3
Tugas Metopen Wawancara Individu Angkringan. Nara Sumber : Farid Abdul Barry (UIN Sunan Kalijaga) Umur : 20 1. Seberapa sering anda makan di angkringan? Ya sering, selain karena di deket kost ada angkringan, rata- rata anak kost di tempat saya juga suka angkringan. Kalau seberapa sering ya hampir setiap hari, kalaupun itu tidak makan berat kita kadang keangkringan hanya untuk minum kopi atau jajan saja. 2. Apakah itu termasuk gaya hidup? Ya bisa dikatakan seperti itu ya. Karena banyak faktor kita memilih angkringan dari pada tempat makan lain, pastilah hal itu tidak hanya berkaitan dengan pemilihan tempat makan namun bisa dikatakan menjadi suatu gaya hidup. Ya mungkin gaya hidup orang Yogyakarta atau gaya hidup anak kost untuk makan diangkringan yang lebih mengutamakan faktor suasana yang nyaman dan has dari angkringan itu sendiri. Masing- masing orang membuat rasa nyaman nya masing masing dan mereka memilih angkringan sebagai tempat yang nyaman untuk makan. 3. Apakah konsumerisme atau gimana? Kalau terkait dengan konsumerisme, makan di angkringan ya termasuk konsumerisme karena kegiatan kita menghabiskan barang dalam hal ini yaitu makanan, cemilan, gorengan di angkringan itu. selain itu makan di angkringan sekarang dengan dulu pun berbeda ya mbak, karena dulu kan angkringan itu terkenal murah, lebih hemat, yang kesemuanya berkaitan dengan kesederhanaan, namun sekarang ini makan diangkringan tidak lagi murah

wawancara angkringan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: wawancara angkringan

Tugas Metopen

Wawancara Individu Angkringan.

Nara Sumber : Farid Abdul Barry (UIN Sunan Kalijaga)

Umur : 20

1. Seberapa sering anda makan di angkringan?

Ya sering, selain karena di deket kost ada angkringan, rata- rata anak kost di tempat

saya juga suka angkringan. Kalau seberapa sering ya hampir setiap hari, kalaupun itu

tidak makan berat kita kadang keangkringan hanya untuk minum kopi atau jajan saja.

2. Apakah itu termasuk gaya hidup?

Ya bisa dikatakan seperti itu ya. Karena banyak faktor kita memilih angkringan dari

pada tempat makan lain, pastilah hal itu tidak hanya berkaitan dengan pemilihan tempat

makan namun bisa dikatakan menjadi suatu gaya hidup. Ya mungkin gaya hidup orang

Yogyakarta atau gaya hidup anak kost untuk makan diangkringan yang lebih

mengutamakan faktor suasana yang nyaman dan has dari angkringan itu sendiri.

Masing- masing orang membuat rasa nyaman nya masing masing dan mereka memilih

angkringan sebagai tempat yang nyaman untuk makan.

3. Apakah konsumerisme atau gimana?

Kalau terkait dengan konsumerisme, makan di angkringan ya termasuk konsumerisme

karena kegiatan kita menghabiskan barang dalam hal ini yaitu makanan, cemilan,

gorengan di angkringan itu. selain itu makan di angkringan sekarang dengan dulu pun

berbeda ya mbak, karena dulu kan angkringan itu terkenal murah, lebih hemat, yang

kesemuanya berkaitan dengan kesederhanaan, namun sekarang ini makan diangkringan

tidak lagi murah bahkan kita bisa menghabiskan biaya lebih banyak untuk makan

diangkringan dari pada di tempat makan lain yang kesemuanya itu tergantung diri kita

dalam mengontrol apa saja yang ingkin kita makan di angkringan itu.

4. Mengapa lebih memilih makan diangkringan?, Kenapa tidak tempat lain?

Alasan lebih memilih angkringan, ya kalau saya sendiri karena angkringan memiliki

suasana yang khas mbak. Ya mungkin dari segi bentuknya yang membuat kita akrab

dengan penjual angkringan dan pembeli lainnya. selain itu kita juga diberikan banyak

Page 2: wawancara angkringan

pilihan makanan seperti gorengan, berbagai macam sate, dan cemilan lain. Tapi kalau

hal yang membuat angkringan terlihat menarik itu ya memang suasana dan kenyamanan

sikap yang ditunjukkan penjualnya mbak. Kalau kita sudah mengenal penjualnya gitu,

kita akan sering makan disitu. Jadi penjual angkringan harus bisa mengakrabkan diri

dengan pembeli agar angkringannya itu memiliki banyak pelanggan.

5. Sekali makan berapa harga makan di angkringan?

Untuk sekali makan ya berkisar antara Rp.7.000 sampai Rp.12.000, tapi kalai hanya

ngopi dan jajan saja paling Cuma Rp.5000 mbak. Itulah kenapa angkringan sekarang

tidak seperti dulu mbak. Diangkringan kita bisa makan murah, namun kita juga bisa

makan lebih mahal melebihi tempat makan lainnya yang kesemuanya tergantung diri kita

masing- masing. Diangkringan itu kan istilahnya kita disediakan makan di hadapan kita,

kalau kita tidak bisa mengontrol keinginan kita untuk terus makan gorengan, sate keong,

sate anyam dan lainnya ya kita bisa menghabiskan banyak uang untuk makan

diangkringan yang notabene kita kenal sebagai tempat makan yang murah dan

sederhana.

6. Mislanya ngekost berapa kali makan? Dibandingan dengan yang bertempat tinggal di

rumah?

Kalau anak kost itu ya kadang dua kali kadang tiga kali makan mbak tergantung kondisi

keuangan nya. Namun kalau diangkringan itukan tidak hanya makan dalam artiannya

makan berat pagi, siang, sore, malam, namun diangkringan kita juga bisa hanya sekedar

jajan saja mbak.

7. Apakah teman berpengaruh terhadap pemilihan tempat makan?

Teman sangat berpengaruh ya mbak, karena mereka inikan yang bersama kita sehari-

harinya. Jadi kalau makan itu pastilah kita mengajak teman- teman kita, karena makan

bersama itu lebih nikmat rasanya. Teman juga membawa kita pada selera makan, kalau

teman- teman banyak yang suka makan diangkringan ya kita juga kebawa untuk suka,

apalagi kalau kita udah akrab dengan penjual angkringan itu mbak. Kalau angkringan

sendiri itu mungkin untuk kalangan kelas menengah kebawah, karena kalau kalangan

atas itukan pastilah mengutamakan kebersihan dan kenyamanan tempat. Selain itu juga

kalangan atas pasti lebih memilih tempat yang Nyaman dan tidak berdesakan seperti di

angkringan.