Upload
james-rambo-omega
View
224
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tahun 2005 ada buku
Citation preview
20°C, Suhu ruangan (28°C), dan 40°C berturut turut adalah 1,176 cP, 0,999 cP
dan 0,729 cP. Sedangkan viskositas larutan Sirup Markisa Pohon Pinang dengan
konsentrasi 10% pada suhu 20°C, 30°C, dan 40°C berturut turut adalah 1,929 cP,
1,681 cP, dan 1,390 cP. Sedangkan viskositas larutan Sirup Markisa Pohon Pinang
dengan konsentrasi 12% pada suhu 20°C, 30°C, dan 40°C berturut turut adalah 2,025
cP, 1,619 cP, dan 1,371 cP.
Berdasarkan teori, viskositas dari suatu cairan akan meningkat dengan
berkurangnya temperatur. Molekul–molekul zat cair jaraknya berdekatan dengan
gaya kohesi yang kuat antara molekul dan hambatan terhadap gerak relatif antara
lapisan–lapisan fluida yang bersebelahan berhubungan dengan gaya antar molekul
ini. Dengan meningkatnya temperatur, gaya kohesi ini berkurang dan mengakibatkan
berkurangnya hambatan terhadap gerakan. Karena viskositas adalah indeks dari
hambatan ini, maka viskositas berkurang dengan meningkatnya temperatur
Secara matematis ditulis sebagai berikut :
RTEaAe /1 (Yazid, 2005)
dimana: Ea = energi aktifasi T = temperatur
μ = viskositas R = konstanta gas
(Yazid, 2005).
Maka dari grafik diatas dapat disimpulkan hasil percobaan sesuai dengan
teori untuk semua sampel.
Berdasarkan teori, larutan yang konsentrasinya tinggi, viskositasnya juga
akan tinggi, sedangkan untuk larutan yang konsentrasinya rendah, viskositasnya juga
akan rendah (Yazid, 2005).
Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
(Yazid,2005)
dimana ρ = vm
Mr
10.%.ρM
10.%
M.Mrρ
dimana:
ρ = densitas t = waktu L = panjang pipa
g = percepatan gravitasi r = jari-jari pipa
h = beda ketinggian V = volume
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh
dari percobaan telah sesuai dengan teori untuk sampel sirup markisa pohon pinang
20°C, 30°C, 40°C dan untuk sampel Dietil Eter 28°C, namun untuk sampel dietil eter
15°C dan 40°C hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan teori.
Penyimpangan tersebut disebabkan oleh :
1. Sulit mempertahankan suhu yang telah ditentukan saat analisa viskositas.
2. Ketidaktelitian ketika melihat cairan tersebut mengalir melewati batas atas dan
batas bawah yang ada pada viskometer Ostwald.
4.1.1 Pengaruh Berat Molekul Terhadap Viskositas
Di bawah ini Gambar 4.3 mengenai Pengaruh Berat Molekul terhadap
viskositas sebagai berikut:
Gambar 4.3 Grafik Pengaruh Berat Molekul Terhadap Viskositas
Grafik di atas menunjukkan bahwa kurva mengalami kenaikan untuk sampel
Dietil Eter 20°C dan 28°C, namun untuk sampel Dietil Eter 40°C kurva mengalami
penurunan.Berat molekul Dietil Eter pada konsentrasi 10%, 11%, 12% berturut-turut
adalah 23,60 gr/mol, 24,16 gr/mol, dan 24,90 gr/mol. Viskositas Dietil Eter pada
20°C sebesar 1,153 cP untuk BM 23,60 gr/mol, 1,165 untuk BM 24,16 gr/mol, dan
1,176 cP untuk BM 24,90 gr/mol. Viskositas Dietil Eter pada 28°C sebesar 0,951 cP
untuk BM 23,60 gr/mol, 0,975 cP untuk BM 24,16 gr/mol, dan 0,999 cP untuk BM
24,90 gr/mol. Viskositas Dietil Eter pada 40°C sebesar 0,766 cP untuk BM 23,60
gr/mol, 0,748 cP untuk BM 24,16 gr/mol dan 0,729 cP untuk BM 24,90 gr/mol.
Berdasarkan teori viskositas berbanding lurus dengan bertambahnya berat
molekul yang dinyatakan dengan rumus matematis sebagai berikut :
[µ] = kMα
[µ] = k
MR
gr
dimana :
[µ] = viskositas intrinsik
k = konstanta pelarut
α = konstanta
M = konsentrasi zat
(Yazid,2005).
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh
dari percobaan telah sesuai dengan teori untuk sampel Dietil Eter 20°C dan 28°C,
namun untuk sampel Dietil Eter 40°C hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan teori.
Penyimpangan tersebut disebabkan oleh :
1. Sulit mempertahankan suhu yang telah ditentukan saat analisa viskositas.
2. Ketidaktelitian ketika melihat cairan tersebut mengalir melewati batas atas dan
batas bawah yang ada pada viskometer Ostwald.
4.1.2 Pengaruh Densitas Terhadap Viskositas
Di bawah ini Gambar 4.4 mengenai Pengaruh Densitas terhadap Viskositas
sebagai berikut:
Gambar 4.4 Grafik Pengaruh Densitas Terhadap Viskositas
Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa kurva menunjukan penurunan.
Larutan Dietil Eter 10% pada suhu 20°C dengan densitas 1,014 gr/ml viskositasnya
sebesar 1,153 cP, pada suhu 28°C dengan densitas sebesar 1,009 gr/ml viskositasnya
sebesar 0,951 cP, dan pada suhu 40°C dengan densitas sebesar 1,014 gr/ml
viskositasnya sebesar 0,766 cP. Larutan Dietil Eter 12% pada suhu 20°C dengan
densitas 1,019 gr/ml viskositasnya sebesar 1,176 cP, pada suhu 28°C dengan densitas
sebesar 1,005 gr/ml viskositasnya sebesar 0,999 cP, dan pada suhu 40°C dengan
densitas sebesar 1,009 gr/ml viskositasnya sebesar 0,729 cP. Sirup Markisa Pohon
Pinang 10% pada suhu 20°C dengan densitas 1,215 gr/ml viskositasnya sebesar
1,929 cP, pada suhu 30°C dengan densitas sebesar 1,211 gr/ml viskositasnya sebesar
1,681 cP, dan pada suhu 40°C dengan densitas sebesar 1,210 gr/ml viskositasnya
sebesar 1,390 cP. Sirup Markisa Pohon Pinang 12% pada suhu 20°C dengan densitas
1,214 gr/ml viskositasnya sebesar 2,025 cP, pada suhu 30°C dengan densitas sebesar
1,218 gr/ml viskositasnya sebesar 1,619 cP, dan pada suhu 40°C dengan densitas
sebesar 1,213 gr/ml viskositasnya sebesar 1,371 cP
Secara teori, nilai viskositas sebanding dengan nilai densitas suatu cairan.
Jadi, bila densitas suatu cairan tinggi, maka viskositas cairan tersebut juga akan
meningkat (Yazid, 2005).
Secara sistematis dapat ditulis sebagai berikut:
(Yazid, 2005)vD
N R
dimana: = ialah rapat massa fluida,
v = kecepatan alir rata-rata,
= viskositas,
D = diameter pipa.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa percobaan untuk
Dietil Eter pada konsentrasi 10% dan 12% serta sirup markisa pohon pinang pada
konsentrasi 10% dan 12% telah sesuai dengan teori.