zakat profesi.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

zakat profesi.docx

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahFenomena yang terjadi dalam masyarakat di dunia perekonomian modern saat ini semakin kecil keterlibatan langsung dari sumber daya manusia dalam sektor produksi dan semakin membesarnya pendapatan dari sektor jasa. Karena itu, gaji, upah, dan bonus menjadi suatu pendapatan manusia di zaman modern seperti sekarang ini, dan bernilai jauh melampaui dari nisab.Pendapatan profesi adalah sebuah hasil dari kerja menguras otak dan keringat yang dilakukan oleh setiap orang. Contoh dari pendapatan kerja profesi adalah: gaji, upah, insentif, atau nama lainnya disesuaikan dengan jenis profesi yang dikerjakan baik itu pekerjaan yang mengandalkan kemampuan otak atau kemampuan fisik lainnya dan bahkan kedua-duanya. Yang dapat dikategorikan dari sejumlah pendapatan yang termasuk dalam kategori zakat profesi, seperti:1. Pendapatan dari hasil kerja pada sebuah instansi, baik pemerintah (Pegawai Negeri Sipil) maupun swasta (Perusahaan swasta). Pendapatan yang dihasilkan dari pekerjaan seperti ini biasanya bersifat aktif atau dengan kata lain relatif ada pemasukan/pendapatan pasti dengan jumlah yang relatif sama diterima secara periodik (biasanya perbulan).1. Pendapatan dari hasil kerja profesional pada bidang pendidikan, keterampilan dan kejuruan tertentu, dimana si pekerja mengandalkan kemampuan/keterampilan pribadiannya, seperti: dokter, pengacara, tukang cukur, artis, perancang busana, tukang jahit, presenter, musisi, dan sebagainya. Pendapatan yang dihasilkan dari pekerjaan seperti ini biasanya bersifat pasif, tidak ada ketentuan pasti penerimaan pendapatan pada setiap periode tertentu.[footnoteRef:1] [1: M. Arif Mufraini, Akuntansi dan manajemen zakat, hal. 73]

Hasil kerja dalam pengertian kini mencakup:1. Gaji dan upah dan apa saja yang sehukum dengannya.1. Upah keahlian selain perniagaan, dimana yang berperanan penting disitu ialah kerja.Berbeda dengan sumber pendapatan dari pertanian, peternakan dan perdagangan, sumber pendapatan dari profesi tidak banyak dikenal pada masa generasi terdahulu. Semua penghasilan melalui kegiatan profesional tersebut, apabila telah mencapai nisab, maka wajib dikeluarkan zakatnya.Oleh karena itu pembahasan mengenai tipe zakat profesi tidak dapat dijumpai dengan tingkat kedetilan yang setara dengan tipe zakat yang lain. Namun bukan berarti pendapatan dari hasil profesi terbebas dari zakat, karena zakat secara hakikatnya adalah pungutan terhadap kekayaan golongan yang memiliki kelebihan harta untuk diberikan kepada golongan yang membutuhkan.Dari penyaluran zakat yang penulis ketahui dari sebagian masyarakat Kadipaten, penulis berpendapat bahwa zakat profesi PNS merupakan kesadaran bagi mereka yang sadar bahwa zakat sudah menjadi kewajiban bagi umat muslim, dan bukan suatu paksaan. Para PNS sesungguhnya sudah mempunyai gaji yang tetap dibandingkan dengan pekerjaan yang tidak tentu penghasilannya. Sedangkan bagi PNS yang belum bisa menyadari akan kewajiban zakat maka bisa dikatakan mereka terpaksa karena zakat tersebut sudah termasuk dalam potongan gaji yang diterima.Disamping saat ini sudah banyak potongan gaji PNS, juga tidak jelasnya penyaluran zakatnya, maka penyerahan zakat terserah kepada muzakki (orang yang membayar zakat). Dalam hal ini pemerintah tidak berhak untuk memaksa para PNS untuk mengeluarkan zakatnya. Karena di Indonesia sendiri diketahui tidak hanya masyarakat muslim saja, tetapi banyak juga masyarakat lain yang non-muslim.Jawa Barat merupakan daerah strategis bagi pengembangan sosial ekonomi dan sosial keagamaan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut Data SIAK Provinsi Jawa Barat didiami penduduk sebanyak 46.497.175 Juta Jiwa.[footnoteRef:2] Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Jawa Barat pada bulan September 2012 sebesar 4.421,484 orang (9,89 persen).[footnoteRef:3] Untuk umat Islam jalan keluar bagi upaya peningkatan kesejahteraan salah satunya memaksimalkan potensi zakat. Potensi zakat di Jawa Barat diperkirakan mencapai Rp 17, 67 triliun setiap tahun (republika.co.id). [2: http://www.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/75. 23 mei 2013 jam 20 : 32] [3: Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Barat No. 04/01/32/Th. XV, 2 Januari 2013. 23 mei 2013 jam 20 : 40]

Sejak dulu, permasalahan zakat secara umum hanya terfokus kepada dua hal pokok, yakni mengenai pengelolaan dan mengenai kesadaran para wajib zakat. Untuk pengelolaan zakat sesungguhnya sudah diatur oleh UU nomor 38 tahun 1999, hanya pelaksanaannya yang masih kurang konsisten.Disini penulis beranggapan bahwa potensi zakat masyarakat Jawa Barat begitu baik, terutama yang penulis ketahui selama turun langsung untuk melihat dan mewawancarai sebagian dari masyarakat yang PNS di Tasikmalaya, terutama di wilayah Kecamatan Kadipaten begitu baiknya mereka dalam membayarkan zakatnya, baik itu untuk menjalankan perintah agama, melaksanakan rukun Islam, membersihkan harta, ataupun untuk sosial tolong menolong antar sesama. Penulis ingin memaparkan dan meneliti masyarakat yang berprofesi sebagai PNS dalam pengeluaran zakatnya. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian dengan judul Zakat Profesi Pegawai Negeri Sipil di Kecamatan Kadipaten.

B. Fokus Penelitian0. Bagaimana konsep zakat profesi dalam Fiqh dan UU?0. Bagaimanakah pemahaman masyarakat muslim PNS di Kecamatan Kadipaten tentang zakat profesi?0. Apakah motivasi masyarakat muslim PNS di Kecamatan Kadipaten untuk membayar atau tidak membayar zakat profesi?0. Bagaimanakah pola pembayaran zakat profesi masyarakat muslim PNS di Kecamatan Kadipaten?

C. Tujuan PenelitianTujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:1. Memahami konsep zakat profesi dalam hukum Islam dan juga undang-undang yang telah ditetapkan oleh pemerintah.1. Penulis dapat menggali informasi mengenai pemahaman masyarakat muslim PNS di Kecamatan Kadipaten dalam membayar zakat profesi.1. Penulis dapat menggali informasi tentang bagaimana motivasi para PNS di Kecamatan Kadipaten dalam membayar zakat profesi.1. Penulis dapat mengetahui bagaimana pola pembayaran zakat profesi masyarakat muslim PNS di Kecamatan Kadipaten.

D. Kegunaan PenelitianDari penulisan ini tentunya penulis berharap agar tulisan ini mempunyai kegunaan, diantaranya adalah:1. Dapat menambah ilmu pengetahuan.1. Dapat menambah kepustakaan dari penulis dan juga sebagai bahan kajian untuk penelitian selanjutnya.1. Menumbuhkan kesadaran bagi orang yang berprofesi sebagai PNS yang hartanya telah mencapai nisab untuk membayar zakat.1. Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Strata 1 (S.1) dalam bidang Muamalah.

E. Penegasan Istilah1. Zakat ProfesiZakat profesi adalah zakat yang diberikan oleh setiap orang Islam, yang menyangkut imbalan profesi yang diterima, seperti gaji dan honoranium. (Hasan Alwi, 2007: 1279). Secara umum zakat profesi sendiri adalah sebuah hasil dari kerja menguras otak dan keringat yang dilakukan oleh setiap orang, dan dapat berupa semua pemasukan dari hasil kerja dan usaha.Bentuknya bisa berbentuk gaji, upah, honor, persen dan sebagainya. Profesi tersebut misalnya pegawai negeri, Dosen, Pegawai Bank, Pegawai Pemerintahan, Kepala Sekolah, Guru, dan lain-lain.2. Pegawai Negeri SipilPegawai Negeri Sipil adalah orang yang bekerja pada pemerintah (perusahaan atau kantor pemerintahan) yang diangkat oleh negara dan disumpah untuk setia. Pegawai negeri sipil merupakan golongan penduduk atau rakyat (bukan Polisi atau Militer). (Hasan Alwi, 2007 : 842- 1073).Pegawai negeri adalah pekerja di sektor publik yang bekerja untuk pemerintah suatu negara. Pekerja di badan publik non-departemen kadang juga dikategorikan sebagai pegawai negeri, pegawai negeri di Indonesia adalah sistem karir. Mereka dipilih dalam ujian seleksi tertentu, medapatkan gaji dan tunjangan khusus, serta memperoleh pensiun.Tingkat kesadaran masyarakat yang berprofesi sebagai PNS untuk mengeluarkan zakat adalah bagaimana mengetahui keadaan di dalam masyarakat yang berprofesi sebagai pegawai negeri sipil dalam membayar zakat. Pembayaran zakat profesi tersebut dilihat dari pola, motivasi, dan pemahaman para PNS itu sendiri dalam mengeluarkan kewajibannya untuk membayar zakat profesi.

F. Metodologi Penelitian3. Pendekatan dan Jenis Penelitian.Pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yaitu melakukan pembahasan terhadap kenyataan atau data yang ada dalam praktek untuk selanjutnya dihubungkan dengan pendekatan secara langsung terhadap masyarakat Kecamatan Kadipaten yang berprofesi sebagai PNS. Jenis Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, sebab bertujuan untuk melukiskan atau memberi gambaran pelaksanaan pembayaran zakat profesi yang ada dalam masyarakat Kecamatan Kadipaten.3. Kehadiran PenelitiPeneliti bertindak sebagai instrument sekaligus pengumpul data yang mana penulis langsung datang dan mewawancarai masyarakat yang berprofesi sebagai PNS. Penentuan informasi ini dipilih dari data PNS muslim di Kantor Kecamatan Kadipaten.

3. Lokasi PenelitianPenelitian ini dilakukan pada masyarakat muslim yang berprofesi sebagai PNS yang ada di wilayah Kecamatan Kadipaten. Peneliti lebih banyak mengambil responden dari Kelurahan Pamoyanan3. Sumber DataJenis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini meliputi:a. Data PrimerMerupakan sebuah keterangan atau fakta yang secara langsung diperoleh melalui penelitian lapangan. Dalam hal ini adalah data yang didapatkan dari hasil wawancara peneliti dengan masyarakat Kecamatan Kadipaten.b. Data SekunderMerupakan keterangan-keterangan yang mendukung data primer, data sekunder adalah data-data yang diperoleh dengan cara penelitian kepustakaan melalui literatur maupun dengan cara peneliti secara langsung datang ke lapangan untuk melakukan observasi.Prosedur Pengumpulan Data0. Metode InterviewWawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan (Lexy J. Moloeng, 2004 : 186)Wawancara dilakukan kepada para PNS muslim di Kecamatan Kadipaten. Metode wawancara dilakukan dengan tanya jawab secara lisan mengenai masalah-masalah yang ada dengan berpedoman pada daftar pertanyaan sebagai rujukan yang telah dirumuskan sebelumnya. Metode wawancara ini penulis gunakan untuk mengetahui bagaimana prosedur tentang pembayaran zakat di Kecamatan Kadipaten.0. ObservasiObservasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan jalan pengamatan secara langsung mengenai objek penelitian. Metode ini penulis gunakan sebagai langkah awal untuk mengetahui kondisi objektif mengenai objek penelitian. (Suharsimi Arikunto, 1997 : 234)Teknik observasi ini merupakan upaya memperoleh data dengan melihat atau mengamati obyek yang diteliti serta melakukan pencatatan terhadap kejadian yang penulis ketahui pada masyarakat PNS muslim di Kecamatan Kadipaten.0. Metode dokumentasiDokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. (Lexy J. Moloeng, 2004 : 917) Dokumen-dokumen yang ada dipelajari untuk memperoleh data dan informasi dalam penelitian ini. Dokumen tersebut adalah yang berkaitan dengan topik penelitian ini dan berkaitan dengan masalah-masalah yang akan dibahas.Dokumentasi dapat dianggap sebagai materi yang tertulis atau sesuatu yang menyediakan informasi tentang suatu subjek. Dokumen adalah semua bahan pustaka, baik yang berbentuk tulisan, cetakan, maupun dalam bentuk rekaman lainnya. Disini peneliti menggunakan dokumen dengan cara mengumpulkan data dengan mencatat data-data yang sudah ada. Dokumen tersebut seperti naskah, daftar nama-nama para PNS dan alamatnya, serta peta wilayah yang peneliti dapat dari Kantor Kelurahan dan Kantor Kecamatan.

3. Analisis DataDalam penelitian, setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengadakan analisis data, data mentah yang terkumpul tidak ada gunanya jika tidak dianalisis. Analisis data merupakan hal yang penting dalam metode ilmiah karena dengan analisis data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna untuk menyelesaikan masalah penelitian. Dalam analisis ini penulis menggunakan analisis kualitatif yang mendeskripsikan dari tingkat kesadaran masyarakat yang berprofesi sebagai PNS untuk mengeluarkan zakat yang ada di Kecamatan Kadipaten Kab. Tasikmalaya.3. Pengecekan KeabsahanTriangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian (Moloeng, 2004 : 330) Pengecekan keabsahan data dilakukan karena dikhawatirkan masih adanya kesalahan atau kekeliruan yang terlewati oleh penulis, dengan cara menulis kembali hasil wawancara setelah selesai melakukan wawancara secara langsung, ataupun mewawancarai ulang dari salah satu subjek penelitian untuk menambah data yang kurang bila diperlukan.3. Tahap-tahap penelitianLangkah yang diambil peneliti untuk memulai suatu penelitian adalah dengan menentukan atau memilih topik penelitian, pencarian informasi, menentukan lokasi yang akan diteliti, pencarian sumber-sumber dan prosedur pengumpulan data, serta menganalisis data yang ada. G. Sistematika PenulisanUntuk memudahkan dalam pembahasan dan pemahaman yang lebih lanjut dan jelas dalam membaca penelitian ini, maka disusunlah sistematika penulisan penelitian ini sebagai berikut:Bab I Pendahuluan; Bab ini berisi Latar Belakang Masalah, Fokus Penelitian, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah, Metode Penelitian yang berisi tentang Pendekatan dan Jenis Penelitian, Kehadiran Peneliti, Lokasi Penelitian, Sumber Data, Prosedur Pengumpulan Data, Analisis Data, Pengecekan Keabsahan Data, Tahap-tahap Penelitian, dan Sistematika Penulisan.Bab II Kajian Pustaka; Bab ini berisi pembahasan tentang: Zakat profesi dalam tinjauan fiqh yang meliputi; Pengertian zakat profesi, tujuan, fungsi dan hikmah zakat profesi, waktu pengeluaran zakat profesi, sasaran zakat profesi, dan pembahasan zakat profesi dalam tinjauan perundang-undanganBab III Paparan Data dan Temuan Penelitian; Bab ini membahas tentang: gambaran umum kondisi sosial keagamaan masyarakat Kecamatan Kadipaten yang meliputi: Sejarah dan letak geografis Kecamatan Kadipaten, penduduk Kecamatan Kadipaten dalam angka, potret kehidupan beragama. Serta pemahaman tentang zakat profesi masyarakat muslim PNS di Kecamatan Kadipaten, motivasi pembayaran zakat profesi, dan pola pembayaran zakat profesi.Bab IV Pembahasan; Berisi tentang analisis pemahaman tentang zakat profesi, analisis motivasi pembayaran zakat profesi, dan analisis pola pembayaran zakat profesi.Bab V Penutup; Berisi kesimpulan, saran-saran, dan penutup.

DAFTAR PUSTAKA

Alwi Hasan, tim redaksi kamus besar bahasa Indonesia edisi ketiga, balai pustaka, Jakarta: 2007Mufraini M. Arif, Akuntansi dan manajemen zakat, Kencana prenada media group, 2006http://www.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/75. 23 mei 2013 jam 20 : 32Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Barat No. 04/01/32/Th. XV, 2 Januari 2013. Moloeng, lexy J, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda, 2004Arikunto suharsimi, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, rineka cipta, 1997Hafidhuddin Didin, Zakat dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani, 2002