Upload
doannhan
View
212
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Weekly Report
23 April 2018
Data Dalam Negeri Beberapa data dari dalam negeri memberikan sebuah harapan yang besar. Setelah selama 3 bulan terakhir tertekan dengan neraca perdagangan negatif maka di bulan Maret Indonesia mencatatkan neraca perdagangan yang positif. Arus impor barang modal dan barang baku selama 3 bulan ter-akhir terlihat di bulan lalu membuahkan hasil yang baik. Mesin mesin produksi mulai menghasilkan angka ekspor untuk perdagangan Indonesia. Di sepanjang bulan Maret 2018 Indonesia mencatat surplus pada neraca perdagangannya sebesar USD 1 Milyar. Kami memperkirakan neraca perdagangan akan berada dalam trend positif hingga akhir tahun. Namun demikian secara siklus bisa saja ada nilai negatif di periode hari raya mengingat banyak pabrik maupun sarana produksi lainnya berhenti beroperasi. Untuk kali ini kami melihat efeknya agak lebih besar dibandingkan Juli tahun lalu mengingat libur bersama di Hari Raya akan berlangsung selama 10 hari. Berita yang cukup positif dari dalam negeri lainnya terkait data inflasi Indo-nesia. Angka inflasi inti tercatat terjaga dengan cukup baik. Sementara pada inflasi keseluruhan tetap terjaga di level 3.4% atau masih berada dalam kis-aran rentang yang ditetapkan oleh pemerintah di angka 4%. Pada ornamen inflasi administrasi dan harga harga Volatile terlihat bagaimana pemerintah mampu mensinergikan kedua ornamen inflasi terse-but sejak akhir tahun 2015. Sinergi ini terlihat pada kecenderungan kedua angka inflasi bergerak berlawanan untuk menjaga angka inflasi secara keseluruhan. Harga harga yang dikontrol oleh pemerintah terlihat naik keti-ka harga barang barang Volatile mencatatkan penurunan. Demikian terjadi sebaliknya ketika harga administrasi turun maka harga barang Volatile cenderung naik. Harga harga administratif disini diantaranya adalah harga bahan bakar min-yak, tarif angkutan, tarif listrik, dan harga lainnya yang ditetapkan oleh pemerintah. Sementara harga barang barang Volatile didominasi oleh ma-kanan seperti cabai, bawang merah, beras, dll. Secara umum angka inflasi yang ternama gw yang baik memberikan kepas-tian pada dunia usaha untuk melakukan penilaian bisnis. Banyak perus-ahaan yang mulai melihat kesempatan untuk membelanjakan modalnya di tahun 2018 seiring dengan kestabilan harga yang terjadi. Atas pertimbangan diatas maka tidaklah mengherankan jika bank Indonesia mengambil kebijakan untuk mempertahankan nilai suku bunga acuan yang ada. Memang ketika keputusan diambil kami melihat ada tekanan pada nilai rupiah, namun tekanan ini kami perkirakan hanya berjangka pendek seiring dengan kembali masuknya arus dana di surat obligasi maupun pasar uang nasional. Tekanan datang dari luar negeri seiring kondisi pasar yang masih fluktuatif. Harga saham di pasar Amerika sendiri berada pada angka mahal sehingga kecil kemungkinan mengalami peningkatan yang masif kembali. Namun pa-da sisi lain penurunan pun akan relatif terjaga karena potensi perbaikan ekonomi Amerika kedepannya.
Weekly Report
IHSG sepekan melemah 418 point membentuk candle dengan body turun panjang dan shadow di bawah pendek indikasi tekanan turun. Pada
Candle harian IHSG menguat 10 point membentuk candle dengan body turun pendek dan shadow di atas bawah indikasi konsolidasi. Volume rel-
ative rendah di bawah rata-rata 20 hari terakhir. IHSG telah bergerak dalam trend naik jangka panjang sejak 23 Desember 2016, harga tembus
channel bawah berpeluang konsolidasi menguat. Dalam jangka menegah IHSG dalam trend turun sejak 19 Februari 2018, harga test channel
bawah berpeluang konsolidasi menguat. Sedangkan jangka pendek membentuk tren turun sejak 20 April 2018. Pada jangka menegah trend turun
tidak di dukung volume yang turun membuka peluang terjadi kenaikan di jangka menegah. Sedangkan di jangka pendek trend turun harga juga
tidak di dukung volume yang turun peluang terjadi kenaikan di jangka pendek.
Indikator MACD terjadi dead cross pada 25 April 2018, dan garis MACD masih di bawah garis 0. Harga berpeluang konsolidasi meemah di jangka
menegah. Indicator Stochastic oscillator (SO) terjadi dead cross dan memasuki area oversold peluang konsolidasi di jangka pendek. Money flow
mengindikasikan ada indikasi aliran dana keluar harga peluang tertekan di jangka pendek. Harga test Bollinger band bawah dan berpeluang kon-
solidasi melemah di jangka pendek.
IHSG minggu ini di perkirakan berpeluang konsolidsai melemah dengan Support di level 5885 sampai 5750 dan resistance 6089 sampai 6220.
Cenderung BOW
IHSG
Weekly Report
Indicator MACD terjadi golden cross pada 19 April 2018 dan garis MACD di atas garis 0. Indikasi negative divergence di MACD, harga berpeluang
melemah di jangka menegah. Indicator Stochastic oscillator (SO) terjadi dead cross dan keluar ke area overbought, peluang konsolidasi melemah
di jangka pendek. Harga masuk Bollinger band atas dengan band yang melebar dan candle mengecil peluang konsolidasi melemah di jangka pen-
dek.
Pekan ini kami perkirakaan USDIDR berpeluang konsolidasi melemah (rupiah menguat) dengan dengan level Support di level 13800 sampai
13695 dan resistance di level 13930 sampai 14000.
USDIDR selama sepekan kemarin menguat 10 point membentuk candle dengan body turun kecil dan tanpa shadow diatas dan bawah indikasi
kosolidasi. Candle harian USDIDR tetap membentuk candle dengan body naik dan shadow di atas indikasi konsolidasi. USDIDR dalam pola trend
naik di jangka panjang ditunjukan trend channel naik sejak 7 Maret 2016. Harga test channel atas berpeluang konsolidasi melemah. Jangka
menegah dalam trend naik sejak 25 Januari 2018, harga test channel tengah, berpeluang konsolidasi menguat. Sedangkan jangka pendek dalam
trend naik sejak 27 Maret 2018. Harga test channel tengah berpeluang konsolidasi melemah di jangka pendek.
USD/IDR
Weekly Report
Source: Company, Team Estimate
Source: Reuters
Financial Highlight. Pada tahun 2017 INTP tidak mampu menghasilkan kinerja keuangan yang positif. Laba perusahaan turun
secara signifikan sebesar 51,95%. Penurunan laba ini utamanya disebabkan oleh kembali berturunnya penjualan sebesar 6,06%,
yang disebabkan oleh masih lebarnya oversupply semen di Indonesia. Sejalan dengan penurunan penjualan, EBIT perusahaan juga
menurun sebesar 48,56% sekaligus melanjutkan penurunan yang sudah terjadi sejak 2013. INTP juga mengalamai kenaikan pada
biaya manufaktur khususnya pada biaya bahan bakar sebesar 15,77%. Tingginya biaya bahan bakar ini disebabkan oleh fluktuasi
dari harga batu bara.
Overshadowed by Oversupply. Sepanjang tahun 2017 kinerja INTP masih dibayang—bayangi oleh pelebaran oversupply semen
di Indonesia. Kelebihan pasokan semen di tahun 2017 sebesar 35 juta ton meningkat dari 24 juta ton pada tahun 2016. Diperkirakan
kelebihan pasokan akan terus melebar di tahun 2018 hingga mencapai 38 juta ton. Demi meningkatkan volume penjualan INTP ha-
rus menurunkan rata—rata harga jual semen per ton. Pada tahun 2017 rata—rata harga jual semen per ton turun sebesar 9,44%.
Penurunan harga jual ini menggerus laba usaha dan laba bersih dari perusahaan.
Facing Huge Uncertainty. Memasuki tahun 2018 INTP dihadapkan dengan tantangan mempertahankan kinerja yang baik di tengah
kelebihan pasokan semen. Demi mempertahankan kinerja tersebut INTP harus mampu menaikan harga jual semen rata-rata dan
tetap menjaga pertumbuhan volume penjualan. Sehingga laba bersih perusahaan tidak akan tergerus seperi yang telah terjadi di ta-
hun 2017.
Valuation. Valuasi saham INTP menggunakan metode DCF FCFE. Dengan asumsi WACC sebesar 13,81%, dan beta 1,43.
PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk (INTP)
Financial Highlight 2016 2017 2018F 2019F
Growth Sales (%) -13.69% -6.06% 15.68% 17.36%
Growth Operating Income (%) -27.93% -48.56% 135.19% 13.93%
Growth Net Income (%) -11.16% -51.95% 157.25% 11.32%
ROA (%) 12.84% 6.44% 15.51% 16.00%
ROE (%) 14.81% 7.57% 18.07% 18.62%
Current Ratio (x) 4.525x 3.703x 4.070x 4.344x
Debt to Equity 0.15 0.18 0.17 0.16
Debt to Total Asset 0.13 0.15 0.14 0.14
Revenue (In Million) 15,361,894 14,431,211 16,693,910 19,591,922
Operating Income (In Million) 3,644,595 1,874,845 4,409,532 5,023,617
Net Income (In Million) 3,870,319 1,859,818 4,784,425 5,326,211
EPS 1,051.37 505.22 1,299.68 1,446.86
PE Ratio (x) 14.65 45.97 13.12 11.78
Profitability FY0 5 Year Avg
Gross Margin 34.70% 42.44%
Operating Margin 12.99% 25.52%
Pretax Margin 15.85% 28.79%
Net Margin 12.89% 23.17%
Tax Rate 18.69% 18.89%
ROA 6.44% 14.44%
ROE 7.57% 16.76%
Weekly Report
Source: Company
Source: Company
Income Statement (In Million) 2016 2017 2018F 2019F
Penjualan Bersih 15,361,894 14,431,211 16,693,910 19,591,922
Beban Pokok Penjualan 9,030,433 9,423,490 9,609,115 11,428,625
Laba Kotor 6,331,461 5,007,721 7,084,795 8,163,297
Beban Usaha (2,686,866) (3,132,876) (2,675,263) (3,139,680)
Laba Usaha 3,644,595 1,874,845 4,409,532 5,023,617
Laba/Beban Lain-lain 513,607 427,237 698,049 676,682
Beban Bunga Bersih (11,823) (14,093) (23,508.64) (22,422.19)
Laba Sebelum Pajak Final dan Penghasilan 4,146,379 2,287,989 5,084,073 5,677,877
Pajak Final (747) (715) (827.11) (970.69)
Labal Sebelum Pajak Penghasilan 4,145,632 2,287,274 5,083,246 5,676,906
Beban (Manfaat) Pajak Penghasilan (275,313) (427,456) (298,820.99) (350,695.40)
Laba Bersih 3,870,319 1,859,818 4,784,425 5,326,211
Balance Sheet (In Million) 2016 2017 2018F 2019F
Kas dan Setara Kas 9,674,030 8,294,891 9,919,358 10,933,965
Piutang Usaha 2,605,323 2,484,800 2,377,444 3,322,721
Persediaan 1,780,410 1,768,603 1,803,441 2,144,927
Aktiva Lancar Lain 364,859 334,780 334,780 334,780
Aktiva Lancar 14,424,622 12,883,074 14,435,024 16,736,393
Aktiva Tetap Bersih 14,643,695 14,979,453 15,408,599 15,543,741
Aset Tidak Lancar Lain 1,082,263 1,001,149 1,001,149 1,001,149
Aktiva Tidak Lancar 15,725,958 15,980,602 16,409,748 16,544,890
Aktiva 30,150,580 28,863,676 30,844,772 33,281,283
Hutang Usaha 1,518,841 1,548,844 1,616,170 1,922,196
Hutang Bank - - - -
Hutang Lancar Lain 1,668,901 1,930,180 1,930,180 1,930,180
Kewajiban Lancar 3,187,742 3,479,024 3,546,350 3,852,376
Hutang Jangka Panjang - - - -
Kewajiban Tidak Lancar Lain 824,135 828,145 828,145 828,145
Kewajiban Tidak Lancar 824,135 828,145 828,145 828,145
Total Kewajiban 4,011,877 4,307,169 4,374,495 4,680,521
Modal Saham 4,539,479 4,539,479 4,539,479 4,539,479
Saldo Laba 21,883,459 20,323,413 22,237,183 24,367,667
Ekuitas Lain Lain (284,235) (306,385) (306,385) (306,385)
Total Ekuitas 26,138,703 24,556,507 26,470,277 28,600,761
Kewajiban dan Ekuitas 30,150,580 28,863,676 30,844,772 33,281,283