Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
S &
S T
AX A
LERT
TAX ALERTSS/TXNEWS/03/2015
Monday, September 11, 2023
To : Clients of Salaki & Salaki
Re : BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan
1. Apa yang dimaksud dengan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) ?
BPJS Kesehatan bersama BPJS Ketenagakerjaan (dahulu bernama Jamsostek) merupakan
program pemerintah dalam kesatuan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diresmikan pada
tanggal 31 Desember 2013. BPJS Kesehatan sebelumnya bernama Askes (Asuransi Kesehatan), yang dikelola oleh PT Askes Indonesia (Persero), namun sesuai UU No. 24 Tahun
2011 tentang BPJS, PT. Askes Indonesia berubah menjadi BPJS Kesehatan sejak tanggal 1
Januari 2014.
Sesuai dengan amanat undang-undang, tanggal 1 Januari 2014 PT Jamsostek berubah menjadi
Badan Hukum Publik. PT Jamsostek (Persero) bertransformasi menjadi BPJS Ketenagakerjaan dan tetap dipercaya untuk menyelenggarakan program jaminan sosial tenaga
kerja, yang meliputi JKK, JKM, JHT dengan penambahan Jaminan Pensiun mulai 1 Juli 2015.
BPJS adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial.
BPJS terdiri atas BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
2. Apa ruang lingkup dari BPJS Kesehatan?
BPJS kesehatan merupakan badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan.
3. Apa ruang lingkup dari BPJS Ketenagakerjaan?
BPJS ketenagakerjaan merupakan badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program
:
a. Jaminan Kecelakaan Kerja;
b. Jaminan Hari Tua;
c. Jaminan Pensiun; dan
d. Jaminan Kematian.
4. Siapa saja yang wajib menjadi peserta BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan?KAP SALAKI-SALAKIThe Manhattan Square
Mid – Tower Lt. 16, Zone AJl. TB Simatupang Kav. 1S, Jakarta Selatan
www.salaki-salaki.com
1
S &
S T
AX A
LERT
TAX ALERTSS/TXNEWS/03/2015
Monday, September 11, 2023
Yang Wajib menjadi peserta BPJS adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja
paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang terdiri atas:
1. Peserta Penerima Upah, terdiri atas;
a) peserta yang bekerja pada pemberi kerja penyelenggara negara, dan
b) peserta yang bekerja pada pemberi kerja selain penyelenggara negara.
2. Peserta Bukan Penerima Upah, terdiri atas;
a) pemberi kerja,
b) pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja mandiri, dan
c) pekerja yang tidak termasuk huruf b yang bukan menerima gaji atau upah.
5. Bagaimana pendaftaran BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan dilaksanakan?
1) Pemberi Kerja secara bertahap wajib mendaftarkan dirinya dan Pekerjanya sebagai
Peserta kepada BPJS sesuai dengan program Jaminan Sosial yang diikuti.
2) Pemberi Kerja, dalam melakukan pendaftaran wajib memberikan data dirinya dan
Pekerjanya berikut anggota keluarga secara lengkap dan benar kepada BPJS.
3) Penahapan kepesertaan untuk pekerja yang bekerja pada pemberi kerja selain penyelenggara negara dikelompokkan berdasarkan skala usaha yang terdiri,atas:
1. Usaha Besar
2. Usaha Menengah
3. Usaha Kecil
4. Usaha Mikro
4) Pemberi kerja selain penyelenggara negara sesuai dengan skala usahanya mulai 1 Juli 2015 wajib mendaftarkan pekerjanya kepada BPJS Ketenagakerjaan untuk
mengikuti program jaminan kecelakaan kerja, program jaminan hari tua, program jaminan
pensiun, dan program jaminan kematian secara bertahap.
5) Usaha besar dan usaha menengah wajib mengikuti program jaminan kecelakaan kerja,
program jaminan hari tua, program jaminan pensiun, dan program jaminan kematian.
6) Usaha kecil wajib mengikuti program jaminan kecelakaan kerja, program jaminan hari
tua, dan program jaminan kematian.
7) Usaha mikro wajib mengikuti program jaminan kecelakaan kerja dan program jaminan
kematian.
8) Dalam hal skala usaha yang bergerak di bidang usaha jasa konstruksi yang
mempekerjakan tenaga harian lepas, borongan, dan/atau musiman wajib mendaftarkan pekerjanya dalam program jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian.
KAP SALAKI-SALAKIThe Manhattan Square
Mid – Tower Lt. 16, Zone AJl. TB Simatupang Kav. 1S, Jakarta Selatan
www.salaki-salaki.com
1
S &
S T
AX A
LERT
TAX ALERTSS/TXNEWS/03/2015
Monday, September 11, 2023
9) Bagi perusahaan yang telah mengikutsertakan pekerjanya dalam program jaminan sosial tenaga kerja berdasarkan UU No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga
Kerja dilarang mengurangi program jaminan sosial tenaga kerja yang telah diikuti.
6. Apakah ada sanksi administratif bagi Pemberi Kerja yang tidak mendaftarkan dirinya dan Pekerjanya sebagai Peserta kepada BPJS?
1. Pemberi Kerja selain penyelenggara negara yang tidak melaksanakan ketentuan dan
setiap orang yang tidak melaksanakan akan dikenai sanksi administratif.
2. Sanksi administratif dapat berupa:
a. teguran tertulis;
b. denda; dan/atau
c. tidak mendapat pelayanan publik tertentu.
Pengenaan sanksi berupa “teguran tertulis dan/atau denda” dilakukan oleh BPJS. Pengenaan
sanksi berupa “tidak mendapatkan pelayanan publik tertentu” dilakukan oleh Pemerintah atau
pemerintah daerah atas permintaan BPJS.
Denda Keterlambatan Pembayaran Iuran :
a. Untuk Pekerja Penerima UpahKeterlambatan pembayaran akan dikenakan denda sebesar 2% setiap bulan dari jumlah
iuran yang belum terbayar paling banyak sampai 3 bulan.
b. Untuk Peserta Bukan Penerima Upah dan Bukan PegawaiKeterlambatan pembayaran akan dikenakan denda sebesar 2% setiap bulan dihitung dari
jumlah iuran yang belum dibayar paling lama 6 (enam) bulan.
7. Bagaimana pelaksanaan pembayaran iuran BPJS Kesehatan?
a. Pemberi Kerja wajib memungut Iuran yang menjadi beban Peserta dari Pekerjanya dan
menyetorkannya kepada BPJS.
b. Pemberi Kerja wajib membayar dan menyetor Iuran yang menjadi tanggung jawabnya
kepada BPJS.
KAP SALAKI-SALAKIThe Manhattan Square
Mid – Tower Lt. 16, Zone AJl. TB Simatupang Kav. 1S, Jakarta Selatan
www.salaki-salaki.com
1
S &
S T
AX A
LERT
TAX ALERTSS/TXNEWS/03/2015
Monday, September 11, 2023
c. Peserta yang bukan Pekerja dan bukan Penerima Bantuan Iuran (PBI) wajib membayar dan
menyetor Iuran yang menjadi tanggung jawabnya kepada BPJS.
Peserta bukan PBI Jaminan Kesehatan merupakan Peserta yang tidak tergolong fakir miskin
dan orang tidak mampu yang terdiri atas:
1) Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya;
2) Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya; dan
3) bukan Pekerja dan anggota keluarganya.
Pekerja Penerima Upah, terdiri atas:
a. Pegawai Negeri Sipil;
b. Anggota TNI;
c. Anggota Polri;
d. Pejabat Negara;
e. Pegawai Pemerintah non Pegawai Negeri;
f. Pegawai Swasta; dan
g. Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf f yang menerima Upah.
Pekerja Bukan Penerima Upah, terdiri atas:
1. Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja mandiri; dan
2. Pekerja yang tidak termasuk dalam nomor 1 diatas, yang bukan penerima Upah.
Bukan Pekerja, terdiri atas:
a. Investor;
b. Pemberi Kerja;
c. Penerima pensiun;
d. Veteran;
e. Perintis Kemerdekaan;
f. Janda, duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis Kemerdekaan; dan
g. Bukan Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf e yang mampu
membayar iuran.
Pemberi kerja wajib memungut iuran dari Pekerjanya, membayar iuran yang menjadi tanggung
jawabnya, dan menyetor iuran tersebut kepada BPJS Kesehatan paling lambat tanggal 10
(sepuluh) setiap bulan.
8. Berapa tarif iuran Jaminan Kesehatan yang harus dibayarkan?
KAP SALAKI-SALAKIThe Manhattan Square
Mid – Tower Lt. 16, Zone AJl. TB Simatupang Kav. 1S, Jakarta Selatan
www.salaki-salaki.com
1
S &
S T
AX A
LERT
TAX ALERTSS/TXNEWS/03/2015
Monday, September 11, 2023
Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Penerima Upah selain Peserta Pekerja Penerima
Upah yang terdiri atas Pegawai Negeri Sipil, Anggota TNI, Anggota Polri, Pejabat Negara, dan
Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri yang dibayarkan mulai tanggal 1 Januari 2015 sampai dengan 30 Juni 2015 adalah sebesar 4,5% (empat koma lima persen) dari Gaji atau
Upah per bulan dengan ketentuan:
a. 4% (empat persen) dibayar oleh Pemberi Kerja; dan
b. 0,5% (nol koma lima persen) dibayar oleh Peserta.
Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Penerima Upah selain Peserta Pekerja Penerima
Upah yang terdiri atas Pegawai Negeri Sipil, Anggota TNI, Anggota Polri, Pejabat Negara, dan
Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri yang dibayarkan mulai tanggal 1 Juli 2015 adalah
sebesar 5% (lima persen) dari Gaji atau Upah per bulan dengan ketentuan:
a. 4% (empat persen) dibayar oleh Pemberi Kerja; dan
b. 1% (satu persen) dibayar oleh Peserta.
Batas paling tinggi Gaji atau Upah per bulan yang digunakan sebagai dasar perhitungan
besaran Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Penerima Upah dan pegawai pemerintah
non pegawai negeri sebesar 2 (dua) kali Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dengan status kawin dengan 1 (satu) orang anak atau setara dengan Rp. 4.725.000. Sedangkan gaji yang diperhitungan dalam iuran BPJS minimal sebesar UMR/UMP/UMK wilayah setempat.
Gaji yang dimaksud adalah gaji pokok ditambah dengan tunjangan yang sifatnya tetap setiap
bulannya.
Iuran yang dibayarkan tersebut mencakup iuran untuk pekerja, istri/suami dan 3 (tiga) orang anak yang belum menikah. Namun, jika karyawan tersebut ingin mengikutsertakan anggota keluarga lain, seperti anak ke-4, Ibu, Bapak atau mertua, maka terdapat iuran tambahan sebesar 1% dari gaji untuk masing-masing penambahan dan sepenuhnya ditanggung oleh karyawan.
Contoh 1: Bambang merupakan seorang pegawai swasta. Ia memiliki penghasilan Rp. 5.000.000 per bulan.
Bambang didaftarkan perusahaannya mengikuti Program Jaminan Kesehatan yang iurannya mulai
dibayarkan mulai 1 Juli 2015, maka perhitungan iuran yang harus dibayarkan adalah :
KAP SALAKI-SALAKIThe Manhattan Square
Mid – Tower Lt. 16, Zone AJl. TB Simatupang Kav. 1S, Jakarta Selatan
www.salaki-salaki.com
1
S &
S T
AX A
LERT
TAX ALERTSS/TXNEWS/03/2015
Monday, September 11, 2023
4% x Rp. 4.725.000 = Rp. 189.000 (dibayarkan oleh Pemberi Kerja/Perusahaan tempat Bambang Bekerja dan diperhitungkan sebagai komponen penghasilan karyawan)
1% x Rp. 4.725.000 = Rp. 47.250 (dibayarkan oleh Peserta/Bambang dan dipotong dari gaji bersih yang dibayarkan kepada karyawan)
Karena gaji Bambang lebih besar dari batas maksimum gaji yang diperhitungkan dalam iuran BPJS maka tarif iuran dikalikan dengan Rp. 4.725.000 bukan Rp. 5.000.000.
Contoh 2:Ridwan merupakan seorang pegawai swasta pada sebuah perusahaan di Jakarta, ia memiliki
penghasilan Rp. 2.500.000 per bulan, Ridwan didaftarkan perusahaannya mengikuti Program
Jaminan Kesehatan yang iurannya mulai dibayarkan mulai 1 Juli 2015, maka perhitungan iuran
yang harus dibayarkan adalah :
4% x Rp. 2.700.000 = Rp. 108.000 (dibayarkan oleh Pemberi Kerja/Perusahaan tempat Ridwan Bekerja dan diperhitungkan sebagai komponen penghasilan karyawan)
1% x Rp. 2.700.000 = Rp. 27.000 (dibayarkan oleh Peserta/Ridwan dan dipotong dari gaji bersih yang dibayarkan kepada karyawan).
Karena gaji Ridwan lebih kecil dari batas minimum gaji yang diperhitungkan dalam iuran BPJS maka tarif iuran dikalikan dengan Rp. 2.700.000 yang merupakan UMR DKI Jakarta tahun 2015, bukan Rp. 2.500.000.
Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta Bukan Pekerja:a. Sebesar Rp. 25.500 per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan
kelas III.
b. Sebesar Rp. 42.500 per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan
kelas II.
c. Sebesar Rp. 59.500 per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan
kelas I.
9. Bagaimana pembayaran iuran BPJS Ketenagakerjaan?
Besarnya iuran program jaminan sosial tenaga kerja adalah sebagai berikut:
KAP SALAKI-SALAKIThe Manhattan Square
Mid – Tower Lt. 16, Zone AJl. TB Simatupang Kav. 1S, Jakarta Selatan
www.salaki-salaki.com
1
S &
S T
AX A
LERT
TAX ALERTSS/TXNEWS/03/2015
Monday, September 11, 2023
a. Jaminan Kecelakaan Kerja yang perincian besarnya iuran berdasarkan kelompok jenis
usaha, sebagai berikut:
Kelompok I: 0,24% dari upah sebulan;
Kelompok II: 0,54°% dari upah sebulan
Kelompok III: 0,89% dari upah sebulan;
Kelompok IV: 1,27% dari upah sebulan;
Kelompok V: 1,74% dari upah sebulan;
b. Jaminan Hari Tua, sebesar 5,70% dari upah sebulan (sebesar 3,70% ditanggung oleh
pengusaha dan sebesar 2% ditanggung oleh tenaga kerja).
c. Jaminan Kematian, sebesar 0,30% dari upah sebulan.
Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian ditanggung sepenuhnya oleh pengusaha.
10. Apa saja ketentuan hukum yang mengatur mengenai BPJS?
Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2013 Tentang Penahapan
Kepesertaan Program Jaminan Sosial.
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan, dan Peraturan
Presiden Nomor 111 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 12
Tahun 2013.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
PER-12/MEN/VI/2007 tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran Kepesertaan, Pembayaran
Iuran, Pembayaran Santunan, dan Pelayanan Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 84 tahun 2013 tentang Perubahan
Kesembilan atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1993 tentang Penyelenggaraan
Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2013 Tentang Tata Cara
Pengenaan Sanksi Administratif Kepada Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara dan
Setiap Orang, Selain Pemberi Kerja, Pekerja dan Penerima Bantuan Iuran Dalam
Penyelenggaraan Jaminan Sosial.
KAP SALAKI-SALAKIThe Manhattan Square
Mid – Tower Lt. 16, Zone AJl. TB Simatupang Kav. 1S, Jakarta Selatan
www.salaki-salaki.com
1
S &
S T
AX A
LERT
TAX ALERTSS/TXNEWS/03/2015
Monday, September 11, 2023
Please note that this TAX ALERT is by no means a summary of all the main issues covered in and
concerns arising from the stated above new tax regulation.
SALAKI & SALAKIThe Manhattan Square
Mid – Tower, Lt. 16, Zone A
Jl. TB Simatupang Kav. 1S
Cilandak Timur
Jakarta Selatan 12560
Ph.: +62-21-290-49905 / 290-49906
Fax: +62-21-290-49907
E-mail: info @salaki-salaki.com
KAP SALAKI-SALAKIThe Manhattan Square
Mid – Tower Lt. 16, Zone AJl. TB Simatupang Kav. 1S, Jakarta Selatan
www.salaki-salaki.com