Transcript
Page 1: berkahabadiku.files.wordpress.com file · Web viewKau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu aku. Kau ini bagaimana. Kau suruh aku taqwa, khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa

“Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana”

Kau ini bagaimana

Kau bilang aku merdeka, kau memilihkan untukku segalanya

Kau suruh aku berpikir, aku berpikir kau tuduh aku kapir

Aku harus bagaimana

Kau bilang bergeraklah, aku bergerak kau curigai

Kau bilang jangan banyak tingkah, aku diam saja kau waspadai

Kau ini bagaimana

Kau suruh aku memegang prinsip, aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku

Kau suruh aku toleran, aku toleran kau bilang aku plin-plan

Aku harus bagaimana

Aku kau suruh maju, aku mau maju kau selimpung kakiku

Kau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu aku

Kau ini bagaimana

Kau suruh aku taqwa, khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa

Kau suruh aku mengikutimu, langkahmu tak jelas arahnya

Aku harus bagaimana

Aku kau suruh menghormati hukum, kebijaksanaanmu menyepelekannya

Aku kau suruh berdisiplin, kau menyontohkan yang lain

Kau ini bagaimana

Kau bilang Tuhan sangat dekat, kau sendiri memanggil-manggilNya dengan pengeras suara setiap saat

Kau bilang kau suka damai, kau ajak aku setiap hari bertikai

Aku harus bagaimana

Aku kau suruh membangun, aku membangun kau merusakkannya

Aku kau suruh menabung, aku menabung kau menghabiskannya

Kau ini bagaimana

Page 2: berkahabadiku.files.wordpress.com file · Web viewKau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu aku. Kau ini bagaimana. Kau suruh aku taqwa, khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa

Kau suruh aku menggarap sawah, sawahku kau tanami rumah-rumah

Kau bilang aku harus punya rumah, aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah

Aku harus bagaimana

Aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi-jadi

Aku kau suruh bertanggung jawab, kau sendiri terus berucap Wallahu A’lam Bisshowab

Kau ini bagaimana

Kau suruh aku jujur, aku jujur kau tipu aku

Kau suruh aku sabar, aku sabar kau injak tengkukku

Aku harus bagaimana

Aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, sudah ku pilih kau bertindak sendiri semaumu

Kau bilang kau selalu memikirkanku, aku sapa saja kau merasa terganggu

Kau ini bagaimana

Kau bilang bicaralah, aku bicara kau bilang aku ceriwis

Kau bilang jangan banyak bicara, aku bungkam kau tuduh aku apatis

Aku harus bagaimana

Kau bilang kritiklah, aku kritik kau marah

Kau bilang carikan alternatifnya, aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte saja

Kau ini bagaimana

Aku bilang terserah kau, kau tidak mau

Aku bilang terserah kita, kau tak suka

Aku bilang terserah aku, kau memakiku

Kau ini bagaimana

Atau aku harus bagaimana

1987

Mustofa Busri (Gus Mus)

Page 3: berkahabadiku.files.wordpress.com file · Web viewKau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu aku. Kau ini bagaimana. Kau suruh aku taqwa, khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa

Ketidakpastian “Kau”

Puisi “Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana?” adalah Ketidakpastian karena pada

setiap bait puisi ini penulis menuliskan bahwa kadang setiap orang melarang melakukan

sesuatu, tetapi malah melanggarnya.

Penulis ingin menyampaikan gagasan pikirannya yaitu penulis ingin mengkritik

pemerintah/penguasa-penguasa atau bahkan kita sendiri yang kadang melanggar peraturan

yang di buat kita sendiri.

Dalam puisi “Kau Ini Bagaimana atau Aku Harus Bagaimana?” penulis memaksudkan

masyarakat Indonesia dalam kata ”aku”.

Sedangkan kata “kau” adalah gambaran untuk pemerintah.

“Kau ini bagaimana? Kau bilang aku merdeka, kau memilihkan untukku segalanya.” yang di

maksud adalah kritikan untuk pemerintah yang berbuat sesuka mereka tanpa persetujuan

rakyat.

Rakyat kadang diberikan beberapa kebijakan tetapi tanpa sebuah pilihan, sedangkan makna

dari “Kau bilang aku merdeka.” adalah rakyat bebas memilih kebijakannya.

“Kau bilang bergeraklah, aku bergerak kau curiga. Kau bilang jangan banyak tingkah, aku

diam saja kau waspada.” maksudnya adalah pemerintah ingin kita bergerak mandiri tetapi

malah mencurigai kita melakukan hal-halnya melanggar hukum.

“Kau suruh aku memegang prinsip, aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku

Kau suruh aku toleran, aku toleran kau bilang aku plin-plan” maksudnya adalah pemerintah

menginginkan kita untuk dapat memegang teguh sebuah prinsip, tetapi kadang kita harus

melanggarnya untuk melakukan yang terbaik.

“Aku kau suruh maju, aku mau maju kau selimpung kakiku

Kau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu aku” maksudnya pemerintah menginginkan

kita untuk dapat bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tetapi pemerintah malah

mengganggunya dengan kebijak-kebijakan sepihaknya.

“Kau suruh aku taqwa, khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa

Kau suruh aku mengikutimu, langkahmu tak jelas arahnya” maksudnya adalah kadang kita taat

beragama, tetapi kadang kau munafik dengan nafsu duniawimu sendiri.

Page 4: berkahabadiku.files.wordpress.com file · Web viewKau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu aku. Kau ini bagaimana. Kau suruh aku taqwa, khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa

“Kau suruh aku jujur, aku jujur kau tipu aku

Kau suruh aku sabar, aku sabar kau injak tengkukku” maksudnya mereka sering memancing

emosi kita, tanpa memperdulikan keadaan kita.

“Aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, sudah ku pilih kau bertindak sendiri semaumu

Kau bilang kau selalu memikirkanku, aku sapa saja kau merasa terganggu” maksudnya kadang

pemerintah bertindak semau mereka sendiri dan memberikan janji-janji palsu.

“Kau bilang bicaralah, aku bicara kau bilang aku ceriwis

Kau bilang jangan banyak bicara, aku bungkam kau tuduh aku apatis” maksudnya kadang

pemerintah tanya keinginan kita, tetapi mereka malah membuat keputusan sepihak.

“Kau bilang kritiklah, aku kritik kau marah.” maksudnya pemerintah menginginkan A dan

rakyat menjalankannya tetapi justru disalahkan.

“Aku bilang terserah kau, kau tidak mau

Aku bilang terserah kita, kau tak suka

Aku bilang terserah aku, kau memakiku” maksudnya kadang kau tidak ingin egois, tetapi

kemunafikanmu mengalahkannya.

Pada puisi tersebut penulis menggunakan majas Hiperbola,Personifikasi,Paradoks. Sajak

dalam puisi tersebut memberikan makna sindiran atau kritikan kepada masyarakat hingga

para pejabat yang kadang mengumbar janji, tapi apa yang mereka katakan atau lakukan tidak

sesuai perkatannya.

Latar Tempat: Bangsa Indonesia. Latar Waktu : Krisis kepercayaan rakyat Indonesia. Latar

Suasana : Kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

Penulis ingin menyampaikan pesan dalam puisi “ Kau Ini Bagaimana atau Aku Harus

Bagaimana?” yaitu, penulis ingin menyampaikan kepada pemimpin/pemerintah dan juga kita

semua untuk menepati janji dan menaati peraturan yang terlah dibuat. Karena sistem

demokrasi di negara ini adalah dari rakyat, untuk rakyat dan oleh rakyat.

Puisi “Kau Ini Bagaimana atau Aku Harus Bagaimana” dalam kehidupan kita adalah kita

sebagai sebagai rakyat meminta kepada pemerintah untuk menepati janji dan tidak menunda-

nunda pekerjaannya.


Recommended