hidup, menurunnya

fungsi intelektual atau kognitif, lelah mental, bingung,

marah dan sensitif. Gejala fisik stress dapat muncul

dalam bentuk gangguan fisik, seperti naiknya detak

jantung dan tekanan darah, gangguan lambung,

kecenderungan mudah merasakan lelah, gangguan

pernafasan, ketegangan otot, migrain dan sakit kepala

lain, gangguan pada kulit hingga kecenderungan

berkeringat yang lebih. Stress juga dapat muncul dalam

perilaku yang teramati, seperti menunda atau

menghindari pekerjaan, menurunnya kinerja,

kecenderungan peningkatan zat adiktif dan

psikotropika, perilaku sabotase, kehilangan nafsu

makan, kecenderungan melakukan tindakan yang nekat

(ngebut dan menantang bahaya), dan meningkatnya

agresifitas (Therry dan Newman, 1978).

Nurkhasanah (38), TKI asal Cilacap, adalah salah satu

potret mantan buruh migran yang mengalami

gangguan mental sepulang dari bekerja di luar negeri.

Sejak kepulangan dari Arab Saudi pada 11 November

2011, Nurkhasanah telah menunjukkan gejala depresi

berat. Gejala depresi yang mulanya dianggap biasa

akhirnya berubah menjadi gejala depresi berat.

Nurkhasanah tidak hanya marah ketika diajak

berbicara soal majikan dan pekerjaan, dia juga kerap

berbicara sendiri atau meracau tidak menentu. Mantan

TKI yang selama 6 tahun tidak digaji di Arab Saudi ini

kini masih masih dalam proses pemulihan psikologis.

Depresi berat yang dialami oleh Nurkhasanah dapat

bermula dari stress ringan atau berat yang tidak

tertanggulangi. Selain faktor tidak digaji menjadi salah

satu pencetus gangguan tersebut. Meski demikian,

tidak selalu persoalan berat menjadi penyebab depresi

atau gangguan mental. Persoalan kerja lain, seperti

ketidaksesuaian dengan majikan atau kultur tempat

bekerja pun bisa menjadi penyebab stress yang dapat

berubah menjadi depresi. Rasa kehilangan atau

ketidakhadiran keluarga adalah pencetus lain yang

turut mengancam.

Gangguan mental perlu menjadi perhatian TKI.

Ancaman gangguan ini sama setara dengan ancaman

gangguan kesehatan lainnya. TKI perlu

mempertimbangkan menemui konselor atau psikolog

apabila merasakan adanya persoalan psikologis yang

dialami. Secara sederhana, TKI dapat pula mengamati

perubahan-perubahan psikologis yang dialami.

Gangguan psikologis cenderung mengarahkan pada

hal dan reaksi negatif. Pengamatan sederhana

tersebut bisa membantu TKI mencegah terjadinya

gangguan mental. Tentu tidak ada yang ingin

gangguan mental membuyarkan cita-cita migrasi para

TKI. [ ]

Tidak selalu persoalan berat menjadi

penyebab depresi atau gangguan

mental. Persoalan kerja lain, seperti

ketidaksesuaian dengan majikan atau

kultur tempat bekerja pun bisa

menjadi penyebab stress yang dapat

berubah menjadi depresi.

Muhammad

Irsyadul Ibad, Direktur Infest Yogyakarta

Page 9: WARTA BURUH MIGRAN EDISI AGUSTUS 2012

Halaman 9 | Warta Buruh Migran | Agustus 2012

09 | Jejak Kasus

Melalui upaya banyak pihak, jenazah Marsonah (21), satu

dari empat orang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal

Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah

yang meninggal dunia di Malaysia berhasil dipulangkan

(31/08/12). Jenazah diperkirakan tiba melalui Bandara

Adisutjipto Yogyakarta pada pukul 19.15 WIB.

Menurut keterangan Narsidah, pegiat Paguyuban

Perlindungan Buruh Migran dan Perempuan Seruni

Banyumas, Marsonah dikabarkan meninggal saat

melakukan perjalanan pulang dalam rangka mudik lebaran

menggunakan kapal cepat ke Indonesia. Jika keempat

jenazah lainnya sudah dimakamkan beberapa hari

sebelumnya, maka jenazah Marsonah rencananya baru

dimakamkan Sabtu (1/9/2012) karena surat pernyataan

keluarga baru diproses KJRI Johor sehari sebelum jenazah

dipulangkan. Narsidah menjelaskan, upaya pemulangan

dilakukan setelah surat permohonan pemulangan jenazah

yang ditandatangani keluarga dan dikirim ke KJRI Johor.

Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi

(Dinsosnakertrans) Banyumas menyebutkan Marsonah

dan keempat temannya merupakan TKI ilegal. Dari data

yang ada mereka tidak memiliki surat-surat resmi dan

pihak penyalur TKI. Namun, sekalipun mereka

terkategorikan sebagai TKI ilegal, sejatinya mereka

memiliki hak sebagai WNI. Sehingga keluarga dan Seruni

Banyumas tetap berupaya mendesak jenazah mereka

dipulangkan.

Jenazah Marsonah Dipulangkan dari

Malaysia

Status TKI ilegal sempat membuat Dinsosnakertrans

kesulitan mengurus santunan untuk keluarga jenazah.

Meski demikian, petugas Dinsosnakertrans berjanji

akan mengupayakan pemberian bantuan kepada

keluarga, karena bagaimanapun juga keempat TKI

tersebut adalah warga Banyumas.

“Sebelumnya keluarga almarhumah berniat

merelakan jenazah dimakamkan di Malaysia, namun

setelah melihat 3 jenazah TKI yang lain bisa

dipulangkan, keluarga kemudian meminta bantuan

Seruni untuk membantu mengurus pemulangan

jenazah Marsonah,” tutur Narsidah.

Berdasarkan informasi dari pihak keluarga,

almarhumah Marsonah bersama 3 TKI lain, Sunar

(43), Pardi (40), dan Aryanto (30) meninggal karena

kecelakaan saat mudik menggunakan kapal beberapa

waktu yang lalu. Saat itu kapal yang ditumpangi 3 TKI

tersebut melaju dengan kecepatan sangat tinggi,

kemudian kapal terbalik akibat dihantam ombak.

Pihak Rumah Sakit di Malaysia kemudian

menghubungi seluruh keluarga TKI pada Minggu, 19

Agustus 2012. Kemudian jenazah TKI satu per satu

diproses untuk dipulangkan ke Indonesia. Jenazah

Marsonah sendiri diperkirakan sampai di Desa

Pangadegan, Kecamatan Wangon, Banyumas dan

sesuai rencana akan langsung dikebumikan. [ ]

Sekalipun mereka terkategorikan

sebagai TKI ilegal, sejatinya mereka

memiliki hak sebagai WNI.

Page 10: WARTA BURUH MIGRAN EDISI AGUSTUS 2012

Halaman 10 | Warta Buruh Migran | Agustus 2012

10 | Inspirasi

Tulis Buku, TKI Buktikan

KapasitasnyaOleh: Anung De Lizta

Jika masih ada orang yang

merendahkan atau melecehkan

sebutan Pekerja Rumah Tangga (PRT)

sebagai individu dengan derajat

rendahan, maka orang itu salah

besar. PRT bukan sekadar pembantu,

pesuruh, babu, atau bahkan budak

yang mudah diremehkan oleh

segelintir orang.

PRT adalah pekerja yang diakui oleh Organisasi Buruh

Internasional (ILO) melalui konferensi yang bertepatan

100 tahun ILO, sebagai profesi yang memiliki status

seperti profesi atau tenaga kerja lainnya. Dengan

demikian keberadaannya harus diakui sebagai sebuah

profesi dan dihargai hak-haknya sebagai pekerja. Hal

yang akan membuat malu mereka yang menghina TKI

adalah fakta bahwa TKI bisa berkarya, TKI bisa menulis

buku, mengenyam bangku kuliah, bahkan menjadi

dosen atau pengusaha.

Anung D Lizta yang bekerja di Singapura, bersama

kawan-kawannya sesama TKI telah membuktikan bahwa

TKI mampu memiliki keahlian dan kapasitas melalui

tulisan-tulisan yang mereka terbitkan dalam buku

berjudul Penantang Mimpi, Tuhan, Aku, dan Sastra.

Buku tersebut berisi kumpulan karya sastra yang

bersumber dari kisah nyata yang mereka hadapi

sebagai TKI pekerja rumah tangga.

“Hal lainnya yang saya suka dengan jabatan sebagai TKI

saat ini adalah adanya waktu untuk saya menulis.

Berkarya dalam tulisan. Awalnya cuma buat membunuh

rasa sepi tapi lama kelamaan jadi ketagihan. Jadi juara

lomba menulis di dunia maya (FB) juga pernah, juara puisi

dan cerpen. Majikan saya sangat mendukung, selain

menyekolahkan saya lagi sampai tamat setara SMA (Paket

C) walau hasilnya ‘Ngawang‘ alias asal-asalan, tapi ini

menjadi bukti, walau di luar negeri, TKI masih bisa lulus

SMA yang diakui oleh negara.” tutur Anung.

Buku terbaru Anung bersama TKI lainnya dan pendukung

nasib kami, berhasil terbit pada bulan Agustus 2012. Buku

“Penantang Mimpi” adalah sebagai kekuatan bagi

Anung dan jutaan buruh migran yang lain untuk terus

berjuang tanpa mengenal putus asa.

“Meskipun banyak TKI lain yang nasibnya kurang baik.

Dengan hadirnya buku ini saya harapkan para pejabat

mau melihat ke arah kami jangan cuma ngarepin

devisanya saja. Mau sampai kapan kami di jadikan sapi

perah, cuma mengharap devisa tanpa mempedulikan

nasib kami yang perlu adanya perlindungan hukum.

Apalagi itu si KTKLN, bikin saya ketakutan mau pulang.

Sudah paspor dan KTP tahun lahirnya beda, ditambah lagi

pemerasaan.” imbuhnya.

TKI Singapura, majulah terus jangan takut meyerah. Buku

‘PENANTANG MIMPI’ seharusnya menjadi sumber

inspirasi bagi para pejabat untuk memperbaiki kebijakan

soal penempatan dan perlindungan TKI. Bagi mereka yang

peduli TKI wajib membeli buku ini dan bersama-sama

menyuarakan suara-suara yang tertindas.

Page 11: WARTA BURUH MIGRAN EDISI AGUSTUS 2012

Halaman 11 | Warta Buruh Migran | Agustus 2012

Panduan Setelah TKI Kembali Ke Tanah Air

11 | Panduan

Ketika seorang TKI benar benar berpegang teguh pada

niat awalnya, berani hemat dan prihatin, bersungguh

sungguh dan bekerja keras selama dirantau hari hari

terakhir kontrak kerja adalah saat yang ditunggu

tunggu. Kontrak habis dan target telah tercapai, rasa

rindu pada keluarga juga sudah tidak tertahankan

sehingga dengan bangga dan senang hati memutuskan

untuk pulang ke tanah air. Tidak ada alasan untuk tidak

pulang.

Berbeda kasusnya dengan TKI yang modal nekat, tanpa

target dan tujuan. Ketika habis kontraknya mereka

baru sadar belum ada output yang bisa dibawa pulang.

Akhirnya sering kita dengar adanya TKI yang lari tidak

pulang ke tanah air. Berikut beberapa langkah yang

bisa dilakukan oleh TKI setelah pulang ke tanah air.

a. Mencoba untuk melangkah mandiri

Dengan modal pengalaman hidup, finansial, ilmu

bisnis dan relasi yang didapat selama menjadi TKI,

maka mencoba untuk berdiri dan melangkah sendiri

sebagai seorang wirausahawan bukanlah hal yang

mustahil. Beberapa komponen pokok untuk memulai

usaha sudah berada digenggaman dan bisa dijadikan

modal untuk mewujudkan cita cita mulia tersebut.

Sebagai contoh bisa dicoba dengan menggabungkan

modal tersebut dengan minat pribadi, misalnya saja

mempunyai minat terhadap otomotif maka bisa

mencoba untuk membuat bengkel motor. Misalnya

seseorang mempunyai minat dengan makanan, bisa

terjun ke bisnis kuliner.

Page 12: WARTA BURUH MIGRAN EDISI AGUSTUS 2012

Halaman 12 | Warta Buruh Migran | Agustus 2012

b. Kerja sama dengan pihak lain

Ada model yang cukup menjanjikan yang bisa dilakukan

oleh mantan TKI dalam usaha membangun usaha yaitu

bekerja sama dengan pihak lain. Misalnya saja bekerja

sama dengan sesama mantan TKI. Kerjasama dengan

sesama mantan TKI mempunyai beberapa nilai positif

misalnya saja ada rasa kebersamaan yang tinggi karena

sama sama pernah merasakan jadi TKI, mempunyai

pengalaman hidup yang sama, orientasi kedepan yang

sejalan, mempunyai kemampuan finansial dan bisa juga

mempunyai keahlian yang sama.

Selain bekerja sama dengan mantan TKI, bisa juga

bekerja sama dengan teman, keluarga atau orang lain

yang bisa dipercaya. Dengan model kerja sama seperti ini

maka modal, ide dan tenaga semakin kuat dan sebaliknya

resiko kerugian bisa dikurangi karena adanya asas

pembagian resiko.

c. Berkonsultasi dan meminta bimbingan

pemerintah

Selama belum berpindah kewarganegaraan, TKI

tetaplah WNI sehingga tetap mempunyai kesempatan

dan hak untuk sekedar berkonsultasi maupun

meminta bimbingan kepada pemerintah.

Sebaliknyanya adalah tugas dan kewajiban pemerintah

untuk membimbing dan mengarahkan. Harus diakui

secara jujur, ada berbagai hal yang tidak bisa diurai

tanpa peran dari pemerintah. Disaat seperti ini, tidak

ada salahnya berkonsultasi kepada pemerintah untuk

mengatasinya. Informasi mengenai berbagai macam

peluang usaha yang bisa didapatkan dari pemerintah

juga bisa dijadikan referensi untuk melangkah maju.

Ada celah, harapan dan kesempatan yang bisa

didapatkan oleh TKI jika tidak sungkan, malu dan takut

untuk membuka komunikasi dengan pemerintah.

12 | Panduan