BAB X
KONSEP DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI BAGIAN TIMUR
Didalam merumuskan konsep dan strategi yang ada di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur, tahapan mendasar yang
harus dianalisis terlebih dahulu adalah bagaimana merumuskan potensi dan masalah yang ada di Wilayah Kabupaten Sukabumi
Bagian Timur sehingga menjadi suatu isu strategis. Sebelum beranjak pada potensi dan masalah, terlebih dahulu mengulas hasil dari
bahasan analisis pola dan struktur ruang, tingkat perkembangan, dan daya dukung, yang mana dari strukturnya sendiri :
Memiliki hirarki I sebanyak 3 pusat pelayanan, meliputi Kecamatan Cibadak, Cicantayan, dan Kebonpedes, yang mana posisi pusat-
pusat ini berada di bagian utara Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur. untuk hirarki II terdiri atas 4 pusat yaitu Kecamatan
Gunungguruh, Nyalindung, Cidolog, dan Sukaraja. Berikut wilayah pelayanannya :
Hirarki I :
Cibadak : Parangkuda, Cicurug, Cidahu, Parakansalak, Bojonggenteng, Kalapanunggal, Kabandungan, Nagrak
Cicantayan : Caringin, Cisaat, Kadudampit, Cikembar, Gunungguruh
Kebonpedes : Sukabumi, Sukaraja, sukalarang, Cireunghas, Gegerbitung, Nyalindung
Hirarki II
Gunungguruh : Cisaat, Kadudampit, Cikembar
Sukaraja : Sukalarang, Cireunghas, Gegerbitung
Nyalindung : Purabaya, Jampang Tengah, Pabuaran, dan Curugkembar
X-1
Cidolog : Sagaraanten, Cidadap, Tegalbuleud
Untuk pola ruang eksisiting, bahwa di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur didominasi oleh Kawasan budidaya
perkebunan, dan hutan produksi tetap.
Dalam tingkat perkembangan bahwa rata-rata wilayah ini memiliki perkembangan ekonomi dengan komoditi yang cukup dapat
dikembangkan dari segi ekonomi tetapi belum teroptimalkan sehingga tidak menjadi komoditi potensial. Selain itu dari
perkembangan penduduknya rata-rata rendah.
Untuk hasil daya dukung dari gabungan analisis antara fisik, guna lahan dan sarana prasarana serta transportasi menyatakan bahwa
Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur memiliki daya dukung fisik yang rata-rata baik, namun dari sarana prasarana dan
aksesibilitas serta mobilitasnya wilayah ini memiliki rata-rata yang rendah kecuali di bagian utara dari wilayah ini karena dilewati
oleh jalan arteri primer.
Hasil dari isu strategis tersebut akan menghasilkan suatu rumusan konsep dan strategi pengembangan Wilayah Kabupaten
Sukabumi Bagian Timur yang tepat dan memperhatikan kendala.
10.1 Rumusan Potensi dan Masalah Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur
Setelah di bab pembahasan sebelumnya kita menganalisis tiap aspek dan analisis wilayah dilihat dari struktu, pola, analisis
tingkat perkembangan yang mencakup perkembangan ekonomi serta penduduk, analisis daya dukung yang merupakan gabungn dari
analisis fisik dan sarana prasarana serta transportasi.
X-2
Dari hasil analisis tersebut atau analisis terhadap tingkat perkembangan yang ada di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur
dan faktor-faktor yang mempengaruhi maka dapat dirumuskan suatu rumusan terhadap potensi dan permasalahan yang ada di
Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel rumusan potensi dan masalah yang dihasilkan berdasarkan kesimpulan dari pola
dan struktur ruang, tingkat perkembangan dan daya dukung tiap kecamatan.
Tabel 10.1Potensi dan Masalah Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulan1 Tegalbuleud Hirarki III Perkebunan,
Kawasan Lindung Rawan Tsunami,
Pertanian Lahan Kering,
Hutan Produksi Tetap,
Pertanian Lahan Basah
Potensial Cukup Tinggi
Cukup Tinggi
Struktur Ruang :Walaupun kecamatan tegalbuleud tergolong pada hirarki III namun dari segi sarana prasarana olahraga dan transportasi dari ketersediaan sarananya lengkap.
Pola ruang :Berdasarkan hasil hasil analisis pola ruang Kecamatan Tegalbuleud memiliki potensi untuk kawsan perkebunan,pertanian
Struktur Ruang :Kecamatan tegalbuleud tergolong hirarki III karena dari ketersediaan fasilitasnya berdasarkan skalogram rata-rata tidak tersedia serta aksesibilitas dan mobilitas yang rendah dengan nilai masing-masing 0,23 dan 0,04 .
Pola ruang :pola ruang perkebunan dan lahan kering yang secara ekonomi dan eksisting potensial,
Kecamatan Tegalbuleud ketersediaan sarana prasarana transportasi sudah lengkap. Kecamatan Tegalbuleud dapat dikembangakan menjadi kawasan potensial pertanian dan perkebunan, namun terdapat kendala dalam pengembangannya akibat adanya kawasan lindung rawan tsunamai. Selain itu fasilitas nya yang kurang. Dari ekonominya Kecamatan Tegalbueleud
X-3
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulanlahan kering,hutan produksi tetap dan pertanian lahan basah. Dengan presentase perkebunan ( 39,28 %), pertanian lahan kering ( 12,04%). Sesuai dengan kondisi eksisting yang di dominasi oleh perkebunan kelapa dalam.
Tingkat perkembangan :
Secara ekonomi kecamatan ini memilki komoditi potensial yaitu kacang hijau dengan nilai LQ 3,22 engandistribusi presentase 72,6% dan kacang kedelai dengan LQ 3,22 dengan distribusi presentase 56,72%. Selain itudilihat dari segi kependudukannya kecamatan ini memiliki proyeksi tinggi dan
namun secara kesesuain lahan merupakan kawasan budidaya terbatas dengan luasan 51% .
Tingkat perkembangan :
Secara Tingkat perkembangan kecamatan ini memang cukup tinggi karena ekonominya yang cukup potensial.namun, scara kualitas SDM sangat kurang yang mana dilihat dari TPAK yaitu hanya 31%. Selain itu laju pertumbuhan penduduk yang rendah senilai 0,15 %.
Daya Dukung :Dilihat dari aspek fisik, bahwa dari analisis kesesuaian lahan kecamatan tegalbuled memiliki kawasan rawan tsunami seluas 5.335,43
memiliki komoditi potensial yaitu kacang hijau dan kacang kedelai, dan juga depedency ratio nya rendah. Namun SDM di kecamatan ini rendah karena dilihat dari nilai TPAK nya rendah.
X-4
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulandependency rasio yang rendah yaitu senilai 28 jiwa.
Daya Dukung :Berdasarkan hasil analisis daya dukung,Kecamatan Tegalbuleud memiliki sarana pendidikan yang cukup memadai, selain itu kecamatan ini dilihat dari keseuaian lahannya merupakan kawasan budidaya potensial 28%.
Ha atau 21% dari luasan kecamatan tegalbuleud.
2 Cidolog Hirarki II Perkebunan Pertanian
Lahan Kering,
Hutan Produksi Tetap
Potensial Sedang
Rendah Struktur Ruang :Kecamatan Cidolog termasuk hirarki II dengan mempunyai nilai indeks aksesibilitas yang sedang yaitu 0,52 dan mempunyai nilai indeks mobilitas sedang yaitu 0,05. Dimana untuk pelayanan sarana prasarana di kecamatan ini sudah terpenuhi, dan
Struktur Ruang :prasarana air bersih yang belum terpenuhi
Pola ruang :terdapat kawasan budidaya terbatas dengan presentase 79,526 %
Tingkat perkembangan :
Indeks mobilitas dan akesbilitas sedang dan sarana dan prasarana di Kecamatan Cidolog sudah terpenuhi. Kecamatan Cidolog cukup berpotensi dilihat dari tingkat perkembangan serta dalam pengembangan sarana prasarana harus ditingkatkan pada sarana prasarana yang
X-5
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulanpelayanan sarana prasarana transportasi seperti jalan sudah terlayani.
Pola ruang :didominasi oleh perkebunan dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presentase 46,080%.
Tingkat perkembangan :
Secara ekonomi Kecamatan Cidolog memiliki komoditi yang cukup dapat dikembangkan walaupun bukan sektor basis, seperti padi gogo, panili, dengan nilai LQ masing-masing 0,12; 0,85;
Selain itu laju pertumbuhan penduduknyapun sedang, proyeksi penduduk tinggi
Kecamatan Cidolog memiliki tingkat perkembangan sedang, tetapi jika dilihat dari aspek kependudukan bahwa TPAK di kecamatan ini rendah yaitu dengan nilai 50%, selain itu dari segi ekonomi tidak ada komoditi yang potensial atau tidak ada sektor basis serta Distribusi persentase rata-ratanya rendah pada semua komoditi.
Secara Tingkat perkembangan kecamatan ini memang cukup tinggi karena ekonominya yang cukup potensial.namun, scara kualitas SDM sangat kurang yang mana dilihat dari TPAK yaitu hanya 31%. Selain itu laju pertumbuhan penduduk
belum memadai, Sehingga dapat meningkatakan tingkat aksesibilitas dan mobilitas dan struktur ruang kecamatan ini. Kecamatan ini memiliki sektor potensial berupa padi gogo dan panili namun memiliki SDM yang rendah bila di lihat dri nilai TPAK nya.
X-6
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulandan DR yang sangat rendah, sehingga sumberdaya alam atau komoditi yang ada dapat diolah dengan cukup baik walaupun tidak potensial, dengan besaran DR 33%, dan LPP 3,33%
Daya Dukung :
Dilihat dari hasil analisis keseuain lahan kecamatan ini memiliki potensi untuk pengembangan sarana prasanaran dan transportasi karena berada dikawasan budidaya. Seperti sarana kesehatan dan pendidikan
yang rendah senilai 0,15 %.
Daya Dukung :
Walaupun kecamatan cidolog memiliki aksesibilitas serta mobilitasnya sedang namun sarana prasarana yang ada masih rendah karena sarana prasarananya masih rendah,seperti :
3 Sagaranten Hirarki III Pertanian Lahan Basah
Hutan Produksi Tetap
Potensial Rendah
Cukup Tinggi
Struktur Ruang :Kecamatan Sagaranten termasuk hirarki III dengan mempunyai nilai
Struktur Ruang :sarana pendidikan belum terpenuhi. mempunyai nilai indeks aksesibilitas
Kecamatan Sagaranten memerlukan adanya peningkatan sarana yang
X-7
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulanindeks mobilitas tinggi yaitu 0,13. Dimana untuk persebaran sarana yang sudah terpenuhi antara lain sarana kesehatan dan sarana olah raga. Untuk sarana prasarana transportasi sudah terpenuhi.
Pola ruang :didominasi oleh pertanian lahan basah dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presentase 48,126%.
Tingkat perkembangan :
Berdasarkan tingkat perkembangan nya kecamatan ini potensial rendah namun dari aspek kependudukan, nilai TPAK tergolong sedang yaitu 72%
yang rendah yaitu 0,41
Pola ruang: terdapat kawasan budidaya terbatas dengan presentase 21,875 %, dan hutan lindung dengan presentase 0,001%
Tingkat perkembangan :
dilihat dari tingkat perkembangannya bahwa kecamatan ini memiliki potensi yang rendah yang mana kecamatan ini tidak ada sama sekali komoditi yang potensial baik dari sektor primer maupun sekunder, selain itu nilai LPP yang sangat rendah sebesar 0,22%,
Daya Dukung :
memadai karena kesesuain lahan nya sudah cukup tinggi jika ingin meningkatkan struktur ruangnya. Namun dalam pengembangannya Kecamatan ini sebagai Kawasan Kendala yaitu pengembangannya terbatas.
X-8
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulan Daya Dukung :Kecamatan ini memiliki mobilitas yang tinggi itu disebabkan bahwa kecamatan ini memiliki pergerakan barang / orang yang cukup tinggi selain itu memiliki kesesuain lahan yang cukup tinggi sebagai kawasan budidaya yaitu seluas 88%
Walaupun memiliki mobilitas yang tinggi namun kenyataanya kecamatan sagaranten berada di hirarki III dan memiliki sarana yang kurang memadai seperti pendidikan dan kesehatan.
4 Cidadap Hirarki III Pertanian Lahan Basah,
Pertanian Lahan Kering,
Hutan Produksi Tetap,
Perkebunan
Potensial Sangat Rendah
Cukup Tinggi
Struktur Ruang :Kecamatan Cidadap termasuk hirarki III dengan mempunyai sarana prasarana yang sudah terpenuhi hanya sarana kesehatan dan prasarana telekomunikasi dan listrik.
Pola ruang :didominasi oleh pertanian lahan basah dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana
Struktur Ruang :Pendidikan belum terpenuhi, olahraga, prasarana air bersih. mempunyai nilai indeks aksesibilitas yang rendah yaitu 0,32 dan mempunyai nilai indeks mobilitas rendah yaitu 0,02.
Pola ruang :terdapat kawasan budidaya terbatas dengan
Pada Kecamatan ini perlu adanya pengoptimalan penggunaan sarana dan prasaran transportasi untuk peningkatan aksesibilitas dan mobilitas. Dan Kecamatan ini dapat dikembangkan pada sektor pertanian, dilihat dari kesesuaian lahan, walaupun secara tingkatperkembangan ekonomi tidak ada yang potensial.
X-9
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulanmemiliki presentase 26,617%.
Tingkat perkembangan :
-
Daya Dukung :Kecamatan ini memiliki sarana prasarana dan transportasi yang cukup memadai selain itu di dukung dengan keseuain lahan yang ada karena sebagian besar merupakan kawasan budidaya dengan presentase 51%.
presentase 41,210 %
Tingkat perkembangan :
Secara ekonomi dan kependudukan tingkat perkembangan di kecamatan ini sangat rendah karena tidak memiliki sama sekali komoditi yang potensial baik di sektor primer maupun sekunder, begitupun dengan penduduknya yang kurang berpotensi dengan LPP yang sangat rendah dengan rata-rata 0,9% ,
Daya Dukung :Walaupun sarana prasarana di kecamatan Cidolog cukup memadai namun aksesibilitas dan mobilitas masih rendah.
X-10
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulan5 CurugKembar Hirarki III Perkebunan,
Pertanian Lahan Basah,
Pertanian Lahan Kering
Potensial Rendah
Rendah Struktur Ruang :Kecamatan curugkembar mempunyai nilai indeks mobilitas sedang yaitu 0,09. Dan sarana yang sudah terpenuhi adalah sarana kesehatan,
Pola ruang :didominasi oleh perkebunan dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presentase 43,701%.
Tingkat perkembangan :
Kecamatan Curugkembar walaupun memiliki tingkat perkembangan yang rendah namun TPAK nya Sedang (76%), dan Nilai Interval Proyeksi Penduduk yang Cukup Tinggi, hal ini sebetulnya bisa dikembangkan jika dilakukan upaya
Struktur Ruang :sarana pendidikan, olahraga, dan sarana transportasi terminal belum terpenuhi. dengan mempunyai nilai indeks aksesibilitas yang rendah yaitu 0,11
Pola ruang :terdapat kawasan budidaya terbatas dengan presentase 63,186 %
Tingkat perkembangan :
Kecamatan Curugkembar tidak memiliki komoditi potensial, selain itu LPP yang sangat rendah (0,51%), walaupun proyeksi penduduk tergolong tinggi, dan TPAK sedang, tetapi kualitas SDM nya secara soft skill kurang sehingga tidak dapat mengolah SDA yang lain
Kecamatan Curugkembar merupakan kecamatan yang berpotensi dalam kependudukan dan daya dukung fisik namun masih rendah dari ketersediaan fasilitas atau sarana dan prasarana, transportasi.
X-11
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulanpengembangan kualitas SDM.
Daya Dukung :Kecamatan ini memiliki sarana prasarana dan transportasi yang cukup memadai selain itu di dukung dengan keseuain lahan yang ada karena sebagian besar merupakan kawasan budidaya dengan presentase 51%.
untuk mengembangkan kecamatan ini
Daya Dukung :Walaupun sarana prasarana di kecamatan Cidolog cukup memadai namun aksesibilitas dan mobilitas masih rendah.
.
6 Pabuaran Hirarki III Perkebunan, Hutan
Lindung, Pertanian
Lahan Kering
Potensial Sangat Rendah
Rendah Struktur Ruang :Kecamatan Pabuaran termasuk hirarki III dengan mempunyai sarana kesehatan sudah terpenuhi, dan prasarana rekayasa/ rekreasi sudah terpenuhi. Dan juga sarana prasarana transportasi jalan sudah terpenuhi.
Pola ruang :
Struktur Ruang :nilai indeks aksesibilitas yang rendah yaitu 0,09 dan mempunyai nilai indeks mobilitas rendah yaitu 0,02. Serta sarana pendidikan, olahraga, prasarana air bersih, sarana transportasi terminal yang belum terpenuhi.
Pola ruang :
Kecamatan Pabuaran termasuk kurang berkembang karena aksesibilitas dan mpbilitas rendah, ketersediaan fasilitas belum semua memadai dan tingkat perkembangan penduduk yang masih rendah, selain itu daya dukung fisik yang didominasi oleh kawasan budidaya terbatas, hanya saja secara ekonomi sedikit
X-12
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulandidominasi oleh perkebunan dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presentase 44,494%.
Tingkat perkembangan :
Kecamatan Pabuaran dilihat dari tingkat perkembangannya yaitu rendah namun Kecamatan Pabuaran memiliki beberapa komoditi yang cukup dapat dikembangkan walaupun tidak potensial, berupa daging itik (LQ = 0,5).
Daya Dukung :Dilihat dari pelayanan sarana pendidikan dan prasarana air bersih dikecamatan pabuaran cukup baik dan memiliki kesesuian lahan sebagai kawasan budidaya
terdapat kawasan budidaya terbatas dengan presentase 60,559 % dan hutan lindung dengan presentase 20,490%
Tingkat perkembangan :
walaupun memiliki komoditi cukup potensial seperti daging itik, tetapi kualitas SDM nya tidak mampu mengolah potensi komoditi tersebut dengan baik, sehingga tingkat perkembangan sangat rendah dengan LPP 0,48%, dan TPAK yang rendah sebesar 39%.
Daya Dukung :Kurangnya aksesibilitas dan mobilitas di kecamatan pabuaran menyebabkan sarana kesehatan dan prasarana persampahan masih
berkembang secara komoditi karena memiliki komoditi yang cukup dapat dikembangkan walaupun hanya di satu komoditi saja.
Sehingga Perlu adanya peninigkatan aksesibilitas dan mobilitas untuk menunjang sektor yang cukup potensial yang ada di Kecamatan ini, dan adanya peningkatan SDM untuk mengelola komoditi / sektor unggulan.
X-13
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulanseperti perkebunan dengan luas 10%.
sangat kurang karena keterjangkauan masyarakat ato pemerintah yang kurang,serta daya dukung lahan yang sebagian besar kawasan budidaya terbatas dan kawasan lindung sebesar 64%
7 Jampang Tengah
Hirarki III Pertambangan, Permukiman, Pertanian Lahan
Basah, Industri, Perkebunan, Hutan Produksi
Tetap
Potensial Tinggi Sedang Struktur Ruang :Kecamatan jampang tengah termasuk hirarki III dengan mempunyai sarana pendidikan, kesehatan, dan olah raga sudah terpenuhi, dan prasarana sudah terpenuhi. Untuk jenis sarana prasarana transportasi jalan dan terminal sudah terpenuhi.
Pola ruang :didominasi oleh pertambangan dan sesuai dengan arahan pola
Struktur Ruang :Kecamatan jampang tengah termasuk hirarki III dengan mempunyai nilai indeks aksesibilitas yang rendah yaitu 0,24 dan mempunyai nilai indeks mobilitas rendah yaitu 0.09.
Pola ruang :terdapat kawasan budidaya terbatas dengan presentase 17,088 %
Tingkat perkembangan :
Kecamatan Jampang Tengah termasuk kurang berkembang karena dari struktur ruang yang dilihat dari aksesibilitas serta mobilitas masih rendah, namun dari ketersediaan sarpras cukup terpenuhi, dan daya dukung yang baik untuk pertanian, selain itu tingkat perkembangan ekonomi yang cukup potensial, dan kependudukan yang sedikit baik dari segi TPAK. Sehingga kecamatan ini dapat dikembangakan
X-14
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulanruang dimana memiliki presentase 19,620%.
Tingkat perkembangan :
di kecamatan ini memiliki tingkat perkembangan tinggi karena secara ekonomi terdapat komoditi yang cukup potensial untuk dikembangkan yaitu padi sawah, padi gogo, jagung, kacang tanah, ubi jalar, ketimun, pepaya, pisang, teh, pala, aren, dan daging itik, selain itu nilai TPAK tinggi yaitu 91%
Daya Dukung :Dilihat dari pelayanan sarana dan prasarana dikecamatan pabuaran cukup baik dan sebagian besar memiliki kesesuian lahan sebagai kawasan budidaya sseperti
walaupun tingkat perkembangannya tinggi, namun jika dilihat dari aspek kependudukan jika dilihat dari LPP nyapun sangat rendah yaitu 0,56%, dan DR yang tinggi (155 jiwa)
Daya Dukung :Walaupun sarana prasarana dan kesesuain lahannya sedang namun aksesibilitas dan mobilitas dikecamatan ini ,masih rendah.
sebagai kawasan permukiman dan pengembangan komoditi unggulan sektor perkebuanan. Pengoptimalan sarana dan prasarana transportasi sehingga dapat meningkatakan aksesibilitas dan mobilitas dan untuk meningkatkan LPP pada Kecamatan ini.
X-15
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulanperkebunan,pertanian lahan kering,hutan produksi tetap dan pemukiman.
8 Purabaya Hirarki III Hutan Produksi Tetap,
Perkebunan, Pertanian
Lahan Basah, Permukiman
Potensial Rendah
Sedang Struktur Ruang :Kecamatan Purabaya termasuk hirarki III dengan sarana kesehatan sudah terpenuhi sedangkan prasarana yang sudah terpenuhi adalah telekomunikasi dan listrik, untuk sarana transportasi jalan sudah terlayani.
Pola ruang :didominasi oleh hutan produksi tetap dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presentase 37,152%.
Tingkat perkembangan :
Dari segi kependudukan kecamatan ini memiliki
Struktur Ruang :Kecamatan Purabaya termasuk hirarki III dengan mempunyai nilai indeks aksesibilitas yang rendah yaitu 0,13 dan mempunyai nilai indeks mobilitas rendah yaitu 0,02. Sarana pendidikan, dan olah raga, prasarana air bersih dan sarana transportasi terminal belum terpenuhi.
Pola ruang :terdapat kawasan budidaya terbatas dengan presentase 24,789%
Tingkat perkembangan :
Kecamatan ini tidak memilki komododiti
Kecamatan Purabaya merupakan Kecamatan yang memiliki kawasan kendala, namun kawasan budidaya potensial nya lebih dominan, secara struktur aksesibilitas dan mobilitasnya rendah, serta ketersediaan sarana prasarananya kurang mencukupi, hanya saja dari segi kependudukan agak baik dengan tingkat partisipasi angkatan kerja yang cukup baik, namun dari segi ekonomi tidak memiliki komoditi yang potensial.
X-16
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah KesimpulanTPAK yang sedang yaitu 86%, serta DR yang cukup rendah yaitu 43 jiwa
Daya Dukung :Berdasarkan hasil analisis kecamatan purabaya merupakan kawasan potensial budidaya seperti perkebunan,hutan produksi dan pertanian lahan basah dengan presentase 78%
potensial baik di sektor primer maupun sekunder, begitupun LPP di kecamatan ini sangat rendah yaitu 0,48%.
Daya Dukung :Meskipun kecamatan purabaya memiliki kesesuaian lahan yang cukup baik namun sarana prasarana dan transportasi di kecamatan ini belum memadai mseperti sarana sarana kesehatan dan prasarana air bersih,persampahan serta aksesibilitas dan mobilitas yang rendah.
9 Cikembar Hirarki III Hutan Produksi Tetap,
Permukiman, Pertanian
Lahan Basah
Potensial Sedang
Cukup Tinggi
Struktur Ruang :Kecamatan Cikembar termasuk hirarki III dengan mempunyai nilai indeks aksesibilitas yang Sedang yaitu 0,54, Dengan sarana agama dan kesehatan. Untuk
Struktur Ruang :sarana pendidikan dan olah raga belum terpenuhi. mempunyai nilai indeks mobilitas rendah yaitu 0,01.
Pola ruang :
Kecematan Cikembar dikembangakan untuk kawasan permukiman dengan memiliki sarana transportasi yang memadai, kecamatan ini cukup berkembang dari segi perkembangan ekonomi
X-17
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulansarana tansportasi yang terpenuhi adalah terminal dan jalan.
Pola ruang :didominasi oleh hutan produksi tetap dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presentase 50,809%.
Tingkat perkembangan :
Kecamatan Cikembar memiliki potensi untuk dikembangkan. Walaupun pada kecamatan cikembar tidak ada komoditi yang potensial, tetapi terdapat komoditi yang cukup berpotensi untuk dikembangkan yaitu aren dengan nilai LQ 1,26, dan TPAK yang sedang yaitu 92%
Daya Dukung :
terdapat kawasan budidaya terbatas dengan presentase7,681 %
Tingkat perkembangan :
Kecamatan Cikembar memiliki tingkat perkembangan yang sedang sehingga tergolong dalam hirarki III, karena di kecamatan ini tidak memiliki komoditi potensial, walaupun terdapat komoditi yang cukup dapat dikembangkan seperti aren, namun LPP yang sangat rendah (0,7%) membuat potensi ini tidak dapat berkembang, apalagi mengingat komoditi tersebut bukan komoditi potensial dari segi distribusi persentasenya.
Daya Dukung :
karena memiliki komodisti potensial, dan dari segi kependudukan cukup baik, begitupun ketersediann sarana prasarananya, dan didukung dengan kondisi fisik kecamatan dengan dominasi kawasan budidaya potensial.
X-18
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah KesimpulanDari hasil analisis kecamatan cikembar merupakan kawasan budidaya potensial, seperti: Hutan
Produksi Tetap, Permukiman, Pertanian Lahan Basah selain itu prasarana yang ada dikecamatan cikembar cukup baik.
Walaupun kecamatan cikembar memiliki prasarana yang baik namun untuk sarananya masih kurang seperti pendidikan dan kesehatan dan mobilitas yang ada di kecamatan cikembar masih rendah.
10 Nyalindung Hirarki II Hutan Produksi Tetap,
Petanian Lahan Basah,
Pertanian Lahan Kering
Pertambangan Permukiman
Potensial Sedang
Cukup Tinggi
Struktur Ruang :Kecamatan Nyalindung termasuk hirarki II dengan mempunyai nilai indeks mobilitas tinggi yaitu 0,14. Dengan sarana kesehatan sudah terpenuhi dan prasarana telekomunikasi dan listrik sudah terpenuhi. Untuk sarana transportasi yang sudah terpenuhi adalah terminal dan jalan.
Struktur Ruang :sarana pendidikan dan olahraga belum terpenuhi. mempunyai nilai indeks aksesibilitas yang rendah yaitu 0,39
Pola ruang :terdapat kawasan budidaya terbatas dengan presentase 2,300 %
Tingkat perkembangan :
Nilai TPAK dan proyeksi penduduk serta LPP di
Pada Kecamatan ini berpotensi dalam pembangaunan kawasan permukiman dikarenakan proyeksi penduduk yang rendah. Sebagai Hirarki II Kecamatan ini perlu adanya peningkatan sarana dan prasarana dimana Kecamatan Nyalindung memiliki daya dukung pengembangan yang baik dan memiliki kesesuain pengembangan budidaya
X-19
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulan Pola ruang :didominasi oleh hutan produksi tetap dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presentase 40,949%.
Tingkat perkembangan :
kecamatan ini memilki komoditi yang cukup dapat untuk dikembangkan seperti padi gogo, jagung, cabe rawit, kacang panjang, alpukat, pala, daging kerbau, dan daging itik jika ada upaya untuk mengembangkannya, dengan distribusi presentase masing-masing 11,68%, 14,43%, 10,67%
Daya Dukung :Berdasarkan hasil analisis kecamatan nyalindung merupakan
kecamatan ini rendah dengan masing-masing nilai yaitu TPAK 45%,dan LPP 0,56% sehingga potensi yang kemungkinan dapat dikembangkan cukup besar tersebut tidak terkelola dengan baik karena kualitas dan kuantitas SDM yang kurang.
Daya Dukung :Walaupun kecamatan nyalindung memiliki kawasan budidaya yang cukup tinggi namun untuk sarana pendidikan dan aksesibilitas masih rendah.
yang tinggi.
X-20
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulankawasan potensial budidaya yaitu seluas 70% dan memiliki tingkat pergerakan yang tinggi.
11 Gegerbitung Hirarki III Pertambangan Industri Hutan
Produksi Tetap
Potensial Rendah
Sedang Struktur Ruang :Kecamatan Gegerbitung tergolong ke dalam hirarki III dengan mempunyai nilai Mobilitas 0,07 dimana termasuk sedang. Dimana sarana prasarana pendidikan, peribadatan dan kesehatan telah terpenuhi..
Pola ruang :didominasi oleh lahan pertambangan dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presetase 60,309%
Tingkat perkembangan :
-
Struktur Ruang :belum lengkapnya sarana transportasi seperti terminal, dan sarana peribadatan dan prasarana. Seperti air bersih.
Pola ruang :terdapat kawasan budidaya terbatas dengan presentase 6,248%
Tingkat perkembangan :
kecamatan ini memiliki tingkat perkembangan yang rendah, Jika dilihat dari perkembangan ekonomi kecamatan ini memang tidak memiliki komoditi potensial sama sekali baik dari sektor primer maupun sekunder,
Kecamatan Gegerbitung potensial dalam pengembangan industri. Pada Kecamatan ini perlu adanya peningkatan sarana dan prasaran untuk menunjang potensial industri yang ada seperti air bersih, persampahan.
Berdasarkan pola ruang sangat potensial karena dominasi kawasan budidaya, namun dari perkembangan ekonomi agak kurang begitupun kependudukan kurang berkualitas dengan TPAK dan LPP yang rendah.
X-21
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulan Daya Dukung :Berdasarkan hasil analisis kecamatan gegerbitung merupakan kawasan potensial budidaya sedang sehinngga kecamatan gegerbitung memiliki kesesuaian sebagai kawasan industri, pertambangandan hutan produksi tetap.
selain itu SDM nya pun kurang, bisa dilihat dari TPAK yang sangat rendah (31% ) dan LPP yang rendah (1,26%)
Daya Dukung :Walaupun kecamatan nyalindung memiliki kawasan budidaya yang sedang namun untuk sarana dan prasarana di kecamatan gegerbitung masih rendah seperti sarana pendidikan,kesehatan dan peribadatan serta prasarana persamapahan yang masih rendah.
12 Sukaraja Hirarki II Pertanian
Lahan Basah Hutan Lindung Perkebunan
Potensial Sedang
Tinggi Struktur Ruang :Kecamatan Sukaraja tergolong ke dalam hirarki II dengan mempunyai nilai Indeks Aksesbilitas 1,01 berarti tinggi dan mempunyai nilai Mobilitas 0,1 dimana termasuk tinggi. Dimana sarana kesehatan sudah terpenuhi, sarana transportai juga telah
Struktur Ruang :belum lengkapnya sarana pendidikan, sarana peribadatan dan prasarana. Seperti air bersih.
Pola ruang :terdapat kawasan budidaya terbatas budidaya terbatas dengan presentase 15,699% dan
Kecamatan Segaranten memiliki aksesibilitas dan mobilitas yang tinggi serta beberapa sarana prasarana yang tersedia seperti transportasi dan terminal serta saranba kesehatan, selain itu memiliki tingkat perkembangan ekonomi yang potensial dengan komoditi basis yaitu
X-22
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulanterpenuhi seperti jalan dan terminal.
Pola ruang :didominasi oleh lahan pertanian lahan basah dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presetase 62,462%
Tingkat perkembangan :
Kecamatan Sukaraja memiliki tingkat perkembangan yang sedang, jika dilihat dari komoditi potensial ekonomi kecamatan ini cukup memiliki komoditi yang dapat dikembangkan walaupun tidak potensial seperti cengkeh (LQ = 1,74, dan Distribusi persentase 37,95%).
Daya Dukung :Berdasarkan hasil analisis keseuain lahan di kecamatan sukaraja,
hutan lindung 24,864%
Tingkat perkembangan :
Dari segi kualitas penduduk di kecamatan ini SDM nya sangat rendah baik kualitas maupun kuantitasnya, dapat dibuktikan dengan LPP, proyeksi dan TPAK yang sangat rendah, sehingga dalam mengelola potensi sangatlah kurang, dengan nilai TPAK 43% dan LPP 0,23%.
Daya Dukung :Namun walaupun kecamatan sukaraja memiliki sarana prasarana dan transportasi yang cukup memadai ditambah dengan kawasan potensial yang cukup tinggi kecamatan sukaraja memiliki kawasan lindung yang
cengkeh, serta didukung dengan daya dukung kawasan budidaya potendial yang dominan. Namun terdapat beberapa kendala seperti sarana prasarana lain yang kurang memadai, dan terdapat kawasan budidaya terbatas serta hutan lindung sehingga menghambat perkembangan baik fasilitas, serta potenasi kependudukan yang rendah.
Sebagai Hirarki II perlu adanya peningkatan sarana dan prasarana yang belum lengkap di Kecamatan ini, selain itu dapat di kembangkan dari segi pariwisata.
X-23
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulankecamatan sukaraja merupakan kawasan potensial budidaya sebesar 60% sehingga memiliki potensi untuk pengembangan pertanian lahan basah dan perkebunan,
yang harus tetap dijaga dengan presentase 40%.
13 Kebonpedes Hirarki I Hutan Produksi Tetap
Permukiman
Potensial Sangat Rendah
Sangat Tinggi
Struktur Ruang :Kecamatan Kebopedes tergolong ke dalam hirarki I dengan 1,27 berarti tinggi mempunyai nilai Indeks Aksesbilitas 0,67 dan mempunyai nilai Mobilitas 0,04 dimana termasuk sedang. Dimana sarana kesehatan telah terpenuhi begitu juga prasarana dan sarana transportasi telah terpenuhi jalan dan terminal.
Pola ruang :didominasi oleh lahan hutan produksi tetap dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presetase 83,866%
Struktur Ruang :belum lengkapnya sarana pendidikan dan sarana peribadatan dan prasarana. Seperti air bersih.
Pola ruang :-
Tingkat perkembangan :
jika dilihat dari tingkat perkembangan bahwa kecamatan ini memiliki tingkat perkembangan yang sangat rendah, karena tidak memiliki komoditi potensial dan kualitas serta kuantitas SDM yang rendah dalam mengembangkan potensi dengan nilai TPAK yang
Sebagai Hirarki I perlu adanya peningkatan kelengkapan sarana dan prasarana yang ada yang dapat meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas, dimana Kecamatan ini memiliki daya dukung yang tinggi dalam pengembangan kawasan budidaya nya.
Secara ekonomi kecamatan ini kurang potensial karena tidak memiliki sama sekali komoditi potensial di sektor primer maupun sekunder.
X-24
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulan
Tingkat perkembangan :
- Daya Dukung :Berdasarkan hasil analisis daya dukung,Kecamatankebonpedes memiliki sarana yang cukup memadai, selain itu kecamatan ini dilihat dari keseuaian lahannya merupakan kawasan budidaya potensial .
rendah (45%).
Daya Dukung :Walaupun kecamatan kebonpedes memiliki sarana dan kawasan potensial budidaya yang tinggi namun untuk prasarana persampahan masih kurang.
14 Cireunghas Hirarki III Hutan Produksi Tetap
Pertambangan Pertanian
Lahan Basah
Potensial Rendah
Sedang Struktur Ruang :Kecamatan Cireunghas tergolong ke dalam hirarki III dengan mempunyai nilai Indeks Aksesbilitas 0,29 berarti rendah dan mempunyai nilai Mobilitas 0,01 dimana termasuk tinggi. Dimana sarana kesehatan telah terpenuhi
Struktur Ruang :belum lengkapnya sarana pendidikan, sarana transportasi seperti terminal, dan sarana peribadatan dan prasarana. Seperti air bersih.
Pola ruang :-
Kecamatan Cireunghas merupakan kawasan potensial budidaya yang tinggi sehingga dapat meningkatakan kelengkapan sarana dan prasarananya. Karena ketersediaan sarana prasarana serta transportasi yang belum lengkap, selain itu tingkat perkembangan ekonomi dan penduduk yang
X-25
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulan Pola ruang :didominasi oleh lahan hutan produksi tetap dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presetase 47,332%
Tingkat perkembangan :
- Daya Dukung :Berdasarkan hasil analisis keseuain lahan di kecamatan cireunghas, sebagian wilayah Kecamatan cireunghas merupakan kawasan potensial budidaya sebesar 70% sehingga memiliki potensi untuk pengembangan pertanian lahan basah dan perkebunan.
Tingkat perkembangan :
Kecamatan Cireunghas memiliki tingkat perkembangan yang rendah, yang mana kecamatan ini tidak memiliki komoditi potensial, serta LPP dan TPAK yang sangat rendah yaitu masing-masing 0,10% dan 35%. Hal ini yang menjadikan potensi yang ada di kecamatan ini tidak berkembang.
Daya Dukung :Walaupun kecamatan cireunghas memiliki potensial budidaya yang tinggi namun untuk sarana dan prasarananya masih rendah seperti sarana kesehatan dan prasarana persampahan.
kurang membutuhkan pelatihan dari kulitas SDM sendiri.
15 Sukalarang Hirarki III Pertanian Lahan Basah
Pertanian Lahan Kering
Potensial Tinggi Cukup Tinggi
Struktur Ruang :Kecamatan Sukalarang tergolong ke dalam hirarki III dengan mempunyai nilai Indeks
Struktur Ruang :belum lengkapnya sarana pendidikan, sarana transportasi seperti terminal dan prasarana.
Kecamatan Sukalarang memiliki potensial pengembnagan kawasan pertanian baik lahan basah maupun lahan kering.
X-26
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah KesimpulanAksesbilitas 0,74 berarti sedang dan mempunyai nilai Mobilitas 0,03 dimana termasuk rendah. Dimana sarana kesehatan telah terpenuhi, dan telah terdapat sarana olahraga.
Pola ruang :didominasi oleh pertanian lahan basah dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presetase 61,462%
Tingkat perkembangan :
Secara ekonomi kecamatan ini memiliki komoditi yang cukup berpotensi seperti jambu biji dengan Distribusi persentase 19,06%, daging itik(3,19%), selain itu DR nya rendah yaitu 38 jiwa
Daya Dukung :Kecamatan sukalarang merupakan kecamatan
Seperti air bersih.
Pola ruang :terdapat kawasan budidaya terbatas dengan presentase 19,159% dan kawasan hutan lindung 0,239%
Tingkat perkembangan :
Walaupun tingkat perkembangan di kecamatan ini tinggi, namun jika dilihat dari aspek kependudukan bahwa kecamatan ini memiliki LPP yang rendah yaitu 0,47%
Daya Dukung :Walaupun kecamatan sukalarang memiliki kawasan potensial budidaya dan mobilitas yang tinggi namun untuk sarana dan prasarana masih kurang itu bisa dilihat dari hasil analisis tingkat pelayanan sarana dan prasarana bahwa
Aksesibilitas yang rendah juga berdampak kepada LPP yang rendah. Namun kecamatan ini cukup berpotensi dari segi ekonomi.
X-27
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulanyang memiliki potensi dalam pengembangan pertanian lahan basah dan lahan kering karena kecamatan sukalarang merupakan kawasan potensial budidaya selain itu kecamatan sukalarang memiliki mobilitas yang tinggi.
untuk sarana pendidikan dan kesehatan selain itu prasarana persampahan yang masih kurang.
16 Sukabumi Hirarki III Hutan Lindung Pertanian
Lahan Basah
Potensial Sangat Rendah
Rendah Struktur Ruang :Kecamatan Sukabumi tergolong ke dalam hirarki III dengan mempunyai nilai Indeks Aksesbilitas 1,33 berarti tinggi dan mempunyai nilai Mobilitas 0,08 dimana termasuk tinggi. Dimana sarana prasarana kesehatan telah terpenuhi dan sarana olahraga telah terdapat beberapa.
Pola ruang :didominasi oleh lahan hutan lindung dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presetase 44,830%
Struktur Ruang :belum lengkapnya sarana pendidikan, sarana transportasi seperti terminal, dan sarana peribadatan dan prasarana. Seperti air bersih.
Pola ruang :terdapat kawasan budidaya terbatas dengan presentase 21,201% dan kawasan hutan lindung 46,357%
Tingkat perkembangan :
Kecamatan Sukabumi memiliki tingkat perkembangan yang
Kecamatan Sukabumi merupakan Kawasan Kendala yaitu pengembanganya terbatas dikarenakan kesesuain lahan pada hutan lindung yang cukup tinggi. Selain itu dari perkembangan ekonomi dan penduduk yang masih rendah.
X-28
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulan Tingkat
perkembangan :Kecamatan Sukabumi memiliki DR 28 %, itu bisa menjadi potensi
Daya Dukung :Dilihat dari hasil analisis kecamatan sukabumi memliki aksesibilitas yang tinggi ddan mobilitas yang tinggi.
.
rendah, hal ini dapat dilihat dari sektor primer dan sekunder di kecamatan ini tidak ada yang potensial, begitupun Laju pertumbuhan penduduk yang sangat rendah (0,60%), dan walaupun TPAK yang tinggi yaitu 82% namun dari hasil observasi didominasi oleh tenaga kerja dari Kota Sukabumi.
Daya Dukung :Meskipun kecamatan sukabumi memiliki aksesibilitas yang tinggi dan mobilitas yang tinggi namun untuk sarana dan prasarana dikecamatan sukabumi masih kurang memadai selain itu kecamatan sukabumi memiliki kawasan lindung yang cukup luas yaitu sebesar 60% karena berada di kawasan lindung Gunung Gede Pangrango
X-29
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulan17 Kadudampit Hirarki III Hutan Lindung
Perkebunan Pertanian
Lahan Kering
Potensial Cukup
Tinggi
Sangat Rendah
Struktur Ruang :Kecamatan Kadudampit tergolong ke dalam hirarki III dengan mempunyai nilai Indeks Aksesbilitas 0,61 berarti sedang dan mempunyai nilai Mobilitas 0,06 dimana termasuk sedang. Dimana sarana kesehatan telah terpenuhi
Pola ruang :didominasi oleh lahan hutan lindung dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presetase 53,815%
Tingkat perkembangan :
tingkat perkembangan kecamatan ini termasuk potensial cukup tinggi karena terdapat komoditi yang cukup berkembang didalamnya seperti aren dengan distribusi persentase 22,96%, serta memiliki LPP yang tinggi sebesar 3,34%,
Struktur Ruang :belum lengkapnya sarana pendidikan, sarana transportasi seperti terminal, dan sarana peribadatan dan prasarana. Seperti air bersih..
Pola ruang :terdapat kawasan budidaya terbatas dengan presentase 41,875% dan kaasan hutan lindung 53,822%
Tingkat perkembangan :
Walaupun Kecamatan kadudampit memiliki tingkat perkembangan yang cukup tinggi namun dari segi Dependency Ratio memiliki nilai yang cukup tinggi, yaitu 43 jiwa.
Daya Dukung :Walaupun kecamatan kadudampit memiliki potensi sebagai
Kecamatan Kadudampit potensial dalam pengembangan pertanian namun sangat kendala karena secara kesesuain lahan didominasi oleh kawasan lindung dan budidaya terbatas sehinga sarana prasarana serta transportasi kurang. tetapi Secara kependudukan cukup baik, dan ekonomi yang masih dapat dikembangkan.
X-30
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulandan TPAK 86%.
Daya Dukung :Dilihat dari hasil analisis kecamatan kadudampit berpotensi sebagai kawasan pertanian lahan kering dan perkebunan karena kecamatan kadudampit berada didataran tinggi.
perkebunan dan pertanian lahan kering namun hamper semua kecamatan di kadudampit merupakan kawasan lindung sehingga sulit untuk pengembangan sarana dan prasarana.
18 Cisaat Hirarki III Pertanian Lahan Basah
Hutan Produksi Tetap
Potensial Cukup
Tinggi
Sangat Tinggi
Struktur Ruang :Kecamatan Cisaat tergolong ke dalam hirarki III dengan mempunyai nilai Indeks Aksesbilitas 1,21 berarti tinggi dan. sarana dan kesehatan telah terpenuhi
Pola ruang :didominasi oleh lahan pertanian lahan basah dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presetase 41,021%
Tingkat perkembangan :
Kecamatan ini memiliki
Struktur Ruang :belum lengkapnya sarana pendidikan, sarana transportasi seperti terminal, dan sarana peribadatan dan prasarana. Seperti air bersih.. serta mempunyai nilai Mobilitas 0,02 dimana termasuk rendah
Pola ruang :terdapat kawasan budidaya terbatas dengan presentase 0,463%
Tingkat perkembangan :
Kecamatan cisaat memiliki tingkat
Kecamatan Cisaat sebetulnya memiliki potensi yaitu dilihat dari struktur ruang memiliki aksesibilitas tinggi, dan dari pola nya didominsai oleh kawasan budidaya dengan kesesuaian lahan pertanian, dan kependudukan yang cukup baik dengan TPAK yang tinggi. namun mobilitas dan kelengkapan sarana prasaran kurang lengkap, selain itu tidak memiliki sektor komoditi potensial,
X-31
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah KesimpulanTPAK yang tinggi yaitu sebesar 122%
Daya Dukung :Kecamatan cisaat merupakan kecamatan yang memiliki potensi dalam pengembangan pertanian lahan basah dan hutan produksi kecamatan sukalarang merupakan kawasan potensial budidaya yang tinggi dengan presentase 80%, selain itu kecamatan cisaat memiliki aksesibilitas yang tinggi.
perkembangan yang tinggi namun kecamatan ini tidak memiliki komoditi yang potensial baik di sektor primer maupun sektor sekunder.
Daya Dukung :meskipun kecamatan kadudampit memiliki potensi sebagai hutan produksi dan pertanian lahan lahan namun untuk sarana dan prasarana masih kurang, seperti : sarana kesehatan,peribadatan dan prasarana persampahan masih kurang baik/memadai.
19 GunungGuruh Hirarki II Hutan Produksi Tetap
Pertanian Lahan Basah
Potensial Sangat
Rendah
Cukup Tinggi
Struktur Ruang :Kecamatan Gunungguruh tergolong ke dalam hirarki II dengan mempunyai nilai Indeks Aksesbilitas 0,97 berarti tinggi dan mempunyai nilai Mobilitas 0,05 dimana
Struktur Ruang :belum lengkapnya sarana pendidikan, sarana transportasi seperti terminal, dan sarana peribadatan dan prasarana. Seperti air bersih.
Kecamatan Gunugguruh memiliki aksesbilitas yang tinggi dan mobilitas yang sedang, dan sarana kesehatannya telah terpenuhi. Dilihat dari pola ruangnya di dominasi oleh hutan produksi. Nilai TPAK
X-32
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulantermasuk sedang. Dimana sarana kesehatan telah terpenuhi.
Pola ruang :
didominasi oleh lahan hutan produksi tetap dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presetase 48,512%
Tingkat perkembangan :
Kecamatan ini memiliki TPAK yang cukup baik yaitu sebesar 81%,
Daya Dukung :
Kecamatan gugungguruh merupakan kecamatan yang memiliki potensi dalam pengembangan pertanian lahan basah dan lahan kering karena kecamatan gunungguruh merupakan kawasan potensial budidaya selain
Pola ruang :
terdapat kawasan budidaya terbatas dengan presentase 0,485%
Tingkat perkembangan :
Kecamatan ini termasuk kedalam perkembangan yang rendah, yaitu untuk aspek ekonomi tidak ada komoditi yang potensial, begitupun dengan sektor sekunder.
Daya Dukung :
Meskipun memiliki kawasan budidaya potensial yang cukup tinggi namun kecamatan gunungguruh memiliki saran dan prasarana yang kurang baik/memadai seperti :sarana kesehatan,peribadatan dan prasarana persampahan dan ketersediaan air bersih.
di kecamatan ini baik. Kecamatan ini memiliki potensi untuk pengembangan pertanian lahan kering dan lahan basah. Namun di kecamatan ini ada sarana dan prasarana yang belum lengkap seperti sarana sarana pendidikan, sarana transportasi, sarana peribadatan dan prasarana air bersih. Di kecamatan ini juga terdapat kawasan budidaya terbatas. Juga di kecamatan ini tidak ada komoditi yang potensial.
X-33
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulanitu kecamatan gunungguruh memiliki mobilitas yang sedang dan aksesibilitas yang tinggi
20 Cibadak Hirarki I Pertanian Lahan Basah
Hutan Produksi Tetap
Potensial Sedang
Cukup Tinggi
Struktur Ruang :
Kecamatan Cibadak tergolong ke dalam hirarki I dengan mempunyai nilai Indeks Aksesbilitas 1,28 berarti tinggi dan mempunyai nilai Mobilitas 0,07 dimana termasuk sedang. Dimana sarana prasarana kesehatan, olahraga dan transportasi telah ada dan lengkap, begitu pula dengan prasarana.
Pola ruang :
didominasi oleh lahan pertanian lahan basah dan sesuai dengan arahan pola ruang dimana memiliki presetase 33,393%
Tingkat
Struktur Ruang :
belum lengkapnya sarana pendidikan, dan sarana peribadatan.
Pola ruang :Pola:terdapat hutan budidaya terbatas dengan presentase 0,446%
Tingkat perkembangan :
Kecamatan ini memiliki LPP yang rendah yaitu sebanyak 0,33%, Kecamatan Cibadak memiliki perkembangan ekonomi yang rendah, yaitu untuk aspek ekonomi tidak ada komoditi yang potensial, begitupun di sektor sekunder.
Kecamatan Cibadak memiliki sarana dan prasarana yang lengkap seperti sarana kesehatan, sarana olahraga, sarana transportasi, prasarana persampahan dan prasarana air bersih. Kecamatan ini di domonasi oleh pertanian lahan basah. Nilai TPAK di kecamatan ini juga tinggi. Kecamatan Cibadak merupakan kawasan potensial budidaya untuk pertanian lahan basah dan hutan produksi. namun ada beberapa saran yang belum lengkap seperti sarana pendidikan dan peribadatan. Di Kecamatan Cibadak terdapat hutan budidaya terbatas yang menghambat pengembangan sarana dan
X-34
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulanperkembangan :
Kecamatan ini memiliki Nilai Interval LPP yang relatif sangat rendah yaitu sebesar 0,33%, namun dari TPAK cukup tinggi yaitu sebesar 82%.
Daya Dukung :
Berdasrkan hasil analisis Kecamatan cibadak merupakan kawasan potensial budidaya seperti : pertanian lahan basah dan hutan produksi dan di tunjang saran pendidikan dan peribadatan yang cukup memadai serta prasarana yang memadai.
Daya Dukung :
Walaupun memiliki potensi yang banyak teapai kecamatan cibadak memiliki masalah karena aksesibilitasnya yang rendah.
prasana. Di Kecamatan Cibadak tidak ada komoditi potensial.
21 Cicantayan Hirarki I Hutan Produksi Tetap
Industri
Potensial Rendah
Sedang Struktur Ruang :
Kecamatan Cicantayan merupakan kecamatan yang memiliki hirarki sturktur ruang berupa hirarki 1 dengan nilai interval Indeks Aksesibilitas, yaitu
Struktur Ruang :
- Pola ruang :
- Tingkat
perkembangan :
Kecamatan cicantayan memiliki kawasan potensial hutan produksi karena memiliki kawasan budidaya sebesar 25% dan kecamatan ini ditunjang dengan hirarki I yang memiliki aksesibilitas
X-35
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulan0,813. Sehingga Kecamatan Cicantayan tergolong ke dalam kategori “Aksesibilitas yang sangat baik”. Untuk Indeks Sentralitas kecamatan Cicantayan merupakan kecamatna yang memiliki indeks sentralitas tergolong “rendah” dengan nilai sebesar 25,7. Sedangkan, untuk Indeks Mobilitas Kecamatan Cicantayan merupakan Kecamatan dengan nilai interva, yaitu bernilai 0,08. Sehingga kecamatan Cicantayan termasuk ke dalam kategori “Indeks Mobilitas Tinggi”.
Pola ruang :
Kecamatna Cicantayan merupakan Kecamatan yang memiliki pola ruang eksisting berupa Hutan Produksi Tetap sebesar 25%. dan Industri sebesar 10 %. Sehingga hal ini
Kecamatan ini termasuk ke dalam perkembangan yang rendah, yaitu untuk aspek ekonomi sektor primer tidak ada komoditi yang potensial. Kecamatan Cicantayan sendiri memiliki nilai TPAK yang rendah yaitu sebesar 31% dan memiliki nilai LPP yang rendah yaitu sebesar 0,52%.
Daya Dukung :
Meskipun aksesibilitas dan mobilitas di kecamatan cicantayan cukup memadai namun untuk perkembangan sarana dan prasarana masih kurang.Seperti sarana kesehatan karena kecamatan cicantayan tidak mempunyai rumah sakit.
dan mobilitas yang tinggi selain itu memiliki industri yang cukup potensial seperti batako dan gresik.
X-36
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulanmenyebabkan Kecamatan Cicanatyaan merupakan kecamatan yang termasuk ke dalam kategori “Kawasan Budidaya Potensial.
Tingkat perkembangan :
Secara tingkat perkembangan ekonomi dikecamatan ini tidak memiliki komoditi potensial, namun jika dilihat secara eksisting dari hasil observasi kecamatan ini memiliki memiliki industry yang cukup dikembangkan yaitu industry batako dan semen gresik.
Daya Dukung :
kecamatan cicantayan berdasarkan hasil analisis merupakan kawasan potensial budidaya
X-37
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulanseperti hutan produksi sebesar 25%. Selain itu, Kecamatan cicantayan memiliki mobilitas yang cukup tinggi dengan mobilitas 0,08
22 Caringin Hirarki III Perkebunan Hutan Lindung
Potensial Sangat Tinggi
Sedang Struktur Ruang :
Kecamatan Caringin merupakan kecamatan yang memiliki hirarki sturktur ruang berupa hirarki III dengan nilai Interval Indeks Aksesibilitas, yaitu 0,84 %. Sehingga Kecamatan Caringin tergolong ke dalam kategori “Aksesibilitas yang Cukup Baik atau Sedang”.
Pola ruang :
Kecamatna Caringin merupakan Kecamatan yang memiliki pola ruang eksisting berupa Pertanian Lahan Basah (0,9), Permukiman (0,1), dan Hutan Produksi
Struktur Ruang :
Meskipun Indeks Aksesibilitas Kecamatan Caringin tergolong Cukup Baik. Namun, Indeks Sentralitas kecamatan Caringin merupakan kecamatan yang memiliki indeks sentralitas tergolong “rendah” dengan nilai sebesar 25,7. Sedangkan, untuk Indeks Mobilitas Kecamatan Caringin merupakan Kecamatan dengan 0,08. Sehingga kecamatan Caringin termasuk ke dalam kategori “Indeks Mobilitas Rendah”.
Pola ruang :
Meskipun diketahui
Kecamatan caringin memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan yang memiliki pusat kegiatan atau pelayanan yang baik karena memiliki kawasan budidaya yang sedang dan aksesibilitas yang ada cukup baik . selain itu kecamatan ini memiliki komoditi potensial seperti meliputi padi sawah, duku, bawang daun, cabe besar, cabe rawit, kacang panjang, ketimun ditambah LPP dan TPAK yang tinggi.Namun kecamatan ini memiliki indeks sentralitas yang rendah karena berada di Hiraraki III dan 20% dari kecamatan ini merupakan kawasan lindung sehingga pengmbangannya cukup sulit.
X-38
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah KesimpulanTetap (0,1) Sehingga hal ini menyebabkan Kecamatan Caringin merupakan kecamatan yang termasuk ke dalam kategori “Kawasan Budidaya Potensial. Tingkat
perkembangan :
Kecamatan Caringin memiliki nilai LPP tinggi yaitu sebesar 5,72%, dan nilai TPAK yang tinggi yaitu sebesar 99%. Kecamatan ini termasuk kedalam perkembangan yang sangat tinggi, karena terdapat komoditi yang dapat berpeluang untuk menjadi sektor potensial meliputi padi sawah, duku, bawang daun, cabe besar, cabe rawit, kacang panjang, ketimun, walaupun kurang potensial berdasarkan LQ, namun secara distribusi persentase cukup tinggi, namun untuk sektor sekunder tidak ada yang
sebagian merupakan kawasan budidaya potensial. namun Kecamatan Caringin merupakan Kecamatan yang memiliki pola ruang eksisting berupa Perkebunan sebesar 0,6 % dan Pertanian Lahan Kering sebesar 0,7 %. Sehingga hal ini menyebabkan Kecamatan Caringin merupakan kecamatan yang termasuk ke dalam kategori “Kawasan Budidaya Terbatas”. Sehingga, memerlukan teknologi yang cukup memadai dalam pengembangan dan pembangunannya.
Tingkat perkembangan :
Kecamatan ini memiliki nilai DR yang cukup tinggi yaitu sebesar 53 yang artinya beban penduduk yang tidak bekerja terhadap yang
X-39
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulanpotensial.
Daya Dukung :
Kecamatan caringin memiliki potensi sebagai kawasan perkebunan, hal ini di dukung oleh kesesuaian lahan yang ada di kecamatan caringin yaitu sebagai kawasan potensial budidaya sebesar 45%.
bekerja sebesar 53 jiwa.
Daya Dukung :
Walaupun memiliki kawasan budidaya namun kecamatan caringin memiliki kawasan lindung sebesar 20% dan bila dilihat dari hasil daya dukung, sarana prasaran di kecamatan caringin masih rendah seperti sarana kesehatan dan prasarana persampahan masih rendah serta mobilitas yang rendah.
23 Nagrak Hirarki III Pertanian Lahan Basah
Permukiman
Potensial Sedang
Sedang Struktur Ruang :
Kecamatan Nagrak merupakan kecamatan yang memiliki hirarki sturktur ruang berupa hirarki III dengan nilai Interval Indeks Sentralitas kecamatan Nagrak merupakan kecamatan yang memiliki indeks sentralitas tergolong “sedang” dengan nilai
Struktur Ruang :
Meskipun Kecamatan Nagrak memiliki Indeks Sentralitas yang tergolong sedang. Namun, Kecamatan Nagrak merupakan kecamatan yang memiliki nilai Interval Indeks Aksesibilitas sebesar 0,29 %. Sehingga Kecamatan Nagrak tergolong ke dalam
Kecamatan nagarak merupakan kecamatan yang meiliki kawasan potensi budidaya yang baik untuk dikembangkan yaitu sebesar 59,68% hal ini sesuai dengan pola runag eksisting dimana kawasan budidaya di kecamatan ini meliputi pertanian lahan basah,pemukiman,hutan produksi, perdagangan dan jasa dan industri. Selain itu tingkat perkembangan
X-40
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulansebesar 166,1 %.
Pola ruang :
Kecamatna Nagrak merupakan Kecamatan yang memiliki pola ruang eksisting berupa Pertanian Lahan Basah (47,2 %), Permukiman (6 %), Hutan Produksi Tetap (1,4 %), perdagangan dan Jasa (0,7 %), dan Industri (0,2 %)Sehingga hal ini menyebabkan Kecamatan Nagrak merupakan kecamatan yang termasuk ke dalam kategori “Kawasan Budidaya Potensial.
Tingkat perkembangan :
Kecamatan Nagrak memiliki nilai DR yang rendah yaitu sebesar 43%, Kecamatan ini terdapat komoditi lainnya yang dapat
kategori “Aksesibilitas yang Rendah”. Sedangkan, untuk Indeks Mobilitas Kecamatan Nagrak merupakan Kecamatan dengan 0,04 %. Sehingga kecamatan Nagrak termasuk ke dalam kategori “Indeks Mobilitas Rendah”.
Pola ruang :
Meskipun Kecamatan Nagrak merupakan kecamatan yang termasuk ke dalam kategori “Kawasan Budidaya Potensial. Namun Kecamatan nagrak memiliki kawasan Budidaya Terbatas berupa, perkebunan (9 %) dan pertanian Lahan Kering (16 %) Tingkat
perkembangan :
Kecamatan Nagrak memiliki nilai LPP yang rendah yaitu sebesar
ekonomi bahwa kecamatan ini memiliki potensi komoditi seperti kelapa dalam,the,padi sawah,buncis,cabe besar kacang panjang dan ketimun.meskipun memiliki potensi yang cukup baik/sedang namun kecamatan ini memiliki kawasan budidaya terbatas seperti perkebunan karena memiliki kemiringan 15% selain itu LPP dan TPAK yang rendah dan seabaran sarana prasarana dan transportasi yang ada tidak merata.
X-41
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulanberpeluang untuk menjadi sektor potensial meliputi kelapa dalam, teh, padi sawah, buncis, cabe besar, kacang panjang, ketimun.
Daya Dukung :
Kawasan Budidaya memiliki luas 4245,05 ha dengan presentase 59,68%Untuk Kawasan Budidaya di Kecamatan Nagrak yang memiliki persentase besar yaitu pertanian lahan basah dengan Pesentase 47,22% dengan luas 3358.78ha.Selain untuk pertanian lahan basah kawasan ini juga di budidayakan untuk permukiman, hutan produksi tetap, perdagangan dan jasa serta industry, namun yang paling besar untuk diperuntukkan yaitu pertanian lahan basah.
0,16%, dan nilai TPAK yang rendah yaitu sebesar 57%, dan Kecamatan ini untuk sektor sekunder tidak ada yang potensial.
Daya Dukung :
Pada daya dukung Di Kecamatan Nagrak yang mempunyai luas 7112,32 ha di dikategorikan dengan daya dukung sedang. Hal ini terjadi disebabkan antara lain :Sebaran sarana Prasarana, dilihat dari tingkat perkembangannya yang belum merata dan mempunyai kendala terhadap kawasan tersebut.Adanya kawasan Budidaya terbatas dan kawasan lindung yang memiliki pesentase yang cukup besar.Kawasan Budidaya Terbatas dengan persentase 35,86%
X-42
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulandengan luas 2550,69 haHutan Lindung dengan persentase 4,39% dengan luas 312.46 ha
24 Ciambar Hirarki III Pertanian Lahan Basah
Pertanian Lahan Kering
Potensial Sedang
Sedang Struktur Ruang :
Kecamatan Ciambar merupakan kecamatan yang memiliki hirarki sturktur ruang berupa hirarki 1 dengan Indeks Mobilitas bernilai interval 0,08. Sehingga kecamatan Cicantayan termasuk ke dalam kategori “Indeks Mobilitas Tinggi”.
Pola ruang :
Kecamatan Ciambar merupakan Kecamatan yang memiliki pola ruang eksisting berupa Pertanian Lahan Basah 37,90% , Perkebunan dengan persentase 24,25% dan Pertanian Lahan Kering dengan persentase 29,39%Sehingga hal ini
Struktur Ruang :
Meskipun Kecamatan Ciambar tergolong kedalam Indeks Mobiltas yang tinggi. Namun, kecamatan Ciambar memiliki nilai interval Indeks Aksesibilitas, yaitu 0,42. Sehingga Kecamatan Ciambar tergolong ke dalam kategori “Aksesibilitas yang rendah”. Untuk Indeks Sentralitas kecamatan Ciambar juga merupakan kecamatan yang memiliki indeks sentralitas tergolong “rendah” dengan nilai sebesar 95,1.
Pola ruang :Meskipun Kecamatan Ciambar termasuk ke dalam kawasan Budidaya
Kecamatan Ciambar termasuk kecamatan yang cukup potensial untuk dikembangkan, jika dilihat dari struktur ruang memiliki indeks mobilitas yang tinggi, dan tingkat perkembangan penduduk yang cukup baik dengan TPAK yang tinggi dan DR yang rendah, namun terdapat kendala untuk mengembangkannya karena terdapat budidaya terbatas yang cukup luas. Serta perkembangan ekonomi yang kurang karena tidak memiliki komoditi potensial.
X-43
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulanmenyebabkan Kecamatan Ciambar merupakan kecamatan yang termasuk ke dalam kategori “Kawasan Budidaya Potensial.
Tingkat perkembangan :
Kecamatan Ciambar memiliki nilai LPP tinggi yaitu sebesar 4,87%, dan nilai DR yang rendah yaitu sebesar 31 %, sedangkan nilai TPAK tinggi yaitu sebesar 80%. Kecamatan ini terdapat komoditi yang dapat sedikit berpeluang untuk dikembangkan yaitu belimbing dengan Distribusi Persentase 17,18%
Daya Dukung :
Luas Keseluruhan Kecamatan Ciambar yaitu 5365,86 ha. Yang terdiri dari Kawaan Budidaya, budidaya
Potensial. Namun, Kecamatan Ciambar juga memiliki Kawasan Budidaya terbatas, yang pengembangan dan pembangunannya memerlukan teknologi, yaitu Pola Ruang perkebunan % dan Pertanian Lahan Kering0,7 %
Tingkat perkembangan :
Kecamatan ini termasuk kedalam perkembangan yang sangat rendah, yaitu untuk aspek ekonomi tidak ada komoditi yang potensial, untuk sektor sekunder tidak ada yang potensial.
Daya Dukung :
Luas yang diperuntukkan untuk pemukiman memiliki persentase yang
X-44
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulanterbatas dan hutan lindung, dibawah ini kan dijelaskan lebih rinci lagi.Luas Kawasan Budidaya dengan luas 2348,31 ha dengan luas 43,76%Pertanian Lahan Basah 37,90% dengan luas 2033,81 haPemukiman 5.50% dengan luas 295,37 haHutan Produksi Tetap 0,35% dengan luas 19,13 ha.Perkebunan dengan luas 1301,59 ha dengan persentase 24,25%Pertanian Lahan Kering dengan luas 1576,17 ha dengan persentase 29,39%Untuk Kecamatan Ciambar walaupun memiliki dominan kawasan budidaya terbatas dan lindung lebih besar di bandingkan dengan kawasan budidaya namun potensial di Kecamatan Ciambar di
rendah. Sedangkan Tingkat persebaran sarana prasarananya cukup tinggi,Presentase Peruntukkan pemukiman sebesar 5.50% di sebabkan kecamatan Ciambar merupakan Kecamatan Rawan Bencana Letusan Gunung Berapi.
X-45
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulanperuntukkan untuk pertanian lahan basah yaitu 37,90% dari luas kecamatan Ciambar.
25 Cicurug Hirarki III Hutan Lindung Pertanian
Lahan Basah
Potensi Sedang Cukup Tinggi
Struktur Ruang :
Kecamatan Cicurug merupakan kecamatan yang memiliki hirarki sturktur ruang berupa hirarki III dengan nilai interval Indeks Aksesibilitas, yaitu 1,31. Sehingga Kecamatan Cicurug tergolong ke dalam kategori “Aksesibilitas yang sangat baik”. Untuk Indeks Sentralitas kecamatan Cicurug merupakan kecamatan yang memiliki indeks sentralitas tergolong “tinggi” dengan nilai sebesar 290,5. Sedangkan, untuk Indeks Mobilitas Kecamatan Cicurug merupakan Kecamatan dengan nilai interval, yaitu bernilai
Struktur Ruang :
- Pola ruang :
- Tingkat
perkembangan :
tingkat perkembangan di kecamatan ini memiliki Interval LPP yang relatif rendah yaitu 0,13%, dan TPAK Rendah (51%), selain itu tidak memiliki sama sekali sektor potensial di sektor primer ataupun sekunder.
Daya Dukung :
Kecamtan Cicurug memiliki kawasan yang terbatas dan kawasan yang tidak dapat dikembangkan antara
Kecamatan Cicurug memiliki potensi dilihat dari aksesibilitas dan mobilitas yang baik, namun memiliki kendalam dalam ketersediaan sarana prasarana yang masih kurang seperti sarana kesehatan puskesmas pembantu, perkembangan kependudukan yang rendah seperti TPAK, dan LPP yang rendah, selain itu daya dukung lahan nya didominasi oleh kawasan lindung. Sehingga dalam pengembangan kecamatan ini terbatas.
X-46
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulan0,05. Sehingga kecamatan Cicurug termasuk ke dalam kategori “Indeks Mobilitas Sedang”.
Pola ruang :
Kecamatna Cicurug merupakan Kecamatan yang memiliki pola ruang eksisting berupa Hutan Lindung sebesar 0,4 % dan Pertanian Lahan Basah sebesar 0,3 %. Sehingga hal ini menyebabkan Kecamatan Cicanatyaan merupakan kecamatan yang termasuk ke dalam kategori “Kawasan Budidaya Potensial.luas 72, 90 ha.
Tingkat perkembangan :
Dari aspek kependudukan, nilai Dependency ratio di kecamatan ini termasuk sedang dengan besaran 45 jiwa.
lain :Kawasan Budidaya Terbatas dengan luas 2754,44 ha dengan luas 54,45%Kawasan Budidaya dengan luas 1278,65 ha dengan persentase 25,27%
X-47
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulan
Daya Dukung :
Tingkat perkebangan di kecanatan ciambar termasuk Cukup tinggi karena :Adanya Pusat Pariwisata DI Kecamatan CiambarDiperuntukkan untuk Kawasan Budidaya Peruntukkan pertanian lahan basah dengan pesentase 15,75% dari luas 796.62 ha.pertanian lahan basah lebih dominan di bandingkan dengan pemukiman dan hutan produksi tetap.
26 Cidahu Hirarki III Pertanian Lahan Basah
Perkebunan
Potensi Sedang Sedang Struktur Ruang :
Kecamatan Cidahu merupakan kecamatan yang memiliki hirarki sturktur ruang berupa hirarki III dengan nilai Indeks Sentralitas kecamatan Cidahu merupakan kecamatan yang memiliki indeks sentralitas tergolong
Struktur Ruang :
Meskipoun Kecamatan Cidahu merupakan Kecamatan ynng memiliki indeks mobilitas dan sentrailtas yang tinggi. Namun, interval Indeks Aksesibilitas termasuk kedalam kategor rendah, yaitu 1,31. Sehingga
Kecamatan Cidahu memiliki potensi yaitu memiliki indeks mobilitas tinggi, dan indeks sentralitas yang sedang, selain itu memiliki potensi secara ekonomi yaitu memiliki komoditi di sektor basis yaitu daging kerbau, namun memiliki kendala seperti pola ruang yang
X-48
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulan“sedang” dengan nilai sebesar 132,8. Sedangkan, untuk Indeks Mobilitas Kecamatan Cidahu merupakan Kecamatan dengan nilai interval, yaitu bernilai 0,01. Sehingga kecamatan Cidahu termasuk ke dalam kategori “Indeks Mobilitas Tinggi”.
Pola ruang :
Kecamatna Cidahu merupakan Kecamatan yang memiliki pola ruang eksisting berupa Pertanian Lahan Basah sebesar 0,09 % Sehingga hal ini menyebabkan Kecamatan Cicanatyaan merupakan kecamatan yang termasuk ke dalam kategori “Kawasan Budidaya Potensial”
Tingkat perkembangan :
tingkat perkembangan kecamatan ini termasuk
Kecamatan Cidahu tergolong ke dalam kategori “Aksesibilitas yang Rendah”.
Pola ruang :Merskipun kecamatan Cidahu merupakan Kecmatan yang Kecamatan Cidahu mempunyai Kawasan budidaya terbatas yaitu perkebunan dan pertanian lahan basaha dengan luas nya 1321.08 ha dan 75,58 ha.
Tingkat perkembangan :
Kecamatan ini memiliki LPP yang rendah yaitu 0,02%, TPAK yang cukup rendah sebesar 69%, dan DR yang cukup besar yaitu 55 jiwa.
Daya Dukung :
Kecamatan Cidahu
didominasi oleh kawasan budidaya terbatas dan kawasan lindung, dari perkembangan kependudukan terdapat kendala di aspek kependudukan yang mana TPAK dan LPP yang relatif rendah.
X-49
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulansedang, bila di lihat dari aspek ekonomi kecamatan cidahu memiliki komoditi yang dapat berpeluang untuk menjadi sektor potensial meliputi daging kerbau dengan LQ 1,38, daging itik dengan distribusi persentase 5,29, padi sawah dengan distribusi persentase 4,05%.
Daya Dukung :
Tingkat perkembangan di kecamatan Cidahu termasuk Cukup tinggi karena :Adanya Pusat Pariwisata DI Kecamatan Ciambar
memiliki kawasan yang tidak dapat dikembangkan lebih besar dibandingkan dengan kawasan terbatas dan dikembangkan yaitu :Hutan Lindung dengn luas 1655,73 ha dengan persentase 32,73% dengan luas wilayah kecamatan seluas 5057,87 ha.
27 Parakansalak Hirarki III Perkebunan Pertanian
Lahan Basah
Potensi Rendah Sedang Struktur Ruang :
Kecamatan Parakan Salak merupakan kecamatan yang memiliki hirarki sturktur ruang berupa hirarki III dengan nilai Sedangkan, untuk IndeksSentralitas Kecamatan Parakan Salak merupakan
Struktur Ruang :
Meskipoun Kecamatan Parakan Salak merupakan Kecamatan ynng memiliki indeks mobilitas dan sentrailtas yang tinggi. Namun, interval Indeks Aksesibilitas termasuk kedalam kategor rendah,
Kecamatan Parakansalak didominasi oleh kawasan budidaya terbatas yang dapat dikembangkan namun harus dengan rekayasa pembangunan. Namun untuk mengembangkan kecamatan ini harus mempertimbangkan
X-50
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah KesimpulanKecamatan dengan nilai interval, yaitu bernilai 123,8. Sehingga kecamatan Parakan Salak termasuk ke dalam kategori “Indeks Sentralitas Sedang”.
Pola ruang :
Kecamatan Parakan Salak merupakan Kecamatan yang memiliki pola ruang eksisting berupa Pertanian Lahan Basah sebesar 0,08 % Sehingga hal ini menyebabkan Kecamatan Cicanatyaan merupakan kecamatan yang termasuk ke dalam kategori “Kawasan Budidaya Potensial”
Tingkat perkembangan :
Tingkat perkembangan di kecamatan ini tergolong rendah, namun
yaitu 0,08. Sehingga Kecamatan Parakan Salak tergolong ke dalam kategori “Aksesibilitas yang Rendah” dan Indeks Mobilitas kecamatan Parakan Salak merupakan kecamatan yang memiliki indeks sentralitas tergolong “rendah” dengan nilai sebesar 0,01.
Pola ruang :
Merskipun kecamatan Parakan Salak merupakan Kecmatan yang Kecamatan Parakan Salak mempunyai Kawasan budidaya terbatas yaitu perkebunan dengan luas 0,4 %.
Tingkat perkembangan :
Kecamatan ini sama sekali tidak memiliki komoditi yang potensial baik di sektor primer maupun sekunder, selain
kawasan lindung yang ada.
X-51
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah KesimpulanTPAK di kecamatan ini cukup tinggi yaitu 92%.
Daya Dukung :
Tingkat perkembangan di kecamatan parakan salak termasuk Cukup tinggi karena :Adanya Pertanian Lahan Basah 19,77%
itu Laju Pertumbuhan Penduduknyapun rendah (0,45%). Daya Dukung :
Kecamatan Parakan salak memiliki kawasan yang tidak dapat dikembangkan lebih besar dibandingkan dengan kawasan terbatas dan dikembangkan yaitu :Hutan Lindung dengn luas 834.02ha dengan persentase 23,07% dengan luas wilayah kecamatan seluas 3614.46 ha.
28 Parungkuda Hirarki III Pertanian Lahan Basah
Potensial Sedang
Tinggi Struktur Ruang :
Kecamatan Parung Kuda merupakan kecamatan yang memiliki hirarki sturktur ruang berupa hirarki III dengan nilai interval Indeks Aksesibilitas, yaitu 0,62. Sehingga Kecamatan Parung Kuda tergolong ke dalam kategori “Aksesibilitas yang
Struktur Ruang :
- Pola ruang :- Tingkat
perkembangan :
Kecamatan Parungkuda sama sekali tidak memiliki komoditi yang potensial baik di sektor
Kecamatan Parungkuda termasuk kawasan budidaya yang dapat dikembangkan secara potensial, dimana kecamatan ini memiliki pola ruang budidaya, dengan tingkat perkembangan yang sedang serta daya dukung yang sangat menunjang.
X-52
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah KesimpulanSedang”. Untuk Indeks Sentralitas kecamatan Parung Kuda merupakan kecamatna yang memiliki indeks sentralitas tergolong “Sedang” dengan nilai sebesar 140,5. Sedangkan, untuk Indeks Mobilitas Kecamatan Parung Kuda merupakan Kecamatan dengan nilai interval bernilai 0,06. Sehingga kecamatan Parung Kuda termasuk ke dalam kategori “Indeks Mobilitas Sedang”.
Pola ruang :
Kecamatna Parung Kuda merupakan Kecamatan yang memiliki pola ruang eksisting berupa Pertanian Lahan Basah sebesar 0,3 %. Sehingga hal ini menyebabkan Kecamatan Parung Kuda merupakan kecamatan yang termasuk ke dalam kategori “Kawasan
primer maupun sekunder, selain itu Laju Pertumbuhan Penduduknyapun rendah sebesar 0,62%.
Daya Dukung :
Kecamatan Parung kudamerupakan kawasan yang berpotensi gerakann tanah rendah sampai tingkat menengah.
X-53
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah KesimpulanBudidaya Potensial. Tingkat
perkembangan :
Kecamatan Parangkuda tergolong memiliki perkembangan yang sedang, karena tidak memiliki sektor primer dan sekunder yang potensial, namun ada yang sedikit berpeluang dikembangkan cabe besar dengan distribusi persentase 12,35%, kacang panjang dengan distribusi persentase 12,22%, ketimun (DP 9,55%), terung dengan DP 12,53%.
Daya Dukung :
Tingkat perkembangan di kecamatan parakan salak termasuk Tinggi karena :Karena Dilewati oleh jalan arteri.Merupakan kawasan yang dapat
X-54
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulandikembangkan yaitu pertanian lahan basah dengan persentase 62,86% dengan luas 1521.13 ha, pemukiman dengan pesentase 28,06% dengan luas 679.09 ha dan hutan produksi tetap dengan pesentase 9.06% dengan luas 219.34ha.
29 Bojonggenteng Hirarki III Pertanian Lahan Basah
Potensial Sedang
Sedang Struktur Ruang :
- Pola ruang :
Kecamatna Bojong Genteng merupakan Kecamatan yang memiliki pola ruang eksisting berupa Pertanian Lahan Basahsebesar 0,8 %. Sehingga hal ini menyebabkan Kecamatan Bojong Genteng merupakan kecamatan yang termasuk ke dalam
Struktur Ruang :
Kecamatan Bojong Genteng merupakan kecamatan yang memiliki hirarki sturktur ruang berupa hirarki III dengan nilai interval Indeks Aksesibilitas, yaitu 0,42. Sehingga Kecamatan Bojong Genteng tergolong ke dalam kategori “Aksesibilitas yang Rendah”. Untuk Indeks Sentralitas kecamatan Bojong Genteng merupakan kecamatna
Kecamatan Bojong Genteng merupakan kecamatan yang tergolong “Potensial Sedang” perkembangannya, karena selain tidak memiliki komoditi yang potensial, kecamatan Bojong Genteng pun juga memiliki daya dukung dengan kategori “sedang”. Namun, Kecamatan Bojong Genteng juga merupakan kecamatan yang memiliki potensi berupa pola ruang eksisting Pertanian Lahan Basah
X-55
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulankategori “Kawasan Budidaya Potensial.
Tingkat perkembangan :
tingkat perkembangan di kecamatan ini sedang dimana LPP nya relatif Tinggi (3,96%), Dependency Ratio yang cukup rendah (49 jiwa), TPAK nya pun Cukup Tingg yaitu 94%,
Daya Dukung :
Merupakan kawasan yang didominasi oleh kawasan budidaya Pertanian lahan basah dengan luas 1734.46 ha dengan persentase 85,43%, pemukiman dengan luas 226.46 ha yang pesentasenya 11,15%, dan hutan produksi tetap yitu dengan luas 69.13 ha dan pesentase 3,40%.
yang memiliki indeks sentralitas tergolong “rendah” dengan nilai sebesar 87,5. Sedangkan, untuk Indeks Mobilitas Kecamatan Bojong Genteng merupakan Kecamatan dengan nilai interval 0,10-0,14, yaitu bernilai 0,03. Sehingga kecamatan Bojong Genteng termasuk ke dalam kategori “Indeks Mobilitas Rendah”.
Pola ruang :
Tingkat perkembangan :
Kecamatan Bojonggenteng tergolong rendah perkembangannya, karena tidak ada komoditi yang potensial baik di sektor primer maupun sekunder.
dengan luasan 0,8 %, serta didukung dengan Laju Pertumbuhan Penduduk dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja yang relatif tinggi, dan juga rendahnya angka Dependency Ratio yang relatif rendah. Berdasarkan analisis dan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa Kecamatan Bojong Genteng merupakan kecamatan yang tergolong potensial untuk pengembangan Pertanian Lahan Basah.
X-56
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulan Daya Dukung :
Pesebaran sarana prasarana sedang di sebabkan termasuk rawan gerakkan tanah dengan tingkat rendah dampai menengah.
30 Kalapanunggal Hirarki III Perkebunan Pertanian
Lahan Kering
Potensial Sangat Tinggi
Sedang Struktur Ruang :
Kecamatan Kalapa Nunggal merupakan kecamatan yang memiliki hirarki sturktur ruang berupa hirarki III dengan nilai interval Indeks Aksesibilitas, yaitu 0,8. Sehingga Kecamatan Kalapa Nunggal tergolong ke dalam kategori “Aksesibilitas yang Sedang”. Untuk Indeks Sentralitas kecamatan Kalapa Nunggal merupakan kecamatna yang memiliki indeks sentralitas tergolong “Sedang” dengan nilai sebesar 166,1. Sedangkan, untuk Indeks
Struktur Ruang :
- Pola ruang :
- Tingkat
perkembangan :
Nilai Interval TPAK yang relatif Rendah yaitu 54%
Daya Dukung :
. Memiliki Kawasan budidaya terbatas yang mempunyai persentase yang cukup tinggi yaitu 55,32% dengan luas 2744.01 ha
Kecamatan Kalapa Nunggal merupakan kecamatan dengan daya dukung yang tergolong “Potensial Sedang” dengan kawasan Budidaya Terbatas berupa Pertanian Lahan Kering, namun Kecamatan Kalapan Nunggal juga merupakan Kecamatan dengan Tingkat Perkembangan yang tergolong “Potensial Sangat Tinggi”. Selain itu Kecamatan Kalapa Nunggal juga merupakan kecamatan yang memiliki potensi berupa komoditi potensial di sektor primer dan sekunder dengan angka Laju Pertumbuhan Penduduk
X-57
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah KesimpulanMobilitas Kecamatan Kalapa Nunggal merupakan Kecamatan dengan nilai interval bernilai 0,07. Sehingga kecamatan Kalapa Nunggal termasuk ke dalam kategori “Indeks Mobilitas Sedang”.
Pola ruang :
Kecamatna Kalapa Nunggal merupakan Kecamatan yang memiliki pola ruang eksisting berupa Pertanian Lahan Kering sebesar 0,4 % dan perkebunan 0,7. Sehingga hal ini menyebabkan Kecamatan Kalapa Nunggal merupakan kecamatan yang termasuk ke dalam kategori “Kawasan Budidaya Potensial.
yang tergolong sedang dan juga Kawasan Budidaya Potensial berupa Pertanian Lahan Basah. Sehingga berdasarkan analisis dan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa Kecamatan Kalapa Nunggal merupakan Kecamatan yang cukup baik dalam pengembangna Pertanian Lahan Basah.
X-58
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulan Tingkat
perkembangan :
komoditi potensial di sektor primer dan sekunder di Kecamatan Kalapanunggal tidak ada, namun ada yang berpeluang dikembangkan yaitu Durian (distribusi persentase 14,86 %), jambu biji (DP 14,86%), jeruk siam (DP = 51,84%, LQ = 0.71), mangga (DP 13,62%), nangka (DP 15,93%), pepaya (DP 57,44%), pisang (DP 10,68%), teh (DP 12,99%), pala (DP 10,93%).Dan nilai LPPyang sedang 1,62%.
Daya Dukung :
KecamatanKalapa Nunggal memiliki tingkat perkembangan sarana prasarana yang cukup di sebabkan
X-59
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah Kesimpulanberada di dekat dengan jalan arteri
31 Kabandungan Hirarki III Hutan Lindung Potensial Sedang
Rendah Struktur Ruang :
Kecamatan Kabandungan merupakan kecamatan yang memiliki hirarki sturktur ruang berupa hirarki III dengan Indeks Mobilitas Kecamatan Kabandungan merupakan Kecamatan dengan nilai interval bernilai 0,05. Sehingga kecamatan Kabandungan termasuk ke dalam kategori “Indeks Mobilitas Sedang”.
Pola ruang :
Kecamatna Kabandungan merupakan Kecamatan yang memiliki pola ruang eksisting berupa Hutan Lindung 3,6 %. Sehingga hal ini menyebabkan
Struktur Ruang :
Meskipun Kecamatan Kabandungan memiliki Indeks mobilitas dan Sentralitas dengan kategori “Rendah”. Kecamatan Kabandungna pun memiliki nilai interval Indeks Aksesibilitas, yaitu 0,14. Yang tergolong kategori “Aksesibilitas yang Rendah”. Untuk Indeks Sentralitas kecamatan Kabandungan merupakan kecamatna yang memiliki indeks sentralitas tergolong “Rendah” dengan nilai sebesar 79,2. Pola ruang :
Tingkat
Kecamatan Kabandungan merupakan kecamatan dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja yang tergolong “rendah”. Selain itu, Kecamatan Kalapa Nunggal juga merupakan Kecamatan yang tidak memiliki Komoditi potensial baik di sektor primer maupun sekunder dengan Kawasan Lindung berupa Hutan Lindung.
X-60
No KecamatanStruktur Ruang
Pola RuangTingkat
PerkembanganDaya
DukungKeterangan
Potensi Masalah KesimpulanKecamatan Kabandungan merupakan kecamatan yang termasuk ke dalam kategori “Kawasan Budidaya Potensial.
Tngkat perkembangan :
komoditi potensial di sektor primer dan sekunder di kecamatan ini tidak ada, namun ada yang berpeluang dikembangkan yaitu aren (LQ=2,98), daging sapi (LQ=1,35)
Daya Dukung :
Kecamatan Kabandungan mempunyai pusat pariwisata dengan kawasan budidaya memiliki luas 154.50ha .
perkembangan :
Kecamatan Kabandungan memiliki TPAK yang rendah sebesar 60%, hal ini menunjukkan bahwa potensi yang cukup berkembang di kecamatan kabandungan sulit untuk dikembangkan karena kualitas SDM atau sumber yang mengelola potensi –potensi yang ada tidak dapat mengelola secara baik dan optimal.
Daya Dukung :
Tingkat perkembangan di kecamatan kabandungan sedang di sebabkan kawasan ini mempunyai kawasan lindung yang lebih dominan yaitu 7982.95 ha dengan pesentase 58,77%.
Sumber: Hasil Analisis 2011
X-61
Gambar 10.1 Peta Potensi
X-62
Gambar 10.2 masalah per kecamatan
X-63
Gambar 10.3 potmas wilayah
X-64
Secara keseluruhan dilihat dari tabel potensi dan masalah diatas bahwa
dapat tergambarkan potensi serta masalah di Wilayah Kabupaten Sukabumi
Bagian Timur, yang mana di wilayah ini memiliki karakteristik yang dapat
tergolongkan ke dalam tiga wilayah bagian potensi dan masalah, seperti bagian
utara Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur memiliki Tingkat
perkembangan secara ekonomi yang rendah, dan perkembangan penduduk yang
tinggi. Secara daya dukung fisik bagian utara ini relatif sedang namun kebanyakan
kawasan lindung seperti hutan lindung yang mana bagian utara ini meliputi
Kecamatan Kabandungan, Kalapanunggal, Parakansalak, Bojonggenteng,
Cicurug, Cidahu, Parungkuda, Ciambar, Nagrak, Caringin, Cicantayan, Cisaat,
Kadudampit, Cibadak, Sukabumi, Sukaraja, Sukalarang, kebonpedes, Cireunghas.
Gegerbitung, dan Gunung Guruh.
Pada bagian tengah sendiri memiliki karakteristik tingkat perkembangan ekonomi
yang sedang, dan perkembangan kependudukan juga sedang. Dari daya dukung
fisiknya bahwa bagian tengah memiliki daya dukung cukup tinggi namun daya
dukung sarana prasarana serta transportasi nya rendah, yang mana meliputi
Kecamatan Cikembar, Nyalindung, Jampang tengah, dan Purabaya.
Pada bagian selatan Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur ini memiliki
karakteristik yang hampir sama yaitu seperti jika dilihat dari tingkat
perkembangan ekonomi maka kecamatan ini rata-rata rendah namun secara
eksisting cukup potebsial dikembangkan, secara kependudukan juga rendah dilihat
dari TPAK yang rata-rata rendah, dan untuk daya dukung fisik sendiri memiliki
daya dukung yang sedang , selain itu fasilitas atau daya dukung sarana
prasarananya pun masih kurang.
Dari uraian diatas bahwa memang di Wilayah Sukabumi Bagian Timur ini
memiliki karakteristik yang beragam, yang mana membentuk kelompok
perkembangan, dan kelompok tersebut terbentuk atas kemiripan karakteristik
wilayah dari potensi dan masalah yang telah di jelaskan pada tabel diatas serta
jarak atau kedekatan antar kecamatan mempengaruhi kesamaan karakter. Bukan
hanya itu dari struktur nya sendiri Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur
X-65
memiliki struktur dengan pelayanan yang tidak merata dengan posisi hirarki I
yang semuanya terletak atau terkonsentrasi di bagian utara.
10.1.1 Isu Strategis Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur
Berdasarkan pada rumusan potensi dan masalah yang ada di Wilayah
Sukabumi Bagian Timur, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa
masalah utama yang mempengaruhi tingkat perkembangan tiap Kecamatan:
Terjadi ketimpangan Pusat pelayanan di Wilayah Sukabumi Bagian
Timur dimana pusat pelayanan terkonsentrasi di bagian utara sehingga
pelayanan terhadap Wilayah Sukabumi Bagian Timur kurang terlayani
dengan baik.
Aksesibilitas dan mobilitas di bagian tengah Wilayah Kabupaten
Sukabumi Bagian Timur masih rendah, sehingga menghambat dalam
pelayanannya
Belum terkelolanya potensi wilayah di bagian tengah dan selatan
Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur karena kurangnya kualitas
SDM dan kurangnya koordinasi antar stakeholder dalam mengelola
potensidi Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur
Di bagian utara Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur rata-rata
memiliki kualitas SDM yang baik dengan TPAK yang rata-rata tinggi
namun partisipasi angkatan kerja tersebut berdasarkan hasil observasi
kebanyakkan berasal dari Kota Sukabumi.
Dengan demikian berdasarkan 4 isu strategis yang ada di Wilayah
Kabupaten Sukabumi Bagian Timur, maka disimpulkan yang menjadi isu strategis
utama di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur adalah: “Terjadinya
ketimpangan wilayah yang dikarenakan oleh Pemanfaatan potensi di tiap
kecamatan yang belum optimal akibat kurangnya koneksi dan koordinasi antar
pusat pelayanan dan Stakeholder”.
X-66
10.1.2 Tujuan dan Sasaran Pengembangan Wilayah
Guna mengatasi isu strategis utama di Wilayah Kabupaten Sukabumi
Bagian Timur seperti yang telah dijabarkan di atas, maka disusun tujuan dan
sasaran sebagai berikut:
Tabel 10.2Tujuan dan Sasaran Pengembangan Wilayah
Kabupaten Sukabumi Bagian Timur
No Tujuan Sasaran
1
Mengatasi ketidakmerataan dan kesenjangan di setiap Kecamatan di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur.
Meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas serta pembangunan fasilitas sarana dan prasarana sebagai penunjang kegiatan di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur
Pemerataan pusat-pusat pelayanan guna melayani wilayah pelayanannya di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur.
Meningkatkan koordinasi antar stakeholder di Wilayah Sukabumi Bagian Timur dalam pengelolaan potensi
2
Mempertahankan dan mengoptimalkan potensi di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur
Meningkatkan Sumber Daya Manusia di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur
Meningkatkan produksi ekonomi yang potensial serta mengembangkan sektor-sektor ekonomi yang cukup berpotensi di wilayah Sukabumi Bagian TimurMempertahankan Kawasan Lindung yang ada di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian TimurMemanfaatkan potensi kawasan budidaya secara optimal di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur
Sumber: Hasil Analisis 2013
X-67
10.2 Dasar Pertimbangan Konsep dan Strategi Wilayah Kabupaten
Sukabumi Bagian Timur
10.2.1 Teori Pengembangan Wilayah
Konsep pengembangan wilayah merupakan suatu landasan dalam aplikasi
dan manajemen sumber daya yang dimiliki Wilayah Sukabumi Bagian Timur
untuk mewujudkan suatu struktur dan pola ruang yang lebih baik di masa yang
akan datang.
Konsep pengembangan wilayah terwujud dari adanya suatu keterkaitan
kondisi suatu wilayah berdasarkan teori perkembangan wilayah. Dalam artian
bahwa konsep pengembangan wilayah merupakan penggabungan dari teori yang
ada berdasarkan pada analisis dan karakteristik kondisi wilayah Sukabumi Bagian
Timur.
Secara konseptual pengertian pengembangan wilayah dapat diartikan
sebagai suatu usaha yang dilakukan dalam mewujudkan keteraturan dan
keterpaduan penggunaan sumber daya yang lebih optimal serta meningkatkan
keserasian antar kawasan, melalui proses penataan ruang dalam rangka
pencapaian tujuan pembangunan yang berkelanjutan. Dimana pembangunan
sangat terkait dengan pembentuk ruang seperti sumber daya alam, buatan,
aktivitas yang didukung dengan hukum dan kelembagaan yang melingkupinya.
Berdasarkan pada isu strategis yang ada di Wilayah Sukabumi Bagian
Timur, maka tujuan dan sasaran yang diinginkan sehingga terwujud suatu wilayah
dengan tingkat perkembangan dan pertumbuhan yang lebih baik, penerapan
konsep dan strategi pengembangan wilayah yang tepat akan sangat berpengaruh.
Pada dasarnya konsep dan strategi yang diterapkan pada suatu wilayah
akan ditentukan berdasarkan pada kondisi atau keadaan dari wilayah tersebut serta
tingkat perkembangannya. Untuk jenis konsep yang digunakan dalam
pengembangan dan pertumbuhan wilayah terdiri atas :
Development From Above
Development From Below
LED (Local Economic Development)
Konsep Agropolitan
X-68
Konsep Central Place Theory
Konsep Growth Pole
Konsep Integral Fungsional
Konsep Pendekatan Desentralisasi Wilayah
Konsep Export Base
10.2.2 Dasar Pertimbangan Hasil Analisis
Dasar pertimbangan dari hasil analisis ini didasarkan pada hasil analisis
potensi dan permasalahan internal maupun eksternal Wilayah Kabupaten
Sukabumi Bagian Timur, yang diperoleh melalui analisis pola dan struktur ruang.
a. Pertimbangan Eksternal
Adapun yang menjadi pertimbangan eksternal dalam penentuan konsep
pengembangan Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur meliputi:
1 Arahan kebijakan eksternal yang menerapkan Kabupaten Sukabumi
sebagai Kawasan Strategis dan PKL perkotaan yang terdapat pada
Kecamatan Cibadak yang menunjang PKW di Kabupaten Bogor dan
Cianjur. Oleh karena itu pengembangan Kabupaten Sukabumi akan
berdampak terhadap Kabupaten disekitarnya khususnya Bogor, dan
Cianjur.
2 Adanya pembangunan tol Ciawi-Sukabumi yaitu penghubung Sukabumi
dengan Bogor, Jakarta dan Banten.
3 Kabupaten Sukabumi merupakan kabupaten yang tidak terlalu pesat
perkembangannya dibandingkan dengan Kabupaten Cianjur, Lebak dan
Kabupaten Bogor, baik secara ekonomi, kualitas SDM dan ketersediaan
sarana dan prasarananya.
4 Kabupaten Sukabumi memiliki potensi ekspor ke luar baik itu ke luar
Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur, ataupun di luar Kabupaten
Sukabumi bahkan ke luar negeri.
X-69
b. Pertimbangan Internal
Adapun yang menjadi pertimbangan internal dalam penentuan konsep
pengembangan wilayah di Wilayah Sukabumi bagian Timur meliputi:
1. Adanya kebijakan pemerintah Kabupaten Sukabumi untuk
mengembangkan sektor pertanian dan pariwisata
2. Berdasarkan pada analisis kesesuaian lahan, menunjukkan bahwa Wilayah
Kabupaten Sukabumi Bagian Timur didominasi oleh kawasan budidaya,
walaupun di bagian utara Wilayah Sukabumi Bagian Timur didominasi
oleh kawasan lindung seperti hutan lindung (Taman Nasional Gunung
Gede Pangrango, dan Halimun Salak).
3. Sebagian besar mata pencaharian penduduk Wilayah Sukabumi Bagian
Timur berprofesi sebagai petani.
4. Masih kurangnya tingkat pelayanan sarana dan prasarana di Wilayah
Kabupaten Sukabumi Bagian Timur
5. Potensi ekonomi yang masih belum dapat dikembangkan seperti hasil
petanian, perkebunan dan pertambangan.
6. Kualitas SDM yang masih kurang dengan TPAK yang rata-rata rendah.
7. Kurang terkoordinasi dan terkoneksinya antar Stakeholder di Wilayah
Kabupaten Sukabumi Bagian Timur.
Dengan demikian, berdasarkan pada pertimbangan hasil analisis baik
internal maupun eksternal maka konsep pengembangan wilayah yang cenderung
lebih mendekati dan layak untuk diterapkan di Wilayah Kabupaten Sukabumi
bagian Timur adalah Konsep LED (Local Economic Development).
Hal ini dikarenakan dari berbagai konsep pengembangan wilayah, dilakukan
dengan mempertimbangkan pula potensi dan masalah yang ada di Wilayah
Kabupaten Sukabumi Bagian Timur. Berikut penjelasannya :
Konsep Local Ekonomi Development (LED)
Konsep pengembangan Local Ekonomi Development (LED), merupakan
konsep pengembangan wilayah pembuatan Networking (jaringan) antara aktor
(stake holder) yang ada dipusat (centre) dengan aktor yang ada di pinggir atau
X-70
pedesaan (hinterland). Investasi yang dikonsentrasikan pada satu atau beberapa
kota besar secara otomatis tidak akan menimbulkan penjalaran pengembangan
melalui proses tetesan kebawah (Tricle Down). Pada waktu yang bersamaan,
berbagai pelayanan fasilitas dan aktifitas produktif diperlukan guna
pengembangan wilayah sehingga tidak akan ekonomis atau efisien dalam
penyebaran dan pemerataan kepada masyarakat yang tinggal dengan kepadatan
yang rendah (rondenelli,1985).
Konsep ini mengarah pada perkembangan wilayah dengan peningkatan
kualitas SDM dan hubungan antar pusat pelayanan dan wilayah pelayanannya
dengan memperkuat masing-masing pusat karena berkonsep pada sistem
kompetisi pada global market sehingga diperlukan inovasi khususnya dari sektor
ekonomi lokal.
Konsep ini diterapkan dengan mempertimbangkan masalah sektor
ekonomi cukup berpotensi namun tidak berkembang karena kualitas SDM yang
kurang dan sarana prasarana serta aksesibilitas dan mobilitas yang kurang, serta
tidak terhubungnya antar pusat secara baik, sehingga tidak dapat mengolah
potensi tersebut.
10.3 Konsep Pengembangan Eksternal
Dalam merumuskan konsep yang tepat untuk pengembangan eksternal
Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagina Timur, maka yang menjadi pertimbangan
utama dan harus diperhatikan adalah:
Pertama dari aspek kebijakan yang menjelaskan bahwa Kabupaten Sukabumi
adalah Kabupaten yang ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Provinsi.
Didasarkan pada hasil analisis potensi dan permasalahan internal maupun
eksternal Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagina Timur, yang diperoleh
melalui analisis pola dan struktur ruang. Dimana menjelaskan bahwa tingkat
perkembangan Kabupaten Sukabumi khususnya Wilayah Kabupaten
Sukabumi Bagina Timur dari segi eksternalnya, yaitu hubungan atau
keterkaitan dengan wilayah lain, cenderung sudah cukup memadai. Hal ini
dilihat dari adanya kegiatan ekspor barang dan jasa dari Wilayah Kabupaten
X-71
Sukabumi Bagian Timur ke luar wilayah baik antarregional maupun sampai ke
luar Kabupaten Sukabumi seperti Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bogor, Kota
Jakarta, bahkan luar negeri seperti Jepang, Australia.
Berdasarkan pada perkembangan ekonominya Wilayah Kabupaten Sukabumi
Bagian Timur khususnya sektor primer dan sekunder dan tersier, menjelaskan
adanya interaksi keterkaitan Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur dari
hal supply komoditi perkebunan dan pertanian dengan wilayah sekitarnya
yang dapat memicu peningkatan pertumbuhan ekonomi di Wilayah Kabupaten
Sukabumi Bagian Timur, selain itu dalam segi pariwisata serta perkembangan
industri.
Dengan demikian, dari pertimbangan-pertimbangan yang ditinjau secara eksternal
terhadap Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur, maka secara umum
konsep penataan ruang eksternal Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur
dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Peningkatan Pengembangan Kecamatan Cibadak, Cicantayan, sebagi sentra
industri besar sehingga mampu mengembangkan Wilayah Kabupaten
Sukabumi Bagian Timur dan keterkaitan dengan wilayah internal sekitarnya
maupun wilayah Eksternal
b. Peningkatan orientasi eksternal Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur
sebagai pusat kegiatan produksi serta distribusi barang dan pengolahan hasil
pertanian seperti pertanian tanaman pangan Padi dan Palawija, perkebunan,
hasil pertambangan dan hasil industri yang dapat menjadi potensi wilayah
dalam menunjang kegiatan perekonomian wilayah.
c. Upaya peningkatan produktivitas dan sektor potensial seperti perkebunan
dengan komoditi aren, cengkeh, dan kelapa dalam dan pertanian seperti
pertanian tanaman pangan dan hasil peternakan seperti daging itik dan
industri pangan dan industri lainnya yang terdapat di Wilayah Kabupaten
Sukabumi Bagian Timur untuk diekspor ke wilayah lain baik di wilayah
eksternal Sukabumi Bagian Timur ataupun ke daerah lainnya di luar
Kabupaten Sukabumi.
X-72
d. Peningkatan kualitas SDM serta pelayanan eksternal dengan cara
pemeliharaan kualitas sistem jaringan jalan dan sistem aksesibilitas serta
ketersediaan dan kelengkapan sarana prasarana bagi Wilayah Kabupaten
Sukabumi Bagian Timur sebagai upaya peningkatan dan pengembangan
wilayah.
10.4 Konsep Pengembangan Struktur Ruang
10.4.1 Skenario Konsep Struktur Ruang
Pada konsep struktur ruang ini dimaksudkan untuk melihat hierarki atau
pusat pusat pelayanan yang ideal untuk melayani tiap wilayah pelayanan,untuk
mencegah terjadinya ketidakmerataan pembangunan dan ketimpangan
pengembangan wilayah. Dari struktur ruang eksisting terdapat beberapa
permasalahan diantaranya pengembangan yang tidak merata serta yang
dikarenakan wilayah jangkauan pelayanan kurang melayani seluruh kecamatan
yang berada di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur.
Dalam mewujudkan struktur ruang yang optimal dilakukan analisis
penentuan hierarki pusat-pusat pelayanan yaitu dengan melakukan metoda P-
Median yang dilakukan untuk menentukan 3 alternatif, yang mana menggunakan
analisis bobot. Analisis ini dimaksudkan untuk mencari tahu lokasi atau titik-titik
daerah yang akan menjadi daerah pusat pelayanan yang optimal sehingga dalam
segi pemerataannya sangat baik bagi wilayah kajian. Dalam analisis ini akan
ditentukan lokasi-lokasi mana saja yang akan menjadi lokasi optimal dalam
penentuan pusat pelayanan berdasarkan pandangan dari p-median. Dalam metode
analisis P-median yang digunakan terdapat faktor yang perlu dipertimbangkan,
yaitu faktor bobot tiap simpul yang dianalisis.dimana pengukuran bobot suatu
simpul akan sangat bergantung pada masalah yang dihadapi, maka dari itu dengan
alasan tersebut maka diambil bobot berdasarkan atas hasil analisis orde kota
dimana pada analisis orde kota telah menunjukan peringkat dari setiap kecamatan
yang ada di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur sehingga bobot yang
diambil dari bobot indeks sentralitas, mobilitas dan aksesibilitas. Alternatif –
alternatif tersebut antara lain :
X-73
Konsep Struktur Ruang Alternatif I
Konsep struktur ruang alternatif I mempunyai 4 Pusat Kegiatan Lokal
(PKL) atau Hirarki I yaitu di Kecamatan Cibadak, Kecamatan Cicantayan,
Kecamatan Kebon pedes dan Kecamatan Cidolog. Konsep ini menitikberatkan
terhadap pemerataan pelayanan di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur,
dengan cara menarik atau memusatkan kegiatan di empat titik pusat pelayanan
selain mempertimbangkan serta menyesuaikan dengan penetapan terhadap
kebijakan penetapan struktur ruang Kabupaten Sukabumi untuk Wilayah
Kabupaten Sukabumi Bagian Timur, juga mempertimbangkan bahwa secara
eksisting pusat-pusat kecamatan berkumpul di bagian utara saja, sehingga di
perlukan pusat kegiatan di bagian selatan untuk melayani kecamatan-kecamatan
yang ada. Sedangkan PPK atau Hirarki II yaitu Kecamatan Sukaraja, Gunung
Guruh, Nyalindung. Sebagai Pusat Pelayanan Kawasan untuk melayani Pusat
Pelayanan Lingkungan sekaligus menjadi penghubung terhadap Pusat Kegiatan
Lokal.
Dari hasil p-median, dipilih 4 pusat pelayanan PKL dengan titik posisi di
atas dan dibawah karena di tengah-tengah cukup dilayani oleh Kecamatan
Cicantayan, yang sangat kuat pengaruhnya karena kawasan ini memiliki industri
yang berkembang, sebagai PPK atau Hirarki II. Selain itu alasan kenapa
Kecamatan Cidolog diganti menjadi Hirarki I atau PKL karena Kecamatan
Cidolog memiliki aksesibilitas dan mobilitas yang lebih baik dibandingkan dengn
akecamatan yang di bagian selatan lainnya, serta bisa melayani secara Eksternal
kebagian wilayah bagian Barat Sukabumi seperti Kecamatan Kalibunder,
Kecamatan Jampang kulon, dan Kecamatan Cimanggu.
Konsep Struktur Ruang Alternatif II
Konsep struktur ruang alternatif II ini memiliki 5 Pusat Kegiatan Lokal
yaitu di Kecamatan Cibadak, Kecamatan Cicantayan, Kecamatan Kebonpedes,
Kecamatan Cidolog dan Purabaya. Konsep struktur ruang ini direncanakan
dengan adanya peningkatan Hirarki yaitu Kecamatan Purabaya Hirarki III menjadi
Hirarki I dengan pertimbangan bahwa Kecamatan ini sangat potensial untuk
X-74
dikembangakan jika dilihat dari daya dukung serta kekuatan ekonomi, dan
berdasarkan p-median kecamatan ini kuat dari segi aksesibilitas, mobilitas serta
ketersediaan sarana prasarananya. Sedangkan PPK atau Hirarki II yaitu
Kecamatan Gunung Guruh, Kecamatan Sukaraja, Nyalindung, dan Sagaranten.
Pertimbangan peningkatan Hirarki pada Kecamatan Sagaranten yaitu memiliki
nilai indeks mobilitas yang tinggi dan potensial dalam pengembangan untuk
sarana dan prasarana. Konsep pada Alternatif II ini yaitu dengan pemerataan
wilayah pelayanan di Bagian Utara, Tengah dan Selatan Wilayah Sukabumi
Bagian Timur dengan melihat beberapa pertimbagan – pertimbangan di atas.
Konsep Struktur Ruang Alternatif III
Konsep struktur ruang alternatif III inimemiliki 5 Pusat Kegiatan Lokal
juga atau Hirarki I yang berada di Kecamatan Cibadak, Cicantayan, Kebonpedes,
Nyalindung dan Cidolog. Pertimbangan Kecamatan Nyalindung dan Cidolog
menjadi Hiarki I yaitu karena Kecamatan Cidlog dan Kecamatan Nyalindung
potensial untuk dikembangakan dilihat dari daya dukungnya. Sedangkan PPK atau
Hirarki II dari Alternatif III yaitu Kecamatan Gunung Guruh, Sukaraja, dan
Kecamatan Sagaranten dan Purabaya, dimana pertimbangan dari Kecamatan
Purabaya dan Sagaranten yaitu Kecamatan Sagaranten memiliki indeks mobilitas
yang tinggi dan aksesibilitas yang sedang, serta potensial dalam pembangunan
sarana dan prasarana. Sedangkan Kecamatan Purabaya potensial terhadap
pengembangan kawasan budidaya dan memiliki mobilitas yang sedang.
Konsep pada Alternatif III ini yaitu dengan pemerataan wilayah
pelayanan di bagian utaraa, tengah dan selatan Wilayah Sukabumi Bagian Timur
dengan melihat beberapa pertimbagan – pertimbangan.
X-75
Gambar 10.4 Peta skenario 1
X-76
Gambar 10.5 Peta Skenario 2
X-77
Gambar 10.6 Peta skenario 3
X-78
10.4.2 Alternatif Skenario Struktur Ruang Terpilih
Untuk lebih jelasnya antara sebaran penempatan pusat pelayanan dari
tiap alternatif dapat di lihat pada peta di bawah ini. Dimana yang dijadikan
sebagai konsep struktur ruang optimal untuk Wilayah Kabupaten Sukabumi
Bagian Timur yaitu alternatif 2, dimana Konsep ini menitik beratkan terhadap
pemerataan pelayanan di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur, dengan
cara menarik atau memusatkan kegiatan di 5 titik pusat pelayanan yang tersebar di
bagian utara, tengah dan selatan, namun dari hasil p-median ini kurang sempurna
dalam cakupan pusat pelayanan, seperti pada alternatif ke 2 bahwa jika
Tegalbuleud termasuk wilayah pelayanan Kecamatan Purabaya maka hal ini
menurut jarak terlalu jauh, tetapi bisa dilayani oleh kecamatan di dekatnya yang
menjadi hirarki II. Dari alternaif yang terpilih ini, selain mempertimbangkan serta
menyesuaikan dengan penetapan terhadap kebijakan penetapan struktur ruang
Kabupaten Sukabumi untuk Wilayah Sukabumi Bagian Timur, dan hasil dari
analisis p-median, juga mempertimbangkan variabel-variabel lain seperti
kedekatan jarak optimal. Sehingga dari alternatif yang terpilih yaitu alternatif 2,
dapat dirubah sedikit penempatan wilayah pelayanan yang paling optimal dilihat
dari segi kedekatan jarak. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan pada subbab
berikutnya.
Berdasarkan analisis sebelumnya yaitu analisis penentuan pusat-pusat
pelayanan eksisting dan jangkauan tiap pusat-pusat pelayanan tersebut masih
terdapat kekurangan, karena hanya menilai bobot untuk menentukan pusat
pelayanan dan wilayah pelayanannya, sehingga kelemahan dari analisis p-median
ini tidak mempertimbangkan optimasi kedekatan jarak. Sehingga diperlukan
perbaikan pada alternatif terpilih dengan menggunakan analisis p-median FLNM
atau dengan asumsi jarak dan pembobotan dari hasil aksesibilitas, mobilitas dan
indeks sentralitas.
Maka berdasarkan kriteria minimasi jarak dapat dilihat bahwa pusat-
pusat pelayanan yang ada tidak optimal dalam segi pelayanannya, hal ini
dikarenakan terdapat beberapa kecamatan yang tidak terlayani dengan baik oleh
setiap pusat-pusat pelayanan tersebut khususnya di Wilayah Kabupaten Sukabumi
X-79
Bagian Timur, dan banyak pusat pelayanan yang melayani jauh dari jangkauan,
tapi berdasarkan p-median kecamatan tersebut kuat dalam melayaninya. Seperti
Kecamatan Purabaya yang melayani jauh ke Tegalbuleud, padahal dapat dilayani
oleh Kecamatan Segaranten. Selain itu Kecamatan Purabaya juga melayani yang
bagian utara seperti Kecamatan Cidahu, yang mana jika dilihat dari peta lebih
dekat dengan pelayanan hirarki I Kecamatan Cibadak, dibandingkan Kecamatan
Purabaya.
Oleh karena itu di sempurnakan lagi hasil dari p-median pembobotan
yang menentukan alternatif terpilih dengan 5 pusat pelayanan. Dari hasil p-median
FLNM dan asumsi minimasi jarak serta perubahan hirarki yang tidak teranalisis
oleh p-median, maka didapatkan kesimpulan rumusan struktur seperti berikut :
Tabel 10.3Jangkauan Pelayanan
PKL PPK PPLCibadak Parakansalak Cidahu
KabandunganKalapanunggalBojonggenteng
Ciambar CicurugParungkudaNagrak
Cisaat Cicantayan CaringinKadudampitGunung GuruhJampang TengahCikembar
Kebonpedes SukabumiSukarajaSukalarangCireunghasGegerbitungNyalindung
Purabaya Sagaranten CurugkembarCidadapPabuaran
Cidolog Tegalbuleud
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2013
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa untuk struktur ruang Wilayah Sukabumi
Bagian Timur memiliki 4 pusat pelayanan sebagai PKL yaitu Cibadak, Cisaat,
Purabaya, dan Cidolog.
X-80
Fungsi Kegiatan PPK meliputi Kecamatan Parakansalak, Ciambar, Cicantayan,
Kebonpedes, Sagaranten dan Tegalbuleud. sedangkan Fungsi Kegiatan PPL
adalah Kecamatan Cidahu, Kabandungan, Kalapanunggal, Bojonggenteng,
Cicurug, Parungkuda, Nagrak, Caringin, Kadudampit, Gunung Guruh, Jampang
Tengah, Cikembar, Sukabumi, Sukaraja, Sukalarang, Cireunghas, Gegerbitung,
Nyalindung, Curugkembar, Cidadap, dan Pabuaran.
Dari hasil ini terdapat pusat yang terjadi kenaikan hirarki seperti
Kecamatan Purabaya yang dari Hirarki III menjadi Hirarki I, hal ini akan menjadi
suatu konsep yang diiringi strategi yang banyak untuk menaikkan Kecamatan
Purabaya dari Hirarki III menjadi Hirarki I, begitupun dengan Kecamatan Cidolog
dari Hirarki II menjadi Hirarki I.
Dari hasil analisis, kemudian ditetapkan fungsi kegiatan dan sarana
prasarana yang menunjang untuk mencapai fungsi kegiatan, dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 10.4Rencana Pengembangan PKL, PPK, dan PPL dalam Sistem Perkotaan di
Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur
No Hirarki/ KotaCakupan Wilayah
PelayananFungsi yang
dikembangkan
Sarana dan Prasarana Penunjang
1 Hirarki I(PKL Perkotaan)
Cibadak PPK Parakansalak,PPK Ciambar
Pusat Pemerintahan skala Kabupaten, permukiman, perdagangan/ jasa, dan industri
Pemerintahan skala kabupaten (Perkantoran pemerintah tk. kabupaten)
Akademi/ Diploma RSUD Tipe C Pasar tipe C
2 Hirarki I (PKL Perkotaan)
Cisaat PPK Ciantayan,PPK Kebonpedes
Pusat Permukiman Perkotaan, Perdagangan dan Jasa, Industri
Pemerintahan skala Kecamatan
Akademi/ Diploma pasar tipe C
4 Hirarki I (PKL Perdesaan)
Purabaya PPK Sagaranten Pertanian, Perkebunan, Permukiman, Perdagangan.
Pemerintahan yang meliputi beberapa kecamatan
Akademi/ Diploma Universitas RSUD Tipe C Terminal tipe C Pasar tipe C
5 Hirarki I (PKL Perdesaan)
Cidolog PPK Tegalbuleud Pertanian, Perkebunan, Permukiman
Pemerintahan yang meliputi beberapa kecamatan
Akademi/ Diploma
X-81
No Hirarki/ KotaCakupan Wilayah
PelayananFungsi yang
dikembangkan
Sarana dan Prasarana Penunjang
RSUD Tipe C Terminal tipe C Pasar tipe C
6 Hirarki I (PPK) Cicantayan PPL Caringin, Kadudampit, Gunungguruh, Jampang Tengah, dan Cikembar
Permukiman, Perdagangan dan Jasa, Industri
Pemerintahan skalaKecamatan
Akademi/ Diploma Puskesmas tipe A
(dengan rawat inap)
Terminal tipe D pasar tipe D
7 Hirarki II (PPK) Ciambar PPL Cicurug, Parungkuda, Nagrak
Permukiman, Pertanian, Perkebunan, Pariwisata
Pemerintahan skala perkantoran pemerintah yang meliputi beberapa kecamatan\
Akademi/ Diploma Puskesmas tipe A
(dengan rawat inap) Terminal tipe D pasar tipe D
8 Hirarki II (PPK) Parakansalak PPL Cidahu, Kabandungan, Kalapanunggal, Bojonggenteng
Permukiman Perdesaan,Hutan Produksi, Pertanian, Pariwisata
Pemerintahan skala perkantoran pemerintah yang meliputi beberapa kecamatan
Akademi/ Diploma Puskesmas tipe A
(dengan rawat inap) Terminal tipe D pasar tipe D
9 Hirarki II (PPK) Sagaranten PPL Curugkembar, Cidadap, dan Pabuaran
Pertanina, Perkebunan, Permukiman
Pemerintahan skala perkantoran pemerintah yang meliputi beberapa kecamatan
Akademi/ Diploma Puskesmas tipe A
(dengan rawat inap) Terminal tipe D pasar tipe D
10 Hirarki I (PPK) Kebonpedes PPL Sukabumi, Sukaraja, Sukalarang, Cireunghas, Gegerbitung, Nyalindung
Pusat Pariwisata, Permukiman Perdesaan
Pemerintahan skala Kecamatan Akademi/ Diploma Puskesmas tipe A
(dengan rawat inap)
Terminal tipe D pasar tipe D
11 Hirarki II (PPK) Tegalbuleud Melayani Tegalbuleud sendiri
Pusat Pertanian, Perikanan, dan Permukiman Perdesaan
Pemerintahan skalaKecamatan
Akademi/ Diploma
X-82
No Hirarki/ KotaCakupan Wilayah
PelayananFungsi yang
dikembangkan
Sarana dan Prasarana Penunjang
Puskesmas tipe A(dengan rawat inap)
Terminal tipe D pasar tipe D
10 Hirarki III (PPL) Cidahu Kabandungan Kalapanunggal Bojonggenteng Cicurug, Parungkuda Nagrak Caringin Kadudampit Gunung Guruh Jampang Tengah Cikembar Sukabumi Sukaraja Sukalarang Cireunghas Gegerbitung Nyalindung Curugkembar Cidadap Pabuaran
Desa-desa di kecamatan
Pertanian, Permukiman, Pariwisata
Pemerintahan skala kecamatan
SMA/ SMK/ MA sesuai norma & kebutuhan pengembangan pelayanan
Puskesmas (tanpa rawat inap)
sub terminal / pangkalan
pasar kecamatan
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2013
Gambar 10.7 Peta Alternatif tterpilih/ Struktur Ruang
X-83
Gambar 10.7 Peta struktur eksternal
X-84
10.5 Konsep Pemanfaatan Ruang (Pola Ruang)
10.5.1 Konsep Pengembangan Sektor Potensial
Dari hasil analisis yang ada mengenai pemilihan komoditi unggulan yang
ada di tiap kecamatan Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur maka di dapat
komoditi unggulan dari tiap kecamatan, untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada
tabel di bawah ini :
X-85
Tabel 10.5Sektor Potensial
Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian TimurNo Kecamatan Sektor Potensial Sektor Cukup Potensial
1 Tegalbuleud Pertanian Tanaman Pangan :
Kacang Hijau, industri pangan
Pertanian Tanaman Pangan : Kacang kedelai,
Perkebunan : kelapa dalam
2 CidologPerkebunan : Pala, Panili,
Pertanian Tanaman Pangan : padi gogo
3 Sagaranten-
Pertanian buah-buahan : jambu air, mangga,
Perkebunan : aren4 Cidadap - -
5CurugKembar - Peternakan : Daging Itik
6 Pabuaran - Peternakan : Daging itik
7Jampang Tengah
Pertanian Tanaman palawija : jagung, ubi jalar
Buah-buahan : durian, pisang Peternakan : daging sapi,
daging itik,8 Purabaya - Pertanian Palawija : Ubi kayu
9 CikembarPerkebunan : aren
Perkebunan : cengkeh Peternakan : telor ayam
10 Nyalindung-
Pertanian Palawija : Kacang panjang
11 Gegerbitung - -12 Sukaraja Perkebunan : Cengkeh Pertanian Sayuran : cabe besar
13 Kebonpedes-
Industri sandang perikanan sawah
14 Cireunghas-
Pertanian Buah-buahan : Belimbing, jambu biji
15 SukalarangPeternakan : daging itik
Pertanian Buah-buahan : Jambu air, jambu biji
16 Sukabumi - -17 Kadudampit - Perkebunan : aren18 Cisaat - -
19GunungGuruh -
-
20 Cibadak industri -21 Cicantayan - Industri semen, dan batako
22 Caringin-
Pertanian sayuran : bawang daun, cabe besar, cabe rawit
23 Nagrak - Perkebunan : Kelapa dalam, teh
24 Ciambar-
Perkebunan : aren Pertanian Palawija : ubi kayu
25 Cicurug - -
26 CidahuPeternakan : daging kerbau, daging itik,
Pertanian Palawija : ubi kayu
27 Parakansalak - -
28 Parungkuda-
Pertanian Sayuran : cabe besar, kacang panjang
29Bojonggenteng -
-
30Kalapanunggal -
Pertanian Buah-buahan : Pepaya, nangka, jambu biji
X-86
No Kecamatan Sektor Potensial Sektor Cukup Potensial
31Kabandungan
Perkebunan : aren, Peternakan : daging sapi.
Pertanian sayuran : cabe rawit
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2013
Melihat data diatas bahwa terdapat beberapa komoditi potensial yang
berpotensi untuk di kembangkan di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur,
maka selanjutnya dapat di tentukan konsep pengembangan sektor unggulan,
diantaranya:
Pengembangan di tiap kecamatan di sesuaikan dengan potensi komodi
unggulan yang dimiliki
Meningkatkan pengelolaan komoditi potensial
Lebih memfokuskan pengembangan komoditi potensial di tiap kecamatan di
bandingkan komoditi lainnya.
10.5.2 Konsep Pengembangan Kawasan Lindung
Dari hasil overlay peta kesesuaian lahan dan peta guna lahan eksisting,
ternyata didapat banyak yang guna lahan secara eksisting tidak sesuai dengan
peruntukkan atau kesesuaian lahannya. Berikut adalah ketidak sesuaian lahan
dalam kawasan lindung di Wilayah Sukabumi Bagian Timur :
Tabel 10.6Perbadingan Penggunaan Lahan Eksisting terhadap Kesesuaian Kawasan Lindung
No KecamatanPenggunaan Lahan
EksistingKesesuanan Lahan Luas (Ha)
1 Caringin Permukiman Hutan Lindung 453,942 Cicurug Permukiman Hutan Lindung 847,563 Cidahu Permukiman Hutan Lindung 424,904 Kabandungan Permukiman Hutan Lindung 657,515 Kadudampit Permukiman Hutan Lindung 381,076 Pabuaran Permukiman Hutan Lindung 324,777 Sukaraja Permukiman Hutan Lindung 17,868 Tegalbuleud Permukiman Sempadan Pantai (Kawasan
Rawan Bencana Tsunami)304,05
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2013
Untuk konsep pengembangan Kawasan Lindung di Wilayah Kabupaten
Sukabumi Bagian Timur sendiri meliputi :
X-87
1. Kawasan Rawan Bencana
a. Potensi Jenis Bencana Gempa Bumi
Berdasarkan pengamatan lapangan dan data geologi yang ada, jenis
bencana alam geologi yang berpotensi hampir di setiap Kecamatan yang ada
di wilayah sukabumi bagian timur. Ada beberapa jenis bencana yang ada di
Sukabumi Bagian Timur yaitu :
Gerakan Tanah / Longsoran (Landslide)
Gerakan tanah di daerah penelitian, daerah yang mempunyai
karakteristik seperti itu terdapat di sebelah utara lembah Cimandiri,
bahkan berpotensi longsor menjadi lebih besar karena batuan dasarnya
terdiri dari batugamping napalan yang dapat berfungsi sebagai bidang
gelincir, serta dapat dipicu pula bila tejadi curah hujan yang tinggi.
Beberapa Kecamatan di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur
yang berpotensi lebih besar dalam gerakan tanah ini antara lain
kecamatan Cikembar (1.031,32 Ha), Curugkembar (1.115,54 Ha),
Tegalbuleud 4.607,74)
Untuk mengantisipasi rawan bencana ini, diperlukan jalur evakuasi
dengan kondisi ruang terbuka ynag sangat luas di masing-masing
kecamatan yang mengalami rawan gerakan tanah ini.
b. Daerah Rawan Tsunami
Daerah rawan tsunami yang ada di Wilayah Kabupaten Sukabumi
Bagian Timur adalah Kecamatan Tegalbuleud, dengan luasan 3.845,32 Ha
sehingga diperlukan antisipasi dengan membuat jalur evakuasi rawan tsunami
ke tempat yang lebih tinggi permukaannya dan penyangga atau sempadan
pantai.
c. Letusan Gunung Berapi
Gunung berapi pada Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur
berada di bagian utara Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur, meliputi
X-88
kecamatan–kecamatan yang berada pada bentangan Gunung Gede
Pangrango, kecamatan tersebut yaitu yang memiliki radius 0-5 Km meliputi
Kecamatan Kadudampit dengan luasan 2.056, Ha, Kecamatan Sukabumi
dengan luasan 919,46 Ha, Kecamatan Sukaraja seluas 309,52 Ha dan
Kecamatan Sukalarang dengan luas 93,07 Ha. Untuk wilayah ini diperlukan
jalur evakuasi dan bangker untuk tempat berlindung di berbagai penjuru mata
angin.
2. Kawasan Perlindungan Setempat
Kawasan perlindungan setempat yang ada Wilayah Kabupaten Sukabumi
Bagian Timur adalah Kawasan sempadan sungai yang berarti kawasan sepanjang
kiri-kanan sungai, termasuk sungai buatan atau kanal atau saluran irigasi primer,
yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi
sungai, kawasan sempadan waduk yang berarti kawasan tertentu di sekeliling
danau atau waduk yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan
kelestarian fungsi danau atau waduk dan kawasan sekitar mata air yang berarti
Kawasan di sekeliling mata air yang mempunyai manfaat penting untuk
mempertahankan kelestarian fungsi mata air. Kawasan ini terdapat di hampir
semua kecamatan yang memiliki sungai.
Untuk konsep perlindungan kawasan setempat yaitu dengan membuat
konsep buffering, area penyangga sungai sepanjang 5 meter untuk sungai kecil, dn
10 meter untuk sungai besar.
10.5.3 Konsep Pengembangan Kawasan Budidaya
Untuk kawasan budidaya yang terdapat di Wilayah Kabupaten Sukabumi
Bagian Timur terdapat beberapa kawasan diantaranya :
1. Kawasan Budidaya Pertanian
a. Kawasan Hutan
X-89
Kawasan hutan produksi maupun Rakyat yang di kembangkan di Wilayah
Kabupaten Sukabumi Bagian Timur yaitu berada di seluruh Kecamatan di
Kabupaten Sukabumi bagian timur, khususnya dikembangkan di Kecamatan
Gegerbitung dengan luas 815,67 Ha, Kecamatan Cidadap 627,40 Ha, Kecamatan
Sagaranten dengan luas 763,12 Ha.
b. Kawasan pertanian
Lahan basah
Kawasan pertanian lahan basah atau sawah relatif tersebar di seluruh
Kecamatan dimana luasan yang tertinggi tersebar di Kecamatan Sukaraja dengan
luas 1.486,56 Ha, Kecamatan Cisaat dengan luas 1.330,83 Ha, Kecamatan
Cicantayan 738,65 Ha, dan Kecamatan Cicurug 657,42 Ha.
Lahan Kering
Kawasan pertanian lahan kering tersebar di seluruh Kecamatan kecuali di
Kecamatan Sukaraja, Kebonpedes, Sukabumi, Kadudampit, Cisaat, Cibadak,
Cicantayan, Caringin dan Bojong Genteng seluas 22.904,72 Ha, Dimana luasan
yang mendominasi adalah di Cidolog dengan luas 6.273,51 Ha meliputi sawah
tadah hujan, perkebunan, dan tegalan.
Perikanan
Produksi perikanan di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur
mungkin hanya memiliki satu kecamatan yaitu Tegalbuleud yang memiliki
produksi ikan laut, namun untuk produksi ikan darat memiliki produksi yang
cukup memberikan masukan ekonomi terhadap Wilayah Kabupaten Sukabumi
Bagian Timur, dimana memiliki jenis pengelolaan atau jenis produksi ikan,
meliputi ikan yang diproduksi melalui tempat pelelangan atau pemeliharaan yang
terdiri atas kolam pembesaran, kolam pembenihan, dan pemeliharaan di sawah,
sedangkan seperti produksi ikan di tambak, laut, dan kolam air deras tidak ada
untuk Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur sendiri.
2. Kawasan Budidaya Non-pertanian
a. Kawasan permukiman
X-90
Kawasan permukiman tersebar di semua Kecamatan dan kecamatan yang
mempunyai luas permukiman tertinggi adalah tersebar di Kecamatan Cikembar
seluas 1.175,15 Ha, Kecamatan Nagrak seluas 897,92 Ha, Kecamatan Cicurug
seluas 796,38 Ha, Jampang Tengah seluas 677,33 Ha, dan Kecamatan
Kebandungan dengan luas 655, 79 Ha.
Untuk pengembangan permukiman, berdasarkan hasil analisis struktur
bahwa permukiman juga di pusatkan di beberapa kecamatan yang menjadi hirarki
I yaitu Kecamatan Cibadak, Cicantayan, Kebonpedes, Purabaya, dan Cidolog.
b. Pertambangan
Kawasan pertambangan terletak hampir diseluruh Kabupaten dan
pertambangan terdiri atas pertambangan mineral logam pertambangan mineral
non logam; dan pertambangan panas bumi. Jenis tambang mineral logam meliputi
emas, besi, titanium, galena, mangan; dan batubara. Jenis tambang mineral non
logam meliputi batu gunung, pasir, sirtu, zeolit, lempung, marmer, kaolin, ball
clay dan bond clay, mangan, batu gamping, pasir kuarsa, batubara muda, feldsfar,
rijang, perlit/ obsidian, dasit hijau, tras, batu apung, batu papan, timbale,
serpentin, bentonit, dammar, kalsedon/ agate, jasper, fospat; dan toseki. Sebaran
lokasinya meliputi : Kecamatan Sukabumi, Kecamatan Jampangtengah,
Kecamatan Nyalindung, Kecamatan Cicantayan, Kecamatan Cidolog, Kecamatan
Sagaranten, Kecamatan Bojonggenteng, Kecamatan Cidahu, Kecamatan
Gegerbitung, Kecamatan Sukalarang, Kecamatan Kabandungan, Kecamatan
Pabuaran, Kecamatan Caringin; dan Kecamatan Tegalbuleud.
c. Pariwisata
Kawasan peruntukan pariwisata terdiri atas pariwisata budaya, pariwisata
alam; dan pariwisata buatan, yaitu :
Kawasan Peruntukan Pariwisata Budaya, meliputi :
Kawasan wisata remaja terutama di Kecamatan Kadudampit dan
Nagrak;
Kawasan desa wisata terutama di Kecamatan Sagaranten,
Curugkembar, Nyalindung, dan Purabaya; dan
X-91
Kawasan wisata budaya di Kecamatan Kabandungan dan Parungkuda.
Kawasan Peruntukan Pariwisata Alam, meliputi :
Kawasan wisata agro, terdapat di Kecamatan Sukabumi,
Kalapanunggal, Cidahu dan Parakansalak;
Kawasan ekowisata- terutama di Taman Nasional Gunung Halimun
(TNGH) Kecamatan Kabandungan, Taman Nasional Gununggede
Pangrango (TNGP) di Kecamatan Sukabumi dan Kadudampit,
Kawasan
Kawasan wisata sungai, terdapat di Kecamatan Jampangtengah;
Kawasan wisata danau, terdapat di Kecamatan Parakansalak,
Kadudampit, Purabaya, Kalibunder, dan Nyalindung; dan
Kawasan Peruntukan Pariwisata Buatan, meliputi :
Kawasan wisata spa di Kecamatan Parakansalak; dan
Kawasan wisata sentra industri terutama di Kecamatan Sukaraja, Cisaat,
dan Cicurug.
d. Kawasan Industri
Kawasan peruntukan industri terdiri atas industri besar industri menengah;
dan industri kecil atau mikro. Kawasan peruntukan industri besar berupa kawasan
industri terdiri atas jenis industri pemesinan, listrik, garmen, alat angkutan,
makanan, pertambangan logam, batako, industri perikanan, industri kayu, dan
industri sejenis lainnya terdiri atas Kecamatan Ciambar, Kecamatan Cikembar dan
Kecamatan Tegalbuleud dengan industri rata-rata industri pangan dan
pertambangan, serta Kecamatan Cibadak, dan Cicantayan dengan rata-rata
memiliki industri garmen, dan batako.
Gambar 10.8 Peta Konsep Pola Ruang
X-92
Gambar 10.9 Peta Konsep Pola budidaya
X-93
Gambar 10.10 Peta Konsep Pola lindung
X-94
10.6 Strategi Pengembangan Pola dan Struktur Ruang Wilayah Kabupaten
Sukabumi Bagian Timur
X-95
Dalam pengembangan Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur
diperlukan adanya suatu strategi pengembangan wilayah sebagai suatu arahan
dalam mewujudkan pola dan struktur ruang yang lebih optimal dan sistem –
sistem kegiatan yang dapat menunjang peningkatan pertumbuhan wilayah dari
berbagai sektor yang mempengaruhinya.
Secara rinci strategi-strategi yang dapat ditempuh dari sasaran yang ingin dicapai,
meliputi Strategi Pola dan Struktur Ruang yaitu:
Meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas serta pembangunan fasilitas
sarana dan prasarana sebagai penunjang kegiatan di Wilayah Kabupaten
Sukabumi Bagian Timur
Memperbaiki Jaringan Jalan arteri Primer yang melewati Cibadak,
Cicantayan, dan Kebonpedes
Membangun jalan lokal di Kecamatan Tegalbuleud
Meningkatkan Status Jalan Lokal di Kebonpedes menjadi kolektor
sekunder
Meningkatkan status jaringan jalan lokal di Kebonpedes menjadi
kolektor yang menuju jalan kolektor Nyalindung
Peningkatan Kapasitas dan kondisi ruas jalan kolektor primer 2 di
ruas Sukabumi-Cikembar, Sukabumi-Sagaranten, Sagaranten-
Cidolog-Tegalbuleud.
Pengembangan perlengkapan jalan berupa pengadaan dan
pemasangan perlengkapan jalan di jaringan jalan perkotaan
Pengembangan penerangan jalan umum (PJU) di seluruh
kecamatan
Pembangunan dan Peningkatan Terminal Tipe C di Purabaya, dan
Cidolog
Pembangunan dan Peningkatan Terminal Tipe D di Cicantayan,
Ciambar, Parakansalak,
Pembangunan dan Peningkatan Pasar Tipe D di Gunungguruh,
Nyalindung, dan Sagaranten, Kebonpedes, Tegalbuleud,
X-96
Pembangunan dan Peningkatan Sub terminal /pangkalan di
Kecamatan yang menjadi PPL
Pembangunan dan Peningkatan RSUD tipe C di Kecamatan
Cibadak, Purabaya, dan Cidolog
Pembangunan dan Peningkatan Puskesmas tipe A dengan rawat
inap di Cicantayan, Ciambar, Parakansalak, Sagaranten,
Kebonpedes, dan Tegalbuleud
Penyediaan dan perawatan pemeliharaan puskesmas di seluruh
kecamatan PPL
Pembangunan dan Peningkatan Pasar skala kecamatan di seluruh
kecamatan khususnya di kecamatan dengan fungsi PPL
Pembangunan dan Peningkatan Pasar Tipe C di Cibadak, Cisaat,
Purabaya, Cidolog
Pembangunan dan Peningkatan Pasar tipe D di Cicantayan,
Ciambar, Parakansalak, Sagaranten, Tegalbuleud
Pemerataan pusat-pusat pelayanan guna melayani wilayah pelayanannya di
Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur.
Peningkatan cakupan pelayanan sarana dan prasarana kesehatan
Peningkatan infrastruktur dasar permukiman
Peningkatan sarana perkantoran pemerintahan skala kabupaten di
Cibadak
Penataan dan Pengembangan Kawasan permukiman perdesaan
Penataan dan Pengembangan Kawasan permukiman perkotaan
Pengembangan sarana perdagangan jasa dalam rangka mendukung
sistem perkotaan
Meningkatkan koordinasi antar stakeholder di Wilayah Sukabumi Bagian
Timur dalam pengelolaan potensi
Mengadakan workshop rutin atau pertemuan dan rapat rutin antara
pusat dan daerah 1 tahun sekali
Mengadakan sosialisasi rutin antar stakeholder dengan masyarakat
X-97
Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia di Wilayah Kabupaten
Sukabumi Bagian Timur
Membangun Universitas di Kecamatan Purabaya
Pembangunan dan Peningkatan SMA di Seluruh Kecamatan
Pembangunana dan Peningkatan Akademi/ Diploma di Cibadak,
Cisaat, Purabaya, Cidolog
Peningkatan keterampilan pertanian di seluruh kecamatan
Peningkatan soft skill masyarakat di seluruh kecamatan
Meningkatkan produksi ekonomi yang potensial serta mengembangkan
sektor-sektor ekonomi yang cukup berpotensi di wilayah Sukabumi
Bagian Timur
Mengembangkan potensi perekonomian meliputi :
- Meningkatkan produksi kacang hijau dan industri pangan di
Kecamatan Tegalbuleud
- Meningkatkan Produksi Pala dan Panili di Kecamatan Cidolog
- Meningkatkan Produksi jagung dan Ubi jalar di Kecamatan
Jampang Tengah
- Meningkatkan Produksi Aren di Kecamatan Cikembar dan
Kabandungan
- Peningkatan Produksi Cengkeh di Sukaraja
- Peningkatan Produksi Daging itik dan peternakan lainnya
seperti sapi dan kerbau di Sukalarang dan Cidahu serta
Kabandungan.
Pengembangan Objek wisata pegunungan di Kecamatan
Kabandungan, Cidahu, Parakansalak, Kadudampit, Sukabumi,
Sukaraja
Pengembangan wisata pantai Tegalbuleud dengan melengkapi sarana
wisata seperti hotel, restoran.
Penyediaan infrastruktur pendukung kegiatan wisata
X-98
Peningkatan retribusi dan pajak dari pengembangan potensial
pariwisata, pertanian dan industri untuk dimanfaatkan dalam kegiatan
perekonomian
Mempertahankan Kawasan Lindung yang ada di Wilayah Kabupaten
Sukabumi Bagian Timur
Mempertahankan kawasan lindung yang ada di Wilayah Kabupaten
Sukabumi Bagian Timur meliputi Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango dan Taman Nasional Gunung Halimun
Pengembangan dan peningkatan jalur evakuasi bencana tanah longsor
di Kadudampit, Sukaraja, Sukabumi, Caringin, Cicurug, Cidahu, dan
Kabandungan
Pengembangan dan peningkatan jalur evakuasi bencana gelombang
tsunami di Tegalbuleud
Pengembangan dan peningkatan jalur evakuasi bencana letusan
gunung api di bentangan Gunung Gede Pangrango meliputi Kecamatan
Kadudampit, Sukabumi, Sukaraja, Sukalarang.
Pengembangan dan peningkatan jalur evakuasi bencana gerakan tanah
di seluruh kecamatan
Pengembangan ruang evakuasi bencana melalui penyediaan lapangan
terbuka, gedung pemerintahan, gedung olahraga, gedung pertemuan di
seluruh kecamatan
Penetapan Batas kawasan lindung di dalam kawasan hutan dan
pengembalian fungsi lindung dengan rehabilitasi dan reboisasi
Pemeliharaan habitat dan keaslian ekosistem
Penataan rang kawasan sempadan pantai di Tegalbuleud dan sempadan
sungai di seluruh kecamatan
Melakukan sosialisasi kepada masyarakat pada daerah rawan bencana
Memanfaatkan potensi kawasan budidaya secara optimal di Wilayah
Kabupaten Sukabumi Bagian Timur
Pemanfaatan ruang Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur pada
kawasan budidaya seperti perdagangan dan jasa, industri, pariwisata
X-99
dan pertanian, yaitu Peningkatan Industri di Cibadak (garmen dan batako), Cicantayan (Batako), Kebonpedes (kerajinan),
Nyalindung (Industri Pangan), Tegalbuleud (Industri Pangan)
Pemanfaatan lahan kosong yang ada di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur sebagai lahan untuk permukiaman
yang dapat meningkatkan PAD Kabupaten Sukabumi Bagian Timur.
Peningkatan retribusi dan pajak dari pemanfaatan lahan kosong yang ada di Kabupaten Sukabumi Bagian Timur
Peningkatan pemanfaatan kawasan terbangun, pariwisata sebagai strategi kemandiarian dalam Pembiayaan Pembangunan
di Kabupaten Sukabumi Bagian Timur.
Peningkatan produktivitas pertanian tanaman pangan berupa intensifikasi dan pola tanam
Pengembangan perikanan unggulan perikanan darat di Cisaat.
Dari rencana di atas dapat diakumulasikan dan direalisasikan dalam tabel indikasi program berikut ini :
Tabel 10.7Program Strategi Pengembangan Wilayah Kabupaten Sukabumi bagian Timur
No Masalah Tujuan SasaranStrategi
I II III IV1 Terjadinya ketimpangan
wilayahMengatasi ketidakmerataan dan kesenjangan di setiap Kecamatan di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur.
Meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas serta pembangunan fasilitas sarana dan prasarana sebagai penunjang kegiatan di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur
Pemerataan pusat-pusat pelayanan guna melayani
X-100
No Masalah Tujuan SasaranStrategi
I II III IVwilayah pelayanannya di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur.
Meningkatkan koordinasi antar stakeholder di Wilayah Sukabumi Bagian Timur dalam pengelolaan potensi
2 Pemanfaatan potensi di tiap kecamatan yang belum optimal akibat kurangnya koneksi dan koordinasi antar pusat pelayanan dan Stakeholder
Mempertahankan dan mengoptimalkan potensi di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur
Meningkatkan Sumber Daya Manusia di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur
Meningkatkan produksi ekonomi yang potensial serta mengembangkan sektor-sektor ekonomi yang cukup berpotensi di wilayah Sukabumi Bagian TimurMempertahankan Kawasan Lindung yang ada di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian TimurMemanfaatkan potensi kawasan budidaya secara optimal di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur
X-101
No ProgramTahapan (Tahun)
I (2013-2018) II (2019-2024) III (2024-2029) IV (2030-2035)A Meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas serta pembangunan fasilitas sarana dan prasarana sebagai penunjang kegiatan1 Memperbaiki Jaringan Jalan arteri Primer yang melewati
Cibadak, Cicantayan, dan KebonpedesV V V V V V
2 Membangun jalan lokal di Kecamatan Tegalbuleud V V V V V
3 Meningkatkan Status Jalan Lokal di Kebonpedes menjadi kolektor sekunder
V V V V
4 Meningkatkan status jaringan jalan lokal di Kebonpedes menjadi kolektor yang menuju jalan kolektor Nyalindung
V V V V
5 Peningkatan Kapasitas dan kondisi ruas jalan kolektor primer 2 di ruas Sukabumi-Cikembar, Sukabumi-Sagaranten, Sagaranten-Cidolog-Tegalbuleud.
V V V V V V
6 Pengembangan perlengkapan jalan berupa pengadaan dan pemasangan perlengkapan jalan di jaringan jalan perkotaan
V V V V
7 Pengembangan penerangan jalan umum (PJU) di seluruh kecamatan
V V V V
8 Pembangunana dan Peningkatan Terminal Tipe C di Purabaya, dan Cidolog
V V V V
9 Pembangunana dan Peningkatan Terminal Tipe D di Cicantayan, Ciambar, Parakansalak,
V V V V V
10 Pembangunana dan Peningkatan Pasar Tipe D di Gunungguruh, Nyalindung, dan Sagaranten, Kebonpedes, Tegalbuleud
V V V
11 Pembangunana dan Peningkatan Sub terminal /pangkalan di Kecamatan yang menjadi PPL
V V V
12 Pembangunana dan Peningkatan RSUD tipe C di Kecamatan Cibadak, Purabaya, dan Cidolog
V V V
13 Pembangunana dan Peningkatan Puskesmas tipe A dengan rawat inap di Cicantayan, Ciambar, Parakansalak, Sagaranten, Kebonpedes, dan Tegalbuleud
V V V
14 Penyediaan dan perawatan pemeliharaan puskesmas di V V V V V
X-102
No ProgramTahapan (Tahun)
I (2013-2018) II (2019-2024) III (2024-2029) IV (2030-2035)seluruh kecamatan PPL
15 Pembangunana dan Peningkatan Pasar skala kecamatan di seluruh kecamatan khususnya di kecamatan dengan fungsi PPL
V V V V V
16 Pembangunana dan Peningkatan Pasar Tipe C di Cibadak, Cisaat, Purabaya, Cidolog
V V V V
17 Pembangunana dan Peningkatan Pasar tipe D di Cicantayan, Ciambar, Parakansalak, Sagaranten, Tegalbuleud
V V V V
B Pemerataan pusat-pusat pelayanan guna melayani wilayah pelayanannya di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur18 Peningkatan cakupan pelayanan sarana dan prasarana
kesehatanV V
19 Peningkatan infrastruktur dasar permukimn V V V V20 Peningkatan sarana perkantoran pemerintahan skala
kabupaten di CibadakV V V
21 Penataan dan Pengembangan Kawasan permukiman perdesaan
V V V V
22 Penataan dan Pengembangan Kawasan permukiman perkotaan
V V V V
23 Pengembangan sarana perdagangan jasa dalam rangka mendukung sistem perkotaan
V V V V
C Meningkatkan koordinasi antar stakeholder di Wilayah Sukabumi Bagian Timur dalam pengelolaan potensi24 Mengadakan workshop rutin atau pertemuan dan rapat
rutin antara pusat dan daerah 1 tahun sekaliV V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
25 Mengadakan sosialisasi rutin antar stakeholder dengan masyarakat
V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
D Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur26 Membangun Universitas di Kecamatan Purabaya V V V V27 Pembangunan dan Peningkatan SMA di Seluruh
KecamatanV V V V V V V V
28 Pembangunana dan Peningkatan Akademi/ Diploma di V V V V V V V V V V V
X-103
No ProgramTahapan (Tahun)
I (2013-2018) II (2019-2024) III (2024-2029) IV (2030-2035)Cibadak, Cisaat, Purabaya, Cidolog
29 Peningkatan keterampilan pertanian dengan pelatihan di seluruh kecamatan
V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
30 Peningkatan soft skill masyarakat dengan pelatihan di seluruh kecamatan
V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
E Meningkatkan produksi ekonomi yang potensial serta mengembangkan sektor-sektor ekonomi yang cukup berpotensi31 Mengembangkan potensi perekonomian V V V V V V V V V V
- Meningkatkan produksi kacang hijau dan industri pangan di Kecamatan Tegalbuleud
- Meningkatkan Produksi Pala dan Panili di Kecamatan Cidolog
- Meningkatkan Produksi jagung dan Ubi jalar di Kecamatan Jampang Tengah
- Meningkatkan Produksi Aren di Kecamatan Cikembar dan Kabandungan
- Peningkatan Produksi Cengkeh di Sukaraja- Peningkatan Produksi Daging itik dan peternakan
lainnya seperti sapi dan kerbau di Sukalarang dan Cidahu serta Kabandungan.
32 Pengembangan Objek wisata pegunungan di Kecamatan Kabandungan, Cidahu, Parakansalak, Kadudampit, Sukabumi, Sukaraja
V V V V V V
33 Pengembangan wisata pantai Tegalbuleud dengan melengkapi sarana wisata seperti hotel, restoran
V V V V V V
34 Penyediaan infrastruktur pendukung kegiatan wisata V V V V V V35 Peningkatan retribusi dan pajak dari pengembangan
potensial pariwisata, pertanian dan industri untuk dimanfaatkan dalam kegiatan perekonomian
V V V V V V V V V V V V V V
F Mempertahankan Kawasan Lindung yang ada di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur
36 Mempertahankan kawasan lindung yang ada di Wilayah V V V V V V V V V V V V V V V V V
X-104
No ProgramTahapan (Tahun)
I (2013-2018) II (2019-2024) III (2024-2029) IV (2030-2035)Kabupaten Sukabumi Bagian Timur meliputi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan Taman Nasional Gunung Halimun
37 Pengembangan dan peningkatan jalur evakuasi bencana tanah longsor di Kadudampit, Sukaraja, Sukabumi, Caringin, Cicurug, Cidahu, dan Kabandungan
V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
38 Pengembangan dan peningkatan jalur evakuasi bencana gelombang tsunami di Tegalbuleud
V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
39 Pengembangan dan peningkatan jalur evakuasi bencana letusan gunung api di bentangan Gunung Gede Pangrango meliputi Kecamatan Kadudampit, Sukabumi, Sukaraja, Sukalarang
V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
40 Pengembangan dan peningkatan jalur evakuasi bencana gerakan tanah di seluruh kecamatan
V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
41 Pengembangan ruang evakuasi bencana melalui penyediaan lapangan terbuka, gedung pemerintahan, gedung olahraga, gedung pertemuan di seluruh kecamatan
V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
42 Penetapan Batas kawasan lindung di dalam kawasan hutan dan pengembalian fungsi lindung dengan rehabilitasi dan reboisasi
V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
43 Pemeliharaan habitat dan keaslian ekosistem V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V44 Penataan rang kawasan sempadan pantai di Tegalbuleud
dan sempadan sungai di seluruh kecamatanV V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
45 Melakukan sosialisasi kepada masyarakat pada daerah rawan bencana
V V V V V
G Memanfaatkan potensi kawasan budidaya secara optimal46 Pemanfaatan ruang Wilayah Kabupaten Sukabumi
Bagian Timur pada kawasan budidaya seperti perdagangan dan jasa, industri, pariwisata dan pertanian, yaitu Peningkatan Industri di Cibadak (garmen dan
V V V V V V
X-105
No ProgramTahapan (Tahun)
I (2013-2018) II (2019-2024) III (2024-2029) IV (2030-2035)batako), Cicantayan (Batako), Kebonpedes (kerajinan), Nyalindung (Industri Pangan), Tegalbuleud (Industri Pangan)
47 Pemanfaatan lahan kosong yang ada di Wilayah Kabupaten Sukabumi Bagian Timur sebagai lahan untuk permukiaman yang dapat meningkatkan PAD
V V V V V
48 Peningkatan retribusi dan pajak dari pemanfaatan lahan kosong
V V V V V V V V
49 Peningkatan pemanfaatan kawasan terbangun, pariwisata sebagai strategi kemandiarian dalam Pembiayaan Pembangunan
V V V V V V V V
50 Peningkatan produktivitas pertanian tanaman pangan berupa intensifikasi dan pola tanam
V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
51 Pengembangan perikanan unggulan perikanan darat di Cisaat
V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
X-106