41
LAPORAN PENDAHULUAN RENCANA AKSI DAERAH KEPENDUDUKAN KABUPATEN BANTUL 2019 Laporan Pendahuluan Rencana Aksi Daerah (RAD) Kependudukan Kabupaten Bantul | 2019 ii

bappeda.bantulkab.go.id · Web viewBerdasarkan piramida penduduk Kabupaten Bantul yang termasuk dalam penduduk stationer yaitu jumlah penduduk muda rendah dan jumlah penduduk produktinya

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: bappeda.bantulkab.go.id · Web viewBerdasarkan piramida penduduk Kabupaten Bantul yang termasuk dalam penduduk stationer yaitu jumlah penduduk muda rendah dan jumlah penduduk produktinya

LAPORAN PENDAHULUANRENCANA AKSI DAERAH

KEPENDUDUKANKABUPATEN BANTUL

2019

Laporan Pendahuluan Rencana Aksi Daerah (RAD) Kependudukan Kabupaten Bantul | 2019 ii

Page 2: bappeda.bantulkab.go.id · Web viewBerdasarkan piramida penduduk Kabupaten Bantul yang termasuk dalam penduduk stationer yaitu jumlah penduduk muda rendah dan jumlah penduduk produktinya

Kata Pengantar

Rencana Aksi Daerah (RAD) Kependudukan (GDPK) disusun dengan didahului dengan melakukan penyusunan dokuman Grand Design Pembangunan Kependudukan (GDPK). Dokumen ini merupakan dokumen arahan kegiatan dalam tahapan lima tahunan pembangunan kependudukan dengan melihat target pencapaian sampai dengan tahun 2035. Setelah dokumen GDPK terselesaikan, maka tahapan berikutnya adalah menurunkan ke dalam dokumen lanjutan yang lebih operasional. Dokumen inilah yang selanjutnya disebut dengan Dokumen Rencana Aksi Daerah Pembangunan Kependudukan Kabupaten Bantul. Oleh karena itu, hubungan antara dokumen GDPK, road map pembangunan, dan RAD kependudukan merupakan satu kesatuan dokumen yang saling terkait.

Dokumen RAD Kependudukan tersebut berisi penjelasan tentang isu tentang pembangunan kependudukan di Kabupaten Bantul dibagi menjadi 5 hal yaitu: 1.) tentang aspek kuantitas penduduk, 2.) tentang aspek kualitas penduduk, 3.) tentang pembangunan keluarga, 4.) tentang persebaran dan pengaturan mobilitas, dan 5.) tentang pembangunan data base kependudukan. Kelima isu tersebut sangatlah kompleks sehingga sampai tahun 2021, telah ditetapkan target pencapaian indikator untuk mencapai kondisi ideal Kabupaten Bantul di masa mendatang.

Kabupaten Bantul diharapkan mencapai penduduk tumbuh seimbang (PTS). Pembangunan kualitas penduduk difokuskan pada unsur pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Pembangunan keluarga dimaksudkan mampu mewujudnya keluarga yang berkualitas, sejahtera, dan berketahanan sosial yang melaksanakan delapan fungsi keluarga secara maksimal. Terkait dengan mobilitas penduduk, persebaran penduduk yang lebih merata, perlu adanya pengembangan pusat ekonomi baru sehingga persebaran penduduk dapat merata. Selain itu, tersusunnya sistem informasi data kependudukan sehingga diharapkan dapat diperoleh data dan informasi kependudukan yang andal, akurat, riil, terintegrasi, dan dapat digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan secara cepat.

Laporan Pendahuluan Rencana Aksi Daerah (RAD) Kependudukan Kabupaten Bantul | 2019 ii

Page 3: bappeda.bantulkab.go.id · Web viewBerdasarkan piramida penduduk Kabupaten Bantul yang termasuk dalam penduduk stationer yaitu jumlah penduduk muda rendah dan jumlah penduduk produktinya

Ada tiga aspek dalam penyusunan Rencana Aksi Daerah bidang kependudukan yaitu dari aspek landasan/dasar pengaturan, aspek substansi pengaturan, dan aspek manajemen pelaksanaan. Ketiga aspek tersebut tidak dapat dipisahkan dan saling beriringan dan menjadi tugas dan tanggung jawab OPD. RAD tersebut menjadi pedoman dalam menjalankan rencana aksi yang akan dilakukan ke depan untuk mendukung pembangunan kependudukan di Kabupaten Bantul. RAD tersebut memiliki posisi penting karena menjadi panduan antar OPD. Secara khusus tujuan RAD antara lain yaitu 1) mengidentifikasi permasalahan kependudukan di Kabupaten Bantul dari aspek kualitas, kuantitas, migrasi, database kependudukan dan pembangunan keluarga; 2) melakukan monitoring dan evaluasi Rencana Aksi Daerah Pembangunan Kependudukan selama kegiatan satu tahun berjalan; dan 3) merumuskan strategi dan kebijakan untuk menanggulangi permasalahan kependudukan berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi Rencana Aksi Daerah Pembangunan Kependudukan di Kabupaten Bantul.

Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Esa, dokumen Rencana Aksi Daerah (RAD) Kependudukan di Kabupaten Bantul Tahun 2019 dapat diselesaikan. Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada berbagai pihak yang telah terlibat dalam upaya penyelesaikan dokumen ini, kami menyadari dokumen ini belum sempurna dan masih membutuhkan masukan berbagai pihak demi penyempurnaannya.

Bantul, Juni 2019

Tim Penyusun RAD Kabupaten Bantul

Laporan Pendahuluan Rencana Aksi Daerah (RAD) Kependudukan Kabupaten Bantul | 2019 iii

Page 4: bappeda.bantulkab.go.id · Web viewBerdasarkan piramida penduduk Kabupaten Bantul yang termasuk dalam penduduk stationer yaitu jumlah penduduk muda rendah dan jumlah penduduk produktinya

Daftar Isi

Kata Pengantarii

Daftar Isi

Daftar Tabel

Daftar Gambar

Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

1.2 Landasan Hukum

1.3 Maksud Kegiatan

1.4 Tujuan........................................................................................................................

1.5 Sistematika Penulisan

Bab 2 Deskripsi Wilayah

2.1 Kondisi Wilayah Kabupaten Bantul

2.2 Kondisi Demografis

2.3 Kondisi Ekonomi

Daftar Pustaka

Laporan Pendahuluan Rencana Aksi Daerah (RAD) Kependudukan Kabupaten Bantul | 2019 iv

Page 5: bappeda.bantulkab.go.id · Web viewBerdasarkan piramida penduduk Kabupaten Bantul yang termasuk dalam penduduk stationer yaitu jumlah penduduk muda rendah dan jumlah penduduk produktinya

Daftar Tabel

Tabel 2.1 Klasifikasi Wilayah Desa di Kabupaten Bantul Tahun 2018............................................................................................................................ 9

Laporan Pendahuluan Rencana Aksi Daerah (RAD) Kependudukan Kabupaten Bantul | 2019 v

Page 6: bappeda.bantulkab.go.id · Web viewBerdasarkan piramida penduduk Kabupaten Bantul yang termasuk dalam penduduk stationer yaitu jumlah penduduk muda rendah dan jumlah penduduk produktinya

Daftar Gambar

Gambar 1.1 Keterkaitan Antara GDPK, Road Map Pembangunan, dan RAD............................................................................................................2

Gambar 1.2 Skema Rencana Aksi Daerah Kependudukan di Kabupaten Bantul.........................................................................................3

Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Bantul..................................................7

Gambar 2.2 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Bantul 2018.....................................................................................................8

Laporan Pendahuluan Rencana Aksi Daerah (RAD) Kependudukan Kabupaten Bantul | 2019 vi

Page 7: bappeda.bantulkab.go.id · Web viewBerdasarkan piramida penduduk Kabupaten Bantul yang termasuk dalam penduduk stationer yaitu jumlah penduduk muda rendah dan jumlah penduduk produktinya

BabPendahuluan

11. Latar Belakang

Perkembangan kependudukan di Kabupaten Bantul telah berkembang dengan

pesat. Keadaan penduduk tersebut akan berpengaruh terhadap dinamika

pembangunan, sebab dengan jumlah penduduk yang besar dan diikuti dengan

kualitas penduduk yang memadai menjadi pendorong terjadinya pertumbuhan

ekonomi. Namun sebaliknya, dengan jumlah penduduk yang besar tetapi kualitas

SDM rendah akan menjadikan penduduk tersebut justru menjadi beban bagi

pembangunan. Penduduk merupakan salah satu varibel yang sangat dinamis yang

sangat fleksibel terhadap perubahan. Perubahan yang terjadi pada aspek jumlah

penduduk saja akan berpengaruh terhadap aspek lainnya seperti persebaran

penduduk, mobilitas penduduk, aspek lingkungan, aspek kualitas SDM dan lain

sebagainya.

Permasalahan penduduk di Kabupaten Bantul yang cukup kompleks dan

diperlukannya sebuah kajian secara komprehensif sebagai bahan perumusan

kebijakan di bidang kependudukan menjadi latar belakang BAPPEDA Kabupaten

Bantul menyelenggarakan kegiatan Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD)

Kependudukan. Kegiatan ini diharapkan menghasilkan sebuah dokumen kajian

kependudukan yang komprehensif untuk yang menempatkan pembangunan

kependudukan sebagai agenda penting dalam pembangunan. Dokumen RAD

Kependudukan tersebut didalamnya mendiskripsikan potensi dan permasalahan

kependudukan di Kabupaten Bantul yang sangat bervariasi. Dokumen RAD

Kependudukan tersebut berisi penjelasan tentang isu tentang pembangunan

kependudukan di Kabupaten Bantul dibagi menjadi 5 hal yaitu: 1.) tentang aspek

Laporan Pendahuluan Rencana Aksi Daerah (RAD) Kependudukan Kabupaten Bantul | 2019 1

Page 8: bappeda.bantulkab.go.id · Web viewBerdasarkan piramida penduduk Kabupaten Bantul yang termasuk dalam penduduk stationer yaitu jumlah penduduk muda rendah dan jumlah penduduk produktinya

kuantitas penduduk, 2.) tentang aspek kualitas penduduk, 3.) tentang

pembangunan keluarga, 4.) tentang persebaran dan pengaturan mobilitas, dan 5.)

tentang pembangunan data base kependudukan. Kelima isu tersebut sangatlah

kompleks sehingga sampai tahun 2021, telah ditetapkan target pencapaian

indikator untuk mencapai kondisi ideal Kabupaten Bantul di masa mendatang.

Sebagai langkah awal dalam penyusunan RAD Kependudukan di Kabupaten Bantul

didahului dengan melakukan penyusunan dokuman Grand Design Pembangunan

Kependudukan (GDPK). Dokumen ini merupakan dokumen arahan kegiatan dalam

tahapan lima tahunan pembangunan kependudukan dengan melihat target

pencapaian sampai dengan tahun 2035. Setelah dokumen GDPK terselesaikan,

maka tahapan berikutnya adalah menurunkan ke dalam dokumen lanjutan yang

lebih operasional. Dokumen inilah yang selanjutnya disebut dengan Dokumen

Rencana Aksi Daerah Pembangunan Kependudukan Kabupaten Bantul. Oleh

karena itu, hubungan antara dokumen GDPK, road map pembangunan, dan RAD

kependudukan merupakan satu kesatuan dokumen yang saling terkait.

Keterkaitan antara GDPK, road map pembangunan, dan RAD disajikan pada

Gambar 1.1.

Laporan Pendahuluan Rencana Aksi Daerah (RAD) Kependudukan Kabupaten Bantul | 2019 2

Page 9: bappeda.bantulkab.go.id · Web viewBerdasarkan piramida penduduk Kabupaten Bantul yang termasuk dalam penduduk stationer yaitu jumlah penduduk muda rendah dan jumlah penduduk produktinya

Gambar 1.1 Keterkaitan Antara GDPK, Road Map Pembangunan, dan RAD

Terdapat tiga aspek dalam penyusunan Rencana Aksi Daerah bidang

kependudukan yaitu dari aspek landasan/dasar pengaturan, aspek substansi

pengaturan, dan aspek manajemen pelaksanaan. Ketiga aspek tersebut tidak dapat

dipisahkan dan saling beriringan dan menjadi tugas dan tanggung jawab SKPD.

RAD tersebut menjadi pedoman dalam menjalankan rencana aksi yang akan

dilakukan ke depan untuk mendukung pembangunan kependudukan di Kabupaten

Bantul. RAD tersebut memiliki posisi penting karena menjadi panduan antar SKPD

agar memiliki tujuan yang terarah dalam melaksanakan program kegiatan dan

terjadi tumpeng tindih antar program. Secara detail skema RAD Kependudukan

disajikan pada Gambar 1.2.

Laporan Pendahuluan Rencana Aksi Daerah (RAD) Kependudukan Kabupaten Bantul | 2019 3

Page 10: bappeda.bantulkab.go.id · Web viewBerdasarkan piramida penduduk Kabupaten Bantul yang termasuk dalam penduduk stationer yaitu jumlah penduduk muda rendah dan jumlah penduduk produktinya

Gambar 1.2 Skema Rencana Aksi Daerah Kependudukan di Kabupaten Bantul

Dengan tersusunnya dokumen RAD Kependudukan tersebut tentu saja memiliki

konsekuensi bagi SKPD untuk melaksanakan target dan capaian yang telah

ditetapkan dalam RAD tersebut. Target yang telah ditetapkan tersebut selalu

dipantau capaiannya dengan melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi

(monev) secara periodik. Kegiatan monev tersebut bisa dilakukan secara bulanan,

tahunan, atau bahkan lima tahunan sesuai dengan kesepakatan agar diketahui

perkembangan capaiannya.

Monitoring dan evaluasi merupakan satu kesatuan kegiatan yang dilakukan secara

terpadu yang bertujuan untuk pengendalian suatu program. Secara umum tujuan

pelaksanaan monev antara lain.

1. Mengkaji apakah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan

rencana

2. Mengidentifikasi masalah yang timbul agar langsung dapat diatasi

3. Melakukan penilaian apakah pola kerja dan manajemen yang digunakan

sudah tepat untuk mencapai tujuan.

Laporan Pendahuluan Rencana Aksi Daerah (RAD) Kependudukan Kabupaten Bantul | 2019 4

Page 11: bappeda.bantulkab.go.id · Web viewBerdasarkan piramida penduduk Kabupaten Bantul yang termasuk dalam penduduk stationer yaitu jumlah penduduk muda rendah dan jumlah penduduk produktinya

4. Mengetahui kaitan antara kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh

ukuran kemajuan,

5. Menyesuaikan kegiatan dengan lingkungan yang berubah, tanpa

menyimpang dari tujuan.

Efektvitas program dimulai dari perencanaan yang baik, kemudian dipadukan

dengan desain monitoring dan evaluasi yang efektif, akan berperan penting dalam

keberhasilan program-program pembangunan. Dengan perencanaan

pembangunan yang disusun dengan baik dengan mempertimbangkan berbagai

aspek akan membantu pencapaian tujuan pembangunan. Sementara pemantauan

dan evaluasi membantu untuk mengetahui kekurangan dan kesuksesan yang telah

dicapai pada periode sebelumnya. Disamping itu, juga dapat diketahui tantangan

yang dihadapi dan menjadi sumber informasi bagi para pengambil keputusan

sehingga inisiatif saat ini dan masa depan lebih mampu meningkatkan dan

memperluas pilihan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

setelah tersusunnya dokumen RAD, maka diperlukan suatu kegiatan monitoring

dan evaluasi agar target-target yang ditetapkan dapat tercapai seluruhnya.

2. Landasan Hukum

Beberapa peraturan yang menjadi dasar dalam penyusunan Rencana

Aksi Daerah Pembangunan Kependudukan Kabupaten Bantul adalah

sebagai berikut.

1. UU 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

2. UU 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan

Keluarga

3. UU Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta

4. UU Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas UU No 23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan

5. UU Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

Laporan Pendahuluan Rencana Aksi Daerah (RAD) Kependudukan Kabupaten Bantul | 2019 5

Page 12: bappeda.bantulkab.go.id · Web viewBerdasarkan piramida penduduk Kabupaten Bantul yang termasuk dalam penduduk stationer yaitu jumlah penduduk muda rendah dan jumlah penduduk produktinya

6. PP 40 tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan

Nasional

7. PP Nomor 87 Tahun 2014

8. Perpres Nomor 153 Tahun 2014 Tentang Grand Design Pembangunan

Kependudukan

9. Permendagri Nomor 65 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Profil

Perkembangan Kependudukan

3. Maksud Kegiatan

Kegiatan ini bermaksud untuk menyusun Monitoring dan Evaluasi Rencana Aksi

Daerah Pembangunan Kependudukan yang berisi kebijakan, program, dan

kegiatan sebagai acuan atau pedoman dalam pelaksanaan pembangunan

kependudukan di Kabupaten Bantul.

4. Tujuan

Tujuan dari kegiatan penyusunan Rencana Aksi Daerah Kependudukan di Kabupaten Bantul

yaitu.

1. Mengidentifikasi permasalahan kependudukan di Kabupaten Bantul dari aspek

kualitas, kuantitas, migrasi, database kependudukan dan pembangunan

keluarga.

2. Melakukan monitoring dan evaluasi Rencana Aksi Daerah Pembangunan

Kependudukan selama kegiatan satu tahun berjalan.

3. Merumuskan strategi dan kebijakan untuk menanggulangi permasalahan

kependudukan berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi Rencana Aksi

Daerah Pembangunan Kependudukan di Kabupaten Bantul.

Laporan Pendahuluan Rencana Aksi Daerah (RAD) Kependudukan Kabupaten Bantul | 2019 6

Page 13: bappeda.bantulkab.go.id · Web viewBerdasarkan piramida penduduk Kabupaten Bantul yang termasuk dalam penduduk stationer yaitu jumlah penduduk muda rendah dan jumlah penduduk produktinya

5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Monitoring dan Evaluasi Rencana Aksi Daerah Pembangunan

Kependudukan di Kabupaten Bantul ini dibagi dalam 5 (lima) bab, yaitu:

: Menjelaskan latar belakang, maksud dan tujuan, dan sistematika

Monev RAD Pembangunan Kependudukan.

ggambarkan deskripsi wilayah Kabupaten Bantul sebagai daerah

kajian.

Menggambarkan profil dan kondisi kependudukan di Kabupaten Bantul,

berikut gambaran umum permasalahan utama kependudukan.

Monitoring dan Evaluasi RAD Pembangunan Kependudukan. Membahas

dan/atau mengkaji monitoring dan evaluasi berbagai kebijakan

dan program yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah

kependudukan.

Menjelaskan kesimpulan secara umum tentang kegiatan monitoring dan

evaluasi RAD Pembangunan Kependudukan di Kabupaten

Bantul. Bab ini juga menjelaskan implikasi dari hasil kajian

Monev RAD Kependudukan.

Bab Deskripsi Wilayah

Laporan Pendahuluan Rencana Aksi Daerah (RAD) Kependudukan Kabupaten Bantul | 2019 7

Page 14: bappeda.bantulkab.go.id · Web viewBerdasarkan piramida penduduk Kabupaten Bantul yang termasuk dalam penduduk stationer yaitu jumlah penduduk muda rendah dan jumlah penduduk produktinya

22.1 Kondisi Wilayah Kabupaten Bantul

Kabupaten Bantul merupakan salah satu kabupaten dari lima

kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak pada sisi

paling selatan dengan batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman

Sebelah Selatan : Samudera Hindia

Sebelah Barat : Kabupaten Kulon Progo

Sebelah Timur : Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Sleman

Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten BantulSumber: Bappeda Kabupaten Bantul, 2019

Kabupaten Bantul memiliki wilayah seluas 50.685 Ha atau 15,91 persen

dari luas DIY. Secara administratif terbagi atas 17 kecamatan, 75 desa

dan 933 pedukuhan. Kecamatan Dlingo merupakan kecamatan yang

Laporan Pendahuluan Rencana Aksi Daerah (RAD) Kependudukan Kabupaten Bantul | 2019 8

Page 15: bappeda.bantulkab.go.id · Web viewBerdasarkan piramida penduduk Kabupaten Bantul yang termasuk dalam penduduk stationer yaitu jumlah penduduk muda rendah dan jumlah penduduk produktinya

mempunyai wilayah paling luas, yaitu 5.587 Ha (12 persen) sedangkan

kecamatan dengan wilayah paling sempit adalah Kecamatan Srandakan

yaitu 1.832 Ha (4 persen).

Srandakan18,32 km2

(3,61%)

Sanden23,16 km2

(4,57%)

Kretek26,77 km2

(5,28%)Pundong23,68 km2

(4,67%)

Bambanglipuro22,70 km2

(4,48%)

Pandak24,30 km2

(4,79%)

Bantul21,95 km2

(4,33%)

Jetis24,47 km2

4,83%)Imogiri

54,49 km2 (10,75%)Dlingo

55,87 km2(11,02%)

Pleret22,97 km2

(4,53%)

Piyungan32,54 km2

(6,42%)

Banguntapan28,48

km2(5,62%)

Sewon27,16 km2

(5,36%)

Kasihan32,38 km2

(6,39%)

Pajangan33,25 km2

(6,56%)

Sedayu34,36 km2

(6,78%)

Gambar 2.2 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Bantul 2018Sumber: Bappeda Kabupaten Bantul, 2019

Jumlah desa dan pedukuhan yang terbanyak terletak di Kecamatan

Imogiri, yaitu terdiri dari delapan desa dan 72 pedukuhan. Sedangkan

kecamatan dengan dengan jumlah desa dan pedukuhan paling sedikit

adalah Kecamatan Srandakan, yaitu terdiri dari dua desa dan 43

pedukuhan. Berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan dan

Perda mengenai batas wilayah kota, maka status desa di Kabupaten

Bantul dapat dipisahkan sebagai desa perdesaan (rural area) sebanyak

41 desa dan desa perkotaan (urban area) sebanyak 34 desa. Secara

rinci status desa perdesaan dan perkotaan di Kabupaten Bantul dapat

dilihat pada Tabel 2.1.

Laporan Pendahuluan Rencana Aksi Daerah (RAD) Kependudukan Kabupaten Bantul | 2019 9

Page 16: bappeda.bantulkab.go.id · Web viewBerdasarkan piramida penduduk Kabupaten Bantul yang termasuk dalam penduduk stationer yaitu jumlah penduduk muda rendah dan jumlah penduduk produktinya

Tabel 2.1 Klasifikasi Wilayah Desa di Kabupaten Bantul Tahun 2018

No Kecamatan Status DesaDesa Perdesaan Luas

(km2)Desa Perkotaan Luas

(km2)1 Srandakan Poncosari (24 dusun) 11,86 Trimurti (19

dusun)6,46

2 Sanden Sri Gading(20 dusun) 7,57 Gadingsari (18 dusun)

8,12

Gadingharjo (6 dusun)

3,08

Murtigading (18dusun)

4,39

3 Kretek Tirtohargo (6 dusun) 3,62 Donotirto (13dusun)

4,70Parangtritis (11 dusun) 11,87Tirtosari(7 dusun) 2,39Tirtomulyo (15 dusun) 4,19

4 Pundong Seloharjo (16 dusun) 11,10 Srihardono (17 dusun)

6,87Panjangrejo(16 dusun) 5,71

5 Bambanglipuro Sumbermulyo (16 dusun) 8,19 Sidomulyo (15 dusun)

8,05

Mulyodadi (14dusun)

6,45

6 Pandak Caturharjo (14dusun) 5,93 Wijirejo (10dusun)

4,68Triharjo (10dusun) 6,43Gilangharjo (15dusun) 7,26

7 Pajangan Guwosari (15 dusun) 8,78 Triwidadi (22 dusun)

12,71

Sendangsari (18 dusun)

11,76

8 Bantul Sabdodadi (5 dusun) 2,32 Palbapang (10 dusun)

5,53

Ringinharjo (6 dusun)

2,77

Bantul (12 dusun)

5,24

Trirenggo (17 dusun)

6,10

9 Jetis Patalan (20 dusun) 5,65 Trimulyo (12 dusun)

7,11

Canden (15 dusun) 5,36 Sumberagung (17 dusun)

6,35

10 Imogiri Selopamioro(18 dusun) 22,75 Kebonagung (5 dusun)

1,87

Sriharjo (13 dusun) 6,32 Karangtalun (5 dusun)

1,21

Karangtengah (6 dusun) 2,88 Imogiri (4 dusun)

0,83

Wukirsari (16 dusun)

15,39

Girirejo (5 3,24

Laporan Pendahuluan Rencana Aksi Daerah (RAD) Kependudukan Kabupaten Bantul | 2019 10

Page 17: bappeda.bantulkab.go.id · Web viewBerdasarkan piramida penduduk Kabupaten Bantul yang termasuk dalam penduduk stationer yaitu jumlah penduduk muda rendah dan jumlah penduduk produktinya

No Kecamatan Status DesaDesa Perdesaan Luas

(km2)Desa Perkotaan Luas

(km2)dusun)

11 Dlingo Mangunan (6 dusun) 9,52 Dlingo (10 dusun)

9,16Muntuk (11 dusun) 12,85Temuwuh (12 dusun) 7,67Jatimulyo (10 dusun) 8,91Terong (9 dusun) 7,76

12 Banguntapan Tamanan (9 dusun) 3,75 Baturetno (8 dusun)

3,94

Jagalan (2 dusun) 0,27 Banguntapan (11 dusun)

8,33Singosaren (5 dusun) 0,67Wirokerten (8 dusun) 3,86Jambidan (7 dusun) 3,76Potorono (9 dusun) 3,90

13 Pleret Bawuran (7 dusun) 4,97 Wonokromo (12 dusun)

4,34

Wonolelo (8 dusun) 4,54 Pleret (11 dusun)

4,25Segoroyoso (9 dusun) 4,87

14 Piyungan Sitimulyo (21 dusun) 9,40 Srimulyo (22 dusun)

14,56

Srimartani(17 dusun)

8,58

15 Sewon Pendowoharjo(16 dusun)

6,98 Bangunharjo(17 dusun)

6,79

Timbulharjo (16 dusun) 7,78 Panggungharjo(14 dusun)

5,61

16 Kasihan Tamantirto (10 dusun) 6,72 Tirtonirmolo (12 dusun)

5,13Ngestiharjo (12 dusun) 5,10Bangunjiwo (19 dusun) 15,43

17 Sedayu Argodadi (14 dusun) 11,21 Argosari (13 dusun)

6,37

Argomulyo (14 dusun) 9,55 Argorejo (13 dusun)

7,23

Jumlah 41 desa 289,65(28.965 ha)

34 desa 217,20(21.720 ha)

Sumber: Bappeda Kabupaten Bantul, 2018

Secara topografis, Kabupaten Bantul terbagi menjadi daerah dataran,

daerah perbukitan serta daerah pantai. Satuan fisiografi Kabupaten

Bantul sebagian besar berada pada dataran aluvial (Fluvio Volcanic

Plain), perbukitan di sisi barat dan timur serta fisiografi pantai. Adapun

pembagian satuan fisiografi yang lebih rinci di Kabupaten Bantul

(Bappeda Bantul, 2018) adalah sebagai berikut.

Laporan Pendahuluan Rencana Aksi Daerah (RAD) Kependudukan Kabupaten Bantul | 2019 11

Page 18: bappeda.bantulkab.go.id · Web viewBerdasarkan piramida penduduk Kabupaten Bantul yang termasuk dalam penduduk stationer yaitu jumlah penduduk muda rendah dan jumlah penduduk produktinya

a) Daerah di bagian timur merupakan jalur perbukitan berlereng terjal dengan

kemiringan lereng dominan curam (>70%) dan ketinggian mencapai 400

meter dari permukaan air laut. Daerah ini terbentuk oleh formasi Nglanggran

dan Wonosari;

b) Daerah di bagian selatan ditempati oleh gisik dan gumuk-gumuk pasir

(fluviomarine) dengan kemiringan lereng datar-landai. Daerah ini terbentuk

oleh material lepas dengan ukuran pasir kerakal;

c) Daerah di bagian tengah merupakan dataran aluvial (Fluvio Volcanic Plain),

yang dipengaruhi oleh Graben Bantul dan terendapi oleh material vulkanik

dari endapan vulkanik Merapi;

d) Daerah di bagian barat merupakan perbukitan rendah dengan kemiringan

lereng landai-curam dan ketinggian mencapai 150 meter dari permukaan air

laut, daerah ini terbentuk oleh formasi Sentolo.

Sumber: Bappeda Kabupaten Bantul, 2018

Gambar 2.2 Peta Kontur Topografi di Kabupaten BantulSumber: Bappeda Kabupaten Bantul, 2018

Secara geografis dan administratif Kabupaten Bantul memiliki potensi

pengembangan, hal ini berdasarkan hal berikut ini.

Laporan Pendahuluan Rencana Aksi Daerah (RAD) Kependudukan Kabupaten Bantul | 2019 12

Page 19: bappeda.bantulkab.go.id · Web viewBerdasarkan piramida penduduk Kabupaten Bantul yang termasuk dalam penduduk stationer yaitu jumlah penduduk muda rendah dan jumlah penduduk produktinya

Batas wilayah yang tidak berbatas secara fisik, meski terdapat ring road namun

perkembangan saat ini telah melewati batas tersebut,

Topografi kawasan yang relatif datar,

Tidak terdapat kendala terhadap kawasan resapan air,

Banyaknya daerah wisata yang belum tergarap secara optimal untuk

pengembangan sektor hotel dan restoran.

Sesuai Perda Kabupaten Bantul Nomor 4 Tahun 2011 Tentang RTRW

Kabupaten Bantul Tahun 2010-2030, potensi pengembangan kawasan

di Kabupaten Bantul dilakukan dengan penetapan kawasan strategis

kabupaten dan kawasan khusus. Kawasan strategis kabupaten meliputi

kawasan strategis ekonomi, kawasan strategis sosio-kultural, dan

pengembangan kawasan strategis lingkungan hidup. Kawasan

kabupaten meliputi.

1. Kawasan strategis ekonomi kabupaten meliputi:

a. Kawasan Strategis Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY);

b. Kawasan Strategis Bantul Kota Mandiri (BKM);

c. Kawasan Strategis Pantai Selatan, Pengembangan Pesisir dan Pengelolaan

Hasil Laut Pantai Depok, Pantai Samas, Pantai Kuwaru, dan Pantai

Pandansimo;

d. Kawasan Strategis Industri Sedayu; dan

e. Kawasan Strategis Industri Piyungan.

2. Kawasan strategis sosio-kultural kabupaten meliputi Kawasan Strategis Desa

Wisata dan Kerajinan Gabusan-Manding-Tembi (GMT) dan Kasongan-Jipangan-

Gendeng-Lemahdadi (Kaji-Gelem).

3. Kawasan strategis lingkungan hidup kabupaten meliputi.

a. Kawasan Strategis Agrowisata di Kecamatan Dlingo dan Agropolitan di

Kecamatan Sanden, Kecamatan Kretek, Kecamatan Pundong, Kecamatan

Imogiri, dan Kecamatan Dlingo;

Laporan Pendahuluan Rencana Aksi Daerah (RAD) Kependudukan Kabupaten Bantul | 2019 13

Page 20: bappeda.bantulkab.go.id · Web viewBerdasarkan piramida penduduk Kabupaten Bantul yang termasuk dalam penduduk stationer yaitu jumlah penduduk muda rendah dan jumlah penduduk produktinya

b. Kawasan Strategis Gumuk Pasir Parangtritis yang berfungsi untuk

pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian.

Selain Kawasan strategis diatas, terdapat kawasan khusus yang

merupakan kawasan strategis yang penataan ruangnya diprioritaskan.

Jenis kawasan khusus yang dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten

Bantul adalah sebagai berikut.

Laporan Pendahuluan Rencana Aksi Daerah (RAD) Kependudukan Kabupaten Bantul | 2019 14

Page 21: bappeda.bantulkab.go.id · Web viewBerdasarkan piramida penduduk Kabupaten Bantul yang termasuk dalam penduduk stationer yaitu jumlah penduduk muda rendah dan jumlah penduduk produktinya

1. Kawasan Strategis Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY)

Wilayah Kabupaten Bantul yang termasuk dalam Kawasan Perkotaan

Yogyakarta meliputi Kecamatan Kasihan, Kecamatan Sewon, dan Kecamatan

Banguntapan. Kawasan tersebut memiliki fungsi sebagai Pusat Kegiatan

Nasional (PKN) dan merupakan kawasan strategis nasional. Kawasan ini

memiliki kegiatan utama di sektor perdagangan, jasa, perumahan, hotel, dan

restoran yang berkembang sangat cepat dan berdampak pada berkurangnya

daya tampung ruang kawasan sehingga memerlukan dukungan perencanaan,

penataan, dan penanganan sarana dan prasarana yang memadai.

2. Kawasan Strategis Bantul Kota Mandiri (BKM)

Kawasan strategis BKM merupakan kawasan mandiri yang dibangun dalam

rangka untuk menggairahkan dan menampung kegiatan investasi serta

menyeimbangkan (mengurangi kesenjangan) pembangunan wilayah di bagian

Barat Kabupaten Bantul. Kawasan BKM direncanakan untuk mewadahi

berbagai macam kegiatan seperti permukiman, pendidikan, perdagangan jasa,

olah raga dan rekreasi, perkantoran, dan aneka industri. Sesuai dengan

rencana induk (master plan) BKM, kawasan inti BKM meliputi areal seluas

1.300 Ha yang mencakup Desa Sendangsari, Desa Triwidadi, dan Desa

Guwosari di Kecamatan Pajangan dan Desa Bangunjiwo di Kecamatan Kasihan.

3. Kawasan Strategis Pantai Selatan

Kabupaten Bantul memiliki potensi alam berupa pantai sepanjang 13,5 Km.

Pengembangan pesisir dan pengelolaan hasil laut sejalan dengan visi Gubernur

DIY yaitu menjadikan pantai Selatan sebagai halaman muka DIY.

Pengembangan Pantai Depok, Pantai Samas, Pantai Kuwaru, dan Pantai

Pandansimo sebagai kawasan strategis merupakan langkah awal di wilayah

Selatan Bantul untuk meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian sehingga

mampu memberikan kontribusi PDRB yang besar bagi Kabupaten Bantul.

Kabupaten Bantul telah melakukan kegiatan di kawasan ini, antara lain:

Laporan Pendahuluan Rencana Aksi Daerah (RAD) Kependudukan Kabupaten Bantul | 2019 15

Page 22: bappeda.bantulkab.go.id · Web viewBerdasarkan piramida penduduk Kabupaten Bantul yang termasuk dalam penduduk stationer yaitu jumlah penduduk muda rendah dan jumlah penduduk produktinya

pembangunan Jalur Pansela, Rencana Pembangunan Pembangkit Listrik

Tenaga Bayu (PLTB), dan Penyusunan Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau

Kecil (ZWP3K) yang didukung oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.

4. Kawasan Strategis Industri Piyungan dan Sedayu

Penetapan kawasan industri Piyungan dan industri Sedayu sebagai kawasan

strategis di wilayah Kabupaten Bantul akan berdampak besar terhadap

pertumbuhan perekonomian baik bagi masyarakat pada kawasan setempat

maupun bagi fisik dan perekonomian seluruh wilayah Kabupaten Bantul.

Kawasan industri Piyungan terdapat di Desa Srimulyo dan Desa Sitimulyo.

Sedangkan kawasan industri Sedayu terdapat di Desa Argosari, Desa

Argomulyo, Desa Argorejo, dan Desa Argodadi.

5. Kawasan Strategis Desa Wisata dan Kerajinan Gabusan-Manding-Tembi (GMT) dan Kasongan-Jipangan-Gendeng- Lemahdadi (Kajigelem)

Kawasan strategis sosio-kultural yaitu wilayah Desa Gabusan-Manding-Tembi

(GMT) dan Kasongan-Jipangan-Gendeng-Lemahdadi (Kajigelem) memiliki

potensi budaya, kerajinan tangan, dan cinderamata (handicraft). Tidak hanya

produknya saja, melainkan proses pembuatannya juga menarik wisatawan

untuk turut secara interaktif.

6. Kawasan Strategis Gumuk Pasir Parangtritis

Gumuk Pasir Barchan di pesisir selatan Pulau Jawa yang terdapat di Pantai

Parangtritis memiliki karakteristik unik dan langka di dunia. Potensi

karakteristik yang unik dapat dikembangkan selain untuk daya tarik wisata

juga merupakan wisata pendidikan. Pemanfaatan kawasan gumuk pasir

barchan yang tidak terkendali dapat merusak dan mengubah ekosistem.

Selain pengembangan kawasan, Pemerintah Kabupaten Bantul juga

memetakan Potensi Kecamatan di Kabupaten Bantul antara lain.

Laporan Pendahuluan Rencana Aksi Daerah (RAD) Kependudukan Kabupaten Bantul | 2019 16

Page 23: bappeda.bantulkab.go.id · Web viewBerdasarkan piramida penduduk Kabupaten Bantul yang termasuk dalam penduduk stationer yaitu jumlah penduduk muda rendah dan jumlah penduduk produktinya

1. Srandakan: Home industry: tahu, bakmi lethek meubel kayu, makanan kecil,

kerajinan, wisata pantai, kuliner dan desa wisata, dan pertanian (minapolitan

dan peternakan)

2. Sanden: kerajinan Batik painting; Pertanian ( ubi ungu, bawang merah, cabai

merah, padi), perikanan budidaya dan tangkap, pengembangan kawasan

Agropolitan, pariwisata, dan peternakan.

3. Kretek: pariwisata ( alam dan budaya), pertanian, perikanan Tangkap dan

Budidaya, dan peternakan

4. Jetis: pertanian, perdagangan, dan industri UMKM

5. Sedayu: wisata alam dan cagar budaya serta Sentra Industri dan kerajinan

6. Bantul: perdagangan dan kerajinan UMKM, olahan makanan (emping, geplak,

tahu, kerupuk ketela)

7. Pleret: pengembangan wisata religi dan budaya, peternakan sapi, pertanian

lahan kering dan agrowisata, serta kerajinan daur ulang

8. Dlingo: pengembangan Industri kerajinan bambu, pertanian, serta wisata alam

dan kerajinan

9. Imogiri: wisata religi, budaya, dan desa wisata; pengembangan batik dan tatah

sungging; industri kuliner; dan pertanian

10. Pandak: pengembangan Batik, wisata budaya, dan pertanian minapolitan

11. Banguntapan: Wisata alam dan budaya

12. Kasihan: Pariwisata dan Sentra Kerajinan

13. Piyungan: Pengembangan Kawasan Industri, Pariwisata buatan (Kids Fun

Park), dan Pertanian Lahan Kering

Laporan Pendahuluan Rencana Aksi Daerah (RAD) Kependudukan Kabupaten Bantul | 2019 17

Page 24: bappeda.bantulkab.go.id · Web viewBerdasarkan piramida penduduk Kabupaten Bantul yang termasuk dalam penduduk stationer yaitu jumlah penduduk muda rendah dan jumlah penduduk produktinya

14. Sewon: Pengembangan wisata alam, budaya dan buatan; Kerajinan

15. Bambanglipuro: Pengembangan kesenian (karawitan, ketoprak, jatilan,

sholawatan, reog dan macapat); pengembangan Batik, dan industri olahan

makanan (emping mlinjo dan bonggol pisang)

16. Pundong: Pengembangan Wisata ( Goa Jepang dan Desa Wisata),

Pengembangan Industri (Mebel dan Keramik), dan Pertanian (Padi, kedelai

dan kacang tanah)

17. Pajangan: Pengembangan Industri ( Batok Kelapa dan Emping Garut);

Pariwisata (Goa Selarong, Sendang Ngembel, Banyu Nibo, Pulosari) dan Desa

Budaya; dan Pertanian

2.2 Kondisi Demografis

Penduduk merupakan subyek dan obyek seluruh permasalahan

kehidupan sosial ekonomi dan budaya suatu masyarakat. Oleh

karenanya, untuk mengetahui jumlah dan komposisi penduduk,

terdapat 4 (empat) masalah pokok yang berhubungan dengan

penduduk, yaitu kualitas dan kuantitas, struktur dan komposisi,

persebaran, dan pertumbuhan penduduk. Keempat masalah tersebut

berjalan melalui suatu mekanisme alamiah yang jika tidak dilakukan

antisipasi akan menimbulkan masalah. Terkait dengan data

kependudukan, karakteristik penduduk yang paling penting adalah

umur dan jenis kelamin. Distribusi penduduk menurut umur tertentu

dikelompokkan menurut umur satu tahunan atau umur tunggal (single

age) dan lima tahunan, namun dapat juga dikelompokkan menurut

distribusi umur tertentu sesuai dengan kebutuhan. Penduduk di

Kabupaten Bantul pada tahun 2018 tercatat sebanyak 939.718 jiwa

yang terdiri dari 468.135 jiwa laki-laki (49,82 persen) dan 4471.583

jiwa perempuan (50,18 persen).

Laporan Pendahuluan Rencana Aksi Daerah (RAD) Kependudukan Kabupaten Bantul | 2019 18

Page 25: bappeda.bantulkab.go.id · Web viewBerdasarkan piramida penduduk Kabupaten Bantul yang termasuk dalam penduduk stationer yaitu jumlah penduduk muda rendah dan jumlah penduduk produktinya

Struktur penduduk Kabupaten Bantul yang digambarkan dalam

piramida penduduk, diketahui lebih didominasi oleh penduduk usia

produktif. Berdasarkan piramida penduduk Kabupaten Bantul yang

termasuk dalam penduduk stationer yaitu jumlah penduduk muda

rendah dan jumlah penduduk produktinya tinggi. Sebagaimana

ditunjukkan oleh bentuk piramida penduduk pada Gambar 2.4 dibawah

ini, penduduk Kabupaten Bantul tahun 2018 tergolong penduduk usia

tua dimana terlihat kecil pada kelompok umur 0-9 tahun dan semakin

besar (menggembung) pada kelompok umur diatasnya. Bahkan pada

kelompok umur 65 tahun ke atas proporsinya cukup besar.

Permasalahan pada masa mendatang di Kabupaten Bantul adalah

semakin banyaknya jumlah penduduk lanjut usia. Hal ini harus

diantisipasi pemerintah melalui berbagai kebijakan terkait dengan

penduduk lanjut usia. Meskipun penduduk Kabupaten Bantul saat ini

didominasi oleh penduduk usia produktif, yakni penduduk pada usia

15-64 tahun. Proporsi penduduk usia produktif di Kabupaten Bantul

tahun 2017 mencapai 69,10 persen atau 649.344 jiwa. Sedangkan

penduduk termasuk dalam kategori lanjut usia (65 tahun keatas)

mencapai 91.837 jiwa atau 9,77 persen dari total penduduk. Hal ini

menunjukkan bahwa penduduk usia produktif jumlahnya cukup besar

sehingga Kabupaten Bantul memiliki potensi yang besar dalam

pemanfaatannya

Laporan Pendahuluan Rencana Aksi Daerah (RAD) Kependudukan Kabupaten Bantul | 2019 19

Page 26: bappeda.bantulkab.go.id · Web viewBerdasarkan piramida penduduk Kabupaten Bantul yang termasuk dalam penduduk stationer yaitu jumlah penduduk muda rendah dan jumlah penduduk produktinya

Gambar 2.4 Piramida Penduduk Kabupaten Bantul Tahun 2018Sumber: Disdukcapil Kabupaten Bantul, 2019

Distribusi atau persebaran penduduk di Kabupaten Bantul

terkonsentrasi di tiga lokasi yaitu Kecamatan Banguntapan, Sewon, dan

Kasihan berdasarkan jumlah penduduknya. Secara posisi, ketiga lokasi

tersebut merupakan wilayah penyangga Kota Yogyakarta sehingga

mendorong penduduk untuk melakukan migrasi karena keterbatasan

lahan di Kota Yogyakarta. Kondisi tersebut menyebabkan Kecamatan

Banguntapan, Sewon, dan Kasihan menjadi wilayah yang padat

penduduknya dan membentuk kota pertumbuhan baru. Kepadatan

penduduk di Kabupaten Bantul dari tahun ke tahun mengalami

dinamika yang cukup dinamis. Pada periode 2014-2015 kepadatan

penduduk meningkat dari 1.802 jiwa/km² menjadi 1.814 jiwa/km² atau

naik sebesar 0,67 persen. Kepadatan penduduk tahun 2016 kembali

mencatat peningkatan seiring dengan pertambahan jumlah penduduk

yaitu menjadi 1.832 jiwa/km² atau naik 0,99 persen dibanding tahun

2015. Kepadatan penduduk tersebut mengalami penurunan pada tahun

Laporan Pendahuluan Rencana Aksi Daerah (RAD) Kependudukan Kabupaten Bantul | 2019 20

Page 27: bappeda.bantulkab.go.id · Web viewBerdasarkan piramida penduduk Kabupaten Bantul yang termasuk dalam penduduk stationer yaitu jumlah penduduk muda rendah dan jumlah penduduk produktinya

2017 menjadi 1.829 jiwa/km² atau tumbuh -0,16 persen dibandingkan

kondisi tahun 2016. Kepadatan penduduk kemudian kembali

meningkat pada tahun 2018 sejalan dengan jumlah penduduk yang juga

meningkat. Kepadatan penduduk tahun 2018 sebesar 1.854 jiwa/km²

atau naik sebesar 1,37 persen dibanding tahun 2017.

Gambar 2.5 Kepadatan Penduduk Kabupaten Bantul Tahun 2014-2018Sumber: Disdukcapil Kabupaten Bantul, 2018 (diolah)

2.3 Kondisi Ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu

indikator ekonomi makro yang dapat digunakan untuk mengukur

kinerja pembangunan ekonomi suatu wilayah. PDRB merupakan nilai

tambah bruto seluruh barang dan jasa yang tercipta atau dihasilkan di

wilayah domestik suatu negera yang timbul akibat berbagai aktivitas

ekonomi dalam suatu periode tertentu. PDRB dihitung dengan metode

yang sama sehingga dapat dibandingkan antar wilayah dan antar

waktu. Penyusunan PDRB dapat dilakukan melalui tiga pendekatan

yaitu pendekatan produksi, pengeluaran, dan pendapatan yang

disajikan atas dasar harga berlaku dan harga konstan.

Laporan Pendahuluan Rencana Aksi Daerah (RAD) Kependudukan Kabupaten Bantul | 2019 21

Page 28: bappeda.bantulkab.go.id · Web viewBerdasarkan piramida penduduk Kabupaten Bantul yang termasuk dalam penduduk stationer yaitu jumlah penduduk muda rendah dan jumlah penduduk produktinya

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bantul pada tahun 2017 sebesar

5,10 persen (angka sangat sementara) atau mengalami peningkatan

pertumbuhan dibandingkan tahun 2016 yang mampu tumbuh sebesar

5,06 persen. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan

beberapa kegiatan sektor ekonomi, utamanya kegiatan sektor

pertanian, industri pengolahan, pengadaan air, konstruksi dan jasa

pendidikan. Sementara nilai PDRB Kabupaten Bantul tahun 2018 atas

dasar harga konstan mencapai 18,150 triliun rupiah, mengalami

kenaikan sebesar 5,46 persen dibanding tahun 2017 yang mencapai

17,211 triliun rupiah. Kenaikan PDRB ini murni disebabkan oleh

meningkatnya produksi seluruh sektor ekonomi dan sudah terbebas

dari pengaruh inflasi.

Apabila dilihat dari sisi kontribusi sektoral, perekonomian Kabupaten

Bantul pada tahun 2018 belum mengalami perubahan dan masih

didominasi oleh sektor-sektor utama yaitu sektor pertanian, industri

pengolahan, penyediaan akomodasi dan makan minum, serta informasi

dan komunikasi. Empat besar sektor penyusun perekonomian

Kabupaten Bantul tahun 2018 yaitu sektor industri pengolahan sebesar

14,89 persen; sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar

11,42 persen; sektor penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar

10,87 persen; dan sektor informasi dan komunikasi sebesar 10,32

persen. Sementara ketiga belas sektor lainnya masing-masing hanya

mampu menyumbang pembentukan PDRB Kabupaten Bantul kurang

dari sepuluh persen. Secara keseluruhan, keempat sektor tersebut

menyumbang PDRB sekitar 47,5 persen.

Laporan Pendahuluan Rencana Aksi Daerah (RAD) Kependudukan Kabupaten Bantul | 2019 22

Page 29: bappeda.bantulkab.go.id · Web viewBerdasarkan piramida penduduk Kabupaten Bantul yang termasuk dalam penduduk stationer yaitu jumlah penduduk muda rendah dan jumlah penduduk produktinya

Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik. 2016. Indeks Pembangunan Manusia 2015. Jakarta

_____________. https://sirusa.bps.go.id/index.php?r=indikator/view&id=95 diakses

pada tanggal 20 September 2018

Laporan Pendahuluan Rencana Aksi Daerah (RAD) Kependudukan Kabupaten Bantul | 2019 23

Page 30: bappeda.bantulkab.go.id · Web viewBerdasarkan piramida penduduk Kabupaten Bantul yang termasuk dalam penduduk stationer yaitu jumlah penduduk muda rendah dan jumlah penduduk produktinya

Bappeda Kabupaten Bantul. 2018. Perubahan RPJM Kabupaten Bantul Tahun 2016-2021

Guttentag, M., & Secord, P. 1983. Too Many Women? The Sex Ratio Question. Beverly Hills, CA: Sage Publications

Heer, D.M and Grossbard-Shechtman, A. 1981. 'The Impact of the Female Marriage Squeeze and the Contraceptive Revolution on Sex Roles and the Women's Liberation Movement in the United States, 1960 to 1975. Journal of Marriage and the Family, vol. 43, pp. 49-65.

Mankiw, N. Gregory, 2006. Pengantar Ekonomi Makro. Ghalia Indonesia. Jakarta

Mantra. Ida Bagus. 2003. Demografi Umum. Yogyakarta. Pustaka Pelajar

Nanga, Muana., 2001. Ekonomi Makro Teori, Masalah dan Kebijakan. Jakarta:

Erlangga

Oppenheimer, V.K., 1988. Theory of marriage timing. American Journal of Sociology. The University of Chicago Press.

Pemerintah Republik Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25

Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

_____________. Undang-undang Republik Indonesia No 52 Tahun 2009 tentang

Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga,

_____________. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012 tentang

Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta

_____________. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah

_____________. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2013 tentang

Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi

Kependudukan

_____________. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2006

tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional

_____________. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 153 Tahun 2014

tentang Grand Design Pembangunan Kependudukan (GDPK).

Laporan Pendahuluan Rencana Aksi Daerah (RAD) Kependudukan Kabupaten Bantul | 2019 24

Page 31: bappeda.bantulkab.go.id · Web viewBerdasarkan piramida penduduk Kabupaten Bantul yang termasuk dalam penduduk stationer yaitu jumlah penduduk muda rendah dan jumlah penduduk produktinya

_____________. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018

tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

_____________. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014

Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011

Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan

_____________. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor Nomor 65 Tahun 2010

tentang Pedoman Penyusunan Profil Perkembangan Kependudukan

Perda Kabupaten Bantul Nomor 4 Tahun 2011 Tentang RTRW Kabupaten Bantul

Tahun 2010-2030.

Sarwono, Sarlito. 1992. Psikologi Lingkungan. Jakarta: Gramedia

Subri, Mulyadi. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Raja Grafindo

Persada

Sukirno, Sadono. 2000. Makroekonomi Modern. Jakarta: PT Raja Drafindo Persada

Laporan Pendahuluan Rencana Aksi Daerah (RAD) Kependudukan Kabupaten Bantul | 2019 25

Page 32: bappeda.bantulkab.go.id · Web viewBerdasarkan piramida penduduk Kabupaten Bantul yang termasuk dalam penduduk stationer yaitu jumlah penduduk muda rendah dan jumlah penduduk produktinya

Laporan Pendahuluan Rencana Aksi Daerah (RAD) Kependudukan Kabupaten Bantul | 2019 26