Upload
dodien
View
400
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
PEMBAHASAN
2
SUPE
R CO
ACH
K O G N I T I FB A B 1
PEMBAHASANUJI KOMPETENSI MANDIRI
A. Pilihan Ganda
1. Fisika merupakan kumpulan pengetahuan atau jalan berpikir dan cara untuk penyelidikan. Dalam penerapan ilmu fisika harus memperhatikan hakikat fisika sebagai berikut.
(1) Fisika sebagai produk
(2) Fisika sebagai sikap
(3) Fisika sebagai proses
Jawaban: E
2. (A) Hasil-hasil penemuan dari berbagai kegiatan penyelidikan yang kreatif dari para ilmuwan dikumpulkan dan disusun secara sistematik menjadi sebuah kumpulan pengetahuan yang kemudian disebut sebagai produk atau “a body of knowledge”. Pengelompokan hasil-hasil penemuan itu menurut bidang kajian yang sejenis menghasilkan ilmu pengetahuan yang kemudian disebut sebagai fisika, kimia, dan biologi. Untuk fisika, kumpulan pengetahuan itu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus, teori dan model.
(B) IPA sebagai proses atau juga disebut sebagai “a way of investigating” memberikan gambaran mengenai bagaimana para ilmuwan bekerja melakukan penemuan-penemuan. Jadi, IPA sebagai proses memberikan gambaran mengenai pendekatan yang digunakan untuk menyusun pengetahuan. Dalam IPA dikenal banyak metode yang menunjukkan usaha manusia untuk menyelesaikan masalah.
(C) Pemikiran-pemikiran para ilmuwan menggambarkan rasa ingin tahu dan rasa penasaran mereka yang besar,
diiringi dengan rasa percaya, sikap objektif, jujur, dan terbuka serta mau mendengarkan pendapat orang lain. Sikap-sikap itulah yang kemudian memaknai hakikat fisika sebagai sikap atau “a way of thinking”.
(D) Merangkum semua cabang ilmu maksudnya ada keterkaitan antara fisika dengan cabang ilmu lainnya seperti kimia (kimia fisika), biologi (biofisika), dan matematika (fisika matematika).
(E) Lihat penjelasan pada opsi A, B, dan C.
Jawaban: A
3. (A) Rasa ingin tahu adalah suatu emosi yang berkaitan dengan perilaku ingin tahu seperti eksplorasi, investigasi, dan belajar.
(B) Berpikir kritis adalah seni menganalisis gagasan berdasarkan penalaran logis. Berpikir kritis bukanlah berpikir lebih keras, melainkan berpikir lebih baik. Seseorang yang mengasah kemampuan berpikir kritisnya biasanya memiliki tingkat keingintahuan intelektual (intellectual curiosity) yang tinggi.
(C) Tekun adalah salah satu sifat dari orang sukses. Orang yang sukses di bidang apa pun memiliki sifat tekun. Sikap tekun membuat orang terjauh dari putus asa, setia terhadap tanggung jawabnya, serta pekerjaan sulit menjadi mudah.
(D) Menyusun hipotesis (hypo = sebelum; thesis = pernyataan/pendapat) adalah suatu pernyataan yang pada waktu diungkapkan
FISI
KA S
MA/
MA
X
3
belum diketahui kebenarannya, tetapi memungkinkan untuk diuji dalam kenyataan empiris.
(E) Sistematis adalah segala usaha untuk merumuskan sesuatu secara logis sehingga membentuk suatu sistem yang utuh, terpadu, menyeluruh, dan mampu menjelaskan rangkaian yang menyangkut obyeknya.
Menyusun hipotesis bukanlah suatu sikap, melainkan tahapan metode ilmiah.
Jawaban: D
4. Kegiatan pemikiran para ilmuwan fisika dipandang sebagai kegiatan kreatif karena ide-ide dan penjelasan-penjelasan dari suatu gejala alam dianalisis dalam pikiran. Karenanya, pemikiran para ilmuwan sangat berkaitan dengan hakikat fisika sebagai sikap.
Jawaban: C
5. (A) Produk fisika adalah hasil akumulasi para perintis fisika terdahulu dan umumnya telah tersusun secara lengkap dan sistematis. Contohnya kulkas, AC, dan mesin kalor menggunakan konsep termodinamika; pesawat terbang dan kapal selam menggunakan konsep fluida; dan sepeda menggunakan konsep pesawat sederhana.
(B) Rumus fisika adalah suatu konsep atau pola dalam menyelesaikan perhitungan dalam pengukuran dalam fisika seperti pengukuran panas, tekanan gas, suhu, gaya angkat, dan daya listrik.
(C) Fakta adalah keadaan atau kenyataan yang sesungguhnya dari segala peristiwa yang terjadi di alam. Fakta merupakan dasar bagi konsep, prinsip, hukum, teori, dan model. Sebaliknya kita juga dapat menyatakan bahwa keberadaan
konsep, prinsip, hukum, teori, dan model adalah untuk menjelaskan dan memahami fakta.
(D) Teori disusun untuk menjelaskan sesuatu yang tersembunyi atau tidak dapat langsung diamati, misalnya teori atom, teori kinetik gas, teori relativitas.
(E) Postulat adalah pernyataan matematika yang disepakati benar tanpa perlu adanya pembuktian. Sebagian orang mengatakan postulat = aksioma sehingga mereka dapat dipertukarkan. Hal ini karena di dalam suatu materi terkadang telah ditentukan pernyataan yang telah disepakati kebenarannya sehingga disebut aksioma.
Jawaban: A
6. Tujuan mempelajari fisika adalah untuk memahami interaksi antarbenda dan gejala di alam serta menjelaskan fenomena-fenomena alam yang terjadi. Fisika berkaitan dengan perilaku dan struktur benda, terutama benda mati. Benda-benda tersebut meliputi benda yang sangat besar hingga benda yang sangat kecil. Kumpulan pengetahuan dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus, teori, dan model. Jadi, kelima pernyataan pada soal benar adanya.
Jawaban: E
7. Fisika tidak akan berkembang tanpa adanya pengamatan yang dikemas dalam rangkaian kegiatan percobaan atau eksperimen. Kegiatan ilmiah tersebut dilakukan untuk membuktikan kebenaran suatu teori atau untuk menciptakan teori baru.
Jawaban: A
8. Fakta adalah keadaan atau kenyataan yang sesungguhnya dari segala peristiwa yang terjadi di alam. Fakta merupakan dasar bagi konsep, prinsip, hukum, teori, dan model. Dapat pula dinyatakan
4
SUPE
R CO
ACH
bahwa adanya konsep, prinsip, hukum, teori, dan model hadir untuk menjelaskan dan memahami fakta.
Konsep adalah abstraksi dari berbagai kejadian, objek, fenomena, dan fakta. Konsep memiliki sifat-sifat dan atribut-atribut tertentu.
Prinsip fisika tidak mengatur kejadian alam atau fakta, melainkan kejadian alam atau faktalah yang dijelaskan oleh prinsip dan atau hukum.
Hukum dibentuk oleh fakta atau fakta-fakta dan konsep atau konsep-konsep.
Teori disusun untuk menjelaskan sesuatu yang tersembunyi atau tidak dapat langsung diamati, misalnya teori atom, teori kinetik gas, dan teori relativitas.
Jawaban: D
9. Urutan metode ilmiah, dapat diingat dengan mudah menggunakan jembatan keledai MaHeAK yang merupakan singkatan dari Merumuskan masalah → Mengumpulkan datA → Hipotesis → Eksperimen → Analisis → Kesimpulan.
Jadi, setelah merumuskan masalah tahapan selanjutnya adalah mengumpulkan data.
Jawaban: C
10. Ingat MaHEAK. Jadi, langkah pertamanya adalah merumuskan masalah.
Jawaban: A
11. Untuk membuktikan hipotesis, perlu melakukan eksperimen. Ingat MaHEAK, langkah selanjutnya setelah Hipotesis adalah Eksperimen.
Jawaban: A
12. Setiap metode ilmiah selalu disandarkan pada data empiris. Maksudnya, masalah yang hendak ditemukan jawabannya harus tersedia datanya, yang diperoleh dari hasil pengukuran secara objektif. Ada atau tidak tersedia data empiris merupakan salah satu kriteria penting dalam metode ilmiah. Apabila masalah
dirumuskan lalu dikaji tanpa data empiris, maka itu bukanlah bentuk metode ilmiah.
Jawaban: A
13. Hasil yang diperoleh dalam penelitian tersebut adalah suhu. Suhu termasuk data kuantitatif karena dinyatakan dalam angka.
Jawaban: B
14. Variabel bebas merupakan variabel yang dapat diubah secara bebas. Pada penelitian tersebut, variabel bebasnya adalah kalor sementara suhu dan wujud zat merupakan variabel terikat. Hal ini karena suhu suhu dan wujud zat dipengaruhi oleh kalor sebagai variabel bebas.
Jawaban: A
15. Dalam kegiatan pengukuran dalam fisika, kesesuaian alat-alat ukur yang digunakan untuk memperoleh data pengukuran harus diperhatikan. Alat ukur harus digunakan sesuai fungsinya. Misalnya, ketika Anda menggunakan multimeter, Anda harus menggunakan alat tersebut untuk mengukur arus, tegangan atau hambatan listrik.
Jawaban: A
16. Semakin kecil simpangan baku (standar deviasi), berarti semakin terkumpul distribusi skornya, demikian juga sebaliknya. Jadi, semakin kecil simpangan baku, maka semakin baik prediksi rata-rata sampel terhadap rata-rata populasinya. Sehingga sekumpulan skor sampel dan skor individual dapat menggambarkan keseluruhan skor (skor populasi). Jika kita telah dapat menghitung simpangan baku, tugas selanjutnya adalah mendeskripsikan hasil perhitungan tersebut.
Jawaban: A
17. Fisika modern dimulai ketika teori relatvitas Einstein diusulkan dan penemuan radioaktivitas oleh Piere
FISI
KA S
MA/
MA
X
5
Currie dan Marie Currie pada abad ke-20 hingga abad ke-21. Semenjak itu, penemuan-penemuan seperti physics finance, portal internet, dan pemecahan persamaan Helmholtz menyusul.
Jawaban: A
18. (A) Fisika kuantum adalah studi tentang perilaku materi dan energi pada molekul, atom, nuklir, dan juga tingkat mikroskopis bahkan lebih kecil. “Quantum” berasal dari bahasa Latin yang artinya “berapa banyak.”
(B) Fisika robotika adalah kegiatan robotika berhubungan dengan pelajaran fisika yang menerapkan rumus kecepatan, percepatan, gaya, dan juga mencakup mekanika elektornika dan pemrograman (mekatronika).
(C) Phynance (Physics Finance) adalah istilah ekonofisika (econophysics) yang pertama kali diperkenalkan dalam workshop di kota Budapest, Hungaria pada bulan Juli 1997. Sering kali ekonofisika juga disebut dengan fisika keuangan (phynance=physics finance). Bidang kajian fisika ini adalah bidang kajian yang terbaru.
(D) Komputer optik adalah adalah kaca dan tabung plastik yang mampu mentransmisikan cahaya yang kemudian diubah menjadi suara atau informasi.
(E) Bit coin adalah sistem kas transaksi global yang terdesentralisasi.
Jawaban: D
19. Peran fisika dalam kehidupan adalah adanya teknologi pesawat jelajah angkasa. Keuntungannya adalah teknologi angkasa berkesinambungan.
Jawaban: E
20. Komputer kuantum adalah alat hitung yang menggunakan sebuah fenomena mekanika kuantum, misalnya superposisi
dan keterkaitan untuk melakukan operasi data. Dalam komputasi klasik, jumlah data dihitung dengan bit sementara dalam komputer kuantum, hal ini dilakukan dengan qubit. Prinsip dasar komputer kuantum adalah bahwa sifat kuantum dari partikel dapat digunakan untuk mewakili data dan struktur data. Mekanika kuantum dapat digunakan untuk melakukan operasi dengan data ini. Untuk mengembangkan komputer dengan sistem kuantum, diperlukan suatu logika baru yang sesuai dengan prinsip kuantum.
Jawaban: C
21. Teori dalam fisika terus berkembang seiring perkembangan percobaan yang dilakukan para ilmuwan. Namun, tidak selamanya teori dirumuskan melalui kegiatan pengamatan. Kehebatan dalam berimajinasi oleh para ilmuwan ternyata mampu menghadirkan teori baru yang dapat digunakan untuk menjelaskan suatu pengamatan. Teori relativitas, teori elektromagnetik tentang cahaya, dan hukum gravitasi universal Newton, merupakan sederetan hasil imajinasi cerdas para ilmuwan.
Jawaban: E
22. Teori Habibie, faktor Habibie, dan metode Habibie diambil dari nama Bacharuddin Jusuf Habibie (ahli pesawat terbang dunia, mantan Presiden Republik Indonesia yang ketiga). Hambatan keretakan pada pesawat terbang (crack propagation) sampai pada tingkat atom adalah penemuan B.J. Habibie.
Jawaban: B
23. Prosedur tepat untuk menyalakan pembakar Bunsen adalah nyalakan korek api → nyalakan gas → tutup lubang udara. Prosedur tersebut sudah melalui langkah-langkah berikut.
(1) Memastikan keamanan
(2) Mempelajari alat pembakar
6
SUPE
R CO
ACH
(3) Menyalakan alat pembakar
(4) Mengatur apinya
(5) Pengawasan dan pembersihan
Jawaban: D
24. Asam klorida merupakan zat kimia yang bersifat korosif. Oleh sebab itu, jika terkena kulit, hal pertama yang harus dilakukan adalah membasuh tangan dengan air mengalir untuk beberapa saat untuk mengurangi konsentrasi larutan. Kemudian, hubungi guru pembimbing untuk penanganan lebih lanjut.
Jawaban: B
25. Berikut ini lambang yang ada pada bahan radioaktif.
Lambang bahan radioaktif ada pada zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia karena radiasinya yang dipancarkannya sangat aktif.
Jawaban: A
B. Esai
1. Informasinya dapat dicari di internet. Sejumlah data para ilmuwan itu merupakan solusi dari nomor ini.
2. Ilmu pengetahuan yang tersisa di dalam otak siswa memenuhi hukum peluruhan:
I(t) = IUASe–αt
IUAS = ilmu pengetahuan saat Ujian Akhir Semester
Ada dua kurva, yaitu α yang sangat kecil dan α sangat besar. Usahakan grafik ilmu yang tersisa di dalam otak kita memiliki α sangat kecil sehingga ilmu dalam otak kita masih banyak tersisa meskipun telah melewati jangka waktu yang lama. Supaya bisa demikian, kita harus menerapkan sikap ilmiah rasa ingin tahu yang tinggal serta terbuka terhadap ilmu pengetahuan.
3. Pandangan ilmiah seseorang didasari latar belakang pendidikan dan spesifikasi bidang konsentrasinya. Jika seorang petani rambutan melihat rambutan merah berarti sudah dapat dipanen dan manis. Namun hal tersebut dapat menimbulkan interpretasi yang berbeda dengan sastrawan, penyair, dan fisikawan.
4. Urutan metode ilmiah yang benar adalah:
(1) Melakukan pengamatan secara kualitatif dan kuantitatif (g).
(2) Merumuskan suatu masalah atau menanyakan suatu pernyataan menggunakan ungkapan eksplisit yang dapat dibuktikan oleh eksperimen (f).
(3) Melakukan kajian literatur berkaitan dengan masalah yang telah dirumuskan (e).
(4) Mengusulkan suatu hipotesis yang mungkin (penjelasan sementara) untuk masalah (c).
(5) Melakukan eksperimen untuk menguji apakah usulan penjelasan (hipotesis) adalah benar (a).
(6) Menganalisis data dan menarik kesimpulan (b).
(7) Mengumpulkan hasil eksperimen (d).
5. STEP 1: BertanyaMengapa pesan teks dan gambar serta video dapat dikirim via WhatsApp?
STEP 2: Membuat hipotesisAdanya sesuatu yang membawa pesan teks, gambar, dan video ke ponsel penerima.
FISI
KA S
MA/
MA
X
7
STEP 3: Observasi/eksperimen Mencoba melakukan sejenis eksperimen sederhana berdasarkan literatur fisika tentang gelombang (gelombang mekanik, gelombang elektromagnetik).
STEP 4: Analisis hasilnyaTernyata sesuatu yang membawa pesan teks, gambar dan video itu adalah gelombang elektromagnetik.
STEP 5: KesimpulanBerarti selama ini yang selalu disebut kuota internet adalah kuota tersedianya gelombang elektromagnetik berbentuk pulsa. Singkatnya, saat ini manusia dapat melakukan transaksi bisnis berbasis gelombang elektromagnetik (transaksi digital).
Jika kesimpulan yang didapat berbeda dengan hipotesis yang diajukan, kita bisa kembali lagi ke STEP 1. Demikian siklusnya.
6. Analoginya, halangi mata kita dengan kertas putih ketika melihat lampu menyala. Amatilah apa yang terjadi jika menggunakan satu lembar kertas, dua lembar kertas, tiga lembar kertas, dan seterusnya. Semakin banyak lembaran kertas, maka lampu akan terlihat semakin gelap. Jika tidak ada awan, maka cahaya matahari hanya dihamburkan oleh molekul gas dan partikel di atmosfer, hasilnya langit tampak biru. Jika ada awan, maka awan (kumpulan molekul atau partikel air) memantulkan, menghamburkan, dan meneruskan cahaya matahari ke Bumi (tanah). Kita menerima cahaya matahari yang diteruskan ke Bumi. Semakin tebal awan (ketika akan hujan) semakin sedikit cahaya matahari yang dapat diteruskan ke Bumi. Oleh sebab itu, awan tampak hitam ketika kita lihat dari bumi.
7. Peristiwa yang terjadi di Zaman Yunani Kuno tersebut menandakan bahwa metode ilmiah sangatlah penting untuk diterapkan. Pengujian atau eksperimen
haruslah dilaksanakan sehingga adanya kesesuaian antara hasil pemikiran manusia dan fenomena yang terjadi di alam.
8. (a) Gunakan bibit kedelai nomor satu di dunia dan di tanam di sejumlah jenis tanah di Indonesia. Nanti, jika ada tanah yang cocok untuk kedelai bermutu tinggi, maka daerah itu yang menjadi “The Centre for Production of Tempe and Tahu”.
(b) Bangun pusat riset di daerah tersebut dan datangkan para ahli pertanian dan para ahli gizi.
(c) Pelajari kontur tanah di daerah yang menjadi produksi kedelai nasional tersebut. Daerah tersebut seharusnya memiliku tanah subur dan cocok untuk kedelai kelas satu dunia.
(d) Transfer ilmu pengetahuan dan teknologi tempe dan tahu ke sejumlah daerah. Contohnya yaitu pengetahuan mengenai cara mengolah tempe dan tahu dengan mutu tinggi.
(e) Jadikan tempe dan tahu sebagai aset nasional dan punya hak paten sehingga dapat diekspor ke mancanegara.
9. STEP 1: Bertanya
Mengapa flash disk saya tidak berfungsi?
STEP 2: Membuat hipotesis Adanya sesuatu yang menyebabkan flash disk tidak berfungsi. Dugaan awal adalah virus komputer (program kecil yang mengganggu data digital).
STEP 3: Observasi/eksperimen Mencoba melakukan sejenis eksperimen sederhana untuk menghilangkan virus komputer tersebut. STEP 4: Analisis hasilnya Ternyata sesuatu yang menyebabkan data rusak di dalam flashdisk adalah virus Trojan yang sangat berbahaya sehingga mampu merusakkan hard disk.
8
SUPE
R CO
ACH
STEP 5: Kesimpulan Tetap waspada terhadap virus komputer, jika data digital Anda banyak terlebih lagi data skripsi, thesis, atau disertasi apalagi data keuangan perusahaan Anda harus dijaga jangan sampai diserang virus tersebut.
10. Langkah-langkah metode ilmiah:
(a) Menyusun rumusan masalah
(b) Menyusun kerangka teori
(c) Merumuskan teori
(d) Melakukan eksperimen
(e) Mengolah dan menganalisis data
(f) Menarik kesimpulan
(g) Memublikasikan hasil
11.No.
Nama Alat
Keuntungan Kerugian
1. Flash disk Menyimpan data digital mobile dengan mudah.
Sering diserang virus komputer yang menularkan-nya ke komputer lain.
2. Ponsel Dapat digunakan sebagai alat komunikasi yang efisien dan sebagai sarana untuk mencari informasi.
Menimbul-kan efek radiasi yang dapat berakibat buruk bagi kesehatan.
3. PC/laptop/
netbook
Memudah kan mengolah data, angka dan kata serta grafis, animasi, dan video.
Mudah terserang virus komputer.
4. TV Sebagai media informasi digital yang bergerak dengan paduan warna.
Dapat menyita waktu dan memberikan dampak buruk dari efek tayangan yang tidak bermutu.
5. Microwave Dapat memudahkan kita dalam mengolah makanan.
Dapat menghasil-kan emisi karbon dioksida yang menyebab-kan pencemaran lingkungan.
12. Konsep dasar matematika yang kokoh harus dipahami dengan baik dan benar, sehingga tidak ada ruang untuk miskonsepsi terhadap fisika berbasis matematika (fismat).
13. Wingtip adalah lekukan pada ujung sayap pesawat. Salah satu tujuan penggunaan wingtip adalah mengurangi gaya hambat oleh pusaran udara di ujung sayap. Di ujung sayap (bidang batas antara benda padat dengan fluida) terjadi pusaran udara (vortices) yang alirannya mendorong sayap ke arah bawah. Akibatnya, gaya angkat pada pesawat sedikit terhambat. Pusaran udara di ujung sayap dapat diperkecil dengan membuat lekukan di ujung sayap. Pengurangan gaya hambat tersebut berakibat efisiensi penggunaan bahan bakar. Wingtip juga memberi tambahan stabilitas vertikal pada sayap. Umumnya stabilitas vertikal hanya berasal dari bagian tegak di ekor pesawat. Karena posisi wingtip pada dua sayap hampir vertikal maka wingtip memberi tambahan stabilitas vertikal pada pesawat.
FISI
KA S
MA/
MA
X
9
14. Mula-mula, pesawat komersial memiliki jendela berbentuk segiempat karena desain yang mudah. Namun, terjadi banyak kecelakaan saat pesawat sedang terbang. Kecelakaan yang terkenal adalah yang terjadi pada pesawat de Havilland DH.106 Comet 1 dengan nomor penerbangan 781 milik British Overseas Airways Corporation. Pesawat tersebut meledak di atas Laut Mediterania tanggal 10 Januari 1954. Semua penumpang pesawat meninggal. Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa desain jendela yang berbentuk segiempat sebagai penyebab terjadinya kecelakaan. Lubang jendela pada badan pesawat yang berbentuk segiempat menghasilkan konsentrasi tekanan (stress) yang sangat besar pada sudut lubang (karena runcing). Tekanan dalam kabin yang lebih besar daripada tekanan udara luar mendorong dinding pesawat ke arah luar. Akibat dorongan tersebut maka terjadi peningkatan stress pada lubang-lubang yang ada di badan pesawat, termasuk lubang jendela atau retakan pada badan pesawat. Makin runcing lubang maka makin besar konsentrasi stress di daerah itu. Akibatnya, retakan dapat merambat dengan cepat dan badan pesawat dapat pecah akibat kegagalan struktur. Oleh
sebab itu, desain jendela pesawat diubah menjadi tidak lagi terdapat bagian yang runcing. Sekarang jendela pesawat berbentuk lingkaran atau oval. Dengan desain seperti ini maka stress pada lubang jendela tersebar hampir merata sehingga tidak ada lokasi yang memiliki stress terlampau tinggi.
15. Jika kode sumber tersebut dieksekusi, maka akan tampil pesan berikut ini.
Penyebabnya adalah faktor pengali, (fk) = 9461000000000000 terlalu tinggi sehingga tidak terdefinisi. Oleh karena itu coba Anda kurangi misalnya 1000, maka program akan aktif. Namun tujuan kita membuat konversi dari tahun cahaya ke meter tidak terpenuhi. Untuk hal tersebut, edit lagi kode sumber di atas untuk konversi km ke m, atau 1 newton ke dyne atau 1 joule ke erg atau 1 joule ke kalori dan lainnya. Selamat berlatih.
10
SUPE
R CO
ACH
K O G N I T I FB A B 2
PEMBAHASANUJI KOMPETENSI MANDIRI
A. Pilihan Ganda
1. (A) kelvin adalah satuan suhu yang termasuk besaran pokok.
(B) candela adalah satuan intensitas cahaya yang termasuk besaran pokok.
(C) henry adalah satuan induktansi yang termasuk besaran turunan.
(D) mol adalah satuan jumlah zat yang termasuk besaran pokok.
(E) kilogram adalah satuan massa yang termasuk besaran pokok.
Jawaban: C
2. (A) ampere adalah satuan arus listrik yang termasuk besaran pokok.
(B) mol adalah satuan dari jumlah zat yang termasuk besaran pokok.
(C) candela adalah satuan dari intensitas cahaya yang termasuk besaran pokok.
(D) kelvin adalah satuan suhu yang termasuk besaran pokok.
(E) joule adalah satuan energi yang termasuk besaran turunan.
Jawaban: E
3. (A) densitas = massa : volume
(B) momentum = massa × kecepatan
(C) inersia = massa × jarak2
(D) momen gaya = gaya × jarak
= massa × percepatan × jarak
(E) momen dipol memiliki satuan debye. 1 debye = 3,33 × 10−30 C m sehingga besaran ini tidak mengandung komponen massa.
Jawaban: E
4. (A) bulan: satuan waktu
(B) kelvin: satuan suhu
(C) candela: satuan intensitas cahaya
(D) tahun cahaya: satuan jarak untuk 1 tahun cahaya (light year) = 9,461 × 1015 meter = 9,5 triliun km
(E) intensitas cahaya: besaran yang bersatuan candela
Jawaban: D
5. (A) fluks magnetik memiliki satuan tesla (T)
(B) intensitas medan listrik memiliki satuan N/C
(C) intensitas cahaya memiliki satuan candela
(D) muatan listrik memiliki satuan coulomb
(E) induktansi memiliki satuan Henry atau kg m2 s−2 A−2
Jawaban: C
6. (A) N adalah singkatan dari newton yang merupakan satuan gaya
(B) N/s satuan yang tidak teridentifikasi besarannya
(C) N s adalah satuan impuls
(D) N/kg adalah satuan percepatan gravitasi
(E) N m adalah satuan energi
Jawaban: E
7. kg m/s adalah satuan impuls dan juga momentum
Jawaban: A
8. (A) kapasitas termal satuannya adalah J/°C
(B) suseptibilitas magnetik tidak memiliki satuan
(C) percepatan sudut satuannya adalah rad/s2
(D) momen magnetik satuannya adalah A m2
FISI
KA S
MA/
MA
X
11
(E) momentum satuannya adalah kg (m/s)
Jawaban: B
9. (A) coulomb/m: satuan muatan listrik per meter
(B) henry: satuan induktansi diri
(C) V/m: satuan medan listrik atau intensitas listrik
(D) watt: satuan daya listrik
(E) joule: satuan energi listrik
Jawaban: C
10. MKS (Meter Kilogram Sekon) dan CGS (Centimeter Gram Sekon). Jadi, meter adalah satuan besaran pokok dari sisterm MKS, sedangkan gram adalah satuan besaran pokok dari sistem CGS.
Jawaban: D
11. (A) foot: satuan panjang (kaki =foot) dari sistem FPS
(B) sekon: satuan waktu dari sistem FPS dan sistem MKS
(C) kilogram: satuan massa dari sistem MKS
(D) pound: satuan massa dari sistem FPS
(E) miligram: satuan massa (satuan berawalan mili = 10–3)
Jawaban: B
12. (A) ampere: satuan besaran pokok dari kuat arus listrik
(B) kelvin: satuan besaran pokok dari suhu
(C) mol: satuan besaran pokok dari jumlah zat
(D) joule/s: satuan besaran turunan dari daya.
(E) joules: satuan tidak dikenal
Jawaban: D
13. 1 angstrom = 10–10 m sementara 1 fermi = 10–15 m. Jadi, 1 angstrom = 105 fermi.
Jawaban: C
14. 1 newton = 105 dyne sehingga
10 newton = 10 × 105 dyne = 106 dyne.
Jawaban: C
15. 1 KWh = 1 kilowatt × 1 hour (jam)
= 1.000 watt × 3.600 sekon
= 3.600.000 watt sekon
= 3,6 × 106 watt sekon
Karena 1 watt sekon = 1 joule, maka 3,6 × 106 watt sekon = 3,6 × 106 joule.
Jawaban: D
16. Satuan SI energi adalah joule sementara sistem CGS erg.
Karena 1 joule = 107 erg berarti
perbandingannya adalah 110
1077= − .
Jawaban: A
17. Satuan untuk mengukur diameter inti atom yaitu fermi. 1 fermi = 10–15 meter (1 fm = 10–15 m).
Jawaban: B
18. Rumus hukum Stokes adalah F rv= 6πη .
Sehingga ηπ
= Frv6
Satuannya adalah kg m sm m s
kg sm
−
−
−
=2
1
1
sehingga dimensinya dapat dituliskan
ML–1T–1.
Jawaban: E
19. Kalor laten atau kalor lebur ditentukan dengan.
Q m L L Qm
= ⋅ → =
=⋅ ⋅
=
sehingga satuannya joulekg
kg ms
m
kgms
2 2
2
Dimensi kalor laten: M0L2T–2
Jawaban: D
20. Konduktansi memiliki satuan siemens (S) dengan 1 S = 1 ohm–1
ohm joulesekon ampere
kg m s ms A
ohms Akg m
kg m
= =
= =
−
−
2
2
2
3 2
211 −−2 3 2s A
12
SUPE
R CO
ACH
Jadi, dimensi konduktansi adalah
M–1 L–2 T3 I2.
Jawaban: A
21. (A) Modulus bulk memiliki satuan sama dengan satuan tekanan, yaitu
Nm
kg m sm
kg m s2
2
21 2= =
−−
sehingga dimensinya M1 L–1 T2.
(B) Konduktansi listrik memiliki satuan siemens (S) atau 1/ohm sehingga dimensinya M–1 L–2 T3 I2
(C) Tegangan permukaan memiliki satuan
Nm
=kg
msm
kg mm s
kgs
2
2 2= =
sehingga dimensinya M1L0T–2
(D) Frekuensi memiliki satuan Hz atau 1/s sehingga dimensinya T–1.
(E) Energi memiliki satuan joule sehingga dimensinya M1L2T–2
Jawaban: C
22. Besaran yang memiliki satuan yang sama juga memiliki dimensi yang sama. Gaya dan berat memiliki satuan yang sama, yaitu newton.
Kecepatan → v → m/s Impuls → I = F∆t → kg (m/s2) s = kg m/s Inersia → I = mr2 → kg m2
Momentum sudut → L = Iω = kg m2/s
Momentum linier → p = mv → kg m/s
Jawaban: B
23. Konstanta Planck (h) = 6,6260755 × 10−34 J s
Konstanta Boltzmann (k)
= 1,380658 × 10−23 J K−1
Terlihat dimensi yang berbeda antara keduanya adalah waktu (satuan sekon) dan temperatur (K).
Jawaban: A
24. Dimensi induksi magnetik = MT–2I–1 dan dimensi fluks magnetik = ML2T–2I–1. Terlihat bahwa dimensi panjang yang membedakan keduanya.
Jawaban: D
25. Dimensi hambatan adalah M1 L2 T–3 I–2 sehingga diketahui bahwa nilai
a = 1, b = 2, c = – 3, d = – 2sehingga,
4a+5b+c – 2d = 4(1)+5(2)+(–3) – 2(–2)
= 4 + 10 – 3 + 4 = 15
Jawaban: A
26. F = ma → kg m/s2 sehingga dimensinya M L T–2 Maka dari itu, a = 1, b = 1, c = – 2
sehingga 2a – b – c = 2(1) – (1) – (–2) = 3
Jawaban: C
27. Dimensi momentum
p = mv → kg m/s sehingga dimensinya M1L1T–1
a = 1, b = 1, c = –1 Dimensi energi
W = Fs = mas → kg m/s2 m = kg m2 s–2 sehingga dimensinya M1L2T–2
x =1, y=2, z = –2
sehingga, ax + by – cz = (1)(1) + (1)(2) – (–1)(–2) = 1 + 2 – 2 = 1
Jawaban: B
28. Persamaan dinyatakan benar jika ruas kanan dan ruas kiri memiliki dimensi yang setara. Hal ini dapat diamati dari satuannya. Diketahui v adalah kecepatan sehingga satuannya m s−1, t adalah waktu sehingga satuannya s, a adalah percepatan sehingga satuannya m s−2, dan u adalah konstanta sehingga tidak memiliki satuan.
(A) v = ut + at
m s−1 ≠ s + m s−2(s)
m s−1 ≠ s + m s−1
FISI
KA S
MA/
MA
X
13
Suku pertama pada ruas kanan satuannya berbeda dengan ruas kiri sehingga persamaan tersebut salah.
(B) v + u = at
m s−1 = m s−2(s)
m s−1 = m s−1
Ruas kanan dan kiri satuannya sama sehingga persamaan tersebut benar.
(C) v/u = a/t
m s−1 ≠ m s−2 s−1
m s−1 ≠ m s−3
(D) vt = u − a
m s−1(s) ≠ m s−2
m ≠ m s−2
(E) vt = at + u
m s−1(s) ≠ m s−2 (s)
m ≠ m s−1
Jawaban: B
29. Karena n1 dan n2 adalah nilai numerik, maka keduanya tidak memiliki satuan. Supaya kedua ruas memiliki dimensi yang setara, agar dihasilkan persamaan yang benar, kita dapat mengalikan besaran dengan nilai numerik pada tiap ruas, misalnya,
n1u1 = n2u2
nn
uu
1
2
2
1
=
Jawaban: A
30. V = p × l × t
= 4,29 × 5,66 × 7,26 = 176,282964 cm3
Hasil pengukuran jangka sorong terdiri atas 3 AP. Menurut aturan angka penting, hasil perkalian harus memiliki AP yang paling sedikit dari nilai yang dikalikan. Karena semua nilai yang dikalikan memiliki 3 AP, hasil perkalian juga harus terdiri atas 3 AP sehingga volume balok dituliskan 176 cm3.
Jawaban: A
31. Selisih tebal = tebal 1 – tebal 2
= 2,88 – 1,07 = 1,81 cm
Menurut aturan angka penting, hasil pengurangan harus memiliki satu angka taksiran saja (ditandai dengan garis bawah). Jadi, selisih tebal dapat dituliskan 1,81 cm. Hati-hati, pada pilihan jawaban satuan yang digunakan adalah mm sehingga kita perlu mengonversinya terlebih dahulu, yaitu 1,81 cm = 18,1 mm.
Jawaban: E
32. Skala utama yang berdekatan dengan angka 0 pada skala nonius adalah antara 0,2 cm dan 0,3 cm. Garis pada skala nonius yang tepat berimpit dengan garis pada skala utama adalah garis ke-5. Artinya,
x = 0,2 cm + (5 × 0,01 cm)
= 0,25 cm.
Karena ketidakpastian ∆x jangka sorong adalah
∆ =x 12
× 0,01 cm = 0,005 cm,
maka, L = x ± ∆x
= (0,250 ± 0,005) cm
Jawaban: D
33. Ketidakpastian pada jangka sorong:
∆ =x 12
× 0,01 cm = 0,005 cm
Skala utama yang berdekatan dengan angka 0 pada skala nonius adalah antara 2,6 cm dan 2,7 cm. Skala nonius yang tepat berimpit dengan garis pada skala utama adalah 5,5. Ini berarti
x = 2,6 cm + 5,5 × 0,01 cm = 2,655 cm.
Hasil pengukuran yang dilaporkan adalah
L = x ± ∆x
L = (2,655 ± 0,005) cm
Jawaban: B
14
SUPE
R CO
ACH
34. Ketidakpastian pada jangka sorong:
∆ =x 12
× 0,01 cm = 0,005 cm
Skala utama yang berdekatan dengan angka 0 pada skala nonius adalah 4,2 cm dan 4,3 cm. Garis pada skala nonius yang tepat berimpit dengan garis pada skala utama menujukkan angka 8. Ini berarti
x = 4,2 cm + 8 × 0,01 cm = 4,28 cm.
Hasil pengukuran yang dilaporkan adalah
L = x ± ∆x maka
L = (4,280 ± 0,005) cm
Jawaban: A
35. p = 7,5 + 0,01 × 22 = 7,72 mm
l = 3,5 + 0,01 × 6 = 3,56 mm
A = p × l = 7,72 × 3,56 = 27,4832 mm2
Menurut aturan angka penting, hasil perkalian harus memiliki AP yang paling sedikit dari nilai yang dikalikan. Karena semua nilai yang dikalikan memiliki 3 AP, hasil perkalian juga harus terdiri atas 3 AP sehingga luas lempeng dituliskan 27,5 mm2.
Jawaban: D
36. Jarum pendek menunjukkan menit. Pada gambar, jarum pendek menunjukkan angka 9 lebih sehingga hasil pengukuran adalah 9 menit lebih. Sementara itu, jarum panjang menunjukkan angka detik. Pada gambar, jarum panjang menunjukkan angka 10 sehingga hasil pengukurannya adalah 9 menit lebih 10 detik. Pada pilihan jawaban hanya tersedia satuan detik sehingga perlu dikonversi.
9(60) + 10 = 540 + 10 = 550 detik.
Jawaban: D
37. Hasil pengukuran neraca tiga lengan merupakan penjumlahan dari angka yang ditunjukkan oleh beban geser.
70 + 200 + 2,1 = 272,1
Skala terkecil neraca adalah 0,1 g
sehingga ketelitiannya ½ × 0,1 = 0,05 g. Massa air sekaligus wadahnya dapat dituliskan (271,10 ± 0,05) gram.
Jawaban: C
38. Berdasarkan pengukuran, arus yang mengalir melalui hambatan 20 Ω adalah
I = × =30 A A150
35
sehingga
V I RR volt= = × =35
20 12
Jawaban: E
39. ∆ = × =
∆ = × =
R
R
1
2
5 36100
5 75100
%%
%%
1,8
3,75
Ω Ω
Ω Ω
Jawaban: E
40. R1 ± ∆R = (28,4 ± 0,1) ΩR2 ± ∆R = (4,25 ± 0,01) ΩR3 ± ∆R =(56,605 ± 0,001) ΩR4 ± ∆R =(90,75 ± 0,01) Ω
Hambatan total Rx = R1 + R2 + R3 + R4
Rx = (28,4 + 4,25 + 56,605+ 90,75) Ω = 180,005 Ω∆Rx = |∆R1|+|∆R2|+|∆R2|+|∆R4|∆Rx = |0,1|+|0,01|+|0,001|+|0,01| Ω = 0,121 Ω
∆= ×
= =
RR
x
x
0,121180,005
100
0 067 0 07
%
, % , %
Ketidakpastian relatif 0,07% (dekat dengan 0,1%) berhak atas 4 angka penting. Hasil perhitungan adalah:
R = (180,005±0,121) Ω = (180,0 ± 0,1) ΩJawaban: E
41. V r d d
VV
= =
=
= ( ) ( ) =
∆
43
43 2
16
16
33
3
3 3
π π π
3,142 10,00 523,67 mm
== ∆ = ×
= =
3 3dd
0,0510,00
0,0150 1,5%
FISI
KA S
MA/
MA
X
15
∆V = 1,5% V = 1,5% × 523,67 = 7,8551 mm3
Nilai V adalah: V = (523,67±7,85) mm3
= (524 ± 7,85) mm3
Jawaban: E
42. L s
T sL
T
= =
= =
100 cm dengan 0,04 cm
2 s dengan 0,05 s
Dari:
T Lg
g LT
LT
= → =
= −
2 4
4
2
2
2 2
π π
π
didapatkan
∆ = ×
+ − ×
= ×
+ − ×
gg
s
L
s
TL T1 2
1 2
2 2
20,04100
0,052
= × =
2
100 50,05 % %
Ketidakpastian relatif 5% dekat dengan 1% sehingga memiliki 3 angka penting.
g = 4π2LT–2
= 4(3,142)2(100 cm)(2 s)–2
= 987,2164 cm s–2
= 9,87 × 102 cm s–2
∆g = 5% × (9,87 × 102 cm s–2)
= 4,94 × 10 cm s–2
Jadi, g = (98,70 ± 4,94) × 10 cm s–2 (3 AP)
Jawaban: B
43. T s
L s
T Lg
g LT
gg
T
L
= → =
= → =
= → =
∆ = ×
−
5 s 0,1 sekon
100 cm 3 cm
2 4
1
2 2π π
ss
L
s
TL T
+ − ×
=
+ − ×
2 2
2
2
0 15
2 3100
, 22
100 6= × =0,06 % %
Jawaban: E
44. V V VV
V
R R
= ± → ∆ = ×
=
= Ω ± → = × Ω
=
200 2 2200100
4
4040100
% %%
% %%
1,5 1,5
0,6
∆
W
Ω
= =( )
=
= + −
= + −
P VR
P VV
RR
P
22
20040
1 000
2 1
2 4200
1 0
.
,
∆ ∆ ∆
6640
1 000
1 000
= + =
.
.
0,04 0,015 55 W
Jawaban: D
45. T = (0,0825 ± 0,0025) s dan m = (15,02 ± 0,05) kg
T mk
k mT
mT= ↔ = = −2 4 42
22 2π π π
Ketidakpastian relatif:
∆ = ∆ + − ∆
= + −
==
kk
mm
TT
2
2
6 4
0,0515,02
0,00250,0825
0,064, %
Jawaban: B
46. R = 10 ohm, l1 = 60,52 cm,
l2 = 39,49 cm; sl
= 0,08 cm.
Rumus jembatan Wheatstone adalah
Rll
R Rl lx = = + −1
21
12
1
dengan
R adalah konstanta
∆= +
+ −
=
+ −
RR
sl
sl
x
x
l l1 11
2
2
2
20,0860,52
0,0839,,49
2,4
= ×=
−
2
3100 24, %
Ketidakpastian 0,24% lebih dekat ke 0,1% sehingga berhak atas 4 angka penting.
16
SUPE
R CO
ACH
Kemudian cari nilai Rx.
Rll
Rx =
= ( )=
1
2
60 5239 49
10
,,
15,33 ohm
Sehingga ∆Rx = 2,4 × 10–3 × 15,33 = 0,037 ohm
Jadi, Rx = (15,33 ± 0,04) ohm
Jawaban: E
47. Arus sebanding dengan perbedaan tekanan dan berbanding terbalik dengan resistensi:
Qp p
R=
−2 1
Untuk aliran laminar dalam tabung, Hukum Poiseuille untuk resistensi menyatakan:
R LR
= 84
ηπ
Hukum Poiseuille untuk aliran dalam tabung adalah
Qp p R
L=
−( )2 14
8π
η
Data yang diketahui:
Q = (408 ± 2) cm3/menit = (6,8 ± 0,033) cm3/sekon L = (48,10 ± 0,05) cm
N = 10 kali; R = 1,4 mm = 0,14 cm S
R = 0,2 mm = 0,02 cm
Kekentalan air η dapat diperoleh dari:
Qp p R
L
p p RQ L
p p R Q L
=−( )
=−( )
= −( )
=
− −
πη
ηπ
η π
η
8
8
83
2 14
2 14
2 14 1 1
,, , , ,
,
,
1428
38 34 0 14 6 8 48 10
1 845 10
1
4 1 1
6 2
−( ) ( ) ( ) ( )= ×
=
− −
− N s cm
8845 10 2× − Pa s
∆ = + ×
+ − × ∆
+ − × ∆
∆ = + ×
ηη
ηη
4 1 1
4 0 020
2 2 2s QQ
LLR
R
,,114
1 0 0336 8
1 0 0548 10
0 571
2 2 2
+ − ×
+ − ×
∆ =
,,
,,
,ηη
∆η = 0,572 × 1,845×10–2 = 1,053 ×10–2
sehingga η ± ∆η = (1,845 ± 1,053) ×10–2.
Jawaban: B
48. Faktor daya P = VI cos θ
I = 2,5 A pada ampermeter 5 A
V = 115 V pada voltmeter 250 V
P = 220 W pada wattmeter 500 W
Ketidakpastian relatif faktor daya:
P VIPVIPV I
PP
VV
II
=
=
=
∆ = ∆ + − ∆ + − ∆
− −
cos
cos
cos
coscos
θ
θ
θ
θθ
1 1
1 1
∆P = 1% × 220 W = 2,2 W
∆V = 0,5% × 115 V = 0,575 V
∆I = 0,5% × 2,5 A = 0,0125 A
∆ = + − + −
==
coscos
, , ,,
,%
θθ
2 2220
1 0 575115
1 0 01252 5
0 022
V
Ketidakpastian relatif 2% lebih dekat ke 1% berarti berhak atas 3 angka penting
Ingat, ketelitian (%) = 100% – 2% = 98%
Jawaban: D
49. cosθ =
=×
=
PVI
220 W115 V 2,5 A0,765
Ketidakpastian mutlak:
∆cos θ = 2% × 0,765 = 0,015
sehingga faktor daya adalah (0,765 ± 0,015) W.
Jawaban: E
FISI
KA S
MA/
MA
X
17
50. Pengolahan data ini dapat diproses dengan mudah menggunakan Ms Excel 2003/2007/2010/2013/2016.
Grafik yang dihasilkan juga memanfaatkan pelajaran TIK yang selama ini diajarkan di SMP-SMA yaitu sebagai berikut.
Grafik di atas berbentuk linier.
Jawaban: A
51. Salah satu cara menentukan garis lurus terbaik dari grafik adalah dengan menggunakan titik sentroid.
Langkah-langkah menggunakan titik sentroid yaitu:1. Hitung titik sentroid (xo, yo) dengan
xx
Ni
o = ∑ dan yy
Ni
o = ∑ .
2. Plot ke sumbu-X dan sumbu-Y. 3. Tarik garis lurus melalui titik sentroid
sehingga jumlah titik di atas garis kira-kira sama dengan jumlah titik di bawah garis. Hal ini dapat diketahui dengan menggunakan mistar plastik transparan.
Jika Anda ingin memanfaatkan software Ms Excel, maka hasil yang didapatkan hampir sama dengan menggunakan mistar yang Anda putar-putar dengan titik sentroid sebagai titik sumbu putar. Grafik ini dibuat dengan menggunakan Ms Excel, sehingga titik-titik sentroid lebih akurat.
V (
volt)
I (ampere)
Grafik di atas mirip dengan pilihan B.
Jawaban: B52. Anda sudah mendapatkan garis lurus terbaik. Kemiringan garis yaitu θ sangat menentukan
nilai m atau nilai gradien garis (ingat pelajaran Matematika SMP).
I (ampere)
V (
volt)
Jadi, my yx x
=−−
= −−
= = , ,, , ,
, 2 1
2 1
5 2 1 21 28 0 3
40 98
4 08ΩJawaban: E
18
SUPE
R CO
ACH
53.
Ketidakpastian ∆m dan ∆n, yaitu dengan menggunakan kuadrat terkecil (least square).
Mencari nilai m sebagai berikut.
mN x y x y
N x x
m
i i i i
i i
=( ) −
− ( )=
× − ×( )× −
∑ ∑ ∑∑ ∑2 2
5 59 687 3 8 56 74
5 3 52
, , ,
, 33 8
82 8233 16
26 2
2,
,,
,
( )
= =
Mencari nilai n sebagai berikut.
nx y x x y
N x x
n
i i i i i
i i
=− ( )
−
= × − ××
( )∑ ∑ ∑ ∑
∑ ∑
2
2 2
3 52 56 74 3 8 59 6875 3
, , , ,,, ,
,,
,
52 3 8
27 08583 16
8 57
2− ( )
= − = −
Mencari nilai ∆m sebagai berikut.
∆ = = =−
∆ = = =× −
= =
( )∑ ∑m s s N
N x x
m s s
m y
i i
m y
2 2
25
5 3 52 3 8
53 16
1 25
, ,
,,
Mencari nilai ∆n sebagai berikut.
∆ = = =−
∆ = = =× −
=
( )∑
∑ ∑n s s
x
N x x
n s s
n yi
i i
n y
2
2 2
23 52
5 3 52 3 8
3 523 16
,, ,
,,
== 1 05,
Kemudian Anda dapat menghitung nilai ∆R dengan persamaan:
∆ = = = =RR
sm
m 1 2526 2
0 048 4 8,,
, , %
Sehingga Anda dapatkan: ∆R = 0,048 × 4,08 = 0,19584 Ω
Jadi, R±∆R = (4,08 ± 0,19) ΩJawaban: C
54. R1 = 98 Ω R6 = 100 Ω
R2 = 100 Ω R7 = 104 Ω
R3 = 102 Ω R8 = 104 Ω
R4 = 98 Ω R9 = 105 Ω
R5 = 100 Ω R10 = 97 Ω
Masukan data tersebut dalam bentuk tabel.
i Ri (Ω) Ri 2 (Ω)2
1 98 9.6042 100 10.0003 102 10.4044 98 9.6045 100 10.0006 100 10.0007 104 10.8168 104 10.8169 105 11.02510 97 9.409
N = 10
∑∑
∑
=
=
= = =
R
R
RR
N
i
i
i
1 008
101 678
1 00810
100 8
2 2
.
.
. ,
Ω
Ω
∆ = =− ( )−
=( ) − ( )
−
=
∑ ∑R s
N
N R R
NR
i i11
110
10 101 678 1 00810 1
110
1 0
2 2
2. .
. 116 780 1 016 0649
110
7169
0 892
. . .
,
−
= = Ω
Ketidakpastian relatifnya:
∆ = × =RR
0 892100 8
100 0 9,,
% , %
FISI
KA S
MA/
MA
X
19
Ketidakpastian relatif 1% berhak atas 3 angka penting.
Jadi, R ± ∆R = (101,0 ± 0,9) ΩJawaban: D
55.
i Ti(s) Ti 2(s2)
1 40,0 1.600,00
2 40,1 1.608,01
3 39,8 1.584,04
4 39,8 1.584,04
5 39,9 1.592,01
∑ =Ti 199 6, ∑ =Ti2 7 968 10. ,
TT
Ni= = =∑ 199 6
5, 39,92 sekon
∆ = =− ( )−
=( ) − ( )
−
= =
∑ ∑T sN
N T T
NTi i1
1
15
5 7 968 10 199 65 1
15
0 344
2 2
2. , ,
, 00 0583, sekon
Ketidakpastian relatifnya:∆ = = × × =−TT
0 058339 92
1 46 10 100 0 13,,
, % , %
Ketidakpastian relatif 0,1% berhak atas 4 angka. Jadi, T ± ∆T = (39,920 ± 0,058 ) sekon.
Jawaban: CB. Esai
1. 1 0 1 1 0 1 1 1 1 byte
8 bit = 1 byte
1024 bit = 1 kilobyte (kB)
1024 kilobyte = 1 megabyte (MB)
1024 megabyte = 1 gigabyte (GB)
1024 gigabyte = 1 terabyte (TB)
Micro SD tahun 2005 → 128 MB
128 MB = 128 × 11024
GB = 0,125 GB
Micro SD tahun 2014 → 128 GB
Micro SD tahun 2016 → 256 GB
Perbandingan kapasitas ketiga Micro SD tersebut adalah
0,125 : 128 : 256 = 1 : 1024 : 2048.
2. Tidak benar. Kemungkinan siswa tersebut keliru untuk membedakan antara suhu dan perubahan suhu. Perbedaan antara suhu (T) dengan perubahan suhu (∆T) dapat dilihat pada contoh berikut.
Jika suhu dalam satuan °C ingin dikonversi ke satuan kelvin maka harus menggunakan persamaan TK = T°C + 273. Sedangkan perubahan suhu celcius = perubahan suhu kelvin sehingga tidak perlu dikonversi.
Contoh: ∆T = suhu akhir – suhu awal
= 20°C – 90°C
= – 70°C atau – 70 K
3. Bit adalah satuan unit data terkecil dalam komputasi digital yang pada dasarnya terdiri atas satu digit biner (bisa berupa nilai 0 atau 1). Sedangkan byte adalah kumpulan 8 bit yang digabung menjadi satu. Dapat disimpulkan bahwa 1 byte sama dengan 8 bit.
4. Kuota data internet = 4 × 1024 kB = 4096 kB. Karena 1 kB = 8 kb, maka
4096 kB × 8 = 32768 kb
Waktu akses kuota data internetbandwith
kb kbps
=
= =32768384
855 33, sekon
5. Sebagai pengguna internet, kita dapat menentukan besar waktu untuk mengunduh file (teks, video, foto) sehingga kuota data internet dapat diketahui sehingga kita dapat menghemat bandwidth yang digunakan. Metode ilmiah masih ada, jika Anda menggunakan konsep MaHEAK. (Masalah-Hipotesis-Eksperimen-Analisis-Kesimpulan).
20
SUPE
R CO
ACH
6. Untuk menghitung Host ID.
25 = 32 – 25 = 727 = 128Berarti jumlah Host ID = 128 host128 host ini nantinya dikurangi 2, yaitu untuk Network ID dan BroadcastUntuk menghitung Network ID (Host pertama)Network ID pada 192.168.100.80/25 = 192.168.100.0Untuk Menghitung Broadcast (Host terakhir)Broadcast pada 192.168.100.80/25 = 192.168.100.127IP Address yang dapat digunakan adalah 192.168.100.1 – 192.168.100.126Untuk menghitung Subnet MaskSubnet Mask pada 192.168.100.80/25 = 256 – 128 = 128Maka Subnet Mask-nya adalah = 255.255.255.128
7. Untuk menghitung Host ID.
22 = 32 – 22 = 10210 = 1024Berarti jumlah Host ID = 1024 Host1024 host ini nantinya dikurangi 2, yaitu untuk Network ID dan BroadcastUntuk menghitung Network ID (Host pertama)Network ID pada 20.20.0.22/22 = 20.20.0.0Untuk menghitung Broadcast (Host terakhir)1024/256 = 4Broadcast pada 20.20.0.22/22 = 20.20.3.255IP Address yang bisa digunakan 20.20.0.1 – 20.20.3.254Untuk menghitung Subnet MaskSubnet Mask pada 20.20.0.22/22210 adalah kelas B maka 10 – 8 = 2 = 22 = 4. 256 – 4 = 252Maka Subnet Mask-nya adalah = 255.255.252.0
8. Untuk menghitung Host ID.
/24 = 32 – 24 = 828 = 256
Berarti Jumlah Host ID = 256 Host
256 host ini nantinya dikurangi 2, yaitu untuk Network ID dan Broadcast
Untuk menghitung Network ID (Host pertama)
Network ID pada 10.10.10.10/24 = 10.10.10.0
Untuk menghitung Broadcast (Host terakhir)
Broadcast pada 10.10.10.10/24 = 10.10.10.255
IP Address yang bisa digunakan
10.10.10.1 – 10.10.10.254
Untuk menghitung Subnet Mask
Subnet Mask pada 10.10.10/24 = 256 – 256 = 0
Maka Subnet Mask-nya adalah = 255.255.255.0
Perhatikan!
Subnet Mask kelas IP Address terdiri atas:
Kelas A = 255.0.0.0
Kelas B = 255.255.0.0
Kelas C = 255.255.255.0
Subnet Mask yang sering digunakan biasanya adalah /24 = 255.255.255.0
9. Waktunya 3 menit (jarum pendek) dan 47 detik (jarum panjang).
10. Fq q
rF
q qr
Fr
q q
=
↔ =
↔ =
=
−
−
1 22
1 2 2
21 2
41
4
4
πε πε
πε
ttan ( )θ lihat grafik pada soal
tan
tan.
θπε
θ
=
= ∆∆
=−( )
−( ) =−
q q
Fr
1 2
22
41 100 500400 200
3 N.m
επ θ
=
=×( ) ×( )
( ) ( )= ×
− −
q q1 2
6 6
4
62 8 10 106 2 10
4 3 14 3
1
, ,
,
tan
1,8 00 10 2 1 2− − − C N m
FISI
KA S
MA/
MA
X
21
K O G N I T I FB A B 3
PEMBAHASANUJI KOMPETENSI MANDIRI
A. Pilihan Ganda
1. Gambar yang benar adalah gambar D
a
b
R
a b R+ =
Jawaban: D
2.
A
B
C
D
didapat dari:
A
B
C
D
D
A B
+
A B
++ =
sehingga dapat dinyatakan
A B D C
+ + =Jawaban: B
3. Jika Anda telusuri arah panah, maka cara
menunjukkan resultan R
adalah:
b c d a R
+ +( ) = + sehingga
R b c d a
= + +( ) −
Jawaban: E
4. Nilai pada sumbu-X adalah 3, maka
dituliskan 3 i
Nilai pada sumbu-Y adalah 1, maka
dituliskan j sehingga vektor: 3i j + .
Jawaban: A
5. Komponen-komponen pada F1
dan F2
Vek tor Komponen x Komponen y
F1
F1x = 10 N 0
F2
F2x = –16 cos 60° = –8 N
F2y = 16 sin 60°
= 8 3 N
Resultan:
Rx = ∑Fx
= F1x + F2x = 10 N – 8 N = 2 N
Ry = ∑Fy
= F1y + F2y = 0 + 8 3 N = 8 3 N
Jawaban: B
6. Vektor a
, 2 satuan ke kanan dan 4 satuan ke atas.
Vektor b
, 4 satuan ke kanan dan 4 satuan ke atas.Artinya total 6 satuan ke kanan dan 8 satuan ke atas.Tripel Pythagoras 6, 8, ?, maka angka terakhir adalah 10.
Cara lain seperti berikut.
a i j
= +2 4 dan b i j
= +4 4 , maka
resultan R a b i j
= + = +6 8 sehingga
R
= + =6 82 2 10 satuan
Jawaban: B
7. Komponen x dan y dari vektor
VektorKomponen
xKomponen
y
A
Ax = 5 N Ay = 0
B
Bx = 2 N By = 6 N
Resultan Rx = 7 N Ry = 6 N
22
SUPE
R CO
ACH
Resultan kedua vektor nyamuk:
R R Rx y= +
= +
= += ≈
2 2
2 27 6
49 369,22 N 9 N
Jawaban: B
8. FF
F
FF
F
x
x
x
y
y
y
1
2
1
21030
7
= −=
+=
==
+=
7 N N
3 N
7 N N
3 N
Jadi R F i F j i jx y= + = + 3 7 3
Jawaban: C
9. FFF
F
FFF
F
x
x
x
x
y
y
y
y
1
2
3
1
2
3
606
6 35
6 3
===
+=
=== −
+=
N N N
12 N
N N N
5 N
Tripel Pythagoras : 5, 12, maka sisi miringnya adalah 13.
Jawaban: D
10. Pada soal, 2 vektor gaya 3 N membentuk sudut 120°, sehingga resultan kedua gaya 3 N. Resultan kedua gaya ini akan segaris dengan gaya 6 N, namun berlawanan arah sehingga dengan mudah soal ini dapat dijawab, yaitu resultan ketiga gaya adalah 6 N – 3 N = 3 N.
Jawaban: C
11. Komponen-komponen pada vektor burung:
r1
→ r1x = 3 N dan
r1y = – 3 N
r2
→ r2x = –2 N dan
r2y = 7 N
r3
→ r3x = –6 dan
r3y = 8 N
Rx = ∑rx
= r1x + r2x + r3x
= 3 N – 2 N – 6 N = –5 N
Ry = ∑ry
= r1y + r2y + r3y
= –3 N + 7 N + 8 N = 12 N
Besar resultan ketiga vektor:
R R Rx y= + = − + =2 2 2 25 12 13 N
Jawaban: D
12. Y
X60°
60°F1 = 3 N
F2 = 3 N
F3 = 6 N
Vektor Komponen x Komponen y
F1 F1x = –3 N 0
F2
F2x = 3 cos 60°
= 32 N
F2y = 3 sin 60°
= 32
3 N N
F3
F3x = 6 cos 60° = 3 N
F3y = 6 sin 60° = –3 3 N
Besar resultan komponen x:
Rx = ∑Fx
= F1x + F2x + F3x
= –3 N + 32
N + 3 N = 32
N
Besar resultan komponen y:
Ry = ∑Fy
= F1y + F2y + F3y
= 0 + 32
3 N N – 3 3 N
= – 32
3 N
R R Rx y= +
= ( ) + −( )=
2 2
2 232
32
3
3 NJawaban: D
FISI
KA S
MA/
MA
X
23
13.
60°30°T1 sin 30°
T1 cos 30°
T2T1
T2 cos 60°
W = 100 N
Agar ketiga gaya memiliki resultan gaya sama dengan nol, maka
∑Fx = 0 ↔ T2 cos 60° – T1 cos 30° = 0
12
T2 – 12
3 T1 = 0 ↔ T2 = 3 T1
∑Fy = 0 ↔ T1 sin 30° + T2 sin 60° – 100 = 0
12
T1 + 12
3T2 – 100 = 0
T1 + T2 3 – 200 = 0
Jawaban: E
14. Dari gambar diketahui bahwa anak tersebut mengalami perpindahan ke bawah (selatan) sebesar 6 m dan ke kanan (timur) sebesar 8 m. Dengan menggunakan tripel Pythagoras, diketahui sisi miringnya adalah
a b c
a b c
2 2 2
2 2 2 26 10 2
36 64
100 10
= +
→ = + = + −( )
= +
= = m
arah ke tenggara.U
2
6
810
Jawaban: C
15. Tripel Pythagoras 8, 15 maka jelas sisi miringnya adalah 17.
0
3
–5
–5
B
y (m)
x (m)
Amulai bergerak
berhenti
10–8 m
–15 m
Jawaban: D
16.
AO θ
F
Wy = 10 N
Fx
Fy
Komponen gaya pada sumbu-X:
Fx = F cos θ
Komponen gaya pada sumbu-Y:
Fy = F sin θ dan Wy = –10 N
Besar resultan gaya pada arah sumbu-X (dalam arah OA): Rx = 20 N, maka F cos θ = 20 N
sehingga F = 20cosθ
Besar resultan gaya pada arah sumbu-Y, resultan gaya Ry = 0, maka ∑Fy = 0 Fy – Wy = 0 ↔ F sin θ = 10 N
Masukkan nilai F = 20cosθ
ke persamaan
F sin θ = 10 N sehingga didapatkan:
sincos
θθ
20 10=
Besar sudut θ adalah:
sincos
= ↔ =1020
12
tanθ , karena tanθ = yx
,
berarti nilai y = 1 dan x = 2. Anda dapat
menentukan nilai r = + =1 2 52 2
sehingga sin sinθ θ= ↔ = =yr
15
15
5
Jawaban: C
17. Penerapan perkalian titik (dot product)
antara vektor gaya F
dan vektor perpindahan
r dengan kedua vektor
dalam bentuk i dan j atau vektor satuan. Besaran yang dihasilkan adalah skalar (usaha termasuk besaran skalar, hanya memiliki besar, tanpa arah). Usaha dilambangkan dengan W dari kata work.
24
SUPE
R CO
ACH
W = F
·
r
26 = (2i + 3 j ) · (4i + aj )Cara perkalian titik dua vektor dalam bentuk i , j adalah yang i kalikan dengan i , yang j kalikan dengan j ,
sehingga: 26 = 8 + 3a3a = 26 − 8
a = 183 = 6
Jawaban: BB. Esai
1. a.
B
A
45°
b. A
C
100°
c.
A
D
30°
2. Poligon:
a. d a b c
= + +
d
a
b
c
b. d a b c
= + −
a
b
d
−c
c. d a b c
= − +
d
a
c
−b
3. a. A B
+
B
A
50°
R A B
= +
b. A C
+
A
C
–20°R A C
= +
c. A B
−
A
50°
R A B
= −−B
d. A C
−
A
20°
−C
R A C
= −
4. a. P A B C
= + +
P
C
B
A
b. Q A B C
= − +
C
A
Q −B
FISI
KA S
MA/
MA
X
25
c. R A B C
= − −
R
B
A
−C
5. a. P A B C
= + +
A
B
C
AB
+ P
b. Q A B C
= − +
A B
− Q
A
C
−B
c. R A B C
= − −
A
−B
−C
R
A B
−
6. Tetapkan besar perpindahan 3 m sama dengan panjang vektor 3 cm. Berarti skala panjang vektor perpindahan dilukis dengan panjang vektor 1 cm. Jadi panjang vektor B adalah 21
m m
× 1 cm = 2 cm.
B
A
30° 45°
Dengan sumbu-X+ (arah mendatar ke kanan) sebagai acuan.
R A B
= +
B
A
45°
30°θ
R
R
= 4,8 cm (gunakan mistar)
θ = 37° (gunakan busur derajat)
R = 4,8 cm × 11
m cm
= 4,8 m
7. a. Fx = ∑Fx = (20 cos 53°) + 30 = 42 N
Fy = ∑Fy =(20 sin 53°) – 8 = 8 N
F F FR x y= +
= + =
2 2
2 242 8 42 76, N
20 N
30 N20 cos 53°
53°
8 N
20 sin 53°
tan θ = FF
y
x
= 842
= 0,1905
⇒ θ = 10,78°
Vektor F berada pada kuadran I.
b. Fx = 18 N – (30 cos 53°) N = 0
Fy = 30 sin 53° N – 24 N = 0
FR = 0
30 sin 53°
30 cos 53°
53°
30 N
18 N
24 N
c. Fx = (–7 – 7 cos 60° – 7 cos 60°) N
= –14 N
Fy = 7 sin 60° – 7 sin 60° = 0
F FR x= +2 0 maka FR =Fx = –14 N
Vektor F memiliki arah sejajar sumbu-X
60°60°
7 N
7 N
7 N7 sin 60°
7 sin 60°
7 cos 60°
26
SUPE
R CO
ACH
d. Fx = –7 + 7 cos 60° + 7 cos 60° = 0
Fy = 7 sin 60° – 7 sin 60° = 0
120°120°7 N
7 N
7 N7 sin 60°
7 cos 60°
7 sin 60°
FR = 0
Pada keadaan ini semua vektor gaya berada pada kesetimbangan.
e. Fx = 80 cos 30° + 80 cos 30°
= 80 3 N
Fy = 80 sin 30° – 80 sin 30°
+ 30 – 30 = 0
30 N
60°60°
60°
80 N
80 cos 30°
80 sin 30°
80 sin 30° 80 N
30 N
Besar vektor F = Fx = 80 3 N yang arahnya 0° atau searah sumbu-X positif.
f. Fx = 24 – 18 = 6 N dan
Fy = 15 N – 9 N = 6 N
15 N
9 N
18 N24 N
Besar F adalah
F F FR x y= + =2 2 6 2
dengan arah 45° (kuadran I)
8. a. Langkah 1: tetapkan skala 1 cm setara dengan 1 m sehingga panjang
vektor A
= 4 cm dan panjang vektor
B
= 3 cm. Lukis vektor A B
dan dengan acuan sumbu-X positif.
15°
45°
A
B
Langkah 2: Lukis vektor R A B
= + dengan metode segitiga. Lalu ukur
panjang vektor R
dengan mistar
dan sudut R
terhadap sumbu-X dengan busur derajat.
15°
α45°
A
B
R A B
= +
Panjang R
= 6,20 cm, besar α = 19°.
Jadi, vektor R
memiliki:
R
= =6,20 cm× m cm
6,20 m11
dan arahnya membentuk sudut 19° terhadap sumbu-X positif.
b. Langkah 1: tetapkan skala 1 cm setara dengan 1 m sehingga panjang vektor
A
= 4 cm dan panjang vektor
B
= 3 cm. Lukis vektor A B
dan dengan acuan sumbu-X positif.
15°
45°
A
B
Langkah 2: Lukis vektor R A B
= − dengan metode segitiga. Lalu ukur
panjang vektor R
dengan mistar
dan sudut R
terhadap sumbu-X dengan busur derajat.
FISI
KA S
MA/
MA
X
27
−B
A
45°
165°
15°
αR A B
= −
Panjang R
= 4 cm, besar α = 90°.
Jadi, vektor R
memiliki:
R
= =4 cm× m cm
m11
4
dan arahnya membentuk sudut 90° terhadap sumbu-X positif.
c. Langkah 1: tetapkan skala 1 cm setara dengan 1 m sehingga panjang vektor
A
= 4 cm dan panjang vektor B
= 3 cm. Lukis vektor A
dan B
dengan acuan sumbu-X positif.
15°
45°
A
B
Langkah 2: Lukis vektor R B A
= − dengan metode segitiga. Lalu ukur
panjang vektor R
dengan mistar
dan sudut R
terhadap sumbu-X dengan busur derajat.
15°
45°
α −A
B
R B A
= −
Panjang R
= 3,5 cm, besar α = 90°.
Jadi, vektor R
memiliki:
R
= =3,5 cm× m cm
m11
3 5,
dan arahnya membentuk sudut 90° terhadap sumbu-X positif.
9. a. Komponen x:
F1x = 100.000 N
F2x = –96.000 N
Fx = ∑Fx
= (100.000 – 96.000) N
= 4.000 N
b. Komponen-y:
F1y = 23.000 N
F2y = –20.000 N
Fy = ∑Fy
= (23.000 – 20.000) N = 3.000 N
c. Resultan gaya total:
F F Fx y= +
= +=
2 2
2 24 000 3 0005 000
. .. N
10. Y
37°B cos 37°
B sin 37°
–B sin 37°
–B cos 37° XA
B
−B
Vektor Komponen x Komponen y
A
–12 m 0
B
18 cos 37°m 18 sin 37°m
−B
–18 cos 37°m –18 sin 37°m
a. A B
+
Rx = (–12 + 18 cos 37°) m = 2,4 m
Ry = 18 sin 37°m = 10,8 m
Besar
m
A B R
R R Rx y
+ =
= + = +
=
2 2 5 76 116 64
11 06
, ,
,
Arah A B
+ adalah:
tan θ = RR
y
x
= 10 82 4
,, = 4,5
maka θ = 77,47°
Rx dan Ry bertanda (+) sehingga R berada di kuadran I
28
SUPE
R CO
ACH
b. A B
−Rx = (–12 – 18 cos 37°) m = –26,4 m
Ry = –18 sin 37°m = –10,8 m
Besar
m
A B R
R R Rx y
− =
⇔ = +
= −( ) + −( )=
2 2
2 226 4 10 8
28 52
, ,
,
Rx dan Ry bertanda (–) maka vektor R berada pada kuadran III, maka
tan θ = RR
y
x
= −−
10 826 4
,,
= 0,409
θ =22,25° atau 202,25°
11. a. C D
+ 2
Rx = 3 cos 30° = 1 5 3, m Ry = 3 sin 30° + 6 = 7,5 m Besar resultan
Rx = ( ) + ( )
= =
1 5 3 7 5
152
13 27 04
2 2, ,
, m
tan ,
,θ = = =
RR
y
x
7 51 5 3
53
3
⇒ θ = 70,89° (kuadran I)
b. C D
− 2
Rx = 3 cos 30º = 1 5 3, m. Ry = 3 sin 30° – 6 = –4,5 m Besar resultan
Rx = ( ) + −( )
= = =
1 5 3 4 5
27 3 3
2 2, ,
5,19 m
tan ,
,θ = = − = −
RR
y
x
4 51 5 3
3
θ = 60º atau 300° Karena benda di kuadran IV.
12. Perhatikan bahwa
A = 53,0 m, θA = 20,0°, B = 34,0 m, dan θB = 63,0°.
Komponen x:
Ax = A cos θ
Ax = (53,0)(cos 20,0°)
= (53,0)(0,940) = 49,8 m
Bx = B cos θB = (34,0) (cos 63,0°) = (34,0)(0,454) = 15,4 m
W E
S
N Ax = 49,8 m
Rx = Ax + Bx = 65,2 m
Ry =
Ay +
By =
48,
4 m
Bx = 15,4 m
By =
30,
3 m
Ay =
18,
8 m
B = 34 mR =
81,2 m
A = 53 m
θB = 63°
θA = 20°
θ = 36,6°
Y
X
A B R
+ =
A
B
R
Komponen y:
Ay = A sin θA
= (53,0 m)(sin 20,0º)
=(53,0 m)(0,342) = 18,1 m
By = B sin θB
= (34,0 m)(sin 63,0º)
=(34,0 m)(0,891) = 30,3 m
Demikian
Rx = Ax + Bx = 49,8 m + 15,4 m
= 65,2 m
dan Ry = Ay + By = 18,1 m + 30,3 m
= 48,4 m.
Besarnya resultan dengan menggunakan teorema Pythagoras.
R R Rx y= +
= +=
2 2
2 265 2 48 481 2
, ,, m
Arah resultan:
θ = tan–1 (Ry / Rx) = tan–1 (48,4/65,2)
Dengan demikian,
θ = tan–1 (0,742) = 36,6°.
13.
R a b c
R i j
R i j
R
= + +
= + +( ) + + +( )= +
= + =
2 4 6 3 5 7
12 15
12 15 362 2 99 = 19,21 satuan
FISI
KA S
MA/
MA
X
29
tan , ,θ θ= = = → = °1512
54
1 25 51 34
Grafiknya adalah seperti berikut
R
12
15
Y
θ 51,34°X
14. Vektor SudutKomponen
xKomponen
y100 m 0° 100 m 0300 m 270° 0 –300 m
150 m 30° – 75 3 m –75 m
200 m 60° –100 m 100 3 m
Resultan −75 3− += −375 100 3
201 79,
Besar perpindahan
R R Rx y= +
= −( ) + − +( )=
2 2
2 275 3 375 100 3
239,99 m
tan ,θ θ= = −−
= ⇒ = °RR
y
x
201,79 57,1775 3
1 55
maka arah perpindahan sebesar 57,17º atau 237,17° (kuadran III).
15. Anggap perahu bergerak lurus beraturan menempuh lintasan AD dan resultan kecepatan perahu dan air adalah 5 m/s (Pythagoras). Membandingkan sisi-sisi segitiga ABC dan ADE:
ADDE
ABBC
AD ABBC
DE
=
= × = × =53
180 300 meter
16. Jumlah dan selisih kedua vektor masing-masing adalah:
F F F F FF
F F F F FF
1 22 2
1 22 2
2
2
+ = + +
− = + −
cos
cos
ϕ
ϕ
Perbandingan jumlah dan selisihnya
adalah 3 sehingga:
F F
F F
F F FF
F F FF
1 2
1 2
2 2
2 2
2
23
+
−=
+ +
+ −=
cos
cos
ϕ
ϕ
Kuadratkan ruas kiri dan kanan
2 22 2
32 2
2 2
F FF F
+−
=coscos
ϕϕ
Kali silang:
2 2 6 6
8 4
48
12
60
2 2 2 2
2 2
2
2
F F F F
F F
FF
+ = −
=
=
= ↔ = °
cos cos
cos
cos
cos
ϕ ϕ
ϕ
ϕ
ϕ ϕ
17.
60°
3 N3 N
7 N
6 N
θ
Vektor Sudut Komponen x Komponen y
6 N 60° 6 cos 60° = 3 6 sin 60° =3 3
7 N 180° –7 0
3 N 270° 0 –3 N
3 N θ 3 cos θ –3 sin θ
Arah resultan = 180º (arah sumbu-X) maka gaya-gaya pada sumbu-X berada pada kesetimbangan ∑Fy = 0
∑ = ⇒ − − =
= −( )= −
Fy 0 3 3 3 3 0
3 3 3 1
3 1
sin
sin
sin
θ
θ
θ
18. A B
⋅ = AB cos θ
dengan θ = 68° – 23° = 45°
A B
⋅ = (6,0) (2,5) cos 45°
= 15 12
2 152
2
= m
30
SUPE
R CO
ACH
19. a. A
· B
adalah perkalian titik (dot)
antara vektor A
dan vektor B
Untuk perkalian titik berlaku
A
· B
= AB cos θ
sehingga
A
· B
= AB cos 37° = (8)(10)(0,8) = 64 satuan
b. A
× B
adalah perkalian silang
(cross) vektor A
dan vektor B
Untuk perkalian silang berlaku
A
× B
= AB sin θ
Sehingga
A
× B
= AB sin 37° = (8)(10)(0,6) = 48 satuan
20. Perkalian silang A
× B
Cara Pertama:
Misal: A
= (Ax i + Ayj + Az k ) dan
B
= (Bx i + Byj + Bz k ) maka:
A
× B
= (Ay Bz − Az By) i
+ (Az Bx − Ax Bz) j + (Ax By − Ay Bx) k
A i j k
B i j k
= + −
= + −
4 3 2
7 2 5
Ax = 4
Ay = 3
Az = −2
Bx = 7
By = 2
Bz = 5maka
A B i j
× = − − + − −
+ −
[( )( ) ( )( )] [( )( ) ( )( )]
[( )( ) ( )
3 5 2 2 2 7 4 5
4 2 3 (( )]
( ) ( ) ( )
7
15 4 14 20 8 21
19 34
k
A B i j k
A B i j
× = + + − + −
× = − −13k
Cara Kedua:
A i j k
B i j k
= + −
= + +
4 3 2
7 2 5
Susun dua vektor di atas seperti bentuk berikut.
i j k
47
32
25−
Untuk mempermudah perkalian, tambahkan dua kolom di sebelah kanan susunan seperti berikut.
i j k i j
47
32
25
47
32
−
Beri tanda plus dan minus, ikuti contoh berikut.
i j k i j
47
32
25
47
32
−
(+)
(–)
(+)
(–)
(+)
(–)
Kalikan menyilang ke bawah dengan memperhatikan tanda plus dan minus, lanjutkan dengan menyilang ke atas,
A B i j k k
i
× = + + −
− −
( )( ) ( )( ) ( )( ) ( )( )
( )( ) ( )(
3 5 2 7 4 2 7 3
2 2 5 4))
( ) ( ) ( )
j
i j k k i j
i j
= − + − + −
= + + − + −
15 14 8 21 4 20
15 4 14 20 8 21 kk
A B i j k
× = − −19 34 13
21. Rotasikan semua vektor sehingga satu vektor berimpit dengan sumbu datar.
A
B C
αβ
B sin α
B cos α
A
B
C
α β
Komponen vektor resultan:Cx = A + B cos α = 18 + 16 cos 45° = 18 + 8 2
FISI
KA S
MA/
MA
X
31
dan
Cy = A + B sin α
= 18 + 16 sin 45° = 18 + 8 2
Panjang vektor resultan:
C C Cx y= + = +( )= +
2 2 18 8 2 2
18 2 16
Sudut vektor resultan:
tan β
β
= = ++
=
= °
CC
y
x
18 8 218 8 2
1
45
22. a. Resultan gaya pada sumbu-X = jumlah gaya pada sumbu-X
θ
30°
FAy
FAx X
Y
FBx
FByFB = 800 N
FA
X
Y
FR = 1.250 NII
FR = ∑Fx → FR = FAx + FBx
1.250 = FA sin θ + 800 cos 30°
FA sin θ = 1.250 – 800 12
3( ) = 1.250 – 400 3
FA = 400 3sinθ ...(1)
Resultan gaya pada sumbu-Y = jumlah gaya pada sumbu-Y
FR = ∑Fy → FR = FAy – FBy
0 = FA cos θ – 800 sin 30°
FA cos θ = 80012( ) = 400
FA = 1 250 400.
cos−θ ...(2)
Samakan persamaan (1) dengan per-samaan (2) sehingga didapatkan θ.
1 250 400 3 400
1 250 400 3400
258
3
1 3
.sin cos
sincos
.
tan ,
− =
= −
= −
=
θ θθθ
θ 9954 2θ = °,
Gaya FA lebih mudah ditentukan dengan menggunakan persamaan (2).
FA = 400cosθ
= 683,81
Arah FA terhadap sumbu-X adalah
90° – θ = 90° – 54,2° = 35,8°
b. Resultan gaya pada sumbu-X = jumlah gaya pada sumbu-X
F F F F F
Fx x x x Bx
Rx
R R A = → = +
= ° + °
= ( ) +
750 45 800 30
750 12
2 800 12
3
sin cos
(( )= += + =
375 2 400 3530 3 692 8 1 223 1, , . , N
FAy
45°
30°
FAx XFBx
FR
FByFB = 800 N
FA = 750 N
X
Y
1.223,15 N
130,33 N θ
Resultan gaya pada sumbu-Y = jumlah gaya pada sumbu-Y
FRy = ∑Fy → FRy = FAy – FBy
F yR = ° − °
= ( ) − ( )= −= −
750 45 800 30
750 12
2 800 12
375 2 400530 3 40
cos sin
, 00130 3= , N
Besar resultan gaya FR adalah:
F F Fx yR R R
N
= +
= ( ) + ( )=
2 2
2 21 223 1 130 3
1 230
. , ,
.
θ =
=
= °
− −tan tan ,. ,
,
12
21 130 3
1 223 1
6 08
F
Fy
x
R
R
23. Vektor satuan:
A A i A j A k
A i j k
A
x y z
= + +
= + +2 3 6
Besar
32
SUPE
R CO
ACH
A
= + + =2 3 62 2 2 7 satuan
24. Rx = R cos θ = 8 cos 37°
= 8(0,8) = 6,4 satuan
Ry = R sin θ = 8 sin 37°
= 8(0,6) = 4,8 satuan
R = Rx i + Ryj
R = 6,4 i + 4,8 j
25. v
yx
= ( ) + ( ) = =
= = = → ( ) = °−
4 4 32 4 2
44
1 1 45
2 2
1
m/s
tgα α tan
26. v i j
v
EK mv
( )3 6 8
36 64 1012
12
12 10 6002 2
= +
= + =
= = ( ) =
m/s
m/s
J
27. a. vektor a i j k
= + +5 9 7
b. a
= + +
= =
5 9 7
155 12 45
2 2 2
, satuan
28. Ax = rx= r cos 30°
= ( ) =160 1
23 80 3 km
Ay = ry = r sin 30° = 160 12
80( ) = km
∆ = − = +r r r i j
2 1 80 3 80
Y
XAX
AYA
r
030°
160 km
29. r i j k
r i j k
r r r i j k
P
Q
= + +
= + +
= − = + +
2 4 2
4 6 8
2 2 62 1∆
∆ = ∆ + ∆ + ∆
= + + = =
r x y z
2 2 2
2 2 22 2 6 44 2 11 satuan
30. r i k
r i j k
r r r i j k
A
B
= +
= + +
∆ = − = + +
5 4 3
4 4 22 1
∆ = ∆ + ∆ + ∆
= + + = =
r x y z
2 2 2
2 2 24 4 2 36 6 satuan
31. rx = r sin α = 100 sin 30° = 50 km
ry = r cos α = 100 cos 30° = 50 3 km
Posisi kapal: r
= 50 50 3i j +
30°
r sin 30°
r cos 30°
T
U
B
S
32. a. r
1 = 4 2i j −
b. r
2 = 8 2i j +
c. ∆ = − = +r r r i j
2 1 4 4
d. ∆ = ∆ + ∆
= + =
r x y
2 2
2 24 4 4 2 satuan
33. r i j r i j
1 28 2 2 6= − = + dan
Vektor perpindahan:
∆ = − +r i j
6 8
Besar/panjang vektor:
∆ = ∆ + ∆
= −( ) + =
r x y
2 2
2 26 8 10 satuan
34. 3 2 2 3 1 2 2 1
3 3
i j k j k i j k
i j k
+ − + + = + +( ) + − +( )= + −
r
= + + −( ) =3 3 1 192 2 2 satuan
35. x = 18t
y = 4t – 5t2
r t xi y j ti t t j
( ) = + = + −( )18 4 5 2
36. r
(t) = (at2 + bt) i + (ct + d) j
t = 1 ⇒ r
(t1) = (a + b) i + (c + d) j
FISI
KA S
MA/
MA
X
33
t = 2 ⇒ r
(t2) = (4a + 2b) i + (2c + d) j
∆ = ( ) − ( )= + − −( ) + + − −( )
= +( ) +
r r t r t
a b a b i c d c d j
a b i c j
2 1
4 2 2
3
∆ = +( ) +
= + + +
r a b c
a ab b c
3
9 6
2 2
2 2 2
37. r i j
r i j
1
2
4 3
7
= +
= −
Vektor perpindahan:
∆ = − = −r r r i j
2 1 3 4
Panjang vektor:
∆ = ∆ + ∆ = + =r x y
2 2 2 23 4 5 satuan
38. ∆
∆
∆ ∆
x
y
r xi y j
i j
= −
=
= + ∆
= − +
8
6
8 6
m
m
v rtxt
i yt
j
i j
v v vx y
= ∆∆
= ∆∆
+ ∆∆
= − +
= +
= −( ) + ( )=
84
64
2 1 5
6
2 2
2 2,
,, ,25 2 5= m/s
39. v v vx y
= +2 2
a. ∆ = −( ) + − −( )( )
= +
= ∆∆
= + = +
r i i j
i j
v rt
i j i j
P 8 4 2 2
4 4
4 42
2 2
b. v
= + =2 2 2 22 2 m/s
40. xP = 1 xQ = 4 Δx = 4 – 1 =3
yP = 4 yQ = 5 Δy = 5 – 4 =1
zP = 2 zQ = 7 Δz = 7 – 2 =5
PQ = + + =3 1 5 352 2 2 satuan
41. Persamaan garis lurus melalui dua titik
y yy y
x xx x
−−
=−−
1
2 1
1
2 1
Persamaan posisi:
x xx x
t tt t
x t
x t
x t
x t
−−
=−−
⇒ −−
= −−
− =
− =
= +
1
2 1
1
2 1
210 2
040 0
28 40
2 1515
2
Kecepatan cecak:
v xt
= = −−
= = =∆∆
10 240 0
840
15
0 2, m/s
42. a. Vektor posisi
r i j
r i j
1
2
3 5
8
= − −( )= − +( )
m
m
b. Vektor perpindahan:
∆ r
= (–1 + 3)i + (8 – (–5)) j
= 2i + 13 j
Besar vektor perpindahan:
∆ = + = +
= =
r
2 13 4 169
173 13 15
2 2
, m
43. a. Vektor kecepatan rata-rata dinyatakan dalam vektor satuan
r
= x i + y j
= 1,4t i + (19 – 0,8)t2 j
t1 = 0 s ⇒ r
1 = 0
t2 = 2 s ⇒ r
2 = 1,4(2)i + 18,2(2)2 j
= 2,8 i + 72,8 j
v rt
i ji j
= ∆∆
= +−
= +2 8 72 82 0
36 4, ,
,1,4 m/s
b. Komponen-komponen kecepatan rata-rata
vx = 1,4 m/s vy = 36,4 m/s
c. Besar dan arah kecepatan rata-rata
v
vv
y
x
= ( ) + ( ) =
= = =
→ = ( )−
1 4 36 4
36 41 4
26
26
2 2
1
, ,
,,
tan
36,42 m/s
tanθ
θ == °87 8,
34
SUPE
R CO
ACH
44. Y + (utara)
X + (timur)v ix
v
v jy
53°
Komponen kecepatan pada sumbu-X
vx = v cos α = 720 cos 53°
= 720 45( ) = 576 km/jam
Komponen kecepatan pada sumbu-Y
vy = v sin α = 720 sin 53°
= 720 35( ) = 432 km/jam
Vektor kecepatan dalam vektor satuan:
v = vx i + vyj = 576 i + 432 j km/jam
45. Vektor posisi A
A j
= 6
Vektor posisi B
B i j i j
= ° − ° = −6 cos 30 6 30sin 3 3 3
Vektor perpindahan:
∆ = − = − − = −
r B A i j j i j3 3 3 6 3 3 9
30°
12A
X
B 4
Kecepatan rata-rata:
cmmenit
v rt
i j
v i
= = −
= −
∆∆
3 3 920
0 26 0, ,,
, ,
, ,
45
0 26 0 45
0 2701 0 52
2 2
j
v
cmmenit
cmmenit
= + −( )
= =
46. a.
r ti t t j
t r
t r i j
r r r
= + −( )= → =
= → = +
= − =
40 30 5
0 0
2 80 40
2
1
2
2 1∆ 880 40
80 40
6 400 1 600
40 5
4080
26 56
2 2
1
i j
r
+
= +
= +
=
= ( ) =−
∆
. .
tan ,
m
θ °°
b. t r i j
t r i j
r r r
i
= → = +
= → = +
= −
= −( ) +
1 40 25
3 120 45
120 40
1
2
2 1
∆
445 25
80 20
80 20
6 400 400 20 17
208
2 2
1
−( )= +
= +
= + =
= −
j
i j
r
∆
.
tan
m
θ00
14 04( ) = °,
47. a.
r t i t j t t
vr
t t
i j i
r
= + = =
=−−
=+( ) − +
3 1 3
27 27 3
2 31 2
2 1
2 1
, s, s
jj i j
i j
( )−
= +
= −3 1
24 262
12 13
v = + =144 169 17,69 m/s
tan
,
θ
θ
= −
= − °( )
1312
47 29 kuadran IV
b.
rt
it
j
vi j i j
i
= + −
=+
− +( )
= − +
2 4 1
23
359
2 3
22
3
2
449
j
v = −
+
= =
23
49
5281
29
13
2 2
m/s
FISI
KA S
MA/
MA
X
35
tan
,
θ
θ
= ×−
=−
= −
= °( )
49
32
1218
23
33 7 kuadran II
48. a.
v drdt
ddt
t i t j ti t j
t v
t v i j
= = +( ) = +
= → =
= → = +
3 6 3
0 0
1 6 3
2 3 2
s
s
t v i j
t v i j
= → = +
= → = +
2 12 12
3 18 27
s
s
b.
v drdt
ddt
t i t j
t i t jt
it
j
= = + −( )( )
= − + = − +
− −
− −
2 4
2 2 2 2
1 2
2 32 3
tt v
t v i j
t v i j
t v i
= → = ∞
= → = − +
= → = − +
= → = − +
0
1 2 2
2 12
14
3 29
s
s
s
s
2227
j
49.
r t t i t j
v drdt
t i t j
t s v i j
= −( ) −
= = −( ) −
= → = −
3 2
6 2 3
2 10 12
2 3
2
vv = + =
= − → = − °( )
100 144 2 6112
1050 19
m/s
kuadran IVtan ,θ θ
50. a.
r t t i t t j
v drdt
t i t j
= + +( ) + + +( )= = +( ) + +( )
4 3 6 4 0 5
3 2 4
2 2,
b. Saat sudut θ = 45°
v v t
r i j
v i j
x y
t
t
= → =
= +
= +
=( )
=( )
1
8 10 5
5 5
1
1
s
,
51. a.
r xi y j ti t t j= + = + −( )18 4 4 9 2,
b.
v drdt
i t j= = + −( )18 4 9 8,
c.
a dvdt
j= = −9,8
d. x t
y t
=( ) = ( ) =
=( ) = ( ) − ( )
= −
3 s 54 m
3 s
m
Koordinatn
18 3
4 3 4 9 3
32 1
2,
,
yya m54 32 1, ,−( )e.
v t i j
v
=( ) = −
= + −( ) =
3 18
18 25 4 31 132 2
s 25,4
m/s, ,
f.
a j
a
= −
=
9,8
m/s9 8 2,
52.
a ti
v v adt t i j
r r vdt t i t j
=
= + = +
= + = +
∫∫
6
302
03
53. a.
a t i t j
v v adt t i t j
r r vdt
= +
= + = +
= + =
∫
1 2 3 5
0 4 3 52
0
2
03 2
0
, ,
, ,
,11 3 56
4 3t i t j +∫ ,
b.
0 1 2 3 t (s)
v (m/s)
6
12
18
3
9
15
21
c.
t
v i j
i j
=
= ( ) ( ) + ( )
= +
3
0 4 27 3 52
9
10 8 15 75
s
, ,
, ,
v
= ( ) + ( )= +
= =
=
10 8 15 75
116 64 248 0625
364 7025 19 097
2 2, ,
, ,
, ,
ta
m/s
θ nn ,,
,
−
= °
1 15 7510 8
55 56
36
SUPE
R CO
ACH
PEMBAHASANPENILAIAN T E N G A H SEMESTER 1
A. Pilihan Ganda
1. Model atom Rutherford menunjukkan hakikat fisika sebagai produk. Produk fisika berupa model atom merupakan representasi atom yang dibuat sebagai visualisasi untuk memudahkan pemahaman karene atom tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Jawaban: A
2. Untuk melakukan proses ilmiah merumuskan masalahan, kita harus mengembangkan sikap rasa ingin tahu. Hal ini karena sikap rasa ingin tahu dapat memotivasi kita supaya dapat menemukan jawaban dari suatu permasalahan.
Jawaban: D
3. Dalam melakukan kerja ilmiah dibutuhkan:
• Keterampilan proses untuk melakukan kerja ilmiah
• Metode ilmiah sebagai langkah-langkah yang harus ditempuh demi memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis.
• Sikap ilmiah sebagai sikap yang seharusnya dimiliki seorang ilmuwan dalam melakukan tugasnya.
• Variabel terikat sebagai variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas yang diteliti.
Jadi, yang tidak termasuk syarat dari kerja ilmiah adalah variabel pengganggu. Umpamanya, dalam analisis awal menunjukkan adanya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat, tetapi apabila dimasukkan variabel ketiga hubungannya menjadi tidak tampak. Dalam kasus ini, variabel ketiga berlaku sebagai variabel pengganggu.
Jawaban: D
4. Jika hasil pengujian menunjukkan bahwa hipotesis tidak benar, bukan berarti penelitan yang dilakukan salah tetapi kita harus mengubah hipotesis tersebut agar dapat ditarik kesimpulan.
Jawaban: C
5. Perumusan masalah yang dapat diajukan untuk diteliti merupakan pertanyaan yang untuk memperoleh jawabannya perlu melakukan metode ilmiah. Pertanyaan yang dapat diajukan untuk penelitian yaitu, “Mengapa sedotan dalam gelas berisi air tanpa bengkok?” Pertanyaan pada opsi yang lain tidak diperlukan metode ilmiah karena jawabannya dapat ditemukan melalui pengamatan langsung.
Jawaban: B
6. Hasil kombinasi antara disiplin ilmu mekanika terapan, biologi, dan fisiologi adalah biomekanika. Dalam biomekanika, prinsip-prinsip mekanika dipakai dalam penyusunan konsep, analisis, desain, dan pengembangan peralatan serta sistem dalam biologi dan kedokteran.
Jawaban: C
7. Energi tidaklah kontinu, melainkan diskret berupa paket atau kuanta. Konsep tersebut merupakan dasar dari kajian ilmu mekanika kuantum. Konsep ini bertentangan dengan mekanika klasik yang menganggap energi bersifat kontinu.
Jawaban: B
8. Hukum Bernoulli yang dipelajari dalam fisika tentang fluida diterapkan dalam bidang penerbangan, yaitu untuk mengukur kecepatan aliran udara terhadap pesawat.
Jawaban: C
FISI
KA S
MA/
MA
X
37
9. Alat keselamatan kerja yang harus digunakan jika kita hendak belajar di laboratorium yaitu sarung tangan (1), alas kaki (3), dan jas laboratorium (4).
Jawaban: B
10. Sebelum meninggalkan laboratorium sebaiknya pembakar Bunsen atau pemanas lain harus dimatikan terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya kebakaran. Hal ini karena api yang dinyalakan tanpa adanya pengawasan berpotensi besar untuk menimbulkan kebakaran.
Jawaban: C
11. Pada bahan yang digunakan Rudi terdapat simbol yang menandakan bahwa bahan tersebut memiliki sifat mudah terbakar serta berbau tajam dan menyengat. Oleh karena itu, sebaiknya Rudi menggunakan masker (1) supaya bau menyengat tidak terhirup dan menyimpannya jauh dari jangkauan api (3) untuk mencegah terjadinya kebakaran.
Jawaban: B
12. Yang paling benar adalah pernyataan E, yaitu besaran suhu (X4) memiliki satuan kelvin (Y3) dalam SI, dan alat ukurnya adalah termometer (Z2)
Jawaban: E
13. (A) watt: satuan daya
(B) joule/sekon: satuan daya, setara dengan watt
(C) ampere: satuan arus listrik
(D) newton: satuan gaya
(E) joule: satuan energi
Dari pilihan di atas, yang termasuk besaran pokok adalah arus listrik.
Jawaban: C
14. Besaran vektor adalah besaran yang memiliki nilai sekaligus arah sementara besaran skalar hanya memiliki nilai saja.
Kelajuan skalar
Waktu skalar
Percepatan vektor
Jawaban: B
15. Muatan listrik diperoleh dari kuat arus listrik dikalikan waktu, atau q = I × t dengan q = muatan listrik (coulomb), I = kuat arus listrik (ampere), dan t = waktu (s). Dari persamaan tersebut diperoleh satuan muatan listrik adalah ampere × sekon. Jadi, dimensi dari muatan listrik adalah IT.
Jawaban: A
16. Dimensi dapat digunakan untuk menganalisis satuan suatu besaran.
MLT– 2 kg m s−2 = kg m/s2 merupakan satuan dari besaran massa dikalikan dengan percepatan. Massa dikalikan percepatan sama dengan besaran gaya,
F = ma.
LT– 1 m s−1 = m/s merupakan satuan dari besaran kecepatan.
Jadi, MLT– 2 menyatakan dimensi gaya sementara LT– 1 menyatakan dimensi kecepatan.
Jawaban: B
17. Keliling = 2πr = πD = (3,14)(8,50) = 26,69 cm.
Hasil pengukuran panjang, yaitu 8,50 cm memiliki 3 AP sehingga kelilingnya pun harus dituliskan dengan 3 AP. Jadi, keliling lingkaran adalah 26,7 cm.
Jawaban: B
18. p =12,51 m (4 AP) dan l = 5,2 m (2 AP), maka
A = p × l
=12,51 m × 5,2 m = 65,052 m2
Hasil perkalian harusnya memiliki angka penting yang paling sedikit, yaitu 2 AP.
Jadi, luasnya adalah 65 m2
Jawaban: A
19. Gambar yang menunjukkan hasil pengukuran sebesar 6,85 cm yaitu sebagai berikut.
38
SUPE
R CO
ACH
cm
87
0 5 10
Skala utama = 6,8 cm
Skala nonius = 0,05 cm
Hasil pengukuran = 6,85 cm
Jawaban: E
20. Diameter = 8,5 mm + 16 (0,01 mm)
= 8,66 mm∆x = ½ × 0,01 mm = 0,005 mmJadi, diameter bola adalah (8,660 ± 0,005) mm.
Jawaban: D
21. Waktu = 44 menit + 18,2 sekon
= (44 × 60) + 18,2
= 2.658,2 sekon
∆t = ½ × 0,2 = 0,1 sekon
Jadi, hasil pengukuran (2.658,2 ± 0,1) sekon.
Jawaban: B
22. ∆ ∆ ∆
Ω Ω Ω
R R Rtotal = +
= + =1 2
1,8 3,75 5,55
Rtotal = 36 Ω + 75 Ω = 111 Ω
Jadi, ∆ × = × =RR
100111
100 5% % %5,55
Jawaban: E
23. L = (90,0 ± 0,1) cm, maka: L = 90,0 cm; ∆L = 0,1 cm
T = (3,0 ± 0,05) sekon, maka: T = 3,0 sekon; ∆T = 0,05 sekon
Dari T Lg
g LT
LT
didapatkan
=
→ = = −
2
4 42
22 2
π
π π
Untuk fungsi g LT= −4 2 2π ( ), maka
ketidakpastian relatif ∆gg
adalah
∆ ∆ ∆= + − = + −
= × =
gg
LL
TT
2 0 190 0
2 0 053 00
0 034 100 3 4
,,
,,
, % , %
Karena ketidakpastian relatif ∆ =gg
3 4, %
berada dekat dengan 1%, maka berhak atas 3 angka penting.
g LT=
= ( ) ( ) ( )=
=
−
−
−
−
4
4
395 3
2 2
2 2
2
2
π
3,142 90 3
394,88656 cm s
cm s AP( )∆ = ×
=
= ( )
−
−
−
g 3 4 395
13 43
13 4 3
2
2
2
, %
,
,
cm s
cm s
cm s AP
Jadi, g = (395 ± 13,4) cm s–2
Jawaban: A
24. Vektor
f merupakan hasil penjumlahan
dari vektor
d dan
e .
d e = f+
e
d
f
Jawaban: D
25. Perpindahan (s) adalah perubahan posisi benda dari
posisi awal hingga posisi akhir (besaran vektor).
10 m
18 m
6 ms
Perhatikan segitiga yang diraster.
s6 m
8 m
s = 6 8 100 10 m2 2+ = =
Jawaban: B
26. ΣF F Fx x= −
= ° −
= − = −
1 2
4 30 6 3
2 3 6 3 4 3
,
cos
N
FISI
KA S
MA/
MA
X
39
ΣF F Fy y= −
= ° −= − =
1 3
4 30 22 2 0
,
cos
Σ Σ ΣF F Fx y= +
= −( ) +
=
2 2
24 3 0
4 3 N
Jawaban: C
27. F1x = 30 cos 53° = 30(0,6) = 18 N
F1y = 30 sin 53° = 30(0,8) = 24 N
∑Fx = F3 + F1x
= −6 + 18 = 12 N
∑Fy = F2 + F1y
= −15 + 24 = 9 N
ΣF F Fx y= +
= + =
2 2
2 212 9 15 N
Jawaban: B
28. Perpindahan total adalah vektor garis berarah dari titik start O ke titik akhir R, ditulis OR.
9 km
12 kmO
R
Pada gambar, tampak bahwa komponen horizontal perpindahan total adalah 12 kotak = 12 km, sedangkan komponen vertikal perpindahan total adalah 9 kotak = 9 km. Panjang perpindahan total OR bisa dihitung dengan dalil Pythagoras.
OR
OR
= + = +( )
= +
= ( )
12 9 3 4 3
3 4 3
3 5
2 2 2 2 2
2 2
, ingat tripel Pythagoras 3, 4, 515 km=
Jawaban: D
29. F i F i j
R F F i i j i j
1 2
1 2
6 2 6
6 2 6 8 6
= = +
= + = + +( ) = +
dan
arah: tannθ θ= = → = °68
34
37
Jawaban: D
30. Nilai pada sumbu-X adalah – 3,
maka dituliskan –3 i
Nilai pada sumbu-Y adalah 1, maka
dituliskan j
sehingga vektor dapat dituliskan − +3i j
Jawaban: C
31. F3x = 10 cos 37° = 10(0,8) = 8 N
F3y = 10 sin 37° = 10(0,6) = 6 N
∑Fx = F1 – F3x = 12 – 8 = 4 N
∑Fy = F2 + F3y = 14 + 6 = 20 N
Resultan ketiga gaya jika dinyatakan
dalam vektor satuan adalah 4 20i j +Jawaban: B
32. F F F F
F
F
x y= ° = °
= = ×
= = =
cos sin30 30
12 12
3 8 3 12
243
8 3 4 3 N N
Jawaban: B
33. Pada soal, benda bergerak dari E menuju F dan berakhir di G.
E(1,1) F(9,1)
G(9,7)
Gambar di atas sesuai dengan pilihan jawaban A. Sementara itu, perpindahan dapat ditentukan menggunakan Pythagoras sebagai berikut.
r = + = +
= =
8 6 64 36
100 1
2 2
0 satuan
Jawaban: A
40
SUPE
R CO
ACH
34. Nilai minimum dari resultan dua vektor adalah
F1 – F2 = 8 – 6 = 2 N
Nilai maksimum dari resultan dua vektor adalah
F1 + F2 = 8 + 6 = 14 N
Jadi, 2 ≤ R ≤ 14 sehingga resultan tidak mungkin bernilai 1 N.
Jawaban: A
35.
v v a dt
i j i j dt
i j ti t j
= + ∫
= + + ∫ +( )= + + +
0
3 4 0 4 0 3
3 4 0 4 0 3
, ,
, ,
= +( ) + +( )=
= +( ) + +( ) = +
=
3 0 4 4 0 310
3 4 4 3 7 7
7
, ,t i t jt s
v i j i j
v 22 27 7+ = satuanJawaban: B
B. Esai
1. a. Zat mudah meledak (explosive)
Sifatnya: dapat meledak dengan adanya panas, percikan bunga api, guncangan, atau gesekan.
Cara penanganan: hindari dari pukulan atau benturan, gesekan, pemanasan, api, dan sumber nyala lainnya.
b. Korosif (corrosive)
Sifatnya: merusak jaringan hidup.
Cara penanganan: hindari kontaminasi pernapasan serta kontak dengan kulit dan mata.
2.
Tandai kulit kepala dengan menggambar persegi yang berukuran 1 cm × 1 cm (bisa menggunakan spidol)Hitung jumlah rambut dalam area yang ditandaiPerkirakan luas kulit kepala yang ditumbuhi rambut (cm2)Jumlah rambut di kepala adalah luas kulit kepala (cm2) × jumlah rambut per cm2
3. Ukur tebal tujuh lembar foto tersebut. Misalkan dapat 0,4 cm sehingga 1 lembar foto tebalnya.
0,4 : 7 = 0,06 cm = 0,6 mm.
Kapasitas foto:
Foto pertama = Type: JPEG Image dan Size: 24,6 kB
Foto kedua = Type: JPEG Image dan Size: 1,74 MB = 1781,76 kB
Foto ketiga = Type: JPEG Image dan Size: 1,96 MB = 2007,04 kB
Foto keempat = Type: JPEG Image dan Size: 1,93 MB = 1976,32 kB
Foto kelima = Type: TIFF image dan Size: 8,44 MB = 8642,56 kB
Foto keenam = Type: JPEG Image dan Size: 15,4 kB
Foto ketujuh = Type: JPEG Image dan Size: 1,44 MB = 1474,56 kBResolusi total = 15922,24 kB
Resolusi rata-rata = 15922 24
7, kB
= 2274,605714 kB
4.
(1)
FA = 2 kN
30°
θ FR = 3 kNx
FB
(2)
FA = 2 kN
30° θFR = 3 kN
FB
a. Perhatikan gambar (2), gunakan aturan kosinus.
FB2 = FA
2 + FR2 – 2 FA FR cos θ
FB2 = 22 + 32 – 2(2)(3)cos 30°
FISI
KA S
MA/
MA
X
41
FB = 2 3 2 2 3 302 2+ − ( ) ( ) °cos
= 1,615 kN = 1.615 N
Perhatikan gambar (2), gunakan aturan sinus.
sin. .
sin ..
sin ..
,
θ
θ
θ
2 000
12
1 6151 0001 615
1 0001 615
38 26
1
=
=
= ( )= °
−
b.
(1)
FA = 2 kN
FB = 3 kN
30°60° + 45° = 105°
45°
FR
xφ
α
(2)
FA = 2 kN105°
FR
αFB = 3 kN
Perhatikan gambar (2), gunakan aturan kosinus.
FR
kNN
= + − ( ) ( ) °
==
2 3 2 2 3 105
4 0134 013
2 2 cos
,.
Perhatikan gambar (2), gunakan aturan sinus.
sin.
sin.
,.
sin ..
sin .
α
α
α
3 000105
4 0130 964 013
2 8804 013
2 881
= ° =
=
= − 004 013
45 86.
,
( )= °
Jadi, arah sudut gaya resultan FR adalah φ yang diukur searah jarum jam dari sumbu-X positif.
φ = α – 30° = 45,86° – 30° = 15,86°
c. Untuk FB minimum, harus tegak lurus dengan FR sehingga θ = 90°. Perhatikan gambar (1) dan gambar (2) di bawah ini.
(1)
FA = 2 kN
30°θ FR
x
FB
(2)
FA = 2 kN
30°FR
FB
Anda dapat menerapkan trigonometri sederhana, sehingga:
FB = 2 sin 30° = 1 kN = 1.000 N
FR = 2 cos 30° = 1,73 kN = 1.730 N
5. a. v t i t j
v t i j
r r vdt
t
= +( ) + − −( )
=( ) = + −( )= +
= +
∫
4 2 10 4
3 22 22
4
2
0
s
223
10 2
3 30 48
3 2t i t t j
r t i j
+ − −( )
=( ) = −
s
b. Arah gerak:
tanθ
θ
= −
= − ° °( )
4830
58 atau 302 kuadran IV
42
SUPE
R CO
ACH
K O G N I T I FB A B 4
PEMBAHASANUJI KOMPETENSI MANDIRI
A. Pilihan Ganda
1. Jarak total yang ditempuh partikel adalah: ∆ = + +x v t v t v t1 1 2 2 3 3
Waktu total yang ditempuh partikel adalah: ∆ = + +t t t t1 2 3
Kecepatan rata-rata partikel adalah:
v xt
v t v t v tt t t
= ∆∆
=+ ++ +
1 1 2 2 3 3
1 2 3
Jawaban: C
2. Kecepatan awal kereta v0 = 0 m/s
Kecepatan selama
t → vt = 72 km/jam = 20 m/s
Waktu percepatan t = 1,5 menit = 90 s Percepatan kereta selama selang waktu t adalah
vt = v0 + at ⇒ avv
tt=− 0
a = − = −20 090
29
2 m s
Jawaban: B
3. Kecepatan awal v0 = 15 m s–1
Perlambatan selama t = 5 s
Kecepatan saat t adalah vt = 5 m s-1
Besar percepatannya:
av v
tt=−
= − = − − 0 25 155
2 m s
Mobil mengalami perlambatan sehingga percepatannya berlawanan arah terhadap arah gerak semula, yaitu ke selatan
Jawaban: C
4. Kecepatan awal mobil
v0 72 20= = kmjam
m/s
Waktu pengereman t = 5 sBesar percepatan mobil
av v
tt=−
= − = − − 0 20 205
4 m s
Karena nilai negatif maka arahnya berlawanan dengan arah gerak semula yaitu timur.
Jawaban: A
5. Kelajuan kereta 1 adalah v1 = 72 km/jam
Kelajuan kereta 2 adalah v2 = 78 km/jam
Waktu hingga perpapasan t = 14 menit
Jarak yang telah ditempuh masing-masing kereta setelah selang waktu t adalah
s1 = v1 t
= 72 160
kmjam
jam menit
×
× 14 menit
= 16,8 km
s2 = v2 t
= 78 160
kmjam
jam menit
×
× 14 menit
= 18,2 km
Total jarak kedua kereta adalah s = 18,2 + 16,8 = 35 km
Jawaban: A
6. Jarak Kota Tebing-Siantar = 90 km
vA = 60 km/jam
vB = 40 km/jam
Waktu yang dibutuhkan mobil A untuk sampai di kota Siantar adalah:
t sv
= = =A
km km/jam
1,5 jam9060
Pada selang waktu ini mobil B telah menempuh jarak
s v tB Bkmjam
1,5 jam 60 km= = × =40
Saat waktu t = 1,5 jam, jarak antara mobil A dengan mobil B adalah 90 – 60 km = 30 km. Waktu yang ditempuh
FISI
KA S
MA/
MA
X
43
mobil A sampai bertemu dengan mobil B adalah sama dengan waktu tempuh mobil B, dan jarak tempuh mobil A adalah x sedangkan jarak tempuh mobil B adalah (30 – x) km.
t t
sv
sv
x x
x xx
x
A B
A
A
B
B
=
=
= −
= −=
= =
6030
4040 1 800 60
100 1 8001 800100
.
.. 118 km
Mobil A bertemu dengan mobil B pada jarak 18 km dari Kota Siantar pada selang waktu
tsv
xvA
A
A A
= = = =1860
0,3 jam
t = 1,5 + 0,3 = 1,8 jam
Jawaban: B
7. Kelajuan mobil: vm = 40 km/jam (dari P)
Kelajuan truk: vt = 60 km/jam (dari Q)
Jarak lintasan PQ = 15 km
Selang waktu truk adalah tt = tm – 7
Saat bertemu waktu tempuh mobil sama dengan waktu tempuh truk,
x adalah jarak yang telah ditempuh mobil saat bertemu truk
Jarak mobil-truk mula-mula adalah:
PQ = vm tm + vt tt
15 = 40tm + 60tt
15 = 40tm + 60 tm −
760
15 = 40tm + 60tm – 7
22 = 100tm ⇒ tm = 0,22 jam = 13,2 menit
Jawaban: D
8. v1 = 50 km/jams1 = 80 km
v2 = 80 km/jams2 = 80 km
v3 = 200 – 80 – 80s3 = 40 km
A08.24 12.00
B C D
Tebing Tinggi Tarurung
Waktu Tebing – Tarutung:tAD = 12.00 – 08.24 = 03.36 (3 jam 36 menit)
= 3 jam + 3660
jam
= 3 + 0,6 = 3,6 jamtCD = t3 = 3,6 jam – (t1 +t2) = 3,6 – (1,6 + 1) = 1 jam
vst
x
xxx
33
3
80 0 8 401
80 0 8 400 8 40
50
=
−( ) =
− ===
,
,,
tsv
v v v
v
t
11
1
2 1 1
1
8050
1 6
60
1601001610
50
80
= = =
= +
= ×
= ×
=
,
%
jam
km/jam
222
2
8080
1= = =sv
jam
v v x v
x v
x
x
x
3 3 2
2
100100
100100
10080
45
100
80 0 8
= − ×
= − ×
= − ×
= −( )
= − ,
Jawaban: D
44
SUPE
R CO
ACH
9. Grafik menunjukkan bahwa bendi mengalami gerak lurus berubah beraturan dengan percepatan:
a vt
= ∆∆
= =204
5
Jarak yang ditempuh bendi tersebut selama 10 s adalah:
s = vot + 12
at2
= 0 + 12
(5)(102)
= 250
Jadi, jarak yang ditempuh bendi tersebut adalah 250 m.
Jawaban: D
10. Pada detik ke-0 sampai detik ke-8, lintasan dokar terhadap sumbu t membentuk bangun trapesium sehingga jarak yang ditempuh sama dengan luas trapesium.
s1 = 12
× (jumlah sisi sejajar) × tinggi
= 12
× (4 + 8) × 4
= 24
Pada detik ke-8 sampai detik ke-10, lintasan dokar membentuk bangun segitiga sehingga jarak yang ditempuh sama dengan luas segitiga.
s2 = 12
× alas × tinggi
= 12
× 2 × 4
= 4
Jadi, jarak yang ditempuh sampai detik ke-10 adalah jumlah luas trapesium dan luas segitiga.
s = 24 + 4 = 28
Jadi, jarak yang ditempuh dokar tersebut adalah 28 m.
Jawaban: D
11. Untuk grafik v-t, jarak merupakan luas daerah yang dibatasi oleh grafik dengan sumbu t. Pada detik ke-0 sampai detik ke-6, terbentuk trapesium. Luas daerahnya adalah:
L1 = ½ × jumlah sisi sejajar × tinggi = ½ × (4 + 6) × 5 = 25
Pada detik ke-6 sampai detik ke-10, terbentuk trapesium. Luas daerahnya adalah: L2 = ½ × jumlah sisi sejajar × tinggi = ½ × (4 + 2) × 5 = 15Jadi, jarak totalnya adalah s = L1 + L2 = 25 + 15= 40 m.
Jawaban: D
12. Anda harus menghitung jarak yang ditempuh mobil setelah direm, yaitu jarak antara selang waktu 20 s–25 s.
Jarak yang ditempuh selama waktu 20 s–25 s adalah luas segitiga CDB.
L DC BD= × +( )
= × −( )×
=
1212
25 20 30
75 m
Jadi, jarak yang ditempuh selama waktu 20 s–25 s adalah 75 m.
Jawaban: D
13. Rumus gerak lurus berubah beraturan (GLBB) yang sesuai dengan data pada soal adalah
vt2 = v0
2 + 2as
Data benda B adalah data yang paling lengkap. Kita gunakan data benda B untuk mendapatkan nilai percepatan (a) dari ketiga benda tersebut.
vt2 = v0
2 + 2as
252 = 52 + 2(a)150
625 = 25 + 300a
300a = 600
a = 2 m/s2
Kita gunakan nilai percepatan a = 2 untuk mendapat nilai P dan Q. Pertama, kita manfaatkan data pada benda A untuk mendapatkan nilai P.
vt2 = v0
2 + 2as
P2 = 102 + 2(2)200
P2 = 900
FISI
KA S
MA/
MA
X
45
P = 30
Kita gunakan data benda C untuk mendapatkan nilai Q.
vt2 = v0
2 + 2as
352 = 52 + 2(2)Q
1.225 = 25 + 4Q
4Q = 1.200
Q = 300
Jadi, nilai P = 30 m/s dan Q = 300 m.
Jawaban: C
14. Perlambatan terjadi pada grafik CD, terjadi selama 2 detik dari kecepatan v = 5 m/s sampai berhenti (v = 0). Besar perlambatannya adalah:
v = v0 − at 0 = 5 − a(2)2a = 5 a = 2,5
Jadi, besar perlambatan yang dialami oleh sepeda balap tersebut adalah 2,5 m/s2.
Jawaban: A
15. Karena satuan kecepatan yang dipakai pada grafik adalah m/s, kita konversi satuan kecepatan awalnya.
v0 = 36 km/jam
= 36 × 1036
m/s = 10 m/s
Perjalanan taksi tersebut mengalami tiga macam gerak sebagai berikut.
a. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
5 detik pertama taksi mengalami GLB dengan kecepatan tetap v0 = 10 m/s. Grafiknya digambarkan berupa garis lurus.
b. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) Dipercepat 10 detik kedua (dari detik ke-5 sampai detik ke-15) taksi mengalami GLBB dipercepat dengan percepatan a = 1 m/s2. Kecepatan taksi tersebut adalah:
v1 = v0 + at = 10 + 1 × 10 = 20 m/s
Grafiknya digambarkan sebagai garis miring ke atas.
c. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) Diperlambat
Kemudian taksi mengalami perlambatan a = –2 m/s2. Taksi tersebut diperlambat sampai berhenti, berarti v2 = 0.
v2 = v1 − at
0 = 20 −2t
2t = 20
t =10 s
Selama 10 detik ketiga (dari detik ke-15 sampai detik ke-25), taksi mengalami GLBB diperlambat sampai akhirnya berhenti. Grafiknya digambarkan sebagai garis miring ke bawah.
Jadi, grafik v-t yang menunjukkan perjalanan taksi tersebut adalah grafik pada opsi (B).
Jawaban: B
16. Pada 2 detik pertama (detik ke-0 sampai detik ke-2) sepeda motor bergerak lurus dengan kecepatan tetap 4 m/s. Grafiknya berbentuk garis lurus pada v = 4 sejajar sumbu t dari detik ke-0 sampai detik ke-2.
Pada 2 detik kedua (detik ke-2 sampai detik ke-4) kecepatan sepeda motor mengalami penurunan karena ada perlambatan sebesar 2 m/s2. Kecepatan sepeda motor pada akhir detik ke-4 adalah:
v1 = v0 – at = 4 − 2(2) = 0
Grafiknya berbentuk garis miring turun dari v = 4 m/s pada detik ke-2 sampai v = 0 pada detik ke-4.
Pada 2 detik ketiga (detik ke-4 sampai detik ke-6) kecepatan sepeda motor naik karena ada percepatan sebesar 3 m/s2. Kecepatan sepeda motor pada akhir detik ke-6 adalah:
v2 = v1 + at = 0 + 3(2) = 6 m/s
Grafiknya berbentuk garis miring naik dari v = 0 pada detik ke-4 sampai
46
SUPE
R CO
ACH
18. Kita dapat menyelesaikan soal ini dengan bantuan kemiringan grafik yang telah diajarkan dalam pelajaran matematika SMP.
2
1 2 3 4(5, 0)
(2, 6)
(0, 10)
(0, 6)
(0, 0)
x2 y2
x1 y1
x1 y1
5
4
6
8
10
12
Time/s
Vel
ocit
y /m
s–1
Car A
Car B
Perhatikan grafik mobil A.
y yy y
x xx x
y x
y xy x
−−
−−
−−
−−
− = −− = −
=
=
1
2 1
1
2 1
106 10
02 0
2 20 410 2
Sehingga didapatkan persamaan garis mobil A adalah
y = 10 – 2x atau vA = 10 – 2t.
vdydt
t
dy t dt
y t t
AA
A
A2
10 2
10 2
10
= = −
= −( )= −∫∫
Perhatikan grafik mobil B.
y yy y
x xx x
y x
yy y
−−
−−
−−
−−
− == ⇒ =
=
=
1
2 1
1
2 1
66 6
02 0
2 12 02 12 6
sehingga didapatkan persamaan garis mobil B adalah
2y – 12 = 0 atau y = 6.
vdydtdy dt
y
BB
B
B
6
6
6
= =
=
=∫∫
Jadi, waktu kedua mobil berpapasan sejak t = 0 sekon adalah
v = 6 m/s pada detik ke-6.
Jadi, grafik kecepatan terhadap waktu untuk perjalanan sepeda motor tersebut adalah opsi (E).
Jawaban: E
17. Kecepatan mobil A → vA = 60 km/jam
Kecepatan mobil B → v0B = 60 km/jam
saat ∆AB = 2,5 km,
mobil diperlambat aB = 20 km/jam2
Waktu tempuh mobil A sama dengan waktu tempuh mobil B, mobil A bergerak GLB, mobil B bergerak GLBB
tA = tB
xvA
= tB
Pada jarak 2,5 + x, waktu tB = xvA
, sehingga
P V t a t
x v xv
xv
xv
= −
+ =
− ( )
+ =
02
0
2
0
12
2 5 12
20
2 5
B B B B
BA A
,
, BB
A A
A A B A
xv
xv
v v x v v x x
x
−
+ = −
( ) + ( ) = ( )
10
2 5 10
2 5 60 60 70 60
2
2
2 20
2
2 2
,
, xx x
x x x
x x
x x
−
+ = −
− + =
− +
10
9 000 3 600 4 200 10
10 600 9 000 0
60 900
2
2
2
2
. . .
.
== 0
x b b aca
x
1 2
2
1 2
2
42
60 60 4 1 900
2 1
602
,
,
= − ± −
=− −( )± − ( ) − ( )
( )= = 300 m
Diperoleh mobil B akan menyusul mobil A pada jarak 30 + 2,5 = 32,5 m
Pada selang waktu
t xvB
A
0,5 jam= = =3060
Jawaban: A
FISI
KA S
MA/
MA
X
47
yA = yB
10t – t2 = 6t
10 – t = 6
t = 4 sekon
Jawaban: D
19. Peristiwa pada soal adalah tentang gerak jatuh bebas. Kecepatan gerak jatuh bebas memenuhi rumus:
v gh= = ⋅ ⋅ =2 2 10 45 30
Jadi, kecepatan besi saat mencapai tanah adalah 30 m/s.
Jawaban: B
20. Kecepatan awal batu adalah v0 = 0
Waktu tempuh batu adalah t = 4 s
Percepatan gravitasi adalah g = 9,8 m s–2
Kedalaman jurang:
h = v0t + 12
gt2
= 0 + 12
(9,8)(4)2 = 78,4 m
Jawaban: E
21. Percepatan gravitasi bulan = 16
gbm
hv
gmaks = 02
2
Ketinggian maksimum di bumi
hv
gvg
hv
gvg
hh
bmbm
bm bm
blnbln
bln bln
bm
bl
= =
= =( )
( )
02
02
02
0
2
2 2
22
2
nn
bm
bm
= = =
vgv
g
02
02
2413
12
121
24
Jawaban: C
22. Bola 2 dijatuhkan 1 s setelah bola 1 jatuh: t2 = (t1 – 1) sekon
Pada saat bola 1 mempunyai kelajuan 15 m/s waktu tempuhnya adalah:
v v gt tvgtt
1 01 1 11 15
101 5= + ↔ = = = , s
Pada saat t1 = 1,5 s,
maka t2 = t1 – 1 = 1,5 – 1 = 0,5 s
dan ketinggian bola 1 adalah:
h gt
h gt
1 12 2
2 22 2
12
12
10 1 5
12
12
10 0 5
= = ( ) ( ) =
= = ( ) ( ) =
,
,
11,25 m
1,25 mm
Jarak bola 1 dan bola 2:
∆h = h1 – h2
= 11,25 m – 1,25 m = 10 m
Jawaban: C
23. Bola A akan bertumbukan dengan bola B saat bola A turun dan bola B naik. Tinggi maksimum yang ditempuh bola A adalah:
h PRv v
g
tv v
g
t
PRt
maks 1,8 m
0,6
= =−
= −−( ) =
=−
= −−
=
2
02 2 2
0
20 62 10
0 610
s
Jarak yang ditempuh bola A saat turun sampai ketinggian 1 m dari tanah adalah:
PQ = PR – 1 = 1,8 – 1 = 0,8 m
Waktu tempuh bola A saat turun:
t PQgPQ = =
( )=2 2 0 8
10,
0,4 s
Total waktu tempuh bola A saat naik kemudian turun hingga ketinggian 1 meter dari tanah adalah:
tPR + tPQ = 0,6 + 0,4 = 1 s
Waktu tempuh bola B sampai ketinggian 1 meter dari tanah:
v v g RQ
vt
t
Q
Q m s
20
2 2
1
2 6 2 10 1 16
4
= − ( ) = − ( ) ( ) =
= −
tv v
gt
BQ 0,2 s=
−= −
−=0 4 6
10
Karena waktu tempuh bola B = 0,2 s sedangkan waktu tempuh bola A = 1 s, agar keduanya bertumbukan, bola B dilempar saat 1 – 0,2 = 0,8 s.
Jawaban: B
48
SUPE
R CO
ACH
24. Kecepatan awal bola tenis ke-2 (v02) = 45 m/s
t t t t2 1 1 23 3= − ↔ = +
Bola 1 akan bertumbukan dengan bola 2 pada jarak tempuh yang sama.
h h
gt v t gt
g t v t gt
gt gt
1 2
12
0 2 22
2
2
0 2 22
22
2
12
12
12
3 12
12
3 9
=
= +
+( ) = +
+ +22
12
3 92
3 4 5
4 5 103 1
0 2 22
2 0 2
2 0
2
g v t gt
gt v t g
t g v g
t
= +
− = −
−( ) = −
=− ( )×
,
,00 45
4515−( ) = −
−
= 3 sekon
Bola 2 akan bertumbukan dengan bola 1 setelah bergerak selama 3 sekon pada jarak:
h gt
t
1 12
2
2 2
1212
10 3 12
10 6
=
= ( ) +( )=
= ( ) ( )
180 m
Jawaban: D
25. vvvv
t
t
0
0 0B
A
A
B
kecepatan benda A saat bertumbukankecepa
= …=== ttan benda B saat bertumbukan
kecepatan awal benda BB
A
vvt
0 === 2vtB
Waktu tempuh benda A sama dengan waktu tempuh benda BB maka A B
A B
A B B
t tt tvg
v vg
t t
==
=−−
0
v v v
v v v
v v
t tB
t t
t
A B
B B B
B B
= − +
= − +
=
0
0
0
2
3
Dari rumus GLBB untuk bola B:
v v g h y
v v g h y
g h y v
gh gy v
t
t t
t
B B
B B
B
2 2
2
0
2
2
2
3 2
2 8
4
= + −( )= ( ) − −( )
−( ) =
− = tt
t
t
gh gyv
gh gy v
B
A
A
2
2
2
42
1
− =
− = ...( )
Dari rumus GLBB untuk bola A:
v v g y
v gyt
t
A A
A
20
2
2
2
0 2 2
= + ( )= + ...( )
Substitusikan persamaan (2) ke persamaan (1)
gh gy gyh y y h y− =
− = ↔ =22 3
Perbandingan jarak tempuh benda A (y) saat tumbukan dengan tinggi gedung (h)
adalah: yh
= 13
Jawaban: A
26. Tinggi gedung hg = 46,7 m,
tinggi robot android hr = 1,7 m, kecepatan robot android vr = 1,2 m/s. Telur tepat jatuh di atas kepala robot android, jarak tempuh telur ht = hg – hr = 45 m Sementara itu, selang waktu mulai telur jatuh sama dengan selang waktu robot android berjalanan dari posisi awalnya.
t t
xv
hg
xhg
v
r t
r
r
t
rt
r
101,2
3 1,23,6 m
=
=
=
=( )
⋅
= ×=
2
2
2 45
Jawaban: D
FISI
KA S
MA/
MA
X
49
B. Esai
1. Jarak yang ditempuh: s = 90 + 150 = 240 km
Laju rata-rata = jarakwaktu
= 2403 2
kmjam
48 km/jam+( ) =
Perpindahan = 150 km – 90 km = 60 km
Kecepatan perpindahanwaktu km
jam2 km/jam
=
=+
=603 2
1( )
2.
BA
C
30 km
40 km
tAB = 0,5 jam
BC = 2 jamt = tAB + tBC = 0,5 + 2 = 2,5 jam
Perpindahan AC2 = AB2 + BC2 = 402 + 302 = 2.500
AC = 50 km
Kecepatan rata-rata:
v = = = −perpindahanwaktu
50 km2,5 jam
km jam20 1
3. Persamaan kecepatan: v(t) = 3t2 – 5t + 1
Percepatan proton pada t = 1 sekon:
a dvdt
ddt
t t t
a t
= = − +( ) = −
= ( ) − ==( )−
3 5 1 6 5
6 1 5
2
12
s 1,0 m s
4. Vektor perubahan kecepatan: ∆ = +
v v v1 2
Besar ∆v adalah:
∆ = +
∆ = ( ) + ( ) = =
∆ = + = + =
−
v v v
v
t t t
12
22
2 2 1
1 2
24 10 676 26
8 5 13
m s
s s s
Percepatan rata-rata:
a vt
= ∆∆
= = −26 m s13
2 2
5. v1 = 9 m/s; t1 = 12 s
v2 = 7 m/s; t2 = 8 s
Vektor perubahan kecepatan ∆
v
∆ = −
v v v1 2
Besar ∆v adalah: ∆v = |v1 – v2| = |9 – 7| = 2 ms–1
∆v = t1 + t2 = 12 + 8 = 20 s
Percepatan rata-rata dihitung dengan persamaan:
a vt
= ∆∆
= = −2 2
200,1 m s
6. a. x = t(t –1)(t – 2) ⇒ x = t3 – 3t2 + 2t
v dxdt
t t= = − +3 6 22
Pada waktu t = 0 s, v = 2 m/s.
a dvdt
t t= = − = − 6 6 6 1( )
Pada waktu t = 0 s, a = –6 m/s2.
b. Perpindahan partikel nol pada waktu t diberikan oleh:
x = t(t – 1)(t−2) = 0
t = 0 s, t = 1 s dan t = 2 s
Untuk kecepatan partikel, masukkan ketiga nilai waktu tersebut ke persamaan: v = 3t2 – 6t + 2
maka kecepatan partikel: v = +2 m/s, –1 m/s, dan +2 m/s
Untuk percepatan partikel, masukkan nilai ketiga waktu tersebut ke persamaan a = 6(t –1)
maka percepatan partikel: a = −6 m/s2, 0 m/s2, dan +6 m/s2
c. Kecepatan partikel v = 0
v = 3t2 – 6t + 2 = 0
t t= +
= −
1 3
31 3
3 dan
Masukkan kedua nilai waktu tersebut ke persamaan
x = t3 – 3t2 + 2t,
50
SUPE
R CO
ACH
sehingga Anda dapatkan
x = −
2 3
92 3
9m dan m
Masukkan kedua nilai waktu tersebut ke persamaan a = 6(t –1)
Sehingga Anda dapatkan
a = 2 3 m/s2 dan –2 3 m/s2.
7. Kedudukan partikel Q adalah x = t2 – 4 t + 1
a. Pada saat t1 = 2,0 s, kedudukan partikel x1 = (2)2 – (4)(2) + 1 = –3 m
Pada saat t2 = 3,0 s, kedudukan partikel x2 = (3)2 – (4)(3) + 1 = –2 m
Perpindahan partikel selama selang waktu t1 = 2 s sampai dengan t2 = 3 s adalah ∆x = x2 – x1 = –2 – (–3) = 1 m
Kecepatan rata-rata adalah:
v xt
= ∆∆
= =11
1 m/s
b. Untuk t1 = t, kedudukan
x1 = t2 – 4t + 1
Untuk t2 = t + ∆t, kedudukan x2 = (t + ∆t)2 – 4(t + ∆t) + 1
Perpindahan ∆x = x2 – x1
= (t + ∆t)2 – 4(t + ∆t) + 1 – t2 + 4t – 1 = t2 + 2t∆t + ∆t2 – 4t – 4∆t – t2 + 4t = (2t∆t + ∆t2 – 4∆t) m
selang waktu
∆t = t2 – t1 = t + ∆t – t = ∆t adalah
v xt
t t t tt
= ∆∆
= ∆ + ∆ − ∆∆
2 42
= (2t + ∆t – 4) m/s
c. Kecepatan pada saat t = t, adalah v = (2t – 4) m/s
8. Kecepatan terhadap waktu: v = 5t – 2 dengan t dalam detik dan v dalam m/s.
a. Pada saat t1 = 2 s, kecepatannya adalah v = 5(2) – 2 = 8 m/s
Pada saat t2 = 3 s, kecepatannya
v2 = 5(3) – 2 = 13 m/s
Perubahan kecepatan selama selang waktu t2 – t1 = 3 – 2 = 1 s adalah ∆v = v2 – v1 = 13 – 8 = 5 m/s
Percepatan rata-rata untuk selang t = 2 s sampai t = 3 s adalah:
a vt
= ∆∆
= =51
25 m/s
b. Untuk t1 = t kecepatan v1 = 5t – 2
Untuk t2 = t + ∆t kecepatan v2 = 5(t + ∆t) – 2
Perubahan kecepatan ∆v = v2 – v1
= 5t + 5∆t – 2 – 5t + 2 = 5∆t
∆t = t2 – t1 = t + ∆t – t = ∆t
a vt
tt
= ∆∆
= ∆∆
=5 25 m/s
c. Percepatannya tidak dipengaruhi oleh waktu, percepatannya tetap yaitu 5 m/s2.
9. a. Mobil bepergian dengan kecepatan seragam dari A ke B, selama 40 – 20 = 20 jam.
b. percepatan sepanjang AB adalah nol karena kecepatannya tetap.
Perlambatan sepanjang BC adalah 50 10060 40
2−−
= − −2,5 km jam
Percepatan dari C ke D adalah: 100 50100 60
1 2−−
= −,25 km jam
c. Jarak yang ditempuh selama 40 jam terakhir adalah
s = v0t + 12
at2
s = 50×40+ 12
×1,25×40×40
= 2.000 + 1.000 = 3.000 km
Cara lain, jarak yang ditempuh selama 40 jam terakhir = luas trapesium CDFE
L CE DF EF= × +( )×
= × +( )× =
1212
50 100 40 3 000.
FISI
KA S
MA/
MA
X
51
Jadi, jarak yang ditempuh selama 40 jam terakhir adalah 3.000 km.
10. Pertimbangkan benda bergerak dengan kecepatan u dalam garis lurus. Kemudian benda diberi percepatan konstan. Sebagai hasil percepatan, kecepatannya meningkat menjadi v (kecepatan akhir) pada waktu t.
Kemiringan grafik (slope) v-t memberikan percepatan gerak benda.
Jadi, percepatan = kemiringan grafik
a BCAC
v ut
a v ut
= = −−
= −0
v – u = at
v = u + at
11. Kecepatan maksimum mobil dialami ketika di titik B.
Pada lintasan AB
vawal = v0 = 0 (saat t = 0 sekon)
vakhir = vB (saat t = x sekon)
Kecepatan di B:
vB = v0 + at = 0 + α(x)
vB = αx ….(1)
Pada lintasan BC
Kecepatan awal v0 = vB
Kecepatan akhir v = 0
Waktu tempuh t = (t – x) s
Kecepatan di C:
vc = v0 + at → 0 = vB – β(t – x)
vB = β(t – x)
Dari (1) dan (2)
αx = β(t – x)
αx = βt – βx
x(α + β) = βt
x t
v x t t
=+
= =+
=+
βα β
α α βα β
αβα βB
12. Mobil tepat mulai bergerak, maka kecepatan awal mobil vm = 0
Percepatan mobil 0,2 m s–2
Kecepatan sepeda 36 km/jam = 10 m/s
Sepeda melewati mobil pada t = 0 s. Mobil akan menyusul sepeda setelah t sekon pada jarak x = xm dari titik awal, dimana xm = xs dan ts = tm = t sekon.
Mobil melakukan GLBB:
xm = v0t + 12
atm2 = 0 + 1
2at2
Sepeda melakukan GLB:
xs = vs ts = vs t
xm = xs → 12
at2 = vst
tva
= =( )
=2 2 10
0 2s 100 sekon
,
Jarak yang ditempuh sepeda:
xs = vst = (10)(100) = 1.000 m
13. Percepatan benda = 4,0 m/s2
Keadaan awal, v0 = 0
∆x = v0t + 12
at2
24,5 = 0 + 12
(4,0)t2
t2 = 24 52, = 12,25
t = 3,5 s
14. a. Percepatan lift dalam 10 detik
pertama adalah 10 010
2− = −1 m s .
b. Percepatan lift saat bergerak dengan kecepatan seragam adalah nol karena tidak ada perubahan kecepatannya.
c. Percepatan lift dalam lima detik
terakhir adalah 0 1025 20
2−−
= − −2 m s .
15. Percepatan vertikal a = 10 m s–2
Kecepatan setelah t =1 menit = 60 s
v = v0 + at
0 = v0 + 10(60)
52
SUPE
R CO
ACH
v0 = 600 m s–1
Gerak roket setelah bahan bakar habis
Ketinggian maksimum: v2 = v02 + 2a∆y
dengan v0 = 600 m s–1
∆ =−
= −−( ) =y
v va
20
2 2 2
20 6002 10
18 000. m
Selang waktu yang diperlukan
∆y = V0t + 12
at2
18.000 = 600(t) – 12
(10)t2
5t2 – 600t + 18.000 = 0
t2 – 120t + 3.600 = 0
(t – 60)2 = 0
t = 60 s = 1 menit
16. Ketinggian ∆y = 45 m
Perlambatan a = –2 m s–2
Kelajuan saat sampai tanah v = 4,0 m s–1
Keadaan tanpa gesekan:
Percepatan a = 10 m s–2
Kecepatan setelah 45 m:
v2 = v02 + 2a∆y
= 0 + 2(10)(45)
= 900 m s–1 → v = 30 m s–1
Selang waktu untuk mencapai 45 m
∆ = + ⇒ = ∆
=( )
= ⇒ =
y v t at t ya
t t
02 2
2
12
2
2 4510
9 3 s s
Saat perlambatan:
Kecepatan awal v0 = 30 m s–1
Kecepatan akhir v = 4,0 m s–1
Waktu yang ditempuh:
v v at tv v
a
t
= + ⇒ =−
= −−
=
00
4 0 302 0
,,
13 s
Lama penerjun di udara:
t = 3 s + 13 s = 16 s
17. Gerak vertikal ke atas
Percepatan gravitasi g = 10 m s–2
Kelereng ke-1: Kecepatan awal v1 = 10 m/s
Ketinggian maksimum:
v2 = v02 + 2g∆y
02 = (10)2 + 2(–10)∆y
∆ =( ) − ( )
−= −
−=y
0 1020
10020
2 2
5,0 m
Waktu yang diperlukan untuk mencapai ketinggian maksimum:
v v at
tv v
a
= +
=−
= −−
=
0
0 0 1010
1,0 s
Kelereng ke-2: Kecepatan awal v2 = 20 m/s
Jarak yang ditempuh setelah t = 1,0 s
∆y = v0t + 12 at2
= 20(1,0) + 12 (–10)(1,0)2
= 20 – 5 = 15 m
Jarak antara kedua bola: 15 m – 5 m = 10 m
18. Ketinggian jurang: h
Kecepatan awal: u (kelereng ke-2)
Kelereng ke-1 → gerak jatuh bebas
Perpindahan setelah t sekon: ∆y1 = h – x
∆y1 = v0t + 12
at2
h – x = 0 + 12
(10)t2
h – x = 5t2 …(1)
Kelereng ke-2 → gerak vertikal ke atas
Ketinggian setelah t sekon = ∆y2 = x
∆y2 = v0t + 12
at2
x = ut + 12
(–10)t2
x = ut – 5t2…(2)
Substitusikan (2) ke (1)
h – x = 5t2
FISI
KA S
MA/
MA
X
53
h – (ut – 5t2) = 5t2
h – ut + 5t2 = 5t2
h – ut = 5t2 – 5t2
h = ut ⇒ t hu
=
19. Misalkan setelah beberapa saat t dari saat diluncurkan, koin itu menyentuh lantai lift.
Koin itu bergerak dengan lift dengan kecepatan v. Tepat setelah kehilangan kontak, ia mulai naik dengan kecepatan yang sama v (mematuhi hukum inersia gerak).
Karena perpindahan koin s1 selama waktu t adalah ke bawah (posisi awal atau titik pelepasan)
s gt vt121
2= − (1)
Perpindahan koin s2 dari lift naik pada waktu t ke atas (posisi awal)
s2 = vt + 12
at2 (2)
Saat ini, s1 + s2 = h (3)
Masukkan s1 dan s2 dari persamaan (1) dan (3) masing-masing pada (3) kita dapatkan
12
12
12
2
2 2
2
gt vt vt at h
g a t h
t hg a
−
+ +
=
+( ) =
=+( )
20. Helikopter bergerak secara horizontal dengan kecepatan 0,2 m/s. Anggap kecepatannya tetap sehingga percepatannya adalah nol, dan percepatan nol hukumnya seperti helikopter yang diam sehingga kemungkinan posisi tangga tali tetap vertikal.
Percepatan orang (korban) terhadap tanah (bumi):
a orang, bumi = a orang, tali + a tali, bumi
aob = ot + atb
aob = 7 + 4 = 11 m/s2
aob adalah percepatan orang naik yang sudah dibantu dengan tarikan tali dari heli.
Waktu yang dibutuhkan orang ke heli dengan bantuan tarikan tali:
s v t at
t
t
= +
= + ( )
=
02
2
2
12
14 0 12
11
2811
panjang tali yang dipanjat orang:
s v t at
l v t a t
= +
= +
= + ( )
= = ≈
02
02
2
1212
0 12
7 2811
9811
8 91 9
ot
me, tter
54
SUPE
R CO
ACH
K O G N I T I FB A B 5
PEMBAHASANUJI KOMPETENSI MANDIRI
A. Pilihan Ganda
1. v0 = 40 m/s
g = 10 m/s2
α = 60°
sin α = 12
3
Waktu yang diperlukan untuk mencapai tinggi maksimum
tv
gm = =⋅
=040 1
23
102 3
sinα
Jadi, peluru tersebut mencapai titik
tertinggi setelah 2 3 sekon.
Jawaban: E
2. g = 10 m/s2
v0 = 20 2 m/s
v02 = 800 m2/s2
α = 45°
sin α = 12
2
sin2α = 12
2 12
2
=
Tinggi maksimum bola dirumuskan sebagai:
hv
gm 20 m= =( )
( ) =02 2
2
800 12
2 10sin α
Jadi, tinggi maksimum bola tersebut adalah 20 m.
Jawaban: C
3. v0 = 60 m/s
α = 30°
yv
gy
y
maks maks
maks
= ⇒ =( ) °( )
( )
=( ) ( )
02 2 2 2
22
260 30
2 10
60 12
sin sinα
220= 45 m
Jawaban: B
4. xvg
x gv
H
H
sin
=
= =( )
( )=
= °
02
02 2
2
2 4 500 10300
12
2 302
sin
sin .
sin
.
α
α
αα == °
= =( ) °
=
= °30
2 2 300 1510
15 5
15
0
α
αt
vgsin sin
, s
Jawaban: B
5. tv
g= =
( ) °=
2 2 98 539 8
0 sin sin,
α16 s
Jawaban: C
6. yv
gH
313,6 m
=
=( )( )
° =
02
2
2
2
2
98
2 9 853
sin
,sin
α
Jawaban: E
7. v0 = 1,4 × 103 m/s
xmaks = 2 × 105 m
Dari rumus jarak mendatar maksimum:
xv
gmaks =
× =×( )
= × ×
×
02
5
3 2
5
2
2 101 4 10 2
9 8
2 2 10 9 8
1 4
sin
, sin
,
sin ,
,
α
α
α110
2 19 6 101 96 10
2 12 90 45
3 2
5
6
( )= ×
×== ° ⇒ = °
sin ,,
sinsin
α
αα α
Jawaban: C
FISI
KA S
MA/
MA
X
55
8. Data-data yang diketahui pada soal:
v0 = 60 m/s
g = 10 m/s2
t = 1 s
α = 53°
Sudut α = 53° merupakan sudut segitiga siku-siku yang dapat digambarkan sebagai berikut.
53°
37°
5
4
3
sin
cos
tan
53 45
53 35
53 43
° =
° =
° =
Gerak horizontal pada gerak parabola merupakan gerak lurus beraturan (GLB), sehingga:
x = v0 cos α t
= 60(cos 53°) 1
= 60 35( ) (1) = 36
Sedangkan gerak vertikal pada gerak parabola merupakan gerak lurus berubah beraturan (GLBB), sehingga:
y = v0 sin α − 12
gt2
= 60(sin 53°) − 12
(10)(1)2
= 60 45( ) – 5 = 48 – 5 = 43
Jadi, posisi peluru pada detik ke-1 adalah x = 36 m, y = 43 m.
Jawaban: D
9. x = 10 3 m
α = 60°
sin 2α = sin 120°
= sin (180 − 60)° = sin 60°
= 12
3Jarak mendatar ketika bola mencapai
tinggi maksimum sama dengan setengah jarak tempuh maksimum.
x x
xv
g
v
v
=
=
=⋅
=
12
12
2
10 3 12
12
3
10
200 3 12
3
02
02
02
m
sin
.
α
v02 = 400
v0 = 20 m/s
Jadi, kecepatan awal bola tersebut adalah 20 m/s.
Jawaban: B
10. m = 20 g = 0,02 kg
v0 = 40 m/s
α = 60°
cos α = 12
Di titik tertinggi, kecepatan gerak peluru ke arah vertikal sama dengan nol (vy = 0) sehingga hanya ada kecepatan arah horizontal (vx).
vx = v0 cos α = 40 cos 60° m/s
= 40 12( ) m/s = 20 m/s
Energi kinetik di titik tertinggi adalah
EK = 12
mvx2 = 1
2(0,02)(20)2 = 4 joule
Jadi, energi kinetik peluru di titik tertinggi adalah 4 joule.
Jawaban: B
11. Anda dapat mencari kecepatan awal v0
dari: xvgH = 0
2
2sin α
209 8
1
196
2196
2 9 812
2
02
02
0
02
2
,
sin,
= ( )
= ⇒ =
= = ( )
v
v v
yv
g
14 m/s
H α
=
2
5 m
Jawaban: E
56
SUPE
R CO
ACH
12. x
xvg
=
=
=
= = °= ° ⇒ =
12 m
12
H0
2
2
1969 8
2
2 0 6 372 37 1
sin
,sin
sin , sin
α
α
αα α 88 5, °
Jawaban: E
13. v v v
v v v
x x v t
v t
v
x
y
x
0 0 0
0 0 0
0 0
0
0
37 0 8
37 0 6
50 0 0 8
= ° =
= ° =
= +
= +
cos ,
sin ,
,
tt
tv
=
=
62 5
0
,
62,5
y y v t gt
v t t
vv v
y= + −
= + −
= +
−
0 02
02
00 0
12
8 0 0 6 5
8 0 0 6 62 5 5 62 5
,
, , ,
= − ⋅
⋅ =
=
2
02
02
02
8 37 5 5 3 906 25
5 3 906 25 29 5
3 906 25
, . ,
. , ,
. ,
v
v
v229 5
5
662 08 25 730 0
,
, ,
⋅
= ↔ =v v m/s
Jawaban: E
14. Laju peluru adalah:
yA = 0 (syarat mencapai titik tertinggi)
v t gt
v gt
v gt
tv
gv
tv
y
y
02
0
0
0 0
12
0
12
45 12
2 45 455
− =
=
° =
=°
=°
=
sin
sin sin
00 455
sin °
Dari x v tx= 0
960 45
4545
5
96045 455
4 80
960
0
00
02
= °
= °°
=° °
v t
vv
v
cos
cossin
cos sin
. 00 12
9 600 40 6
02
02
0
= ( )= ⇒ =
v
v v. m/s
Jawaban: B
15. tv
g
t
=
=°( )
=
2
40 6 45
513 865
0 sin
sin,
α
s
mobil terkena senjata setelah bergerak sejauh:
x v t
v
x
=
= =
= ( ) ( ) =
0
0 72 20kmjam
ms
20 13,865 277,2 m
atau pada jarak (960 – 277,2) = 682,8 m dari senjata.
Jawaban: B
16. xy
x vt vt tv
y v t gt
v
==
= → = ↔ =
= +
= + ( )
101 25
10 10
12
1 25 0 12
10 10
02
mm,
, → =
2
20v m s
Jawaban: D
17. vx = 250 m/s
h atau y = –2.000 m → negatif (–) karena arah bantuan makanan ke bawah
g = 10 m/s²
Gerak pada sumbu-X (mendatar) adalah GLB dengan kecepatan vx, sehingga koordinat x dicari dengan rumus: x = vxt = 250t
Untuk menghitung x, Anda harus mencari nilai t (waktu yang dibutuhkan makanan
FISI
KA S
MA/
MA
X
57
tersebut untuk sampai di B). Dengan meninjau pada sumbu-Y (GLBB), didapatkan:
y v t gty= −021
2Gerakan makanan adalah gerakan jatuh bebas, sehingga v0y = 0.
y gt
t
t
t
t
= −
− = −
− = −
= =
= =
12
2 000 12
10
2 000 52 000
5400
400
2
2
2
2
.
..
20 s
Sehingga jarak AB:
x = 250t
x = 250(20) = 5.000 m
Cara lain:
x = vt
dengan h gt= 12
2
maka t hg
= 2
Sehingga:
x v hg
x
x
=
=( )
= = ( ) =
2
2502 2 000
10
250 400 250 20 5 000
.
. m
jadi jarak AB adalah 5.000 m.
Jawaban: C
18. vA = 10 m/s
sAB = 75 m
a = 2 m/s²
h = 5 m
g = 10 m/s²
Dari A ke B mobil bergerak dipercepat, sehingga harus dicari kecepatan mobil saat di titik B (kecepatan sebelum melompati selokan)
vB² = vA² + 2as
vB² = 10² + 2(2)(75)
vB² = 100 + 300
vB² = 400
vB = 20 m/s
maka lebar selokan:
x v hg
x
x
=
=( )
= = ( ) =
2
202 510
20 1010
20 1 20 m
Jawaban: A
19. Paket bantuan memiliki lintasan setengah parabola.
Gerak vertikal ke bawah → Gerak jatuh bebas Gerak horizontal → Gerak lurus beraturan.
Waktu untuk mencapai tanah:
v = 360 km/jam = 1
t hg
= = ⋅ =2 2 4 50010. 30 s
Jarak x dalam 30 detikx = vtx = 100 · 30x = 3.000 m
Jadi paket tersebut jatuh pada jarak 3.000 m.
Jawaban: D
20. ∆h = 1,8 m
x = 7,5 m
Dari ilustrasi, dapat dilihat lintasannya adalah setengah parabola.
• Waktu agar tepat mendarat di ujung parit (gerak jatuh bebas)
h gt
t hg
=
= = ⋅ = =
12
2 210
2
1,8 0,36 0,6 s
• Kecepatan minimum agar tepat di ujung parit (GLB)
58
SUPE
R CO
ACH
v xt
v
=
= =7,50,6
12,5 m/s
Jadi, kecepatan minimum mobil agar tidak masuk ke dalam parit adalah 12,5 m/s.
Jawaban: C
21. Peluru di titik B
t = 2 sekon; y0 = 10 m; tanα = 34
maka cosα α= =45
35
dan sin
v v
v v
x x v t
x
y
x
0 0
0 0
0 0
50 45
40
50 35
30
0
= = ⋅ =
= = ⋅ =
= + = +
cos
sin
α
α
m/s
m/s
440 2
12
10 30 2 5 2
0 02
2
⋅ =
= + −
= + ( ) − ( ) =
80 meter
50 meter
y y v t gt
y
y
Koordinat titik B adalah (80 meter, 50 meter)
v
v gt
v v v
v
vx x
y
x y
y
= =
= = − ⋅( ) =
= + = +
−0
0
2 2 2 2
30 10 2
40 10
40 m/s
10 m/s
== 41,23 m/s
Jawaban: C
22. Peluru mencapai tinggi maksimum (titik C):
v v gt
tt
y y v t gt
y
y
y= −
= −=
= + −
= + ⋅( ) − ⋅ =
0
0 02
2
0 30 10
12
10 30 3 5 3
3 s
55 metter
120 meterx x v tx= + = + ⋅ =0 0 0 40 3
Koordinat titik maksimum (120, 55) m di atas tanah.
Jawaban: D
23. Peluru tiba di tanah (titik D): y = 0 m
y y v t gt
t t
t t t t
y= + −
= + −
= + − ↔ − − =
0 02
2
2 2
12
10 30 5
0 2 6 6 2 0
0
maka, a = 1, b = –6, dan c = –2Gunakan rumus abc yang sudah Anda ketahui sejak SMP berikut.
t b b aca
t
1 2
2
1 2
2
42
6 6 4 1 22 1
6 36 82
,
,
= − ± −
=− −( ) ± −( ) − ⋅ ⋅ −( )
⋅
= ± + = 66 6 632
62
62
1
2
±
= + =
= − =−
,
t
t
6,63 6,32 s
6,63 0,1315 s tidak memeenuhi( )
Waktu yang dibutuhkan untuk tiba di tanah adalah 6,32 sekon.
x x v tx= + = + ⋅ =0 0 0 40 6,32 252,8 m
Koordinat peluru di titik D (252,8, 0) m.
Jawaban: E
24. v v
v v
y
x peluru
y balon
0
0
0
100
5
100
= =
= =
=
m/s
m/s
m
Peluru mencapai tanah: y = 0
y y v t gt
t t
t t
t t
t
y= + −
= + −
= + −
+( ) −( ) =
=−
0 02
2
2
1
12
0 100 5 5
0 20
4 5 0
4 ttidak memenuhi
5 s
( )=t2
x x v tx= + = + ⋅ =0 0 0 100 5 500 mKoordinat peluru di tanah (500, 0)Kecepatan peluru:
v v gt
v v
v v v
y y
x x
x y
= − = − ⋅( ) = −
= =
= +
= +
0
0
2 2
2
5 10 5 45
100
100
m/s
m/s
−−( )= =
45
12 025
2
. 109,66 m/s
Jawaban: E
FISI
KA S
MA/
MA
X
59
25. x = 10 m
y = 3,05 m – 1,75 m = 1,3 mg = 10 m/s2
θ = 53°
x v t
x v t
v t
v t
tv
x=
= ⋅
= ° ⋅
=
=
0
0
0
0
0
6 53
6 0 6
10
cos
cos
,
θ
y v t gt
y v t gt
v t t
y= −
=
= −
= ° − ⋅ ⋅
02
02
02
12
1 3 0 8
12
1 3 53 12
10
, ,
sin
, sin
θ
vv t t025−
Substitusikan nilai t
1 3 0 8 10 5 10
1 3 8 500
500 6 7
00 0
2
02
02
02
, ,
,
,
=
−
= −
=
=
vv v
v
v
v 55006 7
74 63
8 640
,,
,
=
=v m/s
Jawaban: E
26. y v t gt
t v gt
v gt
tvg
vg
y
y
y
y
A = → − =
−( ) =
− =
= =
0 12
0
12
0
12
0
2 2
02
0
0
0 0
sinα
ttv
gt
vg1
0 12
0 2
1 2 1 2
1
2 2
90 90
= =
+ = °↔ = ° −
=
sin ;
sin
cos cos
α α
α α α α
α 990 2
1 2
° −( )=
α
α αcos sin
R v t v t
vv
g
vg
v
x= =
=
=
=
0 0
00
02
1 1
02
2
2
2
cos
cossin
sin cos
si
α
αα
α α
nn sinα α1 2
g
t tv
gv
g
t tv
g g
t t Rg
1 20 1 0 2
1 20
21 2
1 2
2 2
2 2
2
=
=
=
sin.
sin
sin .sin.
α α
α α
= 2R
g
Jawaban: B
27. Waktu untuk mencapai tinggi maksimum adalah t.
tv
g= 0 0sinθ
Waktu untuk naik dan turun adalah 2t.
Jarak tembak horizontal adalah: R v t
vv
gv
g
= ( )
=
=
0 0
0 00 0 0
20
2
22
cos
cossin sin
θ
θθ θ
Untuk θ0 = 45° maka sin 90° = 1 sehingga
Rvgmaks = 02
Untuk θ0 = 15° maka sin 30° = 0,5 sehingga
Rv
gR15
02 30
0 5=°
=sin
. maks
Untuk θ0 = 60° maka sin 120° = 0.87, sehingga
Rv
gR60
02 120
0 87=°
=sin
, maks
Jawaban: A
60
SUPE
R CO
ACH
28. v
v v
vx x t
0
0 0
0
20 30
20 12
3 10 3
=
=
= °
( ) = ( )
= ( ) =
m/s,
m
bom pesawa
θ
θcos
//s
m/s
bom pesawav v
v
v
y y t0 0
0
0
30 20 12
10
( ) = ( )
= ° = ( ) =
= sin
sin
θ
Bom jatuh di tanah: y = 0
y
y y v t gt
t t
t t
t t
t
y
0
0 02
2
2
2
400
12
0 400 10 5
0 80 2
2 80 0
=
= + −
= + −
= + −
− − =
−
m
110 8 0
10
8
0 10 3
1
2
0 0
( ) +( ) =
=
= −
= + = +
t
t
t
x x v tx
s
s (tidak memenuhi)
110 100 3( ) = m
Bom jatuh pada jarak 100 3 meter dari titik A.
Jawaban: E
29. Titik C tingginya adalah y dan jarak mendatarnya adalah x. Untuk sumbu-X, misalkan α = 30° dan θ = 60°.
x v t
x t
x t t x
=
= °( )
= ⇒ =
0
100 60
5050
1
cos
cos
...( )
θ
Untuk sumbu-Y (tinggi), didapatkan:
y v t gt
y t t
y t t
y
= ( ) −
= °( ) − ( )
= ( ) −
=
02
2
2
12
100 60 12
10
100 12
3 5
5
sin
sin
θ
00 3 5 22t t− ...( )
Masukkan nilai t pada persamaan (1) pada persamaan (2), maka didapatkan:
y t t
y x x
y x x
y x x
= −
= ( ) − ( )= −
= −
50 3 5
50 350
550
3 52 500
3500
3
2
2
2
2
.
...( )
Hubungan antara x, y dan d (AC) melalui trigonometri adalah:
30°
x
dy
x dx d
x d
y dy d
y d
== °
=
== °
=
coscos
...( )
sinsin
...( )
α
α
30
32
4
30
25
Masukkan nilai x dan y dari persamaan (4) dan (5) ke persamaan (3)
y x x= −3500
2
d dd
d d d
23 3
2
32
500
232
32 000
6
2
2
=
−
= −.
...( )
12
32
32 000
1 3 31 000
31 000
3 1
31 000
2
2 0003
= −
= −
= −
=
= =
d
d
d
d
d
.
.
.
.. 666,677 m
Jawaban: C
FISI
KA S
MA/
MA
X
61
30. yxv
===
=
= +
=
90 m100 m100 m/s0
2 2
1
1cos
sec
sec tansincos
tan
αα
α ααα
αα
αα
α α
x x v t
v t
t
t
x= +
= + ⋅ ⋅
= ⋅
= =
0
0100 0
100 100100
1001
cos
cos
cos cos
y y v t gt
v t t
y= + ⋅ −
= + ⋅ −
= ⋅ −
0 02
02
12
90 0 5
90 100 1 5 1
sin
sincos cos
α
αα α
= −
= − +( )= − −
2
2
2
90 100 5
90 100 5 1
90 100 5 5
tan sec
tan tan
tan
α α
α α
α ttan
tan tan
tan tan
tan tan
tan
2
2
2
2
95 100 5
19 20
20 19 0
α
α α
α α
α α
= −
= −
− + =
αα α
α αα α
−( ) −( ) =
= ↔ = °
= ↔ = °
19 1 0
19 87
1 451 1
2 2
tan
tan
tan
Jawaban: D
31. Misalnya titik tertinggi yang dicapai peluru terhadap bidang mendatar adalah di titik A.
v v
v v
x
y
0 0
0 0
60 50 12
60 50 12
3 25 3
= ° = ⋅ =
= = ⋅ =°
cos
sin
25 m/s
m/s
v v g t
v g t
t t
v v g
x x
x
y y
= +
= +
= + ⋅ = +
= −
°0
0
0
45
25 10 12
2 25 5 2
sin
sin
co
α
m/s
ss 45
25 3 10 12
2
25 3 5 2
°
= − ⋅ ⋅
= −
t
t
t m/s
Benda mencapai titik tertinggi di A maka vA sejajar bidang datar atau vA bersudut 45° dengan sumbu-X (θ = 45°). Pada titik A:
tan
tan
θ = = −+
° = −+
+ = −
vv
tt
tt
t t
y
x
25 3 5 225 5 2
45 25 3 5 225 5 2
25 5 2 25 3 5 2
110 2 25 3 1
2510
3 1
22 5
3 1
22 52
6 2
t
t
s
= −( )
=−( )
=−( )
= −( )
,
,
Jawaban: C
32. v
v v
v v
y
x
x
y
0
0 0
0 0
0
0
90
90
0
0
=
= =
= =
=
=
90 m/s
cos cos
sin sin
β β
β β
Peluru jatuh tegak lurus terhadap bidang miring, hal ini menunjukkan bahwa vx = 0 (yang ada hanya komponen y)
v v g t
t
t
t
t
x x= − °
= − ⋅ ⋅
= −
=
=
0 45
0 90 10 12
2
0 90 5 2
5 2 909
cos
cos
cos
cos
β
β
β00
5 2
9 2
cos
cos
β
βt =
y y v t g t
t t
y= + − °
= + ⋅ − ⋅ ⋅ ⋅
=
0 02
2
12
45
0 0 90 12
10 12
2
0 90 9 2
cos
sin
sin c
β
β oos , cos
sin cos cos
β β
β β β
( ) − ( )= − ( )
2 5 2 9 2
0 810 2 405 2
2
2
dibagi dengaan
cotan
405 2
0 2
2 2 26 6
sin coscossin
cossin
,
β βββ
ββ
β β
= −
= ↔ = ↔ = °
Jawaban: D
62
SUPE
R CO
ACH
33. v v
v vx
y
0 0
0 0
=
=
cos
sin
β
β
y = 0 (benda jatuh pada bidang miring)
y y v t g t
v t g t
t v g
y= + −
= + ⋅ −
= −
0 02
02
0
12
0 0 12
0 12
cos
sin cos
sin cos
α
β α
β α tt
v g t
tv
g
vg
− =
= =
0
0 0
12
0
12
2
sin cos
sin
cos
sincos
β α
β
α
βα
x x v t g t
x vvg
g
x= + − ⋅
= +
−
0 02
00
12
02 1
2
sin
cossin
cossin
α
ββ
αα
22
2
24
0
2
02
2 2
vg
xv
gg
gv
sincos
sin coscos
sin
cos
βα
β βα
αα
= −( )
⋅ 002 2
02
02 2
2
02
2 2
2
sin
sin coscos
sin sin
cos
s
β
β βα
α β
α
( )
= −( )
( )
=
vg
v
g
v iin cos cos sin sin
cos
cossin cos c
β β α α β
α
αβ α
− ( )( )
=( )
2
2
02 2
2
02
2
v
g
v
goos sin sin
cossin cos
β α β
αβ α β
−( )
=( )
+( )( )2 02
2
v
g
x akan mencapai maksimum jika sin β cos(α + β) juga maksimum. Misalkan θ adalah sudut antara v0 dengan garis vertikal maka:
α θ β α β θ+ + = ° + = ° −90 90 atau
sin cos sin cos
sin sin
sin sin
β α β β θ
β θ
β θ
+( ) = ° −( )=
= ( )
90
12
2
sin cos cos cos β α β β θ β θ+( ) = −( ) − +( ) 12
(β + θ) adalah konstan.Jadi, sin β cos(α + β) akan maksimum jika
cos β θ β θ β θ
β θ α β β α
β α β
−( ) = ↔ − = ° → =
+ = ° − ↔ + = ° −
= ° − ↔ = ° −
1 0
90 90
2 90 12
90 αα( )Syarat jangkauan maksimum pada bidang miring dengan sudut miring α.
Perhatikan, untuk penembakan dari puncak bidang miring, berlaku
β α= ° +( )12
90 dengan α adalah sudut
miring bidang miring.
Jawaban: D
34. y0 = 0 v0 = 200 m/s α = 30°
Jangkauan maksimum penembakan pada puncak bidang miring:
β α= ° +( )
= ° + °( ) = ⋅ ° = °
12
90
12
90 30 12
120 60
v v
v v
x
y
0 0
0 0
200 60
200 12
200 60
2
= = °
= ⋅ =
= = °
=
cos cos
sin sin
β
β
100 m/s
000 12
3 100 3⋅ = m/s
y = 0 (peluru jatuh pada bidang miring)
y y v t g t
t t
t
y= + − °
= + − ⋅ ⋅ ⋅
= −
cos
,
0 02
2
12
30
0 0 100 3 12
10 12
3
0 100 3 2 5
⋅⋅( )=
− =
= =
= + +
3
0
100 3 2 5 3 0
100 32 5 3
40
12
1
0 0
,
,
s
t
t
t
t
x x v t gx
atau
s
iin
. .
30
0 100 40 12
10 12
40
4 000 4 000
2
2
°
= + ⋅ + ⋅ ⋅ ( )= + =
t
x 8.000 m
Jawaban: D
35. Peluru mencapai tinggi maksimum vy = 0
v v g t
t
ttv v g
y y
x x
= − °
= − ⋅ ⋅
= −=
= +
0
0
30
0 100 3 10 12
3
0 100 3 5 3
cos
si20 s
nn 30
100 10 12
20
° ⋅
= + ⋅ ⋅ =
t
vx 200 m/s
Jawaban: A
FISI
KA S
MA/
MA
X
63
B. Esai
1. v v
v v
x
y
0 0
0 0
60 10 12
5
60 10 12
3 5 3
= ° = ( ) =
= ° = ( ) =
cos
sin
m/s
m/s
a. Untuk t = 14
3 sekon
v v gt
v v
v v v
y y
x x
x y
= −
= − ( ) =
= =
= +
= +
0
0
2 2
2
5 3 10 14
3 2 5 3
5
5 2 5 3
,
,
m/s
m/s
(( )= =
2
43 75 6 61, , m/s
Arah kecepatan:
tan , ,
tan , ,
θ
θ
= = =
= = °−
vv
y
x
2 5 35
0 866
0 866 40 91
b. Untuk t = 12
3 sekon
v v gt
v
v v v
y y
x
x y
= −
= − ( ) =
=
= + = + =
0
2 2 2 2
5 3 10 12
3 0
5
5 0 5
m/s
m/s
m/s
Arah kecepatan:
tanθ = = =vv
y
x
05
0
θ = 0° (benda mencapai titik tertinggi)
c. Untuk t = 3 sekon
v v gt
v
v v v
y y
x
x y
= −
= − = −=
= + = + −( )= =
0
2 2 22
5 3 10 3 5 35
5 5 3
100
m/s m/s
10 m/s
Arah kecepatan:
tan
tan
θ
θ
= = −
= −( )= − °
−
vv
y
x
5 35
3
60
1
(bola sedang bergerak ke bawwah)
2. v0 = 49 m/s
R = 196 m g = 9,8 m/s2
Rv
g
Rgv
=
= =( ) ( )
( )=
= °=
02
02 2
2
2196 9 8
490 8
2 532 5
sin
sin,
,
sin sin
α
α
αα 33
26 5°
= °α ,
3. R = 40 m
θ = 45°g = 10 m/s2
a. Rvg
v
v
v
=
= °
=
=
02
02
02
0
2
4010
90
400
20
sin
sin
θ
m/s
b. tv
g002
2 20 22
102 2
A
s
=( )
=( )
=
sinθ
c. yv
g
xv
g
H
H
sin
10 m
=
= ( ) ° =
=
= ( )
02
2
2
02
2400
2 1045
22
4002 10
sin
sin
s
α
α
iin 90° = 20 m
Koordinat titik tertinggi (20, 10) m.
64
SUPE
R CO
ACH
4. a. v v
v v
v
x
y
x
0 0
0 0
98 30 49 3
98 30 49
= = ⋅ ° =
= = ⋅ ° =
=
cos cos
sin sin
αα
m/s
m/s
vv
v v gtx
y y
0
0
49 3=
= −
m/s
untuk 2 s
29,4 m/s
besar
t
v
v v v
y
x y
=
→ = − ( ) ( ) =
= +
= ( ) +
49 9 8 2
49 3
2 2
2
,
229 4
89 82
19 11
2,
,
tan ,
( )=
= = °
m s
arah arcαvv
y
x
untuk 5 s
besar
m/sara
t
v
v
y
=
→ = − ( ) ( ) =
= ( ) + ( )
=
49 9 8 5 0
49 3 0
49 3
2 2
,
hh α = °0
untuk s
19,6 m/s
besar
8
t
v
v
y
=
→ = − ( ) = −
= ( ) −( )=
7
49 9 8 7
49 3 19 62 2
,
,
77,10 m/sarah α = °13
untuk s
49 m/s
besar
98
t
v
v
y
=
→ = − ( ) = −
= ( ) + −( )=
10
49 9 8 10
49 3 492
,
mm/sarah α = °30
b. x v t
y v t gt
x
y
=
= −
0
021
2
untuk s
m
78,4 mKoor
t
x
y
=
→ = ⋅ =
= ( ) ( ) − ( ) ( )=
2
49 3 2 98 3
49 2 12
9 8 22
,
ddinat:
; 78,4 m98 3( )
untuk s
=122,5 mKoor
2
t
x
y
=
→ = ⋅ =
= ( ) ( ) − ( ) ( )
5
49 3 5 245 3
49 5 12
9 8 5
,
ddinat:
122,5 m245 3;( )untuk s
=102,9 mKoor
2
t
x
y
=
→ = ⋅ =
= ( ) ( ) − ( ) ( )
7
49 3 7 343 3
49 7 12
9 8 7
,
ddinat:
102,9 m343 3;( )untuk s
Koordi
t
x
y
=
→ = ⋅ =
= ( ) ( ) − ( ) ( )=
10
49 3 10 490 3
49 10 12
9 8 10
0
2
,
nnatnya:
m490 3 0;( )5. a. v0x = 100 m/s
y = 2.000 m dari atas tanahv0y = 0
x v t t
y v t gt
t t
x
y
= =
= −
− = − ( ) ⇒ =
0
02
2
100
12
2 000 12
10. 20 s
b. x t== ⋅=
100100 202.000 m
c. v v
v v gtx x
y y
= =
= − = −0
0
100
200
m/s
m/s
d. v v vx y= +
= ( ) + −( )=
2 2
2 2100 200
50 000 5. =100 m/s
FISI
KA S
MA/
MA
X
65
6. a. xy
t t
gv
y v t gt
t
y
y
==
= ⋅ − ( )
==
= −
=
6
1 25 0 12
10
100
12
0
02
2
2
m1,25 m
m s
0,2
,
550,5 st =
b. x v t
v xt
v v
x
x
x
=
= =
= =
0
0
0 0
60 5
6
2 6
.
,=2 m/s
m/s
c. v v
v v gt
v v v
x x
y y
x y
= =
= − = − ⋅ = −
= + = ( ) + −( )
=
0
0
2 22 2
2 6
0 10 0 5 5
2 6 5
m s
m s( , )
77 m s
arah kecepatan
α
α
=
= −
= − °
arc
arc
tan
tan
,
vv
y
x
52 6
45 58
7. v0 = 20 m/s
θ = 37°x = 24 m
v v
v v
t xv
y
x
0 0
0 0
20 0 6 12
20 0 8 16
= = ( ) ( ) =
= = ( ) ( ) =
=
sin ,
cos ,
θ
θ
m/s
m/s
00
02
2420 0 8
12
12 1 5 12
10 1 5
cos ,
, ,
θ= ( ) ( ) =
= −
= ( ) ( ) − ( ) (
1,5 s
h v t gt
h
y
)) =2
6,75 m
8. v0= 20 m/s
θ = 37°
a. tv
g002 2 20 0 6
10A =2,4 s= =( ) ( )sin ,α
b. yv
g
xv
g
H
H
sin
sin 7,2 m
=
=( )
°( ) =
=
=( )
02
2
2
2
02
2
2
2020
37
22
2020
sin
α
α
ssin 19,2 m2 2 37°( ) =
Koordinat titik tertinggi (19,2; 7,2) m
c. R x= =2 H 38,4 md. vy = 0
vx = v0x
= v0 cos θ = 20 cos 37° = 16 m/s
e. a
a gx
y
=
= − = −
0
10 m/s
9. a. r xi y j ti t t j
v drdt
i t j
v t
= + = + −( )( )= = + −( )
=( )
12 5
6 12 10
0
2
== +
= + =
6 12
36 144 6 5
i j
v
m/s
b. v v
v dxdt
vv
x
x
x
0 0
0
0
0
66 5
63
=
= =
= = =
= °
cos
cos
θ
θ
θ
6 m/s
0,44
c. t tv
g0 002
2
2 6 5 0 8910
A H
2,4 s
= =
=( ) ( )
=
sin
,
θ
d. yv
gH
7,13 m
=
=( )
( ) °( ) =
02
2
2
2
2
6 52 10
63
sin
sin
θ
e. x xvgA H
14,6 m
= =
=( )
°( ) =
2 2
6 510
2 63
02
2
sin
sin
α
f. x xH A 7,3 m= =12
66
SUPE
R CO
ACH
10. a. Karena y0 = 0 dan vy = 0, maka:
0 220
2 02
= − → =v gy yv
gyy
Sekarang cari komponen kecepatan awal pada sumbu-Y yaitu v0y = v0 sin θ, dengan v0 = 70 m/s dan θ0 = 75°.
v0y = v0 sin θ = 70 sin 75° = 67,6 m/s
yv
gy= = ( ) =0
22
267 62 9 8
,,
233 m
b. y y v v ty y= + +( )0 012
Karena y0 = 0, maka persamaan
tersebut menjadi: y v v ty y= +( )12 0
Pada saat mencapai titik tertinggi, vy = 0, maka:
t yv vy y
=+( )
=( )
=2 2 23367 6
0,
6,9 s
c. Karena hambatan udara diabaikan, ax = 0 sementara kecepatan mendatar tetap. Perpindahan horizontal adalah kecepatan horizontal dikalikan waktu, yaitu: x = x0 + vxt, dengan x0 = 0, sehingga x = vxt dengan vx adalah komponen kecepatan, yaitu vx = v0 cos θ = 70 cos 75° = 18,1 m/s
Waktu t untuk kedua gerak adalah sama, maka x = vx t x = 18,1 ∙ 6,9 = 125 m
11. x v t v t
x tv
x= = °
= =°
0 0
0
40
10 1040
cos
cosSaat m, m
y = 3,05 m – 2,00 m = 1,05 m
y v t gt
vv v
y= −
=°( )
°− ( ) °
02
0
0 0
12
1 0540 10
4012
9 8 1040
,sincos
,cos
m
2
diperoleh 10,7 m/sv0 =
12. a. Misalnya v0x dan v0y adalah komponen kecepatan awal proyektil pada arah sumbu-X dan sumbu-Y. Misalnya vx dan vy adalah komponen kecepatan pada horizontal dan vertikal pada titik P.
v0 P
Y
Xv0x = v0 cos θ
v 0y =
v0 s
in θ
θ
Waktu yang dibutuhkan proyektil untuk mencapai pada titik P adalah t.
Terapkan persamaan gerak sepanjang arah vertikal dan horizontal.
v v gt v v
vv
v gtv
v gtv
y y x x
y
x
y
x
y
= − =
∴ = =−( )
=−( )−
0 0
0
0
1 0
dan
tan
tan
θ
θ00x
Terbukti
b. Tinggi maksimum
hv
gm sin
= 02 2
2θ
Rentang horizontal
Rv
g= 0
2 2sin θ
hRhR
h
m
m
cos
=
= ××
=
=
sinsin
sin sin sin
tan
tan
2
2 2
2 2 4
4
θθ
θ θθ θ
θ
θ mm m
RhR
⇒ =
−θ tan 1 4
13. Tinggi pesawat tempur = 1,5 km = 1.500 m
Kecepatan pesawat tempur, v0 = 720 km/jam = 200 m/s
Misalkan θ adalah sudut diukur dari vertikal. Lihat pada gambar.
FISI
KA S
MA/
MA
X
67
vs
vsx
vsy
200 m s–1
θ1.50
0 m
Kecepatan senjata, vs = 600 m/sWaktu yang dibutuhkan oleh peluru untuk menumbuk pesawat = tJarak horizontal yang ditempuh oleh peluru = vsxtJarak yang ditempuh pesawat = C
Cangkang peluru menumbuk pesawat. Oleh karena itu, kedua jarak tersebut harus sama.v
vsxt = vpt
vs sin θ = vp
sinθ = = =vv
p
s
200600
13
θ = sin–1 13( ) = 19,50°
Agar tidak tertembak peluru, pilot harus menerbangkan pesawat pada ketinggian (H) lebih tinggi dari tinggi maksimum yang dicapai oleh cangkang peluru.
sHv
g
g
=−
=
= ⋅
2 2
2 2
2
902
6002
360 000 19 52
sin ( )
( ) cos
. cos ( , )(
θ
θ
⋅⋅= ≈
1015 994 314 16
). , m km
14. Misalkan benda dilempar dari A dan kembali jatuh di tanah di B.
y y
y y
y y v t gt
v t gt
t v
y
0
0 02
02
0
0
0
12
0 0 12
0 12
2
= =
= =
= + −
= + ⋅ −
=
A
B
sin
sin
α
α −−( )= − =
=
gt
t v gt
tv
g
0 0
20
0
atau 2 sin
sin
αα
y y
y y
y y v t gt
v t gt
t v
y
0
0 02
02
0
0
0
12
0 0 12
0 12
2
= =
= =
= + −
= + ⋅ −
=
A
B
sin
sin
α
α −−( )= − =
=
gt
t v gt
tv
g
0 0
20
0
atau 2 sin
sin
αα
x x v t
v t
vv
g
vg
xvg
x= +
= + ⋅
=
=
=
0 0
0
00
02
02
0
2
2
cos
cossin
sin cos
sin
α
αα
α α
22α
Ingat sin 2α = 2 sin α cos α
Jarak AB xvg
= = 02
2sin α
Jarak AB akan maksimum jika sin 2α maksimum atau sin 2α = 1
2α = 90°⇒ α = 45°
15. a. xv
g
vg
maks =
=( )
= ° −
= ° −(
02
02
1 2
2 1
2 1
2
2
90
90
sin
sin cos
cos cos
α
α α
α α
α α ))=
= ° −( )( )
= ⋅
cos sin
sin cos
sin sin
α α
α α
α α
2 1
02
1 1
02
1
290
2
xvg
vg
maks
11
02
224
( )
= ( ) =Rvg
ysin Hα
Masukkan α = 45°
yv
gv
g
R yvg
vg
y R
H
H
H
sin= °( ) =
= = =
→ =
02
2 02
02
02
245
4
444
14
68
SUPE
R CO
ACH
b. R
Rv
g
Rv
akan maksimum saat sudutelevasinya 45
2 45
2 12
02 2
02
°
=°
=
.
sin
22 12
20
2( ) ( )=
gvg
16. Jarak antara kedua tetes logam cair adalah dua kali besar perpindahan horizontal x(t), sehingga:
d x t v t v t
d v txi i i
i i
= ( ) = ( ) = ( )=
2 2 2
2
cos
cos
θ
θ
17. The special conditions allowing use of the horizontal range equation applies.
Untuk bola yang dilempar pada sudut elevasi 45°,
D Rv
g= =
°45
02 90sin
Untuk bola yang memantul
D R Rv
g
v
g= + = +
1 20
20
2
2 22
sinsin
θθ
dengan θ adalah sudut antara arah gerak bola terhadap tanah saat dilempar dan saat memantul.
a. vg
vg
vg
02
02
022 24
2 45
26 6
= +
=
= °
sin sin
sin
.
θ θ
θ
θ
D
45°θ θ
b. Saat bola menyentuh tanah
y v t gt
v t gt
y= −
= −
02
02
12
0 12
sinθ
Jika t = 0 adalah waktu saat bola
dilempar, maka tv
g=
2 0 sinθ adalah
waktu bola menyentuh tanah.
Untuk bola yang dilempar dengan sudut elevasi 45°,
tv
g4502 45
=°sin
Untuk bola yang memantul
t t t
vg
v
gv
g
= +
=°
+
°
=°
1 2
0
0
0
2 26 62
226 6
3 26 6
sin ,sin ,
sin ,
Perbandingan waktu antara lemparan satu kali pantulan dan tanpa pantulan adalah3 26 6
2 451 341 41
0 949
0
0
vg
vg
sin ,
sin,,
,
°
°= =
18.
d
jalur proyektil
vi
θi
φ
a. y x gv
xf i fi i
f= ( ) ( ) −tancos
θθ2 2 2
2
xf = d cos φ, dan yf = d sin φ,
d d
gv
d
i
i i
sin tan cos
coscos
φ θ φ
θφ
= ( ) ( )
− ( )2 2 2
2
dv
gi i i i=
−[ ]2 2
2
cos sin cos sin cos
cos
θ θ φ φ θφ
dv
gi i i=
−( )2 2
2
cos sin
cos
θ θ φφ
FISI
KA S
MA/
MA
X
69
b. Turunan d terhadap θi adalah nol
ddd
dd
v
g
d
i
i
i i i
i
θ
θθ θ φ
φ
θ φ
=
−( )
=
= ° +
0
20
452
2
2
m
cos sin
cos
aaks =−( )v
gi2
2
1 sin
cos
φφ
19. Sumbu-XY diputar sehingga sumbu-X berimpit dengan garis AC, dan ujung kiri alas bidang miring (titik A) sebagai titik asal (0, 0).
YX
v0
A
d
B
C(x, y)
60°
30°
Tinjau titik C Titik C memiliki koordinat y = 0 dan untuk sumbu-X adalah x = xmaks = d = AC
Percepatan gravitasi (g) arahnya ke bawah. Sesuaikan dengan sumbu-XY yang miring seperti di atas. Caranya dengan menguraikan komponen-komponen g ke sumbu-X dan sumbu-Y.
YX
g
30°g cos 30°
g sin 30°
α = 30° g = 10 m/s2
θ = 60° v0 = 100 m/s
Dalam bidang miring ini, sumbu-X dan sumbu-Y jenis geraknya adalah GLBB dengan percepatannya masing-masing adalah
sumbu-X → ax = g sin α = g sin 30°
= 10 12( ) = 5 m/s2
sumbu-Y → ay = g cos α = g cos 30°
= 10 12
3 5 3 2( ) = m/s
Sumbu-X:
x v t a t
x t t
x
x= −( ) −
= ° − °( ) − ( )
=
02
2
12
100 60 30 12
5
10
cos
cos
θ α
00 12
3 12
5
50 3 52
1
2
2
− ( )
= −
t t
x t t ...( )
Sumbu-Y:
y v t a t
y t t
y
y= −( ) −
= ° − °( ) − ( )=
02
2
12
100 60 30 12
5 3
1
sin
sin
θ α
000 12
52
3
50 52
3 2
2
2
−
= −
t t
y t t ...( )
Waktu yang diperlukan oleh peluru hingga mendarat di titik C dapat ditemukan dengan memberi harga nol untuk y pada persamaaan 2. Hal ini karena koordinat titik C adalah x = xmaks dan y = 0 atau (xmaks, 0).
0 50 52
3
0 50 52
3
50 52
3
203
2= −
= −
=
=
t t
t t
t
t
Ada dua nilai t, yaitu t = 0 sekon saat di titik A, dan saat di titik C. Kembali ke persamaan (1), masukkan nilai t.
x t t
x
x
= −
=
−
= −
50 3 52
50 3 203
52
203
1 000 52
4003
2
2
.
xx = −
= − = =
1 000 1 0003
3 0003
1 0003
2 0003
. .
. . . 666,67 m
70
SUPE
R CO
ACH
K O G N I T I FB A B 6
PEMBAHASANUJI KOMPETENSI MANDIRI
A. Pilihan Ganda
1. Gunakan faktor konversi 2360π rad
°
270 270 2360
32
° = °×°
=π π rad rad
Gunakan faktor konversi 1360
putaran°
270 270 1360
34
° = °×°
= putaran putaran
Jawaban: E
2. Gunakan faktor konversi 21
π rad putaran
23
21
43
putaran rad putaran
rad× =π π
Jawaban: D
3. 900 putaran dalam waktu 18 menit artinya
900 putaran menit
putaran s
putarans18
90018 60
56
=×
=
Frekuensi (f) adalah jumlah putaran yang dilakukan dalam waktu 1 sekon.Jadi frekuensinya adalah
f = =56
56
putarans
Hz
Periode (T) adalah kebalikan frekuensi
Tf
= =( )
=1 156
65
s
Jawaban: B
4. 120 12060
2
rpm putaranmenit
menit s
putarans
= ×
=
Frekuensi roda tersebut adalah
f = =2 putarans
2 Hz
Periode roda tersebut adalah
Tf
= = =1 12 Hz
0,5 s
Jawaban: B
5. Kecepatan sudut ω adalah
ω = 2πf = 2π(2) ↔ ω = 4π rad s–1
Jawaban: C
6. Perpindahan sudut
∆ = × =θ π π2 21
4 putaran rad putaran
rad
Selang waktu ∆t = 2 sekonKecepatan sudut rata-rata:
ω θ π π= ∆∆
= =t
42
2rads
rad/s
Jawaban: B
7. Jari-jari baling-baling R
R
=
= =
diameter
3,0 1,5 m
2
2
2 000 2 000 260
4006
. .rotasimenit
rad s
rad/s
= ×
=
π
π
Perubahan posisi sudut dalam selang
waktu 1 s adalah θ π= 4006
rad
Jarak yang ditempuh titik pada tepi baling-baling adalah:
x R= = ( )
=θ π π1,5 m rad m400
6100
Jawaban: B
8. Jarak yang telah ditempuh titik
x = 500 m
Jari-jari roda
R =
= = = × −
diameter
cm 2,5 m
2502
25 10 1
Perpindahan sudut yang dibuat roda
θ = =×
=−xR
50010
2 00012,5 rad.
FISI
KA S
MA/
MA
X
71
Jumlah putaran yang dibuat roda adalah:
θπ
π
= ×
=
2 000 12
1 000
.
.
rad putaran rad
putaran
Jawaban: E
9. 45 45 260
1 5rotasimenit
rad s
rad/s= × =π π,
v r= = ( ) ( ) = −ω π π0,2 1,5 0,3 m s 1
Jawaban: B
10. Kecepatan linier pada tepi roda
r = 25 cm = ¼ m
v r= =
( ) = −ω π π1
44 1 m s
Jawaban: A
11. Kecepatan linier v = 8 m s–1
Jari-jari R = 25 mPercepatan sentripetal dihitung dari persamaan berikut.
a vRs 2,56 m/s= = =
2 228
25
Jawaban: B
12. 1 800 1 800
1 800 260
60
. .
.
rpm rotasimenit
rad s
rad/s
=
= =π π
Kecepatan sudut ω = 60π rad/s
R = = × =−diameter m 0,125 m
225 10
2
2
Dari persamaan di atas diperoleh:
a Rs m/s= = ( ) ( ) =ω π π2 2 2 260 0 125 450 ,
Jawaban: E
13. Hubungan antara percepatan sentripetal as, kecepatan v, dan jari-jari R adalah
a vRs =
2
Kita periksa setiap opsi jawaban dengan menggunakan rumus percepatan sentripetal di atas.
A. (4v)2 : 2R = 8 v2/R = 8as
B. (2v)2 : 4R = v2/R = as
C. (2v)2 : 2R = 2v2/R = 2as
D. v2 : 2R = ½ v2/R = ½ as
E. (2v)2 : R = 4v2/R = 4as
Jadi, agar percepatan sentripetal menjadi 2 kali semua maka pernyataan yang tepat adalah opsi (C).
Jawaban: C
14. Kecepatan sudut ω = 30 rad/s
Posisi sudut awal θ0 = 3 radPersamaan posisi sudut pada tθ = θ0 + ωtθ = (3 + 30t) rad
Jawaban: A
15. ω
π π
ω θ π
= =
= × =
= ∆∆
=
1 0 1
0 1 2
putaran10 s
putarans
rads
0,2 rads
0,2
,
,
t
Maka besar perpindahan sudut ∆θ = ω∆t = ω(t2 – t1) = 0,2π (10 – 6) = 0,8π rad
∆ = × =° °θ ππ
0 8 3602
144, rad rad
Jawaban: D
16. Mulai dari keadaan diam, artinya ω0 = 0
Kecepatan sudut pada t = 0,270 s adalah ω = 15 rad/s. Jarak cakram ke pusat melingkar r = 0, 810 m
Percepatan sudut α adalah:
ω ω α αω ω
= + → =−
00t
t
α = − = =15 00 270
1 50027
5009
2
,. rad/s
Percepatan tangensial at
a rt = = ( )
=α 0 810 500
945 2, m/s
Jawaban: E
17. Posisi sudut
θ(t) = (4,0t – 3,0t2 + t3) rad
Pada t = 0 sekon:θ = (0 – 0 + 0) rad = 0 rad
Pada t = 2 sekon:θ = (4,0)(2) – 3,0(2)2 + (2)3 = 4 rad
Jawaban: C
72
SUPE
R CO
ACH
18. Berdasarkan hasil yang didapat dari nomor 17, didapatkan θ1 = 0 rad dan θ2 = 4 rad.
Kecepatan sudut rata-rata
ω θ θ θ= ∆
∆=
−−
= −−
=t t t
2 1
2 1
00
4,02,0
2 rad/s
Jawaban: A
19. Kecepatan sudut ω didapat dari
ω θ
θ
= ∆∆
= = − +( )∆ →lim
, ,
t tddt
ddt
t t t
0
2 34 0 3 0 rad
ω( ) , ,t t t= − +( )4 0 6 0 3 2 rad/s
Untuk t = 0 sekon didapatkan:
ω(0) = 4,0 – 6,0(0) + 3(0)2 = 4 rad/s
Untuk t = 2 sekon didapatkan:
ω( ) , , ( ) ( )2 4 0 6 0 2 3 2 42= − + = rad/s
Jawaban: D
20. Jari-jari R = 2,0 m
Laju awal partikel v0 = 10 m/sPercepatan sudut αsik = 15 rad/s2
Kelajuan sudut awal,
ω00= = =
vR
102
5 rad/s
Pada t = 5 s, kelajuan sudut ω, didapat dari persamaan:
ω ω α= +
= + ( ) ( ) =0
5 15 5
t
80 rad/s
Jawaban: A
21. Pada t = 0 s → ω0 = 0 s
Pada t1 = 8 s → ω = 5 putaran/s
Pada t2 = 20 s → ωt = 0
Percepatan sudut:
αω ω
=−
= − =0
1
5 08
58t
putarans
Jumlah putaran selama t1 = 8 sekon
θω ω
α1
202 2 2
2
5 0
2 58
=−
=−( )( )
= 20 putaran
Karena besar percepatan konstan, maka perlambatan dalam selang waktu t = 12 sekon adalah:
α = − 58
putaran/s
Jumlah putaran dalam selang waktu t = 12 sekon:
θ ω α2 02
2
12
5 12 12
58
12
= +
= ( ) ( ) + −
( ) =
t t
15 putaran
Jumlah putaran total:θ = θ1 + θ2 = 20 + 15 = 35 putaran
Jawaban: E
22. tp = waktu percepatan = t sekon
tk = waktu ketika laju tetap = (1000 – 3t) sekon
tl = waktu perlambatan = 2tp = 2t sekonttotal = waktu dari bergerak sampai berhenti Selama selang waktu tp = t sekon (GMBB) lintasan yang ditempuh:
θ ω ω ω
π π
1 012
12
8 0 4
= = +( )
= +( ) ( ) =
t t
t t
t
rad
Selama selang waktu tk = (1.000 – 3t) sekon (GMB)
θ ω π
π π2 8 1 000 3
8 000 24
= = ( ) −( )= −( )
t t
tk .
. rad
Selama selang waktu tl = 2t sekon (GMBB)
θ ω ω ω
π π
3 012
12
0 8 2 8
= = +( )
= +( ) ( ) =
t t
t t
l t
rad
Selama ttotal = 1.000 s, terjadi 1.500 putaran
Perhatikan, 1 putaran = 2π rad = 360°. Jadi, 1.500 putaran = 1.500×2π = 3.000π rad
θ θ θ θπ π π π ππ π
= + +
= + − +=
= =
1 2 3
3 000 4 8 000 24 85 000 12
5 00012
. .
..
t t tt
t s 4416,67 s
Jawaban: D
FISI
KA S
MA/
MA
X
73
23. Kedua roda dihubungkan dengan sabuk sehingga v v r rB A B B A A= =⇔ ω ω
ω ωB AA
B
24 rpm= × = × = rr
618
8
Jawaban: C
24. Roda 1 dan 2 seporos
vR
vR
v vRR
v
1
1
2
22 1
2
1
2 14 420
= ↔ = ×
= × =
2,8 cm/s
Roda 2 dan 3 bersinggungan maka:
v v v2 3 31= ↔ = −2,8 cm s
Jawaban: E
25. RA = RB = R
RC = ½ R
vA = 10 m/s
Roda yang dihubungkan tali mempunyai kecepatan linier yang sama vA = vC = 10 m/s
Roda satu poros mempunyai kecepatan sudut yang sama ωB = ωC
Jadi,
ω ωB C
B
B
C
C
B
B 20 m/s
=
=
=
=
vR
vR
vR R
v
1012
Jadi, kecepatan linier roda B adalah 20 m/s.
Jawaban: D
26. RA = 2 cm, RB = 4 cm, RC = 6 cm, ωC = 4 rad/s. Roda A dan C keduanya mempunyai kecepatan linier yang sama. Sedangkan pada lingkaran A dan B keduanya mempunyai kecepatan sudut yang sama, sehingga:
Hubungan antara roda A dan roda C
v v v R
R RA C
A A C C
A
A 12 rad/s
= ⇒ =
=
= ×
=
ωω ω
ω
ω
2 4 63
Hubungan antara roda A dan roda B
ω ω
ω
B A
BB
B
B
B
12 rad/s
48 cm/s
= =
=
=
=
vR
v
v
124
Jawaban: D
27. R = 40 m
μ = 0,4 g = 10 m s−2
Ketika mobil bergerak menikung, gaya gesekan berperan sebagai gaya sentripetal. Gaya sentripetal yang dialami oleh benda yang bergerak pada lintasan yang melengkung dinyatakan oleh persamaan
F m vR
=2
Karena gaya gesekan berperan sebagai gaya sentripetal, maka:
F f N m vR
= ⇒ =gesek µ2
Karena gaya normal N = mg, maka persamaan di atas menjadi
v gRm = = × ×
= =
µ 0 4 10 40
160 4 10
,
Jadi kecepatan maksimum mobil adalah
4 10 m/s .
Jawaban: C
28. Massa benda m = 2 kg;
Jari-jari lintasan R = 2 m;
Kelajuan di titik A = 2 5 m/s
74
SUPE
R CO
ACH
(A) Pada titik A: percepatan sentripetal:
a vRs 10 m/s= =
( )=
22
22 5
2
(B) Percepatan tangensial di A:
a gt = = ° =cos , cosθ 9 8 90 0
(C) Percepatan total:
a a a a
a
= + = +
= = −
s t s
s m s
2 2 2 2
2
0
10
(D) Percepatan sudut, α
a RaRt
t= ⇒ = =α α 0
(E) F mas s 20 N= = ( ) =2 10
Jawaban: A
29. Massa bola m = 0,60 kg
Panjang kawat R = 2 m
Laju bola v = 6,0 ms-1
Tegangan kawat T = 12,8 N
Tmg cos θ
mg
θ
∑ = −
− =
= +
= +
F T mg
T mg m vR
T m vR
mg
T mg vgR
cos
cos
cos
cos
θ
θ
θ
θ
2
2
2
12 8 0 6 106
10 2
12 8 6 1 8
12 8
2
, , cos
, , cos
,
= ( ) ( ) ( )( ) ( ) +
= +( )
θ
θ
== +
= − = =
= °
10 8 612 8 10 8
626
13
70 53
, cos
cos , ,
,
θ
θ
θ
Jawaban: B
30. Massa benda m = 2 kg
Panjang tali l = 50 cm = 0,5 m
Jari-jari lintasan R = 30 cm = 0,3 m
50 cm
40 cm T cos θ
mg
bolaT sin θ
Tθ
θcosθ = 45
sinθ = 35
∑ =
− ==
=
=( )
=
F
T mgT mg
T mg
T
y 0
0
2 1045
coscos
cos
θθ
θ
25 N
Gaya sentripetal yang bekerja pada bola:
F Ts 15 N= =
=sinθ 25 3
5
Periode bandul, T
F mvR
m R mT
R
T mRF
T mRF
T
s
s s
= = =
= ↔ =
=( )
=
22
2
22
2
4 2
22 0 3
151
ω π
π π
π,
,, 256s
Jawaban: B
31.
R
5 m
3 m
37°
Panjang jari-jari lintasanR = 3 m + (5 sin 37°) m
Selang waktu yang dibutuhkan untuk melakukan 1 putaran ditentukan oleh kecepatan sudut.
FISI
KA S
MA/
MA
X
75
ω π πω
π
π
= ⇒ = =
= + °( )
2 2 2
2 3 5 37
TT
vR
Tv
sin
Jawaban: A
32. Di titik terendah (titik A) kelajuan v = 20 m s–1
Gaya yang dikerjakan rel pada kereta:
N m vR
mg mg vRgA = − = −
2 2
1
Massa kereta m = 500 kg dan jari-jari lintasan R = 10 m
NA
15.000 N kN
= ( ) ( ) ( ) ( ) −
= =
500 10 2010 10
1
15
2
Kelajuan maksimum agar kereta tetap pada lintasannya dicari dengan persamaan:
v gRmaks 10 m s= = ( ) ( ) = −10 10 1
Jawaban: B
33.
3 m r = 2 m
mg2,5 m
2,5 m
1,5 mT1
θ
T2
cos,
,
sin ,,
,
, ,
θ
θ
= =
= =
= − =
22 5
0 8
1 52 5
0 6
2 5 1 5 22 2r m
∑ =
+ =
+ =
+ =
F ma
T T mvr
T T v
T T v
x x
1 2
2
1 2
2
1 22
0 8 0 8 22
0 8 0 8
0 8
cos cos
, ,
, ,
,
θ θ
TT T v1 22 1+( ) = ( )
∑ =
− − =
− = ⋅
−( ) =
− =
F
T T mg
T T
T T
T T
y 0
0
0 6 0 6 2 10
0 6 20
1 2
1 2
1 2
1 2
sin sin
, ,
,
θ θ
11003
T1 = 40 N sehingga
40 1003
203
6 67
2
2
− =
= =
T
T , N
Substitusi nilai T1 dan T2 ke persamaan (1)
0 8 40 6 67
37 336 6 11 6
2
2
, ,
, ,
+( ) =
= ⇒ = ≈
v
v v m/s
ω
ωπ
= = =
= ⋅ ⋅
=
vr
62
3
13
601
28
rad/s
3 rads
putaran rad
s menit
,66 rppm rpm≈ 29
Jawaban: E
34. rB jari-jari bulan
1.740 km
=
= =3 4802
.
R = jarak dari Bulan ke Bumi + jari-jari Bulan = 3,8×105 km + 1.740 km = 381.740 km
Sudut yang dibentuk diameter bulan terhadap orang di bumi:
α arc tan
arc tan ..
,
=
=
= °
rRB
1 740381 740
0 261
Kecepatan rotasi bumi:
ω =
= × =
1 putaran24 jam
1 putaran3.600 s
putaransekon
124
186 400.
Besar sudut θ yang ditempuh dalam 1 sekon adalah:
θ = × ° =
°1 putaran1 putaran86 400
360 1240.
76
SUPE
R CO
ACH
∆ = + −
= ( ) −
°
=
x r r r2 2 2 2
2
2
2 1 740 1 1240
cos
. cos
θ
0,0160 kmm
∆ = + ∆y D x2 2
Bukannya diameter jarak paling besar:
∆ = + ∆
= ( ) + ( )≅
y D x2 2
2 23 480 0 0160. ,
3.480 km
Sudut yang dibentuk oleh diameter bumi adalah:
cos
,
α
α
= ∆ + − ∆∆( ) ( )
=( ) − ( )
( )= ↔ =
y D xy D
o
2 2 2
2 2
2
2
3480 0 0160
2 3480
12
60
Jawaban: B
B. Esai
1. 360° = 2π radian
a. 90 2360 2
°×°
=π π radian rad
b. 270 2360
32
°×°
=π π radian rad
2. 1 rpm = 1 putaran per menit1 putaran = 2π = 360°1 menit adalah 60 sekon
a. 120 120 260
4
× = ×
=
1 putaran1 menit
rad s
rad/s
π
π
b. 60 60 260
2
× = ×
=
1 putaran1 menit
rad s
rad/s
π
π
3. ω ππ π=
==
250 2
25
ff
f Hz
4. Aqif dan Ifti memiliki kecepatan sudut yang sama.
• Setiap partikel yang berada pada benda yang bergerak melingkar akan memiliki kecepatan sudut yang sama, yaitu sebesar kecepatan sudut benda yang berotasi.
• Karena massa kedua orang berbeda maka gaya gravitasi bumi (gaya berat) yang bekerja massa akan berbeda.
• Kecepatan linier, laju linier, dan percepatan sentripetal bergantung pada kedudukan benda dari pusat rotasi. Karena Aqif dan Ifti berada di lokasi yang berbeda maka komponen liniernya akan berbeda.
5. Kecepatan sudut ω = 900 rpm = 30π rad
Kelajuan tangensial pada jarak R=50 cmv = Rω = (50 × 10–2)(30π) = 15π m s–1
6. Pernyataan (1): BenarPernyataan (2): Salah, pada GMB kelajuan linier tetap sehingga tidak ada perubahan kecepatanPernyataan (3): Salah, percepatan tangensial adalah perubahan kelajuan linearPernyataan (4): Benar, at = αr
7. (1) Kedua titik memiliki kecepatan sudut yang sama karena kedua titik berjalan menuju sudut yang sama dalam selang waktu yang sama → Pernyataan (1) benar.
(2) Benda bergerak melingkar beraturan sehingga tidak ada perubahan kecepatan. Benda bergerak dengan percepatan sudut sama dengan nol → pernyataan (2) benar.
FISI
KA S
MA/
MA
X
77
(3) Kecepatan linier di A dan B berbeda.
r r
v r v r
v r v r
v v
v v
A B
A B
A A B B
A B B B
A B
B A
=
=
=
( ) =
=
=
2
2
122
ω ω
Pernyataan (3) benar
(4) Percepatan singgung sama dengan nol → Pernyataan (4) benar.
8. Pada gerak melingkar beraturan:Kecepatan sudut tetap.Besar kecepatan linier adalah tetap, tetapi vektor kecepatan linier setiap saat berubah. Jadi, yang benar hanya ketentuan (1) saja.
9. Percepatan sentripetal as = ω2rKecepatan putar dijadikan 2 kali semula, maka as = (2ω)2r = 4ω2r = 4as
Jadi, percepatan sentripetal bola kasti tersebut menjadi 4 kali lebih besar daripada percepatan semula.
10. a. Mobil bergerak dari A ke BPercepatan yang dialami mobil
a vr
vR
= =2 2
2
b. Mobil bergerak dari B ke CMobil bergerak lurus beraturan sehingga percepatan mobil = 0
c. Mobil bergerak dari C ke DPercepatan yang dialami mobil
a vr
vRs = =
2 2
11. 600 60060
10 rpm rotasi s
rotasis
= =
Frekuensi piringan = Frekuensi lubang: = f = 10 HzPartikel udara pada lubang akan berotasi dengan frekuensi 10 HzFrekuensi yang terdengar dari 40 lubang. f = 40 × 10 Hz = 400 Hz
12. Kecepatan awal ω0 = 30 rad/s
Setelah t =10 s, turbin berhenti ωt = 0
Perlambatan yang dialami turbin
αω ω
=−
= − =t
t0 230 0
103 rad/s
Sudut yang ditempuh:
∆ = +
= ( ) + −( ) ( ) =
θ ω α02
2
12
30 10 12
3 10
t t
150 rad
13. Percepatan sudut:
θ ω α
α
α
= +
= + ( )
=
02
2
2
12
250 0 12
10
5
t t
rads
Kecepatan sudut ketika t = 2 s
ω ω α
ωt
t
t= +
= + ( ) =0
0 5 2 0
, 10 rad/s
14. r1 = 20 cm r2 = 10 cm ω1 = 50 rad/sω2 = ...?
Dua roda yang dihubungkan dengan rantai memiliki kecepatan linier (v) yang sama.
v v
r r1 2
1 1 2 2
2
2
50 20 10
100
=
=
( ) ( ) = ( )=
ω ω
ω
ω rad/s
15. Kecepatan sudut untuk dua roda yang seporos adalah sama.
ω ω1 2
1
1
2
2
2
2
2020 10
10
=
=
=
=
vr
vr
v
v m/s
16. Roda 1 dan roda 2 sepusat sehingga:
ω1 = ω2 = 100 rad/s
Roda 2 dan roda 3 terhubung tali sehingga:
78
SUPE
R CO
ACH
v v
r r1 3
1 1 3 3
3
3
100 20 5
400
=
=
( ) ( ) = ( )=
ω ω
ω
ω rad/s
17.
A
ωA = 3π rad/s
B
RA = 2 cm
roda A diputar searah jarum jam
RB = 4 cmRC = 5 cmRD = 8 cm
C
D
a.
SearahBA
roda B searah jarum jamC
B
Searah
roda C searah jarum jam
DBBerlawanan arah
roda D berlawanan jarum jam
b. vA = vB
RAωA = RBωB
2 3 4
32
2
⋅ =
=
π ω
ω πB
B rad s
v RB B B cm s= = ⋅ =ω π π4 32
62
ω ω πC B rad s= = 3
2
v RC C C
cm/s
=
= ⋅ = =
ωπ π π5 32
152
7 5,
v v
vR
D C
DD
D
cm s
rad s
= =
= = ( ) =
7 5
152 8
1516
, π
ω π π
c. Frekuensi (f) = n → banyak putaran t → waktu
n ft
n t
n t
=
= ⋅ = ⋅ =
= ⋅ = ⋅ =
AA
BB
putaran
put
ωπ
ππ
ωπ
ππ
232
60 90
234
60 45
30
15
aaran
putaranCB
B
DD
n t n
n t
= ⋅ = =
= ⋅ =⋅
⋅ =
ωπ
ωπ
ππ
π
245
215
2 1660 225
8
3015
88
28 125= , putaran
18. Kecepatan sudut dinyatakan dengan persamaan
ω = vR
Untuk roda B, ωBB
B
=vR
sedangkan untuk
roda C, ωCC
C
=vR
Perbandingan kecepatan sudut roda B dan roda C adalah
ω ωB CB
B
C
C
: :=vR
vR
Karena roda B dan roda C dihubungkan dengan sabuk, maka kecepatan linier bola B (vB) sama dengan kecepatan linier bola C (vC), atau vB = vC sehingga
ω ωωωB C
B
C
B
B
C
C
C
B
20 cm cm
: := = = = = =
vRvR
RR 4
51
5 1
Jadi, perbandingan kecepatan sudut roda B dan C adalah 5 : 1.
FISI
KA S
MA/
MA
X
79
19. v v
r r1 2
1 1 2 2
2
2
120 20 10
=
=
( ) ( ) = ( ) ( )=
ω ω
ω
ω 240 rad/s
20. Roda A dan roda C dihubungkan dengan karet ban sehingga:
v v
R R
RR
A C
A A C C
A CC
AC
=
=
= =
ω ω
ω ω ω52
Roda A dan roda B seporos sehingga:
ω ω ω ωωω
ω ω
A B B CB
C
B C
= ⇒ = ⇒ =
=
52
52
5 2Jadi, : :
21. v gr
v
maks s
maks m/s
=
= ( ) ( ) ( ) =
µ
9 8 50 0 3 7 3, ,
22. Anggap saat jalan tertutup salju tidak ada gesekan antara jalan dan roda kendaraan, 54 km/jam = 15 m/s
v grmaks =
= ( ) ( )
=
= °
tan
tan
tan
θ
θ
θ
θ
15 10 30
3437
23. v gr
v
v
maks
maks
maks m/s
=
= ( ) ( )
=
tanθ
10 40 3 13
20
24. v gr
v
s
smaks
maks
=+
−
= ( ) ( ) +−
µ θµ θ
tantan
, ,,
1
10 26 0 25 0 751 0 25(( ) ( )
=
0 75
8 5
,
vmaks m/s
25. Jalan miring kasar, 108 km/jam = 30 m/s
v gr s
smaks =
+−
= ( ) ( )+
− ( ) (
µ θµ θ
θ
θ
tantan
tan
tan
1
30 10 5027
1 27 ))
== °
tanθθ
145
26. a. tan
tan
tan
α
α
α
=
=
=
vrg
v rg
v rg
02
02
0
b. Saat v v F mvr
f F
fM v
rMvr
Mgr
Mg
1 2
2
0
2
02
2
2 4
4 4
= =
=
=( )
=
= =
,
tan tanα
Saat vv
f F
fM
v
rMv
rMg
20
02
20
2
2
24 4
=
=
= = = tanα
27. T1 = Tegangan tali di kedudukan terendah
T mg vRg1
2
1= +
T2 = Tegangan tali pada sudut θ = 90°
T mg vRg
mg vRg
mg vRg
2
2
2 2
90
0
= + °
= +
=
cos
T3 = Tegangan tali pada kedudukan tertinggi
T mg vRg3
2
1= −
Dari ketiga persamaan di atas dapat dilihat bahwa T3 < T2 <T1, yaitu pernyataan (2).
80
SUPE
R CO
ACH
28. Massa bola m = 200 g = 0,2 kg
Kecepatan sudut ω = 5 rad s–1
Panjang tali l = 60 cm = 0,6 m
Gaya sentripetal:
T m vR
m R m
T
l= = =
= ( ) ( ) ( ) =
22 2
20 2 5 0 6
ω ω
, , 3 N
29. Untuk partikel yang bergerak melingkar berlaku
∑ =F mvr
2
Uraikan gaya-gaya yang bekerja pada saat berada di titik tertinggi (gaya yang ke arah pusat rotasi adalah positif, gaya yang berarah menjauhi pusat rotasi adalah negatif)
a. Partikel berada di titik tertinggi
v
pusat rotasi
Tw
Sehingga didapat persamaan:
+ + =
+ =
+ ⋅ = ⋅
= − =
T w mvR
T mg mvR
T
T
2
2
2
0 2 10 0 2 100 5
40 2 38
, ,,
newton
b. Partikel berada pada titik terendah Tegangan tali berarah menuju pusat rotasi (+) sedang berat partikel menjauhi pusat rotasi (−) sehingga persamaan menjadi:
pusat rotasi
w = mg
T
+ − =
− =
− ( ) ( ) =( ) ( )
( )= + =
T w mvR
T mg mvR
T
T
2
2
2
0 2 100 2 10
0 5
40 2 42
,,
,
newtton
30. Agar balok tetap pada lintasannya diperlukan gaya sentripetal yang diberikan oleh tegangan tali.
T m vR
m Rtali = =2
2ω
ω = kecepatan sudut = 2πt
dengan t = periode putaran, maka didapat:
Tt
T mst
t msT
t msT
m
stali
tali
tali
m
=
=
= ⇒ = =
2
4
4 4 2
2
2
2
22 2
π
π
π π π ssT
Jadi waktu untuk melakukan 1 putaran
adalah 2π msT
.
31. Massa m = 500 kg; R = 10 m
Kelajuan di titik A = 20 m/sTitik A adalah kedudukan terendah. Gaya yang dikerjakan lintasan pada kereta:
10 m
A
+ − =
= + = +
=( ) ( ) ( ) +
N mg m vR
N m vR
mg mg vRg
A
A
2
2 2
2
1
500 10 2010 10
11
= 25.000 N
FISI
KA S
MA/
MA
X
81
32. C
B
pusat rotasi
37°
A
Jari-jari lingkaran R = 2 mGaya agar kelereng tidak meninggalkan lintasan:
N mg vRgC = −
2
cosθ
Kelajuan minimum di titik C (saat gaya normal NC = 0)
02 2
= −
⇒ =mg v
Rgmg v
Rgmg cos cosθ θ
v Rg
v Rg
v
2
2 37
2 0 10 0 799
= ( )= °
= ( ) ( ) ( ) = =
cos
cos
, ,
θ
3,99 m/s 4 m/s
33. Kelajuan maksimum mobil dihitung dengan persamaan
v gRmaks
m/s
=
= × = 10 45 15 2
34. F mg
r
g = = ( ) ( ) =
=
= °
= ( )
4 9 8 39 2
48 6
2
2 kg m/s N
sin 1,5 m2 m
m
. ,
,
co
θ
θ
ss , ,48 6 1 32° = m
39,2 N
gayaTx
Tx
θ
gerak
ax v
∑ = =
° + ° =( ) ( )
+ =
F ma mvr
T T
T T
x x
2
2
48 6 48 66
109
a b
a b
41,32
N
cos , cos ,
coss ,48 6165
°= N
∑ =
+ ° − ° − =
− =°
=
F ma
T T
T T
y y
a b
a b39,2 N 5
sin , sin , ,
sin ,
48 6 48 6 39 2 0
48 622,3 N
Nilai Ta dan Tb diperoleh dengan menambahkan:
Ta + Tb + Ta – Tb = 165 N + 52,3 N
Ta N N= =217 3
2108 65, ,
T Tb a N N
N
= − = −
=
165 165 108 65
56 35
,
,
82
SUPE
R CO
ACH
PEMBAHASANP E N I L A I A N A K H I R S E M EST E R 1
A. Pilihan Ganda
1. Pernyataan bahwa energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan merupakan bunyi dari hukum kekekalan energi. Jadi, pernyataan tersebut merupakan produk fisika yang termasuk hukum.
Jawaban: C
2. Tahapan metode ilmiah:
• Merumuskan masalah (1)
• Kajian pustaka (2)
• Mengajukan hipotesis (3)
• Melakukan eksperimen (5)
• Menganalisis data (6)
• Membuat kesimpulan (4)
Jawaban: B
3. Gambar pada soal menunjukkan foto organ tubuh bagian dalam manusia yang diperoleh melalui radiasi sinar-X (CT-Scan). Foto tersebut digunakan sebagai diagnostik radiologi, yaitu penggunaan radiasi untuk mendiagnosis penyakit pada pasien. Pengaplikasian ini dibahas pada kajian ilmu fisika medis.
Jawaban: A
4. Berikut ini perilaku yang harus dilakukan saat di dalam laboratorium.
• Ketika memasuki laboratorium, gunakan jas laboratorium, sepatu bersol karet, ikatlah rambut bagi siswa perempuan.
• Ketika hendak melakukan praktikum, mintalah bantuan guru atau petugas laboratorium untuk menyiapkan alat dan bahan praktikum. Jangan mengambilnya sendiri karena ada beberapa alat
atau bahan yang harus diperlakukan secara khusus.
• Saat melakukan praktikum, ikuti petunjuk yang telah diinformasikan sebelumnya.
Jawaban: D
5. Televisi memanfaatkan tentang gelombang elektromagnetik. Ultrasonografi memanfaatkan pengetahuan tentang gelombang bunyi. Sel suraya memanfaatkan pengetahuan tentang efek fotolistrik. Keteta maglev memanfaatkan pengetahuan tentang medan magnet. Pengetahuan-pengetahuan tersebut semuanya dipelajari dalam ilmu fisika.
Jawaban: E
6. (A) Kalor jenis dapat diperoleh melalui
persamaan c Qm T
=∆
.
Berdasarkan persamaan dapat diketahui satuan dari kalor jenis,
yaitu joulekg K
. Berdasarkan satuan,
dapat dianalisis dimensinya, yaitu
ML TM
L T2 2
2 2 1−
− −=θ
θ
(B) Massa jenis dapat diperoleh melalui
persamaan ρ = mV
. Berdasarkan
persamaan dapat diketahui satuan
dari massa jenis, yaitu kgm3
.
Berdasarkan satuan dapat dianalisis dimensinya, yaitu ML−3.
(C) Momentum linier dapat diperoleh melalui persamaan p = mv. Berdasarkan persamaan, momentum memiliki satuan kg m/s. Berdasarkan
FISI
KA S
MA/
MA
X
83
satuan, dapat dianalisis dimensinya, yaitu MLT−1.
(D) Momentum anguler dapat diperoleh melalui persamaan L = Iω. Berdasarkan persamaan, momentum anguler memiliki satuan kg m2 rad/s. Berdasarkan satuan, dapat dianalisis dimensinya, yaitu ML2T−1.
(E) Energi nuklir bersatuan joule sehingga berdimensi ML2T−2.
Jadi, besaran yang memiliki dimensi ML2T–1 adalah momentum anguler.
Jawaban: D
7. Dalam pengurangan yang melibatkan angka-angka penting, hasilnya hanya boleh mempunyai satu angka taksiran (angka paling kanan). Angka taksiran ditandai dengan garis bawah.
Tebal logam 1 = 2,07 cm
Tebal logam 2 = 1,88 cm −
Selisih = 0,19 cm
Pada pilihan jawaban, satuan yang tertulis adalah milimeter (mm), sehingga kita perlu mengonversi jawabannya dari satuan cm ke mm.
0,19 cm × 10 = 1,9 mm
Jawaban: D
8. Diameter koin = 2,57 cm = 25,7 mm 3 AP
Tebal koin = 1,72 mm 3 AP
V t = t
=
r d=2
2,572
1,72
284,0107 mm
22
2
3
π π
π
π
( )
=
Hasil harus dalam 3 AP. Jadi, volume koin adalah 284 mm3.
Jawaban: E
9. Sistem satuan internasional dikembang-kan dari sistem MKS (1) salah.
Mol didefinisikan sebagai jumlah zat yang mengandung partikel sebanyak atom yang terdapat pada 12 gram karbon-12 (2) benar.
Sudut merupakan besaran yang tak berdimensi (3) salah.
Usaha dan energi memiliki dimensi yang sama karena satuannya sama, yaitu joule (4) benar.
Jawaban: C
10. V = (V ± ∆V)
∆V = 12
0,1= 0,05×
Jadi, hasil pengukuran tegangan dapat dituliskan
(10,5 ± 0,05) V
Jawaban: A
11. Ketidakpastian relatif:
∆II
× ×100% = 0,054,5
100% =1,11%
Jawaban: B
12.
−B
A
A − B
Jawaban: D
13. Dengan menghitung kotak pada soal, didapatkan besar gaya F1 dan F2 dalam komponen x dan y.
F1x = 4 satuan, F1y = 5 satuan
F2x = 8 satuan, F2y = 0
∑Fx = 4 + 8 = 12 satuan
∑Fy = 5 satuan
Σ Σ ΣF F Fx y=
12 5 13 satuan
2 2
2 2
+
= + =
Jawaban: C
14. F1y = F1 sin 30° =40 12
20 N
=
F2y = F1 cos 60° =40 12
3 20 3 N
=
84
SUPE
R CO
ACH
∑Fy = F1y – F2y =
20 20 3 = 20 1 3 N− −( )Jawaban: B
15.
A+ B i k+ j k
i j+ k k = i j+ k
= + +
= + + +
2
2 3
A+ B = = 1 1 3 11 satuan2 2 2+ +
Jawaban: D
16. W F s
i+ j i
i i j i =
= ⋅
= ( ) ⋅ ( )= ⋅ + ⋅
8 6 6
8 6 6 6 48+0 = 48 N m
Jawaban: A
17. 80 m
80 m
80 – 20 = 60 m
80 m
20 m
akhir
awal
R
R2 = 802 + 602
R =100 m
Jawaan: C
18. Jarak yang ditempuh benda dapat ditentukan dengan menghitung luas trapesium.
s =4+8
212 = 72 m
( )×
Jawaban: A
19. aI = aII = aIII
a =v v
tt
I0 18 6
43
−= − = m/s2
a =v v
tx x
x =
tII
0
1
3 308
24 = 30
30 24 = 6 m s
−⇒ = − ⇒ −
− −
s y v t+ a t= = = ( ) + ( ) ( )=
0 III2 21
212 4 1
23 4
72 m
Jawaban: B
20. Kecepatan v = gradien x−t = tan α.
Pada selang tA−tB tampak bahwa gradien makin landai, yang berarti v makin kecil sehingga geraknya diperlambat.
x
ttB tA
Jawaban: E
21. Untuk mengetahui peristiwa yang akan terjadi, perlu diketahui jarak yang ditempuh taksi supaya bisa sepenuhnya berhenti. Waktu pengereman harus ditentukan terlebih dahulu.
a =v v
t t
t
t −⇒ − = −
= −−
=
0 5 0 25
255
5 s
s = v t+ at
=
02
2
12
25 5 12
5 5 62,5 m( ) + −( ) ( ) =
Taksi berhenti setelah menempuh jarak 62,5 m. Artinya, taksi tidak menabrak portal, tetapi berhenti pada jarak 7,5 sebelum portal.
Jawaban: E
22. Permasalahan pada soal dapat disketsa sebagai berikut.
t = 0
10,0 m
v0
0
Δy = 10,0 m
a = –g = –10 m s–2
A Tanah
Karena titik awal pelemparan dijadikan acuan nol maka tempat jatuhnya batu adalah −10 m.
FISI
KA S
MA/
MA
X
85
y = v t+ at
= t t
t t t t
t t+
02
2
2 2
12
10 5 12
10
5 5 10 0 2 = 0
2 1
− + −( )− − = ⇒ − −
−( ) ( ) = 00
2 atau = 1 t = t −
Jadi, batu mencapai tanah setelah 2 s.
Jawaban: D
23. Waktu yang diperlukan oleh bola pertama untuk mencapai tinggi maksimum (tinggi maksimum tercapai ketika v = 0).
v = v0 − gt
0 = 10 − 10t
10t = 10
t = 1
Tinggi maksimum yang dicapai oleh benda pertama adalah:
h = v0t − ½gt2
= 10 × 1 − ½ × 10 × 12
= 10 − 5 m = 5 m
Ternyata bola pertama mencapai tinggi maksimum 5 m pada saat t = 1 s. Padahal saat itu bola kedua dilemparkan ke atas. Artinya, ketika bola kedua dilempar ke atas, bola pertama jatuh ke bawah. Jadi, kedua bola akan bertemu di bawah ketinggian 5 m [opsi C, D, dan E sudah pasti salah]. Sekarang kita ilustrasikan bola pertama mengalami gerak jatuh bebas dan bola kedua mengalami gerak vertikal ke atas.
2
1
1
2
A
h2
h1
h = 5 m
Anggap kedua bola bertemu di garis A dengan h1 adalah jarak yang ditempuh bola pertama karena gerak jatuh bebas sedangkan h2 adalah ketinggian yang dicapai bola kedua yang bergerak vertikal ke atas.
h1 = ½gt2
h2 = v02t − ½gt2
Berdasarkan gambar di atas diperoleh:
h = h1 + h2
5 = ½gt2 + v02t − ½gt2
5 = v02t
5 = 25 × t
t = 0,2
Jadi, kedua bola akan bertemu pada saat bola kedua menempuh waktu 0,2 detik. Tinggi yang dicapai bola kedua pada saat itu adalah
h2 = v02t − ½gt2
= 25 × 0,2 − ½ × 10 × 0,22
= 5 − 0,2 = 4,8
Jadi, tinggi yang dicapai bola kedua saat bertemu bola pertama adalah 4,8 m.
Jawaban: B
24. Pada titik tertinggi, kecepatan vertikal vy = 0 dan kecepatan horizontal vx bernilai tetap. Percepatan yang dialami oleh proyektil adalah percepatan gravitasi g.
H
0
Y
X
g
v = vx
vy = 0
Jawaban: E
25. Jika gesekan udara diabaikan, maka satu-satunya gaya yang bekerja pada benda adalah gaya gravitasi (gaya berat), yang besarnya konstan, arah resultan gaya konstan.
86
SUPE
R CO
ACH
V
vv = lintasan
mg
F = mg
m·g
Pada gambar tampak bahwa sudut antara resultan gaya dan lintasannya adalah berubah.
Jawaban: B
26. (1) Jarak bola jatuh diukur dari depan kaki meja merupakan jarak horizontal, yaitu
x = vxt. Cari waktu bola dengan analisis gerak vertikal.
h v gt
h gt
t hg
y= +
= +
= =( )
= =
02
2
12
0 12
2 2 210
210
0 2 10, s
Jadi, jarak x adalah
x v tx= = ( ) =10 0 2 10 2 10, m
Pernyataan (1) benar.
(2) vx =10 m/s
v v gty y= +
= + ( ) ( ) =
02
2
12
0 12
10 1 5 m/s
v v vx y= +
= +
= =
2 2
2 210 5
125 5 5
m/s
Pernyataan (2) salah.
(3) Bila ditinjau dari gerak vertikal, bola bergerak jatuh bebas karena kecepatan awal vertikalnya (v0y) adalah nol sehingga gaya yang menyebabkan percepatan bola hanyalah gaya berat. Sementara itu, gerak horizontalnya adalah GLB
tanpa percepatan sehingga tidak ada gaya yang bekerja pada komponen horizontal. Jadi, gaya yang bekerja pada bola saat menyentuh lantai hanyalah gaya berat yang besarnya
w = mg = 0,2(10) = 2 N.
Pernyataan (3) salah.
(4) Waktu yang dibutuhkan bola untuk menyentuh lantai sudah kita hitung di pernyataan (1), yaitu sebesar
0 2 10, atau 210
10 15
10= s .
Pernyataan (4) benar.
Jawaban: B
27. Titik tertinggi dalam gerak parabola:
y =v
gH0
2 2sin 2
θ
Kecepatan awal dan percepatan gravitasi sama sehingga:
y
yy
H2
HA
HB
A
B
2 2
sin
sin sin
sin 30sin 60
∝
=
= °
°
=
θ
θθ
11 43 4
13
=
Jawaban: B
28. Pada titik tertinggi,
x =v
g
v
v
H0
2
02
0
sin 22
400 =sin 2 452 32
400 64sin 90
20 8
θ
°( )( )
=( )
°=
( ))=
1160 sft/
Jawaban: E
29. y v t gt
t
t
y= −
− = − ( )=
02
2
2
12
80 0 12
10
16
t = 4 s (kelereng kedua sampai ke tanah)
x v t
v v
v v
x
x
y
=
= =
=
= =
=
0
0 0
0 0
50 35
45
50
cos
sin
θ
θ
30 m/s
40 m/s
FISI
KA S
MA/
MA
X
87
Waktu yang diperlukan kelereng pertama untuk sampai di x:
t xv x
= = =0
6030
2 s
Pada t = 2 s, kelereng pertama berada pada ketinggian:
y v t gty= −
= ( ) − ( ) ( ) =
02
2
12
40 2 12
10 2 60 m
Sedangkan kelereng kedua pada t = 2 s berada pada ketinggian:
y v t gty= −
= − ( ) ( ) =
02
2
12
0 12
10 2 20 m
atau pada jarak 60 m dari bidang horizontal O, sehingga kelereng pertama berbenturan dengan kelereng kedua saat ketinggian 60 m.
Kecepatan kelereng kedua ketika sebelum berbenturan adalah:
v v gt gty = − = −
= −( ) ( ) = −0
10 2 20 m/s arah ke bawah
Jawaban: D
30. Gunakan faktor konversi 2360π rad
°
90 90 2360
12
° = °×°
=π π rad rad
Gunakan faktor konversi 1360
putaran°
90 90 1360
14
° = °×°
= putaran putaran
Jawaban: A
31. Gunakan faktor konversi 21
π rad putaran
14
21 2
putaran rad putaran
rad× =π π
Jawaban: A
32. Roda-roda yang dihubungkan dengan tali atau rantai mempunyai kecepatan linear yang sama (v1 = v2 = v).
v v
r rA B
A A B B
B
B
=
=
×
=
ω ω
ω
ω
8 10 20
4
rads
cm= cm
rads
Jawaban: D
33. (1) Roda-roda yang dihibungkan dengan tali atau rantai mempunyai kecepatan linear yang sama (v1 = v2 = v).
(2) Roda-roda yang bersinggungan mempunyai kecepatan linear yang sama (v1 = v2 = v).
(3) Roda-roda yang sepusat atau sesumbu, mempunyai kecepatan sudut yang sama (v1 = v2 = v3).
Jadi, berdasarkan penjelasan di atas, pilihan jawaban yang tepat adalah Pilihan A.
Jawaban: A
34. Roda A dan roda B seporos sehingga: ωA = ωB
Untuk roda A:
∆ω = ωA2 – ωA1 = αA∆t
6π – 6π = αA∆t
2π = αA(2) → αA = π rad/s2
Untuk roda B: αB = π rad/s2
Roda B roda C bersinggungan sehingga: vB = vC.
∆ωBrB = ∆ωCrC
αB∆t.rB = αC∆t.rC
π(2).(20) = αC(2).15
αC = 1,33 π rad/s2
Jawaban: E
35. Laju awal pada t = 0 s adalah v0 = 10 m/s Percepatan sudut ion α = 15 rad/s2 Jari-jari R = 2 mLaju sudut ion setelah t = 5 sekon didapat dari persamaan:
ω ω αt t= +0
88
SUPE
R CO
ACH
Dengan kecepatan sudut awal
ω00 10
25= = =
vR
rads
Maka
ω = + ( ) =5 15 5 802
rads
rads
rads
Sudut radian yang ditempuh selama selang waktu tersebut:
∆ = +( )
= +( )( ) =
θ ω ω1212
80 5 5
0 t
212,5 rad
Jarak linier yang ditempuh ion:
∆ = ∆
= ( )( ) =
x r θ
2 425 m 212,5 rad meter
Jawaban: A
B. Esai
1. a. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tebal koin adalah mikrometer sekrup sementara diameter koin adalah jangka sorong. Mikrometer sekrup digunakan karena tebal koin sangat kecil sehingga membutuhkan alat ukur dengan ketelitian lebih besar. Sementara itu, jangka sorong biasanya digunakan untuk mengukur diameter benda yang bentuknya lingkaran.
b. t = 4,5 + 0,11 = 4,61 mm
∆t = ½ × 0,01 mm = 0,005 mm
Jadi, tebal koin dapat dituliskan (4,610 ± 0,005) mm
d = 1,5 + 0,05 = 1,55 cm
∆d = ½ × 0,01 cm = 0,005 cm
Jadi, tebal koin dapat dituliskan (1,550 ± 0,005) cm
2. Misalnya perpindahan searah aliran sungai dinyatakan dengan x, perpindahan tegak lurus aliran sungai dinyatakan dengan y, perpindahan total perahu dinyatakan dengan R, kecepatan aliran sungai dinyatakan dengan vx, kecepatan perahu tegak lurus aliran sungai dinyatakan dengan vy, dan kecepatan total perahu dinyatakan dengan vtot,.
a.
180 m
y
x
R
vy
vx
vtot
b. Σ Σ Σv v vx ytot2 2
2 2
=
8 6 10
+
= + = m/s
Perpindahan total perahu (R)
vv
Ry
R R
y
tot =
106 180
300 m= ⇒ =
3. a. Kecepatan akan berharga positif, jika slope atau kemiringan garis dari grafik x dan t berharga positif dan bernilai negatif jika kemiringan garis bernilai negatif
Kecepatan = kemiringan garis
v xy
= ∆∆
Pada gambar grafik soal, kecepatan yang bernilai positif adalah AB dan EF karena kemiringan garis berharga positif. Kecepatan yang bernilai negatif adalah CE karena gradien bernilai negatif (menurun ke sumbu-X negatif). Kecepatan yang bernilai nol adalah BC karena mobil tidak mengalami perpindahan.
FISI
KA S
MA/
MA
X
89
b. Kecepatan untuk setiap bagian grafik
Garis AB: x1 = 50 m x2 = 250 m
t1 = 0 s t2 = 10 s
vx xt tAB
20 m s
=−−
= −−
= −
2 1
2 1
1250 5010 0
Garis BC:
x1 = x2 = 250 m
t1 = 10 s, t2 = 20 s
vx xt tBC =
−−
= −−
=2 1
2 1
250 25020 10
0
Garis CE:
x1 = 250 m, x2 = –100 m, t1 = 20 s, t2 = 45 s
vx xt tCE
14 m s
=−−
= − −−
= − −
2 1
2 1
1100 25045 20
( )
Garis EF:
x1 = –100 m, x2 = 50 m
t1 = 45 s, t2 = 65 s
vx xt tEF
7,5 m s
=−−
= − −−
= −
2 1
2 1
150 10065 45
( )
4. v v
v v
x
y
0 0
0 0
30 20 12
3 10 3
30 20 12
10
= ° = ⋅ =
= ° = ⋅ =
cos
sin
m/s
m/s
a. t = 1 sekony0 = 0 (benda mula-mula di tanah)x0 = 0
y y v t gt
y
yx x v t
y
x
= + −
= + ⋅ − ⋅ ⋅
== +
= + ⋅
0 02
2
0 0
12
0 10 1 12
10 1
0 10 3 1
5 meter
== 10 3 meter
Koordinat bola setelah 1 sekon adalah
(10 3 , 5) m
b. Bola mencapai tinggi maksimum: vy = 0
vy = v0y – gt
0 = 10 – 10t
10t = 10
t = 1 detik
y y v t gt
y
y= + −
= + ⋅ − ⋅ =
0 02
2
12
0 10 1 5 1 5Tinggi maksimum yang dicapai bola adalah 5 meter.
c. Bola mencapai tanah: y = 0
y y v t gty= + −0 021
2
0 = 0 + 10t – 5t2
0 = 5t (2 – t)
t1 = 0 (tidak dipakai)
t2 = 2 sekon
x x v tx= +
= ⋅ =0 0
10 3 2 20 3 meter
5. v gr
R
R
maks s
160 m
=
= ( ) ( ) ( )=
µ
20 10 0 25,
90
SUPE
R CO
ACH
K O G N I T I FB A B 7
PEMBAHASANUJI KOMPETENSI MANDIRI
A. Pilihan Ganda
1. Gravitasi bumi menarik balok sehingga pada balok bekerja gaya berat g. Berat balok menarik tali dengan gaya A (gaya aksi) sehingga tali melakukan gaya reaksi menarik balok (gaya 3). Tali menarik langit-langit (gaya 2) yang merupakan gaya aksi sehingga langit-langit memberikan gaya reaksi (t).
Jawaban: D2. mA = 2 kg wA = 20 N
mB = 3 kg wB = 30 N
A
NB
wAwB
B
∑F = 0
NBL – wA – wB = 0
NBL = wA + wB = 20 + 30 = 50 N
Jawaban: C3. mkotak = 5 kg
wkotak = 50 N
N
w
20 N
20 sin 37°
20 cos 37°
∑Fy = 0
N + 20 – w – 10 sin 37° = 0
N = w + 10 sin 37° – 20
= 50 + 10(0,6) – 20 36 N
Jawaban: C4. m = 5 kg
θ = 37°
F = 10 N
Gambar (a)
Gaya normal yang bekerja pada gambar (a) adalah nol, sehingga benda akan jatuh.
Gambar (b)
∑F = 0
N – F = 0
N = F = 10 N
Gambar (c)
Fx = F cos θ = 10 cos 37° = 8 N
∑F = 0
N – Fx = 0
N = Fx = 8 N
Jawaban: A5. m = 10 kg
µk = 0,1
N = mg = 100 N
fk = µkN = 10 N
∑F = ma = 0
F – fk = 0
F = fk
F = 10 N
Jawaban: C6. m = 100 kg µ = 0,2
F = 300 N
θ = 37°
sin 37° = 0,6
∑Fy = 0
mg = N = 1.000 N
f = µN = 200 N
∑Fx = max
F cos θ – f = max
(300)(0,8) – 200 = 100 ax
ax = =40100
0 4 2, m s
Jawaban: C
N
F
N
FF sin θ
θF cos θ
FISI
KA S
MA/
MA
X
91
7. F = 400 N
∑Fy = 0
N = mg = w = 700 N
fs max = µs.N = (0,50)(700) = 350 N
Kotak bergerak sebab F > fs max
∑Fx = max
F – fk = max
F – (µkN) = max
400 – (0,4)(700) = 70ax
ax = =12070
1 71 2, m/s
Jawaban: B8. w = 300 N → m = 30 kg (ingat, w = mg)
cosθ = 35
→ sinθ = 45
4
3
5
cos θ = 35
sin θ = 45
θ
µs = 0,5
µk = 0,4
fk = 72 N
Kita tentukan dulu gaya normal N yang bekerja pada lemari besi.
fk = µkN
72 = 0,4N
N = 180 N
Resultan gaya-gaya yang bekerja pada sumbu y (vertikal) adalah nol (lemari tidak bergerak ke atas). Sehingga:
∑Fy = 0N + F sin θ − w = 0
180 + F 45
− 300 = 0
45 F = 120
F = 120 5
4
F =150 N
Ketika lemari besi ditarik oleh gaya F lemari tersebut bergerak sehingga
memenuhi Hukum II Newton sebagai berikut.
∑Fx = maF cos θ – fk = ma
150 35
− 72 = 30a
30a = 18 → a =1830
Jadi, percepatan dan gaya tarik lemari
besi tersebut adalah 1830 m/s2 dan 150 N.
Jawaban: B9. ∑F1 = m1a ∑F2 = m2a
T = m1a ... (1) F – T = m2a ... (2)
Dari (1) dan (2)
F – m1a = m2a ⇒ F = (m1 + m2)a
a Fm m
=+1 2
Tegangan tali T = m1a
T m Fm m
mm m
F=+
=
+11 2
1
1 2
Jawaban: C10. m1 = 2m, m2 = m, m3 = 3m
Gaya kontak antara peti 1 dan 2:
N Nm m
m m mF
m mm m m
F
mm
F F
21 122 3
1 2 3
32 346
46
= =+
+ +
= ++ +
= =
Gaya kontak antara balok 2 dan 3
N Nm
m m mF m
mP F23 32
3
1 2 3
36
12
= =+ +
= =
Perbandingan N21 dan N23 adalah:
NN
F
F
21
23
4612
86
43
=( )( )
= =
Jawaban: A11. mA = 10 kg
mB = 15 kg
mC = 20 kg
F = 135 N
92
SUPE
R CO
ACH
AT1 T2 w
B C
F – T2 = mC a ...(1)
T2 – T1 = mB a ...(2)
T1 = mA’a = 10a ...(3)
Substitusikan persamaan (3) ke persamaan (2).
T2 – 10a = 15a
T2 = 25a
Substitusikan nilai T2 ke persamaan (1).135 – 25a = 20a 45a = 135 a = 3 m/s2
Sehingga, T2 = 25(3) = 75 N T1 = 10(3) = 30 N
Jawaban: B12. m = 2 kg
g = 10 m/s2
Tinjau sistem A:
∑FA = 0
T1 – w = 0
T1 = w = (2)(10) = 20 N
2,0 kg
3,0 kg
HB
A
w
T2
T1
Tinjau sistem B:
∑FB = 0
T2 – H = 0
T2 = H
dimana T1 = T2 sehingga H = T1 = 20 N
Jawaban: D13. m1 = 2 kg
m2 = 4 kg
m3 = 5 kg
Pada m1:
∑F1 = m1a
T1 – w1 = m1a
T1 = w1 + m1a ... (1)
Pada m2:
∑F2 = m2a
T2 – T1 = m2a ... (2)
Pada m3:
∑F3 = m3a
w3 – T2 = m3a
T2 = w3 – m3a ... (3)
Dari persamaan (1) dan (3) didapatkan:
T2 – T1 = w3 – m3a – w1 – m1a ... (4)
Dari (2) dan (4)
m2a = (w3 – w1) – (m1 + m3)a
w3 – w1 = (m1 + m2 + m3)a
aw w
m m mm m
m m mg=
−+ +
=−
+ +3 1
1 2 3
3 1
1 2 3
=
−+ +
( ) = =5 2
2 4 510
3011
2 72 2,
ms
Jawaban: C14. m1 = 4 kg
m2 = 6 kg
μ = 13
g = 10 m/s2
Sistem 2 kubus tersebut bergerak karena ada gaya berat (w) yang ditimbulkan oleh kubus yang bermassa 4 kg.
w1 = m1g = 4 kg (10 m/s2) = 40 N
Dalam geraknya, sistem tersebut ditahan oleh gaya gesek (f) antara kubus yang bermassa 6 kg dengan bidang.
f = µm2g = 13
(6)(10) = 20 N
Karena sistem 2 benda tersebut bergerak, maka berlaku hukum II Newton.
∑F = maw1 – f = (m1 + m2)a
40 – 20 = (6 + 4)a20 = 10a a = 2
Jadi, kedua kubus akan bergerak dengan percepatan sebesar 2 m/s2.
Jawaban: E15. Tinjau setiap benda dan gambarkan
gaya-gaya yang bekerja pada benda tersebut.
FISI
KA S
MA/
MA
X
93
Benda A
wB
NA
T
a
Karena gerak hanya terjadi dalam arah horizontal, kita tinjau gaya dalam arah horizontal saja. Hukum II Newton:
∑F = ma
T = mBa …(1)
Benda B
wA
T
a
Hukum II Newton: ∑F = ma
wA – T = mAa → mAg – T = mAa …(2)
Dari persamaan (2) ini kita dapat memperoleh T, yaitu T = mA(g – a).
Jawaban: A16. Berikut komponen gaya yang bekerja
pada sistem.
m
wA
wB
A
N
T1
T3
T3 cos θ
T3 sin θ
T2
f
C
O
B
θ
m
Tinjau benda A
f = μN
f = μmAg = μmg
T1 – f = mAa
T1 = m(a + µg) …(1)
Tinjau titik O
T1 = T3 cos θwB = T3 sin θ
wT
TB = =11cos
sin tanθ
θ θ ...(2)
Substitusikan (1) ke (2)
wB = m(a + µg) tan θ
Tegangan tali OC:
Tw T m a g
m a g
31= = =
+( )
=+( )
B
sintan
sintan
sin
cos
θθ
θµ θ
θµθ
Jawaban: D17. m =8 kg
g = 10 m/s2
sin 37° = 0,6
37°
w
w cos 37°
w sin 37°
F
(a) kecepatan tetap → a = 0 (Hukum I Newton)
∑F = 0 ⇒ F – w sin 37° = 0
F = w sin 37° = (80)(0,6) = 48 N
(b) percepatan a = 0,2 m/s2 ke atas
∑F = ma
F – w sin 37° = ma
F = ma + w sin 37°
= 8(0,2) + 80(0,6)
= 1,6 + 48 = 49,6 N
(c) percepatan a = 0,2 m/s2 ke bawah
∑F = ma ⇒ w sin 37° – F = ma
F = w sin 37° – ma
= 80(0,6) – 8(0,2)
= 48 – 1,6 = 46,4 N
Jawaban: B18. m1g sin 37° = (80)(10)(0,6) = 480 N
m2g sin 60° = (40)(10)(0,866) = 346 N
m1g sin 37° > m2g sin 60° → sistem akan bergerak ke kiri
Tinjau sistem 1:
37°
m1g sin 37°m1 cos 37°
m1g
m1 = 80 kg T
1
∑F1 = m1a
m1g sin 37° – T = m1a
94
SUPE
R CO
ACH
T = m1g sin 37° – m1a
Tinjau sistem 2:T
60°
m2g sin 60°m2 cos 30°m2g
m2 = 40 kg2
∑F2 = m2a
T – m2g sin 60° = m2a
T = m2g sin 60° + m2a
Dari persamaan (1) dan (2) didapat:
m1g sin 37° – m1a = m2g sin 60° + m2a
m1g sin 37° – m2g sin 60° = (m2 + m1)a
am g m g
m m
a
=° − °
+
= −+
= −
1 2
1 2
2
37 60
480 34680 40
1 12
sin sin
, m s
Jawaban: A19. m1 = 2 kg
m2 = 4 kgm3 = 6 kg α = 60°F = 120 N
Asumsikan tiga beban sebagai satu kesatuan massa.
mtot = 12 kg
F
N
w sin 60°
mtotal
w cos 60°
w60°
∑F = mtota
F – w sin 60° = mtota
F – mtotg sin 60° = mtota
120 12 10 12
3 12
120 60 3 12
120 60 312
10 5 3 10 8
− ( ) ( )
=
− =
= − = − ≈ −
a
a
a ,,
, /
5
1 5 2= m s
Jawaban: B
20.
fw
wy
wx
N
Fy
Fx
XY
θ
F
wx = w sin θ = mg sin θwy = w cos θ = mg cos θFx = F cos θFy = F sin θGaya pada sumbu-X:
∑Fx = 0
Fx – f – wx = 0
F cos θ – μs N – mg sin θ = 0 ... (1)
Gaya pada sumbu-Y:
∑Fy = 0
N – Fy – wy = 0
N – F sin θ – mg cos θ = 0
N = F sin θ + mg cos θ ... (2)
Subtitusikan persamaan (1) ke (2)
F cos θ – μs (F sin θ + mg cos θ) – mg sin θ = 0
F cos θ – μs F sin θ – μs mg cos θ – mg sin θ = 0
F (cos θ – μs sin θ) – mg (μs cos θ + sin θ) = 0
Fmg s
s
=+( )
−µ θ θ
θ µ θcos sin
sin cosJawaban: E
21.
wy
wx
w
f
y
x
θ
θ = 30°
μ = 0,2
wx = w sin θwy = w cos θ ∑Fx = ma
wx – f = ma
FISI
KA S
MA/
MA
X
95
w sin θ – μN = ma
mg sin θ – μmg = ma
mg(sin θ – μ) = ma
10(sin 30° – 0,2) = a
10(0,5 – 0,2) = a
a = 3 m/s2
Jawaban: D22. T – f = 0
l1g – µg (l – l1) = 0
l1g = µg (l – l1)
l1 = µl – µl1l l l
l l
l l
1 1
1
1
1
1
+ =
+( ) =
=+
µ µ
µ µ
µµ
Jawaban: D
23. Massa rantai sepanjang x adalah m xL
mx =
dengan m adalah massa total rantai dan L = panjang rantai
a ax
α β
mxgmx g sin β
ΣF maml
xg ml
l x g ma
xl
gl x
lg a
a gl
x
=
− −( ) =
−−( )
=
=
sin sin
sin sin
sin
β α
β α
ββ α+ −( ) x l sin
Jawaban: E24. Massa peti m = 6 kg
Kelajuan awal v0 = 4 m/s
Kelajuan akhir vt = 0
sin , cosα α= =513
1213
s = 3,2 m
av v
s
a
t=−
= −( )
= − → = −
202 2 2
20 42 3 2
166 4
2 5
,
,, m s2
∑Fx = ma
F ma
F ma
cos
cos,
,
α
α
=
= =( ) −( )
= −6 2 5
1213
16 25 N
Negatif artinya gaya berarah ke kiri.
Jawaban: B25. Massa anak M = 32 kg
Massa anak sapi m = 8,0 kg
Jarak pisah d = 4,0 m
Gaya tarik ∑F = 5,0 N
Percepatan anak sapi:
∑F = ma1
a Fm1
25 08 0
0 625= = = −Σ ,,
, m s
Percepatan anak:
Σ ΣF Ma a FM
a
= ⇒ =
= = −
2 2
225 0
320 156, , m s
Asumsi: waktu tempuh anak = waktu tempuh anak sapi
x v t at= +021
2Keadaan awal = keduanya diam
x at t xa
= → =12
22 2
t2 anak = t2 anak sapi
2 22
2
1
1
xa
xa
=
Keduanya bertemu pada jarak x1 dari jarak awal anak sapi, sehingga x2 = 4 – x1
2 4 2
4532
58
32 4 8
128 32 8 128 4
1
2
1
1
1 11 1
1 1
−( )=
−= ↔ −( ) =
− = → =
xa
xa
x xx x
x x 00
3 21
1
x
x = , m
Kecepatan anak sapi ketika keduanya bertemu
96
SUPE
R CO
ACH
v v a x
v
t
t
20
21 1
2 1
1
2 0 2 58
3 2 4
2
= + = +
( ) =
=
−
−
, m s
m s
Jawaban: A26. w = 100 N
F = 40 N
μk = 0,2
μs = 0,3
Pada 5 detik pertama, peti mendapat gaya sehingga mengalami percepatan. Sedangkan pada 5 detik kedua, gaya tersebut sudah tidak bekerja pada peti lagi. Gaya yang bekerja pada peti hanya gaya gesek sehingga peti mengalami perlambatan sampai berhenti. Opsi jawaban yang mungkin adalah D dan E.
Mari kita tinjau gerak peti pada 5 detik pertama dan 5 detik kedua.
a. Gerak peti pada 5 detik pertama (t = 0 s sampai t = 5 s)
Dalam selang waktu t = 0 s sampai t = 5 s, peti mengalami percepatan karena mendapat gaya 40 N. Selain itu, gerak peti juga mendapat perlawanan gaya gesek.
Karena peti bergerak, maka yang digunakan adalah koefisien gesek kinetik. Jadi, besar gaya gesek yang bekerja pada balok adalah: fk = µkN = 0,2(100) = 20 N
Percepatan peti tersebut dapat ditentukan dengan Hukum II Newton berikut.
∑F = ma
F − fk = ma
40 − 20 = 10a
10a = 20
a = 2 m/s2
Kecepatan peti pada detik ke-5 (v1) adalah:
v1 = v0 + at = 0 + 2 × 5 = 10 m/s
b. Gerak peti pada 5 detik kedua (t = 5 s sampai t = 10 s)
Pada 5 detik kedua, gaya yang bekerja hanya gaya gesek sehingga
balok mengalami perlambatan. Besar perlambatan yang dialami peti adalah:
∑F = ma
−fk = ma
−20 = 10(a)
10a = −20
a = −2 m/s2
Kecepatan peti pada detik ke-10 (5 detik diukur dari v1) adalah:
v2 = v1 + at = 10 + (−2)(10 − 5) = 10 − 10 = 0
Jadi, peti berhenti tepat pada detik ke-10.
Jadi, dalam interval waktu antara t = 5 s sampai t = 10 s balok bergerak kemudian akhirnya diam.
Jawaban: D27. Massa peti A = mA = 20 kg
Massa peti B = mB = 10 kg
F = 392 N
g = 10 m/s2
aA = aB karena satu tali
A 20 kg 10 kg
F
B
karena mA> mB, maka:
∑Fy = (mA + mB)a
mAg – mBg – F = (mA + mB)a
am m gm m
Fm m
m m g Fm m
A B
A B A B
A B
A B
=−( )+
−+
=−( ) −
+
=−( ) −
+20 10 10 392
20 10
Jika F = 392 N, maka a = –9,7 m/s2
Jawaban: D28. m = 0,01 M
h = 1 m
H = 0,312 m
FISI
KA S
MA/
MA
X
97
Keadaan 1
Balok M di kiri
∑Fy = ma
T – wM = Ma ⇒ T = Ma + wM
Balok M di kanan
∑Fy = (m + M)a
wm + wM – T = (m + M)a
wm + wM – Ma – wM = (m + M)a
wm = (m + M)a + Ma
aw
m Mm=
+ 2
Kecepatan pada jarak h = 1 m
v v ah
vw
m Mw
m Mm m
202
2
2
0 2 12
22
1
= +
= + ( ) +=
+ ( )...
Keadaan 2 (massa m dilepas)
Kecepatan benda konstan (GLB)
Kecepatan benda selama selang waktu t = 1 s
x vt v xt
Ht
v
= → = =
= = ( )0 3121
0 312 2, , / ...m s
Substitusikan (2) ke (1), sehingga didapat:
0 3122
22
22 0 010 01 2
0 022 01
2
2,
,,
,,
,
( ) =+
=+
=( )
+=
=
wm M
mgm M
M gM M
MgM
g
m
001 0 3120 02
9 782
2( ) ( )=
,,
, /m s
Jawaban: C29. MLift + Mpenumpang = M = 1.500 kg
Tegangan tali pada lift
T = m(a + g)
Percepatan a adalah kemiringan kurva v terhadap t saat t = 1 s
a vt
= ∆∆
= −−
= −3 6 02 0
1 8 2, , m s
Tegangan tali T = m(a + g)
T = 1.500 (1,8 + 10) = 17.700 N
Jawaban: A
30. m = 10 kg
F = 80 N
PR = 225 m
μk = 0,2
g = 10 m/s2
t = 8 detik
Untuk PR
∑F = maPR
F – f = ma
80 – 0 = 10aPR
aPR = 8 m/s2
Untuk RS
wk = µk N = (0,2)(mg) = (0,2)(100) = 20 N
∑F = maRS
F – fk = maRS
a
s v t at
RS = − =
= +
= + ( )
80 2010
6
12
225 0 12
8
0
2
m s
Saat balok melewati PR,
2
tt2
t = 7,5 s
vt = v0 + at
= 0 + 8(7,5)
= 60 m/s
Untuk melewati PR membutuhkan waktu 7,5 sekon. Sehingga sisa waktu untuk melewati RS = 8 – 7,5 = 0,5 sekon.
Saat balok melewati RS
Kecepatan awal di sini adalah kecepatan akhir balok saat melewati PR.
s v t at= +
= ( ) + ( ) ( )=
02
2
12
60 0 5 12
6 0 5
30 75
, ,
, m
Sehingga jarak yang ditempuh selama
8 sekon = 225 m + 30,75 m
= 255,75 meter.
Jawaban: A
98
SUPE
R CO
ACH
B. Esai1 m = 10 kg
F = 25 N
μs = 0,2
μk = 0,1
Gaya-gaya pada peti diperlihatkan gambar berikut.
fges
N
w
F
a. ∑Fy = 0
N − w = 0
N − mg = 0
N − (10)(10) = 0
N = 100 N
b. Periksa gaya gesek statis maksimum yang terjadi antara peti dan lantai.
fsmaks = µs N
fsmaks = (0,2)(100) = 20 N
Ternyata gaya yang gesek statis maksimum (20 N) lebih kecil dari gaya yang menarik benda (25 N), sehingga peti bergerak. Untuk peti yang bergerak gaya geseknya adalah gaya gesek dengan koefisien gesek kinetis.
fges = fk = µk N
fges = (0,1)(100) = 10 N
c. ∑Fx = ma
F − fges = ma
25 − 10 = 10a
a = 1,5 m/s2
d. Jarak yang ditempuh peti setelah 2 sekon
s = v0 t + 12
at2
s = 0 + 12
(1,5)(2)2
s = 3 meter
2. m = 5 kg
F = 25 N
μs = 0,2
μk = 0,1
Gaya-gaya pada kotak diperlihatkan gambar berikut.
θfges
N
w
FF sin θ
F cos θ
a. Gaya normal
∑Fy = 0
N + F sin θ − w = 0
N = w − F sin θ = (5)(10) − (25)(0,6) = 35 N
b. Gaya gesek
Jika dalam soal hanya diketahui koefisien gesek kinetis, maka dipastikan kotak dapat bergerak, sehingga
fges = µk N
fges = (0,1)(35) = 3,5 N
c. Percepatan gerak kotak
∑Fx = ma
F cos θ − fges = ma
(25)(0,8) − 3,5 = 5a
5a = 16,5
a = 3,3 m/s2
3. m = 100 kg
μ = 0,125
g = 10 m/s2
sin 53° = 0,8
cos 53° = 0,6
Gaya-gaya pada peti diperlihatkan gambar berikut.
fges y
xw sin θ
N
w cos θ
W
θ
a. Gaya normal pada peti
∑Fy = 0
N − w cos θ = 0
FISI
KA S
MA/
MA
X
99
N − mg cos 53° = 0
N − (100)(10)(0,6) = 0
N = 600 newton
b. Gaya gesek antara peluncur dan peti
fges = µk N
fges = (0,125)(600) = 75 newton
c. Percepatan gerak peti
∑Fx = ma
w sin θ − fges = ma
mg sin 53° − fges = ma
(100)(10)(0,8) − 75 = 100a
a = =725100
7 25 2, m/s
4.
F cos θ
F si
n θ
w
N
θ ∑Fy = 0F sin θ + N = wN = w – F sin θ
5. Jika searah jarum jam di tetapkan sebagai arah positif
∑Fy1 = 0
F – T = 0 → F = TT T
F
a
w
4 kg
∑Fy2 = ma
T – w= ma
T = ma + w = m(a + g)
Karena tegangan tali sama maka
F = m(a + g) = (4)(2 + 10)
= (4)(12) = 48 N
6. Massa kardus 1 m1 = 5 kg
Massa kardus 2 m2 = 10 kg
Percepatan gravitasi g = 10 m s–2
Percepatan katrol dihitung dengan
am mm m
g
a
=−+
= −+
= ( ) = −
2 1
1 2
210 55 10
10 515
10 3 33, m s
Jarak yang ditempuh setelah t = 1,2 s
s v at
s
= +
= + ( ) ( ) =
0t
m
12
0 12
3 33 1 2 2 4
2
2, , ,
7. ∑Fx = ma
–w sin θ = ma
–mg sin θ = ma
a = –g sin θ
vo
w
w cos θ
w sin θ
θ
perpindahan bola s:
v v as
sv v
avv
sv
20
2
20
20
20
2
2
2
02
= +
=−
=−
;kelajuan awalkelajuan akhir
aav
gv
g=
−−( ) =0
20
2
2 2sin sinθ θ
8. Massa peti = 2 kg, θ = 60°
F cos θ
F sin θw sin θ
w cos θ
w
F
θ
θ
∑Fx = 0
w sin θ – F cos θ = 0
F w w
F
= =
= = ( ) ( ) = ( )=
sincos
θθ
θ
θ
tan
tan tan
N
omg 2 10 60 20 3
20 3
9. m = 5 kg
F = 10 N, θ = 60°
a. Penguraian gaya-gaya yang bekerja pada kubus. N = gaya normal, w = gaya berat
100
SUPE
R CO
ACH
FF sin 60°
F cos 60°
N
w
60°
b. Percepatan gerak kubus
Dari gaya-gaya dengan arah horizontal:
∑F = ma
F cos 60° = ma
(10)(0,5) = 5a
a = 1 m/s2
c. Besar gaya normal (N)
Dari gaya-gaya dengan arah vertikal:
F N wN w F
N
sinsin
6060
5 10 10 12
2
50 7 43
° + == − °
= ( ) ( ) −
= − = N
10. a. Percepatan gerak kedua peti
Tinjau sistem:
Gaya-gaya pada kedua peti (disatukan A dan B) terlihat pada gambar berikut.
F = 480 N(m A
+ m B)
w sin 37° w cos 37°
37°
N
w
∑ F = ma
F − w sin 37° = ma
480 − (40 + 20)(10)(0,6) = (40 + 20)a
a = =12060
2 2 m/s
b. Gaya kontak antara peti A dan B
Cara pertama, tinjau peti A
Gaya-gaya pada peti A terlihat pada gambar berikut.
F = 480 N
F kontak
w A sin
37° wA cos 37°
37°
N
wA
∑ F = ma
F − wA sin 37° − Fkontak = mAa
480 − (40)(10) (0,6) − Fkontak = (40)(2)
480 − 240 − 80 = Fkontak
Fkontak = 160 newton
Cara kedua tinjau benda B
F kontak
w B sin
37° wB cos 37°
37°
N
wB
∑F = ma
Fkontak − wB sin 37° = mB a
Fkontak − (20)(10)(0,6) =(20)(2)
Fkontak = 40 + 120 = 160 newton
11. mA = 4 kg
mB = 6 kg
F = 40 N
θ = 37°
μk = 0,1
a. Percepatan gerak kedua kubus
Tinjau kubus B
37°fges
TB
N
w
FF sin 37°
F cos 37°
Nilai gaya normal N:
∑Fy = 0
N + F sin 37° = w
N + (40)(0,6) = (6)(10)
N = 60 − 24 = 36 N
Besar gaya gesek:
fgesB = µk N
fgesB = (0,1)(36) = 3,6 N
FISI
KA S
MA/
MA
X
101
Hukum Newton II:
∑Fx = ma
F cos 37° − fgesB − T = ma
(40)(0,8) − 3,6 − T = 6a
28,4 − T = 6a …(1)
Tinjauan gaya-gaya pada kubus A
fges
T
A
N
w
∑Fx = ma
T − fgesA = ma
T − μk N = ma
T − μk mg = ma
T − (0,1)(4)(10) = 4a
T = 4a + 4 …(2)
Substitusi persamaan (2) ke (1)
28,4 − (4a + 4) = 6a
24,4 = 10a
a = 2,44 m/s2
b. Tegangan tali penghubung antara kedua kubus
T = 4a + 4
T = 4(2,44) + 4
T = 13,76 newton
12. mA = 5 kg
mB = 10 kg
a. Tinjau A
T
a
w A sin
37° wA cos 37°
37°
N
y x
wA
∑Fx = ma
T − wA sin 37° = mAa
T − (5)(10)(0,6) = 5a
T − 30 = 5a …(1)
Tinjau B
T
y
x
53°
wB sin 53°
wB cos 53°
N
a
wB
∑Fx = ma
wB sin 53° − T = mBa
(10)(10)(0,8) − T = 10a
80 − T = 10a
T = 80 − 10a …(2)
Substitusi persamaan (2) ke (1)
(80 − 10a) − 30 = 5a
15a = 50
a = 5015
= 103
m/s2
b. Tegangan tali penghubung kedua kubus
T − 30 = 5a
T − = ( )30 5 103
T = 46,67 newton
13. m = 400 kg
a = 2 m/s2
g = 9,8 m/s2
T
a
w
∑ Fy = ma
vT − w = ma
T − (400)(9,8) =(400)(2)
T = 800 + 3.920 = 4.720 newton
14. m = 10 kg
μk = 0,1
F2 = 50 N
a = 2 m/s2
102
SUPE
R CO
ACH
Tinjauan gaya yang bekerja pada m:
F2
F1
a
f
N
w
∑Fx = 0
N − F2 = 0
N − 50 = 0
N = 50 newton
∑Fy = ma
F1 − w − f = ma
F1 − mg − μk N = ma
F1 − (10)(10) − (0,1)(50) = 10(2)
F1 = 20 + 100 + 5 = 125 newton
15. m1 = 1 kg ; m2 = 2 kg
F = 6 N pada m2
N Nm
m mF
N N
21 121
1 2
21 121
1 26 6
32
= =+
= =+
= = N
16. m1 = 5 kg, m2 = 4 kg, m3 = 8 kg
Gaya kontak peti 1 dan 2 = A
Gaya kontak peti 2 dan 3 = B
Gaya kontak A:
Am
m m mF F F
m=
+ +=
+( )+ +( ) =
+2
1 2 3
34 8
5 4 81217
Gaya kontak B:
Bm
m m mF=
+ +=
+ +( ) =3
1 2 3
85 4 8
817
F
AB
F
F=
( )( )
= =
12178
17
128
32
17. mA = 5 kg, mB = 3 kg mC = 2 kg
F = 10 N
T1 T2F = 10 N
CBA
5 kg 3 kg 2 kg
Kubus A:
F = mAa
T1 = mAa ...(1)
Kubus B:
∑FB= mBa
T2 – T1 = mBa ...(2)
Kubus C:
∑FC = mCa
F – T2 = mCa
T2= F – mC a ...(3)
Subtitusikan persamaan (1) dan (3) ke persamaan (2)
T2 – T1 = mBa
F – mCa – mAa = mBa
F = (mA + mB + mC)a
a Fm m mA B C
=+ +
=+ +
= =
105 3 2
1010
1 2 m/s
Tegangan tali antara A dan B adalah T1
T1 = mAa = 5(1) = 5 N
Tegangan tali antara B dan C adalah T2
T2 = F – mCa = 10 – (2 · 1)
= 10 – 2 = 8 N
TT
1
2
58
5 8= = :
18. m2 = 3m1
gaya f = 10 Nm1
m2
F
f
mejaAgar kedua peti bergerak bersama-sama maka besar gaya F tidak boleh melebihi gaya gesek f antara m1 dan m2 yaitu tidak boleh lebih dari 10 N.
19. Kondisi kubus mula-mula diam, v0 = 0
m1 = 4 kg
m2 = 6 kg
Percepatan pada kubus pertama sama dengan percepatan pada kubus kedua, demikian juga tegangan tali keduanya sama.
a. Mencari percepatan
Tinjau kubus pertama: T1
m1
w1
arah
ger
ak
FISI
KA S
MA/
MA
X
103
∑F = m1a
T1 – w1 = m1a
T – m1g = m1a
T – 40 = 4a
T = 4a + 40 …(1)
Tinjau kubus kedua:T2
m2
w2
arah
ger
ak
∑F = m2a
w2 – T2 = m2a
m2g – T = m2a
60 – T = 6a
T = 60 – 6a …(2)
Dari persamaan 1 dan 2:
4a + 40 = 60 – 6a
10a = 20
a = 2 m/s2
b. Tegangan tali
T = 4a + 40 = 4(2) + 40 = 48 N
c. Jarak tempuh kubus kedua setelah 2 sekon
s = +
= + ( ) ( ) =
v t at
s
02
2
12
0 12
2 2 4 m
d. Jarak kubus pertama dan kedua adalah 8 meter.
20. mA = 3 kg ; mB = 2 kg
Kubus B mula-mula diam, v0 = 0 Jarak s = 32 m
Percepatan a dihitung dengan persamaan:
am
m mg
a
B
A B
=+
=+
= = −
23 2
10
205
4 2 m s \
Selang waktu hingga balok B menyentuh lantai pada jarak s = 32 m
s v t at
t
t t
= +
= + ( )
= = → =
0
s
12
32 0 12
4
322
16 4
2
2
2
21. Massa kubus AmA = 4 kg
massa kubus BmB = 6 kg
a. Tinjau gaya-gaya pada kubus A
T
arah gerakNA
wA
∑F = mAa
T = mAa
T = 4a …(1)
Tinjau kubus BT
mB
wB
arah
ger
ak
∑F = mAa
wB – T = mBa
60 – T = 6a
T = 60 – 6a …(2)
Substitusikan persamaan (1) ke (2)
4a = 60 – 6a
10a = 60
a = 6 m/s2
b. Tegangan tali
T = 4a = 4(6) = 24 N
22. mA =5 kg
mB = 15 kg
θ = 53°
Tinjau kotak A pada gaya yang searah lintasan gerak
NA
mA
wA
T
a
104
SUPE
R CO
ACH
∑F = mAa
T = 5a …(1)
Tinjau kotak B lihat gaya-gaya yang searah lintasan gerak
w cos 53°
wB sin 53°
wB
NB
mB
Ta
53°
∑F = mBa
wB sin 53° – T = 15a
150 45
15
120 15 2
− =
= −
T a
T a ( )
Dari persamaan (1) dan (2)
120 – 15a = 5a
20a = 120
a = 6 m/s2
23. m1 = 3 kg
m2 = 5 kg
m3 = 2 kg
F = 20 N
Cari dahulu percepatan ketiga peti (percepatan sistem). Untuk mencari percepatan sistem:
∑F = ma
F = (mA + mB + mC)a
20 = (3 + 5 + 2)a
a = = −2010
2 2m s
Langkah berikutnya adalah meninjau ketiga peti satu per satu secara terpisah.
F N12
N23N21
N32
m1
m2
m3
Tinjau peti m1, gaya-gaya yang bekerja adalah gaya F = 20 N dan gaya kontak
antara peti 1 dan 2, yaitu N12.
Hukum Newton pada peti pertama:
∑F = ma
F – N12 = m1a
20 – N12 = 3(2)
N12 = 20 – 6 = 14 N
Tinjau peti kedua, gaya-gaya yang bekerja pada peti kedua adalah gaya kontak antara peti 1 dan 2, yaitu N21 yang arahnya ke kanan, dan besarnya sama dengan N12 yaitu 14 N. Sedangkan gaya kontak antara peti kedua dan peti ketiga, yaitu N23, berarah ke kiri.
∑F = ma
N21 – N23 = m2a
14 – N23 = 5(2)
N23 = 4 N
Tinjau peti ketiga, gaya yang ada adalah gaya kontak antara peti kedua dan ketiga yang arahnya ke kanan, yaitu N23, jika benar maka hasil perhitungan N23 akan sama besar dengan N23.
∑F = ma
N32 = m3a
N32 = 2(2) = 4 N
24. Gambar terlebih dahulu gaya-gaya yang bekerja, kemudian gunakan penerapan Hukum Newton. Gaya desak kaki anak pada lantai adalah gaya normal (N)
m = 60 kg
g = 10 m/s2
a. Lift bergerak dengan percepatan 1,5 m/s2 ke atas
arah gerak lift
N
60 kg
w
lift naik
a
∑F = ma
FISI
KA S
MA/
MA
X
105
N − w = ma
N − mg = ma
N = ma + mg
N = m(a + g)
N = 60(1,5 + 10) = 60(11,5) = 690 newton
b. Lift bergerak dengan percepatan 1,5 m/s2 ke bawah
arah gerak lift
N
60 kg
w
lift turun
a
∑F = ma
w − N = ma
mg − N = ma
mg − ma = N
m(g − a) = N
N = m(g − a) = 60(10 − 1,5) = 60(8,5) = 510 newton
c. Lift bergerak dengan kecepatan tetap 1 m/s ke atas
Kecepatan tetap berarti percepatannya sama dengan nol, a = 0, sehingga jumlah gaya juga sama dengan nol
∑F = 0
N − w = 0
N = w
N = mg = 60(10) = 600 newton
d. Lift bergerak dengan kecepatan tetap 1 m/s ke bawah
Kecepatan tetap berarti percepatannya sama dengan nol, a = 0, sehingga jumlah gaya juga sama dengan nol
∑F = 0
w − N = 0
w = N
N = w = mg = 60(10) = 600 newton
e. Lift telah berhenti kembali
Lift berhenti, kecepatan dan percepatannya sama dengan nol, a = 0, sehingga jumlah gaya juga sama dengan nol
∑F = 0
N − w = 0
N = w
N = mg = 60(10) = 600 newton
25. Gaya-gaya yang bekerja pada sistem terlihat gambar di bawah ini.
T3
T1
w
T2
T4
T3
T1
T4
T2, T3, T4 akan sama besar (satu tali, katrol licin).
T2 = T3 = T4 = T
Tinjau katrol pertama yang bawah, berlaku kesetimbangan berikut:
T1 = T3 + T4
T1 = T + T
T1 = 2T
Tinjau Pak Syams
w = T1 + T2
600 = 2T + T
600 = 3T
T = 200 N
Pada tangan Pak Syams dan tali terjadi aksi-reaksi. Tangan Pak Syams menarik tali dengan gaya F = 200 N, dan tali menarik tangan Pak Syams dengan gaya T = 200 N.
106
SUPE
R CO
ACH
26. mA = 40 kg
mC = 50 kg
μA = 0,2
μB = 0,3
Tinjauan gaya-gaya yang bekerja pada sistem:
fA
wA
NA
B
A
fB
wB
T
T
NB
wC
C
Tinjau peti C, sistem dalam keadaan diam baik arah sumbu-X maupun sumbu-Y.
∑F = 0
T – wC = 0
T – mCg = 0
T – (50)(10) = 0
T= 500 N
Peti B dalam keadaan tidak bergerak, sehingga ∑F = 0
∑Fx = 0
fB = 0
Berikutnya tinjau peti A, terlihat peti A ditumpuk dengan peti B, yang berpengaruh pada gaya normal A. Peti A juga dalam keadaan diam.
∑Fx = 0
T – fB – fA = 0
T – fB – µANA = 0
T – fB – µA (mA + mB)(g) = 0
500 – 0 – (0,2)(40 +mB)(10) = 0
500 – 80 – 2mB = 0
2mB = 420
mB = 210 kg
27. m1 = 6 kg
m2 = 4 kg
F = 42 N
a. Percepatan peti pertama
Hubungan antara percepatan peti pertama (a1) dan percepatan peti kedua (a2) adalah:
a1 = 2a2 atau a2 = 12
a1
Tinjau m2
2 T Fm2
F − 2T = m2a2
42 − 2T = 4a2
42 2 4 12 1− = ( )T a
42 − 2T = 2a1 …(1)
Tinjau m1
Tm1
T = m1a1
T = 6a1 …(2)
Substitusi persamaan (2) ke (1)
42 − 2T = 2a1
42 − 2(6a1) = 2a1
42 = 14a1
a1 = 4214
= 3 m/s2
b. Percepatan peti kedua
a2 = 12
a1
a2 = 12
(3) = 1,5 m/s2
c. Tegangan tali T
T = 6a1 = 6(3) = 18 newton
28. mA = 6 kg
mB = 4 kg
μAB = 0,1
μAL = 0,2
Tinjau B
fBA
TB
N
w
Benda bergerak lurus beraturan → a =0
∑ Fx = 0
T − fBA =0
T = fBA = µBA N = µBA mBg = (0,1)(4)(10) = 4 N
FISI
KA S
MA/
MA
X
107
Tinjau A
fAL
fAB
FTA
N
w
∑Fx = 0
F − T − fAB − fAL = 0
dengan
fAL = µAL N = μAL (mA + mB)g = (0,2)(10)(10) = 20 N
fBA = fAB
Sehingga:
F − 4 − 4 − 20 = 0
F = 28 newton
29. μk = 0,1
m1 = 4 kg
m2 = 6 kg
a. Percepatan gerak benda pertama
Hubungan percepatan benda pertama dan benda kedua adalah:
a1 =2a2 atau a2 = 12
a1
Tinjau benda pertama
f
m1
T
N
w
∑Fx = m1a1
T − f = 4a1
T − μk N = 4a1
T − (0,1)(4)(10) = 4a1
T = 4a1 + 4 …(1)
Tinjau benda kedua
m2
2T
w
∑Fy = m2a2
w T a− = ( ) ( )2 6 12 1
60 − 2T = 3a1 …(2)
Substitusi persamaan (1) ke (2)
60 − 2T = 3a1
60 − 2(4a1 + 4) = 3a1
60 − 8a1 − 8 = 3a1
52 = 11a1
a1 = 5211
m/s2
b. Percepatan gerak benda kedua
a a
a
2 1
22
1212
5211
3611
=
= ( ) = m/s
30. Pada t yang sama misalnya t1 = t2 = t sekon, terlihat bahwa s1 > s2
s
2
s2
s1
1
t t
s s
a t a t
a t a t a a
1 2
1 12
2 22
12
22
1 2
12
12
12
12
>
>
> ↔ >
Kemudian, dari a1 > a2 Anda dapat mengembangkannya sebagai berikut.
a a
Fm
Fm
m m
m m m m
1 2
1 2
1 2
2 1 1 2
1 1
>
>
>
> <atau
Kesimpulannya adalah a1 > a2 dan m1 < m2.
31. m1 = 1 kg
m2 = 2 kg
m3 = 3 kg
Tinjau kotak pertama
T = m1a1 a1
TT = (1)a1
T = a1 …(1)
108
SUPE
R CO
ACH
Tinjau kotak kedua
T = m2a2 a2
T
T = (2)a2
T = 2a2 …(2)
Tinjau kotak ketiga
w3 – 2T = m3a3
a3
w3
T T
(3)(10) – 2T = 3a3
T = 15 – 1,5a3 …(3)
Hubungan percepatan ketiga kotak:
aa a
31 2
24=
+( )
Dari persamaan (3) dan (4)
T aa a
T a a
= − = −+
= − +( )
15 1 5 15 1 52
15 34
5
31 2
1 2
, ,
( )
Dari persamaan (1) dan (2)
a1 = 2a2 …(6)
Dari persamaan (5) dan (6)
T a a
T a
= − +( )
= −
15 34
2
15 94
7
2 2
2 ( )
Dari persamaan (2) dan (7)
2 15 94
174
15
4 1517
6017
2 12017
2 2
2
22
1 22
3
a a
a
a
a a
a
= −
=
=( ) ( )
=
= =
m s
m s
/
/
==+
=+
=a a1 2 2
2
12017
6017
218034
m s/
32. m1 = 6 kg
m2 = 4 kg
g = 10 m/s2
Tinjau kubus kedua lebih dulu, gaya yang bekerja adalah tegangan tali 2 dan berat kubus 2.
T2
m2
a2
w2
Asumsikan kubus 2 bergerak turun dengan percepatan a2.
∑Fy = ma
m2g – T2 = m2a2
(4)(10) – T2 = 4a2
T2 = 40 – 4a2 ...(1)
Berikutnya tinjau kubus pertama, kubus bergerak ke atas dengan percepatan a1.
T1
m1
a1
w1
T2 T2
T1
∑Fy = ma
T1 – m1g = m1a1
T1 – (6)(10) = (6)a1
T1 = 60 + 6a1 ...(2)
Hubungan antara percepatan kubus pertama dan kubus kedua, tegangan tali T1 dan T2 adalah
T1 = 2T2 ...(3)
a a1 212
4= ( )
Gabungkan persamaan (3) dan persamaan (4) ke persamaan (2) sekaligus.
T a
T a
T a
1 1
2 2
2 2
60 6
2 60 6 12
2 60 3 5
= +
( ) = +
= + ...( )
Selesaikan persamaan (5) dan (1),
2 60 3 1
40 4 2
2 60 3
2 80 8
0 20 11
1
2 2
2 2
2 2
2 2
2
2
T a
T a
T a
T a
a
a
= + ×
= − ×
= +
= − −= − +
= ,,
, ,
82
12
1 82 0 91
2
12
m s
m s
−
−= ( ) =a
33. g = 10 m/s2
m1 = 0,3 kg
m2 = 0,4 kg
FISI
KA S
MA/
MA
X
109
m3 = 0,5 kg
m4 = 2,8 kg
Tinjau keempat benda yang terlibat sebagai satu kesatuan, yang bergerak ke kanan searah sumbu-X dengan percepatan a1 = a2 = a3 = a4 = a. Terapkan hukum Newton
∑Fx = ma
F = (m1 + m2 + m3 + m4)a
F = (0,3 + 0,4 + 0,5 + 2,8)a
F = 4a …(1)
Berikutnya tinjau gerak dari kubus ketiga pada arah vertikal, sumbu-Y, dimana kubus ketiga tidak bergerak naik juga tidak bergerak turun, sehingga jumlah gaya yang bekerja adalah nol. Gaya yang bekerja adalah berat kubus w = mg dan tegangan tali, T23.
∑Fx = ma
m3g – T23 = 0
(0,5)(10) – T23 = 0
T23 = 5 …(2)
Tinjau gerak kubus pertama dalam arah horizontal, sumbu-X. Gaya yang terlibat hanyalah tegangan tali T12, sementara w = mg tidak termasuk, karena arahnya pada sumbu-Y (vertikal).
∑Fx = ma
T12 = m1a
T12 = 0,3a …(3)
Tinjau gerak kubus kedua, gaya-gaya yang terlibat adalah T12 yang berarah ke kiri dan T23 yang berarah ke kanan.
∑Fx = ma
T23 – T12 = m2a
T23 – T12 = 0,4a …(4)
Kombinasikan persamaan (4) dengan persamaan (2) dan (3) dilanjutkan ke persamaan (1) untuk mendapatkan besarnya gaya F.
T T a
a aa
a
F ma
23 12
2
0 4
5 0 3 0 45 0 7
507
4 507
28
− =
− ==
=
= =
=
−
,
, ,,
,
m s
557 N
110
SUPE
R CO
ACH
K O G N I T I FB A B 8
PEMBAHASANUJI KOMPETENSI MANDIRI
A. Pilihan Ganda
1. F GMp Mp
r
F
=
= ×( )×( )×( )
=
−−
−
1 22
11 227 2
10 26 7 101 67 10
7 40 10,
,
,m kg
kg
m
33 14 10 46, × − N
Jika dibandingkan dengan gaya tolak elektrostatis sebesar 4,21 × 10–46 N maka gaya tarik gravitasi antara proton sangat kecil, sehingga proton-proton cenderung tolak menolak.
Jawaban: E
2. M M r
FGM M
r
w P
w P
= = =
= =×( ) ( ) ( )
( )=
−
60 75 10
6 67 10 60 75
102
11
2
kg kg; ;
,
m
33 100 5
6 67 10 60 75
0 5
1 2
9
2
11
2
×=
= =×( ) ( ) ( )
( )=
−
−
NJika mr
F GM M
rw P
,
,
,
, ×× −10 6 N
Jawaban: B
3. r RA =m = massa roket M = massa Bumi
r h R
F F
GMmr
GMmr
h R R
h R R
h R R
h
B
B A
B A
= +
=
=
+( )=
+( ) =
+ =
=
1212
1 12
2
2
2 2
2 2
2 2
22 2 1 0 41
0 4 25
R R R R
h R R
− = −( ) =
≈ =
,
,
Jawaban: C
h
B
A
R
rB
rA
4. ms = 200 kgrs = 2Rmbenda = 1 kgrb = R
FGm m
RGm
R
FGm m
R
G
bendabenda bumi
bumi
sat.sat. bumi
=
=
=( )
=
2
2
2
10
2
20004
50
50 10 500
2
2
( )
=
= ( ) =
mR
FGm
RF
bumi
sat.bumi
sat. N
Jawaban: E
5. F F R
FF
GmMr
GmMr
rr
Rh R
F
F
B A
B
A
B
A
A
B
A
A
= =
= = =+( )
=
49
6 400
49
2
2
2
2
2
2
; . km
66 400
6 400
23
6 400 6 400 3 200
2
2
.
.
. . .
( )+( )
+( ) = ⇒ =
h
h h km
Jawaban: C
6. Penyelesaian soal ini menggunakan perbandingan.
kondisi awal
F
r
m1 m2
kondisi setelah di ubah
F'
r' =2r
m1 m2
FISI
KA S
MA/
MA
X
111
perbandingan gaya
FF
Gm m
r
Gm m
rFF
rr
''
''
=
=
1 22
1 22
2
2
FF
r
rFF
rr
FF
F F
'
'
''
=( )
=
= → =
2
4
41
14
2
2
2
2
Jawaban: E
7. m = 50 kg r1 = 0,2 mm1 = 400 kg r2 = 0,2m2 = 900 kg
FGm m
r
GG
FGm m
r
G
11
12 2
21
22
400 50
0 2500 000
900 50
0
= =( ) ( )( )
=
= =( ) ( )
,.
,,. .
. . .
.
21 125 000
1 125 000 500 000
625 000
2
2 1
( )=
= − = −
=
G
F F F G G
GR
Jawaban: C
8. Agar m tidak merasakan gravitasi, maka:
F2F1
mx d – x
d = 0,4 m
m2m1
F1 – F2 = 0
Gm mx
Gm m
d x x d x
xd x
d x s
d x
12
22 2 2
400 900
2030
2 3
2 2
=−( )
⇒ =−( )
=−
⇒ −( ) =
− = 3352
0 4
x
d x x d= ⇒ = ,
Jadi, benda bermassa m = 50 kg harus diletakkan sejauh 0,4d = 0,4 × 0,4 = 0,16 m = 16 cm dari m1 atau 24 cm dari m2 agar resultan gaya gravitasi yang dialaminya sama dengan nol.
Jawaban: C
9. massa pesawat: mmassa bumi: mE
massa bulan: mm = 0,021mE
F F
Gm mx
Gm m
d x
mx
m
d x
xd x
xd
E m
E m
E E
=
=−( )
=−( )
−( )=
−
2 2
2 2
2
2
0 021
10 021
,
,
xxx
d xx
=
−=
=
10 021
6 9
0 87
,
,
, d
Jawaban: C
10. FGm m
aGma
FGm m
aGma
FGm m
aGma
FG
A
B
C
D
=( )
=
=( )
=
=( )
=
=
22
22
44
2
2
2
2
2
2
2
2
2
mm m
aGma
442
2
2
( )=
2m
2m
FA
FD
FC
FB
4m
4mm
F F F Gma
F F F Gma
x C A
y D B
∑
∑
= − =
= − =
2
2
2
2
2
2
Besar gaya gravitasi:
F F F
Gma
Gma
Gma
x y∑ ∑ ∑= ( ) + ( )
=
+
=
2 2
2
2
2 2
2
2
2
2
2 2
2 2
112
SUPE
R CO
ACH
Arah resultan gravitasi:
θ =
= ( ) = °− −tan tan1
2
2
2
2
1
2
21 45
Gma
Gma
Jawaban: C
11. Massa kedua mobil tidak mengalami perubahan, hanya variasi jarak kedua mobil, sehingga
FF
rr
FF
rr
1
2
2
1
2
1
2
22 4
1
=
=
=
Jawaban: D
12. Langkah pertama yaitu menentukan arah gaya yang terjadi pada m3.
F1
x 5 – x
5 cm
F2
m1 m3
m2
Resultan gaya pada m3 = 0,
artinya besar F1 dan F2 sama namun arahnya berlawanan.
Sehingga:
F F
Gm m
rG
m mr
mx
m
x
x x
1 2
1 3
12
3 2
22
12
22
2 2
5
4 95
=
=
=−( )
=−( )
2 35
2 5 3
10 52
x x
x x
xx
=−( )
−( ) =
==
Artinya, m3 terletak pada jarak 2 cm dari m1.
Jawaban: B
13. RB = 1,5 × 108 kmRN = 4,5 × 109 kmTN = 165 tahunmN = 18mB
Gaya gravitasi pada planet oleh Matahari:
F G MmR
F mR
= ∝2 2atau
Perbandingan gaya gravitasi Neptunus dengan Bumi.
FF
m Rm R
m R
m R
F F
N N B
B N
B B
B B
N
= =( )
= =
=
2
2
2
2
18
3018900
150
50Kecepatan orbit planet:
v RT
v RT
= → ∝2π
Perbandingan kecepatan orbit Bumi dengan Neptunus:
vv
R TR T
rr
v v
N
B
N B
B N
B
B
N
= =( ) ( )( ) ( ) = =
=
30 1165
30165
211
211
Jawaban: C
14. Data-data pada soal:
wb = 490 N Rp = 12Rb
ρp = 2ρb
Kuat medan gravitasi (percepatan gravitasi) dirumuskan sebagai:
g G MR
= 2
Pertama, kita gunakan rumus gaya berat.
w = mg → g = wm
…(1)
Kemudian kita gunakan rumus massa jenis.
ρ ρ= → =MV
M V
Sedangkan V adalah volume bumi atau planet. Karena bumi dan planet dianggap berbentuk bola, maka V dirumuskan
sebagai V = 43 πR3 sehingga rumus
massa planet menjadi:
FISI
KA S
MA/
MA
X
113
M = 43
πρR3... (2)
Substitusi persamaan (1) dan (2) pada rumus medan gravitasi sehingga diperoleh:
wm
GR
Rwm
GR
=
=
43
43
3
2
πρ
πρ
Karena massa mobil di bumi dan di planet sama serta G adalah konstanta, maka berat mobil hanya bergantung pada massa jenis dan jari-jari planet.
w Rww
RR
w R
R
w
P
b
P P
b b
Pb b
b b
P
ρρρ
ρ
ρ
=
=⋅
⋅
=
490
2 12
490Jadi, berat mobil di planet tersebut adalah 490 N.
Jawaban: B
15. rb = 1,7 × 106
mb = 7,3 × 1022
g Gmr
s
= = ×( )×( )×( )
=
−b
b
m
211
22
6 2
2
6 67 107 3 10
1 7 10
1 68
,,
,
,
Jawaban: B
16. Titik A
g GMR
GMR
GMR
=
( )= =
2 4
42 2 2
Titik B
g GMR R
GMR
=+( )
=
2 2
2 2
Titik C
g GMR
GMR
=( )
=2 42 2
Jawaban: A
17. g Rh R
g RR R
B A=+
=
+( )⋅ ( )
= ( ) =
2 2
2
2
32
10
425
10 1 6, m s
Jawaban: A
18. gA = 1,71 m/s2
R = 1,7 × 106 mh = 8,5 × 105 m
g Rh R
g
g
B A
B
=+
= ×× + ×
⋅ ( )
=
2
6
6 5
21 7 10
1 7 10 8 5 101 71
0
,, ,
,
,667 2m s
Jawaban: A
19. Gunakan rumus: g Rh R
gB A=+
2
Saat percepatan gravitasi berkurang 1%
g g g
g Rh R
g
A
A A
B A= =
=+
⋅
99 99100
99100
2
%
99100
0 01 12
=+
⇒ = =R
h Rh R R, %
Jawaban: A
20. rb = r gb = 9,8 m/s2
rp = 12
rb
mp = mb
gg
Gmr
Gmr
mm
rr
mm
r
r
g
b
p
b
b
p
p
b
p
p
b
b
= = ⋅
= ⋅
=2
2
22
12 1
4
== ⇒ = = ( )=
14
4 4 9 8
39 2 2
g g gp p b ,
, m s
Jawaban: A
114
SUPE
R CO
ACH
21. g1 = 9,9 N/kg r1 = R r2 = R + 2R = 3R
Kuat medan gravitasi atau percepatan gravitasi pada dua tempat berbeda ketinggian,
grr
g
g RR
g
21
2
2
1
2
2
2
39 9
19
9 9 1 1
=
×
=
×
= × =
,
, , N kg
Jawaban: A
22. R R
TT
RR
TT
TT
T
P B
P
B
P
B
P
B
P
B
=
=
⇒
=
= =
8
8
512 22 6
2 3 23
,
PP BT= ≈22 6 22, tahun bumi
Jawaban: C
23. TP : TQ = 8 : 1RQ = 1,6 SA
TT
RR
RR
RR
R R
P
Q
P
Q
P
Q
P
Q
P
=
=
( ) =
=
2 3
2 3
2
81
2
4 QQ = ( ) =4 1 6 6 4, ,SA SA
Jawaban: C
24. Tp = 8Tb
TT
RR
RR
RR
P
B
P
B
P
B
P
B
=
=
⇒ =
2 3
2 381
41
Jawaban: D
25. Kecepatan lepas atau escape velocity:
v gRlepas =
= ( ) ×( )= × = ×
2
2 10 6 10
120 10 2 30 10
6
6 3 m s
Jawaban: C
B. Esai
1. F ma F mgma mg
ma m GMr
= ==
= ⋅
= ⋅ → =
;
2
2
2
2 2 2
Satuannya:
kg ms
kg N mkg
kgm
ms
Nkkg
Terbukti
2. m1 = m
m2 = 2m1
r1 = rr2 = 2r1
F GMmr
F
FGM m
rGMm
rF F
1 2
2 2 2 1
2
22
412
12
= =
=( )
( )= = =
Gaya tarik-menarik partikel menjadi separuh dari gaya semula.
3. mA = 36 kgmB = 64 kg
w F GMmr
w w
GMmr
GMmr
A B
A
A
B
B
= =
=
=
2
2 2
36 64
6 8
6 8
3 4
2 2r r
r r
r r
r r
A B
A B
A B
A B
=
=
=
=
: :
: :
FISI
KA S
MA/
MA
X
115
4. Gambar 1:
F GMmr
F GMmr
GMmr
F
=
=( )
= =
2
1 2 22 4
Gambar 2:
F GMmr
F GMmr
GMmr
Mmr
Fb
=
=( )
= =
=
2
2 2 24 16
12
64
14
5. w w m g m g
w wm GM
rm GM
r
1 2 1 2
1 21
12
2
22
: :
: :
=
=
Nilai m1 = m2 = m (bendanya sama) sehingga:
w wm GM
rm GM
r r r
R R
w wR
R
w
1 21
12
2
22
12
22
2 2
1 2 2
2
1
1 1
1 13
1 91
: : :
:
:
= =
=( )
= ×
www w
229
9= → =
6. Perhatikan, benda di C mengalami gaya tarik akibat benda A dan benda B.
x y BC
FCBFCA
A
FR = 0 karena tidak mengalami gravitasi
F F F
Gm mr
Gm mr
GM my
GMmx
GM my
GMm
R CB CA
C B
CB
C A
CA
= −
= −
= −
=
2 2
2 2
2
0 4
4
( )
( )xx y x2 2 2
4 1⇒ =
Sehingga: xy
xy
2
214
12
= ⇒ =
7. R Rb B= 114
dan M Mb B= 118
serta
wb = 320 N
ww
MM
RR
w M
M
R
R
w
B
b
B
b
b
B
B B
B
B
B
B
= ×
=
=
2
2
320 118
114
320118196
320 18196
29 39→ = × =wB , N
8. Misalkan tempat itu di titik A, maka rA = 6.370 km + 130 km = 6.500 kmrB = 6.370 km
Tentukan dulu nilai gA
g GMr
= 2 didapatkan:
gg
rr
gg
g
A
B
B
A
A
BA
=
=
→ =
2
26 3706 500
6 3706 500
.
...
22
10
9 640
10 9 604 96 04
×
=
= = ( ) =
,
, ,
N/kg
Nw m gA A
9. FB = 600 N
rA = 52
R
rB = 32
R
FF
GmMr
GmMr
rr
Frr
F
R
R
A
B
A
B
B
A
AB
AB
= =
=
×
=
2
2
2
2
2
3252
22
600 216× = N
10. a. Berat benda di planet Y, misal massa benda adalah m dan massa ketiga planet berturut-turut MX, MY, dan MZ.
116
SUPE
R CO
ACH
FF
GmM
R
GmM
R
MM
RR
FMM
RR
Y
X
Y
Y
X
X
Y
X
X
Y
YY
X
X
Y
= =
=
2
2
2
×
=
× =
2
2
2120
F
MM
RR
X
Y
Y
X
X
60 N
b. Perbandingan berat benda di X dan di Z.
FF
GmM
R
GmM
r
MM
RR
FF
MM
X
Z
X
X
Z
Z
X
Z
Z
X
X
Z
Z
Z
= =
×
=
2
2
2
3××
= =
RR
Z
Z234
3 42
:
11. Data dari soal:
r1 = R + 12
R
r2 = R + 12R + 1
4R
gg
rr
gg
R R
R R R
gg
R
R
2
1
1
2
2
2
1
2
2
1
1212
14
3274
=
=+
+ +
=
= ×
=
= =
2
2 2
2
1
32
47
67
3649
36 49gg
:
12. mX= 2 kgmY= 4,5 kgmZ= 3 kgrXY = 5 m
(2 kg)(4,5 kg)5 m
X
rZX
FZXFZYZ Y
F F FGm m
rGm m
r
Gr
Gr
G
Z ZX ZYZ X
ZX
Z Y
ZY
ZX ZY
= − = −
= −
2 2
2 20 3 2 3 4 5( )( ) ( )( , )
(( )( )( )
( )( , )
,
3 2 3 4 55
5 4 52
5
2 2
2
2
rG
r
r
rr
r
ZX ZX
ZX
ZX
ZX
ZX
=−( )
−( )= ⇒
−= 99
4
5 32
10 2 3 2−
= ⇒ − = ⇒ =r
rr r rZX
ZXZX ZX ZX m
13. Supaya F
F F
Gm mr
Gm mr
X X
X X
C
AC BC
A C
AC
B C
BC
=
=
=
=−( )
=−
0
10 2050
1 250
2 2
2 2
(( )= −
+( ) = =
==
2 50
2 1 50 2 1 4
2 4 5020 8
X X
X
XX
,
,, cm
14. mA = 4 kg
mB = 9 kgr = 10 m.
Dari soal dapat digambarkan kedudukan titik P terhadap kedua benda.
Agar medan gravitasi di titik P bernilai nol maka: gA = gB
Gmr
Gmr
Gr
Gr
A B
12
22
12
12
4 910
= ⇒ =−( )
2 3101 1r r
=−( )
20 – 2r1 = 3r1
r1 = 4 m
15. mA = 1 kgmB = 2 kgmC = 3 kgrBA = 1 mrBC = 2 m
FISI
KA S
MA/
MA
X
117
a. Partikel B ditarik partikel A menghasilkan FBA arah gaya ke kiri, partikel B juga ditarik partikel C menghasilkan FBC arah gaya ke kanan, hitung nilai masing-masing gaya kemudian cari resultannya.
F Gm m
r
F Gm m
r
BAB A
BA
BCB C
B
= = ×( ) ( ) ( )
= ×
=
−
−
211
2
11
6 67 102 1
1
13 34 10
,
, N
CC
B BA BCF F F
211
2
11
11
6 67 102 3
2
10 01 10
3 33 10
= ×( ) ( ) ( )
= ×
= − = ×
−
−
−
,
,
,
N
NN
b. Arah gaya gravitasi sesuai FBA, yaitu ke kiri.
16. mA = 1 kg
mB = 2 kgmC = 4 kgrAC = 1 m
Agar nol maka FBA dan FBC harus berlawanan arah dan besarnya sama. Posisi yang mungkin adalah jika B diletakkan diantara benda A dan benda C. Misalkan jaraknya sebesar x dari benda A, sehingga jaraknya dari benda C adalah (1−x)
F F
Gm m
rG
m mr
mr
mr
x x
x
BA BC
B A
BA
B C
BC
A
BA
C
BC
=
=
=
( )=
−( )
( ) =
2 2
2 2
2 21 4
1
1 211
2 13 1
13
−( )= −=
=
x
x xx
x m
Posisi B adalah 13
meter dari A atau 23
meter dari B.
17. g g R D R R
g GMR
M gRG
MM
g
gRR
P B P B P B
P B
P
B
P
B
P
B
= = → =
=
= ⇒ =
= ⋅
,
: ?
3 6
2
2
ρ ρ
=
=
=
2 26
36
36 1
RR
M M
B
B
P B: :
Perbandingan massa jenis adalah sebagai berikut.
ρρ
π
πP
B
P
B
B
P
P
B
B
P
MM
VV
MM
R
R
R
=
⋅
= ⋅
= ⋅
43
43
361
3
3
BB
P
B
BRRR
= ⋅
= =
3 3
366
36216
16
Jadi ρp: ρb = 1 : 6.
18. Percepatan gravitasi di permukaan bumi
adalah g GMR
= 2
Percepatan gravitasi pada jarak x dari pusat bumi:
g GMxx = 2
gg
GMx
GMR
Rx
Rx
R x R x
x = =
= ⇒ = ⇒ =
2
2
2
2
2
22
2510 2
12
19. Percepatan gravitasi pada permukaan bumi gb = 10 m/s2
MMars : MBumi = 1 : 5 dan
RMars : RBumi = 1: 2
Berdasarkan persamaan kuat medan gravitasi:
g GMR
= 2
gg
GMR
GMR
gg
RR
MM
g
g
b
m
b
b
m
m
b
m
m
b
b
m
m
m
= → = ×
=( )( )
×
=
2 2
2
2
2
210 1
251
10 54
:
→→ = → =5 40 8 2g gm m m/s
118
SUPE
R CO
ACH
20. gA = 10 m/s2, dan h = R.
Percepatan gravitasi pada ketinggian R di atas permukaan Bumi adalah:
g g RR h
g RR R
g RR
g
a =+
=
+
=
= = ( ) =
2 2 2
2
214
14
10 2 5, m s
21. m1 = M r a223
=
m2 = 3M r a113
=
g GM
a
GMa
g G M
a
GMa
g g g
GMa
P
1 2 2
2 2 2
1 2
2
13
9
323
274
364
27
=
( )=
=( )
( )=
= −
= − GGMa
g GMaP
494
2
2=
22. F FGm m
G G
F FGm m
G
AB BAA B
CB BCB C
= = = ×( ) ( )
=
= =( )
= ×( ) ( )(
1
1 1
1
2
1 1
2
2 2
2
N
))=
= + +
= +
+
=
2
2 2
22
2
2 45
22
212
2
G
F F F F F
F G G G G
B BA BC BA BC
B
N
cos o
554 2
2
54
22
9 33 10
2 2
11
G G
F GB
+
= + = × −, N
23. mA = 10 kgmB = 20 kgmC = 30 kg
a. Hitung gaya di antara masing masing benda yaitu FAB = FBA = ?, FAC = FCA = ? dan FBC = FCB = ? Jangan lupa gambarkan arah interaksi pada masing-masing benda seperti pada gambar di bawah. Terlihat bahwa sudut apit masing-masing 60° (karena segitiga sama sisi).
A
B CFBC FCB
FCAFBA
FACFAB 60°
60° 60°
G r= × =−6 674 10 15113
2, ,N mkg
cm
F FGm m
rAB BAA B= =
= × ×( ) ( )( )
= × ≅ ×
−
−
2
112
7
6 674 1010 20
0 15
5 932 10 6 1
,,
, 00 7− N
F FGm m
rAC CAA C= =
= × ×( ) ( )( )
= × ≅ ×
−
−
2
112
7
6 674 1010 30
0 15
8 89 10 9 10
,,
, −−7 N
F FGm m
rBC CBB C= =
= × ×( ) ( )( )
= × ≅ ×
−
−
2
112
7
6 674 1020 30
0 15
17 79 10 18
,,
, 110 7− N
Benda A
F F F F FA AB AC AB ACocos= + +
=×( ) + ×( )
+ ×( ) ×
− −
−
2 2
7 2 7 2
7
2 60
6 10 9 10
2 6 10 9 110 12
171 10 3 19 10
7
14 7
−
− −
( )
= × = × N
gFmA
A
A
= = ×
= ×
−
−
3 19 1010
0 3 19 10
7
7
Nkg
N/kg,
FISI
KA S
MA/
MA
X
119
Benda B
F F F F FB = + +
=×( ) + ×( )
+ ×( )
− −
−
BA BC BA BCocos2 2
7 2 7 2
7
2 60
6 10 18 10
2 6 10 188 10 12
468 10 6 3 10
7
14 7
×( )
= × = ×
−
− − N
gFmB
B
B
= = ×
= ×
−
−
6 3 1020
0 3 13 10
7
7
Nkg
N/kg,
Benda C
F F F F FC = + +
=×( ) + ×( )
+ ×( )
− −
−
CA CB CA CBocos2 2
7 2 7 2
7
2 60
9 10 18 10
2 9 10 188 10 12
567 10 9 7 10
7
14 7
×( )
= × = ×
−
− − N
gFmC
C
C
= = ×
= ×
−
−
9 7 1030
0 3 7 10
7
7
Nkg
N/kg,
b. Titik yang dimaksud adalah titik berat segitiga sama sisi. Berdasarkan teori titik berat, jarak dari titik berat segitiga samasisi ke setiap sudut adalah
r = 23 tinggi. Sedangkan tinggi
segitiga adalah
t = 0,15 m × sin 60° = 0 075 3, m.
r t= =23
0 05 3, m.
Hitung gaya gravitasi setiap benda (A, B, C) terhadap benda di pusat segitiga O. Hitung FAO, FBO, dan FCO dengan masing-masing
r = 0 05 3, m. Perhatikan gambar, sudut yang dibentuk oleh ketiga vektor adalah 120°.
F FGm m
rAO OAA O= =
= × ×( ) ( )
( )= × ≅ ×
−
−
2
112
6
6 674 1010 15
0 05 3
1 335 10 1
,,
, 110 6− N
F FGm m
rBO OBB O= =
= × ×( ) ( )
( )= × ≅ ×
−
−
2
112
6
6 674 1020 15
0 05 3
2 669 10 3
,,
, 110 6− N
F FGm m
rCO OCC O= =
= × ×( ) ( )
( )= × ≅ ×
−
−
2
112
6
6 674 1030 15
0 05 3
4 004 10 4
,,
, 110 6− N
Gunakan cara analisis vektor, yaitu uraikan ke sumbu-X dan sumbu-Y lalu cari resultannya sehingga
diperoleh nilai FO dan gFmo
o
o
= .A
B
FCO
120°FBO
FBOx
FBOx
FCOy
FAOy
FCOx
FAO sin 90°
FAO
C
o
F F
F F
F F
F F
CO x CO
CO y CO
BO x BO
BO y BO
=
=
=
=
cos dan
sin
cos dan
si
o
o
o
30
30
30
nn
sin
o
o
30
90F FAO y AO=
Gaya pada sumbu-X:
ΣF F F FO x CO AO BO= + −
= ×
+ − ×− −
cos cos coso o o30 90 30
4 10 12
3 0 3 106 66
6
12
3
0 5 3 10
= × −, N
120
SUPE
R CO
ACH
Gaya pada sumbu-Y:
ΣF F F FO y AO CO BO= − −
= × ( ) − ×
− −
sin sin sino o o90 30 30
1 10 1 4 10 12
6 6 − ×
= − ×
−
−
3 10 12
2 5 10
6
6, N
ΣFO = × + − ×( )= −( )×
− −
−
0 5 3 10 2 5 10
0 5 3 2 5 10
6 6
6
, ,
, ,
N N
N
Sehingga,
gF
mOO
O
N
N/kg
= =−( )×
= −
−
−
Σ 0 5 3 2 5 10
15
130
3 16
10
6
6
, ,
24. Jari-jari orbit bulan → Rbulan= RPeriode orbit bulan → Tbulan = PGaya sentripetal bulan = gaya gravitasi
F F m R GMmR
mT
R GMmR
R GMP
M RGP
s g= → =
=
=
=
ω
π
π
π
22
2
2
2 3 2
2 3
2
2
4
4
25.
Matahari
A
B
CD
E
Ketika planet melintas di titik yang dekat dengan Matahari yaitu titik E, maka planet mengalami gaya tarik Matahari yang cukup besar dan untuk mempertahankan kedudukannya, maka planet harus bergerak lebih cepat (kecepatannya meningkat) di titik E dibanding dengan titik pada daerah A, B, C, dan D. Hal ini sesuai dengan Hukum II Kepler, yaitu garis yang menghubungkan planet dan Matahari tetap menyapu luas yang sama dalam waktu yang sama meskipun jaraknya berbeda.
26. R R T T
TT
RR
T
z B B z
z
B
z
B
z
: : ?= = → =
=
⇒
=
9 1 1
1
2 3 2
tahun
991
729
3
2
= → =T Tz z 27 tahun
27. RA : RB = 4 : 9 TA = 24 hari, TB = ?
TT
RR
TT
TT
B
A
B
A
B
A
B
A
=
⇒
=
=
=
2 3 2 394
72964
2788
278
278
243
⇒ = ⋅ = ⋅
=
T T
T
B A
A 81 hari
28. Tm = 1,87 tahun Rm = ? RB
TB = 1 tahun
RR
TT
RR
RR
m
B
m
B
m
B
m
B
=
=
=
=
3 22
3
1 87
3 4969
3 4969
,
,
,33 1 52
1 52
=
=
,
,R Rm B
29. Jarak rata-rata planet A → rA = p = 4q terhadap Matahari
Jarak rata-rata planet B → rB = q terhadap Matahari
Hukum III Kepler:
TT
rr
TT
TT
A
B
A
B
A
B
A
B
=
=
=
2 3
2 3
2
4
4(( ) → =3
8T
TB
A
30. vs = 6.400 m/sR = 6.400 km = 6.400.000 mg =10 m/s2
FISI
KA S
MA/
MA
X
121
v Gmr
v Gmr
GmR
Rr
r GmR
Rv
GmR
g
ss
ss s
ss
B
= → = = ⋅
= ⋅ = =
22
2
2
2
2 2210dimana m s
==
=
=
10 6 400 0006 400
10
10
2
7
4
. ..
m
kmrs
31. Diketahui:
G = 6,67 × 10–11 m3/kg s2, M = 5,97 × 1024 kg, dan R = 6,38 × 106 m.
v G MRmin
, ,,
, .
=
= ( ) ×( ) ××
= ×
−
2
2 6 67 10 5 97 106 38 10
1 12 10
1124
6
4 m s
32. Pada saat roket mencapai ketinggian maksimum R, kecepatan roket v2 = 0. Dengan menggunakan persamaan hukum kekekalan energi dan memasukkan harga v1 = v, v2 = 0, r1 = R dan r2 = R + R = 2R maka diperoleh:
− + = − +
− −
= −( )
−
G Mmr
mv G Mmr
mv
GMr r
v
GMR
112
222
1 212
12
12
1 1 12
0
1 −−
= −( )
−
= −
= =
12
12
0
12
12
2
2
2
Rv
GMR
v
v GMR
v
atau
sehingga GGMR
v gRatau =
33. h = 3.600 kmR = 6.400 kmg = 10 m/s2
Satuan kelajuan yang diharapkan adalah km/s maka percepatan gravitasi di permukaan Bumi g harus diubah dulu dari m/s2 menjadi km/s2 dan diperoleh g = 0,01 km/s2. Kelajuan satelit mengorbit Bumi dapat dihitung dengan persamaan:
v RR h
g R h
v
v
=+( ) +( )
=+( ) ( ) +( )
=
6 4006 400 3 600
0 01 6 400 3 600
6 4
.. .
, . .
, km s
122
SUPE
R CO
ACH
K O G N I T I FB A B 9
PEMBAHASANUJI KOMPETENSI MANDIRI
A. Pilihan Ganda
1. Usaha yang dilakukan gaya 150 N searah dengan perpindahan ∆x W = F × ∆x cos 0° = (150)(6)(1) = 900 joule
Jawaban: A
2. F (N)B
s (m)
6
3O 4
CD
W OBD
W OD BD
W
1
1
2
12
12
3 6 9
=
= ⋅ = ( ) ( ) =
=
Luas segitiga
joule
Luas segitigaa
joule
Usaha tota joule
BCD
W DC BD
l W W
2
1 2
12
12
1 6 3
12
= ⋅ = ( ) ( ) =
= + =
Jawaban: C
3.
–3
0
3
1 3 52 4 6 7x (m)
F (N)
I
II
A
B
D
E
C
G
F
Bagian I untuk selang 0 ≤ x ≤ 4
Grafik berada di atas sumbu-X berarti bernilai positif
W ABCD
WAD BC
W
ABCD
ABCD
ABCD
=
=+( )
⋅
=+( )
luas trapesium
tinggi2
4 22
⋅⋅ =3 9 joule
Bagian II untuk selang 4 ≤ x ≤ 7
Grafik berada di bawah sumbu-X berarti bernilai negatif
W DEFG
WDG EF
W
DEFG
DEFG
ABCD
=
=+( )
⋅
=+( )
luas trapesium
tinggi2
3 12
⋅⋅ −( ) = −3 6 joule
Jadi, usaha total untuk selang 0 ≤ x ≤ 7 adalah:
W = WABCD + WDEFG = 9 – 6 = 3 J
Jawaban: A
4. a. 0 3
3 5
7 5
≤ ≤=
=
xWa
mluas segitiga
=12
J
( )( )
,
b. 3 5
2 3
3
≤ ≤=
−
= −
xWb
mluas segitiga
=12
J
( )( )
W
xW W W W
W
W
c a b
c
c
=
= ( ) ( )
=≤ ≤
= + +
= − +
=
luas persegi
Jc. m
J
1 33
0 6
7 5 3 3
7 5
,
,
Jawaban: D
5. Gunakan persamaan:
v g h hB A B= −( )= ( ) −( ) =
2
2 10 125 0 50 m/s
Jawaban: E
FISI
KA S
MA/
MA
X
123
6. 12
mv12 + mgh1 = 1
2mv2
2 + mgh2
12
v12 + gh1 = 1
2v2
2 + gh2
12
(20)2 + (10)(40) = 12
v22 + 0
200 + 400 = 12
v22
v22 = 1.200 ↔ v = 20 3 m/s
Jawaban: E
7. a. v g hB =
= ( ) ( )=
2
2 10 0 8
4
∆
,
m/s
b. v g hB =
= ( ) ( )=
2
2 10 0 8
4
∆
,
m/sKecepatan jatuh bebas tidak bergantung pada massa beban.
Jawaban: B
8. 12 mv1
2 + mgh1 = 12 mv2
2 + mgh2
0 + (10)(5) = 12 v2
2 + 0 → v2 = 10 m/s
Jawaban: D
9. v g h h
v g h h
2 1 2
3 1 3
2 2 10 50 5
30
2 2 10 50 20
10
= −( ) = ( ) −( )=
= −( ) = ( ) −( )=
m/s
66 m/sJawaban: D
10. m = 0,025 kgx = 0,1 md = 1 m → h2
a. EK1 + EP1 = EK2 + EP2
EP1 = EK2 + EP2
mgh1 = 12 mv2
2 + mgh2
12 mv2 = mgh1 – mgh2
EK2 = mg(h1 – h2)
= (0,025)(10)(6 – 1) = 1,25 J
b. EK2 = 12 mv2
1,25 = 12
(0,025)v2
1,25 = 0,0125v2 v2 = 100 v = 10 m/s
c. EK EP EK EP
mv mgh mv mgh
mv mgh mv
v
2 2 3 3
22
2 32
3
22
2 32
3
12
12
12
12
+ = +
+ = +
+ =
222
22
3 22
2
32
3
3
2 12
2
10 2 10 1
120
= +
= +
= +
=
+
( )
( ) ( )( )
v gh
v v gh
v
v
EP EK
m/s
33 4 4
32
32
42
42
32
42
32
4
12
12
12
12
12
12
= +
+ = +
=
=
EP EK
kx mv kx mv
mv kx
mv Fx
FFmv
x
FF
=
==
32
4
20 025 120 1030( , ).( ) .
N
Jawaban: B
11. a. mghA + 12
mvA2 = mghB + 1
2mvB
2
(10)(0,50) + 0 = (10)(0) + 12
vB2
5 = 12
vB2 ↔ vB = 10 m/s
b. mghA + 12
mvA2 = mghD + 1
2mvD
2
(10)(0,5) + 0 = (10)(0,25) + 12
vD2
vD2 = 5 ↔ vD = 5 m/s
c. N w mvR
= − = − =2
0 6 0 4 0 2, , , N
Jawaban: C
124
SUPE
R CO
ACH
12. EM EM
EP EK EP EK
mgh mg h h mv
gh gh g
A D
A A D D
D
=
+ = +
= +
+
= +
2 212
2
2sinθ
hh v
v gh gh
v gh
D
D
D
sin
sin
sin
θ
θ
θ
+
= −
= −( )
2
2
1
Jawaban: E
13. m EK EP
k mv kx
x v
v
= =
= =
= =
=
0 5
2 12
12
40 2 0 4
0 5 0
2 2
2 2
2
,
( , )
, ,
kg
N/m
cm (0,5)
332
0 640 8
2vv
==
,, m/s
Jawaban: B
14. vt = v0 + at = 0 + (0,8)(10) = 8 m/s
W = ∆EK = EKt – EK0
= 12
(20)(8)2 – 0 = 640 J
Jawaban: E
15. F = ma5 = 5(a)a = 1 m/s2
v = v0 + at = 0 + at =(1)(5) = 5 m/s
W EK m v v= ∆ = −( )= ⋅ ⋅
=
1212
5 25
62 5
20
2
, J
Jawaban: D
16. a. W = ∆EP
= mg(h2 – h1)= mg(3 – 1)= 2mg
b. W = ∆EP= mg(h2 – h1)= mg(2,5 – 0,5)= 2mg
Jawaban: B
17. r1 = R dan r2 = R + h = R + 2R = 3r
Besar usaha untuk memindahkan massa m dari permukaan bumi, r1 = R ke titikpada ketinggian h = 2R adalah
W GmMr r
W m GMR R R
R
mg R
= −
= −
= ×
1 1
1 13
23
1 2
22
dengan mg = 24 N dan R = 6,4 × 106 m
W = × × ×
= ×
24 2 6 4 103
1 024 10
6
8
,
, J
Jawaban: E
18. W EP EP EP EP EP
kx kx
W
elastik
elastik
= − = − −( ) = − +
= − +
= −
∆ 2 1 2 1
22
121
212
11212
0 1212
22
12
2 2 2
2 1 22
k x x
k A kA
W EK EK EK mv
−( )= − − −( )( ) =
= = − =res ∆ ∆ −− 12 1
2mv
Welastik = Wres dan v1 = 0
(Balok diam pada posisi (1) sehingga dapat ditulis:
W mv vkA
mkm
Aelastik = − → =( )
=12
02 1
22
22
2
2
2
Sehingga: v A km
=Jawaban: E
19. W EP EK W
F s mgh mgh
mv mv
F f
f B A
B A
= + −
× = ( ) − ( )
+
−
∆ ∆
12
12
2 2
− ( ) ( )× = × ×( ) − × ×( )
+ × ×
f s
120 20 30 10 3 30 10 0
12
30 22 − × ×
− ( ) ( )= ( ) − ( ) + ( ) −
12
30 0
20
240 900 0 60 0
2
f
(( ) − ( ) ( )
= [ ] + [ ] − ( ) ( )= ↔ =
f
f f
f
20
240 900 60 20
20 720 36 newton
Jawaban: B
FISI
KA S
MA/
MA
X
125
20. m = 2.000 kg s = 40 m vA = 20 m/svB = 5 m/s
EPA = 0EPB = (2.000)(10)(8) = 160.000 J
EKA = 12
(2.000)(20)2 = 400.000 J
EKB = 12
(2.000)(5)2 = 25.000 J
a. Menggunakan konsep usaha energifs = EMB – EMA
40f = (EPB + EKB) – (EPA + ELA)40f = (160.000 + 25.000) – 400.00040f = –215.000f = –5.375 N
b. Menggunakan konsep GLBBvB
2 = vA2 + 2as
52 = 202 + 2a(40)80a = 25 – 40080a = –375 a = –4,6875 m/s2
F = mamg sin θ + f = ma f = ma – mg sin θ f = m(a – g sin θ)
f = 2.000 (4,6875 – 10( 840
))
f = 2.000 (4,6875 – 2) f = 5.375 N
Jawaban: C
21. Benda → masa m kec. awal
didorong ke atasbidang miring
↓dengan sudut θ, koefisien gesek μ, h = s sin θ
w sin θ
ww cos θ
θF f
Gaya melawan gerak ⇒ F = mg sin θ + µmg cos θfg = μN = µmg cos θWg = – fgs = –µmg cos θ · s
Hukum kekekalan energi
EK1 + EP1 = EK2 + EP2 + W
12 mv2 + 0 = 0 + mgh + Fs
12 mv2 = mgs sin θ + mg (sin θ +μ cos θ) s
12 mv2 = 2mgs sin θ + mgμs cos θ
12 v2 = s(2g sin θ + μg cos θ)
s vg g
W mg s
mg vg g
=+
= − ⋅
= −+
2
2
4 2
4 2
sin coscos
cossin cos
θ µ θµ θ
µ θθ µ θ
= −
+
= −+
µθθ
µ θθ
µµ θ
mv
mv
2
2
4 2
2 2
sincos
coscos
( tan )
Jawaban: B
22. EK EP W
mv kx W
mv kx mg x
m
(balok) (pegas)= +
= +
= +
gesekan
12
12
12
12
2 2
2 2 µ
vv kx mg x
v
v
2 2
2 2
2
2
2 800 0 06 2 2 10 0 2 0 06
2 2 88 0
= +
= +
= +
µ
( , ) ( )( )( , )( , )
, ,4483 36
21 68
1 3
2v
vv
=
=≈
,
,,
m/sm/s
Jawaban: E
23. EM1 = 0
EM2 = 12
mv22 + mgh2
= 12
(20)(1)2 + (20)(10)(5)
= 1.010 J
WF = Fx cos 0° = (150)(10) = 1.500 J
x = hsin ,α
= =50 5
10 m
126
SUPE
R CO
ACH
x = 10 m
h = 5 m
α
Wnonkonservatif = WF + Wf
= 500 + Wf Wnonkonservatif = EM2 – EM1 = 1.010 – 0 = 1.010 J
Wf = 1.010 – 500 = 510 JWf = fx cos 180°510 = µmg cos 30x
510 = µ(20)(10)(10). 12
3µ = 0,29
Jawaban: E
B. Esai
1. a. W = Fs=(6)(2)=12J
b. W = mgs = (5)(10)(7) = 350 J
c. W = mgs = (4)(10)(8) = 320 J
d. W = mgs = (1,5)(10)(2) = 30 J
2.
60°
F
F cos θs = 5
W F s=
= ( ) ( ) ( )
=
cosθ
80 12
5
200 joule
3. a. W = ∆ = ( ) ( ) =luas J12
2 2 2
b. Dari titik B ke C karena daerah di bawah kurva BC paling luas.
4. a.
3 m
α
P
FN
mg
b. WF = Fs cos 37° = (50)(3)(0,8) =120 J WP = Ps cos 180° = (10)(3)(–1) = –30 J
WN = Ns cos 90° = mgs cos 90° = (6)(10)(3)(0) = 0 J
Wmg = mg sin 90°s
= (6)(10)(0)(3) = 0 J
c. Wtotal = WF + WP +WN +Wmg
= 120 + (–30) + 0 + 0
= 90 joule
5. W kx
W kxx
W Fx
x
x
k Fx
=
=
=
= ( )
= = =
= =
121212
0 4 12
40
0 420
0 02 2
400 0
2
,
, ,
,
m cm
222 000= . N m
6. Pernyataan yang benar adalah (1), (2), (4), dan (5).
(1) Di P kecepatan bandul v = 0 → EK = 0
(2) dari P ke Q, v meningkat sehingga EK meningkat
(3) Energi total di setiap titik adalah tetap
(4) dari Q ke R, h meningkat EP meningkat
(5) Di Q, EK maksimum dan EP nol sehingga EMQ = EKQ di R, EP maksimum dan EK nol sehingga EMR = EPR. Energi mekanik di setiap titik adalah tetap sehingga dapat disimpulkan EPR = EKQ.
FISI
KA S
MA/
MA
X
127
7. m = 200 gv1 = 60 m/s
a. EK mv12 3 21
212
200 10 60
360
= = ×
=
−( )( )
J
b. EP1 + EK1 = EP2 + EK2
0 + EK1 = EP2 + 0
EK EP
mv mgh
v gh
h
h
h
1 2
12
2
12
2
22
2
2
12
12
12
60 10
1 800 10
180
=
=
=
=
=
=
( ) ( )
.
m
c. v v gh
v
v
v
E
t
t
t
t
20
2
2 2
2
2
2
60 2 10 40
3 600 800
2 800
= −
= −
= −
=
( ) ( )( )
.
.
Maka, KK mv=
= ×
=
−
1212
200 10 2 800
280
2
3( )( . )
J
8.
60°
a
a = cos 60°b = – a = (1 – cos 60°)
b
v gb
g
=
= − °( )
= ⋅ ⋅ ⋅
==
2
2 1 60
2 9 8 1 25 12
12 253 5
cos
, ,
,, m s
9. EK EP
mv mgh
v gh
v gL
=
=
=
=
12
2
2
2
2
10. mvR
m g
v gR
EM EM
mv mv mgh
v gR gR
v g
C
C
B C
B C C
B
B
2
2 2
2
2
12
12
12
12
2
=
=
=
= +
= +
=
.
RR gR gR
v gR
EM EM
mgh mv
gh v
gh gR
h R
B
B
+ =
=
=
=
=
=
=
4 5
5
12
1212
5
12
5
2
2
A B
B
( )
( ))
h R= 52
11. a. v g RA = ( )2 3
vA2 = 6gR
EMB = EMA
12
mvB2+mg(2R) = 1
2 mvA
2
12
vB2+ 2gR = 1
2 6gR
12
vB2 = gR
vB2 = 2gR
= 2.10.45 = 900 vB = 30 m/s
b. N mvR
mg
m gRR
mg
mg
= −
=( )
−
= = ( ) =
2
2
2 10 20 newton
12. y v gt
t
tt s
v xt
y
x
= +
= +
==
= = =
02
2
2
12
1 2 0 5
0 240 49
40 49
8 16
,
,,
,,
m s
128
SUPE
R CO
ACH
v v gt
v
v v v
y y
y
x y
= +
= + ( )=
= + = ( ) + ( )=
0
2 2 2 2
0 10 0 494 9
8 16 4 9
66 58
,,
, ,
,
m s
556 24 01 90 5956
90 59562
+ =
=
, ,
,v
EM1 = EM2
12
k∆x2 + mgh = 12
mv2
12
k(25 × 10–3)2 + 75 × 10–3 (10)(1,2)
= 12 (75 × 10–3)(90, 5956)
12 k(625 × 10–6) + 90 × 10–2
= 37,5 × 10–3 (90,5956)
312,5 × 10–6 k = 2,497 k = 0,0079904 × 106
k = 7.990 N/m13.
B
A
vB
mg
R
θ
EMA = EMB
mgR = mgR cos θ + 12
mvB2
12
vB2 = gR – gR cos θ
vB2 = 2gR (1 – cos θ)
Fs =mg cos θ – N
Benda P akan jatuh sehingga N = 0.
mvR
mgB2
= cosθ
2 1
2 23 2
23
grR gR−( ) =
− ==
=
cos cos
cos coscos
cos
θ θ
θ θθ
θ
14. A
B30 m
h
xEM EM
mgh mgh mv
h v
A B B
B
A B=
= +
= + ( )
12
300 10 12
1
2
2 ...
v h gt t hg
v xt
x gh
v x gh
yB
xB
B
= → = → =
= =
= ⋅ ( )
0 12
2
2
22
2
2 2 ...
Substitusikan persamaan (2) ke (1)
300 10 12 2
300 104
10
104
300 10
120 4
2
2
2
2
= +
= + ⋅ =
= −
= −
h x gh
h gh
x g
hx h
x h h
;
22
2120 4x h h= −
15. a. Kecepatan dan waktu
v
t
b. Kelajuan dan waktuv
t
FISI
KA S
MA/
MA
X
129
c. Energi kinetik dan waktuEK
t
d. Energi potensial dan waktuEP
t
e. Energi mekanik dan waktuEM
t
16. W = –∆EP
= –(mgh2 – mgh1)
= –mg(h2 – h1) =–0,5(10)(–3) = 15 J
17. a. F = mg = (2)(10) = 20 N
b. W = mgh = (20)(1,5) = 30 joule
c. W = F∆x = 20 × 0 = 0 (sebab tidak ada perpindahan)
18. a. v st
t sv
= → = = =151
15 s
W = ΔEP = mgΔh = (60)(10)(8)
= 4.800 J
P = Wt
= 4 80015. = 320 W
b. W = ΔEP = 4.800 J
v = 1 m/s + 0,8 m/s = 1,8 m/s
t = 151 8,
= 8,33 s
P = Wt
= 4 8008 33.,
= 576 W
c. W = ΔEP = 4.800 J
v = 1 m/s – 0,8 m/s = 0,2 m/s
t = 150 2,
= 75 s
P = Wt
= 4 80075. = 64 W
19. a. Usaha yang dilakukan oleh balok akibat resultan gaya sama dengan perubahan energi kinetik balok tersebut.
b. W EP EK W
mgh mgh
mv mv
F f
f i
f i
= ∆ + ∆ −
= − +
−
[( ) ( )]
12
12
2 2
−= − +
( ) ( ) −
f x( )(cos )[( )( , )( ) ]
∆ θ5 9 8 6 0
12
5 5 12
52 (( ) ( )
− ( ) ( )= + − −=
3
5 12 180
294 40 60394
2
(cos )
( )J
c. W F x
FF
F =
= °=
∆ cos
( )( )(cos ),
θ394 12 0
32 83 N
20. W EM
fx k x mv
mv fx k x
mv mgx k x
v
= ∆
= −
= +
= +
0 02 2
20 0
2
20 0
2
12
12
12
12
12
12
µ
220 0
22= +µgx km
x
v gx km
x
x g km
x
x g km
x
= +
= +
= +
2
2
2
0 02
0 0
0 0
12
µ
µ
µ
130
SUPE
R CO
ACH
PEMBAHASANPENILAIAN T E N G A H SEMESTER 2
A. Pilihan Ganda
1. Gerobak bersandar pada dinding sehingga memiliki kontak terhadap dinding. Oleh sebab itu, gerobak memberikan gaya aksi ke dinding sebesar gaya dorong, yaitu 100 N ke kiri. Berdasarkan Hukum III Newton, dinding memberikan gaya reaksi ke gerobak dengan besar yang sama dan arah yang berlawanan. Jadi, pernyataan yang benar yaitu dinding mendorong gerobak 100 N ke arah kanan.
Jawaban: D
2. Diagram benda bebas:
N
mg
F = 14 N
Benda diam sehingga berlaku Hukum I Newton.
∑Fy = 0
N – F – mg = 0
N = F + mg
N = 14 + (3)(10) = 14 + 30 = 44 N
Jawaban: A
3. Tinjau benda A
∑F = mAa
T – f = mAa
T = 2a + 2,5 ... (1)
Tinjau benda B
∑F = mBa
wB – T = mBa
mBg – T = mBa
T = mBg − mBa
T = 1(10) – 1a
T = 10 – a ... (2)
Substitusikan persamaan (2) ke (1).
10 – a = 2a + 2,5
3a = 7,5 ⇒ a = 2,5 m/s2
Jawaban: E
4. Diagram benda bebas:
f
F = 25 N
N
mg
∑Fx = 0
N – F = 0
N = F = 25 N
∑Fy = 0
f = mg = (2)(10) = 20 N
f = μN
20 = μ(25)
µ = =2025
0,8
Jawaban: D
5. Diagram benda bebas:
N a
w
FISI
KA S
MA/
MA
X
131
∑F = ma
w – N = ma
N = w –ma = m(g – a)
= 60(10 – 3) = 60(7) = 420 N
Jawaban: D
6. µk = 0,1
F – T2 – f3= mCa …(1)
T2 – T1 – f2= mBa …(2)
A B C F
NA
NB
T1
f1 f2 f3
T2
NC
T1 – f1 = mAa
T1 – μkN = mAa
T1 – μk mAg = mAa
T1 – 0,1(10)(10) = 10a
T1 = 10a + 10 …(3)
Dari persamaan (2):
T2 – T1 – µmB g = mBa
T2 – (10a + 10) – (0,1)(15)(10) =15a
T2 = 15a + 10a + 25
T2 = 25a + 25
Dari persamaan (1):
F – T2 – µmCg = mC a
135 – (25a + 25) – (0,1)(20)(10) = 20a
a = 2 m/s2 (percepatan sistem)
Maka:
T1 = 10(2) + 10 = 30 N
T2 = 25(2) + 25 = 75 N
Jawaban: B
7. m1 = 5 kg μ1 = 0,3 θ = 37°
m2 = 3 kg μ2 = 0,4
θ
w1x
w 2x
N1 T 1
T 2
f1
f2
N2
1
2
w1y
w2y
w1
w2
Untuk balok 1:
∑Fy = 0
N1 – w1y = 0
N1 = m1g cos 37° = (5)(10)(0,8) = 40 N
∑Fx = ma
wx – f1 – T = m1a
mg sin 37° – μ1N1 – T = m1a1
(5)(10)(0,6) – (0,3)(40) – T = 5a
T = 18 – 5a …(1)
Untuk balok 2:
∑Fy = 0
N2 – w2y = 0
N2 = m2g cos 37° = (3)(10)(0,8) = 24 N
∑Fx = m2a2
T + w2x – f2 = m2a2
T + m2g sin θ – μ2N2 = m2a2
T + (3)(10)(0,6) – (0,4)(24) = 3a
T = 3a – 8,4 …(2)
Substitusikan persamaan (1) ke (2).
18 – 5a = 3a –8,4
8a = 26,4
a = 3,3 m/s2
T = 18 – 5(3,3)
= 18 – 16,5 = 1,5 n
Jawaban: B
8. m1 > m2 sehingga sistem bergerak ke kiri.
w1x
w1
w2yw1yα β
N1N2
T T
w2x
w2
a
a
Kubus 1:
w1x – T = m1a
T = m1g sin α – m1a …(1)
Kubus 2:
T – w2X = m2a
T = m2g sin β + m2a …(2)
Substitusikan persamaan (1) ke persamaan (2)
m1g sin α – m1a = m2g sin β + m2a
m1g sin α – m2g sin β = m2a + m1a
132
SUPE
R CO
ACH
ag m m
m m=
−( )+( )
1 2
1 2
sin sinα β
Jawaban: A
9. Jika mobil-mobilan dilepas dari kait, timbul percepatan ke arah kiri, sehingga
∑FA = mAa
w – T = mAa …(1)
∑FB = mBa
T = mBa …(2)
2,0 kg
3,0 kg
HB
A
wA
T
T1
Substitusikan persamaan (2) ke (1)
wA – mBa = mAa ⇒ w = (mB + mA)a
a wm m
m gm m
=+
=+
=+
= =
B A
A
B A
m s
203 0 2 0
205
4
, ,
Gaya tegangan tali T = mBa = (3,0)(4) = 12 N
Jawaban: B
10. m1 = 2m, m2 = m, m3 = 3m
Gaya kontak antara balok 1 dan 2:
N Nm
m m mF
mm m m
F
mm
F F
12 211
1 2 3
22 326
13
= =+ +
=+ +
= =
Gaya kontak antara balok 2 dan 3:
N Nm m
m m mF
m mm m m
F mm
F F
23 321 2
1 2 3
22 3
36
12
= =+
+ +
= ++ +
= =
Perbandingan N21 dan N23:
NN
F
F
21
23
1312
13
2 23
2 3=( )( )
= × = = :
Jawaban: E
11. av v
st=
−= −
( ) = −2
02 2 2
2
20 42 3 2
2 5,
, m/s
F ma
F
cos
,
,
α =
=( )
=
6 2 51213
16 25 N
Besar gaya normal:
∑Fy = 0
N – F sin α – w = 0
N = F sin α + w
N = (16,25) 513
+ (6)
(10) = 6,25 + 60 = 66,25 N
Gaya normal yang dikerjakan lantai es pada setiap roda adalah setengah dari gaya normal total.
FN
266 25
233 125= =, , N
Jawaban: C
12. m1 = 2 kg a = 3 m/s2
m2 = 6 kg
F = 24 N
mgf
F
N
2
mgf
N
1
F – f = m2ax
24 – µm2g = 6(3)
24 – (60)µ = 18
µ = 0,1
Jawaban: A
13. m1 = 2 kg µk = 0,2
m2 = 4 kg
N1 = m1g = 20 N; f1 = µN1 = 4 N
N2 = m2g = 40 N; f2 = µN2 = 8 N
Untuk balok 1:
T – f1 = m1a
T – 4 = 2a → T = 4 + 2a
= 4 + 2(2) = 8 N
FISI
KA S
MA/
MA
X
133
Untuk balok 2:
F – T – f1 – f2 = m2a
F – 8 – 4 – 8 = 4(2)
F = 8 + 8 + 4 + 8 = 28 N
Jawaban: A
14. Percepatan a = 0,1 m s–2
θ mg cos θT
mg sin θ
mg
Bandul dipercepat ke kanan oleh percepatan a sehingga,
∑Fx = mba
mbg sin θ = mba
a g ag
= → =
= = → = °
sin sin
sin , , ,
θ θ
θ θ0 110
0 01 0 57
tegangan tali. T
∑F = 0 ↔ T – mg cos θ = 0
T = mg cos θ = mg cos (0,57) = 0,99mg
Jawaban: E
15. m1 = 6 kg m2 = 3 kg
R = 30 cm = 3 × 10–1 m
Gaya gravitasi:
F Gm m
r
F
F
F
=
= × ×× × ×
= × × ×
=
−− −
−
1 22
112
1 1
11 2
6 67 10 6 33 10 3 10
6 67 2 10 10
,
,
113 34 10 9, × − N
Jawaban: B
16. Langkah pertama membuat sketsa:
F1
10 cm 20 cm
30 cm
F2
m1 m3
m2
m1 = 2 kgm2 = 12 kgm3 = 1 kg
r13 = 10 cmr12 = 30 cm
Langkah kedua adalah mencari besar F1 dan F2,
F Gm m
r
F
F
11 3
12
111
1 1
111
6 67 10 2 11 10 1 10
6 67 2 10
=
= × ××( ) ×( )
= × ×
−− −
−
,
, ××
= × −
10
13 34 10
2
19F , N
F Gm m
r
F
F
23 2
22
211
1 1
21
6 67 10 1 122 10 2 10
6 67 3 10
=
= × ××( ) ×( )
= × ×
−− −
−
,
, 11 2
29
10
20 01 10
×
= × −F , N
Langkah terakhir mencari FR
FR = F2 – F1
FR = 20,01 × 10–9 – 13,34 × 10–9
FR = 6,67 × 10–9 N
Jawaban: A
17. Karena bola C berinteraksi dengan A diperoleh gaya gravitasi FCA dan berinteraksi dengan B diperoleh gaya FCB arahnya berlawanan dengan FCA. Misalkan jarak dari C ke A adalah x dan jarak dari C ke B adalah (15 – x) sehingga diperoleh:
F F F
F F
F F
Gm mR
Gm mR
C CA CB
CA CB
CA CB
C A
CA
C B
CB
= −
= −
=
=
0
2 2
mR
mR
x x
xx
A
CA
B
CB2 2
2 2
2
2
9 415
1594
=
=−( )
−( )=
134
SUPE
R CO
ACH
xx
xxx xxx
1594
1532
2 45 35 45
9
−=
−=
= −== cm
Jawaban: B
18. FBA FB
FBCm
F Gmma
Gma
FGm m
a
Gma
F F F
Gma
BC
BA
B BC BA
= =
=( )
( )=
= +
2
2
2
2
2
2
2 2
2
2
2
3
23
+
=
=
−
2 2
2
2
2
2
1
49
139
Gma
F Gma
FF
B
BA
BC
Arahnya θ tan
==
= °−tan ,1 2
333 7
Jawaban: B
19. RB = 1,5 × 1011 m
TB = 3,15 × 109 sG = 6,67 × 10–11 m3/s2 kg
FGM M
R
MFRGM
M R RGM
MR
TR
GM
M
m
mB
B
B B B
B
BB
B
B
m
=
= = =
=
B2
2 2 2
232
4
ωπ
π 22 3
2
2 11 3
11 2 2
30
4 1 50 10
6 67 10 3 15 10
2 01 10
RGT
B
B
=×( )
×( ) ×( )= ×
−
π ,
, ,
, kkg
Jawaban: C
20. gg
GmR
GmR
mR
Rm
gg
mm
RR
gm
P
B
P
P
B
B
P
P
B
B
P
B
P
B
B
P
P
= =
=
=
2
2
2
2
2
PP
B
B
PBm
RR
g
2
g mm
RR
g
g g
P B
P B
=
= = ( ) =
214
14
10
2
22,5 m/s
Jawaban: D
21. he = x
te = 20 sekon
Mm = 181
Me
Rm = 825
Re
gg
MM
RR
gg
M
M
g
m
e
m
e
e
m
m
e
e
e
m
= ⋅
= ⋅
( )=
=
2
2
2
181
825
6255 184
6
R
R
e
e
.
2255 184
12
2
5 184625
7225
2 2
2
2
.
.
g
x gt t xg
tt
gg
tt
t t
e
m
e
e
m
m
e
m e
= ⇒ =
= ⇒ =
= (( ) = × =7225
20 57 6, sekon
Jawaban: D
22. Mp = Mb
Rp = 12
Rb
hb = 1,5 m
gg
MM
R
RMM
R
R
gg
b
p
b
p
p
b
b
p
b
b
b
p
= ⋅ = ⋅( )
=
2
2
2
2
12
14
FISI
KA S
MA/
MA
X
135
vt2 = v0
2 – 2gh
v0 konstan, vt = 0 sehingga diperoleh:
vt2 = v0
2 – 2gh
vt = 0 sehingga diperoleh:
v02 = 2gh ⇒ h
vg
= 02
2
v0 konstan sehingga hg
∝ 1
hh
gg
hh
h
P
b
b
p
P
b
p
= ⇒ =
= × =
14
14
1 5 0 375, , m
Jawaban: A
23. Energi potensial dua objek bermassa
adalah EP GMmr
= − . Jadi, energi
potensial berbanding terbalik dengan jarak kedua objek.
Jawaban: A
24. Semua titik di permukaan bumi bergerak dengan kecepatan sudut yang sama. Bumi berputar 360° dalam sehari dan semua titik di atasnya berputar dengan kecepatan sudut yang sama pada periode waktu tertentu. Potensial gravitasi meningkat dengan bertambah tingginya suatu benda dari permukaan bumi. Jadi, potensial gravitasi di X lebih besar dibandingkan dengan Y sementara kecepatan sudut keduanya sama.
Jawaban: B
25. Kecepatan lepas dari suatu planet
adalah sebesar v GRM= 2 , sehingga
dapat dituliskan perbandingan sebagai berikut.
vv R
v vR
M RM
M RM
M RM R
b
B
b B
B b
b Bb B
B b
B B
B B
110,01
0,27
2,11 k
=
= =
=
( )m/s
Jawaban: C
26. Satelit bermassa m yang mengorbit planet bermassa M dengan jari-jari orbit r akan mengalami gaya sentripetal (Fs) dan gaya gravitasi (Fg) yang besarnya sama.
F F
mvr
G mMr
v GMr
v GMr
s g=
=
=
=
2
2
2
Artinya:
• Kelajuan orbit satelit berbanding lurus dengan akar pangkat dua dari
M v M∝( )2 . [pernyataan 1 salah,
pernyataan 2 benar]
• Kelajuan orbit planet berbanding terbalik dengan akar pangkat dua dari r. [pernyataan 4 benar]
Sedangkan periode revolusi satelit dapat ditentukan dengan Hukum III Kepler.
T r
T r
2 3
32
∝
∝
Berarti, periode revolusi satelit berbanding lurus dengan akar pangkat dua dari r3. [pernyataan 3 salah]
Jawaban: D
27. RP : RQ = 4 : 9
TP = 24 hari
TT
RR
TT
TT
T
P
Q
P
Q
P
Q
P
=
⇒
=
= ⇒ =
2 3 2 349
827
2778
278
24
81
TP = ( )
=
hari
hari
Jawaban: C
28. Diagram benda bebas:N
θw
s
w
F
136
SUPE
R CO
ACH
Wtot = WF + Ww + WN
= (F + w sin 120° + N sin 90°)s
= (15 + 1,5 × 10 × (−0,5) + 0)2
= (15 – 7,5)2 = 7,5(2) = 15 J
Jawaban: A
29. Usaha dari 10 m ke 30 m.
8
6
4
2
0 5 10 15 20 25 30
S
P
RF (N)
d (m)
Q
W = luas PQRS
= 4 82
20+ × = 6(20) = 120 J
Jawaban: C
30. r1 = R dan r2 = R + h = R + 12
R = 32
R
Besar usaha untuk memindahkan massa m dari permukaan bumi, r1 ke titik lain,r2 adalah
W GmMr r
= −
1 11 2
dengan manipulasi matematis akan diperoleh
W m GMR R R
R
W mg R R
mg R
= −
= −
=
2 32
21 1
23
3
dengan mg = 24 N dan R = 6,4 × 106 m maka didapatkan
W = × × = ×24 6 4 103
5 12 106
7, , J
Jawaban: C
31. EP = mgh
Ketinggian tidak diketahui, namun kita bisa menentukannya dengan trigonometri h = s sin θ sehingga dapat dituliskan
EP = mgs sin θ
= 2(10)(20) 0,6 = 240 J
Jawaban: D
32. EMA = EMB
EPA + 0 = EPB + EKB
mgh mgh EK
EK mg h hA B B
B A B
= 2 10 2,4 1,2
24
= +
= −( )−( ) ( )
=
J
Jawaban: E
33. W = ∆EK
W m v vt= ( )( ) −( )
−( )= −
−12
= 12
4.000 15 25
= 2.000 400
80
2 2
2 2
0
00.000 J = 800 kJ−
Jawaban: E
34. W = −ΔEP = −mg(h2 – h1) = mg(h1 – h2)
8 = M(10)(0,4 – 0)
8 = 4M ⇒ M = 2 kg
Jawaban: B
35. w EK m v v
v v gh
w
= ∆ = −( )= = = ( ) ( ) =
= ( ) ( )
12
0 2 2 10 5 10
12
20 10
22
12
1 2
2
, m/s
== 1 000. J
Jawaban: E
FISI
KA S
MA/
MA
X
137
B. Esai
1. Gaya-gaya pada benda diperlihatkan gambar berikut.
fges
N
w
F
a. ∑Fy = 0
N − w = 0
N − mg = 0
N − (10)(10) = 0
N = 100 N
b. Cek terlebih dahulu gaya gesek statis maksimum yang terjadi antara kardus dan lantai.
fsmaks = µs N
fsmaks = (0,2)(100) = 20 N
Ternyata gaya gesek statis maksimum masih lebih besar dari gaya yang menarik benda (F) sehingga kardus masih berada dalam keadaan diam, sesuai dengan Hukum I Newton.
∑Fx = 0
F − fges = 0
12 − fges = 0
fges = 12 N
c. Karena benda dalam keadaan diam, mak percepatan kardus a = 0.
2. Elevator bergerak ke bawah:T
a
w
∑ Fy = ma
w − T = ma
(400)(9,8) − T = (400)(2)
T = 3.920 − 800 = 3.120 newton
3. RA : RB = 1 : 4 dan TA = 88 hari
Hukum III Kepler:
TT
RR
T
T
T
B
A
B
A
B
B
B
=
=
=
=
2 3
23
884
888
704 hari
4. mA = 1 kg mB = 3 kg mC = 2 kg
Bola B ditarik A menghasilkan FBA dan ditarik benda C menghasilkan FBC dimana sudut yang terbentuk antara FBA dan FBC adalah 60°. Hitung nilai masing-masing gaya, kemudian cari resultannya.
F Gm m
rG G
F Gm m
rG G
BAB A
BA
BCB C
BC
= =( ) ( )
=
= =( ) ( )
=
2 2
2 2
3 1
13
3 2
16
newton
nnewton
F F F F F
F G G
R BA BC BA BC
R
= ( ) + ( ) + ( ) ( ) °
= ( ) + ( ) +
2 2
2 2
2 60
3 6 2 3
cos
GG G
F G G GR
( ) ( ) ( )= = =
6 0 5
63 63 3 72
,
newton
5. Diketahui m = 1 kg, Pada titik tertinggi, v1 = 2 m/s dan h1 = 2 m. Pada suatu titik, h2 = 1 m
a. Energi mekanik pada partikel selalu tetap di titik mana pun. Untuk memper-mudah, dapat digunakan titik tertinggi (1) karena besaran yang dibutuh kan sudah diketahui pada soal.
EM = EP1 + EK1
EM mgh mv= +
= ( ) ( ) ( ) + ( ) ( )= + =
1 12
2
12
1 10 2 12
1 2
20 2 22 J
b. EP2 = mgh2 = (1)(10)(1) = 10 J
c. EM = EP2 + EK2
EK2 = EM – EP2 = 22 – 10 = 12 J
138
SUPE
R CO
ACH
K O G N I T I FB A B 1 0
PEMBAHASANUJI KOMPETENSI MANDIRI
A. Pilihan Ganda
1. I F t
M L T
p mv
M L
= ∆
=
=
= [ ][ ][ ]=
=
= [ ][ ]
−
−
−
−
kg m s s
kg m s
kg m s
2
1
1
1
TT[ ]−1
Impuls dan momentum adalah dua besaran vektor yang sama
Jawaban: C
2. II I I
I
== +
= −( )−( ) −( )
luas daerah di bawah kurva
s s0 3 3 4
12
3 1 10
(( ) + −( ) −( )= − =
12
4 3 10
10 5 5 N s
Jawaban: C
3. m
v
p mv
= ×
= − ( )=
= ×( ) −( )= − ×
−
2 10
8
2 10 8
16 10
8
1
8
kg
m s arah Selatan
88 1 kg m s−
Jawaban: A
4. p m v
p m v
A A A
B B B
=
= ( ) ( )==
= ( ) ( )=
1.500 25
37.500 kg m/s
2500 20
50.000 kg m/s
pA dan pB membentuk sudut 90º
p p pA B= +
= ( ) + ( )= −
2 2
2 2
1
37 500 50 000. .
62.500 kg m s
Arah resultan:
tan ..
,
,
θ
θ
= = =
= °
pp
B
A
50 00037 500
1 33
53 13
Jawaban: C
5. Impuls sama dengan luas daerah di bawah grafik F – t
I =+ × = × = ×
=
Luas trapesium
=
N s
5 152
10 202
10 10 10
100
Jawaban: C
6. p p
p p
p p p p
x
y
x y
= °
= °
= + = ° + °( )
sin
cos
sin cos
45
45
45 45Σ
45°
45° py
px'
p'
p
py'
px
p p
p p
p p
p p p
p
x
y
' sin
' cos
' sin cos
'
si
= − °
= °
= − ° + °( )∆ = −
= −
45
45
45 45Σ
Σ Σ
nn cos sin cos
sin sin
45 45 45 45
2 45 2 45
° + °( ) − ° + °( ) ∆ = − ° = − °
=
p p mv
−
= −2 1
22 2mv mv
Jawaban: C
7. Massa senapan m1 = 4 kg
Massa peluru m2 = 0,016 kgKecepatan awal peluru v1 = 0 m/s
FISI
KA S
MA/
MA
X
139
Kecepatan awal senapan v2 = 0 m/s Kecepatan peluru sesudah tembakan v2 = 80 m/s ke arah kanan
Hukum kekekalan momentum linier memberikan
p' = p
m1v1' + m2v2' = m1v1 + m2v2
4 0 016 80 0
4 1 281
1
1
v
v
v
' ,
' ,
'
+ ×( ) =
=−
=−0,32 m/s
Tanda negatif menyatakan bahwa senapan terpental ke kiri dengan kelajuan 0,32 m s-1
Kecepatan akhir senapan setelah terpental
v = 0 m/s, jarak tempuh
x = 8 cm = 0,08 mmaka percepatan senapan:
av v
x=
−=
( )×
= −− −
2 20
2 2
2
20
20,320,08
0,64 m s
Waktu yang ditempuh:
v v at
tv v
at
= +
=−
=− ( )−
→ =
0
00 0,32
0,640,5 s
Tanda negatif pada percepatan menunjukkan bahwa senapan diperlambat.
Perubahan momentum sistem, ∆p
p
p
=
= −( ) + −( )= − − = −
0
4' 0,32 1,28
1,28 1,28 2,56 kg m/s
Maka ∆ = −= − − = −
p p p'2,56 2,56 kg m/s0
Gaya rata-rata senapan pada bahu penembak
F pt
= ∆∆
= − = −2,560,5
5,12 N
Jawaban: E
8. Benda mula-mula dalam keadaan diam (v0 = 0) sehingga momentum awal benda, pp mv m= = ( ) =0 0
Benda meledak menjadi dua bagian dengan perbandingan massa
m m m m1 2 1 210 1 10: : = → =
Dengan m m m m= + =1 2 211
Kecepatan akhir v1 1' = 0 m/s
Kecepatan akhir m2 dihitung dengan kekekalan momentum:
p pm v m v
m m v
m v v
== +
= ( ) +
= +( ) → = −
'' '
'
' '
0
0 10 10
0 100
1 1 2 2
2 2 2
2 2 2 100 m//s
Tanda negatif menyatakan bahwa arah gerak m2 berlawanan arah dengan m1.
Perbandingan energi kinetik seketika setelah kedua bagian terpisah:
EKEK
m v
m v
m vm v
m
m
1
2
1 12
2 22
1 12
2 22
2
2
2
2
1212
10 10
1001
=
=
=( ) ( )
( )=
'
'
''
00 100100 100
110
1
2
( ) ( )( ) ( )
=EKEK
Jawaban: C
9. m1 : m2 = 2 : 3
Benda mula-mula diam v1 = 0 v2 = 0
Dari hukum kekekalan momentumm1v1 + m2v2 = m1v1' + m2'v2'2(0) + 3(0) = 2v1' + 3v2'0 = 2v1' + 3v2'2v1' = −3v2'v1' = −3/2 v2'Perbandingan energi kinetik pecahan kedua dan pertama:
EKEK
m vm v
v
v2
1
12 2 2
2
12 3 1
2
12 2
2
12
32 2
2
3
2
32
49
23
= =( )
( ) ( )× =
−
''
'
'
Jawaban: D
140
SUPE
R CO
ACH
10. mMv
h
= = ×==
= = ×
−
−
7 7 10
18 10
3
2
2
g kg2 kg300 m/s
18 cm m
'
Energi kinetik setelah tumbukan dikonversi menjadi energi potensial.
12
2 2 10 18 10
2
2
12
M m v M m gh
ghv
v v
+( ) = +( )
= = ( ) ×( )= =
−
−
'
'
' '1,897 m s
Dari hukum kekekalan momentum:
mv Mv mv Mv
mv mv Mv
v
1 2 2
1 2
31
3
1
10
7 10 7 10 300
+ = +
+ = +
×( ) = ×( ) ( ) +− −
'
'
'
'
22 1 897
5 8947 101 3
1
( ) ( )
=×
=−−
,
,v 842 m s
Jawaban: C
11. v
v
m m m
EKEK
m v m v m v m v
m
A
B
A B
A A B B A A B B
=
=
= =
∆ =
+ = +
−10 m s
0,995
1
0
10
%
' '
(( ) + = +( )= −
∆ = ×
− = ×
−
−
0
10
10
10
3
3
m v v
v v
EKEK
EK EK E
A B
A B
' '
' '
'
9,95
9,95 KK
EK EK EK
m v v mvA B
'
' ' ,
= − ×( ) =
+( ) =
−1 10
12
0 99005 12
3
2 2
9,95 0,99005
AA
B B
B B B
v v
v v v
2
2 2 2
2 2
10 0 99005 10
100 20 99
−( ) + = ( )− + + =
' ' ,
' ' ' ,,
, ' '
005
0 995 20 2 02− + =v vB B
Gunakan rumus abc, dengana = 2 b = –20 c = 0,995
v b b aca
v
v
B
B
B
'
'
'
,
,
= − ± −
=( ) ± −( ) − ( ) ( )
( )
= ±
2
2
42
20 20 4 2 0 995
2 2
20 19 84
vv
v
v v
v
B
B
A
A
B
1
2
1
20 19 84
20 19 84
10
'
'
'
,
,
'
= + =
= − =
= −
9,95 m/s
0,05 m/s
''
'
,
,
= − =
= − =
10 9 95
10 0 0052
0,05 m/s
9,95 m/svA
Jawaban: E
12. m
m
m m m
v
v
v
s
13
2
1
2
1
5 5 10= = ×
=
=
=
=
=
−
'
g kg
2 kg
'= +
400 m/s
0
10 m/s
1
1 2
55 cm m = × −15 10 2
Dari hukum kekekalan momentum:
m v m v m v m v
v1 1 2 2 1 2
3 3
1 2
25 10 400 0 5 10 10 2
2 0
+ = +
×( ) ( ) + = ×( ) ( ) +
=
− −
' '
'
,005 2
2 0 052
2
2
1
+
= −
= −
v
v
'
' ,
0,975 m s
v2 menjadi kecepatan mula-mula balok (setelah bertumbukan) v0 = 0,975 m as–1
Dengan persamaan gerak:
v v as
a
a
t2
02
2 2
2
2
2
0 0 975 2 15 10
0 975
2 15 10
− =
− ( ) = ×( )
= −( )
× ×( )=
−
−
,
,
−− −3,17 m s 2
Gaya yang bekerja pada balok adalah gaya gesek balok (f ):
FISI
KA S
MA/
MA
X
141
f m a
f
ff N
=
= + ×( ) −( )= −=
= + ×( ) ( ) =
−
−
'
,
,
,
2 5 10 3 17
6 36
2 5 10 10 20 0
3
3
Nµ
µ 55
6 3620 05
0 32
µ
µ = =,,
,
Jawaban: C
13. Agar terjadi lingkaran penuh (bandul tidak terjatuh saat berada di atas), maka gaya berat yang dimiliki bandul harus sama dengan besar gaya sentrifugal yang terjadi saat bandul bergerak melingkar.
w = Fs
mg mv
lv gl v gl
b
b b
=
= → =
'
' '
2
2
(syarat minimum)
Hukum kekekalan momentum:
m v M v m v M v
mv m v M gl
mv mv M gl
mv
P P b b P P b b+ = +
+ =
+ ( )
− =
=
' '
0 12
1212
MM gl v Mm
gl→ = 2
Jawaban: C
14. v1 = 30 cm/s m1 = 40 g
v2 = 0 m2 = 80 g
Pada tumbukan lenting sempurna berlaku hukuman kekekalan momentum:
m v m v m v m v
v v1 1 2 2 1 1 2 2
1 240 30 80 0 40 80
40 30
+ = +
( ) ( ) + ( ) = ( ) + ( )( ) −
' '
' '
vv v
v v
v v v v
1 2
1 2
1 2 1 2
80
30 2
30 2 2 30
' '
' '
' ' ' ' *
( ) =
− =
= − + = …( ) atau
Persamaan lenting sempurna memberikan:
e
v vv v
v v v v
v v
=
− ( )=
−−
− = − −( ) = − −( )− =
1
1
0 30
3
2 1
2 1
2 1 2 1
2 1
' '
' '
' ' 0 ataau − + = …( )v v1 2 30' ' * *
Dari persamaan (*) dan (**)
v vv v
v
1 2
1 2
2
2 3030
3 60
' '' '
'
+ =− + =
=+
v
v v
v v
v
2
2 1
1 2
1
1603
30
30
20 30
'
' '
' '
'
= =
− =
= −
= − = −
−20 cm.s
1
ke kanan
00 cm s ke kiri−1
Jawaban: A
15. m1 = 6 kg m2 = 15 kg
v1 = 7,5 m.s–1 v2 = 3 m s–1
Berlaku kekekalan momentum
m v m v m v m v
v v
v
1 1 2 2 1 1 2 2
1 2
1
6 7 5 15 3 6 15
45 45 6
+ = +
( ) + ( ) = +
+ = +
' '
, ' '
' 115
90 6 152
1 2
'
' ' *
v
v v= + …( )Persamaan lenting sempurna memberikan:
v v v v
v v2 1
1 2
2 1 3 7 5
4 5
' '
' '
,
, **
− = − −( ) = − −( )− + = … ( )
Dari persamaan (*) dan (**)
6 15 90 1
61 2
1 2
' '
' '
v v
v v
+ = ×
− + = ×4,5
6 15 90
6 6 27
21 117
397
1 2
1 2
2
2
v v
v v
v
v
' '
'
'
'
+ =
− + =+
=
= m/s
− + = → = −
= − =
v v v
v
1 2 1
1
397
397 7 7
' ' '
'
4,5 4,5
31,5 7,5 m/s
Jawaban: C
142
SUPE
R CO
ACH
16. m1 = 4,0 kgm2 = 6,0 kgv1 = 7,5 m/sv2 = 0
Pada tumbukan lenting sempurna berlaku hukum kekekalan energi:
m v m v m v m v
v v
v v
1 1 1 1 22 1 2
1 2
1 2
4 7 5 0 4 6
30 4 6
+ = +
( ) + = +
= +
' '
' '
' '
,
1( )Pada tumbukan lenting sempurna berlaku:
v v v v
v v2 1 2 1
2 1
0 7 5
7 5 2
' ' ,
' ' ,
− = − −( ) = − −( )− = ( )
dari (1) dan (2)
4 6 30
7 5
4 6 30
4 4 30
10
14
1 2
1
1 2
1 22
v v
v v
v v
v v
' '
' '
' '
' ' ,
+ =
− + =+ =
− + =××
+vv
v2
2
60
6
'
'
=
= m/sSubstitusikan ke persamaan (1)
4 6 6 30
30 364
64
1
11
v
v
'
'
+ ( ) =
= − = − = − −1,5 m s
Jawaban: A
17. v1 = 20 m/sv2 = 10 m/sm1 = m2 = m = 1 kg
Perjanjian (konvensi) tanda: arah kanan (+) dan arah kiri (−)
Dari hukum kekekalan momentum didapat persamaan:
m v m v m v m v
v v
v v
1 1 2 2 1 1 2 2
1 2
1
1 20 1 10 1 1
30
+ = +
( ) ( ) + ( ) ( ) = ( ) + ( )= −
' '
' '
' 22 1' ( )
Koefisien restitusi (e) untuk tumbukan lenting sempurna adalah 1.
ev vv v
v v
v v
= −−−
=−−
− = −
2 1
2 1
1 2
1 2
110 20
10 2
' '
' '
' ' ( )
Gabungkan persamaan (1) dan (2):
v v
v v
v
v
1 2
2 2
2
2
10
30 10
40 2
20
' '
' '
'
'
− = −−( ) − = −== m/s
Substitusikan nilai v2' ke persamaan (1).
v1' = 30 – v2'v1' = 30 – 20 = 10 m/s
Jawaban: A
18. m
v
m m
v
v
1
1
2
2
1
0
=
=
=
=
=
400 g
18 cm/s
6 cm/s'
Berlaku hukum kekekalan momentum:
m v m v m v m v
mv
mv
1 1 2 2 1 1 2 2
2
2
400 18 0 400 6
4 800 1
+ = +
( ) + = ( ) +
= …(
' '
'
' . ))Pada tumbukan lenting sempurna berlaku:
v v v v
v
v
2 1
2
2
2 1
1
6 0 18
6 18
' '
'
'
− = − −( )− = − −( )= + = −24 cm s
Substitusikan nilai v2' ke persamaan (1)
mv m2 4 800 4 80024
' . .= → = = 200 g
Jawaban: C
19. m1 = 0,460 kg
m2 = mv2 = 0
v v2 112
' =
Pada tumbukan lenting sempurna:
v v v v
v v v
v v v v
2 1 2 1
1 1 1
1 1 1 1
12
0
12
12
' '
'
'
− = − −( )− = − −( )
= − = −
FISI
KA S
MA/
MA
X
143
Berlaku hukum kekekalan momentum:
m v m v m v m v
m v m v m v
m v
1 1 2 2 1 1 2 2
1 1 1 1 2 1
1
0 12
12
2
+ = +
+ = −
+
' '
11 1 1 2 1
1 2
1
2
2
1
2 2
2
1 1
2 2
2
3
13
12
12
= − +
=
=
=( )
=(
m v m v
m m
mm
EKEK
m v
m v
m v' ' ' ))
=( ) ( )
=
=
2
1 1
2
1
1 1
2
1 1
2 1
2
2
3 12 3
4
34
m v
EKEK
m v
m v
EK EK
'
'
Jadi bola bekel (1) memberikan 34 energi
kinetik awalnya kepada bola bekel (2).
Jawaban: E
20. m1 = mm2 = m2
v2 = 0
v v1 113
' =
Pada tumbukan lenting sempurna berlaku:
v v v v
v v v
v v
2 1
2
2
2 1
1 1
1
13
43
' '
'
'
− = − −( )− =
=
Berlaku hukum kekekalan momentum
m v m v m v m v
mv m v m v
m m m
1 1 2 2 1 1 2 2
1 1 2 10 13
43
3 4
+ = +
+ =
+
= +
' '
22
2
2
2 4
12
m m
m m
=
=
Jawaban: B
21. v v2 1' '= −
Pada tumbukan lenting sempurna berlaku:
v v v v
v v v
v v
v v
v
2 1 2 1
1 1 1
1 1
1 1
2
0
2
12
' '
' '
'
'
'
− = − −( )− − = − −( )
− =
= −
= −vv v1 112
' =
Belaku hukum kekekalan momentum:
m v m v m v m v
m v m v m v
m
1 1 2 2 1 1 2 2
1 1 1 1 2 1
1
0 12
12
2
+ = +
+ = −
+
=
' '
−− +
=
=
m m
m m
mm
1 2
1 2
1
2
3
13
Jawaban: A
22. v2 = 0
Pada tumbukan lenting sempurna berlaku:
v v v v v v
v v v2 1 2 1 1 1
2 1 1
0
1
' '
' ' ...
− = − −( ) = − −( ) =
− = ( )Berlaaku hukum kekekalan momentum:m v m v m v m v
m v m v1 1 2 2 1 1 2 2
1 1 10
+ = +
+ =
' '
11 2 2 2' ' ...+ ( )m v
dari (1) dan (2)
m v m v m v
v v v
m v m v m v
m v m vm1 2 1 1
1
1 2 1 1
1 1
1 2
1 2 1
1 2
1
1' '
' '
' '
'
+ =
− + =
+ =
− +×
× 22 1 1
2 1 1 1
2 1
2
21 1
2
2
'
'
'
=
+( ) =
+( )
+
=
m v
m m v m v
vm m
m v
EKEK
m v
m v
mm v
m mm v
EKEK
m
2
1
2 22
1 12
21 1
1 2
2
1 12
2
1
1212
2
4
' '
'
= =+
= 22 12
12
1 2
2
1 12
2 1
1 2
2
4m v
m m m v
m m
m m+( )=
+( )
Jumlah energi kinetik yang hilang sebesar:
4 2 1
1 2
2
m m
m m+( ). Energi ini diberikan kepada m2.
Jawaban: A
144
SUPE
R CO
ACH
23. mA = m
mB = 2mmC = mvC = v
Pada t = t0, vA' = vB' = v'
∆x = x0
Balok A dan C bertumbukan lenting sempurna:
v v v v
v v v
v v v
v v v
A C
A C
C
A C
A
C A
' '
' '
''
' '
− = − −( )− =
= +
= − ( ) 1
Dari kekekalan momentum
m v m v m v m v m v m vC C A A B B C A BC A B+ + = + +' ' '
Saat t = t0, vA' = vB' = v'
mv mv m m v
mv mv mv
v v v
C
C
C
+ + = + +( )= +
= +
0 0 2
3
3
' '
' '
' '
Substitusikan nilai vC' dari pers. (1)
v v v v
v v v
v v v v
= −( ) +
= −
= → =
' '
'
' '
3
4
2 4 12
Energi kinetik balok diubah menjadi energi pegas:
12
12
14
14
2 2
2
02
02
2
0
2
k x m v
k mvx
mx
v
k m vx
A A∆ =
= =
=
'
'
Jawaban: C
24. Kecepatan m1 sesaat sebelum tumbukan:
v gHA = 2
Tumbukan antara m1 dan m2
m v m v m v m v
m gH mv mv
gH v v
A A B B A A B B
A B
A B
+ = +
+ = +
= + ( )
' '
' '
' '
2 0 5
2 5 1
Terjadi tumbukan lenting sempurna, sehingga:
v v v v
v v gH
B A B A
B A
' '
''
− = − −( )− = ( )2 2
Dari persamaan (1) dan (2)
v v gH
v v gH
v v gH
v v gH
v
A B
A B
A B
A B
' '
' '
' '
' '
+ =
− + =
××
+ =
− + =−
5 2
2
15
5 2
5 5 5 2
6 AA
A
'
'
= −
= −
4 2
23
2
gH
v gH
Ketinggian maksimum m1 yang dapat dicapai:
v ghA ' = 2
hv
ggH
g
h gHg
H
=( )
= −
= =
A '2 2
223
2 12
49
22
49
Jawaban: B
25. m = 0,16 kgv = 20 m/sθ = 30°∆t = 0,01 s
Kecepatan bola biliar dalam arah tegak lurus garis batas adalah:
v = 20 sin 30° = 20 × 1/2 = 10 m/s
Karena sifat tumbukan lenting sempurna maka kecepatan pantul bola tersebut besarnya sama tetapi arahnya berlawanan.v' = −v = −10 m/s
Sehingga, terjadi perubahan momentum sebesar:∆p = m(v − v') = 0,16 × [10 − (−10)] = 0,16 × 20 = 3,2
Perubahan momentum ini terjadi karena bola biliar mengalami impuls ketika menumbuk dinding batas meja.
FISI
KA S
MA/
MA
X
145
I = ∆p F × ∆t = ∆p F × 0,01 = 3,2 F = 320
Jadi, besar gaya yang diberikan oleh bola biliar terhadap dinding adalah 320 N.
Jawaban: C
26. mp = 10 gram = 0,01 kgvp = 36 m/smk = 290 gram = 0,29 kg
Gunakan hukum kekekalan momentum
p = p'
mpvp + mkvk = mpvp' + mkvk'
vk = 0 karena kubus semula dalam keadaan diam.
vp' = vk' = v' sehingga,
m v m m m v
v
v
v
p p k p k+ ( ) = +
⋅ + = +( ) ⋅
=
=
0
0 01 36 0 0 29 0 01
0 36 0 30
( ) '
, , , '
, , '
' ,,,
,360 3
1 2= m/s
Jawaban: E
27. m
v
m
v
1
1
2
2
=
=
=
=
2.000 kg
8 m/s
2.000 kg
2 m/s
Karena kedua mobil bergeerak bersamasesudah tabrakan,makav v v1 2' ' '= =
Gunakan hukum kekekalan momentum:m v m v m m v1 1 2 2 1 2+ = +( ) 'karena m1 = m2 makam v v mv1 2 2+( ) = '
2 000 8 2 2 2 000
20 000 4 0001
. . '
. . '
'
+( ) = ( )=
= −
v
v
v 5 m s
Jawaban: E
28. mp = 100 gram = 0,1 kgvp = 200 m/smb = 1.900 gram = 1,9 kgvb = 0
Hukum kekekalan momentum dengan kondisi kecepatan balok sebelum tumbukan nol dan kecepatan balok setelah tumbukan sama dengan kecepatan peluru setelah tumbukan v', yaitu
m v m v m v m v
v v
vv
p p b b p p b b+ = +
( ) ( ) + = +
==
' '
, , ' , '
''
0 1 200 0 0 1 1 9
20 210 m//s
Jawaban: A
29. m1 = 1 kgv1 = 20 m/sm2 = 1 kgv2 = 0
Kecepatan benda yang bertumbukan tidak lenting sama sekali setelah bertumbukan adalah sama, sehingga v'1 = v'2 = v'
Dari hukum kekekalan momentum didapat:
m v m v m m v
v
vv
1 1 2 2 1 2
1 20 1 0 1 1
20 21
+ = +( )( ) ( ) + ( ) ( ) = +( )
==
'
'
'' 0 m/s
Jawaban: A
30. mk = 1 kg l1 = 50 cmmp = 200 gram = 0,2 kg
Pertama harus diketahui terlebih dahulu laju yang harus dimiliki oleh peluru dan kotak sesaat setelah peluru bersarang di dalam kotak (v') agar dapat bergerak satu lingkaran penuh.
Besarnya adalah
v gR' ,= = ( ) ( ) ( ) =5 5 10 0 5 5 m/s.
Nilai ini menjadi kecepatan akhir dari tumbukan antara peluru dan kotak. Selanjutnya gunakan hukum kekekalan momentum untuk mendapatkan laju awal dari peluru (yaitu tepat saat mengenai kotak)
146
SUPE
R CO
ACH
p = p'
mpvp + mbvb = mpvp' + mbvb'
Karena kecepatan akhir peluru dan balok sama maka vp' = vb' = v'. Sedangkan kecepatan awal balok vb = 0, karena keadaan awal balok diam.
Sehingga:
mpvp + mb(0) = (mp + mb) v'0,2vp + 0 = (0,2 + 1)(5) 0,2vp = 6
vp m/s= =60 2
30,
Jawaban: D
31. m
m
v v v
EK
1
23
1 2
2
50 50 10
=
= = ×
= =
∆ =
−
' ' '
kg
g kg
656 jouleGunakan persamaan berikut:
∆ =+
→ =+
∆
=+ ×( ) ( )
=
−
EKEK
mm m
EKm m
mEK
EK
EK
1
1 2
1 2
1
32 50 10
2656
672 4, J
Kecepatan awal peluru sebelum menumbuk balok adalah:
EK m v v EKm
v
= → =
=( )×
=−−
12
2
2 672 4
5 10
22
2
21,
164 m s
Jawaban: D
32. mMv
s
M
= = ×==
== =
−5 5 10
0
0 2
3
,
g kg4 kg
0,2520 cm m
Sistem(peluru
µ
++ peti)
4,005 kg
M M m' = +
= + ×( )=
−4 5 10 3
Gaya gesekan:
f N= = ( ) ( )=
µ 0 25 4 005 10
10 0125
, ,
, N
Percepatan sistem:
a fM
= − = − = − −
',,
10 01254 005
22,5 m s
Kecepatan awal peti dan peluru:
v v as
v
v
t2
02
02
01
2
0 2 2 5 0 2 1
1
− =
− = −( ) ( ) =
= −
, ,
m s
Dengan hukum kekekalan momentum:
mv Mv M v
v
v
p M
p
p
+ =
×( ) + = ( ) ( )
=×
=
−
−−
'
,
,
0
3
3
5 10 0 4 005 1
4 0055 10
801m s 11
Jawaban: B
33. Jika mobil A dan mobil C bertumbukan lenting sempurna maka berlaku hukum kekekalan energi kinetik:
12
12
12
12
4 5 0 12
4 12
2 2
2 2
m m v m m v m v
v
A B A B C C+( ) = +( ) +
( ) ( ) + = ( ) ( ) +
'
'
'
vv
v v
C
C
'
' ' ...( )
2
2 2100 4 1= +
Berlaku hukum kekekalan momentum:
m m v m v m m v m v
v v
v v
v
A B C A B C C
C
C
C
C+( ) + = +( ) +
+ = +
= +
= −
' '
' '
' '
'
20 0 4
20 4
20 44 2v ' ...( )Substitusikan persamaan (2) ke (1)
100 4 20 4
100 4 400 160 16
20 160 300
2 2
2
2
= + −( )= + − +
− +
v v
v v v
v v
' '
' ' '
' ' ==
− + =
0
8 15 02v v' '
Gunakan rumus ABC untuk menyelesaikan persamaan.
a b c
v b b aca
v
= = − =
= − ± −
= ± − = ± = ±
1 8 15
42
8 64 602
8 22
4 1
12
2
12
, ,
'
'
Maka, v1' = 4 + 1 = 5 dan v2' = 4 – 1 = 3.
Subtitusikan v1' dan v2' ke persamaan (2)
v vC' '= −20 40 m/s8 m/s
Nilai vC' yang digunakan adalah vC'= 8 m/s.
FISI
KA S
MA/
MA
X
147
Substitusikan nilai tersebut ke persamaan (1)
100 = 4v'2 + vC'2
100 = 4v'2 + (8)2
36 = 4v'2
v' = 3 ⇒ v' = vA' = 3 m/s
Mobil B dan mobil C mengalami tumbukan tidak lenting sama sekali, maka:
m m v m v m m v m v
v
vv
A B A C C A B C C+( ) + = +( ) +
( ) + = +( )=
' ' ''
''
'''
''
4 3 8 4 1
20 5'' = 4sssss
Jadi, kecepatan mobil C dan mobil A setelah tumbukan kedua adalah 4 m/s.
Jawaban: B
34. Saat peluru ditembakkan pada balok, terlihat pada gambar bahwa peluru bersarang di dalam balok yang kemudian terayun setinggi h. Kecepatan akhir peluru dan balok sama, maka tumbukan yang terjadi merupakan tumbukan tidak lenting sama sekali. Pada jenis tumbukan ini hukum kekekalan energi kinetik tidak berlaku, sebab sebagian energi kinetik dikonversi ke dalam bentuk energi lain. Pada sistem ini energi kinetik dikonversi menjadi energi potensial sehingga balok dapat terayun hingga ketinggian h.
Jawaban: C
35. Massa peluru m1 = 10 g = 0,01 kg; massa balok m2 = 7 kg; kecepatan balok dan peluru sesudah tumbukan v' = ½ m s–1. Pada tumbukan tak lenting sama sekali, kecepatan akhir kedua benda yang saling bertumbukan sama, sehingga berlaku:
m v m v m m v
m v m m v1 1 2 2 1 2
1 1 1 20
+ = +( )+ = +( )
'
'
vm m
mv1
1 2
1
1
7
=+
= + ×
= −
'
0,010,01
0,5
350,5 m s
Perubahan energi mekanik∆ = −
= +( ) −
Ek EK EK
m m v
sesudah tumbukan sebelum tumbukan12
11 2
2'22
12
7 0 5 0
1 12
2 22
2 2
m v m v+( )= +( ) ( ) − ( ) ( ) +( )
=
0,01 0,01 350,5,
112
1,7525 1.228,5025 613,4 J−[ ] = −
Jadi, terjadi kehilangan energi mekanik sebesar 613,4 J.
Jawaban: C
36. mA =3 kgmB = 2 kgvB = 20 m/sµk = 0,2
Gunakan hukum kekekalan momentum:p = p'
mAvA + mBvB = mAvA' + mBvB'
Karena setelah tumbukan peti A dan peti B bergerak bersama-sama, maka kecepatan akhir kedua peti sama.
vA' = vB' = v
Sehingga persamaannya menjadi:
m v m v m m v
v
v
A A B B A B+ = +( )⋅ + ⋅ = +( )
=
3 0 2 20 3 2
8 m/s
Gaya gesek yang bekerja:
f f N m m gk k k A B= = = +( )= +( ) ⋅
=
µ µ
0,2
10 N
3 2 10
W EK EK
fs mv
s
s
= −
− = −
− ⋅ = − ⋅ ⋅
=
'
0 12
10 12
5 8
16
2
22
m
Jawaban: B
37. m1 = 2 kgm2 = 3 kgv1 = 4 m/sv2 = –6 m/s
148
SUPE
R CO
ACH
Sebelum tumbukan
EK EK EK m v m v= + = +
= ⋅ ⋅ + ⋅ −( )= + =
1 2 1 12
2 22
2 2
12
12
12
2 4 12
3 6
16 54 70 J
Gunakan hukum kekekalan momentum:
p = p'
m1v1 + m2v2 = m1v1' + m2v2'
Karena setelah tumbukan kedua bola bersatu, maka:
v1' = v2' = v'
Sehingga persamaan menjadi:
m1v1 + m2v2 = (m1 + m2) v'
2 4 3 6 2 3
10 52
⋅ + −( ) = +( )− =
= −
v
vv
'
'' m/s
Setelah tumbukan
EK m m v' '= +( )
= +( ) −( )=
1212
2 3 2
10
1 22
2
J
EK yang hilang J
= −=
70 1060
Jawaban: C
38. m
hm
1
2
=
==
200 kg
20 m50 kg
Untuk benda yang bergerak vertikal terjadi perubahan energi potensial menjadi, energi kinetik.
EP EK mgh
EK EP
mv mgh
v gh
= =
= ( ) ( ) ( )==
=
= = ( )
200 10 20
12
2 2 10
2
40.000 J
220( ) = 20 m/s
Berlaku hukum kekekalan momentum: p = p'
m v m v m m
m v m m v
vm v
m m
v1 1 2 2 1 2
1 1 1 2
1 1
1 2
0
200 202
+ = +( )+ = +( )
=+
=( ) ( )
'
'
'
000 501
+= −16 m s
EK mv' '=
= ( ) ( )=
1212
200 16
2
2
25.600 J
Perubahan energi kinetik
∆ = −= −= −
EK EK EK'. .25 600 40 000
14.400 J
Jadi energi kinetik yang hilang sebesar 14.400 J.
Jawaban: E
39. m
v
m
v
14
1
24
1
2 10
0
3 10
= ×
=
= ×
= −
kg
kg
0,6 m s'Karena kecepatan akhir gerbang kereta api dan gerbong tangki setelah tumbukan sama maka, v2' = v1' = v' sehingga m1v1 + m2v2 = (m1 + m2)v'
0 3 10 2 10 3 10 0 6
3 10 30 000
42
4 4
42
21
+ ×( ) = ×( ) + ×( )( )×( ) =
= −
v
v
v
,
.
1 m s
Jawaban: A
FISI
KA S
MA/
MA
X
149
40. Pada tumbukan tak lenting sama sekali,
v v v2 1' '= =
Dari hukum kekekalan momentum:
m v m v m m v
vm v m v
m m
1 1 2 2 1 2
1 1 2 2
1 2
+ = +( )
=++
'
'
Energi sebelum tumbukan:
EK m v m v= +( )12 1 1
22 2
2
Energi sesudah tumbukan
E m m v m mm v m v
m mm v m v
K ' '= +( ) = +( ) ++
=
+12
12
121 2
21 2
1 1 2 2
1 2
21 1 2 22
2
1 2
( )+m m
Perubahan energi kinetik
∆ = − =+( )+
− +( )
=
EK EK EKm v m v
m mm v m v
m
'
12
12
1 1 2 2
2
1 21 1
22 2
2
1vv m v m v m v m m m v m v
m m1
2
2 2
2
1 1 2 2 1 2 1 12
2 22
1 2
2( ) + ( ) + ( ) ( ) − +( ) +( )+
=( ) ( ) − ( ) − ( )
+
= −
12
2
1
1 2 1 2 1 2 22
1 2 12
1 2
m m v v m m v m m vm m
22
2
12
1 2 22
12
1 2
1 2
1 2
1 21 2
2
m m v v v v
m m
EKm m
m mv v
+ −( )+
∆ = −+
−( )
Jadi, pengurangan energi kinetik sistem adalah 12
1 2
1 21 2
2m mm m
v v+
−( )
Jawaban: C
41. M
mv um
=
= = ×=
−
2 kg
10 g kg 1 10 2
∆ =
∆ =+
=×( ) +
×
=
−
EK
EK Mm M
EK
EK
603 J
606,015 J
1 10 2
2603
2
Kecepatan peluru sebelum menumbuk balistik:
EK mv
v EKm
v
=
= =( )
=
−
−
12
2 2 606 015
10348 14
2
2
1
,
, m s
Saat peluru menumbuk ayunan balistik, ayunan tersebut kemudian naik setinggi h. Terjadi perubahan energi kinetik menjadi energi potensial.
Hukum kekekalan momentum berlaku:
p = p'mv = (m + M)v'
150
SUPE
R CO
ACH
Ketinggian h:
v m Mm
gh gh
gh
gh
h
= + = +
=
=
=( )
−
−2 10 210
2
348 14 201 2
2
1 732
2
2
2
,
,
1,723
22 10( )=h 0,15 m
Jawaban: D
42. M = 2,9 kg
l = 50 cm = 50 × 10–2 m
m = 100 g = 0,1 kg
v1 = 150 cm/s = 1,5 m/s
θ = 60°
w
w cos θθ
θ
T
M + m
w m gm m MT w F
T w m vl
T m vl
m g
y s
== + = + =
− =
− =
= +
'' , ,
cos '
' ' co
2 9 0 1
2
2
3 kg
θ
ss
' cos
θ
θT m vl
g= +
2
Kecepatan akhir kubus + peluru dihitung dengan kekekalan momentum
mv Mv m M vb1 + = +( ) '
mv m M v
vmv
m M
1
1 1
0
0 1 1 50 1 2 9
+ = +( )
=+
=( )+( ) = −
'
', ,, ,
0,05 m s
maka tegangan tali T
T m vl
g
T
T
= +
=( )
×+ °
=
−
' ' cos
,cos
2
2
230 05
50 1010 60
3
θ
55 10 53× +( ) =− 15,015 N
Jawaban: D
43. Ketinggian awal h = 12 m
Kelajuan awal bola v0 = 2 21 m/sKetinggian pantulan h1 = 4,05 mPercepatan gravitasi g = 10 m s–2
Dari hukum kekekalan energi mekanik, kelajuan sebelum bola menyentuh lantai, (v1) adalah:
EM EM
EK EP EK EP
mv mgh mv
m v v mgh
0 1
0 0 1 1
02
12
12
02
12
12
0
12
=
+ = +
+ = +
−( ) =
Energi potensial bola bernilai 0 saat menyentuh lantai. Karena kecepatan awal bola menuju lantai/ke bawah, maka v0 bernilai negatif. (tanda negatif dan positif harus dimasukkan karena pada soal yang diketahui hanya kelajuan bukan kecepatan).
Sehingga persamaannya menjadi:
1212
12
02
12
02
m v v mgh
m v v mgh
−( ) =
+( ) =
v v gh
v gh v
v
v
12
02
12
02
12
2
1
2
2
2 10 12 2 21 156
2 39
+ =
= −
= ( ) ( ) − ( ) =
=
mm s−1
Kelajuan sesudah menyentuh lantai, v1'
12
2 2 10 4 05 81
1
1
11
mv mgh
v gh
v
'
'
'
,
=
= = ( ) ( ) =
= −9 m s
FISI
KA S
MA/
MA
X
151
Perhatikan bahwa sebelum menyentuh lantai arah kecepatan adalah ke bawah, sedangkan arah kecepatan sesudah menyentuh lantai adalah ke atas.
Ambil arah ke atas sebagai arah positif, sehingga:
v v11
112 39= − = +− − m s 9 m s dan '
Jawaban: A
44. v1 = 20 m/s
v2 = –10 m/s (berlawanan arah dengan v1)e = 0,5m1 = m2 = m = 1 kg
ev vv v
v vv v
v v
= −−−
=−−
=−
−( ) −
2 1
2 1
1 2
2 1
1 2
12
12 10
' '
' '
' '220
2 30
15 11 2
1 2
−( ) = −
= −
v v
v v
' '
' ' ( )
Berlaku hukum kekekalan momentum:
m v m v m v m v
v v
v
1 1 2 2 1 1 2 2
1 2
1
1 20 1 10 1 1
10
+ = +
( ) ( ) + ( ) −( ) = ( ) + ( )= +
' '
' '
' vv2 2' ( )
Subtitusikan persamaan (1) ke (2):
10
10 15
25 2
1 2
2 2
2 2
= +
= −( ) +
= ⇒ =
v v
v v
v v
' '
' '
' ' 12,5 m/s
Subtitusikan nilai v2' = 12,5 m/s ke persamaan (1)
v1'= v2' – 15 ⇒ v1'=12,5 – 15 = –2,5 m/s
Jawaban: D
45. Massa bola m = 1 kgKetinggian awal h1 = 10 mKetinggian pantul bola h2 = 3,6 mUntuk benda yang bergerak vertikal dengan kelajuan awal nol atau kelajuan akhir nol, terjadi perubahan energi potensial menjadi energi kinetik atau sebaliknya. Dari hukum kekekalan energi mekanik didapat:
EM EM
EK EP EK EP
EP EK
mgh mv
v gh v gh
1 2
1 1 2 2
1 2
2
2
0 0
12
2 2
=
+ = +
+ = +
=
= → =
Pilih arah ke atas positif, maka kecepatan bola sesaat sebelum dan sesudah menumbuk lantai adalah:
v gh
v gh
1 1
2 2
2 2 10 10 10 2
2 2 10 3 6 6 2
= − = − ( ) ( ) = −
= = ( ) ( ) =
m/s
m/s,
Momentum bola sesaat sebelum dan sesudah bola menumbuk lantai dihitung dengan persamaan
p mv
p mv
1 1
2 2
10 2
10 2
6 2
6 2
= = ( ) −( )= −
= = ( ) ( )=
1
kg m/s
1
kg m/s
Impuls yang dikerjakan lantai pada bola sama dengan perubahan momentum
I p p= − = − −( )=
2 1 6 2 10 2
16 2 kg m/s
Gaya rata-rata yang dikerjakan lantai selama selang waktu ∆t = 10–3 s
I F t
F It
= ∆
=∆
= = ×−16 210
16 10 233 N
Jawaban: A
46. Soal tentang tumbukan dikaitkan dengan usaha dan gaya gesek.
ma = 30 g = 0,030 kgmk = 2 kgvk = 0s = 24 cm = 0,24 mµ = 0,3va =….
Dari hukum kekekalan momentum, kotak mula-mula diam, kotak dan anak panah jadi satu setelah bertumbukan kemudian bergerak sama-sama:
152
SUPE
R CO
ACH
m v m v m m v
m v m m v
m v m m v
ka a k k a
a a a k
a a a k
+ = +( )+ = +( )= +( )
'
'
'
0
Menentukan v' dari usaha oleh gaya gesek:
fs m m v
m m gs m m v
gs v
v
= +( ) ( )
+( ) = +( ) ( )
= ( )
=
12
12
12
2
2
2
2
a k
a k a k
'
'
'
'
µ
µ
µggs =
( )
=
2 310
10 24100
1210
m/s
Kembali ke hukum kekekalan momentum di atas, maka
m v m m v
v
v
a a a k
a
a 81,2 m/s
= +( )= +( )
= ( ) =
'
, ,
,
0 030 0 030 2 1210
2 03 40
Jawaban: B
47. Debit Q = 100 kg/s artinya massa gas buangan tiap detik (t = 1 s) adalah m=100 kg
Kecepatan semburan gas v = 200 m/s.Perubahan momentum gas (∆p) selama selang waktu ∆t = 1 s adalah
∆ = − = −
= ( ) ( ) −
=
p p p mv2 1 2 0
100 200 0
20.000 kg ms
Momentum awal gas sama dengan nol sebab gas mula-mula diam. Gaya dorong pada roket
F pt
= ∆∆
= = =20.0001
20.000 N kN20
Jawaban: E
48. Jadi hanya terjadi perubahan massa, sehingga, pengamat yang diam terhadap truk melihat, bahwa hujan dan truk bergerak dengan laju v arah horizontal, berlawanan arah dengan gerak truk terhadap tanah. Sehingga vr = –v0 = –12 m/s
Massa air hujan yang bertambah = MdtMomentum awal truk bak terbuka = mvMomentum akhir = (m + Mdt)(v + dv)Momentum air hujan yang ditambahkan = v'Mdt dengan v' = v – vr
v' = kecepatan air hujanv = kecepatan truk yang berisi airvr = kecepatan truk sebelum terisi airPada kasus ini berlaku hukum kekekalan momentum: p = p'mv + v'Mdt = (m + Mdt)(v + dv)mv + v'Mdt = mv + mdv + Mvdt + Mdt dv v'Mdt = mdv + Mvdt + Mdt dvPerbahan massa truk, dm = Mdt M dt dv dapat diabaikan sehingga,
v Mdt mdv Mv dtM v v dt mdv Mv dt
vdm v dm mdv vdm
v dm md
r
r
r
'( )
= +− = +
− = +
− =
vv
v dmm
dv
v mm
v v
v v v mm
rm
m
v
v
r
r
− =
− = −
= −
∫ ∫0 0
00
00
ln
ln
m
m
v
0
6 000 80 4 6 32
12 12 6 3206 000
12 0
=
= + ( ) =
= − = −
6.000 kg
0 kg
ln
. .
..
,,62
v = 11,38 m/s
Jawaban: A
49. v = 8.000 m/sm0 = 10.000 kg
Kelajuan semburan vr = 4.000 m/s
Ingat kembali pembahasan mengenai analisis roket
m dvdt
F v dmdt
F
dv v dmm
v v v
eks rel eks
v
v
relm
m
rel
= + =
=
− = −
∫ ∫
;
0
0 0
0 lnn mm0
FISI
KA S
MA/
MA
X
153
. ,
. .
..
v v
mm
01
0
0 8 000
8 000 0 4 000
8 0004 000
= =
− = −
−
−dan m s maka:
ln
==
− =
= =
= × =
−
ln
ln
kg
mm
mm
mm
e
m
0
0
0
2
2
0 135
10 000 0 135 1 350
,
. , .
Bahan bakar yang diperlukan:
mf = 10.000 – 1.350
= 8.650 kg
Jawaban: D
B. Esai
1. Momentum awal p = 10 kg m/s ke timur.
Momentum akhir p = 5,0 kg m/s ke barat.Tetapkan arah timur sebagai arah positif.Perubahan momentum (I)?I = p' – p = –5,0 – 10,0 = –15,0 kg m/sTanda negatif menyatakan arah perubahan momentum adalah ke barat.
2. Pada tumbukan lenting sempurna berlaku:
− −( ) = −
− −( ) = −
=−
' '
'
'
v v v v
v v
v v
2 1 2 1
1
1
0 0
Momentum sebelum tumbukan
p mv mv
p mv mvx x
y y
= =
=− =−
sin
cos
θθ
m
m
v
v'y
vx
v
v'
vy θ
θ
v'x
X– X+
Y–
Y+
Momentum sesudah tumbukan:
p mv m v mv
p mv m v mvx x
y y
' sin sin
' cos cos
= = −( ) = −
= = −( ) = −
θ θ
θ θ
Besar perubahan momentum
∆ = − = +( ) − +( )= −( ) + −( )= − −
p p p p p p p
p p p p
mv
x y x y
x x y y
' ' '
' '
sinθ mmv
mv mv
mvp mv
sin
cos cos
sin sin
θ
θ θ
θθ
( )+ − − −( )
= − +∆ = −
2 02
3.
v = 60 m.s–1 v' = 40 m/s
Waktu tumbukan t = 0,02 smbola = 0,4 kg
Tetapkan arah kanan sebagai arah positif sehingga v = 60 m s–1; v' = –40 m s–1
Gaya impulsif yang dihasilkan, F
F pt
m v vt
F
= ∆∆
=−( )
=− −( )
= −
'
.
0,40,02
N
40 60
2 000Tanda negatif menyatakan bahwa arah bola sesudah tumbukan adalah ke kiri.
4. Massa peti m = 20 kgMomentum awal p = 200 kg m/sMomentum setelah t = 10 s, p' = 300 kg m s–1
Besar perubahan momentum, (I):
I p p m v
v p pm
= − = ∆
∆ = − = − = = −
'
' 300 20020
10020
15 m s
154
SUPE
R CO
ACH
Percepatan benda selama selang waktu t = 10 s adalah
v v at v v at
v at a vt
a
= + → − =
∆ = → = ∆ =
= −
0 0
2
510
0,5 m s
5. Massa peti 1: m1 = 4 kgMassa peti 2: m2 = 1 kgKecepatan awal peti: v1 = v2 = 0 (benda diam)Gaya pada peti : F1 = F2 = 2 NSelang waktu : ∆t1 = ∆t2 = 1 s
Perubahan momentum (I):
I = m(v' – v) = F∆t
Nilai perbandingan perubahan momentum:
II
F tF t
1
2
1 1
1 2
2 1
2 11 1=
∆∆
=( )( )
= :
Jadi karena gaya yang diberikan sama, selama selang waktu yang sama pula, impuls keduanya sama. Besar massa benda hanya akan memengaruhi kecepatan akhir benda (v')
6. Gaya yang bekerja F = 100 NKecepatan akhir bola v = 200 m/sKecepatan awal bola v0 = 0Selang waktu ∆t = 0,2 s
Massa bola dapat dicari dengan hubungan:
I F t F It
mvt
m vt
m F tv
= ∆ → =∆
=∆ ( )
∆=
∆( )∆
= ∆∆
=( ) ( )
−( ) =
,100 0 2
200 000,1 kg
7. Untuk menghitung kecepatan akhir, terlebih dahulu hitung besar impuls dengan menggunakan grafik gaya terhadap waktu, F–t. Dimana Impuls adalah luas daerah di bawah grafik F–t
I I I I
I
t t t t t t= + +
= −( ) ( ) +
= =( ) = =( ) = =( )0 2 2 3 3 5
12
2 0 4
s d s/d s/d/
33 2 4 12
5 3 4
4 4 4
−( ) ( ) + −( ) ( )= + + = 12 N s
Impuls sama dengan perubahan momentum:
I p p p m v v= ∆ = − = −( ) 2 1 2 1
Dengan m = 2 kg dan v1 = –2 m/s
Jadi, 12 2 2
6 22
2
21
= − −( ) = +
= −
v
v
v 4 m s
8. Massa benda m = 2,5 kgPersamaan gaya F = 80 + 5tdimana,
F m vt
m dvdt
F d t m dv
t dt m dv
t t
t= =
=
+( ) =
+
∆∆∆ →
∫ ∫∫ ∫
lim0
80 5
80 52
222 1
2
2
21
20
80 2 52
2 2 5 0
1702 5
tt
m v v
v
v
==
= −( )
( ) + ( ) = −( )
= = −
,
,68 m s
Energi kinetik benda (EK):
E mvK = ( ) = ( ) ( ) = ,12
12
2 5 682
2 25.780 J
9. Massa peluru m1 = 20 g = 0,02 kgMassa senapan m2 = 3 kgKelajuan akhir senapan v'2 = –0,2 m s–1 ke kiriKelajuan awal peluru dan senapan v1 = v2 = 0
Momentum sistem (senapan + peluru) sesaat sebelum tembakan, (p) adalah
p m v m v= +
= ( ) ( ) + ( ) ( ) =1 1 2 2
0 02 0 3 0 0,
Momentum sistem sesaat sesudah tembakan, (p') adalah
p m v m v
v v
' ' '
, ' , , '
= +
= ( ) + −( ) = −1 1 2 2
1 10 02 3 0 2 0 02 0,6
FISI
KA S
MA/
MA
X
155
Hukum kekekalan momentum:p p
v v
'
, ' , ' ,,
=
− = → = = + −0 02 0 6 0 0 60 021 1
130 m s
Besar momentum peluru:
p m v2 1 110 02 30= = ( ) ( ) = −' , 0,6 kg m s
10. mm
m m1
22 1
23
32
= ⇒ =
p m v m v m v m' ' '= + = + ( )1 1 2 2 1 1 132
20'
Dari hukum kekekalan momentum:
p p
m v m m v
v
'
' '
'
=
+ = → +( ) =
= − −
1 1 1
1
1 1
1
30 0 30 0
30m s
Tanda negatif menyatakan bahwa arah bagian yang kecil berlawanan dengan arah bagian yang besar (ke kiri) dengan kelajuan 30 m s–1.
11. a. Ali meloncat ke belakang dengan kelajuan 50 m/sSaat Ali meloncat ke belakang maka dua kelompok yang terlibat adalah Ali dengan massa sebut saja m1 = 75 kg dan Badu bergabung dengan perahu dengan total massa m2 = 225 + 50 = 275 kg. Kecepatan awal Ali dan Badu adalah sama dengan kecepatan perahu = 20 m/s
m v m v m v m v
v1 1 2 2 1 1 2 2
275 20 275 20 75 50 275
1
+ = +
( ) ( ) + ( ) ( ) = ( ) −( ) +
' '
'
.5500 5 500 3 750 275
275 10 750
10 750275
2
2
2
+ = − +
=
= =
. . '
' .
' .
v
v
v 39,1 m/ss
Jadi, kecepatan perahu setelah Ali melompat ke belakang sekaligus kecepatan Badu yang masih naik perahu adalah 39,1 m/s.
b. Badu meloncat ke arah depan dengan kelajuan 50 m/sSaat anak Badu meloncat ke depan, maka dua kelompok yang terlibat adalah Badu dengan massa m1 = 50 kg dan Ali bersama perahu
m2 = 225 + 75 = 300 kg.
m v m v m v m v
v1 1 2 2 1 1 2 2
250 20 300 20 50 50 300
1 0
+ = +
( ) ( ) + ( ) ( ) = ( ) ( ) +
' '
'
. 000 6 000 2 500 300
300 4 500
4 500300
2
2
2
+ = +
=
= =
. . '
' .
' .
v
v
v 15 m/s
Jadi, kecepatan perahu sekaligus kecepatan Ali yang masih naik perahu setelah Badu meloncat ke depan adalah 15 m/s
Perhatikan, tanda (+) untuk kecepatan jika anak melompat searah gerak perahu, tanda (−) jika anak melompat berlawanan arah dengan gerak perahu.
12. Tetapkan arah kanan sebagai arah positif, sehingga:
v2 = –v2 ; v1 = v1 ; dan v1' = –0,3 m s–1
Kedua orang mula-mula diam.
Dengan hukum kekekalan momentum
p pm v m v m v m v
v
'' '
',
=+ = +
−( ) + = ( ) ( ) + ( ) ( )1 2 1 1 2 21 2
270 0 3 35 70 0 35 0
35 '
'
v
v2
21
21 0 21= + =
= −0,6 m s
(arah ke kanan)
Percepatan Syams setelah t = 5 s
v v a t av v
ta
11
11
2
0 3 05
''
,= + → =−
= − −
= − −0,06 m s
Tanda negatif menyatakan bahwa arah percepatan mendatar ke kiri
Jarak pria setelah t = 5 s
x v t at
x
1 02 21
20 1
20 06 5= + = + −( ) ( )
= −
,
0,75 m (arah negatif)
Percepatan anak setelah t = 5 s
v v a t av v
ta
2 22 2
2
0 6 05
' ' ,= + → =−
= −
= −0,12 m s (ke kanan)
Jarak anak setelah t = 5 s
156
SUPE
R CO
ACH
x v t at
x
2 02 21
20 1
25= + = + ( ) ( )
=
0,12
1,5 m (arah positif)
Jarak pisah setelah t = 5 s
∆ = − = ( ) − −( )=x x x2 1 1,5 0,75 2,25 m
13. Pada titik tertinggi (H), proyektil hanya memiliki komponen kecepatan horizontal v, sedangkan komponen kecepatan vertikalnya nol. Dalam gerak parabola, gerak pada sumbu-X adalah gerak lurus beraturan, maka
v v vx= =0 0 cosθ
1.000 m
v2' = 0v0
v1'
M
m1
m2
H
θ
M = m1 + m2
M = m + m = 2m
X
Waktu yang diperlukan untuk mencapai jarak x = 1.000 m
x v t t xv v
= → = = .cos
1 0000 θ
Momentum proyektil sesaat sebelum ledakan (p):
p mv mv= = cos2 0 θ
Momentum sesaat sesudah meledak (p'):
p m v m v
mv m
mv
' ' '
'
'
= +
= + ( )=
1 1 2 2
1
1
0
Dari hukum kekekalan momentum:
p pmv mv
v v
' cos
cos
'
'
==
=1
1
0
0
2
2
θθ
Maka bagian lain (m1) akan mendarat pada jarak
x v t vv
= = =1 00
2 1 000' cos .cos
θθ
2.000 m
14. Dari hukum kekekalan momentum:
p pm v m v m v m v
m v m v
vmm
v v v
'
.
=+ = + =
= −
= − = − = −
1 1 2 2 1 0 2 0
1 1 2 2
12
12 2 2
0
46
23
... 1( )
Pada tumbukan antara m2 dan balok, berlaku hubungan kekekalan momentum:
p pm v m v m v m v
m v m v
v v
b b b b
'' '
'
'
=+ = +
+ = +
=
2 2 2 2
2 2 2 2
2 2
0 0
Karena tidak terjadi perubahan kecepatan, maka troli mengalami gerak lurus beraturan (a = 0), sehingga
x v t v xt t
= → = =2 26
Substitusikan nilai v2 ke persamaan (1):
vt t1
23
6 4= − × = −
Sehingga jarak yang ditempuh m1,
d v tt
t= = − = −14 4 m
Tanda negatif menunjukkan bahwa troli bergerak kearah sumbu-X negatif sejauh 4 m.
15. m1 = 0,10 kg
m2 = 0,15 kg
tetapkan arah timur sebagai arah positif, sehingga
v1 = –0,20 m/s dan v2 = 0
Dari hukum kekekalan momentum:
m v m v m m v
v
v1 1 2 2 1 21 2
10
+ = +
( ) −( ) + ( ) ( ) = ( ) +
' '
'0,10 0,20 0,15 0,10 0,155
0,02 0,10 0,15
( )− = + …( )
v
v v2
1 2 1
'
' '
Pada tumbukan lenting sempurna berlaku:
v v v v
v v
v v
2 1 2 1
2 1
2 1
0 0 20 0 20
0 20
' '
' ' , ,
' ' ,
− = − −( )− = − − −( ) = −
− = − … 22( )
Dari persamaan (1) dan (2)
FISI
KA S
MA/
MA
X
157
0 10 0 15 0 02
0 201
0 10 0 15
1 2
1 2
1 2
, ' , ' ,
' ' ,
, ' , '
v v
v v
v v
+ = −
− + = −××
+ =
0,10
−−
− + = −+
= −
= − −
0 02
0 10 0 10 0 02
0 25 0 04
0 16
1 2
2
21
,
, ' , ' ,
, ' ,
' , m s
v v
v
v
Substitusikan nilai v2’ ke persamaan (2)
v v
v v2 1
1 2
1
0 20
0 20
0 16 0 2
0 04
' ' ,
' ' ,
, ,
,
− = −
= +
= −( ) +
= − m s
Karena v1' berharga positif, maka kecepatan benda bermassa 0,10 kg adalah ke timur.
16. mA = mB = mvA = 1 m s–1 (ke kanan)vB = –2 m s–1 (ke kiri)
Dengan menggunakan hukum kekekalan momentum:m v m v m v m v
m m v v
v v
A A B B A A B B
A B
A B
+ = +
+ −( ) = +( )− = +
' '
' '
' ' ...(
1 2
1 1))
Pada tumbukan lenting sempurna, berlaku:
v v v v
v v
A B A B
A B
' '
' ' ...( )
− = − −( )− = − − −( ) = −1 2 3 2
Dari persamaan (1) dan (2):v v
v v
v
v
A B
A B
B
B
' '
' '
'
'
+ = −
− = −−
=
=
1
3
2 2
1 m/s
Substitusikan nilai vB' ke persamaan (2)vA' = –3 + vB' = –3 + 1 = –2 m/sarah ke kiri (vA' berharga negatif)
17. v1 = 0v2 = 10 m/sm1 = 2 kgm2 = 3 kg
Sesudah tumbukan, kedua mobil bergandengan sehingga v2' = v1' = v'
Momentum sistem sesaat sebelum tumbukan (p):
p p p m v m v
p
= + = + = + ( )=
1 2 1 1 2 2 0 3 10
30 kg m/s
Momentum sistem sesaat sesudah tumbukkan (p'):
p m v m v m m v
p vv
' '
' '
' '
'
= + = +( )= +( ) =
1 2 1 21 2
3 2 5
Hukum kekekalan momentum linier
p p
v v
'
' '
=
= ⇒ = = −5 30 305
16 m s
18.
m1 + m2
v1
m1m2 v'
m1 = 0,005 kg m2 = 0,035 kg v' = 10 m s–1
Balok mula mula diam v2 = 0
Dari hukum kekekalan momentum:
m v m v m m v
m v m m v
vm m
mv
v
1 1 2 2 1 2
1 1 1 2
11 2
1
1
0
0 005 0
+ = ( )+ = ( )
=
= +
+
+
+
'
'
'
, ,,,
0350 005
10
11
×
= −v 8 m s
19. mP = mmQ = 2m
Ambil arah ke kanan sebagai arah positif, sehingga vP = 10 m s–1, vQ = –20 m s–1
Karena setelah tumbukan kedua bola bersatu maka kecepatan akhir kedua bola sama, yaitu v'.
Dari hukum kekekalan momentum:
m v m v m m v
m m m m v
m m mv
P P Q Q P Q+ = ( )( ) ( ) + ( ) −( ) = +( )
− =−
+ '
'
'
10 2 20 2
10 40 3330 3
10 1
m mv
v
=
= − −
'
' m s
158
SUPE
R CO
ACH
Arah negatif menunjukkan bahwa kedua bola bergerak ke kiri dengan kecepatan 10 m s–1.
20. Massa mesin pelempar bola baseball M (termasuk bola baseball)
Massa bola baseball = mKecepatan awal v0 = 0Kelajuan akhir bola baseball vm' = v
Momentum sistem (mesin + baseball) sesaat sebelum tembakan, (p):p = Mv0 = 0
Momentum sistem sesaat sesudah tembakan, (p'):
p M m v mv
M m v mvM m
M
' '
= −( ) +
= −( ) +
Dari hukum kekekalan momentum:
p p
M m v mv
v mM m
v
M
M
' =
−( ) + =
= −−
0
Jadi kelajuan mundur mesin adalah:
v mM m
vM =−
(arah belakang)
21. m
m
s
p
b
k
= =
= =
==
10 0 0 01
200 0 2
8 000 4
, ,
,
,,
g kg
g kg
mµ
W Fs
F m m g
W F s
m m gs
k k p b
k
k p b
=
= +( )=
= +( )
µ
µ
Usaha merupakan perubahan energi kinetik sistem, maka:
W EK
F s m m v
m m gs m m v
v gs
k p b
k p b p b
k
= ∆
= +( )+( ) = +( )
=
=
1212
2
2 0
2
2
'
'
'
µ
µ
,,4 10 8( ) ( ) ( )=8 m/s
Dari hukum kekekalan momentum:
m v m v m m v
m v m m v
vm m v
m
p p b b p b
p p p b
pp b
p
+ = +( )+ = +( )
=+( )
'
'
'
0
Substitusikan nilai v' = 8 m/s, sehingga:
vp =( )
× =21010
8
168 m/s
22. a. Benda yang terlibat tumbukan adalah peluru dan balok yang mula-mula diam.Massa peluru mp = 10 g = 0,01 kgMassa balok mb = 5 kg
Kecepatan balok sebelum tumbukan vb = 0 m/s
Kecepatan peluru sebelum tumbukan vp = 1.000 m/s
Kecepatan peluru setelah tumbukan v'p = 400 m/s
Dari hukum kekekalan momentum sebagai berikut:
m v m v m v m vp p b b p p b b+ = +
+ = +
' '
( , )( . ) ( )( ) ( , )( ) ( )(0 01 1 000 5 0 0 01 400 5 vv bv
v
b
b
' )'
' ,
10 4 5
65
1 2
= +
= = m/s
b. Dengan asumsi gerak diperlambat, kecepatan balok saat titik tertinggi adalah nol (vt = 0 m/s) dan kecepatan awal balok diperoleh setelah peristiwa tumbukan dengan peluru, v0 = 1,2 m/s, dan percepatan gravitasi bumi g = 10 m/s2
vt2 = v0
2 − 2gh0 = (1,2)2−(2)(10)(h)20h = 1,44h = 0,072 meter
c. Energi (kinetik) yang hilang
∆E = EKp + EKb − (EKp' + EKb')
∆E = ½ mp(vp)2 + ½ mb(vb)
2 − [½ mp(v'p)
2 + ½ mb (v'b)2]
FISI
KA S
MA/
MA
X
159
∆E = ½(0,01)(1.000)2 + (0) − [½(0,01)(400)2 + ½ (5)(1,2)2]
∆E = 5.000 – 800 – 3,6
= 4.196,4 joule
23. m = 0,1 kgM = 1,9 kgl = 80 cm = 0,8 mSaat bola terayun maka energi potensial yang ada pada bola tersebut dikonversi menjadi energi kinetik yang menyebabkan bola dan balok bergerak bersama setelah tumbukan (vm' = vM' = v').
EP EK
mgh mv
v gh
v gh
m
m
m
=
=
=
=
122
2
2
2
Kecepatan bola m saat menumbuk balok M:
v gh
v
m
m
=
= ( ) ( ) =
2
2 10 0,8 4 m/s
Hukum kekakalan momentum:
m v m v m v m v
v v
v
v
m m M M m m M M+ = +
( ) ( ) + = +
=
= =
' '
, ' '
'
'
0 1 4 0
2
2
0,1 1,9
0,40,4 00,2 m/s
24.
m2
v'
θ
m1
m1 + m2
m1 = 10 g = 0,01 kgm2 = 1,49 kgcos θ = 0,75 = 0,4 mg = 10 m s-2
h = – cos θ = (1 – cos θ) = 0,4 (1 – 0,75) = 0,1 m
Hukum kekekalan momentum:
m v m v m m v
m v m m v
vm m
mv
1 1 2 2 1 2
1 1 1 2
11 2
1
0
+ = +( )+ = +( )
+=
'
'
'
Dari hubungan hukum kekekalan mekanik:
12
2
1 22
1 2m m v m m gh
v gh
+( ) = +( )=
'
'
Jadi kecepatan awal peluru (v1):
vm m
mv
v
11 2
1
1
2
150
=+
= + ( ) ( )
= =
'
0,01 1,490,01
10 0,1
2 212 m/s
25. mb = 1,90 kgmp = 0,10 kgh = 20 cm = 0,2 mg = 10 m/s2
Hukum kekekalan momentum, dengan kondisi kecepatan bola sebelum tumbukan nol (vb = 0) dan kecepatan bola dan peluru setelah tumbukan adalah sama (vb' = vp' = v')
m v m v m v m v
v v v
v v
v v
p p b b p p b b
p
p
p
+ = +
+ = +
=
=
' '
' '
'
'
0,1 0,1 1,9
0,1
0,1
0
2
2
vv vp = 20 '
Hukum kekekalan energi mekanik untuk mencari v':
v gh
v
'
'
=
= ( ) =
2
2 10 0,2 2 m/s
Sehingga:
v vp = = ( ) =20 20 2 40' m/s
26. mp = 8 g = 8 × 10–3 kgmB = 250 g = 0,25 kg
160
SUPE
R CO
ACH
1 m
pelurubalok
vx
v' = vx
lantai
10 m
Gunakan persamaan posisi untuk menghitung waktu tempuh sistem (balok + peluru)
y v t g t
t
t t
y= +
− = + −( )
= = → =
02
2
2
12
1 00 0 12
9 8
14 9
1049
1049
, ,
, s
Kecepatan akhir balok + peluru (vx)x v t
v xt
x
x
=
= = = −
101049
17 m s
Kecepatan awal peluru dihitung dengan menggunakan hukum kekekalan momentum.
m v m v m m v
v
v
p B x1 2 1 2
31
3
1
8 10 0 8 10 0 25 7
1 8068 10
+ = +( )×( ) + = × +( )=
×
− − ,
,−−
−=31225,75 m s
27. mP = 2 kgmQ = 3 kg
Kecepatan akhir P dan Q v' = v
Dari A ke B berlaku hukum kekekalan energi mekanik:
EM EM
EK EP EK EP
EP EK
m gh m v
v gh
v
A B
A A B B
A B
P P p
p
p
=
+ = +
+ =
=
=
= (
0
122
2 10
2
2
2 )) ( )=
= −
20
400
20 1
v
vp
p m s
Dari B ke C berlaku hukum kekekalan momentum:
m v m v m m v
v
v
v
P P Q Q P Q+ = +( )( ) + ( ) = +( )
=
= −
'
2 20 3 0 2 3
40 518 m s
Setelah t = 2 s, troli berhenti (vakhir = 0)
Sehingga percepatan benda
v v at
av v
t
akhir
akhir
= +
=−
= − = − − 0 82
24 m s
Tanda negatif menyatakan bahwa kedua troli mengalami perlambatan sebesar 4 m s–2. Gaya perlambatan yang dialami troli
F m m aQ P= +( ) = +( ) −( ) = − 2 3 4 20 N
28. m1 = 1.000 kg m2 = 3.000 kgv1 = 20 m s-1
v0 = 0
Kecepatan akhir mobil dan truk sama, v1 = v2 = v'
Dengan hukum kekekalan momentum:
m v m v m m v
v1 1 2 2 1 2
1 000 20 3 000 0 1 000 3 000
2
+ = ( )( ) ( ) + ( ) ( ) = +( )
+ '
'. . . .
00 000 4 000
5 1
. . '
'
=
= −
v
v m s
Energi kinetik sistem sesudah tumbukan:
EK m m v
EK
= +( ) ( )
= +( ) ( )
= =
12
1 000 3 000 52
50 000 50
1 2
2
2
'
. .
. J kJ
29. Untuk gerak jatuh bebas, kecepatan awal batu adalah nol, terjadi perubahan energi potensial menjadi energi kinetik, sehingga dari hukum kekekalan mekanik didapat:
12
2
2mv mgh
v gh
=
=
FISI
KA S
MA/
MA
X
161
dengan g = 10 m s–1 dan h = 3 m, dan m = 2,5 kg. Maka kecepatan batu sesaat sebelum menumbuk lantai adalah
v gh1
1
2
2 10 3
2 15
= −
= − ( ) ( )= − − m s (arah ke bawah)
Pada tumbukan tak lenting sama sekali:
ev vv v
v v=− −( )
−= → =2 1
2 12 10
' '' '
v2' adalah kecepatan lantai, karena lantai selalu dalam keadaan diam (v2' = 0), maka v2'= v1'= 0
Energi kinetik sistem mula-mula dikonversi seluruhnya menjadi energi kalor sebesar:
EK Q
Q mv
Q
=
= = ( ) −( )= = =
12
12
2 5 2 15
75 17 86 18
12
2,
, J kal kal
30. Kecepatan kotak m saat menumbuk
batang misalnya v1 adalah v gh1 2= . Batang M mula-mula dalam keadaan diam, v2 = 0, kemudian keduanya bertumbukan dengan tidak lenting (m dan M menempel).
Berlaku hukum kekekalan momentum:
m v m v m v m v
mv Mv m M v
vmv Mv
m Mm gh
m
1 1 2 2 1 1 2 2
1 2
1 2 2 0
+ = +
+ = +( )
=++
=+
+
' '
'
'MM
m ghm M
=+2
31. hh
hh
hh
hh
h
h
2
1
3
2
2
1
3
2
3
3
10 6 0 6
1
=
=
=
=( ) ( )
=
0,60,6
0,36 m, ,
32. m m
v
v
1 2
1
2
3 6= =
= + ( )= −
;
kg kg
4 m/s ke arah kanan
1 m/s ke aarah kiri( )=v1 0'
Dari hukum kekekalan energi:
m v m v m v m v
v
v
v
1 1 2 2 1 1 2 2
2
2
2
3 4 6 1 3 0 6
12 6 0 6
+ = +
( ) + −( ) = ( ) +
− = +
=
' '
'
'
' 1 mm/s (ke arah kanan)
Koefisien restitusi
ev vv v
=− −( )
−=
− −( )−( ) −
=2 1
2 1
1 01 4
15
' '
162
SUPE
R CO
ACH
K O G N I T I FB A B 1 1
PEMBAHASANUJI KOMPETENSI MANDIRI
A. Pilihan Ganda
1. Hubungan antara periode T massa beban m pada pegas dinyatakan dengan rumus:
ω
π
π
=
=
=
km
Tkm
T mk
2
2
Berdasarkan rumus di atas dapat disimpulkan bahwa periode berbanding lurus dengan akar massa. Artinya, jika m ditambah maka T juga akan bertambah. [pilihan D dan E salah]
Sekarang kita cari hubungan kecepatan v dan m.
v A tv A
A km
maks
==
=
ω ωω
cos
Diperoleh hubungan bahwa vmaks berbanding terbalik dengan akar massa. Sehingga jika m diperbesar maka vmaks akan berkurang. [pilihan C benar]
Cari hubungan antara percepatan a dan m.
a A t
a A
A km
maks
= −
=
=
ω ω
ω
2
2
sin
Terlihat bahwa amaks berbanding terbalik dengan m. Sehingga jika m diperbesar maka amaks akan berkurang.
Jadi, pernyataan yang BENAR tentang periode, kecepatan maksimum, dan percepatan maksimum gerak adalah pilihan C.
Jawaban: C
2. Pada GHS, percepatan a berhubungan dengan perpindahan x dengan bentuk relasi a = –kx, yaitu (c).
Jawaban: C
3. v v v vy m m m= ↔ =
↔ = → =
cos , cos
cos sin
θ θ
θ θ
0 8
810
610
Sehingga:
y A= = ( )( ) =sinθ 5 610
3 cm
Jawaban: C
4. x t t
TT
v A
xm
= +
= → = = =
= = ( ) ( ) =
=
3 2 4 22 2 2
22 3 6
cos sin
ω π πω
π π
ω
sekon
m/s
33 0 4 0 3
4 3 122 2
cos sin° + ° =
= − = − ( ) ( ) = −
m
m/sa Aω
Jawaban: C
5. a
a
kmk
m
mm
MM
m
m
m
m
2 22
12
2
1
1
2 212
( )
( )= = = = =
ωω
Jawaban: D
6. Frekuensi sudut piston, ω = 200 rad/menit.
Stroke = 1,0 mAmplitudo, A = 1/2 = 0,5 mKecepatan maksimum (vmaks) piston diberikan oleh relasi:vmaks = Aω = 0,5 × 200 = 100 m/menit.
Jawaban: E
7. y A t
t
t t
= +( )= ( ) → =
( ) = = → = −
sin
sin
sin sin
ω θ
ω θ
ω ω
0
0
1
5 10 0
510
12
12
= = ° =
= ↔ = ↔ = → =
=
= =
θ ω π
ω π π π π π
ω
θ ω
t
tT
t t t
v A
v v Am
y m
306
62
626 6
12
s
cos ccos
cos
ω θ
θ
π π
t
vy
+( )= °
=
° + °( ) =
0
0 0
10 26
30 0 53
3
dengan
m/s
FISI
KA S
MA/
MA
X
163
y A t
t
t t
= +( )= ( ) → =
( ) = = → = −
sin
sin
sin sin
ω θ
ω θ
ω ω
0
0
1
5 10 0
510
12
12
= = ° =
= ↔ = ↔ = → =
=
= =
θ ω π
ω π π π π π
ω
θ ω
t
tT
t t t
v A
v v Am
y m
306
62
626 6
12
s
cos ccos
cos
ω θ
θ
π π
t
vy
+( )= °
=
° + °( ) =
0
0 0
10 26
30 0 53
3
dengan
m/s
Jawaban: B
8. v A
A
v A x
v A x
A v x
A v
=
= −
= −
= −
= +
= +
ω θ
ω θ
ω
ω ω
ω ω
ω
cos
sin1 2
2 2
2 2 2 2 2
2 2 2 2 2
22 2xx2
2ωKarena A tetap, maka
v x v x
x x v v
v vx x
12 2
12
22
2 22
2
2
22
21
21
22
2
2 12
22
22
1
+=
+
−( ) = −
=−−
ωω
ωω
ω
ω 22
12
22
22
12
12
22
22
12
12
ω =−−
=−−
v vx x
v vx x
Jawaban: B
9. Pada titik keseimbangannya, partikel yang bergerak harmonis, bergetar dengan kecepatan maksimum.
Jadi:
v A A kmmaks = =
= = ⋅
= ≈
ω
0 1 800 4
0 1 10 2
2 1 4
,,
,
, m s
Jawaban: B
10. v xt
v
y A t xv
x
=
= =
= −
= −
102
5
4 25
m s
m/s
sin sinω ω
Jawaban: B
11. Periode ayunan sederhana:
Dari rumus periode getaran ayunan sederhana:
T lg
= 2π
Sehingga:
T
T
= =×
= × = =
2 0 6410
2 64100 10
2 810 10
1 610
0 16 10
π π
π π π
,
, , s
Perhatikan, massa beban tidak mempengaruhi periode atau frekuensi dari ayunan sederhana (bandul matematis, konis).
Jawaban: D
12. Periode getaran pada bandul sederhana, ayunan sederhana:
T lg
= 2π
Sehingga
T = = =2
39 21009 8
2 4100
0 4π π π,
,, sekon
Jawaban: B
13. k = 100 N/m
m = 250 g = 0,25 kg
T mk
= 2π
Sehingga:
T = =
= × =
2 0 25100
2 2510 000
2 5100
0 1
π π
π π
,.
, s
Jawaban: A
14. Gabungkan konstanta kedua pegas dengan susunan seri: 1 1 1 1
2001
2002
200
2002
100
2 2 2100
2
1 2k k k
k
T mk
t
t
t
= + = + =
= =
= = =
N/m
π π π 2210
0 2 2= , π s
Jawaban: C
164
SUPE
R CO
ACH
15. Pegas (1)
1 12
1 12
22
32
23
k k k k k k
k ks
s
= + = + =
=
Pegas (2)
1 13
12
26
36
56
65
k k k k k k
k ks
s
= + = + =
=
TT
kk
1
2
2
1
65
32
35
= = ⋅ =
Jawaban: E
16. Percepatan gravitasi di permukaan bulan g'= 1,7 m s–2
Percepatan gravitasi di permukaan bumi g = 9,8 m s–2
Periode bandul sederhana di bumi T = 3,5 s
T lg
Tg
= ⇒ ∝2 1π
TT
gg
T
''
' ,,
, ,
=
= × =9 81 7
3 5 8 4 s
Jawaban: E
17. Bandul mengalami percepatan gravitasi dan percepatan sentripetal yang diberikan oleh gerakan melingkar mobil.
Percepatan gravitasi = gPercepatan sentripetal = v2/Rv adalah kecepatan mobilR adalah radius lintasanPercepatan yang efektif (g') diberikan sebagai:
′ = +g g vR
24
2
Waktu periode,
T lg
l
g vR
= =+
2 22
4
2
π π'
Jawaban: D
18. Luas dasar gabus = ATinggi gabus = hMassa jenis cairan = ρ1
Massa jenis gabus = ρ
Dalam kesetimbangan:Berat gabus = Berat cairan yang dipindahkan oleh gabus terapung.
Misalkan gabus tertekan x. Akibatnya, volume air ikut berpindah. Oleh karena itu, gaya dorong ke atas memberikan gaya pulih ke gabus.
Dorongan ke atas = gaya pulih, F = berat air yang dipindahkan
F = volume × massa jenis cairan × percepatan gravitasi
Volume = Area × Jarak gabus ditekanVolume = Ax
∴ F = –Axρ1g …(i)
Sesuai Hukum hooke:
F = kx
k Fx
=
dimana, k adalah konstan
k Fx
= = –Aρ1g …(ii)
Periode osilasi gabus:
T mk
= 2π …(iii)
dengan
m = massa gabus
= volume gabus × massa jenis
m = luas dasar gabus × tinggi gabus × massa jenis gabus = Ahρ
Oleh karena itu, periode gabus adalah
T AhA g
hg
= =2 21 1
π ρρ
π ρρ
ρ = massa jenis gabus (abaikan redaman karena viskositas cairan).
Jawaban: A
19. Luas penampang tabung U = A
Densitas kolom merkuri = ρpercepatan gravitasi = ggaya pulih, F = bobot kolom raksa dengan ketinggian tertentu
FISI
KA S
MA/
MA
X
165
F = – (volume × massa jenis × percepatan gravitasi)
F = – (A × 2h × ρ × g) = –2Aρgh
= –k × perpindahan di salah satu lengan (h)
Dimana,2h adalah tinggi kolom raksa di kedua lengank = konstanta, diberikan oleh k = –F/h = 2Aρg
T mk
mA g
= =2 22
π πρ
Dimana m adalah massa kolom raksa.Misalkan l panjang total raksa di dalam tabung U.Massa raksa, m = volume raksa × massa jenis raksa = Alρ
∴ = =T AlA g
lg
22
22
π ρρ
π
Oleh karena itu, kolom raksa melakukan getaran harmonik sederhana dengan periode:
T lg
= 22
π
Jawaban: B
20.
24,5 mmFp
wF w
kx mg
mT
x mg
T xg
T xg
T
p =
=
=
=
=
= ×
=
−
4
4
2
6 28 24 5 1010
0 31
2
2
2 2
3
π
π
π
, ,
, s
fT
= = =1 10 31
3 22,
, Hz
Jawaban: C
21. m = 50 gram = 50 × 10−3 kgA = 10 cm = 0,1 m = 10−1 mT = 0,2 sy = 0,5A
Gaya pada getaran harmonis
F = mω2y
dengan:
ω π π π= = =2 20 2
10T ,
rad/s
y = 0,5A = 0,5(0,1) = 5 × 10−2
Sehingga:
F = (50 × 10−3)(10π)2(5 × 10−2) = 2,5 N
Jawaban: B
22. Periode ayunan adalah setengah dari periode saat panjang tali sepanjang L ditambah dengan setengah periode ayunan saat panjang tali sebesar ½ L
12
L
L
A
B
C
Sehingga
T T T
Tlg
lg
Tlg
lg
T Lg
L
g
T
= +
= ⋅ + ⋅
= +
= +
=
12
12
12
2 12
2
12
0 4
1 2
1 2
1 2
π π
π π
π π
π ,110
0 210
4100
2100
0 2 0 1 2 0 34
+ = +
= + =
π π π
π π π
,
, , ,T sekonJawaban: C
23. Massa maksimal yang dapat dibaca skala, M = 50 kg
Perpindahan maksimum pegas = panjang skala, l = 20 cm = 0,2 m
166
SUPE
R CO
ACH
Periode, T = 0,6 sGaya maksimum yang diberikan pada pegas, F = Mg
dimana,g = percepatan gravitasi = 9,8 m/s2
F = 50 × 9,8 = 490
∴ Konstanta pegas
k F
l= = = −490
0 22 450 1
,. . N m
Massa m adalah:
T mk
= 2π
m T k=
×
=×
×
=
2
0 62 3 14
2 450
22 36
2
2
π
,,
.
, kg
Berat tubuh = mg = 22,36 × 9,8 = 219,167 N.
Oleh karena itu, berat badan sekitar 219 N.
Jawaban: C
24. Massa mobil, m = 3.000 kg
Perpindahan pada sistem suspensi, x = 15 cm = 0,15 mAda 4 pegas yang sejajar dengan dukungan massa mobil.Persamaan untuk gaya pulih untuk sistem:F = –4kx = mg dengan, k adalah konstanta pegas dari sistem suspensi
Periode, T mk
= 24
π dan
k mgx
= ××
×
4= 3000 10
4 0,15
= 50.000 = 5 10 N/m4
Konstanta pegas, k = 5 × 104 N/m = 50 kN/m
Jawaban: E
25. Setiap roda mendukung massa,
M = =3 0004
750. kg
Untuk faktor redaman b, persamaan untuk perpindahan ditulis sebagai:
x x ebtM=
−
02
Amplitudo osilasi menurun sebesar 50%.
xx x
x ebtM= ↔ =
−0 00
2
2 2
loglog
eebt
Mb
Mt
22
2 2= ↔ =
dengan
t mk
=
=× ×
=
24
2 3 0004 5 10
0 7691
4
π
π .
, s
∴ = × ×
=
b 2 750 0 6930 7691
1 351 58
,,
. , kg/s
Jawaban: D
26. Perhatikan, pernyataan ini menjebak. 2 mm per newton artinya adalah jika dikenai gaya 1 newton pegas bertambah 2 mm. Jadi, pertambahan panjang pegas sebesar 1 mm jika dikenai gaya ½ newton.
Nah, ½ N/mm adalah untuk tetapan pegas k sehingga Anda dapat menulis:
k = 12
N/mm
F kx= = × =12
98 49 N
Peti akan turun sejauh:
∆ = =( )
=x mgk
MM
9 812
19 6,
, m
Periode getaran (osilasi) adalah:
T mk
M M= = =2 212
2 2π π π sekon
Jawaban: E
27. Benda dengan massa 2 kg yang bergerak dengan kecepatan 10 m/s mempunyai energi kinetik sebesar:
EK = ½mv2= ½ × 2 × 102 = 100 joule
FISI
KA S
MA/
MA
X
167
Saat menabrak pegas, energi kinetik tersebut diserap oleh pegas dan diubah menjadi energi potensial sehingga pegas tertekan 10 cm = 10−1 m.
EK = EP 100 = ½ × k × (10−1)2
k = 20.000
Jadi, konstanta pegas tersebut adalah 20.000 N/m.
Jawaban: D
28. Besaran energi yang perlu diingat pada getaran harmonis sederhana adalah:
• Energi potensial : EP = ½kx2
• Energi kinetik : EK = ½mv2
• Energi mekanik : EM = ½kA2
Karena energi mekanik merupakan penjumlahan dari energi potensial dan energi kinetik, maka energi mekanik dikenal juga sebagai energi total.
Sekarang kita tentukan nilai amplitudonya dengan menggunakan hukum kekekalan energi.
EM = EP + EK
½kA2 = ½kx2 + ½mv2
Nilai k = mω2 atau m = k/ω2 sehingga diperoleh:
12
12
12
2 22
2
2 22
2
22
kA kx k v
A x v
A x v
= +
= +
= +
ω
ω
ω
Untuk t = 0, x = x0, dan v = v0 maka amplitudo getarannya adalah:
xv
02 0
2
+
ω
Jawaban: D
29. Energi kinetik benda yang bergetar sama dengan sepertiga energi potensialnya
EK EP
mv ky
m A t m A t
m A
=
= ×
( ) = × ( )
13
12
13
12
12
13
12
12
2 2
2 2 2
2
ω ω ω ω
ω
cos sin
22 2 2 2 2
2 2
13
12
1313
cos sin
cos sin
cos sin
sin
ω ω ω
ω ω
ω ω
ω
t m A t
t t
t t
t
= ×
=
=
ccostan
ωωω
ttt
=
== °
3
360
Energi kinetik benda yang bergetar sama dengan sepertiga energi potensialnya saat sudut fasenya 60°
Jawaban: B
30. y A=
=
= °=
sin
, sin
, sin,
θπ0 046
0 04 300 02m
EP ky m y
m f y m f y
m m
= =
= ( ) =
= ( ) =
12
12
12
2 2
32 2 50 0 02 2
2 2 2
2 2 2 2 2
2 2 2
ω
π π
π π, 22
2 2232
216 1 6 10m = = ≈ =
π ππ, kg dengan
Jawaban: B
31. F mg
x
E FxP
= = ( ) ( ) =
= − = =
= = ( )
0 1 10 1
25 20 5 0 0512
12
1 0
,
,
,
N
cm cm cm m
005 0 025( ) = , J
Jawaban: D
32. Persamaan perpindahan partikel yang bergerak harmonik sederhana selama waktu t adalah:
168
SUPE
R CO
ACH
x = A sin ωtdenganA = Amplitudo osilasiω = frekuensi sudutKecepatan partikel:
v dxdt
A t= = ω ωcos
Energi kinetik partikel
EK = 12
Mv2 = 12
MA2ω2 cos2 ωt
Energi potensial partikel
EP = 12
kx2 = 12
M2ω2A2 sin2 ωt
EKT
EK dt
TMA t dt
TMA
T
T
( ) =
=
= +
∫
∫
rata-rata1
1 12
12
1
0
2 2 2
0
2 2
ω ω
ω
cos
cos 222
14
22
1414
0
2 2
0
2 2
2
ω
ω ωω
ω
ω
t dt
TMA t t
TMA T
MA
T
T
( )
= +
= ( )
=
∫sin
22
EPT
EP dt
TM A t dt
TM A
T
T
( ) =
=
= −
∫
∫
rata-rata1
1 12
12
1
0
2 2 2
0
2 2
ω ω
ω
sin
cos22
0
2 2
0
2 2
2 2
2
14
22
14
4
ω
ω ωω
ω
ω
t dt
TM A t t
TM A T
M A
T
T
( )
= −
= ( )
=
∫sin
Jawaban: B
33. (a) Bukan gerak periodik karena tidak ada pengulangan gerak (merupakan gerak linier searah).
(b) Gerak periodik, karena partikel ber-gerak berulang kembali setelah 2 detik. Gerak ini memiliki periode 2 s.
(c) Bukan gerak periodik, karena partikel mengulangi gerakan dalam satu posisi saja. Untuk gerakan periodik, seluruh gerakan partikel harus diulang dalam interval waktu yang sama.
(d) Gerak periodik, karena gerak partikel berulang kembali setelah 2 detik. Oleh karena itu, gerakan ini memiliki periode 2 s.
Jawaban: CB. Esai
1. y A tT
= +
=( )
+
=
sin
sin,
sin
2
5 102 7
300 1
5 10 14
0
0
π θ
π π
πθ
33 0π θ+
12
143
143 6
6143 6
286
276
9
0
0
0
0
= +
+ =
= − = −
= − = −
sin π θ
π θ π
θ π π π π
θ π22
12
π π= − rad
2. a. A = 10 cm
b. F k x k Fx
k
= ∆ ⇒ =∆
=( )
×= =−
0 9 1018 10
90018
502, N/m
c. a A
km
A
a
= −
= − = −( )( ) ( )
=
−
ω2
1500 9
10
509
,
m/s
d. T mk
= =
= ( ) =
2 2 0 950
2 350
5 325
5
π π
π π
,
s
FISI
KA S
MA/
MA
X
169
e. fT
= = =1 1325
5
5 53π π
Hz
3. a. ω π π π
ω π
π
= = ( ) =
= = ×( )= ×
−
−
2 2 100 200
200 3 10
6 10
4
2
f
v Am
radian
m/sPada titik seimbang:y = 0 → a = 0
b. v
a A
m
m
=
= − = ( ) ×( )=
−
0
200 3 10
12
2 2 4
2 2
ω π
π m/sc. Simpangan
Kecepatan
y A t
t
v
=
= ×
= ×( ) (
−
−
sin
sin
ω
π
π
3 10 200
3 10 200
4
4 ))
=
= − ( )
= −
cos
cos
sin
200
350
200
350
200 200
1
π
π π
π π π
t
t
a tPercepatan
22 2002π πsin t
4. y AT
t
y
= =
= = × °
=
sin , sin
, sin , sin
2 0 60 2
210
0 60 410
0 60 72
0
π ππ
π
π
,, , ,60 0 95 0 57( ) ( ) = meter
5. y A t
AT
t A t
A A ttt
=
= =
==
° =
sin
sin sin
, sinsin ,
sin si
ωπ π
ππ
2 4
0 8 44 0 8
720 nn
,
53720 53
0 073
°==
tt s
6. a. ω π π π= = ( ) =2 2 100 200f rad/s
b. y A t t= → =sin , , sinω ω0 75 1 5
sin , sincos
, ,
ωω
π
π
ω
tv A
a
= = °= °
= ( ) ( ) ( )=
= −
0 5 3030
1 5 200 0 87
2612
m/s
AA sin
. , ,
.
30
40 000 1 5 0 5
30 000
2
2 2
°
= − ( ) ( ) ( )=
π
π m/s
7. x(t) = a sin(ωt + φ)
T = 1 sekont0 = 0 sx0 = 0,5 mv0 = π m/s
Dari simpangan awal saat t = 0 sekon dan 0,5 m
x t a t
aT
t
a
( ) = +( )
= +
= ( ) +
=
sin
sin
sin
ω φ
π φ
π φ
12
2
12
21
0
12
aa sinφ 1( )
Dari kecepatan awal saat t = 0 dan v0 = π m/s
v a t
vT
aT
t
a
t
t
= +( )
= ⋅ +
= ⋅ ⋅ +
ω ω φ
π π φ
π π π φ
cos
cos
cos
2 2
21
21
0
=
= ( )
1 21
2
a
a
cos
cos
φ
φ 2
Substitusi persamaan (2) ke (1) diperoleh:
1212
12
22
1
1 45
=
=
= =
= → = °
a sin
cossin
sincostan
φ
φφ
φφφ φ
12
45
12
12
2
12
12
2
= °
=
= =
a
a
a
sin
meter
8. a. Gerak Harmonik Sederhana (GHS)
Fungsi yang diberikan adalah:
sin ωt – cos ωt
170
SUPE
R CO
ACH
= −
= × − ×
=
2 12
12
24 4
2
sin cos
sin cos cos sin
si
ω ω
ω π ω π
t t
t t
nn ω πt −
4
Fungsi ini mewakili GHS karena dapat ditulis dalam bentuk A sin (ωt + φ)
Periodenya adalah: 2πω
b. Periodik tapi tidak GHS
Fungsi yang diberikan adalah:
sin3 ωt = ¼ [3 sin ωt – sin 3ωt]
Istilah sin ωt dan sin 3ωt secara individual mewakili gerakan harmonis sederhana (GHS). Namun, superposisi dua GHS bersifat periodik dan tidak harmonis sederhana.
Periodenya adalah: 2πω
c. GHS
Fungsi yang diberikan adalah:
34
2 3 24
cos cosπ ω ω π−
= −
t t
Fungsi ini merupakan gerakan harmonik sederhana karena dapat ditulis dalam bentuk: A cos (ωt + φ)
Periodenya adalah: 22
πω
πω
=
d. Periodik, tapi bukan GHS
Fungsi yang diberikan cosωt + cos 3ωt + cos 5ωt. Masing-masing fungsi kosinus mewakili GHS. Superposisi tiga getaran harmonik sederhana bersifat periodik, namun tidak harmonis sederhana.
e. Gerak non-periodik
Fungsi yang diberikan exp
(–ω2t2) atau e −( )ω2 2t adalah fungsi eksponensial. Fungsi eksponensial tidak terulang kembali. Oleh
karena itu, fungsi ini adalah gerak nonperiodik.
f. Fungsi yang diberikan 1 + ωt + ω2t2 bersifat nonperiodik.
9. x = 0,2 sin (15t + 0,2)m
a. a ddt
ddt
t
t
x =( ) = +( )
= − +( )= −
0 08 0 2 15 0 2
45 15 0 2
4
, , sin ,
sin ,
m
55
45 0 080 2
18 2
xA
= − = −,,
m/s
b. x t
v
t
t
= + = +( )<
= +( )+( )
0 1 0 2 15 0 2
0
0 1 0 2 15 0 2
15 0 2
, , sin ,
, , sin ,
sin ,
m
==
° = =
° = =
+( ) =
12
306
12
150 56
12
15 0 2 56
15
sin sin
sin sin
sin , sin
π
π
πt
t ++ =
=
0 2 56
0 16
,
,
π
t s
10. Ketika t = 0, y = +A maka sudut fase
awal θ π0 2
=
a. x A t A t= +( ) = +
sin sinω θ ω π
0 2
b. (i)
v = 0,5vmaks
v t v
t
t
maks makscos ,
cos cos
ω π
ω π π
ω π
+
=
+
=
+ =
20 5
260
180
2ππ
ω π π π3
3 2 6t = − = −
Kuadran I:2
6
12
π πtT
t T
= −
= − (tidak masuk akal)
FISI
KA S
MA/
MA
X
171
Kuadran IV:2 2
3 2712
π π π πtT
t T
= − −
=
Posisi x A tT
A
A
= +
= +
=
=
sin
sin
sin
22
76 2
106
π π
π π
π
−−
= −
A
A
sin π3
12
3
Kuadran II:
cos ,ω π
ω π π π
π π π
π π π
t
t
Tt
t T
+
= −
+ = −
= −
= − =
=
20 5
2 32
2 33 2
6 61
12
Posisi x A tT
A
A
A
= +
= +
= ⋅
=
sin
sin
22
212 2
12
3
12
3
π π
π π
Kuadran III:
cos cosω π π π
ω π π π
π π π π
t
t
Tt
t T
+
= +
+ = +
= + =
=
2 3
2 32
2 356
512
Posisi x A tT
A
A
A
= +
= +
=
=
sin
sin
sin
22
56 2
86
π π
π π
π
ssin
sin
43
312
3
π
π π
= +
= −
A
A
(ii) a A t
A t
= − +
= −
ω ω π
ω ω
2
2
2sin
cos
− =
=
=
ω ω ω
ω
ω
2 2
2
0 5
0 5
A t A
a A
t
cos ,
cos ,max
Kuadran I:
cos cosω π
π π
t
Tt
t T
=
=
=
32
316
Posisi x A tT
A
A A
= +
= +
= =
sin
sin
sin
22
26 2
56
12
π π
π π
π
Kuadran IV:
cos cosω π π
π π
t
Tt
t T
= −
=
=
23
2 53
56
Posisi
Kuadran II:
x A tT
A
A A
= +
=
= =
sin
sin
sin
co
22
136
612
π π
π
π
ss cos cosω π π π
π π
t
Tt
t T
= −
=
=
=
323
2 23
13
172
SUPE
R CO
ACH
Posisi
Kuadran II:
x A tT
A
A A
= +
=
= =
sin
sin
sin
co
22
136
612
π π
π
π
ss cos cosω π π π
π π
t
Tt
t T
= −
=
=
=
323
2 23
13
Posisi x A t
A
A
A
= +
=
= −
= −
sin
sin
sin
ω π
π
π
276
612
Kuadran III:
cos cos
cos
ω π π
π
π π
t
Tt
t T
= +
=
=
=
343
2 43
23
Posisi
A A
A A
sin sin
sin
43 2
116
612
π π π
π
+
=
= − = −
11. m = 10–3 kg
A = 2 × 10–4 m
a(y = A) = 8 × 10–3 m/s2
a. a = ω2y
ω
π
π π
= = ××
=
=
= =
−
−ay
f
f
8 102 10
40
2 40
402
10
3
4
Hz
b. (i) v t
y A t
t
y( ) cos
sin
sin
c
=−= ×( ) +( )
= ⇒ = +( )+( ) =
04
0
0
0
2 10 2 10
0 0
0
ω θ
ω θ
ω θ
oos sinω θ ω θt t+( ) = − +( )= =
02
01
1 1
v Ay=( )−
−
= ⋅
= ×( )= ×
0
4
4
1
2 10 2 10
4 10 10
ω
m/s
(ii) y A t
t
t
= × = +( )
+( ) = ××
=
+
−
−
−
1 2 10
1 2 102 10
0 6
40
0
4
4
, sin
sin , ,
cos
ω θ
ω θ
ω θ0021 0 6 0 8( ) = − =, ,
vy y= ×( )
−
−
− = ⋅ × ⋅
= ×
1 2 10
4
4
4 2 10 2 10 0 8
3 2 10 10
,,
, m/s
12. ω
ω
==
= → = ( ) ↔ =
28
8 2 4
rad/s cm/s
cm
v
v A A Ayt
v
vv
A t
A t
t
y t
yt
y t
+( )
+( )
= −
=+( )
=−
π
π π
3
3
6
2 2
2 2 23
86
4 2
cm/s
cos
cos
cos ++
= −
⋅ − ⋅
= −
23
3 2
4 2 23
2 23
3 2
π
π π
cos
cos cos sin sin cos
t
t t tt
t t t− − = −2 2 2 3 2 3 2cos sin cos
sincos
tan
cos
22
12 3
2 12 3
2 2 3 2 313
tt
t
tr
=
=
= =
r
A t
A
A
= + ( ) =
=
=
= =
1 2 3 13
2 8
2 2 313
8
4 132 3
23
39
22
cosω
cm
13. Pada awalnya, pada t = 0;
Perpindahan, x = 1 cmKecepatan awal, v = ω cm/s.Frekuensi sudut, ω = π rad s–1
Dengan demikian,x(t) = A cos (ωt + φ)
FISI
KA S
MA/
MA
X
173
1 = A cos (ω × 0 + φ) = A cos φA cos φ = 1 ... (i)
Kecepatan, v = dx/dt
ω = –Aω sin (ωt + φ)
1 = –A sin (ω × 0 + φ) = –A sin φ
A sin φ = –1 ... (ii)Kuadratkan dan tambahkan persamaan (i) dan (ii), kita mendapatkan:A2 (sin2 φ + cos2 φ) = 1 + 1A2 = 2
∴ =A 2 cm
Bagilah persamaan (ii) dengan persamaan (i), Anda mendapatkan:tanφ = –1
∴ =φ π π34
74
, , .
GHS diberikan sebagai:
x = B sin (ωt + α)
Menempatkan nilai yang diberikan pada soal, Anda mendapatkan:
1 = B sin [ω × 0 + α] = 1
B sin α = 1 ... (iii)Kecepatan, v = ωB cos (ωt + α)
Substitusikan nilai yang diberikan pada soal, Anda mendapatkan:
ω = ωB cos α
B cos α = 1 ... (iv)
Kuadratkan dan tambahkan persamaan (iii) dan (iv), Anda mendapatkan:B2 [sin2 α + cos2 α] = 1 + 1B2 = 2
∴ =B 2 cm
Bagilah persamaan (iii) dengan persamaan (iv), Anda mendapatkan:
BB
sincos
tan
, ,
αα
α
α π π
=
=
∴ =
11
114
54
14. kp = k1 + k2
= 200 + 400 = 600
1 1 1
1600
1200
1 1600
3600
4600
150
k k k
k
k
s p s
s
s
= +
= +
= + =
= N m
F wk x mg
m k xg
=∆ =
= ⋅ ∆ = ⋅ ⋅
= ×=
−
−
150 5 1010
75 100 75
2
2 kg kg,
15. (a) 1 12
1
12
22
3223
k k k
k k
k
k k
a
a
= +
= +
=
=
(b) k k
x Fk
xk
xx
kk
xk
kx
x x x
b
b
a
a
b
b a
b a
=
∆ = ⇒ ∆ ∝
=
=
= =
2
1
23213
13 0
16. k = 8 N/m g = 9,8 m/s2
π2 = 9,8 T = 1 s
T mk
m T k T k
m
=
=( )
=
= ⋅⋅
=
2
2 4
1 84 9 8
0 204
2
2
2
2
2
π
π π
,, kg
174
SUPE
R CO
ACH
17. y A t A tT
A A tT
tT
= +( ) =
=
= =
sin sin
sin
sin sin sin
ω θ π
π
π π
02
12
2 2
24
445
24
24
2 41
218
°
= =
= = = × =
π π θ
ϕ θπ
π
ππ
π
tT
18. F mg
k Fx
f km
= = ( ) ( ) =
=∆
= =
= = =
10 0 2 2
20 1
20
12
12
200 2
5
,
,
,
N
N/m
Hzπ π π
19. a. k Fx
=∆
= =40 02
200,
N/m
b. T mk
fT
= = =
= =
2 2 2200
15
1 5
π π π
π
s
Hz
c. v ATAm = = = ( )
=
ω π π
π
2 215
0 04
0 4
,
, m/s
d. a Am = = ( ) ( ) =ω2 2100 0 04 4, m/s
e. 12
12
30
30
10 0 04 30
0
A A
v A
=
= = °
= °
= = ( ) ( ) °
=
sin
sin sin
cos , (cos )
,
θ
θ
θ
ω θ
44 32
0 2 3
100 0 04 30
2
2
2
=
= −
= − ( ) ( ) °
= −
,
sin
, (sin )
m/s
m/s
a Aω θ
f. 12
12 6
66
61
10 60
A A t
t
t t
=
= =
= ↔ = = × =
sin
sin sin
ω
ω π
ω ππ
ωπ π s
20. a. i. k k k k
x mgk
x mgk
x mgk
x mgk
xx
mgk
mgk
A B
A B
A B
A
B
= =
∆ = ∆ =
∆ = ∆ =
∆∆
= =
12
2
22
2
2
411
ii. k k k k
x mgk
x mgk
x mgk
x mgk
xx
mgk
C D
CC
DD
C D
C
D
= =
∆ = ∆ =
∆ = ∆ =
∆∆
=
23
65
32
56
32556
95mg
k
=
b. i. TT
kk
k
kA
B
B
A
= = =212
21
ii. TT
kk
k
kC
D
D
c
= = = =6
52
3
95
35
21. a. Perpanjangan maksimum pegas
pada kedua kasus adalah = Fk
, dengan k konstanta pegas.
b. Pada Gambar (a) jika x adalah perpanjangan pegas, ketika massa m kembali ke posisi rata-rata setelah dilepaskan bebas, maka gaya pulih pada massa adalah F = –kx, yaitu, F ∝ x.
Gaya F ini diarahkan ke posisi rata-rata massa, maka massa yang menempel pada pegas akan mengeksekusi getaran harmonik sederhana.Faktor pegas = konstanta pegas = kFaktor inersia = massa yang diberikan = m
Pada gambar (a), periodenya adalah
T mk
= =2 2π πfaktor inersiafaktor pegas
FISI
KA S
MA/
MA
X
175
Pada Gambar (b), ada dua sistem konstanta pegas k dan massa
reduksi: µ = ×+
=m mm m
m2
Faktor inersia = m2
Faktor pegas = k
Tm
kmk
= =2 2 22
π π
22. a. F ma
a Fm
=
= = =0 0640 2
0 32 2,,
, m/s
b. v A fA km
A
F kx mg
k mgx
k mgA
v
mgxm
A gx
A
m
m
= = =
= =
= ↔ =
= =
ω π ππ
2 22
dimana x = A sehingga:
v gA
A gAm = =
= ( ) ×( ) =−
2
310 20 10 0 4, m/s
c. T mk
mmgA
Ag
= =
= = ×
=
−
2 2
2 2 2 10
0 28
3
π π
π π
, s
23. f
kmk m
k m
k
k
p
p
min Hz
=
=
= ⋅
=
= =( )=
10
12
10
4 10
4 400
100 5 9 8
2 2
2
2 2
ππ
π
π π ,
44 900. N/m
24. Konstanta pegas, k = 1.200 N m-1
Massa kubus, m = 3 kg
Perpindahan, A = 2 cm = 0,02 m
a. Frekuensi osilasi f, diberikan oleh hubungan:
fT
km
f
= =
∴ =×
=
1 12
12 3 14
1 2003
3 18
π
,. , Hz
Jadi, frekuensi osilasi adalah 3,18 siklus per detik atau Hz.
b. Percepatan maksimum (a) diberikan oleh hubungan:a = ω2 Adimana,
ω = frekuensi sudut = ω = km
A = perpindahan maksimum
a km
A= = × = −1 200 0 023
8 2. , m s
Oleh karena itu, percepatan maksimum massa adalah 8 m/s2.
c. Kecepatan maksimum, vmax = Aω
= = × =A km
0 02 1 2003
0 4, . , m/s
Oleh karena itu, kecepatan maksimum massa adalah 0,4 m/s.
25. a. w w wtot mobil pembalap= +
= +16 000 800.
w = =16 8004
4 200. . N
∆ = =×
= ×
= × =
−
−
x Fk
4 2007 10
600 10
6 10 6
44
2
.
m cm
b. m wg
= = =4 20010
420. kg
f km
= = × =12
12
7 10420
2 054
π π, Hz
c. t T
tf
=
= × = =
3
3 1 32 05
1 46,
, sekon
26. Konstanta pegas
k Fx
mgx
=∆
=∆
=( ) ( )
=0 05 1010
0 05,
, N/cm
a. F F w ma mg
x Fk
R a= − + = − +
= − ( ) ( ) + ( ) ( )= − + =
∆ = =
0 05 4 0 05 10
0 2 0 5 0 3
, ,
, , , N00 30 05
6,,
= cm
176
SUPE
R CO
ACH
b. F ma mg
x Fk
R = + = + =
∆ = = =
0 2 0 5 0 7
0 70 05
14
, , ,
,,
N
cm
c. F mg
x Fk
R = = ( ) ( ) =
∆ = = =
0 05 10 0 5
0 50 05
10
, ,
,,
N
cm
27. a. T mk
T mk
k
k
= ⇒ =
= ⋅
= ⋅
2 4
4 0 2
2 4 0 2
2 2
2
2 2
π π
π
π
,
,
k = ( ) ( ) = =10 0 2 2 12, ; N/m 0π
b. A CEy A t
yT
t
y t t
CD y
= ==
= ⋅
= ⋅ =
= =
0 1
0 1 2
0 1 22
0 1
,sin
, sin
, sin , sin
mω
π
π π
00 050 1
0 05 0 1
0 56
616
,, sin
, , sin
sin , sin
m
se
y tt
t
t t
==
= =
= ↔ =
ππ
π π
π π kkon
c. Kecepatan
v dydt
ddt
t t= = ( ) =
= = ⋅
0 1 0 1
0 16
0 1 12
3
, sin , cos
, cos ,
π π π
π π π
vv = −0 05 3 1, π m s28. a. Gaya-gaya yang bekerja pada sistem
dengan pengabaian gravitasi adalah sebagai berikut.
d d
FF
∆yF sin θ F sin θ
θ
Saat massa m disimpangkan ke bawah sejauh ∆y, sudut yang terbentuk antara masing-masing pegas adalah θ, dimana θ relatif
kecil. F adalah gaya dari masing-masing pegas. Besar dari gaya pemulih yang bekerja pada m adalah: F F F
F Fpemutih
pemutih
= − −
= −
sin sin
sin
θ θ
θ2
Dengan asumsi θ relatif kecil maka diperoleh hubungan:
sin tanθ θ≈ ≈ ∆yd
Gaya pemulih di atas dapat diekspresikan sebagai
F F ydpemutih = − ∆2
Panjang pegas mula-mula adalah d1 = d, kemudian saat disimpangkan panjangnya menjadi d2. Dari gambar diperoleh hubungan∆ = −
∆ = + ∆ −
d d d
d d y d
2 1
2 2
Kembali ke gaya pemulih tadi, dengan memasukkan gaya pegasnya:
F F yd
k d yd
k d y d yd
kd y
ddd
pemutih = − ∆
= − ∆ ∆
= − + ∆ −( ) ∆
= −+ ∆
−
2
2
2
2
2 2
2 2
2
∆
= − + ∆ −
∆
= − + ∆ −
∆
= −
y
k d yd
y
k yd
y
2 1
2 1 1
2 2
2
2
2
22 1 12
2
12
k yd
y+ ∆
−
∆
Untuk menyederhanakan bentuk dalam kurung, dapat digunakan bantuan Binomial Newton:
1 1 12
18
116
5128
12 2 3 4+( ) = + − + − +p p p p p
FISI
KA S
MA/
MA
X
177
potong hingga 2 suku terdepan saja:
F k yd
y
k yd
pemutih = − + ∆
−
∆
≈ − + ∆ −
2 1 1
2 1 12
1
2
2
12
2
2 ∆
≈ − ∆
∆
≈ ≈ ∆
≈ −
y
k yd
y
yd
F k
2 12
2 12
2
2
2
sin tan
sin
θ θ
θpemutih ∆y
F k yd
y
k yd
pemutih = − + ∆
−
∆
≈ − + ∆ −
2 1 1
2 1 12
1
2
2
12
2
2 ∆
≈ − ∆
∆
≈ ≈ ∆
≈ −
y
k yd
y
yd
F k
2 12
2 12
2
2
2
sin tan
sin
θ θ
θpemutih ∆y
Terlihat gaya pemulih pada sistem sebanding dengan simpangan pada arah vertikal sehingga dimungkinkan terjadinya gerak harmonik sederhana pada arah vertikal.
b. Frekuensi osilasi
F m y
k y m y
km
km
km
=
=
=
=
=
ω
θ ω
ω θ
ω θ
ω θ
2
2 2
22
2
2 12
2
∆
∆ ∆sin
sin
sin
sin
ππ θ
πθ
f km
f km
=
=
sin
sin12
29. EK mv= 12
2 EP ky= 12
2
v A t= ω ωcos
y A t= sinω
v A y= −ω 2 2
k m= ω 2
m = 200 g = 0,2 kg
T = 0,2 s → f = 5 Hz
A = 2 cm = 0,02 m = 2 × 10–2 m
a. y = 1 cm = 0,01 m = 10–2 mEK = …
v A y f A y
v
v
= − = −
= ( ) ×( ) − ( )
= × − =
− −
− −
ω π
π
π
2 2 2 2
2 2 2 2
4 4
2
2 5 2 10 10
10 4 10 10 00 1 3, π m/s
EK mv= = ×( ) ( )= ×
−
−
12
12
2 10 0 1 3
3 10
2 12
2 3
, π
π J
b. ω π π π= = ( ) =2 2 5 10f
EP m y=
= ×( ) ( ) ( )= × ×
= ×
− −
− −
−
1212
2 10 10 10
10 10 10
10
2 2
1 2 2 2
1 2 2 4
2 3
ω
π
π
π JJ
c. E EK EP= + = × + ×
= ×
− −
−
3 10 10
4 10
2 3 2 3
2 3
π π
π J
30. Gambar (a) periode, T = 2 detik
Amplitudo, A = 3 cm
Pada waktu, t = 0, vektor radius OP membuat sudut ½ π terhadap sumbu-X positif. Sudut fase awal φ0 = +π/2
Oleh karena itu, persamaan getaran harmonik sederhana untuk proyeksi sumbu-X (OP), pada waktu t, diberikan oleh persamaan perpindahan:
x A tT
tT
t
x
= +
= +
= −
= −
cos cos
sin
s
2 3 22
3 22
3
0π φ π π
π
iinπ t cm
Gambar (b) periode T = 4 s
Amplitudo, A = 2 m
Pada waktu t = 0 s, OP membuat sudut π dengan sumbu-X positif, berlawanan arah jarum jam. Oleh karena itu, sudut fase awal φ0 = +π
Oleh karena itu, persamaan gerak harmonik sederhana untuk proyeksi suumbu-x (OP), pada saat t, diberikan sebagai:
x A tT
t
x t
= +
= +
= −
cos cos
cos
2 2 24
22
0π φ π π
π m
178
SUPE
R CO
ACH
PEMBAHASANP E N I L A I A N A K H I R S E M EST E R 2
A. Pilihan Ganda
1. Gambar menunjukkan dua orang siswa sedang melakukan eksperimen di laboratorium. Melakukan eksperimen termasuk tahapan ilmiah.
Jawaban: C
2. Skala utama = 2 mm
Skala nonius = 0,47 mm
Ketebalan benda = 2 + 0,47 = 2,47 mm
Jawaban: B
3. Sketsa perjalanan robot track line adalah sebagai berikut.
9 m
15 m
9 m
53°
R
Gabungan antara lintasan yang ditempuh robot dan perpindahannya (R) menyerupai jajargenjang. Perpindahan robot (R) sejajar dengan panjang lintasan dalam arah 53° dari timur ke utara. Berdasarkan sifat jajargenjang, panjang sisi yang sejajar adalah sama. Oleh sebab itu, perpindahannya sama dengan panjang lintasan tersebut, yaitu 15 m.
Jawaban: D
4. Benda mengalami perlambatan dari C ke D karena kecepatannya terus menurun.
av v
tt= −
−−
= = = −0
∆5 0
17 1552
2,5 m s 2
Jawaban: A
5. Jarak horizontal yang ditempuh peluru bergantung pada kecepatan horizontal dan lamanya peluru di udara.
x = vxt
Dalam gerak parabola, komponen horizontal merupakan GLB sehingga vx = v0x.
xA = v0AtA = (40)(6) = 240 m
xB = v0BtB = (60)(4) = 240 m
xC = v0CtC = (40)(5) = 200 m
xD = v0DtD = (50)(5) = 250 m
xE = v0EtE = (80)(4) = 320 m
Jawaban: E
6. ω
ππ
=
= =( ) −
9.600 rotasi1 menit
9.600 2 rad60 s
320 rad s 1
31. Orang paling nyaman jika berjalan pada frekuensi alamiah. Jadi, semakin panjang kaki seseorang maka semakin lambat ayunan kakinya.
32. Ada frekuensi ayunan tertentu yang membuat kaki nyaman. Frekuensi ini adalah frekuensi alamiah kaki. Orang yang memiliki kaki panjang memiliki frekuensi alamiah lebih kecil sehingga merasa nyaman jika mengayunkannya lebih lambat. Kita dapat memodelkan telapak kaki sampai lutut sebagai
bandul fisis. Frekuensi osilasi bandul fisis bergantung pada panjang bandul. Makin panjang bandul maka makin kecil frekuensi alamiahnya (frekuensi osilasinya).
33. Keunguulan peredam pada shockbreaker adalah untuk menyerap energi pegas. sehingga lama-kelamaan energi pegas berkurang. Akibatnya, simpangannya lama kelamaan berkurang hingga akhirnya berhenti. Jenis peredam menentukan berapa lama pegas akan berhenti berosilasi.
FISI
KA S
MA/
MA
X
179
ω π ωπ
ππ
= ⇒ =
= =
22
3202
160 Hz
f f
f
v = ωR = (320π)(0,5) = 160π m/s
Jawaban: A
7. Benda yang bergerak dengan kecepatan konstan tidak memiliki percepatan sehingga berlaku Hukum I Newton. Tentunya terdapat beberapa gaya yang bekerja pada benda, namun resultannya sama dengan nol sehingga percepatannya juga nol.
Jawaban: C
8. m1 bergerak ke bawah sehingga berlaku:
am m gm m
mm
mm
=
−( )+( )
−( )+( )
−( )+( )
=
=
1 2
1 2
1
1
1
1
2,5 5 10
5
0,25 55
1,25++0,25 = 5
1,25 = 3,75
3 kg
1 1
1
1
m m
m
m
−
=
Jawaban: E
9. mA = 40 kg
mB = 20 kg
F = 120 N
Tinjau sistem:
∑F = ma
120 = (40 + 20) a
a = 120/60 = 2 m/s2
Gaya kontak yang terjadi antara peti A dan B
Cara pertama tinjau benda A: A
F Fkontak
licin
∑F = ma
F − Fkontak = mA a
120 − Fkontak = 40(2)
Fkontak = 120 − 80 = 40 newton
Cara kedua tinjau peti B: B
licin
Fkontak
∑F = ma
Fkontak = mB a
Fkontak = 20(2) = 40 newton
Jawaban: D
10.
m1g
m3g
w2xw2y
w2 f2
T1
T1
x yN2
T2
T2
N3
f3
1
m2 = m3 = 4 kg
Balok 3:
∑ =
=
=
= ( ) ( )
=
F
T f
m g
x 0
0 25 4 1010
2 3
3µ
, N
Balok m2:
∑ =
− − − =
F
T w f Tx
x
0
01 2 2 2
Gaya pada sumbu-Y:
∑ =
− − =
− − == +
F
N F w
N F mgN F mg
y
y y
0
0
02
sin cossin cos ( )
θ θθ θ
Substitusikan persamaan (2) ke (1)
F F mg mg
F F mg mgs
s s
cos sin cos sin
cos sin cos si
θ µ θ θ θθ µ θ µ θ
− +( ) − =
− − −
0
nn
cos sin cos sin
cos sincos
θ
θ µ θ µ θ θ
µ θ θθ
=
−( ) − +( ) =
=+( )
0
0F mg
Fmg
s s
s
−− µ θs sin
Jawaban: E
180
SUPE
R CO
ACH
11. Supaya sistem tepat akan bergerak, harus dipenuhi persamaan berikut.
∑F = ma
F − T − fk = (mA+mB)a
F =(mA+mB)a + mBg + µkmAg
= (30 + 20)(2) + (20)(10) + (0,1)(30)(10)
= 100 + 200 + 30 = 330 N
Jawaban: E
12. Tentukan nilai percepatan sistem terlebih dahulu.
a =m g
m mB
B A
1 101 2
103−
=( ) ( )
+= m/s
Tinjau benda A
T = mAa = 2 103
= 6,7 N
Jawaban: C
13. Gaya dari setiap massa besar pada massa kecil sama besarnya (berlawanan
arah) sehingga: mr
mr
1
1
2
222
=
rr
mm
rr
mm
rr
mm
22
12
2
1
12
22
1
2
1
2
1
2
=
=
=
Jawaban: C
14. m1 = m2 = m3 = m4 = M
F GMMr
F
1 2
11 2
2
8
2
11
6 67 10 8
0 5
1 71 10
6 67 10 8
= =×( ) ( )( )
= ×
=×( )
−
−
−
,
,
,
,
N
(( )( )
= ×
=×( ) ( )
( )= ×
−
−−
2
28
3
11 2
29
0 51 71 10
6 67 10 8
0 5 28 54 10
,,
,
,,
N
NF
FF F F
F F F
F F
F F FR
12 12
22
1 2
12
8
12 3
2
1 71 2 10
1
= +
= =
=
= ×= +
=
−
sehingga
N,
,, ,
,
71 2 0 854 10
3 27 10
8
8
+( )= ×
−
− N
F GMMr
F
1 2
11 2
2
8
2
11
6 67 10 8
0 5
1 71 10
6 67 10 8
= =×( ) ( )( )
= ×
=×( )
−
−
−
,
,
,
,
N
(( )( )
= ×
=×( ) ( )
( )= ×
−
−−
2
28
3
11 2
29
0 51 71 10
6 67 10 8
0 5 28 54 10
,,
,
,,
N
NF
FF F F
F F F
F F
F F FR
12 12
22
1 2
12
8
12 3
2
1 71 2 10
1
= +
= =
=
= ×= +
=
−
sehingga
N,
,, ,
,
71 2 0 854 10
3 27 10
8
8
+( )= ×
−
− N
Jawaban: E
15. Gambar ketiga massa.m
F1
F2m 60° m
aa
a
F
F
FR
F F F
m m m m
F Gm m
r
F G m ma a
F Gma
1 2
1 2 3
1 22
2
2
= =
= = =
=
= ××
=
Resultan kedua gaya (aturan cosinus):
F F F FF
F F F FF
F F
F F F Gma
R
R
R
R R
= + + °
= + +
=
= ⇒ =
2 2
2 2
2
2
2
2 60
2 12
3
3 3
cos
Jawaban: C
16. Energi potensial dua objek bermassa
adalah V GMmr
= − . Besarnya
berbanding terbalik dengan jarak kedua objek, sehingga pada jarak r → ∞, energinya mendekati nol.
Jawaban: C
17. v GMR
= = × × × ×
=
−2 2 6 67 10 3 6 10700
0 83
11 12, ,
, m/s
Jawaban: A
18. Planet memiliki lintasan elips saat mengelilingi Matahari. Energi kinetik planet terbesar dimiliki pada saat planet berada di titik perihelium.
Jawaban: B
FISI
KA S
MA/
MA
X
181
19. Pada balok bekerja gaya 1.000 N dan gaya gesekan. Ditanyakan usaha yang dilakukan oleh gaya yang dikerjakan untuk menggerakkan balok saja sehingga usaha oleh gaya gesekan tidak perlu dihitung. Karena gaya membentuk sudut terharap horizontal, perlu diuraikan terlebih dahulu.
F
F cos 37°
F sin 37°
37°
s
Komponen gaya yang searah dengan perpindahan adalah F cos 37° sehingga usaha yang dikerjakan:
W = F cos 37° s = 1.000(0,8)(25)
= 20.000 = 2 × 104 J
Jawaban: D
20. Karena peluru kembali lagi ke tanah, per pindahan vertikalnya adalah nol. Oleh sebab itu, usaha oleh gaya gravitasi juga nol.
Jawaban: E
21. W = luas di bawah grafik F-s
W = − −( ) ( ) =12
0,35 0,15 5 2 0,3 J
Jawaban: A
22. Berlaku kekekalan energi mekanik.
EMA = EMB
EPA + 0 = EPB + EKB
mgh mgh mv
v
v
v
A B2
A2
A2
A
12
10 20 10 15 12
= 400 300 100
= +
( ) ( ) = ( ) ( ) + ( )−
=
=
110 m s 1−
Jawaban: C
23. W = ∆EK = 12 2
21
2m v v−( )
21 12
2 2
21 4
25 5
22 2
22
21
= ( )=
−( )−
= = −
v
v
v m s
Jawaban: D
24. tan = 34
, sin = 35
sin 37 10 35
6 m
θ θ
h= s =∆ ° =
W nonkonservatif= ∆EM
−
−
−
+( ) − +( )
( ) =
− ( )
=
f s = EP EK EP EK
f mv mgh+
f
∆ 2 1 1 1
2210 0+ 1
20
12
44 5 4 10 6
1050 240
1019
19 N
2( ) ( ) − ( ) ( ) ( )
− = − = −
=
f
f
Jawaban: E
25. F Gm m
r=
= ×( ) ×( )×( )
= ×
−−
−
−
1 22
1127 2
10 2
46
6 7 101 67 10
7 40 10
3 41 10
,,
,
, N
Jika dibandingkan dengan gaya tolak elektrostatis sebesar 4,21 × 10–46 N maka gaya tarik gravitasi antara proton sangat kecil sehingga proton-proton cenderung tolak menolak.
Jawaban: B
26. m
m
v
v
p m vA
B
A
B
A A A=
=
=
=
= ×=−
−
800 kg
400 kg
m s
m s
10
15
800 101
1
==
= ×
=
−
−
8.000 kg m s
6.000 kg m s
1
1
400 15
p m vb b b
Arah positif adalah arah timur
Mobil A ke timur, mobil B ke barat
pA = +8.000 kg ms–1
pB = –6.000 kg m s–1
p p pA B= +
= +( ) + −( )= + −
8 000 6 0001
. .
2.000 kg m s
Jawaban: B
182
SUPE
R CO
ACH
27. Massa bola m = 0,25 kgKecepatan awal v1 = 16 m/s (ke kanan)Kecepatan akhir v2 = –20 m/s (ke kiri)Impuls yang diberikan kayu pemukul pada bola sama dengan perubahan momentum bola
I p p p mv mv
I m v v
= ∆ = − = −
= −( )= − − ( ) = −
2 1 2 1
2 1
0 25 20 16
9
,
N s
Tanda negatif menyatakan bahwa impuls berarah mendatar ke kiri
Gaya rata-rata kayu pemukul pada bola selama selang waktu ∆t = 0,01 s
I F t
F It
= ∆
=∆
= − = −9 0,01
N900
Percepatan rata-rata a dapat dihitung dengan persamaan
F ma
a Fm
=
= = − = − −900 N0,25 kg
3.600 m s 2
Tanda negatif menyatakan bahwa arah percepatan adalah mendatar ke kiri.
Jawaban: E
28. m m
m
v v v v
A B
C
A B C
+ =
=
= = = =
4
1
5 0
;
kg
kg
m s
Jika mobil A dan mobil C mengalami tumbukan tidak lenting sama sekali maka: v v v vA C B' ' ' '= = =
Berlaku hukum kekekalan momentum
m m v m v m m v m v
v vv
v
A B C C A B C C+( ) + = +( ) +
( ) + = +==
'
' ''
'
'
4 5 0 420 5
4 m/s
Jawaban: C
29. mb = 2 kgmp = 100 gram = 0,1 kgvp = 100 m/sv'p = 50 m/s
Hukum kekekalan momentum:
m v m v m v m v
v
v
v
p p b b p p b b
b
b
b
+ = +
( ) ( ) + = ( ) ( ) +
=
=
' '
, , '
'
0 1 100 0 0 1 50 2
2 5
522
= 2,5 m/s
Jawaban: B
30. Tinggi pantulan 1 adalah h1 = 3 m
Tinggi pantulan 2 adalah h2 = 1,5 m
Koefisien restitusi dapat dihitung dengan persamaan:
ehh
= = = =2
1 312
12
21,5
ketinggian bola mula-mula, h
ehh
hhe
h= → = → = =1 12
312
6 m
Jawaban: B
31. Persamaan simpangan: y = A sin θ; y = A sin (ωt + θ0)
T = 24 ms = 24 × 10–3 s
y A= 12
3
12
3
3
60 12
3
360 1
A A=
=
° =
= = °
sin
sin sin
sin
( )
θ
θ π
θ π
rad
rad
ω π π π
θ ω π
= =×
=
= =
−2 2
24 101 000
121 000
122
3T
t t
.
. ( )
rad/s
Samakan nilai θ, sehingga
π π3
1 00012
=
. t
t = 4×10–3 s = 4 ms
Jawaban: B
FISI
KA S
MA/
MA
X
183
32. v t
t v
a
= ( ) −
= → = −( ) =
= − ( )
0 05 5 56
0 0 256
0 22
25 0
, cos
, cos ,
π
π m/s
,, sin
, , ,
05 56
0 1 25 0 5 0 625 2
( ) −
= → = ( ) =
t
t a
π
m/s
Jawaban: B
33. ff
km
km
mm
mm
f f f f
1
2
1
2
2
1
1
1
1 2 2 1
93
3 13
13
30 10
= = = =
= → = = ( ) = Hz
Jawaban: A
34. Cari konstanta gabungan:
k k k
T mk
t
t
= + = + =
= = = =
1 2 150 150 300
2 2 3300
210
0 2
N/m
sπ π π π,
Jawaban: C
35. m = 0,5 kgk = 200 N/mymaks = A = 3 cm = 0,03 m
Periode getaran pegas:
T mk
T
=
= =
= =
2
2 0 5200
2 1400
2 120
0 1
π
π π
π π
,
, sekon
vmaks = ωA
vT
A
v
maks
maks m/s
=
= ( ) =
2
20 1
0 03 0 6
π
ππ,
, ,
Jawaban: B
B. Esai
1. Berikut diagram benda bebas balok yang dilepaskan pada permukaan bidang miring yang licin.
α
α
ww cos α
w sin α
Arah percepatan balok yaitu meluncur turun. Gaya yang menimbulkan percepatan tersebut adalah komponen gaya berat w sin α sehingga dapat dituliskan:
∑F = ma
w sin α = ma
mg sin α = ma
Diinginkan percepatan 50% dari nilai percepatan gravitasi. Berarti, substitusi
nilai a = 12 g sehingga
mg m g
mg mg
sin
sin
sin
α
α
α
α
=
=
=
= °
12
12
1230
2. r1 = Rr2 = 2R
w w m g m g
w wm GM
rm GM
r
1 2 1 2
1 21
12
2
22
: :
: :
=
=
Nilai m1 = m2 = m (bendanya sama) sehingga:
w wm GM
rm GM
r r r
R R
w wR
R w
1 21
12
2
22
12
22
2 2
1 2 2
2
1 1
1 12
1 41
: : :
:
:
= =
=( )
= × → 11
2
2
4
10 0004
2 500
w
w
=
= =. . newton
184
SUPE
R CO
ACH
3. EM EM
mgh mv mgh mv
v
v
v
A B
A A B B
B
B
B
=
+ = +
( ) ( ) + = +
=
12
12
10 0 5 0 0 12
5 12
2 2
2
2
,
== 10 m/s
4. m1 = m v1 = 5um2 = 5mv2 = uKarena setelah tumbukan kedua bola bersatu maka kecepatan akhir kedua bola sama, yaitu v'.
Dengan menggunakan hukum kekekalan momentum:
m v m v m m v
m u m u m m v
mu mu mv
v u
1 1 2 2 1 2
5 5 5
5 5 6106
+ = ( )( ) + ( ) = +( )
+ =
=
+ '
'
'
' == 53
u
5. a v AT
Am = = = ( ) =ω π ππ
2 2
2
10 40 m/s
b. F mg kA
T mk
kT
m
F kA
= =
= → =
= ( ) =
= = ( ) ×
2 22
2
2
2
4 4
4
4
0 1 1 6
1 6 10
π π
ππ
. , ,
,
N/m
110
0 016
3−( )= , N