Zat Gizi

  • Upload
    husni

  • View
    24

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Jenis Zat Gizi

Citation preview

  • 5/28/2018 Zat Gizi

    1/15

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Karbohidrat1. Pengertian Karbohidrat

    Karbohidrat adalah polimer aldehid atau polihidroksi keton dan meliputi

    kondensat polimer-polimernya yang terbentuk. Nama karbohidrat digunakan pada

    senyawa-senyawa tersebut mengingat rumus empirisnya yang berupa CnH2nOn

    yaitu mendekati Cn(H2O)n yaitu karbon yang mengalami hidroksi.

    Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia, yang

    menyediakan 4 kalori (kilojoule) energi pangan per gram. Karbohidrat juga

    mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan,

    misalnya, rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat

    berguna untuk mencegah timbulnya ketois, pemecahan tubuh protein yang

    berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolisme lemak

    dan protein.

    Dalam tubuh manusia karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino

    dan sebagian lemak. Tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan

    makanan yang dimakan sehari-hari, terutama bahan makanan yang berasal dari

    tumbuh-tumbuhan. Pada tanaman karbohidrat dibentuk dari reaksi CO2dan H2O

    dengan bantuan sinar matahari melalui proses fotosintesis dalam sel tanaman yang

    berklorofil (Winarno FG, 2004).

    4

  • 5/28/2018 Zat Gizi

    2/15

    5

    2. Jenis karbohidratPada umumnya karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi monosakarida,

    oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida merupakan suatu molekul yang

    dapat terdiri dari lima atau enam atom C, sedangkan oligosakarida merupakan

    polimer dari 2-10 monosakarida, dan pada umumnya polisakarida merupakan

    polimer yang terdiri dari 10 monomer monosakarida.(Winarno .FG .2004).

    a. Monosakarida yang mengandung satu gugus aldehida disebut aldosa,sedangkan ketosa mempunyai satu gugus keton, Manosakarida dengan enam

    atom C disebut heksosa, misalnya glukosa (dekstrosa, atau gula anggur),

    fruktosa (levulosa atau gula buah), dan galaktosa, sedangkan lima atom C

    disebut pentosa, misalnya xilosa, arabinosa, dan ribosa.

    b. Disakarida adalah oligosakarida yang paling sederhana yang tersusun atasdua molekul monosakarida. Dua molekul gula sederhana atau lebih saling

    berikatan pada gugus glikosidanya,membentuk suatu substansi baru yang

    dinamakan polisakarida. Jika molekul-molekul gula sederhana yang saling

    berkaitan tersebut kurang dari 10,substansi yang terbentuk dinamakan juga

    oligosakarida.

    c. Polisakarida dalam bahan makanan berfungsi sebagai penguat tekstur(selulosa, hemiselulosa, pektin, lignin) dan sebagai sumber energi (pati,

    dekstrin, glikogen, frutan). Polisakarida penguat tekstur ini tidak dapat

    dicerna oleh tubuh, tetapi merupakan serat-serat (dietary fiber) yang dapat

    menstimulasi enzim-enzim pencernaan.

  • 5/28/2018 Zat Gizi

    3/15

    6

    B. Pati1. Pengertian Pati

    Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan -glikosidik. Berbagai

    macam pati tidak sama sifatnya, tergantungn dari panjang rantai C-nya, serta lurus

    atau bercabangkah rantai molekulnya. Pati terdiri dari dua fraksi yang dapat

    dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlaut disebut amilosa dan fraksi tidak

    terlarut disebut amilopektin. Amilosa mempunyai struktur lurus dengan cababng

    ikatan -(1,4)-D-glukosa sebanyak 4-5% dari berat total (Winarno FG. 2004).

    Peranan perbandingan amilosa dan amilopektin terlihat pada serealia,

    contohnya pada beras, semakin kecil kandungan amilosa atau semakin tinggi

    kandungan amilopektinnya, semakin lekat nasi tersebut.

    Dalam perdagangan dikenal dua macam pati, yaitu pati yang belum

    dimodifikasi dan pati yang telah dimodifiksi. Pati yang tak termodifikasi atau pati

    biasa adalah semua jenis pati yang dihasilkan di pabrik pengolahan dasar,

    misalnya tepung tapioka. Sejumlah besar pati tak termodifikasi dimanfaatkan di

    dalam industri tekstil, kertas, bahan perekat kardus. Di dalam pengolahan pangan

    (poding, pengalengan pangan, permen, biskuit, dan lain-lain), kanji, produk-

    produk farmasi, pabrik-pabrik bir dan fermentasi dan lain-lain.( P.Soebiyanto

    Tjokroadi Koesoemo. 1993).

    Pati dapat dimodifiksi melalui cara hidrolisis, oksidasi, cross-lingking atau

    cross bonding dan substitusi.(P.Tjokroadi Koesoemo,1993).

  • 5/28/2018 Zat Gizi

    4/15

    7

    2. Reaksi dengan IodinPati yang berikatan dengan (I2) akan menghasilkan warna biru. Sifat ini

    dapat digunakan untuk menganalisis adanya pati. Hal ini disebabkan oleh struktur

    molekul iodin dan terbentuklah warna biru. Bila pati dipanaskan, spiral

    merenggang, molekul-molekul iodin terlepas sehingga warna biru menghilang.

    Dari percobaan-percobaan didapat bahwa pati akan merefleksikan warna biru bila

    berupa polimer glukosa yang lebih besar dari dua puluh, misalnya molekul-

    molekul amilosa. Bila polimernya kurang dari dua puluh seperti amilopektin,

    maka akan dapat dihasilkan warna merah. Sedang dekstrin dengan polimer 6,7

    dan 8 membentuk warna coklat. Polimer yang lebih kecil dari lima tidak

    memberikan warna dengan iodin (Winarno FG, 2004)

    C. Hidrolisis1. Definisi Hidrolisis

    Hidrolisis asam adalah salah satu modifikasi struktur alami pati. Proses

    hidrolisis pati dengan asam ditemukan pertama kali oleh Kirchoff pada tahun

    1812, namun produksi secara komersial baru terlaksana pada tahun 1850. Pada

    proses ini, sejumlah pati diasamkan sekitar PH 2 dipanasi memakai uap di dalam

    suatu tangki bertekanan yang disebut konverter sampai suhu 120-1400C. Derajat

    konversi yang diperoleh bergantung pada konsentrasi asam, waktu konversi, suhu

    dan tekanan selama reaksi. Karena hidrolisis asam sepenuhnya terlaksana secara

    acak, dan sebagian gula yang dihasilkannya berupa gula pereduksi, maka

    pengukuran kandungan gula pereduksi tersebut dapat dijadikan alat pengontrol

  • 5/28/2018 Zat Gizi

    5/15

    8

    kualitas hasil. Pada hidrolisis yang sempurna, dimana pati seluruhnya

    dikonversikan menjadi dekstrosa derajat konversi, dinyatakan dengan Desktrosa

    Ekuivalen (DE) dari larutan tersebut diberi indeks 100, pati yang sama sekali

    belum terhidrolisis memiliki DE = 0 (Winarno, FG, 2004).

    2. Jenis AsamJenis-jenis asam yang digunakan untuk hidrolisis antara lain:

    a. Asam sulfatMempunyai rumus H2SO4,merupakan asam mineral yang kuat. Zat ini larut

    dalam air pada semua kepekatan. Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan

    termasuk dalam kebanyakan reaksi kimia dan termasuk produksi baja,

    memproses bijih mineral, sintesis kimia, pemrosesan air limbah dan

    panampisan minyak, asam sulfat merupakan agen pengering yang baik, dan

    digunakan dalam pengolahan kebanyakan buah-buahan kering.

    b. Asam oksalatAdalah senyawa kimia yang mempunyai rumus H2C2O4 dengan nama

    sistematis asam etanadionat. Asam dikarboksilat ini digambarkan dengan

    rumus HOOC COOH. Merupakan asam organik yang relatif kuat 10.000

    kali lebih kuat dari asam asetat. Di anionya oksalat dikenal juga sebagai agen

    pereduktor. Banyak ion logam yang membentuk endapan tak larut dengan

    asam oksalat, contoh terbaik adalah kalsium oksalat (CaOOC COOCa)

    c. Asam kloridaAsam klorida mengandung tidak kurang dari 35,5% dan tidak lebih lebih dari

    38,8 %HCl,asam klorida mempunyai rumus molekul HCl dan merupakan

  • 5/28/2018 Zat Gizi

    6/15

    9

    asam mineral yang kuat. Pemerian cairan, tidak berwarna, berasap, bau

    merangsang, jika diencerkan dengan 2 bagian air, asap dan bau hilang.

    3. Proses HidrolisisSecara teknis hidrolisis adalah sebuah reaksi dengan air, reaksi ini

    sebenarnya terjadi ketika ester dihidrolisis dengan air atau dengan asam encer

    seperti asam hidroklorat. Reaksi dengan air murni sangat lambat sehingga tidak

    pernah digunakan ,reaksi ini dikatalis oleh asam encer seperti asam hidroklorat

    encer atau asam sulfat encer.(Http;//Www.Chem-is-try.Org)

    Hidrolisis asam klorida menghasilkan pati yang strukturnya lebih renggang,

    sehingga air lebih mudah menguap pada waktu pengeringan. Struktur pati yang

    agak rapat akan lebih tinggi daya ikat airnya, selain itu terjadi pemutusan ikatan

    hidrogen pada rantai linier dan berkurangnya daerah amorf yang mudah dimasuki

    air. Cara ini dilakukan suspensi pati dalam air dipanaskan dalam suhu gelatinasi

    air.

    Suhu awal gelatinasi adalah saat terjadinya pembekakan granula pati.

    Sewaktu suhu dinaikan suspensi pati dihidrolisis dengan penambahan asam encer.

    Selama pemanasan granula pati akan mengembang. Pada proses pengembangan

    granula akan terjadi penekanan antar granula, sehingga viskositas pati akan naik.

    Hidrolisis dihentikan setelah dicapai kekentalan yang diinginkan. Pati yang

    termodifiksi asam dibuat dengan mengontrol hidrolisis pati dengan asam dalam

    suatu suspensi. Konversi berlangsung pada suhu 5 C di bawah suhu gelatinasi

    pati. Prinsipnya adalah memotong ikatan (alfa) -1,4-glukosida dan (alfa)-1,6-

    glukosida dari amilopektin sehingga ukuran pati menjadi lebih kecil.

  • 5/28/2018 Zat Gizi

    7/15

    10

    D. Glukosa1. Sumber glukosa

    Glukosa adalah monosakarida dengan rumus kimia C6H12O6 yang paling

    banyak terdapat di alam sebagai produk dari proses fotosintesis. Dalam bentuk

    bebas terdapat di dalam buah-buahan, tumbuh-tumbuhan, madu, darah, dan cairan

    tubuh binatang. Dalam bentuk ikatan terdapat sebagai glikosida di dalam tubuh

    binatang, sebagai disakarida-disakarida dan polisakarida-polisakarida di dalam

    tubuh tumbuh-tumbuhan. Glukosa juga dapat dihasilkan melalui hidrolisis

    polisakarida atau disakarida, baik dengan asam maupun dengan enzim.

    Sebagai aldoheksosa, glukosa memiliki 6 atom karbon di dalam rantai

    molekulnya, salah satu ujung rantai tersebut merupakan gugus aldehida. Atom-

    atom karbon nomor 2 sampai dengan nomor 5 di dalam rantai adalah gugus chiral.

    Dengan demikian terdapat 24 atau 16 kemungkinan konfigurasi isomer pada

    glukosa. Kesemua konfigurasi isomer tersebut telah dikenal. Sebagian terdapat

    bebas di alam, sebagian lagi harus dibuat secara sintetsis (P. Soebiyanto

    Tyokroadi Koesoemoe. 1993)

    Glukosa dapat dibuat dari pati-patian,proses pembuatannya dapat

    dibedakan berdasarkan zat pembantu yang dipergunakan, yaitu hidrolisis asam

    dan hidrolisis enzim.Dalam proses karbohidrat menjadi gula larut dalam air

    dilakukan dengan penambahan air dan asam kemudian dilakukan proses peruraian

    atau fermentasi gula menjadi etanol dengan menambahkan yaest / ragi.

  • 5/28/2018 Zat Gizi

    8/15

    11

    2. Fungsi glukosaGlukosa suatu gula monosakarida adalah suatu karbohidrat terpenting yang

    digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan

    salah satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi. Bentuk alami (D-

    glukosa) disebut juga dekstrosa, terutama pada industri pangan.

    3. Analisa Glukosaa. Analisa kualitatif

    Karbohidrat dengan zat tertentu akan menghasilkan warna tertentu yang dapat

    digunakan untuk analisis kualitatif. Bila karbohidrat direaksikan dengan

    larutan naftol dalam alkohol. Kemudian ditambahkan H2SO4 pekat secara

    hati-hati, pada batas cairan akan berbentuk furfural yang berwarna ungu.

    Reaksi ini disebut reaksi molisch dan merupakan reaksi umum bagi

    karbohidrat.

    1) Uji molischPrinsip : bahan yang mengandung monosakarida bila direaksikan dengan

    H2SO4 pekat akan terhidrolisis membentuk furural. Furfural ini akan

    membentuk persenyawaan dengan naftol ditandai dengan terbentuknya

    warna violet (cincin). Oleh karena H2SO4 dapat menghidrolisis

    oligosakarida dan polisakarida.

    Caranya : dalam 2 ml larutan contoh dalam tabung reaksi ditambahkan dua

    tetes pereaksi -naftol 10% ditambahkan ke dalam tabung reaksi dimana

    larutan contoh berada di lapisan atas. Cincin berwarna merah ungu pada

  • 5/28/2018 Zat Gizi

    9/15

    12

    batas ke dua cairan menunjukkan adanya karbohidrat dalam contoh.

    (Winarno, FG, 2004)

    2) Uji barfoedPrinsip : monosakarida akan mereduksi reagen barfoed yang bersifat asam

    sehingga kekuatan hidrolisis menurun dan mengakibatkan tidak dapat

    mereduksi disakarida.

    Caranya : pereaksi terdiri dari cupri asetat dan asam asetat. Dalam 5 ml

    pereaksi dalam tabung reaksi ditambahkan 1 ml larutan contoh, kemudian

    tabung reaksi ditempatkan dalam air mendidih selama 1 menit. Endapan

    berwarna merah orange menunjukkan adanya monosakarida dalam contoh.

    3) Uji benedictPrinsip : larutan CuSO4 dalam suasana alkali akan direaksikn oleh gula

    yang mempunyai gugus aldehida sehingga cupri oksida (CuO) tereduksi

    menjadi Cu2O yang berwarna merah bata

    Caranya : 5 ml pereaksi dalam tabung reaksi ditambahkan 8 tetes larutan

    contoh, kemudian tabung reaksi ditempatkan dalam air mendidih selama 5

    menit. Timbulnya endapan warna hijau, kuning atau merah orange

    menunjukkan adanya gula pereduksi dalam contoh.

    4) Uji SeliwanoffPrinsip : fruktosa dengan asam kuat akan mengalami dehidrasi membentuk

    4 hidroksi metylfurfural. Bila ditambahkan recorsinol akan berkondensasi

    membentuk persenyawaan yang berwarna merah

  • 5/28/2018 Zat Gizi

    10/15

    13

    Carannya : 1 ml larutan contoh ditambahkan ke dalm 5 ml pereaksi (3,5 ml

    recorsinol 0,5 % dengan 12 ml HCL pekat, kemudian encerkan dengan 35

    ml dengan air suling) kemudian ditempatkan dalam air mendidih selama

    10 menit. Warna merah cherry menunjukkan adanya fruktosa dalam

    contoh (Winarno, FG, 2004)

    5) Uji IodinPrinsip : polisakarida akan membentuk reaksi dengan iodin dan

    memberikan warna spesifik tergantung jenis karbohidratnya. Amilosa dan

    iodin berwarna biru, amilopektin merah coklat, glikogen dan dextrin

    berwarna merah coklat.

    Caranya : larutan contoh diasamkan dengan HCl. Sementara itu dibuat

    larutn iodin dalam larutan KI. Larutan contoh sebanyak satu tetes

    ditambahkan ke dalam larutan iodin. Timbulnya warna biru menunjukkan

    adanya pati dalam contoh, sedangkan warna merah menunjukkan adanya

    glikogen.

    b. Analisa kuantitatifBanyaknya cara yang dapat digunakan untuk menentukan banyaknya

    karbohidrat dalam suatu bahan yaitu antara lain dengan cara kimiawi,cara

    fisik,cara ensimatik,atau biokimiawi,dan cara kromatografi. Penentuan

    karbohidrat yang termasuk polisakarida maupun oligosakarida memerlukan

    perlakuan pendahuluan sehingga diperoleh monosakarida. Untuk keperluan ini

    maka bahan dihidrolisis dengan asam atau enzim pada suatu keadaan yang

    tertentu.

  • 5/28/2018 Zat Gizi

    11/15

    14

    1) Metode Luff SchoorlPrinsip analisa ini adalah gula dalam contoh direaksikan dengan

    luff schoorl berlebih. Kelebihan luff dititrasi dengan larutan baku

    Na.thiosulfat.

    Pada penentuan gula cara luff schoorl yang ditentukan bukan

    kuprooksida yang mengendap tetapi dengan menentukan kuprioksida

    dalam larutan sebelum direaksikan dengan gula reduksi [titrasi blangko]

    dan sesudah direaksikan dengan gula reduksi [titrasi sample]. Penentuanya

    dengan titrasi menggunakan Na thiosulfat. Selisih titrasi blangko dengan

    titrasi sample ekuivalen dengan kuprooksida yang terbentuk dan juga

    ekuivalen dengan jumlah gula reduksi yang ada di dalam bahan atau

    larutan. Reaksi yang terjadi selama penentuan karbohidrat cara ini,mula-

    mula kuprooksida yang ada dalam reagen akan membebaskan iod dari

    garam K-iodida. Banyaknya iod yang dibebaskan ekuivalen dengan titrasi

    menggunakan Na thiosulfat. Untuk mengetahui bahwa titrasi sudah cukup

    maka diperlukan indikator amilum. Apabila larutan sudah berubah

    warnanya dari biru menjadi putih berarti titrasi sudah selesai. Agar

    perubahan warna dari biru menjadi putih dapat tepat maka penambahan

    amilum diberikan pada saat titrasi blangko dan titrasi sample kemudian

    dikonsultasikan dengan tabel yang sudah tersedia yang menggambarkan

    hubungan antaara banyaknya Na thiosulfat dan banyaknya gula reduksi.

  • 5/28/2018 Zat Gizi

    12/15

    15

    2) Metode EnzimatisPenentuan gula dengan cara enzimatis sangat tepat terutama untuk

    tujuan penentuan gula tertentu yang ada dalam suatu campuran berbagai

    macam gula. Cara kimiawi mungkin sulit untuk penentuan secara

    individual yang ada dalam campuran itu,tetapi dengan cara enzimatis ini

    penentuan gula tertentu tidak akan mengalami kesulitan karena tiap enzim

    sudah sangat spesifik untuk gula yang tertentu. (Slamet S, Bambang H,

    Sukardi,2003)

    3) Metode KromatografiPenentuan karbohidrat dengan cara kromatografi adalah dengan

    mengisolasi dan mengidentifikasi karbohidrat dalam suatu campuran.

    Isolasi karbohidrat ini berdasarkan prinsip pemisahan suatu campuran

    berdasarkan atas perbedaan distribusi rationya pada fase tetap dengan fase

    bergerak. Fase bergerak dapat berupa zat cair atau gas,sedangkan fase tetap

    dapat berupa zat atau zat cair. Apabila zat padat sebagai fase tetapnya

    maka disebut kromatografi serapan, sedang bila zat cair sebagai fase

    tetapnya disebut khromatografi partisi.(S Sudarmadji, B Haryono, Suhardi,

    2003)

    E. OnggokSingkong disebut juga ubi kayu atau ketela pohon. Singkong merupakan

    bahan baku berbagai produk industri seperti makanan, farmasi, tekstil dan lain-

    lain.

  • 5/28/2018 Zat Gizi

    13/15

    16

    Industri makanan dari singkong cukup beragam mulai dari makanan

    tradisional seperti getuk, timus, keripik, gemblong dan berbagai jenis makanan

    lain yang memerlukan proses lebih lanjut. Dalam industri makanan pengolahan

    singkong dapat digolongkan menjadi tiga yaitu hasil fermentasi singkong

    (tape/peyem), singkong yang dikeringkan (gaplek) dan tepung singkong atau

    tepung tapioka.

    Onggok merupakan limbah atau hasil samping proses pembuatan tapioka

    ubi kayu. Ketersediaan terus meningkat dengan meningkatnya produksi tapioka.

    Hal ini diindikasikan dengan semakin luas areal penanaman dan produksi ubi

    kayu. Karena kandungan proteinnya rendah (kurang dari 5%) limbah tersebut

    belum dimanfaatkan orang. Namun dengan teknik fermentasi kandungan

    proteinnya dapat ditingkatkan.

    Onggok merupakan hasil samping pembuatan tapioka ubi kayu, proses

    pengolahan tepung tapioka, limbah yang dihasilkan berupa limbah padat dan cair,

    limbah ini mempunyai beberapa kegunaan bila diolah kembali. Kulit singkong

    dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak, sedangkan onggok (ampas) dapat

    digunakan sebagai bahan baku industri asam sitrat, campuran kerupuk, obat

    nyamuk bakar dan pakan ternak. (Anonim, 2006)

    Setelah dianalisa kandungan nutriennya, antara onggok dan onggok

    terfermentasi berbeda, yaitu kandungan protein kasar dan protein sejati, masing-

    masing meningkat dari 2,2 menjadi 25,6 dan 18,4%. Sedangkan karbohidrat

    menurun dari 51,8 menjadi 26,2%

  • 5/28/2018 Zat Gizi

    14/15

    17

    F. Kerangka Teori

    G.Kerangka konsepHidrolisa asam Kadar glukosa

    Variabel bebas Variabel terikat

    Onggok

    Asam klorida

    Asam sulfat

    Asam oksalat

    Kadar glukosa

    Kadar glukosa

    Kadar glukosa

    Glukosa

    GlukosaHidrolisis

    Variabel terikat

    Konsentrasi asam

    Glukosa

    Variabel bebas

    H.HipotesisHo : Tidak ada perbedaan antara kadar glukosa pada onggok yang

    dihidrolisis dengan asam klorida, asam sulfat dan asam oksalat.

    Ha : Ada perebedaan antara kadar glukosa pada onggok yang dihidrolisis

    dengan asam klorida, asam sulfat, dan asam oksalat.

  • 5/28/2018 Zat Gizi

    15/15

    18

    PERBEDAAN KADAR GLUKOSA PADA ONGGOK YANG

    DIHIDROLISIS DENGAN ASAM KLORIDA, ASAM SULFAT,

    DAN ASAM OKSALAT

    KARYA TULIS ILMIAH

    Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

    Pendidikan Diploma III (Tiga) Kesehatan

    Bidang Analis Kesehatan

    Disusun Oleh :

    RAGIL SEPTORINI

    G03.2005.001056

    PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN

    FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

    SEMARANG

    2008