Universitas Kristen Petra 62
3. ANALISIS DATA
3. 1. Analisis Data Produk
3. 1. 1. SWOT
3. 1. 1. 1. Strength
Tabel 3.1 Tabel Perbandingan Strength
PT. Gloria Bisco PT. UNIMOS PT. Mayora
- Pengolahan bahan
baku yang baik,
menggunakan buah
asli untuk selai serta
pengolahan coklat
untuk krim
dilakukan sendiri,
menjamin mutu dan
rasa produk.
- Menggunakan
sistem pengemasan
dua tahap yaitu
primary dan
secondary
packaging. Produk
yang dikemas
dalam dua tahap
seperti ini
memungkinkan
produk memiliki
daya tahan yang
lebih baik daripada
produk lainnya
- Beriklan di radio,
seperti di radio
lokal surabaya,
yaitu radio musik
Indonesia (98.8
FM).
- Berani membayar
kompensasi biaya
penjualan produk
pada supermarket
besar seperti
carrefour.
- Harga relatif murah,
kurang lebih sama
dengan produk PT.
Gloria Bisco.
- Menyediakan
produk biskuit yang
dikemas dalam
assorted pack.
- Beriklan di stasiun
televisi swasta
untuk produk beng-
beng, slai o lai, dan
better.
- Memakai artis
ibukota (Di3va)
sebagai public
figure dalam
publikasinya
(billboard,
commercial break,
dll.)
- Dimensi usahanya
sudah besar, pabrik
didirikan di tiga
tempat, yaitu
Bekasi, Tangerang,
dan Surabaya.
Universitas Kristen Petra 63
Tabel 3.1 Tabel Perbandingan Strength (sambungan)
yang dikemas
hanya dalam satu
tahap.
- Kemasan sudah
menggunakan
teknik perforasi
untuk lebih
memudahkan
membuka kemasan
produk, selain itu
juga berguna untuk
keperluan display
produk.
- Harga yang
terjangkau untuk
produk dan
kemasannya yang
baik jika
dibandingkan
dengan
kompetitornya.
- Bekerja sama
dengan pihak
Taiwan dan
membentuk brand
sendiri yaitu Kugi
dan Willie yang
boleh dijual di
supermarket lokal.
- Produknya sudah
terkenal di mata
masyarakat, bahkan
produk wafer stick
-nya yaitu astor
sudah menjadi top
of mind, dimana
brand astor tersebut
menjadi sebutan
untuk produk wafer
stick apapun.
- Kemasan biskuit
PT. Mayora
sebagian besar
dikemas
menggunakan
flexible packaging
dengan kualitas
yang baik dengan
warna-warna yang
baik dengan
standarisasi cetak
flexo yang baik.
Universitas Kristen Petra 64
3. 1. 1. 2. Weakness
Tabel 3.2 Tabel Perbandingan Weakness
PT. Gloria Bisco PT. UNIMOS PT. Mayora
- Kurang banyak
melakukan kegiatan
promosi
dikarenakan biaya
yang besar.
- Produk biskotto
belum masuk ke
supermarket besar
dikarenakan
ketidaksediaan
perusahaan untuk
membayar biaya
masuknya produk.
- Produk belum
didaftarkan
kehalalannya.
- Kualitas kemasan
yang tidak terlalu
baik dan kurang
menarik.
- Produk hanya
dikemas dalam satu
tahap (primary
packaging) saja.
- Harga produk yang
lebih mahal jika
dibandingkan PT.
Gloria Bisco dan
PT. UNIMOS.
- Produk hanya
dikemas dalam satu
tahap (primary
packaging) saja.
3. 1. 1. 3. Opportunities
Tabel 3.3 Tabel Perbandingan Opportunities
PT. Gloria Bisco PT. UNIMOS PT. Mayora
- Mayoritas
masyarakat suka
ngemil makanan
ringan.
- Mayoritas
masyarakat suka
ngemil makanan
ringan.
- Mayoritas
masyarakat suka
ngemil makanan
ringan.
Universitas Kristen Petra 65
Tabel 3.3 Tabel Perbandingan Opportunities (sambungan)
- Kesempatan untuk
mendapatkan
pendapatan
tambahan di hari
raya membuat
masyarakat
membelanjakan
lebih banyak
terhadap uangnya.
- Kebutuhan akan
makanan ringan
(biskuit) di hari
raya meningkat.
- Kebutuhan akan
makanan ringan
(biskuit) di hari
raya meningkat.
- Kebutuhan akan
makanan ringan
(biskuit) di hari raya
meningkat.
3. 1. 1. 4. Threats
Tabel 3.4 Tabel Perbandingan Threats
PT. Gloria Bisco PT. UNIMOS PT. Mayora
- Banyaknya produk
makanan ringan
yang beredar di
pasaran dan
bervariatif rasa,
bentuk, kemasan,
dan macamnya
membuat produk
PT. Gloria Bisco ini
mempunyai banyak
saingan/kompetitor.
- Munculnya
beragam produk
biskuit yang
diproduksi oleh
berbagai produsen
yang bahkan lebih
besar tingkat
usahanya dapat
mengancam
penjualan produk.
- Munculnya beragam
produk biskuit yang
diproduksi oleh
berbagai produsen
lokal dan nasional
seperti Kong Guan
dan Nissin, dapat
mempengaruhi
penjualan produk.
Universitas Kristen Petra 66
Kesimpulan SWOT
Kemasan produk PT. Gloria Bisco mengutamakan keinginan dan
kepuasan konsumen jika dibandingkan dengan produk biskuit lainnya yang ada di
pasaran. Mayoritas kemasan terutama produk biskotto, dikemas dalam dua tahap,
yang terdiri dari primary dan secondary packaging. Selain biskuitnya diungkus
dengan flexible packaging, juga beberapa produk dalam kemasan tersebut
dikemas lagi menggunakan folding cartons. Terlepas dari corrugated carton yang
kemudian membungkus produk tersebut untuk pembelian dalam jumlah besar.
Dibandingkan dengan kompetitiornya yang hanya menggunakan satu tahap
kemasan saja, yaitu flexible packaging dimana produk yang telah dibuka untuk
dikonsumsi, tidak dapat disimpan kembali. Kemasan didesain untuk satu kali
makan.
Kelemahan yang ada pada produk-produk PT. Gloria Bisco ini yaitu
minimnya publikasi terhadap produk-produknya. Dari angket pun telah
menunjukkan bahwa sebanyak 35 persen dari keseluruhan responden tidak pernah
tahu mengenai produk biskotto. PT. Gloria Bisco ini mengesampingkan kegiatan
promosi terhadap produknya dikarenakan biaya produksi kegiatan promosi
tersebut yang sangat besar. Di mana kompetitor-kompetitornya telah sejak lama
melakukan kegiatan promosi produknya.
Selain itu, PT. Gloria Bisco tidak bersedia membayar biaya masuknya
produk, maka dari itu penyebaran produk biskotto dan biskitop tidak begitu luas.
Dikarenakan beberapa supermarket besar seperti carrefour, menarik biaya agar
produk dapat dijajakan di bawah naungan supermarket tersebut.
Produk-produk PT. Gloria Bisco ini juga belum didaftarkan kehalalannya,
memang konsumen tidak begitu mempermasalahkannya, karena biskotto dan
biskitop adalah produk biskuit, orang sudah jelas bahwa produk makanan biskuit
tidak mengandung babi. Tetapi beberapa supermarket ada yang memiliki
ketentuan bahwa produk yang boleh masuk adalah produk yang dilengkapi
keterangan halal terutama untuk supermarket besar. Sedangkan produk kokola
dan roma sudah didaftarkan kehalalannya.
Universitas Kristen Petra 67
Untuk kedepannya, penjualan ketiga produk yang bersaing tersebut
memiliki peluang penjujalan yang baik karena mayoritas konsumen di Surabaya
khususnya suka nyemil. Serta pada waktu lebaran ataupun imlek, kebutuhan
konsumen akan biskuit semakin meningkat. Kesempatan ini dapat dijadikan
momen untuk lebih lagi meningkatkan penjualan produk PT. Gloria Bisco.
Ancaman yang muncul yaitu makin banyaknya produsen biskuit yang
muncul di pasaran, membuat saingan produk biskuit semakin banyak dan
beragam. Sehingga produk biskotto harus meningkatkan kualitasnya baik dari segi
produk (rasa), kemasan, distribusi, serta promosinya.
3. 1. 2. USP (Unique Selling Preposition)
a. Bervariatif
Beberapa produk PT. Gloria Bisco seperti biskotto seaweed potato ddan
biskitop potato soccer belum ada saingannya di pasaran. Hanya PT. Gloria Bisco
-lah satu-satunya yang memproduksi biskuit dengan bahan baku kentang.
Sementara di pasaran yang menggunakan bahan baku kentang justru merupakan
produk snack ekstrusi dan bukan biskuit.
Produk PT. Gloria Bisco ini memiliki berbagai macam rasa, contohnya
untuk produk roller stick dengan rasa tiramisu yang menjadi salah satu produk
unggulan PT. Gloria Bisco ini jarang dijumpai pada produk lain di pasaran. Selain
itu pada produk biskitop biskuit selai, ada rasa mangga. Biarpun produk tersebut
menyerupai Slai O Lai, tetapi variasi rasa biskiktop lebih unggul. Kemudian
biskuit selai durian, biskuit kelapa, hingga biskuit gandum yang amat baik untuk
dikonsumsi dan masih banyak lagi.
b. Lebih menyehatkan
Dengan tujuan menyaingi produk snack ekstrusi (seperti: chiki, cheetos,
lays), PT. Gloria Bisco mengeluarkan produk potato biscuit dengan rasa yang
renyah, mengarah ke asin (dimana biskuit cenderung berrasa manis), namun jauh
lebih menyehatkan karena tanpa proses goreng. Berkebalikan dengan snack
ekstrusi yang pembuatannya harus digoreng agar diperoleh hasil rasa yang renyah
dan "kriuk".
Universitas Kristen Petra 68
Selain itu bahan baku yang digunakan PT. Gloria Bisco berasal dari bahan
baku yang alami. Menggunakan buah asli untuk selai dan krimnya dengan
pengolahan yang dilakukan sendiri dengan pengawasan mutu yang baik.
c. Tahan Lama
Kemasan PT. Gloria Bisco yaitu dengan brand biskotto yang
menggunakan kemasan karton (folding cartons) dikemas dalam dua tahap yaitu
primary packaging menggunakan plastik (flexible packaging). Umumnya produk
yang menggunakan karton memang dibungkus dalam dua tahap, yang
membedakan produk biskotto dengan produk lain yaitu kemasan flexible
packaging-nya dikemas dalam ukuran kecil-kecil, dimana dalam satu plastik
hanya berisi satu hingga dua biskuit. Tujuannya adalah memudahkan
penyimpanan apabila biskuit tidak habis dikonsumsi dalam sekali makan. Produk
yang dibungkus plastik dapat bertahan jauh lebih lama jika dibandingkan dengan
dibungkus oleh material lain karena produk dalam kemasan plastik
tersegel/tertutup rapat dan tidak ada celah untuk jalan masuknya udara yang dapat
menyebabkan produk makanan yang ada di dalamnya melempem. Kemudian
kemasan biskuit kecil-kecil tersebut diwadahi lagi kedalam suatu kemasan yang
lebih besar menggunakan folding cartons yang merupakan secondary packaging-
nya.
3. 1. 3. Brand Essence
3. 1. 3. 1. Function
Produk biskuit PT. Gloria Bisco ini memiliki fungsi yaitu sebagai biskuit
pengganti makanan berat bagi mereka yang tidak sempat makan. Dengan
mengkonsumsi biskuit akan menghemat waktu makan bagi mereka yang tidak
punya waktu untuk makan. Selain itu biskuit merupakan cemilan sehat daripada
makanan ringan lainnya, karena pembuatannya tidak melalui proses goreng,
dimana lemak dari biskuit diperoleh dari tepung, telur, yang aman untuk
dikonsumsi.
3. 1. 3. 2. Differentation
Yang membuat produk PT. Gloria Bisco ini berbeda dari yang lain adalah
kemasannya yang tiap produknya dikemas kedalam primary packaging dan
kemudian dikemas lagi kedalam secondary packaging, dilengkapi dengan teknik
Universitas Kristen Petra 69
perforasi untuk memudahkan display, penjualan, serta penyimpanan produk.
Selain itu produk PT. Gloria Bisco ini memiliki berbagai macam varian rasa yang
belum pernah beredar di pasaran misalnya selai mangga, durian, tiramisu, serta
produk potato biscuits-nya yang belum pernah diproduksi produsen lain.
3. 1. 3. 3. Personality
Ciri khas produk biskuit PT. Gloria ini adalah harganya yang murah, tapi
kualitas produknya amat baik. Produk dikemas dengan baik sehingga produk
tidak mudah masuk angin atau melempem (Bahasa Jawa). Rasa yang bervariatif
denngan rasa yang enak dan harganya tidak mahal sehingga konsumen merasa
tidak terbebani dengan harganya yang terjangkau.
3. 1. 3. 4. Source of Authority
Dari segala keunggulan yang disebutkan di atas dan yang membedakan
produk PT. Gloria Bisco ini dengan yang lain, membuat pihak asing yaitu Taiwan
tertarik untuk bekerja sama dengan PT. Gloria Bisco. Produk-produk PT. Gloria
Bisco ini diakui oleh pihak Taiwan sebagai produk yang layak untuk dijual hingga
di pasaran internasional dengan brand barunya yaitu Willie dan Kugi.
Gambar 3.1 Diagram pembentukan brand essence
Universitas Kristen Petra 70
3. 1. 3. 5. Brand Essence
Dari fungtion, personality, differentation, dan souce of authority produk PT.
Gloria Bisco yang telah dibahas, dapat ditarik suatu brand essence yang akan
dijadikan dasar pernacangan produk PT. Gloria Bisco yaitu suatu produk biskuit
yang menjamin rasa dan kualitas dengan harga yang terjangkau.
3. 2. Analisis Desain
Kemasan produk PT. Gloria Bisco ini didesain dengan konsep sederhana,
simpel, namun elegan. Dapat dilihat dengan layout yang minimalis, terkesan
masih banyak ruang kosong. Warna-warna yang dipilih -pun disesuaikan dengan
rasa produk yang dikemas. Beberapa desain kemasannya yaitu:
1. Biskotto dan Biskitop biskuit selai rasa strawberry
Warna pada kemasan yang digunakan akan berdominan merah atau merah
muda dengan visualisasi buah stroberi untuk menunjukkan selai dari biskuit
tersebut terbuat dari buah asli dan rasa dari selai tersebut. Penonjolan produk
dengan teknik fotografi agar konsumen dapat mengetahui bentuk produk yang
akan dibelinya sebelum membuka kemasan.
2. Biskotto seaweed potato
Masih berkarakteristik simpel dan minimalis, menggunakan dominan
warna hijau dan nuansa kuning yang mewakili warna rasa dari biskuit yaitu
rumput laut dan bahan dasar biskuitnya yaitu kentang, maka diberi sedikit nuansa
kuning. Ukuran kemasanan cukup besar karena merupakan kemasan kardus dari 4
kemasan kecil.
3. Willie tiramisu wafer stick
Menggunakan nuansa warna coklat dan kuning kecoklatan agar berkesan
kopi atau tiramisu. Pendekatan fotografi digunakan untuk menojolkan produknya
pada kemasan. Rasa atau selai tiramisu dari wafer stick diwakilkan dengan
gambar kue berlapis bertulisankan Willie Tiramisu.
4. Biskotto bear cookies
Desainnya sedikit berbeda dari produk-produk biskotto lainnya. Berkesan
lucu, penuh, dan berwarna-warni. Disesuaikan dengan terget marketnya yang
lebih sempit yaitu anak-anak hingga remaja. Menggunakan pendekatan visualisasi
Universitas Kristen Petra 71
beruang yang dibuat menggunakan teknik vektor sesuai dengan produknya yaitu
biskuit beruang. Foto produk tetap disertakan tetapi tidak dominan.
5. Biskotto maxi class
Desain kemasan biskuit maxi class ini juga mengarah ke minimalis
dengan pendekatan fotografi. Warna yang digunakan adalah warna blok atau solid
sesuai dengan rasa biskuit yang dikemas. Hijau untuk rasa lemon, biru untuk rasa
vanila, coklat untuk rasa coklat, dan oranye untuk rasa keju. Kemasan maxi class
ini juga menggunakan teknik perforasi agar mudah dibuka serta memudahkan
penyimpanan kembali.
6. Biskitop soccer biscuit
Kemasan biskitop soccer biscuit ini didesain berbentuk bola menggunakan
dua warna dominan yaitu putih dah biru gelap. Terdapat beberapa ilustrasi orang
menendang bola dan foto produk. Produk tidak begitu ditonjolkan dalam
kemasan, terlihat ukuran dari produk tidak begitu besar, hanya untuk
memperlihatkan kepada calon konsumen rupa biskuit yang dikemas di dalamnya.
7. Biskitop wafer stick
Didominasi dua warna yaitu, merah muda dan beidge (kekuningan).
Kemasan ini juga menonjolkan produknya, terlihat bahwa foto produk dan bahan
dasar selai berukuran cukup besar dalam porsi kemasannya. Berbentuk prisma
segi enam, kurang lebih sama dengan ukuran kemasan bear cookies.
8. Willie mini black crackers
Ukuran kemasannya tergolong kecil jika dibandingkan kemasan yang lain
membuat desainnya seakan-akan terlihat penuh. Visualisasinya berupa foto
produk serta cipratan selai. Untuk pewarnaan pada kemasan ada dua macam,
dominan biru untuk rasa coklat dan oranye kecoklatan untuk rasa tiramisu. Sistem
pengemasannya unik, menyerupai folding cartons tapi tidak dikaitkan melainkan
direkatkan pada bagian depan kemasannya.
Meskipun berkesan karakteristik desain yang sama, biskitop dan biskotto
memiliki target market yang berbeda, maka dari itu pengemasan kedua produk
tersebut dibedakan. Kemasan produk biskotto yang ditargetkan untuk masyakat
golongan menengah keatas, didesain menggunakan dua tahap pengemasan, yaitu
primary packaging menggunakan flexible packaging yang desainnya hanya
Universitas Kristen Petra 72
menggunakan satu hingga dua warna bertuliskan biskotto, disesuaikan dengan
rasa produk, jika rasa coklat maka primary packaging -nya berwarna coklat,
bahkan adapula beberapa produknya yang menggunakan flexible packaging
transparan. Baru kemudian beberapa kemasan-kemasan kecil yang berisi satu
hingga dua biskuit tersebut dikemas lagi ke dalam kemasan sekundernya yang
berupa folding cartons yang terkadang ada yang dilengkapi dengan teknik
perforasi untuk memudahkan konsumen untuk membuka kemasan dan
menyimpannya lagi.
Sedangkan kemasan jual biskitop dikemas hanya dalam satu tahap, cukup
dengan menggunakan primary packaging dan kemudian disusun secara renteng
berisi 10 bungkus. Tujuannya adalah meminimalisir biaya dan memudahkan
distribusi dan penjualan produknya yang disesuaikan target market -nya yang
berbelanja di toko atau warung. Kemasan renteng/sachet memudahkan produk
untuk digantung dan dapat dengan mudah dilihat orang.
3. 3. Analisis Target Market
Dalam perancangan ini diharapkan dapat memperluas pasaran produk PT.
Gloria bisco di pasaran dengan target market-nya yaitu masyarakat menengah ke
atas. Setelah melakukan beberapa wawancara kepada beberapa pengunjung di
supermarket dan toko, alasan mereka membeli produk biskotto, yaitu:
- Harganya yang relatif murah.
- Rasanya yang bervariatif, terutama rasa tiramisu yang tidak terlalu banyak
produk lainnya yang menyediakan varian rasa ini.
- Kemasannya yang menarik dengan kualitas produk yang baik pula.
Kemasan dapat melindungi produk di dalamnya agar tidak mudah
melempem (Bahasa Jawa) sehingga masih enak di makan biarpun kemasan
sekundernya dibuka.
Dari keterangan di atas dan melalui penyebaran angket kepada beberapa
responden dapat dilihat beberapa customer insight-nya:
- Cemilan yang enak dan bervariatif
- Cemilan dengan harga terjangkau
Universitas Kristen Petra 73
- Cemilan yang dapat disimpan dan dimakan lagi sewaktu-waktu
- Cemilan yang berkemasan menarik dan unik
3. 4. Kesimpulan Analisis Data
Dari analisa produk, kemasan, dan target market di atas, dapat
disimpulkan beberapa kesimpulan yang bisa dijadikan dasar perancangan, yaitu:
Produk yang dibuat perancangan kemasan eventualnya adalah produk-produk
yang digemari oleh masyarakat karena rasanya yang enak dengan varian rasanya
yang bermacam-macam dan unik.
Kemasan harus dapat menarik perhatian calon pembeli secara visual
sehingga dapat mendorong calon pembeli untuk membeli produk tersebut.
Kemasan yang dirancang harus dapat menjaga produk di dalamnya agar tahan
lama.
Gambar 3.2 Diagram brand esssence, customer insight, dan proposition
Brand Essence
produk biskuit yang menjamin rasa dan
kualitas dengan harga yang terjangkau
Costomer Insight
Cemilan yang enak, tahan lama, harga terjangkau, dengan kemasan yang
menarik
Preposition
Biskuit yang dapat memuaskan konsumen baik dari segi rasa, harga, fungsi
penyimpanan, dan dari sisi visualnya