Transcript
Page 1: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 1/121

 

OLEH

SOFWAN DAHLAN

Page 2: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 2/121

 

HOSPITAL (1)

Tempat dimana pasien mendapat makanan,

pemondokan dan layanan keperawatan selagi

menjalani pengobatan atau pembedahan.

Sebuah institusi yang menerima, merawatserta mengobati secara medis terhadap orang

sakit atau terluka; meliputi pula gedung yang

digunakan untuk tujuan itu.

Juga diartikan sebagai tempat dimana praktek

kedokteran dilaksanakan oleh Dr.

(Morris and Moritz)

Page 3: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 3/121

  HOSPITAL (2)

Tempat dimana:1. Orang dg problem kesehatan datang.

2. Dr, perawat dan profesional lainnya

melakukan aktivitas profesionalnya.3. Pendidikan dan penelitian di lapangan

kesehatan dilakukan.

4. Segmen dari masyarakat memperoleh

lapangan pekerjaan.

(Magula, M, 1982)

Page 4: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 4/121

 

HOSPITAL (3)

Rumah sakit adalah institusi pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan pe-

layanan kesehatan perorangan secaraparipurna yang menyediakan pelayanan

rawat inap, rawat jalan dan gawat

darurat.(Definisi Yuridis Menurut Pasal 1 angka 1 UURS)

Page 5: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 5/121

  PERAN RUMAH SAKIT

Pelayanan kesehatan:menyembuhkan, merawat pesakit, cidera/ jompo.

Pendidikan dan Pelatihan:melaksanakan pelatihan dan pendidikan.

Riset dan Pengembangan:melakukan riset untuk memahami penyakit serta

mengembangkan metode pengobatan baru.

Penyuluhan Kesehatan:melakukan penyuluhan kesehatan kepada staf,pasien serta keluarganya, dan masyarakat.

(Hematram Yadav, 2006)

Page 6: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 6/121

  HAKEKAT RUMAH SAKIT

1. Sebuah institusi besar;karena sarat dengan peralatan, yang 

dioperasionalkan oleh banyak orang dgnberbagai macam bakat dan keahlian.

2. Sebuah organisasi yang komplek;sebab banyak orang melakukan kerja-

kerja tertentu dengan kompensasi sesuaikebutuhan rencana kerja; yang dibatasiaturan, regulasi dan prosedur sesuaikebutuhan birokrasi & kebutuhan hukum.

Page 7: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 7/121

 3. Sebuah lembaga yang rumit;

karena banyak departemen, unit, jabatan,staf, peran dan fungsi, yang saling kait-mengkait dan saling bergantungan satusama lain.

4. Sebuah sistem yang dinamis danadaptif;

karena harus terus-menerus berinteraksidengan lingkungan eksternal, sosial danlingkungan organisasi.

Page 8: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 8/121

5. Sebuah tempat kerja yang sarat

dengan masalah;sehingga diperlukan sistem utk mengatasi

masalah (problem-solving system).

6. Sebuah fasilitas publik yang sangat

essensial;

karena merepresentasikan infestasi SDM,

finansial dan sumber daya lainnya guna

memberikan layanan kritikal kepada

masyarakat.

Page 9: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 9/121

7. Sebuah proses kerja yang rumit:

sebab:

a. inputnya; berupa personil, peralatan,informasi, dana dan pasien;

b. proses kerjanya; memerlukan sumber 

daya, koordinasi, integrasi psiko-sosialdan manajemen;

c. outputnya; berupa finished output

yang diserahkan kepada lingkungan,disamping RS harus mempertahankan

identitas & integritas selamanya.

(Magula, M)

Page 10: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 10/121

  RINGKASNYA

RS merupakan tempat bertemunya banyakunsur dan kepentingan, a.l:

1. Pemilik;

2. Manajemen (CEO, COO, Manajer, Spv.);3. Profesional (Dr, Drg, Perawat, Bidan, dll);

4. Pasien dan keluarganya;

5. Masyarakat beserta lingkungannya;6. Mahasiswa, residen dan peneliti;

7. Pemerintah, DPR, Pemda, DPRD, dll.

Page 11: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 11/121

  KONFLIK

Kepentingan yang berbeda dari

banyak unsur  dalam RS berpotensi

menimbulkan konflik yang sudahpasti akan membawa pengaruh

pada mutu layanan kesehatan di RS

yang bersangkutan.

Page 12: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 12/121

  MUTU LAYANAN KESEHATAN 

Memiliki 3 dimensi:

1. Dimensi Pasien (Client Quality):

mutu seperti apa yang sesungguhnya diingini

oleh pasien (baik individu ataupun umum).

2. Dimensi Profesional (Professional Quality):mutu layanan profesional yang seperti apa yang

dapat memenuhi kebutuhan pasien.

3. Dimensi Manajemen (Management Quality): mutu manajemen seperti apa yang paling efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan pasien.

(Ovretveit, J., Townsend, C., 1992)

Page 13: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 13/121

  LAYANAN PRIMA 

Merupakan layanan yang:

1. Dari aspek biologik mampu menyelesaikan

problem kesehatan pasien.

2. Dari aspek psiko-sosial aman, nyaman dan

memanusiakan pasien.

3. Dari aspek finansial dapat terjangkau oleh

kantong pasien.

Ciri suatu layanan prima adalah better, newer  

dan faster. 

Page 14: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 14/121

  PENYEBAB KONFLIK

Keterbatasan sumber daya.

Kerja-kerja yg saling bergantungan

satu sama lain. Perbedaan nilai & persepsi diantara

staf RS.

Tidak ada peraturan & protap di RS.  Adanya difficult people.

(Hematram Yadav, 2006)

Page 15: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 15/121

  DIFFICULT PEOPLE

 Adalah orang yang:

a. tidak mau melakukan apa yang kita

diinginkan; atau

b. melakukan apa yang kita tidak ingin-

kan.

Pada hakekatnya kita tidak akan bisamerubah difficult people.

Kita hanya bisa melakukan komunikasi

agar mereka merubah dirinya sendiri.

Page 16: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 16/121

  MENANGANI

DIFFICULT PEOPLE

Dengarkan dgn tetap cool, meski

ada provokasi;

Tetap berlaku sopan;

Jangan menghindar (Don‟t pass the

buck);

Gunakan pendekatan yang menye-

nangkan.

Page 17: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 17/121

 DEVELOP STAFF

o Pelajari bagaimana memotivasi staf dgn

menganalisis kebutuhan dan problemnya.

o Sediakan pelatihan pd setiap level dari staf.

o Berikan semangat dengan social activities,

open day di RS, piknik, dll.o Evaluasi staf dan berikan regular feedback

berkaitan dengan kinerjanya.

o Berikan pujian kepada staf yang berhak dan jangan berikan kepada yang tidak berhak.

o Ambillah tindakan disiplin kepada staf yang

bermasalah (membandel).

Page 18: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 18/121

Page 19: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 19/121

  SOLUSI KONFLIK

Perlu perangkat hukum sebagai:

a. landasan bagi pengelolaan RS; danb. acuan dalam penyelesaian konflik di RS.

Perangkat hukum tsb adalah:

1. Hukum dalam UU:a. UURS;

b. UUPK, dll. 

2. Hukum diluar UU: a. Hospital Bylaws (oleh Pemilik RS);

b. Peraturan Direktur RS (oleh Direktur);

c. Prosedur Tetap (oleh Direktur).

Page 20: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 20/121

  UU RUMAH SAKIT

Pasal 29 ayat (1) huruf r UURS:Setiap RS mempunyai kewajiban:a. ..................

r. menyusun dan melaksanakan peraturaninternal RS (hospital bylaws).

Peraturan Internal corporate bylaws dan medical staff bylaws.

Pasal 36 UURS:

Setiap RS harus menyelenggarakan tata

kelola RS dan  tata kelola klinis yang baik.

Page 21: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 21/121

  UURS (HOSPITAL ACT)o Definisi.

o Bentuk kelembagaan.

o Jenis dan klasifikasi.o Peran, Fungsi, Kewenangan, Tanggungjawab.

o Perpajakan (pengurangan / pembebasan pajak).

o Sumbangan dari public fund & retribusi pasien).

o Potensi RS yg bisa membahayakan lingkungan.

o Pendirian, perizinan dan perpanjangan izin.

o Organisasi dan administrasi.

o Fungsi sosial.o Rekam medis, informed consent, rahasia medis,

dsbnya.

o Kedudukan mahasiswa dan residen yg praktek.

o Sanksi, dll.

Page 22: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 22/121

 

TUJUAN UURS

1. Mempermudah akses masyarakat untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan.

2. Memberikan perlindungan terhadap

keselamatan pasien, masyarakat, lingkung-

an RS dan SDM RS.

3. Meningkatkan mutu dan mempertahankan

standar pelayanan RS.

4. Memberikan kepastian hukum kpd pasien,

masyarakat, SDM RS dan RS.

(Pasal 3 UU RS) 

Page 23: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 23/121

  BYLAWS

Oxford dictionary:

Regulasi yang dibuat oleh otoritas setempat

atau korporasi.

Wharton:Bylaws memiliki kekuatan mengikat selama

tidak bertentangan dg kelaziman, iktikat baik,

hukum dan tdk mengenai hal-hal yg dilarang.

Inggris Kuno:

Kata “by” bisa berarti kota sehingga bylaws berarti peraturan kota / peraturan setempat.

Page 24: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 24/121

  HOSPITAL BYLAWS

 Adalah Peraturan Internal Dasar RS, terdiri dari:

1. Corporate Bylaws; dan2. Medical Staff Bylaws.

Tujuan HBL adalah sbb:

1. Corporate Bylaws:agar tercipta good corporate governance.

2. Medical Staff Bylaws:

agar tercipta good clinical governance.

Disahkan oleh pemilik RS atau Badan Otoritastertinggi yang diberi kewenangan oleh pemilik (mis:

Governing Body atau Pengurus).

Berlakunya hanya di RS ybs (tailored made).

Page 25: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 25/121

  CORPORATE GOVERNANCE

Tujuannya untuk mengamankan investasi

shareholders dan aset organisasi; yg intinya:a. melindungi investor; danb. meminimalkan risiko penipuan dan salah 

urus (malpractice). (Friedman, 1995)

Cadbury Committee mengidentifikasi adanyatiga kebutuhan dasar  utk menjamin terciptanya

good corporate governance, yaitu: 1. Internal financial controls.

2. Efficient and effective operations.

3. Compliance with law and regulation.

Page 26: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 26/121

  PRINSIP GOOD GOVERNANCE

1.  Accountability --- setiap yang dikerjakan harus

bisa dipertanggungjawabkan kepada semua pihak(pemilik, pasien, masyarakat, etika, hukum dll).

2. Probity --- harus ada absolute standard of honesty

dalam menangani aset rumah sakit dimana soalintegritas harus dijadikan the hallmark of personal

conduct dalam membuat keputusan yang dapat

mempengaruhi pasien, staf, suppplier, dsb-nya3. Openness --- harus ada transparansi yang cukup

guna meningkatkan kepercayaan semua pihak

(staf, pasien, masyarakat). (Sherry, Pearce, Tingle, 2007)

Page 27: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 27/121

  MEDICAL STAFF BYLAWS

Tujuan Medical Staff Bylaws adalah agar 

tercipta good clinical governance.

Clinical governance:Sebuah sistem yang mampu menunjukkan,

baik pd pelayanan primer maupun sekunder,bahwa sistem tersebut menjamin adanyaupaya peningkatan mutu pada semua level

dari layanan kesehatan.Organisasi RS harus akontabel terhadaplayanan kesehatan yang disediakan.

(Sherry, Pearce, Tingle: 2007)

Page 28: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 28/121

  CLINICAL GOVERNANCE

1. Harus ada harmonisasi antara tanggungjawab

klinik dan manajemen dgn akontabilitas praktek.2. Harus dapat diwujudkan adanya tim kerja yang

bersifat interdependen.

3. Harus dpt diwujudkan adanya sistem monitoring,

evaluating & improving menuju standar yg aman.

4. Harus ada dorongan agar selalu ada peningkat-an mutu.

5. Harus bisa menciptakan budaya belajar terus-menerus.

6. Harus ada upaya meningkatkan kinerja individu,team, dan kinerja organisasi.

(Sherry, Pearce, Tingle: 2007)

Page 29: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 29/121

  CORPORATE BYLAWS

Menyediakan roadmap bagi operasionalisasiRS sebagai sebuah badan usaha atau badan

layanan umum.

MEDICAL STAFF BYLAWS

Menyediakan framework bagi Dr dan para

pembantunya agar bisa melaksanakan fungsiprofesionalnya dengan baik guna menjamin

tercipatanya layanan yang bermutu dan aman. 

Page 30: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 30/121

KEINGINAN PEMILIK

HUKUM

DAN PER-UU-AN

MORAL

DAN ETIKA

HOSPITAL BYLAWS

PERATURAN DIREKTUR (RULE) 

PROTAP (REGULATION)

disahkan

Pemilik

disahkan

Direktur RS

disahkan

Direktur RS

Page 31: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 31/121

HOSPITAL BYLAWS

CORPORATE

BYLAWS

MEDICAL STAFF

BYLAWS

PERDIR PERDIRPERDIRPERDIR

Peraturan Direktur dan Protap:harus berlandaskan pada HBL dan Peraturan

Perundang-undangan !!!

PROTAP PROTAP PROTAP PROTAP

Page 32: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 32/121

CIRI-CIRI BYLAWS:

  Bersifat abstrak, berisi prinsip-prinsip umum.

  Sebagai landasan bagi Direktur RS dalam pem-

buatan Peraturan Direktur & Protap.

  Disahkan oleh Pemilik  atau Governing Body

(otoritas tertinggi yang mewakili pemilik).

CIRI-CIRI PERATURAN DIREKTUR:

  Bersifat lebih konkrit, spesifik, lebih teknis.

  Sebagai pedoman operasional RS.

  Disahkan oleh Direktur utk keperluan implemen-

tasi dari prinsip umum yang ada di HBL.

Page 33: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 33/121

CIRI-CIRI PROTAP:

Bersifat lebih konkrit sebab sudah menjelaskan

tentang urutan yang tepat dari tahapan-tahapaninstruksi yang menerangkan tentang:

a. siapa yang harus melakukan (who).

b. apa yang harus dilakukannya (what).

c. kapan harus dilakukan (when).d. bagaimana cara melakukannya (how). 

  Sebagai pedoman praktis bagi semua staf RS.

  Sebagai parameter bagi Direktur untuk menilai

pelaksanaan tanggungjawab staf RS.

  Disahkan Direktur RS guna implementasi Perdir.

Sebaiknya menggunakan format Kemenkes !!!

Page 34: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 34/121

  FUNGSI HBL

1. Acuan bagi pemilik untuk melakukanpengawasan terhadap RS miliknya.

2. Acuan bagi direktur RS dalam mengelola

dan menyusun kebijakan operasional RS.3. Menjamin efektivitas, efisiensi dan mutu.

4. Perlindungan hukum bagi “stake holders”. 

5. Pencegahan & penyelesaian konflik.

6. Persyaratan bagi akreditasi dan perijinan.

Page 35: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 35/121

  LANDASAN HUKUM HBL

Pasal 29 ayat (1) huruf r UURS:

Setiap RS mempunyai kewajiban:a. ..................

..................

r. menyusun dan melaksanakan peraturaninternal RS (hospital bylaws).

Penjelasan:

Peraturan Internal (HBL) adalahperaturan organisasi RS (corporate bylaws)dan peraturan staf medis RS (medical staff bylaws).

Page 36: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 36/121

SANKSI

Pasal 29 ayat (2) UURS:Pelanggaran kewajiban sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dikenakan

sanksi adminstratif berupa:

a. teguran;

b. teguran tertulis; atau

c. denda dan pencabutan izin RS.

Page 37: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 37/121

  HOSPITAL BYLAWS DI AS

Didasarkan three legged stool model, yaitu:

a. Governing Body (Pengarah & Pengawas).b. Executive (Administration).c. Medical Staff.

Board of Trustees:

Bertanggungjawab secara hukum menyangkutkebijakan dan jalannya RS secara keseluruhan.

Executive (Administration):

Bertanggungjawab thd manajemen keseharian.

Medical Staff:

Bertanggungjawab terhadap semua layanan

kesehatan di RS.

(Blum, J, D,. 2001)

Page 38: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 38/121

THREE LEGED STOOL MODEL

GOVERNING

BODY

EKSEKUTIF  STAF MEDIK 

RS SWASTA

PENGARAH

&

PENGAWAS

CORE

BUSSNISS

MANAJEMEN

KESEHARIAN

Page 39: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 39/121

THREE LEGED STOOL MODEL

DEWAN

PENGAWAS

PEJABAT

PENGELOLA STAF MEDIK 

RS PEMERINTAH

PENGARAH

&

PENGAWAS

CORE

BUSSNISSMANAJEMEN

KESEHARIAN

RINGKASNYA

Page 40: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 40/121

 RINGKASNYA

RS memiliki tiga kepemimpinan, yaitu:

1. GOVERNING BODY:

pemegang otoritas tertinggi sbg pengarah

dan pengawas yang mewakili Pemilik.

2. EKSEKUTIF / PEJABAT PENGELOLA:

motor penggerak yang bertanggung-

 jawab terhadap manajemen keseharian.

3. STAF MEDIS:

pelaku utama core business yang memiliki

otonomi sendiri (self governing entity).

Page 41: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 41/121

Page 42: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 42/121

o Peran dan tujuan RS.

o Tugas dan tanggungjawab GB atau Dewas.o Mekanisme pemilihan anggota GB atau Dewas.

o Struktur organisasi GB atau Dewas.

o Hubungan Pemerintah, GB atau Dewas, Pejabat

Pengelola dan Staf Medis.o Struktur Pejabat Pengelola; tugas, tanggungjawab

dan kewenangan Pejabat Pengelola.

o Struktur organisasi Staf Medis; meliputi tugas,

tanggungjawab, dan kewenangan Staf Medis.o Struktur organisasi pelaksana dan pendukung RS.

o Mekanisme pemberlakuan Hospital Bylaws.

o Mekanisme review dan revisi Hospital Bylaws, dll.

MATERI CORPORATE BYLAWS

Page 43: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 43/121

  UU RUMAH SAKIT

Pasal 56

(1) Pemilik RS dpt membentuk Dewan PengawasRS.

(5) Dewan Pengawas RS bertugas:

a. menentukan arah kebijakan RS;

b. menyetujui da mengawasi pelaksanaan rencanastrategis;

c. menilai dan menyetujui pelaksanaan anggaran;

d. mengawasi pelaksanaan kendali mutu dan biaya;

e. mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban pasien;f. mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban RS; dan

g. mengawasi kepatuhan penerapan etika RS, etika

profesi, dan peraturan perundang-undangan.

GOVERNING BODY

Page 44: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 44/121

  GOVERNING BODY

Suatu badan yang memiliki kekuasaan tertinggi

untuk menentukan kebijakan dan pengawasan. Kewenangannya bersifat kolektif, tidak individual.

Fungsi, tanggungjawab, kewenangan, tugas,

kewajiban dan hak-haknya diatur dlm Cor. Bylaws. Kewenangannya bersifat kolektif, tidak individual.

Punya pembantu yang minim dan tidak memiliki

pembantu berjenjang (hirarki) seperti eksekutif.

Bertindak hanya atas hasil keputusan rapat GB.

Dibentuk dari kumpulan orang yg secara khusus

tdk ahli dlm pelayanan yang menjadi program RS.

Page 45: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 45/121

  FUNGSI GB

Mengawal misi RS secara keseluruhan.

Menyetujui atau merevisi rencana jangka panjang 

institusi.

Mengawasi program-program RS.

Memilih eksekutif dan menentukan persyaratan-persyaratannya.

Bekerjasama secara dekat dan interaktif dengan

eksekutif .

Berperan sebagai penengah apabila terjadi konflik 

antara staf dengan eksekutif atau antara staf dgn

staf lainnya (atas permintaan eksekutif).

Page 46: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 46/121

  Mengeluarkan kebijakan umum untuk mengatur 

program.

Memastikan dasar legal dan tanggungjawab

etik terpenuhi.

Menerima tanggungjawab untuk menjaga dan

mengurus sumber daya yang cukup. Memastikan bahwa organisasi terintegrasi dgn

baik dengan lingkungan sosialnya.

Senantiasa menganalisa diri sendiri dgn secara

kontinyu dan periodik menganalisa struktur dan

kinerjanya.

 

Page 47: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 47/121

DEWAN PENGAWAS 

Permen Keu No 8 th 2006, DP dibentuk bila:

a. omset 15-30 M + asset 75-200 M (3 anggota).b. omset > 30 M + asset > 200 M (5 anggota).

Dibentuk dengan keputusan Menteri, Gubernur,

Walikota atau Bupati.Bertugas melakukan pengawasan terhadap 

pengurusan BLU / BLUD yang dilakukan oleh

Pejabat Pengelola mengenai:a. pelaksanaan Rencana Bisnis & Anggaran;

b. Rencana Strategis Bisnis Jangka Panjang;

c. ketentuan peraturan per-UU-an yg berlaku.

 

S

Page 48: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 48/121

STRUKTURDEWAN PENGAWAS

1. Ketua; diangkat dari salah satu anggota.

2. Anggota; terdiri dari:

a. unsur-unsur pejabat dari Kementerian

Negara;b. unsur-unsur pejabat dari Kementerian

Keuangan; dan

c. tenaga ahli, yang sesuai kegiatan BLU.3. Sekretaris; yg bukan merupakan anggota.

(PP No. 23 Th. 2005)

 

KEWAJIBAN DEWAS

Page 49: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 49/121

KEWAJIBAN DEWAS 

1. Memberikan pendapat dan saran kepada Pemilik

mengenai RBA yang diusulkan pejabat pengelola;

2. Mengikuti perkembangan kegiatan BLU, memberikan

pendapat dan saran kepada Pemilik mengenai setiap

masalah yang dianggap penting bagi pengelolaan;

3. Melaporkan kepada Pemilik tentang kinerja BLU;

4. Memberikan nasehat kepada pejabat pengelola dalam

melaksanakan pengelolaan BLU;

5. Melakukan evaluasi & penilaian kinerja, keuangan dannon-keuangan, serta memberikan saran dan ca-tatanpenting untuk ditindaklanjuti oleh manajemen;

6. Memonitor tindak-lanjut dari hasil evaluasi dan penilaiankinerja.  (PP No. 23 Th. 2005)

Page 50: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 50/121

  EXECUTIVE

(PEJABAT PENGELOLA)

Individu atau gabungan individu yang bertidakatas dasar otoritas yang diberikan.

Bertanggungjawab langsung thd operasional RS.

Tugasnya adalah full-time. Punya pembantu berjenjang (hirarki).

Memiliki tanggungjawab terdepan dan terbatas.

Umumnya mereka professional dan memilikikompetensi dalam managerial role.

Fungsi, tanggungjawab, kewenangan, tugas, ke-

wajiban dan haknya diatur dlm Corporate Bylaws.

Page 51: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 51/121

PEJABAT PENGELOLA

Pejabat Pengelola BLU terdiri dari:1. Pemimpin:

2. Pejabat Keuangan:

3. Pejabat Teknis:Sebutan untuk ketiga pejabat tersebut dapat

disesuaikan nomenklatur, mis:

a. Direktur Utama, dibantu Direktur Keu, .....b. Direktur, dibantu Wakil Direktur ...............c. Direktur, dibantu Kepala Bidang ...............

Page 52: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 52/121

  ORGANISASI PELAKSANA

Organisasi dalam RS yang akanmelaksanakan core bussiness, yaitu

antara lain:

1. Instalasi.

2. Kelompok Staf Medis Fungsional.

3. Staf Medis Fungsional.

ORGANISASI PENDUKUNG

Page 53: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 53/121

  ORGANISASI PENDUKUNG

1. Satuan Pengawas Intern (SPI):

a. Kedudukannya dibawah Direktur.

b. Tugasnya membantu Direktur dalam

melakukan pengawasan.

c. Bertanggungjawab kepada Direktur.

2. Komite Medis:

a. Kedudukannya dibawah Direktur.

b. Tugasnya membantu Direktur menga-wal mutu layanan medis.

3. Komite Keperawatan? Silahkan jika perlu.

Page 54: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 54/121

  MEDICAL STAFF BYLAWS

Tujuan Medical Staff Bylaws adalah agar 

tercipta good clinical governance.

Clinical governance:Sebuah sistem yang mampu menunjukkan,

baik pelayanan primer maupun sekunder,bahwa sistem tersebut menjamin adanyaupaya peningkatan mutu pada semua level

dari layanan kesehatan.Organisasi RS harus akontabel terhadaplayanan kesehatan yang disediakan.

(Sherry, Pearce, Tingle: 2007)

Page 55: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 55/121

  CLINICAL GOVERNANCE

1. Harus ada harmonisasi antara tanggungjawab

klinik dan manajemen dgn akontabilitas praktek.2. Harus dapat diwujudkan adanya tim kerja yang

bersifat interdependen.

3. Harus dpt diwujudkan adanya sistem monitoring,

evaluating & improving menuju standar yg aman.4. Harus ada dorongan agar selalu ada peningkat-

an mutu.

5. Harus bisa menciptakan budaya belajar terus-

menerus.

6. Harus ada upaya meningkatkan kinerja individu,team, dan kinerja organisasi.

(Sherry, Pearce, Tingle: 2007)

Page 56: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 56/121

  MATERI MEDICAL STAFF BYLAWS

1. Tujuan, otoritas staf klinik, keanggotaan,

katagori keanggotaan, clinical privileges, dsb.

2. Penanganan terhadap professional performancedan ethical performance dibawah standar (tatalaksana sidang, skorsing dan banding).

3. Rincian mengenai departemen klinik, komitemedis, rapat-rapat dan kebijakan menyangkut hal-hal yang bersifat konfidensial.

4. Prinsip-prinsip umum menyangkut admisi, otopsi,informed consent, layanan emergensi, rekammedik dan kebijakan mengenai operasi, dll.

(Blum, J, D,. 2001)

Page 57: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 57/121

 KOMITE MEDIS

Oleh

Sofwan Dahlan

S

Page 58: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 58/121

  UU RUMAH SAKIT

Pasal 33 UURS:(1) Setiap RS harus memiliki organisasi

yang efektif, efisien, dan akuntabel.

(2) Organisasi RS paling sedikit terdiri atas

Kepala RS atau Direktur RS, unsur 

pelayanan medis, unsur keperawatan,

unsur penunjang medis, KOMITE MEDIS,satuan pemeriksaan internal, serta

administrasi umum dan keuangan.

Page 59: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 59/121

  KOMITE MEDIS

Komite medis adalah perangkat RSuntuk menerapkan tata-kelola klinis

(clininal governance) agar staf medis di

RS terjaga profesionalismenya melalui

mekanisme kredensial, penjagaan mutu

profesi medis, dan pemeliharaan etikadan disiplin profesi medis.

(Permenkes No. 755, Th 2011) 

Page 60: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 60/121

  KEWENANGAN KLINIS

Kewenangan klinis (clinical privilege) adalah hak khusus seorang staf medis

untuk melakukan sekelompok pelayanan

medis tertentu dalam rumah sakit untuk

suatu periode tertentu yang

dilaksanakan berdasarkan penugasanklinis (clinical appointment).

(Permenkes No. 755, Th 2011)

Page 61: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 61/121

  PENUGASAN KLINIS

Penugasan klinis (clinical appointment)adalah penugasan direktur rumah sakit

kepada seorang staf medis untuk

melakukan sekelompok pelayanan

medis di rumah sakit berdasarkan daftar 

kewenangan klinis yang telah ditetapkanbaginya.

(Permenkes No. 755, Th 2011) 

KREDENSIAL

Page 62: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 62/121

  KREDENSIAL

Kredensial adalah proses evaluasiterhadap staf medis untuk menentukan

kelayakan diberikan kewenangan klinis

(clinical privilege). 

Rekredensial adalah proses reevaluasi

terhadap staf medis yang telah memiliki

kewenangan klinis (clinical privilege)

untuk menentukan kelayakan pemberian

kewenangan klinis tersebut. 

Page 63: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 63/121

   AUDIT MEDIS

 Audit medis adalah upaya evaluasi

secara profesional terhadap mutu

pelayanan medis yang diberikan kepada

pasien dengan menggunakan rekammedis yang dilaksanakan oleh profesi

medis.

Hendaknya medical audit dibedakan dgindividual case audit dan kedua-duanya

sangat diperlukan.

Page 64: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 64/121

  TUJUAN KOMITE MEDIS

Komite medis dibentuk dengan tujuan

untuk menyelenggarakan tatakelola

klinis (clininal governance) yang baikagar mutu pelayanan medis dan

keselamatan pasien lebih terjamin dan

terlindungi.(Permenkes No. 755, Th 2011) 

KOMITE MEDIS

Page 65: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 65/121

  KOMITE MEDIS

Komite medis dibentuk dengan tujuan untuk

menyelenggarakan tatakelola klinis (clininal 

governance) yang baik agar mutu pelayanan

medis dan keselamatan pasien lebih terjamin

dan terlindungi. 

Komite medis merupakan organisasi non

struktural yang dibentuk di rumah sakit oleh

direktur. 

Komite medis bukan merupakan wadah

perwakilan staf medis. 

Page 66: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 66/121

  SUSUNAN KOMITE MEDIS

Komite medik dibentuk oleh direktur RS. 

Susunan organisasi komite medik terdiri dari: 

ketua; 

sekretaris; dan 

subkomite. 

Jika SDM kurang, susunan organisasi komite

medis terdiri dari: 

- ketua dan sekretaris tanpa subkomite; atau 

- ketua dan sekretaris merangkap ketua dan

anggota subkomite. 

Page 67: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 67/121

  KEANGGOTAAN

Keanggotaan komite medis ditetapkanoleh Direktur dengan

mempertimbangkan sikap profesional,

reputasi, dan prilaku. 

Jumlah keanggotaan komite medis

disesuaikan dengan jumlah staf medisdi rumah sakit. 

KETUA KOMITE MEDIK

Page 68: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 68/121

  KETUA KOMITE MEDIK

Ditetapkan oleh Direktur dengan

memperhatikan masukan dari staf  medisyang bekerja di rumah sakit. 

Sekretaris komite medis dan Ketua

subkomite ditetapkan oleh Direktur 

rumah sakit berdasarkan rekomendasi

dari Ketua komite medis dengan

memperhatikan masukan dari staf medis

yang bekerja di rumah sakit. 

ANGGOTA KOMITE MEDIK

Page 69: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 69/121

   ANGGOTA KOMITE MEDIK

Terbagi kedalam subkomite. 

Subkomite terdiri dari: 

1. Subkomite kredensial;

bertugas menapis profesionalisme SM; 

2. Subkomite mutu profesi;bertugas mempertahankan kompetensi

dan profesionalisme SM; dan 

3. Subkomite etika dan disiplin profesi;ber tugas menjaga disiplin, etika, dan pri-

laku profesi staf medis. 

TUGAS KOMITE MEDIK

Page 70: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 70/121

  TUGAS KOMITE MEDIK 

Meningkatkan profesionalisme staf 

medis yang bekerja di rumah sakit dgncara: 

- melakukan kredensial bagi seluruh staf medis yang akan melakukan pelayanan

medis di rumah sakit; 

- memelihara mutu profesi staf medis;- menjaga disiplin, etika, dan prilaku

profesi medis. 

FUNGSI KOMITE MEDIS

Page 71: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 71/121

  FUNGSI KOMITE MEDIS 

Dalam melaksanakan tugas kredensial

komite medis memiliki fungsi sebagaiberikut: 

- pengusunan dan pengkompilasian

daftar kewenangan klinis sesuai

dengan masukan dari kelompok staf 

medis berdasarkan norma keprofesian

yang berlaku; 

 penyelenggaraan pemeriksaan dan

Page 72: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 72/121

- penyelenggaraan pemeriksaan dan

pengkajian: 

a. kompetensi; b. kesehatan fisik dan mental; 

c. prilaku; 

d. etika profesi. e. evaluasi data pendidikan

profesional kedokteran/kedokteran

gigi berkelanjutan;f. wawancara terhadap pemohon

kewenangan klinis;

 

il i d

Page 73: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 73/121

g. penilaian dan pemutusan

kewenangan klinis yang adekuat; 

h. pelaporan hasil penilaian kredensialdan menyampaikan rekomendasi

kewenangan klinis kpd komite medis;

i. melakukan proses rekredensial padasaat berakhirnya masa berlaku surat

penugasan klinis dan adanya

permintaan dari komite medis; dan

 j. rekomendasi kewenangan klinis dan

penerbitan surat klinis. 

 

D l t lih t f i

Page 74: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 74/121

Dalam tugas memelihara mutu profesi

staf medis komite medis berfungsi sbg:

- pelaksanaan audit medis;-  rekomendasi pertemuan ilmiah internal

dalam rangka pendidikan berkelanjut-

an bagi staf medis; - rekomendasi kegiatan eksternal dalam

rangka pendidikan berkelanjutan bagi

staf medis rumah sakit; dan 

- rekomendasi pendampingan (procto-

ring) bagi staf medis yg membutuhkan. 

 Dalam melaksanakan tugas menjaga

Page 75: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 75/121

Dalam melaksanakan tugas menjaga

disiplin, etika, dan prilaku profesi staf 

medis komite medik memiliki fungsi: - pembinaan etika & disiplin profesi ked; 

- pemerikasaan staf medis yang diduga

melakukan pelanggaran disiplin; - rekomendasi pendisiplinan pelaku

profesional di rumah sakit; dan 

- pemberian nasehat/pertimbangan dlmpengambilan keputusan etis pada

asuhan medis pasien. 

 KEWENANGAN KLINIS

Page 76: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 76/121

KEWENANGAN KLINIS

- Memberikan kewenangan klinis;

- Memberikan rekomendasi dan suratpenugasan klinis (clin. appointment).

- Memberikan rekomendasi penolakan

kewenangan klinis tertentu;

- Memberikan rekomendasi perubahan

atau modifikasi rincian kewenangan

klinis;

- Memberikan rekomendasi tindak lanjut

audit medis; 

 

Page 77: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 77/121

- memberikan rekomendasi pendidikan

- kedokteran berkelanjutan;

- memberikan rekomendasi pedamping-

an (proctoring); dan

- memberikan rekomendasi pemberian

tindakan disiplin. 

 

HUBUNGAN

Page 78: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 78/121

HUBUNGAN

KOMITE MEDIS & DIREKTUR 

Direktur rumah sakit menetapkan

kebijakan, prosedur, dan sumber daya

yang diperlukan untuk menjalankantugas dan fungsi komite medis. 

Komite medik bertanggung-jawab kpddirektur rumah sakit.

 

PANITIA ADHOC

Page 79: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 79/121

PANITIA ADHOC 

Dalam melaksanakan tugas danfungsinya komite medik dapat dibantu

oleh panitia adhoc . 

Panitia adhoc ditetapkan oleh direktur rumah sakit berdasarkan usulan ketua

komite medik. 

Panitia adhoc berasal dari staf medisyang tergolong sebagai mitra bestari. 

 

MITRA BESTARI

Page 80: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 80/121

MITRA BESTARI 

Staf medis yang tergolong sebagaimitra bestari dapat berasal dari rumah

sakit lain, perhimpunan Dr Spesialis /

Drg Spesialis, dan / atau instansi

pendidikan kedokteran/kedokteran gigi.

 

INSENTIF

Page 81: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 81/121

INSENTIF 

Personalia komite medis berhakmemperoleh insentif sesuai dengan

kemampuan keuangan RS. 

Pelaksanaan kegiatan komite medikdidanai dengan anggaran RS sesuai

dengan ketentuan yang berlaku. 

 

Page 82: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 82/121

PEMBINAAN / PENGAWASAN 

Pembinaan dan pengawasan penye-lenggaraan komite medik dilakukan oleh

badan-badan yang berwenang sesuai

dengan peraturan perundang-undangan. 

Pembinaan dan pengawasan diarahkan

utk meningkatkan kinerja komite medik

dalam rangka menjamin mutu pelayanan

medis dan keselamatan pasien di RS. 

 Pembinaan dan pengawasan dilaksa

Page 83: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 83/121

Pembinaan dan pengawasan dilaksa-

nakan melalui: 

- advokasi, sosialisasi dan bimbinganteknis; 

- pelatihan dan peningkatan kapasitas

sumber daya manusia; dan 

- monitoring dan evaluasi. 

Dalam rangka pembinaan maka pihak-

pihak yang bertanggungjawab dapatmemberikan sanksi administratif berupa

teguran lisan atau tertulis. 

 

SUBKOMITE

Page 84: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 84/121

SUBKOMITE

ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI

1. Melindungi pasien dari layanan staf 

medis yang tidak memenuhi syarat

dan tidak layak untuk melakukanasuhan klinis (clinical care).

2. Memelihara dan meningkatkan mutu

profesionalisme staf medis di RS.

 

LANDASAN SUBKOMITE

Page 85: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 85/121

LANDASAN SUBKOMITE

ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI

1. Peraturan internal RS;

2. Peraturan internal staf medis RS;

3. Etika Rumah Sakit; dan

4. Norma etika medis dan norma-norma

Bioetika.

 TOLOK UKUR PENDISIPLINAN

Page 86: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 86/121

TOLOK UKUR PENDISIPLINAN

1. Pedoman pelayanan kedokteran di RS;

2. Prosedur kerja pelayanan di RS;3. Daftra Kewenangan Klinis di RS;

4. Pedoman syarat-syarat kualifikasi untuk

melakukan layanan medis di RS;5. KODEKI;

6. Pedoman prilaku profesional kedokteran;

7. Pedoman Pelanggaran Disiplin Kedokte-

ran (buku praktek kedokteran yang baik);

8. Pedoman pelayanan medik / klinik; dan

9. SOP asuhan medis.

 

UPAYA PENDISIPLINAN

Page 87: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 87/121

UPAYA PENDISIPLINAN

1. Sumber Laporan:

2. Dasar Dugaan Pelanggaran:

a. kompetensi klinis;

b. penatalaksanaan kasus;

c. pelanggaran disiplin profesi;

d. penggunaan obat & alat yg tak sesuai;

e. ketidakmampuan berkolaborasi dg staf 

yang dapat membahayakan pasien. 

 UPAYA PENDISIPLINAN

Page 88: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 88/121

UPAYA PENDISIPLINAN

3. Pemeriksaan:

a. dilakukan oleh panel pendisiplinan;b. melalui proses pembuktian;

c. dicatat oleh petugas sekretariat KM;

d. terlapor dapatdidampingi oleh personildari RS;

e. panel dapat menggunakan keterangan

ahli sesuai kebutuhan;

f. pemeriksaan dilakukan secara tertutup

dan keputusan bersifat rahasia.

4. Keputusan.

 

UPAYA PENDISIPLINAN

Page 89: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 89/121

UPAYA PENDISIPLINAN

5. Tindakan pendisiplinan:

a. Peringatan tertulis;

b. Reduksi kewenangan klinis;

c. bekerja dibawah supervisi dalam waktu

tertentu;d. Pencabutan kewenangan klinis semen-

tara atau selamanya.

6. Pelaksanaan keputusan.

PEMBINAAN PROFESIONALISME 

Page 90: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 90/121

Subkomite etika & disiplin profesi menyusun

materi kegiatan pembinaan prof. kedokteran.Pelaksanaannya dlm bentuk ceramah, disku-

si, simposium, lokakarya, yang dilakukan oleh

unit kerja RS terkait seperti unit pendidikandan latihan, komite medik, dsbnya.

Staf medis dpt minta pertimbangan pengambi-

lan keputusan etis melalui kelompok profesi

kepada komite medis.

Subkomite mengadakan pembahasan kasus

dg mengikutsertakan pihak terkait.

Page 91: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 91/121

SUBKOMITE

ETIKA & DISIPLIN

PROFESIDI RUMAH SAKIT

OlehSofwan Dahlan

UU RUMAH SAKIT

Page 92: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 92/121

  UU RUMAH SAKIT

Pasal 13 UURS:(1) ..............................................................

(2) ................................................................

(3) Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di

RS harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan RS, standar prosedur operasional yang berlaku, etika

profesi, menghormati hak pasien danmengutamakan keselamatan pasien.

(4) ..................................................................

UU PRAKTIK KEDOKTERAN

Page 93: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 93/121

  UU PRAKTIK KEDOKTERAN

Pasal 55 UUPK:

(1) Untuk menegakkan disiplin dokter dandokter gigi dalam menjalankan praktekkedokteran dibentuk Majelis Kehormatan

Disiplin Kedokteran Indonesia.(2) ................................................................

(3) .................................................................

Yang dimaksud dengan ‘penegakan disiplin’ dalamayat ini adalah penegakan aturan-aturan dan/atau

 penetapan keilmuan dlm melaksanakan pelayanan

yang harus diikuti oleh Dr dan Drg.

MKDKI

Page 94: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 94/121

MKDKI

1. Untuk menegakkan disiplin dibentuk MKDKI;

2. MKDKI merupakan lembaga otonom dari KKI;

3. Tugasnya bersifat independen, yaitu:

a. menerima, memeriksa dan memutus

pengaduan pelanggaran disiplin dokter;b. menyusun pedoman dan tatalaksana

penanganan kasus pelanggaran disiplin Dr;

4. Bentuk sanksi disiplin berupa:

a. peringatan tertulis;

b. rekomendasi pencabutan STR / SIP; atau

c. kewajiban mengikuti pendidikan / pelatihan.

  BENTUK PELANGGARAN DISIPLIN

Page 95: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 95/121

1. Melakukan praktik kedokteran dengan tidak kompeten.

2. Tidak merujuk pasien ke dokter lain yang memiliki kom-

petensi yang sesuai.3. Mendelegasikan pekerjaan kepada tenaga kesehatan

tertentu yang tidak memiliki kompetensi.

4. Mendelegasikan dokter pengganti sementara yang tidak

memiliki kompetensi dan kewenangan yang sesuai atautidak memberitahukan perihal penggantian tersebut.

5. Menjalankan praktik dalam kondisi fisik atau mental yang

menyebabkan tidak kompeten dan membahayakan.

6. Melakukan yang seharusnya tidak dilakukan atau tidak

melakukan yang seharusnya dilakukan tanpa alasan.

7. Melakukan pemeriksaan/pengobatan berlebihan yang

tidak sesuai kebutuhan pasien.

8. Tidak memberikan penjelasan jujur, etis dan memadai.

 

9 Melakukan tindakan medis tanpa informed consent

Page 96: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 96/121

9. Melakukan tindakan medis tanpa informed consent.

10. Dengan sengaja tidak membuat atau menyimpan RM.

11. Melakukan perbuatan yang bertujuan menghentikan ke-

hamilan yang tidak sesuai ketentuan.12. Melakukan perbuatan yang dapat mengakhiri kehidupan

pasien atas permintaannya atau keluarga.

13. Menjalankan praktik dengan menerapkan pengetahuan

atau teknologi yang belum diterima atau diluar tata-carayang layak.

14. Melakukan penelitian terhadap manusia tanpa ethical

clearance dari lembaga yang diakui pemerintah.

15. Tidak memberikan pertolongan emergensi atas dasar ke-

manusiaan.

16. Menolak/menghentikan pengobatan tanpa alasan yang

layak dan sah.

 17. Membuka rahasia kedokteran.

Page 97: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 97/121

18. Memberikan keterangan medis yang tidak didasarkan

atas hasil pemeriksaan yang diketahuinya secara benar 

dan patut.19. Turut serta dalam tindakan penyiksaan / eksekusi mati.

20. Meresepkan/memberikan obat Napza yang tak sesuai

peraturan perundang-undangan.

21. Melakukan pelecehan seksual, intimidasi atau kekerasan

di tempat praktik.

22. Menggunakan gelar akademik / sebutan profesi yang

bukan haknya.

23. Menerima imbalan dari merujuk/meminta pemeriksaan /

memberikan resep obat/alat.24. Mengiklankan kemampuan/pelayanan atau kelebihan ke-

mampuan/pelayanan yang dimiliki, baik lisan atau tulisan

yang tak benar atau menyesatkan.

25. Ketergantungan Napza, alkohol atau zat adiktif lainnya.

 

Page 98: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 98/121

26. Praktik dengan STR, SIP dan Sertifikat Kompetensi

yang tidak sah.

27. Tidak jujur dalam menentukan jasa medis.28. Tidak memberikan informasi, dokumen dan alat bukti

lain yang diperlukan MKDKI untuk pemeriksaan atas

pengaduan dugaan pelanggaran disiplin.

MORAL

Page 99: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 99/121

  MORAL

Moral adalah standard tentang benar 

dan salah yang dipelajari lewat hidup

bermasyarakat; berisi nilai dan norma.

Norma Moral terdiri dari:a. moral principles (beneficence, non-

malficence, autonomy and justice);

b. moral standards; andc. moral rules (kemudian dituangkan

dan dikumpulkan dalam Kode Etik). 

 ETHICS (1)

Page 100: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 100/121

( )

Etika dihasilkan oleh pemikiran dalam

dan luas tentang problem kehidupan.Etika menghendaki agar setiap orang

menggunakan hati nuraninya untuk

melakukan yg baik dan yg benar sertamenghindari yg buruk dan yg salah.

Etika profesi (merupakan etika terapan)

menghendaki agar profesional menggu-

nakan moral dan etika dalam memanaj

kinerja profesionalnya.

  ETHICS (2)

Page 101: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 101/121

( )

Etika bersifat pluralistik !!!

Setiap orang boleh tidak setuju tentang apa

yang dianggap benar atau salah, bahkan jika

setiap orang bersetuju bisa saja persetujuan-

nya didasarkan atas alasan yang berbeda.

Meski demikian nampaknya hampir semuaorang bisa menyetujui fundamental ethical 

principles (Human Rights) -------- ethico-legal.

Perlu disadari bahwa dalam etika, lebihbanyak pertanyaan daripada jawabannya !!!

 KODE ETIK

Page 102: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 102/121

Merupakan written list dari kumpulan moral rules, 

yang memuat nilai-nilai dalam organisasi sebagai pedoman atau standar  berprilaku.

Kerangka acuan dalam mengambil keputusan.

Selalu dilakukan revisi secara periodik,

diselaraskan dengan perkembangan masyarakatserta perkembangan profesi.

Tidak pernah berbenturan dengan hukum.

Setiap anggota organisasi bertanggungjawab atastegaknya nilai dan standar yang ada dlm kode etik.

Keberlakuannya tidak memerlukan paksaan, tetapi

menuntut hati nurani.

  MORAL & ETHICS

Page 103: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 103/121

Jika Dr berbicara bahwa aborsi merupakan 

perbuatan salah (immoral) maka yang sedangdibicarakannya adalah ttg MORAL.

Jika Dr obsgyn menimbang-nimbang akan

melakukan aborsi atau tidak pd pasien hamil 

dgn penyakit  jantung berat maka yang sedang

ditimbang-timbang adalah tentang ETIKA.

Jadi dalam etika, pandangan moral (yg menyatakan

abor  si immoral) dikritisi, dianalisis secara logis dan

rasional utk ditemukan jastifikasinya pd kasus nyata.

 PROFESSIONAL ETHICS

Page 104: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 104/121

PROFESSIONAL ETHICS

Merupakan etika terapan yg mengatur 

prilaku Dr dalam kaitannya dengan:

Pesakit yang membutuhkan pertolo-

ngan;  Patients (clients);

Health care team (co-workers);

Society (social context); dan

Profession.

CLINICAL ETHICS

Page 105: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 105/121

Merupakan disiplin praktis yang

menyediakan pendekatan terstruktur guna mengidentifikasi, menganalisis

dan menyelesaikan isu-isu etik didalam

kedokteran klinik.

1. Medical Indication.

2. Patient Preferences (mis DNR).

3. Quality of Life.

4. Contextual Features.

(Jonsen, Siegler dan Winslade, 2006)

 THE LAW

Page 106: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 106/121

Hukum muncul karena adanya conflicts of 

interest dalam masyarakat yang berpotensimenimbulkan kesulitan atau masalah.

Hukum diperlukan sebab ia merupakan social

mechanism untuk menyelesaikan masalah.Hukum melindungi kesejahteraan, keamanan

dan menyelesaikan konflik dengan cara yang

tidak menyakitkan.Hukum ternyata telah mengatur kemanusiaan

dan praktek kedokteran sejak beribu tahun. 

  LAW & ETHICS

Page 107: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 107/121

Hukum & etika berangkat dari basis yang

sama, yaitu MORAL.Umumnya apa yang baik menurut etika, juga

dipandang sama oleh hukum.

Meski demikian hukum tidak mengurusi halkecil dan sepele, sehingga tidak perlu diatur 

oleh hukum.

Pelanggaran etika ringan belum mengancampublik, dan karenanya tidak perlu diregulasi

oleh hukum sebab masyarakat masih mampu

mengatasi tanpa menimbulkan keos.

PERBEDAAN SANKSI

Page 108: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 108/121

Sanksi Etika:

Berupa kata, bahasa, isyarat atau

perlakuan tertentu (pengucilan); yang

kesemuanya itu merefkesikan ketidak-

sukaan dari komunitasnya.

Sanksi Hukum:

Hk. Pidana: hukuman badan atau denda.Hk. Perdata: membayar ganti rugi.

Hk. Administrasi: denda, dicabut atau di-

dibekukan izinnya. 

PROBLEM SOLVING

Page 109: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 109/121

Moral

Rules

Moral Principles

atau

Moral Standards

Rules can be formulated

only if specific conduct isalmost always right or 

wrong.

 ETIKA PROFESI

Page 110: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 110/121

Menghendaki agar setiap profesional (Dr,

perawat dan bidan) dalam melaksanakanaktifitas profesinya menggunakan hatinuraninya untuk berbuat baik dan benar serta menghindari hal-hal buruk dan salah.

Etika profesi mengatur hubungan:

1. Profesional dengan pesakit;

2. Profesional dengan pasien;

3. Profesional dengan „health care team‟; 

4. Profesional dengan masyarakat; dan

5. Profesional dengan „profesinya‟ sendiri. 

 ETIKA RUMAH SAKIT

Page 111: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 111/121

RS merupakan „artificial entity‟ yang

dalam pergaulannya terikat oleh moral,etika dan hukum (termasuk hk. disiplin).

Etika RS mengatur hubungan:

1. RS dengan KODERSI;2. RS dengan masyarakat;3. RS dengan pasien;

4. RS dengan pimpinan, staf, dankaryawan;

5. RS dengan Lembaga terkait; dll. 

Page 112: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 112/121

 BASIC ROLESOF HOSPITAL ETHICS COMMITTEE

Page 113: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 113/121

OF HOSPITAL ETHICS COMMITTEE(PERAN UTAMA KOMITE ETIK RS)

1. Education.

2. Multidisciplinary Discussion.

3. Resource Allocation.4. Institutional Commitment.

5. Policy Formulation.

6. Consultation.Di Indonesia, peran tersebut dipercayakan

kepada Komite Etik dan Hukum RS.

EDUCATION:

Page 114: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 114/121

Educating hospital staff about issues in ethical

decision making and about how to use the hospitalethics committee.

MULTIDISCIPLINARY DISCUSSION:

Providing a locus for  interdisciplinary participationin value clarification and prioritization leading to

conflict resolution.

RESOURCE ALLOCATION:Recommendation in-hospital allocation policies to

maintain quality of care in the face of cost contain-

ment measures.

INSTUTIONAL COMMITMENT:

Page 115: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 115/121

Expressing the spirit of the hospital regarding its

stated mission, philosophy, image, and identity (mostoften applicable to religious or private hospital).

POLICY FORMULATION:

Developing policies and guidelines regarding ethical

issues.

CONSULTATION:

 Assisting attending physician regarding difficult deci-

sions.

Page 116: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 116/121

 APA PERBEDAAN

 ANTARA

KOMITE ETIK & HUKUM RS

DENGAN

SUB KOMITE ETIKA & DISIPLIN

PROFESI

  KOMITE ETIK & HUKUM RS 

Page 117: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 117/121

Merupakan organ RS yang kedudukannya

setingkat dengan Komite Medis RS.Bertugas mengawal prilaku RS sbg lembagaagar prilaku RS sesuai dgn KODERSI, yang

intinya mengatur kewajiban RS terhadap:a. Kode Etik RS (KODERSI);b. Masyarakat;

c. Pasien;d. Pimpinan, staf dan karyawan;e. Lembaga terkait; danf. Lain-lain.

 SUB KOMITE

ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI

Page 118: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 118/121

ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI

Merupakan organ yang kedudukannya berada

dibawah Komite Medis.Bertugas membantu Komite Medis mengawal Dr diRS agar prilakunya ( professional performancedan ethical performance) sesuai KODEKI.

Intinya mengatur kewajiban Dr terhadap:

a. pesakit yang membutuhkan pengobatan;

b. pasien (yaitu pesakit yang telah menjalin perjan-

 jian terapetik dengan RS atau Dr);c. health care team (co-worker);

d. profession; dan

e. masyarakat (Society).

DIREKTUR 

Page 119: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 119/121

KOMITE MEDIK KOMITE

ETIKA & HUKUM

Sub-komiteetika & disiplin

profesi

- mengawal kinerja RSsebagai lembaga yang

oleh hukum dianggap

sebagai person

- acuannya KODERSI- mengawal kinerja Dr 

sebagai profesional

- acuannya KODEKI

PERAN MAKERSI

Page 120: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 120/121

MAKERSI dapat mengadop the BasicRoles of Hospital Ethics Committeedengan berbagai modifikasi denganmenempatkan RS sebagai subjek, danperan tersebut dituangkan dlm AD/ART.

MAKERSI harus bisa menjadi think tank.

MAKERSI juga harus bisa jadi pengadilapabila ada RS melakukan pelanggaranterhadap KODERSI.

Page 121: 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F

http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 121/121