Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1.1 ANALISIS CITRA MERK DAN HARGA PRODUK TERHADAP
TINGKAT LOYALITAS KONSUMEN DALAM MEMBELI PASTA GIGI
MERK PEPSODENT (STUDI KASUS MAHASISWA DI UNIVERSITAS
DR. SOETOMO SURABAYA)
1.2 BIDANG ILMU
BIDANG ILMU SOSIAL
1.3 PENDAHULUAN
1.3.1 LATAR BELAKANG
Semakin berkembangnya teknologi, perusahaan yang memproduksi
pasta gigi semakin ketat bersaing untuk menciptakan berbagai macam
produk-produk yang berkualitas, hal ini dapat dilihat melalui bentuk
produk dan fitur produk yang berbeda akan tetapi memiliki tingkatan
harga yang relatif hampir sama. Sehingga konsumen dapat memilih
produk sesuai dengan keinginan mereka. Perusahaan berusaha
meningkatkan kegiatan pemasaran diantaranya melalui promosi untuk
menarik dan menanamkan citra merk mereka sehingga dapat
meningkatkan minat beli konsumen, hal tersebut dilakukan karena
pemasaran adalah ujung tombak perusahaan dalam memajukan
perusahaan, hal ini juga membuat perusahaan harus menyusun strategi
pemasaran yang efektif untuk bersaing dengan produk-produk pasta gigi
lainnya. Salah satu keberhasilan diterimanya suatu produk dapat dilihat
dari citra produk merk tersebut, apabila citra merk produk tersebut positif
maka akan berpengaruh pada persepsi konsumen sehingga minat
pembelian dari produk pasta gigi akan meningkat.
Citra merk mengacu pada skema memori akan sebuah merk, yang
berisikan interpretasi konsumen atas atribut, kelebihan, penggunaan
situasi, para pengguna dan karakteristik pemasaran atau karakteristik
pembuat dari produk tersebut, Setiadi (2003) Citra merk adalah apa yang
konsumen pikirkan dan rasakan ketika mendengar atau melihat nama suatu
merk. Merk menjadikan suatu produk dapat dikenal oleh konsumen, citra
merk yang sudah tertanamkan akan berdampak positif bagi perusahaan
1
artinya konsumen akan dapat mengenal produk-produk dari merk tersebut
dan dapat menimbulkan kepercayaan, selain itu harga juga menjadi salah
satu factor yang mempengaruhi minat beli konsumen, harga sendiri adalah
jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan
keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk dan jasa.
Setiap perusahaan berusaha memberikan kepuasan pada konsumen,
dengan tingginya kepuasan konsumen maka akan menjamin kehidupan
perusahaan dalam jangka panjang. Menurut Kotler (2011:7) menambahkan
kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul
setelah membandingkan antara kinerja (hasil) produk yang dipikirkan
terhadap kinerja (hasil) yang di harapkan. Setelah mendapatkan kepuasan
perusahaan mengharapkan bahwa konsumen dapat melakukan pembelian
kembali artinya pembelian kembali adalah konsumen dapat loyal kepada
produk merk pasta gigi.
Loyalitas sendiri berarti komitmen yang dipegang secara mendalam
untuk membeli atau medukung kembali produk atau jasa yang disukai di
masa depan meski pengaruh situasi dan usaha pemasaran berpotensi
menyebabkan pelanggan beralih, Kotler dan Keller (2009:138), disamping
itu loyalitas juga berarti perilaku pembelian ulang semata-mata
menyangkut pembelian merk tertentu yang sama secara berulang kali (bisa
di karenakan memang hanya satu-satunya merk yang tersedia, merk
termurah dan sebagainya), Tjiptono (2011:481). Konsumen yang loyal
terhadap suatu merk pasti menguntungkan perusahaan karena konsumen
akan melakukan pembelian secara berulang – ulang dan tidak berpindah ke
merk lain. Keuntungan lain bagi perusahaan adalah meningkatnya laba dan
prospek perusahaan di masa yang akan datang.
Salah satunya adalah pasta gigi merk pepsodent yang telah diluncurkan
pada tahun 1930 an di Indonesia pada era penjajahan dengan slogan
“senyum mengubah segalanya”, dari slogan tersebut citra merk pasta gigi
pepsodent mulai di dibangun di masyarakat selain itu harga yang di
berikan juga sesuai dengan kondisi perekonomian masyarakat, hingga kini
2
produk pasta gigi merk pepsodent ini telah banyak digunakan oleh
masyarakat Indonesia sudah 87 tahun lamanya berbagai macam slogan
telah di berikan misalnya saja “Senyum mengubah segalanya, Senyum
Indonesia senyum pepsodent, gigi tetap kuat kini dan nanti, dan lain
sebagainya” dari slogan tersebut perusahan ingin berusaha dekat dengan
konsumen dan menanamkan citra merk produk pasta gigi pepsodent di
dalam pikiran mereka, hasilnya konsumen pada saat melakukan pembelian
pasta gigi konsumen akan memilih produk pasta gigi merk pepsodent
disamping perusahaan menanamkan citra merk pepsodent, perusahaan
juga meperhitungkan harga yang ekonomis artinya semua golongan
konsumen dapat membeli pasta gigi merk pepsodent, dari uraian di atas
maka penulis memutuskan untuk mengambil judul “Analisis Citra Merk
dan Harga Produk terhadap Tingkat Loyalitas Konsumen dalam Membeli
Pasta Gigi Merk Pepsodent Studi Kasus Mahasiswa di Universitas Dr.
Soetomo Surabaya”
3
1.3.2 RUMUSAN MASALAH
Di era kemajuan teknologi sekarang ini persaingan oleh berbagai
perusahaan besar semakin ketat, terutama produk pasta gigi di Indonesia
banyaknya bermunculan produk-produk pasta gigi baru yang lebih
inovatif. Dari segi citra merk dan harga produk hal tersebut akan
berpengaruh terhadap banyaknya penjualan produk per tahunnya,
konsumen akan tertarik pada produk apa bila harga yang di tawarkan oleh
perusahaan tersebut sesuai dengan kondisi perekonomian masyarakat dan
pada saat produk tersebut memiliki harga diskon. Selain itu citra merk
menentukan persepsi konsumen untuk melakukan pembelian, karena
dengan citra merk yang positif akan berpengaruh pada persepsi konsumen,
sehingga minat pembelian terhadap suatu produk akan meningkat.
Permasalahan yang terjadi adalah “seberapa besarkah tingkat loyalitas
konsumen terhadap produk merk pepsodent ini”, perusahaan yang telah
berdiri lama memiliki pangasa pasar dari produk pasta gigi ini adalah
semua kalangan mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, orang tua.
Sehingga apakah citra merk dan harga yang diberikan kepada konsumen
akan berpengaruh pada minat beli dan tingkat loyalitas dari konsumen
dengan studi kasus pada mahasiswa Universitas Dr.Soetomo Surabaya
menjadi sangat menarik untuk dilakukan penelitian.
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka di rumuskan pertanyaan
sebagai berikut :
a. Apakah citra merk berpengaruh terhadap tingkat loyalitas konsumen
produk pasta gigi merk pepsodent ?
b. Apakah harga berpengaruh terhadap tingkat loyalitas konsumen produk
pasta gigi merk pepsodent ?
c. Apakah citra merk dan harga secara simultan berpengaruh terhadap
tingkat loyalitas konsumen produk pasta gigi merk pepsodent ?
d. Apakah citra merk atau harga yang dominan terhadap tingkat loyalitas
konsumen produk pasta gigi merk pepsodent ?
4
1.3.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian merupakan arahan yang dapat menjadi pedoman pada
setiap penelitian untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang telah
di rumuskan. Oleh karenanya penelitian ini bertujuan sebagai berikut :
a. Untuk menganalisis pengaruh citra merk terhadap tingkat loyalitas
konsumen produk pasta gigi merk pepsodent
b. Untuk menganalisis pengaruh harga terhadap tingkat loyalitas
konsumen produk pasta gigi merk pepsodent
c. Untuk menganalisis pengaruh dari citra merk dan harga secara
simultan terhadap tingkat loyalitas konsumen produk pasta gigi
merk pepsodent.
d. untuk menganalisis citra merk atau harga yang dominan
berpengaruh terhadap tingkat loyalitas konsumen pasta gigi merk
pepsodent
1.3.4 MANFAAT PENELITIAN
Ada beberapa manfaat dalam melakukan penelitian ini diantaranya
adalah :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh citra merk dan harga
terhadap tingkat loyalitas konsumen.
a. Bagi peneliti manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
seberapa besar tingkat loyalitas kosumen menggunakan pasta gigi
merk pepsodent di kalangan mahasiswa universitas Dr. Soetomo
Surabaya.
b. Bagi perusahaan manfaat penelitian ini adalah sebagai masukan atau
saran dan mengetahui seberapa besar tingkat loyalitas konsumen
yang memakai produk merk pepsodent ini.
c. Dan secara teoritis penelitian ini berguna bagi pengembangan ilmu
manajemen pemasaran terutama pada topik citra merk, harga, dan
loyalitas konsumen.
5
1.4 TINJAUAN PUSTAKA
1.4.1 PENELITIAN TERDAHULU
a. Jimmi Tumpal Mangisi Hasugian, 2015, dengan judul “Pengaruh
Brand Image dan Brand trust terhadap Brand Loyalty Telkomsel”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh Brand Image dan Brand Trust terhadap Brand Loyalty
Telkomsel. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian ini yaitu
1. menyatakan bahwa brand image dan brang
trust secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap btand loyalty telkomsel.
2. menyatakan bahwa brand image secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap brand
loyalty telkomsel.
3. menyatakan bahwa brand trust secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap brand loyalty
telkomsel.
b. Gerry Swasdika, 2010, dengan judul “Analisis Tingkat Loyalitas
Konsumen Terhadap Merk PT. Air Mancur Karanganyar”. Tujuan
penelitian ini adalah menganalisis tingkat loyalitas konsumen
terhadap merk PT. Air Mancur. Teknik analisis data yang digunakan
adalah uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik (uji normalitas,
uji multikolinieritas) serta uji hipotesis ( analisis koefisien
determinasi (R2), Uji t, uji f ). Hasil dari penelitian ini yaitu :
1. hasil pengujian parsial atau uji t antara
variabel citra perusahan terhadap variable
loyalitas konsumen menunjukan nilai t hitung
sebesar 3,601 koefisien regresi sebesar 0,324
dan nilai probabilitas sebesar 0,001 yang
lebih kecil dari 0,05 hal ini berarti bahwa citra
6
perusahaan berpengaruh positif terhadap
loyalitas konsumen.
2. Hasil pengujian parsial uji t antara variabel
citra pemakai terhadap loyalitas konsumen
menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,223
koefisien regrsi sebesar 0,193 dan nilai
probabilitas sebesar 0,029 yang lebih kecil
dari 0.05. hal ini ber arti citra pemakai
memberikan kesan yang dapat membekas ke
dalam ingatan konsumen.
3. Hasil pengujian parsial uji t antara variabel
anatara citra produk terhadap variabel
loyalitas konsumen menenujukan nilai t
hitung sebesar 3,133 koefisien regresi sebesar
0,082 dan nilai probabilitasnya sbesar 0,02
yang lebih kecil dari 0,05 hal ini ber arti
bahwa citra produk berpengaruh positif
terhadap loyalitas konsumen.
4. Berdasarkan hasil variabel citra perusahaan,
citra pemakai dan citra produk secara
bersama-sama berpengaruh positif terhadap
loyalitas konsumen
c. Ika Nita Novirina Sulistiary “analisis pengaruh citra merk,
kualitas produk dan harga terhadap minat beli oriflame
(Studi Kasus Mahasiswi Fakultas Ekonomika Dan Bisnis
Jurusan Manajemen Universitas Diponogoro Semarang)
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh
citra merk, kualitas produk dan harga terhadap minat beli
konsumen. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji
validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik (uji normalitas, uji
7
multikolinieritas) serta uji hipotesis ( analisis koefisien
determinasi (R2), Uji t, uji f ).
1.4.2 LANDASAN TEORI
1.4.2.1 CITRA MERK
Menurut Supranto dan Lima Krisna (2007:132) mendefinisikan Citra
Merk adalah apa yang customer pikir atau rasakan ketika mereka
mendengar atau melihat nama suatu merk atau pada intinya apa yang
customer telah pelajari tentang merk
Menurut Kotler (2007:346) mendefinisikan citra merk ialah persepsi
dan keyakinan yang dilakukan oleh konsumen, seperti tercermin dalam
asosiasi yang terjadi dalam memori konsumen.
Pengukuran Citra Merek Menurut pendapat Kotler dan Keller dalam
Prabowo (2013:30) pengukuran citra merek adalah subjektif, artinya tidak
ada ketentuan baku untuk pengukuran citra merek (brand image). Bahwa
pengukuran citra merek dapat dilakukan berdasarkan pada aspek sebuah
merek yaitu Strengthness, Uniqueness, dan Favorable.
8
a. Strengthness (Kekuatan)
Strengthness (kekuatan) dalam hal ini adalah keunggulan-
keunggulan yang dimiliki oleh merek yang bersifat fisik dan tidak
ditemukan pada merek lainnya. Keunggulan merek ini mengacu pada
atribut-atribut fisik atas merek tersebut sehingga biasa dianggap
sebagai sebuah kelebihan dibandingkan dengan merek lain, yang
termasuk pada kelompok strength ini antara lain: fisik produk,
keberfungsian semua fasilitas produk, harga produk, maupun
penampilan fasilitas pendukung dari produk tersebut.
b. Uniqueness (Keunikan)
Uniqueness (keunikan) adalah kemampuan untuk membedakan
sebuah merek di antara merek-merek lainnya. Kesan unik ini muncul
dari atribut produk, menjadi kesan unik berarti terdapat diferensiasi
antara produk satu dengan produk lainnya. Termasuk dalam kelompok
unik ini antara lain: variasi layanan yang biasa diberikan sebuah
produk, variasi harga dari produk-produk yang bersangkutan maupun
diferensiasi dari penampilan fisik sebuah produk.
c. Favorable (Kesukaan)
Favorable (kesukaan) mengarah pada kemampuan merek tersebut
agar mudah diingat oleh konsumen, yang termasuk dalam kelompok
favorable ini antara lain: kemudahan merek tersebut diucapkan,
kemampuan merek untuk tetap diingat oleh pelanggan, maupun
kesesuaian antara kesan merek di benak pelanggan dengan citra yan
diinginkan perusahaan atas merek yang bersangkutan.
Menurut Mohammad (2011:61) yang dikutip oleh Fitria (2012:4),
ada 3 indikator brand image:
a. Corporate Image (citra pembuat), yaitu sekumpulan asosiasi yang
dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu
barang atau jasa. Citra pembuat meliputi: popularitas, kredibilitas,
jaringan perusahaan, serta pemakai itu sendiri/ penggunanya.
9
b. User Image (citra pemakai), yaitu sekumpulan asosiasi yang
dipersepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan
suatu barang atau jasa. Meliputi: pemakai itu sendiri, serta status
sosialnya.
c. Product Image (citra produk), yaitu sekumpulan asosiasi yang
dipersepsikan konsumen terhadap suatu barang atau jasa. Meliputi:
atribut dari produk, manfaat bagi konsumen, serta jaminan.
1.4.2.2 HARGA
Kotler Keller (2008:67). Mengemukakan bahwa Harga adalah salah satu
elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan; elemen lain
menghasilkan biaya. Mungkin harga adalah elemen termudah dalam
program pemasaran untuk disesuaikan fitur produk, saluran, dan bahkan
komunikasi membutuhkan lebih banyak waktu. Harga juga
mengomunikasikan positioning nilai yang dimaksudkan dari produk atau
merk perusahaan ke pasar. Produk yang di rancang dan di pasarkan dengan
baik dapat dijual dengan harga tinggi dan menghasilkan laba yang besar.
Suparyanto dan Rosad (20015:141) menjelaskan bahwa bagi sebagian
masyarakat tingkat harga menjadi salah satu symbol dari kualitas produk
yang di tawarkan. Semakin tinggi harga produk pada umumnya kualitas
produk yang bersangkutan tinggi juga, sebaliknya semakin rendah harga
semakin rendah juga kualitas produk. Pendapat tersebut sebenarnya
kurang tepat, karena tinggi rendahnya kualitas produk bukan hanya di
tentukan oleh factor harga.Harga adalah jumlah sesuatu yang memiliki
nilai pada umumnya berupa uang yang harus di korbankan untuk
mendapatkan suatu produk.
Sumarwan et al (2009:45) berpendapat bahwa Harga memiliki pengaruh
signifikan pada keberhasilan perusahaan tergantung dari keuntungan tiap
unit yang terjual. Harga bisa mempengaruhi persepsi pelanggan. Harga
yang rendah dapat memberi persepsi murahan, produk berkualitas rendah,
sedangkan harga yang lebih tinggi mengesankan kualitas produk yang
10
lebih baik. Harga adalah jumlah uangyang ditetapkan untuk suatu produk
atau jasa.
Fandy Tjiptono (2008:471) Peranan harga memainkan penting bagi
perekonomian secara marko,konsumen, dan perusahaan yaitu:
a. Bagi perekonomian
Harga produk mempengaruhi tingkat upah, sewa, bnga dan laba. Harga
merupakan regulator dasar dalam sistem perekonomian, karena harga
berpengaruh terhadap allokasi faktor-faktor produksi seperti tenaga
kerja, tanah, modal, dan kewirausahaan
b. Bagi konsumen
Mayoritas konsumen agak sensitif terhadapa harga, naun juga
mempertimbangkan faktor lain ( seperti citra, merk, lokasi toko,
layanan, nilai, dan kualitas) selain itu, persepsi konsumen terhadap
kualitas produk seringkali dipengaruhi oleh harga. Dalam beberapa
kasus, harga yang mahal di anggap mencerminkan kualitas tinggi,
terutama dalam kategori specialty product
c. Bagi perusahaan
Harga produk adalah determinan utama bagi permintaan pasar atas
produk bersangkutan. Harga mempengaruhi posisi bersaing dan pangsa
pasar perusahaan. Dampaknya harga berpengaruh pada pendapatan dan
laba bersih perushaan. Singkat kata, perusahaan mendapatkan uang
melalui harga yang di bebankan atas produk atau jasa yang dijualnya.
Setiap perusahaan selalu berusaha dapat menetapkan harga jual dapat
diterima konsumen, karena harga merupakan faktor yang dapat
menentukan keputusan pembelian dan menentukan diterima atau tidaknya
barang oleh konsumen. Sedangkan pendapat lain mengenai definisi harga
adalah nilai tukar untuk manfaat yang ditimbulkan oleh barang atau
produk tertentu bagi seseorang.
Menurut Kotler & Amstrong yang diterjemahkan oleh Bob Sabran
M.M. (2008:62), indikator dalam harga antara lain:
a. Harga Terdaftar
11
Harga terdaftar ialah suatu uraian harga yang dicantumkan pada label
atau produk.
b. Diskon
Diskon merupakan penguranggan harga langsung terhadap pembelian
selama periode tertentu. Adapun berbagai bentuk diskon, yaitu:
a) Diskon tunai
pengurangan harga bagi pembeli yang membayar tagihan mereka
dengan segera.
b) Diskon kuantitas
Diskon kuantitas adalah pengurangan harga bagi pembeli yang
membeli dalam volume besar. Diskon kuantitas harus ditawarkan
secara sama kepada semua pelanggan dan tidak boleh melebihi
penghematan biaya penjualan.
c) Diskon fungsional
Diskon fungsional ditawarkan oleh penjual kepada anggota saluran
yang melaksanakan fungsi tertentu, seperti penjualan,
penyimpanan, dan pencatatan.
d) Diskon musiman
Pengurangan harga bagi pembeli yang membeli barang atau jasa
diluar musim.
c. Potongan Harga
Potongan harga adalah jenis lain pengurangan harga dari harga resmi
misalnya, tukar tambah. Tukar tambah adalah pengurangan harga yang
diberikan ketika konsumen menukarkan barang lama untuk membeli
barang baru. Tukar tambah paling umum berlaku didalam industri
otomotif tetapi juga diberlakukan untuk barang tahan lama lainnya.
d. Periode pembayaran
Periode pembayaran adalah cicilan sesuai kesepakatan antara penjual
dan pembeli biasanya berhubungan dengan kredit.
12
1.4.2.3 LOYALITAS KONSUMEN
Ali Hasan (2008;83) mengungkapkan Pelanggan merupakan seseorang
yang terus menerus dan berulang kali dating ke suatu tempat yang sama
untuk memuaskan keingannya dengan memiliki suatu produk atau
mendapatkan suatu jasa dan membayar produk atau jasa tersebut.
Sheth dan Mittal (Tjiptono, 2015:211) loyalitas pelanggan adalah
komitmen pelanggan terhadap suatu merk, took, atau pemasok,
berdasarkan sikap yang sangat positif dan tercermin dalam pembelian
ulang yang konsisten.
Murray dan Raphel (1995) dalam Sugiyono (2010:152-153)
mengemukaka bahwa loyalitas pelanggan dapat disusun dalam bentuk
tangga loyalitas yang terdiri dari
a. Prospek
Orang orang yang mengenal produk atau jasa tetapi belum pernah
masuk ke tokonya, serta belum pernah membeli produk atau jasa yang
bersangkutan.
b. Kontak emosional
Calon pembeli yang telah yakin untuk mengunjungi suatu toko, paling
tidak sekali, tetapi masih belum membeli.
c. Pengulang
Pembeli yang puas atas produk atau jasa yang mereka peroleh,
sehingga mereka secara reguler akan memakai produk atau jas
atersebut.
d. Klien
Pembeli yang puas atas produk atau jasa yang mereka peroleh,
sehingga mereka mau menyebarkan informasi yang telah dialami
kepada orang lain.
e. Penganjur
13
Pelanggan yang sedemikian puasnya dengan produk atau jasa yang
mereka terima, sehingga mau menganjurkan kepada orang lain untuk
membelinya.
Menurut Hidayat (2009:103) loyalitas konsumen merupakan komitmen
seorang konsumen terhadap suatu pasar berdasarkan sikap positif dan
tercermin dalam pembelian ulang secara konsisten. Indikator dari loyalitas
konsumen tersebut adalah :
a. Trust merupakan tanggapan kepercayaan konsumen terhadap pasar
b. Emotion comitmen merupakan komitmen psikologi konsumen terhadap
pasar
c. Switching cost merupakan tanggapan konsumen tentang beban yang di
terima ketika terjadi perubahan
d. Word of mounth merupakan perilaku publishitas yang dilakukan
konsumen terhadap pasar
e. Cooperation merupakan perilaku konsumen yang menunjukkan sikap ya
ng bekerjasama dengan pasar
1.4.3 KERANGKA KONSEPTUAL
Keterangan :
14
sGambar 1.1 kerangaka konseptual
a. H1 : Citra merk berpengaruh terhadap loyalitas konsumen
b. H2 : Harga berpengaruh terhadap loyalitas konsumen
c. H3 : Citra merk dan harga secara simultan berpengaruh terhadap
loyalitas
konsumen
d. H4 : Citra merk berpengaruh dominan terhadap loyalitas konsumen
1.4.4 HIPOTESIS
H1 : Diduga Citra merk berpengaruh terhadap loyalitas konsumen (Y)
H2 : Diduga Harga berpengaruh terhadap loyalitas konsumen (Y)
H3 : Diduga Citra merk dan Harga berpengaruh secara simultan terhadap
Tingkat Loyalitas Konsumen
H4 : Diduga Citra Merk dominan terhadap Tingkat Loyalitas Konsumen
1.5 METODE PENELITIAN
1.5.1 RANCANGAN PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan rancangan riset asosiatif kausal. Menurut
Sugiyono (2009:57) mendefinisikan bahwa penelitian kausal adalah
penelitian untuk menguji kebenaran hubungan kausal (cause – and –
effect) , yaitu hubungan antara variabel independen (yang mempengaruhi)
dengan variabel dependen (yang dipengaruhi). Pada dasarnya ini bertujuan
untuk menguji kebenaran suatu hipotesis yang dilakukan melalui
pengumpulan data di lapangan
1.5.2 POPULASI
Menurut Sugiyono (2010:215) Populasi diartikan sebagai wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa
Universitas Dr. Soetomo Surabaya yaitu sebesar 5.926 mahasiswa.
1.5.3 SAMPEL DAN TEKNIK PENGUMPULAN SAMPEL
1.5.3.1 SAMPEL
15
Menurut Sugiyono (2010:73) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini
penulis mempersempit populasi yaitu jumlah seluruh mahasiswa
Universitas Dr. Soetomo sebanyak 5.926 mahasiswa dengan menghitung
ukuran sampel yang dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin.
Rumus Slovin untuk menentukan sampel adalah sebagai berikut :
Nn =
1+N(e) 2
Keterangan :n = Jumlah sampel/jumlah respondenN = Jumlah populasiE = Presentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel yangmasih bisa ditolerir ; e = 0,05Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebesar 5.926 mahasiswaMaka untuk mengetahui sampel penelitian,maka dilakukan perhitungansebagai berikut :
Nn =
1+N(e) 2
5.926n =
1+5.926 (0,05) 2
n = 374,70 / 375 mahasiswa
1.5.3.2 TEKNIK PENGUMPULAN SAMPEL
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik nonprobability sampling, menurut Sugiyono (2010;120) teknik
nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi kesempatan atau peluang yang sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Cara penentuan sampel
adalah menggunakan purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel
dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010:122) dan dalam penelitian
ini pertimbangan yang dilakukan antara lain adalah responden haruslah
konsumen yang sudah pernah membeli produk pasta gigi merk Pepsodent
dan menggunakan pasta gigi merk pepsodent minimal 6 bulan.
16
1.5.4 VARIABEL PENELITIAN
1.5.4.1 Identifikasi variabel
Menurut Sujarweni dan Endrayanto (2012:23) Variabel adalah
sesuatu yang berbentuk yang ditetapkan oleh peneliti dipelajari dengan
seksama sehingga diperoleh informasi berupa data dan diolah dengan
statistik sehingga dapat ditarik kesimpulan. Menurut Sugiyono (2011:161),
variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Penelitian ini menggunakan dua variabel independen dan variabel
dependen
a. Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi
dan yang menjadi penyebab timbulnya variabel dependen
(Sugiyono,2011).
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah
citra merek (X1) dan Harga (X2).
b. Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono,
2011). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat
adalah loyalitas konsumen (Y).
17
1.5.4.2 Definisi operasional
VARIABEL DEFINISI
OPERASIONAL
INDIKATOR INSTRUMEN
CITRA MERK
(X1)
Persepsi tentang
pasta gigi merk
pepsodent yang
dicerminkan
oleh merk itu
sendiri ke dalam
memori ketika
seseorang
konsumen
melihat pasta
gigi merk
pepsodent
1. Logo merk
mudah diingat
2. Merk dan
warna kemasan
mudah dikenali
3. Merk yang
terpercaya
1. Logo pepsodent mudah
di ingat
2. Tampilan kemasan
pepsodent mudah di
kenali
3. Pasta gigi merk
pepsodent merupakak
merk pasta gigi yang
terpercaya
HARGA
(X2)
Sejumlah nilai
yang dikeluarkan
oleh konsumen
dengan manfaat
atau kegunaan
yang dirasakan
baik melalui jasa
ataupun produk
yang dijual oleh
perusahaan.
1. Harga relatif
murah dari
pesaing.
2. Harga yang
terjangkau
1. Harga pepsodent relatif
murah dibandingkan
dengan pesaing yang
menjual produk sejenis.
2. Harga pepsodent
terjangkau.
LOYALITAS
KONSUMEN
(Y)
Pembelian yang
dilakukan scara
ber ulang kali
oleh konsumen
1. Pembelian
ulang produk
2. Memberikan
refrensi kepada
orang lain
3. Tidak mudah
1. Konsumen akan
melakukan pembelian
ulang produk pepsodent
2. Menyarankan atau
merekomendasikan
produk pepsodent
18
terpengaruh
terhadap
pesaing.
kepada orang lain
3. Konsumen tidak
berpindah kepada produk
lain
Tabel 1.1 definisi operasional
1.5.4.3 Skala
Skala yang di gunakan dalam penelitian ini adalah skala likert.
Seperti yang telah dikemukakan oleh Sugiyono (2011:93) Skala Likert
digunakan untuk mengungkap sikap, pendapat, dan presepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.Dalam Skala Likert,
variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikaor tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun
item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai dengan negatif. Untuk
mengukur variabel diatas digunakan Skala Likert sebanyak lima tingkat
sebagai berikut:
KATEGORI NILAI
SANGAT SETUJU 5
SETUJU 4
KURANG SETUJU 3
TIDAK SETUJU 2
SANGAT KURANG SETUJU 1
Tabel 1.2 skala likert
1.5.5 METODE PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data di dalam suatu penelitian dimaksudkan untuk
mendapatkan bahan-bahan yang relevan akurat dan terpercaya. Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan metode Angket atau kuisioner.
Menurut Sugiyono (2010:199) menyatakan bahwa Kuesioner (angket)
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
19
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Apabila ada kesulitan dalam memahami kuesioner, responden
bisa langsung bertanya kepada peneliti. Angket ini digunakan untuk
mendapatkan informasi mengenai tingkat loyalitas konsumen dalam
membeli produk pasta gigi merk Pepsodent.
1.5.6 TEKNIK ANALISIS DATA
1.5.6.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuaesioner dapat dikatakan valid apabila pertanyaan
yang terdapat dalam kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Untuk menghitung uji
validitas, bandingkan nilai correlated item-total correlations (r hitung)
dengan hasil perhitungan r tabel. Jika r hitung lebih besar dari r tabel
dan nilai positif, maka pertanyaan atau indikator tersebut valid
(Ghozali, 2009).
Apabila : rhitung > rtabel , artinya pernyataan atau indikator tersebut
adalah valid.
Apabila : rhitung ≤ rtabel , artinya pernyataan atau indikator tersebut
adalah tidak valid.
1.5.6.2 Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu koesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu
(Ghozali, 2012). Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan cara one
shot atau pengukuran sekali saja kemudian hasilnya dibandingkan
dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban
pertanyaan. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas
dengan uji statistik Cronbach Alpha (α) (Ghozali, 2012). Suatu
20
konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
Cronbach Alpha > 0,6 (Nunnally dalam Ghozali, 2012).
1.5.6.3 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik terhadap model regresi yang digunakan,
dilakukan agar dapat diketahui apakah model regresi tersebut
merupakan model regresi yang baik atau tidak (Ghozali, 2005).
Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji
multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji normalitas.
a. Uji multikolineritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(Ghozali, 2009). Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel bebas
saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal
adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel
bebas sama dengan nol. Multikolonieritas dideteksi dengan
menggunakan nilai tolerance dan Variance Inflation Factor
(VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang
terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya.
Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang
tinggi (karena VIF=1/ tolerance) dan menunjukkan adanya
kolinearitas yang tinggi. Nilai cutoff yang umum dipakai adalah
nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF dibawah 10.
b. Uji Heteroskadastik
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Cara yang digunakan
dalam penelitian ini untuk mendeteksi adanya heterokedasitas
adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
scatterplot antara SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y
21
adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual
(Yprediksi-Ysesungguhnya) yang telah distandardized. Dasar
pengambilan keputusan untuk uji heteroskedastisitas adalah
(Ghozali, 2009):
a) Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola
tertentu teratur (bergelombang, melebur kemudian menyempit),
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar
diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
c. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi
variabel terikat dan variabel bebas dalam model regresi.
Menurut Ghozali (2009), model regresi yang baik harus
memiliki distribusi data normal atau penyebaran data statistik
pada sumbu diagonal dari grafik distribusi normal. Sedangkan
dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas data adalah
(Ghozali, 2009):
a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan
distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak
menunjukkan distribusi normal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.
1.5.6.4 Uji Regresi Linear Berganda
Secara umum analisis ini digunakan untuk meneliti pengaruh dari
beberapa variabel independen (variabel X) terhadap variabel
dependen (variable Y) (Ghozali,2009). Pada regresi berganda
variabel independen (variabel X) yang diperhitungkan pengaruhnya
22
terhadap variabel dependen (variabel Y), jumlahnya lebih dari satu.
Dalam penelitian ini, variabel independen adalah citra merek (X1),
harga (X2) sedangkan variabel dependen adalah loyalitas
konsumen (Y) sehingga persamaan regresi bergandanya adalah:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Dimana :
Y = Loyalitas konsumen
a = Konstanta
b1 = Koefisien regresi variabel X1 (citra merek)
b2 = Koefisien regresi variabel X2 (harga)
X1 = Citra merek
X2= Harga
e = Error atau variable penggangu
1.5.6.5 Uji hipotesis
1.5.6.5.1 Uji Parsial (t)
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta
dari setiap variabel independen, apakah citra merek
(X1), dan harga (X2) benarbenar berpengaruh secara
parsial (terpisah) terhadap variabel dependennya yaitu
loyalitas konsumen (Y). Kriteria pengujian dengan
tingkat signifikansi (a) = 0,05 ditentukan sebagai
berikut :
1) t hitung < t tabel, maka H0 diterima
2) t hitung > t tabel, maka H0 ditolak
1.5.6.5.2 Uji Simultan (F)
Uji F yaitu suatu uji untuk mengetahui pengaruh
variabel bebas yaitu citra merek (X1), dan harga (X2)
secara simultan terhadap variabel terikat yaitu
Loyalitas Konsumen (Y). Kriteria untuk menguji
hipotesis adalah
23
a. bMembuat hipotesis untuk kasus pengujian F-test
di atas, yaitu :
a) H0 : x1 = x2 = 0
Artinya: tidak ada pengaruh yang signifikan
dari variabel bebas yaitu citra merek (X1),harga
(X2) secara simultan terhadap variabel terikat
yaitu loyalitas konsumen (Y)
b) H1 : x1- x2> 0
Artinya: ada pengaruh yang signifikan dari
variabel bebas yaitu citra merek (X1), harga
(X2) secara simultan terhadap variabel terikat
yaitu loyalitas konsumen (Y).
b. Menentukan F tabel dan F hitung.
Dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% atau
taraf signifikansi sebesar 5%, maka :
a) Jika F hitung > F tabel , maka H0 ditolak, berarti
masing-masing variabel bebas secara bersama-
sama mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel terikat.
b) Jika F hitung < F tabel , maka H0 diterima, berarti
masing-masing variabel bebas secara bersama-
sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel terikat.
1.5.6.5.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel dependen (Ghozali, 2009). Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai
R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu
24
berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen.
25
DAFTAR PUSTAKA
Fisk,Piter. 2007. Marketing Genius. Jakarta: PT.ELEX MEDIA KOMPUTINDO.
Gadauw,Matias. 2016. Pengaruh citra merk (brand image) terhadap loyalitas
konsumen (studi kasus terhadap produk body mist the body shop di ambarukmo
plaza). Di ambil dari https://repository.usd.ac.id/6581/2/122214107_full.pdf
(31 Desember 2017).
Hasugian, Jimmi. 2015. Pengaruh Brand Image dan Brand Trust Terhadap Brand
Loyalty Telkomsel (Survey Tehadap Pelanggan Telkomsel di Grapari
Samarinda).
E-Journal Ilmu Administrasi Bisnis, Vol 3, no 4, 2015: 923-937. Diambil dari
http://E-Journal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2015/11/
journal%2520jimmy%2520tumpal%2520mengisi%2520h%2520%252811-11-15-
05-44-30%2529.pdf (5 Desember 2017)
Sulistiary, Ika Nita Novirina. 2012. Analisis pengaruh citra merk, kualitas produk
dan harga terhadap minat beli konsumen (studi kasus mahasiswi fakultas
ekonomika dan bisnis jurusan manajemen universitas diponogoro semarang). Di
ambil dari http://aprience.undip.ac.id /35772/1/SULSTYARIpdf
Sumarwan,Ujang et-al. 2009. Pemasaran Strategik. Jakarta : INTI PRIMA
PROMOSINDO.
Suparyanto,R.w dan Rosad. 2015. Manajemen Pemasaran. Bogor: IN MEDIA.
Swasdika, Gerry. 2010. Analisis Tingkat Loyalitas Konsumen Terhadap Merk
PT.AIR MANCUR Karanganyar. Diambi dari
https://eprints.uns.ac.id/8854/1/1/56632308201002031.pdf (19 Oktober 2017 ).
26
Tambunan,Krystya. 2012. Analisis pengaruh citra merk, persepsi kualitas dan
harga terhdapat keputusan pembelian bandeng presto (studi kasus pada
konsumen di bandeng presto Semarang). Di ambil dari
http://eprints.undip.ac.id/.35986/1/TAMBUAN.pdf (31 Desember 2017)
Tjiptono,Fandy dan Anastasia Diana. 2015. Pelanggan Puas? Tak Cukup!.
Yogyakarta: CV ANDI OFFSET.
27