L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 3 0 5
4.1.19 URUSAN WAJIB KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM
NEGERI
4.1.19.1 KONDISI UMUM
Secara demografis kondisi wilayah Kota Semarang pada tahun 2014 memiliki
penduduk yang bertempat tinggal tetap sebanyak 1.761.414 jiwa (sumber : Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2014), jumlah penduduk tersebut belum
termasuk penduduk yang tinggal tidak tetap yang telah berbaur di tengah-tengah
masyarakat. Komposisi penduduk tersebut terdiri dari keberagaman suku, agama, ras
dan golongan (SARA). Secara suku sebagian besar Kota Semarang dihuni oleh suku
Jawa, kemudian disusul Cina, sebagian Sunda, Madura, Batak, Minang, Bugis,
Dayak, Maluku, Papua dan suku dari Timor Leste yang memilih menjadi WNI.
Secara agama penduduk Kota Semarang sebagian besar beragama Islam kemudian
secara berurutan Katholik, Kristen, Budha, Hindu dan Konghucu.
Sedangkan secara geografis wilayah Kota Semarang memiliki luas wilayah
373,70 km2 yang membentuk suatu kota yang memiliki ciri khas kota pegunungan
dan kota pantai. Di daerah pegunungan mempunyai ketinggian 90 - 359 meter di atas
permukaan laut sedangkan di daerah dataran rendah mempunyai ketinggian 0,75 - 3,5
meter di atas permukaan laut. Kondisi demografis dan geografis tersebut menyimpan
potensi kerawanan terhadap disintegrasi/konflik SARA, konflik sosial, gangguan
keamanan ketentraman dan ketertiban umum serta bencana alam. Oleh karena itu
perlu dikelola sedemikian rupa sehingga tercipta stabilitas wilayah guna menunjang
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan serta iklim investasi daerah.
Penyelenggaraan Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
memiliki tujuan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam upaya
mempertahankan dan memperkokoh NKRI, penguatan ideologi Pancasila,
meningkatkan kehidupan demokrasi di daerah dan perlindungan masyakat dari
kerawanan stabilitas sosial politik dan kerawanan bencana. Untuk mencapai tujuan
tersebut Pemerintah Kota Semarang memiliki peran dalam merumuskan dan
melaksanakan kebijakan serta standarisasi teknis di bidang kesatuan bangsa dan
politik, perumusan kebijakan pemerintah daerah di bidang pengembangan nilai-nilai
kebangsaan, penanganan konflik sosial, fasilitasi organisasi politik dan
kemasyarakatan, partisipasi politik, pendidikan politik, pengembangan budaya
politik, membina ketenteraman dan ketertiban umum, mewujudkan keamanan dan
kenyamanan lingkungan serta penanggulangan bencana.
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 3 0 6
Penyelenggaraan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri di Kota
Semarang dilaksanakan oleh 3 (tiga) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yaitu
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Satuan Polisi Pamong Praja dan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah.
4.1.19.2 KEBIJAKAN PROGRAM
Penyelenggaraaan Pemerintahan Daerah pada urusan wajib Kesatuan Bangsa
dan Politik Dalam Negeri di Pemerintah Kota Semarang pada tahun 2014,
dilaksanakan melalui program penunjang dan program pelaksanaan urusan.
Program penunjang sifatnya supporting terhadap program pelaksanaan urusan wajib
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri.
Adapun program penunjang dan arah kebijakan dari masing-masing progam tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Program pelayanan administrasi perkantoran.
Kebijakan program ini diarahkan pada peningkatan kualitas pelayanan
administrasi perkantoran dalam menunjang operasional kegiatan satuan kerja
sehingga operasional kegiatan satuan kerja dapat berjalan dengan lancar.
2. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur.
Kebijakan program ini diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan, perawatan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana yang diperlukan oleh aparatur satuan kerja
untuk menunjang pelaksanaan urusan.
3. Program peningkatan disiplin aparatur.
Kebijakan program ini diarahkan kepada penanaman dan penumbuhan disiplin
aparatur sampai dengan timbulnya kesadaran aparatur dalam mematuhi ketentuan-
ketentuan peraturan kepegawaian.
4. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur.
Kebijakan program ini diarahkan kepada peningkatan kemampuan atau kapabilitas
aparatur satuan kerja, peningkatan kemampuan secara fisik, skill (ketrampilan) dan
pengetahuan (knowledge) yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas.
5. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan
keuangan.
Kebijakan program ini diarahkan untuk mewujudkan akuntabilitas penyusunan
rencana kerja anggaran, penggunaan anggaran, administrasi keuangan sesuai
standart akuntansi dan pelaporan hasil kerja secara periodik.
Sedangkan program pelaksanaan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam
Negeri adalah sebagai berikut:
1. Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan.
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 3 0 7
Kebijakan program ini diarahkan kepada terciptanya kondusifitas wilayah,
stabilitas sosial politik, ketentraman dan ketertiban umum serta keamanan dan
ketertiban masyarakat.
2. Program pengembangan wawasan kebangsaan.
Kebijakan program ini diarahkan kepada pengembangan nilai-nilai kebangsaan
dan peningkatan pemahaman Ideologi Pancasila.
3. Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan.
Kebijakan program ini diarahkan kepada kemitraan dengan kelompok masyarakat
dalam pengembangan nilai-nilai kebangsaan dan peningkatan pemahaman
Ideologi Pancasila.
4. Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan
Kebijakan program ini diarahkan kepada peningkatan peran serta masyarakat
dalam menjaga kondusifitas wilayah, stabilitas sosial politik, ketentraman dan
ketertiban umum serta keamanan dan ketertiban masyarakat.
5. Program pendidikan politik masyarakat.
Kebijakan program ini diarahkan kepada peningkatan pemahaman masyarakat
terhadap etika berdemokrasi, hak dan kewajiban sebagai warga negara dalam
bidang politik termasuk penyampaian pendapat dimuka umum.
6. Program Penelitian, Pengembangan dan Informatika.
Kebijakan program ini diarahkan kepada pengembangan data base secara
elektronik untuk memudahkan penyimpanan, pencarian dan komunikasi data.
7. Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana.
Kebijakan program ini diarahkan kepada perlindungan kepada masyarakat dari
ancaman bencana dan pengurangan risiko bencana.
4.1.19.3 REALISASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN
4.1.19.3.1 Pendanaan
Anggaran belanja yang dialokasikan untuk pelaksanaan program dan kegiatan dalam
urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri pada tahun 2014 adalah sebesar
Rp. 20.001.626.250,-. Adapun anggaran dan realisasi pelaksanaan urusan adalah
sebagai berikut :
Anggaran Program Penunjang Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam
Negeri
1. Program pelayanan administrasi perkantoran
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 3 0 8
NO KEGIATAN ANGGARAN (Rp)
REALISASI (Rp)
PERSENTASE (%)
SKPD: Badan Kesbangpol 1. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber
Daya Air dan Listrik 29.960.000 9.246.741 30,86
2. Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional
7.000.000 7.000.000 100,00
3. Penyediaan Alat Tulis Kantor 72.294.000 60.724.000 84,00 4. Penyediaan Barang Cetak dan
Penggandaan 33.000.000 29.759.850 90,18
5. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor
5.000.000 2.975.000 59,50
6. Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor
19.250.000 1.530.000 7,95
7. Penyediaan Peralatan Rumah Tangga 3.000.000 3.000.000 100,00 8. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan
perundang-undangan 20.000.000 11.718.800 58,59
9. Penyediaan Makanan dan Minuman 34.570.000 21.004.250 60,76 10. Rapat-Rapat Kordinasi dan Konsultasi ke
Luar Daerah 180.000.000 173.896.300 96,61
11. Belanja Jasa Penunjang Administrasi Perkantoran
17.706.000 16.344.000 92,31
JUMLAH SKPD 421.780.000 337.198.941 70,98 SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja
1. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik
283.100.000 239.654.905 84,65
2. Penyediaan jasa kebersihan kantor 33.600.000 33.600.000 100 3. Penyediaan Alat Tulis Kantor 75.000.000 75.000.000 100 4. Penyediaan Barang Cetakan dan
Penggandaan 50.640.000 50.639.810 100
5. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor
11.075.000 11.075.000 100
6. Penyediaan Peralatan Rumah Tangga 12.000.000 12.000.000 100 7. Penyediaan Makanan dan Minuman 30.000.000 30.000.000 100 8. Rapat-Rapat Kordinasi dan Konsultasi ke
Luar Daerah 312.400.000 312.400.000 100
9. Penyelesaian Pengelolaan Administrasi kepegawaian
10.000.000 10.000.000 100
10. Penyediaan jasa pengamanan obyek/ tempat vital
720.000.000 720.000.000 100
11. Belanja Jasa Penunjang Administrasi Perkantoran
113.046.000 100.788.000 89,16
JUMLAH SKPD 1.650.861.000 1.596.957.715 96,73 JUMLAH PROGRAM 2.072.641.000 1.932.356.656 93,23
2. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
NO KEGIATAN ANGGARAN (Rp)
REALISASI (Rp)
PERSENTASE (%)
SKPD: Badan Kesbangpol 1. Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional 30.000.000 16.500.000 55,00 2. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor 22.000.000 19.500.000 88,64 3. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor 38.900.000 34.550.000 88,82 4. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan
Dinas/Operasional 270.000.000 269.999.500 100
5. Pemeliharaan Rutin/Berkala perlengkapan gedung kantor
61.900.000 35.222.500 56,90
JUMLAH SKPD 422.800.000 375.772.000 88,88 SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja
1. Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional 775.000.000 774.783.000 99,97 2. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor 73.010.000 72.210.000 98,90
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 3 0 9
NO KEGIATAN ANGGARAN (Rp)
REALISASI (Rp)
PERSENTASE (%)
3. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor 146.725.000 144.866.978 98,73 4. Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung
Kantor 104.613.000 104.259.000 99,66
5. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional
1.257.392.000 1.239.168.818 98,55
6. Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor
95.500.000 65.939.100 69,05
7. Pemeliharaan Rutin/Berkala Mebeulair 10.000.000 9.194.000 91,94 8. Operasional Website Satpol PP Kota
Semarang 45.500.000 45.500.000 100
9. Pengelolaan SMS Gateway Kota Semarang
5.500.000 5.500.000 100
JUMLAH SKPD 2.512.990.000 2.461.420.896 95,20 JUMLAH PROGRAM 2.936.040.000 2.837.192.896 96,63
3. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
NO KEGIATAN ANGGARAN (Rp)
REALISASI (Rp)
PERSENTASE (%)
SKPD: Badan Kesbangpol 1. Pembinaan Sumber Daya Aparatur 156.450.000 148.749.840 95,08 2. Perubahan Pola Kerja Pegawai Melalui
Implementasi Teknologi Informasi 300.000.000 289.656.500 96,55
JUMLAH SKPD 456.450.000 438.406.340 96,05 SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja 1. Pembinaan Fisik Pegawai 120.000.000 118.830.000 99,03 2. Bintek Peningkatan Kemampuan PPNS 30.000.000 29.800.000 99,33 3. Bintek Penegakan Perda 30.000.000 29.700.000 99 4. Pengiriman Peningkatan Kemampuan
Khusus SDM Satpol PP 42.830.000 42.830.000 100
5. Kerjasama Peningkatan Ketertiban dan Keamanan Kota Semarang
72.000.000 72.000.000 100
JUMLAH SKPD 294.830.000 293.160.000 99,43 JUMLAH PROGRAM 751.280.000 731.566.340 97,38
4. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan
keuangan.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
NO KEGIATAN ANGGARAN (Rp)
REALISASI (Rp)
PERSENTASE (%)
SKPD: Badan Kesbangpol 1. Penyusunan Laporan Keuangan
Semesteran 2.500.000 2.460.000 98,4
2. Penyusunan pelaporan prognosis realisasi anggaran
2.500.000 2.460.000 98,4
3. Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun
3.500.000 3.500.000 100
4. Penyusunan RKA dan DPA Murni serta Perubahan
9.000.000 9.000.000 100
5. Penunjang Kinerja PA, PPK, Bendahara dan Pembantu
73.720.000 73.030.000 99,06
6. Penyusunan Lakip (Laporan Kinerja Instansi Pemerintah)
3.000.000 3.000.000 100
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 3 1 0
NO KEGIATAN ANGGARAN (Rp)
REALISASI (Rp)
PERSENTASE (%)
7. Penyusunan Laporan Renja (Rencana Kerja)
3.000.000 3.000.000 100
8. Penyusunan LKPJ (Laporan Kinerja Pertanggung Jawaban)
3.500.000 3.000.000 85,71
9. Penyusunan Program Kerja SKPD 3.000.000 3.000.000 100 10. Penyusunan Profil SKPD 3.000.000 3.000.000 100
JUMLAH SKPD 106.720.000 105.450.000 98,81 SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja
1. Penyusunan Laporan Keuangan Semesteran
4.765.000 4.765.000 100
2. Penyusunan pelaporan prognosis realisasi keuangan
4.765.000 4.765.000 100
3. Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun
9.000.000 9.000.000 100
4. Penyusunan RKA dan DPA 10.955.000 10.955.000 100 5. Penunjang Kinerja PA, PPK, Bendahara
dan Pembantu 7.980.000 7.980.000 100
6. Penyusunan RKA perubahan dan DPA perubahan
10.955.000 10.955.000 100
7. Penyusunan Lakip (Laporan Kinerja Instansi Pemerintah)
70.380.000 69.580.000 100
8. Penyusunan LKPJ (Laporan Kinerja Pertanggung Jawaban)
6.535.000 6.535.000 100
9. Penyusunan Laporan Renja (Rencana Kerja)
6.535.000 6.535.000 100
JUMLAH SKPD 131.870.000 131.070.000 100 JUMLAH PROGRAM 238.590.000 236.520.000 99,13
5. Program peningkatan peningkatan disiplin aparatur.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
NO KEGIATAN ANGGARAN (Rp)
REALISASI (Rp)
PERSENTASE (%)
SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja 1. Pengadaan pakaian dinas beserta
perlengkapannya 285.130.000 274.692.775 93,99
JUMLAH PROGRAM 285.130.000 274.692.775 93,99
Anggaran Program Pelaksana UrusanKesatuan Bangsa dan Politik Dalam
Negeri
1. Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
NO KEGIATAN ANGGARAN (Rp)
REALISASI (Rp)
PERSENTASE (%)
SKPD: Badan Kesbangpol 1. Peningkatan Kewaspadaan Kegiatan
Tempat Hiburan dan Keramaian Umum 43.350.000 43.350.000 100
2. Penguatan Penghayatan Ideologi Pancasila Bagi Generasi Muda
29.350.000 29.350.000 100
3. Peningkatan Pemantauan Situasi dan Kondisi Daerah thd Potensi Kerawanan Sosial Politik
189.788.000 189.758.000 99,98
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 3 1 1
NO KEGIATAN ANGGARAN (Rp)
REALISASI (Rp)
PERSENTASE (%)
4. Pemantauan / Pengawasan Terhadap Kepatuhan Norma-norma dan Aturan bagi WNA
83.700.000 76.222.700 91,07
5. Fasilitasi Optimalisasi Stabilitas Keamanan Daerah melalui KOMINDA
394.350.000 375.639.800 95,26
6. Peningkatan Kesadaran Bela Negara 52.360.000 49.995.100 95,48 7. Pengamanan Tertutup Pejabat Negara dan
Tamu Negara 168.700.000 26.556.200 15,74
8. Pengamanan Tertutup Hari Jadi Kota
Semarang, Hari Besar Nasional dan Event-event lainnya
108.350.000 108.350.000 100
9. Pendidikan Penanganan Konflik Bagi Tokoh Masyarakat
24.350.000 24.200.000 99,38
10. Pemantapan Ideologi dan Wawasan Kebangsaan
29.350.000 28.730.000 97,89
JUMLAH SKPD 1.123.648.000 952.151.800 89,48 SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja
1. Pengerahan Linmas 1.466.600.000 1.462.295.500 99,71 2. Monitoring dan Evaluasi Administrasi Pos
Kamling 100.000.000 99.757.800 99,76
3. Fasilitasi Pelatihan Linmas Yang diselenggarakan Provinsi
25.000.000 19.700.000 78,80
4. Posko Kewaspadaan Linmas 682.155.000 677.832.000 99,37 5. Pembinaan dan Peningkatan SDM Linmas 143.500.000 143.169.000 99,77 6. Penyusunan DED Pembangunan Gedung
Kantor dan Garasi 50.000.000 49.750.000 99,50
JUMLAH SKPD 2.467.255.000 2.452.504.300 99,40 JUMLAH PROGRAM 3.590.903.000 3.404.758.900 94,82
2. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
NO KEGIATAN ANGGARAN (Rp)
REALISASI (Rp)
PERSENTASE (%)
SKPD: Badan Kesbangpol 1. Peningkatan toleransi dan kerukunan
dalam kehidupan beragama 66.700.000 56.697.450 85,00
2. Fasilitasi Kegiatan Paguyuban PETAMAS 120.000.000 118.307.500 98,59 3. Kemah Bhakti Generasi Muda Pembauran 214.000.000 214.000.000 100 4. Pendayagunaan Potensi ormas/LSM 197.240.000 176.785.000 89,63 5. Peningkatan Ketahanan Bangsa Bagi
Masyarakat 70.000.000 67.856.750 96,94
6. Sosialisasi perundang-undangan bidang Organisasi Kemasyarakatan
125.000.000 97.490.000 77,99
7. Pendaftaran, Pembinaan, dan pemantauan Ormas/LSM
80.000.000 64.407.000 80,51
8. Peningkatan Pembauran Kebangsaan 89.500.000 88.612.500 99,01 9. Peningkatan Ketahanan Ekonomi Berbasis
Kearifan Lokal 69.900.000 68.146.000 97,49
10. Fasilitasi Organisasi Kepemudaan 50.000.000 49.212.500 98,43 JUMLAH SKPD 1.082.340.000 1.001.474.950 92,53 SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja
1. Peningkatan kesadaran masyarakat akan nilai nilai luhur Budaya Bangsa 150.000.000 150.000.000 100
JUMLAH SKPD 150.000.000 150.000.000 100 JUMLAH PROGRAM 1.232.340.000 1.151.474.950 93,44
3. Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan.
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 3 1 2
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
NO KEGIATAN ANGGARAN (Rp)
REALISASI (Rp)
PERSENTASE (%)
SKPD: Badan Kesbangpol 1. Pengelolaan Bantuan Hibah untuk
organisasi Kemasyarakatan/Lembaga Nirlaba Lainnya
50.000.000 44.394.500 88,79
2. Kerjasama Pemerintah Daerah dengan Organisasi Kemasyarakatan/Lembaga Nirlaba lainnya
120.000.000 119.636.000 99,70
3. Fasilitasi Kegiatan Forum Komunikasi Ormas/LSM Semarang Bersatu
120.000.000 117.623.750 98,02
4. Fasilitasi Kegiatan Paguyuban Pertempuran Lima Hari Semarang (PPHLS)
30.000.000 29.200.000 97,33
5. Fasilitasi Kegiatan Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI/Polri
50.000.000 49.637.500 99,28
6. Fasilitasi Kegiatan Persatuan Wredhatama Republik Indonesia (PWRI)
50.000.000 49.000.000 98,00
7. Fasilitasi Kegiatan DHC Badan Pembudayaan Kejuangan 45 (DHC 45)
50.000.000 48.815.000 97,63
JUMLAH PROGRAM 470.000.000 458.306.750 97,51
4. Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
NO KEGIATAN ANGGARAN (Rp)
REALISASI (Rp)
PERSENTASE (%)
SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja 1. Peningkatan Kewaspadaan Masyarakat
Terhadap Gangguan Trantibmas dan Terjadinya Bencana
320.318.000 319.918.200 99,88
2. HUT Linmas 60.000.000 60.000.000 100 3. Dukungan Sarana dan Prasarana
Pemakaman Anggota Linmas Non PNS 53.000.000 53.000.000 100
4. Penegakan Hukum dan HAM 1.604.622.600 1.602.761.400 99,88 5. Pengamanan Kegiatan Penting dan Hari
Besar Nasional/Keagamaan 291.810.400 290.938.000 99,7
6. Penyelidikan dan Penyidikan 206.609.000 206.377.550 99,89 JUMLAH PROGRAM 2.536.360.000 2.532.995.150 99,87
5. Program pendidikan politik masyarakat.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
NO KEGIATAN ANGGARAN (Rp)
REALISASI (Rp)
PERSENTASE (%)
SKPD: Badan Kesbangpol 1. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Parpol 75.000.000 70.335.000 93,78 2. Pengelolaan Bantuan Parpol 75.000.000 72.589.600 96,79 3. Pendidikan Politik Bagi Masyarakat 186.322.000 160.265.500 86,02 4. Penguatan Budaya dan Etika Politik Bagi
Aparatur dan Elemen Masyarakat 67.200.000 52.578.300 78,24
5. Peningkatan dan Penguatan Peran Politik Ormas/LSM/Toga/Toma
75.000.000 58.084.500 77,45
6. Fasilitasi Sukses Pileg dan Pilpres Tahun 2014
243.600.000 166.612.950 68,40
7. Penertiban Atribut Parpol Peserta Pileg dan Pilpres
238.900.000 200.269.500 83,83
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 3 1 3
NO KEGIATAN ANGGARAN (Rp)
REALISASI (Rp)
PERSENTASE (%)
8. Fasilitasi Atribut Parpol/Baliho Pilpres 100.000.000 94.820.800 94,82 9. Fasilitasi Peraturan Perundang-undangan
Bagi Partai Politik 120.000.000 93.252.500 77,71
10. Pengelolaan Dana Hibah Pilwakot 50.000.000 25.997.700 52,00 JUMLAH SKPD 1.231.022.000 994.806.350 80,81 SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja
1. PAM TAKSUNG (Perlindungan Masyarakat)
1.200.000.000 1.185.654.750 72,54
JUMLAH SKPD 1.200.000.000 1.185.654.750 72,54 SKPD:Bagian Otonomi Daerah
1. Fasilitasi dan sinkronisasi hubungan antar lembaga, refleksi hari otda dan hari jadi provi
151.548.250 123.273.000 81,34
JUMLAH SKPD 151.548.250 123.273.000 81,34 JUMLAH PROGRAM 2.582.570.250 2.303.692.100 89,20
6. Program Penelitian, Pengembangan dan Informatika.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :
NO KEGIATAN ANGGARAN (Rp)
REALISASI (Rp)
PERSENTASE (%)
SKPD: Badan Kesbangpol 1. Sistem Informasi Organisasi
Kemasyarakatan 60.000.000 51.451.629 85,75
JUMLAH PROGRAM 60.000.000 51.451.629 85,75
7. Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut : NO KEGIATAN ANGGARAN
(Rp) REALISASI
(Rp) PERSEN
TASE (%)
SKPD: Badan Penanggulangan Bencana Daerah 1. Pemantauan dan penyebarluasan informasi
potensi bencana alam 110.688.000 108.138.000 97,70
2. Pengadaan logistik dan obat-obatan bagi penduduk di tempat penampungan sementara
453.890.000 445.684.910 98,19
3. Gladi Lapang Penanganan Bencana 180.000.000 168.350.000 93,53 4. Operasional posko dan penanggulangan
bencana kota semarang 630.000.000 626.940.000 99,51
5. Penanggulangan dan evakuasi korban bencana
76.675.000 75.000.000 97,82
6. Pengadaan sarana dan prasarana penanganan bencana
849.685.000 405.321.500 47,70
7. Pengkajian dan verifikasi serta evaluasi rekonstruksi pra, pasca bencana di wilayah rawan
88.605.000 82.605.000 93,23
8. Pengelolaan bantuan korban bencana 28.500.000 22.600.000 79,30 9. Kelurahan siaga bencana 602.729.000 545.229.000 90,46 10. monev bansos 75.000.000 63.375.000 84,50 11. Penguatan Forum Pengurangan Resiko
Bencana Kota Semarang 150.000.000 127.125.000 84,75
JUMLAH PROGRAM 3.245.772.000 2.670.368.410 82,27
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 3 1 4
4.1.19.3.2 HASIL YANG DICAPAI
1. Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan.
Keamanan adalah kebutuhan dasar manusia prioritas kedua berdasarkan
kebutuhan fisiologis dalam hirarki Maslow yang harus terpenuhi selama hidupnya,
sebab dengan terpenuhinya rasa aman setiap individu dapat berkarya dengan optimal
dalam hidupnya. Secara umum keamanan (safety) adalah status seseorang dalam
keadaan aman, kondisi yang terlindungi secara fisik, sosial, spiritual, finansial,
politik, emosi, pekerjaan, psikologis atau berbagai akibat dari sebuah kegagalan,
kerusakan, atau berbagai keadaan yang tidak diinginkan, keamanan akan membuat
individu merasa aman dalam aktifitasnya.
Kenyamanan yang dimaksudkan adalah penilaian komprehensif seseorang
terhadap hubungan interpersonal dan sosial dalam lingkungannya, terpenuhinya
kenyamanan dapat menimbulkan perasaan sejahtera dan hilangnya rasa kekhawatiran
terhadap gangguan fisik maupun sosial yang pada akhirnya dapat menumbuhkan
perasaaan “peace of mind”.
Lingkungan yang aman, dan nyaman adalah tempat yang dibutuhkan oleh
masyarakat untuk hidup dan mencari penghidupan, melalui program peningkatan
keamanan dan kenyamanan lingkungan ini Pemerintah Kota Semarang berupaya
mewujudkan keamanan dan kenyamanan lingkungan yang bersifat kolektif di seluruh
wilayah Kota Semarang.
Program ini diselenggarakan oleh Badan Kesbangpol dan Satuan Polisi Pamong
Praja, tujuan dari penyelenggaraan program ini adalah untuk menciptakan
kondusifitas wilayah, stabilitas sosial politik dan keamanan serta kenyamanan
wilayah Kota Semarang. Untuk mewujudkan tujuan tersebut sesuai dengan
kewenangan yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Semarang, adalah melaksanakan
upaya-upaya preventif yaitu dengan cara mencegah timbulnya instabilitas sosial
politik, mencegah timbulnya kerawanan keamanan dan ketidaknyamanan lingkungan
secara fisik maupun sosial.
Pemerintah Kota Semarang telah melaksanakan kegiatan peningkatan
kewaspadaan aktivitas tempat hiburan dan keramaian umum, hal ini dilandasi
hipotesa bahwa aktivitas tempat hiburan dan keramaian umum apabila tidak
dikendalikan akan menjadi salah satu sumber kerawanan terhadap gangguan
keamanan dan kenyamanan lingkungan. Pengendalian ini dilaksanakan melalui
pemantauan secara terbuka maupun tertutup terhadap tempat hiburan dan keramaian
umum, kemudian dari hasil pemantauan apabila dipandang perlu dilakukan
pembatasan dan atau penghentian aktivitas tempat hiburan dan keramaian umum
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 3 1 5
tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan secara rutin selama satu tahun dan lebih intensif
dilaksanakan pada bulan Romadhon pada saat umat Islam menjalankan ibadah puasa
dan pada saat peringatan hari-hari besar agama lainnya. Selama tahun 2014 tidak
ditemui adanya tempat hiburan dan keramaian umum yang keberadaannya
menjadikan sumber kerawanan terhadap gangguan keamanan dan kenyamanan
lingkungan.
Salah satu indikator kinerja dalam program ini adalah terpenuhinya petugas
Perlindungan Masyarakat (Linmas) yang telah mencakup seluruh wilayah Kota
Semarang. Linmas adalah warga masyarakat yang disiapkan dan dibekali
pengetahuan serta keterampilan untuk melaksanakan kegiatan penanganan bencana
guna mengurangi dan memperkecil akibat bencana, serta ikut memelihara keamanan,
ketenteraman dan ketertiban masyarakat, kegiatan sosial kemasyarakatan. Jumlah
anggota Linmas sampai dengan tahun 2014 adalah sebanyak 7.470 orang yang
tersebar di 177 Kelurahan. Untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan
lingkungan selain dari sisi jumlah Linmas, Pemerintah Kota Semarang memberikan
fasilitas dan memenuhi kebutuhan anggota Linmas melalui peningkatan pengetahuan
(knowledge) dan ketrampilan (skill) anggota Linmas, pemenuhan sarana prasarana
dan mengikutsertakan Linmas dalam kegiatan di Tingkat Kota Semarang melalui
kegiatan Pengerahan Linmas. Sampai dengan tahun 2014 anggota Linmas yang telah
difasilitasi dan dipenuhi kebutuhannya tersebut sebanyak 814 orang. Sistem
Keamanan Lingkungan (Siskamling) telah diterapkan oleh anggota Linmas untuk
mewujudkan keamanan dan kenyamanan lingkungan, dengan sarana pendukung
berupa Pos Keamanan Lingkungan (Poskamling) yang tersebar hampir di setiap RW
di seluruh Kota Semarang. Untuk mengendalikan operasionalisasi Poskamling
tersebut telah dibentuk Pos Komando Kewaspadaan Linmas di Tingkat Kota
Semarang.
Kondisi kenyamanan lingkungan sosial dalam kehidupan bermasyarakat dapat
dipengaruhi oleh pemahaman ideologi warga yang menghuni dalam lingkungan
tersebut. Hal ini dikarenakan ideologi dapat melahirkan suatu ide-ide dasar,
kumpulan dasar gagasan, keyakinan serta kepercayaan yang sifatnya sistematis yang
dapat memberikan arah dan juga tujuan yang akan dicapai dalam kehidupan
bermasyarakat. Melalui kegiatan penguatan penghayatan ideologi Pancasila bagi
generasi muda telah dapat memberikan memberikan pemahaman mengenai nilai-nilai
pancasila dan makna yang terkandung didalamnya serta mengajak generasi muda
untuk menyadari betapa pentingnya menjunjung tinggi etika-etika Pancasila dalam
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 3 1 6
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, karena pancasila dapat berperan
sebagai pedoman hidup bagi bangsa Indonesia.
Pada tahun 2014 telah diberikan penguatan penghayatan Ideologi Pancasila dan
penumbuhan kesadaran Bela Negara kepada 350 orang pelajar yang terpilih,
kemudian dapat ditularkan kepada komunitas mereka masing-masing. Melalui
kegiatan ini juga telah dapat menumbuhkan rasa mencintai tanah air dan bangsa yang
diwujudkan dengan semangat patriotisme dan nasionalisme serta
mengimplementasikannya dalam kehidupan nyata.
Melalui kegiatan pemantauan situasi dan kondisi daerah terhadap potensi
kerawanan sosial politik, Pemerintah Kota Semarang melaksanakan upaya deteksi
dini dan cegah dini terhadap ancaman dan gangguan stabilitas Ideologi, Politik,
Ekonomi, Sosial, Budaya dan Agama. Deteksi dini dan cegah diniadalah segala
usaha/pekerjaan/kegiatan/tindakan dalam menemukan dan menentukan indikasi
kerawanan agar tidak timbul permasalahan secepat atau seawal mungkin. Upaya ini
dilaksanakan secara komprehensif dan terpadu oleh Pemerintah Kota Semarang
bekerjasama dengan Instansi Vertikal Kementerian/Lembaga Negara yang berada di
wilayah Kota Semarang. Keterpaduan upaya deteksi dini dan cegah dini dilaksanakan
melalui wadah Komunitas Intelijen Daerah (KOMINDA) yang dibentuk berdasarkan
Surat Keputusan Walikota Semarang Nomor 200/04/2013 tanggal 2 Januari 2012.
KOMINDA terdiri beberapa Intitusi Pemerintah yang menjalankan fungsi intelijen
yaitu Badan Kesbangpol, BIN Daerah Jawa Tengah, Polrestabes Semarang,
Kejaksaan Negeri Semarang, Kodim 0733/BS Semarang, Kantor Imigrasi Semarang
dan Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Semarang.
Melalui usaha sistematis berlanjut dan terus menerus secara terbuka dan
tertutup dengan cara mencari, mengumpulkan bahan keterangan dari berbagai
sumber, saling tukar menukar informasi dan bahan keterangan mengenai potensi dan
gejala gangguan. Kominda telah mampu mengolah dan menganalisa bahan
keterangan kemudian disajikan untuk bahan pengambilan keputusan sekaligus
memberikan saran cara bertindak sesuai dengan kewengan yang dimiliki oleh
masing-masing institusi negara. Dengan adanya kegiatan tersebut selama tahun 2014
Pemerintah Kota Semarang telah mampu mengeliminasi gangguan stabilitas Ideologi,
Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Agama sehingga tidak berdampak luas terhadap
kehidupan dan penghidupan masyarakat.
Stabilitas bidang sosial politik juga dipengaruh oleh aktivitas kelompok
masyarakatyang menyampaikan pendapat dimuka umum (unjuk rasa), sebagai negara
demokrasi apabila ada kelompok masyarakat yang ingin menyampaikan pikiran-
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 3 1 7
pikiran atau pendapat-pendapat yang berbeda, termasuk protes-protesnya di muka
umum (unjuk rasa) haruslah dihormati, akan tetapi apabila unjuk rasa dilakukan
secara anarkis atau pada tingkatan ekskalasi yang tinggi dapat mengganggu stabilitas
Politik, Ekonomi dan Sosial. Oleh karena Pemerintah Kota Semarang melakukan
upaya-upaya untuk mengeliminir frekuensi unjuk rasa dan menekan jumlah unjuk
rasa. Upaya tersebut dilakukan dengan melakukan pendekatan-pendekatan humanis
kepada koordinator unjuk rasa.
Selama tahun 2014 unjuk rasa yang terjadi sebanyak 126 kali, baik yang
ditujukan kepada Lembaga Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif di level Provinsi
maupun level Kota Semarang. Dari sekian banyak kejadian unjuk rasa, yang paling
dominan adalah unjuk rasa kelompok buruh dalam menuntut Upah Minimum
Kabupaten/Kota disusul kemudian unjuk rasa penolakan kenaikan Bahan Bakar
Minyak dimana pada tanggal 18 Nopember 2014 Pemerintah secara resmi menaikan
harga Bahan Bakar Minyak bersubsidi sebesar Rp. 2.000,- per liter.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 49 Tahun 2010 tentang
Pedoman Pemantauan Orang Asing dan Organisasi Masyarakat Asing di Daerah,
dicantumkan bahwa pemantauan orang asing dan organisasi masyarakat asing
merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Daerah. Pemerintah Kota
Semarang telah menjalankan tugas tersebut dengan melakukan pendataan dan
pemantauan keberadaan Orang Asing di wilayah Kota Semarang, untuk memastikan
WNA telah mentaati aturan dan norma-norma yang berlaku. Apabila dalam kegiatan
kunjungan WNA menyimpang dari peraturan perundang-undangan maka Pemerintah
Kota Semarang merekomendasikan kepada Polrestabes Semarang dan Kantor Ditjen
Imigrasi untuk mengambil tindakan sesuai kewenangan.
Pada tahun 2014 telah tercatat sebanyak 764 WNA yang tinggal menetap atau
tinggal sementara di Kota Semarang, sebagian besar adalah WNA yang bekerja di
berbagai Perusahaan. Pada tahun 2014 dari kegiatan pendataan dan pemantauan
keberadaan Orang Asing di wilayah Kota Semarang tidak ditemui adanya
pelanggaran ketentuan aktivitas dan keberadaan orang asing.
Kegiatan pengamanan terhadap pejabat negara yang berkunjung di wilayah
Kota Semarang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Semarang dilakukan secara
tertutup yaitu melalui pengkondisian wilayah dengan cara mengumpulkan bahan
keterangan, menganalisa terhadap situasi keadaan sosial politik, situasi sosial wilayah
kunjungan, serta kegiatan-kegiatan ekstrim dengan segala kemungkinan yang berupa
ancaman, gangguan, rintangan, halangan, hambatan atau hal-hal yang bersifat
situasional yang kurang menguntungkan termasuk kemungkinan unjuk rasa yang
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 3 1 8
mengganggu kelancaran kunjungan. Hal ini penting karena apabila terjadi gangguan
terhadap keamanan pejabat negara maka akan menjadi preseden buruk bagi citra
keamanan wilayah Kota Semarang.
Selama tahun 2014 kunjungan pejabat negara diwilayah Kota Semarang tidak
ditemui adanya gangguan dan hambatan serta penolakan dari masyarakat yang
berarti.
Untuk mewujudkan keamanan dan kenyamanan lingkungan, Pemerintah Kota
Semarang menyelenggarkan Pendidikan Penanganan Konflik Sosial kepada 75 orang
tokoh masyarakat. Pendidikan ini meliputi teknik dan taktik dalam pencegahan
konflik, identifikasi konflik, resolusi konflik/penghentian konflik dan pemulihan
pasca konflik. Hal ini dianggap penting karena perseteruan dan/atau benturan antar
kelompok masyarakat dapat menimbulkan konflik sosial yang mengakibatkan
terganggunya stabilitas dan terhambatnya pembangunan.
Selama tahun 2014 stabilitas bidang sosial politik tetap terjaga dengan baik
dan kondusif, salah satunya dibuktikan dengan penyelenggaraan Pemilihan Umum
Legislatif dan Pemilihan Umum Presiden/Wakil Presiden di wilayah Kota Semarang
dapat berjalan secara aman dan lancar sesuai dengan tahap – tahap yang
direncanakan. Polarisasi masyarakat dalam kelompok pendukung partai politik
tertentu atau calon tertentu tidak menjadikan lunturnya persatuan dan kesatuan
bangsa, artinya setiap aktivitas dan kegiatan para pendukung partai politik atau calon
tertentu tetap menjaga toleransi dengan kepentingan kelompok lain maupun
kepentingan masyarakat yang lebih luas.
2. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Masyarakat yang memiliki wawasan kebangsaan akan memandang diri dan
lingkungannya sebagai suatu satu kesatuan dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah yang dilandasi Pancasila, UUD 1945,
Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bangsa Indonesia
adalah bangsa yang majemuk terdiri dari berbagai macam perbedaan,
keanekaragaman,kemajemukan atau pluralitas baik suku, agama, ras, kelompok,
golongandan budaya.Hal ini adalah kenyataan hidup yang sudah menjadi kehendak
Tuhan Yang Maha Kuasa, oleh karena itu keberagaman tersebut perlu dikelola
dengan mengembangkan Wawasan Kebangsaan kepada masyarakat agar tercipta
harmoni kebangsaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Tujuan dari program
ini adalah untuk mengoptimalkan pengembangan dan pelaksanaan nilai kebangsaan
guna pemberdayaan dan penguatan kesadaran berbangsa dan bernegara yang
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 3 1 9
berlandaskan pada nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pengembangan Wawasan Kebangsaan dari sudut agama telah mampu
memberikan jaminan kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
Pemerintah Kota Semarang juga telah mampu mewujudkan Kerukunan umat
beragama yaitu keadaan hubungan sesama umat beragama yang dilandasi toleransi,
saling pengertian, saling menghormati, menghargai kesetaraan dalam pengamalan
ajaran agamanya dan kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Pemerintah mempunyai tugas untuk memberikan bimbingan dan
pelayanan agar setiap penduduk dalam melaksanakan ajaran agamanya dapat
berlangsung dengan rukun, lancar, dan tertib. Pemerintah mengatur hubungan
interaksi sosial antar umat beragama semata-mata bertujuan untuk mewujudkan
kerukunan umat beragama melalui pengembangan sikap toleransi dan saling hormat
menghormati antar pemeluk agama.
Hal yang paling menonjol yang perlu mendapat perhatian adalah tentang
keberadaan tempat ibadah dan aktivitas-aktivitasnya, pengaturan tentang pendirian
tempat ibadah telah dituangkan dalam Peraturan Bersama Menteri Agama dan
Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan Nomor 8 tahun 2006 tentang Pedoman
Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala DaerahDalam Pemeliharaan
KerukunanUmat Beragama, Pemberdayaan ForumKerukunan Umat Beragama, dan
Pendirian Rumah Ibadat.
Pada tahun 2014 telah diterbitkan sebanyak 2 (dua) buah ijin prinsip pendirian
tempat ibadah 2 (buah ijin prisip renovasi tempat ibadah dan 1 (satu) buah pemberian
ijin pemanfaatan bangunan gedung bukan rumah ibadah sebagai rumah ibadah.
Keberadaan tempat ibadah dan aktivitas atau kegiatannya kadang-kadang masih
menimbulkan persoalan bagi warga sekitar atau umatnya sendiri, oleh karena itu
peran Pemerintah dibantu tokoh agama telah mampu menyelesaikan persoalan
tersebut. Pada tahun 2014 telah menyelesaikan persoalan keberadaan dan aktivitas
tempat ibadah sebanyak 3 lokasi yaitu Vihara Mahabodi Jl. Seroja Timur No. 11,
Gereja Isa Al Masih Jl. Karangroto dan Kelenteng Grajen Kelurahan Jagalan
Kecamatan Semarang Tengah.
Pemerintah Kota Semarang dalam menjalankan tugas memberikan bimbingan
dan pelayanan agar setiap penduduk dalam melaksanakan ajaran agamanya dapat
berlangsung dengan rukun, lancar, dan tertib, dibantu oleh tokoh-tokoh agama dari 6
(enam) agama yang terwadahi dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 3 2 0
yang dibentuk dengan Keputusan Walikota Semarang Nomor 450/197 tahun 2011
tentang Pembentukan Forum Kerukunan Umat Beragama Kota Semarang Periode
2011 – 2015. Sementara itu untuk menjalin komunikasi antara tokoh agama, tokoh
masyarakat dengan pemerintah diwadahi dalam Paguyuban Pemerintah, Tokoh
Agama dan Tokoh Masyarakat (Petamas), dibentuk berdasarkan Keputusan Walikota
Semarang Nomor 200/207 tahun 2011 tentang Pembentukan Paguyuban Petamas
Periode tahun 2011 – 2015.
Untuk menyatukan tokoh generasi muda dari 6 (enam) agama, diwadahi
dalam FKUB Generasi Muda yang dibentuk dengan Keputusan Ketua FKUB Kota
Semarang Nomor 012/FKUB-KS/VIII/2012 tentang Pembentukan Forum Kerukunan
Umat Beragama Generasi Muda Kota Semarang periode tahun 2012 – 2015.
Pada tahun 2014 ini FKUB telah melaksanakan dialog lintas agama dan dialog
intern agama sebanyak 8 kegiatan, dari hasil intisari dialog tersebut dan berdasarkan
musyawarah tokoh-tokoh dari 6 (enam) agama dengan pemerintah, berhasil
menyusun Panduan Kerukunan Hidup Umat Beragama yang berisi pasal-pasal yang
sifatnya himbauan untuk mengatur hubungan antar umat beragama. Dalam panduan
tersebut diatur antara lain tentang Ucapan dan menjawab salam; Penyiaran Agama;
Bantuan Sosial Keagamaan; Pendirian Rumah Ibadat; Doa bersama; Perayaan hari-
hari besar agama; Busana/pakaian keagamaan; Perkawinan antar umat beragama;
Pemakaman/Penguburan; dan Penyelesaian konflik antar umat beragama.
Dalam rangka memberikan penanaman dan penumbuhan karakter kebangsaan
kepada generasi muda khususnya para pelajar yang masih terlibat dalam perkelahian
pelajar, maka Pemerintah Kota Semarang menyelenggarakan pendidikan wawasan
kebangsaan dan melaksanakan pembauran kebangsaan yang dikemas dalam bentuk
perkemahan. Kegiatan ini diikuti oleh 200 pelajar yang mewakili unsur suku, agama
dan kelompok yang pluralis dari SMA/SMK yang diindikasikan masih terlibat
perkelahian pelajar dan SMA/SMK yang mempunyai prestasi untuk dibaurkan dalam
suatu wahana perkemahan. Melalui kegiatan ini telah mampu menyadarkan arti
pentingnya persatuan dan kesatuan dalam kemajemukan serta mengingatkan karakter
asli bangsa Indonesia yaitu kekeluargaan dan kegotong-royongan.
Salah satu unsur SARA adalah golongan atau kelompok masyarakat yang
berorganisasi yang disebut Organisasi Kemasyarakatan. Sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyaratan, bahwa Pemerintah
Daerah diamanahkan untuk melakukan pendataan dan pemberdayaan Ormas melalui
penguatan kapasitas kelembagaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Sampai dengan tahun 2014 Ormas yang telah mendaftarkan diri sebanyak 184
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 3 2 1
Organisasi, peran dari Pemerintah Kota Semarang adalah mengatur, memberdayakan
dan mengawasi agar terwujud Ormas yang keberadaannya bermanfaat bagi
masyarakat, bangsa dan negara dan mengeliminir keberadaan ormas yang
meresahkan masyarakat.
Pada tahun 2014 Pemerintah Kota Semarang telah berupaya mengembangkan
Kemitraan Pemerintah dengan Ormas sebagai mitra dalam pembangunan,
memberikan pelatihan kepemimpinan (leadership development) kepada pengurus
Ormas dan mengembangkan kapasitas kelembagaan atau kemampuan manajemen
organisasi, kepada 80 organisasi. Dengan kegiatan ini telah memberikan pemahaman
kepada pengurus Ormas bahwa untuk meningkatkan peran dan eksistensi Ormas di
masyarakat, setiap Ormas diharapkan memiliki produk berupa produk intelektual atau
produk jasa yang dapat bermanfaat bagi masyarakat. Dengan adanya produk ini
Ormas dapat memperoleh sumber pendanaan sebagai wujud kemandirian finansial.
Ormas yang tidak memiliki produk intelektual atau produk jasa diperkirakan
keberadaannya tidak akan bertahan lama dan cenderung kurang mendapat simpati
dari masyarakat.
3. Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Pemerintah Kota Semarang pada tahun 2014 telah berhasil mereorganisasi
dan merefungsionalisasi Forum Komunikasi Ormas Semarang Bersatu sebagai wadah
berhimpun seluruh Ormas di Kota Semarang sebanyak 184 organisasi. Fungsi Forum
Komunikasi Ormas Semarang Bersatu antara lain sebagai berikut :
a. Sebagai sarana pembelajaran, komunikasi dan interaksi antar Ormas yang
berdomisili dan beraktivitas di Kota Semarang.
b. Sebagai sarana pemberdayaan dan pengembangan seluruh potensi sumber daya
Ormas.
c. Sebagai sarana pemelihara dan pengamalan norma, nilai dan etika dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
d. Sebagai sarana sinergitas program, kegiatan dan aktivitas seluruh Ormas.
e. Sebagai sarana membangun kemitraan yang harmonis, dinamis dan saling
membantu antar Ormas dengan masyarakat dan Pemerintah.
f. Sebagai sarana saling kontrol dan saling mengawasi antar Ormas untuk
meningkatkan akuntabilitas Ormas dan menumbuhkembangkan kepercayaan
publik
Melalui Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi
Kemasyarakatan telah terjadi pergeseran peran Pemerintah dalam mengelola Ormas
yang sebelumnya Pemerintah membina ormas berubah menjadi memberdayakan
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 3 2 2
Ormas. Pemberdayaan Ormas yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang
dalam tahun 2014 antara lain :
a. Melibatkan secara aktif pengurus dan anggota Ormas dalam kegiatan-kegiatan
Pemerintahan yang bersifat sosial kemasyarakatan.
b. Memberikan stimulan berupa dana hibah yang bersumber dari APBD Kota
Semarang, untuk tahun 2014 dana hibah yang diberikan oleh Pemerintah Kota
Semarang kepada Ormas sebesar Rp. 2.466.000.000,- (dua milyard empat ratus
enam puluh enam juta rupiah) kepada 24 Organisasi Kemasyarakatan. Stimulan
dana hibah ini diberikan untuk menunjang penyelenggaraan urusan pemerintahan
sesuai dengan kompetensi dan peminatan kegiatan Ormas.
c. Mengadakan kegiatan kerjasama antara Pemerintah Kota Semarang dengan
Ormas dalam penyelenggaraan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam
Negeri sebanyak 5 kegiatan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode
pengadaan jasa secara swakelola. Kegiatan ini sebagai implementasi dari
Permendagri Nomor 44 Tahun 2009 tentang Pedoman Kerjasama Departemen
Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah Dengan Organisasi Kemasyarakatan dan
Lembaga Nirlaba Lainnya Dalam Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam
Negeri. Kegiatan ini menunjukan bahwa pekerjaan untuk urusan Kebangpoldagri
tidak harus dikerjakan oleh penyedia barang/jasa dalam hal ini badan usaha
PT/CV/Koperasi akan tetapi dapat dikerjakan oleh Organisasi Kemasyarakatan
dengan prinsip kesamaan kedudukan dan non profit oriented.
4. Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban dan
Keamanan.
Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) adalah suatu kondisi
dinamis masyarakat sebagai salah satu prasarat terselenggaranya proses
pembangunan nasional dalam rangka tercapainya tujuan nasional yang ditandai oleh
terjaminnya keamanan, ketertiban dan tegaknya hukum, serta terbinanya ketentraman
yang mengandung kemampuan membina serta mengembangkan potensi dan kekuatan
masyarakat dalam menangkal, mencegah, menanggulangi segala bentuk pelanggaran
hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat.
Untuk mewujudkan kondisi tersebut perlu melibatkan peran serta masyarakat secara
aktif dan reaktif melalui program pemberdayaan masyarakat,aktif untuk berusaha
mewujudkan Kamtibmas dan reaktif untuk tanggap atau segera bereaksi terhadap
munculnya atau timbulnya gangguan kamtibmas.
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 3 2 3
Capaian dari program ini adalah meningkatnya kesadaran dan partisipasi
masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban dalam bentuk pemahaman dan
mematuhi aturan yang berlaku. Capaian tersebut dilaksanakan melalui kegiatan
sosialisasi, patroli wilayah dan pemberian sanksi bagi para pelanggar produk hukum
daerah berupa Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota. Penegakan produk-produk
hukum daerah dilaksanakan melalui kegiatan Penegakan Hukum dan HAM serta
penyelidikan dan penyidikan terdahap pelanggaran Perda yang mengandung sanksi.
Kota Semarang memiliki Perda yang mengandung sanksi sebanyak 54 buah, 25
buah diantaranya telah dilakukan penegakan selama tahun 2014. Penegakan Perda
tersebut difokuskan kepada perda dengan jumlah pelanggaran dominan dan bersifat
strategis atau berdampak kepada kepentingan umum. Dalam rangka penegakan Perda,
unsur utama sebagai pelaksana di lapangan adalah Satuan Polisi Pamong Praja yang
memiliki kewenangan sebagaimana diatur dalam pasal 6 Peraturan Pemerintah
Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja, yaitu:
a) Melakukan tindakan penertiban nonyustisial terhadap warga masyarakat,
aparatur, atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Perda dan/atau
peraturan kepala daerah;
b) Menindak warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang mengganggu
ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat;
c) Fasilitasi dan pemberdayaan kapasitas penyelenggaraan perlindungan
masyarakat;
d) Melakukan tindakan penyelidikan terhadap warga masyarakat, aparatur, atau
badan hukum yang diduga melakukan pelanggaran atas Perda dan/atau
peraturan kepala daerah;
e) Melakukan tindakan administratif terhadap warga masyarakat, aparatur, atau
badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Perda dan/atau peraturan
kepala daerah.
Personil yang menangani penyelidikan dan penyidikan terhadap pelanggaran
Perda adalah Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dari anggota Satpol PP yang
telah dididik, dilatih dan sudah memiliki surat keputusan sebagai penyidik. Dari hasil
penyelidikan dan penyidikan pelanggaran Perda apabila ditemukan tindak pidana
ringan maka PPNS meneruskan kepada penuntut umum untuk dilanjutkan dengan
persidangan di Pengadilan atau sidang di tempat kejadian.
Pada tahun 2013 tercatat kegiatan penegakan perda sebanyak 845 operasi
penertiban sedangkan pada tahun 2014 tercatat kegiatan penegakan perda sebanyak
885 operasi penertiban terjadi peningkatan penegakan perda sebanyak 40 kali
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 3 2 4
kegiatan dibanding tahun 2013. Penyelidikan dan penyidikan pelanggaran Perda yang
dilanjutkan dengan persidangan di pengadilan sebanyak 4 kali dan untuk sidang di
tempat kejadian sebanyak 8 kali.
5. Program Pendidikan Politik Masyarakat
Kebijakan pendidikan politik kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Kota Semarang diarahkan kepada pendidikan politik dalam arti luas.
Pendidikan politik yang diberikan kepada masyarakat bukan hanya memberikan
pemahaman tentang seluk belum Pemilihan Umum / Pemilihan Kepala Daerah akan
tetapi secara lebih luas memberikan pemahaman tentang konsep-konsep pokok
tentang negara, etika berdemokrasi, hak dan kewajiban sebagai warga negara dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pendidikan politik kepada
masyarakat diarahkan juga untuk menguatkan Demokrasi Pancasila agar masyarakat
tidak terjebak mengarah kepada Demokrasi Liberal.
Program pendidikan politik masyarakat pada tahun 2014 diwujudkan berupa
sosialisasi, penyuluhan, forum diskusi dan seminar dengan sasaran aparatur
pemerintah, tokoh masyarakat, tokoh agama, pelajar sebagai pemilih pemula,
pengurus ormas dan pengurus parpol sebanyak 6 kegiatan. Kegiatan tersebut telah
dapat memberikan pemahaman secara komprehensif tentang budaya politik bangsa
Indonesia dan pentingnya etika berpolitik dengan kebebasan dan keterbukaan yang
bertanggungjawab. Selain itu telah dapat memberikan kesadaran dan mengingatkan
agar demokrasi yang sedang dijalankan tidak melenceng ke arah Demokrasi liberal
karena Bangsa Indonesia telah memiliki ciri khas yaitu demokrasi Pancasila.
Melalui pendidikan politik bagi masyarakat yang dilaksanakan menjelang
Pemilihan Umum telah mampu meningkatkan partisipasi masyarakat yang memiliki
hak pilih, pada Pemilu Legislatif tahun 2014 tercatat tingkat partisipasi pemilih
sebesar 76,81%, lebih tinggi apabila dibandingkan dengan Pemilu Legislatif tahun
2009 sebesar 51,33% dari Daftar Pemilih Tetap (DPT). Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden tahun 2014 tercatat tingkat partisipasi pemilih sebesar 82.72%, meningkat
lebih tinggi apabila dibandingkan dengan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun
2009 sebesar 78,75% dari Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Dalam rangkaian Pemilihan Umum tersebut, Pemerintah Kota Semarang turut
serta memberikan dukungan dalam bentuk sosialisasi secara visual dan verbal,
penertiban atribut partai politik/calon Presiden dan Wakil Presiden yang tidak sesuai
ketentuan. Dengan upaya tersebut Pemerintah Kota Semarang telah mampu
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 3 2 5
memberikan fasilitas untuk suksesnya Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden/Wakil
Presiden tahun 2014.
Pemerintah Kota Semarang selama tahun 2014 melaksanakan monitoring
keberadaan Partai Politik tingkat Kota Semarang, hal ini penting karena Partai Politik
sebagai infrastruktur politik yaitu sebagai bangunan bawah, atau mesin politik
informal atau mesin politik masyarakat yang terdiri dari berbagai kelompok yang
dibentuk atas dasar kesamaan social, ekonomi, kesamaan tujuan, serta kesamaan
lainnya. Keberadaan Partai Politik level Kota Semarang yang termonitor oleh
Pemerintah Kota Semarang sebanyak 12 (dua belas) partai, 9 (sembilan) partai politik
diantaranya mendapatkan kursi di DPRD Kota Semarang.
Untuk melaksanakan pendidikan politik bagi masyarakat berdasarkan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 2013 Pemerintah memberikan
Bantuan Keuangan kepada Partai Politik yang memiliki kursi di DPRD, 60% dari
bantuan keuangan tersebut digunakan untuk pendidikan politik. Pada tahun 2014
menyalurkan bantuan keuangan partai politik dilaksanakan dalam dua tahap, adapun
data penyaluran tersebut adalah sebagai berikut :
DAFTAR BANTUAN KEUANGAN PARTAI POLITIK TAHAP I (Periode Januari s.d Juli 2014)
No Partai Politik Besarnya Bantuan (Rp)
1. DEMOKRAT 152.083.700 2. PDIP 89.018.400 3. PKS 51.204.200 4. PAN 37.855.900 5. GOLKAR 47.738.400 6. GERINDRA 29.524.650 7. PKB 19.371.600 8. HANURA 15.252.750 9. PPP 17.947.900 J U M L A H 459.997.500
Sumber : Badan Kesbangpol tahun 2014
DAFTAR BANTUAN KEUANGAN PARTAI POLITIK TAHAP II (Perioden Agustus s.d Desember 2014)
No Partai Politik Besarnya Bantuan (Rp)
1. PDIP 129.312.800 2. GERINDRA 53.231.300 3. DEMOKRAT 49.105.600 4. PKS 35.601.100 5. GOLKAR 31.496.400 6. PKB 36.674.900 7. PAN 30.703.600 8. PPP 17.920.100 9. NASDEM 26.061.600 J U M L A H 410.107.400 Sumber : Badan Kesbangpol tahun 2014
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 3 2 6
Pelaksanaan program pendidikan politik masyarakat lainnya adalah kegiatan
Pengamanan Tidak Langsung (Pamtaksung) pada penyelenggaraan Pemilu Legislatif
dan Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014. Pengamanan dilakukan terhadap personil,
tempat, dokumen dan kegiatan pemungutan dan penghitungan suara di TPS serta
rekapitulasi penghitungan suara di tingkat Kelurahan, Kecamatan dan tingkat Kota.
Pelaksanaan pengamanan tersebut melibatkan secara aktif anggota Linmas
sebanyak 2.210 orang yang ditempatkan di seluruh TPS, Kantor Kelurahan dan
Kantor Kecamatan sebagai sekretariat Panitia Pemungutan Suara dan Panitia
Pemilihan Kecamatan. Hasil yang dicapai dalam kegiatan Pamtaksung ini adalah
telah terwujud keamanan dan kelancaran personil penyelenggara, dokumen, tempat
dan kegiatan pemungutan dan penghitungan suara Pemilu Legislatif dan Pemilu
Presiden sehingga tidak ditemui adanya gangguan yang menghambat proses
pemungutan dan penghitungan suara.
6. Program Penelitian, Pengembangan dan Informatika.
Dinamika perkembangan Organisasi Kemasyaraatan dan perubahan sistem
pemerintahan membawa paradigma baru dalam tata kelola Organisasi
Kemasyarakatan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Pertumbuhan jumlah Ormas, sebaran dan jenis kegiatan Ormas dalam kehidupan
demokrasi memberi konsekuensi pentingnya membangun sistem pengelolaan Ormas
yang memenuhi kaidah Ormas yang sehat sebagai organisasi nirlaba yang demokratis,
profesional, mandiri, transparan, dan akuntabel guna menjalankan peran, fungsi dan
tanggung jawab Ormas untuk berpartisipasi dalam upaya mewujudkan cita-cita
nasional bangsa. Melalui program ini Pemerintah Kota Semarang berupaya untuk
mewujudkan tata kelola tersebut dengan menyusun Sistem Informasi Organisasi
Kemasyarakatan. Pada tahun 2014 telah tersusun Sistem Informasi Organisasi
Kemasyarakatan berupa data base dan dokumen pendaftaran ormas sebanyak 180
organisasi.
7. Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Bencana.
Pada prinsipnya penanggulangan bencana bertujuan untuk
memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana, yang
pelaksanaannya secara terintegrasi meliputi pra bencana, saat tanggap darurat dan
pasca bencana. Topografi wilayah Kota Semarang adalah gabungan antara dataran
tinggi, perbukitan, dataran rendah dan pantai menyimpan potensi bencana antara lain
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 3 2 7
banjir baik yang disebabkan oleh curah hujan atau rob air laut, tanah longsor, angin
puting beliung. Sebagian besar wilayah Kota Semarang digunakan untuk area
permukiman, industri dan perdagangan yang padat sehingga menyimpan juga potensi
kebakaran.
Pada tahun 2014 Pemerintah Kota Semarang telah memetakan daerah rawan
bencana atau potensi timbulnya bencana tersebut diatas, prosentase kelurahan yang
rawan bencana sebesar 32,76% atau sebanyak 58 kelurahan dari 177 kelurahan yang
ada di Kota Semarang. Untuk mengurangi dampak akibat bencana yang akan terjadi
telah terbentuk 22 Kelurahan Sadar Bencana (KSB) sebagai tindak lanjut dari
Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Nomor 1 tahun
2012 tentang Pedoman Umum Desa / Kelurahan Tanggap Bencana.
Sistem yang digunakan dalam kelurahan sadar bencana ini adalah menerapkan
manajemen bencana berbasis komunitas masyarakat yaitu sebuah pendekatan yang
mendorong komunitas masyarakat dalam mengelola resiko bencana. Upaya tersebut
dilaksanakan dengan melakukan inteprestasi sendiri atas ancaman dan resiko bencana
yang dihadapinya, mengurangi serta memantau dan mengevaluasi kinerjanya sendiri
dalam upaya pengurangan bencana. Pendekatan ini juga dilaksanakan dengan
memaksimalkan penggunaan sumberdaya lokal, termasuk tenaga kerja, material dan
organisasi. Praktekmanajemen bencana ini telah berhasil melibatkan kerjasama antara
komunitas dengan instansi yang terkait. Komunitas masyarakat telah sadar akan
risiko dan peduli untuk melakukan tindakan untuk menghadapi risikonya, namun
masyarakat masih memerlukan bantuan tehnis, bantuan materi dan bantuan dalam
membangun kemampuannya.
Untuk meningkatkan kemampuan tersebut, telah dilaksanakan
pelatihan/simulasi manajemen bencana sebanyak 8 kegiatan di 8 Kelurahan Sadar
Bencana. Simulasi melibatkan berbagai unsur baik dari pemerintahan maupun
masyarakat, dari unsur pemerintahan selain tim rescuer yang dibentuk oleh
Pemerintah Kota Semarang adalah TNI, Polri, Basarnas, Pol PP dan Linmas, Taruna
Tanggap Bencana (Tagana) dan PMI. Sedangkan dari unsur masyarakat selaku
relawan tergabung dalam organisasi sosial seperti Ubaloka, Semargana, Granat
Recue, Bankom dan sebagainya.
4.1.19.4 PERMASALAHAN YANG DIHADAPI
1. Pengaruh masa transisi dari sistem demokrasi sebelumnya dengan sistem
demokrasi setelah reformasi yang nuansanya lebih bebas masih belum
sepenuhnya dipahami. Perbedaan persepsi dalam memberi makna kebebasan dan
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 3 2 8
keterbukaan masih tampak pada penyampaian opini, aspirasi atau pendapat
dimuka umum oleh sebagian masyarakat yang kurang mengindahkan kaidah-
kaidah hukum dan norma sosial yang ada.
2. Berdasarkan hasil dari beberapa kegiatan dialog dengan tokoh masyarakat, dapat
disimpulkan bahwa karakter asli Bangsa Indonesia yaitu semangat kekeluargaan
dan kegotong-royongan dalam kehidupan bermasyarakat mulai bergeser ke arah
individualis yaitu masyarakat yang kehidupan anggotanya lebih mengutamakan
kepentingan pribadi, kelompok, atau golongan, serta memperhitungkan untung
rugi.
3. Penegakan Perda untuk mewujudkan ketentraman dan ketertiban umum sangat
bersinggungan dengan kepentingan masyarakat menengah kebawah, banyaknya
aktivitas dan kegiatan masyarakat yang berpotensi dengan pelanggaran, namun
pelanggaran itu sendiri tidak dirasakan oleh pelanggarnya, dan bahkan jauh dari
itu masyarakat yang melanggar malah meyakini bahwa tindakan yang dilakukan
mereka bukan suatu pelanggaran, walau sudah ada aturan yang mengaturnya. Hal
ini dapat diartikan sebagai kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat
dalam mematuhi Peraturan Daerah atau Peraturan Walikota khususnya bagi
masyarakat pendatang atau masyarakat menengah kebawah.
. 4.1.19.4 RENCANA TINDAK LANJUT
1. Perlu dilakukan upaya berupa pendidikan politik kepada masyarakat baik secara
langsung maupun melalui media massa. Pendidikan politik difokuskan kepada
pengembalian nilai-nilai yang mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara yang sesuai dengan Pancasila.
2. Untuk membangkitkan semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan di tengah-
tengah masyarakat, Pemerintah Kota Semarang perlu diimplementasikan konsep
Pembangunan Berbasis Komunitas (Community Base Development).
Pembangunan baik fisik maupun non fisik yang memiliki skala kecil dan bersifat
sederhana dapat dilaksanakan oleh kelompok masyarakat atau komunitas
masyarakat yang dinilai mampu melalui mekanisme pengadaan barang/jasa
dengan cara swakelola oleh kelompok masyarakat. Dengan cara tersebut
masyarakat akan muncul kepedulian melalui partisipasi aktif terhadap
pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan hasil-hasilnya. Melalui partisipasi
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 3 2 9
aktif masyarakat secara kolektif akan mengembalikan semangat kekelurgaan dan
kegotong-royongan.
3. Mengoptimalkan layanan penyajian informasi melalui papan/labelisasi tempat
rawan pelanggaran, tentang kriteria Pelanggaran Peraturan tingkat Daerah
khususnya pelanggaran Perda yang bernilai startegis berdampak terhadap
gangguan ketentraman dan ketertiban umum. Kemudian meningkatkan peran
serta masyarakat dalam penegakan peraturan daerah, menciptakan ketertiban
umum, ketenteraman masyarakat dan perlindungan masyarakat. Kemudian
meningkatkan peran serta masyarakat dalam penegakan peraturan daerah,
menciptakan ketertiban umum, ketenteraman masyarakat dan perlindungan
masyarakat melalui layanan pengaduan dengan SMS Pengaduan masyarakat ke
nomor 081215215666, lewat www.satpolpp.semarangkota.go.id serta melalui
website www.semarangkota.go.id.
4.1.19.5 PRESTASI DAN PENGHARGAAN
Pada tahun 2014 Pemerintah Kota Semarang mendapatkan Juara ketiga
Lomba Defile dalam rangka Hari Ulang Tahun Satuan Polisi Pamong Praja Tingkat
Provinsi Jawa Tengah di Magelang.