Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) Agus Zainudin
Sentra HKI Universitas Muhammadiyah Malang
Disampaikan pada Workshop Kekayaan Intelektual di Universitas Bangka Belitung
16 Maret 2016
Sentra HKI Universitas Muhammadiyah Malang
1. Perlindungan Varietas Tanaman yang selanjutnya disingkat PVT, adalah
perlindungan khusus yang diberikan negara, yang dalam hal ini diwakili oleh
Pemerintah dan pelaksanaannya dilakukan oleh Kantor Perlindungan
Varietas Tanaman, terhadap varietas tanaman yang dihasilkan oleh
pemulia tanaman melalui kegiatan pemuliaan tanaman.
2. Hak Perlindungan Varietas Tanaman adalah hak khusus yang diberikan
negara kepada pemulia dan/atau pemegang hak Perlindungan Varietas
Tanaman untuk menggunakan sendiri varietas hasil pemuliaannya atau
memberi persetujuan kepada orang atau badan hukum lain untuk menggunakannya selama waktu tertentu.
UU RI NOMOR 29 TAHUN 2000 tentang
PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN Bab I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Sentra HKI Universitas Muhammadiyah Malang
3. Varietas tanaman yang selanjutnya disebut varietas, adalah sekelompok
tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk tanaman,
pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji, dan ekspresi karakteristik
genotipe atau kombinasi genotipe yang dapat membedakan dari jenis atau
spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan
dan apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan.
4. Pemuliaan tanaman adalah rangkaian kegiatan penelitian dan pengujian
atau kegiatan penemuan dan pengembangan suatu varietas, sesuai dengan
metode baku untuk menghasilkan varietas baru dan mempertahankan kemurnian benih varietas yang dihasilkan.
UU RI NOMOR 29 TAHUN 2000 tentang
PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN Bab I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
UU RI NOMOR 29 TAHUN 2000 tentang
PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN Bab I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Sentra HKI Universitas Muhammadiyah Malang
5. Pemulia tanaman yang selanjutnya disebut pemulia, adalah orang
yang melaksanakan pemuliaan tanaman.
6. Konsultan Perlindungan Varietas Tanaman adalah orang atau
badan hukum yang telah tercatat dalam daftar konsultan Perlindungan
Varietas Tanaman di Kantor Perlindungan Varietas Tanaman.
7. Benih tanaman yang selanjutnya disebut benih, adalah tanaman
dan/atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan/atau
mengembangbiakkan tanaman.
8. ….dst s/d ayat 17
BAB II LINGKUP PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN
Bagian Pertama
Varietas Tanaman Yang Dapat Diberi Perlindungan Varietas Tanaman Pasal 2
Sentra HKI Universitas Muhammadiyah Malang
1. Varietas yang dapat diberi PVT meliputi varietas dari jenis atau spesies tanaman yang baru, unik, seragam, stabil, dan diberi nama.
2. Suatu varietas dianggap baru apabila pada saat penerimaan permohonan hak PVT, bahan perbanyakan atau hasil panen dari varietas tersebut belum pernah diperdagangkan di Indonesia atau sudah diperdagangkan tetapi tidak lebih dari setahun, atau telah diperdagangkan di luar negeri tidak lebih dari empat tahun untuk tanaman semusim dan enam tahun untuk tanaman tahunan.
3. Suatu varietas dianggap unik apabila varietas tersebut dapat dibedakan secara jelas dengan varietas lain yang keberadaannya sudah diketahui secara umum pada saat penerimaan permohonan hak PVT.
BAB II LINGKUP PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN
Bagian Pertama
Varietas Tanaman Yang Dapat Diberi Perlindungan Varietas Tanaman Pasal 2
Sentra HKI Universitas Muhammadiyah Malang
4. Suatu varietas dianggap seragam apabila sifat-sifat utama atau
penting pada varietas tersebut terbukti seragam meskipun bervariasi
sebagai akibat dari cara tanam dan lingkungan yang berbeda-beda.
5. Suatu varietas dianggap stabil apabila sifat-sifatnya tidak mengalami
perubahan setelah ditanam berulang-ulang, atau untuk yang
diperbanyak melalui siklus perbanyakan khusus, tidak mengalami
perubahan pada setiap akhir siklus tersebut.
Sentra HKI Universitas Muhammadiyah Malang
Varietas Yang
Dapat Diberi
Hak PVT
Baru
Unik
Seragam Stabil
Diberi Nama
BAB II LINGKUP PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN
Bagian Pertama
Varietas Tanaman Yang Dapat Diberi Perlindungan Varietas Tanaman Pasal 2
Sentra HKI Universitas Muhammadiyah Malang
6. Varietas yang dapat diberi PVT harus diberi penamaan yang selanjutnya menjadi nama varietas yang bersangkutan, dengan ketentuan bahwa:
a. nama varietas tersebut terus dapat digunakan meskipun masa perlindungannya telah habis;
b. pemberian nama tidak boleh menimbulkan kerancuan terhadap sifat-sifat varietas;
c. penamaan varietas dilakukan oleh pemohon hak PVT dan didaftarkan pada Kantor PVT;
d. apabila penamaan tidak sesuai dengan ketentuan butir b, maka Kantor PVT berhak menolak penamaan tersebut dan meminta penamaan baru;
e. apabila nama varietas tersebut telah dipergunakan untuk varietas lain, maka pemohon wajib mengganti nama varietas tersebut;
f. nama varietas yang diajukan dapat juga diajukan sebagai merek dagang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sentra HKI Universitas Muhammadiyah Malang
Contoh Nama Varietas Padi
Inbrida Padi Sawah (INPARI): Ciherang, IMPARI UnSoed 79
Agritan, dll
Hibrida Padi (HIPA): Maro, Rokan, HIPA Jatim 1, dll
Inbrida Padi Gogo (INPAGO): Cirata, Situ Patenggang, Situ
Bagendit, IMPAGO 11 Agritan, dll
Inbrida Padi Rawa (INPARA): Banyuasin, Batanghari, INPARA 1,
INPARA 9 Agritan, dll
SL 8 SHS dan SL 11 SHS, Pak TIWI 1, Intani, Bayer hibrida Arize®
Hibrindo 1, Pioneer PHB71 dll.
Sentra HKI Universitas Muhammadiyah Malang
Contoh Nama Varietas Cabe (Cabai)
Produk PT Panah Merah: Laba F1, Krida 9 F1, PM 999 F1, Moncer F1,
Dewata 43 F1, Hot Chilli F1, Prada F1, Panex 100 F1, Pilar F1, Taro F1,
Wibawa F1, Gada MK F1, Gada F1, Tanamo F1, Kastilo F, Santika F1,
Taruna F1, Nirmala F1, Dewata F1, Lado F1, Bara, Laris F1, Pelita F1.
Produk PT Pertiwi: Batalion, Priyayi, Perwira, Vega, Serambi, Maruti.
Prodk PT BISI: F1 Elegance, F1 Jet Set, F1 Arimbi, F1 Spirit, F1
Horison, F1 Restu, F1 Profit, F1 Helix, F1 Princess, F1 Flash 750, F1
Rimbun, F1 CTH-01, F1 Trophy, F1 Bhaskara, F1 Sonar, F1 Inspiration,
F1 Taranto, F1 Imperial 10, Cakra Putih, Cakra Hijau, Tombak, Cemeti,
F1 RAGA 2, F1 Rimbun 3.
BAB II LINGKUP PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN
Bagian Kedua
Varietas Tanaman Yang Tidak Dapat Diberi Perlindungan Varietas Tanaman Pasal 3
Sentra HKI Universitas Muhammadiyah Malang
Varietas yang tidak dapat diberi PVT adalah varietas yang penggunaannya
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, ketertiban umum,
kesusilaan, norma-norma agama, kesehatan, dan kelestarian lingkungan hidup.
Bagian Ketiga
Jangka Waktu Perlindungan Varietas Tanaman Pasal 4
(1) Jangka waktu PVT:
a. 20 (dua puluh) tahun untuk tanaman semusim;
b. 25 (dua puluh lima) tahun untuk tanaman tahunan.
(2) Jangka waktu PVT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung sejak tanggal pemberian hak
PVT.
(3) Sejak tanggal pengajuan permohonan hak PVT secara lengkap diterima Kantor PVT sampai
dengan diberikan hak tersebut, kepada pemohon diberikan perlindungan sementara.
BAB II LINGKUP PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN
Bagian Keempat
Subjek Perlindungan Varietas Tanaman Pasal 5
Sentra HKI Universitas Muhammadiyah Malang
(1) Pemegang hak PVT adalah pemulia atau orang atau badan hukum, atau
pihak lain yang menerima lebih lanjut hak PVT dari pemegang hak PVT
sebelumnya.
(2) Jika suatu varietas dihasilkan berdasarkan perjanjian kerja, maka pihak
yang memberi pekerjaan itu adalah pemegang hak PVT, kecuali diperjanjikan
lain antara kedua pihak dengan tidak mengurangi hak pemulia.
(3) Jika suatu varietas dihasilkan berdasarkan pesanan, maka pihak yang
memberi pesanan itu menjadi pemegang hak PVT, kecuali diperjanjikan lain
antara kedua pihak dengan tidak mengurangi hak pemulia.
Persyaratan Permohonan dan Pemberian Hak PVT
Persyaratan Administrasi 1. Permohonan hak PVT diajukan secara tertulis kepada Pusat PVTPP
dengan menggunakan Formulir Model-1
2. Gambar dan/atau foto yang disebutkan dalam deskripsi, yang diperlukan untuk memperjelas
deskripsinya
3. Permohonan dibuat dalam rangkap 2(dua)
4. Bukti Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) Rp. 250.000,-
5. Surat penugasan pemulia (bila pemohon bukan pemulia)
6. Surat pemesanan varietas (bila varietas yang dimohonkan Hak PVT merupakan varietas hasil pemesanan
pemohon)
7. Surat kuasa (bila pengajuan permohonan dilakukan oleh konsultan atau orang lain yang ditunjuk oleh
pemohon/perusahaan)
8. Surat aman pangan (bila varietas yang didaftarkan adalah varietas transgenik)
9. Surat aman hayati (bila varietas yang didaftarkan adalah varietas transgenik)
10. Surat bukti ahli waris (bila pemohon adalah pemulia dan telah meninggal dunia)
Persyaratan Teknis
Memenuhi unsur Keunikan, Keseragaman dan Kestabilan melalui pemeriksaan substantif (Uji Baru,
Seragam, dan Stabil- BUSS)
PENGUJIAN
Berdasarkan Undang-Undang No. 29 tahun 2000 tentangan
Perlindungan Varietas Tanaman dan Permentan No.
121/Permentan/OT.140/11/2013 tentang Syarat dan Tata Cara
Permohonan dan Pemberian Hak PVT, Pemeriksaan substantif (Uji
BUSS) dapat dilakukan dengan syarat:
(1) Permohonan pengajuan hak PVT telah selesai diumumkan dan tidak
terdapat adanya pandangan atas keberatan dari masyarakat.
(2) Permohonan pemeriksaan substantive atas permohonan hak PVT
harus diajukan ke Kantor PVTPP secara tertulis selambat-lambatnya
satu bulan setelah berakhirnya masa pengumuman dengan
membayar biaya pemeriksaan tersebut.
(3) Biaya pemeriksaan substantive dibebankan kepada pemohon Hak
PVT.
PENGUJIAN (lanjutan)
UJI BUSS
Uji BUSS dilakukan dalam jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan
terhitung sejak tanggal permohonan pemeriksaan substantif. Jangka waktu
pemeriksaan substantive untuk sifat-sifat yang dapat diamati secara visual di lapangan
disesuaikan dengan fase pertumbuhan yang tepat dari masing-masing jenis tanaman.
Uji BUSS dilakukan oleh Pemeriksa PVT meliputi pemeriksaan sifat Kebaruan,
Keunikan, Keseragaman dan Kestabilan dari varietas kandidat berdasarkan kaidah
ilmiah dengan mengamati bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah,
biji, dan ekpresi karakteristik genotype atau kombinasi genotIpe dari varietas yang
dimohonkan Hak PVT.
Pelaksanaan pengujian buss dilakukan di lapangan dan/atau di laboratorium terhadap
karakter kualitatif, kuantitatif, dan/atau pseudo-kualitatif varietas yang bersangkutan.
Pengujian di lapangan meliputi sifat sifat tanaman yang dapat diamati secara visual
sedangkan pengujian di laboratorium meliputi pemeriksaan kandungan senyawa
kimiawi dan/atau komposisi genetik dilakukan di laboratorium.
PENGUJIAN (Lanjutan)
METODE pada UJI BUSS
Terdapat tiga metode yang dapat dilakukan dalam Uji BUSS
yaitu:
1. Growing Test, apabila pemeriksaan substantive dilakukan di
stasiun uji BUSS atau fasilitas di bawah koordinasi Pusat
PVTPP.
2. Breeder Test (Onsite Inspection), apabila pemeriksaan
substantive dilakukan di lahan pemohon.
3. Document examination, apabila terdapat permohonan hak
PVT dari luar negeri yang pengujiannya dilakukan dengan
pemeriksaan dokumen.