43
1.1 ANALISIS CITRA MERK DAN HARGA PRODUK TERHADAP TINGKAT LOYALITAS KONSUMEN DALAM MEMBELI PASTA GIGI MERK PEPSODENT (STUDI KASUS MAHASISWA DI UNIVERSITAS DR. SOETOMO SURABAYA) 1.2 BIDANG ILMU BIDANG ILMU SOSIAL 1.3 PENDAHULUAN 1.3.1 LATAR BELAKANG Semakin berkembangnya teknologi, perusahaan yang memproduksi pasta gigi semakin ketat bersaing untuk menciptakan berbagai macam produk-produk yang berkualitas, hal ini dapat dilihat melalui bentuk produk dan fitur produk yang berbeda akan tetapi memiliki tingkatan harga yang relatif hampir sama. Sehingga konsumen dapat memilih produk sesuai dengan keinginan mereka. Perusahaan berusaha meningkatkan kegiatan pemasaran diantaranya melalui promosi untuk menarik dan menanamkan citra merk mereka sehingga dapat meningkatkan minat beli konsumen, hal tersebut dilakukan karena pemasaran adalah ujung tombak perusahaan dalam memajukan perusahaan, hal ini juga membuat perusahaan harus menyusun strategi pemasaran yang efektif untuk bersaing dengan produk-produk pasta gigi lainnya. Salah satu keberhasilan diterimanya suatu produk dapat 1

berbedacerita.files.wordpress.com  · Web viewIndonesia sudah 87 tahun lamanya berbagai macam slogan telah di berikan misalnya saja “Senyum mengubah segalanya, Senyum Indonesia

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: berbedacerita.files.wordpress.com  · Web viewIndonesia sudah 87 tahun lamanya berbagai macam slogan telah di berikan misalnya saja “Senyum mengubah segalanya, Senyum Indonesia

1.1 ANALISIS CITRA MERK DAN HARGA PRODUK TERHADAP

TINGKAT LOYALITAS KONSUMEN DALAM MEMBELI PASTA GIGI

MERK PEPSODENT (STUDI KASUS MAHASISWA DI UNIVERSITAS

DR. SOETOMO SURABAYA)

1.2 BIDANG ILMU

BIDANG ILMU SOSIAL

1.3 PENDAHULUAN

1.3.1 LATAR BELAKANG

Semakin berkembangnya teknologi, perusahaan yang memproduksi

pasta gigi semakin ketat bersaing untuk menciptakan berbagai macam

produk-produk yang berkualitas, hal ini dapat dilihat melalui bentuk

produk dan fitur produk yang berbeda akan tetapi memiliki tingkatan

harga yang relatif hampir sama. Sehingga konsumen dapat memilih

produk sesuai dengan keinginan mereka. Perusahaan berusaha

meningkatkan kegiatan pemasaran diantaranya melalui promosi untuk

menarik dan menanamkan citra merk mereka sehingga dapat

meningkatkan minat beli konsumen, hal tersebut dilakukan karena

pemasaran adalah ujung tombak perusahaan dalam memajukan

perusahaan, hal ini juga membuat perusahaan harus menyusun strategi

pemasaran yang efektif untuk bersaing dengan produk-produk pasta gigi

lainnya. Salah satu keberhasilan diterimanya suatu produk dapat dilihat

dari citra produk merk tersebut, apabila citra merk produk tersebut positif

maka akan berpengaruh pada persepsi konsumen sehingga minat

pembelian dari produk pasta gigi akan meningkat.

Citra merk mengacu pada skema memori akan sebuah merk, yang

berisikan interpretasi konsumen atas atribut, kelebihan, penggunaan

situasi, para pengguna dan karakteristik pemasaran atau karakteristik

pembuat dari produk tersebut, Setiadi (2003) Citra merk adalah apa yang

konsumen pikirkan dan rasakan ketika mendengar atau melihat nama suatu

merk. Merk menjadikan suatu produk dapat dikenal oleh konsumen, citra

merk yang sudah tertanamkan akan berdampak positif bagi perusahaan

1

Page 2: berbedacerita.files.wordpress.com  · Web viewIndonesia sudah 87 tahun lamanya berbagai macam slogan telah di berikan misalnya saja “Senyum mengubah segalanya, Senyum Indonesia

artinya konsumen akan dapat mengenal produk-produk dari merk tersebut

dan dapat menimbulkan kepercayaan, selain itu harga juga menjadi salah

satu factor yang mempengaruhi minat beli konsumen, harga sendiri adalah

jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan

keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk dan jasa.

Setiap perusahaan berusaha memberikan kepuasan pada konsumen,

dengan tingginya kepuasan konsumen maka akan menjamin kehidupan

perusahaan dalam jangka panjang. Menurut Kotler (2011:7) menambahkan

kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul

setelah membandingkan antara kinerja (hasil) produk yang dipikirkan

terhadap kinerja (hasil) yang di harapkan. Setelah mendapatkan kepuasan

perusahaan mengharapkan bahwa konsumen dapat melakukan pembelian

kembali artinya pembelian kembali adalah konsumen dapat loyal kepada

produk merk pasta gigi.

Loyalitas sendiri berarti komitmen yang dipegang secara mendalam

untuk membeli atau medukung kembali produk atau jasa yang disukai di

masa depan meski pengaruh situasi dan usaha pemasaran berpotensi

menyebabkan pelanggan beralih, Kotler dan Keller (2009:138), disamping

itu loyalitas juga berarti perilaku pembelian ulang semata-mata

menyangkut pembelian merk tertentu yang sama secara berulang kali (bisa

di karenakan memang hanya satu-satunya merk yang tersedia, merk

termurah dan sebagainya), Tjiptono (2011:481). Konsumen yang loyal

terhadap suatu merk pasti menguntungkan perusahaan karena konsumen

akan melakukan pembelian secara berulang – ulang dan tidak berpindah ke

merk lain. Keuntungan lain bagi perusahaan adalah meningkatnya laba dan

prospek perusahaan di masa yang akan datang.

Salah satunya adalah pasta gigi merk pepsodent yang telah diluncurkan

pada tahun 1930 an di Indonesia pada era penjajahan dengan slogan

“senyum mengubah segalanya”, dari slogan tersebut citra merk pasta gigi

pepsodent mulai di dibangun di masyarakat selain itu harga yang di

berikan juga sesuai dengan kondisi perekonomian masyarakat, hingga kini

2

Page 3: berbedacerita.files.wordpress.com  · Web viewIndonesia sudah 87 tahun lamanya berbagai macam slogan telah di berikan misalnya saja “Senyum mengubah segalanya, Senyum Indonesia

produk pasta gigi merk pepsodent ini telah banyak digunakan oleh

masyarakat Indonesia sudah 87 tahun lamanya berbagai macam slogan

telah di berikan misalnya saja “Senyum mengubah segalanya, Senyum

Indonesia senyum pepsodent, gigi tetap kuat kini dan nanti, dan lain

sebagainya” dari slogan tersebut perusahan ingin berusaha dekat dengan

konsumen dan menanamkan citra merk produk pasta gigi pepsodent di

dalam pikiran mereka, hasilnya konsumen pada saat melakukan pembelian

pasta gigi konsumen akan memilih produk pasta gigi merk pepsodent

disamping perusahaan menanamkan citra merk pepsodent, perusahaan

juga meperhitungkan harga yang ekonomis artinya semua golongan

konsumen dapat membeli pasta gigi merk pepsodent, dari uraian di atas

maka penulis memutuskan untuk mengambil judul “Analisis Citra Merk

dan Harga Produk terhadap Tingkat Loyalitas Konsumen dalam Membeli

Pasta Gigi Merk Pepsodent Studi Kasus Mahasiswa di Universitas Dr.

Soetomo Surabaya”

3

Page 4: berbedacerita.files.wordpress.com  · Web viewIndonesia sudah 87 tahun lamanya berbagai macam slogan telah di berikan misalnya saja “Senyum mengubah segalanya, Senyum Indonesia

1.3.2 RUMUSAN MASALAH

Di era kemajuan teknologi sekarang ini persaingan oleh berbagai

perusahaan besar semakin ketat, terutama produk pasta gigi di Indonesia

banyaknya bermunculan produk-produk pasta gigi baru yang lebih

inovatif. Dari segi citra merk dan harga produk hal tersebut akan

berpengaruh terhadap banyaknya penjualan produk per tahunnya,

konsumen akan tertarik pada produk apa bila harga yang di tawarkan oleh

perusahaan tersebut sesuai dengan kondisi perekonomian masyarakat dan

pada saat produk tersebut memiliki harga diskon. Selain itu citra merk

menentukan persepsi konsumen untuk melakukan pembelian, karena

dengan citra merk yang positif akan berpengaruh pada persepsi konsumen,

sehingga minat pembelian terhadap suatu produk akan meningkat.

Permasalahan yang terjadi adalah “seberapa besarkah tingkat loyalitas

konsumen terhadap produk merk pepsodent ini”, perusahaan yang telah

berdiri lama memiliki pangasa pasar dari produk pasta gigi ini adalah

semua kalangan mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, orang tua.

Sehingga apakah citra merk dan harga yang diberikan kepada konsumen

akan berpengaruh pada minat beli dan tingkat loyalitas dari konsumen

dengan studi kasus pada mahasiswa Universitas Dr.Soetomo Surabaya

menjadi sangat menarik untuk dilakukan penelitian.

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka di rumuskan pertanyaan

sebagai berikut :

a. Apakah citra merk berpengaruh terhadap tingkat loyalitas konsumen

produk pasta gigi merk pepsodent ?

b. Apakah harga berpengaruh terhadap tingkat loyalitas konsumen produk

pasta gigi merk pepsodent ?

c. Apakah citra merk dan harga secara simultan berpengaruh terhadap

tingkat loyalitas konsumen produk pasta gigi merk pepsodent ?

d. Apakah citra merk atau harga yang dominan terhadap tingkat loyalitas

konsumen produk pasta gigi merk pepsodent ?

4

Page 5: berbedacerita.files.wordpress.com  · Web viewIndonesia sudah 87 tahun lamanya berbagai macam slogan telah di berikan misalnya saja “Senyum mengubah segalanya, Senyum Indonesia

1.3.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian merupakan arahan yang dapat menjadi pedoman pada

setiap penelitian untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang telah

di rumuskan. Oleh karenanya penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

a. Untuk menganalisis pengaruh citra merk terhadap tingkat loyalitas

konsumen produk pasta gigi merk pepsodent

b. Untuk menganalisis pengaruh harga terhadap tingkat loyalitas

konsumen produk pasta gigi merk pepsodent

c. Untuk menganalisis pengaruh dari citra merk dan harga secara

simultan terhadap tingkat loyalitas konsumen produk pasta gigi

merk pepsodent.

d. untuk menganalisis citra merk atau harga yang dominan

berpengaruh terhadap tingkat loyalitas konsumen pasta gigi merk

pepsodent

1.3.4 MANFAAT PENELITIAN

Ada beberapa manfaat dalam melakukan penelitian ini diantaranya

adalah :

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh citra merk dan harga

terhadap tingkat loyalitas konsumen.

a. Bagi peneliti manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

seberapa besar tingkat loyalitas kosumen menggunakan pasta gigi

merk pepsodent di kalangan mahasiswa universitas Dr. Soetomo

Surabaya.

b. Bagi perusahaan manfaat penelitian ini adalah sebagai masukan atau

saran dan mengetahui seberapa besar tingkat loyalitas konsumen

yang memakai produk merk pepsodent ini.

c. Dan secara teoritis penelitian ini berguna bagi pengembangan ilmu

manajemen pemasaran terutama pada topik citra merk, harga, dan

loyalitas konsumen.

5

Page 6: berbedacerita.files.wordpress.com  · Web viewIndonesia sudah 87 tahun lamanya berbagai macam slogan telah di berikan misalnya saja “Senyum mengubah segalanya, Senyum Indonesia

1.4 TINJAUAN PUSTAKA

1.4.1 PENELITIAN TERDAHULU

a. Jimmi Tumpal Mangisi Hasugian, 2015, dengan judul “Pengaruh

Brand Image dan Brand trust terhadap Brand Loyalty Telkomsel”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh Brand Image dan Brand Trust terhadap Brand Loyalty

Telkomsel. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian ini yaitu

1. menyatakan bahwa brand image dan brang

trust secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap btand loyalty telkomsel.

2. menyatakan bahwa brand image secara

parsial berpengaruh signifikan terhadap brand

loyalty telkomsel.

3. menyatakan bahwa brand trust secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap brand loyalty

telkomsel.

b. Gerry Swasdika, 2010, dengan judul “Analisis Tingkat Loyalitas

Konsumen Terhadap Merk PT. Air Mancur Karanganyar”. Tujuan

penelitian ini adalah menganalisis tingkat loyalitas konsumen

terhadap merk PT. Air Mancur. Teknik analisis data yang digunakan

adalah uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik (uji normalitas,

uji multikolinieritas) serta uji hipotesis ( analisis koefisien

determinasi (R2), Uji t, uji f ). Hasil dari penelitian ini yaitu :

1. hasil pengujian parsial atau uji t antara

variabel citra perusahan terhadap variable

loyalitas konsumen menunjukan nilai t hitung

sebesar 3,601 koefisien regresi sebesar 0,324

dan nilai probabilitas sebesar 0,001 yang

lebih kecil dari 0,05 hal ini berarti bahwa citra

6

Page 7: berbedacerita.files.wordpress.com  · Web viewIndonesia sudah 87 tahun lamanya berbagai macam slogan telah di berikan misalnya saja “Senyum mengubah segalanya, Senyum Indonesia

perusahaan berpengaruh positif terhadap

loyalitas konsumen.

2. Hasil pengujian parsial uji t antara variabel

citra pemakai terhadap loyalitas konsumen

menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,223

koefisien regrsi sebesar 0,193 dan nilai

probabilitas sebesar 0,029 yang lebih kecil

dari 0.05. hal ini ber arti citra pemakai

memberikan kesan yang dapat membekas ke

dalam ingatan konsumen.

3. Hasil pengujian parsial uji t antara variabel

anatara citra produk terhadap variabel

loyalitas konsumen menenujukan nilai t

hitung sebesar 3,133 koefisien regresi sebesar

0,082 dan nilai probabilitasnya sbesar 0,02

yang lebih kecil dari 0,05 hal ini ber arti

bahwa citra produk berpengaruh positif

terhadap loyalitas konsumen.

4. Berdasarkan hasil variabel citra perusahaan,

citra pemakai dan citra produk secara

bersama-sama berpengaruh positif terhadap

loyalitas konsumen

c. Ika Nita Novirina Sulistiary “analisis pengaruh citra merk,

kualitas produk dan harga terhadap minat beli oriflame

(Studi Kasus Mahasiswi Fakultas Ekonomika Dan Bisnis

Jurusan Manajemen Universitas Diponogoro Semarang)

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh

citra merk, kualitas produk dan harga terhadap minat beli

konsumen. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji

validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik (uji normalitas, uji

7

Page 8: berbedacerita.files.wordpress.com  · Web viewIndonesia sudah 87 tahun lamanya berbagai macam slogan telah di berikan misalnya saja “Senyum mengubah segalanya, Senyum Indonesia

multikolinieritas) serta uji hipotesis ( analisis koefisien

determinasi (R2), Uji t, uji f ).

1.4.2 LANDASAN TEORI

1.4.2.1 CITRA MERK

Menurut Supranto dan Lima Krisna (2007:132) mendefinisikan Citra

Merk adalah apa yang customer pikir atau rasakan ketika mereka

mendengar atau melihat nama suatu merk atau pada intinya apa yang

customer telah pelajari tentang merk

Menurut Kotler (2007:346) mendefinisikan citra merk ialah persepsi

dan keyakinan yang dilakukan oleh konsumen, seperti tercermin dalam

asosiasi yang terjadi dalam memori konsumen.

Pengukuran Citra Merek Menurut pendapat Kotler dan Keller dalam

Prabowo (2013:30) pengukuran citra merek adalah subjektif, artinya tidak

ada ketentuan baku untuk pengukuran citra merek (brand image). Bahwa

pengukuran citra merek dapat dilakukan berdasarkan pada aspek sebuah

merek yaitu Strengthness, Uniqueness, dan Favorable.

8

Page 9: berbedacerita.files.wordpress.com  · Web viewIndonesia sudah 87 tahun lamanya berbagai macam slogan telah di berikan misalnya saja “Senyum mengubah segalanya, Senyum Indonesia

a. Strengthness (Kekuatan)

Strengthness (kekuatan) dalam hal ini adalah keunggulan-

keunggulan yang dimiliki oleh merek yang bersifat fisik dan tidak

ditemukan pada merek lainnya. Keunggulan merek ini mengacu pada

atribut-atribut fisik atas merek tersebut sehingga biasa dianggap

sebagai sebuah kelebihan dibandingkan dengan merek lain, yang

termasuk pada kelompok strength ini antara lain: fisik produk,

keberfungsian semua fasilitas produk, harga produk, maupun

penampilan fasilitas pendukung dari produk tersebut.

b. Uniqueness (Keunikan)

Uniqueness (keunikan) adalah kemampuan untuk membedakan

sebuah merek di antara merek-merek lainnya. Kesan unik ini muncul

dari atribut produk, menjadi kesan unik berarti terdapat diferensiasi

antara produk satu dengan produk lainnya. Termasuk dalam kelompok

unik ini antara lain: variasi layanan yang biasa diberikan sebuah

produk, variasi harga dari produk-produk yang bersangkutan maupun

diferensiasi dari penampilan fisik sebuah produk.

c. Favorable (Kesukaan)

Favorable (kesukaan) mengarah pada kemampuan merek tersebut

agar mudah diingat oleh konsumen, yang termasuk dalam kelompok

favorable ini antara lain: kemudahan merek tersebut diucapkan,

kemampuan merek untuk tetap diingat oleh pelanggan, maupun

kesesuaian antara kesan merek di benak pelanggan dengan citra yan

diinginkan perusahaan atas merek yang bersangkutan.

Menurut Mohammad (2011:61) yang dikutip oleh Fitria (2012:4),

ada 3 indikator brand image:

a. Corporate Image (citra pembuat), yaitu sekumpulan asosiasi yang

dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu

barang atau jasa. Citra pembuat meliputi: popularitas, kredibilitas,

jaringan perusahaan, serta pemakai itu sendiri/ penggunanya.

9

Page 10: berbedacerita.files.wordpress.com  · Web viewIndonesia sudah 87 tahun lamanya berbagai macam slogan telah di berikan misalnya saja “Senyum mengubah segalanya, Senyum Indonesia

b. User Image (citra pemakai), yaitu sekumpulan asosiasi yang

dipersepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan

suatu barang atau jasa. Meliputi: pemakai itu sendiri, serta status

sosialnya.

c. Product Image (citra produk), yaitu sekumpulan asosiasi yang

dipersepsikan konsumen terhadap suatu barang atau jasa. Meliputi:

atribut dari produk, manfaat bagi konsumen, serta jaminan.

1.4.2.2 HARGA

Kotler Keller (2008:67). Mengemukakan bahwa Harga adalah salah satu

elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan; elemen lain

menghasilkan biaya. Mungkin harga adalah elemen termudah dalam

program pemasaran untuk disesuaikan fitur produk, saluran, dan bahkan

komunikasi membutuhkan lebih banyak waktu. Harga juga

mengomunikasikan positioning nilai yang dimaksudkan dari produk atau

merk perusahaan ke pasar. Produk yang di rancang dan di pasarkan dengan

baik dapat dijual dengan harga tinggi dan menghasilkan laba yang besar.

Suparyanto dan Rosad (20015:141) menjelaskan bahwa bagi sebagian

masyarakat tingkat harga menjadi salah satu symbol dari kualitas produk

yang di tawarkan. Semakin tinggi harga produk pada umumnya kualitas

produk yang bersangkutan tinggi juga, sebaliknya semakin rendah harga

semakin rendah juga kualitas produk. Pendapat tersebut sebenarnya

kurang tepat, karena tinggi rendahnya kualitas produk bukan hanya di

tentukan oleh factor harga.Harga adalah jumlah sesuatu yang memiliki

nilai pada umumnya berupa uang yang harus di korbankan untuk

mendapatkan suatu produk.

Sumarwan et al (2009:45) berpendapat bahwa Harga memiliki pengaruh

signifikan pada keberhasilan perusahaan tergantung dari keuntungan tiap

unit yang terjual. Harga bisa mempengaruhi persepsi pelanggan. Harga

yang rendah dapat memberi persepsi murahan, produk berkualitas rendah,

sedangkan harga yang lebih tinggi mengesankan kualitas produk yang

10

Page 11: berbedacerita.files.wordpress.com  · Web viewIndonesia sudah 87 tahun lamanya berbagai macam slogan telah di berikan misalnya saja “Senyum mengubah segalanya, Senyum Indonesia

lebih baik. Harga adalah jumlah uangyang ditetapkan untuk suatu produk

atau jasa.

Fandy Tjiptono (2008:471) Peranan harga memainkan penting bagi

perekonomian secara marko,konsumen, dan perusahaan yaitu:

a. Bagi perekonomian

Harga produk mempengaruhi tingkat upah, sewa, bnga dan laba. Harga

merupakan regulator dasar dalam sistem perekonomian, karena harga

berpengaruh terhadap allokasi faktor-faktor produksi seperti tenaga

kerja, tanah, modal, dan kewirausahaan

b. Bagi konsumen

Mayoritas konsumen agak sensitif terhadapa harga, naun juga

mempertimbangkan faktor lain ( seperti citra, merk, lokasi toko,

layanan, nilai, dan kualitas) selain itu, persepsi konsumen terhadap

kualitas produk seringkali dipengaruhi oleh harga. Dalam beberapa

kasus, harga yang mahal di anggap mencerminkan kualitas tinggi,

terutama dalam kategori specialty product

c. Bagi perusahaan

Harga produk adalah determinan utama bagi permintaan pasar atas

produk bersangkutan. Harga mempengaruhi posisi bersaing dan pangsa

pasar perusahaan. Dampaknya harga berpengaruh pada pendapatan dan

laba bersih perushaan. Singkat kata, perusahaan mendapatkan uang

melalui harga yang di bebankan atas produk atau jasa yang dijualnya.

Setiap perusahaan selalu berusaha dapat menetapkan harga jual dapat

diterima konsumen, karena harga merupakan faktor yang dapat

menentukan keputusan pembelian dan menentukan diterima atau tidaknya

barang oleh konsumen. Sedangkan pendapat lain mengenai definisi harga

adalah nilai tukar untuk manfaat yang ditimbulkan oleh barang atau

produk tertentu bagi seseorang.

Menurut Kotler & Amstrong yang diterjemahkan oleh Bob Sabran

M.M. (2008:62), indikator dalam harga antara lain:

a. Harga Terdaftar

11

Page 12: berbedacerita.files.wordpress.com  · Web viewIndonesia sudah 87 tahun lamanya berbagai macam slogan telah di berikan misalnya saja “Senyum mengubah segalanya, Senyum Indonesia

Harga terdaftar ialah suatu uraian harga yang dicantumkan pada label

atau produk.

b. Diskon

Diskon merupakan penguranggan harga langsung terhadap pembelian

selama periode tertentu. Adapun berbagai bentuk diskon, yaitu:

a) Diskon tunai

pengurangan harga bagi pembeli yang membayar tagihan mereka

dengan segera.

b) Diskon kuantitas

Diskon kuantitas adalah pengurangan harga bagi pembeli yang

membeli dalam volume besar. Diskon kuantitas harus ditawarkan

secara sama kepada semua pelanggan dan tidak boleh melebihi

penghematan biaya penjualan.

c) Diskon fungsional

Diskon fungsional ditawarkan oleh penjual kepada anggota saluran

yang melaksanakan fungsi tertentu, seperti penjualan,

penyimpanan, dan pencatatan.

d) Diskon musiman

Pengurangan harga bagi pembeli yang membeli barang atau jasa

diluar musim.

c. Potongan Harga

Potongan harga adalah jenis lain pengurangan harga dari harga resmi

misalnya, tukar tambah. Tukar tambah adalah pengurangan harga yang

diberikan ketika konsumen menukarkan barang lama untuk membeli

barang baru. Tukar tambah paling umum berlaku didalam industri

otomotif tetapi juga diberlakukan untuk barang tahan lama lainnya.

d. Periode pembayaran

Periode pembayaran adalah cicilan sesuai kesepakatan antara penjual

dan pembeli biasanya berhubungan dengan kredit.

12

Page 13: berbedacerita.files.wordpress.com  · Web viewIndonesia sudah 87 tahun lamanya berbagai macam slogan telah di berikan misalnya saja “Senyum mengubah segalanya, Senyum Indonesia

1.4.2.3 LOYALITAS KONSUMEN

Ali Hasan (2008;83) mengungkapkan Pelanggan merupakan seseorang

yang terus menerus dan berulang kali dating ke suatu tempat yang sama

untuk memuaskan keingannya dengan memiliki suatu produk atau

mendapatkan suatu jasa dan membayar produk atau jasa tersebut.

Sheth dan Mittal (Tjiptono, 2015:211) loyalitas pelanggan adalah

komitmen pelanggan terhadap suatu merk, took, atau pemasok,

berdasarkan sikap yang sangat positif dan tercermin dalam pembelian

ulang yang konsisten.

Murray dan Raphel (1995) dalam Sugiyono (2010:152-153)

mengemukaka bahwa loyalitas pelanggan dapat disusun dalam bentuk

tangga loyalitas yang terdiri dari

a. Prospek

Orang orang yang mengenal produk atau jasa tetapi belum pernah

masuk ke tokonya, serta belum pernah membeli produk atau jasa yang

bersangkutan.

b. Kontak emosional

Calon pembeli yang telah yakin untuk mengunjungi suatu toko, paling

tidak sekali, tetapi masih belum membeli.

c. Pengulang

Pembeli yang puas atas produk atau jasa yang mereka peroleh,

sehingga mereka secara reguler akan memakai produk atau jas

atersebut.

d. Klien

Pembeli yang puas atas produk atau jasa yang mereka peroleh,

sehingga mereka mau menyebarkan informasi yang telah dialami

kepada orang lain.

e. Penganjur

13

Page 14: berbedacerita.files.wordpress.com  · Web viewIndonesia sudah 87 tahun lamanya berbagai macam slogan telah di berikan misalnya saja “Senyum mengubah segalanya, Senyum Indonesia

Pelanggan yang sedemikian puasnya dengan produk atau jasa yang

mereka terima, sehingga mau menganjurkan kepada orang lain untuk

membelinya.

Menurut Hidayat (2009:103) loyalitas konsumen merupakan komitmen

seorang konsumen terhadap suatu pasar berdasarkan sikap positif dan

tercermin dalam pembelian ulang secara konsisten. Indikator dari loyalitas

konsumen tersebut adalah :

a. Trust merupakan tanggapan kepercayaan konsumen terhadap pasar

b. Emotion comitmen merupakan komitmen psikologi konsumen terhadap

pasar

c. Switching cost merupakan tanggapan konsumen tentang beban yang di

terima ketika terjadi perubahan

d. Word of mounth merupakan perilaku publishitas yang dilakukan

konsumen terhadap pasar

e. Cooperation merupakan perilaku konsumen yang menunjukkan sikap ya

ng bekerjasama dengan pasar

1.4.3 KERANGKA KONSEPTUAL

Keterangan :

14

sGambar 1.1 kerangaka konseptual

Page 15: berbedacerita.files.wordpress.com  · Web viewIndonesia sudah 87 tahun lamanya berbagai macam slogan telah di berikan misalnya saja “Senyum mengubah segalanya, Senyum Indonesia

a. H1 : Citra merk berpengaruh terhadap loyalitas konsumen

b. H2 : Harga berpengaruh terhadap loyalitas konsumen

c. H3 : Citra merk dan harga secara simultan berpengaruh terhadap

loyalitas

konsumen

d. H4 : Citra merk berpengaruh dominan terhadap loyalitas konsumen

1.4.4 HIPOTESIS

H1 : Diduga Citra merk berpengaruh terhadap loyalitas konsumen (Y)

H2 : Diduga Harga berpengaruh terhadap loyalitas konsumen (Y)

H3 : Diduga Citra merk dan Harga berpengaruh secara simultan terhadap

Tingkat Loyalitas Konsumen

H4 : Diduga Citra Merk dominan terhadap Tingkat Loyalitas Konsumen

1.5 METODE PENELITIAN

1.5.1 RANCANGAN PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan rancangan riset asosiatif kausal. Menurut

Sugiyono (2009:57) mendefinisikan bahwa penelitian kausal adalah

penelitian untuk menguji kebenaran hubungan kausal (cause – and –

effect) , yaitu hubungan antara variabel independen (yang mempengaruhi)

dengan variabel dependen (yang dipengaruhi). Pada dasarnya ini bertujuan

untuk menguji kebenaran suatu hipotesis yang dilakukan melalui

pengumpulan data di lapangan

1.5.2 POPULASI

Menurut Sugiyono (2010:215) Populasi diartikan sebagai wilayah

generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulan.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa

Universitas Dr. Soetomo Surabaya yaitu sebesar 5.926 mahasiswa.

1.5.3 SAMPEL DAN TEKNIK PENGUMPULAN SAMPEL

1.5.3.1 SAMPEL

15

Page 16: berbedacerita.files.wordpress.com  · Web viewIndonesia sudah 87 tahun lamanya berbagai macam slogan telah di berikan misalnya saja “Senyum mengubah segalanya, Senyum Indonesia

Menurut Sugiyono (2010:73) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini

penulis mempersempit populasi yaitu jumlah seluruh mahasiswa

Universitas Dr. Soetomo sebanyak 5.926 mahasiswa dengan menghitung

ukuran sampel yang dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin.

Rumus Slovin untuk menentukan sampel adalah sebagai berikut :

Nn =

1+N(e) 2

Keterangan :n = Jumlah sampel/jumlah respondenN = Jumlah populasiE = Presentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel yangmasih bisa ditolerir ; e = 0,05Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebesar 5.926 mahasiswaMaka untuk mengetahui sampel penelitian,maka dilakukan perhitungansebagai berikut :

Nn =

1+N(e) 2

5.926n =

1+5.926 (0,05) 2

n = 374,70 / 375 mahasiswa

1.5.3.2 TEKNIK PENGUMPULAN SAMPEL

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik nonprobability sampling, menurut Sugiyono (2010;120) teknik

nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak

memberi kesempatan atau peluang yang sama bagi setiap unsur atau

anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Cara penentuan sampel

adalah menggunakan purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel

dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010:122) dan dalam penelitian

ini pertimbangan yang dilakukan antara lain adalah responden haruslah

konsumen yang sudah pernah membeli produk pasta gigi merk Pepsodent

dan menggunakan pasta gigi merk pepsodent minimal 6 bulan.

16

Page 17: berbedacerita.files.wordpress.com  · Web viewIndonesia sudah 87 tahun lamanya berbagai macam slogan telah di berikan misalnya saja “Senyum mengubah segalanya, Senyum Indonesia

1.5.4 VARIABEL PENELITIAN

1.5.4.1 Identifikasi variabel

Menurut Sujarweni dan Endrayanto (2012:23) Variabel adalah

sesuatu yang berbentuk yang ditetapkan oleh peneliti dipelajari dengan

seksama sehingga diperoleh informasi berupa data dan diolah dengan

statistik sehingga dapat ditarik kesimpulan. Menurut Sugiyono (2011:161),

variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Penelitian ini menggunakan dua variabel independen dan variabel

dependen

a. Variabel Bebas (Independent Variabel)

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi

dan yang menjadi penyebab timbulnya variabel dependen

(Sugiyono,2011).

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah

citra merek (X1) dan Harga (X2).

b. Variabel Terikat (Dependent Variabel)

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono,

2011). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat

adalah loyalitas konsumen (Y).

17

Page 18: berbedacerita.files.wordpress.com  · Web viewIndonesia sudah 87 tahun lamanya berbagai macam slogan telah di berikan misalnya saja “Senyum mengubah segalanya, Senyum Indonesia

1.5.4.2 Definisi operasional

VARIABEL DEFINISI

OPERASIONAL

INDIKATOR INSTRUMEN

CITRA MERK

(X1)

Persepsi tentang

pasta gigi merk

pepsodent yang

dicerminkan

oleh merk itu

sendiri ke dalam

memori ketika

seseorang

konsumen

melihat pasta

gigi merk

pepsodent

1. Logo merk

mudah diingat

2. Merk dan

warna kemasan

mudah dikenali

3. Merk yang

terpercaya

1. Logo pepsodent mudah

di ingat

2. Tampilan kemasan

pepsodent mudah di

kenali

3. Pasta gigi merk

pepsodent merupakak

merk pasta gigi yang

terpercaya

HARGA

(X2)

Sejumlah nilai

yang dikeluarkan

oleh konsumen

dengan manfaat

atau kegunaan

yang dirasakan

baik melalui jasa

ataupun produk

yang dijual oleh

perusahaan.

1. Harga relatif

murah dari

pesaing.

2. Harga yang

terjangkau

1. Harga pepsodent relatif

murah dibandingkan

dengan pesaing yang

menjual produk sejenis.

2. Harga pepsodent

terjangkau.

LOYALITAS

KONSUMEN

(Y)

Pembelian yang

dilakukan scara

ber ulang kali

oleh konsumen

1. Pembelian

ulang produk

2. Memberikan

refrensi kepada

orang lain

3. Tidak mudah

1. Konsumen akan

melakukan pembelian

ulang produk pepsodent

2. Menyarankan atau

merekomendasikan

produk pepsodent

18

Page 19: berbedacerita.files.wordpress.com  · Web viewIndonesia sudah 87 tahun lamanya berbagai macam slogan telah di berikan misalnya saja “Senyum mengubah segalanya, Senyum Indonesia

terpengaruh

terhadap

pesaing.

kepada orang lain

3. Konsumen tidak

berpindah kepada produk

lain

Tabel 1.1 definisi operasional

1.5.4.3 Skala

Skala yang di gunakan dalam penelitian ini adalah skala likert.

Seperti yang telah dikemukakan oleh Sugiyono (2011:93) Skala Likert

digunakan untuk mengungkap sikap, pendapat, dan presepsi seseorang

atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.Dalam Skala Likert,

variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.

Kemudian indikaor tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun

item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert

mempunyai gradasi dari sangat positif sampai dengan negatif. Untuk

mengukur variabel diatas digunakan Skala Likert sebanyak lima tingkat

sebagai berikut:

KATEGORI NILAI

SANGAT SETUJU 5

SETUJU 4

KURANG SETUJU 3

TIDAK SETUJU 2

SANGAT KURANG SETUJU 1

Tabel 1.2 skala likert

1.5.5 METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data di dalam suatu penelitian dimaksudkan untuk

mendapatkan bahan-bahan yang relevan akurat dan terpercaya. Metode

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan metode Angket atau kuisioner.

Menurut Sugiyono (2010:199) menyatakan bahwa Kuesioner (angket)

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

19

Page 20: berbedacerita.files.wordpress.com  · Web viewIndonesia sudah 87 tahun lamanya berbagai macam slogan telah di berikan misalnya saja “Senyum mengubah segalanya, Senyum Indonesia

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya. Apabila ada kesulitan dalam memahami kuesioner, responden

bisa langsung bertanya kepada peneliti. Angket ini digunakan untuk

mendapatkan informasi mengenai tingkat loyalitas konsumen dalam

membeli produk pasta gigi merk Pepsodent.

1.5.6 TEKNIK ANALISIS DATA

1.5.6.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuaesioner dapat dikatakan valid apabila pertanyaan

yang terdapat dalam kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu

yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Untuk menghitung uji

validitas, bandingkan nilai correlated item-total correlations (r hitung)

dengan hasil perhitungan r tabel. Jika r hitung lebih besar dari r tabel

dan nilai positif, maka pertanyaan atau indikator tersebut valid

(Ghozali, 2009).

Apabila : rhitung > rtabel , artinya pernyataan atau indikator tersebut

adalah valid.

Apabila : rhitung ≤ rtabel , artinya pernyataan atau indikator tersebut

adalah tidak valid.

1.5.6.2 Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu koesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu

(Ghozali, 2012). Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan cara one

shot atau pengukuran sekali saja kemudian hasilnya dibandingkan

dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban

pertanyaan. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas

dengan uji statistik Cronbach Alpha (α) (Ghozali, 2012). Suatu

20

Page 21: berbedacerita.files.wordpress.com  · Web viewIndonesia sudah 87 tahun lamanya berbagai macam slogan telah di berikan misalnya saja “Senyum mengubah segalanya, Senyum Indonesia

konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai

Cronbach Alpha > 0,6 (Nunnally dalam Ghozali, 2012).

1.5.6.3 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik terhadap model regresi yang digunakan,

dilakukan agar dapat diketahui apakah model regresi tersebut

merupakan model regresi yang baik atau tidak (Ghozali, 2005).

Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji

multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji normalitas.

a. Uji multikolineritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(Ghozali, 2009). Model regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel bebas

saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal

adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel

bebas sama dengan nol. Multikolonieritas dideteksi dengan

menggunakan nilai tolerance dan Variance Inflation Factor

(VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang

terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya.

Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang

tinggi (karena VIF=1/ tolerance) dan menunjukkan adanya

kolinearitas yang tinggi. Nilai cutoff yang umum dipakai adalah

nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF dibawah 10.

b. Uji Heteroskadastik

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Cara yang digunakan

dalam penelitian ini untuk mendeteksi adanya heterokedasitas

adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik

scatterplot antara SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y

21

Page 22: berbedacerita.files.wordpress.com  · Web viewIndonesia sudah 87 tahun lamanya berbagai macam slogan telah di berikan misalnya saja “Senyum mengubah segalanya, Senyum Indonesia

adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual

(Yprediksi-Ysesungguhnya) yang telah distandardized. Dasar

pengambilan keputusan untuk uji heteroskedastisitas adalah

(Ghozali, 2009):

a) Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola

tertentu teratur (bergelombang, melebur kemudian menyempit),

maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar

diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

c. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi

variabel terikat dan variabel bebas dalam model regresi.

Menurut Ghozali (2009), model regresi yang baik harus

memiliki distribusi data normal atau penyebaran data statistik

pada sumbu diagonal dari grafik distribusi normal. Sedangkan

dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas data adalah

(Ghozali, 2009):

a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti

arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan

distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi

normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak

mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak

menunjukkan distribusi normal, maka model regresi tidak

memenuhi asumsi normalitas.

1.5.6.4 Uji Regresi Linear Berganda

Secara umum analisis ini digunakan untuk meneliti pengaruh dari

beberapa variabel independen (variabel X) terhadap variabel

dependen (variable Y) (Ghozali,2009). Pada regresi berganda

variabel independen (variabel X) yang diperhitungkan pengaruhnya

22

Page 23: berbedacerita.files.wordpress.com  · Web viewIndonesia sudah 87 tahun lamanya berbagai macam slogan telah di berikan misalnya saja “Senyum mengubah segalanya, Senyum Indonesia

terhadap variabel dependen (variabel Y), jumlahnya lebih dari satu.

Dalam penelitian ini, variabel independen adalah citra merek (X1),

harga (X2) sedangkan variabel dependen adalah loyalitas

konsumen (Y) sehingga persamaan regresi bergandanya adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Dimana :

Y = Loyalitas konsumen

a = Konstanta

b1 = Koefisien regresi variabel X1 (citra merek)

b2 = Koefisien regresi variabel X2 (harga)

X1 = Citra merek

X2= Harga

e = Error atau variable penggangu

1.5.6.5 Uji hipotesis

1.5.6.5.1 Uji Parsial (t)

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta

dari setiap variabel independen, apakah citra merek

(X1), dan harga (X2) benarbenar berpengaruh secara

parsial (terpisah) terhadap variabel dependennya yaitu

loyalitas konsumen (Y). Kriteria pengujian dengan

tingkat signifikansi (a) = 0,05 ditentukan sebagai

berikut :

1) t hitung < t tabel, maka H0 diterima

2) t hitung > t tabel, maka H0 ditolak

1.5.6.5.2 Uji Simultan (F)

Uji F yaitu suatu uji untuk mengetahui pengaruh

variabel bebas yaitu citra merek (X1), dan harga (X2)

secara simultan terhadap variabel terikat yaitu

Loyalitas Konsumen (Y). Kriteria untuk menguji

hipotesis adalah

23

Page 24: berbedacerita.files.wordpress.com  · Web viewIndonesia sudah 87 tahun lamanya berbagai macam slogan telah di berikan misalnya saja “Senyum mengubah segalanya, Senyum Indonesia

a. bMembuat hipotesis untuk kasus pengujian F-test

di atas, yaitu :

a) H0 : x1 = x2 = 0

Artinya: tidak ada pengaruh yang signifikan

dari variabel bebas yaitu citra merek (X1),harga

(X2) secara simultan terhadap variabel terikat

yaitu loyalitas konsumen (Y)

b) H1 : x1- x2> 0

Artinya: ada pengaruh yang signifikan dari

variabel bebas yaitu citra merek (X1), harga

(X2) secara simultan terhadap variabel terikat

yaitu loyalitas konsumen (Y).

b. Menentukan F tabel dan F hitung.

Dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% atau

taraf signifikansi sebesar 5%, maka :

a) Jika F hitung > F tabel , maka H0 ditolak, berarti

masing-masing variabel bebas secara bersama-

sama mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel terikat.

b) Jika F hitung < F tabel , maka H0 diterima, berarti

masing-masing variabel bebas secara bersama-

sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel terikat.

1.5.6.5.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan

variasi variabel dependen (Ghozali, 2009). Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai

R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel

dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu

24

Page 25: berbedacerita.files.wordpress.com  · Web viewIndonesia sudah 87 tahun lamanya berbagai macam slogan telah di berikan misalnya saja “Senyum mengubah segalanya, Senyum Indonesia

berarti variabel-variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen.

25

Page 26: berbedacerita.files.wordpress.com  · Web viewIndonesia sudah 87 tahun lamanya berbagai macam slogan telah di berikan misalnya saja “Senyum mengubah segalanya, Senyum Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Fisk,Piter. 2007. Marketing Genius. Jakarta: PT.ELEX MEDIA KOMPUTINDO.

Gadauw,Matias. 2016. Pengaruh citra merk (brand image) terhadap loyalitas

konsumen (studi kasus terhadap produk body mist the body shop di ambarukmo

plaza). Di ambil dari https://repository.usd.ac.id/6581/2/122214107_full.pdf

(31 Desember 2017).

Hasugian, Jimmi. 2015. Pengaruh Brand Image dan Brand Trust Terhadap Brand

Loyalty Telkomsel (Survey Tehadap Pelanggan Telkomsel di Grapari

Samarinda).

E-Journal Ilmu Administrasi Bisnis, Vol 3, no 4, 2015: 923-937. Diambil dari

http://E-Journal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2015/11/

journal%2520jimmy%2520tumpal%2520mengisi%2520h%2520%252811-11-15-

05-44-30%2529.pdf (5 Desember 2017)

Sulistiary, Ika Nita Novirina. 2012. Analisis pengaruh citra merk, kualitas produk

dan harga terhadap minat beli konsumen (studi kasus mahasiswi fakultas

ekonomika dan bisnis jurusan manajemen universitas diponogoro semarang). Di

ambil dari http://aprience.undip.ac.id /35772/1/SULSTYARIpdf

Sumarwan,Ujang et-al. 2009. Pemasaran Strategik. Jakarta : INTI PRIMA

PROMOSINDO.

Suparyanto,R.w dan Rosad. 2015. Manajemen Pemasaran. Bogor: IN MEDIA.

Swasdika, Gerry. 2010. Analisis Tingkat Loyalitas Konsumen Terhadap Merk

PT.AIR MANCUR Karanganyar. Diambi dari

https://eprints.uns.ac.id/8854/1/1/56632308201002031.pdf (19 Oktober 2017 ).

26

Page 27: berbedacerita.files.wordpress.com  · Web viewIndonesia sudah 87 tahun lamanya berbagai macam slogan telah di berikan misalnya saja “Senyum mengubah segalanya, Senyum Indonesia

Tambunan,Krystya. 2012. Analisis pengaruh citra merk, persepsi kualitas dan

harga terhdapat keputusan pembelian bandeng presto (studi kasus pada

konsumen di bandeng presto Semarang). Di ambil dari

http://eprints.undip.ac.id/.35986/1/TAMBUAN.pdf (31 Desember 2017)

Tjiptono,Fandy dan Anastasia Diana. 2015. Pelanggan Puas? Tak Cukup!.

Yogyakarta: CV ANDI OFFSET.

27