14
WEJANGAN BHAGAVAN BABA TENTANG YAJNA KUTIPAN DARI WEJANGAN BHAGAVAN SRI SATHYA SAI BABA “Buku kecil ini ditujukan kepada para pembaca untuk sebagai dasaracuan yang terkait dengan topic Yajna. Buku ini bukanlah segalanya dan sempurna mengupas tentang topic ini. Kami berharap dapat memberikan ispirasi bagai para pembaca untuk membaca berbagai buku wejagangan Bhagavan Sri Sathya Sai Baba yang terkait dengan topic ini”.

Wejangan Bhagavan Baba Tentang Yajna

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kumpulan wejangan Bhagavan Baba tentang Yajna (korban suci) dalam arti spiritual dalam kehidupan sehari-hari.

Citation preview

Page 1: Wejangan Bhagavan Baba Tentang Yajna

WEJANGAN BHAGAVAN BABA TENTANG YAJNA

KUTIPAN DARI WEJANGAN BHAGAVAN SRI SATHYA SAI BABA

“Buku kecil ini ditujukan kepada para pembaca untuk sebagai dasaracuan yang terkait

dengan topic Yajna. Buku ini bukanlah segalanya dan sempurna mengupas tentang topic

ini. Kami berharap dapat memberikan ispirasi bagai para pembaca untuk membaca

berbagai buku wejagangan Bhagavan Sri Sathya Sai Baba yang terkait dengan topic ini”.

Page 2: Wejangan Bhagavan Baba Tentang Yajna

Yajna yang bersifat ke dalam

Ada dua jenis Yajna yang disebutkan dalam naskah-naskah suci; kedua jenis Yajna itu

adalah Yajna yang bersifat keluar dan Yajna yang bersifat kedalam. Bentuk dari yajna

yang bersifat keluar tidak begitu penting dan produktif. Ini diumpamakan hanyalah

seperti sebuah kulit tanpa adanya isi di dalamnya, dan kulit ini tidak memiliki makna dan

hanya cocok untuk dibuang saja. Memuja Tuhan sambil dengan memusatkan seluruh

perhatian pada nama dan kemuliaan-Nya adalah bentuk dari yajna yang bersifat

kedalam.

Yajna yang mempersembahkan korban binatang di atas altar (bali—peeth) adalah

tindakan yajna keluar namun tetap memiliki arti penting untuk ke dalam diri. Pikiran

adalah tempat pengorbanan dan kualitas serta naluri binatang yang masih melekat di

dalam karakter manusia harus disembelih dii atas altar dari pikiran. Penyakit yang gila

akan kehormatan dalam diri manusia terus mendorong manusia untuk mengejar

kekuasaan tanpa adanya kesadaran yang baik adalah seperti kualitas dari kerbau yang

harus dikorbankan. Kedunguan yang menutupi kecemerlangan manusia dan

menganggap dirinya adalah mahluk lemah dan penurut adalah kualitas dari domba yang

segera harus dihilangkan. Kelicikan dan kecerdikan yang menyelimuti pikiran manusia

adalah seperti naluri kucing yang harus dilepaskan dengan cara yang sama. Ini adalah

Yajna yang bersifat ke dalam sedangkan Yajna yang bersifat keluar hanyalah pantulan

belaka. Ketika ritual upacara sedang dilaksanakan, maka maknanya untuk ke dalam diri

harus tetap diingat dan dimaknai. Merupakan sebuah dosa dengan melakukan yajna

yang bersifat formalitas belaka tanpa adanya pengetahuan dari pengorbanan yang

dilakukan.

Page 3: Wejangan Bhagavan Baba Tentang Yajna

Lima Yajna (panca yajna) yang dijelaskan oleh naskah-naskah suci (sastra)

Manusia di dalam menjalani kehidupannya sehari-hari telah melakukan berbagai jenis

tindakan yang secara sengaja atau tidak sengaja telah menyebabkan penderitaan bagi

makhluk hidup yang lainnya. Untuk memohon pengampunan atas tindakan tersebut,

lima jenis Yajna ---- ritual untuk meredakan kemarahan – telah dijabarkan dalam sastra.

Kelima jenis yajna ini adalah: Deva Yajna, Pitru Yajna, Bhoota Yajna, Manushya Yajna

dan Rishi Yajna atau Brahma Yajna. Makna yang terpendam di dalam kelima jenis Yajna

ini seharusnya dipahami dengan jelas oleh setiap orang.

Deva Yajna : Dalam kegiatan sehari-hari misalnya berjalan, bernafas, dan aktifitas yang

lainnya, tanpa disadari orang-orang telah menyebabkan hilangnya nyawa berbagai

bentuk kehidupan seperti, semut, serangga dan mikro organism lainnya. Untuk

memohon pengampunan atas kesalahan dan dosa yang telah diperbuat secara tidak

sengaja, Deva Yajna dapat dilakukan untuk meredakan kemarahan para Dewata dan

telah dijabarkan dalam sastra. Selain itu, did alam tubuh manusia, dalam setiap organ

dan anggota badan, para Dewata hadir dalam bentuk Rasa (cairan yang halus). Karena

itu para Dewata ini disebut dengan gelar Angirasa (Dewata yang menguasai Anga atau

anggota tubuh). Karena para Dewata ini hadir dalam wujud yang halus dan melindungi

organ-organ yang ada di dalam tubuh, maka kalian harus mengucapkan rasa terima

kasih kepada mereka dengan jalan melaksanakan Deva Yajna. Selama dalam keadaan

tidur, maka para Dewata ini tetap menjaga tubuh kalian. Karena tubuh yang diberikan

kepada manusia untuk melaksanakan kewajibannya dan telah dilindungi dan dijaga oleh

para Dewata maka manusia wajib untuk mengungkapkan rasa terima kasih. “Tubuh

phisik sangat penting untuk memnuhi kewajiban atau Dharma.” Dengan memusatkan

pikiran kepada Anga Deva, dengan memuja mereka dan mengucapkan rasa terima kasih

adalah tugas pertama dari manusia.

Page 4: Wejangan Bhagavan Baba Tentang Yajna

Pitru Yajna : Ketika sebuah dahan pohon dipatahkan dan bunganya dipetik akhirnya

pohonnya ditebang, maka ada banyak makhluk kecil yang kemungkinan kehilangan

nyawa mereka. Menyadari tanggung jawab seseorang terhadap hilangnya nyawa

makhluk kecil ini, maka manusia seharusnya melaksanakan Pitru Yajna (pengorbanan

kepada para binatang) dengan tujuan untuk memohon pengampunan. Sebagai

tambahan, seseorang harus tetap ingat manusia berhutang tubuh dan kelengkapannya

dan juga makanan yang membantu tumbuh kembang mereka sejak masih anak-anak

kepada orang tua. Selama mereka masih hidup, merupakan kewajiban seseorang untuk

melayani mereka dan membuatnya bahagia. Penguburan dan upacara kremasi yang

dilakukan kepada orang tua setelah mereka meninggal adalah untuk menghormati jasa-

jasa mereka. Dengan melaksanakan Pitru Yajna maka para leluhur telah didamaikan dan

ditentramkan.

Bhoota Yajna: Ketika kita mandi atau meuncuci pakaian, atau menyapu lanati rumah,

banyak makhluk hidup yang telah terbunuh. Untuk memohon pengampunan atas

kematian mereka, maka upacara Bhoota Yajna (persembahan kepada para Bhoota)

harus dilaksanakan. Kegiatan ini telah dilakukan dan diwariskan oleh para Resi-Resi

jaman dahulu. Mereka biasanya memelihara binatang seperti kijang, sapi dan binatang

yang lainnya di dalam ashram tempat mereka tinggal dan merawatnya dengan kasih

sebagai ungkapan kasih mereka kepada semua makhluk hidup. Sedangkan yang lainnya

ada yang menaburkan gula atau tepung di dekat bukit semut dengan tujuan untuk

member makan pada semut. Dengan memberikan sisa makanan kepada anjing atau

binatang yang lainnya adalah juga bentuk dari Bhoota Yajna. Bahkan pada saat sekarang

banyak orang yang memelihara anjing, burung beo, atau binatang peliharaan lainnya di

rumah. Dengan memberikan kasih kepada makhluk hidup dengan cara ini, itu berarti

bahwa kalian telah melakukan beberapa permohonan maaf atas tindakan yang bersifat

menyakiti mereka yang tanpa sengaja dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Page 5: Wejangan Bhagavan Baba Tentang Yajna

Manava atau Manushya Yajna: Yajna atau ritual ini dilakukan untuk memohon maaf

atas berbagai tindakan penyerangan yang dilakukan terhadap berbagai makhluk hidup

dalam kehidupan sehari-hari, baik pada waktu bekerja maupun bermain.

Rishi atau Brahma Yajna: Dengan menganggap bahwa kelahiran sebagai manusia

adalah pemberian yang sangat berharga, para Resi jaman dahulu menuangkan

semuanya ke dalam naskah-naskah suci, Upanishad dan Dharma Sastra tentang prinsip-

prinsip dari tubuh phisik sebagai penuntun kehidupan manusia sehingga manusia

berusaha untuk mencapai tujuan utama kelahirannya --- kesadaran diri. Para Resi

menjabarkannya ke dalam empat Purushartha ---- Dharma, Artha, Kama dan Moksha –

sebagai tuntunan umat manusia. Peraturan-peraturan yang ada dan termuat dalam

naskah-naskah suci tidak dapat diterapkan pada hewan dan unggas, dan hanya

ditujukan untuk umat manusia saja karena hanya manusia yang diberkati dengan

kemampuan menyelidiki dan membedakan untuk memilih antara yang benar dan salah.

Semua hukum dan sastra ditujukan hanya bagi manusia. Para Resi telah memberikan

bentangan jalan yang megah untuk kehidupan yang baik bagi semua umat manusia. Ini

merupakan kewajiban kita untuk mengungkapkan rasa terima kasih kepada mereka

dengan memusatkan pikiran dan menghaturkan persembahan kepada mereka dengan

jalan Rishi Yajna.

Yajna adalah latihan untuk penolakan akan benda-benda duniawi

Setiap tindakan yang dilakukan sebagai persembahan dan pengabdian kepada Tuhan

adalah Yajna. Manu, seorang pembuat dan penegak hukum pada jaman dahulu telah

menyatakan bahwa memberikan penghormatan yang dilakukan di depan ibu, ayah dan

pencipta sesungguhnya adalah makna dari Yajna; ketika sifat ego seperti keangkuhan,

kesombongan dan kerakusan telah hilang dan ketika tujuan seseorang adalah untuk

kebaikan semuanya, maka tindakan itu adalah makna dari Yajna.

Page 6: Wejangan Bhagavan Baba Tentang Yajna

Yajna adalah sebuah latihan untuk melepaskan keterikatan dan juga penolakan

terhadap benda-benda duniawi; namun latihan ini seharusnya tidak bersifat kabur dan

kemudian menjadi batal. Semangat untuk pelepasan dan penolakan benda-benda

duniawi harus terlihat dengan jelas dalam setiap tindakan dalam kehidupan seseorang.

Kata Yajna dan kata Yaaga keduanya diterjemahkan menjadi pengorbanan; inilah tujuan

utama dan pertama dari pelaksanaan Yajna. Kalian mengorbankan kekayaan,

kesenangan, kekuasaan (yang dapat menaikkan ego) dan menyatu dalam yang tiada

batas. Inilah tujuan dan hasil akhirnya. Pelaksanaan Yajna sangat berguna karena Yajna

ini mendukung idealism pengorbanan dan mengutuk pada penumpukan kekayaan.

Yajna menekankan pada disiplin daripada kebebasan yang menggila. Pelaksanaan Yajna

menuntut pemusatan perhatian yang penuh pada pikiran, lidah dan tangan untuk

Tuhan. Para pembual menghitung berapa banyak karung biji-bijian, berapa kilogram

ghee , berapa liter minyak dan berapa banyak kedamaian dan kesenangan yang didapat

sebagai gantinya! Hasil dan akibat dari Yajna adalah pada karakter dan kesadaran yang

tidak dapat ditimbang dengan ukuran kilogram ataupun liter. Ini adalah sesuatu yang

tidak terhitung, walaupun sesungguhnya dapat dirasakan dan dialami. Selain itu, para

pembual tidak pernah menghitung ghee, biji-bijian dan minyak yang mereka telah

habiskan untuk kepentingan mereka tanpa adanya kebahagiaan. Ghee, biji-bijian yang

dipersembahkan ke dalam api suci yang dilengkapi dengan pengucapan mantra Vedhic

telah memberikan begitu banyak timbal balik; kegiatan ini akan membersihkan dan

menguatkan semua lapisan udara di seluruh dunia. Kalau tidak, Avathaar tidak akan

mendorong dan memugar kembali yajna ini!

Manusia memulai suatu pekerjaan dengan tujuan, sasaran dan hasil akhir dalam

pandangannya. Namun, kegiatan dapat dikategorikan ke dalam Yajna (ritual

pengorbanan yang dapat menarik rahmat Tuhan) hanya jika tujuan, sasaran dan hasil

akhirnya adalah pemuliaan Tuhan, dan tanpa mempertimbangkan yang lainnya.

Page 7: Wejangan Bhagavan Baba Tentang Yajna

“Yajno vai Vishnu”, Vedha bersabda. Tuhan adalah Yajna, karena Beliau adalah

tujuannya. Rahmat Beliau adalah sebagai hadiah. Ciptaan Beliau digunakan untuk

menenangkan-Nya; pelaksana Yajna adalah Tuhan, penerima Yajna adalah Tuhan juga.

Ketika ego dalam pelaksanaan yajna tidak muncul, maka Yajna itu adalah suci dan

murni.

Tanpa adanya keyakinan maka pemujaan adalah palsu

Aham hi, Aham hi, sarvaYajnaanam: “Dalam semua Yajna, Aku adalah pelakunya,

penyumbangnya, penikmatnya dan penerima Yajna.” Inilah alsannya mengapa para

pandita utama di dalam pelaksanaan Yajna seperti dalam Vedapurusha Yajna yang

sedang kita lakukan sekarang, disebut dengan Brahma. Pandita dalam yajna yang

disebut sebagai Brahma harus menuntun seluruh prosesi yajna; beliau harus didampingi

oleh istrinya, orang lain dan orang-orang kepercayaannya tidaklah cukup. Istri

melambangkan keyakinan (shraddha). Tanpa adanya keyakinan, puji-pujian yang

disampaikan menjadi kosong, pemujaan adalah palsu dan pengorbanan menjadi

kegiatan yang tidak mengandung arti.

Bicara yang sebenarnya, hati merupakan altar pelaksanaan upacara; tubuh phisik adalah

sebagai tempat api suci, rmabut adalah rumput suci, darbha; harapan-harapan adalah

minyak untuk menghidupkan api; keinginan adalah ghee yang dituangkan ke dalam api

dan membuatnya hangus terbakar; kemarahan adalah binatang yang dikorbankan; api

suci itu adalah thapa yang kita selesaikan. Banyak orang kadang-kadang mengartikan

thapa sebagai melakukan kegiatan olah thapa seperti berdiri dengan satu kaki atau

dengan kepala. Bukan! Thapa bukanlah kemampuan mengolah tubuh. Ini merupakan

kesatuan koordinasi antara pikiran, perkataan dan tindakan. Ketika hal ini telah dicapai,

maka kemuliaan dari api suci dapat terwujud.

Page 8: Wejangan Bhagavan Baba Tentang Yajna

Banyak orang yang melakukan Yajna tanpa membersihkan diri mereka sendiri. Hanya

Yajna yang memiliki tujuan untuk kedamaian dan kesejahtraan dunia (Loka-kalyaan)

dapat mencapai Tuhan. Karena Tuhan sendiri adalah sebagai Yajnabhuk (penerima

persembahan); Beliau juga adalah Yajna-bhrith (penjaga yajna) dan Yajna Krith (pelaku

dari pelaksanaan Yajna). Tuhan adalah segalanya; hanya ketika Beliau adalah semuanya

maka Yajna itu adalah yang sesungguhnya. Jika sikap yang seperti ini diterapkan dalam

setiap kegiatan, maka hal ini akan menyucikan setiap momen hidupmu dan

membuatnya menjadi sebuah Yajna.

Yajna membantu membersihkan kesadaran

Yajna ini hanya cocok untuk satu tujuan melebihi dari yang lainnya --- membersihkan

semua tingkat kesadaran (chittha – shuddhi), karena Yajna terkait dalam pelepasan

ikatan duniawi, pelantunan doa kepada Tuhan dan pelaksanaan kehidupan pertapa.

Manusia harus melepaskan sifat ego kebinatangannya

Dengan pikiran yang bersih, seseorang harus mengejar penyelidikan akan kenyataan

yang sejati, sampai tidak adanya bekas-bekas jejak daya tarik terhadap pengejaran

benda-benda yang bersifat khayal. Yajna terkait dalam penolakan benda-benda duniawi.

Ini berarti “melepaskan” Apa yang harus kita lepaskan? Apakah kekayaan? Hal ini cukup

mudah dilakukan. Apakah tempat tinggal? Hal ini juga tidak begitu sulit. Apakah

melepaskan anak, istri, tanah ladang dan meninggalkan rumah untuk selanjutnya pergi

menuju ke hutan? Hal ini juga telah banyak dilakukan oleh yang lainnya. Namun

walaupun tubuh dan pikiran seseorang istirahat di hutan, namun bayangan istri, anak,

tanah ladang, dan rumah mungkin masih terpatri dalam perasaan dan hatinya. Lantas,

apa yang harus dilkepaskan? Maka dari itu, hal yang patut untuk dibuang adalah

kecendrungan sifat-sifat buruk, pikiran yang jahat, perasaan untuk kepentingan diri

sendiri dan tertarik pada kesenangan sensual. Seseorang harus luput dari kebencian,

Page 9: Wejangan Bhagavan Baba Tentang Yajna

suka pamer dan menonjolkan diri. Ketika kualitas ini telah dihilangkan, maka semua

banyangan tadi tidak akan mengganggu lagi.

Vedha mengharapkan agar manusia melepaskan sifat ego kebinatangannya berserta

dengan pelengkapnya seperti kemarahan. Sifat-sifat jahat seperti kebencian,

kesombongan dan kedengkian adalah ada dalam satu keturunan. Semuanya ini adalah

“kebinatangan” yang ada dalam wujud manusia. Vedha menjelaskan bahwa kasih,

toleransi, rasa iba, tanpa keterikatan dan mentaati kebenaran adalah karakter dari

manusia yang sesungguhnya.

Karma Kaanda dari Vedha harus memurnikan pikiran sehingga dapat berhasil dalam

upaasana (pemujaan dan persembahan kepada Tuhan) dan mencapai jnaana yang

membebaskan seseorang dari keterikatan. Vedhic Karma atau ritual ini disebut dengan

nama Yajna. Yajna mengandung arti “melepaskan,” “penolakan benda-benda duniawi,”

atau thyaaga. Apa yang sebenarnya yang harus dilepaskan? Kekayaan? Rumah?

Melakukan semuanya ini tidaklah sulit. Apakah itu berarti harus menyepi ke dalam

hutan, melepaskan hubungan teman dan kerabat? Banyak orang yang telah

melakukannya dan merasa sombong akan kemampuan ini. Thyaaga yang Yajna tuntut

adalah melemparkan jauh-jauh kebanggaan diri, kesombongan, kebencian, singkatnya

adalah ego itu sendiri.

Setiap ritual yang dijabarkan di dalam Vedha hanya mempunyai satu tujuan yaitu untuk

mengembangkan serta meningkatkan sifat tanpa mementingkan diri dan kasih yang

bersifat universal. Hindarilah memusatkan perhatian pada sifat-sifat binatang seperti

daya tarik sensualitas, kemarahan, dan kebencian. Manusia seharusnya merasa malu

walaupun mempunyai sedikit kualitas –kualitas binatang. Karakteristik dasar dari sifat

Page 10: Wejangan Bhagavan Baba Tentang Yajna

manusia adalah kasih, kesabaran, tanpa keterikatan, pengunduran diri dari duniawi dan

kebenaran.

Aannandha pada akhirnya mengacu pada makanan, makanan berasal dari hujan, hujan

adalah rahmat dari Tuhan sebagai timbal balik dari persembahan Yajna. Yajna adalah

ritual yang dilakukan sebagai bagian dari Karmakaanda, yang merupakan bagian dari

Vedha yang berkaitan dengan tindakan. Jadi, Vedha Purusha (Vedhic yang utama) adalah

seperti air mancur yang keluar dari sumurnya Aanandha. Itulah sebabnya mengapa

yajna ini disebut dengan Vedha purusha yajna.

Yajna (pengorbanan), adalah seperti takdir bagi setiap makhluk hidup. Hidup ditopang

oleh pengorbanan yang dilakukan oleh makhluk hidup. Setiap makhluk hidup mulai dari

yang paling kecil yaitu amoeba sampai pada para sarjana besar secara terus menerus

terlibat di dalam Yajna. Seorang ibu berkorban untuk anak-anaknya, seorang ayah

berkorban untuk keturunannya, seorang sahabat berkorban untuk temannya, seorang

individu berkorban untuk kelompoknya, saat sekarang berkorban untuk masa yang akan

datang, orang kaya berkorban untuk yang miskin dan yang lemah berkorban untuk yang

kuat --- semua ini adalah Yajna, persembahan, pengorbanan. Hanya, kebanyakan yang

melakukan pengorbanan adalah tidak sadar; tidak ikhlas, tidak dengan kebaikan.

Pengorbanan yang dilakukan bersifat karena takut atau tamak atau dengan pandangan

untuk mendapatkan hasil atau buah dari tindakan yang telah dilakukannya, atau hanya

karena naluri atau dorongan semata. Pengorbanan yang dilakukan harus dengan

kesadaran yang penuh, selain itu juga untuk meningkatkan perkembangan spiritual,

khususnya pada manusia. Kemudian, ketika hidup telah menjadi Yajnamaya (ladang

pengorbanan), egoisme akan menjadi hilang dan sungai akan menyatu dengan lautan.

Page 11: Wejangan Bhagavan Baba Tentang Yajna

Bawalah keluar pusaka adiluhung yang tidak terkira dari warisan negeri India

Aliran dari sungai Sarasawathi adalah aliran dari Yajna dan merupakan Vedhic Thriveni;

makna dan arti dari setiap nyanyian pujian dan ritual dari Vedha adalah Yajna. Setiap

bagian silabus dari Vedha adalah nama-nama Tuhan; dan setiap bagian silabus

mengandung tiga belas lakh (1.300.000) suku kata. Ketika sungai Saraswathi berada di

bawah sungai kembar yaitu Ganga dan Yamuna mengering maka akan terjadi tragedi

yang sangat menyedihkan; begitu juga ketika aliran dari Yajna mengering, maka akan

terjadi kehilangan yang sangat besar dalam kekayaan spiritual; karena ketika hal itu

terjadi maka India tidak bisa lanjut menjadi India. Bhaarathavarsha disebut dengan

Karmabhuumi, karena Yajna adalah karma yang paling bermanfaat. India merupakan

Vedhabhuumi (tanah dari Vedha), dan bukannya Vedhanabhuumi (tanah dari kesedihan

yang mendalam) yang segera akan terjadi. Vedhana atau penderitaan tidak akan pernah

datang jika Vedha dipelajari dan kembali dilaksanakan.

Besok, antara jam delapan dan sembilan pagi akan dilaksanakan Poornahuthi atau

persembahan terakhir ke dalam api suci. Saat itu adalah moment yang sangat berharga

di dalam setiap pelaksanaan Yajna; persembahan yang penuh dan terakhir dianggap

sebagai pemenuhan dari segi ritual. Namun disini, kalian harus menyimpan satu

kenyataan di dalam pikiran kalian. Aku tidak sedang melaksanakan Yajna ini; Aku adalah

DIA yang menerima persembahan dalam yajna.

Aku mengamati banyak dari kalian yang aktif untuk memperoleh benda seperti kayu

cendana, emas, batu berharga, dsb dari Bangalore atau Ananthapur pada waktu

Poornaahuthi. Benda-benda itu untuk dipersembahkan ke dalam api suci pada saat

Aahuthi terakhir dilakukan. Aku tidak mengijinkan siapapun untuk melakukan itu.

Adalah sangat gampang untuk membuang beberapa rupee dan membeli benda-benda

baru dari toko dan membawanya kesini dan mempersembahkannya ke dalam api dan

lalu mengatakan bahwa kalian telah melakukan tindakan pengorbanan yang besar. Aku

Page 12: Wejangan Bhagavan Baba Tentang Yajna

akan memberikan kalian tugas yang lebih sulit; kalian tidak bisa lepas dan lari dengan

mempersembahkan hal yang sepele. Aku ingin kalian semua, ketika bertepatan dengan

waktunya Poornaahuthi untuk mempersembahkan sesuatu ke dalam api suci, semuanya

harus berdiri dan secara hormat mempersembahkan dhurguna (sifat-sifat buruk) yang

kalian miliki seperti kesalahan-kesalahan, kelalaian, godaan, pelanggaran. Mulailah

mencari kualitas-kualitas buruk yang ada di dalam dirimu dari sekarang, gali dan

temukan mereka dari persembunyiannya, bawalah kesini besok dan dikemas dengan

rapi dan dengan dorongan terakhir buanglah semuanya itu ketika api poornaahuthi

menyala dengan besar. Inilah bagian yang harus kalian dapatkan dari pelaksanaan Yajna.

Itulah intinya, tidak lebih dan tidak kurang.

Orang-orang umumnya berpikir bahwa melepaskan kehidupan berkeluarga, rumah,

tanah ladang, dan bentuk lain dari kekayaan adalah sebuah Thyaga (pengorbanan).

Namun, itu bukanlah pengorbanan sama sekali! Hal ini bisa dilakukan dengan gampang.

Apa yang diperlukan adalah mengorbankan keinginan-keinginan yang dihasilkan. Itulah

pengorbanan yang sesungguhnya.

Athi Rudra Maha Yajna sedang dilaksanakan adalah untuk kesejahtraanm dunia. Ada

sebuah aspek yang sangat penting. Athi Rudra Maha Yajna melindungi dan

mengembangkan sifat atau kualitas keTuhanan di dalam diri manusia, dan juga menolak

dan melepaskan sifat-sifat jahat. Jadi, yajna ini bekerja untuk kesejahtraan umat

manusia. Yajna ini dapat dilakukan oleh siapapun juga yang tertarik dengan

kesejahtraan umat manusia.

Yajna seharusnya tidak dilaksanakan untuk mendapatkan hasil akhir yang

mementingkan diri sendiri namun yajna dilaksanakan untuk kesejahtraan seluruh umat

manusia.

Page 13: Wejangan Bhagavan Baba Tentang Yajna

Menghancurkan kecendrungan sifat-sifat buruk dan mengembangkan sifat baik dan

kualitas kebajikan adalah tujuan dari yajna.

Upacara pengorbanan dalam api suci

Yajur Vedha menguraikan secara terperinci tentang pentingnya Yajna. Semua Yajna

adalah untuk mengembangkan kedamaian dan kesejahtraan di dunia, karena itu

merupakan tujuan utama dari semua bagian Vedha. Nyanyian pujian dalam Yajur Vedha

adalah memuji kemuliaan dan kebesaran Tuhan dan menenangkan kekuatan Tuhan.

Sebagai hasilnya adalah, emas dan biji-bijian, kekayaan dan kemakmuran, berkecukupan

dan kemajuan yang didapat oleh umat manusia.

Yajna dipusatkan pada pemujaan pada api. Manusia terikat secara kuat dengan api

sepanjang hidupnya. Manusia adalah termasuk dalam ketegori makhluk yang berdarah

panas; kehangatan hati mendorong munculnya kecerdasan dan intuisi. Berdoa kepada

Tuhan dan menaruh persembahan ke dalam api merupakan tindakan yang akan

membawa hujan untuk mendapatkan hasil panen yang berlimpah. Api adalah media

yang begitu berguna untuk mendapatkan keselamatan dan keamanan dalam upaya

menjaga moralitas dan kebaikan. Samudra juga memiliki Agni (api) yang terpendam di

dalam lautan.

Api ada dimana-mana

Dalam upaya untuk menyalakan api di dalam tungku perapian pengorbanan suci, sebuah

kayu kecil sebagai pemutar diletakkan diatas sebuah kayu yang juga keras dan diputar

diatasnya untuk menghasilkan api. Kayu yang harus digunakan sebagai bahan yajna

adalah kayu pippala atau kayu beringin. Kayu penahan itu adalah ibu dan pemutar

diatasnya adalah ayah. Agni atau api yang keluar adalah seorang anak’ Api ini membakar

Page 14: Wejangan Bhagavan Baba Tentang Yajna

kedua orang tuanya --- Uurvasi adalah ibu dan Puruurava adalah ayah ketika anak ini

mulai lahir! Keduanya dibakar hangus menjadi abu, itulah yang dikatakan bahwa anak

akan menjadi satu dengan mereka dan mereka menjadi satu dengan anak-anak mereka.