Upload
phamcong
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Bab 20 Penggunaan rasio dalam analisa finansiil
BAB 20
PENGGUNAAN RASIO DALAM ANALISA FINANSIIL
20.1 Arti Pentingnya Analisa Laporan Finansiil
Sebagaimana diuraikan di muka bahwa kita dengan menghubungkan elemen-elemen dari
berbagai aktiva satu dngan yang lainnya, elemen-elemen dari berbagai pasiva satu dengan yang
lainnya serta menghubungkan elemen-elemen dari aktiva dan pasiva dalam neraca pada suatu saat
tertentu akan dapat diperoleh banyak gambaan mengenai posisi atau keadaan finansiil suatu
perusahan .
Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan finansiil suatu perusahaan perlulah kita
mengadakan interpretasi atau analisa terhadap sdata finansiil dari perusahan yang bersangkutan,
dan data finansiil itu akan tercemin di dalam “laporan finansiil”-nya.
Laporan Finansiil (Financial Statment ), memberikan ikhtisar mengenai keadaan finansiil suatu
perusahaan, di mana Neraca (Balance Sheet) mencerminkan niali aktiva, utang dan modal sendiri
pada suatu saat tertentu, dan laporan rugi & laba (Income Statement) mecerminkan hasil-hasil yang
dicapai selama suatu periode tertentu biasanya meliputi periode satu bulan.
Mengadakan interpretasi atau analisa terhadap laporan finansiil suatu perusahaan akan
sangat bermanfaat bagi penganalisa untuk dapat mengetahui keadaan dan perkembanganfinaasiil
dari perusahaan yang bersangkutan. Pimpinan perusahaan atau manjemdn sangat berkepentingan
terhadap laporan finansiil dari perusahaan yang dipimpinnya. Dengan mengadakan analisa laporan
finansiil dari perusahaannya, manajer akan dapat mengetahui keadaan dan perkembangan finansiil
dari perusahaannnya. Dan akan diketahui hasil-hasil finansiil yang telah tercapai di waktu-waktu
yang lalu waktu yang sedang berjalan. Dengan mengadakan analisa data finansiil dari tahun-tahun
yang lalu dapat diketahui kelemahan-kelemahan dari perusahaannya serta hasil-hasil yang telah
dianggap cukup baik. Hasil analisa historis tersebut sangat penting artinya bagi perbaikan
penyusunan rencana atau policy yang akan dilakukan diwaktu yang akan datang. Dengan
mengetahui kelemahan-kelemahan yang di milikinya, diusahakan agar dalam penyusunan rencana
untuk tahun-tahun yang akan datang, kelemahan-kelemahan tersebut dapat di perbaiki. Hasil-hasil
yang dianggap sudah cukup bauik di waktu-waktu yang lampau harus di pertahankan untuk waktu-
waktu mendatang. Dalam hubungan dengan analisa laporan finansiil tersebut manajemen adalah
“orang dalam”, orang yang dapat menggunakan data finansiil apapun yang ada di dalam perusahaan,
dan hasil analisanya sepenuhnya untuk kepentingan perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu
analisa dilakukan oleh menajemen tersebut disebut “ analisa intern”.
Selain dari manajemen, para krediturpun berkepentingan terhadap laporan finansiil dari
perusahaan yang telah atau akan menjadi debitur atau nasabahnya. Para kreditur berkepentingan
1Manajemen Keuangan Lanjutan
Bab 20 Penggunaan rasio dalam analisa finansiil
untuk “keamanan” mereka sendiri. Kreditur sebelum mengambil keputusan untuk memberi atau
menolak permintaan kredit dari suatu perusahaan, perlukah mengadakan analisa lebih dulu
terhadap laporan finansiil dari perusahaan yang mengajukan kredit, untuk mengukur kemampuan
perusahaan tersebut untuk membayar kembali utangnya plus bweban-beban bunganya. Para
kreditur jangka panjang berkepentingan uantuk dapat mengetahui apakah kredit yang akan
diberikan itu cukup mendapat jaminan dari aktiva, terutama aktiva tetap dari perusahaan yang
bersangkutan. Dengan kata lain apakah sebagian besar atau seluruh aktiva tetapnyatelah diikatkan
atau dijadikan jaminan terhadap kredit jangka panjang yang telah diterima sebelumnya oleh
perusahaan tersebut dari kreditur lain.
Para kreditur jangka pendek berkepentingan terhadap kemampuan nasabahnya untuk dapat
memenuhi kewajiban finansiil yang segera harus dipenuhi. Mereka lebih tertarik pada kemampuan
[perusahaan tersebut untuk membayar utang lancarnya dengan dana yang berasal dari aktiva
lancarnya.
Para investorpun berkepentingan terhadap laporan finansiil suatu perusahaan dalam rangka
penentuan kebijaksanaan penanaman modalnya. Bagi investor yang penting adalah “rate of return”
dari dana yang akan diinvestasikan dalam surat-surat berharga yang dikeluarkan oleh suatu
perusahaan. Para kreditur maupun investor merupakan “orang luar” dari perusahaan, sehingga
mereka dalam mengadakan analisa finansiil adalah terbatas datanya, yaitu hanya atas dasar laporan-
laporan finansiil yang di publikasikan oleh perusahaan tersebut. Data finansiil yang dapat dianalisa
oleh kreditur atau investor adalah terbatas tidak seperti halnya manajemen. Berhubung dengan itu
analisa yang dilakukan oleh kreditur/investor sering disebut “analisa extern”.
Dengan demikian maka jelaslah bahwa mengadakan interprestasi atau analisa laporan
finansiil suatu perusahaan adalah sangat penting artinya bagi pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap perusahaan yang bersangkutan meskipun kepentingan mereka masing-masing adalah
berbeda.
20.2 Analisa Rasio Finansiil
Dalam mengadakan interpretasi dan analisa laporan finansiil suatu perusahaan, seorang
penganalisa finansiil memerlukan adanya ukuran atau “yardstick’ tertentu. Ukuran yang sering
digunakan dalam analisa finansiil adalah “rasio”. Pengertian rasio itu sebenarnya hanyalah alat yang
dinyatakan dalam “arithmetical terms” yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara
dua macam data finansiil. Macamnya rasio finansiil banyak sekali, karena rasio dapat dibuat menurut
kebutuhan penganalisa.
Penganalisa finansiil dalam mengadakan analisa rasio finansiil pada dasarnya dapat melakukannya
dengan 2 macam cara pembandingnya, yaitu:
2Manajemen Keuangan Lanjutan
Bab 20 Penggunaan rasio dalam analisa finansiil
1. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu-waktu yang
lalu (ratio historis) atau dengan rasio-rasio yang di perkirakan untuk waktu-waktu yang akan
datang dari perusahan yang sama. Misalnya current rasio tahun 1976 dibandinkan dengan
current rasio dari tahun-tahun sebelumnya. Dengan cara pembandingnya tersebut akan
dapat diketahui perubahan-perubahan dari rasio tersebut dari tahun ke tahun. Dengan
menganalisa satu macam rasio saja tidak banyak artinya. Karena kita dapat mengetahui
factor-faktor apa yang menyebabkan adanya perubahan tersebut.
2. Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahan (rasio perusahaan/company rasio) dengan
rasio-rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis atau industri (rasio industry/ rasio
rata-rata/ rasio standard) untuk waktu yang sama. Dengan membandingkan rasio
perusahaan dengan rasio intustri akan dapat diketahui apakah perusahaan yang
bersangkutan itu dalam aspek finansiil tertentu berada di atas rata-rata insdustri (above
average), berada pada rata-rata (average) atau terletak di bawah rata-rata (below average).
Apabila suatu perusahan mengetahui bahwa dia berada dibawah rata-rata industry haruslah
dianalisa faktor-faktor apa yang menyebankannya, untuk kemudian diambil kebijaksanaan finansiil
untuk meningkatkan rasionya sehingga menjadi “average” atau “above average” di dalam industry.
Penganalisa finansiil sedapat mungkin menghindari penggunaan “the rule of the thumb”,
pedoman kasar dalam mengadakan analisa finansiil suatu perusahaan. Penganalisa finansiil haruis
menganalisa laporan finansil suatu perusahan dalam hubungannya dengan perusahaan –perusahaan
lain yang bekerja dalam bidang usaha yang sama dengan perusahaan yang dianalisa. Dengan
demikin adalah tidak tepat apabila seorang penganalisa mengatakan bahwa untuk semua
perusahaan, current rasio kurang dari 200% adalah kurang baik,yang hanya mendasarkan pada
pedoman sangat kasar atau “the rule of the thumb”. Banyak perusahaan-perusahaan yang sehat
mempunyai current rasio kurang dari 200%. Hanya dengan membandingkan financial rasio suatu
perusahaan dengan financial rasio dari perusahaan-perusahan lain yang sejenis atau rasio industri
atau dengan mengadakan analisa rasio historis dari perusahaan yang bersangkutan selama beberapa
periode, penganalisa dapat membuat penilaian atau pendapat yang lebih realistis.
20.3 Macam-macam Rasio Finansiil
Sebagaimana diseburkan di muka macamnya rasio finansiil banyak sekali karena rasio dapat
di buat menurut kebutuhan penganalisa.
Demikian pula pengelompokan rasio juga macam-macam. Apabila dilihat dari sumbernya dari mana
rasio itu dibuat, maka rasio-rasio dapat digolongkan dalam 3 golongan, yaitu
3Manajemen Keuangan Lanjutan
Bab 20 Penggunaan rasio dalam analisa finansiil
1. Rasio-rasio Neraca (Balance sheet ratios), ialah rasio-rasio yang disusun dari data yang
berasal dari neraca, misalnya current rasio, acid-test rasio, current assets to total assets
rasio, current liabilities to total assets rasio dan lain sebagainya.
2. Rasio-rasio laporan Rugi & Laba (income statement ratios), ialah rasio-rasio yang disusun
dari data yang berasal dari income statement, misalnya gross profit margin, net operating
rasio dan lain sebagainya.
3. Rasio-rasio antar – laporan (inter-statement ratios), ialah rasio-rasio yang disusun dari data
yang berasal dari neraca dan data lainnya berasal dari income statement, misalnya assets
turnover, inventory turnover, receivables turnover dan lain sebagainya.
Ada pula penulis yang menggunakan istilah “financial ratios” untuk rasio-rasio neraca, “Operating
ratios” untuk rasio-rasio laporan rugi & laba dan “financial operating ratios” untuk rasio-rasio antar
laporan.
Ada pula yang mengelompokan rasio-rasio dalam rasio-rasio likuiditas, rasio-rasio leverage,
rasio-rasio aktivitas dan rasio-rasio profitabilitas.
Rasio likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur likuiditas perusahaan
(current ratio, acid test ratio).
Ratio leverage adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa jauh
aktiva perusahaan dibiayai utang (Debt to total assets rasio, Net worth to debt rasio dan lain
sebagainya).
Rasio-rasio aktivitas yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa
besar efektifitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya (inventory
turnover, average collection period dan lain sebagainya).
Rasio-rasio profitabilitas, yaitu rasio-rasio yang menunjukan hasil akhir dari sejumlah
kebijaksanaan dan keputusan-keputusan (Profit magin on sales, return on total assets,
return net worth dan lain sebagainya).
Dalam bab ini akan dikemukakan beberapa macam rasio, cara perhitungannya
beserta interpretasinya berdasarkan laporan finansiil di bawah ini.
4Manajemen Keuangan Lanjutan
Bab 20 Penggunaan rasio dalam analisa finansiil
PT HARUM
Neraca per 31 desember 1986
AKTIVA
Aktiva lancar:
Kas
Efek
Piutang
Persediaan (Inventory)
Jumlah Aktiva Lancar
Aktiva Tetap:
Mesin
Akumulasi depresiasi
Bangunan-bangunan
Akumulasi depresiasi
tanah
intangibles
Jumlah aktiva tetap
Jumlah Aktiva
700.000
(100.000)
200.000
200.000
160.000
840.000
Utang dan Modal sendiri:
Utang Lancar:
Utang perniagaan
Utang wesel
Utang pajak
Jumlah hutang lancar
Utang jangka panjang:
5% obligasi
Modal Sendiri:
Modal saham
Agio saham
Laba ditahan
Modal sendiri
Jumlah Utang dan Modal
Sendiri
1.200.000
200.000
300.000
100.000
160.000
560.000
600.000
1.840.000
1.400.000
1.600.000
600.000
1.000.000
200.000
1.400.000
440.000
800.000
100.000
100.000
3.000.000
3.000.000
PT HARUM
Laporan Rugi & Laba
Per 31 Desember 1989
Penjualan
Harga Pokok penjualan
Laba Bruto
Biaya-biaya administrasi, penjualan umum
Keuntungan sebelum bunga dan pajak (EBIT)
Bunga Obligasi (5% x Rp 600.000,-)
Keuntungan sebelum pajak
Pajak Penghasilan
Keuntungan Neto sesudah pajak (EAT)
4.000.000
3.000.000
1.000.000
570.000
430.000
30.000
400.000
160.000
240.000
5Manajemen Keuangan Lanjutan
Bab 20 Penggunaan rasio dalam analisa finansiil
Berdasarkan data dari laporan finansiil tersebut kita akan menghitung berbagai macam rasio finansiil
seperti Nampak dalam table di bawah ini:
Table 20.1.
Rasio-rasio finansiil
Rasio Metode perhitungan InterpretasiI. Rasio Likuiditasa. Current rasio Aktivalancar
UtangLancar
¿ Rp1.400 .000560.000
=2,5 :1
Atau 2,50%
Kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Setiap utang lancar Rp 1,00 dijamin oleh aktiva lancar Rp 2.50
b. Cash ratio (Ratio of immediate solvency)
Kas+EfekUtangLancar
¿ 200.000+200.000560.000
=¿
= 0.71 : 1 atau 71%
Kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahan dan efek yang da[pat segera diuangkan.Setiap utang lancara Rp 1,00 dijamin oleh kas dan efek Rp 0,71
c. Quick (Acid test) ratio Kas+Efek+PiutangUtang Lancar
200.000+20.000+160.000560.000
= 1 atau 100%
Kemampuan untuk membiayai utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid (quick assets). Setiap utang lancar Rp 1,00 dijamin oleh quick assers Rp 1,00.
d. Working capital to total assets ratio
Aktiva lancar−Utang lancarJumlahaktiva
1.400.000−560.0003.000 .000
= 0.28 : 1 atau 28%
Likuiditas dari tiotal aktiva dan posisi modal kerja (neto)
II. Ratio Leveragea. Total debt to Equity
ratio
Utanglancar+Utang jangka panjangJumlahmodal sendiri
560.000+600.0001.840 .000
= 0.63 : 1 atau 63%
Bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang.Rp 63.00 dari setiap rupiah modal sendiri menjadi jaminan utang
b. Total debt to total capital assets
Utanglancar+Utang jangka panjangJumlahModal /Aktiva
Beberapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan utang.atau
6Manajemen Keuangan Lanjutan
Bab 20 Penggunaan rasio dalam analisa finansiil
560.000+600.0003.000 .000
= 0.39 : 1 atau 39%
Beberapa bagian dan aktiva yang digunakan untuk menjamin utang. Rp 39,00 dari setiap rupiah aktiva digunakan untuk menjamin utang.
c. Long term debt to Euqity rasio
Utang jangka panjangModal sendiri
600.0001.840.000
= 0.33 : 1 atau 33%
Bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk utang jangka panjang Rp 0.33 dari setiap rupiah modal sendiri digunakan untuk menjamin utang jangka panjang.
d. Tangible assets debt coverage
Jumlah Aktiva – Intangible−Utang LancarUtang jangka panjang
3.000.000−100.000−560.000600.000
2.340.000600.000
= 3,9 : 1 atau 390%
Besarnya aktiva tetap tangible yang digunakan untuk menjamin utang jangka panjang setiap rupiahnya.Setiap utang jangka panjang dijamin oleh aktiva tangible sebesar Rp 3,90.
e. Times intrest earned rasio
EBITBungaUtang jangka panjang
430.00030.000
= 14,3 x
Besarnya jaminan keuntungan untuk membayar bunga utang jangka panjang.Setiap rupiah bunga utang jangka panjang di jamin oleh keuntungan Rp14,33.
III. Rasio Aktivitasa. Total assets turnover Penjualan Neto
Jumlah Aktiva
4.000 .0003.000 .000
=1,33 : 1 Atau 1,33 x
Kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam satu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan “revenue”.Dana yang tertanam dalam keseluruhan aktina rata-rata dalam satu tahun berputar 1,33 x atau setiap rupiah aktiva selama setahun dapat menghsilkan revenue sebesar Rp 1,33.
b. Receivable turnover PenjualanKreditPiutang rata−rata
4.000 .000160.000
= 25 x
Kemampuan dana yang tertanam dalam piutang berputar dalam satu periode tertentu. Dalam satu tahun rata-rata dana yang tertanam dalm piutang berputar 25 x.
c. Average collection periode
Piutang rata−rata x360Penjualankredit
Periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang.Piutang dikumpulkan rata-rata setiap
7Manajemen Keuangan Lanjutan
Bab 20 Penggunaan rasio dalam analisa finansiil
160.000 x 3604.000 .000
= 14,4 hari atau 15hari
15 hari sekali.Makin kecil harinya makin baik.
d. Inventory turnover Harga pokok penjualanInventoryrata−rata
3.000.000840.000
= 3,6 x
Kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar dalam suatu periode tertentu, atau likuiditas dari inventory dan tendensi untuk adanya “overstock”.Dana yang tertanam dalam inventory berputar rata-rata 3,6 x dalam setahun.
e. Average day inventory Inventory rata−rata x360Harga pokok penjualan
840.000 x 3603.000 .000
= 10 hari
Periode menahan persediaan rata-rata atau periode rata-rata persediaan barang berada digudang Inventory berada digudang rata-rata selama 10 hari.
f. Working capital turnover
Penjualan netoAktiva Lancar−Utang lancar
4.000.0001.400.000−560.000
= 4,76 x atau 4,8 x
Kemampuan modal kerja (neto) berputar dalam suatu periode siklis kas (cash cycle) dari perusahaan.Dana yang tertanam dalam modal kerja berputar rata-rata 4,8 x dalam setahunnya
VI. Rasio Keuntungana. Gross profit margin
Penjualan netio−Harga pokok penjualanPenjualan neto
4.000 .000−3.000 .0004.000.000
= 25 %
Laba bruto per rupiah penjualan. Setiap rupiah penjualan menghasilkan laba bruto Rp 0,25
b. Operating income ratio ( Operating prifit margin)
Penjualan Neto – Harga pokok penjualan – biaya-biaya administrasi, penjualan umum
Penjualan Neto
4.000 .000−3.000 .000−570.0004.000 .000
= 10,75% = 11%
Laba operasi sebelum bunga dan pajak (neto operating income) yang dihasilkan oleh setiap jumlah penjualan.Setiap rupiah panjualan menghasilkan laba operasi Rp 0,11.
c. Operating rasio Harga pokok penjualan + biaya-biaya Adm, penjualan , umum
Penjualan neto
3.000.000−570.0004.000.000
= 89,25%
Biaya operasi per rupiah penjualan. Setiap rupiah penjualan mempunyai biaya operasi Rp 0.89.Makin besar rasio ini berarti makin buruk.
d. Net profit margin (sales margin)
Keuntunganneto sesudah pajakPenjualanneto
Keuntungan neto per rupiah penjualan. Setiap rupiah penjualan menghailkan keuntungan neto sebesar Rp. 0,06.
8Manajemen Keuangan Lanjutan
Bab 20 Penggunaan rasio dalam analisa finansiil
240.0004.000 .000
= 6%
e. Earning power of total investment (rate of return on an total assets)
EBITJumlah Aktiva
430.0003.000.000
= 14,3%Atau operating profit margin X total assets turnover = 10,7% x 1,33= 14,3%
Kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor (pemegang obligasi + saham). Setiap satu rupiah modal menghasilkan keuntungan Rp 0,14 untuk semua investor.
f. Net earning power ratio (Rate of return on inverstment/ROI)
Keuntunganneto sesudah pajakJumlahaktiva
240.0003.000.000
= 8%
Kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto.
g. Rate of return the owners (Rate of return on Net Wordth)
Keuntunganneto sesudah pajakJumlahModal Sendiri
240.0001.840.000
= 13%
Kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi megang saham preferen dan saham biasa.Setiap rupiah modal sendiri menghasilkan keuntungan neto Rp 0,13 yang tersedia bagi pemegang saham preferen dan saham biasa.
20.4 Penerapan Analisa Rasio Finansiil
Sebagaimana diuraikan di muka bahwa dalam analisa rasio penganalisa dapat mengdakan
dua macam pembandingnya, yaitu pembanding “ present ratio” dengan rasio-rasio semacam
diwaktu-waktu yang lalu (rasio historis) dari perusahaan yang sama dan pembanding antara rasio-
rasio suatu perusahaan dengan rasio-rasio semacam dari perusahaan-perusahaan lain yang sejenis
atau industri (rasio rata-rata atau rasio industri).
Di Indonesia kalau perusahaan-perusahaan akan mengadakan analisa rasio mungkin pada waktu ini
hanya dapat dengan mengadakan analisa rasio historis, karena pada waktu ini belum ada lembaga
atau badan yang menyusun rasio industry.
Di Amerika Serikat pembandingan rasio perusahaan dengan rasio industri sudahlah luas
penggunaannya, kerena di nehgaratersebut ada beberapa badan, lembaga atau bank yan menyusun
rasio-rasio industri.
9Manajemen Keuangan Lanjutan
Bab 20 Penggunaan rasio dalam analisa finansiil
Adapun badan-badan di Negara tersebut yang menyusun rasio industri dapat disebut: “Dun &
Bradstreet”. Mungkin diantara rasio industri yang sudah dikenal dan luas penggunaannya adalah
rasio industri yang disusun oleh Dun & Bradstreet. Inc. tersebut. Badan ini menyusun 14 rasios yang
disusun dari 125 macam perusahaan, di mana terdiri dari 71 kelompok manufacturing dan
contruktion, 30 macam wholesalers dan 24 macam retailers.
Kelompok lain dari rasio yang berguna disusun dan dipublikasikan oleh Robert morris associates
(RMA). Di samping dua lembaga tersebut masih ada badan-badan lain yang menyusun rasio-rasio
industri.
Unatuk dapat memberikan gam,baran yang lebih jelas mengenai analisa rasio dengan
mengadakan pembandingan antara “present rasio” dengan rasio historis di satu pihak, dan
pembandingan rasio perusahan dengan rasio industry di lain pihak dapatlah diberikan contoh seperti
di bawah ini.
Contoh 20.1.
Perusahan BIMA telah menyusun berbagai rasio perusahaan setiap tahunnya selama 3 tahun
yaitu 1982,1983,dan 1984 sebagai berikut.
Rasio perusahan / company rasios
1982 1983 1984
1. Current ratio
2. Inventory turnover
3. Collection period
4. Net profit margin
5. Rate of return on Net Worth
6. Rate of return on Total Assets
3,6 x
3,6 x
85 hari
2,4%
4,7%
3,1%
3,7 x
4,2 x
59 hari
2,3%
4,3%
2,9%
3,4 x
6,2 x
52 hari
4,7%
12,3%
7,1%
Hari pembayaran penjualan kredit ditetepkan 60 hari sesudah barang diterima. Dengan mengadakan
perbandingan antara present rasio (1984) dengan rasio-rasio dari tahun-tahun sebelumnya (ratio
historis) dapatlah kita mengetahui bahwa:
1. Dari data tersebut di atas Nampak bahwa hampir semua rasio selama 3 tahun mengalami
perubahan-perubahan yang menonjol.
2. Untuk tahun 1982 yang sangat menonjol adalah “collection period” sebesar 85 hari yang ini
berarti jauh lebih beasr dari pada hari pembayaran penjualan kredit yang telah ditetapkan
sebelumnya (60 hari) ini berarti bahwa banyak piutang yang tidak dibayar tepat pada waktunya.
Karena keaslahan collection policy maka mengakibatkan rendahnya net profit margin dan rasio-
rasio rate of return lainnya.
10Manajemen Keuangan Lanjutan
Bab 20 Penggunaan rasio dalam analisa finansiil
3. Untuk tahun 1983 perusahaan sudah memperbaiki collection policynya sehingga collection
period dapat ditekan menjadi 59 hari yang ini sudah lebih kecil dari pada hari pembayaran
penjualan kredit yang telah ditetapkan sebelumnya (60 hari), tetepi di lainpihak perusahan
kurang baik dalam inventory policynya sehingga menurunkan inventory turnovernya dari 6,5 x
menjadi 4,2 x.
4. Dalam tahun 1984 nampaknya perusahaan berhasil dalm memperbaiki inventory policy dan
collection policynya, dimana nampak jelas inventory turnover naik dari 4,2 x menjadi 6,2 x dan
collection period dapat ditekan dari 59 hari menjadi 52 hari yang ini jauh lebih kecil dari pada
hari pembayaran penjualan kredit yang ditetapkan sebelumnya.
Sebai akibat dari perbaikan policy pada inventory dan pengumpulan piutang, net profit margin
dapat dinaikan dari 2,3% menjadi 4,7%, Rate of return on net Worth dapat dinaikan dari 4,3%
menjadi 12,3% dan pada akhirny rate of return on total assets dapat dinaikan dari 2,9% menjadi
7,1%.
Bagaimana halnya kalau kita adakan perbandingan antara rasio perusahan tersebut dengan
rasio industri?
Misalnya rasio industry untuk ketiga tahun tersebut adalah sebagai berikut:
Rasio perusahan / company rasios
1982 1983 1984
1. Current ratio
2. Inventory turnover
3. Collection period
4. Net profit margin
5. Rate of return on Net Worth
6. Rate of return on Total Assets
3,5 x
5,6 x
63 hari
4,4%
11%
5,3%
3,6 x
5,8 x
61 hari
4,5%
11,2%
5,9%
3,7 x
6,0 x
58 hari
4,7%
11,5%
6,7%
Untuk mempermudah analisa kedua macam rasio tersebut kita bandingkan sebagai berikut
Table 20.2
Rasio Perusahan – Rasio Industri
Rasio
1982 1983 1984
Rasio
Prsh.
Rasi
industri
Rasio
Prsh.
Rasi
industri
Rasio
Prsh.
Rasi
industri
1. Current ratio
2. Inventory turnover
3. Collection period
4. Net profit margin
3,6 x
3,6 x
85 hari
2,4%
3,5 x
5,6 x
63 hari
4,4%
3,7 x
4,2 x
59 hari
2,3%
3,6 x
5,8 x
61 hari
4,5%
3,4 x
6,2 x
52 hari
4,7%
3,7 x
6,0 x
58 hari
4,7%
11Manajemen Keuangan Lanjutan
Bab 20 Penggunaan rasio dalam analisa finansiil
5. Rate of return on Net Worth
6. Rate of return on Total
Assets
4,7%
3,1%
11%
5,3%
4,3%
2,9%
11,2%
5,9%
12,3%
7,1%
11,5%
6,7%
Dengan mengadakan pembandingan antara rasio perusahan (company ratio) dengan rasio industry
dapatlah diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Untuk tahun 1982
Di antara 6 rasio hanya ada 2 rasio dari perusahaan tersebut yang berada di atas rasio
industry yaitu current rasio dan inventory turnover. Perbedaan ke empat rasio tersebut sangat
mencolok, dan sebab utamanya adalah kesalahan dalam collection policy. Rasio perusahaan 85
hari sedang rasio industry 63 hari. Jadi perbaikan dalam collection policy harus segera
dilakukan.
2. Untuk tahun 1983
Collection policy telah diberbaiki sehingga rasio perusajhan (59 hari) lebih kecil dari pada
rasio rata-rata. Tetapi di lain pihak ada kesalahan dalam inventory policy sehingga turnovernya
(4,2 x) lebih kecil darp rasio industry (5,8 x). Kesalahan inventory policy inilah yang
mengakibatkan rasio-rasio lainnya (kecuali rasio likuiditas) tetap berada di bawah rasio
industry.
3. Untuk tahun 1984
Dalam tahun 1984 baik collection policy maupun inventory policy telah berhasil dapat
menempatkan perusahan di atas rata-rata industry.
Dalam tahun tersebut semua rasio dari perusahan itu berada di atas rasio-rasio industry (above
average), yang ini mencerminkan keberhasilan manajemen dalam mengelola perusahaan,
setelah selama 2 tahun sebelumnya selalu berada di bawah rata-rata industry (below average).
20.5 Penggunaan Rasio Finansiil Rata-rata Untuk Penyusunan Proyeksi Lapora Finansiil
Di muka telah di uraikan bagaimana penggunaan rasio rata-rata atau rasio industry untuk
mengevaluir rasio finansiil suatu perusahaan individual dalam industry bersangkutan.
Rasio industry semacam itu atau rasio-rasio perusahaan yang bersangkutan di waktu-waktu yang lalu
bersama-sama dengan data dari budget kas dapat pula digunakan sebagai basis untuk penyusunan
laporan finansiil yang diproyeksikan atau “pro forma financial statement”.
“ Pro forma financial statement” atau “projected financial statement”adalah estimasi bagaiman
sekiranya susunan dari laporan finansiil pada suatu waktu diwaktu yang akan datang.
12Manajemen Keuangan Lanjutan
Bab 20 Penggunaan rasio dalam analisa finansiil
Penyusunan “Pro forma financial statement” itu penting artinya bagi perencanaan finansiil
perusahaan.
Unruk lebih jelasnya tentang bagaimana cara penyusunan “Pro forma financial statement” dapatlah
diberikan contoh dibawah ini.
Contoh 20.2
Berdasarkan rasio industry di bawah ini susunlah “ Neraca pro forma” (pro forma balance sheet) dan
tentukan pula estimasi penjualan beserta estiamsi harga pokok penjualannya. Perusahaan tersebut
termasuk dalam kelompok “average” di dalam industry yang bersangkutan.
Data finansiil (rasio industri)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Deb/net worth
Acid test rasio
Assets turnover
Collection period
Gross profit margin
Inventory turnover (at cost)
Common stock
Retained earning
50%
150%
2 x
36 hari (1 tahun = 360 hari)
40%
8 x
Rp 20.000,00
Rp 18.000,00
Catatan: - Semua utang adalah utang lancar.
- Semua penjualan adalah penjualan kredit.
Pemecahan
a) Besarnya Utang
DebtNet worth
= debtRp20.000+Rp18.000
=50%
Utang = ½ x Rp 38.000,00 = Rp 19.000,00
b) Total aktiva
Total aktiva = Utang + modal sendiri
= Rp 19.000,00 + Rp 38.000,00
= Rp 57.000,00
c) Total aktiva likuid (Kas + Piutang)
Acid test ratio = 1,5 x.
Kas+Piutang19.000 = 1,5 x
Kas + Piutang = 1,5 x Rp 19.000,00 = Rp 28.500,00
13Manajemen Keuangan Lanjutan
Bab 20 Penggunaan rasio dalam analisa finansiil
d) Luas penjualan (sales)
SalesAssets
= SalesRp57.000,00
=2x
Sales = 2 x Rp 57.000,00 = Rp 114.000,00
e) Piutang
Collection period = 36 hari.
Piutang ¿36x Rp114.000,00
Rp360,00=Rp11.400,00
f) Kas
Kas = (Kas + Piutang ) – Piutang
Kas = Rp 28.500,00 – Rp 11.400,00 = Rp 17.100,00
g) Harga pokok penjualan (C.G.S.)
C.G.S. = 100% - Gross profit margin
= 100% - 40% - 60% x sales
= 60% x Rp 114.000,00
= Rp 68.400,00
h) Gross profit margin
Gross profit margin = 40% x Rp 114.000,00 = Rp 45.600,00
i) Inventory
Inventory turnover (at cost) = 8 x C.G.S.
C .G .SInventory
=8x
Rp68.400,00Inventory
=8 x
Inventory= Rp68.400,008
=Rp8.550,00
j) Aktiva Tetap
Aktiva tetap = Total aktiva – (Kas + Piutang + inventory)
= Rp 57.000,00 – (Rp 17.100 + Rp 11.400 + RP 8.550)
= Rp 57.000,00 – Rp 37.050,00
= Rp 19.950,00
14Manajemen Keuangan Lanjutan
Bab 20 Penggunaan rasio dalam analisa finansiil
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapatlah disusun “Pro forma Balance Sheet” seperti di
bawah ini.
Neraca pro forma (Pro Forma Balance sheet)
Aktiva:
Kas
Piutang
Inventory
Aktiva Tetap
Jumlah Aktiva
Rp 17.100,00
Rp 11.400,00
Rp 8.550,00
Rp 19.950,00
Rp 57.000,00
==========
Utang & Moda :
Utang
Modal Saham
Laba Ditahan
Jumlah Utang &
Modal
Rp 19.000,00
Rp 20.000,00
Rp 18.000,00
Rp 57.000,00
==========
Proyeksi laporan Rugi & labaPenjualan
Harga pokok Penjualan
Laba Bruto
Rp 114.000,00
Rp 68.400,00
Rp 45.600,00
15Manajemen Keuangan Lanjutan