5
INFEKSI PADA NEONATUS INFEKSI PADA NEONATUS Penyakit infeksi pada neonatus merupakan penyebab penting dalam morbiditas dan mortalitas neonatus. Belum sempurnanya sistim pertahanan tubuh neonatus, memudahkan terjadinya infeksi yang bersifat sitemik Infeksi pada neonatus dapat disebakan oleh bakteri, virus maupun parasit. Infeksi pada neonatus dapat digolongkan menjadi 2 kelompok, yaitu infeksi kongenital (infeksi yang terjadi pada periode intrauterin)dan infeksi perinatal (infeksi pada saat intrapartum dan sesudah lahir). Infeksi bakteri pada neonatus yang dapat bersifat kongenital maupun didapat biasanya merupakan penyebab sepsis dan meningitis dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Infeksi parasit dan virus biasanya dapat menimbulkan kelainan/kecacatan secara kongenital seperti infeksi toksoplasma, rubela, herpes ( TORCH infection ). Etiologi Infeksi bakterial Banyak bakteri dapat menyebabkan infeksi sistemik dengan infeksi dapat bersifat kongenital maupun didapat seperti : Lysteria spp, Mycobacterium tuberkulosis, E coli, pneumokokus, salmonela, enterokokus, streptokokus (sering Group B Streptococcus/ GBS )dan stafilokokus, Pseudomonas spp dan Klebsiella. Selain menyebabkan infeksi sistemik, infeksipun dapat bersifat lokal seperti terjadinya infeksi kulit,pneumoni, osteomielitis, artritis, otitis media, infeksi pada saluran pencernaan dan urogenital. Infeksi virus Yang sering menyebabkan infeksi kongenital/transplasenta antara lain CMV/Cytomegalo virus, Rubella, Parvo virus, HIV. Sedangkan yang sering menyebabkan infeksi yang didapat antara lain Herpes simplex virus, Varicella-zoster virus, hepatitis, RSV/Respiratory syncial virus. Infeksi parasit / jamur Sering disebabkan oleh kandida yang dapat bersifat infeksi lokal maupun sistemik, infeksi biasanya adalah infeksi yang didapat. Infeksi kongenital yang sering ditemukan adalah toxoplasma dan syphilis, keduanya sering menimbulkan kelainan/cacat kongenital. SEPSIS PADA NEONATUS (NEONATAL SEPSIS) Adalah suatu sindrom klinik dari infeksi sistemik akibat bakteriemia yang terjadi pada bulan pertama kehidupannya. Patofisiologi. Berdasarkan patogensisnya, sepsis pada neonatus dapat dibagi menjadi : Sepsis awitan dini ( early – onset sepsis ) Gejala akan timbul pada 5 – 7 hari pertama. Infeksi dapat terjadi transplasenta dari ibu yang mengalami bakteriemia, pada saat peripartum seperti terinfeksinya cairan amnion dan korioamnionitis akibat ketuban yang pecah sehingga bakteri dari jalan lahir masuk kedalam cairan amnion atau pada saat kelahiran dimana infeksi biasanya didapat dari jalan lahir. Sepsis awitan dini ini biasanya mendadak dan berat dengan angka kematian yang tinggi. Sepsis awitan lanjut ( late-onset sepsis ) Biasanya gejala sepsis akan timbul setelah usia 1 minggu, paling cepat pada usia 5 hari, penyakitnya biasanya tidak seberat early-onset sepsis. Secara klinis fokus infeksi lebih jelas dan yang paling sering adalah didapatkan meningitis bersamaan dengan sepsinya.Sering akibat infeksi yang didapat dengan sumber infeksi biasanya didapat dari jalan lahir, dari lingkungan sesudah lahir atau peralatan penunjang kesehatan yang digunakan. Sepsis akibat infeksi nosokomial. Infeksi didapat dari lingkungan, bayi prematur khususnya akan lebih sering mengalami infeksi Search Cari Askep dan Yang Lain: Ads Powered by: KumpulBlogger.com Demo Targeted Ads Willem Pieter 23 have me in circles View all Add to circles Google+ Followers converted by Web2PDFConvert.com

Yayannerz Blogspot Com

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lapsus

Citation preview

  • INFEKSI PADA NEONATUS

    INFEKSI PADA NEONATUSPenyakit infeksi pada neonatus merupakan penyebab penting dalam morbiditas dan mortalitasneonatus. Belum sempurnanya sistim pertahanan tubuh neonatus, memudahkan terjadinyainfeksi yang bersifat sitemik Infeksi pada neonatus dapat disebakan oleh bakteri, virus maupunparasit. Infeksi pada neonatus dapat digolongkan menjadi 2 kelompok, yaitu infeksi kongenital(infeksi yang terjadi pada periode intrauterin)dan infeksi perinatal (infeksi pada saatintrapartum dan sesudah lahir). Infeksi bakteri pada neonatus yang dapat bersifat kongenital maupun didapat biasanyamerupakan penyebab sepsis dan meningitis dengan angka morbiditas dan mortalitas yangtinggi. Infeksi parasit dan virus biasanya dapat menimbulkan kelainan/kecacatan secarakongenital seperti infeksi toksoplasma, rubela, herpes ( TORCH infection ).

    EtiologiInfeksi bakterialBanyak bakteri dapat menyebabkan infeksi sistemik dengan infeksi dapat bersifat kongenitalmaupun didapat seperti : Lysteria spp, Mycobacterium tuberkulosis, E coli, pneumokokus,salmonela, enterokokus, streptokokus (sering Group B Streptococcus/ GBS )dan stafilokokus,Pseudomonas spp dan Klebsiella. Selain menyebabkan infeksi sistemik, infeksipun dapatbersifat lokal seperti terjadinya infeksi kulit,pneumoni, osteomielitis, artritis, otitis media, infeksipada saluran pencernaan dan urogenital.

    Infeksi virusYang sering menyebabkan infeksi kongenital/transplasenta antara lain CMV/Cytomegalo virus,Rubella, Parvo virus, HIV. Sedangkan yang sering menyebabkan infeksi yang didapat antaralain Herpes simplex virus, Varicella-zoster virus, hepatitis, RSV/Respiratory syncial virus.

    Infeksi parasit / jamurSering disebabkan oleh kandida yang dapat bersifat infeksi lokal maupun sistemik, infeksibiasanya adalah infeksi yang didapat. Infeksi kongenital yang sering ditemukan adalahtoxoplasma dan syphilis, keduanya sering menimbulkan kelainan/cacat kongenital.

    SEPSIS PADA NEONATUS (NEONATAL SEPSIS)Adalah suatu sindrom klinik dari infeksi sistemik akibat bakteriemia yang terjadi pada bulanpertama kehidupannya.

    Patofisiologi.Berdasarkan patogensisnya, sepsis pada neonatus dapat dibagi menjadi :Sepsis awitan dini ( early onset sepsis )Gejala akan timbul pada 5 7 hari pertama. Infeksi dapat terjadi transplasenta dari ibu yangmengalami bakteriemia, pada saat peripartum seperti terinfeksinya cairan amnion dankorioamnionitis akibat ketuban yang pecah sehingga bakteri dari jalan lahir masuk kedalamcairan amnion atau pada saat kelahiran dimana infeksi biasanya didapat dari jalan lahir.Sepsis awitan dini ini biasanya mendadak dan berat dengan angka kematian yang tinggi.

    Sepsis awitan lanjut ( late-onset sepsis )Biasanya gejala sepsis akan timbul setelah usia 1 minggu, paling cepat pada usia 5 hari,penyakitnya biasanya tidak seberat early-onset sepsis. Secara klinis fokus infeksi lebih jelasdan yang paling sering adalah didapatkan meningitis bersamaan dengan sepsinya.Seringakibat infeksi yang didapat dengan sumber infeksi biasanya didapat dari jalan lahir, darilingkungan sesudah lahir atau peralatan penunjang kesehatan yang digunakan.

    Sepsis akibat infeksi nosokomial.Infeksi didapat dari lingkungan, bayi prematur khususnya akan lebih sering mengalami infeksi

    Search

    Cari Askep dan Yang Lain:

    Ads Poweredby:KumpulBlogger.comDemo Targeted Ads

    Willem Pieter

    23 have me incircles

    Viewall

    Add to circles

    Google+ Followers

    converted by Web2PDFConvert.com

  • nosokomial yang berhubungan dengan lebih lamanya perawatan di rumah sakit khususnyadiruangan perawatan intensif dengan segala alat bantu.

    Faktor resiko1. Infeksi pada ibu selama kehamilan, ibu usia muda, tidak pernah PNC, status ekonomi

    yang rendah, kehamilan ganda.2. Ketuban pecah dini, atau ketuban pecah lebih dari 18 jam sebelum kelahiran.3. Kelainan cairan amnion seperti berbau, terdapat mekonium, cairan berwarna keruh.4. Berat badan lahir rendah dan prematuritas. Prematur merupakan faktor yang utama

    terjadinya sepsis.5. Resusitasi yang kompleks yang meningkatkan terjadinya trauma pada saat resusitasi.6. Dilakukanya prosedur yang infasif pada neonatus, manipulasi pemeriksaan, pemberian

    susu formula.7. Bayi dengan galaktosemia, gangguan sistim imun, asplenia defek kongenital yang lain.8. Terapi dengan preperat besi dimana bakteri akan tumbuh lebih subur.

    Gejala klinisGejala klinis dari sepsis biasanya tidak spesifik, bayi dengan sepsis sering menunjukan gejalatidak mau minum (poor feeding), aktifitas berkurang/tampak tidak sehat (not doing well), tidakresponsif. Gejala-gejala ini hampir sama dengan RDS, gangguan metabolik, penyakit padasistim hematologis, penyakit jantung dan susunan syaraf. Gejala lain yang lebih spesifiklainnya termasuk :

    1. Suhu tubuh yang tidak stabil.2. Perubahan dalam kebiasaan/gejala susunan syaraf pusat seperti iritabel, letargik,

    kejang, UUB membonjol, gangguan syaraf yang bersifat fokal, serta hilangnya refleksprimitif.

    3. Distres pernafasan, apnea, takhipnea atau peningkatan kebutuhan oksigen.4. Gangguan sistim kardiovaskuler, hipotensi, takikardia, perfusi yang buruk dan syok.5. Muntah, diare, distensi abdomen,bab berdarah.6. Oliguria, hematuria.7. Gangguan dan infeksi kulit8. Ikterik, petekie9. Asidosis metabolik

    10. Gangguan metabolik , hipo/hiperglikemi

    Pemeriksaan penunjangKultur/biakanKultur yang positif merupakan gold standart dari diagnosis sepsis. Sampel pemeriksaantermasuk darah, cairan serebrospinal, urine, cairan lain. Sebelum kultur dapat dilakukanpemeriksaan dengan pewarnaan gram terlebih dahulu. Hasil kultur darah yang negatif tridakmenyingkirkan diagnosis sepsis neonatorum.

    Pemeriksaan hematologi.Jumlah leukosit yang sangat tinggi ( >25.000 ) atau sangat rendah ( < 5.000 ), terutama jikaleukopeni menetap, dugaan kuat terdapatnya sepsis. Netropenia yang menetap merupakanindikator yang kuat. Rasio netrofil batang : segmen lebih dari 0,3. Trombosit yang rendah danpeningkatan waktu pembekuan perdarahan, tanda-tanda DIC. Pemeriksaan marker radangyang akut seperti CRP yang meningkat, LED meningkat, peningkatan beberapa sitokin danTNF.

    Pemeriksaan radiologiTerutama jika disertai dengan gejala gangguan saluran nafas, diperlukan foto thoraks.

    TerapiTerapi umum/suportif:Sebaiknya dirawat diruang khusus/isolasi/inkubator, suhu tubuh dipertahankan stabil,pemberian oksigen yang adekuat, nutrisi dan cairan yang adekuat sesuai dengan kebutuhan.

    Pemberian antibiotik :Pemilihan jenis antibiotik sebelum didapatkan hasil kultur dan resistensi test haruslahberdasarkan organisme yang paling sering menyebabkan infeksi dan sepsis pada daerahtertentu yang dapat berbeda dari daerah lain. Untuk early onset sepsis dapat diberikanpenicillin atau ampicillin dikombinasi dengan aminoglikosida seperti gentamisin. Pada yanglate-onset dimana biasanya terdapat juga meningitis dapat diberikan cefalosporin untukpenetrasi ke SSP lebih baik.

    Terapi lainTermasuk disini pemberian imunoterapi, transfusi darah dan produk darah, penanganankejang dan tindakan bedah

    KomplikasiDapat terjadi syok septik, meningitis purulenta, status konvulsi, gagal nafas, gangguan

    Laporan Pendahuluan ASKEP DengueHigh Fever (DHF) atau ASKEPDemam berdarah Dengue (DBD)

    ASUHAN KEPERAWATAN JIWAPADA KLIEN DENGAN HALUSINASIPENDENGARAN

    ASUHAN KEPERAWATAN PADABAYI BARU LAHIR

    Popular Posts

    2011 (83) 2012 (89)

    January (7)February (28)March (5)April (7)May (21)June (10)July (1)August (2)September (3)October (5)

    2013 (81) 2014 (10)

    Blog Archive

    converted by Web2PDFConvert.com

  • keseimbangan cairan dan elektrolit, DIC, NEC, gagal jantung.

    INFEKSI GONOKOKUSAdalah infeksi yang disebabkan oleh Neiseria gonorrhea, diplokokus gram negatif. Termasukdalam penyakit menular seksual, dengan predileksi penyakit pada mukosa. Infeksi pada padawanita biasanya asimtomatik, dan dapat menularkan pada neonatus pada saat kelahiran.Masa inkubasi 2 - 7 hari, profilaksis terhadap terjadinya ophthalmia neonatorum denganpemberian salep mata eritromisin sangat dianjurkan. Pada neonatus infeksi dapat berupa optalmia neonatorum, infeksi pada kulit kepalaakibat tindakan pemeriksaan pada saat kelahiran, vaginitis, dan dapat menyebabkan infeksiyang luas ( bakteriemia, artritis, meningitis, endokarditis ). Diagnosa pasti dengan kultur daridarah, sekret mata, cairan LCS. Pengobatan dengan pemberian antibiotik, saat ini digunakan golongan sefalosporingenerasi 3. Pada bayi yang asimtomatik yang dilahirkan dari ibu yang menderita infeksi yangtidak diobati diberikan pengobatan single-dose disamping pemberian profilaktis pada mata.Pada bayi dengan optalmia neonatorum disamping antibiotik dilakukan juga irigasi pada mata.Pada bayi dengan infeksi yang meluas, antibiotik diberikan selama 7 14 hari.

    SYPHILISDisebabkan oleh Treponema pallidum, suatu spirocaeta yang termasuk dalam penyakitmenular seksual yang dapat ditularkan pada fetus. Infeksi pada masa kehamilan dapatmenyebabkan aborsi, kelahiran prematur, hidrops fetalis dan syphilis kongenital. Syphiliskongenital dapat bermanifestasi sebagai Early congenital syphilis dan Late congenital syphilis.

    Early congenital syphilisGejala timbul pada 2 tahun pertama, ditandai dengan rinitis yang hemoragik, anemia hemolitik,hepatosplenomegali, limfadenopati, lesi pada mukokutan, periostitis, osteokondrosis,trombositopenia dan dapat disertai meningitis.

    Late congenital syphilisPada awalnya bayi akan asimtomatik, kemudian akan timbul gejala setelah usia 2 tahun,biasanya pada sistim syaraf pusat dan muskuloskeletal yang dapat berupa periostitis padatulang parietal dan frontal, Hutchinson teeth, mulbery molars, saddle-nose, saber-shin, dan tuliakibat kerusakan nervus VIII (biasanya timbul pada usia 10 14 tahun.), rhagades dankelainan sistim syaraf pusat lainnya. Jika pada masa bayi infeksi ini tidak diobati, maka akanmeningkatakan resiko terjadinya gejala late onset ini.

    Pada bayi dengan dugaan terjadinya infeksi syphilis kongenital ini harus dilakukanpemeriksaan yang lengkap termasuk pada pemeriksaan fisik bayi, pemeriksaan plasenta dantali pusat dan pemeriksaan serologis. Diagnosa pasti dengan ditemukannya spirochaetadengan pemeriksaan mikroskopis lapangan gelap dari plasenta atau tali pusat, cairan jaringanyang mengalami infeksi ( LCS, eksudat jaringan). Terapi dengan penicillin G ( drug of choice )yang diberikan secara parenteral dengandosis 100.000 150.000 unit/kg BB/hari selama 14 21 hari.

    RUBELLADisebabkan oleh virus rubela, suatu RNA virus, dengan masa inkubasi 14 -23 hari. Jika infeksiterjadi setelah dilahirkan, biasanya akan menimbulkan penyakit yang ringan dengan gejalatimbulnya rash makulopapular yang eritematus, limfadenopati yang general disertai demamyang tidak tinggi. Penyakit rubela yang kongenital terjadi akibat infeksi transplasenta dari ibu yangmenderita infeksi rubela. Manifestasi klinis pada bayi dengan rubela kongenital dapat ringanatau tanpa gejala/kelainan sampai pada kelaian kongenital yang berat. Resiko terjadinyakelainan kongenital sangat tergantung dari usia kehamilan terjadinya infeksi rubela pada ibuhamil. Kelainan kongenital tibul lebih sering jika ibu terinfeksi pada usia kehamilan muda.Gejala dapat berupa :

    a. Pada mata : katarak, microphthalmia, gaukoma dan korioretinitisb. Jantung : PDA, stenosis arteri pulmonalis perifer, ASD atau VSD.c. Tuli sensorikd. Susunan syaraf : mikrosefali, meningoensefalitis, retardasi mental, gagal tumbuh,

    gangguan perilaku.e. Retardasi pertumbuhan dengan kelainan pada tulangf. DIC dengan hepatosplenomegali, trombositopenia, ikterus, purpura (Blueberry

    muffin appearance).

    Penanganan bersifat suportif dengan memperhatikan perkembanganneurodevelopmental dari bayi yang lahir dengan rubela kongenital. Pencegahan terjadinyainfeksi terhadap ibu hamil menjadi sangat penting.

    NUTRISI PADA NEONATUS

    Penilaian Pertumbuhan Bayi

    converted by Web2PDFConvert.com

  • Diposkan oleh Willem Pieter

    Pengukuran antropometrik ( berat badan, tinggi/panjang badan, lingkar kepala ) secaraberkala sangat diperlukan untuk menilai pertumbuhan dari seorang bayi.

    Berat Badan: bayi akan kehilangan 10 15 % dari berat badan lahirnya pada minggupertama akibat perubahan cairan dalam tubuhnya, kemudian diikuti dengan kenaikan beratbadan pada minggu ke 2, kenaikan berat badan ini ( regain ) akan lebih lambat pada bayiprematur. Dalam keadaan normal bayi akan bertambah berat badannya 10 20 gram/kgBB/hari ( atau rata-rata 20 -30 gram/hari ) .

    Panjang Badan: rata-rata pertambahan panjang bayi aterm 0,7 0,8 cm/minggu, dan0,8 1,0 cm/minggu pada bayi prematur.

    Lingkar Kepala : pertambahan ukuran lingkar kepala tidak boleh lebih dari 1,25cm/minggu, jika lebih dari pertambahan tersebut kemungkinan hidrosefalus atau perdarahanintrakranial harus dipertimbangakan.

    Kebutuhan Nutrisi BayiKebutuhan kaloriUntuk mempertahankan berat badan dibutuhkan 50 60 kkal/kg/hariUntuk menaikan berat badan dibutuhkan 100 120 kkal/kg/hari pada bayi aterm dan 110 -140kkal/kg/hari pada bayi prematur

    Kebutuhan karbohidratDiperlukan sekitar 10 30 gram/kg/hari untuk memenuhi 40 -50% kebutuhan kalori. Pada bayidengan kelainan paru yang kronis jumlah kalori dari karbohidrat harus lebih sedikit.

    Kebutuhan proteinDiperlukan 2,25 4,0 gram/kg/hari untuk memenuhi 7 16% kebutuhan kalori. Pada bayidengan BBLR asupan protein jangan lebih dari 4.0 gram/kg/hari.

    Kebutuhan lemakDibutuhkan 5 7 gram/kg/hari untuk memenuhi 40 55% kebutuhan kalori..

    Kebutuhan vitamin dan mineralBiasanya dapat dipenuhi dari asupan minum, pemberian tambahan harus hati-hati karenavitamin dapat menyebabkan toksisitas akibat belum matangnya fungsi hati dan fungsi ginjal.Pemberian tambahan vitamin dan mineral sangat tergantung dari kebutuhan dan keadaanneonatus.

    Kebutuhan cairanUntuk melaksanakan fungsi metabolisme yang baik, perlu dipertahankan keseimbangan cairanyang dalam hal ini berhubungan dengan distribusi cairan dalam tubuh, asupan cairan dankehilangan cairan. Distribusi cairan dalam tubuh selalu berubah sesuai dengan umurkehamilan, demikian pula untuk kehilangan cairan dimana terdapat perbedaan dalam fungsiginjal dan insensible water loss (IWL) antara bayi prematur dan aterm. Makin kecil seorangbayi (BBLR atau prematur ) makin besar IWL. Selain dari keadaan bayi hal lain dapatmempengaruhi kebutuhan cairan seorang bayi antara lain, warmer, kelembaban udara,fototerapi dan status pernafasannya. Secara umum kebutuhan cairan seorang bayi adalah 60 80 ml/kg/hari untuk bayiaterm dan 80 100 ml/kg/hari untuk bayi prematur pada hari pertama, dan akan meningkatsebanyak 10 20 ml/kg/haripada bayi aterm, 20 40 ml/kg/hari untuk bayi prematur sampaimencapai 180-200 ml/kg/hari.

    Pemberian minum pada bayi ( infant feeding )Bayi aterm yang sehat harus segera diberi ASI pada jam pertama kehidupannya.Dibandingkan dengan susu formula, ASI memiliki banyak kelebihan terutama untuk bayiprematu atau bayi yang mempunyai masalah. Beberapa faktor yang harus diperhatikansebelum pemberian minum antara lain:

    1. Tidak didapatkan sekresi oral yang berlebih, muntah, aspirasi gaster yang berwarnakuning ( bilious-stained)

    2. Abdomen lembut, tidak kembung dengan bising usus yang normal3. Respirasi 1500 gram yang stabil, atau ditunggu sampai 3 hari tergantung darikeadaan bayi.

    5. Bayi-bayi dengan riwayat asfiksia, dengan ventilator, sepsis, pemberian minum dapatditunda dan dengan memperhatikan untuk terjadinya komplikasi seperti terjadinya NEC.

    Recomendar esto en Google

    converted by Web2PDFConvert.com

  • Newer Post Older Post

    No comments yet

    Add a comment

    Post a Comment

    Home

    converted by Web2PDFConvert.com