TANAH LONGSOR
Longsor merupakan suatu bentuk erosi dimana pemindahan tanahnya terjadi pada suatu saat dan melibatkan volume besar tanah. Longsor terjadi akibat meluncurnya suatu volume tanah di atas suatu lapisan agak kedap air yang jenuh air (Munir, 2006:294). Menurut Arsyad (1989: 31) longsor terjadi sebagai akibat meluncurnya suatu volume tanah di atas suatu lapisan agak kedap air yang jenuh air. Lapisan yang terdiri dari tanah liat atau mengandung kadar liat akan bertindak sebagai peluncur. Sedangkan menurut Suprapto Dibyosaputro (1992: 27) Longsor lahan adalah salah satu tipe gerakan massa batuan dan tanah menuruni lereng akibat gaya gravitasi bumi.
Aspek- aspek geomorfologi yang menyangkut tanah longsor antara lain:
1. Litologi
2. Kelerengan
3. Morfogenesa
4. Getaran
5. Vegetasi
6. Penggunaan lahan
7. Tebal soil
LITOLOGI
Tanah longsor sering terjadi pada daerah lembah atau perbukitan. Dan material yang
melapisi daerah perbukitan kebanyakan berasal dari letusan gunung berapi yang dominan
adalah batuan jenis ignetious rock. Batuan beku adalah jenis batuan yang sangat buruk jika
menjadi sebuah penyangga. Karena batuan beku sangat mudah mengalami pelapukan,
sehingga sewaktu- waktu lapisan di atasnya bisa mengalami longsor. Dan lapisan di bawah
adalah lapisan bedrock yang kedap air, sehingga lapisan ini menjadi bidang luncur.
KELERENGAN
Bentuk bukit dengan lereng cembung berbentuk melingkar kebawah merupakan
lokasi yang sangat rawan longsor. Bentuk bukit yang demikian sangat memungkinkan
material bukit akan longsor karena tegangan-tegangan yang terjadi dalam lereng besar dan
sangat mudah untuk longsor.
Jurang Jero BundelanSumber: http://mariayusumarno.blogspot.co.id/
Nama : Daniel Marojahan Manalu
Berikut tabel klasifikasi kelerengan berdasarkan Usssm dan Usle.
MORFOGENESA
Lereng rawan longsor pertama karena asal- usul lapisan batuan penyusun lereng
sendiri yang berasal dari dominan berasal dari muntahan material gunung berapi. Kita tahu
bahwa batuan hasil muntahan gunung berapi adalah batuan jenis batuan beku. Lapisan tanah
yang terdiri dari pasir, krikil, dan tanah liat ini bersifat kedap air, tidak stabil, gembur, dan
rapuh. Ketika musim kering tiba campuran tanah ini akan retak dan saling membelah, setelah
musim hujan tiba air akan banyak terserap kedalam rekahan tersebut sehingga tanah tersebut
menjadi gembur dan rawan.
GETARAN
Getaran baik berasal dari tenaga endogen(tenaga dari dalam bumi) maupun
eksogen(tenaga dari luar permukaan bumi) dapat menyebabkan terjadinya tanah longsor.
Sudah kita ketahui karakteristik lapisan penyusun daerah bukit yang dominan adalah batuan
beku yang sangat rapuh. Sehingga sifat dari getaran ini sendiri adalah mempercepat
terjadinya longsor tersebut. Lapisan batuan yang sudah tidak kuat menopang beban di
atasnya, setelah terjadi sebuah getaran tang kuat maka otomatis lapisan tersebut mengalami
pergerakan dan menyebabkan tanah longsor.
Kemiringan lereng(derajat) keterangan
<1 Datar/hampir datar
1-3 Sangat landai
3-6 Landai
6-9 Agak curam
9-25 Curam
25-26 Sangat curam
>65 terjal
VEGETASI
Tanah longsor banyak terjadi di daerah tata lahan perladangan, persawahan, dan
adanya genangan air di lereng yang terjal. Pada lahan persawahan, akar daripada vegetasinya
bukanlah jenis akar yang menembus sampai dalam. Sehingga akar kurang kuat untuk
mengikat butir tanah. Dan hal tersebut membuat tanah menjadi lembek serta jenuh dengan air
sehingga mudah terjadi longsor.
PENGGUNAAN LAHAN
Penggunaan lahan perbukitan juga sangat mempengaruhi terjadinya tanah longsor.
Jika daerah tersebut digunakan sebagai wilayah permukiman warga, hal tersebut dapat
menambah beban lapisan di bawahnya. Dengan karakteristik lapisan di bawah yang rapuh
dan rentan jika di atasnya diberi beban yang cukup berat, hal tersebut dapat memperbesar
potensi terjadinya tanah longsor.
TEBAL SOIL
Lapisan tanah yang menjadi lapisan di daerah perbukitan umumnya adalah tanah
lempung. Tanah lempung atau tanah liat merupakan jenis tanah yang kurang padat. Tanah
jenis ini berpotensi longsor, terutama jika terjadi hujan. Jenis tanah ini juga sangat rentan
terhadap pergerakan tanah. Sebab, tanah menjadi lembek jika terkena air dan pecah jika
kurang air. Tanah jenis ini bisa banyak kita temukan di area gunung misal Merbabu, gunung
Lawu.
Daftar Pustaka
1. Arsyad, Sitanala. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: Penerbit IPB Press.
2. Suprapto Dibyosaputro, 1992. Longsorlahan Di Daerah Kecamatan Kokap Kabupaten Kulonprogo. Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta : Fakultas Geografi UGM
3. Sumintadireja A., Prihadi. 2005. Vulkanologi dan Geotermal. Bandung:
Penerbit ITB.
4. https://1janumuhammad.wordpress.com/2012/12/30/pengertian-tanah-longsor/
GEMPA BUMI
Gempa adalah suatu sentakan asli yang terjadi di bumi, bersumber dari dalam bumi
yang kemudian merambat ke permukaan (Katilli, 1969). Pada saat gempa bumi terjadi, yang
dapat kita rasakan adalah getaran bumi di tempat kita berpijak. Ilmu yang mempelajari gempa
bumi dinamakan seismologi.
Aspek- aspek geomorfologi yang menyangkut gempa bumi antara lain:
1. Morfostruktur aktif
2. Morfografi
3. Kelerengan
MORFOSTRUKTUR AKTIF
Berdasarkan morfostruktur aktif, gempa bumi digolongkan dalam kelompok geologi yang disebabkan oleh tenaga endogen atau tenaga yang berasal dari dalam bumi. Salah satunya adalah pergerakan lempeng bumi yang menyebabkan adanya tubrukan, sesar ataupun lipatan. Nah, dari pergerakan lempeng permukaan bumi tersebut yang menyebabkan adanya sebuah gempa, baik yang berskala besar maupun kecil.
Selain disebabkan patahan lempeng tektonik gempa bumi bisa juga disebabkan
karena letusan gunung berapi dimana indonesia sendiri merupakan kawasan cincin api
sehingga sangatlah banyak terdapat gunung berapi dan sering terjadi peristiwa gunung
meletus. Cincin Api terletak di Samudera Pasifik yang meliputi sejumlah gunung berapi aktif
dan gempa bumi. Kawasannya membentang mulai dari pantai barat Amerika Utara hingga ke
pantai timur Asia. Beberapa daratan yang dilintasi adalah pegunungan Andes (Chili dan
Bolivia), Amerika Tengah, Amerika Utara (Meksiko, Amerika Serikat, Kanada), Rusia,
Jepang, Filipina, Indonesia, New Zealand, dan Antartika. Sekitar 12 lokasi di Indonesia
termasuk dalam kawasan Cincin Api Pasifik.
MORFOGRAFI
Berdasarkan teori pergerakan lempeng, posisi pusat gempa biasa terjadi di garis perbatasan lempeng atau sering disebut boundary plate. Berikut adalah letak garis- garis perbatasan lempeng di dunia.
Berdasarkan teori vulkanik, pusat gempa berasal dari gunung berapi yang meletus. Di dunia terdapat wilayah yang dinamakan ring of fire. Ring of fire adalah wilayah- wilayah yang terdapat sederetan gunung berapi. Berikut gambar garis cincin api yang ada di dunia.
Australian-Indian plate
Pasific plate
Eurasian plateEurasian plate
African plate
Antartic plate
Nazca plateSouth- American plate
North- American plate
Convergent plate boundaries Divergent plate boundaries Transform plate boundaries
Sumber: www.wikimedia.org
Sumber: Earth’s Dynamic System
KELERENGAN
Berdasarkan jenis gempa, ada gempa yang disebabkan oleh runtuhan batuan, ambruknya gua pertambangan, dan longsor. Gempa ini dinamakan gempa runtuhan. Berdasarkan hal tersebut gempa dapat disebabkan oleh adanya longsor yang menjadi titik pusat gempa tersebut. Tanah longsor sendiri disebabkan karena adanya lapisan tanah yang berada di atas bedrock, yang dalam hal ini menjadi bidang longsor. Longsor biasanya terjadi pada daerah yang memiliki tingkat kemiringan lahan atau kelerengannya lumayan curam. Suatu lahan bisa dikatakan curam jika lahan tersebut memiliki kemiringan lebih dari 25˚.
Daftar Pustaka
1. Katili, J.A. 1969. Permian volcanism and its relation to the tectonic development of
Sumatra. Bulletin Volcanologique, 33, 530- 540.
2. Hamblin, W. Kenneth. 2003. Earth’s Dynamic System: Tenth Edition. Prentice Hall
PTR: London.
Recommended