25
PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL

 · Web viewDengan makin meningkat-nya pemakaian antena parabola di daerah-daerah terpencil oleh masyarakat maka menjadi lebih luas lagi jangkauan siaran televisi nasional. Jumlah

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1:  · Web viewDengan makin meningkat-nya pemakaian antena parabola di daerah-daerah terpencil oleh masyarakat maka menjadi lebih luas lagi jangkauan siaran televisi nasional. Jumlah

PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL

Page 2:  · Web viewDengan makin meningkat-nya pemakaian antena parabola di daerah-daerah terpencil oleh masyarakat maka menjadi lebih luas lagi jangkauan siaran televisi nasional. Jumlah
Page 3:  · Web viewDengan makin meningkat-nya pemakaian antena parabola di daerah-daerah terpencil oleh masyarakat maka menjadi lebih luas lagi jangkauan siaran televisi nasional. Jumlah

BAB XXI

PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL

A. PENDAHULUAN

Dalam rangka memantapkan komunikasi sosial dan politik yang serasi dan selaras dengan demokrasi Pancasila, GBHN Ta- hun 1988 menggariskan bahwa perlu dikembangkan kemampuan dan kesempatan masyarakat untuk menyatakan aspirasi dan kepen-tingannya. Selanjutnya diupayakan agar aspirasi dan kepen-tingan masyarakat dapat ditampung dan disalurkan sehingga berkembang suatu komunikasi politik timbal balik antara ber-bagai kelompok masyarakat, antara masyarakat dan Pemerintah, dan antara masyarakat dan lembaga perwakilan rakyat.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, kebijaksanaan pembangunan penerangan dan media massa dalam Repelita V antara lain diarahkan untuk menciptakan iklim yang mendorong peran serta aktip masyarakat dalam pembangunan. Di samping itu te- rus ditingkatkan upaya pengembangan pers yang sehat, bebas dan bertanggung jawab. Kedua hal tersebut dilandasi oleh upa- ya untuk terus membudayakan Pancasila dan UUD 45 melalui pemasyarakatan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4).

B. PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Program Pengembangan Operasi Penerangan

Melalui program Pengembangan Operasional Penerangan di-kembangkan informasi pembangunan untuk menjelaskan arah dan

XXI/3

Page 4:  · Web viewDengan makin meningkat-nya pemakaian antena parabola di daerah-daerah terpencil oleh masyarakat maka menjadi lebih luas lagi jangkauan siaran televisi nasional. Jumlah

sasaran pembangunan serta keberhasilan dan kesulitan yang di-hadapi dalam pelaksanaan pembangunan. Dengan demikian program ini diharapkan dapat memotivasi masyarakat untuk lebih ber-partisipasi dalam pembangunan. Dalam tahun 1990/91 telah di-sebarluaskan informasi pembangunan antara lain melalui 2.085 kali kegiatan pameran pembangunan di pusat dan di daerah di seluruh propinsi.

Penyebaran informasi pembangunan juga dilaksanakan mela-lui kegiatan-kegiatan pertunjukan rakyat tradisional, penye-lenggaraan forum komunikasi antar tokoh masyarakat dan pemu-taran film. Kegiatan-kegiatan tersebut terutama dilaksanakan di Pusat-pusat Penerangan Masyarakat (PUSPENMAS). Oleh karena sebagian dari PUSPENMAS yang dibangun telah mengalami keru-sakan, maka dalam tahun 1990/911 telah diadakan, rehabilitasi atas 24 buah dari 277 buah PUSPENMAS yang ada. Khusus untuk meningkatkan dan menjaga citra positif mengenai Indonesia di luar negeri dilaksanakan kegiatan penerangan khusus untuk luar negeri.

2. Program Pengembangan Sarana Radio, Televisi dan Film

a. Pengembangan Radio

Pengembangan di bidang radio pada tahun 1990/91 merupa- kan lanjutan kebijaksanaan tahun 1989/90, yaitu memberikan prioritas pada peningkatan mutu siaran. Oleh karena itu ke- giatannya lebih banyak ditekankan pada rehabilitasi dan pe-ngembangan beberapa stasiun penyiaran RRI di daerah. Pada ta- hun 1990/91 telah direhabilitasi 25 stasiun penyiaran RRI di 25 kota di 25 propinsi. Di samping itu: dalam rangka perbaikan daya liput pemancar telah diadakan penggantian/rehabilitasi pemancar dan diesel untuk 43 stasiun daerah. Sedangkan jumlah stasiun penyiaran RRI dan stasiun pemancar, kekuatan daya pancarnya tidak mengalami perubahan, dari keadaan tahun 1989/90. Namun demikian, jumlah kelompok pendengar terus ber-tambah (Tabel XXI-1). Hal ini menunjukkan, adanya peningkatan perhatian masyarakat terhadap pemanfaatan siaran RRI sebagai sarana penyuluhan dan pendidikan luar sekolah.

Dalam tahun 1990/91 jumlah jam siaran tetap 24 jam per hari, sehingga seperti halnya tahun 1989/90 jumlah jam siaran seluruh stasiun pemancar RRI juga tetap 1.183 jam (Tabel XXI-2). Sementara itu dalam tahun 1990/91 siaran RRI untuk luar negeri ditambah 0,5 jam per hari, sehingga menjadi 12 jam sehari.

XXI/4

Page 5:  · Web viewDengan makin meningkat-nya pemakaian antena parabola di daerah-daerah terpencil oleh masyarakat maka menjadi lebih luas lagi jangkauan siaran televisi nasional. Jumlah

TABEL XXI - 1

JUMLAH STASIUN DAN KEKUATAN TERPASANG PEMANCAR RRI,JUMLAH KELOMPOK PENDENGAR SIARAN PEDESAAN

DAN SATUAN PENYELENGGARANYA,1988/89 - 1990/91

XXI/5

Page 6:  · Web viewDengan makin meningkat-nya pemakaian antena parabola di daerah-daerah terpencil oleh masyarakat maka menjadi lebih luas lagi jangkauan siaran televisi nasional. Jumlah

b. Pengembangan Televisi

Pada tahun 1990/91 jangkauan siaran televisi bertambah luas sebagai hasil dari penambahan sebanyak 19 stasiun pemancar televisi di 17 propinsi (Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku dan Irian Jaya). Dengan adanya penambahan sarana tersebut, maka pada tahun 1990/91 jumlah stasiun pemancar dan penghubung televisi seluruhnya menjadi 273 buah dan jangkauan siarannya mencapai lebih dari 664.000 km2, dengan jumlah penduduk sebanyak 147,24 juta orang (Tabel XXI-3).

Sementara itu pemakaian antena parabola milik masyarakat dan pemerintah daerah terus meningkat. Pada tahun 1990/91 jumlah parabola telah mencapai 12.000 buah, termasuk tambahan sebanyak 1.744 buah dalam tahun 1990/91 (Tabel XXI-3). Pema-kaian antena parabola tersebut tidak hanya terjadi di daerah perkotaan, tetapi juga di daerah-daerah terpencil yang belum terjangkau siaran televisi nasional. Dengan makin meningkat-nya pemakaian antena parabola di daerah-daerah terpencil oleh masyarakat maka menjadi lebih luas lagi jangkauan siaran te-levisi nasional.

Jumlah jam siaran TVRI Pusat dan Daerah pada tahun 1990/91 meningkat dengan kurang lebih 2,4% dibanding tahun 1989/90 (Tabel XXI-4). Dengan komposisi jenis siaran yang sa- ma dengan jenis siaran tahun 1989/90, materi siarannya dalam tahun 1990/91 telah diupayakan menjadi lebih menarik. Hal tersebut perlu dilakukan oleh TVRI untuk mengimbangi kehadir- an siaran televisi swasta RCTI, khususnya untuk masyarakat Jakarta dan Surabaya. Sementara itu siaran lokal Bahasa Inggris untuk Jakarta telah ditingkatkan menjadi Siaran Program II dengan perpanjangan jam siaran menjadi 2,5 jam per hari dan ditambah acara siaran yang lebih beraneka dan menarik.

c. Pengembangan Film

Pada tahun pertama Repelita V upaya penggalakan produk- si, peredaran dan pemasarannya pembinaan film nasional dan perekaman video mulai menunjukkan hasilnya. Pada tahun 1990/91 jumlah film yang beredar, baik produksi nasional maupun impor, dibandingkan tahun 1989/90 secara keseluruhan meningkat dengan 8,4%. Persentase kenaikan film impor tahun 1990/91 sebesar 8,6% sedikit lebih besar dari pada kenaikan

XXI/6

Page 7:  · Web viewDengan makin meningkat-nya pemakaian antena parabola di daerah-daerah terpencil oleh masyarakat maka menjadi lebih luas lagi jangkauan siaran televisi nasional. Jumlah

TABEL XXI – 3

PERKEMBANGAN SARANA PENYIAPAN TELEVISI,1988/89 – 1990/91

XXI/7

Page 8:  · Web viewDengan makin meningkat-nya pemakaian antena parabola di daerah-daerah terpencil oleh masyarakat maka menjadi lebih luas lagi jangkauan siaran televisi nasional. Jumlah

TABEL XXI – 4

JUMLAH JAM SIARAN RATA-RATA PER HARI TVRI JAKARTA BERDASARKANPRODUKSI SENDIRI DAN ASING SERTA JUMLAH JAM SIARAN DAN

IMBANGAN JENIS SIARAN TVRI PUSAT DAN DAERAH,1988/89 – 1990/91

(jam)

XXI/8

Page 9:  · Web viewDengan makin meningkat-nya pemakaian antena parabola di daerah-daerah terpencil oleh masyarakat maka menjadi lebih luas lagi jangkauan siaran televisi nasional. Jumlah

TABEL XXI - 5

PERKEMBANGAN RASIO KEPALA KELUARGA DENGAN JUMLAH TELEVISI,1988/89 - 1990/91

Repelita V

U r a i a n Satuan 1988/89 1989/90 1990/91

1. Jumlah Pesawat-Televisi buah 9.002.513 9.002.513 9.175.400

2.

yang terdaftar danTelevisi Umum

Rasio Kepala Keluarga (KK) 4,33 4,42 4,34terhadap Jumlah Televisi

(Jumlah Kepala Keluarga) (KK) (39.019.741) (39.808.024) (39.820.938) 1)

3. Rasio Jumlah Pendudukterhadap Jumlah Televisi 19,50 19,90 19,53

(Jumlah Penduduk) orang (175.588.836) (179.136.110) (179.194.223)

1) Angka sementara

XXI/9

Page 10:  · Web viewDengan makin meningkat-nya pemakaian antena parabola di daerah-daerah terpencil oleh masyarakat maka menjadi lebih luas lagi jangkauan siaran televisi nasional. Jumlah

film produksi nasional yang hanya mencapai 7,4%. Kenaikan terbesar film impor pada tahun 1990/91 terjadi dalam impor perekaman atau kaset video, yaitu 27,7%. Sedang kenaikan film impor hanya mencapai 5,8%. Sementara itu kenaikan produksi film nasional dalam waktu yang sama hanya naik 6,8% dan kaset video nasional 18,9% (Tabel XXI-6).

Dengan makin meningkatnya jumlah film dan kaset video baik nasional maupun impor diperlukan pengawasan yang lebih seksama melalui penyensoran terhadap produksi dan peredaran film dan kaset video. Pengawasan ini diperlukan agar produk- si, peredaran dan perekaman film dan kaset video tidak ber-dampak negatif terhadap pembangunan nasional, khususnya ter-hadap upaya mencerdaskan bangsa dan menanamkan nilai-nilai luhur kebangsaan pada generasi muda. Dengan demikian maka pa- da tahun 1990/91 telah dilaksanakan penyensoran terhadap 566 film produksi nasional dan 3.733 film impor sesuai dengan jumlah tambahan produksi film nasional dan impor pada tahun 1990/91. Untuk tahun 1989/90 jumlah film yang disensor, se- suai dengan jumlah produksi film nasional dan impor pada ta- hun tersebut, masing-masing meningkat menjadi sekitar 705 dan 4.577 buah film.

Dengan meningkatnya jumlah dan mutu film nasional, makin terbuka peluang untuk menggalakkan ekspor film melalui promo- si film Indonesia di luar negeri. Dalam tahun 1990/91 film Indonesia telah ikut dalam festival film di Cannes, festival film Asia-Pasifik di Kuching/Malaysia, Pekan Film ASEAN-II di Kuala lumpur, Malaysia dan Pameran KIAS di Amerika Serikat. Peningkatan ekspor film tersebut di samping mempunyai arti ekonomi, juga merupakan sarana dan media untuk lebih memper-kenalkan budaya dan bangsa Indonesia di luar negeri.

3. Program Pembinaan dan Pengembangan Pers

Untuk meningkatkan kualitas Pers yang bebas dan bertang-gung jawab dan berorientasi kepada Pembangunan Nasional, da- lam tahun 1990/91 dilakukan berbagai kegiatan yang antara lain juga meliputi pembinaan di bidang pengusahaan pers, ke-wartawanan, grafika dan publikasi. Pembinaan pengusahaan pers mencakup penyempurnaan peraturan seperti yang menyangkut per-kantor-beritaan, media periklanan, penerbitan khusus dan pe-milikan perusahaan. Di bidang kewartawanan dan grafika telah dilakukan pula kegiatan pendidikan/pelatihan wartawan, loka karya dan lomba karya jurnalistik, serta pelatihan kerja tek-nologi grafika dan pengelolaan usaha grafika.

XXI/10

Page 11:  · Web viewDengan makin meningkat-nya pemakaian antena parabola di daerah-daerah terpencil oleh masyarakat maka menjadi lebih luas lagi jangkauan siaran televisi nasional. Jumlah

TABEL XXI - 6

JUMLAH PRODUKSI FILM CERITA NASIONAL, IMPOR DAN FILM CERITASERTA HASIL PELAKSANAAN PENYENSORAN FILM DAN KASET VIDEO,

1988/89 - 1990/91(buah)

XXI/11

Page 12:  · Web viewDengan makin meningkat-nya pemakaian antena parabola di daerah-daerah terpencil oleh masyarakat maka menjadi lebih luas lagi jangkauan siaran televisi nasional. Jumlah

Pada tahun 1990/91 jumlah tiras surat kabar mengalami peningkatan yang cukup berarti dibandingkan dengan tahun se-belumnya, yaitu mencapai 6 juta eksemplar per hari, atau ter-dapat peningkatan sekitar 1,2 juta eksemplar dibanding jumlah tiras tahun 1989/90 (Tabel XXI-7). Peningkatan jumlah tiras surat kabar tersebut terjadi sejalan dengan meningkatnya ke-mampuan sosial-ekonomi masyarakat dan makin meningkatnya ke-butuhan masyarakat akan informasi. Dengan peningkatan tiras surat kabar tersebut, maka jangkauan penyebaran informasi ma-kin meluas di daerah-daerah.

4. Program Penelitian Penerangan, Pers dan Komunikasi

Kegiatan penelitian dalam bidang ini diarahkan untuk memperoleh bahan masukan dalam penyusunan kebijaksanaan-kebi-jaksanaan dalam pengadaan perangkat keras dan perangkat lunak progrvn penerangan dan komunikasi sosial-politik nasional. Penelitian juga diharapkan menemukan cara-cara untuk mening-katkan: (a) mutu siaran, (b) mutu teknologi perangkat keras yang dipergunakan, (c) mutu pelayanan komunikasi politik dan (d) pemanfaatan teknologi penerbitan, radio, televisi, film, video dan media tradisional.

Dalam tahun 1990/91 telah dilakukan 10 kegiatan peneli-tian yang mencakup penelitian sistem penerangan, penelitian teknologi penerangan dan penelitian media penerangan. Peneli-tian-penelitian tersebut dilaksanakan bekerja sama dengan berbagai lembaga penelitian dan pendidikan tinggi. Di samping itu dalam rangka kegiatan penelitian ini telah dilakukan pula kerja sama dengan beberapa organisasi komunikasi internasi-onal.

5. Program Pendidikan Penerangan, Pers dan Komunikasi Sosial

Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan dan mutu peng-abdian para petugas penerangan, dalam tahun 1990/91 dilanjut-kan dan ditingkatkan pendidikan dan pelatihan penjenjangan bagi 243 pegawai penerangan. Pendidikan jenjang tersebut men-

XXI/12

Page 13:  · Web viewDengan makin meningkat-nya pemakaian antena parabola di daerah-daerah terpencil oleh masyarakat maka menjadi lebih luas lagi jangkauan siaran televisi nasional. Jumlah

TABEL XXI – 7

PERIMBANGAN JUMLAH TIRAS (OPLAH) SURAT KABAR PERHARI,JUMLAH TIRAS (OPLAH) MAJALAH PER TERBIT PER MINGGU DAN

RASIO SURAT KABAR DENGAN JUMLAH PENDUDUK,1988/89 – 1990/91

(buah)

XXI/13

Page 14:  · Web viewDengan makin meningkat-nya pemakaian antena parabola di daerah-daerah terpencil oleh masyarakat maka menjadi lebih luas lagi jangkauan siaran televisi nasional. Jumlah

cakup: Pendidikan pegawai Pusat dan Daerah sebanyak 125 orang, Sekolah Staf Pimpinan Administrasi Penerangan (SES-PAPEN) 15 orang, Sekolah Staf Penerangan Tingkat SEPADYA, SE-PALA dan SEPADA sebanyak 62 orang, dan tenaga lainnya 41 orang. Selain itu, melalui Diklat radio, televisi dan film telah pula dididik sebanyak 120 tenaga teknisi dan manajemen di bidang radio, televisi dan film. Dengan demikian setiap tahun terdapat penambahan tenaga teknisi untuk mengoperasikan dan memelihara berbagai sarana dan peralatan radio, televisi dan film milik pemerintah.

XXI/14