LAMPIRAN
Lampiran 1
Penelitian-penelitian yang telah ditelaah mengenai
Pengaruh Melukat Terhadap Penurunan Stres
No Peneliti,
Tahun dan
Tempat
Judul Tujuan Desain Studi Populasi
dan Sample
Sampling Perlakuan Temuan Kesimpulan
1 I Wayan
Artana, 2018
Tirta
Empul.
Ideologi
Melukat Dalam
Praxis
Kesehatan
Melukat
bertujuan
untuk
membersihkan
pikiran dan
emosi dari
sifat-sifat yang
melekatinya,
sehingga ia
akan menjadi
murni kembali
Penelitian
kualitatif
dengan
analisis
ideologi :
deskriptif
(sebagai
sistem
berpikir,
sistem
kepercayaan,
praktik-
praktik
simbolik
yang
berhubungan
Pemedek
yang ingin
melakukan
pengelukatan
/ pasien.
Non
probability
sampling
yaitu
purposive
sampling
Intervensi
dilakukan
untuk
penyembuhan
dengan selain
melakukan
melukat juga
dengan
melibatkan
bantuan tenaga
Kesehatan
untuk
penyembuhan.
seorang dokter
berkewajiban
menyembuhka
melukat dalam
ritualnya
menggunakan
berbagai macam
simbol-simbol
seperti sarana
upakara, mantra,
dan air sebagai
wujud bhakti dan
permohonan
kepadaNYA agar
Beliau berkenan
melepaskan
“kotoran” yang
melekat pada diri.
Air yang sudah
Tubuh manusia
merupakan satu
kesatuan antara
stula sarira, sukma
sarira, dan ananta
karana sarira.
Sehingga,
penyembuhan
secara menyeluruh
harusnya juga
memperhatikan
kesembuhan
terhadap emosi
dan pikiran (sukma
sarira). Sehingga
penyembuhan
dengan
tindakan
sosial dan
politik).
n pasiennya
secara
menyeluruh.
Pengetahuan
kedokteran
digunakan
demi
pengetahuan,
yaitu teori yang
dipisahkan dari
praxis hidup
manusia
disucikan dengan
kekuatan mantra
(tirtha
pengelukatan)
sebagai simbol
alat untuk
melepaskan
kotora
yang dilakukan
harus seimbang
dengan medis dan
non medis.
2 Sang Ayu
Made
Yuliari,
2019
Panglukatan
Tamba
Waras,
Tabanan,
Bali
Pengelukatan
Sapta
Gangga
Perspektif
Usada Bali
Tujuan dari
penelitian ini
adalah untuk
mengetahui
panglukatan
Sapta Gangga,
untuk
mengetahui
tata caranya
dan implikasi
setelah
melaksanakan
panglukatan
Penelitian
kualitatif
menggunakan
teori
fenomenologi
dan
pendekatan
Ayurveda
Pemedek
yang ingin
melakukan
pengelukatan
Non
probability
sampling
yaitu
purposive
sampling
Intervensi
dilakukan
dengan syarat
yang harus
dibawa adalah
bungkak nyuh
gading,
bungkak nyuh
gadang dan
banten pejati.
Kemudian
melakukan
persembahyang
an lalu melukat
ketujuh
pancoran.
Hasil yang
didapatkan yaitu
kesejukan/tis yang
berimplikasi pada
tubuh sehingga
menimbulkan rasa
bahagia. Ketika
perasaan bahagia,
susah, senang itu
dapat dikelola
dengan baik maka
tubuh akan sehat.
Manusia yang
sehat itu tidak
lepas dari unsur
fisik, indriya,
mental, pikiran,
jiwa/atman. Jadi
sehat tidak hanya
menyangkut fisik,
mental saja akan
tetapi spiritualnya
juga sangat
penting karena
disitu ada unsur
kepercayaan dan
keyakinan kepada
Tuhan Yang Maha
Esa bahwa segala
makhluk hidup
berasal dariNya.
3 I Made
Gede
Anadhi,
2016
Pancoran
Solas, Desa
Guliang
Kangin.
Wisata
Melukat:
Perspektif
Air Pada Era
Kontemporer
Penelitian ini
bertujuan
untuk menjaga
kemakmuran
kehidupan,
memelihara
kedamaianan
hati, dan
ketenteraman
pikiran,
sehingga air
disebut tirtha
panglukatan
(air sebagai
pembersihan),
dan tirtha
amrta
sanjiwani (air
sebagai sumber
kemakmuran).
Penelitian ini
temasuk
qualitative
study dengan
pendekatan
teori
komodifikasi.
Teknik
pengumpulan
data
dilakukan
dengan
observasi,
wawancara,
dan studi
dokumen.
Seluruh data
diolah dengan
teknik
analisis
deskriptif
kualitatif dan
interpretatif.
Pemedek
yang ingin
melakukan
pengelukatan
Non
probability
sampling
yaitu
purposive
sampling
Kegiatan
eksploitasi
terhadap air
pun mulai
dilakukan baik
secara langsung
maupun tidak
langsung.
Komodifikasi
air pada sumber
air suci, juga
dilakukan
dengan tawaran
kemukjizatan
atau energi
penyembuhan
air yang masih
diyakini
Masyarakat
Bali, melalui
media air
kelebutan,
pancoran,
loloan,
panasnya (yeh
Hasil yang
diperoleh yaitu
Wisata melukat
yang ditemukan di
Desa Guliang
Kangin
menawarkan
kegiatan
pembersihan dan
penyucian dengan
sarana mata air
suci Pancoran
Solas yang
memiliki aliran air
dari Arah Barat.
Pancoran dari
arah Barat
diyakini
mengandung
energi
penyembuhan
sakit menahun,
sakit kena ilmu
hitam, penghapus
pengaruh mimpi
Dalam kebudayaan
tradisional, air
adalah unsur alam
yang dihormati
dan dihargai
karena menjadi
tumpuan
kehidupan dan
simbolik kesucian
jiwa masyarakat.
panes) dan
lainnya dalam
bentuk usaha
wisata melukat.
buruk, ruwatan
karena pengaruh
hari lahir, dan
sebagainya. Air
sebagai alat ritual
penyucian.
4 Nyoman
Mahardika,
2018
Penglukatan
Pura Dalem
Pingit dan
Pura Kusti
Desa
Pekraman
Sebatu
Tegallalang.
Esensi Ritual
Melukat
sebagai Daya
Tarik Wisata
Spiritual
Penelitian ini
bertujuan
untuk untuk
menjelaskan
esensi ritual
melukat
dengan cara
yang logis,
ilmiah,
sekaligus
menarik, dari
perspektif
wisatawan.
Penelitian ini
temasuk
penelitian
kualitatif
dengan teknik
pengumpulan
data
dilakukan
dengan
observasi,
wawancara,
dan studi
dokumen.
Pemedek
yang ingin
melakukan
pengelukatan
Non
probability
sampling
yaitu
purposive
sampling
Pemedek yang
datang untuk
pertama kali
melukat,
disarankan
untuk
membawa satu
pejati dengan
canang dan
kelengkapan
persembahyang
an. Sedangkan
pada saat
melukat,
masing-masing
mempersembah
kan kwangen,
berisi bunga
tunjung biru
dan bunga
jempiring,
dengan 11
penglukatan ini
yaitu melebur
segala ‘mala’
(kekotoran diri,
penyakit,
termasuk akibat
black magic).
Melukat memang
dapat memberikan
efek segar bagi
badan dan pikiran.
Ditambah lagi
adanya keyakinan
akan turunnya
berkah lewat
ritual ini, maka
efek
penyembuhan
baik secara fisik
dan psikis sudah
bekerja, disadari
atau tidak.
tempat
penglukatan yang
diyakini secara
Hindu diberkahi
oleh Ida Batari
Uma dan Ida Dewi
Gangga, dengan
kawigunan
(manfaat utama)
untuk
menghilangkan
segala kekotoran
diri lahir dan batin,
termasuk
membersihkan diri
dari penyakit non
medis, serta tempat
untuk memohon
Sentana
(keturunan).
kepeng uang
bolong
5 Komang
Agus Triadi
Kiswara,
2018
Upacara
melukat
wayang di
Desa
Tinggarsari,
Kecamatan
Busungbiu,
Kabupaten
Buleleng.
Tradition Of
Melukat
Wayang As A
Hindu
Education
Media In
Tinggarsari
Village,
Busungbiu
District,
Buleleng
District
Penelitian ini
bertujuan
untuk tujuan
untuk
membersihkan,
memurnikan,
selain sebagai
persembahan,
sehingga
melukat adalah
salah satu
bentuk upacara
Manusa
Yajnya.
Penelitian ini
temasuk
qualitative
study. Teknik
pengumpulan
data
dilakukan
dengan
observasi,
wawancara,
dan studi
dokumen
Pemedek
yang ingin
melakukan
pengelukatan
Non
probability
sampling
yaitu
purposive
sampling
wayang kulit
memiliki tiga
makna dalam
kehidupan
sosial
budayanya,
sebagai media
pendidikan,
hiburan dan
juga diiringi
dengan upacara
keagamaan.
Upacara
melukis /
ruwatan,
melalui
wayang, sarat
dengan nilai-
nilai luhur yang
di dalamnya
terkandung
nilai
pendidikan,
moral, etika
yang disajikan
secara simbolis.
Hasil interaksi
masyarakat
dengan
lingkungan dunia
sekitarnya yang
kemudian
digunakan sebagai
sarana pendidikan
yang digunakan
untuk
menanamkan
nilai-nilai
kehidupan sebagai
bekal hidup
esensial untuk
mencapai
ketenangan,
keamanan dan
kebahagiaan yang
lahir dan batin.
Tujuan upacara
ritual adalah
untuk
membersihkan
kelahiran batin
seseorang.
Makna Upacara
Gerakan Wayang
sebagai media
Pendidikan Agama
Hindu adalah
sebagai media
untuk mendidik
anak-anak menjadi
suputra,
pembersihan
spiritual dan tradisi
keagamaan.Prosesi
upacara
pembukaan media
sebagai media
pendidikan agama
Hindu di dimulai
dengan
pembersihan fisik
untuk upacara,
kemudian doa
beakaon dan
prayascita,
pembuatan tahta
kesempurnaan,
doa, yang terakhir
Dilahirkan dengan
air, batin
dibersihkan
dengan puja-puja
kekuatan batin
kepemimpinan
seremonial
dengan
menggunakan
sarana upakara
atau banten
adalah prosesi
perjalanan.
6 Ni Wayan
Indrayani,
2018
Di Pura
Luhur
Tambawaras
Desa
Sangketan
Kecamatan
Penebel
Kabupaten
Tabanan.
Panglukatan
Sapta
Gangga
Sebagai
Media
Penyuluhan
Agama
Hindu Di
Pura Luhur
Tambawaras
Desa
Sangketan
Kecamatan
Penebel
Kabupaten
Tabanan
Penelitian ini
bertujuan
untuk
memohon
keseimbangan
atau
keharmonisan
alam,
melestarikan
alam
lingkungan
komuditas
kehidupan,
perwujudan
rasa hormat
terhadap asas
transendental
penelitian ini
menggunakan
teknik
pengumpulan
data
observasi,
wawancara,
studi
kepustakaan,
dan
dokumentasi.
Teknik
analisis data
yaitu reduksi
data,
penyajian
data dan
Pemedek
yang ingin
melakukan
pengelukatan
Non
probability
sampling
yaitu
purposive
sampling
Pemedek yang
tangkil ke
Luhur
Tambawaras,
sebelum
melaksanakan
persembahyang
an terlebih
dahulu
melaksanakan
pangulukatan
atau
pembersihan di
Panglukatan
Sapta Gangga
ini. Tujuannya
adalah untuk
melaksanakan
pengelukatan
mampu
memberikan
pendidikan serta
pemahaman
terhadap
masyarakat terkait
panglukatan itu
sendiri baik itu
dari pengetahuan,
sikap serta prilaku
seseorang yang
telah melakukan
panglukatan
tersebut.
Panglukatan Sapta
Gangga Sebagai
Media Penyuluhan
Agama. Serta
dampak
Pelaksanaan
Panglukatan Sapta
Gangga di Pura
Luhur Tambawaras
meliputi: Dampak
kognitif
(perubahan
pengetahuan),
dampak afektif,
seperti perubahan
emosi dan
perasaan, dan
tertinggi,
termausk
memohon
pembersihan
atau kesucian
diri dan
menjadikan
pengelukatan
sebagai media
pembelajaran.
penarikan
kesimpulan.
membersihkan
segala jenis
mala (kotoran)
yang ada pada
diri pemedek
selama perjalan
ke pura ini baik
secara skala
maupun
niskala.
dampak
behavioral, yang
tertuju pada
perubahan tingkah
laku masyarakat
pemedek
7 I Wayan
Murjana,
2017
Desa
Pakraman
Banjarangkan
Kecamatan
Banjarangkan
Kabupaten
Klungkung
Ritual
Penglukatan
Pada Hari
Tumpek
Wayang Di
Desa
Pakraman
Banjarangka
n Kecamatan
Banjarangka
n Kabupaten
Klungkung (
Penelitian ini
bertujuan
untuk Ritual
ini merupakan
salah satu
bentuk dari
ajaran agama
Hindu untuk
bagaimana
memperoleh
kesucian guna
untuk
mencapai
kebahagiaan
dalam hidup
dan sampai
sekarang ritual
ini masih tetap
Penelitian ini
adalah
penelitian
kualitatif.
Jenis data
yang
digunakan
adalah data
kualitatif
yang berupa
keterangan
dari informan
dan literatur.
Pemedek
yang ingin
melakukan
pengelukatan
Non
probability
sampling
yaitu
purposive
sampling
Penglukatan
pada hari
Tumpek
Wayang di
Desa Pakraman
Banjarangkan
terdiri dari
beberapa
proses yaitu;
diawali dengan
prosesNedunan
g Sang Hyang
Iswara,kemudi
an dilanjutkan
dengan prosesi
nunas tirta
wayang/penglu
katan,
Temuan yang
didapat dalam
penelitian ini (1)
prosesi ritual
penglukatan pada
hari tumpek
wayang terdiri
dari rangkaian
upacara meliputi;
nedunang Sang
Hyang Iswara,
ngarga tirtha,
pembersihan
banten, nglukat,
natab, ngaturang
pebuktian dan
ngelebar.
Sarana/banten
Pelaksanaan ritual
ini memiliki fungsi
sebagai penyucian
untuk
mengilangkan
segala macam
kekotoran sekala
maupun niskala
dalam diri
seseorang akibat
pengaruh hari
kelahiran.
dilaksanakan
khususnya di
Desa
Pakraman
Banjarangkan
Klungkung
khususnya
kepada orang
yang lahir pada
wuku wayang
dalam sistim
kalender Bali
sesuai
keyakinan dan
dresta
masyarakan
disana dengan
segala keunika
dan
kesederhanaan
nya.
penyucian
banten,
nglukat,
ngaturang
pebuktiandan
ngelabar.
Adapun sarana
maupun
prasarana yang
digunakan
dalam ritual ini
yaitu;
bantenpejati,
tebasansapuh
lare dan tebasan
lara
melaradan,puc
uk kayu dapda,
Benang tri datu,
Jinah bolong
panca datu,
Wayang malen,
Wayang siwa ,
Wayang
acintya,
Wayang krsna,
priuk tanah.
yang digunakan
yaitu; peras pejati,
pesucian, tebasab
sapuh lara dan lara
melaradan,
muncuk dapdap,
benang tri datu,
jinah bolong
wayang (siwa,
acintya, malen,
krisna), sembe,
priuk tanah. (2)
fungsi ritual ini
yaitu fungsi
kesucian untuk
membersihkan
mala/leteh akibat
hari kelahiran,
fungsi etika dan
moral kaitannya
dengan
perwatakan serta
fungsi religius
berkaitan dengan
dasar keyakinan
dalam ritual ini.
(3) Makna ritual
penglukatan pada
hari tumpek
wayang yaitu
makna teologi
tirtha sebagai
bentuk
pembelajaran
tentang hakekat
Tuhan, berkah
serta wahana
Tuhan untuk
menunjukan cinta
kasih-Nya dan
makna teologi
wayang sebagai
bayangan atau
wujud dari
personifikasi
Tuhan
Lampira 2