68
PROTOTIPE ALAT UKUR TINGGI DAN VOLUME AIR PADA WADAH BENTUK KUBUS 37,50 CM 3 BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 SKRIPSI Oleh : RINALDO PATTINASARANY NIM : 2008 - 77 026 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON 2014

Zz Full Skripsiq

Embed Size (px)

Citation preview

  • PROTOTIPE ALAT UKUR TINGGI DAN VOLUME AIR PADA

    WADAH BENTUK KUBUS 37,50 CM3 BERBASIS

    MIKROKONTROLER ATMEGA8535

    SKRIPSI

    Oleh :

    RINALDO PATTINASARANY

    NIM : 2008 - 77 026

    JURUSAN FISIKA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS PATTIMURA

    AMBON

    2014

  • PROTOTIPE ALAT UKUR TINGGI DAN VOLUME AIR PADA

    WADAH BENTUK KUBUS 37,50 CM3 BERBASIS

    MIKROKONTROLER ATMEGA8535

    Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

    Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

    Oleh :

    RINALDO PATTINASARANY

    NIM : 2008 - 77 026

    JURUSAN FISIKA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS PATTIMURA

    AMBON

    2014

  • HALAMAN PENGESAHAN

    SKRIPSI: PROTOTIPE ALAT UKUR TINGGI DAN VOLUME AIR PADA

    WADAH BENTUK KUBUS 37,50 CM3 BERBASIS MIKROKONTROLER

    ATMEGA8535; ATAS NAMA: RINALDO PATTINASARANY (NIM:2008-77-

    026) TELAH DIPERTAHANKAN DIHADAPAN PANITIA UJIAN SARJANA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON PADA :

    HARI : JUMAT

    TANGGAL : 14 MARET 2014

    TEMPAT : RUANG UJIAN FMIPA UNIVERSITAS PATTIMURA

    DAN TELAH DITERIMA SESUAI KEPUTUSAN PANITIA UJIAN SARJANA:

    PANITIA UJIAN SARJANA

    KETUA

    Dr. P. Kakisina, S.Pd, M.Si

    NIP. 19700310 199903 1 002

    ANGGOTA

    PEMBIMBING I

    R. R. Lokollo, S.Si, M.Si

    NIP. 19691105 200003 1 002

    PEMBIMBING II

    R. Talapessy, S.Si., M.Sc

    NIP. 19820729200801 1 007

    PENGUJI I

    G. Loupatty, S.Si, M.Si

    NIP. 19700215 199903 2 001

    PENGUJI II

    Drs. P. J Patty, M.Sc,Ph.D

    NIP. 19670822 199306 1 001

    PENGUJI III

    H. Andayany, S.Si., M.Sc

    NIP. 19830502200801 2 011

    DISAHKAN OLEH:

    Pj DEKAN

    Dr. P. Kakisina, S.Pd, M.Si

    NIP. 19700310 199903 1 002

    DIKETAHUI OLEH:

    KETUA JURUSAN

    R. R. Lokollo, S.Si, M.Si

    NIP. 19691105 200003 1 002

  • RIWAYAT PENDIDIKAN

    Rinaldo. Pattinasarany, dilahirkan di Ambon

    pada tanggal 12 Desember 1990 sebagai anak ke

    dua (2) dari tiga bersaudara, dari pasangan

    MARCUS PATTINASARANY (Ayah) dan

    DESSY.M. RALAHALU/ P (Ibu).

    Penulis menyelesaikan pendidikan dasar

    sampai pendidikan menengah atas di Ambon.

    Pendidikan dasar dimulai pada tahun 1995 pada SD Negeri Teladan Ambon dan di

    selesaikan pada tahun 2002. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di

    SLTP Negeri 2 Ambon dan di selesaikan pada tahun 2005. Kemudian penulis

    melanjutkan pendidikan di YPKPM SMA Kristen Ambon pada tahun akademik

    2007/2008.

    Pada tahun 2008/2009, penulis diterima sebagai mahasiswa di Universitas

    Pattimura Ambon pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, jurusan

    Fisika melalui jalur penerimaan siswa - siswi berprestasi (PSSB).

    Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana maka penulis melakukan

    penelitian dengan judul PROTOTIPE ALAT UKUR TINGGI DAN VOLUME

    AIR.

    Di bawah bimbingan :

    Pembimbing I : R. R. LOKOLLO, S.Si, M.Si

    Pembimbing II : R. TALAPESSY, S.Si, M.Sc.

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis naikan kehadirat Bapa di surga karena kasih, karunia,

    anugerah, berkat, pemeliharaan serta bimbingannya hingga penyusunan skripsi ini

    dapat selesai dengan judul PROTOTIPE ALAT UKUR TINGGI DAN

    VOLUME AIR PADA WADAH BENTUK KUBUS 37,50 CM3

    BERBASIS

    MIKROKONTROLER ATMEGA8535 .

    Penulis menyadari dan mengakui bahwa seluruh langkah menuju keberhasilan

    dan kesuksesan tidak terlepas dari bantuan maupun kerja sama semua pihak yang

    dengan tulus hati bersedia meluangkan segenap tenaga, pikiran dan waktunya demi

    kelengkapan penulis skripsi ini. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis

    menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang tulus kepada :

    1. Bapak Rektor UNPATTI yang telah menerima dan memberikan kesempatan

    kepada penulis untuk dapat menyelesaikan pendidikan di dalam Universitas

    Pattimura.

    2. Bapak Dekan Fakultas MIPA yang telah juga menerima dan memberikan

    kesempatan kepada penulis, serta membantu penulis selama mengikuti

    perkuliahan untuk dapat menyelesaikan pendidikan pada Fakultas MIPA

    UNPATTI.

    3. Para pembantu Dekan dalam lingkungan Fakultas MIPA yang telah membantu

    penulis selama ini.

  • 4. Bapak R. R. Lokollo, S.Si., M.Si selaku ketua Jurusan Fisika FMIPA Unpatti

    dan pembimbing I, yang senantiasa meluangkan waktu, meluangkan argumentasi

    dengan berbagai ilmu dan pengetahuan kepada penulis sehingga skripsi ini boleh

    terselesaikan.

    5. Bapak R. Talapessy, S.Si., M.Sc selaku pembimbing II yang telah menunjukan

    dedikasi dan loyalitas yang tinggi dalam memberikan arahan kepada penulis

    dalam penulisan skripsi ini.

    6. Bapak F. Manuhuttu, S.Si., M.Sc yang telah banyak memberikan arahan dan

    masukan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

    7. Seluruh staf pengajar FMIPA khususnya jurusan Fisika, yang selama ini

    membekali penulis dengan berbagai disiplin ilmu.

    8. Kepala laboratorium ELINS yang telah menyediakan fasilitas untuk penulis

    melakukan penelitian.

    9. Seluruh pegawai FMIPA, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

    administrasi perkuliahan sampai pada penyelesaian skripsi ini.

    10. Bapak Raja Desa Kairatu Kecamatan SBB yang telah bersedia menerima penulis

    sebagai mahasiswa KKN.

    11. Bapak Utap Kwalomine dan Mama Yos Kwalomine bersama keluarga yang telah

    bersedia menerima penulis selama masa KKN 39 GELOMBANG II TAHUN

    2012/2013.

    12. Sahabat sahabatku Gremi, Fently, Emang, Rillond, dan teman teman

    seperjuangan AFI 2008 Edo, Oland, Eda, Dede, Icha, Acha, Etin, Gechan, Au,

    Eris, Biken, Jess, Cristin, Titi.

  • 13. Secara khusus Papa, Mama dan Selda atas semangat, dorongan dan cinta kasih,

    dana dan doa serta bantuan selama perkuliahan hingga penulisan skripsi ini.

    14. Dorin saimima yang telah memberikan semangat, cinta kasih dan bantuan selama

    ini.

    15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu

    baik secara langsung maupun tidak langsung.

    Akhirnya, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak

    kekurangan, dengan demikian penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

    membangun demi penyempurnaan skripsi ini agar dapat dipergunakan bagi

    pengembangan ilmu fisika, serta dapat bermanfaat bagi semua pihak.

    Ambon, 28 Februari 2014

    Penulis

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    KATA PENGANTAR ... iii

    ABSTRAK . vi

    ABSTRACT ... vii

    DAFTAR ISI .. viii

    DAFTAR TABEL .. x

    DAFTAR GAMBAR . xiii

    DAFTAR LAMPIRAN .. xv

    BAB I. PENDAHULUAN . 1

    1.1. Latar Belakang 1

    1.2. Rumusan Masalah ... 4

    1.3. Tujuan Penelitian. 4

    1.4. Manfaat Penelitian... 4

    BAB II. LANDASAN TEORI ... 5

    2.1. Potensiometer .. 5

    2.2.1. Konstruksi Potensiometer .... 6

    2.2.3. Potensiometer Linier ... 7

    2.3. Mikrokontroler ATmega8535.. 8

    2.3.1 Konstruksi ATmega8535 . 11

    2.3.2 Pin pin pada Mikrokontroler Atmega8535 ... 13

    2.4. LCD (Liquid Cristal Display) . 16

  • 2.5. LED (Light Emitting Diode) ... 19

    2.6. Fluida ... 21

    BAB III. METODE PENELITIAN 23

    3.1. Alat dan Bahan 23

    3.2.1 Perancangan Rangkaian Mikrokontroler Ketinggian air .. 24

    3.2.2 Perancangan Wadah Air ... 25

    3.2.3 Membuat Program Pada Rangkaian Mikrokontroler ... 26

    3.2.4 Proses Pengujian Potensiometer ... 28

    3.2.5 Pengujian Alat secara Keseluruhan .. 33

    3.2.6 Bagan Alir Penelitian ... 34

    BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .. 34

    4.1. Pengukuran Ketinggian Air Pada Box dan LCD 34

    4.2. Pengukuran Ketinggian Dan Volume Air Pada LCD . 36

    BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 40

    5.1. Kesimpulan . 40

    5.2. Saran 40

    DAFTAR PUSTAKA 41

    LAMPIRAN ... 42

  • DAFTAR TABEL

    Tabel Judul Halaman

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    Tabel fungsi khusus port A ................................

    Tabel fungsi khusus port B ................................

    Tabel fungsi khusus port C ................................

    Tabel fungsi khusus port D ................................

    Kalibrasi Pengkuran Ketinggian Air pada LCD

    Kalibrasi Pengukuran Ketinggian Air Pada Multimeter

    .

    Pengukuran Ketinggian Air Pada Wadah dan LCD ..

    Pengukran ketinggian dan perubahan volume air ..

    13

    14

    15

    16

    29

    31

    36

    38

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar Judul Halaman

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    Potensiometer ..

    Mikrokontroler AVR Atmega 8535

    Pin pin Mikrokontroler ATmega8535 ....

    Rangkaian Skematik Minimum IC Atmega8535

    LCD 2 16 .

    Rangkaian Modul LCD ...

    Bentuk fisik LED

    Rangkaian Skematik minimum Mikrokontroler Atmega8535

    .

    Box Pengukuran Ketinggian air ..

    Diagram Alir program Tinggi dan Volume air ...

    Grafik hasil Kalibrasi pada tampilan LCD .

    Grafik hasil Kalibrasi pada tampilan Multimeter Digital

    .

    Pengujian Rangkaian secara keseluruhan ...

    Bagan alir Pengukuran Tinggi dan Volume air ..

    Grafik Pengukuran Ketinggian air pada Wadah dan LCD .

    5

    8

    10

    11

    17

    19

    20

    24

    26

    27

    30

    32

    33

    34

    37

  • Gambar Judul Halaman

    16

    17

    18

    19

    20

    21

    22

    23

    Grafik Pengukuran Ketinggian Air pada Wadah dan

    Volume Air pada LCD .

    Grafik hasil uji karakteristik potensiometer secara

    keseluruhan pada tampilan LCD ..

    Grafik hasil uji karakteristik potensiometer secara

    keseluruhan pada tampilan Multimeter digital .

    Box Penelitian Ketinggian Air .

    Rangkaian Mikrokontroler

    Proses Pengambilan Data .

    Proses Pengambilan Data dengan Ketinggian 10 cm .

    Proses Pengambilan Data dengan Ketinggian 30 cm ...

    39

    43

    45

    47

    47

    48

    48

    48

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran Judul Halaman

    1

    2

    Tabel hasil uji karakteristik potensiometer secara

    keseluruhan pada tampilan LCD ..

    Tabel hasil uji karakteristik potensiometer secara

    keseluruhan pada tampilan Multimeter digital .

    42

    42

    3 Listing program sistem akuisisi data (SAD) program

    pembacaan ketinggian dan volume air ..

    44

    4

    Dokumentasi proses pembuatan dan pengambilan

    data. Prototipe alat ukur tinggi dan volume air .

    44

  • ABSTRAK

    Ketinggian air mengungkapkan posisi air pada kedalaman tertentu seperti kedalaman

    air sungai atau air laut dan ketinggian air dalam suatu tangki. Ketinggian air penting

    untuk diamati terutama untuk tujuan keselamatan manusia atau ketepatan proses

    dalam suatu produksi. Di provinsi Maluku terlebih khusus kota Ambon, keberadaan

    sungai terkadang menjadi suatu ancaman, yaitu pada saat debit air yang mengalir

    melebihi kondisi normal, atau yang lebih dikenal dengan sebutan banjir. Dari

    permasalahan di atas maka dibuatlah suatu alat yang dapat mengukur tinggi dan

    volume air dalam bentuk prototipe secara digital dengan menggunakan pelampung

    yang ditaruh pada permukaan air dan dihubungkan dengan poros potensiometer.

    Ketika pelampung tersebut mendapat tekanan ke atas maka pelampung tersebut akan

    mengubah level tegangan yang dilewatkan pada potensiometer tersebut. Pengukuran

    ini menggunakan mikrokontroler ATmega8535 sebagai sistem akuisisi data terhadap

    Tinggi dan volume air akan ditampilkan dalam satuan sentimeter pada sebuah LCD.

    Kata kunci : Ketinggian Volume Air, Potensiometer, Mikrokontroler ATmega8535.

  • ABSTRACT

    A water level denotes a position of water at certain depth, for instance the depth of a

    river or the sea or the depth of water inside a tank. The water level is important to be

    studied, in particular for the safety issue and for the benefit of a production. In the

    province of Maluku, especially in the city of Ambon, the rivers sometimes become a

    threat; in the time of rainy season, it results in a flood. In this research, a digital

    instrument to measure the water level and volume inside a tank using a float on the

    water surface connected to a potentiometer. When the float is forced upward, it will

    change the potential level through the potentiometer. This instrument uses

    ATmega8535 as a data acquisition system, where the water level and volume are

    displayed in an LCD.

    Keywords : The height volume of water , Potentiometers , Microcontroller ATmega8535 .

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Ketinggian air, mengungkapkan posisi air pada kedalaman tertentu seperti

    kedalaman air sungai atau air laut dan ketinggian air dalam suatu tangki. Ketinggian

    air penting untuk diamati terutama untuk tujuan keselamatan manusia atau ketepatan

    proses dalam suatu produksi. Misalnya air sungai naik diatas ambang batas aman

    akan mengancam jiwa penduduk yang tinggal di sekitar sungai. Di provinsi Maluku

    terlebih khusus kota ambon, keberadaan sungai terkadang menjadi suatu ancaman,

    yaitu pada saat debit air yang mengalir melebihi kondisi normal, atau yang lebih

    dikenal dengan sebutan banjir.

    Saat ini perkembangan teknologi berkembang dengan sangat pesat, tak terkecuali

    perkembangan pada bidang pengukuran. Dalam pengukuran fluida termasuk

    penentuan tekanan, ketinggian, dan volume dalam sebuah wadah. Terdapat banyak

    cara melaksanakan pengukuran-pengukuran, misalnya : langsung, tak langsung.

    Pengukuran debit secara langsung terdiri dari atas penentuan volume atau berat

    fluida yang melalui suatu penampang dalam suatu selang waktu tertentu. Metoda tak

    langsung bagi pengukuran debit memerlukan penentuan tinggi tekanan, perbedaan

    tekanan atau kecepatan dibeberapa dititik pada suatu penampang dan dengan besaran

    perhitungan debit. Oleh karena itu metode yang digunakan dalam pengukuran fluida

    dalam pipa, wadah. Salah satunya dengan menggunakan plat orifice. Pengukuran

    debit adalah merupakan hal yang paling sering dilakukan untuk kebutuhan proses

  • dalam skala laboratorium. Peralatan orifice meter merupakan peralatan pengukuran

    aliran yang paling banyak digunakan karena memerlukan sedikit perawatan,

    konstruksi sederhana dan mudah diinstalasikan.

    Saat ini masih menggunakan tanda garis yang dibuat sedemikan rupa. Salah satu

    parameter hidrologi yang berkaitan dengan sungai adalah tinggi muka air (water

    level) sungai (Muh Khabir, 2011). Banyak hal yang bisa dicermati dengan

    mengetahui tinggi muka air (TMA) suatu aliran, diantaranya adalah debit aliran dan

    sistem aliran sungai. Alat ukur TMA bertipe pelampung dapat menggunakan berbagai

    jenis sensor, salah satu diantaranya adalah potensimeter. Pada penelitian terdahulu

    yang dilakukan ole Triesnawati (2006) dan kajian mengenai pengukuran dengan

    memanfaatkan apungan dan potensiometer sebagai transduser tinggi muka air (Arif

    Surtono, 2006)., potensiometer digunakan sebagai sensor perubahan tinggi muka air.

    Alat ukur tinggi muka air otomatis pada umumnya terdiri dari dua bagian penting,

    yaitu bagian mekanik dan elektronik. Kedua bagian tersebut memiliki peran yang

    sama pentingnya. Suatu alat pengukuran prototipe tinggi muka dan volume air akan

    dapat bekerja dengan baik apabila kedua bagian tersebut bekerja sesuai dengan

    fungsinya.

    Pada penelitian ini pengukuran tinggi permukaan dan volume air ini dilakukan

    dengan menggunakan variabel tahanan geser sebagai sensor yang dihubungkan

    dengan pelampung. Ketika pelampung tersebut mendapat tekanan ke atas maka

    pelampung tersebut akan mengubah level tegangan yang dilewatkan pada tahanan

    variabel geser tersebut. Pengaturan sistem secara keseluruhan menggunakan Ic

  • ATmega8535. Hasil pengukuran ketinggian dan volume air tersebut akan ditampilkan

    dalam bentuk digital dengan satuan sentimeter pada LCD.

    1.2 Perumusan Masalah

    Pada tugas akhir ini, permasalahan yang akan dibahas adalah :

    1. Bagaimana merancang alat untuk mengukur tinggi permukaan air menggunakan

    komponen elektronika yaitu potensiometer?

    2. Bagaimana mengkalibrasi perubahan ketinggian air terhadap perubahan keluaran

    potensiometer ?

    3. Bagaimana menampilkan volume air dari perubahan ketinggian muka air pada

    LCD ?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan dari tugas akhir ini adalah :

    1. Merancang alat untuk mengukur tinggi permukaan air dengan memanfaatkan

    potensiometer.

    2. Mengkalibrasi perubahan ketinggian air terhadap perubahan keluaran

    potensiometer untuk mendapatkan ketinggian air yang sebenarnya.

    3. Menampilkan volume air terhadap perubahan ketinggian air pada LCD.

  • 1.4 Manfaat Penelitian

    Alat ini akan menghasilkan sistem akusisi data tinggi permukaan dan volume air

    dari sebuah wadah yang ditampilkan pada LCD. Selain itu dapat membantu

    perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya ilmu kajian fisika pada

    mata kuliah elektronika.

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Potensiometer

    Potensiometer adalah resistor tiga terminal dengan sambungan geser yang

    membentuk pembagi tegangan dapat disetel. Jika hanya dua terminal yang digunakan

    (salah satu terminal tetap dan terminal geser), potensiometer berperan sebagai resistor

    variabel atau Rheostat (Anonimous 2013 : 1). Potensiometer biasanya digunakan

    untuk mengendalikan peranti elektronik seperti pengendali suara pada penguat.

    Potensiometer yang dioperasikan oleh suatu mekanisme dapat digunakan sebagai

    transduser, misalnya sebagai sensor joystick.

    Gambar 1. Potensiometer

    (sumber : Anonimous 2013 : 1 )

    Potensiometer memiliki 3 kaki/terminal fungsi, fungsi dari kaki kedua

    potensiometer adalah sebagai output atau keluaran tegangan, dan kedua kaki lainya

    yaitu kaki pertama sebagai tegangan masuk (VCC) sebesar 5 volt dan kaki

    POROS TENGAH

    TERMINAL /

    KAKI 1

    TERMINAL /

    KAKI 2

    TERMINAL/

    KAKI 3

  • ketiga sebagai Ground. Potensiometer yang digunakan sebagai pengendali volume

    kadang-kadang dilengkapi dengan sakelar yang terintegrasi, sehingga potensiometer

    membuka sakelar saat penyapu berada pada posisi terendah.

    Cara paling umum untuk mengubah-ubah resistansi dalam sebuah sirkuit adalah

    dengan menggunakan resistor variabel atau Rheostat. Sebuah rheostat adalah resistor

    variabel dua terminal dan seringkali didesain untuk menangani arus dan tegangan

    yang tinggi. Biasanya rheostat dibuat dari kawat resistif yang dililitkan untuk

    membentuk koil toroid dengan penyapu yang bergerak pada bagian atas toroid,

    menyentuh koil dari satu lilitan ke lilitan selanjutnya.

    Potensiometer digunakan untuk mengendalikan analog (misalnya pengendali

    suara pada peranti audio), dan sebagai pengendali masukan untuk sirkuit elektronik.

    Pada penelitian ini potensiometer digunakan sebagai sensor yang dapat memberikan

    tegangan keluaran dan di tampilkan pada LCD dan juga Multimeter tipe fluke.

    2.2.1 Konstruksi Potensiometer

    Sebuah potensiometer biasanya dibuat dari sebuah unsur resistif semi-lingkar

    dengan sambungan geser (penyapu). Unsur resistif, dengan terminal pada salah satu

    ataupun kedua ujungnya, berbentuk datar atau menyudut, dan biasanya dibuat dari

    grafit, walaupun begitu bahan lain mungkin juga digunakan sebagai gantinya.

    Penyapu disambungkan ke terminal lain. Untuk potensiometer putaran tunggal,

    penyapu biasanya bergerak kurang dari satu putaran penuh sepanjang kontak.

    Potensiometer "putaran ganda" juga ada, elemen resistifnya mungkin berupa pilinan

  • dan penyapu mungkin bergerak 10, 20, atau lebih banyak putaran untuk

    menyelesaikan siklus.

    Walaupun begitu, potensiometer putaran ganda murah biasanya dibuat dari unsur

    resistif konvensional yang sama dengan resistor putaran tunggal, sedangkan penyapu

    digerakkan melalui gir cacing (Rusmadi, Dedy.2001: 206). Disamping grafit, bahan

    yang digunakan untuk membuat unsur resistif adalah kawat resistansi, plastik partikel

    karbon dan campuran keramik-logam yang disebut cermet.

    Pada potensiometer geser linier, sebuah kendali geser digunakan sebagai ganti

    kendali putar. Unsur resistifnya adalah sebuah jalur persegi, bukan jalur semi-lingkar

    seperti pada potensiometer putar. Potensiometer tersedia dengan relasi linier ataupun

    logaritmik antara posisi penyapu dan resistansi yang dihasilkan (hukum

    potensiometer atau "taper"). Pembuat potensiometer jalur konduktif menggunakan

    pasta resistor polimer konduktif yang mengandung resin dan polimer, pelarut,

    pelumas dan karbon (Yuri, Francis: 1995). Jalur dibuat dengan melakukan cetak

    permukaan pada substrat fenolik dan memanggangnya pada oven. Proses

    pemanggangan menghilangkan seluruh pelarut dan memungkinkan pasta untuk

    menjadi polimer padat. Proses ini menghasilkan jalur tahan lama dengan resistansi

    yang stabil sepanjang operasi.

    2.2.3 Potensiometer Linier

    Pada penelitian ini menggunakan Potensiometer linier karena mempunyai unsur

    resistif dengan penampang konstan, menghasilkan peranti dengan resistansi antara

    penyapu dengan salah satu terminal proporsional dengan jarak antara keduanya.

    Potensiometer linier digunakan jika relasi proporsional diinginkan antara putaran

  • sumbu dengan rasio pembagian dari potensiometer (Anonimous 2013 : 3), misalnya

    pengendali yang digunakan untuk menyetel titik pusat layar osiloskop.

    2.3. Mikrokontroller AVR ATmega8535

    Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikroprosesor dan

    mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi

    baru (Hardiansyah, S. 2011).

    Gambar 2. Mikrokontroler AVR Atmega 8535

    (sumber : Anonimous 2013 : 2)

    Dari gambar di atas. Adapun kelebihan dari mikrokontroller adalah sebagai

    berikut :

    1. Penggerak pada mikrokontoler menggunakan bahasa pemograman

    assembly dengan berpatokan pada kaidah digital dasar sehingga pengoperasian

    sistem menjadi sangat mudah dikerjakan sesuai dengan logika sistem.

  • 2. Mikrokontroler tersusun dalam satu chip dimana prosesor, memori, dan

    I/O terintegrasi menjadi satu kesatuan kontrol sistem sehingga mikrokontroler

    dapat dikatakan sebagai komputer mini yang dapat bekerja secara inovatif sesuai

    dengan kebutuhan sistem.

    3. Sistem running bersifat berdiri sendiri tanpa tergantung dengan komputer

    sedangkan parameter komputer hanya digunakan untuk download perintah

    instruksi atau program.

    4. Pada mikrokontroler tersedia fasilitas tambahan untuk pengembangan

    memori dan I/O yang disesuaikan dengan kebutuhan sistem.

    5. Seiring perkembangan elektronika, mikrokontroler dibuat semakin kompak

    dengan bahasa pemrograman yang juga ikut berubah.

    Mikrokontroler AVR ATmega8535 memiliki fitur yang cukup lengkap.

    Mikrokontroler AVR ATmega8535 telah dilengkapi dengan ADC internal, EEPROM

    internal, Timer/Counter, PWM, analog comparator, dll (Wardhana, Lingga. 2006).

    Serta dapat mengembangkan kreativitas penggunaan mikrokontroler ATmega8535.

  • Gambar. 3 Pin pin Mikrokontroler ATmega8535

    (Sumber: Hendawan Soebhakti )

    Fitur-fitur yang dimiliki oleh mikrokontroler ATmega8535 adalah sebagai

    berikut (Agus Bejo, 2007):

    1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu port A, port B, port C, dan port D.

    2. ADC internal sebanyak 8 saluran yamg terdapat pada port A.

    3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan.

    4. CPU yang terdiri atas 32 buah register.

    5. SRAM sebesar 512 byte.

    6. Memori Flash sebesar 8 kb dengan kemampuan Read While Write.

    7. Port antarmuka SPI

    8. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.

    9. Antarmuka komparator analog.

    10. Port USART untuk komunikasi serial.

  • 11. Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz.

    12. Dan lain-lainnya.

    Gambar 4. Rangkaian skematik minimum IC Atmega8535

    2.3.1 Konstruksi ATmega8535

    Mikrokontroler ATmega8535 memiliki 3 jenis memori, yaitu memori program,

    memori data dan memori EEPROM. Ketiganya memiliki ruang sendiri dan terpisah

    Widodo Budiharto, 2006).

    A. Memori program

    ATmega8535 memiliki kapasitas memori progam sebesar 8 Kbyte yang terpetakan

    dari alamat 0000h 0FFFh dimana masing-masing alamat memiliki lebar data 16 bit.

    B. Memori data

    ATmega8535 memiliki kapasitas memori data sebesar 608 byte yang terbagi menjadi

    3 bagian yaitu register serba guna, register I/O dan SRAM. ATmega8535 memiliki 32

    byte register serba guna, 64 byte register I/O yang dapat diakses sebagai bagian dari

    IC1

    ATmega8535

    PB2(INT2/AIN0)3

    XTAL212

    XTAL113

    PB1(T1)2

    PD2(INT0)16

    PD3(INT1)17

    PD4(OC1B)18

    PD5(OC1A)19

    GND11 VCC10

    PB7[SCK)8 PB6[MISO)7 PB5(MOSI)6 PA4(ADC4)

    36

    PA5(ADC5)35

    PA6(ADC6)34

    PA7(ADC7)33

    AREF32

    PA3(ADC3)37

    PB0(XCK/T0)1

    PB3(OC0/AIN1)4

    PB4(SS)5

    RESET9

    PD0(RXD)14

    PD1(TXD)15

    PD6(ICP)20

    PD7(OC2)21

    PA0(ADC0)40

    PA1(ADC1)39

    PA2(ADC2)38

    AGND31

    AVCC30

    PC7(TOSC2)29

    PC6(TOSC1)28

    PC527

    PC426

    PC325

    PC224

    PC1(SDA)23

    PC0(SCL)22

    C1

    27p

    C2

    27p Y1

    8 MHz

    0

    R1

    4,7K

    C3

    27p

    VCC +5V

    J1

    CON8

    12345678

    J2

    CON8

    1 2 3 4 5 6 7 8

    J3

    CON8

    12345678

    J4

    CON8

    12345678

    0

    VCC +5V

    PB[0..7 ]Ke LCD penampil

    PC[0..6] Kerangkaian Penggerak

    Kerangkaian keypad

    PA1, masukan pin Enable

    PA0, masukan pin RS

  • memori RAM (menggunakan instuksi LD atau ST) atau dapat juga diakses sebagai

    I/O (menggunakan instruksi IN atau OUT), dan 512 byte digunakan untuk memori

    data SRAM.

    C. Memori EEPROM

    ATmega8535 memiliki memori EEPROM sebesar 512 byte yang terpisah dari

    memori program maupun memori data. Memori EEPROM ini hanya dapat diakses

    dengan menggunakan register-register I/O yaitu register EEPROM Address, register

    EEPROM Data, dan register EEPROM Control.

    ATmega8535 merupakan tipe AVR yang telah dilengkapi dengan 8 saluran

    ADC internal dengan fidelitas 10 bit. Dalam mode operasinya, ADC ATmega8535

    dapat dikonfigurasi, baik secara single ended input maupun differential input. Selain

    itu, ADC ATmega8535 memiliki konfigurasi pewaktuan, tegangan referensi, mode

    operasi, dan kemampuan filter derau yang amat fleksibel, sehingga dengan mudah

    disesuaikan dengan kebutuhan ADC itu sendiri. (Finawan, A., Azhar dan Amra, S.

    2003).

  • 2.3.2 Pin-pin pada Mikrokontroler ATmega8535

    Konfigurasi pin ATmega8535 dengan kemasan 40 pin DIP (Dual Inline

    Package) dapat dilihat pada gambar 3. Dari gambar di atas dapat dijelaskan fungsi

    dari masing-masing pin Atmega8535 sebagai berikut:

    1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai masukan catu daya.

    2. GND merukan pin Ground.

    3. Port A (PortA0PortA7) merupakan pin input/output dua arah dan pin masukan

    ADC. Setiap pinnya dapat menyediakan internal pull-up resistor(dapat diatur per bit).

    Output buffer Port A dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display

    LED secara langsung. Data Direction Register port A(DDRA) harus disetting terlebih

    dahulu sebelumPortAdigunakan. Bit-bit DDRA diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-

    pin port A yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu,

    kedelapan pin port A juga digunakan untuk masukan sinyal analog bagi A/D

    converter.

    Tabel 2.1 Fungsi Khusus Port A

    Pin Fungsi Khusus

    PA0 Input ADC PA0

    PA1 Input ADC PA1

    PA2 Input ADC PA2

    PA3 Input ADC PA3

    PA4 Input ADC PA4

    PA5 Input ADC PA5

    PA6 Input ADC PA6

    PA7 Input ADC PA7

  • 4. Port B(PortB0PortB7) merupakan pin input/output dua arah dan dan pin fungsi

    khusus, etiap pinnya dapat menyediakan internal pull-up resistor(dapat diatur per bit).

    Output buffer Port Bdapat memberi arus 20 mAdan dapat mengendalikan display

    LED secara langsung. Data Direction Register port B(DDRB) harus disetting terlebih

    dahulu sebelum Port B digunakan. Bit-bit DDRB diisi 0 jika ingin memfungsikan

    pin-pin port B yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. seperti

    dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

    Tabel 2.2 Fungsi Khusus Port B

    5. Port C (PortC0PortC7) merupakan pin input/output dua arah dan pin fungsi

    khusus. Setiap pinnya dapat menyediakan internal pull-up resistor(dapat diatur per

    bit). Output buffer Port Cdapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan

    display LED secara langsung. Data Direction Register port C(DDRC) harus disetting

    Pin Fungsi Khusus

    PB7 SCK (SPI Bus Serial Clock)

    PB6 MISO (SPI Bus Master Input/Slave Output)

    PB5 MOSI (SPI Bus Master Input/Slave Intput)

    PB4 SS (SPI Slave Select Input)

    PB3

    AIN 1 (Analog Comparator Negative Input)

    OC0 (Timer/Counter0 Output Compare Match

    Output)

    PB2

    AIN0 (Analog Comparator Negative Input)

    INT2 (External Interrupt 2 Input)

    PB1 T1 (Timer/Counter External Counter Input)

    PB0

    T0 T1 (Timer/Counter External Counter Input)

    XCK (USART External Clock Input/Output)

  • terlebih dahulu sebelum Port C digunakan. Bit-bit DDRC diisi 0 jika ingin

    memfungsikan pin-pin port C yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai

    output. Selain itu, dua pin port C (PC6 dan PC7) juga memiliki

    fungsialternatifsebagaioscillatoruntuk timer / counter2. seperti dapat dilihat pada tabel

    dibawah ini.

    Tabel 2.3 Fungsi Khusus Port C

    6. Port D (PortD0PortD7) merupakan pin input/output dua arah dan pin fungsi

    khusus. Setiap pinnya dapat menyediakan internal pull-up resistor(dapat diatur per

    bit). Output buffer Port Ddapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan

    display LED secara langsung. Data Direction Register port D(DDRD) harus disetting

    terlebih dahulu sebelum Port D digunakan. Bit-bit DDRD diisi 0 jika ingin

    memfungsikan pin-pin port D yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika

    sebagai output.seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini. (Hardiansyah, S. 2011).

    Pin Fungsi Khusus

    PC7 TOSC2 (Timer Oscillator Pin2)

    PC6 TOSC1 (Timer Oscillator Pin1)

    PC5 Input/Output

    PC4 Input/Output

    PC3 Input/Output

    PC2 Input/Output

    PC1 SDA (Two-Wire Serial Buas Data Input/Outputline)

    PC0 SDA (Two-Wire Serial Buas Buas Clock Line)

  • Tabel 2.4 Fungsi Khusus Port D

    7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroler.

    8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal.

    9. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.

    10. AREFF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC.

    Pada penelitian ini rangkaian mikrokontroler digunakan sebagai Satuan Akusisi

    Data (SAD) untuk memperlihatkan ketinggian air (cm) dan tinggi volume air (cm3)

    pada LCD (Liquid Cristal Display).

    2.4 LCD 2 16 (Liquid Cristal Display)

    LCD adalah suatu jenis media tampilan yang menggunakan kristal cair sebagai

    penampil utama. LCD sudah digunakan diberbagai bidang misalnya dalam alat alat

    elektronik seperti tele visi, kalkulator, ataupun layar komputer. Pada LCD berwarna

    semacam monitor terdapat banyak sekali titik cahaya yang terdiri dari satu buah

    Pin Fungsi Khusus

    PD7 OC2 (Timer/Counter Output Compare Match Output)

    PD6 ICP (Timer/Counter1 Input Capture Pin)

    PD5 OC1A (Timer/Counter1 Input Compare A Match Output)

    PD4 OC1B (Timer/Counter1 Input Compare B Match Output)

    PD3 INT1 (External Interrupt 1 Input)

    PD2 INT0 ( External Interrupt 1 Input)

    PD1 TXD (Usart Output Pin)

    PD0 RXD (Usart Intput Pin)

  • kristal cair sebagai sebuah titik cahaya. Walau disebut sebagai titik cahaya, namun

    kristal cair ini tidak dapat memancarkan cahaya sendiri.

    Sumber cahaya didalam sebuah perangkat LCD adalah lampu neon berwarna

    putih di bagian belakang susunan kristal cair tadi. Titik cahaya yang jumlahnya

    puluhan ribu bahkan jutaan inilah yang membuat tampilan citra. Kutub kristal cair

    yang dilewati arus listrik akan berubah karena pengaruh polarisasi medan magnetik

    yang timbul dan oleh karenanya hanya akan memberikan beberapa warna diteruskan

    sedangkan warna lainnya tersaring.

    Gambar 5. LCD 2 16

    (sumber: Anonimous 2013)

    Pada gambar diatas diperlihatkan rangkaian modul LCD yang akan dihubungkan

    dengan rangakaian mikrokontroler, dimana didalamnya terdapat 16 terminal yang

    mempunyai fungsi masing-masing, yaitu :

  • Pin 1 (GND): pin ini berhubungan dengan tegangan +5 volt yang

    merupakan tegangan untuk sumber daya dari HD44780 (khusus untuk modul

    M1632 keluaran Hitachi, pin ini adalah VCC).

    Pin 2 (VCC): pin ini berhubungan dengan tegangan 0 volt (ground) dari

    modul LCD (khusus untuk modul M1632 keluaran Hitachi, pin ini adalah GND).

    Pin 3 (VEE/VLCD): Tegangan pengatur kontras LCD, kontras mencapai

    nilai maksimum pada saat kondisi pin ini pada tegangan 0 volt.

    Pin 4 (RS): Register Select, pin pemilih register yang akan diakses. Untuk

    akses ke register data, logika dari pin ini adalah 1 dan untuk akses ke register

    perintah, logika dari pin ini adalah 0.

    Pin 5 (R/W): logika 1 pada pin ini menunjukkan bahwa modul LCD sedang

    pada mode pembacaan dan logika 0 menunjukkan bahwa modul LCD sedang

    pada mode penulisan. Untuk aplikasi yang tidak membutuhkan pembacaan pada

    modul LCD, pin ini dapat langsung dihubungkan ke ground.

    Pin 6 (E): Enable Clock LCD, pin mengaktifkan clock LCD. Logika 1

    pada pin ini diberikan pada saat penulisan atau pembacaan data.

    Pin 7-14 (D0-D7): Data Bus, kedelapan pin modul LCD ini adalah bagian

    dimana aliran data sebanyak 4 bit ataupun 8 bit mengalir saat proses penulisan

    maupun pembacaan data.

  • Pin 15 (Anoda): berfungsi untuk tegangan positif dari backlight modul LCD

    sekitar 4,5 volt (hanya terdapat untuk M1632 yang memiliki backlight).

    Pin 16 (Katoda): tegangan negatif backlight modul LCD sebesar 0 volt

    (hanya terdapat untuk M1632 yang memiliki backlight).

    Gambar 6. Rangkaian modul LCD

    (Sumber: Eka Permata, 2011)

    2.5 LED (Light Emiting Diode)

    LED adalah komponen elektronika yang terbuat dari bahan semi

    konduktor jenis dioda yang mampu memencarkan cahaya (Depari, Ganti : 1992).

    LED mampu menghasilkan cahaya yang berbeda-beda menurut semikonduktor

    yang digunakan dan jenis bahan semikonduktor tersebut akan menghasilkan

    panjang gelombang yang berbeda sehingga cahaya yang dihasilkan bebeda pula.

    LED dibuat agar lebih efisien jika mengeluarkan cahaya. Untuk mendapatkan emisi

    cahaya pada semikonduktor, doping yang pakai adalah galium, arsenic dan

  • phosporus. Jenis doping yang berbeda menghasilkan warna cahaya yang berbeda

    pula.

    Gambar 7. Bentuk fisik LED

    (Sumber: Ledi Dianto )

    Pada saat ini warna-warna cahaya LED yang banyak ada adalah warna merah,

    kuning dan hijau.LED berwarna biru sangat langka. Pada dasarnya semua warna bisa

    dihasilkan, namun akan menjadi sangat mahal dan tidak efisien. Dalam memilih LED

    selain warna, perlu diperhatikan tegangan kerja, arus maksimum dan disipasi

    dayanya. LED Superbright terbuat dari bahan Gallium (Ga), Arsen (As), dan

    Fosfor (P) atau disingkat GaAsP dan ditempatkan dalam suatu wadah yang

    tembus pandang. Pada penelitian ini LED digunakan sebagai lampu indikator.

    Gambar simbol LED dan bentuk fisik LED.

  • 2.6 Fluida

    Pada umumnya materi dapat di bedakan menjadi tiga wujud, yaitu padat, cair

    dan gas. Benda padat memiliki sifat mempertahankan bentuk dan ukuran yang tetap.

    Jika gaya bekerja pada benda padat, benda tersebut tidak langsung berubah bentuk

    atau volumenya (Asnal Effendi, M.T.). Benda cair tidak mempertahankan bentuk

    tetap, melainkan mengambil bentuk seperti tempat yang ditempatinya, dengan

    volume yang tetap, sedangkan gas tidak memiliki bentuk dan volume tetap melainkan

    akan terus berubah dan menyebar memenuhi tempatnya. Karena keduanya memiliki

    kemampuan untuk mengalir. Zat memiliki kemampuan untuk mengalir disebut

    dengan zat cair atau fluida.

    Fluida adalah zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk (distorsi) secara

    permanen. Bila kita mencoba mengubah bentuk suatu massa fluida, maka di dalam

    fluida tersebut akan terbentuk lapisan-lapisan di mana lapisan yang satu akan

    mengalir di atas lapisan yang lain, sehingga tercapai bentuk baru. Fluida dibedakan

    menjadi fluida statik yaitu fluida dalam keadaan diam tidak mengalir dan fluida

    dinamik. Fluida terbagi atas berbagai macam gaya-gaya maupun tekanan-tekanan di

    dalam fluida yang diam. Bila fluida telah mendapatkan bentuk akhirnya, semua

    tegangan geser tersebut akan hilang sehingga fluida berada dalam keadaan

    kesetimbangan.

    Cairan dengan rapat massa yang kecil akan lebih mudah mengalir dalam keadaan

    laminer. Dalam aliran fluida perlu ditentukan besarannya, atau arah vektor kecepatan

    aliran pada suatu titik ke titik yang lain. Agar memperoleh penjelasan tentang medan

  • fluida, kondisi rata-rata pada daerah atau volume yang kecil dapat ditentukan dengan

    instrument yang sesuai. Peralatan instrument merupakan bagian dari kelengkapan

    keterpasangan peralatan yang dapat digunakan untuk mengetahui dan memperoleh

    sesuatu yang dikehendaki dari suatu kegiatan kerja peralatan mekanik. Salah satu

    peralatan instrument yang penting adalah alat ukur. Alat-alat ukur instrument yang

    dipergunakan untuk mengukur dan menunjukkan besaran suatu fluida disebut dengan

    alat ukur fluida. Alat ukur aliran fluida dari dua bagian pokok yaitu :

    1. Alat Ukur Primer

    Yang dimaksud alat ukur primer adalah bagian alat ukur yang berfungsi

    sebagai alat perasa (sensor).

    2. Alat Ukur Sekunder

    Sedangkan alat ukur sekunder adalah bagian yang mengubah dan menunjukkan

    besaran aliran yang dirasakan alat perasa supaya dapat dibaca.

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Alat dan Bahan

    Alat - alat yang digunakan dalam penilitian :

    1. Power suplay AC

    2. Multimeter digital tipe Fluke

    Bahan - bahan yang digunakan :

    1. Potensiometer

    2. Mikrokontroler ATmega 8535

    3. LCD 2 16

    4. Papan PCB lubang IC

    5. Kapasitor 22

    6. Kapasitor 10

    7. Trimpot 4K7

    8. Switch 4 kaki

    9. X-tal 11,0592

    10. Soket pasangan 3 kaki

    11. Soket pasangan 5 kaki

    12. Soket pasangan 6 kaki

    13. Kabel pelangi 1 meter

    14. LED 6 buah

  • 15. Resistor 100

    16. Wadah air (Gambar. 9)

    3.2.1 Perancangan Rangkaian Mikrokontroler Ketinggian Air

    Pada penelitian ini rangkaian mikrokontroler menggunakan IC Atmega 8535

    yang digunakan sebagai Satuan Akuisisi Data (SAD) untuk memperlihatkan

    ketinggian air (cm) dan volume air (cm3) pada LCD (Liquid Cristal Display).

    Gambar 8. Rangkaian Skematik minimum

    Mikrokontroler Atmega 8535

    Pada gambar diatas fungsi masing masing kaki pin IC Atmega 8535. Port A

    pada kaki pin 38 sampai 40 yang berfungsi sebagai pin masukan ADC yang

    dihubungkan dengan kaki sensor potensiometer, Port B pada kaki pin 1 sampai 8

    yang berfungsi sebagai pin input/output dan pin fungsi khusus

  • (MOSI,MISO,SCK,SS, dan GND), Port C pada kaki pin 22 sampai 29 yang berfungsi

    sebagai led indikator ketinggian air, dan Port D pada kaki pin 14 sampai 21 yang

    sebagai fungsi khusus yang terhubung dengan LCD. LCD akan menampilkan

    ketinggian air dalam satuan (cm) dan volume air dengan satuan (cm3).

    3.2.2 Perancangan Wadah Air

    Perancangan box Pengukuran ketinggian air tersusun atas beberapa bahan utama

    yaitu Mika, alumanium siku, pelampung, kawat, pipa 1 inch, water pass dan

    potensiometer. Dengan ukuran box panjang 50 cm, lebar 25 cm, tinggi 40 cm. Untuk

    pengukuran dalam penelitian ini, pengukuran ketinggian air dimulai dari titik nol

    sebagai titik awal sampai ketinggian 30 m.

    Dalam wadah pelampung dihubungkan dengan potensiometer melalui kawat

    yang ditancapkan pada poros tengah potensiometer. Dengan rancang bangun

    pengukuran ketinggian air seperti pada gambar. 9 pelampung mendeteksi gerakan

    permukaan air secara vertikal yang ditempatkan dalam pada box yang bebas dari

    gerakan horizontal air. Selain itu kesederahanaan rancangan dan harga komponen

    yang relatif dijangkau sangat mudah direalisasikan.

  • Gambar 9. Box Pengukuran Tinggi Muka Air

    Dari gambar box pengukuran tinggi muka air diatas. Box dalam keadaan terisi air

    setinggi 5 cm dari alas box ke angka 0 cm (sebagai titik awal pengukuran), hal ini

    bertujuan untuk pelampung dapat mengambang dan memutar poros sensor

    potensiometer.

    3.2.3 Membuat Program pada Rangkaian Mikrokontroler

    Pada perancangan alat ini menggunakan menggunakan kompiler BASCOM AVR

    (Basic Compiler AVR), dengan pertimbangan bahwa kompiler ini cukup lengkap

    karena dilengkapi simulator untuk LED, LCD. Basic Compiler(BASCOM-AVR)

    merupakan software compiler (penerjemah untuk bahasa tingkat tinggi) dengan

  • menggunakan bahasa Basic yang dibuat untuk melakukan pemrograman chip-Chip

    mikrokontroler tertentu, salah satunya ATMega8535. Berikut diagram alir

    perancangan perangkat lunak.

    Gambar 10. Diagram alir program tinggi dan volume air

    Diagram alir di atas dapat dilihat bahwa untuk mengukur tinggi dan volume air,

    maka proses yang dilakukan dalam perancangan lunak ialah inisialisasi LCD.

    Kemudian tampilan awal dengan tulisan TINGGI AIR (cm) pada baris pertama dan

    VOLUME AIR (cm3) pada baris kedua LCD. Selanjutnya mikrokontroler

    memperoleh data dari hasil kalibrasi yang masih berupa analog. Data yang diambil

    adalah data biner 8 bit yang kemudian dikonversikan kedalam bentuk digital.

    Sehingga tampilan pada LCD data sudah dalam bentuk digital dengan satuan

    sentimeter.

    Inisisalisasi LCD, ADC

    Konversi data ke tinggi & Volume

    air

    Tampilan data ke LCD

    Selesai

    Mulai

  • 3.2.4 Proses Pengujian Potensiometer terhadap Pengukuran Ketinggian Air

    Sebelum melakukan proses kalibrasi, wadah di tempatkan pada permukaan yang

    datar menggunakan water pass. Hal ini bertujuan agar karakteristik pengukuran

    ketinggian air di dalam wadah tidak mengalami kemiringan. Proses kalibrasi

    pengukuran ketinggian air dilakukan sebanyak 5 kali. Dengan cara membuat skala

    jarak dalam satuan sentimeter pada dinding wadah penampungan air untuk melihat

    ketinggian air.

    Untuk melihat tampilan keluaran tegangan pada LCD, probe negatif dan positif

    dari multimeter fluke membutuhkan sumber tegangan masukan dari power suplay

    sebesar 5 volt. Ketika naik turunnya air, pelampung yang telah ditautkan dengan

    potensiometer akan memutar poros tengah dari potensiometer. Keluaran tegangan

    pada potensiometer akan berubah-ubah sesuai dengan posisi kontaknya yang di

    tampilkan pada LCD dan multimeter. Setiap nilai tegangan keluaran dari

    potensiometer akan memiliki kesesuaian atau hubungan linier.

  • Proses kalibrasi perubahan ketinggian air terhadap keluaran tegangan yang di

    tampilkan pada LCD dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

    Tabel 3. 1. Kalibrasi pengukuran ketinggian air pada LCD

    Ketinggian Air (Cm) Nilai Rata-Rata ()

    0 3480

    1 3503,33

    2 3528,33

    3 3568,33

    4 3591,67

    5 3615

    6 3641,67

    7 3663,33

    8 3690

    9 3715

    10 3738,33

    11 3768,33

    12 3791,67

    13 3825

    14 3853,33

    15 3876,67

    16 3908,33

    17 3938,33

    18 3965

    19 3986,67

    20 4021,67

    21 4045

    22 4080

    23 4105

    24 4143,33

    25 4165

    26 4195

    27 4223,33

    28 4251,67

    29 4285

    30 4318,33

    Hasil kalibrasi dari tabel di atas, selanjutnya digrafikan menggunakan program

    originpro 8 pada gambar 11.

  • Gambar 11. Grafik hasil kalibrasi pada tampilan LCD

    Gambar grafik di atas merupakan grafik linear. Untuk sumbu Y merupakan

    tegangan (V) keluaran dari potensiometer yang di tampilkan melalui LCD, sedangkan

    pada sumbu X menunjukan ketinggian air dalam satuan sentimeter (Cm). Untuk nilai

    gradiennya sama dengan nilai sensitivitas didapat dari :

    Nilai sensitivitas =

    persamaan (1)

    Keterangan : = 2 1 (KETINGGIAN)

    = awal akhir (TEGANGAN)

    y = 0,036x - 125,0

    R = 0,999

    3500 3600 3700 3800 3900 4000 4100 4200 4300 44000

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    TE

    GA

    NG

    AN

    KE

    LU

    AR

    AN

    KETINGGIAN AIR

  • Tabel 3. 2. Kalibrasi Pengukuran Ketinggian Muka Air pada multimeter

    Ketinggian air (Cm) Nilai Rata rata ()

    0 3360

    1 3400

    2 3440

    3 3470

    4 3510

    5 3550

    6 3590

    7 3630

    8 3670

    9 3710

    10 3750

    11 3790

    12 3830

    13 3870

    14 3910

    15 3950

    16 3990

    17 4030

    18 4070

    19 4110

    20 4150

    21 4190

    22 4230

    23 4270

    24 4310

    25 4350

    26 4390

    27 4430

    28 4470

    29 4510

    30 4550

  • Dari hasil tabel kalibrasi di atas tentang pengukuran ketinggian air menggunakan

    sensor potensiometer pada tampilan Multimeter digital, maka dapat di grafikan hasil

    tabel kalibrasi tersebut menggunakan program originpro 8.

    Gambar 12. Grafik hasil kalibrasi pada tampilan Multimeter Digital

    Gambar grafik di atas menunjukan bahwa sumbu X merupakan tegangan (V)

    keluaran dari potensiometer yang di tampilkan melalui multimeter, sedangkan pada

    sumbu Y menunjukan ketinggian air dalam satuan sentimeter (Cm). Hasil kalibrasi

    yang tampilkan pada multimeter sebagai nilai pembanding terhadap tegangan

    keluaran pada LCD.

    3400 3500 3600 3700 3800 3900 4000 4100 4200 4300 4400 4500 4600 4700

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    TIN

    GG

    I A

    IR

    TEGANGAN KELUARAN

  • 3.2.5 Pengujian Alat secara Keseluruhan

    Untuk menyalakan Rangkaian mikrokontroler. Rangkaian mikrokontroler

    menerima tegangan sebesar 5 volt dari power suplay, pada port A kaki pin 39 IC

    Atmega8535 dihubungkan pada kaki kedua potensiometer sebagai tegangan keluaran

    yang ditampilkan pada LCD.

    Gambar 13. Pengujian rangkaian secara keseluruhan

    Pada multimeter probe negatif di hubungkan dengan ground pada kaki ke tiga

    potensiometer dan positif dihubungkan dengan Vcc pada kaki pertama potensiometer.

    Hal ini bertujuan untuk melihat tegangan keluaran pada potensiometer yang di

    tampilkan pada dan multimeter digital.

  • 3.2.6 Bagan alir Penelitian

    Tahapan selanjutnya ialah membuat bagan alir penelitian seperti gambar berikut :

    Gambar 14. Bagan alir pengukuran tinggi dan volume air

    Membuat rangkaian

    Mikrokontroler

    Atmega 8535

    Pengujian rangkaian

    secara keseluruhan

    Membuat

    box atau

    wadah

    Membuat

    Program pada

    rangkaian

    mikrokontroler

    Mempersiapkan alat dan bahan

    Proses kalibrasi TMA

    dengan Potensiometer

    Selesai

    Perancangan

    Perangkat

    Hardware

    Perancangan

    Perangkat

    Software

  • BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1. Pengukuran Ketinggian air Pada Wadah dan LCD

    Ketinggian air pada dinding wadah diukur mulai dari titik 0 sebagai titik awal

    sampai ketinggian 30 sebagai titik akhir dalam satuan centimeter. Pada tampilan LCD

    tinggi air berdasarkan ketinggian pelampung pada permukaan air di dalam wadah.

    Ketika permukaan air naik pelampung juga naik jumlah gaya ke bawah pelampung

    berkurang karena dilawan oleh gaya dorong permukaan air ke atas.

    Dari hasil pengukuran alat ketinggian dan volume air diperoleh data seperti pada

    tabel 4.1. Tabel tersebut menampilkan hasil pengukuran ketinggian dan volume air

    pada wadah sesuai dengan hasil yangyang diukur oleh alat ukur ketinggian dan

    volume air. Saat pelampung menggerakan potensiometer, secara otomatis keluaran

    dari potensiometer mengirimkan sinyal berupa tegangan dalam bentuk analog ke

    dalam rangkaian mikrokontroler, selanjutnya akan dikonversi ke dalam bentuk digital

    dan hasilnya ditampilkan pada LCD.

    Pengukuran ketinggian air pada wadah dan ketinggian pada tampilan LCD

    menggunakan skala 1cm. Setelah maka dapat diperoleh data ketinggian seperti pada

    tabel berikut.

  • Tabel 4.1. Pengukuran Ketinggian Air Pada Wadah dan Ketinggian Pada LCD

    Ketinggian Air di Wadah

    (cm) Ketinggian Air di LCD (cm)

    0 0

    1 1

    2 2

    3 3

    4 4

    5 5

    6 6

    7 7

    8 8

    9 9

    10 10

    11 11

    12 12

    13 13

    14 14

    15 15

    16 16

    17 17

    18 18

    19 19

    20 20

    21 21

    22 22

    23 23

    24 24

    25 25

    26 26

    27 27

    28 28

    29 29

    30 30

  • Dari data tabel pengukuran ketinggian air pada wadah dan tampilan LCD di

    atas. Di input menggunakan program originpro8 untuk memperlihatkan hasil yang

    berupa grafik.

    Gambar 15. Grafik pengukuran ketinggian air pada wadah dan LCD

    Gambar grafik di atas dalam pengukuran ketinggian air pada dinding wadah dan

    tampilan LCD dengan ukuran skala 1 Cm. Perubahan ketinggian air pada wadah dan

    tampilan LCD adalah liniear ideal.

    4.2. Pengukuran Ketinggian Dan Volume Air Pada LCD

    Setelah melakukan proses kalibrasi terhadap tegangan keluaran dari sensor

    potensiometer yang ditampilkan pada LCD dan multimeter digital. Hasil dari

    kalibrasi tersebut dapat dilihat pada lampiran, dengan nilai sensitivitas yang ada pada

    0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    TA

    MP

    ILA

    N T

    ING

    GI P

    AD

    A L

    CD

    (C

    m)

    TINGGI BOX (Cm)

  • bab sebelumnya. Nilai sensitivitas atau persamaan gradien dari hasil kalibrasi tersebut

    kemudian di masukan ke dalam IC Atmega8535 menggunakan downloader.

    Pengambilan data dengan menggunakan alat pengukran tinggi dan volume air, data

    data tersebut kemudian di masukan ke dalam tabel 4.2. Adapun data hasil pengukuran

    volume air terhadap perubahan ketinggian air dan juga LED sebagai indikator.

    Tabel 4.2 Pengukuran Ketinggian dan Perubahan Volume Air

    Ketinggian Air (cm) Perubahan Volume air

    (cm3) Indikator LED

    0 0 LED Mati

    1 1250 LED Mati

    2 2500 LED Mati

    3 3750 LED Mati

    4 5000 LED Mati

    5 6250 2 LED Nyala

    6 7500 2 LED Nyala

    7 8750 2 LED Nyala

    8 10000 2 LED Nyala

    9 11250 2 LED Nyala

    10 12500 3 LED Nyala

    11 13750 3 LED Nyala

    12 15000 3 LED Nyala

    13 16250 3 LED Nyala

    14 17500 3 LED Nyala

    15 18750 3 LED Nyala

    16 20000 3 LED Nyala

    17 21250 3 LED Nyala

    18 22500 3 LED Nyala

    19 23750 3 LED Nyala

    20 25000 4 LED Nyala

    21 26250 4 LED Nyala

    22 27500 4 LED Nyala

    23 28750 4 LED Nyala

    24 30000 4 LED Nyala

    25 31250 5 LED Nyala

    26 32500 5 LED Nyala

  • 27 33750 5 LED Nyala

    28 35000 5 LED Nyala

    29 36250 5 LED Nyala

    30 37500 5 LED Nyala

    Dari data tabel pengukuran ketinggian air pada wadah dan perubahan volume air

    pada tampilan LCD di atas. Di input menggunakan program originpro8 untuk

    memperlihatkan hasil yang berupa grafik.

    Gambar 16. Grafik pengukuran ketinggian air pada wadah dan Volume air pada LCD

    Gambar grafik di atas terjadi perubahan volume air di dalam wadah terhadap

    perubahan ketinggian air. Pada ketinggian 0 cm dalam keadaan air tenang maka

    tampilan volume pada LCD adalah 0 cm. Saat ketinggian air 1 sampai 5 cm terjadi

    perubahan pada volume air pada LCD hal ini menyebabkan 2 lampu LED indikator

    0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 45000

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    Pe

    rub

    ah

    an

    Vo

    lum

    e A

    ir (

    cm

    3)

    Ketinggian Air (cm)

  • menyala. Pada ketinggian 10 cm, 3 lampu LED indikator menyala. Untuk ketinggian

    15 sampai 20 cm 4 lampu LED indikator akan menyala, sedangkan di bawah

    ketinggian 30 sampai 25 cm 5 lampu LED indikator akan menyala. Andaikan pada

    kondisi keadaan air di dalam wadah bergelombang tidak terjadi perubahan volume

    pada tampilan LCD. Perubahan volume pada tampilan LCD akan berubah tiap skala 1

    cm saja. Kondisi lampu LED indikator akan mati pada ketinggian 0 cm, sedangkan

    ketinggian lebih dari 30 cm lampu LED akan tetap menyala.

  • BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

    1. Pengukur ketinggian dan volume air dengan memanfaatkan potensiometer

    dapat mengukur sampai ketinggian 30 cm, dengan perubahan yang terjadi

    sebesar 1 cm.

    2. Akuisisi dari alat ini dapat mendeteksi keluaran tegangan dari potensiometer

    terhadap perubahan ketinggian air dengan skala tiap satu (1) cm pada wadah.

    3. Alat ini juga dapat menampilkan volume air dengan satuan cm3 dari

    perubahan ketinggian air dengan satuan cm dalam wadah dan ditampilkan

    pada LCD berupa nilai digital.

    5.2 Saran

    Diharapkan ada penelitian lanjutan untuk mengukur kecepatan aliran terhadap

    perubahan ketinggian air. Selain itu juga dapat menghitung waktu kecepatan aliran air

    terhadap perubahan ketinggian air.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. 2013. Komponen Elektronika, URL: http://www.pdf-search.com/komponen-

    elektronika-pdf.html, Agustus.

    Asnal Effendi, M.T. Dinamika fluida itp.ac.id/bahanajar/bahanajar/Asnal/Fisika/BAB

    12 DINAMIKA FLUIDA.pdf

    Dedy, R,. 2001. MENGENAL KOMPONEN ELEKTRONIKA.Bandung: CV. PIONIR

    JAYA.

    Dianto, L. , Bentuk fisik LED, Jakarta, 2012.

    Depari, Ganti 1992, Teori Rangkaian Elektronika, CV. Sinar Baru, Bandung.

    Finawan, A., Azhar dan Amra, S. 2003. Otomatisasi Sistem Pengaturan Level

    Cairan Berbasis Komputer. Teknologi. 3(1): 41-44.

    Francis, Y,. 1995. 205 PROYEK HASTA KARYA ELEKTRONIKA. Bandung: Penerbit

    M2S.

    Hendawan Soebhakti , Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran, Penerbit

    Erlangga, Jakarta. 1999

    Hardiansyah, S. 2011. SISTEM INDIKATOR LEVEL AIR BERBASIS

    MIKROKONTROLER ATMEGA 8535. Skripsi Jurusan Sistem Komputer

    Universitas Gunadarma, Depok.

    Suhendi, A., Thaha, H., Munir, M.M. and Khairurrijal. 2004. Sistem

    Pengukuran Level Air dengan Data Logger Berbasis Mikrokontroller MCS-

    51. Proceeding Seminar Instrumentasi Berbasis Fisika II. Dept. Fisika. ITB.

    22-23 Juli 2004. Bandung. Hal: 109-113.

    Surtono, A., Studi Pemanfaatan Apungan Dan Potensiometer Sebagai Tranduser

    Ketinggian Air. Bandar Lampung. 2006

    Wardhana, Lingga. 2006. Belajar Sendiri Mikrokontroler AVR Seri ATMEGA8535.

    penerbit : andi. Yogyakarta.

    Widodo, B., Interfacing Komputer dan Mikrokontroler, PT. Elex Media

    Komputindo, Jakarta, 2004

  • LAMPIRAN

    1. Tabel hasil uji karakteristik potensiometer secara keseluruhan pada tampilan

    LCD.

    Ketinggian

    Air (Cm) Tegangan Keluaran Pada LCD (mV) Nilai Rata rata

    () 1 2 3 4 5 0 3460 3490 3490 3505 3505 3480

    1 3485 3510 3515 3530 3520 3503,33

    2 3510 3540 3535 3550 3545 3528,33

    3 3560 3575 3570 3570 3570 3568,33

    4 3570 3610 3595 3595 3595 3591,67

    5 3595 3630 3620 3615 3620 3615

    6 3625 3650 3650 3645 3650 3641,67

    7 3640 3680 3670 3675 3670 3663,33

    8 3670 3705 3695 3700 3700 3690

    9 3690 3735 3720 3730 3725 3715

    10 3710 3755 3750 3755 3755 3738,33

    11 3740 3785 3780 3780 3780 3768,33

    12 3760 3810 3805 3810 3810 3791,67

    13 3805 3835 3835 3835 3835 3825

    14 3820 3870 3870 3870 3865 3853,33

    15 3850 3890 3890 3895 3890 3876,67

    16 3885 3920 3920 3930 3925 3908,33

    17 3920 3945 3950 3960 3955 3938,33

    18 3945 3965 3985 3990 3990 3965

    19 3975 3970 4015 4020 4020 3986,67

    20 4010 4015 4040 4050 4050 4021,67

    21 4030 4035 4070 4080 4085 4045

    22 4065 4075 4100 4115 4115 4080

    23 4090 4090 4135 4140 4140 4105

    24 4130 4140 4160 4165 4165 4143,33

    25 4145 4155 4195 4200 4200 4165

    26 4175 4190 4220 4225 4230 4195

    27 4205 4215 4250 4260 4260 4223,33

    28 4225 4250 4280 4290 4290 4251,67

    29 4265 4280 4310 4315 4320 4285

    30 4305 4310 4340 4340 4350 4318,33

  • Gambar . 17 Grafik hasil uji karakteristik potensiometer secara keseluruhan pada

    tampilan LCD.

  • 2. Tabel hasil uji karakteristik potensiometer secara keseluruhan pada tampilan

    Multimeter digital.

    Ketinggian

    Air (Cm)

    Tegangan Keluaran Pada Multimeter digital (V)

    1 2 3 4 5 Nilai Rata - rata

    0 3,36 3,36 3,36 3,36 3,36 3360

    1 3,4 3,4 3,4 3,4 3,4 3400

    2 3,44 3,44 3,44 3,44 3,44 3440

    3 3,47 3,47 3,47 3,47 3,47 3470

    4 3,51 3,51 3,51 3,51 3,51 3510

    5 3,55 3,55 3,55 3,55 3,55 3550

    6 3,59 3,59 3,59 3,59 3,59 3590

    7 3,63 3,63 3,63 3,63 3,63 3630

    8 3,67 3,67 3,67 3,67 3,67 3670

    9 3,71 3,71 3,71 3,71 3,71 3710

    10 3,75 3,75 3,75 3,75 3,75 3750

    11 3,79 3,79 3,79 3,79 3,79 3790

    12 3,83 3,83 3,83 3,83 3,83 3830

    13 3,87 3,87 3,87 3,87 3,87 3870

    14 3,91 3,91 3,91 3,91 3,91 3910

    15 3,95 3,95 3,95 3,95 3,95 3950

    16 3,99 3,99 3,99 3,99 3,99 3990

    17 4,03 4,03 4,03 4,03 4,03 4030

    18 4,07 4,07 4,07 4,07 4,07 4070

    19 4,11 4,11 4,11 4,11 4,11 4110

    20 4,15 4,15 4,15 4,15 4,15 4150

    21 4,19 4,19 4,19 4,19 4,19 4190

    22 4,23 4,23 4,23 4,23 4,23 4230

    23 4,27 4,27 4,27 4,27 4,27 4270

    24 4,31 4,31 4,31 4,31 4,31 4310

    25 4,35 4,35 4,35 4,35 4,35 4350

    26 4,39 4,39 4,39 4,39 4,39 4390

    27 4,43 4,43 4,43 4,43 4,43 4430

    28 4,47 4,47 4,47 4,47 4,47 4470

    29 4,51 4,51 4,51 4,51 4,51 4510

  • 30 4,55 4,55 4,55 4,55 4,55 4550

  • Gambar . 18Grafik hasil uji karakteristik potensiometer secara keseluruhan pada

    tampilan Multimeter digital

  • 3. Listing program sistem akuisisi data (SAD) program pembacaan ketinggian

    dan volume air sebagai berikut :

    $regfile = "m8535.dat"

    $crystal = 11059200

    Config Lcdpin = Pin , Rs = Portd.2 , E = Portd.0 , Db4 = Portd.4

    Config Lcdpin = Pin , Db5 = Portd.5 , Db6 = Portd.6 , Db7 = Portd.7

    Config Lcd = 16 * 2

    Config Portc = Output

    Cursor Off

    Cls

    Config Adc = Single , Prescaler = Auto , Reference = Avcc

    Dim W As Word , A As Long , B As Long , Y As Long , Y1 As Long , P

    As Long

    Dim P1 As Long , Y2 As Long

    Start Adc

    Lcd "V. Air: Cm"

    Deflcdchar 0 , 28 , 2 , 6 , 2 , 28 , 32 , 32 , 32 '

    replace ? with number (0-7)

    Locate 1 , 16

    Lcd Chr(0)

    Locate 2 , 1

    Lcd "Tinggi Air: Cm"

  • Do

    W = Getadc(1)

    W = W * 5

    A = 36 * W

    B = 125000

    Y = A - B

    Y1 = Y / 1000

    'Tinggi Air

    P = 1250

    P1 = P * Y1 ' Volume

    Air

    If Y1 < 0 Then P1 = 0

    If Y1 < 0 Then Y1 = 0

    If Y1 >= 0 Then Portc = &B11111111

    If Y1 < 0 Then Portc = &B11111111

    If Y1 >= 5 Then Portc = &B01111100

    If Y1 >= 10 Then Portc = &B11111000

    If Y1 >= 20 Then Portc = &B11110000

    If Y1 >= 25 Then Portc = &B11100000

    Locate 1 , 8

    Lcd P1

  • Locate 2 , 12

    Lcd Y1

    Waitms 100

    Loop

    End

    4. Dokumentasi proses pembuatan dan pengambilan data. Prototipe alat ukur

    tinggi dan volume air sebagai berikut :

    Gambar. 19 Box Penelitian

    Ketinggian Air.

    Gambar. 20 Rangkaian

    Mikrokontroler Atmega8535.

  • Gambar. 21 Proses pengambilan

    Data.

    Gambar. 22 Proses pengambilan data

    dengan ketinggian air 10 cm.

    Gambar. 23 Proses pengambilan data

    dengan ketinggian air 30 cm.