SEMINAR REFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA:
SEBUAH REFLEKSI4
Seminar bertajuk “Reformasi Pengelolaan Keuangan Negara :
Sebuah Refleksi” merupakan acara spesial dalam rangkaian Kegiatan Rapimnas tahun ini karena menghadirkan Siswo Sujanto, ahli hukum keuangan negara sekaligus mantan Sekretaris Ditjen Perbendaharaan sebagai narasumber utama.
Pengelolaan keuangan negara dalam ilmu keuangan negara di bagi dalam dua
aspek: aspek politik, dan aspek administratif. Dari aspek politik, keuangan negara berfungsi untuk mengatur hubungan hukum antara lembaga legislatif (DPR) dan lembaga eksekutif (pemerintah) dalam penyusunan UU APBN. Sedangkan dari aspek administratif, keuangan negara berfungsi untuk mengatur hubungan hukum antara instansi (Kementerian Negara/Lembaga) dalam lembaga eksekutif dalam pelaksanaan UU APBN.
Menurut pasal 6 ayat (1 ) UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dinyatakan “Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan”. Selanjutnya, kewenangan pengelolaan dimaksud didelegasikan kepada Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal, menteri/pimpinan lembaga sebagai pengguna anggaran/pengguna barang Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya sebagaimana tertuang dalam ayat (2).Separation of power atau pembagian kewenangan dalam pengelolaan keuangan
negara memiliki tujuan untuk menghindari terjadinya pemusatan kewenangan sehingga dapat menjamin adanya proses check and balance.
Menteri Keuangan sebagai pengelola fiskal adalah pimpinan otoritas penganggaran dan fiskal keuangan negara (Bendahara Umum Negara). Sebagai pemegang otoritas tertinggi, Menteri Keuangan berfungsi sebagai pengendali makro ekonomi, mikro ekonomi dan fungsi penerimaan. Selain berfungsi sebagai Bendahara Umum Negara/treasurer, Menteri Keuangan adalah spending minister (pengguna anggaran) atas kementerian yang dipimpinnya dan spending minister atas anggaran khusus/special budget.
Rapat Pimpinan Nasional
(Rapimnas) merupakan salah
satu agenda rutin Ditjen Perbendaharaan
yang diselenggarakan setiap tahun. Rapimnas
dilaksanakan dalam rangka penyamaan persepsi atas
pelaksanaan strategi untuk menghadapi akhir tahun
anggaran 2014 dan persiapan
pelaksanaan APBN 2015. “Bersama Menggapai Visi, Berkarya Membangun Negeri” menjadi tema rapimnas kali ini. Tema yang sejalan dengan visi baru Ditjen
Perbendaharaan, “Menjadi Pengelola Perbendaharaan yang Unggul di Tingkat Dunia”.
Pelaksanaan Rapimnas saat ini bertepatan dengan peringatan Satu Dekade perjalanan Ditjen Perbendaharaan sebagai pengelola perbendaharaan negara. Dalam usianya yang baru sepuluh tahun, Ditjen Perbendaharaan berhasil menjaga keuangan negara melalui sistem penyaluran APBN yang
profesional, modern, transparan, efektif dan efisien. Di samping itu berhasil pula dalam penatausahaan penerimaan APBN yang akuntabel dan optimal. Rapimnas tersebut dilaksanakan mulai tanggal 12 hingga 15 November 2014 di Gedung Dhanapala komplek kantor Kementerian Keuangan Jakarta, yang diikuti oleh 300 pejabat dari seluruh pejabat eselon II kantor pusat Ditjen Perbendaharaan, para kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan kepala KPPN seluruh Indonesia, serta perwakilan pejabat eselon III kantor pusat Ditjen Perbendaharaan. Berlangsung dalam 4 sesi pembahasan, yaitu: pertama, arah kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan pelaksanaan transfer ke daerah dan desa tahun 2015; kedua, ‘’Seminar Reformasi Pengelolaan Keuangan
Negara: Sebuah Refleksi’ yang menghadirkan Siswo Sujanto (Mantan Sekretaris Ditjen Perbendaharaan) dan Emil Radyansah (Paramadhina Institute); ketiga, Langkah-Langkah Menghadapi Akhir Tahun Anggaran 2014 dan keempat, pembayaran dan penyelesaian sisa pekerjaan pada akhir TA. 2014.
Agar indikator-indikator makro ekonomi dalam asumsi APBN Tahun 2015 tetap
terjaga dan terkendali mengingat tantangan perekonomian global akan
dipicu oleh perlambatan maupun belum berakhirnya krisis ekonomi diberbagai
negara. Nilai tukar rupiah harus selalu terjaga dan terkendali walaupun risiko pasar
keuangan di dalam negeri yang belum pasti. Stabilitas harga dan inflasi harus dapat
dikendalikan, meskipun ada kemungkinan tekanan inflasi menjadi lebih besar, akibat
opsi kenaikan harga BBM.
Perlu adanya terobosan baru dalam perumusan kebijakan di bidang penerimaan
akibaat melambatnya pertumbuhan investasi sehingga mampu meningkatkan
penerimaan dari sektor pajak maupun non pajak.
Optimalisasi penyerapan anggaran serta peningkatan belanja infrastuktur untuk
menciptakan sentra-sentra ekonomi baru dalam upaya penyejahteraan masyarakat
untuk menciptakan ekonomi yang berdaulat.
Pengendalian pembiayaan melalui sinkronisasi kebijakan pengelolaan utang
dengan pengelolaan kas, dan perumusan kebijakan yang hati-hati dan selektif terhadap
penarikan pinjaman dalam negeri.
Meningkatkan efektivitas dan efisiensi belanja Pemerintah, dengan melakukan upaya akselerasi
penyerapan anggaran, khususnya belanja modal di bidang infrastruktur, sumber daya manusia, inovasi dan
investasi agar sektor manufaktur dapat kembali hidup.
Melakukan pengelolaan kas yang hati-hati dan profesional, untuk menjamin ketersediaan kas pemerintah, serta
menjamin kelancaran pencairan dana APBN di sepanjang tahun anggaran 2015.
Melakukan identifikasi mengenai sektor mana yang maju dan berpotensi berkembang di tiap-tiap daerah melalui Kajian Fiskal
Regional, karena perekonomian yang sehat adalah perekonomian dengan pertumbuhan dan inflasi yang stabil dan
ketimpangan antar daerah yang menurun.
Dirjen Perbendaharaan, Marwanto Harjowiryono melalui laporannya
memperkenalkan sejarah berdirinya Ditjen Perbendaharan sampai dengan usianya yang sudah satu dekade.
Fungsi kebendaharaan negara telah hadir di Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda yang dipayungi oleh Indische Comptabiliteitwet (ICW) tahun 1925. Secara legal formal, Ditjen Perbendaharaan terbentuk pada tahun 2004 melalui Keppres Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi,
dan Tata Kerja Instansi Vertikal di Lingkungan Departemen Keuangan. Pembentukan Ditjen Perbendaharaan tersebut merupakan konsekuensi dari paradigma baru mengenai kejelasan pembagian kewenangan dan mekanisme check and balance dalam pengelolaan keuangan negara.
Sejak kelahirannya, Ditjen Perbendaharaan telah tiga kali melakukan reorganisasi, yaitu pada tahun 2006, 2008, dan 2010. Saat ini Ditjen Perbendaharaan memiliki 7 unit eselon II teknis, Sekretariat Ditjen Perbendaharaan, Tenaga Pengkaji Bidang Perbendaharaan, 33 kantor wilayah, dan 180 KPPN yang tersebar di seluruh wilayah nusantara. Jumlah SDM saat adalah 8.080 pegawai/pejabat.
Meski terbilang masih muda, Ditjen Perbendaharaan telah menorehkan berbagai prestasi dan kinerja yang gemilang antara lain Dedication to Achieve High Level Governance In Term of Transparency and Service Delivery Standards dari ADB, dan Juara Kantor Pelayanan Percontohan (KPPc) tingkat Kementerian Keuangan.
Dalah hubungan internasional, Ditjen Perbendaharaan menjalin kerja sama dengan Korea dalam program Korea Development Institute (KDI), KPMG Korea Selatan. Juga menjalin kerja sama dengan Australia, dan IMF. Ditjen Perbendaharaan memiliki beberapa program strategis yaitu spending review, reviu pelaksanaan anggaran, SPAN, SAKTI, Treasury Dealing Room, MPN G-2, dan Akuntansi Berbasis Akrual.
Kepada seluruh pegawai Ditjen Perbendaharaan, Marwanto meminta agar tidak berpuas diri dengan capaian kinerja yang gemilang sejauh ini. Organisasi ini diibaratkan sebagai organisasi yang masih harus banyak belajar untuk menghadapi berbagai macam tantangan.
RAPAT PIMPINAN NASIONAL DITJEN PERBENDAHARAAN
S U P L E M E N
RAPIMNAS DITJEN PERBENDAHARAAN
BERSAMA MENGGAPAI VISI, BERKARYA MEMBANGUN NEGERI1ARAHAN MENTERI KEUANGAN
7 PESAN MENTERI KEUANGAN2
Menteri Keuangan Bambang P.S Brodjonegoro dalam arahannya
menyampaikan bahwa visi pemerintahan untuk lima tahun ke depan, “Terwujudnya
Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”.
Sebagai wujudnya adalah Indonesia yang berdaulat di bidang politik, mandiri di bidang ekonomi, dan
berkepribadian dalam kebudayaan.
Ada sembilan agenda prioritas di bidang politik, ekonomi dan budaya yang disebut dengan “Nawa
Cita” untuk mewujudkan visi tersebut. Prioritas bidang ekonomi, dimulainya desentralisasi asimetris untuk
memperkuat ekonomi daerah terpencil dan kawasan perbatasan. Pembangunan sumber daya manusia melalui program ‘Indonesia Kerja’ dan ‘Indonesia Sejahtera’ sebagai prioritas selanjutnya. Berikutnya berturut-turut: peningkatan produktivitas rakyat untuk meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia secara global melalui pembangunan infrastruktur jalan, jaringan irigasi, modernisasi pasar tradisional, pelabuhan, bandara dan kawasan industri baru di koridor luar Jawa, penggerakan sektor-sektor strategis ekonomi domestik untuk mewujudkan kedaulatan pangan, energi dan keuangan.
Terhadap peringatan satu dekade berdirinya Ditjen Perbendaharaan, Menteri Keuangan mengucapkan selamat kepada seluruh insan Ditjen Perbendaharaan yang dalam satu dasawarsa ini telah secara konsisten mengawal pelaksanaan anggaran dengan sangat baik.
Proses reformasi dan penyempurnaan layanan telah berjalan dengan torehan prestasi dan kinerja yang diakui tidak hanya oleh pihak internal, namun juga juga oleh pihak eksternal. Bahkan reformasi pengelolaan keuangan Negara melalui SPAN telah menjadi salah satu topik di tingkat internasional, yaitu di Forum APEC dan G20.
Peringatan satu dekade ini agar dimaknai sebagai sebuah batu loncatan untuk menggapai prestasi yang lebih gemilang di masa-masa mendatang.
Terkait dengan opini Laporan Keuangan Pemerintah Pusat tahun 2014, Menteri Keuangan meminta agar disiapkan secara matang untuk merumuskan sistem, kebijakan dan melakukan sosialisasi kepada stakeholder secara bai. Hal tersebut dibutuhkan agar proses penyusunan laporan keuangan di setiap kementerian/lembaga dapat dilaksanakan dengan mudah.
Pada kesempatan tersebut, Bambang juga menyampaikan pesan penting yang harus dilaksanakan oleh Ditjen Perbendaharaan:
LAPORAN DIRJEN PERBENDAHARAAN
BERBAGAI PRESTASI TIDAK MEMBUAT KAMI TERLENA3
Seperti tidak menyianyiakan kesempatan memperingati
1 dekade, Ditjen Perbendaharaan me-launching beberapa produk yaitu diantanya Aplikasi Online Monitoring SPAN (OM SPAN).
Aplikasi ini bertujuan untuk memudahkan penyajian informasi terkait pelaksanaan pekerjaan KPPN
yang sudah mengimplementasikan SPAN dan Kanwil Ditjen Perbendaharaan. Aplikasi ini merupakan dashboard bagi kebutuhan pimpinan pada semua level, untuk memonitor pelaksanaan tugas BUN/Kuasa BUN dilingkupnya masing-masing. Informasi utama pelayanan seperti penyelesaian SP2D, Retur, Sisa Pagu Anggaran, Revisi DIPA, Data Supplier, Data Kontrak, dan lainnya, telah di-setting untuk dapat dilihat setiap waktu, dimanapun berada, dengan menggunakan gadget apapun, sepanjang terhubung dengan internet.
Sedangkan untuk mengabadikan perjalanan Ditjen Perbendaharaan yang dimulai sejak dibentuknya yaitu tahun 2004, Dirjen Perbendaharaan me-launching buku “Tinta Emas Ditjen Perbendaharaan: Menuju Indonesia Gemilang (2004 – 2014)”, yang pada saat Pembukaan Rapimnas diserahkan kepada Menteri Keuangan. Selain perjalanan Ditjen Perbendaharaan, Buku Tinta Emas ini juga memuat profil organisasi, info grafis perkembangan institusi selama sepuluh tahun terakhir,
kutipan catatan/wawancara dari stakeholder/mantan pejabat yang berpengaruh terhadap lahir, tumbuh dan berkembangnya Ditjen Perbendaharaan, capaian kinerja tahunan, perkembangan reformasi birokrasi dan kelembagaan, serta prestasi Ditjen Perbendaharaan sejak 2004 sampai dengan 2014.
Selain itu, pada hari berikutnya berturut-turut dilaunching pula kumpulan esai dan novel karya pegawai Ditjen Perbendaharaan yang bertalenta di bidang sastra dalam bentuk 2 buah buku yaitu Dekade Diandra: Sebuah antologi cerita pendek dan Novel yang berjudul Hoffee. Kedua buku tersebut merupakan kumpulan tulisan dari insan perbendaharaan yang merefleksikan perjalanan para pegawai Ditjen Perbendaharaan dalam menyikapi dinamika organisasi. Buku tersebut juga telah dipasarkan secara on line di situs www.nulisbuku.com.
Ada juga peluncuran buku “Bunga Rampai Inovasi Layanan KPPN” dan Buku “Profil Aset Strategis Ditjen Perbendaharaan” serta CD Enskripsi Nada Insan Perbendandaharaan dari Treasury Band yang berisi kompilasi lagu-lagu Indonesia dan Medley Lagu Daerah.
Sedangkan Buku Bunga Rampai Inovasi Layanan KPPN berisi upaya-upaya pelayanan dan inovasi yang diberikan Ditjen Perbendaharaan dalam rangka meningkatkan kepuasan stakeholder.
Buku Profil Aset berisi daftar aset strategis yang dimiliki Ditjen Perbendaharaan sesuai dengan perkembangan yang up-to-date.
LAUNCHING
MEMULAI LANGKAH MENUJU SEBUAH VISI BARU5
hal. 2 hal. 3 hal. 4
hal. 5 hal. 6 hal. 7 hal. 8
KEMENTERIAN KEUANGAN RIDIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
Hiruk pikuk akhir tahun anggaran kali ini sedikit
berbeda jika dibandingkan dengan tahun anggaran sebelumnya. Pelaksanaan piloting dan SPAN pada sebagian besar KPPN membuat proses penyelesaian anggaran tahun 2014 memerlukan aturan yang khusus/tersendiri.
Untuk mengatur langkah-langkah akhir tahun 2014, Dirjen Perbendaharaan telah mengeluarkan Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor PER-37/PB/2014 tentang Pedoman
Pelaksanaan Penerimaan dan Pengeluaran Negara Akhir Tahun Anggaran 2014. Sedangkan penyelesaian anggaran tahun 2014 bagi KPPN yang telah melaksanakan piloting SPAN diatur secara khusus dengan Surat Dirjen Perbendaharaan Nomor S-7638/PB/2014 tanggal 11 November 2014 tentang Pedoman
Pelaksanaan Penerimaan dan Pengeluaran Negara pada Akhir Tahun Anggaran 2014 dalam Implementasi SPAN (mendahului Peraturan Menteri Keuangan yang sampai saat ini masih sedang diproses). Secara umum, dalam hal pengeluaran negara, KPPN SPAN menerapkan prinsip-prinsip yang sama dengan KPPN non SPAN sebagaimana diatur dalam PER-37/PB/2014 dan hanya terdapat perbedaan yang sifatnya minor terkait tangal batas waktu penerimaan SPM dan penerbitan SP2D.
Beberapa hal yang masih perlu mendapat perhatian dan tindak lanjut dalam menghadapi akhir tahun anggaran 2014 menurut Direktur transformasi Perbendaharaan diantaranya
adalah masih adanya pagu minus yang harus segera diselesaikan, adanya perbedaan antara data yang ada pada Direktorat Sistem Perbendaharaan dengan Ditjen Anggaran yang disebabkan oleh revisi anggaran di Ditjen Anggaran yang diselesaikan dengan melakukan bypass atas sistem SPAN yang digunakan.
LANGKAH-LANGKAH MENGHADAPI AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014
PERLU PERLAKUAN KHUSUS 6PEMBAYARAN DAN PENYELESAIAN SISA PEKERJAAN PADA AKHIR TA. 2014
KPA MEMILIKI KUASA PENUH7
Untuk menghadapi akhir TA. 2014 Direktur Sistem
Perbendaharaan menyampaikan beberapa hal penting yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 194/PMK.05/2014 tentang Pembayaran dan Penyelesaian Sisa Pekerjaan pada Akhir Tahun Anggaran yang merupakan penyempurnaan dari PMK Nomor
25/PMK.05/2012. Jika dalam Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan APBN diatur bahwa sisa nilai pekerjaan yang tidak
terselesaikan sampai dengan akhir tahun anggaran tidak dapat diluncurkan pendanaannya ke tahun anggaran berikutnya, dan sisa nilai pekerjaan tidak dapat ditambahkan (on top) ke dalam anggaran tahun anggaran berikutnya. Menurut PMK Nomor 194/PMK.05/2014, jika terdapat pekerjaan yang tidak terselesaikan sampai
dengan akhir tahun anggaran, Kuasa Pengguna Anggaran/KPA memiliki kuasa penuh untuk memutuskan akan menyelesaikan sisa pekerjaan dimaksud atau menghentikan pekerjaan, dengan cara memutuskan kontrak sesuai dengan peraturan perundangan. Dalam hal ini KPA bertanggungjawab secara formal dan material atas pekerjaan yang dimaksudkan.
Secara ringkas dapat dirumuskan bahwa: (a) Penyelesaian sisa pekerjaan yang dilanjutkan ke TA berikutnya dibebankan pada DIPA TA berikutnya; (b) Sisa pekerjaan yang dibayar dengan beban DIPA TA berikutnya merupakan sisa pekerjaan Tahun Anggaran berkenaan yang
dilaksanakan setelah tanggal 31 Desember; (c) KPA harus menyediakan alokasi anggaran pada DIPA Satker berkenaan TA berikutnya melalui mekanisme revisi anggaran sesuai dengan ketentuan dalam PMK mengenai tata cara revisi anggaran; (d) Pengajuan usul revisi anggaran dilaksanakan paling lambat sebelum batas akhir penyelesaian sisa pekerjaan yang tercantum dalam surat pernyataan kesanggupan.
Sementara kewenangan dan kemampuan untuk melakukan revisi dan penganggaran atas kontrak di TA berikutnya adalah permasalahan KPA di tingkat Kementerian Negara/Lembaga bukan permasalahan di Ditjen Perbendaharaan.
MALAM APRESIASI RAPIMNAS DITJEN PERBENDAHARAAN
ANUGERAH PIALA OSCAR ALA DITJEN PERBENDAHARAAN8
Ballroom gedung Dhanapala mendadak gemerlap. Sorot
lampu dan kilatan flash kamera tak henti menyambar-nyambar. Sesekali tepuk tangan meriah membahana, mengiringi setiap nama yang disebut oleh master of ceremony. Tidak lupa, di sela-sela penyebutan nama-nama pemenang kategori tertentu, tampil berbagai pertunjukkan yang tidak kalah dengan penampilan-penampilan malam penghargaan piala Oscar.Benar, malam itu, Jumat, 14 November 2014, di ballroom gedung Dhanapala Kementerian Keuangan Republik Inodensia, sedang digelar ajang penganugerahan piala Oscar ala Ditjen Perbendaharaan. Sebuah gelaran yang dirancang dalam
rangka mengapresiasi capaian kinerja seluruh elemen Ditjen Perbendaharaan. Sebuah malam yang spesial bagi keluarga besar Ditjen Perbendaharaan. Tidak hanya pejabat yang masih aktif, mantan Direktur Jenderal dan Sekretaris Direktur Jenderal Perbendaharaan turut hadir dalam kehangatan malam pengenugerahan tersebut.Tepuk tangan terus membahana kala berbagai penampilan diperagakan. Ada T-Choir, Srikandi Perbendaharaan yang merupakan kumpulan ibu-ibu dan isteri para pejabat Ditjen Perbendaharaan, serta teater Koin.Tujuh kategori penghargaan individual diberikan, lomba penulisan essay, cipta lagu mars
Ditjen Perbendaharaan,fotografi, penulisan kajian makro ekonomi, penulisan kajian SDM, karya inovasi dan teknologi informasi, serta foto buku annual report. Di samping itu, sebagai ungkapan rasa terima kasih atas pengorbanan dan pengambdiannya, Ditjen Perbendaharaan memberikan penghargaan kepada Pardiharto, mantan kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Timur dan Iskandar, mantan Direktur Sistem Perbendaharaan yang keduanya telah memasuki masa pensiun.Selain individual diberikan juga kepada delapan kategori kantor. Mereka adalah penyuluh perbendaharaan, pelaksaan pengelolaan kinerja untuk
berbagai tingkatan yaitu tingkat kantor pusat, tingkat Kanwil Ditjen Perbendaharaan, tingkat KPPN Tipe A1 dan KPPN Tipe A2, penilaian pelaksanaan
tugas kepatuhan internal tingkat kantor pusat dan kanwil Ditjen Perbendaharaan, kantor percontohan untuk KPPN Tipe A1 Provinsi, KPPN Tipe 1 non Provinsi, dan KPPN Tipe A2, pembinaan kantor vertikal kategori terbaik, inovatif dan prospektif, penilaian pengelolaan BMN untuk kategori melalui Aplikasi Sistem Pengelolaan Aset Terintergasi (SI-PAT) dan kategori paling aktif dalam penertiban rumah tangga, penilaian laporan keuangan tingkat kuasa BUN serta penilaian laporan keuangan wilayah.
MALAM PENGHARGAAN PEGAWAI BERPRESTASI
KARENA PEGAWAI ADALAH “THE MAN BEHIND THE GUN”9
hal. 9 hal. 10 hal. 11 hal. 12
I PENYULUH PERBENDAHARAAN
1 Kanwil Ditjen PBN Prov. Kalimantan Selatan
2 Kanwil Ditjen PBN Prov. Jawa Tengah
3 Kanwil Ditjen PBN Prov. DI. Yogyakarta
II PELAKSANAAN PENGELOLAAN KINERJA
A PENILAIAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN KINERJA TINGKAT KANTOR PUSAT
1 Direktorat Pengelolaan Kas Negara2 Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan3 Direktorat Sistem Perbendaharaan
B PENILAIAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN KINERJA TINGKAT KANWIL
1 Kanwil Ditjen PBN Prov. D.I. Yogyakarta2 Kanwil Ditjen PBN Prov. DKI Jakarta3 Kanwil Ditjen PBN Prov. Jawa Timur
C PENILAIAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN KINERJA TINGKAT KPPN TIPE A1:
1 KPPN Bondowoso2 KPPN Sidoarjo3 KPPN Makassar II
D PENILAIAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN KINERJA TINGKAT KPPN TIPE A2:
1 KPPN Wonosari2 KPPN Tuban3 KPPN Wates
III PELAKSANAAN TUGAS KEPATUHAN INTERNAL
A PENILAIAN PELAKSANAAN TUGAS KEPATUHAN INTERNAL TINGKAT KANTOR PUSAT
1 Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan2 Direktorat Sistem Manajemen Investasi3 Direktorat Pengelolaan Kas Negara
B PENILAIAN PELAKSANAAN TUGAS KEPATUHAN INTERNAL TINGKAT KANWIL
1 Kanwil Ditjen PBN Prov. D.I. Yogyakarta2 Kanwil Ditjen PBN Prov. Sulawesi Tenggara3 Kanwil Ditjen PBN Prov. Jambi
IV KANTOR PERCONTOHAN
A KPPN A1 PROVINSI
1 KPPN YOGYAKARTA2 KPPN BENGKULU3 KPPN JAKARTA II
B KPPN A1 NON PROVINSI
1 KPPN BALIKPAPAN2 KPPN CIREBON3 KPPN BARABAI
C KPPN A21 KPPN AMLAPURA2 KPPN TOBELO3 KPPN PELAIHARI
V PEMBINAAN KANTOR VERTIKAL
A KATEGORI TERBAIK1 Kanwil Ditjen PBN Prov. Sumatera Barat2 Kanwil Ditjen PBN Prov. Jawa Barat3 Kanwil Ditjen PBN Prov. Gorontalo
B KATEGORI INOVATIF1 Kanwil Ditjen PBN Prov. Kalimantan Tengah2 Kanwil Ditjen PBN Prov. Sulawesi Barat3 Kanwil Ditjen PBN Prov. Bangka Belitung
C KATEGORI PROSPEKTIF1 Kanwil Ditjen PBN Prov. Nusa Tenggara Barat2 Kanwil Ditjen PBN Prov. Sumatera Utara3 Kanwil Ditjen PBN Prov. Jawa Tengah
VI PENGELOLA BMN
A MELALUI APLIKASI SISTEM PENGELOLAAN ASET TERINTERGASI (SI-PAT)
1 Kanwil Ditjen PBN Prov. Jawa Timur2 Kanwil Ditjen PBN Prov. Jawa Tengah3 Kanwil Ditjen PBN Prov. Sumatera Selatan
B PALING AKTIF DALAM PENERTIBAN RUMAH TANGGA
1 Kanwil Ditjen PBN Prov. Jawa Barat2 Kanwil Ditjen PBN Prov. Kalimantan Selatan3 Kanwil Ditjen PBN Prov. Provinsi Riau
VII LAPORAN KEUANGAN TINGKAT KUASA BUN
A KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN
1 Kanwil Ditjen PBN Prov. Bali2 Kanwil Ditjen PBN Prov. Kalimantan Barat3 Kanwil Ditjen PBN Prov. Sumatera Barat
B KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA
1 KPPN Ternate2 KPPN Pematang Siantar 3 KPPN Bogor
VIII LAPORAN KEUANGAN WILAYAH
1 Kanwil Ditjen PBN Prov. Jawa Timur2 Kanwil Ditjen PBN Prov. Sulawesi Selatan3 Kanwil Ditjen PBN Prov. Papua
Rapat pimpinan nasional Direktorat Jenderal Perbendaharaan sudah selesai digelar. Berbagai langkah strategis pengelolaan keuangan negara berhasil
dirumuskan. Menteri Keuangan terjun langsung memberikan arahan mengenai peran dan fungsi Ditjen Perbendaharaan untuk lima tahun ke depan. Direktur Jenderal Perbendaharaan pun langsung menyambutnya
dengan uraian kebijakannya.
Namun, rapat pimpinan nasional kali ini lain dari biasanya. Ada sedikit ‘pesta rakyat’ pada gelaran rapimnas terakhir di tahun 2014 tersebut.
Pesta yang diharapkan mampu menjaga dan terus mendongkrak motivasi serta kinerja para pegawai Ditjen Perbendaharaan. Pesta yang bukan sekedar pesta tanpa makna. ‘Pesta rakyat’ itu adalah sebuah penghargaan kepada insan perbendaharaan yang berprestasi. Berhasil mengharumkan nama Ditjen Perbendaharaan di mata masyarakat. Pesta rakyat itu lahir di tengah keseriusan para pimpinan merancang
strategi pengelolaan keuangan negara yang lebih baik, karena pegawai begitu penting.
I. PENULISAN ESAI
1. Sigid Mulyadi
2. M Syahrul Fuady
3. Fajar Sidik
II. LOMBA CIPTA LAGU MARS DJPBN
1. Saor Silitonga
2. Sutrisno
3. Sri Surasmi
III. LOMBA FOTOGRAFI
1. Taufiqurrohman
2. Ginanjar Rah Widodo
3. Ahmad Taufiq Gultom
IV. LOMBA PENULISAN KAJIAN MAKRO EKONOMI
1. Amirsyah
2. Agustian Hendra A
V. LOMBA PENULISAN KAJIAN SDM
1. Abd. Gafur
2. Tri Yulianie Rachmawati
3. Wuri Setyowardani
VI. LOMBA KARYA INOVASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI
1. Batista Vebriarta
2. Andika Rohman Prasetia
3. Tulus Eko Winarso
VII LOMBA FOTO BUKU ANNUAL REPORT
1. Yuda Gustama
2. Muhammad Safei
3. Imam Muchdin
LOMBA KANTOR NOMINATOR LOMBA INDIVIDU
hal. 13 hal. 14 hal. 15 hal. 16
Penyerahan penghargaan kepada pemenang individu dan kantor turut memeriahkan
malam apresiasi Rapimnas Ditjen Perbendaharaan