Transcript
Page 1: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1. Konsep Perancangan...Universitas Kristen Petra 43 3.1.3. Konsep Perancangan Galeri Pop Art yang dibangun ditujukan untuk penggemar seni dan pendidikan,

41 Universitas Kristen Petra

3. PERANCANGAN BANGUNAN

3.1. Konsep Perancangan

Untuk menemukan konsep perancangan ada dua hal yang harus diketahui

terlebih dahulu, yaitu permasalahan desain dan pendekatan perancangan. Karena

dari permasalahan desain yang ada dan cara pemecahan yang tepat melalui

pendekatan perancangan akan didapatkan kata kunci yang kemudian dapat

memunculkan konsep.

Galeri, berasal dari kata latin: galleria, sebuah kata benda yang bermakna

“ sebuah ruang terbuka tanpa pintu yang dibatasi dinding berbentuk U dan

disangga tiang-tiang kantilever yang berfungsi sebagai ruang pertemuan umum

untuk berdiskusi apa saja”

Saya mengambil ide galeri, sebagai ruang untuk kepentingan publik

ampaikan berbagai permasalahan globalisasi, yang dapat dituangkan ke dalam

berbagai media ekspresi, apakah melalui diskusi dan dialog publik, pameran dan

pertunjukan seni, maupun pemutaran film. Galeri Pop Art merupakan wahana

ekspresi bagi diwujudkannya keadilan global secara luas.

3.1.1. Permasalahan Desain

Permasalahan desain yang ditemukan dalam proyek ini adalah bagaimana

mendesain sebuah galeri yang mampu menampilkan ciri khas dari pop art itu

sendiri ?

Proyek ini merupakan suatu kompleks masa yang mempunyai fungsi

sebagai galeri seni dan pendukungnya. Dimana berarti aktivitas yang terjadi

adalah melihat koleksi galeri, fasilitas baca, dan memanfaatkan fasilitas yang

berkait dengan seni lainnya. Dimana ini merupakan bagian dari konsep dari galeri

dalam fasilitas ini, yaitu seluruh fasilitas tersebut adalah “galeri”.

Page 2: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1. Konsep Perancangan...Universitas Kristen Petra 43 3.1.3. Konsep Perancangan Galeri Pop Art yang dibangun ditujukan untuk penggemar seni dan pendidikan,

Universitas Kristen Petra

42

Gambar 3.1 Teori Warna

3.1.2. Pendekatan Perancangan

Untuk memudahkan penyelesaian permasalahan desain di atas,

pendekatan yang dianggap cocok dan dapat memudahkan penyelesaian masalah

adalah Gestalt,s psychology yang akan mengadopsikan ide ke dalam rancangan, di

mana yang menjadi titik berat dari proyek ini adalah ciri khas dari pop art .

Menurut teori Gestalt bahwa penggabungan elemen sensoris akan

membentuk sesuatu yang baru, disini yang diambil adalah elemen sensoris dari

penglihatan yaitu tentang warna. Diambil mengenai warna karena pop art sangat

berhubungan erat dengan permainan warna, yaitu warna-warna yang kontras.

Selain itu warna juga memiliki pengaruh emosi yang kuat yang bisa

mempengaruhi mood, dalam hal ini yang mood seniman dan pengunjung yang

akan dipermainkan.

Asosiasi warna merupakan efek psikologis dari warna, yang mana

menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara sebuah warna dengan emosi

tertentu yang ditimbulkan.

Sebagai contoh warna merah dapat membangkitkan energi, hangat,

komunikatif, aktif, optimis, antusias bersemangat, simbol api, kehidupan dan

kekuatan dan masih banyak contoh yang lainnya lagi.

Page 3: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1. Konsep Perancangan...Universitas Kristen Petra 43 3.1.3. Konsep Perancangan Galeri Pop Art yang dibangun ditujukan untuk penggemar seni dan pendidikan,

Universitas Kristen Petra

43

3.1.3. Konsep Perancangan

Galeri Pop Art yang dibangun ditujukan untuk penggemar seni dan

pendidikan, galeri ini akan berbeda dengan galeri-galeri pada umumnya karena

terdapat unsur masa kini sehingga akan terasa nyeleneh karena seninya dan

moderen karena ke-kini-annya, selain itu fasilitas yang terdapat di dalamnya juga

lebih lengkap dimana terdapat cafe dan lounge, terakhir dengan adanya taman

terbuka dapat menjadi nilai tambah karena di taman ini seniman dapat

menuangkan inspirasinya, tanpa merasa terganggu, dan tempat seperti ini lebih

dapat melahirkan karya-karya seni masterpiece karena mereka berkarya tanpa

batas dan langsung terhubung dengan alam, bebas tanpa belenggu tembok yang

membosankan.

Konsep yang akan digunakan adalah liberate imagination, atau kebebasan

dari imajinasi dimana, akan banyak terdapat elemen elemen yang tidak wajar atau

bahkan berlawanan yang mana sering disebut paradox. Pemilihan konsep ini

didasari bahwa pada umumnya seniman adalah seorang yang idealis, dimana pola

pikirnya sulit dinalar, mungkin sebagian orang akan mengatakan gila namun

sisanya akan mengatakan genius atau orang yang mempunyai extra ordinary,

kemampuan luar biasa. Dan ini sulit diungkapkan dengan kata-kata atau

digambarkan secara detail, namun ini justru menjadi point utama tantangan dalam

perancangan bangunan, bagaimana bangunan menyesuaikan diri dengan seniman

bukan sebaliknya. Namun perlu diperhatikan juga bahwa bukan hanya seniman

yang diorientasikan namun juga pengunjung dan penghuni lainnya yang

menunjang galeri ini, agar perancangan bangunan ini dapat berjalan selaras.

Dalam proyek ini mendalami karakter dari ruang yang satu ke ruang yang

lain sehingga karakter dari masing-masing tempat dapat terlihat dari bangunan

tersebut kita diajak mengerti bahwa pengunjung memasuki kawasan galeri. Hal

lainnya yang ingin disampaikan dalam pendalaman perancangan akan diterapkan

di dalam konsep perancangan sehingga berbagai fasilitas yang berbeda akan

memiliki karakter dan suasana yang berbeda yang mewakili fungsi masing-

masing.

Page 4: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1. Konsep Perancangan...Universitas Kristen Petra 43 3.1.3. Konsep Perancangan Galeri Pop Art yang dibangun ditujukan untuk penggemar seni dan pendidikan,

Universitas Kristen Petra

44

Gambar 3.2. Interior dari koridor galeri seni lukis pada malam hari

Konsep yang sudah ada kemudian diaplikasikan ke dalam desain sehingga

desain mempunyai suatu arti atau nilai atau dasar yang membedakan dari disain

yang lainnya.

3.1.4. Pendalaman Desain

Karakter ruang – galeri – kulit unreal, dalam real penutup/tembok

glass block, memendarkan cahaya melindungi isi galeri dari perusakan matahari.

Ruang dalam yang luas, clean, minimalis tembok, lantai putih, plafon tinggi,

supaya tidak terjadi kesan sumpek akibat banyaknya objek yang dipamerkan

(ruang bukan lagi main objek, tapi background dari koleksi galeri). Permainan

lighting yang menyorot koleksi pameran tiap objek bisa beda tergantung

suasana yang sedang dibangun dalm ruang pamer dan kekhasan objek pamer.

Material dinding transparan- kaca low e dan glass block--> menciptakan batas

ruang luar dan dalam yang tidak nyata. pengunjung seolah terhubung dgn ruang

luar->padahal berada dalam ruang tertutup. keberadaan pengunjung dalam ruang

galeri terasa tidak nyata tapi nyata.

Page 5: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1. Konsep Perancangan...Universitas Kristen Petra 43 3.1.3. Konsep Perancangan Galeri Pop Art yang dibangun ditujukan untuk penggemar seni dan pendidikan,

Universitas Kristen Petra

45

Sedangkan pada gambar 3.3. di bawah ini penataan peletakkan jalur

masuk utama dari jalan Lingkar Dalam berdasarkan analisa site yang ada untuk

menghindari kemacetan selain itu ditinjau dari sisi pengguna diharapkan dapat

menikmati disain arsitektural yang diususun frame-frame yang atraktif, sehingga

pengunjung yang masuk dapat menikmati sequens dan tidak merasa bosan.

Gambar 3.3. Sequens, pencapaian dari gerbang masuk sampai keluar

(Outdoor)

Ope

Mis

Mis

Sur

Sur

En

Page 6: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1. Konsep Perancangan...Universitas Kristen Petra 43 3.1.3. Konsep Perancangan Galeri Pop Art yang dibangun ditujukan untuk penggemar seni dan pendidikan,

Universitas Kristen Petra

46

Gambar 3.4. Sequens,

galeri lukis

Gambar 3.5. Sequens, Cafe

Page 7: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1. Konsep Perancangan...Universitas Kristen Petra 43 3.1.3. Konsep Perancangan Galeri Pop Art yang dibangun ditujukan untuk penggemar seni dan pendidikan,

Universitas Kristen Petra

47

Spasial karakter dengan daylight, pada interior bangunan penutup tembok

pada umumnya mengaplikasikan kaca glass block, karena sifatnya yang

memendarkan cahaya sehingga tidak merusak karya seni, karena cahaya matahari

yang langsung masuk bersifat destruktif apabila tidak ada barrier-nya. Ruang

dalam yang luas, clean minimalis dengan plafon yang tinggi untuk menimbulkan

kesan luas, karena akan ada banyak obyek yang akan dipamerkan.

Spasial karakter dengan artificial light. Permainan lighting yang menyorot

koleksi pameran, dimana setiap obyek bisa berbeda tergantung suasana yang ingin

ditampilkan di dalam galeri, sinar lampu yang dipancarkan berwarna kuning,

untuk meningkatkan konsentrasi.

Material dinding transparan kaca low e dan glassblock menciptakan batas

ruang luar dan dalam yang tidak nyata, pengunjung seolah terhubung dengan

ruang luar padahal sedang berada di dalam ruang yang tertutup

Gambar 3.6. Daylight

Page 8: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1. Konsep Perancangan...Universitas Kristen Petra 43 3.1.3. Konsep Perancangan Galeri Pop Art yang dibangun ditujukan untuk penggemar seni dan pendidikan,

Universitas Kristen Petra

48

Gambar 3.7. Artificial Light

Keterangan gambar 3.3:

1= Lampu HID dengan sinar kuning untuk meningkatkan konsentrasi

2= Sinar tidak langsung (glare) untuk menerangi koridor dan memberi kesan

hangat

3= Dinding dengan bahan semi reflective untuk kesan luas

LOOKING OUT OF ENCLOSURE : apabila kita berdiri di pintu dan melihat

keluar maka kita tidak merasa melihat dari dalam ruang. Tetapi bila kita

mundur ke dalam ruang, maka akan terlihat kusen sebagai frame yang

membatasi pemandangan.

4= Kursi bench park untuk menghadirkan susana taman luar di dalam koridor

5= Piramid kaca sebagai elemen surprise pada koridor (stoverotec glass)

Page 9: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1. Konsep Perancangan...Universitas Kristen Petra 43 3.1.3. Konsep Perancangan Galeri Pop Art yang dibangun ditujukan untuk penggemar seni dan pendidikan,

Universitas Kristen Petra

49

Gambar 3.8. Interior galeri patung

Gambar 3.9. Interior cafe

Pada gambar 3.9. interior galeri patung, bangunan didominasi oleh kesan

minimalis, karakter ruang yang ingin ditampilkan di ruang ini adalah megah,

namun sederhana tidak banyak elemen dekoratif, tujuannya untuk

mengembalikan kembali memory era pop art pada era industrialisme pada tahun

60an (Trace of Memory).

Pada gambar 3.9. di atas ruang cafe ini banyak didominasi oleh teknologi,

misalnya rounded interactive screen yang berada di pusat meja bundar yang dapat

berganti-ganti warna mengikuti sensor suara, selain itu juga meja gantung dengan

kabel sling baja untuk menampilkan ekspresi unik dan moderen

Page 10: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1. Konsep Perancangan...Universitas Kristen Petra 43 3.1.3. Konsep Perancangan Galeri Pop Art yang dibangun ditujukan untuk penggemar seni dan pendidikan,

Universitas Kristen Petra

50

Gambar 3.10. Interior toilet pengunjungGambar 3.11. Wastafel dengan

ketinggian bervariasi

Pada gambar di atas adalah interior toilet cafe yang menghadirkan kesan

unik dimana toilet pengunjung sebagian memiliki atap terbuka dengan para-para

dan lantai batu coral, rumput dan coral, sedangkan wastafel memiliki ketinggian

yang berbeda-beda sesuai dengan tinggi pengguna.

3.1.5. Pola Penataan Masa Bangunan dan Sirkulasi

Bentuk masa yang terdiri dari bentukan dasar (platonic solids) yang telah

mengalami penamabahan (additive) dan pengurangan (subtractive) yang

kemudian dirotsaikan dan disesuaikan dengan kebutuhan ruang di dalamnya.

Pemilihan bentuk dasar yang mewakili masa bangunan dipilih karena pop art

dipengaruhi oleh tiga bentuk dasar yakni lingkaran, kotak dan segitiga.

Sirkulasi disesuaikan dengan pola aktivitas pengguna dari luar terhadap

site. Di sini sirkulasi dibedakan menjadi 3 macam yakni sirkulasi untuk

pengunjung, sirkulasi untuk staff dan sirkulasi untuk service. Diharapkan penataan

jalur masuk ke dalam site tidak terlalu kaku dan pengunjung merasa seperti

sedang berjalan-jalan di taman, sequence yang dibuat diatur sedemikian rupa agar

dari segi kenyamanan tercapai juga dari vista bangunan dapat dinikmati dengan

sebaik mungkin.

Page 11: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1. Konsep Perancangan...Universitas Kristen Petra 43 3.1.3. Konsep Perancangan Galeri Pop Art yang dibangun ditujukan untuk penggemar seni dan pendidikan,

Universitas Kristen Petra

51

Pada gambar 3.13 di atas menunjukkan bahwa bentuk geometri dari

bangunan galeri ini terbentuk dari tiga bentuk dasar (platonic solids) yaitu

lingkaran, kotak, dan segitiga. Mengapa dipilih bentukan dasar, karena lingkaran,

kotak dan segitiga adalah ciri khas dari pop art, namun bentukan dasar di sini telah

mengalami transformasi untuk mendapatkan sudut dan proporsi terbaik yang juga

memperhatikan fungsi dan kenyamanan.

Gambar 3.12. Platonic solids

Gambar3.13. Form Transformation

Page 12: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1. Konsep Perancangan...Universitas Kristen Petra 43 3.1.3. Konsep Perancangan Galeri Pop Art yang dibangun ditujukan untuk penggemar seni dan pendidikan,

Universitas Kristen Petra

52

Keterangan gambar 3.14:

Dimensional transformation (perubahan dimensi) – mengubah dimensi

dari bentuk

Substractive transformation (perubahan bentuk dengan pengurangan) –

mengurangi sebagian volume sebuah bentuk

Additive transformation (perubahan bentuk dengan penambahan) –

menambah elemen pada volume bentuk

Pada gambar 3.15. di atas menggambarkan bahwa pola penataan masa

di dominasi oleh bentukan dasar yang sudah dimodifikasi. Interlocking terlihat

pada saat perpindahan dari bangunan satu ke bangunan yang lain, dimaksudkan

agar bangunan tidak tersas seperti berdiri sendiri- sendiri namun masih dalam satu

kesatuan, keterikatan ini juga terlihat antara ruang luar dengan ruang dalamnya.

Bentukan terbuka ke empat sisi, adalah sebagai respect atau tanggapan pada site

yang terbuka ke empat arah.

Penataan masa pada bangunan ini terbentuk dari masa-masa bangunan

yang mengalami rotasi dan transformasi. Dimana bentuk yang rusak (Disorder)

disatukan kembali dengan aksis kuat (order) yang dikunci oleh tiga buah

sculpture pada landscape.

Gambar 3.14. Penataan Masa Bangunan

Page 13: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1. Konsep Perancangan...Universitas Kristen Petra 43 3.1.3. Konsep Perancangan Galeri Pop Art yang dibangun ditujukan untuk penggemar seni dan pendidikan,

Universitas Kristen Petra

53

sculpture

axis

rotation

Gambar 3.16. Peletakan jalur masuk ke dalam bangunan

3.1.6. Bentuk dan Penampilan Bangunan

Ekspresi yang ingi ditampilkan pada bangunan sesuai dengan konsep

liberate imagination yakni kebebasan imajinasi, karena berhubungan erat dengan

seni. Di sini bentukan-bentukan yang muncul merupakan ekspresi dari kebebasan

untuk berimajinasi, namun tidak serta merta bebas untuk melakukan apa saja

namun masih di dalam kacamata pop art.

Gambar 3.15. Penataan Masa Bangunan 2

Page 14: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1. Konsep Perancangan...Universitas Kristen Petra 43 3.1.3. Konsep Perancangan Galeri Pop Art yang dibangun ditujukan untuk penggemar seni dan pendidikan,

Universitas Kristen Petra

54

Pada gambar 4.3 menampilkan megatron untuk mempromosikan even-

even yang sedang diselenggarakan di dalam galeri, misalnya apabila tema

pameran bernuansa hari natal maka layar ini akan menampilkan gambar-gambar

yang berkaitan dengan even tersebut untuk menarik minat pengunjung.

Gambar 3.18. Innercourt yard

Gambar 3.17. Bird eye view

Gambar 3.19. Megatron

Page 15: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1. Konsep Perancangan...Universitas Kristen Petra 43 3.1.3. Konsep Perancangan Galeri Pop Art yang dibangun ditujukan untuk penggemar seni dan pendidikan,

Universitas Kristen Petra

55

Gambar 3.21. Box display

Keterangan:

Jalur utama menuju loby

Loby (masa entrance)

Space penangkap kawasan perumahan

Jalur sevice

Space penghubung antar

Pada gambar 3.21 di atas menunjukkan box display patung sebagai wujud respect

terhadap bangunan di kawasan perumahan, maksudnya bangunan masih

menghargai bangunan sekitar meskipun letaknya di belakang bangunan galeri,

sehingga penghuni di perumahan juga dapat menikmati nuansa seni dari galeri.

Gambar3.20. Keseluruhan bangunan tampak dari atas

Page 16: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1. Konsep Perancangan...Universitas Kristen Petra 43 3.1.3. Konsep Perancangan Galeri Pop Art yang dibangun ditujukan untuk penggemar seni dan pendidikan,

Universitas Kristen Petra

56

Gambar 3.22. Elemen bangunan

3.1.7. Penataan ruang

Penataan ruang di dalam bangunan dipengaruhi oleh hubungan antara

para pengguna. Ruang-ruang yang ada pada bangunan ini diatur sedemikian

mungkin sehingga hubungan ruang yang diinginkan dapat tercapai dengan baik.

Penataan ruang juga dipengaruhi oleh area ruangan yang memerlukan pembukaan

maksimal dan tidak.

Bangunan ini memiliki dua jalur masuk, yakni jalur masuk utama dan jalur

masuk alternatif di mana dalam pemanfaatannya memiliki fungsi yang berbeda,

jalur masuk utama tidak dapat dilalui oleh mobil untuk service, dan jalur masuk

kedua lebih dominan digunakan untuk pengunjung yang ingin ke kafe yang

sebelumya sudah pernah ke tempat ini, namun bukan berarti jalur masuk utama

tidak terhubung dengan area kafe tetapi setiap path, atau koridor yang ada di

bangunan ini memiliki banyak akses yang dapat dilalui sesuai selera pengguna.

Page 17: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1. Konsep Perancangan...Universitas Kristen Petra 43 3.1.3. Konsep Perancangan Galeri Pop Art yang dibangun ditujukan untuk penggemar seni dan pendidikan,

Universitas Kristen Petra

57

Gambar 3.23. Titik-titik entrance

Gambar 3.24. Interior LobiGambar 3.25. Interior Cafe

Ruang-ruang publik seperti lobi, retail, dan galeri lukis diletakkan pada

bagian selatan bangunan (faktor komersil).

Page 18: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1. Konsep Perancangan...Universitas Kristen Petra 43 3.1.3. Konsep Perancangan Galeri Pop Art yang dibangun ditujukan untuk penggemar seni dan pendidikan,

Universitas Kristen Petra

58

Gambar 3.26. Zona dalam bangunan

Gambar 3.27. Axonometri struktur

3.1.8. Pola Struktur dan Pemilihan Bahan Bangunan yang Digunakan

Sistem struktur dalam banguanan ini didominasi oleh penggunaan material

baja dan beton, selain itu juga banyak menggunakan allucopan sebagai bahan

clading dan juga metal sebagai alat pembayangan.

Prvate (kantor) Public Semi private

Page 19: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1. Konsep Perancangan...Universitas Kristen Petra 43 3.1.3. Konsep Perancangan Galeri Pop Art yang dibangun ditujukan untuk penggemar seni dan pendidikan,

Universitas Kristen Petra

59

Gambar 3.28. Penutup atap galeri

Penutup atap pada galeri lukis adalah penutup atap zincalume merk

Kalzip dengan tipe tapered. Tipe tapered ini memudahkan pengaliran air hujan

karena bentuknya yang menyerupai kipas membuat penutup atap dapat

mengalirkan air secara menerus.

Gambar 3.29. Lembaran Kalzip tipe tapered

Pada lapisan bawah dari kalzip, diberikan lapisan insulasi berupa

glasswool untuk menahan radiasi matahari kedalam bangunan. Dibawahnya

diberikan lapisan kalsiboard sebagai tempat pegangan bagi klip aluminium untuk

memasang kalzip.

Atap galeri lukis ini menggunakan metode

second skin roof untuk mengurangi beban

panas di dalamnya selain sebagai fungsi

estetika.

Page 20: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1. Konsep Perancangan...Universitas Kristen Petra 43 3.1.3. Konsep Perancangan Galeri Pop Art yang dibangun ditujukan untuk penggemar seni dan pendidikan,

Universitas Kristen Petra

60

Gambar 3.30. Detil lapisan atap

3.1.9. Program ruang

Dalam menentukan luasan ruang pada galer pop art di Surabaya ini

dipakai pendekatan dengan menggunakan buku-buku panduan sebagai berikut:

• NAD : Neufert Architect Data

• TSS : Time Saver Standart For Building Types

• NMH : New Matric Handbook

• BPDS : Building Planning and Design Standards

• SP : Studi Perbandingan

• A / D : Asumsi / Ditentukan (sumber dari survey)

3.1.10. Rekapitulasi Ruang

Rekapitulasi jumlah total luas ruang yang diperlukan :

• Fasilitas utama : 23814.9 m2

• Kafe : 407,5 m2

• Kantor manajemen : 338 m2

• Fasilitas Pengelola : 218.9 m2

• Ruang Makan Pengelola : 135.2 m

• Area Parkir : 1500 m2

• Fasilitas Mekanikal Elektrikal dan Servis : 1087 m2

TOTAL : 21601.5 m2

Page 21: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1. Konsep Perancangan...Universitas Kristen Petra 43 3.1.3. Konsep Perancangan Galeri Pop Art yang dibangun ditujukan untuk penggemar seni dan pendidikan,

Universitas Kristen Petra

61

3.2. Fasilitas Bangunan

Galeri ‘Pop Art’ selain berisi galeri juga membutuhkan fasilitas – fasilitas

penunjang baik yang diperlukan oleh pengunjung maupun yang dibutuhkan oleh

seniman. Area – area yang tergolong dalam pameran bisa dikelompokkan dalam 3

area besar, yaitu galeri, fasilitas baca, dan workshop.

Galeri, yang terdiri dari:

• hall

• r.informasi

• r.staff

• r.registrasi dan penerimaan

• r.konservasi

• r.pamer tetap

• r.pamer temporer

• toilet

Fasilitas baca, yang terdiri dari:

• hall

• locker

• gudang buku

• r.buku

• r.baca

• pelayanan fotocopy

• r.data

• r.petugas

• toilet

Area workshop, yang terdiri dari:

• studio

• toilet

Fasilitas utama lainnya:

• Area penerima: Resepsionis, Ruang tunggu

Page 22: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1. Konsep Perancangan...Universitas Kristen Petra 43 3.1.3. Konsep Perancangan Galeri Pop Art yang dibangun ditujukan untuk penggemar seni dan pendidikan,

Universitas Kristen Petra

62

• Management Office:Ruang Pimpinan Galeri, Seksi Koleksi Dan Dokumentasi,

Seksi Pameran dan Edukasi, Tata Usaha, Ruang Dokumentasi.

• Service Area:Parkir karyawan, Locker karyawan, Ruang ganti karyawan,

Ruang istirahat, Loading dock, Dapur, Gudang, Ruang penyimpanan untuk

peralatan kebersihan, R. Pompa, Tandon bawah, Tandon atas, R. Travo, R.

Genzet, R. Jaga.

Fasilitas pendukung yang terdiri dari:

• Cafe

• Lounge

• Sinema terbuka

Fasilitas parkir penunjung dan staf

3.3. Utilitas bangunan

3.3.1. Sistem Air Bersih

Menggunakan sistem up feed di mana tandon bawah diletakkan di

basement dari bangunan. Tandon dibagi menjadi 2 bagian, untuk melayani masing

– masing sisi dari bangunan.

Diagram 4. Skema sistem air bersih

3.3.2. Sistem Air Kotor dan Kotoran

Menggunakan STP (Sewage Treatment Plant) di mana air kotor dan

kotoran dibuang ke STP melalui saluran / pipa yang berbeda. Letak STP-nya

berada di luar bangunan.

PDAM Meteran Air Tandon

Pompa Kran, Katup, Gelontor

Page 23: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1. Konsep Perancangan...Universitas Kristen Petra 43 3.1.3. Konsep Perancangan Galeri Pop Art yang dibangun ditujukan untuk penggemar seni dan pendidikan,

Universitas Kristen Petra

63

Diagram 5. Skema sistem air kotor dan kotoran

3.3.3. Sistem Jaringan Listrik

Gardu pemindah listrik PLN terletak pada area basement dari bangunan.

Listrik di alirkan ke bangunan melalui jaringan bawah tanah. Ruang PLN

bersebelahan langsung dengan ruang trafo, MDP (Main Distribution Panel), dan

ruang genset. Dari MDP, jaringan listrik dibagi ke ruang panel tiap lantai di mana

pada bangunan ini terdapat 4 ruang panel pembagi (Sub Distribution Panel) pada

tiap lantai bangunan.

Genset berfungsi sebagai cadangan tenaga jika sewaktu – waktu terjadi

pemadaman listrik PLN.

Diagram 6. Skema sistem jaringan listrik

3.3.4. Sistem Pembuangan Sampah

Sistem pembuangan sampah menggunakan sistem carry out, yaitu suatu

sistem dimana sampah yang ada dikumpulkan pada suatu tempat dan kemudian

diangkut oleh mobil khusus untuk dibuang ke penampungan.

Sampah dibuang ke tong sampah dan kemudian dibawa oleh staf

kebersihan ke tempat pembuangan sementara di area servis yang terletak di

basement. Sampah tersebut akan diambil setiap hari oleh truk pengangkut sampah

melalui jalur loading dock. Setelah itu baru dibawa ke tempat pembuangan akhir.

R. PLN R. Trafo MDP R. Genset

R. Panel tiap

lantai

Wastafel, Floor Drain

Kloset

STP

Page 24: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1. Konsep Perancangan...Universitas Kristen Petra 43 3.1.3. Konsep Perancangan Galeri Pop Art yang dibangun ditujukan untuk penggemar seni dan pendidikan,

Universitas Kristen Petra

64


Recommended