Upload
vankhanh
View
236
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
SUKU-SUKU ASLI INDONESIA YANG TERANCAM PUNAH
MAKALAH INI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH ILMU SOSIAL DASAR
DOSEN : EMILIANSHAH BANOWO
Disusun Oleh :
CHRISTIAN MARCHEL SAROINSONG
NPM : 11315489
KELAS : 1TA03
PROGRAM STUDI : S1 - TEKNIK SIPIL
FAKULTAS : TEKNIK SIPIL DAN PENCERAHAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015
KATA PENGANTAR
Puji Tuhan, Terima Kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia, yang senantiasa menuntun dan memberikan
kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Ilmu Sosial Dasar
dengan tema Pembangunan dan Budaya di Indonesia yang berjudul
“SUKU-SUKU ASLI INDONESIA YANG TERANCAM PUNAH”
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Tidak lupa penulis juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya. Dalam makalah ini, penulis ingin memaparkan bagaimana Suku-suku
Asli di Indonesia yang Terancam Punah. Makalah ini masih banyak kekuarangan
baik dalam segi tulisan maupun materi, karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman penulis. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga tulisan dari makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembacanya.
Akhir kata, terima kasih yang sebesar besarnya penulis ucapkan kepada pihak-
pihak yang telah memberikan bantuan berupa dukungan baik secara moril maupun
material demi tersusunnya makalah yang bertemakan Pembangunan dan Budaya
di Indonesia ini.
Depok, Oktober 2015
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................. ii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................... 2
1.4 Metode Penulisan .......................................................................................... 2
BAB II Pembahasan
2.1 Pengertian Suku Bangsa …………………………………………………… 3
2.2 Keadaan Suku-suku di Indonesia ………………………………………….. 4
2.3 Suku-suku yang Terancam Punah …………………………………………. 5
2.4 Negara yang Abai ………………………………………………………….. 9
2.5 Aliansi Masyarakat Adat Nusantara ………………………………………. 10
2.6 Wilayah Adat ……………………………………………………………… 11
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 13
3.2 Saran ............................................................................................................. 13
Daftar Pustaka .................................................................................................... 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Suku Beothuk di Newfoundland,(kanada); Suku Chisca di Tennessee,
(Virginia); Suku Aborigin Tasmania,(Australia); Suku Ona, Suku Powhatan, dan
Suku Mandan di Amerika Selatan. Adalah sebagian contoh suku bangsa yang
telah punah di dunia. Macam-macam suku ini punah karena beberapa faktor,
diantaranya perang, masuknya orang luar dan mengeksploitasi alam disana hingga
mereka terusir, penyakit menular, dan upaya pembasmian mereka oleh pemerintah
yang berkuasa.
Indonesia adalah sebuah negara yang unik karena memiliki 1.500-an suku.
Itu pun baru yang berhasil teridentifikasi. Namun sayang, kurangnya perhatian
pemerintah dan kebijakan pembangunan yang tidak berpihak pada kelestarian
kebudayaan suku asli Indonesia, mangakibatkan banyak suku di Indonesia
terancam punah.
Masyarakat adat dengan sistem budaya dan spiritual yang melekat pada
tanah yang didiami turun-temurun itu akhirnya kalah dengan sistem politik
ekonomi global yang tidak berpihak pada mereka. Negara yang seharusnya
melindungi mereka, karena adanya mandat Undang-Undang Dasar 1945, justru
terlibat aktif membuat suku-suku asli Indonesia tersebut punah.
Jika terus seperti ini tanpa adanya perhatian pemerintah, bukan hal yang
tidak mungkin jika suku-suku asli ini bernasib sama seperti suku-suku dalam
penjelasan sebelumnya.
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasi beberapa
permasalahan dalam beberapa bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana keadaan suku-suku asli di Indonesia?
2. Suku-suku apasaja yang terancam punah di Indonesia?
3. Bagaimana sikap pemerintah terhadap suku-suku asli ini?
1.3 TUJUAN
Makalah ini dibuat dengan tujuan agar pembaca mengetahui:
1. Keadaan suku-suku asli di Indonesia.
2. Suku-suku mana saja yang terancam punah di Indonesia.
3. Penyebab terancam punahnya suku-suku asli di Indonesia.
4. Sikap pemerintah terhadap suku-suku asli.
5. Organisasi Masyarakat yang menaungi suku-suku asli di Indonesia.
Dan juga agar pembaca memahami pentingnya keberadaan suku-suku asli
ini serta menjaga identitas budaya mereka, yang juga adalah identitas
Bangsa.
1.4 METODE PENULISAN
Metode yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah dengan
pengumpulan data dari berbagai sumber di internet. Kemudian penulis
menganalisis setiap sumber dengan membandingkan antara sumber yang
satu dengan sumber yang lain sehingga di peroleh data yang otentik, lalu
menyusunnya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Suku Bangsa
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa:
Suku bangsa, kesatuan sosial yg dapat dibedakan dari kesatuan sosial lain
berdasarkan kesadaran akan identitas perbedaan kebudayaan, khususnya
bahasa; Selain itu juga ada pendapat lain yang mendefinisikan mengenai
apa itu suku bangsa:
1. Dikutip dari id.wikipedia.orgKelompok etnikatau suku bangsa adalah
suatu golongan manusia yang anggota-anggotanya mengidentifikasikan
dirinya dengan sesamanya, biasanya berdasarkan garis keturunan yang
dianggap sama. Identitas suku pun ditandai oleh pengakuan dari orang
lain akan ciri khas kelompok tersebut dan oleh kesamaan budaya,
bahasa, agama, perilaku atau ciri-ciri biologis
2. Menurut Koentjaraningrat (1989), suku bangsa merupakan kelompok
sosial atau kesatuan hidup manusia yang mempunyai sistem interaksi,
sistem norma yang mengatur interaksi tersebut, adanya kontinuitas dan
rasa identitas yang mempersatuan semua anggotanya serta memiliki
system kepemimpinan sendiri.
3. Menurut Theodorson yang dikutip oleh Zulyani Hidayah (1999),
kelompok etnik adalah suatu kelompok sosial yang memiliki tradisi
kebudayaan dan rasa identitas yang sama sebagai bagian dari kelompok
masyarakat yang lebih besar.
4. Menurut Abner Cohen yang dikutip oleh Zulyani Hidayah (1999),
kelompok etnik adalah suatu kesatuan orang-orang yang secara
bersama-sama menjalani pola-pola tingkah laku normatif, atau
kebudayaan, dan membentuk suatu bagian dari populasi yang lebih
besar, saling berinteraksi dalam kerangka suatu sistem sosial bersama,
seperti negara.
3
Jadi kesimpulan dari definisi di atas ialah suku bangsa sebagai kesatuan hidup
manusia yang memiliki kebudayaan dan tradisi yang unik, membuat mereka
memiliki identitas khusus dan berbeda dengan kelompok lainnya, dan suku
bangsa merupakan bagian dari populasi yang lebih besar yang disebut dengan
bangsa.
2.2 Keadaan Suku-suku di Indonesia
dari sekitar 1.500 suku di Indonesia, sejak tahun 2000, hanya 14 suku yang
jumlah populasinya di atas 1 juta orang. Kini sulit ditemui masyarakat yang bisa
berbahasa suku-suku asli. Keturunan suku-suku asli Indonesia itu sepertinya malu
menunjukkan identitas asli nenek moyang mereka, seperti adat istiadat,
kepercayaan, dan bahasa. Mereka akhirnya lebih memilih mengikuti budaya luar
suku mereka yang lebih dominan.
Hal itu terjadi karena adanya anggapan bahwa jika menggunakan sistem budaya
suku asli berarti tidak mengikuti perkembangan zaman. Sehingga ketika ada
sebuah budaya yang dianggap ketinggalan zaman, budaya tersebut layak punah
dan harus punah.
Pemusnahan sistem budaya suku-suku asli tersebut sudah terjadi sejak lama dan
secara sistematis. Alasan yang digunakan pemerintah selalu sama: eksploitasi
sumber daya alam adalah sebuah upaya menyejahterakan bangsa. Namun sering
kali upaya-upaya eksploitasi yang dilakukan tersebut tidak bersahabat terhadap
suku-suku di Indonesia
4
2.3 Suku-suku yang Terancam Punah
1. Suku Togutil (Halmahera)
Suku Togutil merupakan komunitas etnis di Halmahera yang hidupnya
berpindah pindah di hutan. Mereka tinggal di hutan Totodogu dan hutan Lolobata.
Suku Togutil terancam punah akibat akitivitas pertambangan. daerah Halmahera
timur dan Halmahera tengah direncanakan akan dibangun pabrik feronikel.
Namun rencana itu mengancam keberadaan suku asli didaerah tersebut.
Kerusakan habitat suku Togutil merupakan bentuk pelanggaran Hak Asasi
Manusia.
2. Suku Anak Dalam (Jambi)
Suku Anak Dalam yang juga biasa disebut Orang Rimba adalah sebuah
suku yang tingggal di Provinsi Jambi. Kesehariannya, Orang Rimba meneruskan
kehidupannya dengan cara berburu dan meramu. Mereka juga terbiasa hidup
secara nomaden.
Keberadaan orang rimba di jambi terancam punah akibat hutan yang digunakan
untuk tempat tinggal malah dibuat kawasan perusahaan. Bahkan tidak jarang
mereka justru harus lari dari wilayah yang didiaminya sejak dulu. Keberadaan
mereka saat ini semakin menurun terlebih sejak adanya perusahaan dikawasan
hutan harapan.
Sejak tahun 2006, masyarakatnya yang sebelumnya ada ratusan kepala keluarga
harus meninggalkan kampung halamannya akibat kawasan mereka yang masuk ke
dalam perusahaan tersebut.
Kemampuan mereka untuk mengadaptasi modernitas yang berjalan tidak
seimbang dengan perubahan alam yang berjalan cepat.
Hutan bagi Orang Rimba, atau kelompok suku asli, tidak hanya berfungsi sebagai
sumber penghidupan subsisten semata tetapi juga sebagai sumber identitas
budaya. Selain hutan sebagai sumber mencari makan, penghidupan dan
pengobatan, hutan bagi mereka juga sebagai sumber ritual budaya. Kehilangan
5
akan hutan akan merusak atau menipiskan identitas budaya mereka. Dalam
konteks seperti ini, kehidupan Orang Rimba adalah sangat rentan. Tidak hanya
rentan secara alam tetapi juga secara ekonomi dan budaya.
Orang rimba merupakan salah satu komunitas terasing di provinsi jambi. Mereka
terbagi dalam macam macam suku tergantung daerahnya. pemerintah setempat
memutuskan menyebut orang rimba dengan sebutan anak dalam.
3. Suku Sakai di (Riau)
Suku Sakai merupakan suku asli yang berada di provinsi Riau, mereka
dikenal hidup nomaden atau suka berpindah pindah dari satu hutan ke hutan lain.
Sesuai dengan arti nama sakai yang berarti anak anak negri yang hidupnya
disekitar sungai. Mata pencaharian suku ini bersumber dari kekayaan yang ada di
sungai.
Banyak masyarakat yang beranggapan suku sakai jauh dari kemajuan sehingga
mereka diremehkan bahkan dianggap rendah. Kini suku sakai sangat sedikit
populasinya bahkan terancam punah. Penyebabnya adalah tanah yang ditinggali
mereka kaya akan minyak dan hutannya pun rimbun dengan jutaan pohon.
Banyak orang yang kemudian mengeksploitasinya secara berlebihan. Kini suku
sakai tidak mempunyai ruang untuk hidup.
Permasalahan dari ketiga suku ini sama. karena sistem dan kebijakan yang
diterapkan negara justru membuat suku-suku ini terasing dari tanah leluhur
mereka.
6
Selain dari ketiga suku tersebut, masih ada lagi suku-suku yang terancam punah di
Indonesia, yakni sebagai berikut.
4. Suku Hutan (Batam)
Suku Hutan adalah salah satu suku terasing di batam. Mereka terancam
punah karena kurang mendapat perhatian. Pada tahun 1970 an, ada 70 keluarga
atau 150 jiwa yang mendiami pulau rempang di Batam. kini jumlahnya hanya 13
jiwa dari 8 keluarga. Menurut anak seorang sesepuh mengatakan, salah satu
penyebab suku ini hampir punah karena kebiasaan suku yang pindah keluar
daerah dan tidak kembali lagi setelah di rantau. Selain itu kebiasaan Suku Hutan
yang gemar minum Toak menyebabkan mereka jatuh sakit dan meninggal. Suku
Hutan menghuni pulau rempang sejak ratusan tahun yang lalu.
5. Suku Samin (Bojonegoro)
Suku Samin Bojonegoro hidup dikawasan hutan seluas 74 ribu hektar di
kecamatan margomulyo kabupaten Bojonegoro. Hingga saat ini suku samin di
Bojonegoro masih tetap ada namun banyak mengalami perubahan. Ajaran samin
yang disebarkan oleh samin sorosentiko adalah bentuk sebuah penolakan terhadap
budaya colonial belanda yang muncul pada masa penjajahan belanda abad 19 di
Indonesia. keberadaan suku samin yang sekarang dengan yang dulu sudah
berubah total hingga 180 derajat, Terutama para generasi mudanya. Perubahan
jaman suku samin ini berpengaruh terhadap tradisi masyarakat suku samin, seperti
sudah menggunakan sepeda motor, traktor, dan pupu kimiawi dalam pertanian,
Serta sudah mengenal banyak budaya dari luar.
6. Suku Asli Papua
Suku Asli Papua keberadaannya mulai terancam punah karena kebiasaan
buruk yang dimiliki suku tersebut. Seperti meminum minuman keras hingga
menyebabkan kematian, dan sex bebas.
Penularan penyakit HIV/Aids di Papua yang semakin tidak terkendali, hal ini
membuat keberlangsungan hidup suku asli papua terancam punah.
7
7. Suku Mentawai (Sumatra Barat)
Suku Mentawai adalah suku kuno yang berada di kepulauan Mentawai
bagian dari wilayah Sumatra Barat dan Utara. Asal usulnnya yang misterius
menjadi perdebatan dikalangan peneliti. Ada yang berpendapat bahwa suku ini
berasal dari bangsa Polinisea ada pula yang meyakini suku ini berasal dari bangsa
Proto Malaya atau Melayu Tua. Orang Mentawai hidup sebagai peramu. Ada pula
tradisi unik yang sering dilakukan mereka, yakni dengan mentato di sekujur tubuh
mereka.Tempatnya yang terisolasi membuat budayanya berbeda dengan suku
suku terdekatnya.
Sejak masuknya orang luar dan perkembangan jaman, suku Mentawai sudah
berada pada generasi terakhir. Karena banyak anak anak suku mentawai yang
tidak mengikuti budaya tradisional yang ditanamkan para leluhurnya.
Sedikit berbeda dengan tiga suku sebulumnya yang faktor utama terancam punah
karena terasingkan dari tanah leluhurnya. Namun tetap saja, yang di alami suku-
suku ini adalah buah dari kurangnya perhatian pemerintah.
Contoh saja di papua, maraknya peredaran minuman keras, dan penanggulangan
penyebaran penyakit HIV/Aids yang belum membuahkan hasil yang baik, tentu
saja, mengancam keberlangsungan hidup disana.
8
2.4 Negara Yang Abai
Selama ini, Suku-suku ini tidak mempunyai posisi yang jelas dalam sistem
politik modern Indonesia. Kementrian Sosial menyebut mereka sebagai KAT atau
Kelompok Adat Terpencil, dimana Negara memposisikan mereka sebagai
identitas pinggiran yang harus dirubah pola hidup dan orientasi hidupnya kedalam
kebudayaan masyarakat dominan. Tidak mengherankan program Kemensos
selama ini selalu mengarah kepada pemukiman kembali dan terintegrasinya
budaya mereka ke budaya dominan.
Negara tidak melihat bahwa permasalahan utama yang dihadapi oleh kelompok
suku asli semacam ini adalah semakin merosot dan hilangnya wilayah atau hutan,
yang menjadi sumber penghidupan mereka. Negara bahkan melihat bahwa akar
permasalahan utama kelompok suku asli adalah ketertinggalan budaya mereka
yang dinilai tidak sesuai budaya normal seperti masyarakat normal. Mereka dilihat
sebagai ‘penyakit sosial’ yang perlu disembuhkan dan diperadabkan.
Dengan pemahaman sesat pikir seperti ini maka yang terjadi adalah kepunahan
identitas budaya kelompok suku-suku asli, seiring hilangnya sumber daya alam
mereka. Identitas budaya mereka yang sangat kuat terikat pada wilayah dan
teritori membuat identitas budaya rentan ‘hilang’ terabsorsi ke budaya
mainstream.
Keunikan budaya tidak dipandang sebagai suatu kekayaan yang mesti dihormati
dan dilindungi namun dilihat sesuatu yang tidak semestinya, dan perlu untuk
diluruskan. Arah pembangunan yang ‘mainstream oriented’ tidak memberikan
ruang bagi kelompok suku asli, atau kelompok masyarakat adat ini
mengembangkan identitas budaya dan ruang hidupnya. Yang terjadi adalah
mereka mengalami situasi ketidaksesuaian budaya dalam mengadapatasi
perubahan ini.
9
Jika kita merujuk kepada Deklarasi PBB untuk kelompok suku asli tahun 2007,
atau UNDRIP (United Nation Declaration on The Rights of Indigenous People),
Negara seharusnya mengenali, menghormati dan melindungi hak kelompok suku
asli terutama adalah hak atas tanah, wilayah atau teritori beserta sumber daya alam
yang dipunyai sebagai bagian dari pengakuan Hak Asasi Manusia mereka.
Semestinya Negara menghormati dan melindungi hak-hak kelompok suku asli
untuk menentukan nasib dan identitasnya. Terutama adalah hak-hak mereka untuk
hidup sesuai dengan identitas budayanya. Dan hutan atau wilayah adat adalah titik
utama pengakuan itu.
2.5 Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN)
Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) adalah organisasi
kemasyarakatan (ORMAS) independen yang anggotanya terdiri dari komunitas-
komunitas Masyarakat Adat diberbagai penjuru Nusantara.
AMAN memiliki Visi dan Misi sebagai berikut,
Visi : Terwujudnya kehidupan masyarakat adat yang adil dan sejahtera.
Misi : Berdaulat secara Politik, Mandiri secara Ekonomi, Bermartabat Secara
Budaya
AMAN dibentuk berdasarkan Keputusan Kongres Masyarakat Adat Nusantara
(KMAN) I, di Hotel Indonesia, Jakarta, 17 Maret 1999.
AMAN merupakan organisasi masyarakat adat yang independen dengan basis
keanggotaannya adalah komunitas-komunitas masyarakat adat yang menyetujui
dan menjunjung tinggi azas, visi , misi dan tujuan garis-garis perjuangan
sebagaimana yang termuat dalam keputusan-keputusan Kongres Masyarakat Adat
Nusantara dan secara terus menerus terlibat aktif memperjuangkan penegakan
hak-hak adat dan kedaulatan masyarakat adat secara utuh.
10
TUJUAN AMAN adalah sebagai berikut,
1. Mengembalikan kepercayaan diri, harkat dan martabat Masyarakat Adat
Nusantara, baik laki-laki maupun perempuan, sehingga mampu menikmati
hak-haknya
2. Mengembalikan kedaulatan Masyarakat Adat Nusantara untuk
mempertahankan hak-hak ekonomi, sosial, budaya dan politik.
3. Mencerdaskan dan meningkatkan kemampuan Masyarakat Adat,
mempertahankan dan mengembangkan kearifan adat untuk melindungi
bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
4. Mengembangkan proses pengambilan keputusan yang demokratis.
5. Membela dan memperjuangkan pengakuan, penghormatan, perlindungan
dan pemenuhan hak-hak Masyarakat Adat
2.6 Wilayah Adat
Aliansi Masyarakat Adat Nusantara(AMAN) menyatakan hampir 75
persen wilayah adat di Indonesia dibebani izin tambang, hak penguasahaan hutan,
dan peruntukan lahan non-hutan. Pemberian izin ini merampas wilayah adat,
merusak lingkungan, dan melanggar hak asasi. Kriminalisasi terhadap masyarakat
adat juga kerap terjadi.
AMAN memperkirakan luas hutan adat sekitar 55,5 juta hektare. Dari jumlah itu,
separuhnya perlu direhabilitasi. Luas hutan itu mencakup kawasan hutan tanpa
tutupan, kawasan hutan terdeforestasi, dan kawasan hutan terdegradasi.
Setelah putusan Mahkamah Konstistusi pada Mei 2013 yang menyatakan hutan di
wilayah adat atau hutan adat bukan lagi hutan negara, posisi hutan adat makin
kuat secara hukum. Masalahnya, sampai saat ini pemerintahan di bawah Presiden
Joko Widodo belum mengeluarkan peraturan pemerintah untuk melaksanakan
putusan tersebut.
11
Surat Edaran Menteri Kehutanan Bernomor 1/Menhut-II/2013 yang disampaikan
ke Gubernur, Bupati, Walikota, dan kepala dinas kehutanan di seluruh Indonesia
masih menegaskan penetapan kawasan hutan adat tetap berada di tangan Menteri
Kehutanan. Surat ini yang diterbitkan setelah putusan Mahkamah itu
mensyaratkan adanya peraturan daerah untuk menetapkan kawasan hutan adat
oleh Menteri.
Untuk mempercepat pengakuan dan perlindungan hutan adat, Aliansi Masyarakat
Adat mendesak Presiden Jokowi segera membentuk satuan tugas masyarakat adat.
Satuan tugas ini sangat penting untuk menyusun kerangka kerja pengakuan,
perlindungan, dan pemulihan hak-hak masyarakat adat.
Pembentukan satuan tugas masyarakat adat akan menunjukkan pemerintahan
Jokowi melakukan rekonsialiasi antara negara dan masyarakat adat. Sebab,
pemerintahan periode sebelumnya kerap menggusur masyarakat adat dengan demi
kepentingan pembangunan. penggusuran masyarakat adat juga kerap diwarnai
kekerasan oleh aparat keamanan.
Pembangunan infrastruktur lima tahun ke depan yang diprioritaskan Presiden
Jokowi akan membutuhkan pembebasan lahan yang sangat luas. Kebijakan
pembangunan ini juga pasti akan bersinggungan dengan tanah masyarakat adat.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengabaian Negara untuk mengenali, menghormati dan melindungi hak-
hak kelompok suku-suku asli ini maka bisa disebut Negara telah melakukan
pelanggaran Hak Asasi Manusia. Dan bisa disebut bahwa dengan pengabaian
tersebut maka Negara telah melakukan ‘pembunuhan’ identitas budaya bangsanya
sendiri.
3.2 Saran
Kita harus bangga terhadap keberagaman Suku Bangsa yang dimiliki
Negara kita, dan aktif terlibat dalam upaya pelestarian suku-suku asli ini.
Negara harus mengakui eksistensi dan memastikan mereka mendapatkan hak dan
kewajiban yang sama dengan warga yang lain. Dan perlindungan wilayah, teritori
serta hutan sebagai sumber penghidupan mereka adalah suatu yang mutlak untuk
dilakukan oleh negara. Sebab melindungi hutan adalah melindungi identitas
budaya mereka. Dan itu berarti melindungi kebhinnekaan kita.
13
DAFTAR PUSTAKA
Nababan, A. 2015.75 persen wilayah adat di bebani izin tambang.
http://nasional.tempo.co/
Anonim. 2015. 7 suku di Indonesia yang hamper punah
keberadaannya(Online)http://daerah.sindonews.com/
Anonim. 2015. 7 suku Indonesia yang hamper punah.
http://www.asliindonesia.net/
Anonim. 2015. http://www.aman.or.id/
Anonim. 2015. Macam-macam Suku Bangsa. http://www.bimbingan.org/
Anonim. 2015. Orang rimba Suku Asli dan Negara yang abai.
http://etnobudaya.net/
Anonim. 2015. Aman desak pemerintah bahan RUU masyarakat adat.
http://nasional.tempo.co/
Anonim. 2015. Presiden jokowi akan bentuk satgas masyarakat adat.
http://nasional.tempo.co/
14