21
Indera Penciuman Hidung Disusun oleh : 1.M.Faizarha 2.Ni Luh Aldersta 3.Phil Jaycee 4.Vinaldo Richard

ZZZ

  • Upload
    kaka

  • View
    217

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ZZZ

Citation preview

Indera Penciuman Hidung

Indera PenciumanHidungDisusun oleh :M.Faizarha Ni Luh AlderstaPhil JayceeVinaldo Richard

Bulbus OlfaktoriusBulbus olfaktorius adalah sistem saraf kranial yang terdapat pada otak yang berfungsi sebagai pengatur sistem penciuman manusia

Morfologi Hidung

Bulbus Olfaktorius

Nasal Cavity (Rongga Hidung)

Nostril

Membran Mukosa

NostrilHidung manusia di bagi menjadi dua bagian rongga yang sama besar yang di sebut dengan Nostril. Dinding pemisah di sebut dengan septum, septum terbuat dari tulang yang sangat tipis. Rongga hidung dilapisi dengan rambut dan membran yang mensekresi lendir lengket.

Struktur konka yang berfungsi sebagai proteksi terhadap udara luar karena strukturnya yang berlapis. Sel silia yang berperan untuk melemparkan benda asing ke luar dalam usaha untukmembersihkan jalan napas.Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum.

Membran MukosaMucous membrane atau dikenal juga dengan sebutan membran mukosa adalah selaput yang berfungsi mengahangatkan udara dan melembabkannya. Berfungsi untuk membuat mucus (lendir atau ingus) yang berguna untuk menangkap debu, bakteri, dan partikel-partikel kecil lainnya yang dapat merusak paru-paru.

Lendir di sekresi secara terus-menerus oleh sel-sel goblet yang melapisi permukaan mukosa hidung dan bergerak kebelakang ke nasofaring oleh gerakan silia.Rongga hidung dimulai dari vestibulum, yakni pada bagian anterior ke bagian posterioryang berbatasan dengan nasofaring. Rongga hidung terbagi atas 2 bagian, yakni secara longitudinal oleh septum hidung dan secara transversal oleh konka superior, medialis, dan inferior.

Mekanisme Penciuman

Mekanisme PenciumanManusia mendeteksi bau menggunakan sel reseptor yang ada di hidung. Dia atap rongga hidung terdapat lapisan epithelium yang sangat sensitif terhadap molekul-molekul bau, karena pada bagian ini ada bagian pendeteksi bau (smell receptors). Receptor ini jumlahnya sangat banyak ada sekitar 10 juta. Ketika partikel bau tertangkap oleh receptor, zat tersebut akan larut dalam lendir pada mukosa membran sehingga terjadi pengikatan zat dengan protein membran pada dendrit. Kemudian timbul impuls yang dikirim oleh saraf olfaktori ke traktus olfaktori lalu masuk ke bulbus olfaktori. Bagian inilah yang mengirim sinyal ke otak dan kemudian di proses oleh otak.Impuls yang dijalarkan dari bulbus Olfaktorius menuju otak akan diolah untuk:Diinterpretasikan pada daerah bau primerDihubungkan dengan pusat lainnya. Ex: dihubungan ke pusat muntah, dihubungkan dengan hipothalamus, dllDisimpan di korteks otak sebagai memori (ingatan) akan bau.

Kemampuan Penciuman ManusiaAmbang olfaktorius yang menggambarkan sensitivitas hebat reseptor olfaktorius terhadap sejumlah senyawa yang dapat dicium pada konsentrasi >500pg/L diubah 30% dr sebelum dapat dideteksi.Molekul penghasil bau mengandung 3-20 atom karbon yg memiliki bau yg berbeda Manusia dapat membedakan 2000-4000 bau yg berbeda & menghasilkan pola ruang yang berbeda dari peningkatan aktivitas metabolik di dalam olfaktoriaBau khusus bergantung pada pola ruang perangsangan reseptor dalam membran mukosa olfaktoriusBila seseorang secara kontinyu terpapar pada bau yang paling tidak disukai, maka perserpsi bau menurun lalu berhenti. Ini disebabkan oleh adaptasi yg cukup cepat yg timbul dalam sistem olfaktoriusKelainan Pada Indera PenciumanRINITIS ALERGIAdalah reaksi berlebihan (hipersensitif) pada rongga hidung karena kontak dengan bahan alergen yang ditandai dengan pilek, bersin-bersin (kadang bersin berkepanjangan) dan hidung buntu. Dengan faktor penyebab antara lain:Bahan makanan-minuman. (ex: buah tertentu, telur, ikan laut, susu, kacang-kacangan, dll.)Bahan hirupan. (ex: jamur, debu, dll.)Suhu dingin. (ex: hujan, ruang ber AC, dll.)

B. POLIP HIDUNG

Polip hidung terjadi karena munculnya jaringan lunak pada rongga hidung yang berwarna putih atau keabuan. Jaringan ini bisa diamati langsung dengan mata telanjang setelahlubang hidung diperbesar dengan alat spekulum hidung.Polip hidung biasanya menyerang orang dewasa yang kemungkinan disebabkan oleh karena reaksi hipersensitif atau reaksi alergi pada mukosa hidung yang berlangsung lama. Beberapa faktor lain yang meningkatkan kemungkinan terkena polip hidung antara lain sinusitis (radang sinus) yang menahun, iritasi, sumbatan hidung oleh karena kelainan anatomi.

C. ANGIOFIBROMA JUVENIL

Angiofibroma Juvenil adalah tumor jinak pada hidung bagian belakang yang mengandung pembuluh darah.Tumor ini paling sering ditemukan pada anak-anak laki yang sedang mengalami masa puber. Tumor ini tidak ganas, tetapi dapat merusak jaringan pada lapisan hidung dan sering menyebabkan pendarahan hidung(epistaksis, mimisan). Jika tumbuh membesar, tumor bisa meluas ke jaringan di sekitarnya, kantung mata atau rongga kranial (rongga yang berisi otak).

D. RINITIS ATROFIRinitis atrofi yang disebut juga rinitis sika, rinitis kering, sindrom hidung-terbuka, atau ozaena adalah penyakit hidung kronik yang ditandai atrofiprogresif mukosa hidung dan tulang penunjangnya disertai pembentukan sekret yang kental dan tebal yang cepat mengeringmembentuk krusta, menyebabkan obstruksi hidung, anosmia, dan mengeluarkan bau busukE. AnosmiaMerupakan ketidakmampuan untuk mengenali bau. Sama seperti tuli tidak bisa mendengar dan buta tidak bisa melihat. Anosmia artinya tidak bisa merasakan bau sehingga hampir tidak dapat mengenali rasa.Menurut penelitian, penyakit sinus, pertumbuhan dalam rongga hidung, infeksi virus dan trauma kepala semua itu bisa menyebabkan gangguan tersebut.

Terimakasih Telah Membaca. Mohon Maaf Bila Ada Kesalahan dan Semoga PPT INI Bermanfaat