)
(
2
2
s
aPbCl
aCl
aPb
Ka
-
+
=
PERCOBAAN I
Judul Percobaan: HASIL KALI KELARUTAN (KSP)
Tujuan
: 1. Memperhatikan prinsipprinsip Ksp
2.Menghitung kelarutan elektrolit yang bersifat sukar larut
3.Menghitung panas pelarutan PbCl2 dengan menggunakan sifat ketergantungan Ksp pada suhu.
Hari / tanggal: Senin / 13 Oktober 2008
Tempat
: Laboratorium Kimia PMIPA FKIP Unlam Banjarmasin.
8,6
8,8
9
9,2
9,4
9,6
9,8
10
0
20
40
60
80
?
H
(
k
J
/
m
o
l
)
T (
C)
I. DASAR TEORI
Setiap zat terlarut, baik itu elektrolit maupun nonelektrolit selalu dapat larut dalam zat cair. Kita sering mendengar orang mengatakan suatu zat terlarut itu dapat atau tidak dapat larut. Sebenarnya lebih tepat dikatakan mudah larutatau sukar larut.
Partikel-partikel zat terlarut, baik berupa molekul atau ion selalu berada dalam keadaan terhidrasi (terikat oleh molekul-molekul pelarut). Zat yang sukar larut tersebut sukar dihidrasi (sukar diikat oleh molekul-molekul air).
Elektrolit ada yang terdiri dari beberapa macam garam dan basa yang mempunyai bentuk padat dan sukar larut dalam air. Meskipun demikian, sebagian kecil dari zat tersebut dapat larut dalam air dan bagian zat yang larut tersebut mengalami ionisasi.
Timbal klorida (PbCI2) bersifat sukar larut dalam air. Kesetimbangan yang terjadi pada larutan PbCI2 jenuh dapat ditulis sebagai berikut :
PbCl2 (s) Pb2+ (aq) + CI (aq)
Konstanta kesetimbangan termodinamika untuk persamaan reaksi diatas adalah :
0
0,005
0,01
0,015
0,02
0,025
0,03
0,035
0,04
0,045
0,05
0
20
40
60
80
K
s
p
(
M
^
3
)
T (
C)
Karena aktivitas padatan murni = 1, maka persamaan diatas dapat disederhanakan menjadi :
-
+
=
aCl
aPb
Ksp
2
EMBED Equation.3
Dalam larutan encer aktivitas dapat dianggap sama dengan konsentrasi dalam satuan molar. Nilai Ksp di atas sebagai konstanta hasil kali kelarutan PbCl2.
PbCl2 adalah satu contoh zat atau larutan yang sering digunakan dalam masalah Ksp.
Hasil kali kelarutan (Ksp) adalah hasil kali konsentrasi ion-ion yang masing-masing dipangkatkan koefisien reaksi dalam larutan yang jenuh pada suhu tertentu. Larutan jenuh ialah suatu keadaan dimana larutan telah mengandung suatu zat dengan konsentrasi yang maksimum. Nilai konsentrasi maksimum yang dapat dicapai oleh suatu zat inilah yang dimaksud dengan kelarutan. Dengan kata lain kelarutan (s) adalah jumlah zat yang dapat larut sehingga larutan menjadi larutan tepat jenuh dalam satu liter pelarut. Semakin besar kelarutan suatu zat, semakin mudah zat tersebut larut. Kelarutan dapat dipengaruhi oleh temperatur. Kenaikkan temperatur pada umumnya akan memperbesar kelarutan suatu zat.
Harga Ksp adalah tetap pada suhu yang tetap. Bila suhu dinaikkan maka harga Ksp makin besar, sebab kelarutan makin besar pada suhu yang tinggi. Harga Ksp dapat digunakan untuk menentukan kelarutan suatu zat. Sebaliknya, harga kelarutan dapat digunakan untuk menentukan harga Ksp.
Jika elektrolit-elektrolit memiliki jumlah ion yang sama maka elektrolit dengan Ksp terbesar akan memiliki kelarutan (s) terbesar. Jika elektrolit-elekrolit memiliki Ksp yang sama maka elektrolit dengan jumlah ion terbesar akan memilikai kelarutan (s) terbesar.
Adanya ion sejenis akan memperkecil kelarutan suatu elektrolit. Makin banyak ion sejenis yang ada dalam larutan, makin kecil kelarutan elektrolit tersebut.
Harga Ksp suatu elektrolit dapat digunakan untuk memperkirakan apakah elektrolit tersebut dapat larut atau mengendap dalam suatu larutan. Dalam larutan jenuh MA, berlaku hubungan sebagai berikut :
[
]
[
]
-
+
=
A
M
Ksp
Jika larutan itu belum jenuh (MA yang larut masih sedikit) sudah tentu harga [M+][A-] lebih kecil dari harga Ksp. Namun jika [M+][A-] lebih besar dari harga Ksp, hal ini berarti bahwa larutan lewat jenuh, sehingga MA akan mengandap.
[M+][A-] < Ksp larutan belum jenuh
[M+][A-] = Ksp larutan tepat jenuh
[M+][A-] > Ksp larutan lewat jenuh
Ksp senyawa dapat ditentukan dari percobaan laboratorium dengan mengukur kelarutan sampai keadaan tepat jenuh. Dalam keadaan itu, kemampuan pelarut telah maksimum untuk melarutkan atau mengionkan zat terlarut. Kelebihan zat terlarut walaupun sedikit akan menjadi endapan.
II. ALAT DAN BAHAN
Alat alat yang digunakan yaitu :
Erlenmeyer 50 mL
: 1 buah
Batang pengaduk
: 1 buah
Gelas kimia
: 5 buah
Gelas ukur 50 mL
: 1 buah
Gelas ukur 10 mL
: 1 buah
Hot plate
: 1 buah
Pipet tetes
: 2 buah
Stopwacth
: 1 buah
Termometer
: 1 buah
Bahan - bahan yang digunakan yaitu :
Larutan NaCl
1 M
Larutan Pb(NO3)21 M
III. PROSEDUR KERJA
1. Memasukkan 10 mL 1 M Pb(NO3)2 ke dalam tiap gelas kimia, menambahkan NaCI masing-masing sebanyak 2 mL; 2,5 mL; 3 mL; 3,5 mL dan 4 mL. mengaduk campuran pada saat pencampuran dan setelah pencampuran dan membiarkan selama 5 menit. Mengamati apakah ada endapan atau tidak.
2. Mengulangi langkah di atas dengan menambahkan 10 mL NaCl 1 M ke dalam 5 buah gelas kimia dan menambahkan Pb(NO3)2 masing-masing sebanyak 2 mL; 2,5 mL;3 mL; 3,5 mL dan 4 mL.
3. Menempatkan campuran 1 pada alat pemanas, dan menggunakan thermometer untuk mengaduk larutan secara perlahan-lahan. Mencatat suhu ketika endapan tepat larut. Melakukan hal yang sama untuk campuran-campuran lain
IV. HASIL PENGAMATAN
No
Variabel yang diamati
Pengamatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
10 mL Pb(NO3)2 1 M + 2 mL NaCI 1 M
Saat pencampuran
Setelah pencampuran, setelah 5 menit
Setelah dipanaskan, endapan melarut pada suhu
10 mL Pb(NO3)2 1 M+ 2,5 mL NaCI 1 M
saat pencampuran
setelah pencampuran, setelah 5 menit
setelah dipanaskan endapan melarut pada suhu
10 mL Pb(NO3)2 1M + 3 mL NaCI 1M
saat pencampuran
setelah pencampuran, setelah 5 menit
setelah dipanaskan endapan melarut pada suhu
10 mL Pb(NO3)2 1 M + 3,5 mL NaCI 1M
saat pencampuran
setelah pencampuran, setelah 5 menit
setelah dipanaskan endapan melarut pada suhu.
10 mL Pb(NO3)2 1 M+ 4 mL NaCl 1 M
saat pencampuran
setelah pencampuran, setelah 5 menit
setelah dipanaskan endapan melarut pada suhu
10 mL NaCl 1 M+ 2 mL Pb(NO3)2 1 M
saat pencampuran
setelah pencampuran, setelah 5 menit
setelah dipanaskan
10 mL NaCl 1M+ 2,5 mL Pb(NO3)2 1M
saat pencampuran
setelah pencampuran, setelah 5 menit
setelah dipanaskan
10 mL NaCl 1 M+ 3 mL Pb(NO3) 1M
saat pencampuran
setelah pencampuran, setelah 5 menit
setelah dipanaskan
10 mL NaCl 1 M+ 3,5 mL Pb(NO3)2 1 M
saat pencampuran
setelah pencampuran, setelah 5 menit
setelah dipanaskan
10 mL NaCl 1 M+ 4 mL Pb(NO3) 1M
saat pencampuran
setelah pencampuran, setelah 5 menit
setelah dipanaskan
Terdapat gelembung-gelembung
Terdapat sedikit endapan
40oC
Terdapat gelembung-gelembung
Terdapat endapan, endapan lebih banyak
45oC
terdapat gelembung yang lebih banyak
terdapat endapan yang lebih banyak
61oC
terdapat gelembung yang lebih banyak
terdapat endapan yang lebih banyak dari 3 mL NaCl
70oC
Terdapat lebih banyak gelembung dari NaCl 3,5 mL
Terdapat endapan yang paling banyak
73oC, tetapi endapan tidak melarut semuanya, hanya melarut sebagian.
Terdapat gelembung yang banyak dan endapan yang banyak
Endapannya banyak
Endapan tidak melarut semua pada suhu 70oC
Terdapat gelembung yang banyak dan endapan yang banyak
Endapannya banyak
Endapan tidak melarut semua pada suhu 70oC
Terdapat gelembung yang banyak dan endapan yang banyak
Endapannya banyak
Endapan tidak melarut semua pada suhu 70oC
Terdapat gelembung yang banyak dan endapan yang banyak
Endapannya banyak
Endapan tidak melarut semua pada suhu 70oC
Terdapat gelembung yang banyak dan endapan yang banyak
Endapannya banyak
Endapan tidak melarut semua pada suhu 70oC
V. ANALISIS DATA
Suatu zat atau senyawa yang telah mencapai keadaan setimbang maka zat itu tidak akan larut lagi. Keadaan ini disebut keadaan jenuh. Dari sini dapat dihitung harga Ksp yang merupakan hubungan antara konsentrasi ion-ion yang terbentuk dipangkatkan koefisiennya dibagi dengan reaktan, jika reaktan tidak dalam keadaan padat (solid) dan kelarutan merupakan banyaknya larutan elektrolit yang terlarut dalam keadaan jenuh atau dengan kata lain kelarutan adalah akar pangkat dari Ksp
Pada percobaan, baik pada percobaa pertama maupun pada percobaan kedua pencampuran larutan Pb(NO3)2 dengan larutan NaCl menghasilkan endapan PbCl2, dimana PbCl2 adalah suatu zat yang sukar larut dalam air. Reaksi-reaksi yang terjadi :
Pb(NO3)2 (aq) Pb 2+(aq) + 2NO3-
Reaksi penguraian NaCl :
NaCl (aq) Na++Cl-
Reaksi pembentukan endapan PbCl2 :
Pb(NO3)2 (aq) + 2 NaCl (aq) PbCl2 (s) + 2 NaNO3 (aq)
0
0,005
0,01
0,015
0,02
0,025
0,03
0,035
0,04
0,045
0,05
0
20
40
60
80
K
s
p
(
M
^
3
)
T (
C)
Pb Cl 2 (s) Pb 2+(aq) + 2 Cl (aq)
Terbentuknya endapan PbCl2 ini menunjukkan larutan sudah lewat jenuh, yaitu hasil kali ion-ion pada PbCl2 lebih besar daripada Ksp PbCl2. [Pb2+][Cl-] > Ksp, dimana dalam percobaan ini hasil kali kelarutannya adalah 1,7x10-5M3 dan hasil kali ion-ionnya lebih besar daripada hasil kali kelarutannya.
Pada percobaan pertama, yaitu mereaksikan 10 mL Pb(NO3)2 1 M ditambahkan dengan NaCl 1M dengan volum berbeda-bed. Dari hasil pengamatan, pencampuran itu menghasilkan endapan yang berbeda banyaknya. Berdasarkan pengamatan, semakin banyak volum larutan NaCl yang ditambahkan maka semakin banyak pula endapan yang terbentuk karena semakin banyak volum NaCl semakin banyak ion Cl- yang terdapat dalam larutan tersebut sehingga semakin banyak ion Cl- yang beraksi dengan ion Pb2+ membentuk endapan. Banyak sedikitnya endapan dapat dilihat daritinggi rendahnya suhu yang diperlukan ketika endapan tepat larut, semakin tinggi suhu yang diperlukan endapan tepat larut maka semakin banyak endapan yang terbentuk.
Berdasarkan data pengamatan, pada penambahan 2 mL memerlukan suhu 40oC untuk melarutkan endapan, pada penambahan 2,5 mL memerlukan suhu 45oC untuk melarutkan endapan. Tetapi pada penambahan 4 mL NaCl, sampai pda suhu 73oC, endapan tidak melarut semuanya, namun hanya melarut sebagian. Hal ini dikarenakan rendahnya suhupenangas yang diperlukan untuk melarutkan endapan. Hal ini dapat diatasi dengan meningkatkan suhu penangs yang mungkin sekitar 100oC ke atas.
Sedangkan pda percobaan kedua, yaitu mereaksikan 10 mL NaCl 1 M yang ditambahkan dengan Pb(NO3)2 1 M dengan volum yang berbeda-beda. Berdasarkan data pengamatan, pada penambahan 2 mL Pb(NO3)2 sampai pada suhu 70oC, endapan tidak melarut semuanya. Begitu juga pada penambahan 2,5mL,3mL,3,5mL dan 4 mL Pb(NO3)2 endapa tidak melarut ketika dipanaskan. Ini terjadi dikarenakan konsentrasi Pb(NO3)2 yang besar yaitu 1 M. Padahal endapan-endapan tersebut dapat melarut sempurna dengan cara menambah suhu penangas, hal ini mengakibatkan kalornya bertambah sehingga dapat merenggangkan jarak antar molekul campuran tersebut. Sulitnya endapan tersebut melarut juga dikarenakan pada saat dipanaskan, suhunya tidak cukup untuk melarutkan sehingga diperlukan suhu yang lebih tinggi dan waktu yang lumayan lama untuk melarutkannya.
Untuk percobaan pertama, data penendapan, Ksp dan
D
H dapat dilihat pada tabel berikut:
No.
pengendapan
T larut (oC)
Ksp(M-3)
S (
L
g
)
D
H (
mol
kJ
)
1.
2.
3.
4.
5.
+
++
+++
++++
+++++
40oC
45oC
61oC
70oC
0,023
0,032
0,0407
0,0474
48,094
55,6
60,2426
63,384
9,78
9,103
8,88
8,695
8,6
8,8
9
9,2
9,4
9,6
9,8
10
0
20
40
60
80
?
H
(
k
J
/
m
o
l
)
T (
C)
Dari perhitungan dapat diketahui semakin banyak zat yang ditambahkan pada percobaan maka semakin tinggi harga Ksp PbCl2 nya. Hal ini disebabkan karena konsentrasi ion-ionnya bertambah di mana semakin banyak volume maka semakin besar konsentrasi ionnya. Hal ini dapat dilihat pada grafiksebagai berikut:
Berdasarkan grafik percobaan pertama dengan peningkatan suhu yang diperlukan ketika endapan tepat larut maka harga Kspnya semakin meningkat. Semakin tinggi suhu menunjukkan endapan semakin banyak dengan penambahan NaCl. Namun pada percobaan kedua, grafik hubungan antara Ksp terhadap suhu tidak dapat diperhitungkan. Hal ini dikarenakan endapan-endapan yang seharusnya tepat larut pada suhu tertentu tidak melarut sempurna, msih terdapat endapan yang belum melarut. Sehigga tidak dapat memperhitungkan berapa harga Ksp dan
D
H.
Dari persamaan
D
H = -2.303 log Ksp (RT) dapat dijelaskan ketergantungan Ksp terhadap suhu, semakin besar Ksp maka suhu yang diperlukan endapan tepat larut semakin besar.
Berdasarkan perhitungan pada percobaan pertama semakin tinggi hrga Ksp maka perubahan entalpinya semakin kecil. Hal ini sesui dengan persamaan
D
H = -2.303 lo Ksp (RT). Hal ini dapat dilihat pada grafik berikut:
Pemanasan yang dilakukan pada percobaan ini dimaksudkan untuk melarutkan endapan yang terbentuk karena pemanasan akan menambah kelarutan suatu zat. Ketika dipanaskan endapan yang tadinya terbentuk akan larut. Kenaikan suhu larutan merupakan perubahan energi aktivasi ion-ion terlarut. Semakin tinggi suhu maka semakin banyak energi yang masuk, sehingga ion-ion lebih aktif bergerak dan bergetar. Akibatnya, endapan yang semula ada jika suhunya dinaikkan maka akan hilang atau terlarut.
VI. KESIMPULAN
1. Asam asetat,kloroform, dan air merupakan sistem 3 komponen yang dapat campur sebagian dan dapat digambarkan dalam diagram terner
2. Suatu zat yang dilarutkan akan mengendap jika hasil kali kelarutan antara ion-ionnya lebih besar daripada harga Kspnya,
Dimana : [Pb2+][Cl-] > Ksp PbCl2
3. Makin banyak endapan yang terbentuk maka suhu yang diperlukan untuk melarutkan endapan juga makin tinggi
4. Harga Ksp tetap pada suhu yang tetap. Harga Ksp semakin tinggi bila suhu semakin tinggi pula. Hal ini dikarenakan kelarutan akan besar pada suhu yang tinggi.
5. Semakin besar harga Ksp maka perubahan entalpi semakin kecil.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Anshory, Irfan. 2003. Acuan Pelajaran Kimia untuk Kelas 3. Jakarta : Erlangga
Keenan, dkk. 1993. Ilmu Kimia untuk Universitas Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Rivai, Harrizul. 1994. Asas Pemeriksaan Kimia. Padang : VIP
Sudjana. 1985. Pengantar Kimia Anorganik. Jogjakarta : Bumi Aksara
Tim Dosen Kimia Fisika. 2008. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika I. Banjarmasin : PMIPA FKIP UNLAM.(tidak dipublikasikan)
Vogel.1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro. Jakarta : Kalman Media Pustaka
LAMPIRAN
PERHITUNGAN
Pembentukan endapan PbCl2 :
Diketahui : M Pb(NO3)2= 1 M
M NaCl = 1 M
Ksp PbCl2= 1,75.10-5 pada suhu 25(C
Larutan Pb(NO3)2 1 M mengandung 1 M ion Pb2+ dan 2 M ion NO3-. Reaksinya :
Pb(NO3)2 (aq) Pb2+ (aq) + 2 NO3- (aq)
1 M
1 M 2 M
Larutan NaCl 1 M mengandung 1 M ion Na+ dan 1 M ion Cl-. Reaksinya :
NaCl (aq) Na+ (aq) + Cl- (aq)
1 M 1 M 1 M
Persamaan reksi :
Pb(NO3)2 (aq) + 2 NaCl (aq) PbCl2 (s) + 2 NaNO3 (aq)
PbCl 2 (s) Pb 2+(aq) + 2 Cl (aq)
Jadi konsentrasi ion Pb2+ dalam campuran 1 M dan konsentrasi ion Cl- = 1 M.
Qc = [Pb2+].[Cl-]2Qc > Ksp PbCl2
= [1].[1]2 1> 1,75.10-5
= 1
Karena Qc > Ksp maka pada pencampuran terbentuk endapan PbCl2.
Diket :
PbCl 2 (s) Pb 2+(aq) + 2 Cl (aq)
s s 2s
Ksp PbCl2 = [Pb2+].[Cl-]2
= 4s3
[
]
(
)
[
]
(
)
campuran
V
NO
Pb
V
NO
Pb
Pb
L
mol
Ksp
s
2
3
2
3
2
3
4
=
=
=
+
[
]
[
]
campuran
V
NaCl
V
NaCl
Cl
=
-
Mr PbCl2 278
mol
g
Kalor pelarutan PbCl2 dengan menggunakan sifat ketergantungan Ksp pada suhu.
H = In Ksp.(RT)R = 8,314 JK-1mol-1
1. Untuk Pb(NO3)2 10 mL dan volume NaCl berubah-ubah
Penambahan 2 mL NaCl
[
]
M
mL
mL
M
Pb
833
,
0
12
10
1
2
=
=
+
[
]
M
mL
mL
M
Cl
1667
,
0
12
2
1
=
=
-
Ksp = [Pb2+].[Cl-]2 = [0,833].[0,1667]2 = 0,023 M3
L
g
mol
g
M
Ksp
s
094
,
48
278
4
023
,
0
4
3
3
3
=
=
=
D
H = -2.303 log Ksp (RT)
= -2.303 log 0,023 M3 (8,314 JK-1mol-1.313 K)
= 9,78
mol
kJ
Penambahan 2,5 mL NaCl
[
]
M
mL
mL
M
Pb
8
,
0
5
,
12
10
1
2
=
=
+
[
]
M
mL
mL
M
Cl
2
,
0
5
,
12
5
,
2
1
=
=
-
Ksp = [Pb2+].[Cl-]2 = [0,8].[0,2]2 = 0,032 M3
L
g
mol
g
M
Ksp
s
6
,
55
278
4
032
,
0
4
3
3
3
=
=
=
H =-2.303 log Ksp (RT)
= -2.303 log 0,032 M3(8,314 JK-1mol-1).(318 K)
= 9,103
mol
kJ
Penambahan 3 mL NaCl
[
]
M
mL
mL
M
Pb
763
,
0
13
10
1
2
=
=
+
[
]
M
mL
mL
M
Cl
231
,
0
13
3
1
=
=
-
Ksp = [Pb2+].[Cl-]2 = [0,763].[0,231]2 = 0,0407M3
L
g
mol
g
M
Ksp
s
2426
,
60
278
4
0407
,
0
4
3
3
3
=
=
H = - 2.303 log 0,0407M3(8,314 JK-1mol-1).(334 K)
= 8,88
mol
kJ
Penambahan 3,5 mL NaCl
[
]
M
mL
mL
M
Pb
74
,
0
5
,
13
10
1
2
=
=
+
[
]
M
mL
mL
M
Cl
253
,
0
5
,
13
5
,
3
1
=
=
-
Ksp = [Pb2+].[Cl-]2 = [0,74].[0,253]2 = 0,0474 M3
L
g
mol
g
M
Ksp
s
384
,
63
278
4
0474
,
0
4
3
3
3
=
=
=
H = - 2.303 log 0,0474M3(8,314 JK-1mol-1).(343 K)
= 8,695
mol
kJ
Penambahan 4 mL NaCl
Tidak dapat dihitung karena endapannya tidak melarut secara sempurna.
FLOWCHART
PERCOBAAN II
HASIL KALI KELARUTAN (KSP)
* Mengulangi percobaan dengan volume NaCl 2,5mL, 3mL, 3,5mL, 4mL
*Mengulangi percobaan dengan volume Pb(NO3)2 2,5mL, 3mL, 3,5mL, 4mL
- mencatat suhu ketika endapan tepat larut
Larutan homogen
Larutan homogen
10 mL 0,1 M Pb(NO3)2 + 2 mL NaCl 1M
- mengocok tabung reaksi sampai terbentuk campuran
- membiarkan selama 5 menit
- mengamati
Tidak ada endapan
ada endapan
- menempatkan campuran pada penangas air labu erlenmeyer
- memanaskan penangas
- mengaduk larutan menggunakan termometer
- mencatat suhu ketika endapan tepat larut
- mengaduk larutan menggunakan termometer
- memanaskan penangas
- menempatkan campuran pada penangas air labu erlenmeyer
ada endapan
Tidak ada endapan
- mengamati
- membiarkan selama 5 menit
- mengocok tabung reaksi sampai terbentuk campuran
10 mL 1 M NaCl + 2 mL Pb(NO3)2 0,1M
EMBED Excel.Chart.8 \s
EMBED Excel.Chart.8 \s
Created By:
Ummu hani
_1292476783.unknown
_1292477488.unknown
_1292478671.unknown
_1292478858.unknown
_1293090561.xlsChart1
40
45
61
70
T (C)
Ksp(M^3)
0.023
0.032
0.0407
0.0474
Sheet1
40456170
0.0230.0320.04070.0474
_1293090562.xlsChart1
40
45
61
70
T (C)
H (kJ/mol)
9.78
9.103
8.88
8.695
Sheet1
40456170
9.7898.889
_1292478925.unknown
_1292478839.unknown
_1292477520.unknown
_1292477233.unknown
_1292477284.unknown
_1292476842.unknown
_1292060623.unknown
_1292476658.unknown
_1292476755.unknown
_1292060685.unknown
_1259692529.unknown
_1259737343.unknown
_1292060404.unknown
_1259698608.unknown
_1259693140.unknown
_1259698606.unknown
_1228733800.unknown
_1230140342.unknown
_1230140398.unknown
_1228733130.unknown