7/23/2019 257639218 Laporan Kasus Nekrosis Pulpa
http://slidepdf.com/reader/full/257639218-laporan-kasus-nekrosis-pulpa 1/34
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ANATOMI GIGI
Bagian-bagian gigi
Gigi merupakan bagian terkeras dari tubuh, gigi tersusun atas beberapa
bagian. Berikut bagian-bagian yang menyusun gigi:
a. Akar gigi adalah bagian dari gigi yang tertanam di dalam tulang rahangdikelilingi (dilindungi) oleh jaringan periodontal.
b. Mahkota gigi adalah bagian dari gigi yang dapat menonjol di atas gusi sehingga
dapat dilihat.
c. eher gigi adalah tempat bertemunya mahkota dan akar gigi
Gambar 1. Anatomi gigi normal
1
7/23/2019 257639218 Laporan Kasus Nekrosis Pulpa
http://slidepdf.com/reader/full/257639218-laporan-kasus-nekrosis-pulpa 2/34
Struktur Jaringan Gigi
Gigi terdiri dari beberapa jaringan pembentuk. !ecara garis besar, jaringan
pembentuk gigi ada ", yaitu email, dentin, dan pulpa.
1. Email
#mail adalah lapisan terluar yang melapisi mahkota gigi. #mail berasal dari
epitel (ektodermal) yang merupakan bahan terkeras pada tubuh manusia dan paling
banyak mengandung kalsium $os$at dalam bentuk %ristal apatit (&').
#mail merupakan jaringan semitranslusen, sehingga arna gigi bergantung
kepada arna dentin di baah email, ketebaan email, dan banyaknya stain pada
email. %etebalan email tidak sama, paling tebal di daerah oklusal atau insisal dan
makin menipis mendekati pertautannya dengan sementum.
2. Dntin
*entin merupakan komponen terbesar jaringan keras gigi yang terletak di
baah email. *i daerah mahkota ditutupi oleh email, sedangkan di daerah akar
ditutupi oleh sementum. !ecara internal, dentin membentuk dinding rongga pulpa.
*entin membentuk bagian terbesar dari gigi dan merupakan jaringan yang
telah mengalami kalsi$ikasi sama seperti tulang, tetapi si$atnya lebih keras karena
kadar garam kalsiumnya lebih besar (+) dalam bentuk hidroksi apatit. at antar sel
organic () terutama terdiri atas serat-serat kolagen dan glikosaminoglikans, yang
disintesis oleh sel yang disebut odontoblas. /dontoblas membentuk selapis sel-sel
yang terletak di pinggir pulpa menghadap permukaan dalam dentin.
*entin peka terhadap rasa raba, panas, dingin, dan konsentrasi ion hydrogen.
*iperkirakan baha rangsangan itu diterima oleh serat dentin dan diteruskan olehnya
ke serat sara$ di dalam pulpa.
!. Pul"a
0ulpa gigi adalah jaringan lunak yang terletak di tengah-tengah gigi. 0ulpa
berisi pembuluh darah, sara$, dan pembuluh lim$e. 1ugas dari pulpa adalah mengatur
2
7/23/2019 257639218 Laporan Kasus Nekrosis Pulpa
http://slidepdf.com/reader/full/257639218-laporan-kasus-nekrosis-pulpa 3/34
nutrisi2makanan agar gigi tetap hidup, menerima rangsang, membentuk dentin baru
bila ada rangsangan panas, kimia, tekanan, atau bakteri yang dikenal dengan dentin
sekunder. 0ulpa terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
a) 3uang atau rongga pulpa, yaitu rongga pulpa yang terdapat pada bagian tengah
korona gigi dan selelu tunggal. !epanjang kehidupan pulpa gigi mempunyai
kemampuan untuk mengendapkan dentin sekunder, pengendapan ini mengurangi
ukuran dari rongga pulpa.
b) 1anduk pulpa, yaitu ujung dari ruang pulpa.
c) !aluran pulpa atau saluran akar, yaitu rongga pulpa yang terdapat pada bagian
akar gigi. 0ada kebanyakan kasus, jumlah saluran akar sesuai dengan jumlah
akar, tetapi sebuah akar mungkin mempunyai lebih dari sebuah saluran.
d) 4oramen apikal, yaitu ujung dari saluran pulpa yang terdapat pada apeks akar
berupa suatu lubang kecil.
e) !upplementary canal. Beberapa kar gigi mungkin mempunyai lebih dari satu
$oramen, dalam hal ini, saluran tersebut mempunyai atau lebih cabang dekat
apikalnya yang disebut multiple $oramina 2 supplementary canal.
$) /ri$ice, yaitu pintu masuk ke saluran akar gigi. !aluran pulpa dihhubngkan
dengan ruang pulpa. Adakalanya ditemukan suatu akar mempunyai lebih dari
satu saluranpulpa, misalnya akar mesio-bukal dari M5 atas dan akar mesial dari
M5 baah mempunyai saluran pulpa yang berakhir pada sebuah $oramen
apikal.
Jaringan Pn#ukung Gigi
%eberadaan gigi didukung oleh jaringan-jaringan lain yang berada di dalam
mulut yang disebut jaringan periodontal yang terdiri dari empat komponen, yaitu
sementum, gusi, tulang al6eolar, dan ligament periodontal.
1. Smntum
!ementum merupakan jaringan keras gigi yang menyelubungi akar. Bila ada
rangsangan yang kuat pada gigi maka akan terjadi resorpsi2penyerapan sel-sel
3
7/23/2019 257639218 Laporan Kasus Nekrosis Pulpa
http://slidepdf.com/reader/full/257639218-laporan-kasus-nekrosis-pulpa 4/34
sementum pada sisi yang terkena rangsangan dan pada sisi lainnya akan terbentuk
jaringan sementum baru. 0embentukan sementum yang baru mengarah ke arah luar.
2. Gingi$a
Gingi6a atau gusi adalah jaringan lunak yang menutupi leher gigi dan tulang
rahang, baik yang terdapat pada rahang atas maupun rahang baah. 4ungsi gingi6al
adalah melindungi jaringan di baah perlekatan terhadap lingkungan rongga mulut.
Gingi6a sehat biasanya berarna merah muda, tepinya runcing seperti pisau, tidak
mudah berdarah dan tidak sakit. Gingi6a banyak mengandung pembuluh darah
sehingga sangat sensiti6e terhadap trauma atau luka. !ecara anatomi, gingi6a dibagi
atas tiga daerah :
a. Marginal gingi6a (unattached gingi6a), merupakan bagian gingi6a yang
mengelilingi gigi seperti kerah baju dan tidak melekat langsung pada gigi, biasa
juga disebut juga dengan $ree gingi6a
b. Attached gingi6a merupakan lanjutan dari marginal gingi6al dan disebut juga
mukosa $ungsional.
c. 7nterdental gingi6al, merupakan bagian gingi6al yang mengisi ruang
interproksimal antara dua gigi yang bersebelahan.
!. %igamntum Pri&#&ntal
igamnetum periodontal merupakan struktur jaringan konekti$ yang
mengelilingi akar gigi dan mengikatnya ke tulang (menghubungkan tulang gigi
dengan tulang al6eolar). igamen periodontal merupakan lanjutan jaringan gingi6a
yang berhubungan dengan ruang sumsum tulang melalui saluran 6askuler. 4ungsinya
seperti bantalan yang dapat menopang gigi dan menyerap beban yang mengenai gigi.
'. Tulang al$&lar
1ulang al6eolar disebut juga prosesus al6eolaris yg mencakup tulang rahang
secara keseluruhan, yaitu maksila dan mandibula yg ber$ungsi membentuk dan
mendukung soket (al6eoli) gigi.
4
7/23/2019 257639218 Laporan Kasus Nekrosis Pulpa
http://slidepdf.com/reader/full/257639218-laporan-kasus-nekrosis-pulpa 5/34
Bntuk-bntuk Gigi Prmann
/rang deasa biasanya mempunyai " gigi permanen, 5' di tiap rahang. *i
tiap rahang terdapat:
a. #mpat gigi depan (gigi in(i(i$u() Bentuknya seperti sekop dengan tepi yang
lebar untuk menggigit, hanya mempunyai satu akar. Gigi insisi6us atas lebih
besar daripada gigi yang baah.
b. *ua gigi kaninu( yang serupa di rahang atas dan rahang baah. Gigi ini kuat
dan menonjol di 8sudut mulut9. anya mempunyai satu akar.
c. #mpat gigi "r-m&lar2gigi molar kecil Mahkotanya bulat hampir seperti
bentuk kaleng tipis, mempunyai dua tonjolan, satu di sebelah pipi dan satu di
sebelah lidah. %ebanyakan gigi pre-molar mempunyai satu akar, bebrapa
mempunyai dua akar.
d. #nam gigi m&lar Merupakan gigi-gigi besar di sebelah belakang di dalam
mulut digunakan untuk menggiling makanan. !emua gigi molar mempunyai
mahkota persegi, seperti blok-blok bangunan. Ada yang mempunyai tiga, empat,
atau lima tonjolan. Gigi molar di rahang atas mempunyai tiga akar dan gigi
molar di rahang baah mempunyai dua akar.
Gambar 2. Gigi 0ermanen
5
7/23/2019 257639218 Laporan Kasus Nekrosis Pulpa
http://slidepdf.com/reader/full/257639218-laporan-kasus-nekrosis-pulpa 6/34
A("k "a#a gigi "rmann
Macam-macam aspek pada gigi permanen:
Aspek incisal :tepi gigitan gigi geligi depan
Aspek oklusal :permukaan gigit.
Aspek labial :permukaan luar gigi geligi depan yang berkontak dengan
bibir.
Aspek radi; :bagian gigi yang dilapisi jaringan sementum dan
ditopang
oleh tulang al6eolar dari maksila dan mandibulla.
Aspek palatal :permukaan dalam gigi geligi atas yang berkontak dengan
palatum. *igunakan juga istilah lingual.
Aspek bukal :permukaan gigi geligi belakang.
Aspek mesial :permukaan proksimal gigi yang lebih dekat ke garis
tengah.
Aspek distal :bagian gigi yang terjauh dari garis tengah.
Aspek lingual :permukaan dalam gigi yang berkontak dengan lidah.
Aspek proksimal :permukaan gigi yang berkontak dengan gigi tetangganya,
biasa disebut permukaan distal.5,
2.2. )OKA% IN)EKSI
D*ini(i
4okal in$eksi adalah suatu in$eksi lokal yang biasanya dalam jangka aktu
cukup lama (kronis), dimana hanya melibatkan bagian kecil dari tubuh, yang
kemudian dapat menyebabkan suatu in$eksi atau kumpulan gejala klinis pada bagian
tubuh yang lain. <ontohnya, tetanus yang disebabkan oleh suatu pelepasan dari
eksotoksin yang berasal dari in$eksi lokal. 1eori tentang $okal in$eksi sangat erat
6
7/23/2019 257639218 Laporan Kasus Nekrosis Pulpa
http://slidepdf.com/reader/full/257639218-laporan-kasus-nekrosis-pulpa 7/34
hubungannya dengan bagian gigi, dimana akan mempengaruhi $ungsi sistemik
seseorang seperti sistem sirkulasi, skeletal dan sistem sara$. al ini disebabkan oleh
penyebaran mikroorganisme atau toksin yang dapat berasal dari gigi, akar gigi, atau
gusi yang terin$eksi."
0ada mulut terdapat beberapa keadaan yang bisa menjadi $okal in$eksi pada
tubuh misalnya pada plak, abses, kalkulus, nekrosis pulpa, pulpitis, periodonitis, dan
karies. !edangkan menurut =.* Miller (5+&), baha seluruh bagian dari sistem
tubuh yang utama telah menjadi target utama dari in$eksi yang berasal dari mulut,
terutama bagian pulpa dan periodontal.
/rganisme yang berasal dari mulut tersebut dapat menyebar ke daerah sinus
(termasuk sinus darah kranial), sara$ pusat dan peri$er, sistem kardio6askuler,
mediastinum, paru-paru dan mata."
0enyebaran in$eksi dari $okus primer ke tempat lain dapat berlangsung
melalui beberapa cara, yaitu transmisi melalui sirkulasi darah (hematogen), transmisi
melalui aliran lim$atik (lim$ogen), perluasan in$eksi dalam jaringan, dan penyebaran
dari traktus gastrointestinal dan pernapasan akibat tertelannya atau teraspirasinya
materi in$ekti$."
7
7/23/2019 257639218 Laporan Kasus Nekrosis Pulpa
http://slidepdf.com/reader/full/257639218-laporan-kasus-nekrosis-pulpa 8/34
Gambar !. 4okus in$eksi tersering yang menyebabkan in$eksi $okal
1. Tran(mi(i mlalui (irkula(i #ara+ ,+mat&gn
Gingi6a, gigi, tulang penyangga, dan stroma jaringan lunak di sekitarnya
merupakan area yang kaya dengan suplai darah. al ini meningkatkan kemungkinan
masuknya organisme dan toksin dari daerah yang terin$eksi ke dalam sirkulasi darah.
*i lain pihak, in$eksi dan in$lamasi juga akan semakin meningkatkan aliran darah
yang selanjutnya menyebabkan semakin banyaknya organisme dan toksin masuk ke
dalam pembuluh darah. >ena-6ena yang berasal dari rongga mulut dan sekitarnya
mengalir ke pleksus 6ena pterigoid yang menghubungkan sinus ka6ernosus dengan
pleksus 6ena $aringeal dan 6ena maksilaris interna melalui 6ena emisaria. %arena
perubahan tekanan dan edema menyebabkan penyempitan pembuluh 6ena dan karena
6ena pada daerah ini tidak berkatup, maka aliran darah di dalamnya dapat
berlangsung dua arah, memungkinkan penyebaran in$eksi langsung dari $okus di
dalam mulut ke kepala atau $aring sebelum tubuh mampu membentuk respon
perlaanan terhadap in$eksi tersebut. Material septik (in$ekti$) yang mengalir melalui
6ena jugularis internal dan eksternal dan kemudian ke jantung dapat membuat sedikit
kerusakan. ?amun, saat berada di dalam darah, organisme yang mampu bertahan
dapat menyerang organ manapun yang kurang resisten akibat $aktor-$aktor
predisposisi tertentu."
2. Tran(mi(i mlalui aliran lim*atik ,lim*&gn
!eperti halnya suplai darah, gingi6a dan jaringan lunak pada mulut kaya
dengan aliran lim$atik, sehingga in$eksi pada rongga mulut dapat dengan mudah
menjalar ke kelenjar lim$e regional. 0ada rahang baah, terdapat anastomosis
pembuluh darah dari kedua sisi melalui pembuluh lim$e bibir. Akan tetapi
anastomosis tersebut tidak ditemukan pada rahang baah.
Banyaknya hubungan antara berbagai kelenjar getah bening mem$asilitasi
penyebaran in$eksi sepanjang rute ini dan in$eksi dapat mengenai kepala atau leher
8
7/23/2019 257639218 Laporan Kasus Nekrosis Pulpa
http://slidepdf.com/reader/full/257639218-laporan-kasus-nekrosis-pulpa 9/34
atau melalui duktus torasikus dan 6ena subkla6ia ke bagian tubuh lainnya. %elenjar
getah bening regional yang terkena adalah sebagai berikut:
Sumber infeksi KGB regional
Gingi6a baah !ubmaksila
@aringan subkutan bibir baah !ubmaksila, submental,
ser6ikal pro$unda
@aringan submukosa bibir atas dan baah !ubmaksila
Gingi6a dan palatum atas !er6ikal pro$unda
0ipi bagian anterior 0arotis
0ipi bagian posterior !ubmaksila, $asial
=einmann mengatakan baha in$lamasi gingi6a yang menyebar sepanjang
sisi krista al6eolar dan sepanjang jalur pembuluh darah ke sumsum tulang. 7a juga
menyatakan baha in$lamasi jarang mengenai membran periodontal. %apiler berjalan
beriringan dengan pembuluh lim$e sehingga memungkinkan absorbsi dan penetrasi
toksin ke pembuluh lim$e dari pembuluh darah."
!. Prlua(an lang(ung in*k(i #alam aringan
ippocrates pada tahun ' sebelum Masehi menyatakan baha supurasi
yang berasal dari gigi ketiga lebih sering terjadi daripada gigi-gigi lain dan cairan
yang disekresikan dari hidung dan nyeri juga berkaitan dengan hal tersebut, dengan
kata lain in$eksi antrum. !upurasi peritonsilar, $aringeal, adenitis ser6ikal akut,
selulitis, dan angina udig dapat disebabkan oleh penyakit periodontal da in$eksi
prikoronal sekitar molar ketiga. 0arotitis, keterlibatan sinus ka6ernosus, noma, dan
gangren juga dapat disebabkan oleh in$eksi gigi. /steitis dan osteomyelitis seringkali
merupakan perluasan in$eksi dari abses al6eolar dan pocket periodontal. %eterlibatan
bi$urkasio apikal pada molar rahang baah melalui in$eksi periodontal merupakan$aktor yang penting yang menyebabkan osteomyelitis dan harus menjadi bahan
pertimbangan ketika mengekstraksi gigi yang terin$eksi."
0erluasan langsung in$eksi dapat terjadi melalui penjalaran material septik
atau organisme ke dalam tulang atau sepanjag bidang $asial dan jaringan penyambung
9
7/23/2019 257639218 Laporan Kasus Nekrosis Pulpa
http://slidepdf.com/reader/full/257639218-laporan-kasus-nekrosis-pulpa 10/34
di daerah yang paling rentan. 1ipe terakhir tersebut merupakan selulitis sejati, di
mana pus terakumulasi di jaringan dan merusak jaringan ikat longgar, membentuk
ruang ( spaces), menghasilkan tekanan, dan meluas terus hingga terhenti oleh barier
anatomik. 3uang tersebut bukanlah ruang anatomik, tetapi merupakan ruang potensial
yang normalnya teriis oleh jaringan ikat longgar. %etika terjadi in$eksi, jaringan
areolar hancur, membentuk ruang sejati, dan menyebabkan in$eksi berpenetrasi
sepanjang bidang tersebut, karena $asia yang meliputi ruang tersebut relati$ padat. "
0erluasan langsung in$eksi terjadi melalui tiga cara, yaitu:
0erluasan di dalam tulang tanpa pointing
Area yang terkena terbatas hanya di dalam tulang, menyebabkan
osteomyelitis. %ondisi ini terjadi pada rahang atas atau yang lebih sering pada rahang
baah. *7 rahang atas, letak yang saling berdekatan antara sinus maksila dan dasar
hidung menyebabkan mudahnya ketelibatan mereka dalam penyebaran in$eksi
melalui tulang.
0erluasan di dalam tulang dengan pointing
7ni merupakan tipe in$eksi yang serupa dengan tipe di atas, tetapi perluasan
tidak terlokalisis melainkan meleati tulang menuju jaringan lunak dan kemudianmembentuk abses. *i rahang atas proses ini membentuk abses bukal, palatal, atau
in$raorbital. !elanjutnya, abses in$raorbital dapat mengenai mata dan menyebabkan
edema di mata. *i rahag baah, pointing dari in$eksi menyebabkan abses bukal.
Apabila pointing terarah menuju lingual, dasar mulut dapat ikut terlibat atau pusa
terdorong ke posterior sehingga membentuk abses retromolar atau peritonsilar.
0erluasan sepanjang bidang $asial
Menurut @ Burman, $asia memegang peranan penting karena $ungsinya
yang membungkus berbagai otot, kelenjar, pembuluh darah, dan sara$, serta karena
adanya ruang inter$asial yang terisi oleh jaringan ikat longgar, sehingga in$eksi dapat
menurun.
10
7/23/2019 257639218 Laporan Kasus Nekrosis Pulpa
http://slidepdf.com/reader/full/257639218-laporan-kasus-nekrosis-pulpa 11/34
*i baah ini adalah beberapa $asia dan area yang penting, sesuai dengan
klasi$ikasi dari Burman:
− apisan super$isial dari $asia ser6ikal pro$unda
− 3egio submandibula
− 3uang ( space) sublingual
− 3uang submaksila
− 3uang para$aringeal
0enting untuk diingat baha kepala, leher, dan mediastinum dihubungkanoleh $asia, sehingga in$eksi dari kepala dapat menyebar hingga ke dada. 7n$eksi
menyebar sepanjang bidang $asia karena mereka resisten dan meliputi pus di area ini.
0ada regio in$raorbita, edema dapat sampai mendekati mata. 1ipe penyebaran ini
paling sering melibatkan rahang baah karena lokasinya yang berdekatan dengan
$asia."
'. Pn/baran k traktu( ga(tr&int(tinal #an "rna"a(an
Bakteri yang tertelan dan produk-produk septik yang tertelan dapat
menimbulkan tonsilitis, $aringitis, dan berbagai kelainan pada lambung. Aspirasi
produk septik dapat menimbulkan laringitis, trakeitis, bronkitis, atau pneumonia.
Absorbsi lim$ogenik dari $okus in$eksi dapat menyebabkan adenitis akut dan selulitis
dengan abses dan septikemia. 0enyebaran hematogen terbukti sering menimbulkan
in$eksi lokal di tempat yang jauh.
7n$eksi oral dapat menimbulkan sensitisasi membran mukosa saluiran napas
atas dan menyebabkan berbagai gangguan, misalnya asma. 7n$eksi oral juga dapat
memperburuk kelainan sistemik yang sudah ada, misalnya tuberkulosis dan diabetes
mellitus. 7n$eksi gigi dapat terjadi pada seseorang tanpa kerusakan yang jelas
alaupun pasien memiliki sistem imun yang normal. !uatu tipe pneumonia dapat
disebabkan oleh aspirasi material in$eksi, terutama pada kelainan periodontal yang
lanjut. @uga telah ditunjukkan baha tuberkel basil dapat memasuki tubuh melalui
11
7/23/2019 257639218 Laporan Kasus Nekrosis Pulpa
http://slidepdf.com/reader/full/257639218-laporan-kasus-nekrosis-pulpa 12/34
oral, yaitu pocket periodontal dan flap gingi6a yang terin$eksi yang meliputi molar
ketiga. 7n$eksi oral, selain dapat memperburuk 1B paru yang sudah ada, juga dapat
menambah systemic load , yang menghambat respon tubuh dalam melaan e$ek
kaheksia dari penyakit 1B tersebut. Mendel telah menunjukkan perjalanan tuberkel
basilus dari gigi melalui lim$e, %GB submaksila dan ser6ikal tanpa didahului ulserasi
primer. 1ertelannya material septik dapat menyebabkan gangguan lambung dan usus,
seperti konstipasi dan ulserasi."
Eti&l&gi )&ku( In*k(i
7n$eksi odontogenik dapat disebabkan karena trauma, in$eksi post-operasi
dan sekunder dari in$eksi jaringan periodontal atau perikoronal. Bakteri penyebab
in$eksi umumnya bersi$at endogen dan ber6ariasi berupa bakteri aerob, anaerob
maupun in$eksi campuran bakteri aerob dan anaerob. *isebutkan mikroba penyebab
tersering yaitu Streptococcus mutans dan Lactobacillus sp yang memiliki akti6itas
produksi asam yang tinggi."
*isebutkan baha etiologi dari in$eksi odontogenik berasal dari bakteri
komensal yang berproli$erasi dan menghasilkan enim. 0ada saat bayi baru
dilahirkan, proses kolonisasi bakteri dimulai dan dikatakan predominan terdiri atas
Streptococcus salivarius. 0ada saat gigi pertama tumuh, yaitu pada saat bayi berusia '
bulan, komunitas bakteri berubah menjadi predominan S.sanguis dan S.mutans dan
pada saat gigi selesai tumbuh terdapat komunitas heterogen antara bakteri aerobik dan
anaerobik. *iperkirakan terdapat C spesies bakteri yang berkolonisasi di mulut
dimana dari spesies tersebut dapat ditemukan pada area subgingi6al.
7n$eksi odontogenik merupakan suatu in$eksi polimikrobial dan campuran.
7n$eksi tersebut merupakan hasil dari perubahan bakteri, hubungan antar bakteri
dengan mor$otipe yang berbeda dan peningkatan jenis bakteri. 0erubahan bakteri
yang terjadi berupa perubahan yang pada aalnya predominan gram positi$, $akultati$
dan sakarolitik menjadi predominan gram negati$, anaerobik dan proteolitik.
12
7/23/2019 257639218 Laporan Kasus Nekrosis Pulpa
http://slidepdf.com/reader/full/257639218-laporan-kasus-nekrosis-pulpa 13/34
Pat&gn(i( )&ku( In*k(i
0enetrasi dari bakteri komensal yang mengalami perubahan, baik secara kualitati$
maupun kuantitati$ bila diikuti sistem imun dan pertahanan seluler yang terganggu,
akan menyebabkan in$eksi. !elain itu terganggunya keseimbangan mikro$lora akibat
penggunaan antibiotik tertentu juga dapat menyebabkan adanya dominasi bakteri
lainnya yang potensial. %ondisi-kondisi maupun penyakit yang menyebabkan
keadaan imunokompromais seperti penyakit metabolik tak terkontrol (uremia,
alkoholisme, malnutrisi, diabetes), penyakit suppresi$(leukimia, lim$oma, tumor
ganas), dan penggunaan obat-obat immunosupresi$ misalnya pada pasien yang
menjalani kemoterapi kanker juga dapat mem$asilitasi dengan mudah terjadinya
in$eksi odontogenik.",
Mekanisme tersering terjadinya in$eksi odontogenik beraal dari karies
dentis. 0roses demineralisasi enamel gigi akan merusak enamel yang selanjutnya
melanjutkan in6asi bakteri ke pori2 trabekula dentin yang kemudian menyebabkan
pulpitis hingga nekrosis pulpa. *ari 0ulpa maka in$eksi dapat menyebar ke akar gigi
dan selanjutnya menyebar ke os maksila atau mandibula, menyebabkan osteomyelitis.
%erusakan ini dapat menyebabkan per$orasi sehingga melibatkan pula mukosa mulut
maupun kulit ajah.
!ebagian besar bakteri yang berlokasi pada supragingi6al adalah gram
positi$, $akultati$ dan sakarolitik yang berarti baha pada keadaan dimana terdapat
karbohidrat terutama sukrosa, maka akan diproduksi asam. Asam ini akan membuat
enamel mengalami demineralisasi yang mem$asilitasi in$iltrasi dari bakteri pada
dentin dan pulpa. *engan adanya in6asi dari bakteri pada jaringan internal gigi,
bakteri berkembang, terutama bakteri gram negati$, anaerobik dan proteolitik akan
mengin$eksi rongga pulpa. Beberapa bakteri ini memiliki $aktor 6irulensi yang dapat
menyebabkan in6asi bakteri pada jaringan periapikal melalui $oramen apikal. ebih
dari sebagian lesi periapikal yang akti$ tidak dapat dideteksi dengan sinar-D karena
berukuran kurang dari .5 mm. @ika respon imun host menyebabkan akumulasi dari
netro$il maka akan menyebabkan abses periapikal yang merupakan lesi destrukti$
13
7/23/2019 257639218 Laporan Kasus Nekrosis Pulpa
http://slidepdf.com/reader/full/257639218-laporan-kasus-nekrosis-pulpa 14/34
pada jaringan. ?amun jikan respon imun host lebih didominasi mediasi oleh
makro$ag dan sel lim$osit 1, maka akan berkembang menjadi granuloma apikal,
ditandai dengan reorganisasi jaringan melebihi destruksi jaringan. 0erubahan pada
status imun host ataupun 6irulensi bakteri dapat menyebabkan reakti6asi dari silent
periapical lessions.",,E
7n$eksi odontogenik juga dapat berasal dari jaringan periodontal. %etika
bakteri subgingi6al berkembang dan membentuk kompleks dengan bakteri
periodontal patogen yang mengekspresikan $aktor 6irulensi, maka akan memicu
respon imun host yang secara kronis dapat menyebabkan periodontal bone loss.
Abses periodontal dapat berasal dari eksaserbasi periodontitis kronik, de$ek
kongenital yang dapat mem$asilitasi in6asi bakteri( fusion dari akar, development
grooves, dll), maupun iatrogenik karena impaksi dari kalkulus pada epitel periodontal
pocket selama scaling. Beberapa abses akan membentuk $istula dan menjadi kronik
yang pada umumnya bersi$at asimptomatik ataupun paucisimptomatik. Bentuk
khusus dari abses periodontal rekuren adalah perikoronitis yang disebabkan oleh
in6asi bakteri pada coronal pouch selama erupsi molar.,E
2.!. KA0IES GIGI
D*ni(i
%aries berasal dari bahasa atin yaitu caries yang artinya kebusukan. %aries gigi
adalah suatu proses kronis regresi$ yang dimulai dengan larutnya mineral email
sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang
disebabkan oleh pembentukan asam microbial dari substrat sehingga timbul destruksi
komponen-komponen organik yang akhirnya terjadi ka6itas. *engan perkataan lain,dimana prosesnya terjadi terus berjalan ke bagian yang lebih dalam dari gigi sehingga
membentuk lubang yang tidak dapat diperbaiki kembali oleh tubuh melalui proses
penyembuhan, pada proses ini terjadi demineralisasi yang disebabkan oleh adanya
interaksi kuman, karbohidrat yang sesuai pada permukaan gigi dan aktu.
14
7/23/2019 257639218 Laporan Kasus Nekrosis Pulpa
http://slidepdf.com/reader/full/257639218-laporan-kasus-nekrosis-pulpa 15/34
%aries adalah kerusakan yang terbatas pada jaringan gigi mulai dari email gigi
hingga menjalar ke dentin. 0roses karies ditandai dengan terjadinya demineralisasi
pada jaringan keras gigi, diikuti dengan kerusakan bahan organiknya. 0roses ini
ditandai timbulnya white spot pada permukaan gigi. White spot merupakan bercak
putih pada permukaan gigi. 0enjalaran karies mula-mula terjadi pada email. Bila tidak
segera dibersihkan dan ditambal, karies akan menjalar ke baah hingga sampai ke
ruang pulpa yang berisi sara$ dan pembuluh darah, sehingga menimbulkan rasa sakit
dan akhirnya gigi tersebut bisa mati.
Kla(i*ika(i
%aries memiliki kedalaman yang berbeda. *erajat keparahannya dikelompokan
menjadi:
a. %aries pada email
Biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, namun bila ada rangsangan yang
berasal dari makanan atau minuman yang dingin akan terasa linu. b. %aries pada dentin
*itandai dengan adanya rasa sakit apabila tertimbun sisa makanan. Apabila
sisa makanan disingkirkan maka rasa sakit akan berkurang.
c. %aries pada ke pulpa
15
7/23/2019 257639218 Laporan Kasus Nekrosis Pulpa
http://slidepdf.com/reader/full/257639218-laporan-kasus-nekrosis-pulpa 16/34
Gigi terasa sakit terus menerus si$atnya tiba tiba atau muncul dengan
sendirinya. 3asa sakit akan hilang sejenak apabila diberi obat pengurang rasa
sakit
Br#a(arkan Sta#ium Kari( ,#alamn/a kari(
a. %aries !uper$isialis
dimana karies baru mengenai enamel saja, sedang dentin belum terkena.
Gambar. %aries !uper$isialis
b. %aries Media
dimana karies sudah mengenai dentin, tetapi belum melebihi setengah dentin.
16
7/23/2019 257639218 Laporan Kasus Nekrosis Pulpa
http://slidepdf.com/reader/full/257639218-laporan-kasus-nekrosis-pulpa 17/34
Gambar. %aries Media
c. %aries 0ro$unda
dimana karies sudah mengenai lebih dari setengah dentin dan kadang-kadang
sudah mengenai pulpa.
Gambar. %aries 0ro$unda
Menurut 7<*A!, karies diklasi$ikasikan :
• D1 *alam keadaan gigi kering, terlihat lesi putih pada permukaan
gigi.
• D2*alam keadaan gigi basah, sudah terlihat adanya lesi putih pada
permukaan gigi.
• D! 1erdapat lesi minimal pada permukaan email gigi.
• D' esi email lebih dalam, tampak bayangan gelap dentin atau lesi
sudah mencapai bagian ndentino enamel junction (*#@).
• D esi telah mencapai dentin.
17
7/23/2019 257639218 Laporan Kasus Nekrosis Pulpa
http://slidepdf.com/reader/full/257639218-laporan-kasus-nekrosis-pulpa 18/34
• D3 esi telah mencapai pulpa.
Eti&l&gi
1eori Multi$aktorial %eyes menyatakan penyebab karies gigi mempunyai
banyak $aktor seperti: host atau tuan rumah yang rentan, agen atau mikroorganisme
yang kariogenik, substrat atau diet yang cocok, dan aktu yang cukup lama. 4aktor-
18
7/23/2019 257639218 Laporan Kasus Nekrosis Pulpa
http://slidepdf.com/reader/full/257639218-laporan-kasus-nekrosis-pulpa 19/34
$aktor tersebut digambarkan sebagai tiga lingkaran yang bertumpang tindih (Gambar
5). Fntuk terjadinya karies, maka kondisi setiap $aktor tersebut harus saling
mendukung.5
Gambar '. Menunjukkan karies sebagai penyakit multi$aktorial
yang disebabkan $aktor host, agen, substrat dan aktu.5
a. )akt&r host atau tuan ruma+
Ada beberapa $aktor yang dihubungkan dengan gigi sebagai tuan rumah
terhadap karies yaitu $aktor mor$ologi gigi (ukuran dan bentuk gigi), struktur enamel,
$aktor kimia dan kristalogra$is. 0it dan $isur pada gigi posterior sangat rentan
terhadap karies karena sisa-sisa makanan mudah menumpuk di daerah tersebut
terutama pit dan $isur yang dalam. !elain itu, permukaan gigi yang kasar juga dapat
menyebabkan plak mudah melekat dan membantu perkembangan karies gigi. #namel
merupakan jaringan tubuh dengan susunan kimia kompleks yang mengandung &C
mineral (kalsium, $os$at, karbonat, $luor), air 5 dan bahan organik . Bagian luar
enamel mengalami mineralisasi yang lebih sempurna dan mengandung banyak $luor,
$os$at, sedikit karbonat dan air. %epadatan kristal enamel sangat menentukan
kelarutan enamel. !emakin banyak enamel mengandung mineral maka kristal enamel
semakin padat dan enamel akan semakin resisten. Gigi susu lebih mudah terserang
karies dari pada gigi tetap. al ini disebabkan karena enamel gigi susu mengandung
lebih banyak bahan organik dan air sedangkan jumlah mineralnya lebih sedikit dari
19
7/23/2019 257639218 Laporan Kasus Nekrosis Pulpa
http://slidepdf.com/reader/full/257639218-laporan-kasus-nekrosis-pulpa 20/34
pada gigi tetap. !elain itu, secara kristalogra$is kristal-kristal gigi susu tidak sepadat
gigi tetap dan email orang muda lebih lunak dibandingkan orang tua. Mungkin alasan
ini menjadi salah satu penyebab tingginya pre6alensi karies pada anak-anak.5
%aasan-kaasan yang mudah diserang karies adalah:
5. 0it dan $isur pada permukaan oklusal molar dan premolar pit bukal molar
dan pit palatal insisi$
. 0ermukaan halus di daerah aproksimal sedikit di baah titik kontak
". #mail pada tepian di daerah leher gigi sedikit di atas tepi gingi6a
. 0ermukaan akar yang terbuka, yang merupakan daerah tempat melekatnya
plak pada pasien dengan resesi gingi6a karena penyakit periodonsium
E. 1epi tumpatan terutama yang kurang atau mengemper
'. 0ermukaan gigi yang berdekatan dengan gigi tiruan dan jembatan.
b. )akt&r agn atau mikr&&rgani(m
0lak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies.
0lak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang
berkembang biak di atas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada
permukaan gigi yang tidak dibersihkan. asil penelitian menunjukkan komposisi
mikroorganisme dalam plak yang berbeda-beda. 0ada aal pembentukan plak, kokus
gram positi$ merupakan jenis yang paling banyak dijumpai seperti Streptokokus
mutans, Streptokokus sanguis, Streptokokus mitis, dan Streptokokus salivarius serta
beberapa strain lainnya. !elain itu, ada juga penelitian yang menunjukkan adanya
laktobasilus pada plak gigi. 0ada penderita karies akti$, jumlah laktobasilus pada plak
gigi berkisar 5-5E sel2mg plak. =alaupun demikian, Streptokokus mutans yang
diakui sebagai penyebab utama karies.5
4. )akt&r (ub(trat atau #it
4aktor substrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena
membantu perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada
permukaan enamel. !elain itu, dapat mempengaruhi metabolisme bakteri dalam plak
dengan menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi asam serta
20
7/23/2019 257639218 Laporan Kasus Nekrosis Pulpa
http://slidepdf.com/reader/full/257639218-laporan-kasus-nekrosis-pulpa 21/34
bahan lain yang akti$ yang menyebabkan timbulnya karies. asil penelitian
menunjukkan baha orang yang banyak mengonsumsi karbohidrat terutama sukrosa
cenderung mengalami kerusakan pada gigi, sebaliknya pada orang dengan diet yang
banyak mengandung lemak dan protein hanya sedikit atau sama sekali tidak
mempunyai karies gigi. al ini penting untuk menunjukkan baha karbohidrat
memegang peranan penting dalam terjadinya karies.5
%arbohidrat merupakan sumber energi utama bagi bakteri mulut dan secara
langsung terlibat dalam penurunan p. *ibutuhkan aktu tertentu bagi plak dan
karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk asam dan mampu
mengakibatkan demineralisasi email, tidak semua karbohidrat sama derajat
kariogeniknya. %arbohidrat yang kompleks misalnya pati (polisakarida) relati$ tidak
berbahaya karena tidak dicerna secara sempurna di dalam mulut, sedangkan
karbohidrat dengan berat molekul yang rendah seperti gula akan meresap ke dalam
plak dan dimetabolisme dengan cepat oleh bakteri, sehingga makanan dan minuman
yang mengandung gula akan menurunkan p plak dengan cepat sampai le6el yang
menyebabkan demineralisasi email. 0lak akan tetap bersi$at asam selama beberapa
aktu, untuk kembali ke p normal sekitar C, dibutuhkan aktu "-' menit. /leh
karena itu konsumsi gula yang berulang-ulang menyebabkan demineralisasi email.5
#. )akt&r 5aktu
!ecara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia yang
berkembang dalam beberapa bulan atau tahun. amanya aktu yang dibutuhkan
karies untuk berkembang menjadi suatu ka6itas cukup ber6ariasi, diperkirakan '-+
bulan.5
Pr&(( Kari( Gigi
0roses terjadinya karies gigi diaali oleh proses pembentukan plak secara
$isiologis pada permukaan gigi. 0lak terdiri atas komunitas mikroorganisme atau
bakteri yang dapat bekerja sama serta memiliki si$at $isiologi kolekti$. Beberapa
bakteri mampu melakukan $ermentasi terhadap substrat karbohidrat (seperti sukrosa
21
7/23/2019 257639218 Laporan Kasus Nekrosis Pulpa
http://slidepdf.com/reader/full/257639218-laporan-kasus-nekrosis-pulpa 22/34
dan glukosa), untuk memproduksi asam, menyebabkan p plak akan menurun
sampai di baah E dalam 5-" menit. 0enurunan p plak secara berulang-ulang akan
mengakibatkan demineralisasi pada permukaan gigi. ?amun, asam yang diproduksi
dapat dinetralkan oleh sali6a, sehingga p sali6a meningkat dan berlangsungnya
pengambilan mineral. %eadaan ini disebut dengan remineralisasi. asil kumulati$ dari
proses demineralisasi dan mineralisasi dapat menyebabkan kehilangan mineral
sehingga lesi karies terbentuk.5",5
0roses karies dapat terjadi di seluruh permukaan gigi dan merupakan proses
alami. 0embentukan bio$ilm dan akti$itas metabolik oleh mikroorganisme tidak dapat
dicegah. 0erkembangan lesi ke dalam dentin bisa mengakibatkan in6asi bakteri dan
mengakibatkan kematian pulpa dan penyebaran in$eksi ke dalam jaringan periapikal
sehingga menyebabkan rasa sakit.5
0roses terjadinya karies gigi ditandai dengan adanya perubahan arna putih
mengkilat pada email menjadi putih buram yang disebut hite spot. 4aktor yang
harus ada dalam proses karies gigi adalah makanan, plak, email dan aktu. Makanan
yang mengandung gula (sukrosa) dengan adanya kuman dalam plak (coccus) maka
berbentuk asam ( H +) dan jika berlangsung terus menerus, maka lama kelamaan pH
plak menjadi H E. Asam ( H +) dengan pH ini akan masuk kedalam sub surface dan
akan melarutkan kristal-kristal hidroxyapatit yang ada, lama kelamaan kalsium akan
keluar dari email, proses ini disebut sub surface decalsifikasi ( ?io, 5&+C).
Akibat Kari( /ang Ti#ak Dira5at
1erjadinya demineralisasi lapisan email, menyebabkan email menjadi rapuh.
@ika karies gigi dibiarkan tidak diraat, proses karies akan terus berlanjut sampai ke
lapisan dentin dan pulpa gigi, apabila sudah mencapai pulpa gigi biasanya penderita
mengeluh giginya terasa sakit. @ika tidak dilakukan peraatan, akan menyababkan
kematian pulpa, serta proses radang berlanjut sampai ke tulang al6eolar.E Beberapa
masalah akan timbul pada karies yang tidak teraat apabila dibiarkan seperti pulpitis,
ulserasi, $istula dan abses. 5
22
7/23/2019 257639218 Laporan Kasus Nekrosis Pulpa
http://slidepdf.com/reader/full/257639218-laporan-kasus-nekrosis-pulpa 23/34
a. Pul"iti(
0ulpitis adalah proses radang pada jaringan pulpa gigi, yang pada umumnya
merupakan kelanjutan dari proses karies. @aringan pulpa terletak di dalam jaringan
keras gigi sehingga bila mengalami proses radang, secara klinis sulit untuk
menentukan seberapa jauh proses radang tersebut terjadi. Menurut 7ngle, atap pulpa
mempunyai persara$an terbanyak dibandingkan bagian lain pada pulpa. @adi, saat
meleati pembuluh sara$ yang banyak ini, bakteri akan menimbulkan peradangan
aal pulpitis. Berdasarkan gambaran histopatologi dan diagnosis klinis, pulpitis
dibagi menjadi:5",5
5. 0ulpitis reversible, yaitu in$lamasi pulpa yang tidak parah. @ika penyebabnya
dihilangkan, in$lamasi akan menghilang dan pulpa kembali normal. Gejala
0ulpitis re6ersibel simtomatik ditandai oleh rasa sakit yang tajam dan hanya
sebentar. ebih sering diakibatkan oleh makanan dan minuman dingin dari pada
panas. 1idak timbul spontan dan tidak berlanjut bila penyebabnya di hilangkan.
. 0ulpitis Irrevesible, yaitu lanjutan dari pulpitis reversible. 0ulpitis irreversible
merupakan in$lamasi parah yang tidak bisa pulih alaupun penyebabnya
dihilangkan. <epat atau lambat pulpa akan menjadi nekrosis.55 Biasanya, gejala
asimtomatik atau pasien hanya mengeluhkan gejala yang ringan. ?yeri pulpitis
irreversible ini dapat tajam, tumpul, setempat, atau di$us (menyebar) dan dapat
berlangsung hanya beberapa menit atau berjam-jam.
Gambar . 0ulpitis5
23
7/23/2019 257639218 Laporan Kasus Nekrosis Pulpa
http://slidepdf.com/reader/full/257639218-laporan-kasus-nekrosis-pulpa 24/34
b. Ulku( Traumatik
Flkus traumatik atau ulserasi adalah ulserasi akibat trauma, dapat disebabkan
kontak dengan sisa mahkota gigi atau akar yang tajam akibat proses karies gigi.
Flserasi akibat trauma sering terjadi pada daerah mukosa pipi dan bagian peri$er
lidah. !ecara klinis ulserasi biasanya menunjukkan permukaan sedikit cekung dan
o6al bentuknya. 0ada aalnya daerah eritematous di jumpai di bagian peri$er, yang
perlahan-lahan arnanya menjadi lebih muda karena proses keratinisasi. Bagian
tengah ulkus biasanya berarna kuning-kelabu. !etelah pengaruh traumatik hilang,
ulkus akan sembuh dalam aktu minggu.5
Gambar 3. Flkus 1raumatik 5
4. )i(tula
4istula terjadi karena peradangan karies kronis dan pernanahan pada daerah
sekitar akar gigi ( periapical abcess). 0eradangan ini akan menyebabkan kerusakan
tulang dan jaringan penyangga gigi. 0eradangan yang terlalu lama menyebabkan
pertahanan tubuh akan berusaha melaan, dan mengeluarkan jaringan yang telah
rusak dengan cara mengeluarkan nanah keluar tubuh melalui permukaan yang
terdekat, daerah yang terdekat adalah menembus tulang tipis dan gusi yang
menghadap ke pipi, melalui saluran yang disebut $istula. @ika saluran ini tersumbat,
maka akan terjadi pengumpulan nanah.5
24
7/23/2019 257639218 Laporan Kasus Nekrosis Pulpa
http://slidepdf.com/reader/full/257639218-laporan-kasus-nekrosis-pulpa 25/34
Gambar 6. 4istula5
#. Ab((!aluran pulpa yang sempit menyebabkan drainase yang tidak sempurna pada
pulpa yang terin$eksi, sehingga menjadi tempat berkumpulnya bakteri dan menyebar
ke arah jaringan periapikal secara progresi$. 0ada saat in$eksi mencapai akar gigi,
pato$isiologi proses in$eksi ini dipengaruhi oleh jumlah dan 6irulensi bakteri,
ketahanan host dan anatomi jaringan yang terlibat.E,5"
Abses merupakan rongga patologis yang berisi pus yang disebabkan in$eksi
bakteri campuran. Bakteri yang berperan dalam proses pembentukan abses yaitu
Staphylococcus aureus dan Streptococcus mutans. Staphylococcus aureus dalam
proses ini memiliki enim akti$ yang disebut koagulase yang $ungsinya untuk
mendeposisi $ibrin, sedangkan Streptococcus mutans memiliki " enim utama yang
berperan dalam penyebaran in$eksi gigi, yaitu streptokinase streptodornase dan
hyaluronidase.!"!#
25
7/23/2019 257639218 Laporan Kasus Nekrosis Pulpa
http://slidepdf.com/reader/full/257639218-laporan-kasus-nekrosis-pulpa 26/34
Gambar 7. Abses periapikal5
. Nkr&(i( Pul"a
?ekrosis pulpa adalah kematian pulpa gigi, bisa sebagian ( parsial ) atau
keseluruhan. 0ato$isiologi dari gangren pulpa adalah terbentuknya eksudat
in$lamasi menyebabkan peningkatan tekanan intra pulpa sehingga sistem lim$e dan
6enule terputus, mengakibatkan kematian jaringan pulpa. @ika eksudat tersebut
masih dapat diabsorbsi atau terdrainase melalui karies, nekrosis terjadi
bertahap.0ada gigi yang mengalami benturan keras, nekrosis juga dapat terjadi bila
aliran darah di dalam pulpa terputus.
Eti&l&gi
5. Microbakterial
. 1rauma $isik (benturan, radiasi)
". Bahan-bahan kimia (tumpatan gigi, bahan korosi$)
. 3eaksi hipersensiti6itas
Gala Umum Nkr&(i( Pul"a
26
7/23/2019 257639218 Laporan Kasus Nekrosis Pulpa
http://slidepdf.com/reader/full/257639218-laporan-kasus-nekrosis-pulpa 27/34
a. !imptomnya sering kali hampir sama dengan pulpitis irre6ersible
b. ?yeri spontan atau tidak ada keluhan nyeri tapi pernah nyeri spontan.
c. !angat sedikit2 tidak ada perubahan radiogra$ik
d. Mungkin memiliki perubahan-perubahan radiogra$ik de$eniti$ seperti
pelebaran jaringa periodontal yang sangat nyata adalah kehilangan lamina
dura
e. 0erubahan-perubahan radiogra$ik mungkin jelas terlihat
$. esi radiolusen yang berukuran kecil hingga besar disekitar apeks dari salah
satu atau beberapa gigi, tergantung pada kelompok gigi.
Diagn&(i(
?ekrosis !ebagian ?ekrosis %eseluruhan
−
Menyerupai pulpitis irre6ersibel-− 1es termal bereaksi lambat
− 0erkusi2 tekanan bereaksi negati$
− >italitester bereaksi dalam skala
besar
− Gambaran radiologi tidak ada
kelainan
−
1idak memberikan gejala− tes termal negati$
− 0erkusi2 tekanan bereaksi negati$
− >italitester bereaksi negati$
− 1erlihat penebalan ligamentum
periodontal
a. %eluhan subjekti$ :
−
Gigi berlubang, kadang-kadang sakit bila kena rangsangan panas− Bau mulut (halitosis)
− Gigi berubah arna.
b. 0emeriksaan objekti$ :
− Gigi berubah arna, menjadi abu-abu kehitam-hitaman
27
7/23/2019 257639218 Laporan Kasus Nekrosis Pulpa
http://slidepdf.com/reader/full/257639218-laporan-kasus-nekrosis-pulpa 28/34
− 1erdapat lubang gigi yang dalam
− !ondenasi,perkusi dan palpasi tidak sakit
− Biasanya tidak bereaksi terhadap tes elektrik dan termal. %ecuali
pada nekrosis tipe liIui$akti$.
− Bila sudah ada peradangan jaringan periodontium, perkusi,palpasi
dan sondenasi sakit.
Kla(i*ika(i
?ekrosis pulpa ada :
5. ?ekrosis %oagulasi
?ekrosis %oagulasi adalah kematian jaringan pulpa dalam keadaan
kering2padat.@umlah kuman, 6irulensi dan patogenitasnya kecil.!ehingga
tidak memberi respon terhadap tes dingin, panas, tes 6italitas ataupun tes
ka6itas.1es membau tidak jelas.
0enyebab :
a. 1rauma : benturan, jatuh, kena pukul
b. 1ermis : panas yang berlebihan aktu mengebor gigi.
c. istrik : timbulnya aliran gal6anis akibat dua tumpatanlogam yang
berbeda pada gigi yang berdekatan
d. <hemis2kimia : asam dari tambalan silikat.
28
7/23/2019 257639218 Laporan Kasus Nekrosis Pulpa
http://slidepdf.com/reader/full/257639218-laporan-kasus-nekrosis-pulpa 29/34
Gejala-gejala :
1idak ada keluhan, kecuali dari segi estetis (terutama gigi depan) dan
gigi berubah arna menjadi lebih suram
1anda-1anda %linis :
7nspeksi
− Gigi berubah arnaJ bearna suram
− Gigi $raktur atau dengan tambalan
!ondasi : tidak memberi keluhan
0erkusi : tidak memberi keluhan
1ermis : tidak memberi keluhan
1es 6italitas : tidak bereaksi
. ?ekrosis likui$aksi
ikui$aksi K pencairan, menjadi cair
?ekrosis K kematian
@adi nekrosis likui$aksi adalah kematian jaringan pulpa dalam keadaan
basah.1es membau positi$.@umlah kuman terutama bakteri anaerob cukup
banyak.Memberi respon (L) terhadap tes panas atau tes 6italitas karena terjadi
konduksi melalui cairan dalam pulpa menuju jaringan 6ital
didekatnya.0ada gigi utuh yang mengalami nekrosis perubahan arna biasanya
merupakan petunjuk pertama bagi kematian pulpa.
0enyebab :
a. %elanjutan dari pulpitis
b. ?ekrosis %oagulasi yang telah terin$eksi
Gejala-gejala :
29
7/23/2019 257639218 Laporan Kasus Nekrosis Pulpa
http://slidepdf.com/reader/full/257639218-laporan-kasus-nekrosis-pulpa 30/34
a. bau yang tidak enak
b. kadang-kadang sakit bila dipakai mengunyah
c. bila makan panas kadang-kadang terasa sakitd. arna berubah
1anda %linis2pemeriksaan objekti$ :
7nspeksi
− %aries pro$unda dengan pulpa terbuka2tumpatan terbuka
− Gigi berubah arna menjadi lebih suram (keabu-abuan)
!ondasi : tidak beraksi0erkusi : tidak beraksi
1ermis panas : terasa sakit
1ekanan : tidak beraksi
1es >italitas : tidak beraksi
1es Membau : bau busuk (gas indol skatol2!)
0n4ana Pra5atan
a. !imtomatis :
*iberikan obat-obat penghilang rasa sakit2anti in$lmasi (/A7?!)
b. %ausati$ :
*iberikan antibiotika (bila ada peradangan)
c. 1indakan :
− Gigi dibersihkan dengan semprit air, lalu dikeringkan dengan kapas.
− Beri anagesik, bila ada peradangan bisa di tambah dengan antibiotic
30
7/23/2019 257639218 Laporan Kasus Nekrosis Pulpa
http://slidepdf.com/reader/full/257639218-laporan-kasus-nekrosis-pulpa 31/34
− !esudah peradangan reda bisa dilakukan pencabutan atau dirujuk
untuk peraatan saluran akar.
− Biasanya peraatan saluran akar yang digunakan yaitu endodontic
intrakanal.
Naitu peraatan pada bagian dalam gigi (ruang akar dan saluran akar)
dan kelainan periapaikal yang disebabkan karena pulpa gigi tersebut.
− Fntuk gigi sulung yang belum aktunya dicabut diraat dengan
peraatan saluran akar
− Fntuk gigi tetap berakar satu dipertahankan
Fntuk gigi belakang bila mahkota masih bagus diraat, bila buruk dicabut.
Gambar 8. ?ekrosis pulpa5E
Tin#akan
a. Pnambalan
arus diketahui baha gigi yang sakit atau berlubang tidak dapat
disembuhkan dengan sendirinya, dengan pemberian obat-obatan. Gigi tersebut
31
7/23/2019 257639218 Laporan Kasus Nekrosis Pulpa
http://slidepdf.com/reader/full/257639218-laporan-kasus-nekrosis-pulpa 32/34
hanya dapat diobati dan dikembalikan ke $ungsi pengunyahan semula dengan
melakukan pemboran, yang pada akhirnya gigi tersebut akan ditambal.
*alam proses penambalan, hal yang pertama sekali dilakukan adalah
pembersihan gigi yang karies yaitu dengan membuang jaringan gigi yang rusak
dan jaringan gigi yang sehat di sekelilingnya, karena biasanya bakteri-bakteri
penyebab karies telah masuk ke bagian-bagian gigi yang lebih dalam. al ini
dilakukan sebagai upaya untuk meniadakan kemungkinan terjadinya in$eksi ulang.
1ambalan terbuat dari berbagai bahan yang dimasukkan ke dalam gigi atau di
sekeliling gigi. Fmumnya bahan-bahan tambalan yang digunakan adalah perak
amalgam, resin komposit, semen ionomer kaca, emas tuang, porselen. 0erak
amalgam merupakan tambalan yang paling banyak digunakan untuk gigi belakang,
karena sangat kuat dan arnanya tidak terlihat dari luar. 0erak amalgam relati$
tidak mahal dan bertahan sampai 5 tahun. 1ambalan emas lebih mahal tetapi lebih
kuat dan bias digunakan pada karies yang sangat besar. <ampuran damar dan
porselen digunakan untuk gigi depan, karena arnanya mendekati arna gigi,
sehingga tidak terlalu tampak dari luar. Bahan ini lebih mahal dari pada perak
amalgam dan tidak tahan lama, terutama pada gigi belakang yang digunakan untuk
mengunyah. %aca ionomer merupakan tambalan dengan arna yang sama dengan
gigi. Bahan ini di$ormulasikan untuk melepaskan $luor, yang memberi keuntungan
lebih pada orang-orang yang cenderung mengalami pembusukan pada garis gusi.
%aca ionomer juga digunakan untuk menggantikan daerah yang rusak karena
penggosokan gigi yang berlebihan.
b. Pn4abutan
%eadaan gigi yang sudah sedemikian rusak sehingga untuk penambalan
sudah sukar dilakukan, maka tidak ada cara lain selain mencabut gigi yang telah
rusak tersebut. *alam proses pencabutan maka pasien akan dibius, dimana
biasanya pembiusan dilakukan lokal yaitu hanya pada gigi yang dibius saja
32
7/23/2019 257639218 Laporan Kasus Nekrosis Pulpa
http://slidepdf.com/reader/full/257639218-laporan-kasus-nekrosis-pulpa 33/34
yang mati rasa dan pembiusan pada setengah rahang. 0embiusan ini membuat
pasien tidak merasakan sakit pada saat pencabutan dilakukan.
DA)TA0 PUSTAKA
5. !andler ?A. /dontogenic in$ections. *iunduh dari:
http:225.umn.edu2dental2courses2oralOsurgOseminars2odontogenicOin$ecti
ons.pd$, april 5).
. !tanley @. ?elson and Major M. Ash. =heelerPs *ental Anatomy, 0hysiology,
and /cclusion. &th #d. Missouri : !aunders #lse6ier. 5:E'-+
". i;, %ollt6eit, 1ronstad , /lsen 7. !ystemic diseases caused by oral
in$ection. <linical Microbiology 3e6ies /ct EC-E+.. 0eterson @. /dontogenic in$ections. *iunduh dari :
http:22$amona.erbak.com2/1/?!2<ummingsQcumm'&.pd$, & @uni &).E. !onis !1, 4aio 3<, 4ang . 0rinciples and practice o$ oral medicine. nd ed.
0hiladelphia: =B !aunders <ompany 5&&E. p."&&-5E.
'. %idd A.#.M. E. #ssentials o$ *ental <aries 1hird edition. /;$ord
Fni6ersity 0ress 7nc: Fnited !tates.
C. Murrsy @@. 1he 0re6ention /$ *ental *isease. nded. ?e Nork, /;$ord
Fni6ersity 0ress 5&+&: 5-C
+. !hidu %, Ali A. Ankylosis and 7n$raocclusion: 3eport o$ a <ase 3estored
=ith a 4ibre-3ein$oreed <eromeric Bridge. http:22.nature.com2cgi-
ta$2journal.htm
&. 1jut 3ostina. /klusi, Maloklusi, #tiologi Maloklusi.Bagian /rtodonti
4akultas %edokteran Gigi F!F: ": CE-
5. 3ock =0, Andla 3@, A Manual /$ 0aedodontics.nded. Fnited !tate o$
america, <hurchill i6ingstone 7nc 5&&&: 5",5"5
55. !almann @A. /rthodontics: 0ractice and 1echnics. 0hiladelphia, =B
!aunders <o : "-"
33
7/23/2019 257639218 Laporan Kasus Nekrosis Pulpa
http://slidepdf.com/reader/full/257639218-laporan-kasus-nekrosis-pulpa 34/34
5. >eronika =, Gross @<. Malposition, Malocclusion o$ 1eeth Buds.
http:22hoag.myelectronicmd.com2screening2partnersO".shtml.
5". Gangren radiks..medicastore.com. *iakses tanggal *esember 5.
5. %aries gigi.http22medicascore.com. R*iakses 5 *esember 5S
5E. 1ooth #ruption.http:22.adandental.com.au2toothOeruptionOdates.htm
Rdiakses 5 *esember 5S