52
4. BAB IV
KONDISI DAERAH STUDI
4.1 DESKRIPSI PPSC
Gagasan Pembangunan Pelabuhan Perikanan Cilacap diawali sejak dekade 1980-an
oleh Ditjen Perikanan dengan mengembangkan PPI Sentolokawat, namun rencana tersebut
menemui hambatan karena lokasinya berdekatan dengan dermaga dan lalu lintas kapal
tanker Pertamina.
PPSC berawal dari peralihan PPI Sentolokawat yang rencananya akan
dikembangkan menjadi PP pada tahun 1978, namun pihak Pertamina UP IV Cilacap
merasa keberatan akan adanya bahaya kebakaran, sehingga dipindahkan ke Kelurahan
Tegal Kamulyan.(Laporan PPSC, 2007)
Fasilitas yang pertama dibangun dari biaya Pertamina yaitu fasilitas pokok berupa
break water, groin, alur pelayaran, kolam pelabuhan dan dermaga. Fasilitas fungsional
berupa TPI, kantor, dock dan rambu suar, sedangkan untuk fasilitas penunjang masih
dalam tahap pembebasan tanah untuk kawasan industri. Dari rapat koordinasi tanggal 14
Agustus 1989 diputuskan bahwa Pembangunan Pelabuhan Perikanan segera dilaksanakan
dan Pertamina ditunjuk sebagai penyandang dana. Pembangunan Pelabuhan Perikanan
beranggotakan 11 instansi/ Departemen terkait.
Pelabuhan Perikanan di Cilacap merupakan pelabuhan perikanan yang terbesar dan
menempati posisi paling strategis. Kondisi demikian sangat layak bagi PPS Cilacap untuk
dikembangkan lebih lanjut menjadi pelabuhan internasional dalam hal penangkapan tuna,
hiu, dan ikan pelagis besar lainnya. Diharapkan pula bahwa nantinya PPS Cilacap juga
akan berkembang sebagai pusat ekspor ika tuna dan hiu yang didukung dengan
kemampuan untuk memenuhi standard internasional (syarat hygienis, efisiensi, efektivitas,
dan keamanan serta keselamatan operasional).
53
Dengan mind set seperti di atas, maka perencanaan pengembangan pelabuhan
PPSC harus diproyeksikan untuk menjadi pelabuhan internasional yang optimal.(Laporan
PPSC, 2007)
PPSC terletak di Kelurahan Tegal Kamulyan, Kecamatan Cilacap Selatan,
Kabupaten Cilacap yang terletak pada posisi geografis 1090 01’18.4” BT dan 070
43’31.2” LS, serta luasnya hingga ±33 ha, yang statusnya terdiri dari hak pakai dan hak
pengelolaan (HPL).
Lahan yang berstatus hak pakai merupakan kawasan untuk digunakan membangun
fasilitas-fasilitas yang terdapat di pelabuhan baik fasilitas dasar, fungsional maupun
penunjang. Sedangkan status Hak Pengelolaan adalah kawasan yang digunakan sebagai
kawasan industri perikanan seperti pabrik es dan tempat pengolahan ikan.
Gambar 4.1 Peta Lokasi PPSC (Laporan PPSC, 2007)
Sebelah Selatan wilayah Kabupaten Cilacap merupakan Samudera Indonesia,
sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Banyumas, sebelah Timur berbatasan dengan
Kabupaten Kebumen dan sebelah Barat berbatasan dengan Propinsi Jawa Barat. PPS
Cilacap terletak di Kabupaten Cilacap di Pantai Selatan Pulau Jawa, yaitu di Teluk Penyu
serta menghadap langsung pada Samudera Hindia. Pelabuhan ini terletak pada koordinat
07° 34’ 00” Lintang Selatan dan 108° 59’ 00” Bujur Timur.
54
Gambar 4.2 Lokasi Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap
(Laporan PPSC, 2007)
PPSC mulai dioperasikan pada tanggal 20 Mei 1994 dan pengesahan status
kelembagaannya disahkan sebagai UPT Direktorat Jenderal Perikanan tanggal 18
Desember 1995, berdasarkan Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. B.
964/J/95 tanggal 16 Agustus 1995 termasuk PPN atau tipe B. Pada tanggal 1 Mei 2001,
melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : Kep. 261/MEN/2001 tentang
Organisasi dan Tata Kerja PP yang berisi bahwa PP di Cilacap termasuk ke dalam PPS
yang belum diusahakan atau masih berupa UPT.(Laporan PPSC, 2007).
55
4.1.1 PPSC Sebagai Pusat Pelabuhan Perikanan di Bagian Selatan
Gambar 4.3 Lokasi Strategis Wilayah Perikanan di Cilacap
(Laporan PPSC, 2007)
Di Wilayah Penangkapan IX, Pelabuhan Perikanan di Cilacap merupakan
pelabuhan perikanan yang terbesar dan menempati posisi paling strategis. Kondisi
demikian sangat layak bagi PPS Cilacap untuk dikembangkan lebih lanjut menjadi
pelabuhan internasional dalam hal penangkapan Tuna, Hiu, dan ikan pelagis besar lainnya.
(Laporan PPSC, 2007)
Diharapkan pula bahwa nantinya PPS Cilacap juga akan berkembang sebagai pusat
ekspor ika tuna dan hiu yang didukung dengan kemampuan untuk memenuhi standard
internasional (syarat hygienis, efisiensi, efektivitas, dan keamanan serta keselamatan
operasional). Dengan mind set seperti di atas, maka perencenaan pengembangan pelabuhan
PPSC harus diproyeksikan untuk menjadi pelabuhan internasional. Sehingga, harus dapat
menampung kemungkinan skala pengembangan yang optimal.
Untuk pengembangan pelabuhan perikanan secara umum dibutuhkan gambaran
proyeksi armada untuk masa sekarang dan masa yang akan datang. Untuk Proyeksi armada
PPS Cilacap dilakukan mulai untuk target tahun 2007 sampai 2010, 2015, 2020, dan 2025.
Tingkat pertumbuhan yang digunakan adalah rata-rata dari pertumbuhan data historik.
Proyeksi dilakukan dengan menggunakan persamaan pertumbuhan linier. Hasil proyeksi
disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4.1 Jumlah Armada Kapal Tahun 1997-2007
56
No Tahun Kapal Masuk (GT)
< 10 11-20 21-30 > 30 Jml
1 1997 287 3.565 2.346 1.632 7.830
2 1998 570 4.591 2.570 1.690 9.421
3 1999 383 3.821 2.448 1.542 8.194
4 2000 324 3.451 2.153 1.361 7.289
5 2001 208 2.877 1.981 1.474 6.540
6 2002 81 1.881 1679 560 4.201
7 2003 36 1.163 1222 329 2.750
8 2004 258 1.096 948 352 2.654
9 2005 31.387 802 1.049 254 33.492
10 2006 23.167 9.925 21.369 14.936 69.397
11 2007 34.732 10.755 23.333 10.697 79.517
(Statistik Perikanan PPSC, 2007)
Tabel 4.2 Tingkat Pertumbuhan Armada (%) Tahun 1997-2007
No Tahun Kapal Masuk (GT)
< 10 11-20 21-30 > 30 Jml
1 1998 0,99 0,29 0,10 0,04 1,40
2 1999 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
3 2000 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
4 2001 0,00 0,00 0,00 0,08 0,08
5 2002 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
6 2003 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
7 2004 6,17 0,00 0,00 0,07 6,24
8 2005 120,66 0,00 0,11 0,00 120,76
9 2006 0,00 11,38 19,37 57,80 88,55
10 2007 0,5 0,08 0,09 0,00 0.67
11 Rata-rata (%) 12,83 1,18 1,97 5,80
(Statistik Perikanan PPSC, 2007)
Catatan : 1. Jika pertumbuhannya negatif, di set pertumbuhan = 0% 2. Nilai pertumbuhan armada diambil rata rata beberapa kondisi
57
Tabel 4.3 Proyeksi Jumlah Armada (per tahun)
No Tahun Kapal Masuk (GT)
< 10 11-20 21-30 > 30 Jml
1. 2006 23.167 9.925 21.369 14.936 69.397
2. 2007 26.457 10.054 21.834 15.898 74.243
3. 2008 30.214 10.184 22.309 16.923 79.630
4. 2009 34.505 10.316 22.794 18.013 85.628
5. 2010 39.405 10.450 23.289 19.174 92.318
6. 2015 67.384 11.127 25.822 25.351 129.684
7. 2020 115.229 11.848 28.630 33.519 189.226 (Laporan PPSC, 2007)
Tabel 4.4 Proyeksi Jumlah Armada (rata-rata per hari)
No Tahun Kapal Masuk (GT)
< 10 11-20 21-30 > 30 Jml
1. 2006 66 28 61 43 198
2. 2007 76 29 62 45 212
3. 2008 86 29 64 48 227
4. 2009 99 29 65 51 244
5. 2010 113 30 67 55 265
6. 2015 193 32 74 72 371
7. 2020 329 34 82 96 541 (Laporan PPSC, 2007)
Dari Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2007 secara total terjadi 212
kapal per hari yang masuk ke PPSC (termasuk kapal <10 GT). Di luar kapal Compreng,
arus kapal yang masuk setiap hari adalah 138 kapal /hari.
Proyeksi jumlah armada dari Tabel 4.4 di atas selanjutnya dapat disajikan dalam
bentuk grafik hasil proyeksi mengenai kedatangan kapal-kapal ke PPSC pada Gambar 4.4
di bawah ini. Dalam gambar tersebut menunjukkan bahwa frekuensi kunjungan kapal-
kapal ke PPSC terus mengalami peningkatan dari tahun ketahun.
58
Pertumbuhan Armada Masuk PPSC
0
20
40
60
80
100
120
140
2005 2010 2015 2020 2025 2030
Tahun
Jum
lah
Kap
al M
asuk
(per
hari
)
11-20 21-30 > 30
Gambar 4.4 Proyeksi Armada Kapal di PPSC
Dengan menggunakan Tabel 4.5 mengenai kriteria kinerja pelabuhan, yang
menyebutkan bahwa frekuensi kunjungan kapal secara standar adalah 100 kapal /hari.
Kondisi arus kapal yang sudah mencapai lebih dari 100 kapal/hari menunjukkan bahwa
kondisi di kolam pelabuhan sudah demikian ramai (jumlah kapal melebihi ketersediaan
ruang tambat dan kolamnya).
Tabel 4.5. Hasil Evaluasi Kinerja PPSC Tahun 2004 (Laporan PPSC, 2007)
No. Indikator Standar Realisasi Realisasi
(%)
1. Jumlah produksi ikan 60 ton/hari 4,52 ton/hari 7,53
2. Frekuensi kunjungan kapal 100 kapal/hari 13 kapal/hari 13,00
3. Jumlah nelayan 2.000 orang/bulan 4 orang/bulan 0,20
4. Penyaluran air bersih 100 ton/hari 6,38 ton/hari 6,38
5. Penyaluran es 100 ton/hari 127,67 ton/hari 127,67
6. Penyaluran BBM 100 ton/hari 37,33 ton/hari 37,33
7. PNBP Rp. 194.196.000,- Rp. 115.947.154,- 59,00
Selanjutnya dengan mengacu pada peruntukan pemanfaatan kolam pelabuhan
eksisting dan kolam pelabuhan pengembangan sebagai berikut :
GT
59
Tabel 4.6. Pemanfaatan Kolam Pelabuhan
No Pemanfaatan pelabuhan
1 Kapal < 10 GT : Di tampung di Kolam Pelabuhan Kali Yasa.
2 Kapal 11-30 GT : Bongkar dan Tambat di Kolam Pelabuhan Eksisting
(Kolam Pelabuhan Tengah)
3 Kapal > 30 GT (diorientasikan 100 GT-250 GT) : Bongkar di Kolam Pelabuhan Selatan
dan Utara dan Tambat di Kolam Pelabuhan Eksisting
4 Setiap kapal yang melakukan Tambat di Kolam Pelabuhan dikenakan
Biaya Tambat (diatur kemudian)
(Laporan PPSC, 2007)
Maka pengelompokan dari kapal yang berkunjung menghasilkan sebagai berikut :
Tabel 4.7. Proyeksi Kunjungan Kapal di Kolam Pelabuhan
No Tahun Jumlah Kunjungan Kapal
< 10 GT 11-30 GT >30 GT Jml
1 2006 66 89 43 198 2 2007 76 91 45 212 3 2008 86 93 48 227 4 2009 99 95 51 245 5 2010 113 96 55 264 6 2015 193 106 72 371 7 2020 329 116 96 541
(Laporan PPSC, 2007)
Dengan perkembangan kunjungan kapal seperti di atas, maka tingkat kemampuan
penampungan di tiap-tiap kolam pelabuhan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.8 Kondisi Kapasitas Penampungan Kunjungan Kapal
No Lokasi Kolam Pelabuhan Kapasistas Tambat Ukuran Kapal
1 Kolam Kali Yasa 500 < 10 GT
2 Kolam Pelabuhan Eksisting (Tengah) 370 11- 30 GT
3 Kolam Pelabuhan Pengembangan (Selatan + Utara) To be Designed 100 GT
(Laporan PPSC, 2007)
60
Tabel 4.9. Kondisi Penampungan Kunjungan Kapal Pada Beberapa Proyeksi ke Depan
No Lokasi Kolam Pelabuhan 2007 2010 2015 2020
1 Kolam Kali Yasa 76 113 193 329
2 Kolam Pelabuhan Eksisting ( Tengah ) 91 96 106 116
3 Kolam Pelabuhan Pengembangan ( Selatan + Utara ) 45 55 72 96
(Laporan PPSC,2007)
Catatan : - Kolam Kali Yasa pada tahun 2025 sudah memerlukan Pengembangan Kapasitas
- Kolam Pelabuhan Eksisting sampai 2025 belum memerlukan Pengembangan tetapi optimalisasi
sarana dan prasarana
- Asumsi lama tambat rata-rata 3 hari
- Kolam Pelabuhan Pengembangan perlu di desain untuk mampu menampung volume bongkar
sampai 127 Kapal per hari ukuran 100 GT – 250 GT
Gambar Bird-View Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap disajikan dalam
Gambar 4.5 di bawah ini.
Gambar 4.5 Foto Bird-View Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap (Website Departemen Kelautan dan Perikanan)
Selatan
Utara
Breakwater Selatan
Breakwater Utara Kolam Tengah
Kali Yasa
61
4.2 FASILITAS PPS CILACAP
Fasilitas pelabuhan perikanan yang baik dan mencukupi merupakan salah satu
faktor penting yang mendukung upaya kegiatan perikanan di suatu pelabuhan agar berjalan
dengan baik dan lancar. PPSC yang mulai berfungsi sejak tahun 1994 sebenarnya memiliki
fasilitas yang cukup memadai.
Sektor perikanan dan kelautan di Kabupaten Cilacap memegang peranan penting
dalam perekonomian regional dan nasional terutama dalam penyediaan lapangan kerja,
sumber pendapatan bagi nelayan dan sumber devisa yang sangat potensial
Sarana dan prasarana dalam pengembangan perikanan dan kelautan yang cukup
penting perannya di Kabupaten Cilacap adalah PPSC dengan kapasitas 250 kapal, pabrik
es kapasitas 236 ton sebanyak 5 unit, cold storage kapasitas 75 ton sebanyak 5 unit, serta
kawasan industri dan zona pengembangan seluas 16.81 Ha. Armada penangkapan
sebanyak 1 988 buah yang terdiri 1 141 unit trammel net, 745 unit gillnet dan kapal
longline 102 unit.(DPK Cilacap, 2002)
Dalam meningkatkan pelayanan proses pemasaran dan tempat untuk pendaratan
hasil tangkapan para nelayan, Kabupaten Cilacap memiliki 11 tempat pelelangan ikan (6
TPI propinsi dan 5 TPI kabupaten), yaitu TPI Sentolokawat, Pandanarang, Lengkong,
Tegalkatilayu, Sidakaya, Begawan Donari, Kawunganten, Tambakreja, Nusawungu dan
PPSC, serta sarana dan prasarana lain yang menunjang kegiatan perikanan dan kelautan di
Kabupaten Cilacap.
Dengan kolam pelabuhan seluas 7,74 hektare (ha) dengan kedalaman -3 meter
(LWL). Aliran air kolam pelabuhan ini berasal dari Kali Yasa yang merupakan sungai
yang berfungsi sebagai drainase Kabupaten Cilacap. PPSC juga dilengkapi dua buah
pemecah gelombang (break water) sepanjang 756,57 meter di sisi utara dan 370,64 meter
di sisi selatan.
Di kolam pelabuhan PPS Cilacap saat ini mampu menampung sebanyak 370 kapal
berbobot mati lebih dari 10 GT. Selain kolam utama, PPSC juga ada kolam pelabuhan
Kali Yasa dengan luas 5,5 hektar dan dapat menampung 500 perahu penangkap ikan
berbobot mati sampai 10 GT.
62
Tabel 4.10 Fasilitas Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap Tahun 2007
No Fasilitas Pelabuhan Ukuran Jml/Unit Kapasitas/Ket
1 Dermaga - Dermaga Pendaratan 178,75 m² 2 buah - Dermaga Tambatan 1.320 m² 8 buah - Dermaga Lapor 1 buah
2 Kolam Pelabuhan - Luas 7,74 Ha - Kedalaman -3 m (LWL)
3 Kolam Kali Yasa - Luas 5,5 Ha - Kedalaman -2,2 m (LWL)
4 Alur Pelayaran - Panjang 220 m - Lebar 90 m - Kedalaman -3 m
5 Daya Tampung Kapal - Kolam Pelabuhan 370 kapal 11-40 GT - Kali Yasa 500 kapal <10 GT
6 Dock & rel / Slipway - Luas (Floating Repair) 3.120 m² 1 - Kapasitas Maksimum 5 Kapal <10 GT
7 Breakwater - Utara 756,57 m² 1 - Selatan 370,64 m² 1
8 Tempat Pelelangan Ikan - Selatan 1.264 m² (menghadap kolam) - Utara 420 m² (menghadap K. Yasa)
9 Lahan Industri 127.304 m² - HPL 10 Bengkel 75 m² 1 11 SPBU / SPBD 5000 m²
Milik KUD : -tangki solar - 1 95 kilo liter solar -tangki bensin - 1 16 kilo liter bensin
12 Tempat Parkir 196 m² 1 Roda dua 13 Tangki air dan instalasi 89 m² 1 Beton 14 Genset : - Kantor 25 KVA 2 Insidentil used
- TPI 50 KVA 1 15 Listrik : -TPI 53 KVA 1 PLN
- Kantor 22.5 KVA 1 PLN 16 Whicnh Hause 18 m² 1 200 ton 17 Kantor Administrasi 993 m² 1 72 pegawai 18 Gedung Pertemuan 400 m² 2 200 orang 19 IPAL 140 m² 2 Resapan 20 Penjemuran dan perbaikan jaring 1000 m² 1 - 21 Shelter nelayan 120 m² 1 -
(Laporan PPSC, 2007)
Fasilitas Pendukung antara lain : Rumah Operator tipe 45 : 2 Kopel , Kawasan
industri : 1,83 Ha dan Zona pengembangan : 14,98 Ha.
63
4.3 MASTERPLAN PENGEMBANGAN PPSC
Dari hasil studi terdahulu diperoleh masterplan pengembangan Pelabuhan
Perikanan Samudera Cilacap, dengan komponen-komponen pengembangan sebagai berikut
(Laporan PPSC, 2007) :
4.3.1 Fasilitas di Kolam Pelabuhan Selatan
1. Pembuatan jalan akses masuk ke kolam pelabuhan selatan,
2. Pemancangan concrete sheet pile,
3. Pembuatan jetty dan dermaga selatan,
4. Pembuatan fasilitas darat :
a TPI (Transit Shed)
b Kantor Pelayanan Terpadu
c Mushola
d SPDN
e MCK Umum
f Tempat Penjemuran Ikan
g Tempat Perbaikan Jala dan Alat Tangkap
h Alokasi untuk Cool Room
i Alokasi untuk kios pesisir.
5. Pengerukan kolam pelabuhan selatan sampai -6,50 dari MSL.
6. Pengerukan alur masuk sampai -6,50 dari MSL.
4.3.2 Fasilitas di Kolam Pelabuhan Tengah (Eksisting)
1. Pengerukan kolam pelabuhan tengah
2. Perbaikan revetment dan dermaga
3. Pembangunan pasar ikan hygienis
4. Peningkatan TPI eksisting (peninggian lantai dan atap).
64
Gambar 4.6 Layout Rencana Pengembangan PPSC
65
4.3.3 Fasilitas di Kolam Pelabuhan Utara (Outer Port)
1. Pembangunan breakwater Timur dan Utara.
2. Pemancangan concrete sheet pile pada lokasi dermaga utara
3. Kegiatan pengurugan di areal dermaga utara
4. Pembuatan dermaga setelah pengurugan
5. Pengerukan di kolam pelabuhan utara sampai elevasi -6,50 m dari MSL.
6. Pembangunan jetty di kolam pelabuhan utara
7. Pembuatan prasarana (jalan akses, jalan lingkungan, jaringan drainase, landscaping,
zona industri) di areal pengembangan dermaga utara
8. Pembangunan breakwater utara
9. Pembuatan bangunan fasilitas operasional :
a. TPI (Transit shed)
b. Kantor Pelayanan Terpadu
c. Mushola
d. SPDN
e. MCK Umum
f. Tempat Penjemuran Ikan
g. Tempat Perbaikan Jala dan Alat Tangkap
h. Tempat Wisata Bahari
10. Alokasi untuk lift dock dan alokasi untuk floating repair