1. Meningkatnya kondisi dan kualitas sarana dan prasarana yang mendukung iklim
usaha investasi
Tabel 3.54 Pencapaian Kinerja Sasaran 54
Indikator kinerja Satuan
Target RPJM
Tahun 2015
Tar
get
Nas
ion
al Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Kat
ego
ri
Koordinator
SKPD Pengampu
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Tar
get
Rea
lisa
si
Cap
aian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Rasio Jalan
Kabupaten dalam kondisi baik
% 65.84 60 51.34 100.67 62.4 115.4 66.5 96.38 70.238 100.34 71 70.47 99.25 B DPU ESDM
2 Rasio jembatan dalam kondisi baik
% 82.17 - 92.31 116.30 93.36 116.59 94.79 100.84 96.86 100.90 97 98.26 101.30 A DPU ESDM
3 Luas w ilayah lingkungan kumuh
ha 10 137.5 - - 3.32 99.39 0.32 2.75 11.64 D DPU ESDM
4 Tertatany a w ajah kota Boy olali
m2 19380 - 17,380 100 10.428 60 17905 100 17,605
93.15 16,756
15,756
94.03 B DPU ESDM
5 Penambahan titik lampu penerangan jalan y ang legal
titik 41,454 - 544 37.41 1.785 15.58 485 53.89 24,990 79.45 36,290
11,933
32.88 D DPU ESDM
6 Rasio lampu penerangan jalan
% 80.18 - - - 86.41 81.83 40 87.18 79 100.05 88 89.06 101.20 A DPU ESDM
7 Rasio kendaraan umum laik jalan
% 80.18 - 75 101.65 86.41 114.63 96.88 125.85 156.88 199.09 80.18 173.33 216.18 A Dishub kominfo
8 Rasio Jalan Desa
dalam kondisi baik
% 50 - 30 100 58 165.71 138 345 214 475.56 50 50 100 B Bapermas
des
Rata-rata 92.67 100.91 129.877
155.99 94.56 B
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015
Capaian kinerja sasaran ini meliputi 8 (delapan) indikator kinerja dengan capaian kinerja
secara keseluruhan (rata-rata) 94,56% (kategori baik) terdiri dari 3 (tiga) indikator
kategori sangat baik (37,50%), 3 (tiga) indikator kategori baik (37,50%), dan 2 (dua)
indikator kategori baik (25%). Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 53 (lima
puluh tiga) per indikator :
1) Rasio Jalan Kabupaten dalam kondisi baik
a. Kegagalan capaian Indikator ini disebabkan karena masih kurangnya anggaran
untuk kegiatan peningkatan jalan. Sebagai contoh ruas jalan A-B sepanjang 5
km, di tahun 2014 sudah dilakukan peningkatan jalan sepanjang 3 km, dan pada
tahun 2015 dilakukan peningkatan sepanjang 2 km. Pada kenyataannya, di
tahun 2015 sudah terjadi kerusakan jalan di sepanjang 3 km yang telah
dilakukan peningkatan jalan pada tahun 2014. Hal ini disebabkan karena
kendaraan yang melintas di ruas jalan A-B melebihi muatan.
Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah
kendaraan yang melintas di banyak ruas jalan Kabupaten tidak sesuai dengan
KELAS jalan.
Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian
target kinerja adalah melakukan koordinasi dengan dinas terkait dalam hal
mengatur lalu-lintas dan memasang rambu-rambu peringatan jalan.
b. Analisis penggunaan sumber daya :
Efisiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan :
- Membangun sarana dan prasarana yang mendukung kelayakan dan umur
jalan seperti sarana drainase dan talud/ gorong-gorong;
- Menggunakan anggaran sebesar Rp. 85.706.940.000,00 dari Rp.
83.821.441.400,00 sehingga penggunaan anggaran mengalami efisiensi
sebesar 2,20%.
c. Analisis program/kegiatan :
Indikator ini dilaksanakan dengan program Pembangunan jalan dan jembatan
dengan kegiatan Perencanaan pembangunan jalan dan Pembangunan jalan,
program Rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan dengan kegiatan
Rehabilitasi/pemeliharaan jalan, program Pembangunan saluran
drainase/gorong-gorong dengan kegiatan Pembangunan saluran
drainase/gorong-gorong, serta Program pembangunan turap/talud/bronjong
dengan kegiatan Pembangunan turap/talud/bronjong.
Untuk mencapai rasio jalan kabupaten dalam kondisi baik diperlukan kerjasama
yang baik pula antar Bidang yang terkait dengan infrastruktur jalan juga dengan
Satker terkait, dilakukan dengan :
- Membangun sarana dan prasarana yang mendukung kelayakan dan umur
jalan seperti sarana drainase dan talud/ gorong-gorong;
- Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan Dinas terkait dalam hal
pengaturan lalu lintas, sehingga jalan yang telah dibangun dapat digunakan
sesuai dengan fungsi dan peruntukannya.
2) Rasio jembatan dalam kondisi baik
a. Keberhasilan capaian target kinerja indikator ini disebabkan karena kegiatan -
kegiatan yang mendukung keberhasilan indikator kinerja berjalan sesuai dengan
program/rencana yang telah disusun pada awal tahun berjalan;
b. Efesiensi penggunaan sumber dana/anggaran yang ada antara lain dilaksanakan
dengan cara pemilihan konstruksi jembatan yang sesuai dengan kondisi
lapangan maupun anggaran biaya yang ada, dengan berpedoman pada
spesifikasi dan peraturan tentang pembebanan jembatan yang ada, sehingga
dari anggaran sebesar Rp. 10.798.500.000,00 digunakan sebesar Rp.
10.566.690.000,00 atau efisiensi sebesar 2,07%;
c. Analisis program/kegiatan :
Keberhasilan capaian target kinerja indikator ini dilaksanakan dengan Program
Pembangunan jalan dan jembatan dengan kegiatan Perencanaan pembangunan
jembatan dan Pembangunan jembatan, serta program Rehabilitasi/pemeliharaan
jalan dan jembatan dengan kegiatan Rehabilitasi/pemeliharaan jembatan.
Adapun paket - paket pekerjaan yang dilakukan untuk mendukung capaian
kinerja tersebut antara lain :
a) Penggantian Jembatan Rusak Berat sebanyak 3 unit
- Penggantian Jembatan Jatisari (Ruas Jalan Ngangkruk - Brongkos),
Kecamatan Sambi;
- Penggantian Jembatan Cerme, Kecamatan Wonosegoro;
- Penggantian Jembatan Sentul II, Kecamatan Simo.
a) Perbaikan Jembatan Rusak dan Pembangunan Pengaman Jembatan
sebanyak 3 unit
- Pelebaran Jembatan Jaweng (Ruas Jalan Simo - Pentur), Kecamatan
Simo;
- Pembangunan Pengaman Jembatan Traban, Kecamatan Wonosegoro;
- Pembangunan Pengaman Jembatan Jerukan, Kecamatan Juwangi.
b) Pelebaran Jembatan dan Penggantian Jembatan Lama dalam rangka
meningkatkan kapasitas layan jembatan sebanyak 2 unit
- Penggantian Jembatan Gedangan, Kecamatan Sawit;
- Pelebaran Jembatan Pandeyan, Kecamatan Boyolali.
c) Pembangunan Jembatan Baru sebanyak 1 unit
- Pembangunan Jembatan Tegalwire I B Tahap III, Kecamatan Mojosongo
Selain melaksanakan peningkatan maupun pemeliharaan jembatan yang menjadi
kewenangan kabupaten, pada tahun 2015 juga telah dilaksanakan kegiatan –
kegiatan penanganan jembatan yang menjadi kewenangan desa. Penanganan
jembatan yang menjadi kewenangan desa tersebut dilaksanakan karena
jembatan yang ada mengalami kerusakan karena bencana banjir yang terjadi
pada tahun sebelumnya (Tahun 2014) maupun untuk mengamankan jembatan
yang telah ada. Adapun penanganan jembatan desa yang telah dilaksanakan
pada tahun 2015 sebanyak 5 buah, yaitu :
- Pembangunan Jembatan Mangkubumen (Kampung Lele) Ds Tegalrejo,
Kecamatan Sawit;
- Pembangunan Jembatan Jeruk, Kecamatan Selo;
- Pembangunan Jembatan Pakel, Kecamatan Andong;
- Pembangunan Jembatan Banyuanyar, Kecamatan Ampel;
- Pembangunan Pengaman Jembatan Taring Ds Wonodoyo, Kecamatan
Cepogo.
3) Luas wilayah lingkungan kumuh
a. Kegagalan capaian target indikator kinerja ini karena penentuan kawasan yang
telah memenuhi kriteria kumuh sebagaimana peraturan yang ada banyak aspek
yang harus disesuaikan, dan juga disebabkan keterbatasan waktu dalam
pelaksanaan klarifikasi penentuan daerah kawasan kumuh;
Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah :
- Kriteria Kumuh yang sulit untuk diterapkan pada lokasi;
- Kurangnya SDM yang menangani penentuan kawasan kumuh;
- Banyak aspek yang harus dipertimbangkan dalam penanganan kawasan
kumuh.
Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target
kinerja adalah :
- Bantuan Teknik yang berkelanjutan;
- Pengembangan SDM dalam rangka penanganan kawasan kumuh;
- Kesediaan waktu yang cukup untuk melaksanakan survey penentuan lokasi.
b. Analisis penggunaan sumber daya :
Penentuan wilayah lingkungan kumuh melibatkan banyak unsur dan banyak
pihak, dimana masih kurang Sumber Daya Manusia (SDM) yang menangani.
Penggunaan anggaran dipakai untuk kegiatan yang menunjang dalam
menurunkan luas wilayah lingkungan kumuh, anggaran di peroleh dari dana
APBD sebagai dana pendampingan sebesar Rp. 338.600.000,00 dan dapat
terealisasi sebesar Rp. 116.768.000,00.
c. Analisis program/kegiatan :
Indikator ini dilaksanakan dengan program Pengembangan Kinerja Pengelolaan
Air Minum dan Air Limbah dan kegiatan Penyediaan prasarana dan sarana air
minum bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan kegiatan Penyediaan
prasarana dan sarana air limbah. Program kegiatan yang dilakukan oleh DPU
ESDM adalah kegiatan yang berkaitan dengan penataan lingkungan, penyediaan
jaringan air minum dan sanitasi lingkungan. Untuk kegiatan sanitasi lingkungan
juga dilaksanakan melalui dana Alokasi khusus (DAK) dalam hal ini dana hibah,
dimana DPU Dan ESDM Kabupaten boyolali hanya bertindak sebagai fasilitator
sementara dana langsung diberikan kepada masyarakat. Dana yang bersumber
dari APBD sebagai dana pendampingan kegiatan.
4) Tertatanya wajah kota Boyolali
a. Kegagalan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan rendahnya kesadaran
masyarakat akan adanya sarana pertamanan yaitu seringnya kehilangan
komponen pertamanan sehingga proses pemeliharaan taman terganggu;
Hambatan/ permasalahan yang dihadapai dalam mencapai target kinerja adalah :
- Keterbatasan air untuk penyiraman;
- Masih kurangnya taman- taman kota, dan semakin banyaknya pengusaha
yang membuka kanstin sebagai akses jalan;
- Kurangnya peneduh di pusat keramaian maupun pusat bisnis, sehingga
mengakibatkan semakin panasnya kota;
- Terbatasnya sarana/prasarana pemeliharaan taman menyebabkan sering
kurangnya efektifitas pekerjaan dilapangan.
Alternative solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian
target kinerja adalah :
- Mencari Pembuatan dan pemanfaatan tandon untuk penyiraman;
- Membangun dan mengembangkan taman-taman kota;
- Menambah populasi tanaman turus jalan dan tanaman peneduh;
- Mengadakan sarana maupun prasarana yang memadai sehingga
memudahkan pekerjaan lapangan.
b. Analisis penggunaan sumber daya :
Efisiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan :
- Melaksanakan kegiatan sesuai rencana yang telah dibuat;
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh
terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran
dengan anggaran sebesar Rp. 4.967.060.000,00 Terealisasi Rp.
4.614.673.481,00 sehingga diperoleh efisiensi sebesar 7,09%.
c. Analisis program/kegiatan :
Indikator ini dilaksanakan dengan program Pengelolaan ruang terbuka hijau
(RTH) dengan kegiatan Penyusunan kebijakan, norma, standar, prosedur dan
manual pengelolaan RTH, Penataan RTH, Pemeliharaan RTH, dan Pengawasan
dan pengendalian RTH, serta program Pengelolaan areal pemakaman dengan
kegiatan Penyusunan kebijakan, norma, standar, prosedur dan manual
pengelolaan areal pemakaman. Masih perlu dilakukan upaya peningkatan Luas
Ruang Terbuka hijau (RTH) di kabupaten Boyolali dengan membangun taman-
taman kota, memelihara dan membanyak tanaman turus jalan serta sarana dan
prasarana yang menunjang lainnya.
5) Penambahan titik lampu penerangan jalan yang legal
Kegagalan capaian target indikator kinerja ini karena penambahan titik lampu
penerangan jalan legal akan dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan
kemampuan APBD.
Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah
terbatasnya alokasi anggaran pemkab untuk kegiatan Penambahan titik lampu
penerangan jalan yang legal.
Sedangkan upaya yang sudah dilakukan adalah melakukan iventarisasi/ pendataan
dan evaluasi atas kebutuhan penambahan titik lampu penerangan jalan serta
menampung aspirasi masyarakat akan kebutuhan lampu penerangan jalan.
6) Rasio lampu penerangan jalan
Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan dikarenakan total panjang ruas jalan
kabupaten dan jalan desa di kabupaten Boyolali apabila asumsi jarak antar tiang
PJU 50 meter, maka dibutuhkan lampu penerangan jalan ± 41.000 titik, dan juga
disebabkan penambahan lampu penerangan jalan umum dilaksanakan secara
bertahap tiap tahunnya.
Analisis untuk 2 (dua) indikator di atas :
a. Analisis penggunaan sumber daya :
Efisiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan :
- Dengan anggaran yang ada diperoleh volume bahan yang lebih besar dari
rencana perhitungan awal;
- Dari anggaran sebesar Rp. 13.592.071.000,00 terealisasi Rp.
13.224.310.200,00 sehingga diperoleh efisiensi sebesar 2,7%.
b. Analisis program/kegiatan :
Kedua indikator di atas dilaksanakan dengan program Pengembangan
pengelolaan penerangan jalan umum dan kegiatan Pembangunan penerangan
jalan umum dan kegiatan Pemeliharaan/rehabilitasi penerangan jalan umum.
Program/ kegiatan secara umum telah berhasil memenuhi target, namun perlu
tetap dilakukan upaya peningkatan dan penanganan permasalah yang akan
menjadi hambatan, dengan melakukan iventarisasi/ pendataan dan evaluasi atas
kebutuhan penambahan titik lampu penerangan jalan serta menampung aspirasi
masyarakat akan kebutuhan lampu penerangan jalan serta dengan
melaksanakan kegiatan pembangunan penerangan jalan umum serta upaya
pemeliharaan/ rehabilitasi terhadap lampu PJU yang telah terpasang.
7) Rasio kendaraan umum laik jalan
a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan adanya peningkatan kesadaran
masyarakat akan pentingnya uji kelayakan kendaraan guna peningkatan
keselamatan dijalan.
Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah
masih belum adanya kendaraan uji keliling guna menjangkau daerah-daerah
yang jauh dari pusat uji kelayakan kendaraan.
Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target
kinerja adalah Perlunya penambahan sarana kendaraan uji keliling guna
menjangkau wajib uji kelayakan kendaraan di daerah-daerah yang jauh dari
pusat uji kendaraan.
b. Analisis penggunaan sumber daya
Pelaksanaan uji kelayakan kendaraan dilakukan guna peningkatan keselamatan
dengan rasio kendaraan umum laik jalan. Efisiensi penggunaan sumber daya
antara lain dilakukan dengan :
- Peningkatan Sumber daya manusia (SDM) dan penambahan sarana untuk
memastikan peningkatan kualitas pelaksanaan uji kelayakan kendaraan;
- Penggunaan anggaran tepat sasaran dalam peningkatan capaian kinerja dari
anggaran sebesar Rp. 278.952.500,00 digunakan sebesar Rp.
267.623.000,00 ada efisiensi anggaran sebesar 4%.
c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan
Keberhasilan capaian indikator ini dilaksanakan dengan program Peningkatan
kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor dan kegiatan Pengadaan alat uji
kendaraan bermotor. Program/ kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat
menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik. Namun perlu upaya
peningkatan sumber daya manusia dan penambahan sarana berupa kendaraan
uji kendaraan keliling guna manjangkau wajib uji di daerah-daerah yang jauh dari
pusat uji kendaraan.
8) Rasio Jalan Desa dalam kondisi baik
a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan telah dilakukan
pengawasan dalam kegiatan;
b. Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan :
- Pembuatan kebijakan usulan program terkait partisipasif masyarakat;
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh
terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran
dengan efesiensi sebesar 11,65% dari anggaran sebesar Rp.
1.815.532.400,00 digunakan sebesar Rp. 1.604.088.150,00;
c. Untuk melaksanakan indikator ini dilaksanakan dengan program Peningkatan
Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa dengan kegiatan Pemberian
Stimulan Pembangunan desa dan program Peningkatan Keberdayaan
Masyarakat Perdesaan dengan kegiatan Pemberdayaan Lembaga dan
Organisasi Masyarakat Perdesaan. Program/kegiatan yang dilakukan sesuai
dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat
menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, dan berhasil
memenuhi target kinerja.
2. Terwujudnya pembentukan dan pengelolaan kawasan konservasi yang mantap
Tabel 3.55 Pencapaian Kinerja Sasaran 55
Indikator kinerja Satuan
Target RPJM Tahun 2015
Tar
get
Nas
ion
al Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Kat
ego
ri
Koordinator SKPD
Pengampu
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Tar
get
Rea
lisa
si
Cap
aian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Presentase lembaga masy arakat desa hutan (LMDH) y ang aktif
% 52 - 43 102.38 10 50 47 313.33 35 71.43 80 80 100 B Dipertanbunhut
Rata-rata 102.38 50 313.33 71.43 100 B
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015
Capaian kinerja sasaran ini meliputi 1 (satu) indikator kinerja dengan capaian kinerja
secara keseluruhan (rata-rata) 100% (kategori baik) terdiri dari 1 (satu) indikator kategori
sangat baik (100%). Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 55 (lima puluh lima)
per indikator :
1) Presentase lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) yang aktif
a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena dilakukannya pembinaan
administrasi dan kelembagaan serta diberikannya bantuan pengembagan
tanaman dibawah tegakan berupa benih jagung sebanyak 2.000 Kg kepada
LMDH;
b. Analisis penggunaan sumber daya :
Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan :
- Pembinaan menjadi lebih efektif dengan adanya koordinasi yang baik dengan
pihak Perum Perhutani;
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh
terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran
dengan efesiensi sebesar 1,42% dari anggaran sebesar Rp. 66.483.000,00
digunakan sebesar Rp. 65.538.650,00.
c. Analisis program/ kegiatan :
Indikator ini dilaksanakan dengan program Pemanfaatan Sumber Daya Hutan
dan kegiatan Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutan. Program / kegiatan secara
umum telah sesuai dan dapat menunjukkan akuntabilitas kinerja yang baik.
3. Terkendalinya kegiatan pertambangan yang merusak lingkungan
Tabel 3.56 Pencapaian Kinerja Sasaran 56
Indikator kinerja Satuan
Target RPJM Tahun 2015
Tar
get
Nas
ion
al Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Kat
ego
ri
Koordinator SKPD
Pengampu
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Tar
get
Rea
lisa
si
Cap
aian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Presentase pertambangan
mempunyai ijin
% 60 - 40 100 5 11.11 15 50 70 200 45 25 55.56 C DPU ESDM
Rata-rata 100 11.11 50 200 55,56 C
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015
Capaian kinerja sasaran ini meliputi 1 (satu) indikator kinerja dengan capaian kinerja
secara keseluruhan (rata-rata) 55,56% (kategori cukup) terdiri dari 1 (satu) indikator
kategori sangat cukup (100%). Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 56 (lima
puluh enam) per indikator :
2) Presentase pertambangan mempunyai ijin
a. Kegagalan capaian indikator ini disebabkan karena jumlah kegiatan
pertambangan yang telah mengajukan WIUP mengalami kendala untuk
pengajuan peningkatan IUP baik IUP Eksplorasi maupun IUP Operasi produksi
dengan terbitnya UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
mengamanatkan sejak tanggal 2 Oktober 2014 perizinan di Bidang ESDM (Sub
Urusan Geologi dan Air Tanah, Mineral Dan Batubara, Energi Baru Terbarukan
dan Ketenagalistrikan) menjadi Kewenangan Pemerintah Provinsi, sehingga
semua proses perizinan dan penertiban kegiatan pertambangan di wilayah
Kabupaten Boyolali harus sudah diserahkan kepada Gubernur/ Kepala Dinas
Energi Dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah, dan disebabkan
kegiatan pertambangan liar yang beroperasi, waktu penambangan serta
luasannya pada tiap tahun sangat fluktuatif dan tidak dapat diprediksi, karena
sangat dipengaruhi oleh permintaan pasar.
Hambatan/ permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah
bahwa kegiatan pertambangan mineral bukan logam dan batuan yang ada di
wilayah Kabupaten Boyolali tidak hanya kegiatan pertambangan yang
menggunakan alat berat dan berskala menengah, tetapi juga kegiatan
pertambangan manual (hingga saat ini masih dimengerti sebagai Pertambangan
Rakyat) yang bersifat sporadis, periodik dan dalam skala relatif kecil. Sehingga
apabila menggunakan indikator kinerja berupa peningkatan presentase
pertambangan yang mempunyai ijin, sangat sulit untuk menentukan presentase
tiap tahunnya apalagi perkembangan capaian kinerja pada setiap tahunnya.
Disebabkan oleh banyaknya kegiatan pertambangan liar yang beroperasi, waktu
penambangan serta luasannya pada tiap tahun sangat fluktuatif dan tidak dapat
diprediksi, karena sangat dipengaruhi oleh permintaan pasar.
Upaya – upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target
kinerja adalah dengan menyelenggarakan kegiatan Berkoordinasi dengan
Pemerintah Provinsi dalam rangka :
- Monitoring dan Pengendalian kegiatan pertambangan mineral bukan logam
dan batuan;
- Monitoring, evaluasi dan pelaporan dampak kerusakan lingkungan akibat
kegiatan pertambangan rakyat;
- Koordinasi dan Pendataan Tentang Hasil Produksi di Bidang Pertambangan;
- Sosialisasi Regulasi mengenai kegiatan pertambangan.
b. Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan
menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap
capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan
efesiensi sebesar 23,81% dari anggaran sebesar Rp. 206.211.500,00 digunakan
sebesar Rp. 157.105.500,00;
c. Analisis program/kegiatan :
Indikator ini dilaksanakan dengan program Pembinaan dan pengawasan bidang
pertambangan dengan kegiatan Sosialisasi regulasi mengenai kegiatan
penambangan bahan galian C, Monitoring dan pengendalian kegiatan
penambangan bahan galian C dan kegiatan Koordinasi dan pendataan tentang
hasil produksi dibidang pertambangan, serta program Pengawasan dan
penertiban kegiatan rakyat yang berpotensi merusak lingkungan dengan kegiatan
Monitoring, evaluasi dan pelaporan dampak kerusakan lingkungan akibat
kegiatan pertambangan rakyat dan kegiatan Penyebaran peta daerah rawan
bencana alam geologi. Program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran
dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat
akuntabilitas kinerja yang sangat baik, walaupun belum berhasil memenuhi
target kinerja.
4. Menurunnya dan terkendalinya tingkat pencemaran lingkungan hidup
Tabel 3.57 Pencapaian Kinerja Sasaran 57
Indikator kinerja Satuan
Target RPJM Tahun 2015
Tar
get
Nas
ion
al Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Kat
ego
ri
Koordinator SKPD
Pengampu
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Tar
get
Rea
lisa
si
Cap
aian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Peningkatan jumlah pelaku usaha y ang
mempunyai dokumen lingkungan
dok 12 - 12 166.67 31 129 67 372.22 83 345.83 30 102 340 A BLH
2 Meningkatny a jumlah
peternak sapi dan industri tahu y ang memiliki IPAL
unit 12 - 20 100 13 100 13 100 13 100 10 10 100 B BLH
Tingkat pencemaran udara dan air
BLH
3 - SO2 < 632 - 15.31 100 < 25 25,62
28,51
100 < 25 < 25
< 25
100 < 25 < 25
< 25
100 <632 < 632 100 B BLH
4 - CO <15.000 - 5,721 100 1727 1672
1757
100 1477 2562
1655
100 100 100 <15.000 <15.000 100 B BLH
5 - NO2 < 316 - 15.38 100 31,47 24,06
20,03
100 <10 < 10
< 10
100 <10 < 10
< 10
100 < 316 < 316 100 B BLH
6 Persentase kasus pelanggaran
lingkungan hidup y ang tertangani
% 100 - 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 B BLH
Rata-rata 111.11 104.83 145.37 140.97 140 A
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015
Capaian kinerja sasaran ini meliputi 6 (enam) indikator kinerja dengan capaian kinerja
secara keseluruhan (rata-rata) 140% (kategori sangat baik) terdiri dari 1 (satu) indikator
kategori sangat baik (16,67%), dan 5 (lima) indikator kategori baik (83,33%). Berikut
analisis capaian kinerja dari sasaran 57 (lima puluh tujuh) per indikator :
1) Peningkatan jumlah pelaku usaha yang mempunyai dokumen lingkungan
a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan adanya koordinasi yang cukup
baik antar SKPD dan juga pemrakarsa usaha dan atau kegiatan yang cukup pro
aktif dalam pengelolaan lingkungan dan penekanan bahwa dokumen lingkungan
merupakan persyaratan diterbitkannya ijin usaha, membuat atensi pemrakarsa
usaha dan atau kegiatan dalam mengajukan dokumen UKL/ UPL meningkat,
selain itu kepedulian dan kesadaran pelaku usaha terhadap permasalahan
lingkungan juga meningkat.
Permasalahan/ Kendala yang dihadapi adalah sumber daya manusia yang
dimiliki pemrakarsa usaha dan/ atau kegiatan di bidang lingkungan relatif masih
kurang, sehingga ada kesulitan menyusun dokumen UKL/ UPL sendiri.
Upaya pemecahan masalah :
- Pembinaan teknis dalam penyusunan dan penerapan dokumen UKL/ UPL;
- Meningkatkan kesadaran pemrakarsa usaha dan/ atau kegiatan serta kualitas
SDM pemrakarsa usaha di bidang lingkungan hdup melalui sosialisasi/
pelatihan.
Data Perkembangan Rekomendasi Dokumen UKL/UPL dari tahun 2011-2015
Gambar 3.12 Grafik Data Perkembangan Rekomendasi Dokumen UKL/UPL dari
tahun 2011-2015
b. Analisis penggunaan sumber daya :
Efisiensi penggunaan sumber daya antara lain dengan :
- Fasilitasi penyusunan Dokumen UKL/UPL dilakukan dengan melibatkan dinas/
instansi terkait sesuai jenis usahanya, seperti DPU-ESDM, Dinas Kesehatan,
Disperindagsar, Dinsosnakertrans, Dinas Peternakan dan Perikanan dll;
- Menggunakan anggaran untuk aktifitas yang benar-benar mendukung
terhadap capaian target, sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran
dengan efisiensi sebesar 3,19% dari anggaran Rp. 30.954.000,00 digunakan
sebesar Rp. 29.966.650,00.
c. Analisis program/kegiatan :
Keberhasilan capaian indikator ini dilaksanakan dengan program Pengendalian
pencemaran dan Perusakan LH dengan kegiatan Koordinasi Penyusunan
AMDAL. Program kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan
tingkat kinerja yang baik bahkan meningkat, namun demikian masih perlu upaya-
upaya yang lebih nyata untuk merealisasikan apa yang ada pada dokumen
UKL/UPL. dengan meningkatkan monitoring, evaluasi dna pembinaan terhadap
pelaksanaan UKL/UPL. Sehingga dokumen tersebut bukan hanya sekedar
formalitas belaka, namun benar benar dilaksanakan yang selanjutnya akan
mempunyai dampak yang baik yaitu pencemaran lingkungan dapat dikendalikan/
diminimalisasi.
2) Meningkatnya jumlah peternak sapi dan industri tahu yang memiliki IPAL
a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan semakin meningkatnya kesadaran
peternak/ industry tahu untuk mengelola limbahnya menjadi lebih bermanfaat,
baik secara ekologis maupun ekonomis, sehingga banyak kelompok ternak dan
industry tahu yang mengajukan proposal bantuan pembuatan IPAL Biogas.
Permasalahan yang dihadapi antara lain:
- Persyaratan yang harus dipenuhi calon penerima hibah yang dirasa masih
cukup memberatkan;
- Jumlah IPAL yang dibuat kurang sebanding dengan jumlah pengajuan
bantuan pembuatan IPAL
Upaya pemecahan masalah :
- Memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait persayaratan penerimaan
barang hibah, sehingga kelompok masyarakat yang mengajukan bantuan bisa
mengerti dan memenuhi persyaratan yang dimaksud;
- Menambah kapasitas IPAL yang dibangun sehingga dapat digunakan secara
komunal;
- Lebih selektif dalam menentukan penerima bantuan IPAL Biogas sehingga
masyarakat yang dirasa mampu, dapat membangun IPAL secara mandiri
maupun swadaya serta menerapkan skala prioritas, utamanya yang
berdampak terhadap DAS Bengawan Solo ( Pepe, Gandul, Cemara).
Data perkembangan jumlah IPAL Biogas dari tahun 2011-2015 sebagai berikut
:
Gambar 3.13 Grafik Data perkembangan jumlah IPAL Biogas dari tahun 2011-2015
b. Analisis penggunaan sumber daya :
Pembangunan IPAL Biogas ini bertujuan untuk mengurangi beban pencemaran
akibat adanya usaha dan / kegiatan industry tahu dan ternak. Efisiensi
penggunaan sumber daya antara laian dengan menggunakan anggaran untuk
aktifitas yang benar-benar mendukung terhadap capaian target, sehingga dapat
mengurangi penggunaan anggaran dengan efisiensi sebesar 0,79% dari
anggaran Rp. 338.240.000,00 digunakan sebesar Rp. 335.560.882,00.
c. Analisis program/kegiatan :
Keberhasilan capaian indikator ini dilaksanakan dengan program Peningkatan
Pengendalian Polusi dan kegiatan Pembangunan tempat pembuangan benda
padat/cair yang menimbulkan polusi (Ternak sapi, industri kecil tahu). Program
kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat kinerja yang
baik , namun demikian perlu upaya-upaya peningkatan dengan lebih selektif
dalam pemilihan lokasi sesuai aspek lingkungan, monitoring dan evaluasi
terhadap keberadaan IPAL Biogas yang telah dibuat, meningkatkan kesadaran
usaha/kegiatan untuk sedapat mungkin dapat secara mandiri membuat IPAL
Biogas tersebut ke depannya. Melalui pembangunan IPAL Biogas, maka limbah
yang berasal dari kotoran ternak (sapi) dan industri tahu dapat dikendalikan
(tidak dibuang langsung ke media) dengan diolah melalui IPAL, parameter limbah
dapat diturunkan/dinetralisir hingga 75-90 %. Dengan demikian tingkat
pencemaran lingkungan dapat diturunkan melalui keberadaan IPAL tersebut.
Selain dapat menurunkan tingkat polusi akibat industri tahu dan ternak,
pembangunan IPAL Biogas ini juga dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat penerima bantuan dan masyarakat sekitarnya, karena Gas Bio yang
dihasilkan dari instalasi ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar rumah
tangga. Untuk 1 unit IPAL Biogas ternak dapat dimanfaatkan sebanyak 5 rumah
tangga dan IPAL Biogas industri tahu dapat dimanfaatkan sebanyak 10 rumah
tangga.
Sosialisasi pembangunan IPAL Biogas dan pemanfaat gas bio.
Kegiatan ini dilaksanakan di lokasi penerima IPAL biogas dengan peserta
penerima bantuan IPAL, masyarakat sekitarnya dan aparat desa. Bertujuan
untuk memberi pemahaman kepada masyarakat agar bantuan IPAL dapat
dipelihara dan dimanfaatkan bersama dan karena bantuan IPAL Biogas ini
sifatnya adalah percontohan, sehingga diharapkan dapat dicontoh dan
dikembangkan oleh masyarakat secara mandiri.
Tingkat pencemaran udara dan air
3) SO2
4) CO
5) NO2
Analisis 3 (tiga) indikator di atas :
a. Keberhasilan capaian target kinerja ini disebabkan beberapa factor yang
mempengaruhi hasil kualitas udara dan air, antara lain ketaatan usaha dan/atau
kegiatan dalam upaya pengendalian pencemaran udara, masih belum begitu
padat arus lalu lintas, kendaraan yang sesuai dengan uji emisi, masih cukup
banyak tanaman yang bisa meminimalisasi kadar cemaran udara;
b. Analisis penggunaan sumber daya :
Pelaksanaan Uji kualitas udara bekerja sama dengan pihak ketiga yang
mempunyai kompetensi di bidang uji kualitas air yaitu BBTPPI Semarang.
Sedangkan efisiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan
menggunakan anggaran untuk aktifitas yang benar-benar mendukung terhadap
capaian target, sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan
efisiensi sebesar 1,1% dari anggaran Rp. 54.390.000,00 digunakan sebesar Rp.
53.766.250,00.
c. Analisis program/kegiatan :
Ketiga indikator di atas dilaksanakan dengan program Peningkatan
Pengendalian Polusi dan kegiatan Pengujian emisi udara akibat aktivitas
industry dan kegiatan . Parameter yang dibawah baku mutu yang dipersyaratkan
sesuai lokasi, apabila dilihat dari sisi kualitas udara pada lokasi lokasi pantau
memang masih dibawah baku mutu, dan menunjukkan kinerja yang baik.
Namun ke depan tetap perlu dilakukan upaya-upaya untuk mempertahankan
tingkat kualitas udarar dengan meningkatkan koordinasi dengan dinas/ instansi
terkait (DPU, Perhubungan, perindustrian dll), pembinaan usaha dan/atau
kegiatan dalam upaya pengendalian pencemaran udara, peningkatan kesadaran
masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan udara misalnya dengan pananaman
pohon, tidak membakar sampah dll.
6) Persentase kasus pelanggaran lingkungan hidup yang tertangani
a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan adanya kerjasama dan koordinasi
yang baik dengan pihak-pihak terkait permasalahan lingkungan yang terjadi.
Data perkembangan jumlah aduan adanya dugaan terjadi pencemaran dan/ atau
perusakan lingkungan yang ditindaklanjuti tahun 2011-2015 sebagai berikut :
Gambar 3.14 Grafik Data perkembangan jumlah aduan adanya dugaan terjadi
pencemaran dan/ atau perusakan lingkungan yang ditindaklanjuti tahun 2011-
2015
Dari grafik di atas terjadi fluktuatif terhadap adanya aduan terjadi pencemaran
dan atau perusakan lingkungan.
Adanya peningkatan/ penurunan kasus yang terjadi dapat diasumsikan beberapa
hal sbb:
- Semakin kritisnya masyarakat terhadap permasalahan lingkungan yang
terjadi;
- Usaha dan atau kegiatan belum melakukan upaya pengelolaan lingkungan
secara maksimal sehingga menimbulkan permasalahan yang menggangu
lingkungan sekitar, sehingga perlu adanya monitoring, pembinaan dan
pengawasan yang intensif terhadap usaha dan/atau kegiatan.
b. Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan menggunakan
anggaran untuk aktifitas yang benar-benar mendukung terhadap capaian target,
sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efisiensi sebesar
7,3% dari anggaran Rp. 33.435.000,00 digunakan Rp. 31.160.900,00;
c. Analisis program/kegiatan :
Keberhasilan capaian indikator ini dilaksanakan dengan program Pengendalian
pencemaran dan Perusakan LH dengan kegiatan Pengawasan pelaksanaan
Kebijakan di bidang lingkungan hidup. Setiap adanya aduan dugaan terjadi
pencemaran dan atau perusakan lingkungan telah ditindaklanjuti. Program
kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat kinerja yang
baik , namun tentu saja mungkin belum dapat memuaskan semua pihak,
terutama pihak yang merasa kalah, oleh karena itu kedepan perlu benar-benar
diupayakan dalam menangani permasalahan dapat member rasa keadilan dan
kepuasan kepada semua pihak, sehingga tidak menimbulkan permasalahan
baru, mengatasi masalah tanpa masalah baru.
Tindak lanjut aduan adanya dugaan terjadi pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan bertujuan untuk memfasilitasi penyelesaian/penanganan sengketa
lingkungan yang terjadi, apabila belum dapat diselesaikan ditingkat yang lebih
rendah secara bertingkat, dari lingkup lingkungan, desa dan kecamatan,
sehingga permasalahan tidak semakin berkembang dan mampu memberikan
rasa keadilan bagi pihak pihak yang bermasalah.
5. Peningkatan pengelolaan daerah tangkapan air dan resapan air di luar kawasan
hutan
Tabel 3.58 Pencapaian Kinerja Sasaran 58
Indikator kinerja Satuan
Target RPJM
Tahun 2015
Tar
get
Nas
ion
al Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Kat
ego
ri
Koordinator
SKPD Pengampu
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Tar
get
Rea
lisa
si
Cap
aian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Bertambahny a jumlah sumur resapan
unit 35 - 37 105.71 44 100 44 100 40 100 40 40 100 B BLH
Rata-rata 105.71 100 100 100 100 B
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015
Capaian kinerja sasaran ini meliputi 1 (satu) indikator kinerja dengan capaian kinerja
secara keseluruhan (rata-rata) 100% (kategori baik) terdiri dari 1 (satu) indikator kategori
baik (100%). Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 58 (lima puluh delapan) per
indikator :
1) Bertambahnya jumlah sumur resapan
a. Keberhasilan capaian indikator ini dikarenakan adanya koordinasi dan kerja
sama dengan pihak terkait/ dinas instansi dalam penempatan lokasi sumur
resapan yang sesuai dengan kriteria dan tujuan pembuatan sumur resapan
tersebut, serta banyaknya permintaan terhadap dibangunnya sumur resapan.
Data perkembangan jumlah sumur resapan dari tahun 2011-2015 sebagai
berikut :
Gambar 3.15 Grafik Data perkembangan jumlah sumur resapan dari tahun 2011-
2015
b. Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan
menggunakan anggaran untuk aktifitas yang benar-benar mendukung terhadap
capaian target, sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan
efisiensi sebesar 0,3% dari anggaran Rp. 203.840.000,00 digunakan sebesar Rp.
203.204.250,00.
c. Análisis program/kegiatan :
Keberhasilan capaian indikator ini dilaksanakan dengan program Perlindungan
dan Konservasi SDA dan LH dengan kegiatan Peningkatan konservasi daerah
tangkapan air dan sumber-sumber air. Program kegiatan secara umum telah
sesuai dan dapat menunjukkan tingkat kinerja yang baik , namun demikian perlu
upaya-upaya peningkatan dengan lebih selektif dalam pemilihan lokasi sesuai
aspek lingkungan, monitoring dan evaluasi terhadap keberadaan sumur resapan
Biogas yang telah dibuat sehingga diketahui kondisi terkini dan pemanfaatannya
apakah masih terawatt dan apakah masih dapat berfungsi sebagaimana yang
diharapkan, sehingga tidak sekedar bisa membuat saja, namun perlu juga
diperhatikan aspek pemeliharaannya yang masih sering dilupakan.
Pembangunan sumur resapan ini IPAL Biogas ini bertujuan untuk meningkatkan
volume resapan air ke dalam tanah, mengurangi laju limpasan permukaan yang
seringkali menyebabkan hilangnya lapisan tanah atas yang subur,
memperpanjang/ memperlama siklus hidrologi, yang bisa berdampak
meminimalisasi terjadinya luapan air/ banjir.. Semakin banyak sumur resapan
semakin banyak pula air hujan yang meresap ke dalam tanah dan semakin baik
pula pengelolaan daerah resapan air.
6. Optimalisasi pemanfaatan tata ruang
Tabel 3.59 Pencapaian Kinerja Sasaran 59
Indikator kinerja Satuan
Target RPJM
Tahun 2015
Tar
get
Nas
ion
al Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Kat
ego
ri
Koordinator
SKPD Pengampu
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Tar
get
Rea
lisa
si
Cap
aian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Luas w ilayah produktif lhn Bsh
ha 21.455 - 21.024 100 21,024 99 21,024 99 21347 100 21455 23855 111.19 A Bappeda
2 Luas w ilayah produktif
lhn Kering
ha 32.751 - 30.667 99.67 30,667 98
30,667
97
30667 95.08 32751 32751 100 B Bappeda
3 Luas w ilayah industri ha 648 - 228 100 278 90.26
320
54
380 66.90 648 648 100 B Bappeda
4 Luas w ilayah perkotaan ha 8,060 - 4.264 100 4,339 83 4,339
69
4339 61.02 8060 8060 100 B Bappeda
Rata-rata 99.92 92.77 79.87 80.75 102.80 A
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015
Capaian kinerja sasaran ini meliputi 4 (empat) indikator kinerja dengan capaian kinerja
secara keseluruhan (rata-rata) 102,80% (kategori sangat baik) terdiri dari 1 (satu)
indikator kategori sangat baik (25%), dan 3 (tiga) indikator kategori baik (75%). Berikut
analisis capaian kinerja dari sasaran 59 (lima puluh sembilan) per indikator :
1) Luas wilayah produktif lahan Bsh
Keberhasilan capaian target indiaktor kinerja ini disebabkan telah dilaksanakan
identifikasi lahan pertanian sebagai upaya adanya program mempertahankan
wilayah produktif lahan basah terutama yang termasuk dalam Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan (LP2B);
Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja :
- Luasaan wilayah kabupaten boyolali tetap, sedangkan karena tuntutan
kebutuhan hunian/ruang untuk budidaya maka banyak pembangunan
hunian/tmpat usaha tanpa ijin yang menempati lahan pertanian;
- Keterbatasan kemampuan masyarakat untuk memiliki lahan baru untuk kegiatan
pembanguann perumahan dan kegiatan ekonomi;
- Kurangnya pemahaman peraturan tentang adanya keharusan mempertahankan
wilayah produktif lahan basah.
Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target
kinerja :
- Sosialisasi kepada masyarakat terkait peraturan yang harus mempertahankan
wilayah produktif lahan basah;
- Memberikan insentif kepada masyarakat yang bersedia mempertahankan
wilayah produktif lahan basah;
- Pengasaan lahan pertanian oleh pemerintah untuk ditetapkan sebagai LP2B.
2) Luas wilayah produktif lahan Kering
Keberhasilan capaian target indiaktor kinerja ini disebabkan telah dilakukan studi
identifikasi lahan pertanian;
Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah
masih adanya potensi dijadikannya lahan pertanian kering yang memiliki kesuburan,
hamparan luas yang berpotensi untuk Lahan Cadangan Pertanian Pangan
Berkelanjutan, (LCP2B) maupun Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B).
Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target
kinerja :
- Sosialisasi kepada masyarakat terkait luasan pertanian lahan kering yang sudah
semakin berkurang
- Studi potensi lahan pertanian kering sebagai kawasan potensi pengembangan.
3) Luas wilayah industry
Keberhasilan capaian target indiaktor kinerja ini disebabkan masuknya permohonan
informasi tata ruang peruntukan industri, baik industri besar, menengah maupun
kecil/rumah tangga. Dengan peningkatan tersebut menandakan adanya
peningkatan investasi di wilayah Kabupaten Boyolali.
Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja :
- Belum tersedianya kawasan industry;
- Masih berbaurnya kawasan yang ditunjuk sebagai kawasan peruntukan industri
yang ditetapkan dengan kawasan pertanian, kawasan hunian sehingga kesulitan
menentukan garis batas pada masing masing kawasan peruntukan;
- Masih kurangnya infrastruktur yang memadai untuk menunjang kegiatan industri
- Kurangnya program pemasaran wilayah industri yang telah ditetapkan dalam
Perda Kab. Boyolali No. 9 tahun 2011 tentang RTRW Kab. Boyolali Tahun 2011-
2031.
Upaya-upaya yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target
kinerja :
- Melakukan sosialisasi Perda Kab. Boyolali No. 9 tahun 2011 tentang RTRW Kab.
Boyolali Tahun 2011-2031 terkait wilayah industri kepada masyarakat dan pelaku
investasi;
- Membangun infrastruktur yang mendukung kegiatan industry.
4) Luas wilayah perkotaan
Keberhasilan capaian target indiaktor kinerja ini disebabkan semakin luasnya
wilayah perkotaan Boyolali yang ditetapkan di Perda No. 9 Tahun 2011 tentang
RTRW Kab. Boyolali tahun 2011-2031 seluas 4.339 ha.
Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja :
- Diperlukan kajian identifikasi kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan sesuai
dengan kondisi saat ini dan rencana pemanfaatan ruang di RTRW;
- Wilayah perkotaan tidak dapat diperluas pada daerah-daerah yang kondisi
eksistingnya berupa lahan pangan pertanian berkelanjutan.
Upaya-upaya yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target
kinerja :
- Memanfaatkan pertanian lahan kering untuk dibangun perumahan dan semua
fasilitas penunjangnya;
- Pengembangan permukiman di kawasan satelit (perbatasan) kota dengan
menyediakan fasilitas-fasilitas yang mendorong pertumbuhan wilayah dan
ekonomi, sebagai misal sekolah, rumah sakit, pasar/pusat perbelanjaan, taman
rekreasi dan fasilitas-fasilitas umum lainnya dll.
Analisis untuk 4 (empat) indikator di atas :
a. Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap
capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan
efesiensi sebesar 7,24% dari anggaran sebesar Rp. 381.657.000,00 digunakan
sebesar Rp. 354.031.600,00;
b. Untuk mencapai target indikator kinerja keempat indikator di atas dilaksanakan
dengan program Perencanaan Tata Ruang dengan 4 (empat) kegiatan yaitu
Penyusunan kebijakan tentang penyusunan rencana Tata Ruang, Rapat
koordinasi tentang rencana tata ruang, Revisi rencana tata ruang dan Survey dan
pemetaan. Program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan
indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat
akuntabilitas kinerja yang sangat baik, walaupun belum berhasil memenuhi
target kinerja.
7. Meningkatnya pengendalian tata ruang
Tabel 3.60 Pencapaian Kinerja Sasaran 60
Indikator kinerja Satuan
Target RPJM Tahun 2015
Tar
get
Nas
ion
al Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Kat
ego
ri
Koordinator SKPD
Pengampu
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Tar
get
Rea
lisa
si
Cap
aian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Rasio bangunan / rumah ber IMB
% 3 - 0.49 65.33 2.61 303.4 3.25 335.05 3.48 107.08 3.6 3.77 104.72 A BPMP2T
2 Persentase penggunaan tata ruang sesuai peruntukkannya
% 100 - 80 100 80 94.18 83 83 95 100 100 100 100 B Bappeda
3 Cakupan masyarakat dan dunia usaha y ang telah mendapat
sosialisasi tata ruang
kec 5 - - - 19 380 - - - - 5 19 380 A Bappeda
4 Persentase pembangunan tow er
seluler (RBS) y ang sesuai dengan tata ruang
% 100 - 80 100 100 125 100 100 95 95 100 95 95 B Bappeda
Rata-rata 88.44 300.86 172.68 100.69 169.93 A
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015
Capaian kinerja sasaran ini meliputi 4 (empat) indikator kinerja dengan capaian kinerja
secara keseluruhan (rata-rata) 169,93% (kategori sangat baik) terdiri dari 2 (dua)
indikator kategori sangat baik (50%), dan 2 (tiga) indikator kategori baik (50%). Berikut
analisis capaian kinerja dari sasaran 60 (enam puluh) per indikator :
1) Rasio bangunan / rumah ber IMB
a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan telah dilaksanakan
pendataan pemohon ijin yang mengajukan Ijin Mendirikan Bangunan, sedangkan
data bangunan di seluruh Kabupaten Boyolali di peroleh dari BPS Kab. Boyolali
dalam Boyolali Dalam Angka Tahun 2015. Keberhasilan ini dicapai juga
disebabkan kesadaran masyarakat dalam melakukan pengurusan IMB, hal ini
terjadi karena sosialisasi yang giat dilaksanakan oleh BPMP2T;
b. Efesiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan menggunakan anggaran
untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga
dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efisiensi sebesar 17,44 % dari
anggaran sebesar Rp 376.145.750,00 digunakan sebesar Rp. 310.551.050,00;
c. Analisis program/kegiatan :
Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program
Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi dan kegiatan
Penyederhanaan Prosedur Perijinan dan Peningkatan Pelayanan Penanaman
Modal. Program / kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan
tingkat akuntabilitas kinerja yang baik.
2) Persentase penggunaan tata ruang sesuai peruntukkannya
Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan masyarakat sudah
memahami adakan adanya aturan pemanfaatan ruang beserta sasnksinya (Perda
No. 9 Tahun 2011 tentang RTRW Kab. Boyolali tahun 2011-2031) sehingga
pelanggaran dapat minimalisir.
Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah
kecukupan kepemilikan lahan terbangun sangat terbatas, dan masih ada
masyarakat awam yang memeanfaatkan Lahan pangan pertanian berkelanjutan
digunakan untuk fungsi lain (non pertanian).
Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target
kinerja:
- Perlu adanya penetapan lahan pertanian pangan berkelanjutan sehingga secara
hukum dapar dijadikan pedoman pemanfaatan ruang;
- Masih perlu dilakukan sosialisasi Perda No. 9 Tahun 2011 tentang RTRW Kab.
Boyolali tahun 2011-2031 sehingga masyarakat lebih memahami ketentuan
dalam pemanfaatan ruang;
- Memberi informasi tata ruang bahwa lahan-lahan tersebut tidak
direkomendasikan untuk penggunaan non pertanian;
- diperlukan kejelasan sanksi yang nyata bagi pengguna lahan yang tidak sesuai
dengan tata ruang.
3) Cakupan masyarakat dan dunia usaha yang telah mendapat sosialisasi tata ruang
Keberhasilan capaian target kinerja indikator ini dikarenakan masyarakat sudah
memahami adakan adanya aturan pemanfaatan ruang beserta sanksinya (Perda
No. 9 Tahun 2011 tentang RTRW Kab. Boyolali tahun 2011-2031) sehingga
pelanggaran dapat minimalisir.
Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah tidak
adanya kelanjutan sosialisasi/penyebaran informasi kepada masyarakat secara
menyeluruh oleh masing masing pihak yang telah mendapatkan sosialisasi.
Sedangkan upaya yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian
target kinerja adalah masih diperlukannya sosialisasi Perda No. 9 Tahun 2011
tentang RTRW Kab. Boyolali secara berkelanjutan, utamanya kepada pelaku usaha.
4) Persentase pembangunan tower seluler (RBS) yang sesuai dengan tata ruang
Kegagalan capaian target kinerja indikator ini disebabkan terdapat pembangun
tower yang mendahului proses pembangunan sebelum diterbitkan ijin dari BPMPPT.
Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja terdapat
pembangun tower yang mendahului proses pembangunan sebelum diterbitkan ijin
dari BPMPPT. Sedangkan Upaya-upaya yang dilakukan untuk menghadapi kendala
dalam pencapaian target kinerja adalah :
- Informasi tata ruang dari Bappeda dikeluarkan dengan isi yang jelas dan tegas
tentang kemungkinan rencana pembangunan tower seluler yang sesuai/tidak
sesuai dengan tata ruang. Jika tidak sesuai dengan Perda RTRW, rekomendasi
dari Bappeda bisa dipakai sebagai dasar untuk tidak menerbitkan ijin
pembangunan tower seluler;
- Segala bentuk pembangunan tower yang sudah terbangun dan belum ada
rekomendasi tata ruang, untuk segera dimintakan informasi tata ruang;
- Tetap diperlukan sosialisasi terkait ketentuan yang mengatur pembangunan
menara telekomunikasi (tower) baik kepada pihak swasta sebagai jasa penyedia
tower maupun masyarakat sekitar yang ditempati tower.
Analisis untuk 3 (tiga) indikator di atas :
a. Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap
capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan
efesiensi sebesar 4,52% dari anggaran sebesar Rp. 52.365.000,00 digunakan
sebesar Rp. 50.000.000,00;
b. Indikator ini dilaksanakan dengan program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
dengan kegiatan Penyusunan kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang.
Program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja
yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang
sangat baik, walaupun ada yang belum berhasil memenuhi target kinerja.
8. Terwujudnya tata pemerintahan yang lebih bersih, berwibawa, konstitusional, efektif dan demokratis
Tabel 3.61 Pencapaian Kinerja Sasaran 61
Indikator kinerja Satuan
Target RPJM Tahun 2015
Tar
get
Nas
ion
al Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Kat
ego
ri
Koordinator SKPD
Pengampu
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Tar
get
Rea
lisa
si
Cap
aian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Cakupan unit pelay anan yang melakukan survey
Indeks Kepuasan Masy arakat
% 34.62 - 54.35 282.63 100 433 102 102 100 100 100 100 100 B Bagian Orpeg
2 Persentase urusan
w ajib dan urusan pilihan y ang telah menerapkan standar pelay anan minimal
% 50 - 50 144.43 92.31 399.95 100 100 72.25 120.42 75 100.00 133.33 A Bagian
Orpeg
3 Meningkatny a penilaian hasil ev aluasi kinerja
nilai Baik - Cukup Baik
107.42 Cukup baik
(60,40)
128.88 Cukup Baik
(61.59)
94.75 Cukup Baik
(58,18)
89.51 baik (65)
Cukup Baik
(54.61)
84.02 B Bagian Orpeg
4 Persentase IKU y ang digunakan sebagai indikator kinerja
% 100 - 93.17 93.17 99.71 99.71 91.81 91.81 90.94 89.51 100 93.30 93.3 B Bagian Orpeg
5 Tindak lanjut hasil pengaw asan, evaluasi kinerja dan rev iu
laporan keuangan
% 100 - 65 86.67 70 100 80 100 90 100 100 98 98 B Inspektorat
6 Persentase
pelaksanaan evaluasi kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah
% 75 - 50 100 60 100 65 100 70 100 75 75 100 B Inspektorat
7 Persentase pelaksanaan pemeriksaan reguler terhadap seluruh obyek
% 26 - 22 115.79 22 105 23 104.55 24 100 26 26 100 B Inspektorat
Indikator kinerja Satuan
Target RPJM
Tahun 2015
Tar
get
Nas
ion
al Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Kat
ego
ri
Koordinator SKPD
Pengampu
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Tar
get
Rea
lisa
si
Cap
aian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
pemeriksaan
8 Prosentase penanganan
pengaduan masyarakat atas pelay anan publik
% 90 - 100 142.86 96 128 120 150 120 141.18 90 100 111.11 A Inspektorat
9 Persentase SKPD yang
telah mendapat sosialisasi tentang SPIP
% 100 - 30 100 30 100 50 100 80 100 100 100 100 B Inspektorat
10 Persentase SKPD yang sudah melakukan pemetaan (diagnostic assessment)
% 50 - 10 100 10 100 30 100 40 100 50 50 100 B Inspektorat
11 Persentase SKPD yang sudah membangun infrastruktur SPIP
% 40 - - - - - 20 100 30 100 40 40 100 B Inspektorat
12 Persentase SKPD yang sudah menginternalisasi-kan
SPIP
% 30 - - - - - 10 100 25 125 30 30 100 B Inspektorat
13 Persentase PNS y ang
mempunyai latar belakang pendidikan sesuai dengan tugas y ang menjadi tanggungjaw abnya
% 75.32 - 77.17 104.02 78.55 105.46 79.86 106.81 79.63 106.11 75.32 76.44 101.49 A BKD
14 Persentase pejabat struktural y ang telah
lulus diklatpim
% 96.01 - 78.03 86.72 70.94 77.54 65.44 70.37 74.72 79.07 96.01 82.58 86.01 B BKD
15 Persentase PNS y ang berpendidikan S2
% 2.56 - 2.12 103.41 2.37 105.33 2.66 110.66 2.87 115.65 2.56 2.91 113.70 A BKD
16 Peny elesaian kasus kepegaw aian
% 90 - 100 142.86 80. 106.66 100 125 68.18 80.21 90.00 93.75 104.17 A BKD
17 Persentase desa yang tertib administrasi
% 25 - 2 112.50 15 83 14.5 103.57 23 104.55 25 25 100 B Bagian Pemdes
18 Jumlah Desa y ang berubah menjadi kelurahan
desa 25 - - - 0 - 0 103.57 0 0 4 0 0 D Bagian Pemdes
19 Persentase desa yang mampu mengelola keuangan dengan baik
% 4 - 2 100 17 94 14.5 0 23 104.55 25 25 100 B Bagian Pemdes
20 Tersusunnya LKPJ Bupati ke DPRD dan Gubernur
buku 4 - 4 100 4 100 4 100 4 100 4 4 100 B Bagian PUOD
21 Tersusunnya LPPD buku 2 - 2 100 2 100 2 100 2 100 2 2 100 B Bagian PUOD
22 Tersusunnya LKPJ AMJ dan LPPD Bupati ke DPRD dan Gubernur
buku 4 - - - - - - - - - 2 2 100 B Bagian PUOD
23 Jumlah paket y ang melakukan Pelelangan y ang secara E-Proc
% 100 - 52.5 60 (20,74) 39
paket
41.48 19.27 25.69 100 100 100 100 100 B ULP
Rata-rata 114.87 114.01 94.94 97.99 96.74 B
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015
Capaian kinerja sasaran ini meliputi 23 (dua ) indikator kinerja dengan capaian kinerja
secara keseluruhan (rata-rata) 96,74% (kategori baik) terdiri dari 5 (lima) indikator
kategori sangat baik (21,74%), 17 (tujuh belas) indikator kategori baik (73,91%), dan 1
(satu) indikator kategori kurang (4,35%). Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 61
(enam puluh satu) per indikator :
1) Cakupan unit pelayanan yang melakukan survey Indeks Kepuasan Masyarakat
a. Keberhasilan capaian target kinerja indikator ini dikarenakan reformasi birokrasi
salah satu indikatornya adalah tentang pelayanan publik yang di dalamnya
termasuk IKM sehingga seluruh unit pelayanan di Kabupaten Boyolali harus
menyusun IKM dengan melakukan Survey Indeks Kepuasan Masyarakat yang
dilakukan minimal sekali dalam satu tahun;
Berikut grafik cakupan unit pelayanan yang melakukan survey IKM dari Tahun
2011-2015 :
Gambar 3.16 Grafik cakupan unit pelayanan yang melakukan survey IKM dari
Tahun 2011-2015
b. Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan pembuatan
pedoman penyusunan IKM beserta rumus-rumus penghitungannya serta contoh
laporan IKM sehingga memudahkan penyusun untuk membuat laporan IKM dan
mengadakan pembinaan pelayanan publik juga dilaksanakan melalui surat
edaran, himbauan dan perintah untuk memperbaiki seluruh pelayanan kepada
masyarakat.
2) Persentase urusan wajib dan urusan pilihan yang telah menerapkan standar
pelayanan minimal
Keberhasilan capaian target kinerja indikator ini dikarenakan pada tahun 2015 dari 8
urusan wajib yang dilaksanakan seluruhnya telah dilaksanakan SKPD pengampu
SPM. Penerapan SPM di Kabupaten Boyolali terlaksana dengan baik karena dari
seluruh SKPD Pengampu SPM melaksanakan indikator-indikator yang ada dalam
SPM dan mengalokasikan dana untuk pencapaian indikator di maksud, sehingga
target yang ditetapkan sebagian besar telah dapat dicapai. Pada tahun 2015 ini
urusan yang dilaksanakan hanya 8 sedangkan tahun sebelumnya 14 urusan, hal
tersebut karena ada 6 (enam) urusan wajib yaitu Keluarga Berencana dan Kelurga
Sejahtera, Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan Anak, Kebudayaan dan
Pariwisata, Perhubungan, Komunikasi dan Informatika dan Penanaman Modal yang
dilaksanakan pada tahun sebelumnya, menurut undang – undang nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah, urusan tersebut tidak lagi masuk dalam
pelayanan dasar.
Analisis untuk 2 (dua) indikator di atas :
a. Efesiensi penggunaan sumberdaya yang dilakukan adalah menggunakan
anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target
sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar
24,42% dari anggaran sebesar Rp. 111.455.000,00 digunakan sebesar Rp.
84.235.900,00;
b. Analisis program/kegiatan :
Program kegiatan yang menunjang keberhasilan adalah dilaksanakan dengan
program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur dan kegiatan Bimbingan
teknis implementasi peraturan perundang-undangan. Bentuk kegiatan yang
dilaksanakan adalah dengan, penyusunan IKM, pembinaan pelayanan publik,
penilaian kinerja pelayanan publik, dan penyusunan SPM.
3) Meningkatnya penilaian hasil evaluasi kinerja
a. Kegagalan capaian target indikator kinerja ini karena ada beberapa kriteria
evaluasi LKjIP yang belum terpenuhi antara lain belum ada sistem, pengumpulan
data kinerja, jenis indikator yang lebih banyak merupakan indikator kegiata
sehingga dokumen laporan terlalu detail. Hasil evaluasi SAKIP Kabupaten
Boyolali 2015 (pelaksanaan tahun 2014) adalah 54,61 kategori CC, yang artinya
cukup (memadai), Akuntabilitas kinerjanya cukup baik, taat kebijakan, memiliki
sistem yang dapat digunakan untuk memproduksi informasi kinerja untuk
pertanggung jawaban, perlu banyak perbaikan tidak mendasar. Kelemahan
utama SAKIP pemerintah Kabupaten Boyolali :
- Indikator kinerja Kabupaten Boyolali masih banyak yang menampilkan
keluaran (output) bukan hasil (outcome), masih banyak pula yang
menunjukkan indikator kegiatan, dan jumlahnya “terlalu banyak”;
- Penerapan manajemen SAKIP belum berjalan optimal, antara lain indikator
kinerja belum dimanfaatkan secara optimal dalam perencanaan
program/kegiatan dan tolok ukur penilaian prestasi pegawai.
Kendala dan hambatannya antara lain :
- Belum semua dokumen LKjIP mempunyai kualitas baik;
- Tidak semua personil petugas mempunyai pemahaman yang cukup untuk
menyusun dokumen perencanaan Penetapan Kinerja dan Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah (LKjIP);
- Waktu penyusunan dokumen bersamaan dengan pekerjaan lain di bidang
perencanaan dan pelaporan, sehingga perhatian petugas dalam menyusun
tidak penuh;
- Kekurangkonsistenan antara berbagai dokumen pendukung LKjIP.
Berikut grafik nilai evaluasi SAKIP Kabupaten Boyolali dari Tahun 2011-2015
(pelaksanaan tahun 2010-2014) :
Gambar 3.17 Nilai evaluasi SAKIP Kabupaten Boyolali
Sedangkan perkembangan prosentase nilai evaluasi AKIP SKPD hasil reviu
Inspektorat. Berikut grafik perkembangan prosentase nilai AKIP SKPD :
Gambar 3.18 Perkembangan Nilai SAKIP SKPD Kabupaten Boyolali
Alternatif solusi yang sudah dilakukan adalah :
- Melaksanakan asistensi penyusunan LKjIP SKPD;
- Memulai persiapan penyusunan LKjIP lebih awal (Bulan Desember 2014);
- Meningkatkan koordinasi dengan dinas/ instansi yang berhubungan dengan
LKjIP.
b. Analisis penggunaan sumber daya :
Penerapan dan penyusunan laporan kinerja melibatkan seluruh satuan kerja.
Efesiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan :
- Membuat kebijakan/ surat edaran yang berisi pedoman penerapan AKIP
- Melaksanakan asistensi penyusunan dokumen-dokumen kinerja untuk
memastikan lingkup dan kualitas materi dokumen memadahi sesuai ketentuan
guna mengurangi kesalahan-kesalahan penerapan dan penyusunan dokumen
kinerja.
c. Target 65 baru tercapai 54,61 atau 84,02%. Indikator ini dilaksanakan dengan
program Perencanaan pembangunan dan kegiatan Koordinasi penyusunan
laporan kinerja pemerintah daerah. Program/ kegiatan secara umum telah sesuai
dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik. Namun perlu
upaya beberapa aktivitas yang lebih fokus pada aspek-aspek yang dievaluasi
atau dinilai, antara lain :
a) Membangun pemahaman Pimpinan satuan kerja/ unit kerja mengenai SAKIP
melalui sosialisasi, pembinaan, dan evaluasi penerapan SAKIP;
b) Menyusun rencana aksi perbaikan SAKIP setelah melalui proses penentuan
target minimal B, penelaahan kelemahan SAKIP, pola penilaian SAKIP, studi
komparasi ke kabupaten/kota terdekat yang mempunyai nilai A, dan konsultasi
intensif dengan Kementerian PAN dan RB;
c) Memperbaiki secara bertahap kelemahan/ kekurangan penerapan SAKIP
Kabupaten Boyolali berdasar hasil evaluasi SAKIP 2015, antara lain dengan :
- Memperbaiki kualitas indikator kinerja, yaitu indikator kinerja yang benar-
benar utama (pokok) yang mampu mengukur sasaran dan berupa hasil
(outcome);
- Pembuatan perjanjian kinerja secara berjenjang dari pimpinan SKPD
sampai dengan eselon IV;
- Penerapan sistem manajemen SAKIP yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian/evaluasi, termasuk
penerapan sistem elektronik antara lain e-planning, e-budgeting, e-
controlling, e-performance, dan lain-lain;
- Memanfaatkan SAKIP dalam penilaian prestasi kerja dan pemberian
reward-punishment pegawai.
4) Persentase IKU yang digunakan sebagai indikator kinerja
a. Kegagalan capaian target kinerja indikator ini disebabkan ada beberapa indikator
pada SKPD yang sudah tidak relevan untuk dilaksanakan.
Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja untuk
presentase IKU yang digunakan sebagai indikator kinerja belum semua SKPD
konsisten dalam penganggaran guna memenuhi Indikator Kinerja Utama, hal ini
disebabkan adanya keterbatasan anggaran maupun kurang pahamnya dalam
proses penyusunan atau bahkan mungkin disebabkan oleh adanya prioritas lain
yang lebih penting sehingga anggaran untuk program yang memenuhi IKU tidak
terpenuhi.
Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target
kinerja adalah dengan mengadakan sinkronisasi indikator kinerja dengan DPA
dan selalu mengadakan asistensi (klinik) penyusunan PK dan IKU secara
intensif.
Sedangkan perkembangan prosentase IKU yang digunakan sebagai indikator
kinerja sebagaimana grafik perkembangan prosentase IKU yang digunakan
sebagai indikator kinerja dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015:
Gambar 3.19 Prosentase IKU yang digunakan sebagai indikator kinerja dari
tahun 2011 sampai dengan tahun 2015
b. Pemerintah Kabupaten memiliki 404 Indikator kinerja utama. Target capaian
indikator ini adalah 100% indikator dalam IKU (Keputusan Bupati Boyolali Nomor
060/425 Tahun 2011 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah
Kabupaten Boyolali dan Indikator Kinerja Utama SKPD Kabupaten Boyolali)
digunakan sebagai indikator kinerja sebagaimana ditetapkan dalam dokumen
penetapan kinerja, sedangkan realisasinya pada tahun 2015 adalah 433 indikator
dalam IKU digunakan sebagai indikator kinerja atau sebesar 93,30%. Hal ini
menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Boyolali dalam melaksanakan
program dan kegiatan tahun 2015 ini sudah mengacu pada pemenuhan indikator
kinerja sebagaimana telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Boyolali Tahun
2010-2015. Sehingga prosentase capaian indikator sebesar 93,30%, termasuk
kategori baik.
Analisis untuk 2 (dua) indikator di atas :
a. Analisis penggunaan sumberdaya :
Efesiensi penggunaan sumberdaya yang dilakukan adalah menggunakan
anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target
sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar
4,50% dari anggaran sebesar Rp. 121.010.000,00 digunakan sebesar Rp.
115.570.000,00;
b. Analisis program/kegiatan :
Untuk mencapai target indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program
Perencanaan pembangunan daerah dan kegiatan Koordinasi penyusunan
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah. Bentuk kegiatan yang dilaksanakan yaitu
menyusun dokumen LkjIP dan Penetapan Kinerja yang dilakukan dengan
melaksanakan Asistensi untuk penyusunannya.
5) Tindak lanjut hasil pengawasan, evaluasi kinerja dan reviu laporan keuangan
a. Kegagalan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan keterlambatan obyek
pemeriksaan/auditan dan instansi terkait dalam menindak lanjuti Laporan Hasil
Pemeriksaan ke Inspektorat Kabupaten Boyolali. Untuk menghadapi kendala
tersebut dilakukan :
- Melakukan monitoring Laporan Hasil Pemeriksaan ke lapangan dengan
memberikan masukan jalan keluar untuk dapat menindak lanjuti atau
asistensi baik LHP Reguler, Khusus atau APF lain.
- Mengadakan rapat koordinasi pengawasan dengan cara memanggil obyek
pemeriksaan yang belum menindak lanjuti.
- Melaksanakan Gelar Pengawasan Daerah yang dilaksanakan tiap satu tahun
sekali dengan memaparkan hasil-hasil pemeriksaan, dan tindak lanjut
laporan hasil pemeriksaan.
b. Efesiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan :
- Pembuatan kebijakan/ surat tagihan tindak lanjut ke SKPD-SKPD yang
belum menidak lanjuti LHP, dan mendatangi lagsung ke obyek monitoring
dengan memberikan asistensi untuk menyelesaikan tindak lanjut.
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh
terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran
dengan efesiensi sebesar 8% dari anggaran sebesar Rp. 272.000.000,00
digunakan sebesar Rp. 250.494.950,00.
c. Analisis program/kegiatan :
Dilaksanakan dengan Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH dengan kegiatan Tindak Lanjut Hasil
Temuan Pengawasan yang didalamya terdapat aktifitas berupa Rapat Koordinasi
Pengawasan dan monitoring Laporan Hasil Pemeriksaan dan kegiatan lain yang
mempunyai manfaat untuk tindak lanjut yaitu Kegiatan Inventarisasi temuan
pengawasan dengan aktifitas yaitu Rapat Gelar Pengawasan Daerah, sehingga
dengan Program dan Kegiatan tersebut sangat menunjang keberhasilan tindak
lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan. Program/kegiatan yang dilakukan sesuai
dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat
menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, walaupun belum
berhasil memenuhi target kinerja. Kegiatan Tindak lanjut hasil temuan
pengawasan telah dilaksanakan pada Tahun 2015 diterapkan dengan upaya,
Monitoring LHP, Rakorwas, dan Larwasda.
6) Persentase pelaksanaan evaluasi kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah
a. Keberhasilan capaian target indiaktor kinerja ini disebabkan pelaksanaan Reviu
kinerja ( Reviu LKjIP) dan reviu laporan keuangan dapat dilaksanakan tepat
waktu;
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya
- Menyusun tim yang ramping dalam melaksanakan Reviu LKjIP dan reviu
Laporan Keuangan Daerah dan meminimalkan waktu pelaksanaan
Pemeriksaan;
- Meminimalkan sumber daya baik dari sarana dan prasarana yaitu dengan
sarana kendaraan dinas operasional yang sangat terbatas dapat
mempengaruhi kinerja namun demikian upaya-upaya untuk menutupi
kekurangan dengan alteratif penggunaan kendaraan pribadi;
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh
terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran
dengan efesiensi sebesar 27 % dari anggaran sebesar Rp. 50.090.000,00
digunakan sebesar Rp. 36.364.013,00.
c. Analisis program/kegiatan :
Indikator ini dilaksanakan dengan Peningkatan Profesionalisme Tenaga
Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan dengan Kegiatan Pelatihan teknis
pengawasan dan penilaian akuntabilitas kinerja yang didalamnya terdapat
aktifitas berupa Reviu LKjIP dan Reviu Laporan Keuangan sebelum diperiksa
oleh BPKRI, dengan memerintahkan auditor untuk ke SKPD-SKPD untuk
melaksanakan hal tersebut dengan diberikan SPT dan SPPD sebagai biaya
operasional tim. Program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan
indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat
akuntabilitas kinerja yang sangat baik, dan berhasil memenuhi target kinerja.
7) Persentase pelaksanaan pemeriksaan reguler terhadap seluruh obyek pemeriksaan
a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan Pembagian Tim
Pemeriksaan dalam satu pemeriksaan dikurangi anggotanya dan pengurangan
waktu penugasan sehingga didapatkan penghematan baik waktu maupun biaya.
Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah
kurangnya tenaga auditor pada Inspektorat Kabupaten Boyolali. Sedangkan
solusi yang dilakukan adalah mengusulkan penambahan tenaga Auditor.
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya
- Meminimalkan sumber daya baik dari sarana dan prasarana yaitu dengan
sarana kendaraan dinas operasional yang sangat terbatas dapat
mempengaruhi kinerja namun demikian upaya-upaya untuk menutupi
kekurangan dengan alteratif penggunaan kendaraan pribadi yang
sebenarnya sangat memberatkan bagi pemilik kendaraan;
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh
terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran
dengan efesiensi sebesar 15% dari anggaran sebesar Rp. 380.000.000,00
digunakan sebesar Rp. 322.757.657,00.
c. Analisis program/kegiatan :
Indikator ini dilaksanakan dengan program Peningkatan Sistem Pengawasan
Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH dengan kegiatan
Pelaksanaan Pengawasan Internal Secara Berkala yang didalamya terdapat
aktifitas berupa Pemeriksaan Reguler. sehingga dengan Program dan Kegiatan
tersebut sangat menunjang keberhasilan Prosentase pelaksanaan pemeriksaan
reguler terhadap seluruh obyek pemeriksaan. Program/kegiatan yang dilakukan
sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat
menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, dan berhasil
memenuhi target kinerja.
8) Prosentase penanganan pengaduan masyarakat atas pelayanan publik.
a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan atau dicapai dengan
memaksimalkan Tim Pemeriksa dengan mengurangi Jumlah Tim dan
mengurangi jumlah hari pemeriksaan sehingga dengan jumlah Auditor yang
terbatas dapat melaksanakan pemeriksaan banyak;
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya.
- Meminimalkan jumlah Tim Auditor yang ada dalam melaksanakan
pemeriksaan kasus/khusus dan meminimalkan waktu pelaksanaan
Pemeriksaan;
- Meminimalkan sumber daya baik dari sarana dan prasarana yaitu dengan
sarana kendaraan dinas operasional yang sangat terbatas dapat
mempengaruhi kinerja namun demikian upaya-upaya untuk menutupi
kekurangan dengan alteratif penggunaan kendaraan pribadi;
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh
terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran
dengan efesiensi sebesar 33,38% dari anggaran sebesar Rp.
282.926.100,00 digunakan sebesar Rp. 188.490.730,00.
c. Analisis program/kegiatan :
Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan capaian target kinerja
indikator ini yaitu Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH dengan Kegiatan Penanganan
kasus pengaduan dilingkungan pemerintah daerah yang didalamnya terdapat
aktifitas berupa Pemeriksaan Kasus/Khusus, sehingga dengan Program dan
Kegiatan tersebut sangat menunjang keberhasilan Prosentase penanganan
pengaduan masyarakat atas pelayanan publik. Program/kegiatan yang dilakukan
sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat
menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, dan berhasil
memenuhi target kinerja.
9) Persentase SKPD yang telah mendapat sosialisasi tentang SPIP
10) Persentase SKPD yang sudah melakukan pemetaan (diagnostic assessment).
11) Persentase SKPD yang sudah membangun infrastruktur SPIP
12) Persentase SKPD yang sudah menginternalisasi-kan SPIP
Analisis untuk 4 (empat) indikator di atas :
a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan sosialisasi kepada
SKPD – SKPD telah dilaksanakan pada pelaksanaan bintek-bintek/sosialisasi,
Evaluasi dan Pendampingan baik dari Inspektorat maupun oleh BPKP Prov.
Jateng.
b. Analisis efesiensi penggunaan sumber daya :
- Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur
Pengawasan dengan Kegiatan Penyusunan kebijakan sistem dan prosedur
pengawasan, anggaran tersebut sudah dapat membiayai semua aktifitas
berkaitan dengan SPIP yang didalamnya terdapat beberapa indikator;
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh
terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran
dengan efesiensi sebesar 34 % dari anggaran sebesar Rp. 40.100.000,00
digunakan sebesar Rp. 26.418.400,00.
c. Analisis program/kegiatan :
Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan capaian target indikator
kinerja ini yaitu program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan
Prosedur Pengawasan dengan kegiatan Penyusunan kebijakan sistem dan
prosedur pengawasan yang didalamnya terdapat aktifitas berupa mengadakan
sosialisasi kepada SKPD dengan mengundang SKPD dengan nara sumber dari
BPKP, sehingga dengan Program dan Kegiatan tersebut sangat menunjang
keberhasilan SKPD yang telah mendapat sosialisasi tentang SPIP.
Program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja
yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang
sangat baik, dan berhasil memenuhi target kinerja.
13) Persentase PNS yang mempunyai latar belakang pendidikan sesuai dengan tugas
yang menjadi tanggungjawabnya
a. Keberhasilan capaian target kinerja indikator ini disebabkan kebijakan
Pemerintah Kabupaten Boyolali dalam penempatan PNS sangat mendukung dan
sistem kenaikan pangkat yang semakin mudah;
b. Analisis penggunaan sumber daya, efesiensi penggunaan sumber daya
dilakukan dengan :
- Menyusun kebijakan berisi pedoman setiap pelaksanaan kegiatan (SOP);
- Mengoptimalkan sarana prasarana yang dimiliki dalam melakukan koordinasi
(telpon, internet, dll);
- Menggunakan Anggaran secara efisien dan efektif sehingga tepat sasaran,
dari 3 (tiga) kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung indikator ini
terdapat efisiensi anggaran sebesar 17,40 % yaitu dari anggaran sebesar
Rp. 441.960.000,00 digunakan sebesar Rp. 365.021.782,00.
c. Analisis program/kegiatan :
Untuk melaksanakan indikator diatas dilaksanakan dengan progam Pembinaan
dan Pengembangan Aparatur dengan 3 (tiga) kegiatan Penempatan PNS,
Penyusunan instrumen analisis jabatan PNS, dan Penataan Sistem Kenaikan
Pangkat otomatis. Pelaksanaan kegiatan yang mendukung indikator kinerja ini
melibatkan instansi lain diluar BKD seperti BKD Provinsi Jawa Tengah dan
Badan Kepegawaian Negara. Program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan
sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan
tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, dan berhasil memenuhi target
kinerja.
14) Persentase pejabat struktural yang telah lulus diklatpim
a. Kegagalan capaian target kinerja indikator ini dikarenakan terbatasnya alokasi
anggaran untuk mendukung kegiatan pendidikan penjenjangan struktural bila
dibandingkan dengan jumlah pejabat struktural yang belum mengikuti Diklat
kepemimpinan sesuai dengan jabatanya;
Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja :
- Terbatasnya alokasi anggaran untuk mendukung kegiatan Pendidikan
Penjenjangan Struktural.
- Pejabat struktural memasuki masa purna tugas/ pensiun sehingga
mengurangi akumulasi jumlah pejabat yang telah mengikuti Diklat PIM
Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target
kinerja :
- Setiap tahun Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Boyolali selalu
mengusulkan penambahan alokasi anggaran untuk kegiatan Pendidikan
Penjenjangan Struktural sesuai dengan perencanaan yang ada dalam
Rencana Strategis Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Boyolali tahun
2011 – 2015;
- Pejabat yang sudah mendekati Batas Usia Pensiun (BUP) dan belum
mengikuti Diklat kepemimpinan sesuai dengan jabatan yang diduduki, untuk
tidak dikirim mengikuti Diklat Kepemimpinan dimaksud. Hal ini dilakukan untuk
efisiensi penggunaan anggaran dan manfaat diklat bagi pemerintah
Kabupaten Boyolali.
b. Efesiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan :
- Menyusun kebijakan berisi pedoman setiap pelaksanaan kegiatan (SOP);
- Mengoptimalkan sarana prasarana yang dimiliki dalam melakukan koordinasi
dengan lembaga/dinas terkait (telpon, internet, dll);
- Penggunaan Anggaran pada kegiatan ini terdapat efisiensi sebesar 4,38 %
dari anggaran sebesar Rp. 975.292.000,00 digunakan sebesar Rp.
932.527.000,00.
c. Analisis program/kegiatan :
Untuk melaksanakan indikator diatas dilaksanakan dengan program Pendidikan
Kedinasan dengan kegiatan Pendidikan Penjenjangan Struktural.
Program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja
yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang
sangat baik, walaupun belum berhasil memenuhi target kinerja. Pelaksanaan
kegiatan yang mendukung indikator kinerja ini adalah adanya kerjasama yang
baik dengan lembaga penyelenggara Diklat baik mdengan Badan Diklat Provinsi
Jawa Tengah , Badan Diklat Provinsi Jawa Timur, Badan diklat Provinsi DIY
maupun Pusdiklat Kemendagri Regional Yogjakarta.
15) Persentase PNS yang berpendidikan S2
a. Keberhasilan capaian target kinerja indikator ini disebabkan oleh tingginya minat
PNS untuk menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi guna meningkatkan
pengetahuan dan pengembangan karier;
b. Efisiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan :
- Menyusun kebijakan berisi pedoman setiap pelaksanaan kegiatan (SOP);
- Mengoptimalkan sarana prasarana yang dimiliki dalam melakukan koordinasi
dengan lembaga/dinas terkait (telpon, internet, dll);
- Penggunaan Anggaran pada kegiatan ini terdapat efisiensi sebesar 4,52 %
dari anggaran sebesar Rp. 19.900.000,00 digunakan sebesar Rp.
19.000.000,00.
c. Analisis program/kegiatan :
Indikator ini dilaksanakan dengan program Pembinaan dan Pengembangan
Aparatur dengan kegiatan Seleksi dan penetapan PNS untuk tugas belajar.
Program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja
yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang
sangat baik, dan berhasil memenuhi target kinerja.
16) Penyelesaian kasus kepegawaian
a. Keberhasilan capaian target kinerja indikator ini disebabkan adanya SDM yang
kompeten dan adanya kerjasama team yang baik serta didukung opleh sumber
dana yang memadai;
b. Efisiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan :
- Menyusun kebijakan berisi pedoman setiap pelaksanaan kegiatan (SOP);
- Mengoptimalkan sarana prasarana yang dimiliki dalam melakukan koordinasi
dengan lembaga/dinas terkait (telpon, internet, dll);
- Penggunaan Anggaran pada kegiatan ini terdapat efisien sebesar 14,65 %
dari anggaran sebesar Rp 89.800.000,00 digunakan sebesar Rp.
76.640.000,00.
c. Analisis program/kegiatan :
Indikator ini dilaksanakan dengan program Pembinaan dan Pengembangan
Aparatur dengan kegiatan Proses penanganan kasus-kasus pelanggaran disiplin
PNS. Program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator
kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas
kinerja yang sangat baik, dan berhasil memenuhi target kinerja.
17) Persentase desa yang tertib administrasi
a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan adanya
penambahan jumlah obyek yang dilakukan pembinaan terutama bagi desa-desa
yang belum tertib dalam pengerjaan administrasi desa.
Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah:
- Masih adanya aparat pemerintah desa yang belum memahami ketentuan
yang menjadi pedoman dalam pengelolaan keuangan maupun
pengadministrasiannya, sehingga masih terdapat ketidaktertiban dalam
pelaksanaannya.
- Tidak tercukupinya waktu pelaksanaan dikarenakan 2 (dua) sub kegiatan baru
dianggarkan pada Perubahan APBD 2015 sehingga waktu pelaksanaan pada
Triwulan IV dimana pada waktu tersebut juga ada pelaksanaan kegiatan dari
pemerintah pusat dan pemerintah provinsi di tingkat kabupaten dengan
peserta yang sama.
Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian
target kinerja adalah dengan cara pelaksanaan kegiatan diprioritaskan kepada
desa-desa yang dipandang masih kurang dalam tertib pengerjaan administrasi
desanya dan kedepan melakukan penjadwalan dalam pelaksanaan kegiatan
lebih awal.
Berikut grafik presentase desa yang tertib administrasi dari Tahun 2011-2015 :
Gambar 3.20 Grafik persentase desa yang tertib administrasi dari tahun 2011-
2015
b. Analisis penggunaan sumber daya :
- Dalam rangka mengintensifkan pokok pembinaan, maka pada tahun 2015
pelaksanaan kegiatan ini dibagi menjadi 3 (tiga) sub kegiatan yang terdiri dari:
Sub kegiatan pembinaan administrasi desa (dianggarkan pada APBD Murni
2015),
Sub kegiatan pendampingan pengadaan barang/ jasa di desa (dianggarkan
pada APBD Perubahan 2015), dan
Sub kegiatan pendampingan penyusunan laporan keuangan pemerintah
desa (dianggarkan pada APBD Perubahan 2015).
Pada tahun 2011 s.d 2014 kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka
terwujudnya desa yang tertib administrasi hanya dilakukan melalui 1 (satu)
kegiatan, yaitu kegiatan pembinaan administrasi desa.
- Membentuk tim fasilitasi dengan keanggotaan yang berasal dari Bagian
Pemdes dan SKPD terkait yang kompeten dibidangnya;
- Efisiensi yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan guna pencapaian target
indikator adalah dengan cara menggunakan anggaran untuk aktivitas yang
benar-benar berpengaruh terhadap capian target sehingga dapat mengurangi
penggunaan anggaran dengan tingkat efisiensi sebesar 47,7% dari anggaran
sebesar Rp. 93.776.000,00 digunakan sebesar Rp. 48.958.589,00.
c. Analisis program/kegiatan
Program/kegiatan yang menunjang keberhasilan capaian indikator konerja ini
dilaksanakan dengan program Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan
desa dengan kegiatan Pembinaan Administrasi Desa. Program/ kegiatan secara
umum telah sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Untuk pencapaiannya
dilaksanakan dengan cara melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi serta
pembinaan dan pembimbingan terkait pengerjaan administrasi desa, Apabila
masih terdapat pengerjaan yang tidak sesuai dengan ketentuan atau tidak
dilaksanakan pengerjaannya, maka kepala desa/ perangkat desa untuk
melaporkan kemajuan pengerjaan ke Bagian Pemerintahan Desa 1 (satu)
minggu sejak dilakukan pembinaan, Indikator kinerja kegiatan ini dapat melebihi
target karena dengan menambah jumlah kunjungan ke desa yang dipandang
kurang tertib dalam pengerjaan administrasi desa.
18) Jumlah Desa yang berubah menjadi kelurahan
a. Kegagalan capian indikator ini dikarenakan dengan ditetapkannya UU Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa dimana Desa mendapatkan anggaran yang cukup
besar melalui Dana Desa (DD), sehingga Pemerintah Desa tidak tertarik untuk
melakukan perubahan status desa menjadi kelurahan.
Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah
tidak ada pemerintah desa yang mengajukan permohonan perubahan status
desa menjadi kelurahan.
Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian
target kinerja adalah dengan cara melakukan sosialisasi dan himbauan terkait
perubahan status desa menjadi kelurahan dalam rangka efisiensi dan efektifitas
penyelenggaraan pemerintahan.
b. Program/ kegiatan yang terkait dengan indikator ini tidak berjalan karena tidak
ada desa yang mengajukan untuk menjadi kelurahan, sehingga tidak ada analisis
atas efisiensi penggunaan sumber daya;
c. Dilaksanakan dengan Program Penataan peraturan perundang-undangan
dengan kegiatan Penyusunan rencana kerja rancangan peraturan perundang –
undangan. Kegiatan ini tidak dapat dilaksanakan dikarenakan tidak ada desa
yang mengajukan permohonan untuk perubahan status dari desa menjadi
kelurahan, hal tersebut sebagai dampak dari adanya amanat dari UU Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa, bahwa desa akan mendapatkan anggaran dari
pemerintah pusat dalam Dana Desa yang jumlahnya cukup besar.
19) Persentase desa yang mampu mengelola keuangan dengan baik
a. Keberhasilan capaian indikator ini dikarenakan dalam Kegiatan dilaksanakan
dengan monitoring pelaksanaan kegiatan yang ada di desa yang dibiayai dengan
anggaran dari ADD disejumlah 38 desa atau sekitar 23% dan adanya
peningkatan pengelolaan anggaran dari ADD yang sudah berjalan dengan baik.
Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah:
- Adanya keterlambatan regulasi dari pemerintah pusat terkait pengelolaan
keuangan yang bersumber dari Dana Desa (DD) sehingga mengalami
keterlambatan dalam pengelolaannya.
- Masih adanya aparat pemerintah desa yang belum memahami ketentuan
yang menjadi pedoman dalam pengelolaan keuangan maupun
pengadministrasiannya, sehingga masih terdapat ketidaktertiban dalam
pelaksanaannya.
Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian
target kinerja adalah dengan cara melakukan konsultasi kepada pemerintah
pusat terkait regulasi yang menjadi pedoman dalam pengelolaan keuangan desa
serta memberikan pembinaan dan pendampingan tentang tatacara pengelolaan
dan pengadministrasian keuangan desa.
Berikut grafik presentase desa yang mengelola keuangan dengan baik dari
Tahun 2011-2015 :
Gambar. 3.21 Grafik persentase desa yang mengelola keuangan dengan baik
b. Analisis efesiensi penggunaan sumber daya
- Membentuk tim fasilitasi dengan keanggotaan yang berasal dari Bagian
Pemdes dan SKPD terkait yang kompeten dibidangnya;
- Efisiensi yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan guna pencapaian target
indikator adalah dengan cara menggunakan anggaran untuk aktivitas yang
benar-benar berpengaruh terhadap capian target sehingga dapat mengurangi
penggunaan anggaran dengan tingkat efisiensi sebesar 29,7% dari anggaran
sebesar Rp. 40.000.000,00 digunakan sebesar Rp. 28.109.300,00.
d. Analisis program/kegiatan :
Program/kegiatan yang menunjang keberhasilan capaian indikator konerja ini
dilaksanakan dengan Program Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan
desa dengan kegiatan Pendampingan Pengelolaan Alokasi Dana Desa.
Program/ kegiatan secara umum telah sesuai dengan indikator yang telah
ditetapkan. Untuk pencapaiannya dilaksanakan dengan cara melaksanakan
kegiatan kunjungan ke desa untuk melakukan monitoring dan evaluasi serta
pembinaan dan pembimbingan terkait pengerjaan administrasi dan pengelolaan
keuangan yang bersumber dari ADD. Apabila masih terdapat pengerjaan yang
tidak sesuai dangan ketentuan atau tidak dilaksanakan pengerjaannya, maka
kepala desa/ perangkat desa untuk melaporkan kemajuan pengerjaan ke Bagian
Pemerintahan Desa 1 (satu) minggu sejak dilakukan pembinaan.Indikator kinerja
kegiatan ini dapat melebihi target karena dengan menambah jumlah kunjungan
ke desa yang dipandang kurang tertib dalam pengerjaan administrasi dan
pengelolaan keuangannya.
20) Tersusunnya LKPJ Bupati ke DPRD dan Gubernur
a. Keberhasilan capaian target kinerja indikator ini dicapai dengan mengkompilasi
laporan dari SKPD dan disusun secara sistematis berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada
Masyarakat penyusunan. Kendala atau hambatannya antara lain :
- Kurangnya atensi dan resposibilitas dari beberapa SKPD dalam
menyampaikan laporan kinerja pelaksanaan program dan kegiatan, sehingga
tidak menaati ketentuan batas waktu yang telah ditetapkan serta laporan yang
disampaikan hanya sekedar untuk membatalkan kewajiban belum
sepenuhnya memperhatikan kualitas dan akuntabitilas laporan;
- Penyusunan LKPJ bersamaan dengan kegiatan lain sehingga personil
perencanaan dan pelaporan tidak fokus dalam pengerjaan LKPJ.
Sedangkan alternative atau solusi yang sudah dilakukan adalah dengan
melakukan asistensi kepada konseptor SKPD dan memanggil yang
bersangkutan untuk melengkapi data-data LKPJ
b. Efisiensi sumber daya yang dilakukan adalah dengan :
- Membuat kebijakan/ surat edaran yang berisi pedoman penyusunan LKPJ,
asistensi penyusunan LKPJ untuk memastikan lingkup dan kualitas materi
dokumen laporansesuai ketentuan, memanggil SKPD yang bersangkutan
untuk melengkapi data-data LKPJ;
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh
terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran
dengan efesiensi sebesar 5,36% dari anggaran sebesar Rp. 125.360.000,00
digunakan sebesar Rp. 118.643.012,00.
c. Dilaksanakan dengan program Perencanaan pembangunan daerah dengan
kegaiatan Koordinasi penyusunan laporan keterangan pertanggungjawaban
(LKPJ). Program/kegiatan secara umum telah sesuai dengan indikator yang telah
ditetapkan. Indikator kinerja tersusunnya buku LKPJ Bupati ke DPRD sebanyak 4
jenis buku dapat tercapai 100% (4 buku). Adapun cara mencapainya adalah
dengan mengkompilasi laporan dari SKPD dan disusun secara sistematis
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
kepada Masyarakat penyusunan. Buku LKPJ disusun sebanyak 4 jenis buku dan
telah disusun 4 jenis buku. Pelaksanaan program dan kegiatan selama tahun
2013 diselenggarakan 26 urusan wajib dan 8 urusan pilihan dan ditempuh 161
program, 1818 kegiatan dan disampaikan tepat waktu.
21) Tersusunnya LPPD
a. Keberhasilan capaian target kinerja indikator ini dicapai dengan mengkompilasi
laporan dari SKPD ke dalam program dan kegiatan berdasarkan sistematika
Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada
Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693) dan telah
disampaikan kepada Gubernur dan Kementerian Dalam Negeri tepat pada
waktunya. Kendala atau hambatannya antara lain :
- Kurangnya atensi dan resposibilitas dari beberapa SKPD dalam
menyampaikan laporan kinerja pelaksanaan program dan kegiatan, sehingga
tidak menaati ketentuan batas waktu yang telah ditetapkan serta laporan yang
disampaikan hanya sekedar untuk membatalkan kewajiban belum
sepenuhnya memperhatikan kualitas dan akuntabitilas laporan.
- Penyusunan LPPD bersamaan dengan kegiatan lain sehingga personil
perencanaan dan pelaporan tidak fokus dalam pengerjaan LPPD
b. Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah :
- Membuat kebijakan/ surat edaran yang berisi pedoman penyusunan LPPD,
asistensi penyusunan LPPD untuk memastikan lingkup dan kualitas materi
dokumen laporan sesuai ketentuan, memanggil SKPD yang bersangkutan
untuk melengkapi data-data LPPD;
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh
terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran
dengan efesiensi sebesar 9,34% dari anggaran sebesar Rp. 76.532.500,00
digunakan sebesar Rp. 69.388.159,00.
c. Dilaksanakan dengan Program perencanaan pembangunan daerah dengan
kegiatan Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD).
Program/kegiatan secara umum telah sesuai dengan indikator yang telah
ditetapkan. Indikator kinerja tersusunnya dokumen LPPD sebanyak 2 buku dapat
tercapai dengan mengkompilasi laporan dari SKPD dan disusun secara
sistematis sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
22) Tersusunnya LKPJ AMJ dan LPPD Bupati ke DPRD dan Gubernur
a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini dicapai dengan mengkompilasi
laporan dari SKPD selama 5 tahun yang menjadi target dan realisasi dari visi misi
Bapak Bupati dan disusun secara sistematis berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah
Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyaraka tpenyusunan.
b. Analisis penggunaan sumber daya :
- Pembuatan kebijakan/ surat edaran yang berisi pedoman penyusunanLKPJ,
AMJ asistensi penyusunan LKPJ AMJ untuk memastikan lingkup dan kualitas
materi dokumen laporan sesuai ketentuan, memanggil SKPD yang
bersangkutan untuk melengkapi data-data LKPJ AMJ selama 5 tahun untuk
menjabarkan target dan realisasi visi dan misi Bapak Bupati;
- Pembuatan kebijakan/ surat edaran yang berisi pedoman penyusunan LPPD
AMJ, asistensi penyusunan LPPD AMJuntuk memastikan lingkup dan kualitas
materi dokumen laporan sesuai ketentuan, memanggil SKPD yang
bersangkutan untuk melengkapi data-data LPPD AMJ;
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh
terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran
dengan efesiensi sebesar 21,46% dari anggaran sebesar Rp. 62.695.000,00
digunakan sebesar Rp. 49.239.000,00;
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh
terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran
dengan efesiensi sebesar 10,12% dari anggaran sebesar Rp. 46.420.000,00
digunakan sebesar Rp. 41.723.800,00
c. Analisis program/kegiatan :
Program/kegiatan yang menunjang keberhasilan capaian target indikator kinerja
ini dilaksanakan dengan program perencanaan pembangunan daerah dengan 2
(dua) kegiatan yaitu Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana
pembangunan daerah (LPPD AMJ) dan Koordinasi penyusunan laporan kinerja
pemerintah daerah (LKPJ AMJ). Program/kegiatan yang dilakukan sesuai
dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat
menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, dan berhasil
memenuhi target kinerja.
23) Jumlah paket yang melakukan Pelelangan yang secara E-Proc
a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan adanya kebijakan
dari Bupati Boyolali yang menjadi dasar dalam pelaksanaan pengadaan
barang/jasa pemerintah secara elektronik yang tertuang didalam Keputusan
Bupati Boyolali Nomor 050/044 Tahun 2014 tentang Kebijakan Penyelenggaraan
Pelayanan Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik pada Unit Layanan
Pengadaan Kabupaten Boyolali serta komitmen yang kuat dari pimpinan untuk
melaksanakan pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik (E-
Procurement).
Dalam mencapai target kinerja tersebut juga masih terdapat beberapa kendala,
antara lain :
- Jumlah sumber daya manusia yang memahami sistem E-proc masih kurang
(baik pelaksana dan penyedia barang/jasa).
- Belum seluruh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), pejabat pengadaan yang
ada belum menguasai sistem E-Procurement yang telah ada;
- belum adanya program dan kegiatan yang memfasilitasi pelaksanaan
pengadaan barang/jasa
Berikut grafik capaian indikator kinerja Unit Layanan Pengadaan dari tahun 2011
sampai dengan tahun 2015 adalah sebagai berikut :
Gambar 3.22 Grafik Prosentase Paket Lelang yang Melakukan Pelelangan Secara E-
Proc
Sedangkan berdasarkan jumlah paket pengadaan yang dilakukan pelelangan
secara e-proc dari tahun 2011 sampai dengan 2015 adalah sebagai berikut :
Gambar 3.23 Grafik jumlah Paket Pengadaan yang Dilakukan Secara E-Proc
Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala/hambatan dalam pencapaian
target kinerja :
- Dengan peningkatan sumber daya manusia baik panitia, PPK, Pengguna
Anggaran maupun penyedia barang/jasa segera menyesuaikan diri dengan
teknologi yang terkait dengan E-Procurement melalui sistem lelang SPSE
dengan bimbingan teknis, sosialisasi dan secara aktif mengikuti
perkembangan informasi terkait regulasi pengadaan barang/jasa melalui
internet;
- Mengadakan koordinasi dengan instansi terkait yaitu Bappeda dan DPPKAD
dalam penambahan program/kegiatan yang sesuai dengan tupoksi atau
kinerja utama Unit Layanan Pengadaan sehingga dapat memfasilitasi
kegiatan pengadaan barang/jasa.
b. Analisis penggunaan sumber daya :
Pelaksanaan pelelangan secara e-proc melibatkan seluruh satuan kerja dan
penyedia barang/jasa. Efisiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan
dengan :
- Penggunaan aplikasi SiRUP (Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan)
yang berfungsi sebagai sarana bagi Pengguna Anggaran SKPD dalam
mengumumkan dan menyebarluaskan informasi rencana pengadaan
barang/jasa secara online, sehingga semua informasi tentang rencana
pengadaan barang/jasa di lingkungan Pemerintah Kabupaten Boyolali dapat
dilihat melalui online internet dan mengefisiensikan waktu dan tenaga baik
Pengguna Anggaran maupun penyedia barang/jasa.
- Penggunaan aplikasi SPSE (Sistem Pengadaan Secara Elektronik) untuk
LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik), sehingga baik Penyedia
barang/Jasa maupun satuan kerja dapat melakukan pelelangan secara
terbuka dan transparan
- Pembuatan kebijakan dan surat edaran tentang pengadaan barang/jasa
secara elektronik sehingga dapat menjadi dasar hkum dalam pelaksanaan
pengadaan barang/jasa secara elektronik di Pemerintah Kabupaten Boyolali.
- Penggunaan sarana dan prasarana yang ada secara efektif dan efisien
- Pemilihan SDM yang berkualitas di kenaggotaan Pokja dan LPSE,
walauupun masih sangat terbatas.
c. Analisis program/kegiatan :
Walaupun Program/Kegiatan utama yang menaungi kinerja Unit Layanan
Pengadaan, tetapi dalam pencapaian target kinerja dapat dilakukan dan dapat
menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik. Namun perlu upaya
beberapa aktivitas yang lebih fokus dalam menunjang kegiatan tersebut, antara
lain perlu pengkajian terhadap pembuatan Rencana Umum Pengadaan (RUP)
pada masing-masing SKPD sehingga sesuai dengan kebutuhan, peningkatan
pelayanan baik proses pengadaan barang/jasa di Unit Layanan Pengadaan
maupun layanan di LPSE, peningkatan sarana dan prasarana yang digunakan
dalam menunjang pelaksanaan pengadana barang/jasa, peningkatan dalam
pengarsipan dokumen pemilihan yang menjadi kewenangan ULP,
penyempurnaan organisasi ULP dan perlu adanya monitoring dan evaluasi
secara rutin terhadap pelaksanaan pengadaan barang/jasa.
9. Terbangunnya database dan informasi untuk keperluan perencanaan pembangunan
Tabel 3.62 Pencapaian Kinerja Sasaran 62
Indikator kinerja Satuan
Target RPJM Tahun 2015
Tar
get
Nas
ion
al Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Kat
ego
ri
Koordinator SKPD
Pengampu
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Tar
get
Rea
lisa
si
Cap
aian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Persentase terbangunnya sistem manajemen database Pemerintah
Kab. Boy olali per urusan
urusan/ bidang
100 - 58.82 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 B Bappeda
2 Persentase Konsistensi penjabaran Program
RPJMD ke dalam RKPD
% 100 - 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 B Bappeda
3 Persentase
program/kegiatan pembangunan y ang selaras dengan RTRW
% 75 - - - - - - - 75 100 133.33 A Bappeda
4 Tersusunnya dokumen RPJMD Kabupaten Boy olali Tahun 2016-2020 sebagai dasar
peny usunan Perencanaan Tahunan
dok 1 - - - - - - - - - 1 0 0 B Bappeda
Indikator kinerja Satuan
Target RPJM Tahun
2015
Tar
get
Nas
ion
al Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Kat
ego
ri
Koordinator SKPD
Pengampu
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Tar
get
Rea
lisa
si
Cap
aian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
5 Tersusunnya buku “Kabupaten dalam Angka” dan PDRB
Kabupaten
buku 2 - 2 100 2 100 2 100 2 100 2 2 100 B Bappeda
Rata-rata 100 100 100 100 86,.67 A
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015
Capaian kinerja sasaran ini meliputi 5 (lima) indikator kinerja dengan capaian kinerja
secara keseluruhan (rata-rata) 106,67% (kategori sangat baik) terdiri dari 1 (satu)
indikator kategori sangat baik (20%), dan 3 (tiga) indikator kategori baik (60%), dan 1
(satu) indikator kategori kurang (20%). Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 62
(enam puluh dua) per indikator :
1) Persentase terbangunnya sistem manajemen database Pemerintah Kab. Boyolali
per urusan
Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan telah dibentuk Tim
Penyusunan RKPD dengan melakukan koordinasi maupun menyelenggarakan
rapat koordinasi, monitoring ke SKPD Kecamatan guna menginventarisir program-
program SKPD maupun Program dan kegiatan dengan mekanisme yang ada;
2) Persentase Konsistensi penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD
Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan telah dilakukan
koordinasi dengan SKPD dan Bidang-Bidang yang ada di Bappeda dengan
melakukan rapat-rapat yang membahas tentang penjabaran RPJMD baik secara
substansial, kontekstual dan redaksional, serta mengadakan Rapat pembahasan
dengan DPRD tentang penjabaran RPJMD
Analisis untuk 2 (dua) indikator di atas :
a. Efisensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan menggunakan anggaran
untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga
dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 1,36% dari
anggaran sebesar Rp. 183.525.000,00 digunakan sebesar Rp. 181.028.050,00;
b. Analisis program/ kegiatan :
Untuk mencapai target indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program
Perencanaan Pembangunan Daerah dan kegiatan Penyusunan Rancangan
RKPD. Program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator
kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas
kinerja yang sangat baik, dan berhasil memenuhi target kinerja.
Penjabaran RPJMD baik secara substansial, kontekstual dan redaksional
dilakukan dengan mengadakan koordinasi antar Bidang di Lingkup Bappeda dan
koordinasi dengan SKPD melalui rapat-rapat penyusunan RKPD yang dilakukan
dengan Evaluasi dan pengumpulan data-data RKPD Tahun 2016 dan
membandingkan RKPD Tahun 2015, sehingga konsistensi penjabaran program
dan kegiatan RPJMD ke RKPD lebih terarah.
3) Persentase program/kegiatan pembangunan yang selaras dengan RTRW
a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan telah disusunnya
kebijakan tentang Penyusunan Rencana Tata Ruang;
b. Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan
menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap
capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan
efesiensi sebesar 6,90% dari anggaran sebesar Rp. 434.022.000,00 digunakan
sebesar Rp. 404.031.600,00;
c. Analisis program/ kegiatan :
Capaian target indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Perencanaan
Tata Ruang dengan kegiatan Penyusunan kebijakan tentang penyusunan
rencana Tata Ruang, Rapat koordinasi tentang rencana tata ruang, Revisi
rencana tata ruang, dan kegiatan Survey dan pemetaan serta program
Pengendalian Pemanfaatan Ruang dengan kegiatan Penyusunan kebijakan
pengendalian pemanfaatan ruang. Program/kegiatan yang dilakukan sesuai
dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat
menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, dan berhasil
memenuhi target kinerja.
Dilakukan dengan :
- Rapat Koordinasi tentang Rencana Tata Ruang;
- Penyusunan Kebijakan tentang Penyusunan Rencana Tata Ruang;
- Revisi tentang rencana tata ruang;
- Survei dan Pemetaan;
- Penyusunan kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang.
4) Tersusunnya dokumen RPJMD Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2020 sebagai
dasar penyusunan Perencanaan Tahunan.
a. Kegagalan capaian indikator kinerja ini dikarenakan pada tahun 2015 baru
dilaksanakan penyusunan Teknokratik RPJMD dan NA Ranperda RPJMD 2016-
2020;
b. Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan
menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap
capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan
efesiensi sebesar 15,60% dari anggaran sebesar Rp. 148.705.000,00 digunakan
sebesar Rp. 125.508.750,00;
c. Analisis program/kegiatan :
Indikator ini dilaksanakan dengan program Perencanaan Pembangunan Daerah
dengan kegiatan Penyusunan Rancangan RPJMD. Dilakukan dengan cara
penyesuaian penyusunan RPJMD serentak menjadi dokumen teknokratik Tahun
2016-2021 dan NA Ranperda RPJMD Kabupaten Tahun 2016-2021 sebagai
dasar penyusunan Ranperda. Program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan
sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan
tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, walaupun belum berhasil
memenuhi target kinerja.
5) Tersusunnya buku “Kabupaten dalam Angka” dan PDRB Kabupaten
a. Keberhasilan capaian target kinerja indikator ini disebabkan penyusunan Buku
Kabupaten dalam Angka yaitu Buku Boyolali Dalam Angka (BDA) dan Buku
Kecamatan Dalam Angka (KDA) melibatkan sebagian besar SKPD di Kabupaten
Boyolali yang menggambarkan potensi yang dimiliki Kabupaten Boyolali sampai
tingkat Kecamatan;
b. Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan :
- Pembentukan Tim Pelaksana Penyusunan BDA dan KDA dengan SK Bupati
yang terdiri dari SKPD yang dominan memiliki Data yang dipublikasikan dalam
Buku BDA dan KDA, SKPD yang menangani secara teknis tentang statistik
dan pelaksana kegiatan;
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh
terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran
dengan efesiensi sebesar 1,65% dari anggaran sebesar Rp. 138.552.000,00
digunakan sebesar Rp. 136.259.355,00.
c. Analisis program/kegiatan :
Untuk mencapai indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program
Pengembangan data/ informasi/ statistik daerah dengan 3 (tiga) kegiatan yaitu
Pengolahan updating dan analisis data dan statistik daerah, Penyusunan dan
pengumpulan data PDRB dan Pengolahan updating dan analisis data PDRB.
Program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja
yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang
sangat baik, dan berhasil memenuhi target kinerja. Dilakukan dengan
bekerjasama dengan BPS dalam penyusunan dokumen BDA dan PDRB, dengan
membentuk Tim Teknis dalam penyusunan, pengolahan dan analisis data.
10. Meningkatnya tata kelola dan pemanfaatan arsip daerah.
Tabel 3.63 Pencapaian Kinerja Sasaran 63
Indikator kinerja Satuan
Target RPJM Tahun
2015
Tar
get
Nas
ion
al Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Kat
ego
ri
Koordinator SKPD
Pengampu
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Tar
get
Rea
lisa
si
Cap
aian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Prosentase SKPD y ang menerapkan pengelolaan arsip secara baku
% 100 - 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 B KPAD
2 Jumlah kegiatan pembinaan petugas pengelola pengarsipan
keg 1 - 1 100 1 100 1 100 1 100 1 1 100 B KPAD
Rata-rata 100 100 100 100 100 B
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015
Capaian kinerja sasaran ini meliputi 2 (dua) indikator kinerja dengan capaian kinerja
secara keseluruhan (rata-rata) 100% (kategori baik) terdiri dari 2 (dua) indikator kategori
sangat baik (100%). Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 63 (enam puluh tiga)
per indikator :
1) Prosentase SKPD yang menerapkan pengelolaan arsip secara baku
a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan yaitu dengan menerapkan
pengelolaan arsip secara baku.
Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah
- Personal kearsipan disatuan kerja belum dapat teraksana secara optimal. Hal
ini disebabkan antara lain karena petugas pengelola kearsipan disatuan kerja
masih sering dibebani tugas-tugas lain. Selain itu sering dilakukan pergantian
petugas sehingga petugas yang baru belum begitu memahami pengelolaan
arsip secara baik dan benar;
- Kurangnya sarana tata kearsipan disatuan kerja sehingga arsip belum
seluruhnya dapat tertata secara baik dan benar;
- Kurangnya kepedulian pimpinan terhadap pengelolaan arsip disatuan
kerjanya.
Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian
target kinerja adalah :
- Menyelenggarakan menejemen kearsipan yang baik dan benar menurut
aturan yang berlaku disetiap Satuan Kerja Pemerintah Kabupaten Boyolali,
melalui kegiatan Bimbingan Teknis/Sosialisasi?Pembinaan Kearsipan secara
rutin, dengan dukungan dari Pemerintah Kabupaten, Badan Arpus Provinsi
dan ANRI;
- Menghimbau kepada kepala SKPD mengalokasikan anggaran untuk
pengadaan sarana tata kearsipan di setiap Satuan Kerja;
- Melakukan monitoring dan evaluasi ke SKPD secara rutin sebagi tindak lanjut
pelaksanaan kegiatan Bimbingan Teknis/Sosialisasi/Pembinaan Kearsipan
b. Efisiensi pengunaan sumber daya adalah dengan dengan menggunakan
anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target
sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar
5,55% dari anggaran sebesar Rp. 17.680.000,00 digunakan sebesar Rp.
16.694.000,00;
c. Indikator ini dilaksanakan dengan Program Perbaikan sistem administrasi
kearsipan dengan kegiatan Kajian sistem administrasi kearsipan, dengan
mengadakan Bintek Kearsipan yang diikuti sebanyak 50 orang dari UPT DIKDAS
pada Dikpora Kabupaten Boyolali. Program/kegiatan yang dilakukan sesuai
dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat
menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, dan berhasil
memenuhi target kinerja.
2) Jumlah kegiatan pembinaan petugas pengelola pengarsipan
a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena telah dilaksanakannya
kegiatan pembinaan petugas pengelola kearsipan;
b. Efisiensi pengunaan sumber daya adalah dengan dengan menggunakan
anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target
sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar
7,71% dari anggaran sebesar Rp. 25.278.000,00 digunakan sebesar Rp.
23.329.300,00
c. Indikator ini dilaksanakan dengan progam Pemeliharaan rutin/berkala sarana
dan prasarana kearsipan dengan kegiatan Monitoring, evaluasi dan pelaporan
kondisi situasi data. Kegiatan pembinaan petugas pengelola pengarsipan ini
merupakan kegiatan rutin yang diadakan oleh Kantor Perpustakaan, Arsip dan
Dokumentasi untuk mendukung pelaksanaan penambahan bekal kepada SDM
yang bertugas dibidang pengelolaan kearsipan, sehingga dengan adanya
kegiatan ini bisa mencetak SDM yang mampu dalam pengelolaan kearsipan.
Program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja
yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang
sangat baik, dan berhasil memenuhi target kinerja.
11. Meningkatnya ketersediaan, hasil guna dan daya guna sumber daya iptek serta
terwujudnya iklim yang kondusif bagi perkembangan kreativitas
Tabel 3.64 Pencapaian Kinerja Sasaran 64
Indikator kinerja Satuan
Target RPJM Tahun
2015
Tar
get
Nas
io n
al
Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Kat
ego
ri
Koordinator SKPD
Pengampu
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Tar
get
Rea
lisa
si
Cap
aian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Usulan Krenova Kabupaten Boy olali kepada KRT
melalui Litbang Prov insi Jaw a Tengah
usulan inv entor
2 - 2 100 2 100 2 100 3 150 2 3 150 A Bappeda
2 Meningkatny a jumlah
industri kecil, menengah dan koperasi pengguna teknologi tepat guna y ang mandiri.
lembaga 2 - - - - - 2 100 2 100 2 0 0 D Bappeda
3 Meningkatny a penemuan inov asi teknologi tepat guna (TTG) dan produk
unggulan daerah
inov asi baru & produk
unggulan
5 - 0 0 - - 0 0 18 360 3 6 200 A Bapermasdes
Rata-rata 100 100 66.67 203.33 116.67 A
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015
Capaian kinerja sasaran ini meliputi 3 (tiga) indikator kinerja dengan capaian kinerja
secara keseluruhan (rata-rata) 116,67% (kategori sangat baik) terdiri dari 2 (dua)
indikator kategori sangat baik (66,67%), dan 1 (satu) indikator kategori kurang (33,33%).
Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 64 (enam puluh empat) per indikator :
1) Usulan Krenova Kabupaten Boyolali kepada KRT melalui Litbang Provinsi Jawa
Tengah
a. Keberhasilan capaian target kinerja indikator ini disebabkan pelaksanaan
penjaringan proposal dilakukan untuk masyarakat umum maupun pelajar se
kabupaten Boyolali.
b. Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah
- Menyusun Sistem Inovasi Daerah (SIDa) yang berfungsi secara focus dalam
mengembangakan kegiatan-kegiatan kelitbangan dan membentuk Tim
penjaringan krenova di tingkat kabupaten dalam rangka persiapan lomba
krenova tahun berikutnya dengan melibatkan unsur terkait (Bappeda,
Bapermasdes, Unsur Teknis yang membidangi) yang berfungsi dengan
menginventarisir inventor-inventor se Kabupaten Boyolali, memferifikasi
proposal usulan krenova, melakukakan pembinaan kepada inventor;
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh
terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran
dengan efesiensi sebesar 22,41% dari anggaran sebesar Rp. 80.200.000,00
digunakan sebesar Rp. 62.223.500,00.
c. Analisis program/kegiatan :
Capaian indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Optimalisasi
pemanfaatan teknologi informasi Tahun 2015 dengan kegiatan Penjaringan
Krenova Kabupaten Boyolali. Program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan
sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan
tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, dan berhasil memenuhi target
kinerja. Secara rutin setiap tahunnya target indikator ini bisa dicapai, kedepan
perlu dikembangkan untuk taget capainnya, dengan di dukung ketersediaan SDM
dan anggaran.
2) Meningkatnya jumlah industri kecil, menengah dan koperasi pengguna teknologi
tepat guna yang mandiri.
Indikator kinerja ini tidak dilaksanakan.
3) Meningkatnya penemuan inovasi teknologi tepat guna (TTG) dan produk unggulan
daerah
a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan adanya alokasi dana
yang menjadi peserta lomba inovasi TTG meningkat.
b. Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan
menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap
capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan
efisiensi 12,89% dari anggaran Rp. 43.450.000,00 digunakan Rp. 37.850.000,00.
c. Indikator ini dilaksanakan dengan program Peningkatan Keberdayaan
Masyarakat Perdesaan dengan kegiatan Penyelenggaran Desiminasi Informasi
bagi Masyarakat Desa dengan pelaksanaan Lomba Rekayasa TTG.
Program/kegiatan secara umum telah sesuai dan berhasil memenuhi target
kinerja, namun perlu upaya beberapa aktivitas yang fokus pada kegiatan yaitu
jumlah penerimaan inovasi TTG yang dilakukan oleh siswa SMK.
12. Semakin meningkatnya kerjasama kemitraan antara Kabupaten Boyolali dengan Pemerintah Pusat/ Provinsi/ Kota/ Kabupaten lainnya maupun dengan institusi lain seperti Perguruan Tinggi dan LSM.
Tabel 3.65 Pencapaian Kinerja Sasaran 65
Indikator kinerja Satuan
Target
RPJM Tahun 2015
Tar
get
Nas
io n
al
Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Kat
ego
ri
Koordinator SKPD
Pengampu
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Tar
get
Rea
lisa
si
Cap
aian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Realisasi kerjasama pemerintah y ang dilaksanakan
MoU 2 - 4 200 4 200 4 200 4 200 4 4 100 B Bagian PUOD
Rata-rata 200 200 200 200 100 B
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015
Capaian kinerja sasaran ini meliputi 1 (satu) indikator kinerja dengan capaian kinerja
secara keseluruhan (rata-rata) 100% (kategori baik) terdiri dari 1 (satu) indikator kategori
baik (100%). Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 65 (enam puluh lima) per
indikator :
1) Realisasi kerjasama pemerintah yang dilaksanakan
a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan telah dilaksanakan
fasilitasi kegiatan kerjasama daerah dari SKPD baik berupa kegiatan
pembahasan draft nota kesepakatan dan kerjasama baik antar daerah, pihak
ketiga maupun dengan instansi vertikal;
Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah
belum optimalnya peran fungsi Tim Koordinasi Kerjasama Daerah (TKKSD)
dalam mengkoordinasikan kegiatan kerjasama daerah. Upaya-upaya dilakukan
untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah Optimalisasi
peran TKKSD melalui intensitas rapat koordinasi dan melakukan sosialisasi
kepada SKPD tentang Peraturan Pemerintah tentang Tata Cara Kerjasama
Daerah.
b. Analisis penggunaan sumber daya :
Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan :
- Fasilitasi kegiatan kerjasama daerah dari SKPD baik berupa kegiatan
pembahasan draft nota kesepakatan dan kerjasama baik antar daerah, pihak
ketiga maupun dengan instansi vertical;
- Meningkatkan koordinasi dan konsultasi dengan tim TKKSD melalui intensitas
rapat koordinasi;
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh
terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran
dengan efisiensi Rp. 2.751.482,00 (5,7%) dari anggaran Rp. 48.097.500,00
Digunakan Rp. 45.346.018,00;
2.
c. Analisis program/kegiatan :
Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program
Kerjasama pembangunan dengan kegiatan Fasilitasi kerjasama dengan dunia
usaha/lembaga. Kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukan
tingkat akuntabilitas kinerja yang baik. Pada tahun 2015 telah dilakukan
pembahasan dan penjajagan kerjasama baik itu terealisasi dengan
ditandatanganinya naskah kesepakatan bersama ataupun sampai akhir tahun
2015 masih terbatas pada pembahasan dan penjajagan mendalam draft ataupun
konsep nota kesepahaman.
13. Meningkatnya layanan administrasi pertanahan
Tabel 3.66 Pencapaian Kinerja Sasaran 66
Indikator kinerja Satuan
Target RPJM Tahun
2015
Tar
get
Nas
io n
al Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Kat
ego
ri
Koordinator SKPD
Pengampu
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Tar
get
Rea
lisa
si
Cap
aian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Persentase fasilitasi
peny elesaian kasus konflik pertanahan
% 70 - 70 100 40 100 70 140 70 100 60 70 116.67 A Bagian
PUOD
2 Terbakukannya nama rupa bumi w ilayah kecamatan
kec 19 - 19 100 19 100 19 100 19 100 19 19 100 B Bagian PUOD
3 Jumlah desa yang mengelola tanah kas desa
desa 10 - 20 80 40 133.33 11 110 11 73.33 10 10 100 B Bagian Pemdes
Rata-rata 93.33 111.11 116.67 91.11 105.56 A
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015
Capaian kinerja sasaran ini meliputi 3 (tiga) indikator kinerja dengan capaian kinerja
secara keseluruhan (rata-rata) 105,56% (kategori sangat baik) terdiri dari 1 (satu)
indikator kategori sangat baik (33,33%), dan 2 (dua) indikator kategori baik (66,67%).
Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 66 (enam puluh enam) per indikator :
1) Persentase fasilitasi penyelesaian kasus konflik pertanahan
a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan telah dilaksanakan
fasilitasi kegiatan kerjasama daerah dari SKPD baik berupa kegiatan
pembahasan draft nota kesepakatan dan kerjasama baik antar daerah, pihak
ketiga maupun dengan instansi vertikal, dan pada tahun 2015 telah dilakukan
pembahasan dan penjajagan kerjasama baik itu terealisasi dengan
ditandatanganinya naskah kesepakatan bersama ataupun sampai akhir tahun
2015 masih terbatas pada pembahasan dan penjajagan mendalam draft ataupun
konsep nota kesepahaman.
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya dengan melakukan :
- Membentuk Tim Fasilitasi Penyelesaian Permasalahan Pertanahan di
Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2015;
- Adanya peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai
penatagunaan, kepemilikan, pemanfaatan, dan penguasaan tanah;
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh
terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran
dengan efisiensi 5,7% dari anggaran Rp. 48.097.500,00 digunakan Rp.
45.346.018,00.
c. Analisis program/kegiatan :
Program kegiatan yang menunjang keberhasilan capaian target indikator kinerja
ini dilaksanakan dengan program Penyelesaian konflik-konflik pertanahan
dengan kegiatan Fasilitasi Penyelesaian konflik-konflik pertanahan.
Program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja
yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang
sangat baik, dan berhasil memenuhi target kinerja. Dilakukan dengan koordinasi
lintas sektoral antara dinas/instansi terkait untuk menyelesaikan permasalahan
sesuai dengan bidang kewenangan masing-masing.
2) Terbakukannya nama rupa bumi wilayah kecamatan
a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan telah dilaksanakan
penyusunan dan pengumpulan data dan statistik daerah berupa inventarisasi
nama rupa bumi unsur alami. Kegiatan penyusunan dan pengumpulan data
statistik daerah berupa inventarisasi nama rupa bumi alami telah dilaksanakan
dengan menggunakan Formulir Lapangan Nama Rupabumi (Toponim) dari Tim
Nasional Pembakuan Nama Rupabumi;
b. Analisis penggunaan sumber daya :
Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah :
- Membentuk Panitia Pembakuan Nama Rupabumi Kabupaten Boyolali Tahun
Anggaran 2015;
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh
terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran
dengan efesiensi sebesar 30% dari anggaran sebesar Rp. 28.370.000,00
digunakan sebesar Rp. 25.307.125,00.
c. Analisis program/kegiatan :
Program kegiatan yang menunjang keberhasilan capaian target indikator kinerja
ini dilaksanakan dengan program Pengembangan data/informasi/statistik daerah
dengan kegiatan Penyusunan dan pengumpulan data & statistik daerah.
Program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja
yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang
sangat baik, dan berhasil memenuhi target kinerja. Dilaksanakan dengan cara
penyusunan dan pengumpulan data dan statistik daerah berupa inventarisasi
nama rupa bumi unsur alami. Kegiatan penyusunan dan pengumpulan data
statistik daerah berupa inventarisasi nama rupa bumi alami telah dilaksanakan
dengan menggunakan Formulir Lapangan Nama Rupabumi (Toponim) dari Tim
Nasional Pembakuan Nama Rupabumi. Manfaat penyusunan dan pengumpulan
data statistik daerah berupa inventarisasi nama rupa bumi alami di Kabupaten
Boyolali adalah terdapatnya data nama rupabumi unsur alami di Kabupaten
Boyolali sebagai data awal guna pengembangan dan pembangunan serta
pengoptimalan dalam pengelolaannya.
3) Jumlah desa yang mengelola tanah kas desa
a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan Pemerintah desa
yang akan melakukan pengelolaan/ pemanfaatan/ pelepasan/ alih fungsi tanah
kas desa secara proaktif melakukan proses pengurusannya;
b. Analisis penggunaan sumber daya :
- Menggunakan telephone untuk sarana pelaksanaan konsultasi lebih banyak
dilakukan daripada melakukan kunjungan ke instansi pemerintah diatasnya;
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh
terhadap capian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran
dengan tingkat efisiensi sebesar 27,5% dari anggaran sebesar Rp.
25.000.000,00 digunakan sebesar Rp. 18.109.100,00.
c. Analisis program/kegiatan :
Program/kegiatan yang menunjang keberhasilan capaian indikator kinerja ini
dilaksanakan dengan program Penataan Peraturan Perundang-Undangan
dengan kegiatan Penataan, pengelolaan, pemanfaatan, pelepasan dan Alih
fungsi tanah kas desa. Program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran
dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat
akuntabilitas kinerja yang sangat baik, dan berhasil memenuhi target kinerja.
Sedangkan untuk pencapaiannya dilaksakan dengan cara :
- Melakukan pengecekan dan penelitian ke desa yang mengajukan
permohonan untuk melihat kelengkapan administratif dan cheking lapangan,
mengundang pihak-pihak yang berkepentingan untuk diminta keterangan dan
mengadakan rapat dengan mengundang pihak yang berkepentingan dan
dinas/ instansi terkait;
- Melakukan klarifikasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan
mengadakan rapat koordinasi dengan dinas/ instansi terkait dalam rangka
penyelesaian permasalahan agar semua dapat berjalan dengan baik.
14. Meningkatnya pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel
Tabel 3.67 Pencapaian Kinerja Sasaran 67
Indikator kinerja Satuan
Target RPJM
Tahun 2015
Tar
get
Nas
io n
al Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Kat
ego
ri
Koordinator SKPD
Pengampu
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Tar
get
Rea
lisa
si
Cap
aian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Indikator kinerja Satuan
Target RPJM
Tahun 2015
Tar
get
Nas
io n
al Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Kat
ego
ri
Koordinator SKPD
Pengampu
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Tar
get
Rea
lisa
si
Cap
aian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Meningkatny a
Pendapatan Asli Daerah sebesar 35 % selama 5 tahun
Rp
(000)
94,370 - 96.489 118.55 124,548 157 160,750 129 225,336 240.96 94,370 127,725 135.34 A DPPKAD
2 Meningkatkan proporsi PAD terhadap seluruh Pendapatan menjadi 10.13 %
% 10.13 - 8.8 107.32 9.8 114 11 111.45 13.6 136 10.13 12.38 122.21 A DPPKAD
3 Persentase SKPD y ang telah meny usun laporan asset sesuai peraturan
% 100 - 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100.00 B DPPKAD
4 Tercapainya
Pengamanan Aset Daerah berupa tanah dan bangunan
% 100 - 21 70 10 14.2 49 70 70 70 100 40 40 D DPPKAD
5 Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Daerah adalah WTP (Wajar tanpa
pengecualian)
% 100 - 50 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 B DPPKAD
Rata-rata 99.77 97.94 102.11 129,34 99.51 B
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015
Capaian kinerja sasaran ini meliputi 5 (lima) indikator kinerja dengan capaian kinerja
secara keseluruhan (rata-rata) 99,51% (kategori baik) terdiri dari 2 (dua) indikator
kategori sangat baik (40%), 2 (dua) indikator kategori baik (40%) dan 1 (satu) satu
indikator kategori kurang (20%). Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 11
(sebelas) per indikator :
1) Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah sebesar 35 % selama 5 tahun
2) Meningkatkan proporsi PAD terhadap seluruh Pendapatan menjadi 10.13 % Berikut analisis untuk 2 (dua) indikator di atas :
a. Keberhasilan capaian indikator dikarenakan dikarenakan adanya potensi 0byek
Pajak Daerah baru maupun Retribusi Daerah. Berikut grafik peningkatan PAD
dari tahun 2010 s/d 2015
-
50.000.000
100.000.000
150.000.000
200.000.000
250.000.000
2010 2011 2012 2013 2014 2015*
REALISASI ANGGARAN
PAD
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Pengelo Kekayaan Daerah
Lain-2 PAD yg Sah
Grafik 3.24 Grafik Peningkatan PAD dari tahun 2010 s/d 2015
b. Efisiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan :
- Pembuatan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
pendapatan daerah, sehingga dapat mempermudah dan menyederhanakan
langkah-langkah intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar benar berpengaruh
terhadap peningkatan pendapatan, sehingga dapat tercapai efisiensi sebesar
24,44% dari anggaran Rp. 3.790.685.000,00 dengan realisasi Rp.
2.864.285.547,00.
c. Analisis program/kegiatan :
Indikator ini dilaksanakan dengan program Peningkatan dan Pengembangan
Pengelolaan Keuangan Daerah dengan kegiatan Intensifikasi dan ekstensifikasi
sumber-sumber pendapatan daerah, Intensifikasi pajak Daerah, Intensifikasi dan
Ekstensifikasi PBB dan BPHTB, Intensifikasi pendapatan lain-lain, Pengendalian
Operasional Pendapatan Daerah, Pengendalian Operasional Pendapatan
Daerah, Peningkatan pelayanan publik bidang PBB dan BPHTB, dan
Peningkatan pelayanan publik bidang PBB dan BPHTB, serta dengan progam
Pengendalian Kerugian Daerah dengan kegiatan Penyelesaian Tuntutan
Perbendaharaan TPTGR. Efisiensi program kegiatan yang dilakukan melalui
intensifikasi Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan lain-lain PAD yang sah, serta
Intensifikasi dan Ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan khususnya PAD
melalui koordinasi dibidang pendapatan dengan SKPD pengelola pendapatan.
Indikator ini dilaksanakan dengan program Peningkatan dan Pengembangan
Pengelolaan Keuangan Daerah dengan kegiatan Intensifikasi dan ekstensifikasi
sumber-sumber pendapatan daerah, Intensifikasi pajak Daerah, Intensifikasi dan
Ekstensifikasi PBB dan BPHTB, Intensifikasi pendapatan lain-lain, Pengendalian
Operasional Pendapatan Daerah, dan Peningkatan pelayanan publik bidang
PBB dan BPHTB, serta Program Pengendalian Kerugian Daerah dengan
kegiatan Penyelesaian Tuntutan Perbendaharaan TPTGR. Program/kegiatan
yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah
ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat
baik, dan berhasil memenuhi target kinerja.
3) Persentase SKPD yang telah menyusun laporan asset sesuai peraturan
a. Keberhasilan capaian indikator ini dikarenakan telah dilaksanakannya entry data
dari masing-masing SKPD/UPT ke SIMDA BMD;
b. Analisis penggunaan sumber daya :
Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan :
- Mengadakan pendampingan dan bintek entri data BMD melalui SIMDA BMD;
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar benar berpengaruh
terhadap peningkatan pendapatan, sehingga dapat tercapai efisiensi sebesar
24,16% dari anggaran Rp. 479.195.000,00 dengan realisasi Rp.
363.423.564,00.
c. Analisis program/kegiatan :
Untuk mencapai indikator ini dilaksanakan dengan program Peningkatan dan
Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah dengan kegiatan Peningkatan
manajemen aset/barang daerah, Peningkatan manajemen investasi daerah,
Revaluasi/appraisal aset/barang daerah dan Perencanaan & Pengelolaan
Administrasi barang milik daerah. Program/kegiatan yang dilakukan sesuai
dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat
menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, dan berhasil
memenuhi target kinerja, namun ada beberapa kendala dalam pencapaian target
kinerja, sehingga perlu diupayakan langkah-langkah, antara lain :
- Perlu adanya penambahan personil di setiap SKPD sehingga akan terpenuhi
dalam pengelolaan aset di setiap SKPD/UPT yang sesuai dengan tugas-
tugasnya;
- Perlu adanya peningkatan pengetahuan SDM tentang pengelolan aset melalui
Diklat dan Sosialisasi tentang penatausahaan yang berlaku serta adanya
peningkatan kesejahteraan kepada masing-masing pengelola barang. Harus
ada target untuk penyelesaian untuk SKPD besar, terutama yang mempunyai
UPT.
4) Tercapainya Pengamanan Aset Daerah berupa tanah dan bangunan.
a. Kegagalan capaian indikator kinerja ini disebabkan karena proses sertifikat di
BPN membutuhkan waktu yang cukup lama.
Hambatan/ Permasalahan yang dihadapi dalam proses pensertifikatan ini antara
lain adanya permasalahan yang berbeda untuk tiap bidang tanah, sehingga
memerlukan penanganan yang berbeda, disamping itu penyelesaiannya
membutuhkan koordinasi dengan banyak pihak sehingga membutuhkan waktu
yang lama.
Upaya – Upaya yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian
target kinerja tersebut antara lain dengan melakukan koordinasi dengan BPN
untuk mempercepat proses ijin penetapan lokasi, dan kiat-kiat untuk
menyelesaikan permasalahan dari tiap-tiap bidang tanah yang disertifikatkan.
b. Analisis penggunaan sumber daya :
Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan :
- Melengkapi persyaratan dalam pembuatan sertifikat;
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar benar berpengaruh
terhadap peningkatan pendapatan, sehingga dapat tercapai efisiensi sebesar
20,11% dari anggaran Rp. 776.322.000,00 dengan realisasi Rp.
620.187.510,00.
c. Analisis program/kegiatan :
Dilaksanakan dengan program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan
Keuangan Daerah dengan kegiatan Pemanfaatan barang milik daerah,
Pengamanan dan pemeliharaan Aset Daerah dan Penghapusan dan pemindah
Tanganan Aset Daerah. Program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan
sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan
tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, walaupun belum berhasil
memenuhi target kinerja. Faktor yang paling berperan dalam indikator ini adalah,
persyaratan dalam proses pensetifikatan dan kerjasama juga komunikasi dengan
BPN
5) Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Daerah adalah WTP (Wajar tanpa
pengecualian)
Untuk tahun 2015 belum dikatahui hasilnya akan tetapi berdasarkan hasil
pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Jawa Tengah Nomor
: 235/S/XVIII.SMG/05/2015, Opini atas Laporan Keuangan yang telah dilakukan BPK
memberikan Pendapat “ Wajar Tanpa Pengecualian” atas Laporan Keuangan
Pemerintah Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2014.
15. Terwujudnya kesejahteraan sosial masyarakat
Tabel 3.68 Pencapaian Kinerja Sasaran 68
Indikator kinerja Satuan
Target
RPJM Tahun 2015
Tar
get
Nas
ion
al Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Kat
ego
ri
Koordinator
SKPD Pengampu
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Tar
get
Rea
lisa
si
Cap
aian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Jumlah desa yang
menangani kesejahteraan sosial masy arakat
desa 8 - 10 200 15 250 9 112.5 8 100 8 8 100 B Dinsosna
ker trans
2 Jumlah peny andang cacat dan peny andang masalah sosial yang meningkat ketrampilanya
orang 40 - 12 60 10 100 30 100 40 100 40 40 100 B Dinsosnaker trans
3 Jumlah transmigrasi y ang ditempatkan
KK 45 - 29 82.86 25 62.5 13 32.5 4 8.89 25 5 20 D Dinsosnaker trans
4 Jumlah kerja sama dengan daerah dalam peny elenggaraan transmigrasi
Mou 3 - 3 100 1 33.33 2 66.67 1 33.33 3 1 33.33 D Dinsosnaker trans
Rata-rata 110.71 111.46 77.92 60.56 63.33 C
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015
Capaian kinerja sasaran ini meliputi 4 (empat) indikator kinerja dengan capaian kinerja
secara keseluruhan (rata-rata) 63,33% (kategori cukup) terdiri dari 2 (dua) indikator
kategori sangat baik (50%), dan 2 (dua) indikator kategori kurang (50%). Berikut analisis
capaian kinerja dari sasaran 68 (enam puluh delapan) per indikator :
1) Jumlah desa yang menangani kesejahteraan sosial masyarakat
a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebakan telah adanya
kerjasama yang baik antara dinas, lembaga desa dan orsos.
b. Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan
menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap
capian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan tingkat
efisiensi sebesar 33,32% dari anggaran sebesar Rp. 643.021.000,00 digunakan
sebesar Rp. 428.794.600,00;
c. Analisis program/kegiatan :
Indikator ini dilaksanakan dengan program Pemberdayaan Fakir Miskin,
Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) lainnya dengan kegiatan Fasilitasi manajemen usaha bagi keluarga
miskin dan kegiatan Operasional dan monitoring Program Keluarga Harapan,
serta dengan program Pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial
dengan kegiatan Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha,
Peningkatan jenjang kerjasama pelaku-pelaku usaha kesejahteraan sosial
masyarakat, Peningkatan kualitas SDM kesejahteraan sosial masyarakat dan
kegiatan Pengembangan model kelembagaan perlindungan sosial.
Pelaksanaan kegiatan dalam mencapai target ini melalui koordinasi dengan
dinas terkait (kepala desa, PSM,TKSK), bentuk kegiatan berupa penyuluhan dan
temu konsultasi Orsos, PSM, PSKS, untuk meningkatkan pemahaman potensi
sumber kesejahteraan. Kegiatan dilaksanakan di Desa Blumbang dan Desa
Tanjung pada Kecamatan Klego, Desa Kedung Pilang dan Desa Gili Rejo pada
Kecamatan Wonosegoro, Desa Musuk, Desa Kebon Gulo, Desa Sukorame dan
Desa Keposong pada Kecamatan Musuk.
2) Jumlah penyandang cacat dan penyandang masalah sosial yang meningkat
ketrampilanya
a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan dengan adanya
alokasi anggaran APBD dan APBD I;
b. Analisis penggunaan sumber daya :
Pelaksanaan pelatihan melibatkan Lembaga Pelatihan Ketrampilan (LPK)
Gamatika. Efisiensi penggunaan sumber daya antara lain dengan :
- Membuka pengumuman perihal pelatihan melalui perwakilan dari petugas
/Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan, selanjutnya TKSK yang membantu
melakukan perekrutan, seleksi dilaksanakan dikantor;
- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh
terhadap capian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran
dengan tingkat efisiensi sebesar 9,99% dari anggaran sebesar Rp.
460.357.000,00 digunakan sebesar Rp. 414.344.661,00.
c. Analisis program/kegiatan :
Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program
Pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial dengan kegiatan
Pengembangan kebijakan tentang akses sarana dan prasarana publik bagi
penyandang cacat dan lansia, Pelatihan keterampilan dan praktek belajar kerja
bagi anak terlantar termasuk anak jalanan, anak cacat, dan anak nakal,
Pelayanan psikososial bagi PMKS di trauma centre termasuk bagi korban
bencana, Peningkatan kualitas pelayanan, sarana, dan prasarana rehabilitasi
kesejahteraan sosial bagi PMKS, Penanganan masalah-masalah strategis yang
menyangkut tanggap cepat darurat dan kejadian luar biasa, dan Monitoring,
evaluasi dan pelaporan, program Pembinaan para penyandang cacat dan trauma
dengan kegiatan Pendayagunaan para penyandang cacat dan eks trauma,
program Penyusunan data dan analisis permaslahan anak terlantar, program
Pembinaan panti asuhan / panti jompo dengan kegiatan Operasi dan
pemeliharaan sarana dan prasarana panti asuhan/ jompo dan kegiatan
Peningkatan ketrampilan tenaga pelatih dan pendidik kesejahteraan social
masyarakat.
Cara mencapainya melalui kegiatan pelatihan ketrampilan berupa pelatihan/
kursus menjahit bagi penyandang cacat dan memberikan bantuan berupa mesin
jahit dan dynamo. Pelatihan menjahit bagi penyandang cacat dilaksanakan di
LPK Gamatika secara bertahap, tahap pertama 13 orang, tahap kedua 13 orang
dan tahap ketiga 14 orang. Sedangkan pelatihan yang bersumber dana APBD I
sebanyak 54 orang dilaksanakan 2 tahap yaitu tahap pertama sebanyak 13
orang diaksanakan di Baresos Taruna Yuda Sukoharjo, tahap kedua sebanyak
41 orang di Baletrans dan penca Semarang.
3) Jumlah transmigrasi yang ditempatkan
a. Kegagalan capaian target kinerja ini dikarenakan tetapi kuota penempatan
transmigran ini ditentukan oleh kebijakan pusat, sehingga tidak sesuai dengan
yang ditargetkan didaerah. Usaha yang dilakukan dalam menghadapi
permasalahan diatas antara lain dengan melakukan pendekatan dan
berkoordinasi dengan Dinakertransduk Provinsi dan Kemenakertrans serta
kabupaten penempatan.
b. Bentuk kegiatan yaitu dengan dengan penempatan trasmigran sebanyak 5 KK di
Desa Ayu molingo Kecamatan Pulu Bala Kabupaten Gorontalo Propinsi
Gorontalo. Target tidak tercapai karena:
- Kuota ditentukan oleh pemerintah pusat.;
- Kuota yang diberikan kepada kota tidak selalu mendasar pada daerah yang
dijajagi. Jadwal penempatan transmigrasi selalu dipenghujung tahun anggaran
sehingga menyulitkan administrasi keuangan;
- Kabupaten penempatan yang ditunjuk oleh Ditjen P2Ktrans kadang-kadang
sulit mendapatkan persetujuan SPP (Surat Perintah Pemberangkatan dari
Gubernur, sehingga terjadi kegagalan pemberangkatan / penempatan
Penyuluhan;
- Transmigran yang sudah ditempatkan tahun-tahun sebelumnya masih banyak
menyisakan masalah terkait pembagian lahan dan pembagian sertifikat tanah.
Pelaksanaan kegiatan ini melalui beberapa tahap yaitu meliputi identifikasi,
penyuluhan, pendaftaran, seleksi, pemantaban/pembinaan.
4) Jumlah kerja sama dengan daerah dalam penyelenggaraan transmigrasi
a. Kegagalan capaian target indikator kinerja ini karena dipengaruhi dengan
penempatan transmigran. Karena perjanjian ini ada bila ada kesepakatan
penempatan transmigrasi antara daerah pengirim dan penerima transmigrasi.
Penempatan transmigrasi tahun 2015 hanya pada 1 lokasi sehingga MOU yang
dikeluarkan hanya satu;
b. Pelaksanaan kegiatan melalui peninjauan lokasi yang akan ditempati
(penjajagan), cecking lokasi, rapat-rapat koordinasi (Pusat, Provinsi,
Kabupaten/kota penerima transmigran).
Analisis 2 (dua) indikator di atas :
a. Efisiensi daripada anggaran karena digunakan sesuai kebutuhan dan karena
kegiatan ini tidak terlaksana sesuai yang ditargetkan. Anggaran yang tersedia
sebesar Rp. 387.460.000,00 terserap Rp. 279.896.976,00 sehingga terdapat
efesiensi sebesar 27,26%;
b. Analisis program/kegiatan :
Indikator ini dilaksanakan dengan program Pengembangan wilayah transmigrasi
dan kegiatan Pengerahan dan fasilitasi perpindahan serta penempatan
transmigrasi untuk memenuhi kebutuhan SDM. Program/kegiatan yang dilakukan
sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat
menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, walaupun belum
berhasil memenuhi target kinerja.
16. Terlaksananya tertib administrasi kependudukan dengan tersedianya data dan
informasi penduduk yang akurat dan terpadu.
Tabel 3.69 Pencapaian Kinerja Sasaran 69
Indikator kinerja Satuan
Target RPJM Tahun
2015
Tar
get
Nas
io n
al Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Kat
ego
ri
Koordinator SKPD
Pengampu R
eali
sasi
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Tar
get
Rea
lisa
si
Cap
aian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Persentase kepemilikan KTP y g wajib KTP
% 75 - 77.51 119.25 90.94 133.74 82.57 91.74 85.5 85.50 100 96.02 96.02 B Dispendukcapil
2 Rasio kepemilikan akta kelahiran
% 50 - 41.78 99.48 41.39 94.07 51.27 111.46 59.95 124.90 60 62.00 103.33 A Dispendukcapil
3 Persentase penduduk
y ang menerima e-KTP berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) dengan perekaman sidik
jari
% - - - - 74.32 92.9 95.45 106.06 96.2 96.20 100 99.21 99.21 B Dispendu
kcapil
4 Meningkatny a jumlah w arga y ang memiliki Akta
Catatan Sipil
org 565.55 - 522.517 112.24 538,640 110 560,899 107 583,224 101.43 585,000 603,513 103.16 A Dispendukcapil
5 Keluarga y ang mengajukan permohonan Kartu Keluarga (KK)
KK 85.2 - 94.027 116.08 84,504 103 65,070 79 76,650 91.25 84,000 105,842 126 A Dispendukcapil
6 Jumlah pemohon KTP y ang mendapat pelay anan
orang 116.598 - 207.65 176.13 124,337 105 66,366 56 57,090 104.60 54,580 44,542 81.61 B Dispendukcapil
Rata-rata 124.64 106.38 96.1677 54.90 101.56 A
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015
Capaian kinerja sasaran ini meliputi 6 (enam) indikator kinerja dengan capaian kinerja
secara keseluruhan (rata-rata) 101,56% (kategori sangat baik) terdiri dari 3 (tiga)
indikator kategori sangat baik (50%), dan 3 (tiga) indikator kategori baik (50%). Berikut
analisis capaian kinerja dari sasaran 69 (enam puluh sembilan) per indikator :
1) Persentase kepemilikan KTP yg wajib KTP
a. Kegagalan capaian indikator kinerja ini dikarenakan belum semua wajib KTP
melaksanakan perekaman KTP-el dengan sidik jari, dan sekiranya KTP-el
tersebut belum mendesak untuk digunakan, mereka tidak melaksanakan
perekaman KTP-el.
Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target adalah
disamping kesadaran masyarakat yang masih kurang juga disebabkan karena
SIAK / jaringan internet sering mengalami gangguan baik dari pusat maupun
yang disebakan karena sebagian wilayah masih menggunakan sinyal radio,
sehingga jaringan internet tergantung kondisi alam/letak geografis, hal ini
berakibat pada proses pelayanan KTP, baik pada proses perekaman maupun
proses pencetakan KTP-el.
Alternatif solusi yang sudah dilakukan aantara lain :
- Melaksanakan sosialisasi adiministrasi kependudkan di 19 kecamatan;
- Bekerjasama dengan PT Telkom untuk pengalihan jaringan internet dari
sinyal radio ke sistem kabel.
b. Analisis efesiensi penggunaan sumber daya :
- Untuk melaksanakan pencapaian indikator diatas dengan menempatkan staf
dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di 19 Kecamatan masing-masing
2 (dua) orang, disamping untuk melaksanakan pelayanan KTP juga untuk
melaksanakan pelayanan KK di 19 wilayah kecamatan;
- Bagi warga yang masih memiliki KK program SQL (belum bergaris)
dirubah/diganti menjadi program Oreqel (KK bergaris);
- Dengan penggunaan anggaran dari APBD pada tahun 2015 sebesar Rp.
614.925.000,00 terealisasi Rp. 518.422.820,00 (84,31%), dengan efisiensi
sebesar 15,69%.
c. Analisis program/kegiatan
Indikator ini dilaksanakan dengan program Program Penataan Administrasi
Kependudukan dengan kegiatan Peningkatan pelayanan publik dalam bidang
kependudukan. Program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan
indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat
akuntabilitas kinerja yang sangat baik, walaupun belum berhasil memenuhi
target kinerja.
2) Rasio kepemilikan akta kelahiran.
a. Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan mulai tahun 2013 bagi
pemohon akte kelahiran yang mendaftar lebih satu tahun dari terjadinya
peristiwa kelahiran tidak perlu melampirkan hasil keputusan pengadilan, dan juga
tingkat kesadaran masyarakat untuk mencari akte kelahiran sudah meningkat;
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya :
- Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil staf Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil yang ditempatkan di 19 Kecamatan;
- Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mengeluarkan kebijakan, khusus
untuk mencari/mendaftarkan akte kelahiran bagi bayi yang baru lahir (0 – 60
hari) bisa dilayani di masing-2 Kecamatan;
- Dengan anggaran dari APBD pada tahun 2015 sebesar Rp. 698.631.500,00
terealisasi Rp. 585.877.900,00 (83.86%), dengan efisiensi 16.14%.
c. Analisis program/kegiatan
Untuk mencapai inikator ini dilaksanakan dengan Program Penataan
Administrasi Kependudukan dengan kegiatan peningkatan pelayanan publik
dalam bidang pencatatan sipil. Program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan
sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan
tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, dan berhasil memenuhi target
kinerja.
3) Persentase penduduk yang menerima e-KTP berbasis Nomor Induk Kependudukan
(NIK) dengan perekaman sidik jari
a. Kegagalan capaian indiokator kinerja ini dikarenakan disebabkan jaringan SIAK
sering mengalami gangguan karena adanya pengalihan pengelolaan SIAK oleh
pusat dari PT Indosat ke PT Telkom;
b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya :
- Untuk melaksanakan kegiatan pencetakan KTP-el melibatkan petugas
orsosing karena pencetakan untuk KTP-el hanya dilaksanakan di Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipi;
- Dengan Alokasi anggaran dari APBD pada tahun 2015 sebesar Rp.
381.836.000,00 terealisasi Rp. 308.660.240,00 ( 80,84%), dengan efisiensi
19,16%.
c. Analisis penggunaan program/kegiatan
Indikator tersebut dilaksanakan dengan program Program Penataan Administrasi
Kependudukan dengan kegiatan Pembangunan dan pengoperasian SIAK secara
terpadu. Program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator
kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas
kinerja yang sangat baik, walaupun belum berhasil memenuhi target kinerja.
4) Meningkatnya jumlah warga yang memiliki Akta Catatan Sipil
a. Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan dikarenakan mulai tahun
2013 bagi pemohon akte kelahiran yang mendaftar lebih satu tahun dari
terjadinya peristiwa kelahiran tidak perlu melampirkan hasil keputusan
pengadilan, dan juga tingkat kesadaran masyarakat untuk mencari akte kelahiran
sudah meningkat;
b. Analisis penggunaan sumber daya :
- Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mengeluarkan kebijakan, khusus
untuk mencari/mendaftarkan akte kelahiran bagi bayi yang baru lahir ( 0 – 60
hari ) bisa dilayani di masing-2 Kecamatan;
- Dengan alokasi anggaran tahun 2015 sebesar Rp.698.631.500,00 teralisasi
sebesar Rp. 585.877.900,00 ( 83,86% ) , efisiensi sebesar 16,14%.
c. Analisis Program/kegiatan
Indikator ini dilaksanakan dengan program Program Penataan Administrasi
Kependudukan dengan kegiatan peningkatan pelayanan publik dalam bidang
pencatatan sipil. Program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan
indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat
akuntabilitas kinerja yang sangat baik, dan berhasil memenuhi target kinerja.
5) Keluarga yang mengajukan permohonan Kartu Keluarga (KK)
a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan banyak warga /Kepala Keluarga
yang memperbaharui KK sebagai lampiran untuk mengajukan permohonan
kepesertaan BBJS;
b. Analisis penggunaan sumber daya :
- Dengan menempatkan staf dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di 19
Kecamatan masing-masing 2 ( dua ) orang untuk melaksanakan pelayanan
KK di 19 wilayah kecamatan;
- Dengan penggunaan anggaran dari APBD pada tahun 2015 sebesar Rp.
614.925.000,00 terealisasi Rp. 518.422.820,00 (84,31%), dengan efisiensi
sebesar 15,69%.
c. Analisis program/kegiatan
Indikator ini dilaksanakan dengan program Penataan Administrasi
Kependudukan dengan kegiatan Peningkatan pelayanan publik dalam bidang
kependudukan. Program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan
indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat
akuntabilitas kinerja yang sangat baik, dan berhasil memenuhi target kinerja.
6) Jumlah pemohon KTP yang mendapat pelayanan
a. Kegagalan capaian indikator ini dikarenakan disebabkan wajib KTP yang
seharusnya memperpanjang KTP sudah menerima KTP-el, dimana KTP-el
berlaku untuk seumur hidup, sepanjang tidak ada perubahan data;
b. Analisis penggunaan sumber daya :
- Dengan menempatkan staf dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di 19
Kecamatan masing-masing 2 ( dua ) orang untuk melaksanakan pelayanan
KK di 19 wilayah kecamatan;
- Dengan penggunaan anggaran dari APBD pada tahun 2015 sebesar Rp.
614.925.000,00 terealisasi Rp. 518.422.820,00 (84,31%), dengan efisiensi
sebesar 15,69%.
c. Analisi program/kegiatan
Indikator ini dilaksanakan dengan program Penataan Administrasi
Kependudukan dengan kegiatan Peningkatan pelayanan publik dalam bidang
kependudukan, Pengembangan data base kependudukan dan kegiatan
Sosialisasi kebijakan kependudukan. Program/kegiatan yang dilakukan sesuai
dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat
menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, walaupun belum
berhasil memenuhi target kinerja.
17. Terselenggaranya pembinaan politik
Tabel 3.70 Pencapaian Kinerja Sasaran 70
Indikator kinerja Satuan
Target RPJM
Tahun 2015
Tar
get
Nas
io n
al Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Kat
ego
ri
Koordinator
SKPD Pengampu
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Tar
get
Rea
lisa
si
Cap
aian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Cakupan LSM, ormas, OKP yang dibina
buah 100 - 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 B Kankesbang
2 Jumlah kegiatan pembinaan politik
keg 5 - 5 100 3 60 5 100 5 100 5 5 100 B Kankesbang
3 Angka kriminalitas yg ditangani
% 85 - 94 134.29 67 89.3 74 105.71 91 130 85 80 94.12 B Satpol PP
4 Rasio jumlah satpol
PP per 10000
0.94 - 0.49 80.33 0,46
48.9 0.43 45.74 0.43 107.5 0.94 0.42 44.68 D Satpol
PP
Rata-rata 82.51 74.55 87.86 109.38 84.70 B
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015
Capaian kinerja sasaran ini meliputi 4 (empat) indikator kinerja dengan capaian kinerja
secara keseluruhan (rata-rata) 84,70% (kategori baik) terdiri dari 3 (tiga) indikator
kategori baik (75%), dan 1 (satu) indikator kategori kurang (25%). Berikut analisis
capaian kinerja dari sasaran 70 (tujuh puluh) per indikator :
1) Cakupan LSM, ormas, OKP yang dibina
a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan sinergisitas interen
dan eksteren berjalan dengan baik.
Hambatan/permasalahan yang dihadapi adalah :
- Masih terbatasnya SDM Ormas /LSM tentang manajemen Ormas / LSM;
- Banyaknya Ormas dan LSM yang hanya sekedar mendapatkan SKT,
sehingga keberadaannya sulit dideteksi., sehingga pelaksanaan monitoring
belum bisa dilaksanakan secara menyeluruh;
- Terbatasnya Kwalitas dan Kwantitas sumber daya manusia.
Upaya – upaya dilakukan adalah :
- Perlunya pendidikan dan pelatihan bagi pengurus Ormas / LSM sehingga
pelaksanaan administrasi Ormas / LSM dapat berjalan lancar.
- Perlunya Peningkatan Sumber daya manusia dalam rangka pelaksanaan
pembinaan ormas / LSM;
- Memberdayakan sumber daya manusia yang ada.
b. Efesiensi penggunaan sumber daya adalah dengan mengikut sertakan personil
Satpol PP mengikuti diklat PPNS;
c. Dilaksanakan dengan program Pendidikan Politik Masyarakat dengan kegiatan
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan. Program/kegiatan yang dilakukan sesuai
dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat
menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat baik, dan berhasil
memenuhi target kinerja.
2) Jumlah kegiatan pembinaan politik
a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini dicapai dengan dengan
memberdayakan sumber daya manusia dan jumlah anggaran yang ada.
Hambatan/permasalahan yang dihadapi adalah terbatasnya sumber daya
manusia serta sarana dan prasaran untuk mendukung kegiatan tersebut, namun
demikian kegiatan pembinaan politik tetap dijalankan dengan memberdayakan
sumber daya manuasia dan anggaran yang ada. Upaya yang dilakukan adalah
memberdayakan Sumber daya manusia yang ada sehingga pelaksanaan
Kegiatan berjalan lancer;
b. Analisis penggunaan sumber daya :
- Menggundang Parpol yang menerima dana bantuan parpol untuk diberikan
penjelasan penyusunan SPJ bantuan parpol agar tidak terlabat
penyampaianya di BPK;
- Penggumpulan Data Pengkondisian Wilayah dan Sosialisasi Pemilu
menggunakan Jejaring yang ada;
- Menggunakan anggaran aktivitas yang benar – benar berpengaruh terhadap
capaian target dengan anggaran Rp. 135.570.000,00 dengan realiasi sebesar
Rp. 59.216.750,00 efesiensi sebesar 56,32%.
c. Analisis program/kegiatan :
Indikator ini dilaksanakan dengan program Program Pendidikan Politik
Masyarakat dengan kegiatan Penyuluhan Kepada Masyarakat, Fasilitasi
Penyelesaian Perselisihan Partai Politik, Koordinasi Forum – Forum Diskusi
Politik, dan Pengkondisian Wilayah dan Sosialisasi Pemilu. Program/kegiatan
yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah
ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang sangat
baik, dan berhasil memenuhi target kinerja. Namun perlu lebih fokus pada aspek
– aspek antara lain : memperbaiki sistematika laporan kegiatan, data parpol, dan
melakukan monev pendataan sekretariat parpol.
3) Angka kriminalitas yg ditangani
a. Kegagalan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan tidak semua kejadian
kriminalitas yang terjadi di wilayah Kabupaten Boyolali dapat dipantau dan
ditangani oleh Satpol PP.
Permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah keterbatasan
jumlah personil Satpol PP, sehingga tidak mampu menjangkau seluruh wilayah
yang ada di kabupaten Boyolali serta semakin tingginya angka gangguan
kriminalitas yang terjadi pada tahun 2015.
Alternatif solusinya adalah dengan menjalin kerjasama dengan instansi terkait
seperti POLRI dan TNI dalam pelaksanaan tugas. Solusi lebih lanjutnya adalah
penambahan jumlah Anggota Satpol PP dan pengembangan kelembagaan
dengan membentuk unsur pelaksana Satpol PP di tingkat kecamatan.
b. Analisis penggunaan sumber daya :
Efisiensi penggunaan sumberdaya yang dilakukan adalah dengan :
- Berkoordinasi dan bekerjasama dengan instansi terkait seperti Polres, Kodim
dan Seksi Tramtib Kecamatan dalam penanganan setiap kejadian kriminalitas.
Hal ini dilakukan mengingat keterbatasan jumlah anggota Satpol PP;
- Menggunakan anggaran aktivitas yang benar – benar berpengaruh terhadap
capaian target dengan anggaran Rp. 1.154.500.000,00 dengan realiasi
sebesar Rp. 1.147.107.120,00 efesiensi sebesar 0,64%.
c. Analisis program dan kegiatan :
Untuk mencapai target indikator kinerja ini dilaksakan dengan 2 (dua) program
yaitu Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan dengan 3
(tiga) kegiatan yaitu Penyiapan tenaga pengendali keamanan dan kenyamanan
lingkungan, Pengendalian kebisingan, dan gangguan dari kegiatan masyarakat,
dan Pengendalian keamanan lingkungan, serta program Peningkatan
Pemberantasan Penyakit Masyarakat (PEKAT) dengan kegiatan Penyuluhan
pencegahan berkembangnya praktek prostitusi. Bentuk kegiatan yang dilakukan
untuk mencapai target indikator kinerja antara lain melalui patroli wilayah, operasi
kamtramtibum secara terpadu, pengamanan kegiatan yang melibatkan massa
dan pengamanan event-event tertentu seperti pengamanan pelaksanaan pilkada,
pengamanan perayaan lebaran, natal dan tahun baru serta pengamanan
kegiatan car free day. Program/kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sasaran
dan indikator kinerja yang telah ditetapkan, dan dapat menunjukkan tingkat
akuntabilitas kinerja yang sangat baik, dan berhasil memenuhi target kinerja.
4) Rasio jumlah satpol PP per 10000
a. Kegagalan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan get kinerja indikator
kinerja rasio jumlah Satpol PP per 10.000 tidak sebandingnya antara
penambahan jumlah anggota Satpol PP dan pertumbuhan jumlah penduduk;
Permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja berkurangnya
jumlah pegawai yang ada di Satpol PP dan meningkatnya jumlah penduduk di
Kabupaten Boyolali.
Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian
target kinerja adalah penambahan jumlah PNS yang ditugaskan di Satpol PP.
Solusi lebih lanjut yang dapat dilakukan adalah rekruitmen tenaga harian lepas
(THL) sebagai tenaga Banpol yang diberi tugas untuk membantu pelaksanaan
tugas Satpol PP dan atau penataan kelembagaan Satpol PP dengan
memasukkan unsur Seksi Tramtib Kecamatan sebagai unsur pelaksanaan Satpol
PP di tingkat kecamatan
b. Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Satpol PP yang dapat mendorong
tercapainya target indikator kinerja tersebut. Karena indikator ini tidak terkait
dengan capaian kinerja pelaksanaan tugas Satpol PP, tetapi berkaitan dengan
kuantitas jumlah personil Satpol PP. Oleh karena itu target indikator kinerja ini
dapat tercapai apabila ada kebijakan dari Pemerintah Daerah untuk penambahan
jumlah anggota Satpol PP dan atau dengan penataan kelembagaan Satpol PP.
18. Meningkatkan konsistensi peraturan daerah dengan peraturan pusat dan provinsi
Tabel 3.71 Pencapaian Kinerja Sasaran 71
Indikator kinerja Satuan
Target RPJM
Tahun 2015
Tar
get
Nas
io n
al Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Kat
ego
ri
Koordinator
SKPD Pengampu
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Rea
lisa
si
Cap
aian
Tar
get
Rea
lisa
si
Cap
aian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Persentase jumlah Perda y ang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan y ang lebih
tinggi y ang telah diev aluasi
% 100 - 100 100 100 100 100 100 100 100 100 89 89 B Setw an
2 Rasio pemenuhan tahapan pembahasan Ranperda dan Keputusan DPRD
% 100 - 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 B Setw an
3 Tertampungnya aspirasi masy arakat
% 100 - 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 B Setw an
4 Meningkatny a kapasitas pimpinan dan anggota DPRD sebagai anggota lembaga legislasi dalam
melakukan pengawasan
% 100 - 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 B Setw an
5 Jumlah Perda y ang dihasilkan
Perda 12 - 21 140 12 100 15 125 10 90.91 10 15 150 A Bagian Hukum
dan HAM
Rata-rata 108 100 105 98.18 107.80 A
Sumber : Pengukuran Kinerja Kabupaten Boyolali Tahun 2015
Capaian kinerja sasaran ini meliputi 5 (lima) indikator kinerja dengan capaian kinerja
secara keseluruhan (rata-rata) 107,80% (kategori sangat baik) terdiri dari 1 (satu)
indikator kategori sangat baik (20%), dan 4 (empat) indikator kategori baik (80%).
Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 71 (tujuh puluh satu) per indikator :
1) Persentase jumlah Perda yang bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi yang telah dievaluasi
a. Kegagalan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan dalam Pembahasan
Ranperda Tahun Anggaran 2015 sejumlah 18 terealisasi 16 Ranperda untuk
diteruskan di Tahun 2016, hal ini disebabkan padatTahun 2015 bersamaan
dengan tahun politik (pemilihan pilkada). Dan pada tahun 2015 dibutuhkan
perhatian dan konsentrasi ekstra untuk membahasnya dan karena padatnya
jadwal kegiatan DPRD, akibatnya perda-perda yang tidak harus segera
terselesaikan pembahasannya ditunda dan dilanjutkan pembahasannya sebagai
ranperda luncuran inisiatif DPRD pada Tahun 2016.
Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah
pada Tahun 2015 dibutuhkan perhatian dan konsentrasi ekstra untuk
pembahasan dan karena padatnya jadwal kegiatan DPRD, akibatnya perda-
perda yang tidak harus segera terselesaikan pembahasannya ditunda dan
dilanjutkan pembahasannya sebagai ranperda luncuran inisiatif DPRD pada
Tahun 2016.
Solusi lebih lanjut adalah baik pihak legislatif maupun eksekutif harus melakukan
pendekatan dan koordinasi yang tegas dalam menerapkan rencana kerja.
b. Analisis penggunaan sumber daya :
- Efesiensi penggunaan sumberdaya yang dilakukan adalah :
- Peningkatan Pelayanan dalam memfasilitasi Kegiatan Dewan;
- Pengelolaan Sumber Dana yang berprinsip efisien;
- Perencanaan Kegiatan Dewan yang disesuaikan dengan keputusan Tata
tertib Dewan;
- Peningkatan Koordinasi Lintas Sekretariat Dewan dengan Dewan;
- Memperkuat Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia melalui berbagai
kegiatan antara lain Diklat, Bintek, Seminar, Lokakarya.
c. Bentuk kegiatan untuk pemabahasan Rancangan Peraturan Perundang-
undangan adalah :
- Bedah Ranperda
- Konsultasi
- Study Banding
- Pembahasan di kantor
2) Rasio pemenuhan tahapan pembahasan Ranperda dan Keputusan DPRD
Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan semua tahapan
pembahasan Ranperda dan Keputusan DPRD telah dapat dipenuhi.
Tahapan Pembahasan Ranperda dan Keputusan DPRD yang telah dipenuhi adalah
sebagai berikut :
- Penyerahan Ranperda dalam bentuk Rapat Paripurna 1 hari;
- Inisiatif Pemda ke Dewan;
- Inisiatif Dewan ke Bupati;
- Rapat Fraksi 1 hari;
- Rapat Paripurna dengan agenda penyampaian pandangan umum fraksi terhadap
Ranperda sekaligus pengumuman pembentukan Pansus 1 hari;
- Jawaban Bupati terhadap pandangan umum fraksi 1 hari;
- Rapat Pansus dengan eksekutif 12 hari per Ranperda;
- Rapat Komisi 1 hari;
- Rapat Gabungan Komisi 1 hari;
- Rapat Fraksi dengan agenda menyusun pendapat akhir 1 hari;
- Rapat pengambilan keputusan dalam bentuk Rapat Paripurna dengan agenda
penyampaian pendapat akhir fraksi 1 hari;
Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah :
- Semakin banyak dan kompleks permasalahan yang harus dihadapi oleh
Pimpinan dan Anggota DPRD;
- Regulasi peraturan-peraturan yang belum diakomodir di tingkat bawah,
menyebabkan ketidakjelasan aturan yang berlaku.
Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja
adalah agar jadwal tahapan pembahasan Ranperda dapat diselesaikan tepat waktu,
maka kualitas pembahasan harus benar-benar matang dan diharapkan komunikasi
dan koordinasi anatara legislatif dan eksekutif dapat bersinergi secara positif,
sehingga target waktu dan capaian kinerja dapat tercapai.
3) Tertampungnya aspirasi masyarakat
a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan telah dilaksanakan
kegiatan dengan cara turun ke daerah pemilihan oleh masing-masing Anggota
DPRD dengan dibantu oleh Sekretariat DPRD yaitu menyiapkan undangan, sewa
peralatan, transportasi dan akomodasi, serta dilakukan juga monitoring oleh Tim
Pendamping dan Penyelesaian Administrasi Keuangan oleh Sekretariat DPRD.
Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah
karena banyaknya agenda DPRD yang mendesak, khususnya kegiatan pada
fungsi anggaran, yaitu antara lain kegiatan pembahasan Ranperda Inisiatif
Eksekutif, sehingga kehabisan waktu untuk kunjungan.
Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target
kinerja adalah mengoptimalkan kegiatan RESES di Daerah Pemilihan (DAPIL)
masing-masing Pimpinan dan Anggota DPRD.
b. Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakuan adalah membentuk Tim
Pendamping dan Penyelesaian Administrasi Keuangan oleh Sekretariat DPRD;
c. Jenis kegiatan yaitu pertemuan dengan sistem dua arah, dan dalam forum ini
konstituen dapat menyampaikan segala macam keluh kesah, kesan, pesan dan
harapan serta segala macam permasalahan dan persoalan terutama terkait
dengan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di masing-masing daerah
pemilihan, hal tersebut disampaikan kepada para Anggota DPRD untuk
kepentingan kemajuan masyarakat di daerah. Kegiatan Reses Tahun 2015
dilaksanakan sebanyak 3 kali dalam 1 tahun (masa sidang 1 sampai dengan 3).
4) Meningkatnya kapasitas pimpinan dan anggota DPRD sebagai anggota lembaga
legislasi dalam melakukan pengawasan
a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini dilaksanakan dengan
menyelenggarakan kegiatan Bintek, Workshop, Kursus, Lokakarya DPRD
sebanyak 10 kali. Manfaat dari kegiatan tersebut adalah peningkatan
pengetahuan dan wawasan Pimpinan dan Anggota DPRD.
Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah :
- Usia Anggota DPRD yang rata-rata di atas 40 Tahun juga kemungkinan
menjadi kendala untuk menumbuhkan motivasi belajar individu. Sehingga
efektivitas program ini kemungkinan masih belum dapat mencapai hasil yang
maksimal;
- Untuk itu Pimpinan DPRD, diharapkan dapat mengambil inisiatif untuk
mengagendakan secara lebih terencana dan sistematis strategi untuk
peningkatan kapasitas dan kompetensi para anggotanya melalui program
workshop, bimbingan teknis, diklat, dll. Kerjasama dengan lembaga Perguruan
Tinggi yang berlisensi merupakan sebuah solusi yang diharapakan lebih
efektif dan efisien, baik dari segi waktu maupun ketersediaan tenaga ahli.
Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target
kinerja adalah meningkatkan partisipasi dan peran aktif semua Pimpinan dan
Anggota DPRD serta semua pihak yang terkait dalam melakukan fungsi
pengawasan, sehingga meskipun usia Anggota DPRD yang rata-rata di atas 40
tahun tidak lagi menjadi kendala karena adanya sinergi yang harmonis antara
satu anggota dengan yang lainnya dan juga didukung oleh pihak-pihak terkait.
b. Program/kegiatan yang dilaksanakan dapat mengukur kinerja dan berhasil
memenuhi target kinerja, sehingga secara umum program/kegiatan yang
dilakukan sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan.
Bentuk kegiatan yang mendukung tercapainya kinerja ini adalah :
- Penyelenggara Workshop, Bintek, Kursus, Lokarkarya adalah lembaga yang
berlisensi resmi dari Kementerian Dalam Negeri sehingga tingkat kepercayaan
peserta meningkat;
- Kualitas Materi yang disampaikan;
- Kualitas Narasumber/Tim Fasilitator.
Analisis untuk 4 (empat) indikator di atas :
a. Analisis penggunaan sumber daya :
Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan
Menggunakan anggaran aktivitas yang benar – benar berpengaruh terhadap
capaian target dengan anggaran Rp. 18.263.453.000,00 dengan realiasi sebesar
Rp. 13.667.687.915,00 efesiensi sebesar 25,16%.
b. Analisis program/kegiatan :
Keempat indikator di atas dilaksanakan dengan program Peningkatan Kapasitas
Lembaga Perwakilan Rakyat dengan kegiatan Pembahasan Rancangan
Peraturan Perundang-undangan, Rapat-rapat Alat Kelengkapan Dewan, Rapat-
rapat Paripurna, Kegiatan Reses, Kunjungan Kerja Pimpinan dan anggota DPRD
Dalam Daerah, dan Peningkatan Kapasitas Pimpinan dan Anggota DPRD serta
program Penataan Peraturan Perundang-undangan dengan kegiatan
Penyusunan Kerja Rancangan Peraturan Perundang-undangan, dan Legislasi
Rancangan Peraturan Perundang-undangan. Program/kegiatan secara umum
telah sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan.
5) Jumlah Perda yang dihasilkan
a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan terdapat 15 Perda
yang telah ditetapkan pada tahun 2015, dalam perkembangannya pada
perencanaan tahun 2015 menjadi 28 Ranperda. Dari 28 Ranperda yang
direncanakan dalam pembahasan terselesaikan 15 Ranperda yang diundangkan
menjadi Perda sebanyak 15 Perda sedangkan 13 Ranperda yang belum
terbahas sebagaimana tersebut di atas, karena masih menunggu hasil evaluasi
dari Menteri Dalam Negeri dan ada Ranperda yang belum dapat diundangkan
pada Tahun 2015 karena pada saat persetujuan bersama dilakukan pada akhir
bulan Desember 2015 sehingga proses pengundangannya dilakukan pada awal
Tahun 2016;
Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah
dalam pembahasan Ranperda menjadi Perda, seringkali terkendala dengan
harus dipending/dihentikannya pembahasan karena terbentur oleh
regulasi/peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan aturan belum
terbit/belum diundangkan, akibatnya ranperda urung untuk dibahas dan
selanjutnya menjadi bahan/materi untuk pembahasan ranperda pada tahun-
tahun selanjutnya sambil menunggu keluarnya regulasi yang mengatur
substansi-substansi dalam ranperda dimaksud.
Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target
kinerja adalah melakukan koordinasi dengan dinas instansi terkait sambil
menunggu regulasi/peraturan perundang-undangan yang belum diundangkan.
b. Analisis penggunaan sumber daya :
Efisiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan :
- Memanfaatkan sarana telekomunikasi informasi yang ada berupa akses
internet guna mengakses sumber-sumber informasi terkait produk peraturan
perundang-undangan baru terkait materi yang akan diajukan menjadi
Ranperda;
- Menggunakan anggaran aktivitas yang benar – benar berpengaruh terhadap
capaian target dengan anggaran Rp. 501.225.000,00 dengan realiasi sebesar
Rp. 315.560.779,00 efesiensi sebesar 37,04%.
c. Analisis program/kegiatan :
Program kegiatan yang menunjang keberhasilan capaian target indikator kinerja
ini adalah program Penataan Peraturan Perundang-undangan dan kegiatan
Legislasi Rancanagan Peraturan Perundang-undangan. Program/kegiatan
secara umum telah sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja yang telah
ditetapkan. Namun ada beberapa aktifitas yang perlu perhatian lebih fokus yaitu :
- Melakukan koordinasi, fasilitasi, dan asistensi dengan SKPD dalam rangka
penyusunan Rancangan Peraturan Daerah, agar sebelumnya dilakukan
pengkajian secara komprehensif terkait landasan hukum (legal standing) atas
materi Ranperda yang diajukan telah memenuhi persyaratan diajukan untuk
dapat dibahas dengan DPRD Kabupaten Boyolali;
- Melakukan konsultasi dan koordinasi dengan pemerintah pusat terkait dengan
materi yang ingin diatur dalam Ranperda sebelum diajukan ke DPRD
Kabupaten Boyolali.