177
BAB 13 PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA

 · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

BAB 13

PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA

Page 2:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

BAB 13

PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA

I. PENDAHULUAN

Garis-garis Besar Haluan Negara menyebutkan bahwa pemba-

ngunan perhubungan yang meliputi pembangunan perhubungan

darat, laut dan udara, telekomunikasi serta pos dan giro di-

arahkan untuk memperlancar arus manusia, barang dan jasa

serta informasi ke seluruh penjuru Tanah Air. Dengan demikian

pembangunan perhubungan akan memperlancar roda perekonomian,

memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka perwu-

judan Wawasan Nusantara, serta makin meningkatkan ketahanan

nasional. Pembangunan perhubungan dilaksanakan secara serasi

dan terpadu baik dalam sektor perhubungan sendiri maupun da-

lam hubungannya dengan sektor-sektor pembangunan lainnya dan

selalu memperhatikan kelestarian kemampuan sumber alam dan

lingkungan serta penghematan penggunaan energi.

Tujuan utama pembangunan perhubungan dalam Repelita V

adalah meningkatkan kemampuan perhubungan agar dapat memenuhi

kebutuhan secara lebih luas, tertib, teratur, aman, lancar,

cepat dan efisien dengan biaya yang terjangkau oleh masya-

rakat serta mampu menunjang kehidupan masyarakat dan mendo-

rong pemerataan pembangunan ke seluruh wilayah Tanah Air.

191

Page 3:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

Tujuan itu akan dapat dicapai terutama dengan jalan mening-

katkan efisiensi dan mutu pelayanan dalam pengelolaan usaha

perhubungan. Langkah-langkah yang juga perlu ditingkatkan un-

tuk itu adalah mengembangkan dan memanfaatkan teknologi per-

hubungan yang tepat, menyelenggarakan pendidikan dan latihan

untuk penyediaan tenaga kerja yang ahli dan terampil, dan me-

laksanakan penyederhanaan peraturan agar meningkatkan peran

serta masyarakat dalam penyediaan jasa perhubungan.

Selain dari pada itu, tujuan pembangunan perhubungan

adalah mendorong pemerataan pembangunan ke seluruh wilayah

Tanah Air. Untuk mencapai hal itu langkah yang perlu diting-

katkan adalah mengembangkan jaringan dan jasa perhubungan

yang diarahkan untuk melayani daerah pedesaan, daerah dan

pulau terpencil, daerah transmigrasi dan daerah perbatasan.

Dalam hal ini perhatian khusus perlu diberikan kepada pengem-

bangan angkutan perintis baik di darat, laut maupun di udara

dan didukung dengan pengembangan jaringan jalan yang menghu-

bungkan daerah-daerah yang terpencil dengan daerah-daerah

yang lain. Pengembangan-pengembangan tersebut akan mendukung

pengembangan daerah pemukiman baru, termasuk pemukiman trans-

migrasi, dan pengembangan daerah perbatasan dan membantu pem-

bangunan daerah yang dilaksanakan secara terpadu dan serasi.

Selanjutnya keselamatan dan keamanan perhubungan baik di da-

rat, di laut maupun di udara harus terus menerus ditingkatkan.

Pembangunan perhubungan dilaksanakan dengan memperha-

tikan kelestarian kemampuan sumber daya alam serta lingkungan

dan diupayakan agar sejalan dengan usaha penghematan energi.

Secara keseluruhan keberhasilan pembangunan perhubungan akan

membantu memperlancar roda perekonomian. Di samping itu ke-

berhasilan pembangunan perhubungan juga akan makin memperko-

koh kesatuan dan persatuan bangsa dalam mewujudkan Wawasan

192

Page 4:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

Nusantara, dan makin dapat meningkatkan ketahanan nasional/

negara.

Pembangunan kepariwisataan akan ditingkatkan dengan tu-

juan mengembangkan dan mendayagunakan sumber dan potensi ke-

pariwisataan nasional agar menjadi kegiatan ekonomi yang

dapat diandalkan. Dengan meningkatkan kegiatan-kegiatan kepa-

riwisataan akan membantu memperbesar penerimaan devisa, mem-

perluas dan meratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja,

terlebih-lebih bagi masyarakat setempat. Di samping itu pe-

ningkatan tersebut akan mempunyai dampak mendorong pemba-

ngunan daerah, memperkenalkan dan mengembangkan nilai dan bu-

daya bangsa, memperkenalkan keindahan alam dan negara. Dalam

hubungan ini perlu diperhatikan agar dalam melaksanakan pem-

bangunan kepariwisataan tetap dijaga terpeliharanya kepriba-

dian bangsa dan kelestarian serta mutu lingkungan hidup. Pem-

bangunan kepariwisataan dilakukan secara menyeluruh dan ter-

padu dengan sektor-sektor pembangunan lainnya. Dalam pada

itu akan dijaga agar antara berbagai usaha kepariwisataan dan

antara usaha-usaha kepariwisataan yang kecil, menengah dan

yang besar dapat serasi dan Baling menunjang.

Pariwisata dalam negeri akan dikembangkan dan di samping

untuk memperluas kesempatan kerja dan kesempatan usaha, akan

diarahkan untuk memupuk rasa cinta Tanah Air dan bangsa serta

menanamkan jiwa, semangat dan nilai-nilai luhur bangsa dalam

rangka lebih memperkokoh persatuan dan kesatuan nasional.

Usaha pembinaan dan pengembangan kepariwisataan dalam negeri

ditujukan pula untuk meningkatkan kualitas kebudayaan bangsa,

memperkenalkan kekayaan peninggalan sejarah serta keindahan

alam, termasuk alam bahari, di berbagai daerah di seluruh pe-

losok Tanah Air. Sehubungan dengan itu pelayanan dan penye-

193

Page 5:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

lenggaraan wisata untuk masyarakat terutama untuk golongan

remaja dan pemuda akan ditingkatkan.

Dalam rangka pembangunan kepariwisataan juga akan ditem-

puh langkah-langkah terpadu yang terarah pada pengembangan

obyek-obyek wisata dan kegiatan promosi serta pemasarannya,

baik di dalam maupun di luar negeri. Di samping itu kegiatan

pendidikan dan latihan kepariwisataan, penyediaan sarana dan

prasarana, peningkatan mutu dan kelancaran pelayanan pariwi-

sata akan ditingkatkan. Untuk mendukung hal tersebut kesada-

ran dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan kepariwisataan

akan ditingkatkan melalui usaha-usaha penyuluhan dan pembi-

naan kelompok-kelompok seni budaya, industri kerajinan dan

usaha-usaha lain. Dalam rangka peningkatan usaha kepariwisa-

taan akan dicegah hal-hal yang dapat merugikan kehidupan ma-

syarakat dan bangsa.

Pembangunan perhubungan diarahkan untuk memperlancar

arus manusia, barang dan jasa serta informasi yang dilaksana-

kan secara serasi dan terpadu dengan memperhatikan kemampuan

dan kelestarian sumber alam dan lingkungan serta penghematan

penggunaan energi. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan

efisiensi dan kemampuan perhubungan dalam memperlancar roda

perekonomian agar dapat menunjang kehidupan masyarakat dan

mendorong pemerataan pembangunan ke seluruh wilayah Tanah

Air. Sejalan dengan itu ditingkatkan pula pembangunan kepari-

wisataan melalui langkah yang serasi dan terpadu agar tumbuh

menjadi kegiatan ekonomi yang dapat diandalkan sehingga dapat

memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha serta me-

ningkatkan kualitas kehidupan bangsa.

194

Page 6:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

II. KEADAAN DAN MASALAH

Pelaksanaan pembangunan perhubungan sejak Repelita I

sampai dengan Repelita IV telah dapat meningkatkan kapasitas

prasarana dan sarana sektor perhubungan sehingga sektor ini

dapat memberikan pelayanan yang semakin meningkat kepada ma-

syarakat. Menyadari akan luasnya wilayah Tanah Air dan

persebaran sumber daya manusia serta sumber daya alam yang tidak

seimbang, pembangunan perhubungan terus diupayakan agar dapat

mendorong kelancaran kegiatan perdagangan dalam negeri se-

hingga dapat menjadi faktor pendorong keseimbangan pertum-

buhan antar daerah sesuai dengan potensi yang dimiliki daerah

masing-masing. Hasil-hasil pelaksanaan pembangunan perhu-

bungan sejak Repelita I sampai dengan Repelita IV telah dapat

memantapkan kelancaran penyediaan jasa perhubungan yang ter-

padu sebagai salah satu sendi kerangka landasan pembangunan

nasional.

Pelaksanaan pembangunan perhubungan selama Repelita IV

telah dipadukan dan diserasikan prioritasnya dengan perkem-

bangan kegiatan dan pertumbuhan masing-masing sub sektor

perhubungan. Dalam kaitan ini upaya peningkatan efisiensi dan

efektivitas penyediaan jasa perhubungan telah diutamakan de-

ngan menyempurnakan peraturan-peraturan di bidang perhu-

bungan, sehingga dapat pula meningkatkan keterandalan dan

mutu pelayanan kepada rakyat banyak.

Walaupun telah diupayakan peningkatan kemampuan dalam

penyediaan jasa perhubungan yang cukup, murah, aman dan

lancar, karena luasnya wilayah Nusantara maka dengan kapasi-

tas prasarana dan sarana yang ada pada akhir Repelita IV

masih terdapat wilayah-wilayah yang belum dapat terlayani ke-

butuhannya akan prasarana dan sarana perhubungan secara

195

Page 7:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

memadai. Keadaan dan masalah yang pada permulaan Repelita V

terdapat dalam sub sektor masing-masing dipaparkan dalam

uraian di bawah ini.

1. Perhubungan DaratSub sektor ini meliputi prasarana jalan dan jembatan

angkutan jalan raya, angkutan kereta api, serta angkutan

sungai, danau dan penyeberangan.

a. Jalan dan Jembatan

Dalam Repelita IV telah dilaksanakan pengembangan sis-

tem jaringan jalan sesuai dengan U.U. No.13 tahun 1980 dan

PP No.26 tahun 1985. Dalam Undang-undang tersebut sistem

jaringan jalan dikelompokkan menurut peranannya ke dalam jalan

arteri, jalan kolektor dan jalan lokal. Sedangkan untuk pem-

binaannya, sesuai dengan P.P. No.26 tahun 1985, dikelompokkan

menjadi jalan nasional, jalan propinsi dan jalan kabupaten dan

lokal serta jalan desa dan jalan khusus.

Dalam Repelita IV prioritas utama diberikan kepada pro-

gram rehabilitasi dan pemeliharaan jalan dan jembatan, pro-

gram peningkatan jalan dan jembatan serta program penggantian

jembatan. Kebijaksanaan demikian ditempuh dengan tujuan agar

dapat mempertahankan dan meningkatkan kondisi dan fungsi ja-

ringan jalan sesuai dengan pertumbuhan lalu lintas yang ber-

langsung.

Selama Repelita IV telah dilakukan rehabilitasi dan pe-meliharaan jalan sepanjang 101.018 km dan jembatan 72.172 m;

penunjang jalan sepanjang 58.370 km dan jembatan 114.877 m;

peningkatan jalan sepanjang 16.148 km, peningkatan jembatan

196

Page 8:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

11.642 m dan penggantian jembatan sepanjang 40.119 m; penun-

jangan jalan dan jembatan kabupaten dan lokal sepanjang

49.300 km, pembangunan jalan baru sepanjang 989 km dan jem-

batan 2.195 m, serta pembangunan jalan tol 224 km. Dengan de-

mikian terlihat bahwa program rehabilitasi dan pemeliharaan

jalan telah dapat melampaui sasaran yang ditetapkan dalam Re-

pelita IV. Sedangkan untuk beberapa program lainnya, yaitu

program peningkatan jalan dan penggantian jembatan serta pro-

gram pembangunan jalan dan jembatan baru, masih terdapat sa-

saran yang harus diselesaikan dalam Repelita V. Realisasi

program-program di bidang jalan dan jembatan selama Repe-

lita IV dibandingkan dengan hasil pelaksanaan Repelita III

dapat dilihat pada Tabel 13-1.

Apabila pada awal Repelita IV panjang jaringan jalan

yang ada adalah 199.707 km, pada akhir Repelita IV telah men-

capai 228.003 km, terdiri dari jalan nasional sepanjang

12.594 km, jalan propinsi sepanjang 33.398 km, jalan kabupa-

ten dan lokal 152.168 km, jalan kotamadya 29.539 km dan jalan

tol 304 km. Dengan pertumbuhan lalu lintas yang terjadi maka

jalan nasional dan propinsi sepanjang 45.992 km telah ber-

fungsi sebagai jalan arteri sepanjang 12.835 km, sebagai

jalan kolektor 25.262 km dan sebagai jalan lokal 7.895 km.

Apabila diperhatikan pertumbuhan lalu lintas yang menggunakan

prasarana jalan tersebut, maka dapat diperkirakan bahwa se-

tiap hari sepanjang 23.200 km dilalui oleh kurang dari 1.000

kendaraan, 18.090 km dilalui oleh 1.000 sampai 5.000 kenda-

raan, dan 4.700 km dilalui oleh lebih dari 5.000 kendaraan.

Apabila dilihat kondisi prasarana jalan tersebut, pada

awal Repelita IV terdapat hanya 15.402 km (34,7%) panjang ja-

ringan jalan nasional dan jalan propinsi yang berada dalam

197

Page 9:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

TABEL 13 - 1REALISASI PROGRAM-PROGRAM DI BIDANG JALAN DAN

JEMBATAN REPELITA III DAN REPELITA IV

No. Jenis Program Satuan RepelitaIII

RepelitaIV

1. Rehabilitasi dan Pemeli-haraan Jalan dan Jembatan(volume pekerjaan)

- Jalan km 31.971 101.018- Jembatan m 41.022 72.172

2. Penunjangan Jalan dan Jem-batan (volume pekerjaan)

- Jalan km 90.547 58.370- Jembatan m 135.329 114.877

3. Peningkatan Jalan dan Jem-batan

- Jalan km 10.707 16.148- Jembatan m 14.416 11.642

4. Penggantian Jembatan m 32.723 40.119

5. Pembangunan Jalan Baru

a. - Jalan arterikm 1.385 989

- Jembatan m 7.037 2.195

b. - Jalan tol km 80 224

198

Page 10:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

kondisi mantap, yaitu dalam kondisi baik dan dapat berfungsi

melayani pertumbuhan lalu lintas dengan umur rencana antara 5

sampai 10 tahun. Sedangkan sisanya yaitu sepanjang 26.778 km

(60,3%) berada dalam kondisi tidak mantap, artinya dalam kon-

disi masih relatif baik tetapi sewaktu-waktu dapat terputus

dan rusak. Selanjutnya sekitar 2.259 km (5,1%) berada dalam

kondisi kritis. Dengan pelaksanaan pembangunan prasarana

jalan, pada akhir tahun 1987/88 jaringan jalan kritis telah

semakin berkurang can jalan dalam kondisi mantap telah di-

tingkatkan menjadi 24.200 km, yaitu 53% dari seluruh jaringan

jalan nasional dan propinsi. Pelaksanaan pembangunan dalam

tahun 1988/89 diharapkan akan dapat meningkatkan panjang ja-

ringan jalan dalam kondisi mantap menjadi 27.480 km atau 59%

dari panjang jaringan jalan nasional dan propinsi. Apabila

harapan tersebut terpenuhi maka berarti mendekati tercapainya

sasaran Repelita IV. Dalam Repelita IV diharapkan 60% dari

panjang jaringan jalan nasional dan propinsi berada dalam ke-

adaan mantap.

Perbandingan panjang dan kondisi jalan arteri dan ko-

lektor akhir Repelita IV dibandingkan dengan hasil Repe-

lita III dapat dilihat dalam Tabel 13-2.

Dalam pelaksanaan Repelita IV realisasi penunjangan

jalan kabupaten dan lokal adalah sepanjang 69.700 km. Reali-

sasi penunjangan jalan tersebut telah berhasil meningkatkan

kelancaran perhubungan dengan wilayah pemukiman transmigrasi,

wilayah produksi perkebunan dan tambak inti rakyat, dan wila-

yah pengembangan pariwisata. Di samping itu realisasi penun-

jangan jalan tersebut juga berhasil membuka beberapa daerah

terisolasi. Hasil-hasil pelaksanaan penunjangan jalan kabu-

paten dan lokal telah meningkatkan panjang jalan beraspal

199

Page 11:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

TABEL 13 - 2

PANJANG DAN KONDISIJALAN ARTERI DAN JALAN KOLEKTOR

REPELITA III dan REPELITA IV

No. Kondisi Satuan Repelita III Repelita IV

1. Mantap km 15.402 27.480

2. Tidak mantap

km

26.778 17.207

3. Kritis

km

2,259 1.305

Jumlah 44.439 45.992

200

Page 12:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

menjadi 28,6% dari seluruh panjang jaringan jalan kabupaten

dan lokal. Sisanya, sepanjang 43.805 km adalah jalan kerikil

dan 75.534 km masih merupakan jalan tanah.

Dalam pelaksanaan peningkatan jalan kabupaten keterba-

tasan yang masih dihadapi adalah kemampuan aparat teknis dan

keterbatasan kemampuan jasa industri konstruksi di masing-ma-

sing Kabupaten. Selama Repelita IV telah diupayakan untuk me-

ningkatkan pelaksanaan program penunjangan jalan kabupaten

dan lokal. Upaya itu dilaksanakan melalui peningkatan kemam-

puan dengan memberikan kepada aparatur teknis Dinas Pekerjaan

Umum Kabupaten, pendidikan dan latihan. Mengingat fungsi ja-

ringan jalan kabupaten dan lokal sangat strategis, baik dalam

meningkatkan perkembangan pusat-pusat produksi, seperti pusat

produksi pertanian dan perkebunan, maupun dalam membuka wila-

yah terisolir, maka pelaksanaan program kegiatan ini dalam

Repelita V akan ditingkatkan. Program penunjangan jalan kabu-

paten dan lokal tersebut terutama bertujuan untuk mengembang-

kan sistem jaringan jalan kabupaten dan lokal yang terpadu

dengan jaringan jalan nasional dan jalan propinsi.

Selama Repelita IV telah dapat dilaksanakan peningkatan

jalan kota sepanjang 582 km dan jembatan 2.500 m. Pembangunan

jalan baru di wilayah perkotaan adalah sepanjang 172 km dan

pembangunan jalan bebas hambatan sepanjang 224 km.

Dengan terdapatnya kondisi prasarana jalan yang semakin

baik maka langkah kebijaksanaan dalam Repelita IV perlu di-

lanjutkan dalam Repelita V dengan mengutamakan pelaksanaan

program pemeliharaan dan rehabilitasi jalan dan jembatan se-

cara terpadu di masing-masing propinsi, kabupaten dan kota-

madya. Pelaksanaan program yang demikian dalam Repelita V

akan memerlukan usaha-usaha peningkatan kemampuan teknis apa-

ratur, pengembangan standar teknis yang lebih efisien dengan

201

Page 13:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

perencanaan dan pemantauan yang terpadu, serta usaha terpadu

lainnya yang diperlukan dalam rangka pengembangan kemampuan

jasa industri konstruksi nasional di masing-masing daerah.

b. Angkutan Jalan Raya

Kebijaksanaan yang ditempuh dalam Repelita IV di bidang

angkutan jalan rays adalah melaksanakan peningkatan kesela-

matan dan penertiban lalu lintas jalan raya. Kebijaksanaan

tersebut bertujuan mengurangi dan menurunkan angka kecelakaan

lalu lintas baik yang disebabkan oleh faktor teknis kecela-

kaan maupun yang disebabkan oleh kelengahan pemakai jalan.

Dalam kegiatan sehari-hari pelaksanaannya dilandasi oleh

Undang-undang Nomor 3 Tahun 1965. Sejalan dengan undang-un-

dang tersebut telah dilakukan usaha untuk meningkatkan kese-

lamatan angkutan barang dan penumpang di jalan raya, baik

angkutan dalam kota maupun angkutan antar kota. Prioritas

utama diberikan kepada usaha untuk melaksanakan pengembangan

sistem angkutan jalan raya melalui pengaturan dan penetapan

trayek atau lintas pelayanan. Selain dari itu dilakukan pula

pembinaan teknis operasi kendaraan dengan menentukan spesifi-

kasi teknis kendaraan yang sesuai. Di samping itu juga dila-

kukan pembinaan sistem operasi angkutan dengan mengeluarkan

peraturan perizinan angkutan. Sejalan dengan pertumbuhan sa-

rana angkutan, maka melalui pembinaan tersebut telah dapat

dilakukan pengendalian dalam pemanfaatan jasa angkutan, yaitu

dengan jalan menyesuaikan kapasitas sarana angkutan dengan

kesempatan penggunaan ruas jalan, dan dapat` didorong terja-

dinya keseimbangan antara kebutuhan dan penawaran jasa ang-

kutan jalan raya.

202

Page 14:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

Walaupun selama Repelita IV telah ditempuh langkah-lang-

kah kebijaksanaan pengembangan angkutan jalan raya seperti

tersebut di atas, pelaksanaan langkah-langkah tersebut secara

terpadu masih menghadapi berbagai hambatan. Adanya berbagai

hambatan itu antara lain disebabkan oleh belum adanya kesera-

gaman dalam menjabarkan fungsi dan tanggung jawab berbagai

instansi yang terkait dalam pengendalian lalu lintas dan ang-

kutan jalan raya di masing-masing daerah.

Sementara itu perkembangan teknologi sarana angkutan dan

perkembangan teknologi pembangunan prasarana jalan sudah ber-

kembang sehingga diperlukan adanya penyempurnaan atas Undang-

undang Angkutan jalan Raya Nomor 3 Tahun 1965.

Salah satu kelemahan yang dapat dirasakan akibatnya di

setiap daerah adalah kurangnya pengawasan atas mutu pelayanan

yang diberikan oleh perusahaan angkutan umum. Lemahnya peng-

awasan atas kualitas angkutan menyebabkan terjadinya kekurang

terpaduan dalam perizinan trayek. Hal ini berakibat terdapat-

nya beraneka ragam pelayanan angkutan dengan mutu angkutan

yang berbeda-beda.

Selain dari pada itu dengan adanya Undang-undang Jalan

Nomor 13 Tahun 1980, maka Undang-undang Angkutan Jalan Raya

Nomor 3 Tahun 1965 perlu pula disesuaikan. Hal-hal yang perlu

disesuaikan terutama menyangkut peraturan umum angkutan jalan

raya, antara lain yang mengenai peraturan batas kecepatan,

tanggung jawab pengemudi, tanggung jawab pemilik kendaraan,

keselamatan pejalan kaki, pengendara sepeda dan penyandang

cacat tubuh. Dengan penyesuaian-penyesuaian itu diharapkan

peningkatan keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan raya

dapat terus dikembangkan.

203

Page 15:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

Selama Repelita IV pertumbuhan sarana lalu lintas ang-

kutan jalan raya per tahun rata-rata adalah 21,8% untuk ken-

daraan bis, 8,2% untuk kendaraan truk dan pick up dan 7,4%

untuk kendaraan penumpang. Perincian perkembangannya selama

Repelita IV dapat dilihat dalam Tabel 13-3.

Perkembangan sangat pesat terjadi dalam jumlah kendaraan

komersial, dan terkait dengan itu, jumlah perusahaan angkutan

jalan raya. Pada akhir Repelita IV perusahaan angkutan jalan

raya berjumlah 2.922 buah. Dari jumlah ini 50,5% adalah pe-

rusahaan angkutan truk (1.475 buah), 4,1% perusahaan angkutan

taksi (12.1 buah) 39,9% perusahaan angkutan bis (1.168 buah),

dan 5,4% perusahaan angkutan darat lainnya (158 buah).

Hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai selama Repe-

lita IV dalam peralatan keselamatan angkutan jalan raya

adalah pemasangan 24.014 buah rambu lalu lintas, 37 unit

lampu pengatur lalu lintas, 22 unit alat fasilitas pengujian

kendaraan bermotor, dan 23 unit tempat tunggu bis kota. Se-

lain daripada itu dilanjutkan penyelesaian pembangunan

pusat-pusat pengujian kendaraan bermotor di Jawa Barat, Su-

lawesi Tenggara dan Nusa Tenggara Timur.

Selama Repelita IV telah pula terjadi pertumbuhan arus

lalu lintas di berbagai wilayah perkotaan. Untuk melayani ke-

butuhan masyarakat akan angkutan di berbagai kota telah di-

kembangkan berbagai jenis angkutan umum.

Pelayanan angkutan umum dalam kota terdiri dari angkutan

kereta api, yang. terdapat di beberapa kota, angkutan bis kota

dan jenis angkutan umum lainnya. Angkutan umum itu umumnya

dikelola dan dikembangkan oleh perusahaan perusahaan swasta

dan koperasi. Angkutan bis di beberapa kota dikembangkan oleh

pemerintah, yaitu di kota-kota Jakarta, Surabaya, Semarang,

204

Page 16:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

TABEL 13 - 3

ARMADA ANGKUTAN JALAN RAYA

1983 dan 1988

(buah)

No. Janis Armada 1983 1988 1)

1. B i s 160.260 334.741

2. T r u k 717.873 1.012.770

3. Mobil Penumpang 869.940 1.189.764

4. Sepeda Motor 4.135.677 11.536.212

1) Angka sementara (sampai dengan Juli 1988)

205

Page 17:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

Medan, Ujung Pandang, Bandar Lampung, Surakarta, Jember,

Dilli, Banda Aceh dan Bandung. Sementara itu untuk melayani

kebutuhan angkutan ke daerah-daerah terpencil di beberapa

daerah dikembangkan pelayanan bis perintis dengan armada se-

banyak 170 buah, tersebar di 19 lokasi. Penyediaan bis pe-

rintis tersebut telah dapat memperlancar arus penumpang umum

ke daerah-daerah terpencil.

c. Angkutan Kereta Api

Kebijaksanaan pembangunan di bidang angkutan kereta api

selama Repelita IV adalah melanjutkan rehabilitasi dan pe-

ningkatan jalan kereta api disertai dengan peningkatan dan

penambahan sarana dan fasilitas operasionalnya. Hasil yang

telah dicapai berupa rehabilitasi dan peningkatan jalan ke-

reta api sepanjang 1.324 km, rehabilitasi lokomotif 193 buah,

rehabilitasi kereta rel listrik dan diesel 435 buah, rehabi-

litasi kereta penumpang 530 buah, dan rehabilitasi gerbong

4.074 buah. Di samping itu juga telah direhabilitasi jembatan

sebanyak 314 buah dengan volume bahannya 3.283 ton dan reha-

bilitasi perangkat sinyal dan telekomunikasi 403 buah. Di

samping rehabilitasi dan peningkatan tersebut telah pula di-

lakukan penambahan berbagai sarana dan prasarana kereta api

untuk melayani kebutuhan angkutan bahan-bahan hasil produksi

pertanian, perkebunan, industri dan pertambangan. Untuk tu-

juan ini telah dilakukan penambahan lokomotip diesel sebanyak

86 buah, kereta penumpang 152 buah, gerbong barang 1.641 buah

dan kereta rel listrik 56 buah dan kereta diesel 28 buah.

Usaha-usaha peningkatan prasarana angkutan kereta api

seperti yang disebutkan di atas ini telah berhasil mening-

katkan kualitas jalan kereta api, kemampuan jalan kereta api

dan kemampuan beban jalan kereta api.

206

Page 18:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

Menjelang akhir Repelita IV peningkatan produksi kereta

api adalah sebagai berikut. Selama Repelita IV angkutan pe-

numpang meningkat rata-rata 1,3% per tahun sehingga pada

akhir Repelita IV mencapai 50.600.000 orang; angkutan barang

meningkat rata-rata sebesar 17,1% per tahun sehingga mencapai

10.007.000 ton. Angkutan barang yang terbesar pertumbuhannya

adalah angkutan batu bara dan angkutan pupuk yang meningkat

masing-masing sebesar 96,1% dan 23,7% per tahun.

Dinyatakan dalam satuan/penumpang/km angka-angka di

atas menjadi 8.032.400.000 ton/km dengan pertumbuhan rata-

rata 6,2% per tahun untuk angkutan penumpang dan

2.209.000.000 ton/km dengan pertumbuhan rata-rata 26,5% per

tahun untuk angkutan barang.

Selama Repelita IV telah dilakukan langkah-langkah dan

upaya yang terpadu dalam meningkatkan efisiensi operasi ke-

reta api. Upaya itu terutama bertujuan meningkatkan efekti-

fitas dan efisiensi pemanfaatan sumber daya angkutan kereta

api. Dengan upaya itu diharapkan PJKA segera dapat melayani

kebutuhan masyarakat akan angkutan secara mandiri. Dalam hu-

bungan ini disadari bahwa angkutan kereta api mempunyai bebe-

rapa keunggulan komparatif dibandingkan angkutan jalan raya.

Dengan kapasitas yang dimiliki PJKA akan berusaha menggali

sumber-sumber pendapatan baru. Usaha itu akan dilakukan de-

ngan jalan memanfaatkan dan mengembangkan keunggulan kompa-

ratif yang dimiliki PJKA, antara lain daya angkutnya yang

besar, yang memungkinkannya menyelenggarakan angkutan yang

relatif murah, aman dan hemat energi.

Dalam rangka usaha ini salah satu pelayanan jasa ang-

kutan yang dikembangkan adalah angkutan peti kemas. Pengemba-

ngannya dimulai dengan membuka terminal peti kemas Gede Bage

207

Page 19:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

(Bandung). Usaha itu akan membantu memperlancar kegiatan

ekspor non migas dengan jalan mengangkut langsung dari pusat-

pusat produksi Jawa Barat ke pelabuhan ekspor Tanjung Priok.

Usaha itu akan dikembangkan pula di beberapa lokasi lainnya yang mempunyai potensi peningkatan ekspor komoditi non migas.

Pengembangan kegiatan ini telah dapat meningkatkan efisiensi

angkutan barang dan mendorong pengembangan dan pemanfaatan

teknologi transportasi dengan peti kemas. Di samping itu ke-

giatan tersebut dikembangkan secara terpadu dengan memperte-

mukan keunggulan komparatif yang dimiliki angkutan lanjutan,

yaitu angkutan laut.

d. Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan

Kebijaksanaan pembangunan angkutan sungai, danau dan pe-

nyeberangan selama Repelita IV meliputi pengembangan armada

kapal, peningkatan fasilitas dermaga dan terminal, pemba-

ngunan rambu-rambu sungai dan laut serta pembersihan dan

pengerukan alur pelayaran. Selain dari itu dilakukan pula pe-

ningkatan pelayanan operasional dan pembinaan usaha angkutan,

baik untuk lintasan utama maupun pelayanan perintis. Hasil

pembangunan yang dilaksanakan dalam Repelita IV adalah penam-

bahan 7 buah kapal penyeberangan, 7 buah dermaga sungai, 16

buah dermaga penyeberangan, 2 unit dermaga danau, 7 buah

rambu laut dan pengerukan sebanyak 163.221 m3 lumpur.

Sebagai hasil dari pelaksanaan pembangunan angkutan

sungai, danau dan penyeberangan maka menjelang akhir Repeli-

ta IV telah dapat dilakukan penyeberangan secara teratur di

27 lintasan. Jasa angkutan penyeberangan telah dapat melayani

angkutan penumpang, barang dan• kendaraan (roll on roll off)

dengan menggunakan 78 buah kapal penyeberangan, sedangkan di

208

Page 20:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

bidang angkutan sungai dan danau telah beroperasi lebih dari

44.000 buah kapal di 46 sungai yang terutama terdapat di

P. Sumatera, P. Kalimantan dan Propinsi Irian Jaya. Sampai de-

ngan akhir Repelita IV telah dapat dilakukan penyeberangan

secara teratur antara: Balohan - Krueng Aceh, Meulaboh - Si-

nabang, Palembang - Kayu Arang, Bangka - Belitung, Merak -

Bakauhuni, Kalipucang - Cilacap, Ujung - Kamal, Jangkar -

Kalianget, Ketapang - Gilimanuk, Padangbai - Lembar, Lombok -

Alas, Sape - Komodo - Labuhan Bajo, Larantuka - Kupang, Kupang -

Rote, Penajam - Balikpapan, Bajoe - Kolaka, Bira -

Pamatata, Torubulu - Tampo, Luwuk - Salakan, Poka - Galala,

Hunimoa - Waipirit, dan Sorong - Jefman serta penyeberangan

sungai Sekura dan Kartiasa.

Dengan meningkatnya fasilitas angkutan maka produksi

angkutan sungai, danau dan penyeberangan juga meningkat.

Jumlah penumpang meningkat rata-rata sebesar 7,8% per tahun,

jumlah barang meningkat rata-rata 0,21% per tahun dan jumlah

kendaraan meningkat rata-rata 3,80% per tahun. Perinciannya

dapat dilihat dalam Tabe113-4.

Pembukaan dan penambahan rute penyeberangan telah pula

dilaksanakan. Namun masih cukup banyak kebutuhan lintas pe-

nyeberangan yang belum dapat dilayani, khususnya wilayah yang

terpencil. Terutama yang masih perlu mendapat perhatian dalam

rangka penyediaan lintas penyeberangan dengan teratur adalah

di daerah-daerah kepulauan dan daerah-daerah perbatasan. Se-

hubungan dengan itu, keterpaduan pelayanan angkutan sungai,

danau dan penyeberangan dengan angkutan laut, khususnya ang-

kutan perintis, perlu semakin ditingkatkan. Kedua jasa ang-

kutan itu perlu dikembangkan menjadi sistem angkutan yang

saling mendukung, terlebih-lebih di wilayah Indonesia bagian

timur.

209

Page 21:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

TABEL 13 - 4

PRODUKSI ANGKUTAN PENYEBERANGAN1983/84 - 1988/89

No. Jenis Angkutan Satuan 1983/84 1988/89 1)

1. Angkutan penumpang ribu orang 18.005 25.050

2. Angkutan barang ribu ton 4.753 4.802

3. Angkutan kendaraan ribu buah 1.585 2.489

1) Angka sementara (sampai dengan Juli 1988)

210

Page 22:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

2. Perhubungan Laut

Kebijaksanaan pembangunan perhubungan laut dalam Repe-

lita IV adalah meningkatkan peranan dan kemampuan jasa ang-

kutan laut nasional secara terpadu dengan sektor pembangunan

lainnya. Peningkatan sarana dan kemampuan tersebut bertujuan

untuk dapat menyediakan pelayanan perhubungan laut yang se-

makin luas, tertib, teratur, aman, lancar dan efisien. Dalam

hubungan ini perhatian yang lebih besar akan diberikan untuk

peningkatan pelayanan daerah terpencil.

Langkah-langkah kebijaksanaan yang ditempuh selama Repe-

lita IV dan sebelumnya, secara bertahap, telah dapat mening-

katkan peran serta angkutan laut dalam menunjang pelaksanaan

pembangunan nasional, terutama dalam mendorong pertumbuhan

perdagangan antar pulau. Untuk itu selama ini telah diting-

katkan pembinaan armada pelayaran nasional dan peningkatan

fasilitas pelabuhan serta keselamatan pelayaran.

Sejalan dengan hal tersebut beberapa langkah kebijaksa-

naan strategis telah dilakukan, terutama dengan tujuan me-

ningkatkan efisiensi penyediaan jasa angkutan laut. Dengan

demikian sebab-sebab adanya ekonomi biaya tinggi yang ber-

sumber di bidang perhubungan laut akan dapat dihilangkan.

Dalam hubungan ini beberapa tahun yang lalu telah dikeluarkan

Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 1985 mengenai kebijaksanaan

kelancaran arus barang untuk meningkatkan kegiatan ekonomi.

Inpres tersebut mencakup penyempurnaan peraturan di bidang

perhubungan laut berikut:

a. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1969 tentang Pe-

nyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan Laut telah

disempurnakan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 25

211

Page 23:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

Tahun 1985 mengenai masalah pengaturan gudang laut

dan bongkar muat barang dari dan ke kapal.

b. Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 1983 tentang

Pembinaan Kepelabuhanan disempurnakan dengan Per-

aturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1985 yang me-

nyangkut penataan kembali Administrator Pelabuhan

beserta unit kerjanya.

c. Penyempurnaan Pedoman Perhitungan Tarip Bongkar

Muat Pelabuhan dan menata kembali pembinaan tenaga

kerja bongkar muat.

d. Penambahan jumlah pelabuhan yang dapat disinggahi

oleh kapal-kapal niaga asing sehingga menjadi 118

pelabuhan.

Selain langkah-langkah penyempurnaan tersebut di atas,

dalam rangka meningkatkan efisiensi jasa pelayaran telah pula

diundangkan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1988 tentang

penyelenggaraan dan pengusahaan angkutan laut, serta Per-

aturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1988 tentang penetapan badan

pelaksana bursa komoditi sebagai penyelenggara kegiatan pe-

nyediaan informasi muatan dan ruang kapal. Peraturan Peme-

rintah Nomor 17 Tahun 1988 bertujuan untuk mendorong perusa-

haan pelayaran nasional untuk meningkatkan kemandirian ber-

usaha, antara lain dengan menyesuaikan dan menentukan ke-

kuatan armada serta daerah operasinya. Dengan Peraturan Peme-

rintah ini perusahaan pelayaran bebas untuk menentukan trayek

pelayarannya. Di samping itu Peraturan Pemerintah ini juga

menentukan bahwa dalam menambah pengadaan kapal dapat dila-

kukan melalui kontrak sewa pakai ataupun beli baru.

212

Page 24:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1988 bertujuan mem-

berikan kemudahan dalam penyediaan jasa informasi tentang

adanya muatan dan ruang muat kapal. Tersedianya informasi

muatan dan ruang kapal tersebut akan lebih mendekatkan penye-

dia dan pemakai jasa angkutan laut, sehingga dapat menekan

biaya dan meningkatkan daya saing komoditi.

Menjelang akhir Repelita IV armada pelayaran Nusantara

yang melayani angkutan dalam negeri berjumlah 255 kapal de-

ngan kapasitas 434.900 dwt; armada pelayaran lokal, yang ber-

peran besar pula dalam menunjang sistem jaringan pelayaran

Nusantara, berjumlah 1.018 kapal dengan kapasitas 151.896 dwt;

dan armada pelayaran rakyat, yang telah dibina melalui kope-

rasi dan bantuan motorisasi, berjumlah 3.701 kapal dengan ka-

pasitas 199.384 brt.

Dalam usaha membuka hubungan ke daerah terpencil dan

terisolir sejak 1978 telah dikembangkan armada pelayaran pe-

rintis. Pelayaran perintis melayani 16 trayek yang dilayani

dengan 16 kapal. Di samping itu juga ada armada pelayaran

khusus, yang sampai sekarang berfungsi mengangkut hasil per-

tambangan dan industri kimia. Armada itu berjumlah 2.955

kapal dengan kapasitas 2.970.317 dwt. Selain itu masih ter-

dapat tongkang dengan kapasitas 649.589 brt dan kapal tunda

dengan kapasitas 562.003 hp. Di samping itu armada pelayaran

samudera yang terdiri dari 35 kapal dengan kapasitas 446.980

dwt menunjang perdagangan internasional. Selanjutnya untuk

melayani angkutan penumpang antar pulau telah pula diting-

katkan jumlah kapal penumpang dari 4 buah kapal pada akhir

Repelita III menjadi 7 buah kapal pada akhir Repelita IV.

Ketujuh kapal ini secara keseluruhan telah dapat menyinggahi

31 pelabuhan di 20 propinsi.

213

Page 25:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

Dalam Repelita IV perkembangan jumlah muatan dalam ne-

geri yang diangkut mengalami peningkatan yang sangat berarti;

selama Repelita III telah meningkat dengan 54,6%, dari

58.483.100 ton pada akhir Repelita III menjadi 90.417.997 ton

menjelang akhir Repelita IV. Perkembangan produktivitas arma-

da nasional dari tahun 1983/84 sampai dengan tahun 1988/89

dapat dilihat pada label 13-5.

Dalam Repelita IV juga diusahakan peningkatan kapasitas

prasarana perhubungan laut. Hasil-hasil usaha itu ialah: re-

habilitasi dermaga sepanjang 6.525 m, rehabilitasi gudang se-

luas 18.985 m2 dan penambahan dermaga baru sepanjang 5.104 m,

penambahan gudang seluas 79.550 m2, lapangan penumpukan se-

luas 114.765 m2 dan lapangan peti kemas seluas 97.770 m2. Be-

berapa pelabuhan utama telah ditingkatkan dengan pembangunan

fasilitas bongkar muat peti kemas, yaitu pelabuhan Tanjung

Priok, Tanjung Emas (Semarang), Belawan, Surabaya (Tanjung

Perak), Panjang, Palembang dan Ujung Pandang. Pelabuhan-pela-

buhan tersebut sejak pertengahan 1985 mengalami kenaikan yang

tajam dalam bongkar muat peti kemas, yaitu dalam mengangkut

barang-barang ekspor dan impor. Dengan peningkatan kapasitas

dermaga dan fasilitas pelabuhan lainnya, maka produktivitas

dermaga pelabuhan utama pada akhir Repelita IV mencapai 628,7

ton/m/tahun, pelabuhan kolektor 999,6 ton/m/tahun, pelabuhan

trunk mencapai 1.398,9 ton/m/tahun, dan pelabuhan lokal 597,2

ton/m/tahun. Hal tersebut merupakan salah satu keberhasilan

yang diperoleh dengan pelaksanaan Inpres 4/1985 dan terutama

dengan diizinkannya pelaksanaan angkutan ekspor dan impor

langsung ke 124 pelabuhan di Indonesia.

Sejalan dengan peningkatan fasilitas pelabuhan juga te-

lah dilakukan pengerukan pelabuhan dan slur pelayaran yang

214

Page 26:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

TABEL 13 - 5

PRODUKTIVITAS ARMADA NASIONAL1983/84 dan 1988/89

(Ton/MT/Tahun)

Jenis Pelayaran 1983/84 1988/89

- Nusantara -

Lokal

- Perahu Rakyat 15,87

- Khusus dalam negeri 20,17- Samudera 30,41

14,82 18,46

18,88 21,50

14,80

25,20

39,99

215

Page 27:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

strategis. Di beberapa pelabuhan yang mengalami pendangkalan

kolam pelabuhan dan alur pelayaran, selama Repelita IV dila-

kukan pengerukan lumpur sebanyak 61,936 juta m3. Sedangkan

untuk menunjang keselamatan pelayaran selama Repelita IV te-

lah dibangun 29 buah menara suar, 51 buah rambu suar, 112

buah pelampung suar, 86 buah stasiun radio pantai. Dalam

kurun waktu itu juga telah dilakukan penyempurnaan peta laut

di 5 lokasi. Selanjutnya telah diadakan penambahan fasilitas

kesyahbandaran yang meliputi pembangunan 30 buah kapal bandar

dan penambahan kapal patroli pengamanan pelabuhan sebanyak 4

buah kapal. Di samping itu telah pula ditingkatkan kemampuan

operasional Biro Klasifikasi Indonesia, dalam membantu pelak-

sanaan pengawasan teknis pembangunan dan perbaikan kapal.

3. Perhubungan Udara

Dalam Repelita IV kebijaksanaan pembangunan perhubungan

udara diarahkan untuk meningkatkan kemampuan angkutan udara

baik untuk pelayanan dalam negeri, termasuk angkutan udara

perintis, maupun untuk pelayanan luar negeri. Peningkatan ke-

mampuan angkutan diusahakan sejalan dengan peningkatan per-

mintaannya. Untuk melaksanakan kebijaksanaan tersebut telah

diupayakan penambahan daya tampung armada, perluasan jaringan

penerbangan, dan penambahan frekuensi penerbangan. Upaya-

upaya tersebut telah berhasil meningkatkan utilisasi pesawat,

baik untuk penerbangan dalam negeri maupun luar negeri. Se-

jalan dengan itu juga telah ditingkatkan kemampuan prasarana

landasan bandar udara disertai dengan peningkatan dalam pe-

nyediaan peralatan pendukung keselamatan penerbangan.

Dalam usaha meningkatkan operasi lalu lintas angkutan

udara, telah diusahakan penyempurnaan peraturan bina usaha

216

Page 28:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

perusahaan penerbangan sehingga kerja sama penerbangan inter-

nasional dapat ditingkatkan. Untuk dapat memperluas jaringan

penerbangan internasional dilakukan perundingan-perundingan

dengan negara-negara sahabat untuk mengatur peningkatan pe-

manfaatan sepenuhnya jalur penerbangan (Air Rights) bagi ne-

gara yang berlintasan.

Selama Repelita IV pertumbuhan angkutan udara dalam ne-

geri rata-rata setiap tahun adalah: untuk penumpang sebesar

3,9% dan untuk angkutan barang 9,3%. Untuk angkutan udara

luar negeri berjadwal tingkat pertumbuhan rata-rata angkutan

lebih tinggi; untuk penumpang sebesar 9,1% dan untuk angkutan

barang 13,8%. Selain itu angkutan haji tumbuh rata-rata se-

besar 2,1% per tahun dan angkutan penerbangan perintis tumbuh

rata-rata sebesar 12,5%.

Produksi angkutan penerbangan dalam negeri dan luar ne-

geri pada akhir Repelita III dan akhir Repelita IV dapat di-

lihat dalam Tabel 13-6.Untuk dapat melayani tingkat pertumbuhan tersebut dalam

Repelita IV telah dilaksanakan peningkatan landasan udara.

Pada akhir Repelita IV sejumlah 5 bandara dapat digunakan

untuk pesawat sejenis B-747, 9 bandara digunakan untuk pe-

sawat sejenis DC-10/A-300, 19 bandara digunakan untuk pesawat

sejenis DC-9, 37 bandara digunakan untuk pesawat sejenis F-28

dan 55 bandara digunakan untuk pesawat sejenis F-27/CN-235.

Pada akhir Repelita IV seluruh ibukota propinsi telah dapat

didarati oleh pesawat terbang bermesin jet. Di samping itu

sebanyak 17 bandara telah digunakan sebagai pintu gerbang pe-

nerbangan internasional. Salah satu dari bandar udara ter-

sebut adalah bandar udara Soekarno-Hatta yang selesai di-

bangun dalam Repelita IV dan sejak selesai pembangunannya

217

Page 29:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

TABEL 13 - 6PRODUKSI PENERBANGAN DALAM NEGERI

DAN PENERBANGAN LUAR NEGERIAKHIR REPELITA III DAN AKHIR REPELITA IV

218

Page 30:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

U r a i a n Akhir AkhirRepelita Repelita

III IVSatuan

Page 31:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

Penerbangan Dalam Negeri :

1. Km pesawat ribuan 88.163 101.650

2. Penumpang diangkut orang 5.286.497 6.679.438

3. Barang ton 49.772 76.486

4. Jam terbang jam 226.783 242.388

5. Ton-km tersedia ribuan 808.072 870.348

6. Ton-km produksi ribuan 374.776 485.362

7. Faktor muatan 1) persen 46 56

Penerbangan Luar Negeri :

orang 1.048.943 1.735.3281. Penumpang diangkut

2. Barang ton 28.366 61.576

3. Jam terbang jam 36.835 60.046

4. Ton-km tersedia ribuan 1.175.122 2.470.466

5. Ton-km produksi ribuan 545.791 1.190.910

6. Faktor muatan 1) persen 46 48

ton-km produksi 1) Faktor muatan = ton-km tersedia

Page 32:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

telah berfungsi sebagai pintu gerbang utama penerbangan na-

sional dan internasional. Sedangkan pintu-pintu gerbang yang

lain, adalah Ngurah Rai/Bali, Pattimura/Maluku, Sam Ratu-

langi/Sulawesi Utara, Frans Kaisiepo/Irian Jaya, Polonia/Su-

matera Utara, Simpang Tiga/Riau, Tabing/Sumatera Barat, Hang

Nadim/P.Batam, El Tari/Nusa Tenggara Timur, Sepinggan/Kali-

mantan Timur dan, Juanda/Jawa Timur, S. Badarudin II/Sumatera

Selatan, Kijang/Riau, Juwata/Kalimantan Timur, Mopah/Irian

Jaya. Di bidang keselamatan penerbangan telah dilakukan pe-

nambahan peralatan telekomunikasi dan navigasi udara, sehing-

ga selama Repelita IV kehandalan operasional telah meningkat

secara berarti sehingga kemungkinan kecelakaan lalu lintas udara

makin terkurangi. Adapun perkembangan kemampuan bandar

udara selama Repelita III dan Repelita IV dapat dilihat dalam

Tabel 13-7.

Sejalan dengan peningkatan kebutuhan angkutan udara

dalam negeri, perusahaan penerbangan telah menambah armada

pesawat udaranya. Penambahan armada tersebut terdiri dari:

pesawat jenis Cassa 212 Series 100 sebanyak 1 buah, pesawat

jenis Cassa Series 200 sebanyak 9 buah, pesawat jenis CN-235

sebanyak 3 buah dan jenis F-28 series 4000 sebanyak 11 buah.

Dengan demikian, maka pada akhir Repelita IV jumlah pesawat

terbang yang beroperasi di Indonesia ada sebanyak 797 buah,

terdiri dari 216 buah pesawat dengan berat diatas 10.000 kg,

379 buah pesawat dengan berat di bawah 10.000 kg dan 202 buah

pesawat jenis sayap berputar (helikopter). Dari jumlah ter-

sebut 176 buah pesawat dioperasikan oleh perusahaan pener-

bangan berjadwal yaitu, oleh Garuda Indonesia sebanyak 81

buah pesawat, Merpati Nusantara 39 buah, Mandala 11 buah dan

Bourag 25 buah pesawat.

Dalam mengimbangi peningkatan kebutuhan masyarakat akan

219

Page 33:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

TABEL 13 - 7

PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BANDAR UDARA

AKHIR REPELITA III DAN REPELITA IV

Kemampuan untuk Akhir Akhirpesawat sejenis Repelita III Repelita IV(penuh/terbatas) ( lokasi ) ( lokasi )

B - 747 4 5

DC-10/A-300 4 4

DC- 9 5 10

F - 28 8 18

F-27/CN-235 23 18

220

Page 34:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

angkutan udara telah dilakukan pula perluasan jaringan pener-

bangan. Penerbangan domestik komersial berjadwal telah me-

ningkat dari 115 rute pada akhir Repelita III menjadi 134

rute pada akhir Repelita IV atau meningkat sebesar 16,5%. Se-

dangkan untuk angkutan penerbangan luar negeri, jumlah kota

yang disinggahi meningkat dari 23 kota menjadi 29 kota. Ke-

naikan rute penerbangan dalam negeri antara lain disebabkan

oleh adanya rute penerbangan perintis yang berkembang menjadi

rute komersial. Rute-rute penerbangan baru yang telah dibuka

adalah: Balikpapan - Pontianak, Pontianak - Batam, Batam -

Medan, Denpasar - Manado, Denpasar - Biak. Dalam Repelita IV

juga telah dikembangkan kerja sama penerbangan regional dengan

negara-negara tetangga, yaitu lintasan penerbangan Kupang -

Darwin, Balikpapan - Brunei Darusallam, Tarakan - Kota Kini-

balu, Manado - Cebu dan Pontianak - Kuching.

4. Pos dan Giro

Tujuan pembangunan pos dan giro dalam Repelita IV adalah

terutama memperluas jangkauan pelayanan sampai ke semua ke-

camatan, desa-desa, daerah pemukiman transmigrasi dan daerah-

daerah terpencil. Menjelang akhir Repelita IV jangkauan pela-

yanan pos telah mencapai 3.525 kecamatan dari 3.552 kecamatan

di Indonesia, atau telah mencapai 99,2%. Selain itu sebanyak

719 lokasi transmigrasi dari 783 lokasi transmigrasi yang

ada, atau 91,8%, telah pula memiliki fasilitas pos.

Pelayanan pos dan giro tersebut dilaksanakan oleh 313

kantor pos besar, 532 buah kantor pos tambahan, 1.978 buah

kantor pos pembantu, 9 buah sentral giro dan 103 buah loket

lanjutan. Untuk meningkatkan mutu pelayanan dan efisiensi

serta produktivitas kegiatan pos telah ditingkatkan pemakaian

peralatan mekanis di loket-loket pelayanan, standardisasi

221

Page 35:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

sampul surat, dan penetapan sistem kode pos. Dalam hubungan

ini dilakukan pembukaan jenis-jenis pelayanan baru yang ter-

diri dari birofax, surat kilat luar negeri (E.M.S) dan penam-

bahan dapur-dapur pos di pusat-pusat kegiatan masyarakat.

Tabel 13-8 menggambarkan lebih lanjut perkembangan beberapa

fasilitas pos dan giro selama Repelita IV.

Dalam Repelita IV tugas pelayanan pos juga telah semakin

dapat membantu masyarakat dalam berbagai kegiatan. Pelayanan

dukungan kemudahan tersebut meliputi, misalnya, pelaksanaan

pendaftaran dan pungutan iuran Televisi, penerimaan pemba-

yaran rekening listrik, pelayanan untuk pembayaran berbagai

jenis pajak, penerimaan penyetoran tabungan uang muka dan

angsuran KPR-BTN, penunjang penyelenggaraan kegiatan Univer-

sitas Terbuka, dan pelayanan lain di pusat-pusat wisata.

Dengan langkah-langkah tersebut lalu lintas pos dan giro

dalam negeri dan luar negeri meningkat rata-rata 9% per ta-

hun. Lalu lintas pos tersebut meliputi surat pos biasa, surat

pos kilat, pos kilat khusus dan pos udara ke luar negeri. Pe-

ningkatan produksi tersebut didukung dengan usaha peningkatan

efisiensi dan efektivitas pelayanan yang terdiri dari penyem-

purnaan tolok ukur waktu tempuh, penyempurnaan pola antaran

pos serta pemasyarakatan pemakaian kode pos seluas-luasnya.

Di samping itu dikembangkan pula diversifikasi pelayanan jasa

pos dengan mengikutsertakan swasta dalam penyelenggaraan

pengiriman surat pos jenis tertentu. Peningkatan pemeliharaan

dan fungsi pengawasan melekat dalam sistem operasional pos

dan giro telah dikembangkan secara menyeluruh.

5. Telekomunikasi

Pembangunan telekomunikasi selama Repelita IV ditujukan

222

Page 36:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

TABEL 13 - 8

FASILITAS POS DAN GIROREPELITA III DAN REPELITA IV

No. Uraian Satuan Repelita III Repelita IV

1. Kantor Pos Pembantu/ buah 1.218 1.978Kantor Pos Tambahan buah 284 532Kantor Pos buah 211 313

2. Sentral Giro buah 9 9

3. Loket Ekstension buah--

103

4. Kantor Kepala Daerah Pos buah 12 14

5. Pos Keliling dan Angkutan Lokal :

a. Mobil/Kendaraan Pos buah 607 967b. Sepeda Motor buah 2.876 4.016

6. Bis Surat buah 6.422 12.674

223

Page 37:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

untuk memperluas jaringan dan sambungan telepon, transmisi,

telegrap dan teleks, dan jaringan komunikasi data. Pemba-

ngunan tersebut terutama diutamakan agar dapat meningkatkan

keandalan pelayanan bagi masyarakat.

Hasil yang dicapai dalam pembangunan telekomunikasi sam-

pai menjelang akhir Repelita IV antara lain adalah: penam-

bahan kapasitas telepon otomat, digital dan manual sebanyak

411.093 SST, telepon umum sebanyak 17.974 unit, telegrap se-

banyak 20.220 ss dan teleks sebanyak 7.900 SSTX. Selain itu

telah pula diperluas jaringan transmisi yang terdiri dari:

Transmisi Gelombang Mikro di 3 lokasi, pembangunan Sistem Ko-

munikasi Serat Optik (SKSO) di wilayah Jabotabek, pembangunan

transmisi laut berupa Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) di

2 lokasi, dan pembangunan transmisi satelit yang meliputi

pembangunan 124 buah SBB/SBS/SBK. Juga dilakukan peluncuran

satelit yang mendukung Sistem Komunikasi Satelit Domestik

(SKSD) Palapa B2P dan B2R.

Dengan hasil pembangunan di bidang telekomunikasi dalam

negeri, maka jangkauan pelayanan telekomunikasi pada akhir

Repelita IV telah mencapai 2.069 kecamatan, yang berarti

58,4% dari seluruh kecamatan yang ada di Indonesia. Sedangkan

jumlah kota yang terjangkau oleh jaringan Sambungan Langsung

Jarak Jauh (SLJJ) meningkat dari 106 buah pada akhir Repelita

III menjadi 113 buah pada akhir Repelita IV.

Di bidang jasa telekomunikasi internasional, jumlah ne-

gara tujuan yang dapat dihubungi dengan Sambungan Langsung

Internasional (SLI) telah meningkat dari 58 negara pada tahun

1983 menjadi 127 negara pada akhir Repelita IV. Hubungan

langsung internasional dapat dilakukan dari 8 kota yaitu

Jakarta, Bogor, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Nusa

224

Page 38:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

Dua/Denpasar dan Makale/Tana Toraja. Di samping itu telah

pula dikembangkan Sambungan Komunikasi Data Paket (SKDP) dari

kota Jakarta, Bandung, Surabaya dan Medan yang masing-masing

dapat berhubungan dengan 29 negara. Di samping telah dikem-

bangkan pula pelayanan Birofax di 10 kota lainnya. Selain

dari itu juga telah dikembangkan hubungan telekomunikasi lin-

tas batas dengan negara tetangga dari kota-kota Sekupang,

Tanjung Pinang, Dumai, Pekanbaru dan Balikpapan dengan kota

Singapura.

Jasa pelayanan telekomunikasi di beberapa kota telah

dapat dikembangkan dengan mengikutsertakan pihak swasta,

yaitu dalam pelayanan Radio Panggil untuk umum di 10 kota.

Selain itu dilaksanakan pula pengembangan Sistem Telekomuni-

kasi Kendaraan Bermotor (STKB) dengan penggunaan teknologi

cellular yang telah dapat pula dioperasikan untuk hubungan

antar kota.

Di bidang operasional terus diupayakan peningkatan

efisiensi operasi melalui peningkatan keberhasilan panggil

telepon. Pelaksanaannya telah dapat menurunkan tingkat gang-

guan telepon, yaitu dari 6,34 gangguan per 100 telepon pada

akhir Repelita III menjadi 5,53 gangguan per 100 telepon pada

akhir Repelita IV. Usaha ini telah meningkatkan produksi te-

lekomunikasi dari 20.300,0 juta pulsa pada akhir Repelita III

menjadi 24.000,0 juta pulsa pada akhir tahun 1988. Demikian

pula halnya penggunaan teleks yang telah meningkat dari 790

juta pulsa pada akhir Repelita III menjadi 2.015,0 juta pada

akhir tahun 1988.

Walaupun telah diupayakan penambahan kapasitas telepon

untuk kebutuhan masyarakat, pertumbuhan permintaan sambungan

telepon setiap tahunnya meningkat dengan pesat. Sehingga

225

Page 39:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

perlu ditingkatkan efisiensi operasional jasa telekomunikasi.

Pengembangan manajemen pengelolaan, keuangan, perencanaan,

dan pengendalian, terus diupayakan untuk ditingkatkan agar

dapat melayani peningkatan permintaan masyarakat.

Salah satu usaha dalam meningkatkan pengawasan dan pe-

nertiban penggunaan frekuensi radio adalah pelaksanaan pemba-

ngunan jaringan monitoring frekuensi radio nasional. Kegiatan

itu untuk tahap pertama mencakup pembangunan 3 buah Stasiun

Monitor Tetap HF dan VHF/UHF, 2 buah Stasiun Semi Tetap HF

dan 16 buah Stasiun Monitor Bergerak HF dan VHF/UHF. Dengan

adanya penambahan peralatan tersebut, selama Repelita IV

pengawasan penggunaan spektrum frekuensi radio makin dapat

ditingkatkan. Untuk meningkatkan keterampilan dan efisiensi

operasi, sejumlah tenaga pelaksana telah pula dilatih dan di-

tambahkan di daerah-daerah.

Pemanfaatan peralatan telekomunikasi produksi dalam ne-

geri telah pula ditingkatkan. Penggunaan perangkat telekomu-

nikasi produksi dalam negeri meliputi antara lain Sentral Te-

lepon Otomat/Digital (STO/STD), Sambungan Telepon Kendaraan

Bergerak (STKB), Stasiun Bumi Kecil (SBK) dan perangkat komu-

nikasi radio. Perangkat komunikasi radio dengan tingkat

frekuensi antara 400 MHz - 1,5 GHz diutamakan penggunaannya

untuk meningkatkan hubungan antara daerah-daerah pedesaan de-

ngan ibukota kecamatan. Mutu perangkat telekomunikasi pro-

duksi dalam negeri telah pula meningkat sehingga beberapa di

antaranya telah dapat dipasarkan di beberapa negara lain.

Adapun kapasitas prasarana telekomunikasi pada akhir Re-

pelita IV dibandingkan akhir Repelita III dapat dilihat pada

Tabel 13-9.

226

Page 40:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

TABEL 13 - 9

KAPASITAS TELEKOMUNIKASI

1983/84 dan 1988/89

No. U r a i a n 1983/84 1988/89

1. Kapasitas Telepon Manual/Analog/Otomat/Digital 666.133 sst 1.095.200 sst

2. Kapasitas Teleks 12.220 sstx 20.120 sstx

3. Jaringan Kabel (UPS) 394.150ssp 960.660 ssp

4. Kota dengan saran (SLJJ) 106 kota 113 kota

5. Sambungan Langsung Internasional(SLI)

58 negara 127 negara

6. Transmisi Satelit :

. SBB/SBS/SBK/SBM 97 buah 221 buah

. Retrofit Antenna - 24 lokasiKanal SCPC/FDMA/TDMA - 900 kanal

. Palapa B1/B2P/B2R 2 buah 2 buah

. Saluran 25.730 kanal 38.833 kanal

7. Pencapaian Jangkauan Pelayanandari 3.541 kecamatan 1.407 Kec. 2.069 Kec.

227

Page 41:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

6. Meteorologi dan Geofisika

Dalam pelaksanaan Repelita IV pengembangan jasa meteoro-

logi dan geofisika telah dapat pula ditingkatkan. Sasaran

utama ditujukan pada bidang prasarana; hasilnya adalah pemba-

ngunan stasiun meteorologi sebanyak 5 unit, stasiun klimato-

logi 1 unit, stasiun geofisika sebanyak 2 unit, stasiun kerja

sama (Pos Pengamatan Meteo Pertanian Khusus, Pos Pengamatan

Iklim, Pos Pengamatan Penguapan dan Pos Pengamatan Hujan) se-

banyak 586 buah, dan stasiun bumi satelit cuaca sebanyak 1

buah. Dengan tersedianya peralatan tersebut telah dapat di-

tingkatkan dan diperluas jaringan stasiun pengamat dengan lo-

kasi yang lebih tersebar di semua daerah sehingga dapat digu-

nakan untuk pelayanan operasi data meteorologi dan geofisika

selama 24 jam. Di samping itu dengan penggunaan teknologi

yang lebih maju telah dimungkinkan usaha peningkatan dan per-

luasan inventarisasi data meteorologi dan geofisika yang

lebih teliti berdasarkan sumber daya alam yang dimiliki se-

cara nasional. Selanjutnya telah ditingkatkan pula keteram-

pilan tenaga ahli dalam pengelolaan jasa tersebut.

Pelaksanaan pembangunan tersebut pada akhir Repelita IV

telah berhasil memberikan ramalan cuaca dengan ketelitian

mendekati 90%. Pada akhir Repelita III ketelitian ramalan

baru mencapai 72,5%.

Dengan adanya peningkatan mutu penggunaan data ramalan

telah dapat ditingkatkan untuk menunjang pembangunan. Publi-

kasi periodik yang dihasilkan mencakup informasi mengenai pe-

rubahan-perubahan alam yang terjadi, seperti hujan, angin,

gempa, iklim serta prakiraan dan ramalan cuaca, telah digu-

nakan secara teratur untuk penerbangan, klimatologi perta-

nian, dan informasi geofisika.

228

Page 42:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

Adapun peningkatan stasiun dan kemampuan peralatan yang

dimiliki pada akhir Repelita IV dibandingkan akhir Repeli-

ta III dapat dilihat dalam Tabel 13-10.

7. Pariwisata

Tujuan utama pembangunan pariwisata dalam Repelita IV

diarahkan agar dapat memperluas kesempatan kerja dan kesem-

patan berusaha. Selain daripada itu peningkatan arus kun-

jungan wisatawan ke Indonesia diharapkan akan meningkatkan

penerimaan devisa. Untuk mencapai sasaran tersebut antara

lain telah ditempuh langkah-langkah yang diarahkan pada

pengembangan dan perluasan Daerah Tujuan Wisata (DTW). Dalam

kegiatan pengembangan DTW diusahakan selalu dijaga terpeliha-

ranya keseimbangan dan keserasian dalam memanfaatkan kekayaan

alam dan budaya sebagai daya tarik menjadi objek wisata yang

terpadu. Berkaitan dengan langkah tersebut dikembangkan pula

kegiatan pembinaan lingkungan wisata dengan jalan mendorong

pertumbuhan usaha kepariwisataan, meningkatkan mutu produk

wisata, menyederhanakan perizinan, memperluas pintu masuk

wisata serta memberikan kemudahan izin dan masa tinggal kun-

jungan wisatawan asing.

Selama Repelita III telah mulai dilaksanakan pengembang-

an 10 DTW, yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, DKI Jakarta,

Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Bali,

Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara. Dalam Repelita IV selain

melanjutkan pengembangan DTW tersebut, telah diperkenalkan

pula 6 DTW lainnya yaitu propinsi-propinsi Aceh, Riau, Nusa

Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Kalimantan

Timur. Dalam Repelita IV telah dapat ditingkatkan kunjungan

wisatawan ke DTW-DTW tersebut. Keberhasilan usaha peningkatan

229

Page 43:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

TABEL 13 - 10

KEADAAN STASIUN-STASIUN METEOROLOGI DAN GEOFISIKATahun 1983/84 dan 1988/89

(buah)

No. Jenis Stasiun 1983/84 1988/89

1. Stasiun Meteorologi 107 112

2. Stasiun Klimatologi 15 16

3. Stasiun Geofisika 26 28

4. Stasiun Kerjasama :Pos Pengamatan Meteo per-)tanian Khusus )Pos Pengamatan Iklim ) 4.596 5.182

5.

Pos Pengamatan Penguapan )Pos Pengamatan Hujan )

Stasiun Bumi Satelit Cuaca 1

230

Page 44:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

kunjungan ke DTW-DTW tersebut terutama berkat adanya pening-

katan pengembangan obyek wisata alam dan budaya, peningkatan

kerja sama perusahaan penerbangan Indonesia dengan perusaha-

an-perusahaan penerbangan negara lain, pembinaan industri

pariwisata dan berkat pemberian kemudahan keimigrasian serta

bebas visa bagi wisatawan dari 32 negara. Di samping itu da-

lam Repelita IV juga ditingkatkan kegiatan-kegiatan pemasaran

di beberapa negara lainnya. Dalam hubungan ini dilakukan pe-

ningkatan kunjungan misi-misi budaya nasional dan partisipasi

dalam pameran dan peristiwa-peristiwa pariwisata dunia. Di

samping itu telah ditambah pula pintu masuk bagi para wisa-

tawan yang akan berkunjung ke negara kita. Berkat langkah dan

usaha tersebut di atas jangkauan pasar wisata kita telah da-

pat diperluas ke negara-negara Eropa Barat, Skandinavia, Ko-

rea Selatan, Taiwan, Australia dan Selandia Baru.

Tantangan yang dihadapi dalam upaya meraih peningkatan

arus kunjungan wisatawan selama Repelita IV antara lain

adalah resesi dunia yang berkepanjangan dan semakin mening-

katnya persaingan dari negara-negara tujuan wisata lainnya,

khususnya dari negara-negara tetangga. Menghadapi kedua hal

tersebut telah diupayakan pelaksanaan beberapa terobosan, mi-

salnya dengan menambah dan membuka rute penerbangan baru

langsung ke obyek-obyek wisata seperti Bali, Pontianak,

Kupang, Biak, Medan dan P. Batam. Untuk penerbangan ke obyek-

obyek wisata tersebut diberikan insentif berupa tarip pener-

bangan disertai perbaikan dalam pelayanan.

Beberapa tahun terakhir ini juga diupayakan untuk me-

ningkatkan kunjungan wisatawan terutama dengan memanfaatkan

peluang yang timbul sebagai akibat menguatnya nilai beberapa

231

Page 45:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

mata uang asing terhadap rupiah. Di samping itu variasi pro-

duk wisata Indonesia akhir-akhir ini juga ditingkatkan, se-

hingga mutu, jenis dan nilai jual produk wisata meningkat

baik daya tariknya bagi para wisatawan maupun daya saingnya.

Untuk membantu meningkatkan pertumbuhan usaha di bidang

industri pariwisata juga telah diciptakan berbagai kemudahan

guna meningkatkan iklim investasi. Berbagai penyederhanaan

peraturan perizinan bagi para pengusaha telah diberikan.

Salah satu bidang pemasaran yang telah diprioritaskan

untuk ditingkatkan adalah partisipasi nasional dalam pangsa

pasar konvensi dan pertemuan-pertemuan internasional. Dalam

hubungan ini terus ditingkatkan usaha penggalakan "mice in-

dustry" (meetings, insentive travels, conventions, exhibi-

tions) yang semakin berkembang dan telah banyak dilangsungkan

di Indonesia. Pangsa pasar ini diharapkan dapat menjadi pasar

potensial yang dapat meningkatkan kunjungan wisatawan asing

dan penerimaan devisa karena pengeluaran yang meningkat oleh

setiap wisatawan.

Berkat pelaksanaan pembangunan di bidang pariwisata,

laju pertumbuhan kedatangan wisatawan asing sejak tahun 1983

menunjukkan pertumbuhan yang terus meningkat. Pertumbuhannya

dalam tahun 1984 mencapai 9,3%, tahun 1985 mencapai 6,9%, ta-

hun 1986 mencapai 10,1%, tahun 1987 mencapai 27,3% dan tahun

1988 mencapai 26,4%. Negara pasaran utama adalah Jepang,

Eropa Barat, Amerika Utara, ASEAN, Australia dan negara Asia

Pasifik lainnya. Arus kunjungan wisatawan asing tahun 1983

dan tahun 1988 dapat dilihat pada Tabel 13-11.

Berkat peningkatan peran serta kalangan swasta dalam

pengembangan industri pariwisata, dewasa ini telah dibangun

sarana akomodasi yang memadai, antara lain berupa hotel yang

232

Page 46:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

TABEL 13 - 11

ARUS KUNJUNGAN WISATAWAN ASING KE INDONESIA

1983 dan 1988

(orang)

T a h u n Jumlah Wisatawan

1983 638.855

1988 1) 1.326.800

1) Angka sementara

233

Page 47:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

berbintang. Jumlah hotel berbintang sampai tahun 1988 ada se-

banyak 391 buah, tempatnya tersebar di 24 propinsi dan kapa-

sitas seluruhnya sebanyak 29.253 kamar.

I I I . KEBIJAKSANAAN DAN LANGKAH-LANGKAH

Sejalan dengan petunjuk Garis-garis Besar Haluan Negara,

peranan Sektor Perhubungan dan Pariwisata dalam Repelita V

diarahkan untuk dapat mendorong tercapainya kenaikan produksi

barang dan jasa di seluruh sektor pembangunan. Selain itu

pembangunan perhubungan bertujuan pula mendorong terlaksa-

nanya pemerataan pembangunan ke seluruh wilayah Tanah Air,

dengan mengutamakan pembangunan perhubungan untuk daerah pe-

desaan, daerah dan pulau terpencil, daerah transmigrasi dan

daerah perbatasan. Pelaksanaan pembangunan perhubungan, di

samping akan memperlancar pelaksanaan roda perekonomian, juga

akan membantu usaha memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa

dan usaha mewujudkan Wawasan Nusantara, serta dapat makin me-

ningkatkan ketahanan nasional.

Sasaran langsung pembangunan perhubungan adalah untuk

dapat memperlancar arus manusia, barang dan jasa serta in-

formasi keseluruh penjuru Tanah Air. Sasaran itu dicapai de-

ngan jalan meningkatkan pembangunan perhubungan darat, perhu-

bungan laut dan perhubungan udara, telekomunikasi serta pos

dan giro. Di samping itu dalam rangka meningkatkan mutu pela-

yanan dan produktivitas prasarana dan saran perhubungan akan

ditingkatkan kegiatan operasi dan pemeliharaan di masing-ma-

sing subsektor.

Pembangunan perhubungan selama Repelita V dilaksanakan

secara serasi dan terpadu, baik dalam lingkungan sektor per-

234

Page 48:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

hubungan sendiri maupun dalam hubungannya dengan sektor-sek-

tor pembangunan lainnya. Tercapainya keserasian dan keterpa-

duan itu diharapkan akan dapat meningkatkan hasil-hasilnya

berupa prasarana dan sarana yang memungkinkan terlaksananya

kegiatan-kegiatan perhubungan yang lebih luas, tertib, ter-

atur, aman, lancar, cepat dan efisien dengan biaya yang ter-

jangkau oleh masyarakat. Khusus bagi daerah pedesaan, daerah

dan pulau terpencil, daerah transmigrasi dan daerah perbatas-

an pelaksanaan pembangunan perhubungan akan ditingkatkan se-

cara lebih serasi dan terpadu serta saling menunjang dengan

bidang-bidang lainnya.

Dalam rangka pengembangan potensi perhubungan nasional

perlu dilaksanakan penyederhanaan peraturan di berbagai bi-

dang perhubungan. Penyederhanaan peraturan di berbagai bidang

akan dapat mendorong peningkatan peran serta masyarakat dan

peningkatan mutu pelayanan serta peningkatan efisiensi dalam

pengelolaan usaha perhubungan. Di samping itu langkah-langkah

yang juga perlu dilanjutkan adalah pengembangan dan peman-

faatan teknologi perhubungan yang tepat. Langkah lain yang

juga masih sangat diperlukan adalah penyelenggaraan pendidik-

an dan latihan untuk penyediaan tenaga kerja yang ahli dan

terampil. Dalam pendidikan dan latihan yang diselenggarakan

perlu diperhatikan pembinaan jiwa kebaharian dan kedirganta-

raan. Selanjutnya prasarana dan sarana keselamatan dan ke-

amanan perhubungan baik di darat, di laut maupun di udara

juga perlu terus ditingkatkan.

Adapun rencana pengembangan dan langkah kebijaksanaan

yang akan dilaksanakan dalam masing-masing sub sektor adalah

sebagai berikut.

235

Page 49:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

1. Perhubungan Darat

Pembangunan perhubungan darat dalam Repelita V dilan-

jutkan dengan tujuan agar dapat meningkatkan penyediaan, ke-

mampuan, dan pelayanan angkutan jalan raya, angkutan kereta

api, serta angkutan sungai, danau dan penyeberangan dan ang-

kutan di wilayah perkotaan. Langkah dan kebijaksanaan yang

ditempuh dalam Repelita V di bidang perhubungan darat adalah

seperti di bawah ini.

a. Jalan dan Jembatan

Kebijaksanaan dan langkah-langkah di bidang Jalan dan

Jembatan dalam Repelita V adalah melanjutkan kegiatan pemba-

ngunan jalan dengan mengutamakan pembangunan jaringan jalan

di pusat-pusat pertumbuhan dan pusat-pusat produksi serta ja-

lan yang menghubungkan daerah produksi dengan daerah pemasar-

annya. Selain dari itu diutamakan pula pembangunan jalan

untuk membuka daerah terpencil dan jalan yang mendukung pe-

ngembangan pemukiman transmigrasi. Pembangunan jalan dalam

kota yang lalu lintasnya sangat padat juga akan dilanjutkan

dan ditingkatkan.

Pelaksanaan pembangunan jalan dan jembatan selama Repe-

lita V diarahkan agar pengembangannya dapat membentuk sistem

jaringan jalan yang terpadu yang terdiri dari jalan nasional,

jalan propinsi, jalan kotamadya dan jalan kabupaten. Keterpa-

duan sistem tersebut dapat mendukung peningkatan kemampuan

perhubungan darat yang lebih luas dan efisien diseluruh dae-

rah. Dengan demikian sistem jaringan yang ada akan dapat me-

layani kebutuhan masyarakat secara optimal.

Sasaran utama pembangunan jaringan jalan nasional dan

propinsi adalah meningkatkan kemampuan teknis jaringan jalan

236

Page 50:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

tersebut. Dengan peningkatan itu diharapkan pada akhir Repe-

lita V jaringan jalan nasional dan propinsi yang telah berada

dalam kondisi mantap semakin meningkat. Di samping itu ke-

giatan pemeliharaan yang terencana dan berjadwal teratur akan

ditingkatkan sehingga jalan dapat dipertahankan dalam keadaan

baik. Mengingat sebagian besar dari jaringan jalan tersebut

mempunyai fungsi sebagai jalan arteri dan jalan kolektor,

maka melalui program peningkatan diupayakan agar jaringan ja-

lan tersebut mempunyai kemampuan teknis yang lebih tinggi,

terlebih-lebih mengingat jaringan jalan tersebut melayani

angkutan jalan raya dengan daya angkut kendaraan yang besar.

Diharapkan jaringan jalan tersebut dapat menunjang kelancaran

angkutan dari pusat-pusat produksi ke daerah pemasarannya se-

cara optimal.

Usaha-usaha tersebut di atas ini didukung dengan pening-

katan kemampuan pelaksanaan pekerjaan pembangunan jalan se-

hingga dapat diperoleh mutu konstruksi yang semakin meningkat.

Tujuan utama pembangunan jalan kabupaten dalam Repe-

lita V adalah memperpanjang jaringan jalan kabupaten yang

berada dalam kondisi mantap. Di samping itu melalui pening-

katan kegiatan pemeliharaan yang teratur dan mantap kondisi-

nya dapat dipertahankan. Dengan demikian dapat diperluas ja-

ringan jalan dalam kondisi mantap dan terpadu yang akan mampu

mendukung perkembangan daerah-daerah produksi dan perkembang-

an pemukiman, termasuk pemukiman transmigrasi. Peningkatan

kemampuan struktur dan geometri jalan kabupaten dalam Repe-

lita V akan menjadi perhatian utama dan dilaksanakan secara

bertahap di semua daerah. Dengan usaha-usaha itu diharapkan

pada akhir Repelita V semakin banyak jalan kabupaten yang

berada dalam keadaan baik dan terpelihara.

237

Page 51:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

Peningkatan tersebut disesuaikan dengan pertumbuhan lalu

lintas yang terjadi di masing-masing ruas jalan. Untuk pe-

ningkatan itu dikembangkan kemampuan pelaksanaannya di ma-

sing-masing wilayah sekitar ruas jalan yang ditingkatkan se-

hingga dapat memperluas kesempatan kerja bagi tenaga kerja

setempat.

Tujuan pembangunan jalan kotamadya adalah meningkatkan

kapasitas jaringan jalan di masing-masing kotamadya, sejalan

dengan meningkatnya fungsi pelayanan jalan dalam kota.

Dalam pembangunan jalan bebas hambatan (tol) dalam Repe-

lita V diutamakan penyelesaian sasaran Repelita IV. Biaya

pembangunannya dibebankan pada pemakai jalan melalui peneri-

maan biaya tol dan pengerahan tabungan masyarakat. Pembangun-

an jalan bebas hambatan dilaksanakan setelah dilakukan pene-

litian yang seksama mengenai manfaat dan biayanya secara ke-

seluruhan. Pelaksanaan pembangunannya mengikutsertakan seba-

nyak mungkin modal masyarakat dan dunia usaha.

Demikianlah dapat disimpulkan bahwa kebijaksanaan pemba-

ngunan jalan dan jembatan selama pelaksanaan Repelita V meng-

usahakan agar seluruh jaringan jalan dapat berfungsi dalam

hubungan yang saling mendukung secara terpadu. Kegiatan ma-

sing-masing program diarahkan untuk menjadikan fungsi jaring-

an jalan sebagai suatu sistem jaringan prasarana yang meluas

dan terpadu sehingga dapat mengikat dan menghubungkan pusat-

pusat pertumbuhan dan pusat-pusat produksi dengan simpul-sim-

pul jasa distribusi di semua daerah.

Dengan memperhatikan kemampuan yang dapat tersedia dalam

Repelita V, kapasitas masing-masing ruas jalan tahap demi ta-

hap ditingkatkan. Peningkatannya dilaksanakan melalui bebe-

rapa kegiatan program pembangunan. Program rehabilitasi dan

238

Page 52:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

pemeliharaan jalan dan jembatan terutama bertujuan memperta-

hankan kemampuan ruas-ruas jalan strategis dan mantap dalam

jaringan jalan nasional, propinsi, kabupaten dan kotamadya.

Program rehabilitasi dan pemeliharaan meliputi kegiatan peme-

liharaan rutin, pemeliharaan berjangka, penunjangan dan reha-

bilitasi konstruksi jalan dan jembatan. Selain rehabilitasi

dan pemeliharaan ruas-ruas jalan juga dilakukan peningkatan

jalan dan penggantian jembatan agar dapat menampung arus lalu

lintas kendaraan yang terus tumbuh. Program peningkatan jalan

dan penggantian jembatan meliputi jalan yang sudah mantap

yang perlu ditingkatkan serta diupayakan dapat pula memper-

baiki keadaan jalan yang tidak mantap.

Pembangunan jalan baru akan diutamakan untuk dapat me-

nembus daerah-daerah yang belum terjangkau oleh jasa pelayan-

an perhubungan. Tujuannya adalah membuka daerah-daerah poten-

sial agar dapat didorong pertumbuhan ekonominya dan kegiatan-

kegiatan pembangunannya di bidang-bidang yang lain.

Rencana pembangunan di bidang jalan dan jembatan selama

Repelita V untuk masing-masing program adalah sebagai berikut.

(1) rehabilitasi dan pemeliharaan jalan nasional dan

propinsi sepanjang 188.010 km dan jembatan sepanjang

149.100 m, jalan dan jembatan kabupaten 323.500 km,

jalan dan jembatan kotamadya sepanjang 68.950 km.

(2) peningkatan jalan dan jembatan nasional dan propin-

si sepanjang 24.800 km dan 54.000 in, jalan dan jem-

batan kabupaten 45.153 km dan 80.000 m, jalan dan

jembatan kotamadya 1.100 km dan 15.000 in.

(3) pembangunan baru jalan arteri sepanjang 500 km dan

jembatan sepanjang 4.200 in, jalan dan jembatan

kotamadya 344 km dan pembangunan jalan tol 295 km.

239

Page 53:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

TABEL 13 - 12RENCANA PROGRAM DI BIDANG JALAN DAN JEMBATAN

UNTUK REPELITA V

SatuanSasaranRepelita V

km 188.010

km 323.500

km 68.950

km 24.800m 54.000

km 45.153m 80.000

km 1,100m 15.000

km 500

m 4.200

km 344

km 295

No. Jenis Program

1. Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

a. Jalan Nasional dan Propinsi

b. Jalan Kabupaten

c. Jalan Kota

2. Peningkatan Jalan dan Jembatan

a. Jalan Nasional dan Propinsi Jembatan

b. Jalan Kabupaten Jembatan

c. Jalan Kota Jembatan

3. Pembangunan Jalan dan Jembatan

a. Jalan Arteri

b. Jembatan

c. Jalan Kota

d. Jalan Tol

240

Page 54:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

Perincian program pembangunan jalan dan jembatan dapat

dilihat pada Tabel 13-12.

b. Angkutan Jalan Raya

Kebijaksanaan pembangunan di bidang lalu lintas dan ang-

kutan jalan raya, sesuai dengan petunjuk Garis-garis Besar

Haluan Negara, ditujukan untuk dapat meningkatkan efisiensi

jasa angkutan jalan raya yang meliputi angkutan penumpang dan

muatan dalam kota, antar kota, dan antar daerah. Untuk menca-

pai tujuan tersebut dalam Repelita V dilakukan pembinaan dan

pengembangan jasa angkutan secara serasi dan terpadu dengan

memperhatikan fungsi pelayanan masing-masing jenis jasa ang-

kutan. Kebijaksanaan pembinaan dan pengembangan jasa angkutan

jalan raya dalam Repelita V diutamakan untuk dapat meningkat-

kan daya guna masing-masing jenis angkutan dalam mendukung

kelancaran mobilitas barang dan penumpang sehingga biaya ang-

kutan dapat rendah sesuai dengan kemampuan masyarakat.

Dalam hubungan ini peningkatan efisiensi pengelolaan

jasa angkutan dilakukan dengan menyempurnakan jaringan ang-

kutan jalan raya yang terpadu yang terdiri dari jaringan lin-

tas angkutan penumpang dan jaringan lintas angkutan barang.

Dalam hubungan ini diperhatikan penggunaan ruang angkut de-

ngan kendaraan yang sesuai, sehingga dapat menciptakan kete-

raturan dan keterandalan pelayanan angkutan yang didasarkan

pada kebutuhan masyarakat.

Dalam rangka usaha meningkatkan efisiensi pengelolaan

jasa angkutan dikembangkan pula pengawasan kelaikan kendaraan

dengan penetapan spesifikasi teknis kendaraan, yaitu dimensi

dan berat kendaraan yang sesuai dengan kemampuan daya dukung

prasarana jalan.

241

Page 55:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

Selain itu dalam usaha meningkatkan efisiensi jasa ang-

kutan jalan raya, di masing-masing daerah dikembangkan termi-

nal-terminal jalan raya sebagai simpul jaringan distribusi

angkutan, baik angkutan penumpang maupun angkutan barang.

Pengelolaan kawasan terminal tersebut diusahakan dengan

cara-cara yang dapat meningkatkan efisiensi jasa angkutan

jalan raya. Untuk itu dalam pengembangannya dipadukan dengan

rencana pengembangan angkutan di masing-masing daerah. Kawas-

an terminal tersebut dapat pula dikembangkan menjadi pusat-

pusat pertumbuhan, baik untuk angkutan antar jenis perhubung-

an termasuk pengembangan terminal angkutan antar kota dengan

peti kemas. Dalam pembangunan dan pengelolaan kawasan termi-

nal tersebut didorong dan diberikan kesempatan yang seluas

luasnya keikutsertaan pihak swasta.

Dalam Repelita V dilakukan penyederhanaan perizinan

usaha angkutan jalan raya, dengan mengutamakan pemberian per-

izinan sesuai dengan profesionalisme dalam berusaha. Masing-

masing pengusaha jenis angkutan dapat menyediakan jasa ang-

kutan dengan mempertimbangkan mutu pelayanan. Untuk itu perlu

terus diberikan pembinaan dan bimbingan kepada masing-masing

perusahaan dalam usaha meningkatkan kemampuan profesionalisme

berusaha melalui pemberian petunjuk tentang sistem pengelola-

an angkutan jalan raya.

Salah satu langkah yang dapat mendukung keberhasilan

rencana tersebut adalah penyempurnaan Undang-undang Angkutan

Jalan Raya Tahun 1965. Penyempurnaan Undang-undang itu akan

dapat membantu meningkatkan peranan dan fungsi Dinas Lalu

Lintas Angkutan Jalan Raya di masing-masing daerah. Dengan

penyempurnaan itu akan dapat tersusun mekanisme yang lebih

mantap dalam pembinaan dan pengembangan angkutan jalan raya.

Penyempurnaan Undang-undang Angkutan Jalan Raya Tahun 1965

242

Page 56:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

diperlukan mengingat perkembangan teknologi angkutan dan tek-

nologi pembangunan prasarana jalan. Penyempurnaan itu juga

diperlukan untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas melalui

perbaikan teknik lalu lintas dan melalui peningkatan tanggung

jawab unsur pemakai jalan.

Dalam usaha meningkatkan keselamatan lalu lintas angkut-

an jalan raya, selama Repelita V akan dilakukan penambahan

rambu lalu lintas sebanyak 63.140 buah, lampu persimpangan

jalan lebih dari 30@ unit dan marka jalan sepanjang 300.000

meter. Di samping itu dilakukan rehabilitasi jembatan timbang

11 buah, perawatan jembatan timbang 175 buah, relokasi 10

buah dan modifikasi jembatan timbang 8 buah. Selanjutnya akan

dilanjutkan rehabilitasi unit pengujian kendaraan bermotor

mekanis sebanyak 7 unit dan perawatan sebanyak 55 unit.

Dalam Repelita V juga dilakukan pembinaan dan peningkat-

an efisiensi angkutan dalam kota secara terpadu dengan mem-

perhatikan rencana pemekaran kota dan pengembangan pengelola-

an lalu lintas angkutan kota. Di masing-masing kota dilakukan

rencana peningkatan kelancaran lalu lintas kota dengan mem-

perhatikan perbaikan arus lalu lintas, pengembangan sistem

pengendalian lalu lintas elektronis terpadu, penyempurnaan

dan penambahan rambu lalu lintas dan marka jalan, dan pemben-

tukan unit pengendali lalu lintas kota secara terpadu. Seja-

lan dengan itu diperhatikan penyediaan prasarana bagi pejalan

kaki dan penyandang cacat tubuh serta jenis kendaraan tanpa

mesin, jembatan penyeberangan, dan perluasan tempat perhenti-

an bus kota. Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan kendara-

an dalam kota, khususnya kendaraan pribadi, ditingkatkan pula

penyediaan angkutan umum dalam kota dengan kapasitas dan mutu

pelayanan yang semakin baik. Di samping itu dalam merangsang

penggunaan angkutan umum, khususnya dalam kota yang kepadatan

243

Page 57:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

lalu lintasnya tinggi, disediakan jalur khusus bus kota dan

angkutan transit penumpang sehingga dapat dikurangi kepadatan

lalu lintas di jalur-jalur tertentu yang kapasitas pelayanan-

nya semakin terbatas.

Dalam pengembangan sistem angkutan masal baru dan jenis

pelayanan baru lainnya perlu diteliti dan dikaji secara me-

nyeluruh pengembangannya dilihat dari segi biaya pembangunan,

manfaat dan biaya operasinya agar tidak menimbulkan beban

yang tidak wajar bagi masyarakat.

c. Angkutan Kereta Api.

Kebijaksanaan pembangunan perkeretapian, sesuai dengan

Garis-garis Besar Haluan Negara, dilanjutkan dengan mening-

katkan daya angkut, mutu pelayanan dan efisiensi pengelolaan-

nya agar dapat diandalkan oleh masyarakat sebagai angkutan

umum penumpang dan barang. Selanjutnya dalam meningkatkan pe-

layanan angkutan dalam kota dan antar kota diusahakan pula

peningkatan pengembangan sistem angkutan kereta api.

Dalam Repelita V pemanfaatan angkutan kereta api sebagai

jasa angkutan yang murah, aman dan hemat energi dikembangkan

secara terpadu dengan angkutan jalan raya dan perhubungan

laut. Dengan keunggulan komparatif yang ada, sarana angkutan

kereta api dapat menyediakan kemampuan prasarana dan sarana

perhubungan yang sifatnya dapat melayani angkutan antar moda.

Pengembangannya dapat mendorong kelancaran perdagangan dalam

negeri dengan menyelenggarakan pelayanan angkutan yang berke-

sinambungan dan dengan kapasitas muatan yang besar dari

pusat-pusat produksi ke pelabuhan ekspor. Pengembangan sistem

angkutan antar moda ini juga dapat mengurangi biaya angkutan

244

Page 58:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

TABEL 13 - 13PERKIRAAN PRODUKSI JASA ANGKUTAN KERETA API

SELAMA REPELITA V

Jenis Angkutan 1989 1994

Penumpang (ribuan) 52.518 65.647

Penumpang/km (jutaan) 8.020 9.987

Barang/ton (ribuan) 11.416 16.553

Barang/ton/km 2.708 4.002

245

Page 59:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

serta dapat mempertahankan mutu barang sampai ke tujuan

ekspor (label 13-13).

Pengembangan pelayanan kereta api memerlukan dukungan

pengembangan teknologi pengepakan dan pengiriman dengan meng-

gunakan peti kemas. Untuk itu dalam Repelita V dibangun dan

dikembangkan beberapa terminal peti kemas yang mempunyai

akses langsung pada angkutan kereta api ke pelabuhan ekspor.

Terminal-terminal tersebut antara lain berlokasi di Gede Bage

dan Perujakan (Jawa Barat), Solo Jebres (Jawa Tengah) dan

Rambipuji (Jawa Timur), Tebing Tinggi (Sumatera Utara), Ker-

tapati (Sumatera Selatan), dan lokasi lain di Sumatera Barat.

Dengan pengembangan jasa angkutan ini dapat pula dikurangi

beban lalu lintas angkutan jalan raya yang semakin meningkat

pada ruas-ruas jalan di wilayah-wilayah tersebut.

Untuk mencapai tujuan tersebut dan agar angkutan kereta

api dapat memberikan jasa pelayanan yang bersaing, maka se-

lama Repelita V terus diupayakan perbaikan efisiensi operasi,

melalui penekanan biaya dan peningkatan kemampuan operasi dan

pemeliharaan. Program pemeliharaan yang berjadwal dan teratur

dikembangkan sehingga dapat mempertahankan siap guna operasi

lokomotip dan bakal pelanting secara lebih efisien. Perbaikan

penjadwalan operasi kereta api dan peningkatan pengendalian

pengawasan operasi dilakukan agar dapat meningkatkan utili-

sasi dan produktivitas prasarana dan sarana yang ada. Di sam-

ping itu dilakukan pula rehabilitasi dan peningkatan lintas

lintas utama yang produktif agar dapat meningkatkan kecepat-

an, dan mempertinggi kapasitas angkut dengan tetap mengem-

bangkan sistem keselamatan operasi yang semakin mantap.

Untuk dapat mencapai sasaran tersebut dalam Repelita V

langkah-langkah kebijaksanaan pembangunan perkeretaapian juga

mencakup pemantapan struktur organisasi perusahaan menjadi

246

Page 60:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

perusahaan umum, agar makin mampu meningkatkan efisiensi dan

kegiatan operasi dan pemeliharaan. Dengan demikian angkutan

kereta api akan mampu melayani pertumbuhan permintaan masya-

rakat baik untuk angkutan penumpang maupun barang.

Prasarana dan sarana perkeretaapian ditingkatkan dengan

melaksanakan rehabilitasi dan pembangunan jalan kereta api

sepanjang 1.835 km, peningkatan dan pemasangan jembatan bawah

sebanyak 175 buah dan jembatan atas 2.500 ton, rehabilitasi

lokomotip 739 buah dan penambahan lokomotip 50 buah, rehabi-

litasi kereta penumpang 2.009 buah dan penambahan kereta

penumpang 272 buah, rehabilitasi gerbong barang 13.997 buah

dan pengadaan gerbong baru 300 buah, rehabilitasi dan peng-

adaan kereta rel listrik masing-masing 640 buah dan 136 buah

dan rehabilitasi kereta rel diesel 224 buah. Perincian pemba-

ngunan prasarana dan sarana tersebut dapat dilihat dalam

Tabel 13 - 14.

d. Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan

Pembangunan angkutan sungai, danau dan penyeberangan,

sesuai petunjuk Garis-garis Besar Haluan Negara, perlu makin

ditingkatkan. Peningkatannya dilaksanakan baik sebagai sarana

angkutan yang berdiri sendiri maupun sebagai bagian terpadu

dari angkutan jalan raya dan angkutan kereta api. Pembangunan

angkutan sungai, danau dan penyeberangan akan menunjang pem-

bangunan di berbagai sektor dan daerah-daerah, khususnya dae-

rah pemukiman penduduk di pedalaman dan daerah terpencil.

Selama Repelita V pembangunan di bidang angkutan sungai,

danau dan penyeberangan diutamakan untuk lebih meningkatkan

pelayanan pada jalur sungai, danau dan jalur penyeberangan

yang ada, agar dapat memberikan pelayanan perhubungan yang

247

Page 61:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

TABEL 13 - 14

SASARAN DI BIDANG PEMBANGUNAN PERKERETA

APIAN

SELAMA REPELITA V

u r a i a n Satuan Jumlah

1. Rehabilitasi, penggantian danPembangunan jalan kereta api ( km ) 1.835

2. Pembangunan jembatan :- Jembatan bawah (buah) 175- Jembatan atas ( ton ) 2.500

3. Lokomotip :

- Rehabilitasi/pemeliharaan (buah) 739- Penambahan (buah) 50

4. Kereta Penumpang :

- Rehabilitasi/pemeliharaan (buah) 2.009- Penambahan (buah) 272

5. Gerbong

- Rehabilitasi/pemeliharaan (buah) 13.997- Penambahan (buah) 300

6. K.R.L.- Rehabilitasi/pemeliharaan (buah) 640- Penambahan (buah) 136

7. K.R.D.- Rehabilitasi/pemeliharaan (buah) 224

248

Page 62:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

semakin meningkat. Untuk maksud tersebut dilakukan rehabili-

tasi dan peningkatan prasarana dan sarana angkutan, khususnya

penyelesaian pembangunan fasilitas dermaga pada lintasan-lin-

tasan yang telah dimulai pembangunannya. Juga dikembangkan

penambahan jalur-jalur baru yang dapat membuka isolasi dae-

rah, terutama yang dapat mendorong pertumbuhan lalu lintas

yang mempunyai potensi untuk berkembang sehingga dapat terse-

dia jasa angkutan yang handal dan berjadwal teratur.

Dalam usaha meningkatkan pelayanan jasa angkutan sungai,

danau dan penyeberangan juga direncanakan untuk menyempurna-

kan peraturan perundang-undangan, khususnya yang mencakup ke-

tentuan pemuatan kapal, penetapan izin trayek dan rincian tu-

juan pelayaran. Selain itu akan diadakan peraturan yang dapat

mendorong pengusaha pelayaran untuk meningkatkan pendidikan

dan keterampilan pengemudi kapal serta meningkatkan keleng-

kapan unsur keselamatan pelayaran agar kegiatan angkutan di

wilayah perairan pedalaman terlaksanakan dengan lancar dan

aman.

Dalam Repelita V penyediaan sarana angkutan sungai,

danau dan penyeberangan akan semakin diperluas dengan meng-

ikutsertakan dunia usaha swasta dan koperasi serta mening-

katkan usaha angkutan tradisional rakyat.

Sasaran yang direncanakan dalam Repelita V adalah pe-

ningkatan dan pembangunan dermaga dan terminal penyeberangan

sebanyak 65 unit di 48 lintasan penyeberangan dan rehabilita-

si dermaga penyeberangan sebanyak 16 unit. Juga dilakukan

pembangunan dermaga danau sebanyak 10 unit dan rehabilitasi

dermaga 4 unit. Selain itu juga direncanakan pembangunan der-

maga sungai sebanyak 14 unit dan rehabilitasi dermaga 22

unit, serta pengadaan dan pemasangan rambu sungai dan laut

249

Page 63:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

TABEL 13 - 15

SASARAN DI BIDANG PEMBANGUNAN FASILITAS ANGKUTAN SUNGAI

DANAU DAN PENYEBERANGAN SELAMA REPELITA V

250

Page 64:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

U r a i a n

a. Prasarana :

1. Terminal/dermaga penyeberangan -

Rehabilitasi - Pembangunan

2. Dermaga danau -

Rehabilitasi -

Pembangunan

3. Dermaga sungai -

Rehabilitasi -

Pembangunan

Jumlah

16 unit 65

unit

4 unit 10

unit

22 unit 14

unit

Page 65:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

4. Rambu Sungai dan Taut 4.668 buah

b. Sarana

1. Rehabilitasi kapal penyeberangan 18 buah

2. Kapal penyeberangan 8 buah

Page 66:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

sebanyak 4.668 buah. Perincian pembangunan prasarana tersebut

dapat dilihat da].am Tabel 13 - 15.

2. Perhubungan Laut

Sesuai dengan petunjuk Garis-garis Besar Haluan Negara,

pembangunan perhubungan laut akan dilanjutkan untuk dapat me-

ningkatkan pelayanan angkutan laut agar makin mampu menghu-

bungkan seluruh wilayah Tanah Air. Di samping itu pembangunan

perhubungan laut juga bertujuan mendorong pertumbuhan perda-

gangan serta meningkatkan daya saing dan pemasaran hasil pro-

duksi dalam negeri baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Sejalan dengan itu pelayaran nasional untuk angkutan

laut dalam negeri akan ditingkatkan kemampuan dan peranannya.

Diusahakan agar pelayaran nasional dapat saling mendukung dan

membentuk kesatuan armada angkutan yang tangguh sehingga

dapat mendorong peningkatan perdagangan antar pulau dan per-

dagangan luar negeri.

Pelayaran nasional luar negeri direncanakan ditingkatkan

kemampuan, peranan dan daya saingnya, terutama dalam pengang-

kutan barang ekspor. Usaha pelayaran rakyat dan pelayaran pe-

rintis terus pula dibina dan dikembangkan agar jasa angkutan

laut ini makin dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

dan dapat mendorong pertumbuhan perdagangan dan pemasaran ha-

sil produksi, terutama dari dan ke daerah-daerah terpencil

dan dapat pula mendorong pertumbuhan usaha-usaha pengangkutan

laut setempat. Untuk menunjang hal tersebut khusus untuk pe-

layaran perintis direncanakan pengikutsertaan usaha angkutan

swasta dan koperasi dalam melayani angkutan perintis dengan

tarif yang terjangkau oleh masyarakat didaerah-daerah ter-

251

Page 67:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

pencil. Pengelolaan fasilitas pelabuhan dan jasa perhubungan

laut lainnya makin ditingkatkan pula agar menjadi lebih efi-

sien dan lebih berdaya guna dalam menunjang kelancaran dan

keselamatan angkutan laut.

Langkah-langkah kebijaksanaan pembangunan perhubungan

laut dalam Repelita V diarahkan pada usaha-usaha meningkatkan

efisiensi dan efektivitas pemanfaatan prasarana dan sarana

jasa angkutan laut. Dalam hubungan ini diutamakan peningkatan

peran dunia usaha pelayaran nasional, agar makin mampu menye-

diakan jasa angkutan sesuai dengan perkembangan permintaan

kebutuhan angkutan. Untuk itu antara lain akan diciptakan

iklim usaha yang akan mendorong dunia usaha pelayaran untuk

meningkatkan jumlah kapal sesuai dengan perkembangan kebutuh-

an akan angkutan laut.

Sehubungan dengan yang tersebut di atas ini dalam Repe-

lita V dilanjutkan dan ditingkatkan upaya-upaya penyempurnaan

dan penyederhanaan peraturan dan kelembagaan yang menyangkut

organisasi pelayaran nasional, struktur industri pelayaran

dan kepelabuhan. Langkah tersebut bertujuan agar perhubungan

laut makin mampu mendukung usaha-usaha pembangunan di sektor

lainnya, makin mampu menekan biaya angkutan laut semaksimal

mungkin dan makin mampu merangsang pertumbuhan perdagangan

dalam dan luar negeri. Dalam hubungan ini salah satu usaha

yang akan dilaksanakan ialah meningkatkan keterpaduan penye-

lenggaraan kegiatan informasi mengenai muatan dengan infor-

masi mengenai persediaan ruang kapal agar penyelenggaraan

transaksi muatan dan ruang kapal makin lancar.

Sejalan dengan peningkatan peran dunia usaha pelayaran

nasional, dilakukan pula peningkatan kemampuan armada kapal

252

Page 68:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

nasional dalam menangani angkutan peti kemas. Peningkatan ke-

mampuan tersebut dimaksudkan untuk mendorong pelaksanaan sis-

tem angkutan laut yang terpadu melalui pelaksanaan kerja sama

konsesi angkutan antar usaha pelayaran. Dengan adanya kerja

sama dalam penggunaan angkutan peti kemas dunia usaha akan

makin dapat menekan biaya angkutan. Dalam hubungan itu perlu

ditingkatkan kemampuan dan efisiensi perusahaan ekspedisi

muatan, perusahaan jasa bongkar muat dan perusahaan jasa ang-

kutan darat.

Pada akhir Repelita V muatan laut diperkirakan akan men-

capai 12 juta ton untuk pelayaran nusantara, 4,5 juta ton un-

tuk pelayaran lokal, 3,4 juta ton untuk pelayaran rakyat dan

22,4 juta ton untuk pelayaran luar negeri. Sehubungan dengan

itu selama Repelita V diperkirakan penggantian dan penambahan

armada pelayaran nusantara sebesar 168.400 dwt. Dalam armada

pelayaran lokal diperkirakan penambahan kapasitas kapal sebe-

sar 79.500 brt dan dalam pelayaran rakyat diharapkan ada pe-

nambahan kapasitas sebesar 63.590 brt. Sejalan dengan pertum-

buhan pusat-pusat industri, dalam pelayaran khusus dalam ne-

geri diperkirakan penambahan kapasitas sebesar 119.800 DWT.

Dengan keterpaduan langkah-langkah seperti diuraikan

terdahulu serta dengan peningkatan efisiensi pola trayek dan

arus muatan kapal maka diperhitungkan produktivitas armada

Pelayaran Nusantara akan mencapai 15 ton/dwt/tahun, pelayaran

lokal 17 ton/brt/tahun dan pelayaran rakyat 22 ton/brt/tahun.

Perkiraan pengembangan armada laut selama Repelita V dapat

dilihat pada Tabel 13 - 16.

Dalam rangka pembangunan pelabuhan laut akan dilanjutkan

rehabilitasi dan pemeliharaan dermaga dan fasilitas pelabuh-

an, dan dilanjutkan pembangunan dan peningkatan dermaga pela-

buhan. Sesuai dengan perkiraan pertumbuhan muatan laut selama

253

Page 69:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

TABEL 13 - 16SASARAN DI BIDANG PENGEMBANGAN ARMADA LAUT

SELAMA REPELITA V

Jenis Armada

Pelayaran Nusantara:

1. Armada Niaga Nusantara (DWT)

2. Kapal Penumpang (BRT)

3. Armada Pelayaran Lokal (DWT)

4. Armada Pelayaran Rakyat (BRT)

5. Armada Pelayaran Khusus (DWT)

Penambahan dan Penggantian selama Repelita V

168.400

40.000

79.500

63.590

119.800

254

Page 70:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

Repelita V antara lain di pelabuhan-pelabuhan Tanjung Priok,

Semarang, Belawan, Surabaya, Panjang, Ujung Pandang, Teluk Bayur,

Palembang, Banjarmasin, Pontianak, Balikpapan dan Dumai

dibangun pelabuhan peti kemas. Selain dari pada itu, 31 pelabuhan

lainnya terus dikembangkan sehingga pada akhir Repe-lita V di

negara kita akan tersedia kapasitas dermaga pela-

buhan sepanjang 16.539 m. Di samping itu dalam rangka memper-

tahankan produktivitas dan mutu pelayanan kegiatan pemeliha-

raan di seluruh pelabuhan akan ditingkatkan.

Pengerukan kedalaman pelabuhan dan beberapa alur pe-

layaran yang potensial di 19 lokasi ditingkatkan. Diperkira-

kan volume lumpur yang dikeruk rata-rata akan berjumlah 15

juta m3 setiap tahunnya. Untuk meningkatkan kemampuan keruk

diadakan penggantian dan modifikasi kapal keruk. Sasaran da-

lam pengembangan fasilitas pelabuhan dan pengerukan selama

Repelita V dapat dilihat pada Tabel 13 - 17.

Dalam Repelita V pengembangan keselamatan maritim juga

ditingkatkan melalui penyempurnaan peraturan keselamatan pe-

layaran, pengawasan laik laut kapal, penertiban dan penegakan

hukum di laut serta peningkatan keandalan sarana bantu navi-

gasi dan telekomunikasi maritim. Di samping itu, secara ber-

tahap akan direhabilitasi dan ditingkatkan kapal kesyahban-

daran sebanyak 18 buah, kapal navigasi 22 buah. Demikian juga

peralatan penunjang lainnya seperti menara suar 32 buah, pe-

lampung suar 80 buah, sarana operasi telekomunikasi di 6 lo-

kasi.

3. Perhubungan Udara

Garis-garis Besar Haluan Negara menegaskan agar perhu-

bungan udara makin ditingkatkan kemampuan dan pengelolaannya.

255

Page 71:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

TABEL 13 - 17

SASARAN DI BIDANG PENGEMBANGAN

FASILITAS

PELABUHAN DAN PENGERUKAN

SELAMA REPELITA V

Jenis Fasilitas Satuan Repelita V

1. Dermaga ( M ) 4.910

2. Gudang ( M2) 53.750

3. Lapangan Penumpukan ( M2) 67.200

4. Lapangan Peti Kemas ( M2) 80.000

1. Pengerukan rutin (ribu m3) 75.250

256

Page 72:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan
Page 73:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

Langkah kebijaksanaan yang perlu ditempuh dalam Repelita V

khususnya dalam perhubungan udara dalam negeri adalah mening-

katkan perhubungan udara perintis. Diusahakan agar jasa ang-

kutan ini dapat menjangkau semua daerah dan pulau terpencil,

terutama yang belum dihubungkan oleh jaringan angkutan darat

dan laut. Dalam pada itu penerbangan nasional luar negeri ma-

kin ditingkatkan mutu pelayanan dan daya saingnya agar dengan

demikian dapat meningkatkan arus kunjungan wisata dan dapat

menambah penghasilan devisa.

Selama Repelita V diperkirakan pertumbuhan permintaan

akan jasa angkutan udara dalam negeri meningkat rata-rata

8,6% setiap tahunnya, angkutan udara internasional 9,1% se-

tiap tahunnya dan angkutan perintis 11,2% setiap tahunnya.

Untuk dapat mengimbangi tingkat pertumbuhan tersebut, dalam

Repelita V kemampuan jasa angkutan udara perlu ditingkatkan

terutama dengan jalan meningkatkan keterpaduan antara pemba-

ngunan prasarana dan pengadaan sarana angkutan udara.

Sejalan dengan itu rehabilitasi dan pemeliharaan prasa-

rana dan sarana angkutan udara ditingkatkan melalui pemeliha-

raan dan peningkatan landasan serta pengadaan peralatan kese-

lamatan lalu lintas penerbangan. Peningkatan rehabilitasi dan

pemeliharaan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pemanfaat-

an prasarana dan sarana angkutan udara yang sudah ada untuk

memenuhi permintaan masyarakat.

Selain dari itu ditingkatkan pula kemampuan operasional

pengelolaan jasa pelabuhan udara untuk memperlancar arus lalu

lintas penumpang dan barang. Dalam Repelita V semakin diting-

katkan keteraturan pelayanan, mutu pelayanan dan ketepatan

jadwal penerbangannya. Peningkatan dalam hal-hal itu akan da-

pat mendorong penyediaan jasa angkutan yang saling mendukung,

257

Page 74:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

yaitu tersedianya kapasitas tempat duduk dan ruang angkut ba-

rang yang sesuai dengan pola jaringan penerbangan. Dengan de-

mikian diperoleh peningkatan utilisasi pesawat sesuai dengan

keseimbangan antara permintaan dan penyediaan kapasitas ang-

kutan.

Untuk mendukung sasaran tersebut diatas akan diadakan

penyederhanaan peraturan agar dapat memberikan kesempatan

yang lebih luas kepada dunia usaha penerbangan nasional untuk

meningkatkan jasa angkutan. Dalam hubungan ini akan diusaha-

kan untuk meningkatkan pangsa usaha penerbangan nasional da-

lam melayani rute regional luar negeri jarak pendek dan rute

utama dalam negeri. Penggunaan pesawat produksi dalam negeri

akan-didorong dengan tetap memperhatikan pentingnya angkutan

dalam mendukung pelaksanaan pembangunan nasional.

Menyadari akan luasnya wilayah Tanah Air, serta keadaan

dan tingkat pembangunan daerah yang berbeda-beda, angkutan

perintis akan lebih ditingkatkan lagi pembangunannya. Dalam

Repelita V akan semakin ditingkatkan peranan angkutan perin-

tis dalam menyediakan jasa angkutan ke daerah-daerah terpen-

cil dan terisolir. Dalam peningkatan peranan penerbangan pe-

rintis akan diutamakan peningkatan jaringan penerbangan yang

dimaksudkan untuk mendukung tugas-tugas pelaksanaan pemerata-

an pembangunan. Sehubungan dengan hal tersebut direncanakan

untuk mengembangkan pelayanan angkutan perintis udara ke dae-

rah terpencil secara terpadu dengan sektor pembangunan lain-

nya, khususnya dalam pengiriman tenaga pendidik dan tenaga

pelayanan kesehatan. Pengembangan kemampuan sumber daya manu-

sia di tempat-tempat yang masih terisolir, seperti halnya di

wilayah Irian Jaya dan Kalimantan, sangat tergantung dari

tersedianya jasa angkutan tersebut. Pengembangannya dilaksa-

nakan dengan memanfaatkan jenis pesawat yang lebih sesuai dan

258

Page 75:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

efisien sehingga dapat tersedia jasa pelayanan yang aman,

lancar dan teratur, dan dengan memberikan kesempatan kepada

dunia usaha penerbangan swasta untuk meningkatkan pelayanan-

nya.

Perusahaan penerbangan nasional milik pemerintah akan

mengisi jalur penerbangan berjadwal internasional. Selama Re-

pelita V terus dilakukan upaya agar perusahaan penerbangan

tersebut mampu meningkatkan pangsa kapasitasnya melayani

penerbangan internasional. Sasaran utama ditujukan untuk me-

ningkatkan angkutan para wisatawan dari mancanegara yang da-

tang berkunjung ke Tanah Air. Dalam hubungan ini ditingkatkan

kerja sama yang semakin serasi dan terpadu dengan kegiatan

pemasaran pariwisata, sehingga tersedia jalur pelayanan yang

berkesinambungan sampai ke daerah tujuan wisata. Rute-rute

strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan

sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa-

haan penerbangan nasional terutama menyediakan pelayanan ke

benua Eropa, Amerika, Australia, dan negara Jepang dan

Selandia Baru.

Pembangunan dan peningkatan peralatan keselamatan lalu

lintas penerbangan, yaitu peralatan keselamatan bergerak, te-

lekomunikasi, navigasi dan listrik, direncanakan diperluas

dan dilengkapi agar dapat beroperasi dengan mantap dalam me-

nunjang keamanan dan kelancaran arus penerbangan. Kegiatan

ini diutamakan untuk mendukung peningkatan keselamatan pener-

bangan internasional, khususnya di pintu-pintu masuk kunjung-

an arus kepariwisataan. Kegiatan ini bertujuan untuk dapat

memenuhi standar keselamatan penerbangan internasional untuk

menunjang operasi penerbangan yang lebih efisien dan efektif.

259

Page 76:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

Sejalan dengan itu direncanakan pula untuk meningkatkan

kapasitas armada udara dengan penambahan sebanyak 11 buah pe-

sawat dan landasan serta fasilitas terminal dan pergudangan

sesuai dengan jenis pesawat yang dapat mendaratinya. Rencana-

nya sebanyak 6 bandar udara dapat didarati pesawat udara se-

jenis B-747,10 bandar udara dapat melayani pesawat sejenis

DC-10/A-300, 22 bandar udara bisa menampung operasi pesawat

sejenis DC-9/B-737, 39 bandar udara dapat didarati pesawat

sejenis F-28 dan 63 bandar udara dapat melayani pesawat

sejenis F-27/ CM-235.

4. Pos dan Giro

Pembangunan pos dan giro, sesuai dengan petunjuk Garis-

garis Besar Haluan Negara, terus dilanjutkan untuk makin me-

ningkatkan kemampuan, efisiensi dan keandalannya dalam mela-

yani kebutuhan masyarakat. Khususnya pembangunan pos dan giro

di semua kecamatan ditingkatkan sehingga jasa pos dan giro

makin menjangkau desa-desa, termasuk daerah pemukiman trans-

migrasi dan daerah terpencil lainnya.

Selama Repelita V pertumbuhan produksi lalu lintas pos

dan giro diperkirakan rata-rata sekitar 12% per tahun. Diren-

canakan untuk memantapkan terbentuknya dan terselenggaranya

sistem perposan nasional yang efisien, efektif dan andal de-

ngan jalan meningkatkan profesionalisme, kemampuan operasi,

pengelolaan dan pengawasan dalam penyelenggaraan pelayanan.

Untuk mencapai hal tersebut, selama Repelita V semakin

ditingkatkan pemantapan waktu tempuh surat dan paket pos

secara optimal.

Peningkatan pemantapan itu akan dilaksanakan melalui

restrukturisasi jaringan perhubungan pos, peningkatan pema-

260

Page 77:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

kaian peralatan mekanis di loket-loket pelayanan pos, pema-

syarakatan standardisasi sampul surat dan penyebarluasan

penggunaan sistem kode pos Indonesia.

Juga direncanakan untuk meningkatkan mutu pelayanan de-

ngan membuka jenis-jenis pelayanan baru sesuai dengan kebu-

tuhan masyarakat, khususnya yang mempunyai potensi untuk ber-

kembang. Langkah yang akan dilaksanakan antara lain memberi-

kan kemudahan-kemudahan baru melalui jasa pos untuk pembayar-

an iuran televisi, pembayaran listrik dan telepon, pembayaran

pajak, penerimaan penyetoran angsuran perumahan KPR/BTN dan

pembayaran premi asuransi jiwa dan kecelakaan.

Peningkatan untuk pelayanan antara lain diusahakan mela-

lui peningkatan pembinaan kemampuan tenaga kerja pos, baik

karyawan perusahaan maupun tenaga kerja tidak langsung, khu-

susnya tenaga pelayanan di desa-desa, daerah pemukiman trans-

migrasi dan daerah-daerah terpencil. Dengan peningkatan pem-

binaan itu mereka akan makin dapat membantu meningkatkan ke-

lancaran pos sampai ke tempat-tempat tujuan yang terpencil.

Peran serta usaha swasta juga diupayakan agar semakin mening-

kat, khususnya dalam melayani pengiriman jenis surat pos ter-

tentu. Peningkatan peran serta usaha swasta diharapkan akan

mendorong jasa angkutan pos untuk semakin meningkatkan daya

saingnya.

Di samping itu akan ditingkatkan pula kerja sama dengan

pengelola pos di negara lain, baik ditingkat regional maupun

internasional agar dapat membantu makin memantapkan jaringan

pos dunia. Diupayakan pula adanya kerja sama yang semakin me-

ningkat dalam melayani pos remaja dan pramuka serta pengem-

bangan potensi philately sebagai sarana peningkatan hubungan

pos internasional. Sejalan dengan itu akan semakin ditingkat-

261

Page 78:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

kan produk-produk perangko baru yang dapat memperluas penge-

nalan alam, nilai budaya bangsa dan obyek-obyek wisata agar

dapat semakin memupuk dan meningkatkan rasa cinta Tanah Air,

khususnya bagi remaja dan pemuda, dan untuk promosi wisata di

luar negeri.

Selama Repelita V direncanakan pembangunan sebanyak 820

kantor pos, kantor pos pembantu dan kantor pos tambahan.

Adapun perincian sasaran pembangunan prasarana dan sara-

na pos dan giro selama Repelita V dapat dilihat dalam Tabel

13 - 18.

5. Telekomunikasi

Garis-garis Besar Haluan Negara menggariskan bahwa pem-

bangunan telekomunikasi dalam Repelita V dilanjutkan untuk

meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanannya dengan memper-

luas jaringan dan sambungan telekomunikasi serta meningkatkan

efisiensinya. Sejalan dengan itu dikembangkan fasilitas tele-

komunikasi umum yang makin tersebar dan menjangkau masyarakat

banyak baik diperkotaan, pedesaan maupun didaerah-daerah ter-

pencil. Untuk itu warung telekomunikasi (wartel) akan ditam-

bah jumlahnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya

dilokasi-lokasi perdagangan, industri, pariwisata, pusat ke-

giatan masyarakat (pusat perbelanjaan, terminal-terminal

angkutan, kampus dan lain-lain) serta daerah rawan bencana.

Permintaan akan jasa telekomunikasi selama Repelita IV

semakin meningkat, setiap tahun rata-rata tumbuh dengan 12% -

15%. Hal itu merupakan tantangan yang harus dihadapi dalam

Repelita V. Dengan demikian terdapat perbedaan yang semakin

besar antara kapasitas telepon yang tersedia dengan perminta-

an masyarakat.

262

Page 79:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

TABEL 13 - 18

SASARAN DI BIDANG PENGEMBANGAN FASILITAS POS DAN GIROSELAMA REPELITA V

U r a i a n SatuanSasaranRepelita V(buah)

1. Pembangunan Kpp/Kptb buah 805

2. Pembangunan Kp/Kpb. buah 15

3. Pembangunan Kantor Kepala DaerahPos buah 2

4. Pembangunan Kantor Pos Ibu Kota buah 1

5. Pos Keliling dan Angkutan Lokal :

a. Mobil/Kendaraan pos unit 300

b. Sepeda Motor unit 1.500

b. Pengadaan Bis Surat buah 2.500

7. Timbangan Elektronik buah 500

263

Page 80:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

Menjelang akhir Repelita IV jumlah permintaan yang belum

terlayani hampir mendekati jumlah kapasitas telepon yang te-

lah dibangun sejak Repelita I sampai dengan Repelita IV. Un-

tuk dapat memenuhi permintaan sambungan telepon dalam Repe-

lita V dilakukan penambahan kapasitas secara bertahap.

Pada tahap pertama peningkatan pelayanan jasa telekomu-

nikasi dalam negeri dipenuhi dengan menyelesaikan pembangunan

telepon digital dan analog sebanyak 600.410 satuan sambungan

telepon (sst), telepon umum 15.000 sst dan teleks 6.620 sstx.

Sasaran-sasaran tersebut adalah kegiatan yang merupakan lan-

jutan pelaksanaan Repelita IV. Diharapkan sasaran-sasaran ini

dapat diselesaikan pembangunannya dalam Repelita V mengingat

persiapan perencanaan dan perekayasaannya secara bertahap te-

lah dilakukan. Untuk menunjang pembangunannya dalam menambah

sambungan telepon kepada masyarakat, dilanjutkan pula per-

luasan jaringan kabel dan transmisi darat, laut, transmisi

satelit dan penambahan stasiun bumi.

Dalam sasaran tersebut di atas pada tahap selanjutnya

dalam Repelita V akan dilaksanakan pula langkah-langkah per-

siapan untuk meningkatkan jumlah sambungan telepon. Dalam hu-

bungan ini dilakukan langkah-langkah persiapan bagi perenca-

naan lokasi, fasilitas pendukungnya serta perekayasaannya

yang terpadu. Dengan demikian diharapkan dapat menambah sam-

bungan telepon sebanyak 799.590 sst, sambungan teleks 15.200

sst, telepon pedesaan 5.000 sst dan telepon umum 27.000 sst.

Untuk ini perlu ditingkatkan keterpaduan pengendalian dalam

pelaksanaannya dan peningkatan kerja sama antara industri

konstruksi, industri telekomunikasi, industri kabel, jasa ke-

rekayasaan dan perangkat pendukung lainnya. Dengan langkah

keterpaduan ini dapat diharapkan pelayanan telekomunikasi

264

Page 81:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

dalam negeri secara bertahap mampu memberikan tambahan satuan

sambungan telepon sebesar 1.400.000 satuan sambungan.

Pelaksanaan pembangunan ini memanfaatkan sebesar-besar-

nya produksi dalam negeri dan kemampuan sumber daya dalam ne-

geri. Dalam memperluas kapasitas sentral telepon pada tahap

kedua dalam Repelita V sedang dipersiapkan kemungkinan peng-

gunaan sistem telepon digital kedua untuk melengkapi perpadu-

an teknologi telekomunikasi yang telah digunakan selama ini.

Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efek-

tivitas yang sebesar besarnya dalam mewujudkan sistem teleko-

munikasi nasional melalui peningkatan mutu dan daya saing pe-

manfaatan teknologi sentral telepon.

Selain dari itu direncanakan pula untuk memperluas pe-

nyelenggaraan telekomunikasi untuk umum dengan memanfaatkan

perkembangan teknologi telekomunikasi. Pengembangannya ditu-

jukan untuk meningkatkan efisiensi dalam administrasi peme-

rintahan, mengembangkan dunia ilmu pengetahuan, mendorong

perkembangan dunia usaha dan investasi, meningkatkan kelan-

caran perdagangan dan pemasaran, memperluas penerangan serta

meningkatkan pembangunan pariwisata.

Untuk meningkatkan pelayanan jasa telekomunikasi luar

negeri direncanakan penambahan pembangunan sebuah sambungan

gerbang internasional, pembangunan sistem komunikasi kabel

laut dengan negara ASEAN sejumlah 8 saluran, dan memperluas

jaringan sambungan langsung internasional yang mencakup 27

ibukota propinsi dan dapat mencapai 150 negara sahabat.

Di bidang industri perangkat telekomunikasi direncanakan

peningkatan produksi telepon digital sebanyak 160.000 sst/

tahun, pesawat telepon 160.000 pesawat/tahun, pesawat telepon

umum 10.000 unit/tahun, sistem telepon kendaraan bermotor

265

Page 82:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

2.000 unit/tahun, sistem telepon jarak jauh 1.000 sst/tahun,

sentral terbatas (PABX) 5.000 sst/tahun, transmisi PCM 6.000

alur/tahun dan stasiun bumi kecil 30 buah/tahun.

Rencana peningkatan prasarana dan sarana telekomunikasi

selama periode Repelita V secara rinci dapat dilihat pada

Tabel 13 - 19.Dalam pelaksanaan rencana tersebut akan diperlukan dana

yang sangat besar. Untuk itu dalam upaya mencapai sasaran

tersebut, dunia usaha nasional yang terdiri dari usaha nega-

ra, koperasi dan usaha swasta diharapkan akan turut berperan

serta dalam mendukung pencapaian sasaran tersebut. Penanaman

modal oleh masyarakat, terutama penanaman modal dalam negeri

perlu di kembangkan untuk menunjang pembangunan telekomunika-

si juga. Dalam mengembangkan peningkatan peran serta dunia

usaha ini, dipersiapkan landasan-landasan operasional penge-

lolaannya. Kerja sama yang serasi antara usaha negara dan

usaha swasta akan dikembangkan. Di samping itu ditingkatkan

pengawasan dan pengendaliannya agar dapat memberikan keun-

tungan yang optimal bagi masyarakat. Pelaksanaannya tetap

memperhatikan kedudukan badan-badan usaha milik negara di bi-

dang telekomunikasi selaku pengelola tunggal jasa telekomuni-

kasi nasional.

6. Meteorologi dan Geofisika

Dalam menunjang keberhasilan pembangunan perhubungan dan

pembangunan sektor-sektor pembangunan lainnya, maka Garis-

garis Besar Haluan Negara menegaskan bahwa pembangunan jasa

meteorologi dan geofisika perlu dilanjutkan untuk menunjang

keselamatan masyarakat pada umumnya dan keselamatan pelayaran

266

Page 83:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

TABEL 13 - 19SASARAN PEMBANGUNAN FASILITAS

TELEKOMUNIKASIDALAM REPELITA V

No. Jenis Kegiatan Satuan Sasaran

A. Lanjutan Repelita IV

I. Pelayanan Dalam Negeri

1. Telepon : - Analog sst 20.000- Digital sst 580.410

2. Telepon Umum sst . 15.000

3. Teleks sstx 6.620

II. Pelayanan Luar Negeri

1. Sambungan LangsungInternasional kota 7

III. Penataan Penggunaan Frekuensi

1. Stasiun Pemantauan lokasi 11

B. Repelita V

I.

(Perencanaan/Perekayasaan/Pembangunan)

Pelayanan Dalam Negeri

1. Telepon : - Analog - -- Digital sst 799.590

2. Telepon Umum sst 27.000

3. Teleks sstx 15.200

4. Telepon Pedesaan sst 5.000

II. Pelayanan Luar Negeri

1. Sambungan Langsung Internasional

- dalam negeri kota 20

- luar negeri negara 150

267

Page 84:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

III. Penataan Penggunaan Frekuensi

1. Stasiun Pemantauan lokasi 39

Page 85:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

dan penerbangan pada khususnya serta untuk kepentingan pemba-

ngunan di berbagai sektor. Untuk itu perlu ditingkatkan pem-

bangunan sarana dan prasarana meteorologi dan geofisika, agar

dapat menunjang kegiatan di berbagai sektor yang membutuhkan

seperti perhubungan, pertanian, perindustrian dan pertam-

bangan.

Langkah kebijaksanaan pembangunan selama Repelita V ada-

lah, pertama-tama meningkatkan kemampuan Badan Meteorologi

dan Geofisika untuk mengadakan analisis iklim. Dengan kemam-

puan analisis yang meningkat badan itu makin mampu membantu

pembangunan sektor-sektor produksi dan semakin mampu me-

ngurangi kecelakaan sebagai akibat gangguan alam terutama ke-

celakaan perhubungan laut atau udara. Dalam pada itu semakin

ditingkatkan pendidikan dan latihan tenaga terampil, demikian

juga penyediaan peralatan analisa dan informasi data.

Dengan langkah-langkah peningkatan tersebut Badan Mete-

orologi dan Geofisika akan mampu menghasilkan prakiraan cuaca

dan iklim dengan tingkat ramalan yang semakin teliti dan

jangkauan yang semakin luas.

Dalam Repelita V juga ditingkatkan kerja sama dalam bi-

dang informasi dan analisa dengan badan-badan internasional

dan regional. Kerja sama itu antara lain akan dimanfaatkan

untuk pendayagunaan teknologi yang dimiliki agar dapat meng-

gali dan meneliti potensi sumber alam klimatologi dan geofi-

sika dengan jangkauan yang seluas-luasnya.

Untuk maksud tersebut sasaran pembangunan meteorologi

dan geofisika selama Repelita V adalah meningkatkan kemampuan

operasi stasiun-stasiun pengamat dengan menambah kelengkapan

pendukungnya. Di samping itu akan dikembangkan pula sistem

penyebaran informasi yang lebih baik sehingga data pengamatan

268

Page 86:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

yang diperlukan dapat tepat dan cepat sampai pada pemakai ja-

sa. Pengembangan sistem tersebut, selain dilakukan dengan

peralatan yang dimiliki, juga akan dilaksanakan dengan bekerja

sama dengan sistem informasi yang ada dalam masyarakat.

Di bidang operasi selama Repelita V akan ditingkatkan

kemampuan operasi stasiun pengamat menjadi 24 jam setiap

harinya, ditingkatkan kecepatan telekomunikasi sesuai dengan

volume data yang masuk, dilaksanakan kalibrasi secara teratur

dengan meningkatkan sarana laboratorium dan akan ditingkatkan

pula jaringan pengamatan meteorologi, pengamatan klimatologi

dan pengamatan geofisika yang ada. Di samping itu dalam rang-

ka meningkatkan mutu pelayanan dan produktivitas prasarana

dan sarana yang ada kegiatan pemeliharaan akan ditingkatkan.

Adapun sasaran pembangunan di bidang meteorologi dan

geofisika selama Repelita V dapat dilihat dalam Tabel 13-20.

7. Pencarian dan Penyelamatan

Kemampuan pencarian dan penyelamatan sebagaimana telah

ditetapkan di dalam Garis-garis Besar Haluan Negara perlu le-

bih ditingkatkan dengan memperkuat organisasi, memantapkan

koordinasi serta mengembangkan kemampuan tenaga dan sarana

agar dapat mengambil tindakan yang cepat dalam pencarian dan

penyelamatan jiwa manusia. Untuk itu langkah kebijaksanaan

yang direncanakan dalam Repelita V adalah meningkatkan koor-

dinasi dan komunikasi dengan aparatur dan lembaga masyarakat

yang mempunyai potensi untuk meningkatkan us-aha pencarian dan

penyelamatan. Dalam hubungan ini akan dikembangkan peningkat-

an kemampuan tenaga operasional melalui pendidikan dan latih-

an keterampilan. Dengan langkah ini akan dapat tersedia sumber

269

Page 87:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

TABEL 13 - 20

SASARAN BIDANG PENGEMBANGAN FASILITAS METEOROLOGI DAN GEOFISIKASELAMA REPELITA V,(1989/90-1993/94)

270

Page 88:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

daya yang tangguh dalam menghadapi kecelakaan dan musibah,

baik yang disebabkan unsur teknis, gejala gangguan alam,

terutama kecelakaan perhubungan.

Peningkatan pelaksanaan tugas koordinasi akan dikembang-

kan melalui tata laksana dan peraturan operasional terpadu

antara unsur-unsur penunjangnya dan melalui penyebarluasan

petunjuk dan pedoman kerja ke seluruh daerah di Indonesia.

Untuk maksud tersebut badan pelaksana SAR di wilayah akan

semakin ditingkatkan kemampuan tata laksananya.

8. Pariwisata

Pembangunan kepariwisataan, sesuai Garis-garis Besar

Haluan Negara, terus dilanjutkan dan ditingkatkan dengan

mengembangkan dan mendayagunakan sumber dan potensi kepariwi-

sataan nasional menjadi kegiatan ekonomi yang dapat diandal-

kan untuk memperbesar penerimaan devisa, memperluas dan meme-

ratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja terutama bagi

masyarakat setempat, mendorong pembangunan daerah serta mem-

perkenalkan alam, nilai dan budaya bangsa. Perlu diperhatikan

pula bahwa dalam pembangunan kepariwisataan tetap dijaga ter-

peliharanya kepribadian bangsa dan kelestarian serta mutu

lingkungan hidup. Selain itu pembangunan kepariwisataan perlu

dilakukan secara menyeluruh dan terpadu dengan sektor-sektor

pembangunan lainnya serta antara berbagai usaha kepariwisata-

an dan antar usaha-usaha kepariwisataan yang kecil, menengah

dan besar agar dapat saling menunjang.

Dalam Repelita V pariwisata dalam negeri terus dikem-

bangkan dan diarahkan untuk dapat memupuk rasa cinta Tanah

Air dan bangsa serta menanamkan jiwa, semangat dan nilai-

nilai luhur bangsa dalam rangka lebih memperkokoh persatuan

271

Page 89:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

dan kesatuan nasional di samping untuk meningkatkan kegiatan

ekonomi. Langkah dan usaha pembinaan dan pengembangan kepari-

wisataan dalam negeri selama Repelita V ditujukan pula untuk

meningkatkan kualitas kebudayaan bangsa, memperkenalkan keka-

yaan peninggalan sejarah serta keindahan alam termasuk alam

bahari di berbagai daerah di seluruh pelosok Tanah Air. Sehu-

bungah dengan itu pelayanan dan penyelenggaraan wisata untuk

masyarakat terutama remaja dan pemuda perlu ditingkatkan.

Mengingat hal-hal tersebut di atas dalam rangka pemba-

ngunan kepariwisataan dalam Repelita V perlu ditingkatkan

langkah-langkah yang terarah dan terpadu dalam pengembangan

obyek-obyek wisata, peningkatan dan penambahan DTW, pening-

katan produk pariwisata serta kegiatan promosi dan pemasaran-

nya baik di dalam maupun di luar negeri. Untuk lebih menambah

lama tinggal wisatawan serta dalam rangka diversifikasi pro-

duk dan atraksi wisata, diperkenalkan konsep Wilayah Tujuan

Wisata (WTW), yaitu suatu wilayah yang meliputi beberapa Pro-

vinsi atau DTW yang berdekatan, dirangkai menjadi suatu paket

wisata yang terintegrasi dan saling mengisi. Sehubungan de-

ngan itu selanjutnya perlu ditingkatkan pendidikan dan lati-

han kepariwisataan agar dapat menyediakan tenaga yang terdi-

dik dan terampil. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah

peningkatan prasarana dan sarana serta mutu dan kelancaran

pelayanan dalam penyelenggaraan pariwisata.

Keberhasilan pembangunan kepariwisataan sangat ditentu-

kan oleh kesadaran dan partisipasi masyarakat dan untuk hal

tersebut perlu ditingkatkan melalui usaha-usaha penyuluhan

dan pembinaan kelompok-kelompok seni budaya, industri kera-

jinan dan usaha-usaha lain guna dapat memelihara, memperke-

nalkan dan mengembangkan kebudayaan bangsa dengan tetap men-

jaga kepribadian dan martabat bangsa. Dalam pada itu dalam

272

Page 90:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

rangka peningkatan usaha kepariwisataan tersebut perlu dice-

gah hal-hal yang dapat merugikan kehidupan masyarakat dan

bangsa.

Sejalan dengan hal-hal tersebut di atas dalam Repelita V

akan semakin dimantapkan upaya untuk meningkatkan keunggulan

dan memanfaatkan peluang yang dimiliki kepariwisataan nasi-

onal agar semakin mampu bersaing di pasaran pariwisata inter-

nasional.

Arus kunjungan wisatawan asing diarahkan pada peningkat-

an penyebaran kunjungan yang semakin meluas dan masa tinggal

yang semakin meningkat. Tingkat pertumbuhan pariwisata rata-

rata setiap tahun diperkirakan sebesar 15% sehingga pada

akhir Repelita V jumlah kunjungan wisatawan mencapai 2,5 juta

orang. Dengan upaya peningkatan potensi dan objek wisata yang

lebih bervariasi dan menyebar, maka diharapkan lama tinggal

rata-rata kunjungan sekitar 12 hari untuk setiap wisatawan.

Dengan demikian kepariwisataan akan dapat membantu menjadi

salah satu sumber penerimaan devisa.

Langkah-langkah kebijaksanaan dalam pembangunan kepari-

wisataan, selain melanjutkan upaya dan terobosan yang telah

dikembangkan dalam Repelita IV, adalah meningkatkan pemantap-

an citra pelayanan dan penyuluhan wisata, pengembangan poten-

si daya tarik yang lebih spesifik di daerah-daerah tujuan wi-

sata, peningkatan kualitas kebudayaan nasional, optimalisasi

dan pemeliharaan fasilitas akomodasi, restoran, serta rekreasi

dan hiburan umum. Dalam hubungan ini direncanakan meningkat-

kan kerja sama antara kalangan usaha akomodasi, Biro Perja-

lanan Umum, agen perjalanan, usaha angkutan wisata, pemandu

perjalanan dan industri pengrajin cinderamata.

273

Page 91:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

Untuk mendukung hal-hal tersebut ditingkatkan kemampuan

dan profesionalisme usaha jasa perjalanan melalui pembinaan

dan peningkatan jumlah perusahaan perjalanan. Jumlah perusa-

haan perjalanan diperkirakan akan meningkat jumlahnya sekitar

16% setiap tahunnya. Peranan perusahaan perjalanan nasional

diupayakan agar semakin meningkat dan mereka diharapkan mampu

mengembangkan hubungan langsung dengan pasar-pasar wisata

yang potensial di luar negeri. Kemudahan-kemudahan yang diper-

lukan untuk mencapai hal itu disediakan secara serasi dan

terpadu dengan jasa-jasa lainnya, agar dapat terbentuk ja-

ringan pemasaran yang berkesinambungan dan dapat diandalkan.

Langkah yang ditempuh pertama-tama adalah pemilihan pri-

oritas kawasan pasar, yaitu pasar jarak dekat di sekitar

ASEAN, pasar jarak menengah sekitar negara Pasifik, Jepang

dan Australia, pasar jarak jauh negara-negara Eropa dan

Amerika. Selanjutnya direncanakan untuk meningkatkan sistem

informasi dan inventarisasi kepariwisataan nasional. Sistem

itu dilengkapi antara lain dengan informasi mengenai tema dan

event produk wisata, informasi mengenai tempat berbelanja,

informasi mengenai sistem angkutan darat, laut dan udara yang

ada, dan informasi mengenai akomodasi yang tersedia. Sistem

informasi itu dikembangkan menjadi sistem informasi. yang

terpadu dengan rencana pariwisata yang siap jual dengan pi-

lihan rute yang mempunyai daya tarik cukup besar. Keterpa-

duannya dengan jaringan penerbangan internasional perlu pula

ditingkatkan dan diserasikan sehingga dapat memberikan pilih-

an rute yang terbaik dan termurah bagi wisatawan.

Di samping segmen pasar yang telah ada, akan lebih di-

tingkatkan lagi segmen pasar baru, misalnya wisata konvensi

dan wisata kapal pesiar. Kedua segmen pasar ini merupakan

274

Page 92:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

potensi pelayanan yang diharapkan dapat menghasilkan penge-

luaran rata-rata wisatawan yang cukup tinggi.

Pengembangan wisata konvensi dikaitkan dengan peningkat-

an kegiatan pertemuan internasional, konperensi, eksibisi dan

pameran yang semakin menyebar di pusat-pusat daerah tujuan

wisata di Indonesia.

Pengembangan wisata kapal pesiar perlu ditingkatkan me-

lalui kerja sama dengan perusahaan wisata kapal pesiar inter-

nasional untuk dapat menjaring peningkatan kunjungan transit

ke objek-objek wisata bahari dan taman laut, serta obyek

wisata lainnya.

Upaya penyederhanaan berbagai peraturan yang menyangkut

dunia usaha kepariwisataan termasuk perizinan serta upaya un-

tuk lebih menjamin kepastian berusaha di bidang pariwisata

akan ditingkatkan. Di samping itu terus ditingkatkan kerja

sama dalam pelaksanaan memberi kemudahan pelayanan keimigra-

sian dan bea cukai.

Pembangunan kepariwisataan dalam negeri dilaksanakan

agar dapat mendorong dan meningkatkan minat masyarakat untuk

ikut serta menikmati potensi dan obyek-obyek kepariwisataan

nasional. Dalam hubungan ini direncanakan pula menciptakan

insentif bagi wisatawan dalam negeri, terutama wisatawan

remaja, pemuda dan pelajar, melakukan kegiatan berwisata. Da-

lam pelaksanaannya dapat dikaitkan dengan paket-paket rom-

bongan studi ilmiah dan study lingkungan, pengenalan kebuda-

yaan nasional, kegiatan pesta olah raga, dan masa liburan.

Dalam Repelita V direncanakan penyusunan peraturan per-

undangan yang lebih mantap yang dapat mendukung pembangunan

kepariwisataan. Dalam rangka peningkatan persediaan dan ke-

mampuan tenaga kerja terdidik direncanakan untuk memperluas

275

Page 93:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

sarana pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan di Pusat,

di Balai Pendidikan dan Latihan Pariwisata milik pemerintah

yang secara bertahap akan dikembangkan di daerah-daerah. Di

samping itu ditingkatkan juga pembinaan akademi dan pusat

pendidikan yang dikelola masyarakat. Selanjutnya direncanakan

pula untuk meningkatkan kegiatan penelitian dan pengembangan

pariwisata secara terpadu, yang antara lain akan mencakup pe-

nelitian mengenai minat dan kebutuhan pasar internasional.

Sejalan dengan hal-hal yang dikemukakan di atas ini,

pembangunan industri kepariwisataan, khususnya industri kera-

jinan termasuk yang informal dan tradisional, akan dipriori-

taskan. Pemberian bimbingan teknis kepada mereka dilanjutkan

untuk meningkatkan efisiensi produksi. Kemampuan koperasi pa-

riwisata akan ditingkatkan dan akan didorong kerja sama antara

koperasi dan perusahaan-perusahaan negara dan swasta yang

berkecimpung di bidang kepariwisataan.

Adapun sasaran peningkatan dan pembangunan prasarana

obyek wisata sesuai dengan potensi dan keunggulan yang dimi-

liki dapat dilihat dalam Tabel 13 - 21.

IV. PROGRAM-PROGRAM

Pelaksanaan pembangunan selama Repelita V disektor per-

hubungan dan pariwisata dilaksanakan melalui program-program

sebagai di bawah ini.

1. Program-program di bidang Jalan dan Jembatan

Program-program di bidang ini meliputi kegiatan-kegiatan

sebagai berikut.

276

Page 94:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

Potensi Obyek Wisata Lokasi Obyek Wisata

TABEL 13 - 21SASARAN PEMBANGUNAN

OBYEK WISATA

277

Page 95:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

1. Wisata Alam Bahari P. Batam dan P. Bintan/Riau; Bunaken dan Tanjung Pisok/Sulawesi Utara; Banda Naire/Maluku; Maumere/Nusa Tenggara Timur; Senggigi, Gili Air dan Tanjung-Aan/Nusa Tenggara Barat.

2. Wisata Keindahan Alam, Taman Nasional Gunung Leuser/Aceh; DanauPeninggalan Sejarah Toba dan Berastagi/Sumatera Utara; Bukitdan Budaya. Tinggi dan Ngarai Sihanok/Sumatera Barat;

Jambi; Bengkulu; Sumatera Selatan; Krakatau/Lampung; Taman Nasional Ujung Ujung Kulon/Jawa Barat; Borobudur, Pram-banan dan Keraton Solo di Jawa Tengah; ,Kraton Jogja di Jogjakarta; Bromo dan Tengger di Jawa Timur; Bali; Taman Nasional Lore Linder/Sulawesi Tengah; Tanah Toraja/Sulawesi Selatan; Pontianak/Kalimantan Barat; Taman Nasional Tanjung Puting/Kalimantan Tengah; Mahakam dan Tenggarong/Kalimantan Timur; Biak dan Jayapura/Irian Jaya; Kawah Berwarna dan P.Komodo/Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tenggara.

3. Wisata Konvensi dan DKI Jakarta, Bali, Sumatera Utara, Jawa-Pameran. Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah.

Page 96:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

a. Rehabilitasi dan pemeliharaan jalan dan jembatan

berupa kegiatan untuk mempertahankan kondisi jalan

mantap yaitu jaringan jalan yang sudah ditingkatkan

dalam mendukung pertumbuhan arus lalu lintas. Di-

rencanakan, mencakup jalan nasional dan propinsi

sepanjang 188.010 km dan jembatan 149.100 m, jalan

kotamadya 68.950 km dan jalan kabupaten 323.500 km.

b. Peningkatan jalan dan jembatan adalah kegiatan un-

tuk meningkatkan kondisi jalan dan jembatan yang

belum mantap untuk memenuhi pertumbuhan lalu lintas

yang meningkat dengan masa pelayanan 5-10 tahun.

Program peningkatan jalan dan jembatan ini dalam

Repelita V merupakan program utama di bidang jalan

dan jembatan dan akan mencakup jalan sepanjang

24.800 km dan jembatan 149.000 m.

c. Pembangunan jalan dan jembatan berupa pekerjaan

konstruksi jalan dan jembatan baru yang diperlukan

oleh daerah-daerah yang selama ini belum terjang-

kau. Pembangunan jalan dan jembatan baru di bebera-

pa kota besar diperlukan guna menampung pertumbuhan

lalu lintas kota dan untuk pemekaran kota. Jalan

dan jembatan baru juga sangat diperlukan oleh

daerah-daerah pemukiman transmigrasi, daerah-daerah

produksi pertanian, dan perkebunan. Sasaran pemba-

ngunan jalan selama Repelita V, 1.139 km.

2. Program Pengembangan Fasilitas Lalu Lintas Jalan

Dalam rangka pengembangan lalu lintas angkutan jalan

raya akan dilanjutkan pembangunan Pusat Pengujian Kendaraan

278

Page 97:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

Bermotor, perbaikan dan penambahan lampu lalu lintas, penye-

diaan rambu jalan, pembuatan marka jalan, pemasangan pagar

pengaman jalan, pembangunan fasilitas pengujian kendaraan

bermotor serta pengadaan bus kota dan bus perintis. Dalam

rangka pengembangan lalu-lintas di wilayah perkotaan juga

akan dilaksanakan pengembangan sistem angkutan yang terpadu.

3. Program Prasarana Angkutan Kereta Api

Untuk menjadikan perkeretaapian tetap berfungsi sebagai

angkutan umum yang murah, tertib dan aman, maka dalam pening-

katan jasa angkutan kereta api selama Repelita V akan dilan-

jutkan rehabilitasi dan pembangunan jalan kereta api sepan-

jang 1.835 km dan peningkatan pemasangan jembatan kereta api

sebanyak 175 buah untuk jembatan bawah dan 2.500 ton untuk

jembatan atas.

4. Program Sarana Angkutan Kereta Api

Program sarana angkutan kereta api meliputi rehabilitasi

kereta penumpang sebanyak 2.009 buah, gerbong barang 13.997

buah, kereta rel listrik 640 buah, dan kereta rel diesel 224

buah, sedangkan pembangunan meliputi pembangunan kereta pe-

numpang sebanyak 272 buah, gerbong barang 300 buah, dan

kereta rel listrik 136 buah.

5. Program Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan

Dalam meningkatkan pelayanan angkutan sungai, danau dan

penyeberangan, terutama di daerah-daerah yang belum dilayani

oleh jenis angkutan lainnya, selama Repelita V direncanakan

pembangunan 65 unit dermaga sungai dan terminal pada 48 lin-

279

Page 98:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

tasan penyeberangan, dan 10 dermaga danau. Juga akan dilaku-

kan rehabilitasi beberapa dermaga dan terminal penyeberangan,

dermaga sungai serta dermaga danau dan penambahan sejumlah

rambu-rambu untuk keselamatan pelayaran.

6. Program Pengembangan Fasilitas PelabuhanDalam program ini akan ditekankan kegiatan pemeliharaan

dan rehabilitasi serta peningkatan dan pengembangan fasilitas

pelabuhan di 43 lokasi yang mencakup pelabuhan induk, pela-

buhan kolektor dan pelabuhan distributor. Selama Repelita V

direncanakan akan dibangun pelabuhan dermaga sepanjang

4.910 m, lapangan peti kemas seluas 80.000 m2, lapangan

penumpukan 67.200 m2 dan gudang 53.750 m2.

7. Program Pengerukan Pelabuhan dan Alur Pelayaran

Pengerukan alur-alur pelayaran yang termasuk dalam pela-

yanan pelabuhan terns dilakukan. Selama Repelita V akan dila-

kukan pengerukan rutin sebanyak 75,25 juta m3 lumpur. Ke-

giatan pengerukan alur pelayaran pelabuhan rutin akan dilak-

sanakan antara lain di Belawan, Palembang, Tanjung Priok,

Surabaya, Banjarmasin, Samarinda, Pontianak dan Jambi.

8. Program Pengembangan Fasilitas Keselamatan Maritim

Pengembangan kesyahbandaran dalam Repelita V direncana-

kan penambahan fasilitas kapal bandar 18 buah. Di bidang pem-

bangunan navigasi akan dilanjutkan kegiatan rehabilitasi dan

pembangunan menara suar 32 buah, rambu suar 80 buah, peralat-

an telekomunikasi dan radio pantai di 6 lokasi dan peremajaan

kapal sebanyak 22 buah. Sedangkan untuk kesatuan penjagaan

280

Page 99:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

laut dan pantai direncanakan menampung kegiatan operasi dan

pemeliharaan sarana patroli serta operasi SAR.

9. Program Pembinaan dan Pengembangan Armada PelayaranDalam usaha meningkatkan produktivitas armada pelayaran

nusantara, armada pelayaran lokal dan armada pelayaran rak-

yat, dalam Repelita V akan dilakukan penambahan armada baru

sebesar 178.500 DWT untuk pelayaran nusantara. Armada pela-

yaran rakyat juga akan ditingkatkan serta pengoperasian arma-

da perintis dilanjutkan.

10. Program Pengembangan Fasilitas Bandar Udara dan Keselamatan Penerbangan.

Sasaran program pengembangan fasilitas bandar udara dan

keselamatan penerbangan dalam Repelita V disesuaikan dengan

kebutuhan pengoperasian semua jenis pesawat penerbangan ko-

mersial yang meliputi: Penambahan armada udara yang terdiri

dari Pesawat Atra-90 sebanyak 1 buah, DC-9/B-737 sebanyak 5

buah, dan B-747 sebanyak S buah. Peningkatan pembangunan ban-

dar udara agar dapat menampung pesawat udara sejenis B-747 di

6 lokasi, DC-10/A-300 di 4 lokasi, DC-9/B-737 di 12 lokasi,

F-28 di 17 lokasi, F-27/CN-235 di 24 lokasi, secara penuh

atau terbatas. Juga pemasangan alat-alat bantu navigasi dan

keselamatan penerbangan lainnya di bandar-bandar udara yang

akan ditingkatkan kemampuannya, serta pembangunan fasilitas

terminal dan pergudangan untuk menampung kegiatan dunia usaha.

11. Program Pengembangan Jasa Pos dan Giro

Program pengembangan jasa pos dan giro akan mencakup

pembangunan Kantor Pos Pembantu dan Kantor Pos Tambahan seba-

281

Page 100:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

nyak 805 buah untuk ibukota-ibukota kecamatan, Kantor Pos 13

buah untuk kota-kota kabupaten, Kantor Pos Besar 2 buah, Kan-

tor Kepala Daerah Pos 2 buah dan pelanjutan gedung Kantor Pos

Ibukota di DKI Jaya. Selain daripada itu akan dikembangkan

juga unit-unit pelayaran pos dan giro didaerah transmigrasi.

Juga akan dilakukan penambahan pengadaan bis surat seba-

nyak 2.500 buah dan kendaraan pos dan sepeda motor masing-

masing 300 buah dan 1.500 buah antara lain untuk kelancaran

dinas Pos Keliling Kota dan Pos Keliling Desa.

12. Program Pengembangan Jasa TelekomunikasiProgram Pengembangan jasa telekomunikasi meliputi pemba-

ngunan lanjutan dari Repelita IV dan pembangunan baru dalam

penyediaan fasilitas telepon, teleks, telegrap/data, komuni-

kasi data paket (packsatnet), faksimili/birofaks dan pemba-

ngunan telekomunikasi pedesaan. Di samping itu juga dilakukan

perluasan kapasitas dan pembangunan baru transmisi, seperti

Gelombang Mikro Trans Sumatera, Gelombang Mikro Cross Kali-

mantan, Jawa-Bali dan Gelombang Mikro Indonesia Bagian Timur

sampai ke Ujung Pandang serta sistem komunikasi kabel laut

Surabaya-Banjarmasin. Juga diadakan perluasan pemanfaatan

transmisi satelit berupa kanal SKSD dan jaringan ekor serta

penambahan Stasiun Bumi Kecil.

13. Program Pengembangan Meteorologi dan Geofisika

Program pengembangan meteorologi dan geofisika meliputi

peningkatan dan pembangunan baru stasiun-stasiun meteorologi,

klimatologi, geofisika serta pembangunan baru stasiun kerja

sama pengamatan iklim, pertanian khusus, penguapan dan peng-

amatan hujan. Di samping itu juga pembangunan laboratorium

282

Page 101:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

dengan peralatan meteorologi dan geofisika serta penggantian

peralatan dengan peralatan yang mutakhir disesuaikan dengan

kemajuan teknologi dan peralatan telekomunikasinya.

14. Program kemampuan pencarian dan penyelamatan

Program kemampuan pencarian dan penyelamatan lebih di-

tingkatkan dengan memperkuat organisasi, memantapkan koordi-

nasi serta mengembangkan kemampuan tenaga dan sarana dalam

rangka memungkinkan dilaksanakannya tindakan yang cepat dalam

pencarian dan penyelamatan jiwa manusia.

15. Program Pengembangan Pariwisata

Dalam Repelita V program pengembangan pariwisata akan

lebih diarahkan pada usaha untuk menarik jumlah wisatawan

asing hingga mencapai lebih dari 2,5 juta orang pada tahun

terakhir Repelita V. Untuk itu akan ditempuh berbagai lang-

kah, seperti: pemberian izin bebas visa bagi wisatawan asing

yang berasal dari negara pasaran wisata, pelonggaran lebih

besar dalam kebijaksanaan pintu masuk, penyelesaian Rancangan

Undang-undang Kepariwisataan Nasional (RUU Kepariwisataan Na-

sional), penyelesaian obyek Wisata (resort) di daerah tujuan

wisata, pemberian insentif bagi calon investor dalam kepari-

wisataan (perpajakan, retribusi, pungutan) dan pemantapan

promosi ke luar negeri, terutama dalam mencapai sasaran pasar

wisata internasional.

283

Page 102:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

TABEL 13 - 22PEMBIAYAAN RENCANA PEMBANGUNAN LIMA TAHUN KELIMA,

1989/90 - 1993/94(dalam milyar rupiah)

PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA

1989/90 1989/90-1993/94No. Kode SEKTOR/SUB SEKTOR/PROGRAM (Anggaran

Pembangunan)(Anggaran

Pembangunan)

04 SEKTOR PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA 2.522,1 20.512 ,0

04.1 Sub Sektor Prasarana Jalan 1.380,3 11_89411

04.1.01 Program Rehabilitasi dan PemeliharaanJalan dan Jembatan 300,8 2.677,4

04.1.02 Program Peningkatan Jalan dan Penggan-tian Jembatan 887,3 7.630,3

04.1.03 Program Pembangunan Jalan dan Jembatan 192,2 1.586,4

04.2 Sub sektor Perhubungan Darat 295,7 2 .338,6

04.2.01 Program Pengembangan Fasilitas LaluLintas Jalan 80,1 625,0

04.2.02 Program Prasarana Angkutan Kereta Api 109,5 886,9

04.2.03 Program Sarana Angkutan Kereta Api 52,2 396,7

04.2.04 Program Peningkatan Angkutan Sungai,Danau dan Penyeberangan 53,9 430,0

284

Page 103:  · Web viewRute-rute strategis dan potensial terus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga dapat tersedia jasa angkutan yang bersaing. Perusa- haan penerbangan nasional terutama menyediakan

PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA1989/90 1989/90-

1993/94No. Kode SEKTOR/SUB SEKTOR/PROGRAM (AnggaranPembangunan)

(AnggaranPembangunan)

04.3 Sub Sektor Perhubungan Laut 285,5 2 .169,8

04.3.01 Program Pengembangan FasilitasPelabuhan Laut 159,6 1.245,1

04.3.02 Program Pengerukan Pelabuhan dan Alur-alurPelayaran 16,6 189,0

04.3.03 Program Pengembangan Fasilitas KeselamatanPelayaran 41,0 303,4

04.3.04 Program Pembinaan/Pengembangan ArmadaPelayaran 68,3 432,3

04.4 Sub Sektor Perhubungan Udara 378,2 2 .563,8

04.4.01 Program Pengembangan Fasilitas BandarUdara dan Keselamatan Penerbangan 237,6 1.663,3

04.4.02 Program Pembinaan/Pengembangan Armada Udara 140,6 900,5

04.5 Sub Sektor Pos dan Telekomunikasi 144,9 1 .177,9

04.5.01 Program Pengembangan Jasa Pos dan Giro 20,5 144,4

04.5.02 Program Pengembangan Jasa Telekomunikasi 124,4 1.033,5

04.6 Sub Sektor Pariwisata 37 2 5 367,8

04.6.01 Program Pengembangan Pariwisata 37,5 367,8

285