RESENSI NOVEL 5 CM
1. IDENTITAS BUKUJudul Buku : 5 cm ISBN : 9797591514Nama Pengarang : Donny DhirgantoroPenerbit : PT. GrasindoTahun Terbit : 2007Tebal Buku : 381 halaman
2. SINOPSISBuku 5 cm ini menceritakan tentang persahabatan lima orang anak muda yang menjalin persahabatan
selama tujuh tahun, mereka diantaranya bernama Arial, Riani, Zafran, Ian, dan Genta.
Mereka adalah sahabat yang kompak, memiliki obsesi dan impian masing-masing, mereka selalu pergi bersama dan ketemu setiap saat. Karena bosan bertemu setiap hari, akhirnya mereka menemukan titik jenuh dengan aktivitas yang selalu mereka lakukan bersama dan mereka memutuskan untuk tidak saling berkomunikasi selama tiga bulan.
Dalam masa “berpisah tersebut”, mereka tidak diperkenankan melakukan komunikasi dalam bentuk apapun. Dalam kurun 3 bulan tersebutlah, mereka ditempa dengan hal baru. Dengan rasa rindu yang saling menyilang. Tentang tokoh Riani yang mencintai salah satu sahabatnya zafran. Tentang Zafran yang merindui dinda adik Arial, sahabatnya sendiri. Tentang Genta yang memilih mengagumi Riani dengan diam.
Selama tiga bulan berpisah itulah terjadi banyak hal yang membuat hati mereka lebih kaya dari sebelumnya. Pertemuan setelah tiga bulan yang penuh dengan rasa kangen akhirnya terjadi dan dirayakan dengan sebuah perjalanan ‘reuni’ mereka dengan mendaki gunung tertinggi di Pulau Jawa, Mahameru.
“Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter menggantung mengambang di depan kamu, cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas. Lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya serta mulut yang akan selalu berdoa. percaya pada 5 centimeter di depan kening kamu”
Resensi Novel Ayat Ayat Cinta
1. Identitas Buku1. Judul buku : Ayat Ayat Cinta
2. Nama pengarang : Habiburrahman El Shirazy
3. Tempat penerbitan buku : Jakarta, Penerbit Republika
4. Tahun penerbitan : 2004
5. Tebal buku : 20, 5 x 13, 5 cm
6. Jumlah halaman : 420 halaman
7. Harga buku : Rp 43. 500, 00
2. Sinopsis Novel ini bercerita tentang kisah percintaan yang di balut dalam ajaran-ajaran islaminya yang sangat
kental. Kisah berawal dari seorang mahasiswa bernama Fahri bin Abdullah Shiddiq. Ia adalah seorang
mahasiswa Universitas Al-azhar, Mesir.
Di Mesir Fahri tinggal bersama dengan keempat temannya yang juga berasal dari Indonesia. Mereka
tinggal di apartemen sederhana. Mereka mempunyai tetangga yang sangat baik dan akrab dengan mereka, yaitu
keluarga Tuan Boutros. Tuan Boutros mempunyai istri bernama Madame Nahed, dan dua orang anak mereka
Maria dan Yousef. Keluaraga Tuan Boutros adalah keluarga Kristen Koptik yang sangat taat. Putri sulung
mereka yang bernama Maria, ia gadis yang unik. Ia seorang Kristen Koptik, namun ia suka pada Al-Quran. Ia
bahkan hafal beberapa ayat Al-Quran, diantarnnya adalah surat Maryam. Sebuah surat yang membuat dirinya
merasa bangga.
Pertemuan berawal ketika Fahri pergi ke Shubra El-Kaima untuk talaqqi pada Syaikh Utsman Abdul
Fattah. Ia pergi kesana naik metro, dan disitulah awal Fahri bertemu dengan perempuan bercadar yang
bernama Aisha. Aisha bukanlah orang Mesir, melainkan gadis asal Jerman yang sedang studi di Mesir.
Selain mempunyai tetangga yang baik, Fahri juga mempunyai tetangga yang sangat galak dan kasar.
Kepala keluarga itu bernama Bahadur. Bahadur mempunyai istri bernama madame Syaima dan putri bungsunya
Noura. Bahadur selalu bersikap kasar dengan Noura. Malam itu Fahri ingin menolong Noura yang sedang jadi
bulan-bulanan oleh Bahadur, tapi Fahri tidak bisa menolongnya, lalu dia meminta bantuan Maria, akhirnya
Maria mau menolong Noura. Fahri berempati penuh dengan Noura dan ingi menolongnya. Sayang hanya
empati saja, tidak lebih.
Maria tetangga satu flat yang beragama Kristen Koptik tapi mengagumi Al-Quran, dan mengagumi Fahri.
Kekaguman yang berubah menjadi cinta. Sayang cinta Maria hanya tercurah dalam diary saja.
Nurul adalah anak seorang Kyai terkenal yang juga mencari ilmu di Al-Azhar. Sebenarnya Fahri
menaruh hati pada gadis itu. Sayang rasa mindernya yang hanya anak keturunan petani membuatnya tidak
pernah mengungkapkan perasaanya pada Nurul. Padahal Nurul juga menaruh hati pada Fahri, tapi Nurul juga
tidak sanggup mengungkapkan perasaanya kepada Fahri.
Muncullah Aisah, si mata Indah yang menyihir Fahri sejak sebuah kejadian di metro, saat Fahri
membela Islam dari tuduhan kolot dan kaku. Aisah jatuh cinta pada Fahri, dan juga Fahri juga tidak bisa
membohongi hatinya.
Mereka berdua menikah, dijodohkan oleh pamannya Aisha. Mereka hidup bahagia. Beberapa bulan
kemudian Aisha dinyatakan mengandung. Tak lama kemudian, Fahri dapat kabar kalau Maria koma. Belum
sempat menjenguk Maria, malapetaka datang menghampiri rumah tangga mereka. Noura menuduh Fahri telah
memperkosanya. Semua orang tahu bahwa itu adalah fitnah. Fahri diseret, dan dimasukkan ke penjara.
Kuncinya semua ini adalah Maria yang sedang koma. Dia mengetahui bagaimana kejadian yang sebenarnya.
Keluarga Boutros mendatangi Fahri di penjara, mereka berniat mengunjungi Fahri dan juga ingin
meminta bantuan kepada Fahri untuk menyadarkan Maria dari komanya, dengan menrekam suara Fahri dan
nantinya akan didengarkan ke Maria. Kata dokter hanya orang yang dicintai Maria yang dapat
menyembuhkannya. Tak kunjung sadar juga, akhirnya dokter dan madame Nahed mneyuruh Fahri untuk
menyatakan cintanya kepada Maria. Sebelumnya Fahri tidak mau melakukan itu, lalu Fahri meminta izin
kepada Aisha, akhirnya Aisah menyetujuinya. Setelah itu, Fahri langsung menikahi Maria. Setelah beberapa
saat kemudian, Maria sadar.
Sidang penentuan tiba, diakhir persidangan Maria tiba. Dia mengatakan apa yang sebenarnya terjadi
pada malam itu. Setelah mengatakan itu semua, Maria pingsan dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Fahri
memenangkan sidang tersebut, dan Bahadur dimasukkan penjara.
Begitu divonis bebas, Fahri dibawa oleh Aisha ke rumah sakit yang sama dengan Maria untuk diperiksa. Sejak
selesai dari persidangan itu, Maria belum sadarkan diri juga. Beberapa saat kemudian, Aisha mendengar Maria
mengigau kalau dia ingin masuk surga, tapi tidak diperbolehkan. Lalu ia terbangun dan menceritakan itu semua
pada Aisha dan juga Fahri. Fahri tau apa yang dimaksudkan oleh Maria, lalu ia membopong Maria ke kamar
mandi dan Aisha membantu untuk mewudhui Maria. Selesai itu Maria kembali dibaringkan di atas kasur seprti
semula. Lalu dengan suara lirih yang keluar dari relung jiwa ia melafalkan syahadad. Tak lama kemudian,
kedua matanya tertutup rapat dan akhirnya Maria meninggal dunia.
RESENSI NOVEL INDONESIA
“SANG PEMIMPI”
1. Identitas BukuJudul : Sang Pemimpi
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : PT Bentang Pustaka
Halaman : x + 292 Halaman
Cetakan : ke-14, januari 2008
ISBN : 979-3062-92-4
2. Sinopsis Novel Sang Pemimpi menceritakan tentang sebuah kehidupan tiga orang anak Melayu Belitong yaitu
Ikal, Arai, dan Jimbron yang penuh dengan tantangan, pengorbanan dan lika-liku kehidupan yang memesona
sehingga kita akan percaya akan adanya tenaga cinta, percaya pada kekuatan mimpi dan kekuasaan Allah. Ikal,
Arai, dan Jimbron berjuang demi menuntut ilmu di SMA Negeri Bukan Main yang jauh dari kampungnya.
Mereka tinggal di salah satu los di pasar kumuh Magai Pulau Belitong bekerja sebagai kuli ngambat untuk tetap
hidup sambil belajar.
Ada Pak Balia yang baik dan bijaksana, beliau seorang Kepala Sekolah sekaligus mengajar kesusastraan
di SMA Negeri Bukan Main, dalam novel ini juga ada Pak Mustar yang sangat antagonis dan ditakuti siswa,
beliau berubah menjadi galak karena anak lelaki kesayangannya tidak diterima di SMA yang dirintisnya ini.
Sebab NEM anaknya ini kurang 0,25 dari batas minimal. Bayangkan 0,25 syaratnya 42, NEM anaknya hanya
41,75.
Ikal, Arai, dan Jimbron pernah dihukum oleh Pak Mustar karena telah menonton film di bioskop dan
peraturan ini larangan bagi siswa SMA Negeri Bukan Main. Pada apel Senin pagi mereka barisnya dipisahkan,
dan mendapat hukuman berakting di lapangan sekolah serta membersihkan WC.
Ikal dan Arai bertalian darah. Nenek Arai adalah adik kandung kakek Ikal dari pihak ibu,ketika kelas 1
SD ibu Arai wafat dan ayahmya juga wafat ketika Arai kelas 3 sehingga di kampung Melayu disebut Simpai
Keramat. Sedangkan Jimbron bicaranya gagap karena dulu bersama ayahnya.
Resensi Novel "Musafir Cinta"
1. Identitas Novel
Judul Buku : Musafir Cinta
Penulis : Taufiqurrahman al-Azizy
Penerbit : Diva Press
klasifikasi : 20 x 13,5 x 2 cm; 331 hlm
ISBN : 979963332x
2. Sinopsis Novel
Untuk apa aku hidup?!Apa hanya untuk menjalani kesengsaraan ini?Aku mau bunuh diri saja supaya dapat
segera bertemu dengan Tuhan dan melabrak-Nya atas segala ketidakadilan ini....!
Gugatan geram sahabat karibnya di malam itu,benar-benar mengguncang iman Iqbal.
"Tuhan tidak adil..."protesnya
Iqbal pun beraksi meninggalkan segala jenis ibadah yang istiqamah diamalkannya selama ini.Mencampakkan
iman dan ruhani Islamnya.Rumah ibadah lainpun dikunjunginya.Tetapi,semakin berani ia melabrak
agamanya,semakin giris jugalah kehampaan jiwa yang menderanya.Hatinya kian gundah,hidupnya kian
nestapa.
Benarkah Tuhan telah berlaku tidak adil pada hamba-Nya?Berhasilkah Iqbal meraih kembali kesejatian
imannya,kedamaian hatinya,melalui pemberontakan iman itu?Bagaimanakah Tuhan dapat menjumpainya?
Kekuatan Novel ini terutama pada Ghirab Iqbal (Tokoh Utama) dalam mencari kesejatian Cinta Ilahi yang
menyemaikan inspirasi Spiritual yang sangat relevam dengan kehidupan riil kita saat ini. (Rasul Junaidy,
General Manager Radar Madura Jawa Pos Group).
MENUJU TITIK NOL
1. IDENTITAS NOVEL
Judul Terjemahan : Menuju Titik Nol
Judul Asli : Toward Zero
Penulis : Agatha Cristie
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Edisi : Soft Cover
ISBN : 979403391x
ISBN-13 : 9789794033913
Tgl Penerbitan : 1988-01-00
Halaman : 320
Ukuran : 110x180x0 mm
2. SINOPSIS
Kisah berawal ketika Nevile Strange memutuskan untuk mengajak istrinya Kay Strange dan mantan istrinya
Audrey Strange, untuk bertemu di suatu tempat selama dua minggu dengan maksud mencairkan hubungan
ketiganya yang kian memburuk. Mereka bertemu di rumah ibu angkat Nevile, Mrs. Camelia Tressilian.
Awalnya rencana itu tidak disetujui oleh semua orang, selain karena mereka tidak ingin menyakiti Audrey,
mereka juga tidak ingin melihat keributan yang bisa saja diakibatkan oleh tabiat Kay Strange yang dikenal amat
buruk. Tetapi Neville Strange bersih keras akan mempertemukan kedua wanita itu. Ia berdalih bahwa itu semua
demi keutuhan keluarganya.
Akhirnya tibalah saat itu, Audrey dan Kay bertemu, duduk, makan dan tidur dalam satu atap. Seluruh keluarga
berkumpul, mereka menyaksikan betapa Kay sangat membenci Audrey, dan betapa tingkah lakunya selama
berada di kediaman Mrs. Whithfield sangat berusaha untuk mengintimidasi Audrey. Tetapi Audrey tetap sabar
dan tidak berniat untuk membalas tingkah laku Kay.
Suatu malam, Mrs. Camelia Tressilian mengundang teman lamanya untuk makan malam di kediamannya, pria
itu bernama Mr. Treves. Dan di malam kunjungannya itulah Mr. Traves menceritakan berbagai hal yang terjadi
selama hidupnya. Dan semua orang sangat menyukai cerita Mr. Traves yang patriotis itu, sampai pada sebuah
cerita yang entah mengapa membuat suasana ruangan itu agak berbeda. Cerita itu mengenai pembunuha yang
dilakukan oleh seorang anak yang masih dibawah umur, anak yang tidak diketahui siapa namanya itu
membunuh temannya ketika mereka berdua secara tidak sengaja melepaskan anak panah dari busur yang
sedang mereka mainkan. Hakim memutuskan anak itu tidak bersalah, karena kematian temannya itu murni
kecelakaan. Tetapi Mr. Traves meragukan keputusan hakim tersebut, karena faktanya ada saksi yang
menyatakan ia melihat anak lelaki itu berlatih menggunakan busur, setiap sore di pekarangan yang jarang di
lewati orang.
Di akhir kunjungannya Mr. Traves berkata bahwa ia akan mengenali lelaki yang melakukan pembunuhan yang
lolos dari hukuman itu, meskipun waktu nya telah berlalu lebih dari 20 tahun yang lalu. Hal itu dikarenakan
bocah kecil itu memiliki ciri tubuh yang akan membuatnya akan langsung dikenali.
Keesokan harinya, mereka yang tinggal di kediaman Mrs. Tressilian dikejutkan dengan kabar kematian Mr.
Traves. Polisi menyatakan kejadian itu murni kecelakaan.
Beberapa hari kemudian, Neville Strange mengemukakan niatnya untuk menceraikan Kay Strange dan kembali
pada Audrey Strange. Hal ini sangat mengejutkan semua orang, termasuk Mrs. Tressilian yang merupakan
orang tua angkat Neville. Audrey menolak niat Neville, dan Kay sangat murka. Suasana di kediaman Mrs.
Tressilian malam itu sangat kacau, dan sangat bisa diprediksi. Tetapi mereka tidak habis pikir, setan apa yang
membuat Nevile mengambil keputusan bodoh seperti itu. Bukankah dulu ia sendiri yang menyia-nyiakan
Audrey untuk menikahi perempuan binal seperti Kay. Lalu mengapa sekarang ia sendiri yang sepertinya
menyesali keputusannya sendiri??
Keesokan harinya, suasana yang sudah kacau balau itu semakin bertambah kacau dengan ditemukannya mayat
Mrs. Tressilian. Terbaring kaku di atas ranjang dengan luka-luka fatal yang diakibatkan oleh benda tumpul.
Polisi segera datang, mereka segera melakukan penyelidikan. Diketahui bahwa senjata yang digunakan oleh
pelaku adalah tongkat golf, diketahui juga bahwa pelaku memukul korban dengan menggunakan tangan kiri, itu
berarti pelaku adalah pemilik tangan kidal.
Penyelidikan berlanjut kepada motif, karena ternyata tidak terdapat tanda-tanda pencurian yang dilakukan oleh
orang luar, artinya pembunuhan ini dilakukan oleh orang dalam yang sangat jelas dikenal dekat oelh Mrs.
Tressilian. Neville Strange, Kay Strange, Audrey Strange, Mary Aldin, Thomas Royde, Ted Latimer dan semua
orang yang tinggal dirumah Tressilian diselidiki, termasuk semua pembantu.
Inspektur Battle yang menangani masalah ini memikirkan motif yang menjadi satu-satunya motif yang
memungkinkan. Yaitu : UANG. Dan orang-orang yang mendapat keuntungan dari kematian Mrs. Tressilian
adalah Neville Strange, Audrey Strange, dan Marry Aldin. Dalam surat wasiat Mrs. Tressilian dikatakan ketiga
orang itu akan mendapatkan peninggalan berupa uang dengan ketentuan-ketentuan yang tidak bisa diganggu
gugat. Neville dan Audrey akan mendapatkan warisan sama besar, yakni sebanyak 50 % dari seluruh harta yang
dimiliki oleh Mrs. Tressilian. Begitupun dengan Mary Aldin, ia merupakan asisten kesayangan Mrs. Tressilian,
dan apabila Mrs. Tressilian wafat, Marry Aldin akan mendapatkan beberapa ratus ribu dolar dari uang
peninggalan Tressilian.
Fakta mengenai surat wasiat itu membuat polisi lebih mengintenskan penyelidikan kepada ketiga orang
tersebut. dan ternyata bukti-bukti menunjukan bahwa Neville Strange-lah yang membunuh Mrs. Tressilian.
Tetapi penyelidikan tidak berhenti sampai disitu, polisi juga menyelidiki kemungkinan-kemungkian lain. Dan
mereka menemukan kemungkinan-kemungkinan lain tersebut, ternyata semua bukti yang mengacu pada
keterlibatan Neville Strange atas pembunuhan Mrs. Tressilian adalah bukti rekaan, yang sengaja disiapkan oleh
seseorang untuk memfitnah dan menjebloskan Neville ke dalam penjara. Dan bukti-bukti kedua menyatakan
bahwa orang yang memfitnah Neville Starnge adalah Audrey Strange, mantan istri Neville.
Motifnya sudah jelas, sakit hati dan dendam. Audrey dan Neville sudah menikah selama 8 tahun ketika tiba-tiba
Neville jatuh hati pada Kay dan memutuskan untuk menceraikan Audrey. Dan Audrey kemungkinan
merencanakan semua pembunuhan ini untuk membalaskan sakit hatinya terhadap Neville.
Tetapi Inspektur Battle merasakan ada yang janggal dalam kasus ini, ia terus melakukan penyelidikan.
Benarkah Audrey yang melakukan pembunuhan ini?? Suatu malam ia bertemu dengan seorang pria bernama
Andrew MacWirther yang ternyata telah mengetahui sesuatu yang selama ini terlupakan oleh Inspektur Battle.
Bahwa jika bukti yang pertama merupakan rekaan dari seseorang untuk menjebak Neville Strange, bukan tidak
mungkin bukti kedua yang mengacu pada Audrey Strange-pun adalah rekaan untuk menjebak Audrey Strange.
Akhirnya inspektur Battle bekerjasama dengan Andrew MacWhiter untuk menemukan pembunuh yang
sebenarnya. Dan ternyata fakta yang berhasil mereka peroleh sangat diluar dugaan. Mereka menemukan
identitas pembunuh tersebut tepat sebelum niat pembunuh itu tercapai. Tetapi bukti yang mereka peroleh
kurang kuat, sehinngga bukti-bukti itu tidak akan cukup untuk menjerat pembunuh. Akhirnya mereka
memutuskan untuk membuat bukti-bukti kondisional yang akan membuat pelaku mengakui semua tindakannya.
Penjebakan.
Hafalan Shalat Delisa
1. IDENTITAS BUKU
Judul : Hafalan Shalat Delisa
Penulis : Tere Liye
Sutradara : Sony Gaoksak
Produser : Chand Parwez Servia
Desain cover : Eja-creative|4
Penerbit : Republika Penerbit
Tempat terbit : Jakarta
Tahun terbit : 2008
Halaman : 266 halaman
Ukuran : 20,5 x 13,5 cm
Harga : Rp. 50.000,00
2. SINOPSIS
Novel ini menceritakan tentang kisah menyentuh dari seorang anak berusia 6 tahun bernama Delisa,
yang hidup bersama Ummi Salamah dan ketiga kakak-kakaknya, yaitu, Cut Fatimah siswa kelas 1 Madrasah
Alia, si kembar Cut Aisyah dan Cut Zahra yang duduk dikelas 1 Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Lhok Nga.
Sementara Abinya, Usman bekerja di tanker perusahaan minyak Internasional, yang pulang setiap 3 bulan
sekali untuk menemui keluarganya. Mereka tinggal bersama dikomplek perumahan sederhana dipinggir pesisir
pantai Lhok Nga, Aceh. Keluarga Abi Usman memang bahagia, memiliki empat anak shaleh dengan karakter
yang berbeda, dengan sifat Delisa yang manja dan baik hati, Aisyah yang irihati dan egois, Fatimah yang
bijaksana, Zahra yang pendiam, menciptakan suasana keributan-keributan kecil pada keluarga itu. Kehidupan
mereka berkecukupan. Bertetanggan yang baik dan bersahaja. Apa adanya.
Suatu hari Ummi dan Delisa pergi ke pasar Lhok Nga untuk membeli kalung emas 2 gram ditoko Koh
Acan sebagai hadiah ujian praktek hafalan shalat yang akan dilakukan Delisa untuk di setorkan kepada Bu Guru
Nur. Abi juga akan memberikan hadiah berupa sepedah untuk Delisa, hal itu membuat Delisa semakin
bersemangat menghafal lafadz bacaan shalatnya.
Pagi, 26 Desember 2004 itu Delisa akan melaksanakan ujian praktek hafalan shalatnya. Dengan raut
wajah tegang, memucat, Delisa mengangkat tangan kecilnya yang gemetar, namun mantap hatinya berkata:
Delisa akan khusyu’. ‘Allaahu-akbar’ lantai laut retak seketika. Gempa menjalar dengan kekuatan dahsyat. Vas
bunga pecah menggores lengan Delisa. Gelombang itu bergetar menyapu Banda Aceh. Namun sedetik
berikutnya sejuta air membuncah keluar, desiran dahsyat ombak menggulung pesisir komplek Lhok Nga,
anehnya Delisa tetap khusyu’ membaca lafadz shalatnya. Gelombang itu menghantam tubuh Delisa keras-keras,
terpelanting jauh menghantam tembok. Entah kemana Delisa terbawa deru ombak.
Selama 6 hari Delisa tak sadarkan diri, dia ditemukan dengan keadaan yang sangat menyedihkan, mirip
seperti mayat. Kini Delisa dirawat dirumah sakit, tak lagi terbaring disemak-semak belukar, tak lagi meminum
air hujan, tak lagi kepanasan terkena sinar mentari. Delisa dirawat dengan banyak selang ditubuhnya, kepalanya
dipangkas dengan banyak luka jahitan, lebih dari dua puluh jahitan ditemukan disekujur tubuhnya, serta kaki
yang telah membusuk terpaksa di amputansi, tangannya diberi gips, sungguh malang nasib gadis kecil itu,
walau begitu ia tak pernah mengeluh.
Berkat data-data yang diberikan suster Sophi Delisa dapat bertemu dengan Abinya. Ia menceritakan
semua kondisinya tanpa ada raut wajah sedih, Abinya tidak menyangka Delisa lebih kuat menerima semuanya,
menerima takdir yang telah di berikan oleh ALLAH. Delisa dan Abi memulai kembali kehidupan dari awal
bersama, mulai menerima keadaan pahit yang telah diterima mereka, sejak saat itu Delisa mulai memahami
kata ikhlas, ikhlas menghafal hafalan shalat hanya karena ALLAH SWT semata .
Sore itu, Sabtu, 21 Mei 2005, Delisa sedang mencuci tangannya di sungai. Ia terperangah ketika melihat
kilauan cahaya dari semak belukar. Kilauan itu berwarna kuning, seperti seutai kalung. Hati Delisa bergetar,
bukan karena ia melihat kalung itu berinisial ‘D’, tetapi hatinya bergetar ketika melihat sebuah kerangka
manusia yang bersandarkan semak belukar menggenggam kalung emas itu. Itu Umminya, Ummi Salamah.
Hafalan Shalat Delisa
1. IDENTITAS BUKU
Judul : Hafalan Shalat Delisa
Penulis : Tere Liye
Sutradara : Sony Gaoksak
Produser : Chand Parwez Servia
Desain cover : Eja-creative|4
Penerbit : Republika Penerbit
Tempat terbit : Jakarta
Tahun terbit : 2008
Halaman : 266 halaman
Ukuran : 20,5 x 13,5 cm
Harga : Rp. 50.000,00
2. SINOPSIS
Novel ini menceritakan tentang kisah menyentuh dari seorang anak berusia 6 tahun bernama Delisa,
yang hidup bersama Ummi Salamah dan ketiga kakak-kakaknya, yaitu, Cut Fatimah siswa kelas 1 Madrasah
Alia, si kembar Cut Aisyah dan Cut Zahra yang duduk dikelas 1 Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Lhok Nga.
Sementara Abinya, Usman bekerja di tanker perusahaan minyak Internasional, yang pulang setiap 3 bulan
sekali untuk menemui keluarganya. Mereka tinggal bersama dikomplek perumahan sederhana dipinggir pesisir
pantai Lhok Nga, Aceh. Keluarga Abi Usman memang bahagia, memiliki empat anak shaleh dengan karakter
yang berbeda, dengan sifat Delisa yang manja dan baik hati, Aisyah yang irihati dan egois, Fatimah yang
bijaksana, Zahra yang pendiam, menciptakan suasana keributan-keributan kecil pada keluarga itu. Kehidupan
mereka berkecukupan. Bertetanggan yang baik dan bersahaja. Apa adanya.
Suatu hari Ummi dan Delisa pergi ke pasar Lhok Nga untuk membeli kalung emas 2 gram ditoko Koh
Acan sebagai hadiah ujian praktek hafalan shalat yang akan dilakukan Delisa untuk di setorkan kepada Bu Guru
Nur. Abi juga akan memberikan hadiah berupa sepedah untuk Delisa, hal itu membuat Delisa semakin
bersemangat menghafal lafadz bacaan shalatnya.
Pagi, 26 Desember 2004 itu Delisa akan melaksanakan ujian praktek hafalan shalatnya. Dengan raut
wajah tegang, memucat, Delisa mengangkat tangan kecilnya yang gemetar, namun mantap hatinya berkata:
Delisa akan khusyu’. ‘Allaahu-akbar’ lantai laut retak seketika. Gempa menjalar dengan kekuatan dahsyat. Vas
bunga pecah menggores lengan Delisa. Gelombang itu bergetar menyapu Banda Aceh. Namun sedetik
berikutnya sejuta air membuncah keluar, desiran dahsyat ombak menggulung pesisir komplek Lhok Nga,
anehnya Delisa tetap khusyu’ membaca lafadz shalatnya. Gelombang itu menghantam tubuh Delisa keras-keras,
terpelanting jauh menghantam tembok. Entah kemana Delisa terbawa deru ombak.
Selama 6 hari Delisa tak sadarkan diri, dia ditemukan dengan keadaan yang sangat menyedihkan, mirip
seperti mayat. Kini Delisa dirawat dirumah sakit, tak lagi terbaring disemak-semak belukar, tak lagi meminum
air hujan, tak lagi kepanasan terkena sinar mentari. Delisa dirawat dengan banyak selang ditubuhnya, kepalanya
dipangkas dengan banyak luka jahitan, lebih dari dua puluh jahitan ditemukan disekujur tubuhnya, serta kaki
yang telah membusuk terpaksa di amputansi, tangannya diberi gips, sungguh malang nasib gadis kecil itu,
walau begitu ia tak pernah mengeluh.
Berkat data-data yang diberikan suster Sophi Delisa dapat bertemu dengan Abinya. Ia menceritakan
semua kondisinya tanpa ada raut wajah sedih, Abinya tidak menyangka Delisa lebih kuat menerima semuanya,
menerima takdir yang telah di berikan oleh ALLAH. Delisa dan Abi memulai kembali kehidupan dari awal
bersama, mulai menerima keadaan pahit yang telah diterima mereka, sejak saat itu Delisa mulai memahami
kata ikhlas, ikhlas menghafal hafalan shalat hanya karena ALLAH SWT semata .
Sore itu, Sabtu, 21 Mei 2005, Delisa sedang mencuci tangannya di sungai. Ia terperangah ketika melihat
kilauan cahaya dari semak belukar. Kilauan itu berwarna kuning, seperti seutai kalung. Hati Delisa bergetar,
bukan karena ia melihat kalung itu berinisial ‘D’, tetapi hatinya bergetar ketika melihat sebuah kerangka
manusia yang bersandarkan semak belukar menggenggam kalung emas itu. Itu Umminya, Ummi Salamah.
RESENSI NOVEL SITI NURBAYA
1. IDENTITAS NOVEL
Judul Buku : Siti Nurbaya
Penerbit : Balai Pustaka
Tahun Terbit : 1922
Tebal Buku : 344 Halaman
Kategori : Fiksi, Novel
Penulis : Marah Rusli
2. SINOPSIS NOVEL
Sesungguhnya karya sastra selalu menjanjikan makna baru. Setiap kali kita membaca ulang sebuah
karya sastra, setiap itu pula makna baru akan sangat mungkin muncul. Begitu pula dengan Siti Nurbaya sebuah
karya sastra dari Marah Rusli. Berkali – kali buku ini dibaca, berkali – kali pula ditemukan keindahan yang
berbeda. Berkali – kali novel ini diperbincangkan, berkali – kali pula ditemukan misteri yang tak sama.
Benarkah Samsulbahri adalah tokoh yang baik? Mengapa Datuk Meringgih yang digambarkan jahat pada akhir
cerita menjadi patriot yang membela tanah air, dan kemudian wafat dengan darah membasahi ibu pertiwi?
Siapakah sesungguhnya yang menjadi pahlawan? Inilah novel tentang cinta yang indah, tentang patriotisme,
dan tentang perjuangan nilai – nilai kemanusiaan yang selalu ada pada tiap zaman. Karena itulah, maka novel
ini menjadi abadi.
Novel Siti Nurbaya ini menceritakan tentang kehidupan keluarga baginda Sulaiman, seorang pengusaha
yang pada mulanya hidup sejahtera. Saingan bisnisnya, Datuk Meringgih, sebagai orang yang sombong dan
serakah tidak suka melihat kesuksesan Baginda Sulaiman. Ia pun melakukan maker pada Baginda Sulaiman
hingga jatuh miskinlah Baginda Sulaiman dan keluarganya, sehingga terpaksa harus mendapatkan pinjaman
modal pada Datuk Meringgih.
Suatu hari, Datuk Meringgih mendesak Baginda Sulaiman untuk melunasi utang-utangnya. Dalam
kebimbangan karena tak mampu membayar, putri Baginda Sulaiman, Siti Nurbaya, menawarkan diri untuk
dinikahi oleh Datuk Meringgih yang tua dan kasar. Semua pinjaman modal tersebut pun dianggap lunas.
Baginda Sulaiman tak punya pilihan. Demi menjaga kehormatan keluarga, Siti Nurbaya menerima kenyataan
pahit menjadi istri seorang Datuk Meringgih. Padahal ia tengah menunggu Samsulbahri, kekasihnya yang
masih sekolah di Stovia, Jakarta.
Di pertengahan hingga akhir cerita, Siti Nurbaya diracuni oleh Datuk Meringgih setelah terjadi banyak
konflik, diantaranya karena ia ketahuan ingin menyusul Samsulbahri ke Jakarta. Samsulbahri pun meninggal
dunia karena perkelahian dengan Datuk Meringgih. Namun sebelumnya, Datuk Meringgih berhasil ia tembak.
Ada beberapa hal yang menarik dari novel ini dan menurut saya ini jugalah yang menjadi kelebihan dari
novel Siti Nurbaya. Novel ini tidak hanya berisi sebuah cerita semata melainkan juga terdapat bentuk karya
sastra lama yakni pantun, serta syair – syair yang sarat akan makna. Terdapat pula peribahasa – peribahasa. Di
beberapa bagian kalian juga bisa menemukan pepatah – pepatah lama serta serangkaian cerita yang diceritakan
kembali oleh tokoh dalam novel tersebut yang kaya akan pelajaran hidup. Bagi para pembaca yang belum
pernah menginjakkan kaki di tanah Minang, saat membaca novel karangan Marah Rusli ini kalian akan
merasakan bahwa kalian berada di tanah Minang. Pengarang benar – benar menggambarkan kota Padang
dengan segala keindahannya serta adat istiadatnya yang masih kental kala itu. Alur cerita yang disajikanpun
sangat menarik, penggambaran tokoh baik fisik maupun karakter digambarkan sangat jelas. Konflik yang
terjadi juga sangat menarik dan menghanyutkan. Saya sendiri sampai berlinangan air mata membaca novel ini.
Untuk itu sangat disayangkan apabila kalian belum membaca novel Siti Nurbaya karangan Marah Rusli ini.
Novel yang menjadi best seller pada masanya sampai kala itu dikenal dengan zaman Siti Nurbaya. Bahkan
sampai saat ini pun masih sering diperbincangkan, karena itu novel ini adalah novel sepanjang masa. Untuk
kekurangannya saya selaku resentator tidak bisa menemukannya novel ini terlalu bagus dan sempurna dan tak
ada kritikan apapun yang ada hanyalah pujian.
Suatu kebanggaan untuk saya karena dapat meresensi novel Siti Nurbaya karangan Marah Rusli ini.
Saya belajar banyak dari beliau melalui novel ini. Tak lupa juga saya ingin mengucapkan terima kasih kepada
ibu Musdalipa. S.Pd selaku guru pembimbing Bahasa Indonesia yang telah memberi tugas untuk meresensi
novel ini. Saya merasa sangat beruntung karena ibu menentukan bahwa saya harus meresensi novel angkatan
Balai Pustaka dengan judul Siti Nurbaya. Meskipun pada awalnya saya kurang suka dan ingin meresensi novel
angkatan baru tapi pada akhirnya setelah membaca novel ini saya tak mampu berkata apa – apa lagi, saya tidak
menyesal dan sekali lagi saya merasa sangat bangga.
RESENSI NOVEL “PEMBUNUH DI BALIK KABUT”
1. IDENTITAS NOVEL
Judul : Pembunuh Dibalik Kabut
Penulis : Agatha Cristie
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Edisi : Soft Cover
2. SINOPSIS NOVEL
Dalam karyanya kali ini, Agatha Christie tidak melibatkan tokoh andalannya, Hercule Poirot, detektif
berkebangsaan Belgia yang mempunya sel-sel kelabu yang sempurna. Penyelidikan murni dilakukan oleh
orang-orang yang dilibatkan oleh keadaan. Yaitu, Bobby Jonas, Franchess Derwent, Dokter Thomas, Roger
Bessingtonffrench, Moira Nicholson, dan Gladys Evans.
Cerita berawal ketika Bobby Jonas anak tunggal seorang pendeta kenamaan di daerah Marchbolt (sebuah kota
kecil di tepi pantai daerah Wales), dan temannya, Dr.Thomas sedang bermain golf di sebuah lahan milik
pribadi, Bobby mendengar sebuah pekikan yang sangat memekakan telinga. pekikan tersebut begitu
menyeramkan, Bobby dan Dr.Thomas berusaha mencari dimana sumber suara tersebut. Dan mereka dikejutkan
oleh sesosok tubuh yang terbujur kaku diantara bebatuan terjal di sudut Marchbolt. Thomas berlari mencari
bantuan dan meninggalkan Bobby bersama tubuh kaku tersebut. Tiba-tiba tubuh kaku yang menurut perkiraan
Dr.Thomas sudah tewas tersebut, bangkit dan mencengkeram tangan Bobby, lalu ia menggumamkan kata-kata
aneh ,”kenapa mereka tidak memanggil Evans?” sembari menunjukan selembar foto.
Dalam foto tersebut, Bobby melihat sesosok wanita muda dengan rambut keperakan yang luar biasa cantik.
Setelah menyerahkan selembar foto tersebut, lelaki yang tadi terbujur kaku tiba-tiba mengerang dan kembali
terjerembab. Ia tewas dengan luka-luka yang menyeramkan.
Sebagai saksi Bobby Jonas dan Dr.Thomas mengalami serentetan penyelidikan, dan dari penyelidikan tersebut
mereka mengetahui bahwa pria yang mereka temukan di tepi jurang tersebut bernama Alex Pitchbard, dan foto
yang diserahkan almarhum adalah foto adik almarhum, yaitu Ny. Amelia Cayman. Tetapi ada sesuatu yang
mengganjal di benak Bobby, yaitu, foto yang ia lihat beberapa hari yang lalu sangat berbeda 180 derajat dari
sosok Amelia Cayman.
Kejanggalan tersebut hanya sebuah perubahan manusiawi yang terjadi ketika kepada setiap wanita, pikir
Bobby. Ia segera melupakan kejadian tersebut dan kembali pada rutinitasnya. Tetapi kemudian suatu hal tak
terduga terjadi, ia menemukan sebuah surat kabar yang menampilkan foto yang ditemukan di saku koraban, dan
foto tersebut adalah foto yang berbeda dengan yang dilihat Bobby sebelumnya. Ia mencium kejanggalan. Ia
yakin ada yang tidak beres. Kemudian iangatannya kembali pulih, kemarin saat ia menemukan sesosok tubuh
terjatuh dari tebing, ia menunggu Dr. Thomas mencari bantuan, saat sedang menunggu ia ingat ia harus berada
di gereja ayahnya sehingga ia meninggalkan kembali foto tersebut ke dalam saku celana korban. Disaat itu
muncul pemuda setengah baya dengan wajah yang cukup tampan, Bobby berpesan kepada pemuda tersebut
untuk menjag mayat sampai bantuan datang karena ia harus berada di gereja untuk kebaktian.
Bobby yakin pria itulah yang mengganti foto wanita yang dilihatnya menjadi foto lain. Tapi apa maksudnya??
Jangan-jangan pria tersebut yang membunuh Alex Pitchard dan ia berniat menghilangkan bukti yang akan
menyulitkannya???
Bobby membicarakan kejanggalan ini dengan sahabatnya, Franchess Derwent. Franchess yang biasa dipanggil
Frankie juga merasa heran. Tetapi ia menganggap itu semua hanya kebetulan belaka. Beberapa hari kemudian,
Bobby ditemukan hampir tewas karena minuman beracun yang diminumnya, polisi masih menyelidiki kejadian
ini. Tetapi kecurigaan Bobbie dan Frankie terhadap pemuda yang ditinggalkannya di smaping mayat semakin
kuat. Akhirnya mereka mendapatka ide gila, ide spontan yang diharap akan mengungkapkan siapa yang
membunuh Alex Pitchard dan mencoba membunuh Bobby.
Ide tersebut membawa Frankie dan Bobby ke kediaman pemuda yang dicurigainya, Roger Bessingtonffrench.
Selama tinggal disana Frankie dan Bobby yang menyamar sebagai supir pribadi Frankie mengamati gerak-gerik
Roger Bessingtonffrench, tetapi sepertinya dia bersih. Gerak-geriknya tidak mencurigakan.
Dalam penyelidikannya Bobby dan Frankie bertemu dengan seorang dokter yang bekerja sebagai terapis
pecandu oabt-obatan terlarang bernama Dr. Nicholson, juga istrinya yang sangat cantik jelita, Moira Nicholson.
Bobby sangat terkejut ketika bertemu dengan Moira Nicholson, karena wajah Moira Nicholson adalah wajah
yang dilihatnya dalam foto yang ia dapat dari korban pembunuhan itu, Alex Pithcard.
Ia semakin mencurigai Dr,Nicholson ketika mengetahui bahwa mayat yang ia temukan ialah mayat kekasih
gelap Moira yang bernama Alan Carstairs bukan Alex Pitchard. Nama Alex Pitchard kemungkinan adalah nama
palsu yang diberikan keluarga Cayman palsu ketika mengidentifikasi mayat korban. Tetapi siapa mereka???
Dan apa tujuannya?? Mengapa mereka mencoba membunuh Bobby?? Apakah mereka berpikir Bobby
mengetahui sesuatu yang bisa mengancam rencana jaha mereka??? Apa yang Bobby ketahui???
Akhirnya bobby kembali mengingat sesuatu, ketika ia menemukan korban, korban mendadak tersadar dan
membisikan sesuatu di telinga Bobby, yaitu: ”mengapa mereka tidak memanggil Evans?”
Bobby dan Frankie berpikir, mungkin kata-kata terakhir korban itu akan membantu Bobby menemukan siapa
pembunuh Alan Carstairs yang sebenarnya. Ternyata benar, kalimat itu membawa mereka kepada sebuah fakta
yang sejak awal sudah mereka perkirakan. Bahwa ternyata yang membunuh Alan Carstairs adalah Roger
Bessingtonffrench, tetapi yang mengejutkan adalah ia melakukannya dengan bantuan Moira Nicholson.
Hal ini sangat diluar dugaan, karena ternyata Moira juga lah yang melakukan percobaan pembunuhan terhadap
Bobby dengan memasukan racun ke dalam minumannya. Dan sekali lagi mereka terkejut karena ternyata kunci
utama untuk mengungkapkan misteri ini adalah nona Gladys Evans, tetangga Bobby. Moira ditangkap, tetapi
Roger Bessingtonffrench melarikan diri. Dan beberapa bulan setelah pernikahannya dengan Frankie, Bobby
menerima surat yang entah datang dari mana. Ternyata surat tersebut berasal dari Roger Bessingtonffrench
yang mengucapkan selamat karena mereka telah berhasil memecahkan kejahatannya.
Kejahatan mereka bermotif uang, Alan Carstairs adalah saksi utama yang mengetahui penipuan dan
pembunuhan Moira Nicholson terhadap sahabatnya, Mr.Savage dan menipu notaris yang menyaksikan
perpindahan warisan kepada Moira. Darisinilah kasusnya berawal, Alan Carstair yang notabene merupakan
sahabat Mr.Savage marasakan kejanggalan terhadap perpindahan warisan tersebut. ia kemudian menemukan
kejanggalan lain, mengapa dalam perpindahan warisan tersebut Moira mengundan 2 tukang kebun yang sudah
tua dan rabun, mengapa mereka tidak memanggil Evans yang jauh lebih berpendidikan dan memiliki keadaan
fisik yang masih baik. Hal ini kemudian diketahui karena ternyata pada saat pengalihan kekuasaan tersebut,
Mr.Savage sudah mati, dan orang yang menggantikannya adalah Roger Bessingtonffrench yang menyamar.
Dan seperti itulah kasusnya bergulir, meraka harus membunuh Alan Carstair yang memiliki bukti juga Bobby
Jonas yang mendengar pesan terakhir mengenai kejanggalan evans.
RESENSI NOVEL (Harry Potter 7)
1. IDENTITAS BUKU
Judul Novel : Harry Potter and The Deathly Hallows ( Harry Potter dan Relikui
Kematian )
Nama Penulis : Joanne Kathleen Rowling
Alih Bahasa : Listiani Srisanti
Tahun Terbit : 2008
Nama Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman : 999 Halaman
ISBN -10 : 979-22-3349-0
ISBN -13 : 978-979-22-3349-0
2. SINOPSIS Harry Potter seorang penyihir muda yang merupakan tokoh utama yang berjuang untuk menghadapi
musuh besarnya Lord Voldemort / Pangeran Kegelapan (seorang penyihir jahat yang sangat kejam dan ia telah membunuh kedua orang tua Harry). Kau-Tahu-Siapa yang merupakan sapaan khusus untuk Lord Voldemort, penyihir hitam tersebut telah bangkit kembali dan hendak membunuhnya serta mengusai dunia sihir. Setelah Kementrian sihir jatuh ke tangan musuh besarnya Harry pun harus hidup dalam pelarian. Ia hidup dan terus menerus bersembunyi hingga menemukan cara untuk mengatasi masalah ini.
Harry di beri tugas oleh Kepala Sekolahnya Albus Dombledore yang telah tiada untuk mencari ketujuh Horucx yang merupakan kunci kematian Lord Voldemort. Ada ramalan yang mengatakan bahwa tidak ada yang bisa hidup diantara keduanya, karena keduanya harus saling membunuh satu sama lain. Di mulailah pencarian Harry bersama kedua sahabatnya Ron Weasly dan Hermione Granger untuk menemukan rahasia yang dimaksud untuk menyelamatkan dunia sihir. Petualangan yang menakjubkan dan fantasis yang mereka alami, dari suka duka, letihnya dalam pelarian yang terus di buru oleh para Pelahap Maut yang merupakan kaki tangan Voldemort, serta misteri-misteri lain yang belum terpecahkan, mengenai apa rahasia di balik Tongkat Sihir Elder, Kematian Ariana, dan kisah misterius Albus Dombledore yang berliku serta kisah relikui kematian antara Harry Potter dan musuh besarnya Lord Voldemort. Penulis mampu menceritakan kisah ini dengan jenius, menarik, unik dan sangat mengesankan.
Dari kata-kata demi kata yang benar-benar mampu membimbing kita untuk merasakan dunia yang ia ciptakan hingga kita mampu terjun dan masuk ke dalam dunia fantasi yang di paparkan penulis.
Novel Laskar Pelangi
1. Identitas Buku
Judul : Laskar Pelangi
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Benteng, Yogyakarta
Tahun Terbit : 2008
Tebal : XVIII + 534 Halaman 20,5
2. Sinopsis Novel
Ini adalah kisah heroik kenangan 11 anak Belitong yang tergabung dalam "Laskar Pelangi": Syahdan, Lintang,
Kucai, Samson, A Kiong, Sahara, Trapani, Harun, Mahar, Flo dan sang penutur cerita – Ikal. Andrea Hirata,
yang tak lain adalah Ikal, dengan cerdas mengajak pembaca mengikuti tamasya nostalgia masa kanak-kanak di
pedalaman Belitong yang berada dalam kehidupan kontras: kaya dengan tambang timah, tapi rakyatnya tetap
miskin dalam kesehariannya.
Ini adalah cerita tentang semangat juang menyala-nyala dari anak-anak kampung Belitong untuk mengubah
nasib melalui sekolah, yang harus mereka dapat dengan terengah-engah. Sebagian besar orang tua mereka lebih
suka melihat anak-anaknya bekerja membantu orang tua di ladang, atau bekerja menjadi buruh kasar di PN
Timah, daripada sekolah yang tak jelas masa depannya.
Derita sekolah itu tergambar jelas ketika SD Muhammadiyah di kampung miskin itu terancam tutup kalau
murid baru sekolah itu tidak mencapai 10 orang. kesebelas anak itulah yang telah menyelamatkan masa depan
suar pendidikan yang hampir redup digilas ekonomi. Kesebalas anak itu memiliki keunikan masing-masing.
Diantara 11 anak Laskar Pelangi itu, Lintang dan Mahar adalah 2 diantara yang paling menonjol. Lintang jenius
dalam bidang eksakta, Mahar ahli di bidang seni budaya. Mereka seolah mewakili otak kanan dan otak kiri
manusia. Lintang memiliki semangat juang yang tiada tara dalam belajar. Dia rela menempuh perjalanan
dengan kereta angin sejauh 80 km pergi pulang demi dapat memuaskan dahaga ilmu pegetahuan. Saking
semangatnya hingga akan tercium karet terbakar dari sepatunya yang aus digerus pedal sepeda. Jika ada aral
melintang di jalan dan terlambat sampai sekolah, tiada masalah baginya, asal dapat menyanyikan lagu "Padamu
Negeri" pada akhir jam pelajaran.
Novel Laskar Pelangi penuh dengan taburan wawasan yang luas bak samudra dari penulisnya yang paham betul
tentang ilmu eksakta, seni budaya, dan humaniora. Kita akan dibuat tersenyum geli dari humor kecil yang
dilontarkannya, terharu dan bahkan menangis ketika membaca kisah heroik kesebelas anak Laskar Pelangi.
Filicium adalah pohon yang menjadi saksi seluruh drama kehidupan Laskar Pelangi. Pohon itu menaungi
sekolah mereka yang hampir roboh. Pohon itu menjadi markas setiap pertemuan mereka: membicarakan soal-
soal di sekolah, merancang karya untuk festival 17 Agustus, atau tempat Lintang memberi kuliah tentang ilmu
fisika. Pohon itu pulalah yang menjadi saksi kerinduan Ikal pada gadis manis keturunan cina, anak pemillik
toko Sinar Harapan yang memiliki jari lentik dan kuku cantik.
Anak-anak Laskar Pelangi itu hidup dalam kebahagiaan masa kecil dan menyimpan mimpi masing-masing
untuk hari esok. Tapi siapa yang sanggup melawan sang nasib? Dua belas tahun kemudian, Ikal menyaksikan
perubahan nasib teman-temannya yang sungguh diluar dugaan. Sang nasib sungguh menjadi sebuah misteri
yang maha gelap. Anak-anak Laskar Pelangi itu boleh punya cita-cita setinggi langit, tapi nasib jualah yang
menentukan episode kehidupan mereka selanjutnya. Sang nasib bisa jadi adalah ketiadaan kepedulian
pemerintah akan bibit-bibit unggul mutiara anak bangsa yang harus terhempas oleh himpitan ekonomi. Mereka
adalah anak-anak harapan bangsa yang terpaksa harus tunduk oleh gilasan nasib yang semestinya bisa
diupayakan oleh pemerintah yang punya amanah dan kuasa untuk memajukan pendidikan.
Lintang, sang jenius itu misalnya kini harus terpuruk jadi sopir tronton karena harus menjadi tulang punggung
keluarga, menjadi pengganti ayahnya. Tapi Lintang punya jawaban, " jangan sedih Ikal, paling tidak aku telah
memenuhi harapan ayahku agar tidak jadi nelayan…." Bagi Ikal, kata-kata itu semakin menghancurkan hatinya,
ia marah, kecewa pada kenyataan begitu banyak anak pintar yang harus berhenti sekolah karena alasan
ekonomi. Ia mengutuki orang-orang bodoh sok pintar yang menyombongkan diri, dan anak-anak orang kaya
yang menyia-nyiakan kesempatan pendidikan.