Upload
david-smith
View
145
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB. VI KOMUNIKASI DATA DAN KARAKTERISTIK
A. Sistem Komunikasi Analog Dan Digital
Sistim komunikasi analog adalah yang mentransmisikan sinyal-sinyal analog yaitu time
signal yang berada ada nilai kontinu pada interval waktu yang terdefinisikan. Jika time signal
analog tersebut di-sample, maka yang terjadi adalah urutan bilangan (nilai-nilai) yang harus
ditransmisikan. Daftar nilai ini masih berupa nilai analog yang bisa bernilai tak terhingga. Sistim
ini belum digital. Kita katakan itu sebagai sistim diskrit terhadap waktu (discerete time) atau
sistim ter-sampel (sampled system). Jika nilai-nilai tersampel tersebut dibuat menjadi himpunan
diskrit (misalkan integer), maka sistim menjadi digital.
Beberapa sistem merupakan kombinasi hybrid baik digital maupun analog. Seperti saat
mata kita menelusuri halaman ini, sistim psikologi kita beroperasi secara analog, seperti saat kita
menatap gradasi dari sebuah gambar di halaman ini. Dasar dari sistem digital adalah, jika kita
memprogram did kita untuk mencari beberapa huruf, misalkan alphanumeric atau huruf-huruf
Yunani dan symbol-symbol matematika. Selanjutnya, pada level yang lebih tinggi, kita membuka
kamus komunikasi, yang berisi sekumpulan 30.000-an kemungkinan huruf. Ada kemungkinan
huruf yang akan kita cari ada di kamus, berarti kita menerima huruf tadi dengan benar, jika tidak
ada, berarti kita menerima sesuatu yang salah. Dengan definisi di atas, kita mencoba mencari
keuntungan dan kerugian sistim komunikasi digital dibandingkan dengan sistim analog.
Keuntungan Komunikasi Digital :
1. Error hampir selalu dapat dikoreksi.
2. Mudah menampilkan manipulasi sinyal (seperti encryption).
1
3. Range dinamis yang lebih besar (perbedaan nilai terendah terhadap tertinggi) dapat
dimungkinkan.
Kerugian Komunikasi Digital :
1. Biasanya memerlukan bandwidth yang lebih besar.
2. Memerlukan sinkronisasi.
Pada sistim analog, terdapat amplifier di sepanjang jalur transmisi. Setiap amplifier
menghasilkan penguatan (gain), baik menguatkan sinyal pesan maupun noise tambahan yang
menyertai di sepanjang jalur transmisi tersebut. Pada sistim digital, aplifier digantikan regenative
repeater. Fungsi repeater selain menguatkan sinyal, juga "membersihkan" sinyal tersebut dari
noise. Pada sinyal ünipolar baseband", sinyal input hanya mempunyai dua nilai - 0 atau I. Jadi
repeater harus memutuskan, mana dari kedua kemungkinan tersebut yang boleh di tampilkan
pada interval waktu tertentu, untuk menjadi nilai sesungguhnya di nisi terima.
Keuntungan kedua dari sistim komunikasi digital adalah bahwa kita berhubungan dengan
nilai-nilai, bukan dengan bentuk gelombang. Nilai bisa diinanipulasi dengan rangkaian rangkaian
logika atau jika perlu. Dengan mikroprosesor. Operasi-operasi matematika yang rumit bisa secara
mudah ditampilkan untuk mendapatkan fungsi-fungsi pemrosesan sinyal atau keamanan dalam
transmisi sinyal.
Keuntungan ketiga berhubungan dengan range dinamis. Kita dapat mengilustrasikan
hubungan ini dalam sebuah contoh. Perekaman disk piringan hitam analog mempunyai masalah
terhadap range dinamik yang terbatas. Suara-suara yang sangat keras memerlukan variasi bentuk
2
alur yang ekstrim, dan sulit bagi jarum perekam untuk mengikuti variasi-variasi tersebut.
Sementara perekaman secara digital tidak mengalami masalah, karena semua nilai amplitudonya.
Baik yang sangat tinggi maupun yang sangat rendah. Ditransmisikan menggunakan urutan sinyal
terbatas yang sama.
Namun di dunia ini tidak ada yang ideal, demikian pula halnya dengan sistim komunikasi
digital. Kerugian sistim digital dibandingkan dengan sistim analog adalah, bahwa sistim digital
memerlukan bandwidth yang besar. Sebagai contoh, sebuah kanal suara tunggal dapat di
transmisikan menggunakan single sideband AM dengan bandwidth yang kurang dari 5 kHz.
Dengan menggunakan sistim digital, untuk mentransmisikan sinyal yang sama, diperlukan
bandwidth hingga empat kali dari sistim analog. Kerugian yang lain adalah selalu harus tersedia
sinkronisasi. Ini penting bagi sistim untuk mengetahui kapan setiap simbol yang terkirim mulai
dan kapan berakhir, dan perlu meyakinkan apakah setiap simbol sudah terkirim dengan benar.
Tiga kecenderungan dalam teknologi komputer dan komunikasi adalah ketersembungan,
akses informasi online, dan interaktif. Ketersambungan (connectivity) adalah kemampuan untuk
menghubungkan komputer dan peralatan informasi lainnya satu sama lain melalui sambungan
komunikasi. Online artinya tersambung melalui modem atau jaringan ke komputer lain. Sedang
online berarti menyediakan bagi pengguna : akses database, layanan online dan jaringan, dan
electronic bulletin board system (BBS). Interaktif adalah kemampuan untuk merespons terhadap
suatu peralatan komputer atau komunikasi. Peralatan interaktif meliputi komputer multimedia,
TV/PC Smart Boxes dan Set-Top Boxes, dan Personal Digital Assitant (PDA).
B. Karakteristik Komunikasi Data
Informasi lewat melalui sistem telekomunikasi dalam bentuk sinyal elektromagnetik,
dengan dua cara : sinyal analog dan sinyal digital. Sinyal analog berbentuk gelombang
berkesinambungan lewat melalu media komunikasi, biasanya untuk komunikasi suara. Sinyal
digital berbentuk gelombang berlainan yang mentransmisikan data ke dalam dua status yang
berbeda yaitu bit-I dan bit-0, digunakan untuk komunikasi data. Modern suatu peralatan yang
menterjemahkan sinyal digital ke dalam analog dan sebaliknya. Ada dua model transmisi data :
Asynchronous dan Syncrhonous, dengan tiga jenis arah aliran transmisi yaitu Samplex, Half-
Duplex dan Full-Duplex.
3
Gambar-6.1 : Sinyal Analog dan Digital.
Gambar-6.2 : Cara kerja modem.
C. Media dan Bentuk Transmisi Data (Channels)
Untuk mendapatkan dari sini ke sana, data harus berpindah melalui suatu media. Ada
empat jenis media dan bentuk transmisi data : (1) pulsa elektronik (charges), mentransmisikan
data melalu jalur telepon dan kabel, (2) gelombang elektromagnetik, mentransmisikan data
melalui udara via gelombang mikro dan satelit, (3) kabel fiber optic (FO) mentransmisikan data
dalam bentuk pulsa cahaya, (4) infra merah, spektrum tersebar dan standar gelombang radio yang
digunakan dalam komunikasi data tanpa kabel.
Tabel-8.1 : Jenis dan Kecepatan Media.
Media Kecepatan Biaya
Twited Wire 300 BPS - 10 MBPS
Coaxial Cable 56 KBPS – 200 MBPS
Gelombang mikro
(Microwave)
256 KBPS – 100 MBPS
Satullite 256 KBPS – 100 MBPS
4
Fiber Optic Cable 500 KBPS – 6 TBPS
Gambar-6.5 : Kabel Coaxial.
Gambar-6.7 : Kabel Fiber Optik
D. Perangkat Keras Komunikasi, Perangkat Lunak dan Protokol
Perangkat keras komunikasi biasa nya digunakan dalam bisnis termasuk modem, fax
modem, multiplexers, concentrators dan front-end processors. Perangkat lunak komunikasi
mengatur transmisi data dan mengontrol koreksi kesalahan, kompresi data, pengendali jarak
jauhin dan emulasi terminal. Contoh paket perangkat lunak komunikasi populer yang digunakan
pada komputer adalah Smartcom, ProComm, PC-Dial, Blast dan PC Talk. Protokol standard
untuk transmisi data.
Protokol atau protokol komunikasi adalah seperangkat aturan yang mengatur pertukaran
data antara perangkat keras dan komponen perangkat lunak dalam komunikasi jaringan. Dewasa
ini banyak pengembang setuju menggunakan suatu standard protokol OSI (Open System
Interconnection)
5
E. Jaringan
1. Jenis Jaringan
Saluran komunikasi dan perangkat keras mungkin memiliki jaringan atau tata ruang
berbeda. Jaringan digolongkan berdasarkan tiga ukuran : dari besar ke kecil, wide area networks
(WANs), metropolitan area networks (MANs) dan local network. Local network dapat berupa
private branch exchanges (PBXs) atau local area networks (LANs). LANs dapat juga client
server atau peer to peer.
2. Komponen LAN
Local area network (LAN) dibuat terdiri dari beberapa komponen standar : kabel, kartu
jaringan, sistem operasi, perangkat bersama, bridge dan gateway.
3. Topologi LAN
Jaringan dapat di persiapkan dalam cara yang berbeda. Tata letak atau bentuk suatu
jaringan disebut topologi. Ada lima topologi dasar yaitu star, ring, bus, hybrid dan FDDI.
Gambar-6.11 : Topologi Star
6
Gambar-6.12 : Topologi Ring dan Bus Penggunaan
4. Komunikasi dan Ketersambungan
Ada beberapa kemungkinan yang dapat dilakukan dalam komunikasi dan ketersambungan :
1) Keterkaitan dengan pelayanan telepon. Contoh : voice mail, e-mail dan teleconferencing.
2) Pelayanan informasi online. Contoh : penelitian, e-mail, pelayanan pekerjaan (travel) dan
belanja.
3) Electronic bulletin board system. Contoh : large commercial BBs dan small BBSs.
4) Internet. Contoh : information gathering, e-mail, diskusi dan news group.
5) Telecommuting.
7
BAB. VII PENGANTAR TEKNIK RADIO
A. Sinyal dan Data
Dalam komunikasi data harus dibedakan antara data dan sinyal. Data didefinisikan
sebagai besaran yang mempunyai atau membawa pengertian sedangkan sinyal adalah
representasi data tersebut dalam bentuk besaran listrik seperti tegangan atau arus. Besaran listrik
inilah yang dapat diolah, diukur ataupun dikirimkan ke tempat lain. Pengembalian sinyal menjadi
data kembali memungkinkan penyebarluasan dari data tersebut.
Data bila dirangkai akan menghasilkan informasi. Baik data maupun sinyal dapat
berbentuk analog ataupun digital. Data digital bukan berarti bahwa sinyalnya harus digital.
Representasi data menjadi sinyal merupakan proses yang tidak saling bergantung akan tetapi
ditentukan oleh pertimbangan teknik dan ekonomik.
Data analog ialah data yang mempunyai nilai yang kontinu untuk selang waktu tertentu.
Contoh data analog misalnya temperatur, tekanan, kecepatan, suara, video dan lain sebagainya.
Data digital akan mempunyai nilai diskrit yang besarnya tertentu dan tetap untuk selang waktu
tertentu misalnya jumlah huruf dalam satu kata, bilangan dan sebagainya. Sinyal analog
merupakan sinyal listrik yang besarnya berubah-ubah setiap saat misalnya tegangan yang berubah
tiap saat.
Sinyal analog dapat digambarkan sebagai sinyal yang mempunyai bentuk gelombang
sinus. Sinyal digital adalah sinyal yang besaran listriknya berbentuk pulsa yaitu gelombang yang
misalnya tegangannya tetap selama jangka waktu tertentu. Sinyal digital biasanya
merepresentasikan bilangan biner 1 dan ditandai dengan kehadiran pulsa serta bilangan biner 0
yang ditandai dengan tidak adanya pulsa atau pulsa yang lain bentuknya dari pulsa untuk
bilangan biner.
Secara teknik data analog akan direpresentasikan dengan sinyal analog melalui transducer
yang sesuai demikian pula data digital akan direpresentasikan ke dalam sinyal digital melalui
proses yang dikenal sebagai encoding. Bilamana data analog ingin direpresentasikan dengan
sinyal digital yang harus melalui proses coding, sedangkan data digital yang ingin
direpresentasikan ke dalam sinyal analog akan mengalami proses modulasi.
Dalam penyalurannya baik sinyal analog maupun sinyal digital dapat mengalami
beberapa kali konversi dari analog ke digital dan sebaliknya. Konversi ini sedapat mungkin harus
sesedikit mungkin karena kualitas sinyal akan menurun karena adanya gangguan alami yang
8
tidak dapat dihilangkan. Jaringan telekomunikasi sekarang ini sebagian besar menggunakan
sinyal digit sehingga gangguan dapat di perkecil.
Pada dasarnya dalam dunia elektronika dikenal dua jenis sinyal listrik yaitu analog dan
digital. Sinyal listrik analog adalah sinyal yang sifatnya seperti gelombang, jadi dapat dikatakan
sinyalnya selalu sambung menyambung atau tidak ada perubahan yang tiba-tiba antara bagian-
bagian sinyal tersebut. Sinyal listrik digital adalah sinyal yang sifatnya seperti pulsa, jadi dapat
dikatakan sinyal tersebut terputus-putus atau terjadi perubahan yang tiba-tiba antara bagian-
bagian sinyal tersebut.
Gambar Sinyal Analog.
9
Gambar Sinyal Digital.
Kedua jenis sinyal tersebut sangat penting di dalam komunikasi data. Hal ini disebabkan
karena sistem komputer selalu bekerja dengan sinyal digital, sedang penyaluran data masih
banyak dilakukam secara analog. Keuntungan dan kerugian sistim komunikasi digital
dibandingkan dengan sistim analog.
Keuntungan Komunikasi Digital :
1. Error hampir selalu dapat dikoreksi.
2. Mudah menampilkan manipulasi sinyal (seperti encryption).
3. Range dinamis yang lebih besar (perbedaan nilai terendah terhadap tertinggi) dapat
dimungkinkan.
Kerugian Komunikasi Digital :
1. Biasanya memerlukan bandwidth yang lebih besar.
2. Memerlukan sinkronisasi.
B. Definisi Gelombang Radio
Gelombang radio adalah suatu gelombang yang terdiri dari garis-garis gaya listrik (E) dan
garis-garis gaya magnet (H) yang merambat di ruang bebas (Free Space) dan mempunyai
kecepatan sebesar kecepatan cahaya (3.108 meter/detik), susunan dari garis-garis gaya listrik dan
garis-garis gaya magnet terdapat gelombang radio, disebut Transverse Electromagnetik (TEM)
dan susunan garis gaya tersebut adalah :
1. Garis Gaya Listrik (E) tegak lurus dari gaya magnet (H).
10
2. Garis Gaya Listrik (E) tegak lurus arah rambatan.
3. Kumpulan garis-garis gaya yang terbanyak merupakan harga kuat medan maksimum.
Jadi gelombang radio selalu mempunyai
1. Kuat medan listrik (E) dan kuat medan magnet (H).
2. Arah rambatan.
3. Frekuensi (F).
4. Panjang Gelombang (X).
5. Polarisasi I.
Polarisasi antena ditentukan oleh arah medan listrik (E) gelombang yang di pancarkan
oleh antena terhadap bidang permukaan bumi/tanah. Bila suatu gelombang elektromagnetik yang
dipancarkan suatu medan listrik yang sejajar dengan permukaan bumi maka antena tersebut
memiliki polarisasi horizontal, sebaliknya bila suatu gelombang elektromagnet yang di pancarkan
suatu antena mempunyai medan listrik yang tegak lurus dengan permukaan bumi maka antena
tersebut dikatakan berpolarisasi horizontal. Ada 2 macam bentuk polarisasi yaitu :
1. Polarisasi Linier
2. Polarisasi Non Linier
Polarisasi linier yaitu arah garis gayanya merupakan garis lurus polarisasi ini terbagi menjadi :
1. Polarisasi linier vertikal : bila arah garis gaya listriknya tegak lurus terhadap permukaan
bumi/tanah.
2. Polarisasi linier horizontal : bila arah garis gaya listriknya sejajar terhadap permukaan
bumi/tanah. Polarisasi non linier yaitu bila arah garis gayanya melingkar, polarisasi ini
terbagi menjadi :
a. Polarisasi non linier positif : yaitu bila arah garis gaya listriknya melingkar searah
dengab jarum jam.
b. Polarisasi non linier negatif : yaitu bila arah garis gaya listriknya melingkar
berlawanan arah dengan jarum jam.
11
C. Macam-macam gelombang radio
Gelombang radio ditinjau dari perambatannya dibedakan menjadi :
1. Gelombang Tanah (Surface wave/Ground wave)
Adalah gelombang radio yang perambatannya selalu mengikuti bentuk permukaan
bumi/tanah, yang termasuk dalam gelombang tanah adalah gelombang radio yang mempunyai
frekuensi antara 3 MHz. Oleh karena gelombang tanah merambat mengikuti bentuk permukaan
tanah/bumi maka gelombang ini mengalami kehilangan energi yang disebabkan oleh adanya
penyebaran di antena pemancar (Spreading Loss) adanya redaman tanah karena gelombang ini
akan selalu menginduksi tanah sepanjang perambatannya. Penggunaan gelombang tanah ini
paling efektif adalah dengan menggunakan polarisasi yang vertikal, hal ini dikarenakan adanya
redaman tanah yang akan lebih besar pada polarisasi horisontak dibanding polarisasi vertikal.
Gambar 7.2. Gelombang Tanah.
2. Gelombang Angkasa (Skywave/Ionosphere wave)
Adalah gelombang radio yang merambat langsung keatas bumi, kedalam atmosphere dan
dalam kondisi-kondisi tertentu dapat dipantulkan kembali ke bumi oleh lapisan ionosphere, yang
termasuk dalam gelombang angkasa adalah gelombang radio yang mempunyai frekuensi antara 3
s/d 30 MHz. Penggunaan gelombang angkasa ini adalah untuk sistem komunikasi jarak jauh dan
jangkauan yang dapat dicapai oleh sistem komunikasi ini tergantung dari tinggi rendahnya
lapisan ionosphere sebagai lapisan pemantul.
12
Gelombang 7.3. Gelombang Angkasa.
3. Gelombang Ruang (Spacewave)
Adalah gelombang radio yang dalam perambatannya dari antena pemancar ke antena
penerima melalui ruang bebas, yang termasuk dalam gelombang ruang ini adalah gelombang
radio yang mempunyai frekuensi lebih besar dari 30 MHz (VHF keatas).
Redaman pada gelombang ruang
Pada perambatan gelombang ruang dari antena pemancar ke antena penerima gelombang
ini mengalami 2 macam kehilangan energi/red redaman yaitu : akibat penyebaran di antena
pemancar spreading loss dan akibat redaman dilapisan atmosphere (ruang bebas).
D. Spektrum frekuensi
Tabel 1.1. Spektrum frekuensi gelombang radio.
Hubungan antara panjang gelombang dan frekuensi adalah sebagai berikut :
X = c If
dimana :
13
Nama Frekuensi Panjang Gelombang
Very Low Frequency VLF 3 - 30 KHz > 10 km
Low Frequency LF 30 - 300 KHz 1-10 km
Medium Frequency MF 300 - 3000 KHz 100-1000 km
High Frequency HF 3 - 30 MHz 10-100 m
Very High Frequency VHF 30 - 300 MHz 1-10 m
Ultra Hifgh Frequency UHF 300 - 3000 MHz 10-100 cm
Super High Frequency SHF 3 - 30 GHz 1-10 cm
Extremely High Freq EHF 30 – 300 GHz 1-10 mm
X = Panjang Gelombang (m)
c = Kecepatan Gelombang Radio di udara (m/det)
f = Frekuensi (Hz)
E. Sistem Transmisi Microwave
Sistem transmisi microwave adalah suatu sistem transmisi dengan menggunakan
gelombang radio di atas frekuensi 1 GHz. Suatu sistem trasnmisi microwave dapat berupa sebuah
hop dengan jarak maksimum 50 km atau sebuah backbone yang berupa multiple hop, dengan
jarak sampai ratusan atau ribuan kilometer. Secara garis besar, tujuan dari sistem komunikasi
radio adalah untuk mentransmisikan informasi dari satu tempat ke tempat lain tanpa gangguan.
Untuk mendapatkan hasil yang baik, diperlukan suatu kondisi dimana antena pengirim dan
penerima dapat saling melihat tanpa ada halangan (Line of Sight) dalam batas-batas tertentu.
Microwave tidak dapat mengikuti bentuk bumi sehingga memerlukan transmisi line-of-
sight. Yaitu transmisi mengikuti garis lurus. Jarak yang bisa dilingkupi oleh sinyal tersebut
tergantung dari besar dan tinggi antena. Sinyal microwave berpropagasi satu arah pada satu
waktu sehingga dua frekuensi diperlukan untuk komunikasi dua arah.
F. Line of Sight (LOS)
Pada teknik gelombang mikro, suatu hubungan komunikasi disebut Line of Sight (LOS),
jika antara antena pengirim dan penerima dapat saling "melihat" tanpa adanya penghalang pada
lintasan pada batas-batas tertentu. Parameter-parameter dalam popagasi line of sight antara lain :
panjang lintasan, faktor k, tinggi tonjolan bumi, daerah fresnel, tinggi penghalang dan tinggi
penghalang tambahan.
14
Dimana :
Ta1 = tinggi antena stasiun pemancar (m)
Ta2 = tinggi antena stasiun penerima (m)
Ap1 = altitude stasiun pemancar (m)
Ap2 = altitude stasiun penerima (m)
C = clearance (m)
P1 = tinggi penghalang (m)
K = faktor kelengkungan bumi
D1 = jarak penghalang ke pemancar (m)
D2 = jarak penghalang ke penerima (m)
BAB. VIII PENGANTAR TEKNIK SATELIT
15
A. Satelit
Satelit adalah suatu benda di ruang angkasa yang mengitari benda lain didalam lingkup
tata surya dalam periode dan ketinggian tertentu.
Macam-macam satelit diantaranya : Satelit ilmiah (untuk riset)
1. Satelit Militer.
2. Satelit Cuaca.
3. Satelit Navigasi dan Maritim.
4. Satelit komunikasi (SATKOM).
Dari kelima macam satelit tersebut akan dijelaskan tentang satelit komunikasi SATKOM. Satelit
komunikasi tersebut mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Sebagai stasiun pengulang (repeater).
2. Memperkuat sinyal RF (radio frekuensi).
3. Mengubah sinyal RF up link stasiun bumi menjadi sinyal RF down link stasiun bumi.
B. Prinsip Sistem Komunikasi Satelit
Komunikasi satelit mirip dengan line-of-sight microwave, hanya saja salah satu
stasiunnya, yaitu satelit, mengorbit di atas bumi. Satelit berfungsi seperti antena dan repeater
yang sangat tinggi.
Prinsip dasar komunikasi satelit adalah sistem komunikasi radio dengan satelit sebagai
stasiun pengulang. Konfigurasi suatu sistem komunikasi satelit terbagi atas dua bagian, yaitu :
16
ruas bumi (ground segment) dan ruas angkasa (space segment). Ruas bumi terdiri dari beberapa
stasiun bumi yang berfungsi sebagai stasiun bumi pengirim dan stasiun bumi penerima.
Sedangkan ruas angkasa berupa satelit yang menerima sinyal yang dipancarkan dari stasiun bumi
pengirim, kemudian memperkuatnya dan mengirimkan sinyal tersebut ke stasiun bumi penerima.
Pada sistem komunikasi satelit yang menggunakan orbit geosinkron, jarak yang harus ditempuh
sangat jauh, yaitu sekitar 36.000 km. Hal ini menyebabkan redaman lintasan menjadi sangat
besar, sehingga level daya terima sangat lemah. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan
peralatan yang mempunyai kehandalan tinggi, baik dari segmen angkasa maupun segmen bumi.
Sesuai dengan ketinggian orbitnya, sistem komunikasi satelit bergerak terdiri dari tiga jenis orbit,
yaitu :
a. LEO (Low Earth Orbit) pada ketinggian 500 km sampai dengan 2.000 km.
b. MEO (Medium Earth Orbit) pada ketinggian 5.000 km sampai dengan 20.000 km.
c. GEO (Geosynchronous Earth Orbit) pada ketinggian 35.786 km.
C. Link Komunikasi Satelit
Dalam link komunikasi satelit terdapat dua lintasan utama, yaitu uplink dan downlink.
Uplink merupakan lintasan dari stasiun bumi ke satelit, sedangkan downlink merupakan lintasan
dari satelit ke stasiun bumi. Untuk hubungan link komunikasi dapat dilakukan melalui beberapa
konfigurasi, yaitu : hubungan point-to-point, point-to-multipoint, multipoint-to-point dan
multipoint-to-multipoint. Dalam sistem komunikasi satelit, untuk uplink biasa digunakan
17
konfigurasi multipoint-to-point, sedangkan untuk downlink biasanya menggunakan konfigurasi
point-to-multipoint (broadcast). Hubungan dalam komunikasi satelit dapat dikelompokkan dalam
tiga bagian, yaitu :
a. Uplink, yaitu hubungan dari stasiun bumi ke satelit.
b. Downlink, yaitu hubungan dari satelit ke stasiun bumi.
c. Inter Satullite Link (ISL), yaitu lintasan full duplex antara dua satelit.
D. Parameter Link Sistem Komunikasi Satelit
Parameter link sistem komunikasi satelit terdiri dari penguatan antena, EIRP, redaman
ruang bebas kerapatan fluks daya, daya sinyal pembawa dan derau. Dengan parameter ini,
persyaratan teknik yang harus dipenuhi oleh sistem dapat ditentukan yang pada akhirnya dapat
diperoleh rancangan sistem dengan kualitas sinyal sesuai dengan yang diharapkan.
E. Penguatan Antena
Penguatan antena adalah perbandingan daya yang dipancarkan (diterima) dalam tiap
satuan luas pada arah tertentu oleh suatu antena dengan daya yang dipancarkan (diterima) dalam
luas yang sama dengan menggunakan antena isotropic jika keduanya diberi daya yang sama.
Dalam komunikasi satelit, jenis antena yang biasa digunakan untuk satelit adalah antena
parabola.
Pembagian frekuensi untuk satelit C-Band adalah sebagai berikut '
- Frekuensi Up Link : dari 5,925 sampai dengan 6,425 GHz dengan total band width sebesar
500 MHz.
- Frekuensi Down Link : dari 3,700 sampai dengan 4,200 GHz dengan total band width sebesar
18
500 MHz.
Adapun kapasitas transponder satelit untuk satelit generasi Palapa B yaitu terdiri dari 24
transponder yang terbagi atas 12 transponder untuk polarisasi horizontal dan 12 transponder
untuk polarisasi vertikal.
Tabel 3 : Perbandingan Sistem Satelit Domestik Indonesia.
Antena adalah perangkat out door yang berfungsi untuk memancarkan dan menerima gelombang
radio RF. Antena yang dipakai dalam komunikasi satelit/VSAT yaitu antena parabola.
Fungsi antena parabola pada komunikasi VSAT adalah sebagai berikut : Memancarkan
gelombang radio RF dari stasiun bumi ke satelit yang mana besar frequensinya dari 5,925 GHz
sampai dengan 6,425 GHz.
F. Jenis Antena Parabola
Jenis-jenis antena parabola yang digunakan dalam komunikasi VSAT adalah sebagai berikut :
1. Antena Parabola Focal Point
Pada antena jenis ini horn ditempatkan pada tituk fokus parabola.
19
2. Antena Cassegrain
Pada antena ini titik fokus main reflektor dengan titik fokus sub reflektor berimpit dalam satu
titik.
Gambar 8.2 Antena Cassegrain.
3. Antena Gregorian
Pada antena jenis ini titik fokus main reflektor dan titik fokus sub reflektor berimpit dalam satu
titik.
4. Antena offset Parabola , terdiri dari dua jenis yaitu :
1). Antena offset parabola focal point (Prime Focus).
20
Gambar. 8.3. Antena Offset parabola focal point.
2). Antena offset parabola cassegrain.
Gambar 8.4. Antena Offset Cassegrain.
G. Beamwidth Antena Parabola
Beamwidth adalah besarnya sudut berkas pancaran gelombang RP utama (main lobe)
yang dihitung pada titik 3 dB down dari puncak main lobe. Besarnya beamwidth adalah sebagai
berikut :
BW = 21,1f . d
derajat
Dimana :
BW = 3 dB Beamwidth
d = diamter antena dalam meter
f = frekuensi dalam GHz
21
Gambar 8.5. Beamwidth Antena Parabola
8.8 Gain Antena Parabola
Gain antena parabola dapat dituliskan sebagai berikut : G = 9,87n0,09
d2 .f 2
H. Low Noise Amplifier (LNA)
LNA adalah perangkat out door yang berfungsi memberikan penguatan terhadap sinyal
yang datang dari satelit melalui antena dengan noise yang cukup rebdah dan bandwidth yang
lebar (500 MHz).
Lemahnya sinyal dari satelit yang diterima oleh LNA disebabkan oleh faktor berikut :
- Jauhnya letak satelit, sehingga mengalami redaman yang cukup besar disepanjang lintasannya.
- Keterbatasan daya yang dipancarkan oleh satelit untuk mencakup wilayah yang luas.
Untuk dapat memberikan sensitivitas penerimaan yang baik, maka LNA harus memiliki
noise temperatur yang rendah dan mempunyai penguatan/gain yang cukup tinggi (Gain LNA =
50 dB). LNA harus sanggup bekerja pada band frekuensi antara 3,6 GHz sampai dengan 4,2 GHz
(bandwidth nya 500 MHz). Standar CCIR untuk penerimaan sinyal adalah maksimum noise
sebesar 10.000 pW (10 -8 Watt) untuk sinyal sebesar 1 mW. Maka harga minimum S/N adalah
sebagai berikut : S/N = 10 log 10−8
10−3 = 50dB
Salah satu jenis LNA yaitu parametrik LNA. Parametik LNA yaitu LNA yang
menggunakan penguat parametrik untuk penguat pertamanya dan penguat transistor biasa pada
22
tingkat keduanya. Penguatan pertama (parametric amplifier) memberikan penguatan 15 sampai
dengan 20 dB dan penguatan transistor memberikan penguatan 35 sampai dengan 40 dB,
sehingga total penguatannya sebesar 55 dB.
Gambar 8.6. LNA parametik.
1. Solid State Power Amplifier
SSPA yaitu perangkat out door yang berfungsi untuk memperkuat daya sehingga sinyal
dapat dipancarkan pada jarak yang jauh. SSPA ini merupakan penguat akhir dalam rangkaian sisi
pancar (transmit side) yang merupakan penguat data frekuensi sangat tinggi dalam orde Gega
Hertz.
Tujuan penggunaan SSPA adalah untuk memperkuat sinyal RE pancar pada hand
frekuensi 5,925 GHz sampai dengan 6,425 GHz dari Ground Communication Equipment (GCE)
pada suatu level tertentu yang jika digabungkan dengan gain antena akan menghasilkan daya
pancar (EIRP) yang dikehendaki ke satelit.
Ada hal yang perlu diperhatikan dalam mengoperasikan penguat data frekuensi tinggi diantaranya
:
1. Besar daya output yang dihasilkan.
2. Lebar band frekuensi yang harus di cakup.
3. Pengaruh intermodulasi yang muncul
4. Input dan output Back-Off
J. Up/Down Converter
Perangkat ini dikemas dalam satu kemasan tetapi memiliki dua fungsi yaitu sebagai up
converter dan sebagai down converter.
23
Gambar 3.10. Up Converter.
Adapun hubungan antara bandwidth RF dan bandwidth IF dapat ditunjukan seperti gambar
berikut :
Gambar 8.7. Bandwidth RF dan Bandwidth IF.
Down Converter
Berfungsi untuk mengkonversi sinyal RF Down link (3,7 MHz - 4,2 MHz) menjadi sinyal
intermediate frequency dengan frekuensi center sebesar 70 MHz.
RF DOWN LINK = RF UP LINK – 2225 MHz.
K. Modem Satelit
Modem merupakan perangkat indoor yang berfungsi sebagai modulator dan demodulator.
Teknik modulasi yang dipakai dalam modem satelit yaitu modulasi dengan sistem PSK (Phase
24
Shift Keying) .
Resume :
1. Sistem komunikasi VSAR merupakan salah satu komunikasi dengan menggunakan satelit
sebagai media transmisinya untuk mentransmisikan data, voice dan video.
2. Analisa link merupakan proses kalkulasi level daya carrier yang ditransmisikan dari
stasiun bumi dan satelit agar diperoleh rasio C/N yang diperlukan pada ujung link
penerima.
3. Link satelit (VSAT) dipengaruhi oleh pengaruh up link dan pengaruh down link dan juga
terdapat sejumlah bagian interferensi yang mempengaruhinya.
25
BAB IX. PENGANTAR TEKNIK VSAT
A. Latar Belakang
Di masa ini, pelayanan telekomunikasi memainkan peran yang sangat penting dalam
modernisasi kehidupan manusia dan menjadi sangat di perlukan dalam tiap aspek kehidupan
seperti bisnis, perdagangan, rumah tangga, industri dan sebagainya.
Secara tradisional pengembangan-pengembangan infrastruktur jaringan telekomunikasi selama
ini menggunakan teknologi terrestrial, tetapi disadari bahwa penyebaran teknologi semacam itu
memerlukan biaya investasi yang sangat tinggi dan waktu pengembangan yang lama. Teknologi
terrestrial seperti wirelines secara umum telah menunjukkan kinerja yang sangat bagus dalam
mengakomodasikan pelayanan umum.
Sejak tahun 1990, teknologi satelit dipandang sebagai salah satu teknologi yang sesuai
untuk menyediakan solusi yang memadai di beberapa negara. Pada masa yang lalu, aplikasi-
aplikasi satelit kebanyakan digunakan untuk komunikasi jarak jauh (trunk to trunk) dan sejak
tahun 1990 sistem-sistem aplikasi satelit telah mampu diperbaiki secara dramatik disebabkan oleh
kemajuan dalam teknologi satelit, dan pada akhirnya telah mengubah situasi bisnis satelit. Semua
perubahan tersebut terjadi karena didorong oleh meningkatnya permintaan para konsumen untuk
hidup dengan kualitas yang lebih baik dan lebih praktis. Berbagai aplikasi satelit jenis baru telah
tersedia di pasaran seperti : Satullite Mobile Communication, aplikasi multi media, aplikasi
transaksi dan berbagai aplikasu spesifik (penginderaan jarak jauh,
meteorology,GPS,kedaruratan/emergency).
Saat ini teknologi satelit komunikasi menyediakan kapasitas yang sangat besar baik untuk
percakapan telepon maupun untuk transmisi video. Stasiun bumi (ground station) telah berkurang
dalam hal ukuran maupun harga bahkan telah memungkinkan untuk ditempatkan di tempat
pelanggan, salah satu contohnya yaitu aplikasi atau teknologi VSAT (Very Small Aperture
Terminal). VSAT merupakan terminal satelit dengan diameter antena yang kecil, diameter antena
besarnya ukuran antara 0.6-38 meter. Pemakaian teknologi VSAT tersebut sekarang sudah
berkembang pesat dikalangan perusahaan-perusahaan atau industri-industri khususnya untuk
komunikasi telepon (voice), dara, gambar dan video.
Komunikasi akab berjalan dengan baik jika ditunjang oleh infrastruktur yang baik dan
juga di tunjang oleh pengoperasian infrastruktur tersebut secara maksimal, efisien dan efektif.
26
Begitu juga pada teknologi VSAT, perangkat-perangkat VSAT tersebut harus dioperasikan
semaksimal mungkin sehingga menghasilkan komunikasi yang baik, juga yang menjadi perhatian
adalah masalah kalkulasi atau perhitungan sinyal RF pada komunikasi beserta parameter-
parameter yang lainnya yang ada dalam komunikasi.
B. Definisi
VSAT (Very Small Aperture Terminal) merupakan suatu terminal yang menggunakan
antena kecil, antara 0,5 - 3,5 meter yang juga dapat di anggap sebagai suatu stasiun bumi kecil
yang dapat menerima dan mengirimkan sinyal dari satelit. Nama ini diambil dari nama merk
stasiun bumi yang dibuat oleh TELCOM General, Amerika Serikat. VSAT dapat digunakan
untuk membypass jaringan backbone telekomunikasi dan jaringan private. VSAT ini mudah
untuk dipasang atau dibongkar serta dikonfigurasi sesuai keperluan dari segi teknis.
Aplikasi VSAT
Aplikasi - aplikasi umum dari VSAT ada 2 macam yaitu aplikasi satu arah dan aplikasi satu arah,
antara lain Aplikasi satu arah :
Pelatihan dan pendidikan jarak jauh.
Penyebaran analisis keuangan.
Update data pemasaran dan pendistribusian.
Iklan elektronik di jaringan pertokoan, dan
Lainnya aplikasi dua arah :
Transaksi interaksi komputer.
Transaksi bank atau ATM.
Video Conferrence.
Pemesanan tiket.
Electronic Funds Transfer.
Satullite News Gathering.
Transfer data medis.
C. Space Segment
Sebuah satelit geostasioner yang mampu menguatkan dan mengubah frekuensi sinyal
serta menyediakan Bandwidth dan Power yang dibutuhkan untuk transfer data dari Tx ke Rx.
27
D. Ground Segment
Merupakan stasiun pengendali pusat (Hub) dan terminal. Sistem pengendali pusat (Hub)
ini berfungsi untuk mendistribusikan dan mengatur komunikasi pada suatu lokasi tertentu atau
pada suatu kanal komunikasi tertentu lalu membangun jaringan signaling.
Konfigurasi stasiun dan trafik.
Ada tiga macam jenis Hub yaitu Dedicated Hub, Mini Hub dan Shared Hub.
a. Dedicated Hub
Merupakan Hub yang sepenuhnya digunakan oleh sebuah jaringan perusahaan yang
merupakan aset perusahaan. Jumlah VSAT yang digunakan bisa mencapai jumlah yang
besar tergantung berapa besarnya jaringan perusahaan tersebut.
b. Mini Hub
Hampir sama dengan Dedicated Hub namun dalam skala yang lebih kecil.
c. Shared Hub
Merupakan jaringan VSAT yang dimiliki dan dioperasionalkan oleh operator, dimana satu
Hub dipakai bersama oleh beberapa perusahaan kecil.
3. Konfigurasi Jaringan VSAT
Ada 2 macam konfigurasi jaringan VSAT yaitu konfigurasi bintang (Star) dan konfigurasi
jaring (Mesh). Kedua konfigurasi jaringan ini memiliki kelemahan dan kelebihannya masing-
masing : Konfigurasi Jaringan Bintang (Star). Pada jaringan Star terdiri atas sebuah stasiun pusat
bumi yang disebut Hub dan sejumlah stasiun VSAT.
Konfigurasi ini memiliki dua macam arah hubungan yaitu hubungan satu arah dan
hubungan dua arah. Pemilihan topologi/konfigurasi didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan
sebagai berikut :
Struktur dari aliran informasi di dalam jaringan.
Kualitas link dan kapasitas yang diperlukan.
Delay transmisi.
28
Contoh aplikasi dari VSAT adalah verifikasi kartu kredit, reservasi di hotel, kapal terbang,
penyewaan mobil dan lain-lain.
Pada komunikasi VSAT ada yang disebut up link dan down link. Up link adalah sinyal
radio frekuensi (RF) yang dipancarkan dari stasiun bumi ke satelit. Down link adalah sinyal radio
frekuensi (RF) yang dipancarkan dari satelit ke stasiun bumi. Pada umumnya VSAT
menggunakan KU-band dan C-band frekuensi.
Ku-band digunakan di Amerika Utara, Eropa dan menggunakan antena VSAR yang kecil,
yang mana untuk frekuensi up link adalah sekitar 14 GHz dan untuk frekuensi down link sekitar
12 GHz.
C-band digunakan intensif di Asia, Afrika dan Amerika Latin dan menggunakan antena
yang lebih besae, yang mana untuk frekuensi up link adalah sekitar 6 GHz dan untuk frekuensi
down link sekitar 4 GHz.
29
Hubungan antar VSAT memerlukan 2 hop dan selalu melalui hub dengan delay 0,5 detik.
Tiap hop terdiri atas 1 uplink dan 1 downlink. Ada dua macam hubungan antara Hub dan VSAT:
1. Hubungan dari Hub ke VSAT melalui kanal Outbound.
2. Hubungan dari VSAT ke Hub melalui kanal Inbound Konfigurasi Mata Jala (Mesh).
Pada konfigurasi jaringan Mesh, semua VSAT terhubung satu sama lain tanpa harus melalui Hub.
Konfigurasi Mesh hanya dapat digunakan jika satelit mempunyai kemampuan yang tinggi
(antena yang handal dan daya yang besar), karena hubungan antar VSAT hanya satu hop dengan
delay time 0,25 detik. Karena keterbatasannya, konfigurasi jaringan ini masih jarang digunakan.
3.5 Perangkat Stasiun VSAT
Ada dua macam perangkat stasiun VSAT yaitu Outdoor Unit (ODU) dan Indoor Unit
(IDU)
30
a. Outdoor Unit (ODU)
ODU terdiri atas antena kecil yang berfungsi untuk penerimaan dan pengiriman sinyal elektrik.
Biasanya diletakkan di tempat yang cukup tinggi sehingga memungkinkan terjadinya komunikasi
Line Of Sight dengan satelit. Parameter dari ODU antara lain band frekuensi TX dan RX,
pengaturan frekuensi untuk frekuensi transmit dan tunning untuk frekuensi receive, EIRI. G/T
dan gain side lobe dari antena.
Gambar 9.7. Contoh Antena ODU
b. Indoor Unit (IDU)
IDU terdiri atas sebuah kotak kecil yang didalamnya terdapat papan transmitter receiver serta
sebuah interface ke perangkat pengguna. Parameter yang penting pada IDU ini antara lain :
nomor port, tipe port dan kecepatan port.
E. Parameter Kinerja VSAT
Kehandalan suatu sistem pada sistem komunikasi satelit yang dinyatakan oleh sinyal to
31
noise ratio (S/N). Dimana (SIN) yang merupakan fungsi dan nilai carrier to noise ratio (C/N).
Didalam sistem komunikasi satelit digital, performansi dari sistem dapat diukur dari nilai bit error
rate ratio (BER) dari sinyal yang diterima oleh stasiun bumi. Nilai BER yang diukur pada
penerimaan sinyal di stasiun bumi ini juga ditentukan oleh parameter (C/N)-nya.
6.1 C/N (Carrier to Noise)
Parameter satelit ini menyatakan besarnya carrier terhadap noise. Harga (C/N) ditentukan
dan dipilih berdasarkan jenis dan fasilitas telekmonikasi yang akan diterapkan. Umumnya dalam
perhitungan link untuk sistem transmisi yang ideal, sehingga harga (C/N) harus ditambahkan
margin yang besarnya sekitar 1 sampai 1,5 dB.
VSAT (Very Small Aperture Terminal) merupakan teknologi baru dalam komunikasi
satelit. VSAT menawarkan berbagai macam keuntungan diantaranya kecepatan transmisi yang
tinggi sampai mencapai 2 MBps, kemudahan dalam pemasangan dan pembongkaran serta
konfigurasi jaringan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Komponen - komponen VSAT adalah Space Segment (biasanya satelit) dan Ground
Segment (Hub). Ada 2 macam konfigurasi jaringan pada VSAT yaitu konfigurasi jaringan Star
dan Mesh. Perangkat VSAT terdiri atas ODU (Outdoor Unit) dan IDU (Indoor Unit). Parameter-
parameter yang perlu diperhatikan dalam kinerja VSAT antara lain : C/N (carrier to Noise), EIRP
(Effective Isotropocally Radiated Power), Suhu Derau (Noise temperature), Noise Figure, LNA
(Low Noise Amplifier).
32
BAB. X KOMUNIKASI DATA
A. Abstrak
Komunikasi data yang berkembang dengan pesat dewasa ini. Hal ini sesuai dengan
kemajuan teknologi dalam bidang telekomunikasi dunia yang sedang maju dengan pesat serta
pengaruh era globalisasi dan arus informasi yang sangat diperlukan oleh masyarakat modern.
Kemajuan perekonomian serta majunya teknologi telekomunikasi merupakan titik tolak dan
potensi besar untuk dapat meningkatkan dan mewujudkan berbagai jenis pelayanan komunikasi
yang lebih canggih untuk komunikasi suara, vidio dan data.
Akhir-akhir ini permintaan masyarakat modern akan kebutuhan komunikasi data sangat
berkembang pesat. Untuk mentransfer data dalam jumlah besar dan memerlukan keakuratan dan
juga yang mampu menjaga kerahasian data tersebut. Keunggulan fiber optik sebagai media
transmisi terutama mampu meningkatkan pelayanan sistem komunikasi data seperti peningkatan
jumlah kanal yang tersedia, kemampuan mentransfer data dengan kecepatan mega bit/second,
terjaminnya kerahasiaan data yang dikirimkan, sehingga pembicaraan tidak dapat disadap tidak
terganggu oleh gelombang elektromagnetik, petir atau cuaca.
Bagaimana sejarah singkat perkembangan teknologi komunikasi di Indonesia? Teknologi
Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses,
mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk
menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu,
yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis dan pemerintahan dan merupakan informasi yang
strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk
mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang
lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat
disebar dan diakses secara global.
33
Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi ini adalah mendapatkan
informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi dan rohani.
Kemudian untuk profesi seperti sains, teknologi, perdagangan, berita bisnis dan asosiasi profesi.
Sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang
lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor
lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran.
Perkembangan teknologi informasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari
kehidupan climatal sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya
kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Dan sekarang ini
sedang semarak dietgar berbagai huruf yang dimulai dengan awalan "ë" seperti e-commerce, e-
government, e-education, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversity dan yang
lainnya lagi yang berbasis elektronika.
B. Sejarah singkat perkembangan teknologi di Indonesia
1. Televisi.
2. Radio di tahun 1986-1987-an awal perkembangan jaringan paket radio di Indonesia.
3. Telepon.
4. Pager.
5. Handphone.
6. Bluetooth.
7. Wi-fi.
8. GPS.Internet.
Ledakan Internet di Indonesia sendiri terjadi sekitar tahun 1994. Sebelumnya Internet
sudah masuk ke Indonesia melalui jaringan akademis dan pusat riset, sehingga hanya golongan
akademis dan peneliti yang dapat memanfaatkannya. Itupun masih terbatas pada fasilitas e-mail
saja. Nicholas Negroponte sendiri mengakuui bahwa pertumbuhan host Internet tercepat pada
kwartal ketiga 1994 terjadi di Argentina, Iran, Peru, Mesir, Filipina, Federasi Rusia, Slovenia dan
Indonesia. (Being Digital. Mizan, 1998, hal.184) Di Indonesia, jumlah pengguna Internet
menurut perkiraan ebesar 1 juta orang dari sekitar 200 juta penduduk Indonesia. Angka tersebut
sangatlah kecil dibandingkan dengan rasio pengguna di Amerika Serikat. Berdasarkan data yang
didapat dari APJII (Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia) dari 11.000 Sekolah Menengah
Umum (SMU) di Indonesia, kurang dari 2% yang mempunyai sambungan ke Internet. Itu pun
34
terkonsentrasi di wilayah Jabodetabek dan kota-kota besar di Pulau Jawa.
Kondisi ini sangat memperhatinkan dan menjadikan Indonesia tertinggal jauh di
bnadingkan Negara-negara lainnya yang telah terbiasa memanfaatkan internet untuk pendidikan
di sekolah-sekolah. Di sisi lain, memasuki abad ke-21 ini, diperkirakan kebutuhan tenaga ahli di
bidang teknologi informasi akan meledak dan berbagai urusan diperkirakan hamper semuanya
akan berbasiskan internet.
C. Teknologi Saat Ini
Dalam kehidupan kita dimasa mendatang, sector teknologi informasi dan telekomunikasi
merupakan sector yang paling dominan. Siapa saja yang menguasai teknologi ini, maka dia akan
menjadi pemimpin dalam dunia nya. Teknologi informasi banyak berperan dalam bidang-bidang
antara lain : Bidang Pendidikan (e-Education). Globalisasi telah memicu kecendrungan
pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan tatap mukayang konvensional kearah
pendidikan yang lebih terbuka (Mukhopadhyay M., 1995). Sebagai contoh kita melihat di
Perancis proyek Flexible Learning? Hal ini mengingatkan pada ramalan Ivan Illich awal tahun
70-an tentang "Pendidikan tanpa sekolah (Deschooling Socieiy)" yang secara ekstrimnya guru
tidak lagi diperlukan. Bishop G. (1989) meramalkan bahwa pendidikan masa mendatang akan
bersifat luwes (flexible), terbuka, dan dapat diakses oleh siapapun juga yang memerlukan tanpa
pandang faktor jenis, usia, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya.
E-government mengacu pada penggunaan teknologi informasi oleh pemerintahan, seperti
menggunakan intranet dan internet, yang mempunyai kemanapaan menghubungkan keperluan
penduduk bisnis dan kegiatan lainnya. Bisa merupakan suatu proses-transaksi bisnis antara publik
dengan pemerintah melalui system otomasi dan jaringan internet, lebih umum lagi dikenal
sebagai world wide web. Pada intinya government adalah penggunaan teknologi informasi yang
dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah dan pihak-pihak lain. Penggunaan teknologi
informasi ini kemudian menghasilkan hubungan bentuk baru seperti : G2C (Government to
Citizen), G2B (Government to Business) dan G2G (Government to Government).
D. Kualitas layanan, Infrastruktur dan harga Internet di Indonesia
Infrastruktur di Indonesia sudah cukup baik, namun dibandingkan dengan perkembangan
dunia infrastruktur Indonesia masih belum terbangun dengan baik, tersusun teratur, rapi dan
terjaga dengan baik. Indonesia masih dirasa kekurangan modal untuk membangun berbagai
35
infrastruktur yang baik, up to date dan aman. Alasan ini dirasa cukup kental mempengaruhi
berbagai pembangunan infrastruktur Indonesia yang masih sering terbangun hanya setengah-
setengah atau dengan kata lain ada yang kurang entah dari segi keselamatan, standar operasi dan
lain-lain.
Infrastruktur di Indonesia menurut sekelompok kami masih belum sesuai dengan
harganya. Sekarang ini perkembangan teknologi di Indonesia sudah semakin pesat, namun masih
saja berbagai fasilitas yang kini lebih murah harganya karena kemudahan teknologi, dibuat mahal
di Indonesia baik dari pihak swasta maupun dari pihak pemerintah sendiri. Apalagi segala
infrastruktur yang dibangun di Indonesia tersebut tidak sebaik di semaksimal mungkin dibuatnya.
Maka harga yang ditawarkan tidaklah sepadan dengan kondisi infrastruktur yang dibangun. Hal
ini pun membuat makin terjadinya kesenjangan digital dikalangan masyarakat Indonesia, karena
ketidak layakan harga ini mengakibatkan terbatasnya masyarakat yang dapat menjangkau
penggunaan infrastruktur.
E. Kesenjangan digital di Indonesia dan Bagaimana solusi
Definisi yang disodorkan Craig tentang kesenjangan digital adalah perbedaan antara
mereka yang mendapatkan keuntungan dari teknologi dan mereka yang tidak mendapatkannya.
Jurang pemisah pemakaian teknologi ini kian menganga jika konsumen hanya dipacu untuk
membeli produk.
Penyebab makin lebarnya jurang digital tersebut adalah karena perkembangan teknologi
yang sedemikian pesat, kurang bisa diikuti negara miskin dan yang sedang berkembang. Selain
itu, mahalnya biaya untuk mengimplementasikan teknologi juga jadi faktor berikutnya.
F. Digital GAP di Indonesia
Tahun 1980'an orang lebih berbicara soal mutu, selama tahun 1990'an orang-orang mulai
berbicara tentang re-engineering, sedangkan yang terbaru sekarang ini tahun 2000'an orang
berbicara tentang kecepatan. Seberapa cepat sifat dasar bisnis berubah, seberapa cepat bisnis
menjadi obyek transaksi dan seberapa cepat sebuah akses komunikasi akan mengubah gaya hidup
konsumen.
Perubahan-perubahan kecepatan komunikasi ini dapat terjadi karena adanya aliran
komunikasi digital. Sudah 30 tahun kita ada di zaman komunikasi yang bergerak dalam wujud
kertas, bahkan sampai sekarang penyebaran komunikasi menggunakan kertas masih sangat
36
mendominasi. Tetapi walaupun demikian era sekarang ini perkembangan teknologi digital juga
berkembang dengan sangat cepat, sekarang orang yang tinggal di perkotaan pasti sudah mengenal
era digital ini. Perkembangan teknologi komunikasi Indonesia sangat dipengaruhi oleh
kemampuan sumber daya manusia dalam memahami komponen teknologi komunikasi, seperti
perangkat keras dan perangkat lunak komputer ; sistem jaringan baik berupa LAN ataupun WAN
dan system telekomunikasi yang akan digunakan untuk mentransfer data.
Kebutuhan akan tenaga yang berbasis teknologi komunikasi masih terus meningkat. Hal
ini bisa terlihat dengan banyaknya jenis pekerjaan yang memerlukan kemampuan di bidang
teknologi komunikasi di berbagai bidang, juga jumlah SDM berkemampuan di bidang teknologi
komunikasi masih sedikit, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia. Menurut kami
infrastruktur internet di Indonesia belumlah cukup memadai karena dilihat dari segi pelayanan di
Indonesia akses internet masih belum merata, ini terbukti masih adanya daerah-daerah yang
belum bisa mengakses internet hanya di daerah-daerah tertentu saja yang dapat mengakses
internet.
Dilihat dari segi harga, jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang sudah dapat
mengakses internet secara gratis maka untuk harga di Indonesia dapat dikatakan sangat mahal.
Kesenjangan digital adalah gap yang terlalu besar antara orang yang memakai teknologi digital
dan orang-orang yang masih menggunakan teknologi-teknologi lama, hal ini terjadi karena
berbagai sebab bisa karena biaya teknologi baru yang sangat tinggi dan daerah tempat tinggal
yang mengalami keterlambatan dalam menerima teknologi.
Di Indonesia kesenjangan digital terjadi karena banyaknya orang yang belum bisa
menggunakan teknologi digital yang disebabkan tingginya harga, tingkat pendidikan yang masih
rendah, daya beli masyarakat kelas menengah kebawah yang rendah, dan solusi dari fenomena di
atas adalah pemerintah harua mengeluarkan kebijakan-kebijakan tertentu yang dapat menunjang
meratanya penyebaran teknologi digital dalam berbagai bidang. Sepertinya halnya subsidi dalam
hal akses internet rendag, dan penyediaan sarana teknologi yang menunjang proses pendidikan
dan pengetahuan akan teknologi kepada masyarakat.
37
BAB. XI IP TELEPHONI
A. Konvergensi Jaringan
Pada awalnya telah terbentuk dan berkembang dua jaringan dengan platform yang
berbeda (circuit & packet switched), namun dalam perkembangan selanjutnya terutama semenjak
dinyatakannya kelayakan kualitas transfer informasi real time (komunikasi suara) melalui
jaringan IP atau yang lebih popular dengan istilah VoIP (Voice Over IP), maka mulai adanya
kecenderungan berbagai informasi dilewatkan melalui jaringan IP atau dengan perkataan lain
terjadi konvergensi (kecenderungan) penggunaan jaringan back bone dari circuit switched ke
packet switched.
Di seluruh Indonesia jaringan paket yang telah berkembang secara luas adalah jaringan
paket dengan kualitas best effort yaitu jaringan IP yang menjadikannya sebagai jaringan paket
utama (backbone network) yang menentukan arah dan corak pengembangan menuju NGN (Next
Generation Network). Untuk negara-negara seperti Amerika Serikat yang sejak awal
mengembangkan teknologi ATM, maka arah dan corak pengembangan menuju NGN jaringan
backbone nya berbasis ATM dengan modal awal jaringan circuit switched nya ISDN/B-ISDN
(Broadband ISDN), sedangkan di Indonesia jaringan circuit switched nya sebagian besar PSTN.
B. Latar Belakang Konvergensi
Mengapa terjadi kecenderungan dari circuit switched ke packet switched? Jawabannya
adalah karena penggunaan resources dalam mode packet switched lebih efisien debts hemat
bandwidth sehingga para provider jaringan dapat menawarkan providernya lebih murah
dibanding produk-produk berbasis layanan suara maupun data, khususnya untuk negara Indonesia
yang sebagian besar masyarakatnya mempunyai daya beli rendah dimana cost menjadi bahan
pertimbangan utama. Fakta telah menunjukkan bagaimana ketidakberhasilan pemasaran ISDN
yang telah mulai diperkenalkan semenjak lebih dari 15 tahun lalu padahal produk yang
ditawarkannya serba ada dengan kualitas terjamin, mulai dari telepon biasa, analog (POTS),
telepon digital, faksmile, terminal data, sampai video conference. Sekarang pertanyaannya,
mengapa packet lebih hemat bandwidth? Berikut adalah ilustrasi perbandingan bagaimana circuit
switched dan packet switched dalam mengkonsumsi bandwidth.
Dedicates capacity of channel's for duration of connection.
Channels remain idle when there are no calls.
38
Inefficient use of available capacity. PACKET SWITCHED NETWORK.
Available transmission capacity shared by all forms of information.
More efficient utilization of capacity.
No individual channels.
Can use one 'pipe' for data, fax, voice and video.
C. Circuit Switched Network
Perbandingan efisiensi bandwidth pada circuit switched dan paket switched dalam circuit
switched, ketika seseorang tengah melakukan percakapan dan menduduki sebuah kanal (time
slot) maka pada time slot tersebut tidak dapat disisipi informasi lain sekalipun saat bicara terdapat
celah-celah kosong karena ketika seseorang bicara tidaklah sekontinyu seperti nada pilih yang
seluruh ongga time slot terisi penuh, melainkan terdapat celah-celah kosong yang disebut silence
period. Menurut penelitian yang dilakukan terhadap pola percakapan orang Inggris, secara
statistik selama orang bicara terdapat silence period sebanyak 60% waktu selama pembicaraan.
Atau dikatakan voice activity = 40%. Jadi efisiensi bandwidth dalam circuit switched kurang dari
50%.
Dalam packet switched, manajemen bandwidth-nya mampu memanfaatkan celah kosong
tersebut sebesar 40% dengan asutrr si occupancy 80%. Disinilah letak efisiensi packet switched.
Ditambah lagi dengan teknik kompresi pada sistem VoIP yang mampu menekan bandwidth suara
menjadi 8Kbps yang dalam circuit switched kan voice mengkonsumsi bandwidth sebesar
64Kbps. Khusus untuk kasus Indonesia yang sejak tahun 1999 dimana monopoli
penyelenggaraan jasa telekomunikasi yang berarti dimulainya kompetisi, maka bagi para
peovider dalam bersaing di lingkungan pasar Indonesia yang mempunyai daya beli rendah,
senjata paling ampuh adalah harga jual yang acceptable. Maka lengkaplah sudah faktor-faktor
pendorong konvergensi dari circuit switctrke arah packet switch sehingga para provider beramai-
ramai berburu "everything over IP" termasuk SMS seluler yang selama ini backbone networknya
over SS7.
Konvergensi Jaringan dari Circuit ke Packet Switched kecenderungan jaringan daru
circuit ke packet switch ditandai dengan semakin banyaknya pembangunan Gateway antara
PSTN dengan jaringan IP untuk menyalurkan informasi suara (voice).
39
Dengan hanya membuat Gatewat-Gateway saja dianggap masih kurang efisien karena
belum menyelesaikan masalah secara keseluruhan, masih bersifat parsial. Sumber kelemahan
utamanya terletak dalam sistem circuit switch itu sendiri :
Bersifat properti (tidak open standard) terutama software-software sistem operasi maupun
aplikasinya sehingga sulit dikembangkan kebergantungan pada vendor tertentu sangat
besar.
Secara sistem sub-su sistemnya (unit kontrol, media/switching dan aplikasi/fitur-fiturnya)
bersifat integrated dalam anti tidak terpisah yang dapat dikembangkan secara independen.
40
Kondisi di atas tidak lepas dari pengamatan negara-negara maju yang
kemudianmemperkenalkan teknologi softsitch sebagai total solution untuk mengawal migrasi dan
circuit switched ke packet switched.
D. Migrasi Circuit ke Packet Switched Basis Teknologi Softswitch
Kecenderungan teknologi ke basis paket, maka muncullah konsep jaringan masa depan
yang disebut NGN (Next Generation Network), yaitu konsep jaringan dimana semua layanan
suara, data dan multimedia yang berasal dari berbagai jaringan (PSTN/ISDN, PLMN dan
jaringan data) menggunakan jaringan core network yang sama dan berbasis paket (IP/ATM).
Migrasi ke NGN dapat dilakukan secara radikal atau bertahap. Berdasarkan kondisi eksisting
dimana jaringan telekomunikasi saat ini baik fixed network maupun mobile berbasis circuit
switched, maka cara radikal bukanlah solusi yang bijak mengingat nilai investasinya tidak sedikit
dan life timenya masih cukup panjang. Karena itu harus dilakukan secara bertahap. Malaysia saja
mentargetkan NGN secara penuh tahun 2015. Ilustrasi pergeseran dari basis circuit ke packet
switched.
41
E. Jaringan Berbasis Softswitch
Switch merupakan teknologi baru yang ditawarkan sebagai jawaban/solusi untuk
mengawal migran circuit switched ke packet switched sekaligus sebagai elemen utama dalam
jaringan masa depan KGN. Jaringan berbasis Softswitch mengembangkan standar yang terbuka
untuk menciptakan suatu jaringan yang terintegrasi dengan kemampuan memadukan berbagai
kemampuan layanan Voice data dan multimedia secara lebih efisien.
42
Sistem softswitch terdiri dari softswitch itu sendiri atau sering disebut CallAgent (CA) atau
media gateway controller (MGC) merupakan elemen utama jaringan NGN. Berfungsi untuk
mengontrol semua sesi layanan dan komunikasi serta mengatur interaksi elemen-elemen lainnya
seperti :
Media Gareway, yang terdiri dari :
Access Gateway dan Trunks Gateway
Signaling Gateway
Application Servers (terdiri dari : Feature Server dan Media Server)
Operation Support System (OSS)
Media Gateway adalah elemen jaringan yang berfungsi sebagai elemen transport untuk
merutekan trafik dalam jaringan softswitch dan juga mengirim atau menerima trafik dari jaringan
lain yang berbeda, seperti PSTN, PLMN, VoIP, H.323 dan jaringan akses pelanggan.
Access Gateway adalah media yang digunakan oleh jaringan softswitch untuk
menjangkau pelanggan. Media akses dapat menggunakan cable modem, leased circuit, V5.2,
43
DSL, HFC, FTTH/FTTC dan radio akses Signaling Gateway adalah elemen jaringan yang
berfungsi sebagai interface pensinyalan dari jaringan softswitch ke SS7, PSTN atau PLMN.
Aplication Server adalah elemen jaringan yang menyediakan aplikasi tambahan diluar fitur
teleponi yang membutuhkan server tersendiri, misalnya voice mail, prepaid call, fixed SMS, dll.
Media server adalah elemen jaringan yang berfungsi membantu Softswitch untuk
melakukan pemrosesan panggilan yang terjadi pada media stream, seperti penyediaan dial tone,
sarana conference, announcement. Feature Server adalah elemen jaringan yang berfungsi sebagai
penyedia aplikasi fitur teleponi. "Operating Support System (OSS)" adalah elemen jaringan yang
berfungsi untuk mendukung operasi dan pemeliharaan jaringan, seperti manajemen jaringan.
44
BAB. XII PERKEMBANGAN TEKNOLOGI SELULER
A. Sejarah Perkembangan Teknologi Seluler
Telekomunikasi seluler mengalami perkembangan yang sangat pesat yaitu ditandai
dengan perkembangan jumlah pelanggan, perkembangan teknologi dan layanan. Dan segi
perkembangan pelanggan, pertumbuhan pelanggan telepon seluler mengalami peningkatan yang
menakjubkan dibanding pertumbuhan dari industri-industri lainnya. Angka pertumbuhan
pelanggan telepon seluler secara global mencapai 30% per tahun.
Dan masa teknologi, teknologi telekomunikasi seluler telah mengalami evolusi mulai dari
generasi (1G) berkembang dengan munculnya teknologi generasi berikutnya (2G dan 3G). Saat
ini bahkan sudah mulai kajian dan persiapan standarisasi teknologi dan layanan generasi keempat
(4G).
Generasi Pertama (1G)
Teknologi telekomunikasi seluler generasi pertama disebut juga sebagai sistem analog.
Pada generasi ini yang terkenal adalah AMPS yang dikembangkan oleh Bell Labs USA pada
tahun 1970. Teknologi AMPS menggunakan modulasi frekuensi sebagai mekanisme transmisi
dan beroperasi pada Pita frekuensi 800 MHz. AMPS kemudian menjadi standar komunikasi di
seluruh dunia. Beberapa sistem analog lainnya adalah ETACS (Extended Total Access
Telecommunication Service) dan NNIT (Nordic Mobile Telecommunication) yang keduanya
banyak digunakan di Eropa.
Generasi Kedua (2G)
Sistem telekomunikasi seluler pada generasi kedua menggunakan teknologi digital.
Sistem telekomunikasi seluler pada generasi kedua menggunakan basis teknologi TD/LA dan
CDMA. Sistem yang menggunakan TDMA adalah IS-136 dan GSM. Rancangan utama dari
sistem ini adalah untuk mendukung aliran suara berbentuk circuit-switched. Pada
perkembangannya sistem ini mampu pula mendukung paket data circuit-switched dan layanan
pesan dengan menggunakan Short Message Service (SMS). Teknologi lainnya pada 2G adalah
IS-95 atau Narrowband CDMA dan CDMA.
Generasi Transisi (2.5G)
45
Beberapa teknologi data yang berada pada posisi transisi telah dikembangkan dalam
rangka mendapatkan kecepatan transfer data yang lebih tinggi sesegera mungkin dengan biaya
impelementasi yang lebih murah. Hal ini karena implementasi teknologi 3G memerlukan waktu
yang cukup lama dan biaya yang sangat besar. Teknologi-teknologi ini pada umumnya
dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan dari sistem standar pada 2G dimana
implementasinya diperlakukan sebagai proses upgrade terhadap jaringan 2G. Hal ini
menyebabkan teknologi-teknologi ini di kelompokkan sebagai teknologi 2.5G. Sistem berbasis
teknologi CDMA pada generasi 2.5G meliputi teknologi IS-96 yang telah memberikan kecepatan
lebih tinggi. Sistem berteknologi TDMA pada generasi 2.G meliputi High Speed Circuit Swithed
Digital (HSCSD), 1xEV dan General Packet Radio Service (GPRS). Teknologi-teknologi
tersebut awalnya dikembangkan untuk GSM, tetapi kemudian diadopsi juga oleh badan
standarisasi IS-136. Selain GPRS, teknologi lainnya adalah IS-95B dan 1S-95C yang merupakan
pengembangan dari CDMA.
Generasi Ketiga (3G)
Pada tahun 1985, International Telecommunication Union (ITU) menentukan versi untuk
suatu sistem seluler generasi ketiga (3G), pada saat pertama disebut Future Public Land Mobile
Telecommunication System (FPLMTS) dan kemudian dinamai International Mobile
Telecommunication-2000 (IMT-2000). ITU menyusun tujuan dari proyek IMT-2000 dan
mengalokasikan rentang frekwensi global.
Generasi Ketiga (4G)
Untuk meningkatkan kecepatan akses data yang tinggi dan full mobile maka standar IMT-
2000 di tingkatkan lagi menjadi 10Mbps,301Mbps dan 100Mbps yang semula hanya 2Mbps pada
layanan 3G. Kecepatan akses tersebut didapat dengan menggunakan teknologi OFDM
(Orthogonal Frequency Division Multiplexing) dan Multi Carrier. Di Jepang layanan generasi
keempat ini sudah di implementasikan.
46
BAB. XIII PENGANTAR TEKNIK CATU DAYA
A. Komposisi perangkat sistem catu daya telekomunikasi
Komposisi perangkat Rectifier terdiri dari :
o Mains supply (pin).
o Diesel Genset untuk cadangan caturan input tegangan AC O Distribusi Instalasi listrik.
o AVR menstabilkan input tegangan AC.
o Rectifier mengubah tegangan AC menjadi DC.
o Inserter mengubah satuan DC menjadi AC no-break.
o Batere sebagai cadangan satuan tegangan DC bila rectifier mati.
o (Grounding sister).
o Air Conditioning.
o FAP (Fire Alarm Protection)
B. SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK
Pembagian daya listrik
Pembagian sumber daya listrik utama ke kelompok beban tergantung klasifikasi beban
PENGATURAN TEGANGAN (REGULATION)
Menstabilkan tegangan listrik sebelum disuplay ke beban
47
PENGUBAHAN (CONVERTER)
Mengubah sumber tegangan AC-DC, DC-AC, DC-DC sesuai sistem beban
PENYIMPANGAN (ACCUMULATION)
C. KONFIGURASI INSTALASI MEKANIKAL ELEKTRIKAL
JENIS PERANGKAT INTALASI M.E
SOURCE
PANEL HUBUNG BAGI
PENGANTAR
PEMUTUS PENGHUBUNG
SISTEM PROTEKSI
INDIKATOR
LOAD
D. SOURCE PLN
TEGANGAN MEDIUM/TINGGI
Untuk kosumsi gedung telekomunikasi dengan daya listrik diatas 50KVA, memerlukan trafo
tersendiri dengan output tegangan 220/380V.
TEGANGAN RENDAH
48
Untuk kebutuhan data kurang dari 50KVA disambungkan langsung dengan tegangan rendah 220-
380V.
E. PENGERTIAN D/G
PENGERTIAN JUMLAH CC DALAM MESIN
Jumlah CC mesin adalah Jumlah Volume langkah Torak diukur didalam silinder yang merupakan
perkalian antara Luas penampang silinder dengan panjang langkah Torak.
Untuk setiap silinder : V = 1/4 X D2 X S
Untuk mesin dengan jumlah silinder = n maka : V = Z D2 X S
Dimana :
D = Diameter silinder (cm)
49
S = Langkah torah
n = jumlah silinder
F. GENERATOR
Prinsip Generator
Bila suatu penghantar listrik yang merupakan bagian dari sirkuit tertutup digerakkanm di dalam
medan magnet, maka di dalamnya akan dibangkitkan gaya motor listrik (gaya elektro motor =
GML/EMF).
Dapat disimpulkan bahwa syarat terjadinya listrik :
Adanya magnet yang menghasilkan medan magnet exitasi, penghantar listrik yang biasanya
berupa kumparan dan adanya gerakan berupa kecepatan putaran yang konstan mendorong garis-
garis gaya medan magnet oleh penghantar tersebut.
G. KECEPATAN PUTAR DAN FREKUENSI
Frequensi (Hz) ditentukan oleh kecepatan putar motor dan jumlah kutub magnet yang
membentuk sistem medan magnet exitasi utama dari generator di Indonesia dan Eropa kecepatan
frequensi listrik = 50 Hz.
Di AS kecepatan frekuensi listrik = 60 Hz.
H. SIRKIT PANEL HUBUNGAN BAGI
1. PHB BERDIRI SENDIRI.
2. PHB DENGAN INPUT/OUTPUT DILENGKAPI FUSE DAN SANGKAR.
50
3. PHB DICATU PUB LAIN TANPA SAKLAR INPUT/OUTPUT.
4. PHB DICATU PHB LAIN DENGAN SAKLAR INPUT/OUTPUT.
51
I. IDENTIFIKASI WARNA KABEL
Penghantar 3 fasa
Fasa R/U/X : warna merah.
Fasa S/V/Y : warna kuning.
Fasa T/W/Z : warna hitam.
Penghantar Netral : warna biru.
Penghantar Ground : warna loreng hijau kuning.
IDENTIFIKASI WARNA KABEL
SISTEM PROTEKSI INSTALASI M.E
Proteksi dipasang agar unjuk kerja sistem M.F. sesuai fungsinya pengamanan instalasi :
52
A. PEMUTUS/SEKERING/FUSE/MCB/RCCB.
B. SISTEM GROUNDING.
C. SPARK GAP, ARESTER & VARISTOR.
PROTEKSI EKSTERNAL
PROTEKSI EKSTERNAL GROUNDING MELIPUTI :
AIR TERMINAL/FINAL.
Berfungsi menerima sambaran petir langsung.
DOWN CONDUCTOR.
Berfungsi menyalurkan/menghantarkan arus petir dari final ke sistem pertahanan.
SISTEM PERTAHANAN.
Berfungsi membuang, menetralkan arus petir dengan aman ke tanah.
PROTEKSI INTERNAL
PROTEKSI INTERNAL GROUNDING MELIPUTI :
EQUIFOTENSIAL BONDING (EB).
Berfungsi : mengurangi dan menghilangkan beda potensial akibat sambaran petir.
PERISAUSHIELDING.
Berfungsi : mencegah induksi dan radiasi melalui medium udara ke peralatan/kabel.
ARESTER.
Berfungsi : sebagai pemotong pulsa untuk mencegah masuknya pulsa transient petir secara
konduksi melalui kabel/penghantar.
53
LIGHTNING ARESTER.
Berfungsi : sebagai pemotong pulsa arus transient petir.
Keadaaan normal lightning arester sebagai isolator, pada saat arus transient masuk arester segera
menjadi konduktor yang baik dengan membypass arus petir ke ground setelah membebaskan arus
transient segera berubah menjadi isolator tanpa menyebabkan arus daya membuka/menjatuhkan
fuse/circuit breaker.
Perbedaan jenis arester terletak dalam cara mengubah dirinya menjadi isolator, harga hesaran
arus kilat yang dapat dipotong dan tegangan surge yang diijinkan pada terminalnya.
J. FUNGSI RECTIFIER
Mengubah satuan input AC meliputi satuan output DC yang sesuai dengan karakteristik beban
memelihara kapasitas baterai dengan fasilitas pengisian kembali (Recharge Batere), Pengisian
Kompensasi Self Discharge (Floating Charge), Pengisian Penyesuaian (Equalizing Charge)
memberikan satuan tegangan DC yang aman terhadap beban yang berubah-ubah menjamin untuk
mensuplai arus ke beban dari 0% s/d 100% IN.
54
FUNGSI RECTIFIER
1. Mengubah tegangan input arus bolak-balik (AC) menjadi tegangan arus searah (DC) yang
sesuai dengan karakteristik beban.
2. Menjaga kapasitas batre agar selalu dalam kondisi full charge.
INVERTER
Berfungsi mengubah satuan DC menjadi AC secara kontinyu menyatu beban yang tidak boleh
terputus (no-break) suplai powernya sistem operasi : off line dan on line.
Jenis UPS :
1. On Line UPS
2. Off Line UPS
Elemen utama UPS :
55
1. Rectifier
2. Inverter
3. Batre
4. Stataic Bypass Switch
KARAKTERISTIK BATRE
Tegangan tiap sel batre :
Tegangan Nominal = 2 v/cell. Tegangan ini adalah tegangan dari sel batere sel itu sendiri tanpa
dihubungkan dengan rectifier/beban.
Tegangan Trickle/Boating = 2,15-2,25 v/cell. Tegangan ini dimaksudkan untuk pengisian
kompensasi dari self discharge.
Tegangan Charge/Equalizing = 2,23-2,4 v/cell. Digunakan untuk pengisian batere, bila
kapasitasnya dibawah normal.
Tegangan Initial/Pengisian awal = 2,6-2,7 v/cell. Digunakan untuk batere baru/baru diperbaiki.
CIRI-CIRI BATERE KONDISI PENUH
Timbulnya gelembung-gelembung gas heterogen (gassing) pada setiap elektroda.
Indikasi warna elektroda-elektroda : positif warna coklat tua-elektroda negatif warna abu-abu
(warna timbel).
Setelah tiga kali pengukuran dalam selang waktu 12
jam s/d 1 jam.
LOAD CLASIFICATION
Non esential LOAD (Beban AC tidak penting).
Apabila catuan AC terputus untuk waktu yang lama, beban AC dalam kategori ini tidak
menyebabkan terputusnya pada pelayanan telekomunikasi seperti lampu penerangan. Air
Conditioning untuk kepentingan umum.
Esential LOAD (Beban AC penting).
Load didalam kategori ini apabila catuan AC putus, untuk sementara waktu tidak akan
mengganggu terhadap pelayanan telekomunikasi sehingga harus ada catuan cadangan.
a. Beban AC yang tidak boleh terputus sistem (No Break System) Esensial load.
NON ESENSIAL LOAD
56
Pemutusan catuan listrik tidak mengalami kerugian penggunaan sesuai dengan kebutuhan tidak
berhubungan langsung dengan alat produksi.
ESENSIAL LOAD
Memerlukan catuan secara terus menerus.
Sebagai alas produksi yang vital.
Apabila terjadi pemutusan listrik timbul kerugian materil/non materil.
Service terganggu.
AIR CONDITIONING
REFRIGERASI :
Suatu proses pengambilan panas/kalor dari obyek yang akan didinginkan, sehingga mencapai
suatu kondisi/temperatur yang diinginkan.
Teknik pendingin, meliputi :
a. Refrigeration
b. Air Conditioning
Dasar AC Split adanya kebutuhan dan beberapa ruangan kerja berdekatan yang perlu
dikondisikan dan perlunya efisiensi biaya serta aktivitas dari pengkondisian ruangan itu sendiri.
Faktor-faktor yangn mempengaruhi keadaan suatu ruang :
a. Suhu/Temeperatur.
b. Kelembapan udara (humidity).
c. Distribusi udara.
d. Kebersihan udara.
BLOK DIAGRAM AC SPLIT
57