Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1. Sumber Data
2.1.1 Literatur Buku
1. “ Percakapan Mandarin Modern Jilid 1” karya Suparto, ST ., BA
2. “ Chinese Character in Pictures 2” karya Cheng Xianghui
3. “ Tipografi Dalam Desain Grafis”, karya Danton Sihombing, MFA editor
4. “ Psikhologi Anak” karya Dra. Kartini Kartono
5. “ Perkembangan Anak Edisi keenam Jilid 1” karya Elisabeth B. Hurlock
6. “ The Mechanics of Motion” karya Chris Webster
7. “ Timing for Animation” karya Harold Whitaker, John Halas
2.1.2 Literatur Artikel
1. http://www.keatsschool.com/view-967.html
2.http://www.jambiprov.go.id/?show=berita&id=1817&kategori=berita&title=Pentingnya
Bahasa Mandarin Menurut HBA).
3.http://www.tribunnews.com/2010/05/22/pemerintah-tekankan-pentingnya-Bahasa-mandarin-
di-sekolah
4.http://Bahasa.kompasiana.com/2010/10/06/china-dan-pentingnya-Bahasa-Mandarin/
5. http://www.harianberita.com/Bahasa-tersulit-untuk-dipelajari.html
6. http://www.effectivelanguagelearning.com/language-guide/Mandarin-chinese-language
7. http://www.language-learning-advisor.com/hardest-language-to-learn-survey.html
8. http://www.txbb888.com/yebd/2041.html
9. http://www.nsa.gov/public_info/_files/cryptologic_spectrum/foreign_language.pdf
3
4
2.2. Pengertian
2.2.1. Pengertian Bahasa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti dari kata bahasa adalah sebagai berikut :
ba.ha.sa
1. sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat
untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri
2. percakapan (perkataan) yang baik; tingkah laku yang baik; sopan santun: baik budi
bahasanya.
Bahasa adalah suatu cara dimana terjadi interaksi untuk mengkomunikasikan sesuatu keadaan,
hal, maupun benda. Bahasa ini bisa terdiri dari bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Bahasa juga
merupakan sebuah kepintaran yang telah diberikan untuk manusia agar bisa berkomunikasi
dengan sesuatu. Oleh karena itu sangat penting kita harus mengerti cara yang tepat dalam
berbahasa. Terdapat banyak negara yang ada di dunia, dan masing-masing mempunyai bahasa
tersendiri. Sedangkan Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku tentu juga mempunyai
berbagai macam bahasa. Selain Bahasa Indonesia yang diajarkan tanpa disadari, sebenarnya
anak juga sedang mempelajari bahasa daerah atau lebih dikenal dengan bahasa ibunya karena
sering digunakan dalam percakapan keluarga sehari-hari.
Tetapi dalam masa yang penuh perkembangan ini, anak diharapkan bisa menguasai lebih
dari satu atau dua bahasa (multi language). Dan dikarenakan pandangan tersebut maka dalam
pelajaran sekolah, selain mengajarkan Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris juga tidak luput dari
pengajaran terhadap anak. Karena dinilai bahwa Bahasa Inggris akan bisa berguna dalam
komunikasi untuk perkembangan sosial maupun ekonomi mendatang.
Begitu juga dengan Bahasa Mandarin, dengan melihat perkembangan ekonomi Negara
Tirai Bambu (Negara China), hal ini menyebabkan semakin sering dipakainya Bahasa Mandarin.
Di samping adanya perbekalan Bahasa Inggris, sekolah-sekolah sekarang yang berada di kota-
kota besar juga ikut menetapkan kurikulum untuk pengajaran Bahasa Mandarin. Dan dalam
pembelajaran Bahasa Mandarin tentu diperlukan metode yang tepat dalam pengajarannya agar
mempermudah anak-anak untuk memahami dan mengerti akan artinya.
5
2.2.1.1. Pengertian Bahasa menurut Anak-Anak
Setiap anak membutuhkan interaksi dengan orang di luar baik itu ayah maupun ibunya,
atau orang yang bukan keluarga inti. Sehingga bahasa sangat penting bagi seorang anak. Saat
berkomunikasi anak menggunakan bahasa yang menurut mereka bisa menyampaikan suatu
pesan kepada pihak lawan, tentu tidak begitu sempurna dalam penyampaiannya. Hasil dari
penyelidikan para ahli mengatakan bahwa perkembangan bahasa anak masih belum selesai
sampai anak berumur 12-18 tahun.
Bahasa pertama yang dipelajari oleh anak adalah bahasa ibu atau bahasa yang sering
digunakan dalam keluarganya. Tetapi walau bahasa ibu tidak semua memiliki huruf dan
penulisan yang diakui tetapi bahasa ibu bisa diterima dengan baik oleh anak, karena bahasa
tersebut adalah bahasa yang sering didengarkannya dan sering dilatih dalam kesehariannya.
Dalam hal berbahasa, anak juga melatih fungsi bicaranya. Adapun dalam prosesnya terdapat
periode stagnasi dalam pembelajaran bahasa karena anak mendapat kesulitan dalam penguasaan
bunyi huruf mati. Tetapi hal ini akan diatasi oleh anak itu sendiri seiring bertambahnya umur.
Bahasa merupakan sebuah cara untuk mengungkapkan pikiran, keinginan maupun
perasaan dari anak itu sendiri. Pembendaharaan bahasa oleh anak tergantung pada kecepatan
anak dalam mempelajari suatu bahasa. Anak pada umur 2-3 tahun akan sangat “haus” akan kos-
kata. Sehingga anak terus menanyakan apa yang telah dilihatnya, dan ingin terus mengetahui
artinya. Maka di saat yang begini akan sangat tepat jika diselingi dengan pembelajaran bahasa
asing seperti Bahasa Mandarin.
2.2.2. Pengertian E-learning
E-learning dengan penjabaran “e” dalam arti elektronik dan “learning” adalah
pembelajaran. Adapun terkemuka beberapa definisi tentang e-learning secara umum. Menurut
Jaya Kumar C. Koran (2002) mendefinisikan e-learning sebagai pembelajaran yang
menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi
pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Sementara Dong (dalam Kamarga, 2002)
mendefinisikan e-learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat elektronik
komputer yang memperoleh bahan belajar sesusai dengan kebutuhannya. Dari definisi e-
learning di atas, didapatkan bahwa e-learning merupakan sebuah bentuk pembelajaran yang
akan berhubungan dengan dunia elektronik. Tidak terluput dari jaringan internet, komputer,
6
ataupun multimedia lainnya. Dan dengan semakin berkembangnya zaman teknologi, tentunya e-
learning merupakan sebuah bentuk pengajaran yang dapat menghubungkan pelajar dengan
pengajar tanpa harus face to face.
2.3. Analisa Data
2.3.1. Perkembangan Anak dalam Belajar dan Bermain
Setiap anak tidak terluput dari kegiatan bermain. Hal ini dikarenakan dalam kegiatan
bermain, anak mendapatkan sesuatu yang baru, mengenal sesuatu yang baru yang bersifat
menyenangkan sehingga anak lebih memilih bermain menjadi kegiatan sehariannya. Kegiatan
bermain tidak hanya membawakan arti kesenangan pada anak, tetapi secara tidak sadar anak
sedang melatih perkembangan diri mereka.
Kira-kira sebelum abad ke-18, pandangan orang dewasa terhadap kegiatan bermain yang
dilakukan anak-anak adalah kegiatan yang tidak berguna, karena hanya menyibukkan diri sendiri
tanpa tujuan. Kemudian setelah pada abad ke-18, orang dewasa baru mulai menggunakan
permainan sebagai media bantu belajar. Penempatan kegiatan belajar dalam kegiatan bermain
akan memperluas daya tangkap anak, anak bisa mengukur potensi diri sendiri, dan bisa
menguasai macam benda dan belajar mengenal benda di sekitarnya. Oleh karena itu, sebaiknya
anak bisa diajak bermain sambil belajar sehingga meningkatkan perkembangan anak baik secara
motorik maupun secara psikhis. Secara umum, anak lebih menyukai bermain tetapi anak tidak
menyadari bahwa sebenarnya dia telah mempelajari sesuatu dari permainan yang dimainkannya.
Seperti contohnya dalam hal bermain ular tangga, anak-anak secara tidak langsung melatih
kecepatan dalam menghitung, selain itu mereka juga melatih diri dalam permainan bersama yang
bisa melibatkan sosialisasi dengan lingkungannya. Kegiatan bermain merupakan hal yang
menyenangkan bagi anak-anak, karena dalam kegiatan bermain anak-anak tidak merasakan
sebuah beban, karena yang diinginkan oleh mereka dari permainan adalah perasaan yang
menyenangkan, kebahagiaan, kepuasan. Lambat laun kegiatan bermain bisa ditambah dengan
dimensi kesibukan yang bermanfaat yang bisa membuat anak mengerti dan mulai merasakan
kebanggaan akan prestasi sendiri. Hal ini bisa menumbuhkan rasa percaya diri pada anak. Dari
benda-benda yang dimainkan oleh anak sejak berusia 6 bulan lebih cenderung ke bentuk yang
bersifat geometri. Seperti bola, balok, dan segitiga.
7
2.3.2. Perkembangan Bahasa Mandarin
Belajar suatu bahasa asing tidak mudah jika tidak sering dilatih. Demikian juga halnya
dalam pembelajaran Bahasa Mandarin. Bahasa Mandarin dikenal dan diakui sebagai bahasa
internasional setelah Bahasa Inggris, hal ini menjadi sebuah alasan orang tua yang menginginkan
agar anaknya bisa terbekali dengan multi language dan salah satunya adalah Bahasa Mandarin.
Dan secara umum kita mengetahui bahwa Bahasa Mandarin ini merupakan bahasa yang
tergolong sulit karena adanya perbedaan intonasi, perbedaan aksara, perbedaan arti yang
ditimbulkan dari setiap aksara. Adapun juga aksara yang sama namun arti dan pelafalannya
berbeda. Hal ini menjadi titik kebingungan bagi para pelajar yang baru memulainya.
Seperti yang telah tersebut dalam definisi bahasa, maka perlu kita sering
menggunakannya dalam bahasa keseharian kita agar bisa lebih mendalaminya lagi. Suatu bahasa
yang jarang dipakai dalam percakapan sehari akan menjadi “membeku” karena jarang dilatih.
Sedangkan untuk mempelajari suatu bahasa, kita perlu mengetahui bentuk dalam penulisannya
sehingga bisa membantu kita dalam mendalami arti dan penggunaannya. Dalam hal penulisan,
Bahasa Mandarin tidak memiliki penulisan latin. Sehingga untuk memudahkan orang luar
belajar Mandarin, kemudian dibuat latin dalam bentuk yang disebut dengan PINYIN. Sedangkan
pengejaan Bahasa Mandarin yang asli adalah berupa bentuk/ simbol khusus yang lebih dikenal
dengan nama ZHUYIN. Selain itu, Bahasa Mandarin tidak hanya dipengaruhi oleh abjad latin
yang ada, tetapi juga dipengaruhi oleh nada. Oleh karena itu, jika ingin belajar Mandarin,
seharusnya dimulai dari tahap mendengar, kemudian mengamati bentuk tulisan, kemudian
ditulis ulang ke dalam kertas, dan barulah mencari arti dari kata tersebut. Oleh karena itu,
penulis akan menjelaskan agar para pelajar dapat dengan mudah memulainya.
1. Mendengar
Tentu diperlukan sebuah teks yang bertulisan Mandarin. Dalam hal ini, pemula bisa
menuliskan pelafalan yang dilafalkan ke dalam Bahasa yang dimengerti oleh pemula.
Hal ini juga bisa melatih kepekaan indera pendengar yang bisa disambungkan dengan
indra penglihatan sehingga bisa mencapai hasil optimal untuk mendapatkan arti dari
sebuah aksara.
2. Mengamati
Pengamatan ini diperlukan untuk mengetahui dan mengingatkan akan aksara Mandarin
tersebut. Hal ini dikarenakan bahwa sebenarnya aksara Mandarin memiliki
8
perkembangan yang dulunya berasal dari gambar, dan kemudian membentuk aksara
Mandarin sekarang yang dipakai secara umum. Selain itu pemula bisa melihat cara-cara
dalam penulisan sebuah aksara.
3. Menuliskan kembali
Menulis adalah sebuah proses untuk mengingatkan kembali kepada aksara yang telah
dilihat. Hal ini sangat berpengaruh pada kecepatan mata dan ketepatan melihatnya.
Tentunya dalam menuliskan sebuah aksara ada aturan yang berlaku, tetapi untuk pemula
boleh dituliskan seperti bentuk yang terlihat tanpa mengikuti cara penulisan, karena cara
penulisan bisa dilatih kemudian setelah mengetahui arti kata. Penulisan Bahasa
Mandarin sama seperti menulis dalam Bahasa latin, kita perlu sering melatih diri untuk
menulis dan melafalkan kembali kata tersebut agar bisa ingat.
4. Melafalkan kembali
Pelafalan kembali tentu diperlukan sebagai salah satu cara untuk mengulangi ingatan
akan suara. Karena dalam Bahasa Mandarin juga mempunyai faktor nada, jika nada kita
tidak tepat, akan membingungkan lawan bicara kita. Karena dalam Bahasa Mandarin
jika beda nada maka akan berbeda juga arti dan penulisannya.
5. Mengetahui arti
Setelah melakukan langkah yang di atas, tentu kita perlu mengetahui arti dari kata
tersebut dan penggunaannya dalam keseharian.
Tentu dari semua langkah tersebut harus adanya sebuah rasa ingin tahu akan Bahasa
Mandarin. Karena dengan begitu, anak akan lebih termotivasi untuk mencari tahu dan
mengenal Bahasa Mandarin lebih lanjut.
2.4. Target Audience
2.4.1 Target Primer
> Demografis: anak yang berumur sekitar 3-8 tahun, laki-laki maupun perempuan, status
ekonomi dari range B sampai A, anak berkebangsaan Indonesia, terutama suku
Tionghoa.
> Psikografi: anak yang suka menonton sambil menganalisis, senang bermain dan
berbicara, anak yang aktif, anak yang menyenangi untuk belajar bahasa asing terutama
Bahasa Mandarin.
9
> Geografis: anak yang tinggal di kota-kota besar yang terpengaruh oleh Bahasa
Mandarin.
2.4.2. Target Sekunder
> Demografis: anak berumur 3-8 tahun, universal.
> Psikografi: senang mempelajari bahasa asing, senang mendengar dan berbicara(aktif),
suka menonton film animasi.
> Geografis : tempat-tempat yang telah terpengaruh oleh Bahasa Mandarin.
2.5. Sinopsis Cerita
Animasi Indonesia sedang mengalami peningkatan, sehingga dalam hal ini bisa
memasukkan unsur pengajaran kepada anak. Animasi yang bersifat pengajaran tidaklah jarang
ditemukan. Penulis mengangkat pembelajaran pada Bahasa Mandarin karena secara umum
masih terdapat sejumlah orang yang kesulitan untuk belajar Bahasa Mandarin ini. Oleh karena
itu, penulis meletakkan sebuah pengajaran tentang cara pelafalan dan pembelajaran yang benar
dan bisa dimengerti dengan mudah oleh tingkat pemula.
Ada seorang tokoh utama (Xiao Le) yang akan melakukan perjalanan yang jauh menuju
ke rumah kakeknya. Anak ini berumur 4 tahun dengan karakter yang periang dan penuh dengan
keingintahuan terhadap dunia luar. Karena keingintahuannya, anak ini suka mengambil foto dari
benda ataupun hal yang tidak dimengerti olehnya. Dari hasil foto tersebut tokoh utama akan
mencerna dan mengolah berdasarkan cara pemikirannya dengan meminimalis benda tersebut dan
akhirnya mendapat sebuah karakter aksara Mandarin, dan kemudian dibantu pengucapan yang
tepat dari narator, sehingga memudahkan anak ini dalam mengucapkannya. Setelah itu anak ini
menuliskan bentuk huruf mandarin yang telah diminimalis olehnya dan juga pengucapan yang
benar dalam penulisan latin. Foto – foto yang didapatkan tokoh utama akan dikumpulkan dan
dijadikan buku album, dan album ini sebagai hadiah yang ingin diberikan kepada kakeknya
sesampai di rumah kakeknya.
2.6. Data Pembanding
10
2.6.1. Bahasa
Seperti yang telah diketahui bahwa Bahasa Mandarin tergolong bahasa yang susah
dipelajari karena berbagai penyebab baik dari pelafalan, pengenalan huruf, sampai penulisannya.
Di Indonesia walaupun terdapat banyak animasi edukasi dan ditemukan banyaknya buku dalam
berbagai bentuk yang tersedia di toko buku, tetapi masih jarang disinggung tentang animasi
edukasi dalam belajar Bahasa Mandarin. Penulis mengambil contoh animasi berbentuk serial
tetapi masih bersifat mengajar, seperti dalam animasi Hello Boobooto yang merupakan karya
animasi korea yang mengajarkan anak-anak untuk mengerti kosa-kata dalam Bahasa Inggris.
Selain itu, yang sering ditayangkan dalam siaran di Indonesia seperti animasi POCOYO yang
berasal dari Spanyol dan ada juga Dora The Explorer dari Amerika Serikat milik
jaringan televisi kabel Nickelodeon. Tetapi untuk serial animasi dari Indonesia masih kurang
mendukung ke arah edukasi dalam bahasa.
Pengenalan Bahasa Mandarin sudah sangat sering ditemukan, seperti yang menjadi game
interaksi yang bersifat mengajar tetapi anak akan cepat merasakan bosan bila dengan cara
penyampaian yang sama dari awal sampai akhir. Oleh karena itu, penulis mencoba memberikan
penyampaian yang selain bersifat pengajaran terhadap anak dan juga mengurangi rasa tertekan
dalam hal belajar Bahasa Mandarin yang cara disajikan dalam bentuk animasi. Adapun data
yang didapat dari jurnal yang berkaitan dengan tingkat kesulitan bahasa di dunia seperti table
berikut:
11
Tabel 2.6.1 Tabel perbandingan tingkat kesulitan bahasa
Dari tabel di atas bisa dilihat bahwa Bahasa Mandarin sebenarnya tidak begitu sulit, tetapi untuk
generasi muda sekarang masih ada sejumlah orang yang masih kesulitan mempelajarinya.
2.6.2. Visual Style
Sejak dulu Negara China memiliki style tersendiri dalam hal pengkarakteran. Baik dari
sisi karakter sendiri maupun warna. Setelah munculnya animasi China pertama pada tahun 1918
kemudian diikuti oleh munculnya keluarga bermarga Wan yang membuat animasi sebagai
sebuah hiburan yang bisa ditonton publik. Karena pada sebelumnya animasi selalu dicampurkan
dengan urusan politik. Kemudian seiring berkembangnya teknologi, Negara China juga tidak
ketingggalan untuk terus meningkatkan kualitas produk animasi. Mulai dari cerita short movie
“ Uproar in the Studio” yang dibuat oleh keluarga bermarga Wan pada tahun 1926, kemudian
muncul lagi film “The Iron Princess” pada tahun 1941.
12
Gambar 2.6.2 Short movie “The Iron Princess “ tahun 1941
Negara China tetap mempertahankan overview dengan penekanan pada pengkarakteran
maupun pada warna yang dipakai. Sampai tahun 1990, China mulai terbuka ke negara luar,
seperti Jepang, Amerika dan negara-negara lain. Sehingga sampai sekarang animasi dari negara
bambu ini telah mengadopsi beberapa style dari luar negeri yang kemudian dikemas lagi dalam
visual style yang cenderung mencerminkan Negara China, seperti contohnya mencoba
menggunakan style chibi yang berasal dari Jepang dan kemudian ditambah dengan unsur yang
mencerminkan identitas China, seperti dari pakaian, dari warna, ataupun dari aksesoris lainnya.
Warna yang digunakan di negara China juga menggunakan warna yang menunjukkan
identitas mereka seperti warna cat air, tetapi seiring berkembangnya zaman teknologi, Negara
China mulai menggunakan warna yang solid tetapi terlihat cerah, sehingga bisa menarik
perhatian umum. Adapun perkembangan karakter 2D di negara china yang kemudian terjadi
adanya adopsi dari karakter luar negeri misalnya Jepang, seperti alur berikut:
a. b. c.
d. e. f.
Gambar 2.6.3. a. “The Iron Princes” tahun 1941 b. “Journey To The West” tahun 1964.
13
c sampai f perkembangan animasi China setelah tahun 1990.Sedangkan karakter 3D di Negara China juga ikut berkembang dan lebih mengarah pada
pengajaran untuk anak kecil seperti yang terdapat pada channel anak-anak. Seperti gambar di
bawah ini:
Gambar 2.6.4 Naga kecil yang berada dalam acara Televisi
Dalam hal warna, Negara China tetap menggunakan warna-warna yang mampu membawa
kekhasan dalam karakternya, dan warna yang dipertahankan umumnya termasuk warna merah
dan kuning. Karena kedua warna tersebut memiliki arti tersendiri bagi kaum bangsa China.
Sedangkan untuk karakter dan environment akan dibuat dari referensi seperti tokoh gambar di
bawah ini kemudian dimodifikasi.
Gambar 2.6.5 Referensi karakter anak
Modifikasi yang ingin ditunjukan dalam karakter lebih cenderung ke arah yang lebih chibi, imut.
Karakter yang menjadi tokoh pengenalan tentang Bahasa Mandarin dibuat lebih chibi agar bisa
menarik perhatian anak kecil sehingga berminat untuk menyimak dan mempelajari Bahasa
Mandarin.