7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 1/121
OLEH
SOFWAN DAHLAN
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 2/121
HOSPITAL (1)
Tempat dimana pasien mendapat makanan,
pemondokan dan layanan keperawatan selagi
menjalani pengobatan atau pembedahan.
Sebuah institusi yang menerima, merawatserta mengobati secara medis terhadap orang
sakit atau terluka; meliputi pula gedung yang
digunakan untuk tujuan itu.
Juga diartikan sebagai tempat dimana praktek
kedokteran dilaksanakan oleh Dr.
(Morris and Moritz)
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 3/121
HOSPITAL (2)
Tempat dimana:1. Orang dg problem kesehatan datang.
2. Dr, perawat dan profesional lainnya
melakukan aktivitas profesionalnya.3. Pendidikan dan penelitian di lapangan
kesehatan dilakukan.
4. Segmen dari masyarakat memperoleh
lapangan pekerjaan.
(Magula, M, 1982)
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 4/121
HOSPITAL (3)
Rumah sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pe-
layanan kesehatan perorangan secaraparipurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan dan gawat
darurat.(Definisi Yuridis Menurut Pasal 1 angka 1 UURS)
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 5/121
PERAN RUMAH SAKIT
Pelayanan kesehatan:menyembuhkan, merawat pesakit, cidera/ jompo.
Pendidikan dan Pelatihan:melaksanakan pelatihan dan pendidikan.
Riset dan Pengembangan:melakukan riset untuk memahami penyakit serta
mengembangkan metode pengobatan baru.
Penyuluhan Kesehatan:melakukan penyuluhan kesehatan kepada staf,pasien serta keluarganya, dan masyarakat.
(Hematram Yadav, 2006)
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 6/121
HAKEKAT RUMAH SAKIT
1. Sebuah institusi besar;karena sarat dengan peralatan, yang
dioperasionalkan oleh banyak orang dgnberbagai macam bakat dan keahlian.
2. Sebuah organisasi yang komplek;sebab banyak orang melakukan kerja-
kerja tertentu dengan kompensasi sesuaikebutuhan rencana kerja; yang dibatasiaturan, regulasi dan prosedur sesuaikebutuhan birokrasi & kebutuhan hukum.
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 7/121
3. Sebuah lembaga yang rumit;
karena banyak departemen, unit, jabatan,staf, peran dan fungsi, yang saling kait-mengkait dan saling bergantungan satusama lain.
4. Sebuah sistem yang dinamis danadaptif;
karena harus terus-menerus berinteraksidengan lingkungan eksternal, sosial danlingkungan organisasi.
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 8/121
5. Sebuah tempat kerja yang sarat
dengan masalah;sehingga diperlukan sistem utk mengatasi
masalah (problem-solving system).
6. Sebuah fasilitas publik yang sangat
essensial;
karena merepresentasikan infestasi SDM,
finansial dan sumber daya lainnya guna
memberikan layanan kritikal kepada
masyarakat.
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 9/121
7. Sebuah proses kerja yang rumit:
sebab:
a. inputnya; berupa personil, peralatan,informasi, dana dan pasien;
b. proses kerjanya; memerlukan sumber
daya, koordinasi, integrasi psiko-sosialdan manajemen;
c. outputnya; berupa finished output
yang diserahkan kepada lingkungan,disamping RS harus mempertahankan
identitas & integritas selamanya.
(Magula, M)
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 10/121
RINGKASNYA
RS merupakan tempat bertemunya banyakunsur dan kepentingan, a.l:
1. Pemilik;
2. Manajemen (CEO, COO, Manajer, Spv.);3. Profesional (Dr, Drg, Perawat, Bidan, dll);
4. Pasien dan keluarganya;
5. Masyarakat beserta lingkungannya;6. Mahasiswa, residen dan peneliti;
7. Pemerintah, DPR, Pemda, DPRD, dll.
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 11/121
KONFLIK
Kepentingan yang berbeda dari
banyak unsur dalam RS berpotensi
menimbulkan konflik yang sudahpasti akan membawa pengaruh
pada mutu layanan kesehatan di RS
yang bersangkutan.
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 12/121
MUTU LAYANAN KESEHATAN
Memiliki 3 dimensi:
1. Dimensi Pasien (Client Quality):
mutu seperti apa yang sesungguhnya diingini
oleh pasien (baik individu ataupun umum).
2. Dimensi Profesional (Professional Quality):mutu layanan profesional yang seperti apa yang
dapat memenuhi kebutuhan pasien.
3. Dimensi Manajemen (Management Quality): mutu manajemen seperti apa yang paling efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan pasien.
(Ovretveit, J., Townsend, C., 1992)
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 13/121
LAYANAN PRIMA
Merupakan layanan yang:
1. Dari aspek biologik mampu menyelesaikan
problem kesehatan pasien.
2. Dari aspek psiko-sosial aman, nyaman dan
memanusiakan pasien.
3. Dari aspek finansial dapat terjangkau oleh
kantong pasien.
Ciri suatu layanan prima adalah better, newer
dan faster.
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 14/121
PENYEBAB KONFLIK
Keterbatasan sumber daya.
Kerja-kerja yg saling bergantungan
satu sama lain. Perbedaan nilai & persepsi diantara
staf RS.
Tidak ada peraturan & protap di RS. Adanya difficult people.
(Hematram Yadav, 2006)
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 15/121
DIFFICULT PEOPLE
Adalah orang yang:
a. tidak mau melakukan apa yang kita
diinginkan; atau
b. melakukan apa yang kita tidak ingin-
kan.
Pada hakekatnya kita tidak akan bisamerubah difficult people.
Kita hanya bisa melakukan komunikasi
agar mereka merubah dirinya sendiri.
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 16/121
MENANGANI
DIFFICULT PEOPLE
Dengarkan dgn tetap cool, meski
ada provokasi;
Tetap berlaku sopan;
Jangan menghindar (Don‟t pass the
buck);
Gunakan pendekatan yang menye-
nangkan.
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 17/121
DEVELOP STAFF
o Pelajari bagaimana memotivasi staf dgn
menganalisis kebutuhan dan problemnya.
o Sediakan pelatihan pd setiap level dari staf.
o Berikan semangat dengan social activities,
open day di RS, piknik, dll.o Evaluasi staf dan berikan regular feedback
berkaitan dengan kinerjanya.
o Berikan pujian kepada staf yang berhak dan jangan berikan kepada yang tidak berhak.
o Ambillah tindakan disiplin kepada staf yang
bermasalah (membandel).
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 18/121
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 19/121
SOLUSI KONFLIK
Perlu perangkat hukum sebagai:
a. landasan bagi pengelolaan RS; danb. acuan dalam penyelesaian konflik di RS.
Perangkat hukum tsb adalah:
1. Hukum dalam UU:a. UURS;
b. UUPK, dll.
2. Hukum diluar UU: a. Hospital Bylaws (oleh Pemilik RS);
b. Peraturan Direktur RS (oleh Direktur);
c. Prosedur Tetap (oleh Direktur).
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 20/121
UU RUMAH SAKIT
Pasal 29 ayat (1) huruf r UURS:Setiap RS mempunyai kewajiban:a. ..................
r. menyusun dan melaksanakan peraturaninternal RS (hospital bylaws).
Peraturan Internal corporate bylaws dan medical staff bylaws.
Pasal 36 UURS:
Setiap RS harus menyelenggarakan tata
kelola RS dan tata kelola klinis yang baik.
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 21/121
UURS (HOSPITAL ACT)o Definisi.
o Bentuk kelembagaan.
o Jenis dan klasifikasi.o Peran, Fungsi, Kewenangan, Tanggungjawab.
o Perpajakan (pengurangan / pembebasan pajak).
o Sumbangan dari public fund & retribusi pasien).
o Potensi RS yg bisa membahayakan lingkungan.
o Pendirian, perizinan dan perpanjangan izin.
o Organisasi dan administrasi.
o Fungsi sosial.o Rekam medis, informed consent, rahasia medis,
dsbnya.
o Kedudukan mahasiswa dan residen yg praktek.
o Sanksi, dll.
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 22/121
TUJUAN UURS
1. Mempermudah akses masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan.
2. Memberikan perlindungan terhadap
keselamatan pasien, masyarakat, lingkung-
an RS dan SDM RS.
3. Meningkatkan mutu dan mempertahankan
standar pelayanan RS.
4. Memberikan kepastian hukum kpd pasien,
masyarakat, SDM RS dan RS.
(Pasal 3 UU RS)
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 23/121
BYLAWS
Oxford dictionary:
Regulasi yang dibuat oleh otoritas setempat
atau korporasi.
Wharton:Bylaws memiliki kekuatan mengikat selama
tidak bertentangan dg kelaziman, iktikat baik,
hukum dan tdk mengenai hal-hal yg dilarang.
Inggris Kuno:
Kata “by” bisa berarti kota sehingga bylaws berarti peraturan kota / peraturan setempat.
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 24/121
HOSPITAL BYLAWS
Adalah Peraturan Internal Dasar RS, terdiri dari:
1. Corporate Bylaws; dan2. Medical Staff Bylaws.
Tujuan HBL adalah sbb:
1. Corporate Bylaws:agar tercipta good corporate governance.
2. Medical Staff Bylaws:
agar tercipta good clinical governance.
Disahkan oleh pemilik RS atau Badan Otoritastertinggi yang diberi kewenangan oleh pemilik (mis:
Governing Body atau Pengurus).
Berlakunya hanya di RS ybs (tailored made).
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 25/121
CORPORATE GOVERNANCE
Tujuannya untuk mengamankan investasi
shareholders dan aset organisasi; yg intinya:a. melindungi investor; danb. meminimalkan risiko penipuan dan salah
urus (malpractice). (Friedman, 1995)
Cadbury Committee mengidentifikasi adanyatiga kebutuhan dasar utk menjamin terciptanya
good corporate governance, yaitu: 1. Internal financial controls.
2. Efficient and effective operations.
3. Compliance with law and regulation.
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 26/121
PRINSIP GOOD GOVERNANCE
1. Accountability --- setiap yang dikerjakan harus
bisa dipertanggungjawabkan kepada semua pihak(pemilik, pasien, masyarakat, etika, hukum dll).
2. Probity --- harus ada absolute standard of honesty
dalam menangani aset rumah sakit dimana soalintegritas harus dijadikan the hallmark of personal
conduct dalam membuat keputusan yang dapat
mempengaruhi pasien, staf, suppplier, dsb-nya3. Openness --- harus ada transparansi yang cukup
guna meningkatkan kepercayaan semua pihak
(staf, pasien, masyarakat). (Sherry, Pearce, Tingle, 2007)
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 27/121
MEDICAL STAFF BYLAWS
Tujuan Medical Staff Bylaws adalah agar
tercipta good clinical governance.
Clinical governance:Sebuah sistem yang mampu menunjukkan,
baik pd pelayanan primer maupun sekunder,bahwa sistem tersebut menjamin adanyaupaya peningkatan mutu pada semua level
dari layanan kesehatan.Organisasi RS harus akontabel terhadaplayanan kesehatan yang disediakan.
(Sherry, Pearce, Tingle: 2007)
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 28/121
CLINICAL GOVERNANCE
1. Harus ada harmonisasi antara tanggungjawab
klinik dan manajemen dgn akontabilitas praktek.2. Harus dapat diwujudkan adanya tim kerja yang
bersifat interdependen.
3. Harus dpt diwujudkan adanya sistem monitoring,
evaluating & improving menuju standar yg aman.
4. Harus ada dorongan agar selalu ada peningkat-an mutu.
5. Harus bisa menciptakan budaya belajar terus-menerus.
6. Harus ada upaya meningkatkan kinerja individu,team, dan kinerja organisasi.
(Sherry, Pearce, Tingle: 2007)
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 29/121
CORPORATE BYLAWS
Menyediakan roadmap bagi operasionalisasiRS sebagai sebuah badan usaha atau badan
layanan umum.
MEDICAL STAFF BYLAWS
Menyediakan framework bagi Dr dan para
pembantunya agar bisa melaksanakan fungsiprofesionalnya dengan baik guna menjamin
tercipatanya layanan yang bermutu dan aman.
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 30/121
KEINGINAN PEMILIK
HUKUM
DAN PER-UU-AN
MORAL
DAN ETIKA
HOSPITAL BYLAWS
PERATURAN DIREKTUR (RULE)
PROTAP (REGULATION)
disahkan
Pemilik
disahkan
Direktur RS
disahkan
Direktur RS
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 31/121
HOSPITAL BYLAWS
CORPORATE
BYLAWS
MEDICAL STAFF
BYLAWS
PERDIR PERDIRPERDIRPERDIR
Peraturan Direktur dan Protap:harus berlandaskan pada HBL dan Peraturan
Perundang-undangan !!!
PROTAP PROTAP PROTAP PROTAP
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 32/121
CIRI-CIRI BYLAWS:
Bersifat abstrak, berisi prinsip-prinsip umum.
Sebagai landasan bagi Direktur RS dalam pem-
buatan Peraturan Direktur & Protap.
Disahkan oleh Pemilik atau Governing Body
(otoritas tertinggi yang mewakili pemilik).
CIRI-CIRI PERATURAN DIREKTUR:
Bersifat lebih konkrit, spesifik, lebih teknis.
Sebagai pedoman operasional RS.
Disahkan oleh Direktur utk keperluan implemen-
tasi dari prinsip umum yang ada di HBL.
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 33/121
CIRI-CIRI PROTAP:
Bersifat lebih konkrit sebab sudah menjelaskan
tentang urutan yang tepat dari tahapan-tahapaninstruksi yang menerangkan tentang:
a. siapa yang harus melakukan (who).
b. apa yang harus dilakukannya (what).
c. kapan harus dilakukan (when).d. bagaimana cara melakukannya (how).
Sebagai pedoman praktis bagi semua staf RS.
Sebagai parameter bagi Direktur untuk menilai
pelaksanaan tanggungjawab staf RS.
Disahkan Direktur RS guna implementasi Perdir.
Sebaiknya menggunakan format Kemenkes !!!
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 34/121
FUNGSI HBL
1. Acuan bagi pemilik untuk melakukanpengawasan terhadap RS miliknya.
2. Acuan bagi direktur RS dalam mengelola
dan menyusun kebijakan operasional RS.3. Menjamin efektivitas, efisiensi dan mutu.
4. Perlindungan hukum bagi “stake holders”.
5. Pencegahan & penyelesaian konflik.
6. Persyaratan bagi akreditasi dan perijinan.
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 35/121
LANDASAN HUKUM HBL
Pasal 29 ayat (1) huruf r UURS:
Setiap RS mempunyai kewajiban:a. ..................
..................
r. menyusun dan melaksanakan peraturaninternal RS (hospital bylaws).
Penjelasan:
Peraturan Internal (HBL) adalahperaturan organisasi RS (corporate bylaws)dan peraturan staf medis RS (medical staff bylaws).
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 36/121
SANKSI
Pasal 29 ayat (2) UURS:Pelanggaran kewajiban sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dikenakan
sanksi adminstratif berupa:
a. teguran;
b. teguran tertulis; atau
c. denda dan pencabutan izin RS.
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 37/121
HOSPITAL BYLAWS DI AS
Didasarkan three legged stool model, yaitu:
a. Governing Body (Pengarah & Pengawas).b. Executive (Administration).c. Medical Staff.
Board of Trustees:
Bertanggungjawab secara hukum menyangkutkebijakan dan jalannya RS secara keseluruhan.
Executive (Administration):
Bertanggungjawab thd manajemen keseharian.
Medical Staff:
Bertanggungjawab terhadap semua layanan
kesehatan di RS.
(Blum, J, D,. 2001)
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 38/121
THREE LEGED STOOL MODEL
GOVERNING
BODY
EKSEKUTIF STAF MEDIK
RS SWASTA
PENGARAH
&
PENGAWAS
CORE
BUSSNISS
MANAJEMEN
KESEHARIAN
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 39/121
THREE LEGED STOOL MODEL
DEWAN
PENGAWAS
PEJABAT
PENGELOLA STAF MEDIK
RS PEMERINTAH
PENGARAH
&
PENGAWAS
CORE
BUSSNISSMANAJEMEN
KESEHARIAN
RINGKASNYA
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 40/121
RINGKASNYA
RS memiliki tiga kepemimpinan, yaitu:
1. GOVERNING BODY:
pemegang otoritas tertinggi sbg pengarah
dan pengawas yang mewakili Pemilik.
2. EKSEKUTIF / PEJABAT PENGELOLA:
motor penggerak yang bertanggung-
jawab terhadap manajemen keseharian.
3. STAF MEDIS:
pelaku utama core business yang memiliki
otonomi sendiri (self governing entity).
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 41/121
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 42/121
o Peran dan tujuan RS.
o Tugas dan tanggungjawab GB atau Dewas.o Mekanisme pemilihan anggota GB atau Dewas.
o Struktur organisasi GB atau Dewas.
o Hubungan Pemerintah, GB atau Dewas, Pejabat
Pengelola dan Staf Medis.o Struktur Pejabat Pengelola; tugas, tanggungjawab
dan kewenangan Pejabat Pengelola.
o Struktur organisasi Staf Medis; meliputi tugas,
tanggungjawab, dan kewenangan Staf Medis.o Struktur organisasi pelaksana dan pendukung RS.
o Mekanisme pemberlakuan Hospital Bylaws.
o Mekanisme review dan revisi Hospital Bylaws, dll.
MATERI CORPORATE BYLAWS
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 43/121
UU RUMAH SAKIT
Pasal 56
(1) Pemilik RS dpt membentuk Dewan PengawasRS.
(5) Dewan Pengawas RS bertugas:
a. menentukan arah kebijakan RS;
b. menyetujui da mengawasi pelaksanaan rencanastrategis;
c. menilai dan menyetujui pelaksanaan anggaran;
d. mengawasi pelaksanaan kendali mutu dan biaya;
e. mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban pasien;f. mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban RS; dan
g. mengawasi kepatuhan penerapan etika RS, etika
profesi, dan peraturan perundang-undangan.
GOVERNING BODY
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 44/121
GOVERNING BODY
Suatu badan yang memiliki kekuasaan tertinggi
untuk menentukan kebijakan dan pengawasan. Kewenangannya bersifat kolektif, tidak individual.
Fungsi, tanggungjawab, kewenangan, tugas,
kewajiban dan hak-haknya diatur dlm Cor. Bylaws. Kewenangannya bersifat kolektif, tidak individual.
Punya pembantu yang minim dan tidak memiliki
pembantu berjenjang (hirarki) seperti eksekutif.
Bertindak hanya atas hasil keputusan rapat GB.
Dibentuk dari kumpulan orang yg secara khusus
tdk ahli dlm pelayanan yang menjadi program RS.
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 45/121
FUNGSI GB
Mengawal misi RS secara keseluruhan.
Menyetujui atau merevisi rencana jangka panjang
institusi.
Mengawasi program-program RS.
Memilih eksekutif dan menentukan persyaratan-persyaratannya.
Bekerjasama secara dekat dan interaktif dengan
eksekutif .
Berperan sebagai penengah apabila terjadi konflik
antara staf dengan eksekutif atau antara staf dgn
staf lainnya (atas permintaan eksekutif).
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 46/121
Mengeluarkan kebijakan umum untuk mengatur
program.
Memastikan dasar legal dan tanggungjawab
etik terpenuhi.
Menerima tanggungjawab untuk menjaga dan
mengurus sumber daya yang cukup. Memastikan bahwa organisasi terintegrasi dgn
baik dengan lingkungan sosialnya.
Senantiasa menganalisa diri sendiri dgn secara
kontinyu dan periodik menganalisa struktur dan
kinerjanya.
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 47/121
DEWAN PENGAWAS
Permen Keu No 8 th 2006, DP dibentuk bila:
a. omset 15-30 M + asset 75-200 M (3 anggota).b. omset > 30 M + asset > 200 M (5 anggota).
Dibentuk dengan keputusan Menteri, Gubernur,
Walikota atau Bupati.Bertugas melakukan pengawasan terhadap
pengurusan BLU / BLUD yang dilakukan oleh
Pejabat Pengelola mengenai:a. pelaksanaan Rencana Bisnis & Anggaran;
b. Rencana Strategis Bisnis Jangka Panjang;
c. ketentuan peraturan per-UU-an yg berlaku.
S
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 48/121
STRUKTURDEWAN PENGAWAS
1. Ketua; diangkat dari salah satu anggota.
2. Anggota; terdiri dari:
a. unsur-unsur pejabat dari Kementerian
Negara;b. unsur-unsur pejabat dari Kementerian
Keuangan; dan
c. tenaga ahli, yang sesuai kegiatan BLU.3. Sekretaris; yg bukan merupakan anggota.
(PP No. 23 Th. 2005)
KEWAJIBAN DEWAS
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 49/121
KEWAJIBAN DEWAS
1. Memberikan pendapat dan saran kepada Pemilik
mengenai RBA yang diusulkan pejabat pengelola;
2. Mengikuti perkembangan kegiatan BLU, memberikan
pendapat dan saran kepada Pemilik mengenai setiap
masalah yang dianggap penting bagi pengelolaan;
3. Melaporkan kepada Pemilik tentang kinerja BLU;
4. Memberikan nasehat kepada pejabat pengelola dalam
melaksanakan pengelolaan BLU;
5. Melakukan evaluasi & penilaian kinerja, keuangan dannon-keuangan, serta memberikan saran dan ca-tatanpenting untuk ditindaklanjuti oleh manajemen;
6. Memonitor tindak-lanjut dari hasil evaluasi dan penilaiankinerja. (PP No. 23 Th. 2005)
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 50/121
EXECUTIVE
(PEJABAT PENGELOLA)
Individu atau gabungan individu yang bertidakatas dasar otoritas yang diberikan.
Bertanggungjawab langsung thd operasional RS.
Tugasnya adalah full-time. Punya pembantu berjenjang (hirarki).
Memiliki tanggungjawab terdepan dan terbatas.
Umumnya mereka professional dan memilikikompetensi dalam managerial role.
Fungsi, tanggungjawab, kewenangan, tugas, ke-
wajiban dan haknya diatur dlm Corporate Bylaws.
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 51/121
PEJABAT PENGELOLA
Pejabat Pengelola BLU terdiri dari:1. Pemimpin:
2. Pejabat Keuangan:
3. Pejabat Teknis:Sebutan untuk ketiga pejabat tersebut dapat
disesuaikan nomenklatur, mis:
a. Direktur Utama, dibantu Direktur Keu, .....b. Direktur, dibantu Wakil Direktur ...............c. Direktur, dibantu Kepala Bidang ...............
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 52/121
ORGANISASI PELAKSANA
Organisasi dalam RS yang akanmelaksanakan core bussiness, yaitu
antara lain:
1. Instalasi.
2. Kelompok Staf Medis Fungsional.
3. Staf Medis Fungsional.
ORGANISASI PENDUKUNG
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 53/121
ORGANISASI PENDUKUNG
1. Satuan Pengawas Intern (SPI):
a. Kedudukannya dibawah Direktur.
b. Tugasnya membantu Direktur dalam
melakukan pengawasan.
c. Bertanggungjawab kepada Direktur.
2. Komite Medis:
a. Kedudukannya dibawah Direktur.
b. Tugasnya membantu Direktur menga-wal mutu layanan medis.
3. Komite Keperawatan? Silahkan jika perlu.
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 54/121
MEDICAL STAFF BYLAWS
Tujuan Medical Staff Bylaws adalah agar
tercipta good clinical governance.
Clinical governance:Sebuah sistem yang mampu menunjukkan,
baik pelayanan primer maupun sekunder,bahwa sistem tersebut menjamin adanyaupaya peningkatan mutu pada semua level
dari layanan kesehatan.Organisasi RS harus akontabel terhadaplayanan kesehatan yang disediakan.
(Sherry, Pearce, Tingle: 2007)
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 55/121
CLINICAL GOVERNANCE
1. Harus ada harmonisasi antara tanggungjawab
klinik dan manajemen dgn akontabilitas praktek.2. Harus dapat diwujudkan adanya tim kerja yang
bersifat interdependen.
3. Harus dpt diwujudkan adanya sistem monitoring,
evaluating & improving menuju standar yg aman.4. Harus ada dorongan agar selalu ada peningkat-
an mutu.
5. Harus bisa menciptakan budaya belajar terus-
menerus.
6. Harus ada upaya meningkatkan kinerja individu,team, dan kinerja organisasi.
(Sherry, Pearce, Tingle: 2007)
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 56/121
MATERI MEDICAL STAFF BYLAWS
1. Tujuan, otoritas staf klinik, keanggotaan,
katagori keanggotaan, clinical privileges, dsb.
2. Penanganan terhadap professional performancedan ethical performance dibawah standar (tatalaksana sidang, skorsing dan banding).
3. Rincian mengenai departemen klinik, komitemedis, rapat-rapat dan kebijakan menyangkut hal-hal yang bersifat konfidensial.
4. Prinsip-prinsip umum menyangkut admisi, otopsi,informed consent, layanan emergensi, rekammedik dan kebijakan mengenai operasi, dll.
(Blum, J, D,. 2001)
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 57/121
KOMITE MEDIS
Oleh
Sofwan Dahlan
S
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 58/121
UU RUMAH SAKIT
Pasal 33 UURS:(1) Setiap RS harus memiliki organisasi
yang efektif, efisien, dan akuntabel.
(2) Organisasi RS paling sedikit terdiri atas
Kepala RS atau Direktur RS, unsur
pelayanan medis, unsur keperawatan,
unsur penunjang medis, KOMITE MEDIS,satuan pemeriksaan internal, serta
administrasi umum dan keuangan.
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 59/121
KOMITE MEDIS
Komite medis adalah perangkat RSuntuk menerapkan tata-kelola klinis
(clininal governance) agar staf medis di
RS terjaga profesionalismenya melalui
mekanisme kredensial, penjagaan mutu
profesi medis, dan pemeliharaan etikadan disiplin profesi medis.
(Permenkes No. 755, Th 2011)
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 60/121
KEWENANGAN KLINIS
Kewenangan klinis (clinical privilege) adalah hak khusus seorang staf medis
untuk melakukan sekelompok pelayanan
medis tertentu dalam rumah sakit untuk
suatu periode tertentu yang
dilaksanakan berdasarkan penugasanklinis (clinical appointment).
(Permenkes No. 755, Th 2011)
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 61/121
PENUGASAN KLINIS
Penugasan klinis (clinical appointment)adalah penugasan direktur rumah sakit
kepada seorang staf medis untuk
melakukan sekelompok pelayanan
medis di rumah sakit berdasarkan daftar
kewenangan klinis yang telah ditetapkanbaginya.
(Permenkes No. 755, Th 2011)
KREDENSIAL
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 62/121
KREDENSIAL
Kredensial adalah proses evaluasiterhadap staf medis untuk menentukan
kelayakan diberikan kewenangan klinis
(clinical privilege).
Rekredensial adalah proses reevaluasi
terhadap staf medis yang telah memiliki
kewenangan klinis (clinical privilege)
untuk menentukan kelayakan pemberian
kewenangan klinis tersebut.
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 63/121
AUDIT MEDIS
Audit medis adalah upaya evaluasi
secara profesional terhadap mutu
pelayanan medis yang diberikan kepada
pasien dengan menggunakan rekammedis yang dilaksanakan oleh profesi
medis.
Hendaknya medical audit dibedakan dgindividual case audit dan kedua-duanya
sangat diperlukan.
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 64/121
TUJUAN KOMITE MEDIS
Komite medis dibentuk dengan tujuan
untuk menyelenggarakan tatakelola
klinis (clininal governance) yang baikagar mutu pelayanan medis dan
keselamatan pasien lebih terjamin dan
terlindungi.(Permenkes No. 755, Th 2011)
KOMITE MEDIS
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 65/121
KOMITE MEDIS
Komite medis dibentuk dengan tujuan untuk
menyelenggarakan tatakelola klinis (clininal
governance) yang baik agar mutu pelayanan
medis dan keselamatan pasien lebih terjamin
dan terlindungi.
Komite medis merupakan organisasi non
struktural yang dibentuk di rumah sakit oleh
direktur.
Komite medis bukan merupakan wadah
perwakilan staf medis.
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 66/121
SUSUNAN KOMITE MEDIS
Komite medik dibentuk oleh direktur RS.
Susunan organisasi komite medik terdiri dari:
ketua;
sekretaris; dan
subkomite.
Jika SDM kurang, susunan organisasi komite
medis terdiri dari:
- ketua dan sekretaris tanpa subkomite; atau
- ketua dan sekretaris merangkap ketua dan
anggota subkomite.
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 67/121
KEANGGOTAAN
Keanggotaan komite medis ditetapkanoleh Direktur dengan
mempertimbangkan sikap profesional,
reputasi, dan prilaku.
Jumlah keanggotaan komite medis
disesuaikan dengan jumlah staf medisdi rumah sakit.
KETUA KOMITE MEDIK
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 68/121
KETUA KOMITE MEDIK
Ditetapkan oleh Direktur dengan
memperhatikan masukan dari staf medisyang bekerja di rumah sakit.
Sekretaris komite medis dan Ketua
subkomite ditetapkan oleh Direktur
rumah sakit berdasarkan rekomendasi
dari Ketua komite medis dengan
memperhatikan masukan dari staf medis
yang bekerja di rumah sakit.
ANGGOTA KOMITE MEDIK
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 69/121
ANGGOTA KOMITE MEDIK
Terbagi kedalam subkomite.
Subkomite terdiri dari:
1. Subkomite kredensial;
bertugas menapis profesionalisme SM;
2. Subkomite mutu profesi;bertugas mempertahankan kompetensi
dan profesionalisme SM; dan
3. Subkomite etika dan disiplin profesi;ber tugas menjaga disiplin, etika, dan pri-
laku profesi staf medis.
TUGAS KOMITE MEDIK
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 70/121
TUGAS KOMITE MEDIK
Meningkatkan profesionalisme staf
medis yang bekerja di rumah sakit dgncara:
- melakukan kredensial bagi seluruh staf medis yang akan melakukan pelayanan
medis di rumah sakit;
- memelihara mutu profesi staf medis;- menjaga disiplin, etika, dan prilaku
profesi medis.
FUNGSI KOMITE MEDIS
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 71/121
FUNGSI KOMITE MEDIS
Dalam melaksanakan tugas kredensial
komite medis memiliki fungsi sebagaiberikut:
- pengusunan dan pengkompilasian
daftar kewenangan klinis sesuai
dengan masukan dari kelompok staf
medis berdasarkan norma keprofesian
yang berlaku;
penyelenggaraan pemeriksaan dan
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 72/121
- penyelenggaraan pemeriksaan dan
pengkajian:
a. kompetensi; b. kesehatan fisik dan mental;
c. prilaku;
d. etika profesi. e. evaluasi data pendidikan
profesional kedokteran/kedokteran
gigi berkelanjutan;f. wawancara terhadap pemohon
kewenangan klinis;
il i d
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 73/121
g. penilaian dan pemutusan
kewenangan klinis yang adekuat;
h. pelaporan hasil penilaian kredensialdan menyampaikan rekomendasi
kewenangan klinis kpd komite medis;
i. melakukan proses rekredensial padasaat berakhirnya masa berlaku surat
penugasan klinis dan adanya
permintaan dari komite medis; dan
j. rekomendasi kewenangan klinis dan
penerbitan surat klinis.
D l t lih t f i
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 74/121
Dalam tugas memelihara mutu profesi
staf medis komite medis berfungsi sbg:
- pelaksanaan audit medis;- rekomendasi pertemuan ilmiah internal
dalam rangka pendidikan berkelanjut-
an bagi staf medis; - rekomendasi kegiatan eksternal dalam
rangka pendidikan berkelanjutan bagi
staf medis rumah sakit; dan
- rekomendasi pendampingan (procto-
ring) bagi staf medis yg membutuhkan.
Dalam melaksanakan tugas menjaga
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 75/121
Dalam melaksanakan tugas menjaga
disiplin, etika, dan prilaku profesi staf
medis komite medik memiliki fungsi: - pembinaan etika & disiplin profesi ked;
- pemerikasaan staf medis yang diduga
melakukan pelanggaran disiplin; - rekomendasi pendisiplinan pelaku
profesional di rumah sakit; dan
- pemberian nasehat/pertimbangan dlmpengambilan keputusan etis pada
asuhan medis pasien.
KEWENANGAN KLINIS
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 76/121
KEWENANGAN KLINIS
- Memberikan kewenangan klinis;
- Memberikan rekomendasi dan suratpenugasan klinis (clin. appointment).
- Memberikan rekomendasi penolakan
kewenangan klinis tertentu;
- Memberikan rekomendasi perubahan
atau modifikasi rincian kewenangan
klinis;
- Memberikan rekomendasi tindak lanjut
audit medis;
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 77/121
- memberikan rekomendasi pendidikan
- kedokteran berkelanjutan;
- memberikan rekomendasi pedamping-
an (proctoring); dan
- memberikan rekomendasi pemberian
tindakan disiplin.
HUBUNGAN
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 78/121
HUBUNGAN
KOMITE MEDIS & DIREKTUR
Direktur rumah sakit menetapkan
kebijakan, prosedur, dan sumber daya
yang diperlukan untuk menjalankantugas dan fungsi komite medis.
Komite medik bertanggung-jawab kpddirektur rumah sakit.
PANITIA ADHOC
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 79/121
PANITIA ADHOC
Dalam melaksanakan tugas danfungsinya komite medik dapat dibantu
oleh panitia adhoc .
Panitia adhoc ditetapkan oleh direktur rumah sakit berdasarkan usulan ketua
komite medik.
Panitia adhoc berasal dari staf medisyang tergolong sebagai mitra bestari.
MITRA BESTARI
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 80/121
MITRA BESTARI
Staf medis yang tergolong sebagaimitra bestari dapat berasal dari rumah
sakit lain, perhimpunan Dr Spesialis /
Drg Spesialis, dan / atau instansi
pendidikan kedokteran/kedokteran gigi.
INSENTIF
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 81/121
INSENTIF
Personalia komite medis berhakmemperoleh insentif sesuai dengan
kemampuan keuangan RS.
Pelaksanaan kegiatan komite medikdidanai dengan anggaran RS sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 82/121
PEMBINAAN / PENGAWASAN
Pembinaan dan pengawasan penye-lenggaraan komite medik dilakukan oleh
badan-badan yang berwenang sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Pembinaan dan pengawasan diarahkan
utk meningkatkan kinerja komite medik
dalam rangka menjamin mutu pelayanan
medis dan keselamatan pasien di RS.
Pembinaan dan pengawasan dilaksa
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 83/121
Pembinaan dan pengawasan dilaksa-
nakan melalui:
- advokasi, sosialisasi dan bimbinganteknis;
- pelatihan dan peningkatan kapasitas
sumber daya manusia; dan
- monitoring dan evaluasi.
Dalam rangka pembinaan maka pihak-
pihak yang bertanggungjawab dapatmemberikan sanksi administratif berupa
teguran lisan atau tertulis.
SUBKOMITE
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 84/121
SUBKOMITE
ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI
1. Melindungi pasien dari layanan staf
medis yang tidak memenuhi syarat
dan tidak layak untuk melakukanasuhan klinis (clinical care).
2. Memelihara dan meningkatkan mutu
profesionalisme staf medis di RS.
LANDASAN SUBKOMITE
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 85/121
LANDASAN SUBKOMITE
ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI
1. Peraturan internal RS;
2. Peraturan internal staf medis RS;
3. Etika Rumah Sakit; dan
4. Norma etika medis dan norma-norma
Bioetika.
TOLOK UKUR PENDISIPLINAN
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 86/121
TOLOK UKUR PENDISIPLINAN
1. Pedoman pelayanan kedokteran di RS;
2. Prosedur kerja pelayanan di RS;3. Daftra Kewenangan Klinis di RS;
4. Pedoman syarat-syarat kualifikasi untuk
melakukan layanan medis di RS;5. KODEKI;
6. Pedoman prilaku profesional kedokteran;
7. Pedoman Pelanggaran Disiplin Kedokte-
ran (buku praktek kedokteran yang baik);
8. Pedoman pelayanan medik / klinik; dan
9. SOP asuhan medis.
UPAYA PENDISIPLINAN
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 87/121
UPAYA PENDISIPLINAN
1. Sumber Laporan:
2. Dasar Dugaan Pelanggaran:
a. kompetensi klinis;
b. penatalaksanaan kasus;
c. pelanggaran disiplin profesi;
d. penggunaan obat & alat yg tak sesuai;
e. ketidakmampuan berkolaborasi dg staf
yang dapat membahayakan pasien.
UPAYA PENDISIPLINAN
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 88/121
UPAYA PENDISIPLINAN
3. Pemeriksaan:
a. dilakukan oleh panel pendisiplinan;b. melalui proses pembuktian;
c. dicatat oleh petugas sekretariat KM;
d. terlapor dapatdidampingi oleh personildari RS;
e. panel dapat menggunakan keterangan
ahli sesuai kebutuhan;
f. pemeriksaan dilakukan secara tertutup
dan keputusan bersifat rahasia.
4. Keputusan.
UPAYA PENDISIPLINAN
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 89/121
UPAYA PENDISIPLINAN
5. Tindakan pendisiplinan:
a. Peringatan tertulis;
b. Reduksi kewenangan klinis;
c. bekerja dibawah supervisi dalam waktu
tertentu;d. Pencabutan kewenangan klinis semen-
tara atau selamanya.
6. Pelaksanaan keputusan.
PEMBINAAN PROFESIONALISME
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 90/121
Subkomite etika & disiplin profesi menyusun
materi kegiatan pembinaan prof. kedokteran.Pelaksanaannya dlm bentuk ceramah, disku-
si, simposium, lokakarya, yang dilakukan oleh
unit kerja RS terkait seperti unit pendidikandan latihan, komite medik, dsbnya.
Staf medis dpt minta pertimbangan pengambi-
lan keputusan etis melalui kelompok profesi
kepada komite medis.
Subkomite mengadakan pembahasan kasus
dg mengikutsertakan pihak terkait.
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 91/121
SUBKOMITE
ETIKA & DISIPLIN
PROFESIDI RUMAH SAKIT
OlehSofwan Dahlan
UU RUMAH SAKIT
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 92/121
UU RUMAH SAKIT
Pasal 13 UURS:(1) ..............................................................
(2) ................................................................
(3) Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di
RS harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan RS, standar prosedur operasional yang berlaku, etika
profesi, menghormati hak pasien danmengutamakan keselamatan pasien.
(4) ..................................................................
UU PRAKTIK KEDOKTERAN
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 93/121
UU PRAKTIK KEDOKTERAN
Pasal 55 UUPK:
(1) Untuk menegakkan disiplin dokter dandokter gigi dalam menjalankan praktekkedokteran dibentuk Majelis Kehormatan
Disiplin Kedokteran Indonesia.(2) ................................................................
(3) .................................................................
Yang dimaksud dengan ‘penegakan disiplin’ dalamayat ini adalah penegakan aturan-aturan dan/atau
penetapan keilmuan dlm melaksanakan pelayanan
yang harus diikuti oleh Dr dan Drg.
MKDKI
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 94/121
MKDKI
1. Untuk menegakkan disiplin dibentuk MKDKI;
2. MKDKI merupakan lembaga otonom dari KKI;
3. Tugasnya bersifat independen, yaitu:
a. menerima, memeriksa dan memutus
pengaduan pelanggaran disiplin dokter;b. menyusun pedoman dan tatalaksana
penanganan kasus pelanggaran disiplin Dr;
4. Bentuk sanksi disiplin berupa:
a. peringatan tertulis;
b. rekomendasi pencabutan STR / SIP; atau
c. kewajiban mengikuti pendidikan / pelatihan.
BENTUK PELANGGARAN DISIPLIN
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 95/121
1. Melakukan praktik kedokteran dengan tidak kompeten.
2. Tidak merujuk pasien ke dokter lain yang memiliki kom-
petensi yang sesuai.3. Mendelegasikan pekerjaan kepada tenaga kesehatan
tertentu yang tidak memiliki kompetensi.
4. Mendelegasikan dokter pengganti sementara yang tidak
memiliki kompetensi dan kewenangan yang sesuai atautidak memberitahukan perihal penggantian tersebut.
5. Menjalankan praktik dalam kondisi fisik atau mental yang
menyebabkan tidak kompeten dan membahayakan.
6. Melakukan yang seharusnya tidak dilakukan atau tidak
melakukan yang seharusnya dilakukan tanpa alasan.
7. Melakukan pemeriksaan/pengobatan berlebihan yang
tidak sesuai kebutuhan pasien.
8. Tidak memberikan penjelasan jujur, etis dan memadai.
9 Melakukan tindakan medis tanpa informed consent
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 96/121
9. Melakukan tindakan medis tanpa informed consent.
10. Dengan sengaja tidak membuat atau menyimpan RM.
11. Melakukan perbuatan yang bertujuan menghentikan ke-
hamilan yang tidak sesuai ketentuan.12. Melakukan perbuatan yang dapat mengakhiri kehidupan
pasien atas permintaannya atau keluarga.
13. Menjalankan praktik dengan menerapkan pengetahuan
atau teknologi yang belum diterima atau diluar tata-carayang layak.
14. Melakukan penelitian terhadap manusia tanpa ethical
clearance dari lembaga yang diakui pemerintah.
15. Tidak memberikan pertolongan emergensi atas dasar ke-
manusiaan.
16. Menolak/menghentikan pengobatan tanpa alasan yang
layak dan sah.
17. Membuka rahasia kedokteran.
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 97/121
18. Memberikan keterangan medis yang tidak didasarkan
atas hasil pemeriksaan yang diketahuinya secara benar
dan patut.19. Turut serta dalam tindakan penyiksaan / eksekusi mati.
20. Meresepkan/memberikan obat Napza yang tak sesuai
peraturan perundang-undangan.
21. Melakukan pelecehan seksual, intimidasi atau kekerasan
di tempat praktik.
22. Menggunakan gelar akademik / sebutan profesi yang
bukan haknya.
23. Menerima imbalan dari merujuk/meminta pemeriksaan /
memberikan resep obat/alat.24. Mengiklankan kemampuan/pelayanan atau kelebihan ke-
mampuan/pelayanan yang dimiliki, baik lisan atau tulisan
yang tak benar atau menyesatkan.
25. Ketergantungan Napza, alkohol atau zat adiktif lainnya.
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 98/121
26. Praktik dengan STR, SIP dan Sertifikat Kompetensi
yang tidak sah.
27. Tidak jujur dalam menentukan jasa medis.28. Tidak memberikan informasi, dokumen dan alat bukti
lain yang diperlukan MKDKI untuk pemeriksaan atas
pengaduan dugaan pelanggaran disiplin.
MORAL
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 99/121
MORAL
Moral adalah standard tentang benar
dan salah yang dipelajari lewat hidup
bermasyarakat; berisi nilai dan norma.
Norma Moral terdiri dari:a. moral principles (beneficence, non-
malficence, autonomy and justice);
b. moral standards; andc. moral rules (kemudian dituangkan
dan dikumpulkan dalam Kode Etik).
ETHICS (1)
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 100/121
( )
Etika dihasilkan oleh pemikiran dalam
dan luas tentang problem kehidupan.Etika menghendaki agar setiap orang
menggunakan hati nuraninya untuk
melakukan yg baik dan yg benar sertamenghindari yg buruk dan yg salah.
Etika profesi (merupakan etika terapan)
menghendaki agar profesional menggu-
nakan moral dan etika dalam memanaj
kinerja profesionalnya.
ETHICS (2)
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 101/121
( )
Etika bersifat pluralistik !!!
Setiap orang boleh tidak setuju tentang apa
yang dianggap benar atau salah, bahkan jika
setiap orang bersetuju bisa saja persetujuan-
nya didasarkan atas alasan yang berbeda.
Meski demikian nampaknya hampir semuaorang bisa menyetujui fundamental ethical
principles (Human Rights) -------- ethico-legal.
Perlu disadari bahwa dalam etika, lebihbanyak pertanyaan daripada jawabannya !!!
KODE ETIK
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 102/121
Merupakan written list dari kumpulan moral rules,
yang memuat nilai-nilai dalam organisasi sebagai pedoman atau standar berprilaku.
Kerangka acuan dalam mengambil keputusan.
Selalu dilakukan revisi secara periodik,
diselaraskan dengan perkembangan masyarakatserta perkembangan profesi.
Tidak pernah berbenturan dengan hukum.
Setiap anggota organisasi bertanggungjawab atastegaknya nilai dan standar yang ada dlm kode etik.
Keberlakuannya tidak memerlukan paksaan, tetapi
menuntut hati nurani.
MORAL & ETHICS
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 103/121
Jika Dr berbicara bahwa aborsi merupakan
perbuatan salah (immoral) maka yang sedangdibicarakannya adalah ttg MORAL.
Jika Dr obsgyn menimbang-nimbang akan
melakukan aborsi atau tidak pd pasien hamil
dgn penyakit jantung berat maka yang sedang
ditimbang-timbang adalah tentang ETIKA.
Jadi dalam etika, pandangan moral (yg menyatakan
abor si immoral) dikritisi, dianalisis secara logis dan
rasional utk ditemukan jastifikasinya pd kasus nyata.
PROFESSIONAL ETHICS
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 104/121
PROFESSIONAL ETHICS
Merupakan etika terapan yg mengatur
prilaku Dr dalam kaitannya dengan:
Pesakit yang membutuhkan pertolo-
ngan; Patients (clients);
Health care team (co-workers);
Society (social context); dan
Profession.
CLINICAL ETHICS
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 105/121
Merupakan disiplin praktis yang
menyediakan pendekatan terstruktur guna mengidentifikasi, menganalisis
dan menyelesaikan isu-isu etik didalam
kedokteran klinik.
1. Medical Indication.
2. Patient Preferences (mis DNR).
3. Quality of Life.
4. Contextual Features.
(Jonsen, Siegler dan Winslade, 2006)
THE LAW
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 106/121
Hukum muncul karena adanya conflicts of
interest dalam masyarakat yang berpotensimenimbulkan kesulitan atau masalah.
Hukum diperlukan sebab ia merupakan social
mechanism untuk menyelesaikan masalah.Hukum melindungi kesejahteraan, keamanan
dan menyelesaikan konflik dengan cara yang
tidak menyakitkan.Hukum ternyata telah mengatur kemanusiaan
dan praktek kedokteran sejak beribu tahun.
LAW & ETHICS
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 107/121
Hukum & etika berangkat dari basis yang
sama, yaitu MORAL.Umumnya apa yang baik menurut etika, juga
dipandang sama oleh hukum.
Meski demikian hukum tidak mengurusi halkecil dan sepele, sehingga tidak perlu diatur
oleh hukum.
Pelanggaran etika ringan belum mengancampublik, dan karenanya tidak perlu diregulasi
oleh hukum sebab masyarakat masih mampu
mengatasi tanpa menimbulkan keos.
PERBEDAAN SANKSI
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 108/121
Sanksi Etika:
Berupa kata, bahasa, isyarat atau
perlakuan tertentu (pengucilan); yang
kesemuanya itu merefkesikan ketidak-
sukaan dari komunitasnya.
Sanksi Hukum:
Hk. Pidana: hukuman badan atau denda.Hk. Perdata: membayar ganti rugi.
Hk. Administrasi: denda, dicabut atau di-
dibekukan izinnya.
PROBLEM SOLVING
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 109/121
Moral
Rules
Moral Principles
atau
Moral Standards
Rules can be formulated
only if specific conduct isalmost always right or
wrong.
ETIKA PROFESI
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 110/121
Menghendaki agar setiap profesional (Dr,
perawat dan bidan) dalam melaksanakanaktifitas profesinya menggunakan hatinuraninya untuk berbuat baik dan benar serta menghindari hal-hal buruk dan salah.
Etika profesi mengatur hubungan:
1. Profesional dengan pesakit;
2. Profesional dengan pasien;
3. Profesional dengan „health care team‟;
4. Profesional dengan masyarakat; dan
5. Profesional dengan „profesinya‟ sendiri.
ETIKA RUMAH SAKIT
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 111/121
RS merupakan „artificial entity‟ yang
dalam pergaulannya terikat oleh moral,etika dan hukum (termasuk hk. disiplin).
Etika RS mengatur hubungan:
1. RS dengan KODERSI;2. RS dengan masyarakat;3. RS dengan pasien;
4. RS dengan pimpinan, staf, dankaryawan;
5. RS dengan Lembaga terkait; dll.
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 112/121
BASIC ROLESOF HOSPITAL ETHICS COMMITTEE
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 113/121
OF HOSPITAL ETHICS COMMITTEE(PERAN UTAMA KOMITE ETIK RS)
1. Education.
2. Multidisciplinary Discussion.
3. Resource Allocation.4. Institutional Commitment.
5. Policy Formulation.
6. Consultation.Di Indonesia, peran tersebut dipercayakan
kepada Komite Etik dan Hukum RS.
EDUCATION:
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 114/121
Educating hospital staff about issues in ethical
decision making and about how to use the hospitalethics committee.
MULTIDISCIPLINARY DISCUSSION:
Providing a locus for interdisciplinary participationin value clarification and prioritization leading to
conflict resolution.
RESOURCE ALLOCATION:Recommendation in-hospital allocation policies to
maintain quality of care in the face of cost contain-
ment measures.
INSTUTIONAL COMMITMENT:
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 115/121
Expressing the spirit of the hospital regarding its
stated mission, philosophy, image, and identity (mostoften applicable to religious or private hospital).
POLICY FORMULATION:
Developing policies and guidelines regarding ethical
issues.
CONSULTATION:
Assisting attending physician regarding difficult deci-
sions.
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 116/121
APA PERBEDAAN
ANTARA
KOMITE ETIK & HUKUM RS
DENGAN
SUB KOMITE ETIKA & DISIPLIN
PROFESI
KOMITE ETIK & HUKUM RS
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 117/121
Merupakan organ RS yang kedudukannya
setingkat dengan Komite Medis RS.Bertugas mengawal prilaku RS sbg lembagaagar prilaku RS sesuai dgn KODERSI, yang
intinya mengatur kewajiban RS terhadap:a. Kode Etik RS (KODERSI);b. Masyarakat;
c. Pasien;d. Pimpinan, staf dan karyawan;e. Lembaga terkait; danf. Lain-lain.
SUB KOMITE
ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 118/121
ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI
Merupakan organ yang kedudukannya berada
dibawah Komite Medis.Bertugas membantu Komite Medis mengawal Dr diRS agar prilakunya ( professional performancedan ethical performance) sesuai KODEKI.
Intinya mengatur kewajiban Dr terhadap:
a. pesakit yang membutuhkan pengobatan;
b. pasien (yaitu pesakit yang telah menjalin perjan-
jian terapetik dengan RS atau Dr);c. health care team (co-worker);
d. profession; dan
e. masyarakat (Society).
DIREKTUR
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 119/121
KOMITE MEDIK KOMITE
ETIKA & HUKUM
Sub-komiteetika & disiplin
profesi
- mengawal kinerja RSsebagai lembaga yang
oleh hukum dianggap
sebagai person
- acuannya KODERSI- mengawal kinerja Dr
sebagai profesional
- acuannya KODEKI
PERAN MAKERSI
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 120/121
MAKERSI dapat mengadop the BasicRoles of Hospital Ethics Committeedengan berbagai modifikasi denganmenempatkan RS sebagai subjek, danperan tersebut dituangkan dlm AD/ART.
MAKERSI harus bisa menjadi think tank.
MAKERSI juga harus bisa jadi pengadilapabila ada RS melakukan pelanggaranterhadap KODERSI.
7/15/2019 1. DCG 1_dr.sofwan Dahlan,Sp.F
http://slidepdf.com/reader/full/1-dcg-1drsofwan-dahlanspf-5632807b1a5a3 121/121