Kegawatdaruratan Endokrin
Ketoasidosis Diabetik
Dept KMB-Kritis
STIKes Santa Elisabeth Medan
PENGERTIAN
• Ketoasidosis Diabetik (KAD) adalah komplikasi akut diabetes mellitus yang ditandai dengan dehidrasi, kehilangan elektrolit dan asidosis
• tidak adanya atau tidak cukupnya jumlah insulin yang tersedia dlm tubuh
• sering dicetuskan oleh salah satu dari hal-hal yang berikut:– Insulin tidak diberikan atau diberikan denagn dosis
dikurangi– infeksi– Stress fisik atau emosional– Manifestasi pertama pada penyakit diabetes tak
terdiagnosa dan tidak diobati.
Penyebab
PatofisiologiInsulin deficiency
↓glucose use by cells Katabolisme Protein Lipolisis
Hiperglikemia
Hiperosmolaritas
↑ Asam Amino ↑ Kehilangan Nitrogen
↑ Glukoneogenesis
Gliserol ↑ As.Lemak Bebas
Koma
Diuresis Osmotik
Dehidrasi
Syok
Ketogenesis
Ketonemia
KetoasidosisKetonuria
Kehilangan elektrolit mll urine
Kussmaul Breathing
Manifestasi Klinik
• Akibat Hiperglikemia– Poliuria, Polidipsi, dehidrasi– Penglihatan Kabur, sakit kepala, hipotensi,
kelemahan• Akibat Ketoasidosis
– Nafas bau aceton– Anoreksia, mual– Kulit kering– Penurunan Kesadaran
• Akibat Asidosis– Mual muntah– Nyeri abdomen– Respirasi meningkat– Penurunan Kesadaran
• Gambaran klinis yang penting pada ketoasidosis diabetes, yaitu:– Dehidrasi– Kehilangan Elektrolit– Asidosis
Lanjutan…..
Pemeriksaan Laboratorium
• Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah
– Bervariasi, biasanya > 300 mg/dl
• Ketoasidosis dicermninkan oleh:
– Kadar bikarbonat serum yang rendah (0-5 mEq/L)
– pH yang renfah (6,8 – 7,3)
• Akumulasi badan keton dicerminkan oleh:
– Peningkatan kadar keton dalam urin dan darah
• Dehidrasi dimanifestasikan dengan:
– Peningkatan kadar osmolalitas serum
– Peningkatan KADAR Ht
– Peningkatan BUN dan BJ urin
• Ketidakseimbangan elektrolit dimanifestasikan
dengan:
– Penurunan kadar K dan Na serum
Lanjutan…..
Penatalaksanaan
1. Dehidrasi
Melakukan pemasangan IV line untuk mengalirkan larutan normal salin 0.9% atau 0.45%
Pemberian NS dengan kecepatan tinggi, biasanya 0.5 – 1 ltr/jam sampai keadaan stabil, HR, RR dan urin output stabil
Larutan NS 0.45% (hipotonik) dianjurkan pada pasien yang hipertensi, hipernatremia atau risiko CHF.
Peran Perawat Untuk Hidrasi
Pemantauan status volume cairan ,TTV, pengkajian paru, pemantauan intake dan output cairan.
Pemantauan terhadap komplikasi : edema paru dan serebral terutama pada pasien anak-anak dan lansia.
Pantau pasien selama 24-36 jam pertama terhadap tanda-tanda-tanda edema pulmonal: batuk memburuk, sputum banyak, dispnea, sianopsis, rales/ronkhi bahkan sampai stupor dan koma akibat dari edema serebral.
2. Kehilangan Elektrolit kalium, yakni menurunkan simpanan kalium tubuh total sampai batas tertentu dengan:
Rehidrasi yang dapat meningkatkan volume plasma dan penurunan kadar kalium serum
Rehidrasi yang menyebabkan peningkatan ekskresi K dalam urin
Pemberian insulin yang menyebabkan peningkatan perpindahan K dari ekstrasel ke dalam sel.
Lanjutan…..
Pemberian kalium lewat infus (20-40 mEq/L) harus
dilakukan meskipun konsentrasi kalium dalam plasma
tetap normal.
Setelah ketoasidosis diabetes teratasi, kecepatan
pemberian kalium harus dikurangi.
Penggantian K ditunda jika terdapat hiperkalemia atau
jika pasien tidak bisa berkemih.
Peran Perawat Dalam Pemberian Kalium
• Pemantauan thdp tanda-tanda hiperkalemia (berupa gelombang T yang tinggi pada pemeriksaan EKG). Pembacaan hasil EKG dan pengukur kadar K pada awalnya 2-4 jam sekali diperlukan selama 8 jam pertama terapi.
• Pemeriksaan laboratorium thdp K memberikan hasil yang normal atau rendah.
• Pasien dapat berkemih (tidak mengalami gangguan fungsi ginjal)
3. Asidosis
Pemberian insulin untuk menghambatb
pemecahan lemak sehingga menghentikan
pembentukan senyawa-senyawa asam.
Insulin biasanya diberikan melalui infus dgn
kecepatan lambat tetapi kontinue (mis: 5 iu/jam)
KGD tiap jam harus diukur. Dekstrose
ditambahkan jika KGD turun hingga 259 mg/dl
untuk menghindari penurunan KGD yang terlalu
cepat.
Lanjutan…..
Efek metabolik insulin sangat penting dalam pengobatan ketoasidosis;
Dengan cepat menghentikan suplai asam-asam lemak bebas yang berasal dari jaringan adiposa sehingga membatasi pembentukan badan keton
Menghambat glukoneogenesis
Memulihkan sintesis protein seluler.
Diagnosa Keperawatan
1. Defisit volume cairan b.d diuresis osmotik
2. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit b.d diuresis osmotik, mual muntah atau efek terapi.
3. Perubahan perfusi jaringan b.d penurunan blood flow.
4. Kurang pengetahuan tentang informasi/ketrampilan perawatan mandiri diabetes
Intervensi Keperawatan
• Berikan O2 6-15 l via face masker
• Pasang IV line dan infus NS 1 l/jam sampai kondisi
stabil.
• Periksa sampel darah untuk pemeriksaan darah
lengkap, serum, AGDA, KGD. Osmolalitas.
• Pasang NGT
• Pasang kateter.
Lanjutan…..
• Pemberian medikasi
– Reguler insulin infusion
– Potassium (K) 10-20 mEq/L IV infusion
– Sodium bikarbonat 50 ml infusion jika pH < 6,9.
• Monitor tingkat kesadaran, TD, Frekuensi dan irama
nadi, RR, serum glukosa, intake cairan, urin output
dan NGT output.
• Lakukan pemantauan setiap 15’-60’ sampai pasien
stabil.
Kasus
Tn. T (50 th) dibawa ke UGD dalam keadaan lemah,
penurunan kesadaran, RR 36 x/mnt, nafas bau aseton, TD
65/40 mmHg, kulit kering dan keluarga mengatakan klien
sering BAK dan sejak 3 jam lalu muntah.
Apakah Dx keperawatan utama pada Tn. T?
Intervensi utama?