22
PERWUJUDAN WAWASAN NUSANTARA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA INDONESIA MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Pendidikan Kewarganegaraan Yang dibina oleh Bapak Drs. Gatot Isnani, M.Si oleh Nur Aini Fitri (24) 130543612907 No Hp. 085735084055 Offering : A UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI April 2014 Senin 3-4

Wawasan Nusantara

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Wawasan Nusantara

PERWUJUDAN WAWASAN NUSANTARA DALAM KEHIDUPAN

BERBANGSA DAN BERNEGARA INDONESIA

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH

Pendidikan Kewarganegaraan

Yang dibina oleh Bapak Drs. Gatot Isnani, M.Si

oleh

Nur Aini Fitri (24)

130543612907

No Hp. 085735084055

Offering : A

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI

April 2014

Senin 3-4

Page 2: Wawasan Nusantara

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat-Nya

penulis dapat menyelesaikan makalah matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan d-

engan tepat waktu.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih

kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan maklah ini, khususnya

kepada Bapak Drs. Gatot Isnani, M.Si selaku dosen matakuliah Pendidikan

Kewarganegaraan yang tak pernah lelah memberikan saran kepada penulis.

Dalam pembuatan makalah ini,mungkin masih banyak kekurangan baik

pada segi bahasa maupun materi yang ada di dalam makalah ini, mengingat akan

keterbatasan kemampuan penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan

saran dari semua pihak demi tercapainnya kesempurnaan makalah ini.

Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran

bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang

diharapkan dapat tercapai.

Malang, 10 April 2014

Penulis,

Page 3: Wawasan Nusantara

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3

A. Wawasan Nusantara .................................................................... 3

1. Pengertian Wawasan Nusantara ............................................. 3

2. Unsur Dasar Konsepsi Wawasan Nusantara .......................... 3

3. Asas Wawasan Nusantara ...................................................... 4

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Wawasan Nusantara ....... 5

B. Perwujudan Wawasan Nusantara ................................................ 12

1. Wawasan Nusantara dalam Pembangunan Nasional ............. 13

2. Wawasan Nusantara sebagai satu Kesatuan Politik ............... 14

3. Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan Ekonomi ............ 15

4. Wawasan Nusantara sebagai Kesatuan Sosial dan Budaya ... 15

5. Wawasan Nusantara Kesatuan Pertahanan Keamanan .......... 16

6. Perwujudan tentang Luas Wilayah......................................... 17

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 18

A. Kesimpulan ................................................................................. 18

B. Saran ........................................................................................... 18

DAFTAR RUJUKAN .................................................................................... 19

Page 4: Wawasan Nusantara

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam hubungannya dengan kehidupan setiap manusia memiliki

kedudukan sebagai hamba Tuhan Yang Maha Esa. Di bumi ini manusia menerima

amanat untuk mengelola kekayaan alam yang ada. Dengan adannya amanat

tersebut manusia berkewajiban untuk memanfaatkan dan memelihara kekayaan

alam yang ada dengan menjaga dan memelihara untuk kebutuhan hidupnnya.

Sebagai negara kepulauan Indonesia memiliki kekhasan berupa kelebihan

dan kekurangan. Kelebihannnya terletak pada posisi geografi yang strategis dan

kaya akan sumber daya alam. Sementara kekurangannya Indonesia terletak dalam

negara kepulauan dan beranekaragam masyarakat. ”Penyelenggaraan negara

kesatuan Republik Indonesia merupakan salah satu cita-cita bangsa Indonesia

yang dalam pelaksanaannya tidak akan pernah lepas dari pengaruh interaksi

dengan lingkungannya, baik regional maupun Internasional” (Kaelan Ed, 2002:

123).

Dalam menjalankan cita-cita masyarakat Indonesia perlu memiliki prinsip-

prinsip agar tidak terombang-ambing dalam memperjuangkannya. “Perlu disadari,

bahwa dalam konteks bangsa dan negara Indonesia, aspirasi budaya lokal

merupakan sebuah potensi bangsa yang sangat bermakna bagi pembangunan

nasional, terutama bagi nation and character building Indonesia” (Al Hakim dkk,

2012: 176). Wawasan nusantara merupakan salah satu prinsip yang sangat

diperlukan untuk mencapai kelangsungan hidup, keutuhan wilayah dan jati diri

negara yang bersangkutan. Wawasan nusatara sangat diharapkan dapat

menyatukan dan membari solusi terbaik atas pandangan-pandangan bangsa

Indonesia agar cita-cita bangsa Indonesia terealisasi dan sampai pada tujuan yang

nyata. Agar tercapai tujuan nasional Indonesia maka diperlukan perwujudan

wawasan nusantara dalam berbangsa dan bernegara sehingga dapat mencapai

tujuan nasionalnnya.

Page 5: Wawasan Nusantara

2

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan wawasan nusantara?

2. Bagaimana perwujudan wawasan nusantara dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara?

Teknis penulisan makalah ini berpedoman pada Buku Pedoman Penulisan

Karya Ilmiah Universitas Negeri Malang (UM, 2010)

Page 6: Wawasan Nusantara

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Wawasan Nusantara

1. Pengertian Wawasan Nusantara

Kaelan, Ed (2002: 124) mengemukakan bahwa.

Istilah wawasan nusantara berasal dari kata “wawas” yang berarti

pandangan, tinjauan, atau pengelihatan inderawi. Akar kata ini

membentuk kata “mawas” yang berarti memandang, meninjau,

melihat. Sedangkan “wawasan” berarti cara pandang, cara tinjau,

atau cara melihat. Sedangkan istilah nusantara berasal dari kata

“nusa” yang berarti pulau pulau, dan “antara” yang berarti diapit

diantara dua hal. Istilah nusantara dipakai untuk mengambarkan

kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau pulau Indonesia

yang terletak diantara samudra pasifik dan samudra Indonesia

serta diantara benua Asia dan benua Australia.

“Wawasan nasional, pada dasarnya menjadi cara pandang suatu bangsa

yang di dalamnya menampakkan bagaimana suatu bangsa itu melakukan

dialogis dengan kondisi geografis dan sosial budayanya” (Al Hakim dkk,

2012: 178)

Secara umum wawasan nusantara dapat didefinisikan sebagai cara

pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan ide

nasionalnya, yang dilandasi Pancasila dan UUD 1945, yang merupakan

aspirasi bangsa Indonesia yang merdeka, berdaulat, dan bermartabat, serta

menjiwai tata hidup dan tindak kebijaksanaanya dalam mencapai tujuan

nasionalnya.

2. Unsur Dasar Konsepsi Wawasan Nusantara

a. Wadah (Countur)

“Wadah adalah suatu ruang kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

dan bernegara meliputi seluruh wilayah Indonesia yang memiliki

kekayaan alam dan penduduk dengan keanekaragaman budaya”

(Sumarsono dkk, 2002: 85). Dimana didalam wadah ini dibutuhkan

kemampuan untuk melihat lingkungan (keadaan sekitar).

Page 7: Wawasan Nusantara

4

b. Isi (Content)

“Isi adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan

cita-cita serta tujuan nasional yang terdapat dalam Pembukaan UUD

1945 sebagai pemberi arah semua kegiatan dan kebijaksanaan yang

dilakukan” (Sumarsono dkk, 2002: 86). Isi menyangkut dua hal yang

esensial, yaitu :

Realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama serta

pencapaian cita-cita dan tujuan nasional.

Persatuan dan kesatuan dalam keBhinekaan yang meliputi semua

aspek kehidupan nasional.

c. Tata Laku (Conduct)

“Tata laku merupakan hasil interaksi antara wadah dan isi”

(Sumarsono dkk, 2002: 86). Didalam tata laku menuntut kemampuan

untuk melihat diri sendiri (mawas) dan terdiri dari :

Tata laku batiniah, mencerminkan jiwa, semangat, dan mentalitas

yang baik dari bangsa Indonesia.

Tata laku lahiriah, tercermin dalam tindakan, perbuatan dan perilaku

dari bangsa Indonesia.

3. Asas Wawasan Nusantara

“Asas wawasan nusantara merupakan ketentuan-ketentuan atau kaidah-

kaidah dasar yang harus dipatuhi, ditaati, dipelihara dan diciptakan demi tetap

taat dan setianya komponen pembentuk bangsa Indonesia (suku bangsa atau

golongan) terhadap kesepakatan bersama” (Sumarsono dkk, 2002: 87). Asas

wawasan nusantara terdiri dari :

a. Kepentingan yang sama

Ketika menegakkan dan merebut kemerdekaan, kepentingan

bersama bangsa Indonesia adalah menghadapi penjajahan secara fisik

dari bangsa lain. Tujuan yang sama adalah tercapainya kesejahteraan

dan rasa aman yang lebih baik daripada sebelumnya.

Page 8: Wawasan Nusantara

5

b. Keadilan

Yang berarti kesesuaian pembagian hasil dengan andil, jerih payah

usaha dan kegiatan baik orang perorangan, golongan, kelompok

maupun daerah.

c. Kejujuran

Yang berarti keberanian berpikir, berkata dan bertindak sesuai

realita serta ketentuan yang benar biarpun realita atau ketentuan itu

pahit dan kurang enak didengarnya.

d. Solidaritas

Yang berarti diperlukannya rasa setia kawan, mau memberi dan

berkorban bagi orang lain tanpa meninggalkan ciri dan karakter budaya

masing-masing.

e. Kerja sama

Berarti adanya koordinasi, saling pengertian yang didasarkan atas

kesetaraan sehingga kerja kelompok, baik kelompok yang kecil maupun

kelompok yang lebih besar dapat tercapai demi terciptanya sinergi yang

lebih baik.

f. Kesetiaan

Kesetiaan terhadap kesepakatan bersama ini sangatlah penting dan

menjadi tonggak utama terciptanya persatuan dan kesatuan dalam ke

Bhinekaan. Jika kesetiaan terhadap kesepakatan bersama ini goyah

apalagi ambruk, dapat dipastikan bahwa persatuan dan kesatuan dalam

keBhinekaan bangsa Indonesia akan hancur berantakan. Dalam hal ini

berarti hilangnya negara kesatuan Indonesia.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Wawasan Nusantara

Didalam pengejawantahan cita-cita atau tujuan nasional atau tujuan

negara, dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

a. Bumi (Geografi) tempat hidup

1) Asas Kepulauan (Archipelagic Principel)

Kata archipelago dan archipelagic berasal dari kata Italia

archipelagos. Akar kata dari archi berarti terpenting, terutama, dan

Page 9: Wawasan Nusantara

6

pelagos berarti laut atau wilayah lautan. Jadi, archipelago dapat

diartikan sebagai lautan terpenting.

“Lahirnya asas archipelago mengandung pengertian bahwa

pulau-pulau tersebut selalu dalam kesatuan utuh, sementara tempat

unsur perairan atau lautan antara pulau-pulau berfungsi sebagai

unsur penghubung dan bukan unsur pemisah” (Kaelan Ed, 2002:

125).

2) Kepulauan Indonesia

Setelah melalui beberapa sebutan mulai dari Nederlandsch

Indishe Archipelago, Hindia Timur, Insulinde, Nusantara, Hindia

Belanda hingga menjadi Indonesia. Indonesia merupakkan suatu

negara yang tidaklah dengan tiba-tiba menjadi sebutan Indonesia

yang dalam bahasa Yunani, Indo berarti India dan nesos berarti

pulau. Nama Indonesia mengandung arti kepulauan India.

Meskipun bukan berasal dari bahasannya sendiri, bangsa Indonesia

bangga dan sangat mencintai nama negarannya.

Nama Indonesia juga sering dipakai dalam nama keilmuan.

“Setelah cukup lama istilah Indonesia dipakai hanya sebagai nama

keilmuan, pada awal abad ke-20 perhimpunan para mahasiswa

Indonesia di Belanda menyebut diri dengan perhimpunan Indonesia

kemudian membiasakan pemakaian kata Indonesia” (Kaelan Ed,

2002: 126). Kemudian di pakai dalam peristiwa sumpah pemuda

yang pada akhirnya sejak proklamasi kemerdekaan Republik

Indonesia pada 17 Agustus 1945, Indonesia resmi menjadi nama

negara dan bangsa Indonseia hingga saat ini.

3) Konsepsi tentang Wilayah Lautan

Sesuai dengan Hukum Lautan Internasional, secara garis besar

Indonesia sebagai negara kepulauaan memiliki Laut Teritorial,

Perairan Pedalaman, Zona Ekonomi Eksklusif, dan Landas

Kontinen. Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut :

Page 10: Wawasan Nusantara

7

(a) “Negara kepulauan adalah suatu negara yang seluruhnya terdiri

dari satu atau lebih kepulauan dan dapat mencakup pulau-pulau

yang lain” (Kaelan Ed, 2002: 127).

(b) “Laut Teritorial adalah satu wilayah laut yang lebarnya tidak

melebihi 12 mil laut yang diukur dari garis pangkal, sedangkan

garis pangkal adalah garis air surut terendah sepanjang pantai”

(Kaelan Ed, 2002: 127).

(c) “Perairan Pedalaman adalah wilayah sebelah dalam daratan

atau sebelah dalam dari garis pangkal” (Kaelan Ed, 2002: 128).

(d) “Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia adalah jalur laut di

luar Laut Wilayah Indonesia sejauh 200 mil laut dari garis

pangkal atau garis dasar” (Pandoyo, 1994: 45). Didal-am ZEE

mengeksplorasi sumber daya alam yang ada.

(e) “Landas Kontinen menurut pengertian hukum laut internasional

mencakup seluruh Tepian Kontinen (Continental Margin),

yang secara geografik meliputi: Landas atau Daratan Kontinen,

lereng Kontinen, dan Kaki kontinen” (Pandoyo, 1994: 39).

“Dimana jaraknya 200 mil laut dari garis pangkal atau dapat

lebih dari itu dengan tidak melebihi 350 mil, tidak boleh

melebihi 100 mil dari batas kedalaman dasar laut sedalam 2500

m” (Kaelan Ed, 2002: 128).

4) Karakteristik Wilayah Nusantara

Indonesia merupakan suatu negara yang mempunyai batas-batas

astronomi sebagai berikut :

Utara : ± 6º 08’ LU

Selatan : ± 11º 15’ LS

Barat : ± 94º 45’ BT

Timur : ± 141º 05’ BT

Meskipun sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki letak

yang strategis, yaitu: “Terletak diantara 2 benua Asia dan benua

Australia dan diantara 2 samudra yaitu samudra Pasifik dan

Page 11: Wawasan Nusantara

8

sammudra Indonesia, yang terdiri dari 17.508 pulau besar maupun

kecil” (Kaelan Ed, 2002: 128).

“Luas Indonesia seluruhnya adalah 5.193.250 km2, yang terdiri

dari daratan seluas 2.027.087 km2 dan perairan 127.3.166.163 km

2”

(Kaelan Ed, 2002: 128).

b. Jiwa atau Pandangan (Wawasan) Manusia yang mendiami

1) Geopolitik

“Ilmu bumi politik (Political Geography) mempelajari

fenomena geografi dari aspek politik, sedangkan geopolitik

mempelajari fenomena politik, dari aspek geografi” (Kaelan Ed,

2002: 129).

“Pandangan geopolitik bangsa Indonesia didasarkan pada nilai-

nilai ketuhanan dan kemanusiaan yang luhur dengan jelas dan tegas

tertuang didalam pembukaan UUD 1945” (Kaelan Ed, 2002: 131).

“Menurut cara pandang Geopolitik, kelangsungan hidup suatu

bangsa tergantung pada ruang hidupnya atau wilayahnya” (Al

Hakim dkk, 2012: 52).

Oleh karena itu, dalam rangka ikut mewujudkan perdamaian dan

ketertiban dunia yang abadi, bangsa Indonesia harus ikut berpijak

didalam melakukan hubungan Internasional dan saling bekerja

sama dan selalu terbuka, dan di dalam hubungan Internasional

bangsa Indonesia harus tetap memgang teguh pandangan geopolitik

bangsa Indonesia yang telah tertuang didalam pembukaan UUD

1945.

2) Geostrategis

“Strategi adalah politik pelaksanaan, yaitu upaya bagaimana

mencapai tujuan atau sasaran yang ditetapkan sesuai dengan

keinginan politik” (Kaelan Ed, 2002: 131).

“Bagi bangsa Indonesia geostrategi diartikan sebagai metode

atau aturan-aturan untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan melalui

proses pambangunan yang memberikan arahan tentang bagaimana

Page 12: Wawasan Nusantara

9

membuat strategi pembangunan dan keputusan yang terukur dan

terimajinasi guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, lebih

bermartabat” (Kaelan Ed, 2002: 143).

“Sebagai contoh pertimbangan geostrategi untuk negara dan

bangsa Indonesia adalah kenyataan posisi silang Indonesia dari

berbagai aspek, disamping aspek geografi juga aspek-aspek

demografi, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam”

(Kaelan Ed, 2002: 132). Posisi siang Indonesia dapat dirinci

sebagai berikut.

(a) Geografi: wilayah Indonesia terletak diantara dua benua, Asia

dan Australia, serta diantara dua samudra, Hindia dan Pasifik.

(b) Demografi: penduduk Indonesia terletak di antara penduduk

jarang di selatan (Australia) dan penduduk padat di utara (RRC

dan Jepang).

(c) Ideologi: ideologi Indonesia (Pancasila) terletak diantara

liberalisme di selatan (Australia dan Selandia Baru) dan

Komunisme di utara (RRC, Vietnam, dan Kore Utara).

(d) Politik: Demokrasi Pancasila terletak diantara demokrasi

leberal di selatan dan demokrasi rakyat (diktatur proletar) di

utara.

(e) Ekonomi: ekonomi Indonesia terletak diantara ekonomi

Kapitalis di selatan dan Sosialis di utara.

(f) Sosial: masyarakat Indonesia terletak di antara masyarakat

individualisme di selatan dan sosialisme di utara.

(g) Budaya: budaya Indonesia terletak diantara budaya barat di

selatan dan budaya timur di utara.

(h) Hankam: geopolitik dan geostartegi Hankam (Pertahanan dan

Keamanan) Indonesia terletak diantara wawasan kekuatan

maritim di selatan dan wawasan kekuatan kontinental di utara.

“Dengan demikain geostrategi adalah perumusan strategi

nasional dengan mempertimbangkan kondisi dan konstelasi

geografi sebagai faktor utamanya” (Kaelan Ed, 2002: 132).

Page 13: Wawasan Nusantara

10

c. Perkembangan Wilayah Indonesia dan Dasar Hukumnya

1) Sejak 17-8-1945 sampai dengan 13-12-1957

Wilayah negara Indonesia Indonesia meliputi wilayah bekas

Hindia Belanda. Menurut UUD 1945 Pasal 25A Negara Kesatuan

Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri

Nusantara dengan wilayah batas-batas dan hak-haknya ditetapkan

undang-undang. “Berdasarkan ketentuan “Territoroal Zee en

Maritieme Krigen Ordonantie” tahun 1939 tentang batas wilayah

laut teritorial Indonesia, ordonansi 1939 menetapkan sejauh 3 mil

laut teritorial dari garis pantai ketika surut, dengan asas pulau demi

pulau secara terpisah-pisah” (Kaelan Ed, 2002: 133).

“Dengan adannya ketetapan batas perairan wilayah sebagaimana

menurut “Territorial Zee en Mariteme Krigen Ordonantie” yang

dimuat didalam Staatsblad 1939 No.442 pasal 1 ayat (1) sudah

tidak cocok lagi dengan kepentingan Indonesia setelah merdeka”

( Pandoyo, 1994: 28).

2) Dari Deklarasi Juanda (13-12-1957) sampai dengan 17-2-1969

“Pada tanggal 13 Desember 1957 dikeluarkan sebagai deklarasi

juanda sebagai pengganti Ordonansi tahun 1939” (Kaelan Ed, 2002:

133). Dengan tujuan sebagai berikut.

(a) Perwujudan bentuk wilayah kesatuan Republik Indonesia yang

utuh dan bulat.

(b) Penentuan batas-batas wilayah Negara Indonesia di sesuaikan

dengan asas negara kepulauan (Archipelagic State Principles).

(c) Peraturan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin

keselamatan keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Undang-undang No. 4/Prp/1960 tanggal 18 Februari 1960

tentang perairan Indonesia memperkukuh adannya Deklarasi

Juanda. Dengan adannya perubahan tersebut berubahlah bentuk

wilayah nasional dan cara penghitungannya. “Laut teritoroial

Page 14: Wawasan Nusantara

11

diukur sejauh 12 mil dari titik-titik pulau terluar yang saling

dihubungkan” (Kaelan Ed, 2002: 134)

“Untuk mengatur lalu lintas perairan maka dikeluarkan

Peraturan Pemerintah No.8 tahun 1962 tentang lalu lintas damai di

perairan pedalaman Indonesia (internal waters)” (Kaelan Ed, 2002:

134). Di dalamnya meliputi.

(a) Semua pelayaran dari laut bebas ke suatu pelabuhan Indonesia.

(b) Semua pelayaran dari pelabuhan Indonesia ke laut bebas.

(c) Semua pelayaran dari dan ke laut bebas dengan melewati

perairan Indonesia.

3) Dari 17-2-1969 (Deklarasi Landas Kontinen)

“Deklarasi Landas Kontinen dipandang sebagai upaya untuk

mengesahkan wawasan nusantara. Disamping itu dipandang

sebagai upaya untuk mewujudkan pasal 33 ayat 3 UUD 1945.

Konsekuensinnya bahwa sumber kekayaan alam dalam landas

kontinen Indonesia adalah milik ekslusif negara RI” (Kaelan Ed,

2002: 134).

Kaelan Ed, (2002: 134) di dalam deklarasi tentang landas

kontinen terdapat asas-asas pokok yang dapat dijabarkan sebagai

berikut.

(a) Segala sumber kekayaan alam yang terdapat dalam landas

kontinen Indonesia adalah milik eksklusif negara RI.

(b) Pemerintah Indonesia bersedia menyelesaikan soal garis batas

landas kontinen dengan negara-negara tetangga melalui

perundingan.

(c) Jika tidak ada garis batas, maka landas kontinen adalah suatu

garis yang ditarik di tengah-tengah antara pulau terluar

Indonesia dengan wilayah terluar negara tetangga.

(d) Claim tersebut tidak mempengaruhi sifat serta status dari

perairan diatas landas kontinen Indonesia maupun udara

diatasnnya.

Page 15: Wawasan Nusantara

12

4) Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE)

Kaelan, Ed (2002: 135) mengemukakan bahwa.

Melalui perjuangan panjang di Forum Internasional,

akhirnya konferensi PBB tentang Hukum Laut II di

New York 30 April 1982 menerima “The United

Nation Convention on the Law of the Sea”

(UNCLOS), yang kemudian ditandatangani pada 10

Desember 1982 di Montego Bay, Jamaica oleh 117

negara termasuk Indonesia. Konvensi tersebut

mengakui asas negara kepulau (Archipelagic State

Principele) serta menetapkan asas-asas pengukuran

ZEE. Pemerintah dan DPR RI kemudian menetapkan

UU No.5 Tahun 1983 tentang ZEE, serta UU No.17

Tahun 1985 tentang Ratifikasi UNCLOS. Sejak 3

Februari 1986 Indonesia tercatat sebagai salah satu

dari 25 negara yang telah mertifikasinnya.

“Untuk lebih dapat memberikan kesejahteraan bangsa, dan

sesuai dengan opini negara-negara pantai lainnya, maka pemerintah

Indonesia pada tanggal 21 Maret 1980, mengumumkan Deklarasi

Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEEI)” (Pandoyo, 1994: 45).

B. Perwujudan Wawasan Nusantara

“Sebagai cara pandang dan visi nasional Indonesia, wawasan nusantara

harus dijadikan arahan, pedoman, acuan, dan tuntunan bagi setiap individu

bangsa Indonesia dalam membangun dan memeliharatuntutan bangsa dan

negara kesatuan republik Indonesia” (Sumarsono dkk, 2002: 92).

Didalam Perwujudan wawasan nusantara dalam satu kesatuan politik telah

dijabarkan melalui Rencana Pembangunan Jangka Nasional, kemudian di

jabarkan melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional yang di

susun oleh Presiden dan wakil Preiden untuk mewujudkan pembangunan dan

visi misi Indonesia.

“Hakikat wawasan nusantara adalah kesatuan bangsa dan keutuhan

wilayah Indonesia” (Winarno, 2011: 157). Cara pandang bangsa Indonesia

tersebut mencakup.

Page 16: Wawasan Nusantara

13

1. Wawasan Nusantara Dalam Pembangunan Nasional

a. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik

Bangsa Indonesia bersama bangsa-bangsa lain ikut menciptakan

ketertiban dunia dan perdamaian abadi melalui politik luar negeri yang

bebas aktif. Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan politik

akan menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis.

Hal tersebut tampak dalam wujud pemerintahan yang kuat aspiratif dan

terpercaya yang dibangun sebagai penjelmaan kedaulatan rakyat.

Kekayaan di wilayah nusantara, baik potensial maupun efektif, adalah

modal dan milik bersama bangsa untuk memenuhi kebutuhan di

seluruh wilayah Indonesia secara merata.

Tingkat perkembangan ekonomi harus seimbang dan serasi di seluruh

daerah tanpa mengabaikan ciri khas yang memiliki daerah masing-

masing.

Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah nusantara

diselenggarakan sebagai usaha bersama dengan asas kekeluargaan

dalam sistem ekonomi kerakyatan untuk sebesarbesar kemakmuran

rakyat.

b. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi

Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan ekonomi akan

menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan

dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan

merata.

Di samping itu, implementasi wawasan nusantara mencerminkan

tanggung jawab pengelolaa sumber daya alam yang memperhatikan

kebutuhan masyarakat antar daerah secara timbal balik serta kelestarian

sumber daya alam itu sendiri.

c. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial

Budaya

Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan sosial budaya

akan menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui segala

Page 17: Wawasan Nusantara

14

bentuk perbedaan sebagai kenyataan hidup sekaligus karunia Tuhan.

Implementasi ini juga akan menciptakan kehidupan masyarakat dan

bangsa yang rukun dan bersatu tanpa membedakan suku, asal usul daerah,

agama, atau kepercayaan, serta golongan berdasarkan status sosialnya.

Budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu kesatuan dengan

corak ragam budaya yang menggambarkan kekayaan budaya bangsa.

Budaya Indonesia tidak menolak nilai-nilai budaya asing asalkan tidak

bertentangan dengan nilai budaya bangsa sendiri dan hasilnya dapat

dinikmati.

d. Perwujudan Kepulauan Nusantara Sebagai Satu Kesatuan

Pertahanan dan keamanan

Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan pertahanan dan

keamanan akan menumbuhkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa,

yang lebih lanjut akan membentuk sikap bela negara pada tiap warga

negara Indonesia.

Kesadaran dan sikap cinta tanah air dan bangsa serta bela negara ini

menjadi modal utama yang akan mengerakkan partisipasi setiap warga

negara indonesia dalam menghadapi setiap bentuk ancaman antara lain :

Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakikatnya

adalah ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara.

Tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama

untuk ikut serta dalam pertahanan dan keamanan Negara dalam

rangka pembelaan negara dan bangsa.

2. Wawasan Nusantara Sebagai Satu Kesatuan Politik

Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya

merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup, dan kesatuan

matra seluruh bangsa serta menjadi modal dan milik bersama bangsa.

Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara

dalam berbagai bahasa daerah serta memeluk dan meyakini berbagai

agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus

merupakan satu kesatuan bangsa yang bulat dalam arti yang seluas-

luasnya.

Page 18: Wawasan Nusantara

15

Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib

sepenanggungan, sebangsa, dan setanah air, serta mempunyai tekad

dalam mencapai cita-cita bangsa.

Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan

negara yang melandasi, membimbing, dan mengarahkan bangsa menuju

tujuannya.

Bahwa kehidupan politik di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu

kesatuan politik yang diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945.

Bahwa seluruh Kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan sistem

hukum dalam arti bahwa hanya ada satu hukum nasional yang mengabdi

kepada kepentingan nasional.

Bahwa bangsa Indonesia yang hidup berdampingan dengan bangsa lain

ikut menciptakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi, dan keadilan sosial melalui politik luar negeri bebas

aktif serta diabdikan pada kepentingan nasional.

3. Wawasan Nusantara Sebagai Satu Kesatuan Ekonomi

Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial maupun efektif

adalah modal dan milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup

sehari-hari harus tersedia merata di seluruh wilayah tanah air.

Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh

daerah, tanpa meninggalkan ciri khas yang dimiliki oleh daerah dalam

pengembangan kehidupan ekonominya.

Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu

kesatuan ekonomi yang diselenggarakan sebagai usaha bersama atas asas

kekeluargaan dan ditujukan bagi sebesarbesar kemakmuran rakyat.

4. Wawasan Nusantara sebagai Kesatuan Sosial Dan Budaya

Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus

merupakan kehidupan bangsa yang serasi dengan terdapatnya tingkat

kemajuan masyarakat yang sama, merata dan seimbang, serta adanya

keselarasan kehidupan yang sesuai dengan tingkat kemajuan bangsa.

Page 19: Wawasan Nusantara

16

Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedangkan corak

ragam budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya bangsa yang

menjadi modal dan landasan pengembangan budaya bangsa seluruhnya,

dengan tidak menolak nilai – nilai budaya lain yang tidak bertentangan

dengan nilai budaya bangsa, yang hasil-hasilnya dapat dinikmati oleh

bangsa.

5. Wawasan Nusantara Sebagai Kesatuan Pertahanan Keamanan

Penerapan wawasan nusantara di bidang pertahanan keamanan terlihat

pada kesiap-siagaan dan waspada seluruh rakyat melalui system pertahanan

dan keamanan rakyat semesta untuk menghadapi berbagai ancaman bangsa

dan Negara. Dalam artian bahwa :

Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakekatnya

merupakan ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara.

Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang

sama dalam rangka pembelaan negara dan bangsa.

Dewasa ini kita menyaksikan bahwa kehidupan individu dalam

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sedang mengalami perubahan.

Dan kita juga menyadari bahwa faktor utama yang mendorong terjadinya

proses perubahan tersebut adalah nilai-nilai kehidupan baru yang di bawa

oleh negara maju dengan kekuatan penetrasi globalnya. Apabila kita

menengok sejarah kehidupan manusia dan alam semesta, perubahan dalam

kehidupan itu adalah suatu hal yang wajar, alamiah.

Dalam dunia ini, yang abadi dan kekal itu adalah perubahan. Berkaitan

dengan wawasan nusantara yang syarat dengan nilai-nilai budaya bangsa

Indonesia dan di bentuk dalam proses panjang sejarah perjuangan bangsa,

apakah wawasan bangsa Indonesia tentang persatuan dan kesatuan itu akan

terhanyut tanpa bekas atau akan tetap kokoh dan mampu bertahan dalam

terpaan nilai global yang menantang Wawasan Persatuan bangsa. Tantangan

itu antara lain adalah pemberdayaan rakyat yang optimal, dunia yang tanpa

batas, era baru kapitalisme, dan kesadaran warga negara.

Page 20: Wawasan Nusantara

17

6. Perwujudan Tentang Luas Wilayah

Salah satu manfaat paling nyata dari penerapan wawasan nusantara.

Khususnya di bidang wilayah. Adalah diterimanya konsepsi nusantara di

forum internasional. Sehingga terjaminlah integritas wilayah territorial

Indonesia. Laut nusantara yang semula dianggap “laut bebas” menjadi

bagian integral dari wilayah Indonesia.

Pertambahan luas wilayah sebagai ruang lingkup tersebut menghasilkan

sumber daya alam yang mencakup besar untuk kesejahteraan bangsa

Indonesia. Pertambahan luas wilayah tersebut dapat diterima oleh dunia

internasional terutama negara tetangga yang dinyatakan dengan persetujuan

yang dicapai.

Page 21: Wawasan Nusantara

18

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara dapat didefinisikan sebagai cara pandang

terhadap diri dan lingkungannya yang tertera didalam Pembukaan

Undang Undang Dasar 1945, yang didalamnya terdapat unsur dasar

konsepsi wawasan nusantara, asas-asas wawasan nusantara, dan faktor-

faktor yang mempengaruhi wawasan nusantara.

2. Perwujudan Wawasan Nusantara

Hakikat untuk mewujudkan wawasan nusantara berdasarkan pada

filsafat pancasila, kesatuan politik, kesatuan ekonomi, kesatuan sosial

budaya, dan kesatuan pertahanan dan keamanan, serta luas wilayah yang

dijabarkan didalam Rencana Pembangunan Jangka Menegah Nasional.

B. Saran

Makalah ini dibuat, agar bangsa Indonesia dapat faham tentang wawasan

nusantara, kemudian mengimplementasikannya kedalam kehidupan berbangsa

dan bernegara.

Page 22: Wawasan Nusantara

19

DAFTAR RUJUKAN

Al Hakim, S. dkk. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan: Dalam Konteks Indones-

ia. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.

Kaelan, (Ed). 2002. Pendididkan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi.

Yogyakarta: Paradigma.

Pandoyo, T. S. 1994. Wawasan Nusantara. Jakarta: Rineka Cipta.

Peraturan Presiden RI No 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional, (Online), (http://www.kemenkeu.go.id/sites/default

/files/perpres2010_5.pdf), diakses 12 Maret 2014.

Sumarsono. dkk. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tes-

is, Disertasi, Artikel, Makalah, Tugas Akhir, Laporan Penelitian. Edisi Keli-

ma. Malang: Universitas Negeri Malang.

Undang Undang Dasar 1945, (Online), (http://www.itjen.depkes.go.id.pdf), diak-

ses 15 Maret 2014.

Winarno. 2011. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan: Panduan Kuliah

di Perguruan Tinggi. Edisi Kedua. Jakarta: PT Bumi Aksara.