zeolit A 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ukukuku

Citation preview

  • 5/20/2018 zeolit A 1

    1/6

    JKK, tahun 2013, volume 2 (1), halaman 1-6 ISSN 2303-1077

    1

    SINTESIS ZEOLIT A DENGAN VARIASI SUMBER SILIKA DAN ALUMINA

    Ahmad Yani1*, Lia Destiarti1, Nelly Wahyuni11Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi

    *email :[email protected]

    ABSTRAKZeolit A dapat digunakan sebagai adsorben, katalis, membran, maupun penukar ion. Zeolit A sebagaipenukar ion memiliki kapasitas tukar kation yang besar sehingga dapat digunakan untuk mengurangipencemaran kadar logam di lingkungan. Dengan besarnya fungsi dari zeolit A, maka penelitian inidilakukan bertujuan untuk mensintesis zeolit A sintetis dengan variasi sumber silika dan alumina.Sumber silika dan alumina yang digunakan adalah dari kaolin Capkala dan dari lumpur PDAM KotaPontianak. Sintesis dilakukan dengan mereaksikan kandungan silika dan alumina pada kaolin Capkaladan lumpur PDAM Kota Pontianak dengan NaOH melalui proses hidrotermal. Karakterisasi produksintesis dilakukan dengan menggunakan analisis X-Ray Diffraction (XRD), X-Ray Fluoresence (XRF),dan uji kapasitas penukar kation (KTK). Berdasarkan difraktogram sinar-X dari produk sintesis zeolit Amenunjukkan adanya puncak-puncak khas dari zeolit A standar pada 2=23,960; 27,080; 29,910; dan34,150. Rasio Si/Al dari zeolit A sintetis hasil analisis XRF mempengaruhi besarnya kapasitas tukar

    kation. Uji kapasitas tukar kation dari kaolin Capkala sebagai sumber silika dan alumina adalah sebesar145,17 cmol+/kg, sedangkan uji kapasitas tukar kation dari lumpur PDAM sebagai sumber silika danalumina adalah sebesar 219,82cmol+/kg.

    Kata kunci: kaolin Capkala, lumpur PDAM Kota Pontianak, hidrotermal, zeolit A sintetis

    PENDAHULUAN

    Zeolit A merupakan suatu mineral anorganikyang berupa kristal dengan rumus kimiaNa12(AlO2)12(SiO2)12.27H2O yang tersusun daritiga komponen yaitu aluminosilikat, kation yang

    dapat dipertukarkan, dan air. Zeolit A padaaplikasinya dapat digunakan sebagai adsorben,katalis, membran, maupun penukar ion. Zeolit Asebagai adsorben mampu mengadsorpsi Pb (El-Eswed, et al., 2009), Cu dan Ni (Ibrahim, et al.,2010), dan juga Zn(II) (Wahyuni dan Widiastuti,2010). Zeolit A sebagai membran mampu untukmemisahkan molekul organik seperti etanol danmetanol dari air (Goldman, et al., 2003). Sebagaipenukar ion, zeolit A memiliki kapasitas tukarkation yang cukup tinggi sehingga dapatdipertukarkan dengan logam yang mencemarilingkungan.

    Sintesis zeolit A dilakukan melalui proseshidrotermal. Sriatun (2004) melaporkan telahmelakukan sintesis zeolit A melalui proseshidrotermal dengan menggunakan aluminiumhidroksida dan silikon oksida. Wahyuni danWidiastuti (2010) juga mensintesis zeolit Amelalui proses hidrotermal denganmenggunakan abu dasar batubara.

    Kandungan silika dan alumina pada kaolinCapkala yang tinggi dapat dimanfaatkan sebagai

    sumber silika dan alumina untuk sintesis zeolitA. Analisis X-Ray Fluorescence (XRF) padakaolin Capkala yang dilakukan oleh Sasri (2012)melaporkan bahwa kandungan silika dalam

    bentuk SiO2 dan alumina dalam bentuk Al2O3adalah sebesar 48,2 % dan 17,0 %. Selain itu,sumber silika dan alumina yang potensial adalahdari lumpur PDAM Kota Pontianak. Analisis X-Ray Fluorescence (XRF) pada lumpur PDAMKota Pontianak yang dilakukan oleh Elita (2012)

    diperoleh kandungan silika dalam bentuk SiO2adalah sebesar 24,0 % dan alumina dalambentuk Al2O3sebesar 21,0 %.

    Oleh karena itu, penelitian ini akanmemanfaatkan kaolin Capkala dan lumpurPDAM Kota Pontianak sebagai sumber silika danalumina untuk disintesis menjadi zeolit A.Identifikasi terbentuknya zeolit A sintetisdilakukan dengan analisis X-Ray Diffraction(XRD) dan untuk mengetahui kandungankimianya dilakukan analisis X-Ray Fluorescence(XRF). Adapun untuk mengetahui besarnyakapasitas tukar kation (KTK) dari zeolit A sintetis,maka dilakukanlah uji penetapan kapasitas tukarkation.

    METODOLOGI

    AlatAlat-alat yang digunakan diantaranya adalah

    alat-alat gelas, perangkat refluks, perangkatdestilasi, spektroskopi XRF dan spektroskopiXRD.

    BahanBahan-bahan yang digunakan diantaranya

    adalah tanah lempung dari Capkala Kabupaten

    mailto:[email protected]:[email protected]
  • 5/20/2018 zeolit A 1

    2/6

    JKK, tahun 2013, volume 2 (1), halaman 1-6 ISSN 2303-1077

    2

    Bengkayang Provinsi Kalimantan Barat, lumpurPDAM Kota Pontianak Provinsi KalimantanBarat, akuades, aluminium oksida, ammoniumasetat, asam borat, asam sulfat, brom kresolhijau, etanol, metil merah, natrium hidroksida,natrium klorida, parafin cair, dan pasir kuarsa.

    Cara KerjaKalsinasi Kaolin

    Kaolin dikalsinasi dalam tanur pada suhu8000C selama 4 jam (Mostafa, et al., 2011).Kaolin hasil kalsinasi kemudian dianalisisdengan X-Ray Diffraction (XRD) dan X-RayFluorescence(XRF).

    Sintesis Zeolit A dari Kaolin Capkala sebagaiSumber Silika dan Alumina

    Metakaolin yang dihasilkan ditimbang 10 g,

    kemudian ditambahkan NaOH 2,97 M sebanyak25 mL dan Al2O3 sebanyak 2,6 g.. Campurandirefluks pada temperatur 94-970C selama 4 jam.Padatan yang terbentuk disaring dan dicucidengan H2O. Selanjutnya dikeringkan dalamoven pada temperatur 800C selama 2 jam. Kristalyang diperoleh kemudian dianalisis dengananalisis X-Ray Diffraction (XRD) dan X-RayFluorescence(XRF).

    Sintesis Zeolit A dari Lumpur PDAM KotaPontianak sebagai Sumber Silika dan

    AluminaMetakaolin ditimbang 10 g lalu ditambahkanNaOH 3,1 M sebanyak 25 mL dan padatan darilumpur PDAM hasil preparasi sebanyak 10 g.Campuran direfluks pada temperatur 94-960Cselama 4 jam. Padatan yang terbentuk disaringdan dicuci dengan H2O. Selanjutnya dikeringkandalam oven pada temperatur 800C selama 2 jam.Kristal yang diperoleh kemudian dianalisisdengan analisis X-Ray Diffraction (XRD) dan X-Ray Fluorescence(XRF).

    Penetapan Kapasitas Tukar Kation (Anonim,2011)

    Zeolit A sintetis ditimbang 2,5 g danditambahkan 5 g pasir kuarsa. Campuran diadukhingga homogen. Tabung perkolasi (kolom)disiapkan dengan menutup dasar tabungmenggunakan kapas. Lalu dimasukkan 5 g pasirkuarsa. Secara berturut-turut dimasukkancampuran zeolit A sintetis dan pasir kuarsa,kemudian dilanjutkan dengan memasukkan pasirkuarsa sekitar 5 g ke dalam tabung perkolasiyang telah disiapkan. Setiap material diratakan

    ketebalannya.Campuran zeolit A sintetis dan pasir kuarsa

    diperkolasi dengan 2 x 25 mL larutan amonium

    asetat pH 7 (perkolat dibuang). Zeolit A sintetisdan pasir kuarsa dalam tabung perkolasi dicucidengan 100 mL etanol. Diperkolasi kembalidengan 50 mL larutan NaCl 10% dan perkolatditampung untuk penetapan KTK.

    Perkolat yang diperoleh dipipet 20 mL danditambahkan 80 mL H2O, 10 mL larutan NaOH40%, sedikit parafin cair dan batu didih.Kemudian disiapkan penampung destilat yaitu 10mL asam borat 1% dan dibubuhi empat tetesindikator Conway (dibuat dengan melarutkanbrom kresol hijau dan metil merah dalam etanol96 %). Destilasi diakhiri jika volume destilat telahmencapai 75 mL.

    Destilat yang diperoleh kemudian dititrasidengan larutan H2SO4 0,05 N hingga warnalarutan tepat berubah dari hijau ke merah jambu.Penentuan nilai kapasitas tukar kation dengan

    menggunakan rumus :KTK(cmol+/kg) =

    [VcVb] x

    x

    m perkolt

    m perkolt dipipetx

    g smpelx fk

    Keterangan :Vc = mL titran untuk sampelVb = mL titran untuk blangkoN = normalisasi H2SO410 = konversi mmol ke cmol

    fk = faktor koreksi kadar air =

    - kdr ir

    Penetapan Kadar Air (Standar NasionalIndonesia 1965, 2008)

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pembentukan MetakaolinPembentukan metakaolin dilakukan melalui

    proses kalsinasi. Kaolin dikalsinasi denganpemanasan pada temperatur 8000C di dalamtanur untuk menghasilkan fase metakaolin. Halini merujuk pada penelitian yang telah dilakukanoleh Badogiannis, et al (2005) yang mengatakanbahwa fase metakaolin diperoleh dari hasilkalsinasi kaolin pada suhu di kisaran 700-800C.

    Proses kalsinasi tersebut menyebabkanterjadinya transformasi kaolin sehingga terbentukalumina amorf dan silika amorf (Susetyaningsih,dkk., 2008). Selain itu, proses kalsinasi jugameningkatkan kereaktivitasan dari fasemetakaolin (Liew, et al., 2011). Meningkatnyakereaktivitasan tersebut akan mempermudahpereaksian metakaolin dengan NaOH dan Al2O3pada proses sintesis zeolit A.

    Adapun reaksi perubahan fase dari kaolinmenjadi metakaolin adalah :

  • 5/20/2018 zeolit A 1

    3/6

    JKK, tahun 2013, volume 2 (1), halaman 1-6 ISSN 2303-1077

    3

    Al2Si2O5(OH)4 C Al2Si2O7+ 2H2O

    Persamaan tersebut memperlihatkan perubahanjumlah molekul oksigen dan hidrogen dari kaolin.Selama proses kalsinasi struktur kaolinterdegradasi dan dua molekul H2O akan

    terdehidroksilasi (Hosseini, et al., 2011).Dehidroksilasi adalah hilangnya molekul air yangterserap pada kisi-kisi kristal dari mineral kaolinmembentuk metakaolin. Proses kalsinasi telahmerubah molekul Al2O3 yang berbentukoktahedral pada kaolin membentuk ion AlO2

    -yang berbentuk tetrahedral pada metakaolin.

    Karakterisasi Metakaolin dengan X-RayDiffract ion(XRD)

    Perubahan dari kaolin menjadi fase amorfdapat teridentifikasi dari perubahan difraktogram

    kaolin dengan metakaolin seperti yang terlihatpada Gambar 1(a) dan Gambar 1(b). Perbedaansudut 2 dn jrk d dri kolin preprsidengan metakaolin tercantum pada Tabel 1 danTabel 2.

    Gambar 1(a). Difraktogram kaolin preparasi(Sasri, 2012)

    Gambar 1 (b). Difraktogram metakaolinBerdasarkan perbedaan difraktogram dan

    sudut difraksi tersebut terlihat bahwadifraktogram dan sudut difraksi kaolinit pada2=2,30dan 24,800 tidak ditemukan lagi padadifraktogram metakaolin. Hal ini menandakanbahwa struktur kaolinit telah mengalami

    kerusakan.

    Tabel 1. Analisis XRD Kaolin Preparasi (Sasri,2012)

    Sudut 2(0)

    Jarak d()

    Intensitas (%) Keterangan

    12,31 7,18 91,99 Kaolin24,80 3,58 100,00 KaolinSusunan lapisan tetrahedral dan oktahedral

    pada struktur kaolinit yang telah rusakmenyebabkan struktur kaolin menjadi tidak stabil.Ketidakstabilan dari struktur kaolin disebabkankarena kaolin telah kehilangan sebagian besarkristalinitasnya (Liew, et al., 2011).Tabel 2. Analisis XRD MetakaolinSudut 2

    (0)Jarak d

    ()Intensitas (%) Keterangan

    20,91 4,24 20,93 Kuarsa25,33 3,51 18,43 Anatase26,68 3,33 100,00 Kuarsa36,59 2,45 10,63 Kuarsa

    Terbentuknya metakaolin dapat diidentifikasidari perubahan difraktogram XRD pada sudut2=50-380. Rentang sudut tersebut merupakanindikasi bahwa telah terbentuk kuarsa bebas(SiO2) yang tidak stabil dan anatase (TiO2)sebagai hasil sampingnya (Mostafa, et al., 2011).

    Karakteristik sidik jari dari kuarsa (SiO2) yangtidak stabil dapat teridentifikasi pada jarak d dariXRD, yaitu 4,20 ; 3,31 ; dan 2,43 (Bakri,dkk., 2008). Disamping itu, karakteristik sidik jaridari anatase yang merupakan produk sampingyang dihasilkan dari rusaknya kristalinitas dari

    kaolin dapat teridentifikasi pada jarak d=3,5 (Bakardjieva, et al., 2005). Adanya kemiripansidik jari dari difraktogram yang dihasilkan dariperbandingan referensi dengan hasil penelitianpada Tabel 3 untuk difraktogram anatase dankuarsa dalam bentuk yang tidak stabil,memberikan suatu kesimpulan bahwa kaolintelah berubah menjadi metakaolin.Tabel 3. Perbandingan Sudut 2 untukMetakaolinKomponen kimia Referensi Hasil penelitian

    Kuarsa (SiO2)tidak stabil

    4,20 * 4,24 3,31 3,33 2,43 * 2,45

    Anatase (TiO2) 3,5 ** 3,51

    Ket :

    * (Bakri, dkk., 2008) **(Bakardjieva, et al.,2005)

    Karakterisasi Metakaolin dengan X-RayFluorescence(XRF)

    Berdasarkan hasil analisis fluoresensi sinar-Xkandungan senyawa kimia dari metakaolinadalah seperti yang tercantum pada Tabel 4,dimana diperoleh rasio Si/Al nya yaitu sebesar2,36. Besarnya konsentrasi dari aluminiumoksida dan silikon oksida mempengaruhi prosessintesis dari zeolit A pada proses hidrotermal.

    metakaolinkaolin

    Q

    Ket :

    K = kaolin

    Q = kuarsa

    Ket :

    Q = kuarsa

    A = anatase

    kelimpahan

    kelimpahan

    2

  • 5/20/2018 zeolit A 1

    4/6

    JKK, tahun 2013, volume 2 (1), halaman 1-6 ISSN 2303-1077

    4

    Tabel 4. Hasil Analisis Fluoresensi Sinar-XMetakaolin

    SenyawaKonsentrasi

    (% b/b)Aluminium oksida (Al2O3) 19

    Silikon oksida (SiO2) 45Titanium oksida (TiO2) 10,5

    Karakterisasi Zeolit A dari Kaolin Capkaladengan X-Ray Diffractio n(XRD)

    Hasil X-Ray Diffraction (XRD) zeolit Asintetis selanjutnya dibandingkan dengan XRDdari standar ASTM no. 39-222 untuk standarzeolit A. Tabel 5 menampilkan perbandingan darimasing-masing XRD tersebut. Menurut Bollmoss(1984) dalam Sriatun (2004), kristalinitas zeolit Aditentukan oleh sepuluh puncak khas pada d ()12,30; 8,70; 7,10; 5,50, 4,10; 3,71; 3,41; 3,28;2,98; dan 2,62.Tabel 5. Perbandingan Sintesis Zeolit A denganStandar ASTM no. 39-222

    2 d

    ASTMSintesisZeolit A

    7,17 7,1510,15 10,1312,45 12,4216,09 16,0621,64 21,6123,96 23,9226,00 26,05

    27,08 27,0529,91 29,8734,15 34,09

    ASTMSintesisZeolit A

    12,31 12,348,70 8,727,11 7,115,50 5,514,10 4,103,71 3,713,41 3,41

    3,29 3,292,98 2,982,62 2,62

    Berdsrkn perbndingn sudut 2 dnjarak d dari standar ASTM no. 39-222 denganzeolit A hasil sintesis menunjukkan bahwa padasetip kemunculn 2 dn jrk d yng khsuntuk zeolit A standar juga teridentifikasi padazeolit A hasil sintesis dengan nilai yang hampirmirip Dengn meliht kesmn nili sudut 2maupun kesesuaian dari jarak d antara zeolit Astandar dengan zeolit A hasil sintesis, maka

    dapat disimpulkan bahwa hasil sintesis zeolit Atersebut adalah telah berbentuk zeolit A sintetis.Difraktogram dari zeolit A sintetis ditunjukkan

    pada Gambar 2. Difraktogram zeolit A sintetistersebut menunjukkan kesesuaian dengandifraktogram zeolit A standar berdasarkan nilaisudut 2 dri ASTM no 39-222. Adanya puncak-puncak yang tajam dari difraktogram zeolit Asintetis menggambarkan telah terbentuknya fasakristalin dari zeolit A sintetis. Namun selainpuncak zeolit A, juga ditemukan adanya puncakyng kut dri kurs pd 2=26,650. Hal ini

    menandakan bahwa produk yang diperolehbelum sepenuhnya murni zeolit A.

    Gambar 2. Difraktogram zeolit A sintetis darikaolin Capkala

    Karakterisasi Zeolit A dari Kaolin Capkaladengan X-Ray Fluorescenc e(XRF)

    Perbandingan konsentrasi dari kandunganSiO2 danAl2O3 hasil dari analisis XRF sintesis

    zeolit A dapat dilihat pada Tabel 6.Tabel 6. Perbandingan Konsentrasi SiO2 danAl2O3 Sintesis Zeolit A dari kaolin Capkala

    SenyawaKimia

    Konsentrasi SiO2danAl2O3SintesisZeolit A (% b/b)

    SiO2 48,00Al2O3 17,00Rasio Si/Al 2,82

    Hasil analisis XRF seperti pada Tabel 6 diatas memperlihatkan besarnya rasio Si/Al darizeolit A sintetis dari kaolin Capkala sebagaisumber silika dan alumina adalah 2,82. Ini

    artinya penambahan Al2O3 pada proses reaksihidrotermal tidak dapat menaikkan konsentrasialumina dari zeolit A sintetis yang dihasilkan.

    Karakterisasi Penetapan Tukar Kation ZeolitA dari Kaolin Capkala

    Berdasarkan uji kapasitas tukar kation (KTK)untuk zeolit A dari kaolin Capkala sebagaisumber silika dan alumina adalah sebesar145,17 cmol+/kg. Jalaluddin dan Jamaluddin(2005) melaporkan bahwa kaolin memilikikapasitas tukar kation (KTK) sebesar 5-15

    cmol+/kg. Dengan demikian nilai KTK dari zeolitA sintetis yang dihasilkan lebih besardibandingkan dengan KTK dari kaolin. Ini berartikaolin Capkala dapat dijadikan sebagai sumbersilika dan alumina sintesis zeolit A dengankapasitas tukar kation yang jauh lebih besar darikaolin.

    Hasil uji kapasitas tukar kation zeolit A sintetisdari kaolin Capkala lalu dibandingkan dengankapasitas tukar kation dari penelitian yang telahdilakukan oleh Chantawong dan Harvey (2003).Kapasitas tukar kation zeolit A yang disintesisChantawong dan Harvey (2003) adalah sebesar225 cmol+/kg, dengan demikian persentase zeolit

    Q

    QQ

    ZZ

    ZZ

    Z

    Z

    Z

    Z

    Z

    Ket :Z = zeolit AQ = kuarsa

    2

    kelimpahan

  • 5/20/2018 zeolit A 1

    5/6

    JKK, tahun 2013, volume 2 (1), halaman 1-6 ISSN 2303-1077

    5

    A sintetis yang dihasilkan dari kaolin Capkalaadalah sebesar 64,52 %.

    Karakterisasi Zeolit A dari Lumpur PDAMdenganX-Ray Diffractio n(XRD)

    Hasil X-Ray Diffraction (XRD) zeolit Asintetis dari lumpur PDAM selanjutnya jugadibandingkan dengan XRD dari standar ASTMno. 39-222 untuk standar zeolit A. Tabel 7menampilkan perbandingan dari masing-masingXRD tersebut.

    Perbndingn sudut 2 dn jrk d ntrASTM no. 39-222 dengan zeolit A hasil sintesismenunjukkn bhw setip 2 dn jrk d yngkhas untuk zeolit A standar juga teridentifikasipada zeolit A hasil sintesis dengan nilai yanghampir mirip. Dengan demikian dapatdisimpulkan bahwa hasil sintesis zeolit A

    tersebut adalah telah berbentuk zeolit A sintetis.Tabel 7 Perbandingan Sintesis Zeolit A denganStandar ASTM no. 39-222

    2 d

    ASTMSintesisZeolit A

    7,17 7,1910,15 10,1712,45 12,4516,09 16,1121,64 21,6623,96 23,9726,00 26,10

    27,08 27,0929,91 29,9134,15 34,15

    ASTMSintesis Zeolit

    A

    12,31 12,278,70 8,687,11 7,105,50 5,494,10 4,093,71 3,703,41 3,41

    3,29 3,282,98 2,982,62 2,62

    Gambar 3. Difraktogram zeolit A sintetis darilumpur PDAM

    Difraktogram dari zeolit A sintetis dari lumpurPDAM ditunjukkan pada Gambar 3. Terlihatdifraktogram dengan puncak yang tajam yangbersesuin dengn nili sudut 2 dri ASTMno. 39-222. Adanya puncak-puncak yang tajamdari difraktogram zeolit A sintetismenggambarkan telah terbentuknya fasakristalin dari zeolit A sintetis. Pada sintesis zeolitA ini juga ditemukan adanya puncak yang kuatdri kurs pd 2=26,650. Hal ini menandakanbahwa produk sintesis zeolit A dari lumpurPDAM juga belum sepenuhnya murni zeolit A.

    Karakterisasi Zeolit A dari Lumpur PDAMdengan X-Ray Fluorescenc e(XRF)

    Perbandingan konsentrasi dari kandunganSiO2 danAl2O3 hasil dari analisis XRF untuksintesis zeolit A dari lumpur PDAM adalahseperti pada Tabel 8.

    Hasil analisis XRF tersebut memperlihatkanperbandingan konsentrasi rasio Si/Al dari zeolit Asintetis dari lumpur PDAM sebagai sumber silikadan alumina adalah 1,19.Tabel 8. Perbandingan Konsentrasi SiO2 danAl2O3Sintesis Zeolit A dari lumpur PDAM

    Senyawa KimiaKonsentrasi SiO2danAl2O3

    Sintesis Zeolit ASiO2 30,21 %w/wAl2O3 25,30 %w/wRasio Si/Al 1,19

    Karakterisasi Penetapan Tukar Kation ZeolitA dari Lumpur PDAM

    Uji kapasitas tukar kation (KTK) untuk zeolit Adari lumpur PDAMsebagai sumber silika danalumina adalah sebesar 219,82 cmol+/kg. Hasilini jauh lebih besar dari kapasitas tukar kationkaolin maupun hasil sintesis zeolit A dari kaolinCapkala. Ini dikarenakan kandungan konsentrasialumina pada zeolit A sintesis dari lumpur PDAMyang cukup besar dan tidak berbeda jauhdengan konsentrasi silikanya. Oleh sebab itu,

    KTK dari zeolit A sintetis dari lumpur PDAM lebihbesar dibandingkan dengan KTK dari kaolinmaupun zeolit A sintetis dari kaolin Capkala.Dengan demikian lumpur PDAM Kota Pontianakdapat pula dijadikan sebagai sumber silika danalumina sintesis zeolit A.

    Hasil uji kapasitas tukar kation zeolit A sintetisdari lumpur PDAM juga dibandingkan dengankapasitas tukar kation dari penelitian yang telahdilakukan oleh Chantawong dan Harvey (2003).Sehingga diperoleh persentase zeolit A sintetisyang dihasilkan dari lumpur PDAM adalah

    sebesar 97,69 %.

    SIMPULAN

    Kaolin Capkala dan lumpur PDAM KotaPontianak dapat dijadikan sebagai sumber silikadan alumina sintesis zeolit A. Zeolit A sintetisdari kaolin Capkala sebagai sumber silika danalumina teridentifikasi dengan XRD pada2=23,920; 27,050; 29,870; 34,090 dengan rasioSi/Al 2,82 dan memiliki nilai KTK sebesar 145,17cmol+/kg. Sedangkan zeolit A sintetis dari lumpur

    PDAM Kota Pontianak sebagai sumber silika danalumina teridentifikasi dengan XRD pada2=23,970; 27,090; 29,910; 34,150 dengan rasio

    kelim ahanKet :Z = zeolit AQ = kuarsa

  • 5/20/2018 zeolit A 1

    6/6

    JKK, tahun 2013, volume 2 (1), halaman 1-6 ISSN 2303-1077

    6

    Si/Al 1,19 dan memiliki nilai KTK sebesar 219,82cmol+/kg.

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Terima kasih pada Community Developmentand Outreaching Universitas Tanjungpura atasbeasiswa parsial outreaching yang telahdiberikan kepada penulis.

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim, 2011, Workshop Karakterisasi Zeolit,Laboratorium Energi-ITS.

    American Standard Testing and Material no. 39-

    222.Bakardjieva, S., et al., 2005, Photoactivity of

    AnataseRutile TiO2Nanocrystalline Mixtures

    Obtained by Heat Treatment ofHomogeneously Precipitated Anatase,Applied Catalysis B: Environmental, Vol. 58,pp 193202.

    Bakri, R., Utari, T., dan Sari, I.P., 2008, KaolinSebagai Sumber SiO2 untuk PembuatanKatalis Ni/SiO2: Karakterisasi dan Uji Katalispada Hidrogenasi Benzena MenjadiSikloheksana, Makara, Sains, UniversitasIndonesia, Vol. 12 (1), Hal. 37-43.

    Badogiannis, E., et al., 2005, Metakaolin as aMain Cement Constituent. Exploitation of

    Poor Greek Kaolins, Cement and ConcreteComposites, Vol. 27 (2), pp 197203.

    Bollmoss, R.V., 1984, Collection of SimulatedXRD Powder Pattern for Zeolites,Butterworth, Guildford.

    Chantawong, V and Harvey, N.W., 2003,Synthesis of Zeolite from Thai Kaolin forWastewater Treatment, Proceedings of The2nd Regional Conference on EnergyTechnology Toward a Clean Environment,Phuket, Thailand.

    El-Eswed, B., et al., 2009, Alkali Solid-StateConversion of Kaolin and Zeolite to EffectiveAdsorbents for Removal of Lead fromAqueous Solution, Journal Desalination andWter Tretment, Aquil, Itlie, Vol , pp124-130.

    Elita, B., 2012, Penggunaan Lumpur HasilPengolahan PDAM sebagai BahanCampuran Pembuatan Bata Beton, FMIPAUniversitas Tanjungpura, Pontianak. (Skripsi)

    Goldman, M., Fraenkel, D., and Gideon, L.,2003, A Zeolite/Polymer Membrane for

    Separation of Ethanol-Water Azeotrope,Journal of Applied Polymer Science, JohnWiley and Sons, 37 (7), pp 1791-1800.

    Hosseini, S.A., Niaei, A., and Salari, D., 2011,Production of -Al2O3 from Kaolin, OpenJournal of Physical Chemistry, (1), pp 23-27.

    Ibrahim, H.S., Jamil, T.S., and Hegazy, E.Z.,2010, Application of Zeolite Prepared fromEgyptian Kaolin for the Removal of HeavyMetals: II. Isoterm Models, Journal ofHazardous Materials, Vol. 182 (1-3), pp 842-847.

    Jalaluddin dan Jamaluddin, T., 2005,Pemanfaatan Kaolin Sebagai Bahan BakuPembuatan Aluminium Sulfat dengan MetodeAdsorps, Jurnal Sistem Teknik Industri, Vol. 6(5), Universitas Sumatera Utara.

    Liew, Y.M., et al., 2011, Investigating ThePossibility Of Utilization Of Kaolin And ThePotential Of Metakaolin To Produce GreenCement For Construction Purposes A

    Review, Australian Journal of Basic andApplied Sciences, Vol. 5 (9), pp 441-449.Mostafa, A.A., et al., 2011, Utilization of Egyptian

    Kaolin for Zeolite-A Preparation andPerformance Evaluation, InternationalConference on Environmental Science andTechnology IPCBEE, Singapore, Vol. 6, pp43-48.

    Sasri, R., 2012, Imobilisasi dan KarakterisasiFotostabilitas Pigmen Bixin pada KaolinitTeraktivasi Asam Klorida (HCl), FMIPAUniversitas Tanjungpura, Pontianak. (Skripsi)

    Sriatun, 2004, Sintesis Zeolit A danKemungkinan Penggunaannya sebagaiPenukar Kation, JKSA, UniversitasDiponegoro, Vol. 7 (3), Hal. 66-72.

    Standar Nasional Indonesia, 2008, 1965_2008,Cara Uji Penentuan Kadar Air untuk Tanahdan Batuan di Laboratorium, BadanStandardisasi Nasional.

    Susetyaningsih, R., Kismolo, E., dan Basuki,K.T., 2008, Pengaruh Penambahan MgOpada Peningkatan Kualitas LempungKasongan untuk Immobilitasi Lumpur Limbah

    Pb Menggunakan Teknologi Keramik,Seminar Nasional IV, SDM Teknologi Nuklir,Yogyakarta, Hal. 331-338.

    Wahyuni, S dan Widiastuti, N., 2010, AdsorpsiIon Logam Zn(II) pada Zeolit A yangDisintesis dari Abu Dasar Batubara PT.Ipmomi Paiton dengan Metode Batch,Prosiding, FMIPA, Institut Teknologi SepuluhNovember Surabaya.

    http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=astm&source=web&cd=2&cad=rja&ved=0CEEQFjAB&url=http%3A%2F%2Fid.wikipedia.org%2Fwiki%2FAmerican_Standard_Testing_and_Material&ei=NeewUKHAKobPrQf3roHwDA&usg=AFQjCNGnvPME-_RiK9Fqy0TFc8dzl8-8Qwhttp://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=astm&source=web&cd=2&cad=rja&ved=0CEEQFjAB&url=http%3A%2F%2Fid.wikipedia.org%2Fwiki%2FAmerican_Standard_Testing_and_Material&ei=NeewUKHAKobPrQf3roHwDA&usg=AFQjCNGnvPME-_RiK9Fqy0TFc8dzl8-8Qw