Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI
II.1. TINJAUAN UMUM
II.1.1. Definisi Apartment
Apartement adalah bangunan bertingkat yang terdiri dari
beberapa kamar yang diperuntukkan untuk tempat tinggal dan
biasanya mempunyai beberapa jenis semacam itu.
Dari pengertian Apartement di atas dapat dikatakan bahwa
Apartment adalah suatu bangunan yang terdiri dari beberapa unit
rumah tinggal yang tidak berdiri sendiri yang memiliki kesamaan
serta mempunyai fasilitas layaknya rumah tinggal yang disewakan
dalam jangka waktu tertentu. (Menurut Kamus Besar Indonesia)
Kamar atau beberapa kamar (ruangan) yang diperuntukkan
sebagai tempat tinggal, terdapat di dalam suatu bangunan yang
biasanya mempunyai kamar atau ruangan-ruangan lain semacam
itu (Poerwadarminta, 1991)
Gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan,
terbagi atas bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional
dalam arah vertikal dan horizontal dan merupakan satuan-satuan
yang dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, dilengkapi
dengan bagian bersama, tanah bersama dan benda bersama (Pasal 1
UURS no.16 tahun 1985)
Klasifikasi Apartment
Rancangan bangunan apartment berbeda dengan rancangan
hunian pada umumnya karena apartment bertujuan untuk di
komersialkan. Menurut Endy Marlina dalam bukunya yang
10
berjudul: Panduan Perancangan Bangunan Komersial Apartment
dapat di golongkan menurut beberapa kriteria, yaitu:
Klasifikasi Apartment menurut kepemilikkannya
a. Apartment Sewa
Apartment yang dimiliki oleh perorangan atau suatu badan usaha
bersama dengan unit-unit apartment yang disewakan kepada
masyarakat dengan harga dan jangka waktu tertentu.
b. Apartment Beli
Apartment yang dimiliki oleh perorangan atau suatu badan
usaha bersama dengan unit-unit apartment yang dijual kepada
masyarakat dengan harga tertentu.
Kepemilikkannya dapat dibedakan lagi sebagai berikut:
Apartment milik bersama (cooperative)
Merupakan apartment yang dimiliki bersama oleh penghuni
yang ada. Pembiayaan perawatan dan pelayanan dalam
apartment dilakukan bersama oleh semua penghuni sehingga
tanggung jawab pengembangan gedung mejadi tanggung jawab
semua penghuni.
Apartment milik perseorangan (condominiume)
Merupakan apartment yang unit-unit huniannya dapat dibeli
dan dimiliki oleh penghuni. Penghuni tetap wajib membayar
pelayanan apartment yang mereka gunakan kepada pihak
pengelola.
c. Service Apartment
Apartment yang dimiliki oleh perorangan atau suatu badan usaha
bersama dengan unit-unit apartment yang dijual atau disewakan
kepada masyarakat dengan harga dan jangka waktu tertentu dengan
di lengkapi fasilitas-fasilitas seperti hotel.
11
Klasifikasi Apartment menurut jumlah kamarnya
a. Tipe Studio (18m2 - 45m2)
Tipe ini mengutamakan efisiensi penggunaan ruang-ruang. Hanya
tersedia ruangan tanpa sekat.
b. Tipe satu ruang tidur (36m2 – 54m2)
Apartment ini berkapasitas 2-3 orang, misalnya pasangan yang
baru menikah dengan anak atau tanpa anak.
c. Tipe dua ruang tidur (45m2 – 90m2)
Apartment ini berkapasitas 3-4 orang, misalnya keluarga dengan
satu atau dua anak. Pada tipe ini biasanya ruang keluarga dan ruang
makan dipisah.
d. Tipe tiga ruang tidur (54m2 – 108m2)
Apartment ini berkapasitas 4-5 orang, misalnya keluarga besar
dengan tiga anak atau lebih.
e. Tipe empat ruang tidur (100m2 – 135m2)
Apartment ini berkapasitas 5 – 8 orang, misalnya keluarga besar
dengan tiga sampai enam anak, atau pemakaian tiga generasi
(kakek-nenek, ayah-ibu, dan anak-anak).
Secara garis besar Apartment dapat diartikan sebagai
bangunan yang memuat beberapa group hunian, yang berupa
rumah flat atau petak bertingkat yang diwujudkan untuk mengatasi
masalah perumahan akbir kepadatan tingkat hunian dan dilengkapi
dengan fasilitas-fasilitas yang ada.
Dengan menambahnya fasilitas pertokoan akan mendukung
fungsi kegiatan apartement, yang dikhususkan untuk penghuni
apartment, fasilitas di antara lain;
a. Toko pakaian
12
b. Restaurant (food court)
c. Gym
d. Bioskop
e. Toko buku, dll
II.2. TINJAUAN KHUSUS
II.2.1. Tinjauan Mengenai Sustainable Design
Sustainable design adalah suatu upaya pemanfaatan sumber
daya alam yang ada secara efisien dan secukupnya dengan
mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan masa depan. Dalam hal
ini sustainable design sangat berperan penting dalam suatu
pengembangan pembangunan dan lingkungan.
Perlunya pengembangan sustainable design atau architecture
pada perancangan pembangunan dan lingkungan adalah
dikarenakan untuk menjaga sumber daya alam yang ada dari
kerusakan-kerusakan yang dapat terjadi. Hal ini bertujuan untuk
menjaga kelangsungan sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui maupun sumber daya alam yang dapat diperbaharui.
Saat ini diperlukan sebuah desain yang dapat menciptakan
sebuah kondisi yang baik bagi manusia dan lingkungan.
Sustainability bertujuan untuk mendesain sebuah lingkungan
dimana manusia dan lingkungan dapat bertahan hidup. Untuk
mencapai tujuan tersebut, sustainable desain dengan sustainability
– nya merupakan faktor yang penting (Williamson, Radford, and
Bennetts 70).
Desain yang sustainable adalah desain yang memiliki
kemampuan untuk menjalankan fungsinya secara terus menerus,
13
mampu meningkatkan taraf hidup pemakainya dan environmental
friendly. Environmental friendly berarti tidak mengganggu
ekosistem, dapat didaur ulang. Menurut Kisho Kurokawa
(Kurokawa 38) dalam prinsip pemikiran metabolismenya, maka
sustainable adalah ‘grow and recycle’.
II.2.2. Tinjauan mengenai Sustainable Penghawaan alami
Efisiensi energi yang biasa juga disebut penghematan
energi atau konservasi energi adalah meminimalkan penggunaan
energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan,
kenyamanan maupun produktivitas penghuninya dengan
memanfaatkan sains dan teknologi mutakhir secara aktif (menurut
Jimmy Priatman, Dimensi Teknik Arsitektur vol. 30 No.2, 2002,
p167-175).Tanpa merubah fungsi bangunan, mungkin bisa
digarisbawahi karena merupakan penerapan dari sustainable desain
yang harus direncanakan dari awal.Credo form follow function
harus bergeser menjadi form follows energi.
Penghematan energi dapat dicapai dengan penggunaan energi
secara efisien dimana manfaat yang sama diperoleh dengan
menggunakan energi lebih sedikit, ataupun dengan mengurangi
konsumsi dan kegiatan yang menggunakan energi. Penghematan
energi dapat menyebabkan berkurangnya biaya, serta
meningkatkan nilai lingkungan, serta kenyamanan.
Menurut Ir. Bonifasius Heru Santoso Soemarno, M.App.Sc
yang perlu diperhatikan dalam mewujudkan bangunan hemat
energi adalah bagaimana energi digunakan untuk melangsungkan
kegiatan-kegiatan dalam bangunan seperti untuk pendingin udara,
pencahayaan, mekanikal, dan lain lain. Langkah berikutnya adalah
mencari cara agar konsumsi energi dalam bangunan dapat
dikurangi. Namun mengingat begitu pentingnya penghawaan
buatan, sehingga meniadakan penghawaan buatan membuatnya
14
tidak nyaman. Penghawaan alamiakan mengambil peran untuk
pendinginan
Menurut Ken Yeang (bioclimatic skyscraper, 1996, p113)
ventilation means the supply of outdoor air to an indoor space. It is
incorrect to define ventilation simply as circulation of air within
the space. If a room has no openings, theoretically, there is no
ventilation.
Penghawaan merupakan pertukaran antara udara luar dengan
udara dalam ruangan. Hal ini bisa saja terjadi dengan menggunakan
penghawaan buatan ataupun penghawaan alami. Namun penulis
ingin menerapkan terusan dari konsep sustainable desain yaitu
hemat energy khususnya pada penghawaan. Kebutuhan energi
untuk penghawaan buatan ternyata bisa mencapai 60-70% dari total
biaya energi. Sasaran dari proyek ini adalah masyarakat penghuni
Apartment, dimana kebutuhan akan udara segar yang dominan
serta kenyamanan suhu sangat perlu diperhatikan. Maka untuk
menjaga keseimbangan ini pada ruang-ruang istirahat tetap
menggunakan penghawaan buatan yaitu AC pada sebagian ruangan
unit apartment.
II.2.3. Manfaat Penghawaan Alami
1. Kenyamanan Thermal
Arti dari kenyamanan thermal menurut Robert Mc
Dowell thermal comfort is that condition of mind which
expresses satisfaction with the thermal environment; it
requires subjective evaluation. Ini artinya kenyamanan thermal
sangat dipengaruhi oleh subjektifitas setiap orang masing-
masing.
15
Gambar 2.2.1 Faktor-Faktor Kenyamanan Thermal
Sumber :Robert McDowall (Fundamental of HVAC System, 2008, p32-42)
Berdasarkan Robert McDowall (Fundamental of HVAC
System, 2008, p32-42) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kenyamanan suhu :
2. Aktivitas pengguna
Tubuh akan terus melakukan metabolism dan
menghasilkan panas yang akan terus dipancarkan. Kita
memproduksi panas paling minimum pada saat kita tertidur.
Berdasarkan aktivitas maka bisa di mulai dari duduk,
berjalan, berlari maka akan meningkat produksi panasnya.
Tabel 2.2.2 Koefisien Metabolisme Terhadap Aktivitas Manusia
(1 met =18.4Btu/h ft2])
Sumber : Robert McDowall (Fundamental of HVAC System, 2008, p32-42)
16
3. Jenis Pakaian
Pakaian juga menentukan bagaimana melepaskan panas
dari tubuh, seperti yang kita ketahui bila kita memakai
pakaian yang bersifat insulator maka kita tetap bisa
memakainya dengan nyaman pada suhu yang lebih rendah.Tabel 2.2.3 Daftar Insulation dari Jenis Pakaian
(clo 0.88°Fft2h/Btu)
Sumber : Robert McDowall (Fundamental of HVAC System, 2008, p32-42)
4. Suhu udara
Sangat sulit untuk menentukan suhu udara yang ideal
bagi tubuh, karena suhu di kepala maupun di kaki akan
mengalami perbedaan. Namun untuk daerah tropis suhu ideal
tubuh berada di kisaran 24-28°C.
5. Radiasi suhu
Panas yang ditularkan dari benda yang lebih panas ke
benda yang dingin tidak dipengaruhi oleh ruang intervensi.
Semua benda mempunyai koefisien dalam memancarkan
radiasi panas. Dalam bangunan, lantai langit-langit, dinding
hampir mempunyai suhu yang sama. Namun apabila
seseorang sedang duduk dekat jendela akan terasa bagaimana
panas terkonveksi lewat kaca.
6. Kelembaban
Kelembaban rendah :indikasi dari kelembaban rendah
adalah kulit kering dan mata kering.
17
Kelembaban tinggi : apabila konsentrasi air dalam udara
begitu tinggi, secara teknis bisa hingga 100% pada
16°C.
7. Kecepatan udara
Semakin tinggi kecepatan udara di atas tubuh maka akan
semakin besar efek pendinginan, dan kecepatan minimal
yang dibutuhkan sekitar 0.2m/s.
II.2.4. Cara menjaga angin dan suhu bangunan
Meskipun mempergunakan penghawaan alami namun yang
perlu diperhatikan adalah bagaimana supaya bangunan tidak
menyimpan panas berlebih yang mempunyai akibat dengan
bertambahnya kerja AC. Bertambahnya kerja AC tentunya akan
menambah jumlah energi yang dibutuhkan.
1. Vertical Landscaping
Menurut Ken Yeang (2007) dengan memperluas area
vegetasi hingga 10% maka bisa menghemat sampai 8 %
biaya pendinginan. Media untuk medium-rise dan low-rise
biasanya menggunakan pot tanaman atau roof garden.
Pot tanaman bisa mempunyai ukuran dengan
kedalaman hingga 60 cm dan angka ini dinilai cukup
dengan perkiraan akar tanaman hanya 30-40 cm.
Penempatan vertical landscaping ini bisa pada sky court
ataupun di balkon-balokn dari bangunan.Gambar 2.4.1 Potongan skema
18
Sumber : Ken Yeang, Bioclimatically Skyscraper
Adapun tujuan dari vertical landscape ini adalah
1 Pemecah angin
2 Penyerap CO2 dan CO dan menghasilkan O2(fotosintesis)
3 Meningkatkan ekosistem dalam tapak
4 Pendingin yang efektif
5 Penahan Bising dan bau
Menurut Bapak Tri Harso Karyono (Pohon sebagai
penyejuk dan pembersih udara kota,dimensi arsitektur, vol 10,
No.1, Januari 2002, p62-65) Pohon di sekeliling bangunan mampu
menurunkan suhu udara sekitar hamper 3° C dan penggunaan AC
berkurang sekitar 30% karena secara teori penurunan sekitar 1°C
setara dengan pengurangan energi 10 %. Hal ini dapat terjadi
apabila terdapat ruang terbuka di sekitar bangunan yang ditanami
pohon pelindung, jalan masuk kendaraaan serta halaman parkir
terlindung dari radiasi matahari.Vertical landscape bisa menjadi
sesuatu masukan yang berarti bagi penulis untuk menerapkannya
dalam desain.
2. Aliran udara
Udara yang bergerak kita sebut angin. Udara dingin
mempunyai kepadatan lebih tinggi dibandingkan dengan udara
panas, dan udara dingin lebih berat daripada udara panas. Udara
mengalir dari tekanan yang tinggi menuju tekanan yang rendah.
Untuk iklim tropis basah kecepatan udara tidaklah terlalu cepat,
namun bukan berarti udara tidak dapat digunakan. Perlu adanya
pemaksimalan pergerakan udara. Kecepatan angin paling cepat
adalah saat berada di puncak.
19
Gambar 2.4.2 Sifat Angin dari tekanan tinggi mengalir ke tekanan rendah
Sumber : Arvind K. Nick B, Climate Responsive Architecture 2007
Tanaman sangat efektif dalam memberi pembayangan dan
juga membantu mengurangi panas yang diterima. Tanaman juga
menyerap radiasi dalam proses fotosintesis yang akhirnya
menyebabkan lingkungan menjadi dingin. Udara dingin
mempunyai kepadatan dan massa yang lebih dibanding udara
panas. Hal ini dapat meningkatkan kecepatan angin. Ini yang
menyebabkan di sekitar pohon kita merasa lebih sejuk.
Gambar .2.4.3 Fungsi Pohon terhadap Aliran Udara
Sumber : Arvind K. Nick B, Climate Responsive Architecture 2007
Tanaman juga mampu meningkatkan, menurunkan dan juga
mengarahkan aliran udara dengan membuka hubungan antara udara
bertekanan tinggi dengan udara bertekanan rendah akan sangat
membantu penghawaan alami.
20
Dalam iklim tropis basah penghawaan alami sangatlah
berguna, perpanjangan pada elemen bangunan bisa membuat angin
mempunyai arah misalnya pada overstack ataupun bentuk atap.
Gambar 2.4.4 Perputaran Angin dalam ruangan
Sumber : Arvind K. Nick B, Climate Responsive Architecture 2007
Selain itu penghawaan alami butuh yang namanya inlet dan
outlet sehingga baru bisa dinamakan pengudaraan. Sebisa mungkin
outlet harus lebih besar daripada inlet agar terjadi pertukaran dan
udara akhirnya mengalir.
Gambar 2.4.5 Variasi Sirip pada Inlet dan Outlet
Sumber : Arvind K. Nick B, Climate Responsive Architecture 2007
Mengubah posisi outlet pada bangunan tidak akan mengubah
kecepatan angin, namun mengubah posisi inlet pada bangunan
dapat mengubah arah angin dalam ruangan
Gambar .2.4.6 Perubahan Posisi Inlet dan outlet terhadap sirkulasi dalam ruangan
21
Sumber : Arvind K. Nick B, Climate Responsive Architecture 2007
Overhang dari sebuah atap bisa membantu tekanan angin di
depan sehingga udara mengalir ke dalam ruangan
Gambar 2.4.7 Pengumpulan Tekanan Udara Untuk Menekan Angin
Sumber : Arvind K. Nick B, Climate Responsive Architecture 2007
Gambar 2.4.8 Efek Canopy Pada Pola Angin
Sumber : Arvind K. Nick B, Climate Responsive Architecture 2007
22
Canopy pada jendela sebenarnya memberi efek buruk pada
jalannya udara karena akan terbagi. Sebaiknya kanopi panjang
(untuk menghindari radiasi) tapi juga lebih dekat ke atas bangunan
agar tidak terbagi lebih banyak udaranya.
5. Bangunan Aerodinamis
Bentuk bangunan yang aerodinamis juga memungkin
kan udara untuk tidak terpantul dan bisa mengaliri façade
bangunan secara menyeluru. Menurut Ken Yeang
(bioclimatic skyscraper, 1996) bangunan yang aerodinamis
tanpa bentuk-bentuk patahan yang berarti dapa mengalirkan
udara untuk mendinginkan suhu luar bangunan.
Gambar 2.4.9 Benda Aerodinamis membuat udara mengalir
23
Sumber : Arvind K. Nick B, Climate Responsive Architecture 2007
Dengan udara yang mengalir ke seluruh bangunan
maka panas pada muka bangunan dapat terangkat.
II.2.5. Kesimpulan Tinjauan Umum
Penghuni Apartment harus bisa menghemat energi yang
diperlukan dalam operasional terutama dalam hal penghawaan
yang mempunyai bobot hingga 70%.
Optimalisasi penghawaan alami bisa pada daerah-daerah yang
mempunyai fungsi sebagai publik area yang bersifat service.
Namun perlu tetap memperhatikan faktor kenyamanan thermal.
Cara menekan penghawaan buatan adalah dengan meningkatkan
penghawaan alami
Ruang untuk pengunjung, dan optimalisasi penghawaan alami
bisa pada koridor, lobby, WC, tangga darurat.
II.2.6. Kesimpulan Tinjauan Khusus dan Tinjauan Umum
Sustainable lebih mengarah kepada perilaku pasif dari bangunan
(dari sistem program ruang & bentuk bangunan)
Tujuan dari Sustainable adalah untuk menghemat energi yang
dibutuhkan dalam sistem bangunan
Penghawaan menempati angka 60-70% dari total energi yang
dibutuhkan, oleh karena itu perlu adanya penghematan yang
besar dalam segi penghawaan, terutama di daerah tropis.
Penghematan yang besar dapat dilakukan dengan cara menekan
jumlah kebutuhan penghawaan buatan dan digantikan dengan
penghawaan alami
24
Cara melakukan penghawaan alami antara lain dengan cross
ventilation. Menyiapkan bukaan dengan melihat arah angin yang
dominan.
Manfaat dari Penghawaan alami, menjaga kenyamanan termal,
menyuplai udara segar, dan mendinginkan struktur dalam dan
juga luar
Kecepatan angin pada daerah tinggi perlu diperhatikan, dapat
dipecah dengan cara vertical landscape
II.2.8. Tinjauan Tapak
Lokasi yang akan dibangun untuk Apartment berada di
hook tepat di depan gerbang kawasan prestigius Kelapa Gading
atau Goro, Jakarta Timur. Tapak berada pada perempatan jalur
utama Boulevard Kelapa gading, jalan Perintis Kemerdekaan dan
Kayu Putih Raya.
Deskripsi Proyek
Jenis Proyek : Fiktif
Pemilik Proyek : Pengelola PT. Pulomas Jaya
Proyek Apartement hunian untuk masyarakat golongan
menengah keatas dan mal sebagai pusat pembelanjaan dan fasilitas
pelengkap.
Peta Lokasi
25
Sumber : Google Image Search
Lokasi Tapak : Jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur
Luas Lahan : 14.951,5 m2
KDB : 40 %
Luas lantai dasar yang boleh dibangun
: 40% x 14.951,5 m2 = 5.980,6 m2
KLB : 4,5
Luas total bangunan yang boleh dibangun
: 4,5 x 14.951,5 m2 = 67.281,75 m2
Ketinggian Maksimum : 32
Batas Area Lahan :
Utara : Jl. Perintis Kemerdekaan
Timur : Perumahan dan pertokoan Pulomas
Barat : Pemukiman warga
Selatan : Lahan kosong
Peruntukan Lahan : WSN, lahan diperuntukkan untuk wisma
susun
Lokasi Lahan
Berdasarkan RUTRK yang berlaku, lahan yang akan digunakan
untuk Wisma susun:
26
27