8/9/2019 3. Referat Pada Neonatus
1/25
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Definisi
Kejang pada neonatus adalah perubahan paroksimal dari fungsi neurologik misalnya
perilaku, sensorik, motorik dan fungsi autonom sistem saraf ) akibat aktivitas yang terus
menerus dari neuron diotak yang terjadi pada bayi baru lahir yang berusia di bawah 28 hari
pertama kehidupan pada bayi cukup bulan atau sampai usia konsepsi 44 minggu pada bayi
kurang bulan.2, !irawan,2""8) )!khosim,2""). Kejang !konvulsi) dan spasme merupakan keadaan
kegawatan atau tanda bahaya, karena dapat mengakibatkan hipoksia otak yang berbahaya
bagi kelangsungan hidup bayi atau dapat mengakibatkan gejala sisa di kemudian hari. #i
samping itu kejang dapat merupakan tanda atau gejala dari $ masalah atau lebih. %ngkakematian berkisar 2$&'8(, sebanyak "( yang berhasil hidup menderita kelainan
neurologis. !*#%*,2"$$)
II.2. Epidemiologi
%ngka kejadian kejang di negara maju berkisar antara ",8&$,2 setiap $""" neonatus
per tahun. *nsidens meningkat pada bayi kurang bulan yaitu sebesar 2"( atau "+$""" lahir
hidup bayi kurang bulan, dibanding pada bayi cukup bulan sebesar $,4( atau +$""" lahir
hidup bayi cukup bulan !*#%*, 2"$$)
II.3. Etiologi
enyebab tersering kejang pada neonatus adalah hipoksik&iskemik&ensefalopati !"&
'"(), perdarahan intrakranial !$"&$-(), kelainan metabolik misalnya hipoglikemi !&$"(),
hipokalsemia !&$'(), infeksi !'&$4(), infark serebral !-(), inborn errors of
metabolism (3%), malformasi !'(). !*#%*,2"$$)
a. Ensefalopati iskemik ipoksik
/erupakan penyebab tersering !"&'() kejang pada 001, biasanya terjadi
dalam waktu 24 jam pertama, dapat terjadi pada 00 maupun 0K0 terutama bayi
dengan asfiksia. 0entuk kejang subtle atau multifokal klonik serta fokal klonik. Kasus
iskemik hipoksik disertai kejang, 2" ( akan mengalami infark serebral. /anifestasi
klinis ensefalopati hipoksik 3 iskemik dapat dibagi dalam stadium,yaitu ringan,
sedang dan berat. /anifestasi kejang terjadi pada stadium sedang dan berat. 2
!.Pe"da"aan Int"ak"anial
8/9/2019 3. Referat Pada Neonatus
2/25
3
erdarahan matriks germinal atau intraventrikel adalah penyebab kejang
tersering pada bayi preterm. cher menentukan 4' ( bayi preterm dengan kejang
mengalami perdarahan matriks germinal atau intraventrikel !5/6&*76). erdarahan
intrakranial sering sulit disebut sebagai penyebab tunggal kejang, biasanya
berhubungan dengan penyebab lain, yaitu
&erdarahan sub arachnoid
erdarahan yang sering dijumpai pada 001, kemungkinan karena robekan
vena superfisial akibat partus lama. ada mulanya bayi tampak baik, tiba&tiba dapat
terjadi kejang pada hari pertama atau hari kedua. ungsi lumbal harus dikerjakan
untuk mengetahui apakah terdapat darah di dalam cairan serebrospinal. emeriksaan
&can sangat berguna untuk menentukan letak dan luasnya perdarahan.
emeriksaan perdarahan perlu dikerjakan untuk menyingkirkan kemungkinan
koagulopati. -
&perdarahan subdural
erdarahan ini umumnya terjadi akibat robekan tentorium di dekat falks
serebri. Keadaan ini akibat molase kepala yang berlebihan pada letak verteks , letak
muka dan partus lama. #arah terkumpul di fosa posterior dan dapat menekan batang
otak. /anifestasi klinis hamper sama dengan ensefalopati hipoksik&iskemik ringan
sampai sedang. 0ila terjadi penekanan pada batang otak terdapat pernapasan yang
tidak teratur, kesadaran menurun, tangus melengking, ubun&ubun besar menonjol dan
kejang. erdarahan pada parenkim otak kadang&kadang dapat menyertai perdarahan
subdural. #eteksi kelainan ini dengan pemeriksaan 95 atau &can. erdarahan
yang kecil tidak membutuhkan pengobatan, tetapi pada perdarahan yang besar dan
menekan batang otak perlu dilakukan tindakan bedah untuk mengeluarkan darah.
/ortilitas tinggi, dan pada bayi yang hidup biasanya terdapat gejala sisa neurologis. 2,-
&erdarahan periventrikuler+ intraventrikuler 5ambaran klinis perdarahan intraventrikuler tergantung kepada beratnya
penyakit dan saat terjadinya perdarahan. ada bayi yang mengalami trauma atau
asfiksia biasanya kelainan timbul pada hari pertama atau kedua setelah lahir. ada
0K0 dapat mengalami perdarahan hebat, gejala timbul dalam waktu beberapa menit
sampai beberapa jam berupa gangguan napas, kejang tonik umum, pupil terfiksasi,
kuadriparesis flaksid, deserebrasi dan stupor atau koma yang dalam. ada perdarahan
sedikit, gejala timbul dalam beberapa jam sampai beberapa hari sampai penurunan
kesadaran, kurang aktif, hipotonia, kelainan posisi dan pergerakan bola mata seperti
8/9/2019 3. Referat Pada Neonatus
3/25
4
deviasi, fiksasi vertical dan hori:ontal disertai dengan gangguan respirasi. 0ila
keadaan memburuk akan timbul kejang. 00 biasanya disertai riwayat intrapartum
misalnya trauma, pasca&pemberian cairan hipertonik secara cepat terutama natrium
bikarbonat dan asfiksia. /anifesasi klinis yang timbul bervariasi mulai dari
asimtomatik sampai gejala yang hebat. 5ejala neurologis yang paling umum dijumpai
adalah kejang yang dapat bersifat fokal, multifokal atau umum. #i samping itu
terdapat manifestasi berupa apnu, sianosis, letargi, jitteriness, muntah, ubun&ubun
besar menonjol, tangis melengking dan perubahan tonus otot.
#. $eta!olik
enyebab paling sering kejang metabolik adalah - 6ipoglikemia
0ayi dengan kadar glukosa darah ; 4' mg+d1 disebut hipoglikemia. Kadang
asimtomatis. 6ipoglikemia yang berkepanjangan dan berulang dapat mengakibatkan
dampak yang menetap pada . 001 yang mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya
hipoglikemia adalah 0ayi Kecil untuk masa kehamilan, 0ayi 0esar untuk masa
kehamilan dan bayi dari *bu dengan #iabetes /ellitus. 6ipoglikemi dapat menjadi
penyebab dasar pada kejang 001 dan gejala neurologis lainnya seperti apnu, letargi
dan jiterness. Kejang seperti hipoglikemia ini sering dihibungkan dengan penyebab
kejang yang lain. 6anya sekitar ( yang benar disebabkan Karena hipoglikemia.
idak ada keraguan pemberian terapi de
8/9/2019 3. Referat Pada Neonatus
4/25
5
Kadar natrium serum yang sangat tinggi, sangat rendah atau yang mengalami
perubahan dengan sangat cepat, sering terjadi pada kondisi tertentu seperti Syndrome
of Inappropreiate Anti-Diuretic Hormone !*%#6), sindroma 0artter atau dehidrasi
berat dapat menyebabkan kejang. *%#6 berhubungan dengan keadaan sekunder dari
meningitis atau perdarahan intracranial, terapi diuretika, kehilangan garam yang
berlebihan atau asupan cairan yang mengandung kadar natrium yang rendah,
hiponatremia dapat terjadi akibat minum air, pemberian infus intravena yang
berlebihan atau akibat pengeluaran natrium yang berlebihan lewat kencing dan feses.
6ipernatremia terjadi akibat dehidrasi berat atau iatrogenik atau sekunder akibat
asupan natrium yang berlebihan. #apat juga terjadi akibat pemberian natrium yang
berlebihan secara oral maupun parenteral.,
d. Infeksi
*nfeksi terjadi sekitar '&$"( dari seluruh penyebab kejang 001, bakteri, nonbakteri
maupun kongenital dapat menyebabkan kejang 001, biasanya terjadi setelah minggu
pertama kehidupan.
*nfeksi digolongkan menjadi
$. *nfeksi akut
*nfeksi bakteri atau virus pada dengan atau tanpa keadaan sepsis dapat
mengakibatkan kejang, biasanya sering berhubungan dengan meningitis. Kuman gram
negative sering mengakibatkan infeksi intrakranial dan sistemik pada 001. 0akteri
yang sering ditemukan adalah group 0 streptococcus, @schericia coli, 1isteria sp,
taphylococcus dan seudomonas species.
2. *nfeksi kronik
*nfeksi intrauterin yang berlangsung lama to
8/9/2019 3. Referat Pada Neonatus
5/25
6
indrom klinis yang tampak sesudah tahun pertama meliputi $) disfungsi ekstra
piramidal biasanya berbentuk atetosis dan koraB 2)gangguan gerak bola mata vertikal,
ke atas lebih dari pada ke bawah, terdapat ?"( kasusB ) kehilangan pendengaran
frekuensi tinggi terdapat pada "( kasusB 4) retardasi mental terdapat pada 2'(
kasus.
f. Ke'ang (ang !e"%!%ngan dengan o!at
$.engaruh pemberhentian obat ! Drug it!dral )
Kecanduan metadon pada ibu hamil sering dikaitkan dengan kejang 001 karena efek
putus obat dari kecanduan heroin. *bu yang ketagihan dengan obat narkotik selama
hamil, bayi yang dilahirkan dalam 24 jam pertama terdapat gejala gelisah, jitteriness
dan kadang&kadang terdapat kejang. Kejang akibat putus obat !it!dral ) terjadi
pertama kali pada usia hari pertama dengan onset rata&rata $" hari. Kejang tersebut
dapat menetap untuk beberapa bulan. remor dialami oleh bayi yang mendapatkan
infus narkotik jangka panjang untuk mengurangi rasa sakit dan telah diperhatikan pula
efek serupa dari mida:olam untuk sedasi pada 0K0.
2.*ntoksikasi anestesi local
Kejang akibat intoksikasi anestesi lokal+anestesi blok pada ibu yang masuk ke dalam
sirkulasi janin. *ni dapat terjadi akibat anestesi blok paraservikal, pudendal atau
epidural serta anestesi local pada episiotomi yang tidak tepat. uriga intoksikasi bila
didapatkan pupil tetap dilatasi pada pemeriksaan reflek pupil dan gerakan mata
terfiksasi pada reflek okulosefalik !refle dollCs eye menghilang). 0ayi lahir
menunjukkan %pgar skor yang rendah, hipotonia dan hipoventilasi. Kejang terjadi
dalam waktu jam pertama kelahiran.rognosisnya baik, bila diberikan pengobatan
suportif yang memadai akan membaik setelah 24&48 jam.,8
Pen(e!a! ke'ang lainn(a (ang 'a"ang te"'adi
g. )angg%an Pe"kem!angan *tak
Kelainan disebabkan karena terganggunya perkebangan otak. 0eberapa
kelainan susunan saraf pusat dapat menimbulkan kejang pada hari pertama kehidupan.
enyebab yang sering ditemukan adalah disgenesis korteks serebri, dapat disertai
keadaan dismorfi, hidrosefalus, mikrosefalus. Kelainan migrasi sel saraf seperti
lisensefali atau schi:ensefali dapat terjadi pada kejang 001.
. Kelainan (ang dit%"%nkan
8/9/2019 3. Referat Pada Neonatus
6/25
7
$. 5angguan metabolisme asam amino
Kejang biasanya terjadi antara '&$4 hari setelah bayi lahir. ermasuk kelainan
ini adalah maple syrup urine disease, iso"aleric academia, glycine encep!alopat!y,
arginosuccsinic aciduria dan p!eny#etonuria
2. Ketergantungan dan kekurangan piridoksinKasus pertama kejang tak terkontrol yang berespon pada piridoksin dilaporkan
oleh 6unt dkk pada tahun $?'4. Ketergantungan piridoksin terjadi akibat gangguan
metabolisme piridoksin. #asar dari kelainan ini kemungkinan karena kekurangan
dalam pengikatan koen:im piridoksal fosfat pada glutamik dekarboksilase, yaitu
en:im yang terlibat dalam pembentukan gama&aminobutyric acid !5%0%).
Kekurangan atau menghilangnya 5%0%, yaitu suatu :at transmitter inhibisi yang
dapat menimbulkan kejang . Kejang sering terjadi pada jam pertama kehidupan,
bahkan sejak dalam kandungan. Kejang ini bersifat resisten terhadap antikonvulsan.
ada 001 dengan kejang yang diduga karena gangguan metabolik, tidak membaik
dengan pemberian glucose, kalsium, antikonvulsan dan sebagainya dapat diberikan
piridoksin intravena sebaiknya dengan monitoring @@5. ebelum pengobatan @@5
menjadi normal. 0ila gambaran @@5 normal dan serangan kejang berhenti, diagnosis
ketergantungan piridoksin dapat ditegakkan.
i. Idiopatik
Kejang pada 001 yang tidak diketahui penyebabnya, secara relatif sering
menunjukkan hasil yang baik. etapi pada kejang beulang yang lama, resisten
terhadap pengobatan atau kejang terulang sesudah pengobatan dihentikan
menunjukkan kemungkinan adanya kerusakan di otak. ada golongan idiopatik
terdapat 2 hal yang perlu mendapat perhatian yaitu, kejang 001 familial jinak dan
kejang hari kelima
$.Kejang 001 familial jinak ! $enign familial eonatal sei&ures)
Kejang ini diturunkan secara autosomal dominan, pertama diketahui tahun $?4.
enanda genetik menunjukkan adanya mutasi pada kromosom 2?D$. dan 8D.24.
Kejang terjadi antara hari kedua dan hari kelima belas sesudah lahir, dan kebanyakan
!8"() dimulai pada hari kedua dan ketiga setelah lahir. Eenis kejang biasanya klonik,
sering berulang sampai beberapa puluh kali per hari tetapi berhenti secara spontan
setelah beberapa lama, biasanya serangan kejang berhenti pada usia bulan. ada
keadaan antara kejang bayi tampak normal. #iagnosis ditegakkan berdasarkan riwayat
keluarga ada yang pernah mengalami kejang. Kelainan elektrografis yang spesifik
8/9/2019 3. Referat Pada Neonatus
7/25
8
berupa gelombang datar diikuti gelombang bilateral spi#e dan slo. Kejang dapat
dihentikan dengan obat&obatan biasa dan prognosis untuk perkembangan anak baik.
2. Kejang hari kelima !'!e ift! day fits)
Kejang ini adalah kejang berulang antara hari ketiga dan ketujuh kehidupan, paling
sering terjadi pada hari ke 4 dan ' !8"&?"() berlangsung hingga 2 minggu pada 00
dengan riwayat kelahiran normal dan tidak terdapat kelainan neurologis pada
beberapa hari pertama kehidupan. erangan kejang yang terjadi dapat berbentuk
klonik fokal atau multifokal dan serangan apneu. enyebabnya masih merupakan
misteri, meskipun kadar :inc pada cairan serebrospinal yang rendah ditemukan pada
beberapa kasus.
. 0angkitan klonus pada 001 tidur !0enign eonatal Sleep io#lonus)
Kejang mioklonik hanya terjadi saat 001 tidur, dan @@5 nya normal. /ioklonus
terjadi pada semua fase tidur meskipun frekuensinya tergantung fase tidurnya dan
paling sering saat 001 tidur tenang. Kejang menghilang saat usia bulan. idak
diperlukan terapi, dan orang tua harus diyakinkan jika kejang ini pada akhirnya akan
berhenti sendiri.
A+itan Ke'ang
Kebanyakan dimulai antara $2 hingga 48 jam setelah lahir. enelitian pada
binatang menunjukkan bahwa kejang muncul &$ jam setelah terjadi keadaan
hipoksik iskemik dan sesuai dengan yang kita ketahui tentang pelepasan dan
penghancuran glutamate selama fase reperfusi sekunder. Keadaan yang sama dapat
terjadi pada bayi. Kejang onset lanjut member kesan meningitis, kejang familial
benigna atau hipokalsemia. %witan kejang pada setiap etiologi dapat berbeda,
perbedaan tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan penyebab kejang.
@tiologi Anset !hari)
"& > Kurang bulan ukup bulan
@nsefalopati
*skemik
hipoksik
F FFF FFF
erdarahan F F FF F
8/9/2019 3. Referat Pada Neonatus
8/25
9
intracranial
E.*nfeksi F F FF FF
5angguan
perkembangan
otak
F F FF FF
6ipoglikemia F F F
6ipokalsemi F F F F
indrom
epileptic
F F F
Keterangan FFF sering terjadiB FFjarang terjadiB F sangat jarang terjadi
abel $. %witan kejang berdasarkan etiologi$$
II.,. Klasifikasi
Klasifikasi kejang pada neonatal dibagi menjadi 2 yaitu clinical sei:ure dan
electroenchepalographic sei:ure. ?
&linical sei:ure &subtle
&tonik
&klonik
&myoklonik
&@lectroenchephalographic sei:ure &@pileptic
&Gon @pileptic ?
II.-. Patogenesis
Kejang pada neonatus berbeda dengan kejang pada bayi atau anak yang lebih
besar. Karena perkembangan otak neonatus yang belum sempurna. Korteks padaneonatus belum matur dibandingkan batang otaknya. /yelinisasi dan sinaps
8/9/2019 3. Referat Pada Neonatus
9/25
10
aksodendrit !sinaptogenesis) yang belum sempurna pada daerah korteka menyebabkan
penyebaran rangsang ke seluruh korteks !sinkronisasi bilateral suatu rangsang) tidak
terjadi. =angsang dapat menyebar perlahan&lahan ke hemisfer kontralateral dan tidak
berlangsung sekaligus bersama&sama. *nilah yang menyebabkan kejang pada neonatus
tidak pernah bersifat kejang tonik klonik umum. $$
/ekanisme dasar terjadinya kejang akibat loncatan muatan listrik yang
berlebihan dan sinkron pada otak atau depolarisasi otak yang mengakibatkan gerakan
yang berulang. erjadinya depolarisasi pada syaraf akibat masuknya Gatrium dan
repolarisasi terjadi karena keluarnya Kalium melalui membrane sel. 9ntuk
mempertahankan potensial membrane memerlukan energi yang berasal dari % dan
tergantung pada mekanisme pompa yaitu keluarnya Gatrium dan masuknya Kalium.
#epolarisasi yang berlebihan dapat terjadi paling tidak akibat beberapa hal
$. 5angguan produksi energi dapat mengakibatkan gangguan mekanisme pompa
Gatrium dan Klaium. 6ipoksemia dan 6ipoglikemia dapt mengakibatkan penurunan
yang tajam produksi energi
2. eningkatan eksitasi dibanding inhibisi neurotransmiter dapat mengakibatkan
kecepatan depolarisasi yang berlebihan
. enurunan relatif inhibisi dibanding eksitasi neurotransmitter dapat mengakibatkan
kecepatan depolarisasi yang berlebihan.
erubahan fisiologis selama kejang berupa penurunan yang tajam kadar
glukosa otak dibanding kadar glukosa darah yang tetap normal atau meningkat
disertai peningkatan laktat. Keadaan ini menunjukkan mekanisme transportasi pada
otak tidak dapat mengimbangi peningkatan kebutuhan yang ada. Kebutuhan oksigen
dan aliran darah otak juga meningkat untuk mencukupi kebutuhan oksigen dan
glukosa. 1aktat terakumulasi selama terjadi kejang, dan p6 arteri sangat menurun.
ekanan darah sistemik meningkat dan aliran darah otak naik. @fek dramatis jangka
pendek ini diikuti oleh perubahan struktur sel dan hubungan sinaptik. 4
Henomena kejang pada 001 dijelaskan oleh 7olpe karena keadaan anatomi
dan fisiologi pada masa perinatal yang sebagai berikut $2
Keadaan %natomi susunan syaraf pusat perinatal
8/9/2019 3. Referat Pada Neonatus
10/25
11
- usunan dendrit dan remifikasi a
8/9/2019 3. Referat Pada Neonatus
11/25
12
&Kejang tonik fokal erlihat dari postur asimetris dari salah satu ekstremitas atau
batang tubuh atau deviasi tonik kepala atau mata kepala atau mata. ebagian besar
kejang tonik terjadi bersamaan dengan penyakit sistem syaraf pusat yang difus dan
perdarahan intraventrikular.
• Kejang Klonik
erdiri dari gerakan kejut pada ekstremitas yang perlahan I berirama !$& +menit),
penyebabnya mungkin fokal+multi&fokal. 2 etiap gerakan terdiri dari satu fase
gerakan yang cepat dan diikuti oleh fase yang lambat diikuti oleh fase yang lambat.
erubahan posisi atau memegang ekstremitas yang bergerak tidak akan menghambat
gerakan tersebut. 0iasanya terjadi pada neonatus cukup bulan. idak terjadi hilang
kesadaran. 0erkaitan dengan trauma fokal,infarks atau gangguan metabolik.
#ikenal 2 bentuk
a. Hokal terdiri dari gerakan bergetar dari satu atau dua ekstremitas pada sisi
unilateral dengan atau tanpa adanya gerakan wajah. 5erakan ini pelan dan ritmik
dengan atau tanpa gerakan wajah. 5erakan ini pelan dan ritmik dengan frekuensi $&4
kali perdetik.
b. /ultifokal Kejang klonik pada 001 dapat mempunyai lebih dari satu focus atau
migrasi terdiri dari gerakan dari satu ekstremitas yang kemudian secara acak pindah
ke ekstremitas lainnya. 0entuk kejang merupakan gerakan klonik salah satu atau lebih
anggota gerak yang berpindah&pindah atau terpisah secara teratur, misalnya kejang
klonik lengan kiri diikuti dengan kejang klonik tungkai bawah kanan. Kadang&kadang
karena kejang yang satu dengan kejang yang lain sering bersinambungan, seolah&olah
member kesan sebagai kejang umum. 0entuk kejang ini biasanya terdapat pada
gangguan metabolik. Kejang ini lebih sering dijumpai pada 00 dengan berat lebih
2'"" gram.2,?
• Kejang /ioklonik
erdiri dari Kejang mioklonik fokal, multi&fokal atau umum.
&Kejang mioklonik fokal biasanya melibatkan otot fleksor pada ekstremitas. Kejang
mioklonik multi&fokal terlihat sebagai gerakan.
&Kejang mioklonik multi&fokal terlihat sebagai gerakan kejutan yg tidak sinkron pd
beberapa bagian tubuh.
8/9/2019 3. Referat Pada Neonatus
12/25
13
&Kejang mioklonik umum terlihat sangat jelas berupa fleksi masif pada kepala dan
batang tubuh dengan ekstensi atau fleksi pada ekstremitas. Kejang ini berkaitan
dengan patologi yang difus $
• Kejang Jsubtle
0entuk kejang ini lebih sering terjadi disbanding tipe kejang yang lain, hampir
'"( dari kejang 001 baik pada 0K0 maupun cukup bulan. /anifestasi klinis berupa
orofasial, termasuk deviasi mata, kedipan mata, gerakan alis !lebih sering pada 0K0)
yang bergetar berulang&ulang, mata yang tiba&tiba terbuka dengan bola mata terfiksasi
ke satu arah !lebih sering pada 0K0) gerakan seperti menghisap, mengunyah,
mengeluarkan air liur, menjulurkan lidah, mendayung, bertinju, atau bersepeda.
@pisode apneu dapat disebabkan oleh kejang, diagnosis ini dipertimbangkan jika
terdapat respon yang lambat terhadap ventilasi dengan balon dan sungkup khususnya
pada neonates preterm dengan lesi intrakranial. 2
)e"akan (ang men(e"%pai ke'ang pada BB
$. %pneu
ada 001= biasanya pernapasan tidak teratur, diselingi dengan berhentinya
pernapasan & detik dan sering diikuti hiperpnea selam $"&'" detik. 0entuk
pernapasan ini disebabkan belum sempurnanya pernapasan di batang otak dan
berhubungan denagn derajat prematuritas.
erangan apneu yang termasuk gejala kejang apabila disertai dengan bentuk serangan
kejang yang lain dan tidak disertai bradikardia. erangan apne tiba&tiba disertai
kesadaran menurun pada bayi berat lahir rendah perlu dicurigai adanya perdarahan
intrakranial dengan penekanan pada batang otak. ada keadaan ini 95 perlu segera
dikerjakan.2
2. Eitterness
Eitterness adalah fenomena yang sering terjadi pada 001 normal dan harusdibedakan dengan kejang. Eitterness lebih sering pada bayi yang lahir dari ibu yang
menggunakan mariyuana, dapat menjadi tanda dari sindroma abstinensia 001.
0entuk gerakan adalah tremor simetris dengan frekuensi yang cepat '& kali per detik.
Eitterness tidak termasuk wajah !tidak seperti kejang subtle) merupakan akibat dari
sensitifitas terhadap stimulus dan akan mereda jika anggota gerak ditahan.
/anifestasi klinis Eitterness Kejang
a. 5erakan abnormal mata & F
8/9/2019 3. Referat Pada Neonatus
13/25
14
b. eka terhadap rangsang F &
c. 0entuk gerakan dominan remor Klonik
d. 5erakan dapat
dihentikan dengan fleksi
pasif
F L
e. erubahan fungsi
autonom
& F
f. erubahan pada tanda
vital dan penurunan
saturasi oksigen
F L
abel . erbedaan jitterness dan kejang2
.6iperekpleksia
/erupakan kelainan yang ditandai dengan hioertoni. =espon kejut ini dapat
terlihat seperti kejang mioklonik dan keluarnya suara dengan nada tinggi.
6iperekpleksia kemungkinan sama dengan kondisi yang sebelumnya disebut dengan
sindroma stiff * baby herediter. /eslkipun gambaran @@5 normal, spasme tonik dapat
berbahaya dan terapi sangat diperlukan -
4. pasme
pasme pada tetanus neonatorum hampir mirip dengan kejang, tetapi kedua
hal tersebut harus dibedakan karena manajemen keduanya yang berbeda.
II./. Komplikasi
II.0. Diagnosis
#iagnosis kejang pada 001 didasarkan pada anamnesis yang lengkap, riwayat yang
berhubungan dengan penyebab penyakitnya, manifestasi klinis kejang, pemeriksaan
fisik serta pemeriksaan penunjang.
$. %namnesis
Haktor resiko
- =iwayat kejang dalam keluarga =iwayat yang menyatakan adanya kejang pada masa 001 pada anak terdahulu atau
bayi meninggal pada masa 001 tanpa diketahui penyebabnya.
- =iwayat kehamilan+ prenatal• *nfeksi A=6 atau infeksi lain saat ibu hamil
8/9/2019 3. Referat Pada Neonatus
14/25
15
• reeklamsia, gawat janin• emakaian obat golongan narkotika, metadon• *munisasi anti tetanus, =ubela
- =iwayat persalinan• %sfiksia, episode hipoksik • rauma persalinan• K# !Ketuban ecah #ini)• %nestesi lokal+ blok
- =iwayat pascanatal• *nfeksi 001, keadaan bayi yang tiba&tiba memburuk • 0ayi tampak kuning dan timbulnya dini• erawatan tali pusat tidak bersih dan kering, infeksi tali pusat• =iwayat spasme atau kekakuan pada ekstremitas, otot mulut dan perut, dipicu
&&oleh kebisingan atau prosedur atau tindakan pengobatan• Maktu atau awitan kejang mungkin berhubungan dengan etiologi• 0entuk gerakan abnormal pada mata, mulut, lidah dan ekstremitas $,2,$
Peme"iksaan fisis
Kejang
/anifestasi klinis kejang pada bayi baru lahir sangat berbeda dengan anak bahkan bayi
kurang bulan berbeda dengan cukup bulan. 5ambaran klinis yang sering terjadi sebagai
berikut
Subtle&&
Arofasial
#eviasi mata, kedipan mata, gerakan alis yang bergetar berulang, mata yang tiba tiba
terbuka dengan bola mata terfiksasi ke satu arah, gerakan seperti menghisap,
mengunyah, mengeluarkan air liur, menjulurkan lidah, gerakan pada bibir
@kstremitas
5erakan seperti orang berenang, mendayung, bertinju atau bersepeda.
@pisode apnu
erangan apnu yang termasuk kejang apabila disertai dengan bentuk serangan kejang
yang lain dan tidak disertai bradikardia.
istem autonom+vasomotor
erubahan tekanan darah !takikardi atau hipertensi) atau peningkatan salivasi
onik &&
Hokal
ostur tubuh asimetris yang menetap dari badan atau ekstremitas dengan atau tanpa
adanya gerakan mata abnormal.
9mum
Hleksi tonik atau ekstensi leher, badan dan ekstremitas, biasanya dengan ekstensi
ekstremitas
8/9/2019 3. Referat Pada Neonatus
15/25
16
Klonik&&
Hokal
5erakan bergetar dari satu atau dua ekstremitas pada sisi unilateral, gerakan pelan dan
ritmik, frekuensi $&4 kali+ perdetik.
/ultifokal
Kejang klonik dengan lebih dari satu fokus atau migrasi gerakan dari satu ekstremitas
secara acak pindah ke ekstremitas lainnya.
0entuk gerakan klonik dari salah satu atau lebih anggota gerak yang berpindah&pindah
atau terpisah secara teratur, misalnya kejang klonik lengan kiri diikuti dengan kejang
klonik tungkai bawah kanan
/ioklonik &&
Hokal
Kontraksi cepat satu atau lebih otot fleksor ekstremitas atas.
/ultifokal 5erakan tidak sinkron dari beberapa bagian tubuh
9mum
erdiri dari satu atau lebih gerakan fleksi masif dari kepala dan badan dan adanya
gerakan fleksi atau ekstensi dari ekstremitas
& pasme
pasme pada tetanus neonatorum hampir menyerupai kejang, tetapi kedua hal tersebut
harus dibedakan karena tata laksananya berbeda. 5ambaran klinis berupa
Kontraksi otot tidak terkendali paling tidak beberapa detik sampai beberapa &&menit
#ipicu oleh sentuhan, suara maupun cahaya&&
0ayi tetap sadar, sering menangis kesakitan&&
rismus !rahang kaku, mulut tidak dapat dibuka, bibir mencucu seperti mulut &&ikan)
Apistotonus !kekakuan pada ekstremitas, perut)&&
5erakan tangan seperti meninju dan mengepal !*#%*,2"$$)
5ambar 0ayi menunjukkan gambaran khas spasme
II.0. Peme"iksaan Pen%n'ang
emeriksaan penunjang ditujukan untuk mencari penyebab kejang
8/9/2019 3. Referat Pada Neonatus
16/25
17
emeriksaan darah rutin dan apusan darah &&
1umbal pungsi dan pemeriksaan cairan serebrospinal&&
Kadar glukosa darah, kadar elektrolit darah, kadar bilirubin total, direk dan indirek &&
0ila diduga ada riwayat jejas pada kepala pemeriksaan berkala hemoglobin dan
&&hematokrit untuk memantau perdarahan intraventrikuler serta didapat perdarahan pada
cairan serebrospinal.
9ltrasonografi untuk mengetahui adanya perdarahan periventrikuler&&&intraventrikuler.
encitraan kepala !&&+'-scan kepala) untuk mengetahui adanya perdarahan subarahnoid
atau subdural, cacat bawaan, infark serebral.
@lektroensefalografi !@@5) &&
emeriksaan @@5 pada kejang dapat membantu diagnosis, lamanya pengobatan dan
prognosis
5ambaran @@5 abnormal pada neonatus dapat berupa gangguan kontinuitas, amplitudo atau
frekuensiB asimetri atau asinkron interhemisferB bentuk gelombang abnormalB gangguan dari
fase tidurB aktivitas kejang mungkin dapat dijumpai
II.. Penatalaksanaan
enanganan utama adalah mengatasi hipoksia dan gangguan metabolik sebagai penyebab
tersering kejang pada neonatus kemudian pemberian antikejang
1angkah pertama dalam manajemen kejang adalah ertahankan homeostasis sistemik
!pertahankan jalan nafas, usaha nafas dan sirkulasi). A2 harus mulai, *7 akses harus
diamankan, dan darah harus dikumpulkan untuk gula dan penyelidikan lain. ejarah
relevan harus diperoleh dan cepat klinis pemeriksaan harus dilakukan. emua ini
seharusnya tidak membutuhkan lebih dari 2&' menit.
erapi etiologi spesifik - #ekstrose $"( 2 ml+kg 00 intravena bolus pelan dalam ' menit- Kalsium glukonas $" ( 2"" mg+kg 00 intravena !2 ml+kg 00) diencerkan
akuades sama banyak diberikan secara intra vena dalam ' menit !bila diduga
hipokalsemia)- %ntibiotika bila dicurigai sepsis atau meningitis- iridoksin '" mg *7 sebagai terapeutik trial pada defisiensi piridoksin, kejang
akan berhenti dalam beberapa menit $",$2
$edikamentosa
& /edikamentosa untuk menghentikan kejang
8/9/2019 3. Referat Pada Neonatus
17/25
18
Henobarbital 2" mg+kg00 intravena !*7) dalam waktu $"&$' menit, jika kejang tidak
&&berhenti dapat diulang dengan dosis $" mg+kg00 sebanyak 2 kali dengan selang
waktu " menit. Eika tidak tersedia jalur intravena, dapat diberikan intramuskular !*/)
dengan dosis ditingkatkan $"&$'(.
0ila kejang berlanjut diberikan fenitoin 2" mg+kg00 *7 dalam larutan garam
&&fisiologis dengan kecepatan $mg+kg00+menit.
0ila kejang masih berlanjut, dapat diberikan &&
&&5olongan ben:odia:epine misalnya lora:epam ","' 3 ",$mg+kg00 setiap 8&$2 jam
&&/ida:olam bolus ",2mg+kg00 dilanjutkan dengan dosis titrasi ",$&",4
mg+kg00+jam *7
&&iridoksin '"&$"" mg+kg00 *7 dilanjutkan $"&$"" mg+kg00+hari peroral
& engobatan rumatanHenobarbital &' mg+kg00+hari, dosis tunggal atau terbagi tiap $2 jam secara *7 &&atau
peroral.
Henitoin 4&8 mg+kg00+hari *7 atau peroral, dosis terbagi dua atau tiga.&&
& engobatan spasme+tetanus neonatorum
0eri dia:epam $" mg+kg00+hari dengan drip selama 24 jam atau bolus *7 tiap &&jam,
maksimum 4" mg+kg00+hari
0ila frekuensi napas kurang " kali per menit, hentikan pemberian obat &&meskipun
bayi masih mengalami spasme.
0ila tali pusat merah dan membengkak, mengeluarkan pus atau berbau busuk &&obati
untuk infeksi tali pusat.
0eri bayi&&
6uman tetanus immunoglobin '"" 9 */, bila tersedia, atau tetanus antitoksin &&'"""
9 */. etanus toksoid ",$ m1 */ pada tempat yang berbeda dengan tempat
pemberian antitoksin
0en:il penicillin 5 $"".""" 9+kg00 *7 dosis tunggal selama $" hari&&
0ila terjadi kemerahan dan+atau pembengkakan pada kulit sekitar pangkal tali
&&pusat, atau keluar nanah dari permukaaan tali pusat, atau bau busuk dari area tali
pusat, berikan pengobatan untuk infeksi lokal tali pusat.0erikan ibunya imunisasi tetanus toksoid ".' m1 !untuk melindungi ibu dan bayi
&&yang dikandung berikutnya) dan minta datang kembali satu bulan kemudian untuk
pemberian dosis kedua.
& engobatan sesuai dengan penyebab kejang
S%po"tif
& /enjaga jalan napas tetap bersih dan terbuka serta pemberian oksigen untuk mencegah
hipoksia otak yang berlanjut.
& /enjaga kehangatan bayi& asang jalur *7 dan beri cairan *7 dengan dosis rumat serta tunjangan nutrisi adekuat
8/9/2019 3. Referat Pada Neonatus
18/25
19
& /engurangi rangsang suara, cahaya maupun tindakan invasif untuk menghindari
bangkitan kejang pada penderita tetanus
& emberian nutrisi bertahap, diutamakan %*.
& 0ila memerlukan ventilator mekanik, maka harus dirujuk ke =umah akit dengan
fasilitas elayanan Geonatal 1evel *** yang tersedia fasilitas G*9
Pemanta%an
& erapi
@fektifitas terapi dipantau dengan melihat gejala klinis, bila perlu diulang dan segera
&&dilakukan pemeriksaan penunjang untuk menentukan penyakit penyebabnya.
Eika kejang telah teratasi maka dilanjutkan dengan pemberian antikejang rumatan,
&&fenobarbital ' mg+kg00+hari adalah pilihan pertama.emberiaan dosis rumatan dihentikan setelah tidak ada kelainan neurologis dan &&atau
kelainan gambaran @@5.
& umbuh Kembang
emantauan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan sensorik &&dan
motorik. etiap adanya gangguan perkembangan, perubanhan tingkah laku ataupun
gejala neurologik, eksplorasi harus dilakukan dengan pemeriksaan neurologis lengkap.
Kejang awitan dini biasanya dihubungkan dengan angka kesakitan dan kematian &&yang
tinggi. Kejang berulang, semakin lama kejang berlangsung semakin tinggi risiko
kerusakan pada otak dan berdampak pada terjanya kelainan neurologik lanjut !misalnya
palsi serebral dan retardasi mental)
Tata Laksana Kejang Akut
dan
Status
Epileptikus
Dari seluruh kunjungan emergensi, 1% di antaranya adalah ka
sus kejang !ejang
meru"akan tanda a#al "enyakit yang serius dan da"at $erkem$ang menjadi status
e"ile"tikus tatus e"ile"tiikus adalah kejang yang $erlangsung terus menerus le$ih dari30 menit atau kejang $erulang selama le$ih dari 30 menit tan"a "
emulihan kesadarandi antara serangan kejang &am"ir 10-12% status e"ile"tikus meru"akan kejang yang
8/9/2019 3. Referat Pada Neonatus
19/25
20
"ertama kali dialami $ayi dan anak edangkan kejang re'rakter adalah kejang yang tidak$eres"(ns dengan dia)e"am, 'enit(in, 'en($ar$ital, atau kejang yang $erlangsung selama60 menit meski"un sudah menda"at tera"i adekuat
*ti(l(gi+ 1 .n'eksi dengan demam 52% se"erti kejang demam, ense'al
itis, meningitis 2
!elainan susunan sara' "usat / kr(nik 39% se"erti ense'al("ati hi"(ksik iskemikdan sere$ral "alsi, 3 /enghentian ($at anti kejang 21%, 4 ain lain 10%
Diagnosis
Anamnesis- Diskri"si kejang $entuk, '(kal atau umum, lama, 'rekuensi, kesadar
an saat kejang,
dengantan"a demam, interal, kesadaran "asa kejang, dan kelum"uhan "asa
kejang- namnesis untuk menari eti(l(gi kejang+ demam, trauma ke"ala, sesak na"as, diare,
muntah, ri#ayat ada tidaknya kejange"ile"si ika ada e"ile"si, a"akah minum ($at
seara teratur
- i#ayat kejange"ile"si dalam keluarga
Pemeriksaan fsis
- /enilaian kesadaran, "emeriksaan sik umum yang menunjang ke arah
eti(l(gi kejang
se"erti ada tidaknya demam, hem(dinamik, tanda-tanda dehidrasi mau"un tanda-
tanda hi"(ksia- /emeriksaan neur(l(gi meli"uti ada tidaknya kelainan $entuk ke"ala,u$un-u$un $esar,
tanda rangsang meningeal, nerus kranial, m(t(rik, reeks si(l(gis d
an "at(l(gis
Pemeriksaan penunjang
esuai indikasi untuk menari eti(l(gi dan k(m"likasi status e"ile"tikus+
- Darah "eri'er lengka", airan sere$r(s"inal, gula darah, elektr(lit darah, dan analisis
gas darah- *lektr(ense'al(gra **:- Computed tomography CT-Scan magnetic resonance imaging MRI ke"ala
8/9/2019 3. Referat Pada Neonatus
20/25
21
Tata Laksana
Medikamentosa
;ujuan utama "eng($atan status e"ile"tikus+
-
8/9/2019 3. Referat Pada Neonatus
21/25
22
- l 0,9%, 10 mg1 Ba> 0,9%- !ee"atan "em$erian .A+ 1mgkgmenit, maksimum 50 mgmenit
- angandienerkan dengan airan yang mengandungdetr(se, karena akanmenggum"al
8/9/2019 3. Referat Pada Neonatus
22/25
23
- e$agian $esar kejang $erhenti dalam #aktu 15-20 menit setelah "em$erian- D(sis rumat+ 12-24 jam setelah d(sis inisial- *'ek sam"ing+ aritmia, hi"(tensi, k(la"s kardi(askuler "ada "em$erian .A yang terlalu
e"at
Cen($ar$ital- udah ada sediaan .A, sediaan .E, intu$asi, dan $erikan entilasi
8/9/2019 3. Referat Pada Neonatus
23/25
24
2 &anhan E, Ciall(s lin B(rth m 2001F
48+683-94
3 r)iman(gl(u , :uerrini , iardi tatus e"ile"tius Dalam+ iardiHs e"ile"s
y in hildren
/hiladel"hia+ i""in(tt Iilliams J Iilkins 2004 h126-38
4 (ttish .nter(llegiate :uidelines Bet#(rk .:B Diagn(sis and management ('
e"ile"sies inhildren and y(ung "e("le nati(nal linial guideline 2005
5 Iid(d( D/lg(ritme "enatalaksanaan kejang akut dan status e"ile"tikus "ada $ayi d
an anak Dalam+
/ediatri Beur(l(gy and neur(emergeny in daily "ratie Baskah lengka" /endidikan !ed(kteran
=erkelanjutan .lmu !esehatan nak K.K akarta+ =alai /ener$it .D.F 2006 h 63
6
Caught *, Degi(rgi( >
8/9/2019 3. Referat Pada Neonatus
24/25
25
I.1. Komplikasi 4Se5%elle6- /alformasi otak !$'&2"()- =etardasi mental- erebral palsy
II.11. P"ognosis
*ni terutama tergantung pada penyebab primer gangguan ini atau beratnya
serangan. ada kasus bayi hipoglikemia dari ibu diabetes atau hipokalsemia akubat
makan fosfat berlebihan, prognosisnya sangat baik. ebaliknya, anak dengan kejang
yang bandel karena ensefalopati hipoksik&iskemik atau kelainan sitoarkitektural otak
biasanya tidak akan berespon dengan anti konvulsan dan rentan terhadap status
epileptikus dan kematian awal. antangan pada dokter adalah untuk mengenali
penderita yang akan sembuh dengan pengpbatan segera dan mengjindari penundaan
diagnosis yang dapat menyebabkan cidera neurologis berat irre"ersibel . 8
a. rognosisnya tergantung penyebab primer dan beratnya serangan.
b. rognosisnya buruk bila
$. Gilai apgar menit ke ' dibawah
2. =esusitasi yang tidak berhasil baik
. Kejang yang berkepanjangan ! prolonged sei&ures)
4. Kejang yang timbul ;$2 jam setelah lahir
'. 0ayi berat badan lahir rendah
. %danya kelainan neurologik sampai bayi berumur $" hari
-. %danya problematika minum yang terus berlanjut
d. rognosis terbaik dengan hipocalcemia, defisiensi pirido
8/9/2019 3. Referat Pada Neonatus
25/25
26
$. Kejang merupakan gangguan neurologis yang la:im pada kelompok umur pediatri dan
terjadi dengan frekuensi 4& kasus+$""" anak.
2. Kejang ini merupakan penyebab yang paling la:im untuk rujukan pada praktek
neurologi anak.
. Geonatus menghadapi risiko khusus terserang kejang karena penyakit metabolik,
toksik, struktural, dan infeksi lebih mungkin menjadi nampak selama waktu selama waktu
ini daripada pada periode kehidupan lain kapanpun.
4. Kejang neonatus tidak sama dengan kejang pada anak atau orang dewasa karena
konvulsi tonik klonik cenderung tidak terjadi selama umur bulan pertama. roses
pertumbuhan akson dan tonjolan dendrit juga mielinisasi tidak sempurna pada otak
neonatus. #ischarge kejang karenanya tidak dapat dengan mudah dijalarkan ke seluruh
otak neonatus untuk menimbulkan kejang menyeluruh. #engan perawatan yang baik dan
benar diharapkan akan memperkecil angka kejadian kejang pada neonatus.
Recommended