6
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1 Pengertian Sistem
Menurut Bennet, McRobb dan Farmer (2002, p596), sistem adalah suatu abstrak
dari suatu satuan unsur-unsur yang kompleks dan saling berinteraksi, yang mana untuk
mengidentifikasi suatu batas, suatu lingkungan, input, dan output.
Menurut O’Brien (2003, p8), sistem adalah sekumpulan komponen yang saling
berhubungan dan bekerja sama dalam menyelesaikan tujuan tertentu dengan menerima
input dan menghasilkan output melalui proses transformasi.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan sekelompok atau
lebih elemen yang saling berkaitan satu sama lain dan terintegrasi serta bekerja sama
untuk mencapai tujuan dan sasaran yang sama.
2.1.2 Pengertian Data dan Informasi
Menurut Widayana (2005, p12), data merupakan fakta-fakta mentah, antara lain
berupa gambar, angka yang disajikan tanpa suatu konteks, sedangkan informasi adalah
data yang telah tersusun dan disertai dengan referensi terhadap suatu hubungan yang
mempunyai arti, untuk membantu pengambilan keputusan.
Menurut O’Brien (2003, p13), informasi adalah data yang telah diproses
sehingga lebih berarti dan lebih bermanfaat bagi pemakai tertentu yang biasanya
mengarah pada proses penambahan nilai..
7
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan data-data
yang telah diproses untuk digunakan oleh para pemakai.
2.1.3 Pengertian Sistem Informasi
Menurut O’Brien (2003, p7), sistem informasi adalah kombinasi terorganisasi
dari manusia, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi dan sumber data
melalui pengumpulan, pengubahan dan menghasilkan informasi dalam suatu organisasi.
Menurut Laudon dan Laudon (2002, p7), sistem informasi adalah kumpulan
komponen yang saling berhubungan yang mengumpulkan, memproses, menyimpan dan
mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan,
pengkoordinasian, pengendalian analisa dan menampilkannya dalam suatu organisasi.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah kumpulan
dari manusia, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi dan sumber data,
yang saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan.
2.1.4 Pengertian Knowledge
Menurut Turban, Rainer.Jr dan E.Potter (2001, p17), knowledge berisi informasi
yang telah diorganisasikan dan diproses untuk memberikan pengertian, pengalaman,
pembelajaran lebih lanjut, dan keahlian sebagaimana ini digunakan untuk masalah atau
proses bisnis tertentu.
Menurut Pearlson dan Saunders (2004, p276), knowledge adalah sebuah
campuran dari informasi kontekstual, pengalaman, aturan dan nilai. Knowledge
bermakna lebih kaya dan dalam, dan lebih bernilai karena seseorang telah berpikir
8
dalam, mengenai informasi tersebut dan menambahkan keahlian dan kebijakannya
secara unik.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa knowledge berisi informasi yang
dapat membantu manusia dalam memecahkan berbagai jenis permasalahan. Knowledge
dapat berasal dari mana saja dan tersedia dalam berbagai macam bentuk.
2.1.5 Pengertian Management
Menurut Bateman dan Snell (2004, p14), management adalah proses pekerjaan
dengan orang dan sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut Robbins dan Coulter (2002, p6), management sebagai proses koordinasi
aktifitas pekerjaan agar terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang
lain.
Jadi dapat disimpulkan bahwa management adalah suatu proses mengkoordinasi
suatu kegiatan yang dilakukan oleh orang maupun sumber daya untuk menyelesaikan
suatu pekerjaan secara lebih efektif dan efisien.
2.1.6 Pengertian Knowledge Management
Menurut Laudon dan Laudon (2002, p373), knowledge management adalah
kumpulan proses yang dikembangkan di dalam organisasi, untuk menciptakan,
mengumpulkan, menyimpan, memelihara, dan menyebarkan pengetahuan suatu
perusahaan. Knowledge management meningkatkan kemampuan dari sebuah organisasi
untuk belajar dari lingkungannya sendiri dan untuk mengikutsertakan knowledge ke
dalam proses bisnisnya.
9
Menurut Bateman dan Snell (2004, p8), knowledge management adalah suatu
kegiatan yang bertujuan untuk menemukan dan memanfaatkan sumber daya intelektual
didalam suatu organisasi. Benar-benar memanfaatkan intelektual tersebut kepada semua
orang didalam organisasi. Knowledge management bertujuan untuk menemukan,
menyimpan, membagikan dan membagikan secara luas sumber daya yang sangat
penting yang dimiliki oleh suatu organisasi. Seperti keahlian karyawan, keterampilan,
jaringan hubungan dan kebijkan-kebijakan yang ada.
Jadi dapat disimpulkan bahwa knowledge management adalah suatu proses untuk
mencari, menemukan, menyimpan dan membagikan knowledge yang dimiliki oleh
individu-individu didalam suatu organisasi kepada organisasi adan individu-individu
lainnya yang ada didalam organisasi tersebut.
2.1.7 Pengertian Database
Menurut Haag et al (2005, p128), database adalah sebuah kumpulan informasi
yang dapat diorganisasikan dan diakses menurut struktur logika informasi tersebut.
Menurut McLeod (2001, p181), database adalah kumpulan dari seluruh sumber
daya berbasis komputer dari organisasi dan database management system adalah
software aplikasi yang menyimpan struktur database, hubungan antar data dalam
database.
10
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Teori-teori Knowledge Management
2.2.1.1 Tacit and Explicit Knowledge
Menurut Nonaka (Santoso, 2002, p45), sebuah perusahaan yang ingin menjadi
perusahaan penghasil knowledge (knowledge-creating company) haruslah menempatkan
proses penciptaan pengetahuan di tengah-tengah strategi sumber daya manusianya. Ada
dua jenis pengetahuan yang harus dikelola, yaitu:
1. Explicit Knowledge yang merupakan salah satu bentuk pengetahuan yang sangat
formal dan sistematis. Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuaan yang telah disusun
dalam format tertentu dan biasanya telah terdokumentasi. Pengetahuan jenis ini lebih
mudah dikomunikasikan dan didistribusikan.
2. Tacit Knowledge, yang merupakan keahlian teknis, know-how dan dimensi kognitif
lainnya seperti model mental, kepercayaan, perspektif, pengalaman masa lalu.
Pengetahuan jenis ini bersifat sangat pribadi dan sangat sulit untuk dituangkan dalam
bentuk formal. Oleh karenanya sulit untuk mengkomunikasikannya kepada orang
lain.
2.2.1.2 Structural, Functional and Behavioral Knowledge
Menurut Milne (Dooley, 2000, p12), ada tiga macam perwakilan knowledge, yaitu:
Structural, Functional dan Behavioural knowledge.
1. Structural Knowledge
Pengetahuan yang menjadi sifat dasar dari suatu proses. Mewakili sumberdaya yang
bisa diubah dan tahan lama. Elemen-elemen yang mewakili sifat structural disebut
sebagai entitas, dan tiap entitas mempunyai asosiasi, atribut dan definisi.
2. Functional Knowledge
11
Pengetahuan yang menjelaskan aktivitas yang terdapat dalam suatu proses. Contoh:
Proses produksi, pengolahan dan pemindahan barang. Aktivitas dapat dihubungkan
secara hierarkis atau berurutan. Contoh aktivitas: menyalakan mesin, maju, berhenti.
3. Behavioural Knowledge
Pengetahuan yang menjelaskan tentang hubungan antara structural knowledge dan
functional knowledge. Jenis-jenis hubungan ini bisa berupa model matematika,
statistic dan jaringan neural.
2.2.1.3 Proses Utama dalam Knowledge Management
Menurut Probst et al. (2000, p30), proses utama dalam knowledge management
adalah:
1. Knowledge Identification
Mengidentifikasi knowledge eksternal berarti menganalisa dan mendeskripsikan
lingkungan knowledge perusahaan. Knowledge yang efektif harus memastikan
transparansi internal dan eksternal yang cukup dan membantu pegawai secara
individu untuk menentukan apa yang mereka butuhkan.
2. Knowledge Acquisition
Perusahaan mengimpor bagian penting dari knowledge mereka dari sumber luar.
Hubungan dengan pelanggan, suplier, kompetitor, dan partner berpotensi untuk
mendapatkan knowledge. Perusahaan juga dapat membeli knowledge yang tidak
dapat mereka kembangkan sendiri dengan merekrut para ahli.
3. Knowledge Development
Pengembangan knowledge berfokus pada menciptakan keahlian baru, produk baru,
ide yang lebih baik dan proses yang lebih efisien. Pengembangan knowledge
12
termasuk semua usaha manajemen yang bertujuan menghasilkan kemampuan yang
belum tersedia dalam organisasi atau yang belum ada di dalam ataupun di luarnya.
4. Knowledge Sharing and Distribution
Merupakan pra kondisi penting untuk merubah informasi atau pengalaman yang
terisolasi menjadi sesuatu, dimana dapat digunakan seluruh organisasi. Penyebaran
knowledge adalah proses membagi dan menyebarkan knowledge yang ada saat ini
keseluruh perusahaan.
5. Knowledge Utilization
Hal penting dari knowledge management adalah memastikan bahwa knowledge yang
ada saat ini dalam organisasi, diterapkan secara produktif untuk keuntungan
organisasi. Sayangnya, kesuksesan dalam mengidentifikasi dan mendistribusikan
knowledge tidak menjamin bahwa akan bermanfaat bagi aktifitas sehari-hari. Ada
banyak hambatan yang mencegah penggunaan knowledge.
6. Knowledge Retention
Penyimpanan selektif dari informasi, dokumen dan pengalaman membutuhkan
manajemen. Proses untuk memilih, menyimpan, dan secara rutin meng-update
knowledge dari nilai masa depan yang berpotensi harus distruktur dengan teliti. Bila
tidak, keahlian berharga mungkin dapat hilang. Namun hal ini juga tergantung pada
penggunaan efisien dari media penyimpanan organisasi.
7. Knowledge Assessment
Suatu tindakan didalam pengukuran atau penilaian dari kegiatan proses inti
manajemen pengetahuan didalam perusahaan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengukur sejauh mana pengaruh yang dihasilkan knowledge didalam perusahaan.
13
8. Knowledge Goal
Merupakan suatu rencana akhir dari kegiatan dan knowledge. Dengan knowledge
goal, perusahaan akan dengan lebih mudah menentukan arah dan strategi untuk
mencapai tujuannya.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui gambar 2.1 proses inti dari knowledge
management berikut.
feedback
Gambar 2.1 Kegiatan Proses Inti Manajemen Pengetahuan
Sumber: Probst (2000, p34)
2.2.1.4 Tiga Level Knowledge Goals
Menurut Probst et al. (2000, p33), knowledge goal memberi arah pada knowledge
management. Mereka menempatkan keahlian apa yang dikembangkan dan pada
tingkatan apa. Ada 3 macam knowledge goal, yaitu:
knowledge identification
knowledge acqiusition
knowledge development
knowledge sharing/
distribution
knowledge utilization
knowledge retention
Knowledge goal
Knowledge assessment
14
1. Normative knowledge goal
Bertujuan untuk membuat budaya perusahaan yang knowledge aware dimana
keahlian individu dapat disebar dan dikembangkan.
2. Strategic knowledge goal
Mendefinisikan knowledge penting dari organisasi dan menjelaskan keahlian yang
akan dibutuhkan di masa depan.
3. Operational knowledge goal
Berpusat pada implementasi knowledge management dalam merubah normative
knowledge goal dan strategic knowledge goal menjadi tujuan yang konkrit.
Untuk lebih jelas tentang knowledge goal, lihat tabel 2.1
Tabel 2.1 Knowledge Management Goals at different levels
Normative
Knowledge
Company Charter
Struktur yang sah
berdampak di dalam
knowledge management
Hak Cipta Perusahaan
- Pernyataan visi dan
misi knowledge
- Mengidentifikasi
daerah-daerah kritis dari
knowledge
Budaya Perusahaan
- Sharing knowledge
- Semangat yang
inovatif
- komunikasi yang kuat
Strategic
Management
Struktur Organisasi
- Konferensi, struktur
laporan, R&D
perusahaan, pengalaman
team
Program-program
- Bekerjasama
- Membentuk informasi
penting yang
berkompetensi
Pendekatan Masalah
- Berorientasi pada
knowledge goals
- Melihat masalah pada
knowledge
15
- Sistem management
- EIS, Lotus Notes
identification
Opertional
Management
Proses Organisasi
- Memantau proses
perkembangan aliran
knowledge
- Infrastruktur knowledge
- Penambahan dari
knowledge
Tugas-tugas
- Proyek-proyek
knowledge
- Membangun expert
databanks
- Memperkenalkan CBT
Performance and co-
operation
- Knowledge sharing
- Knowledge in action
Stuctures Activities Behaviour
Sumber: Probst et al (2000, p45)
2.2.2 SWOT Analysis
2.2.2.1 Definisi SWOT
Menurut Pearce dan Robinson (2000, p202-204), analisis SWOT adalah analisis
yang berdasarkan pada anggapain bahwa suatu strategi yang efektif berasal dari sumber
daya internal suatu perusahaan (Strengths dan Weaknesses), dan sumber daya eksternal
suatu perusahaan (Opportunities dan Threats).
• Strength (Kekuatan)
Suatu keunggulan sumber daya yang relatif terhadap pesaing dan kebutuhan dari
pasar yang dilayani atau hendak dilayani oleh perusahaan kekuasaan yang
dimiliki oleh suatu perusahaan dibandingkan dengan pesaing.
16
• Weakness (Kelemahan)
Keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan dan kemampuan
yang secara serius menghalangi kinerja efektif perusahaan. Keterbatasan dalam
fasilitas, sumber daya keuangan, kemampuan manajemen, keterampilan
pemasaran merupakan sumber dari kelemahan.
• Opportunity (Peluang)
Adalah suatu daerah kebutuhan pembeli dimana perusahaan dapat beroperasi
secara menguntungkan dan untuk merebut lebih banyak konsumen dibandingkan
dengan para pesaing.
• Threats (Ancaman)
Tantangan dan ancaman yang dihadapi oleh suatu perusahaan dari para pesaing
dalam merebut konsumen.
Analisis SWOT dapat digunakan dengan berbagai cara untuk meningkatkan
analisis dalam usaha penetapan strategi. Umumnya yang sering digunakan adalah
sebagai kerangka kerja/paduan sistematis dalam diskusi untuk membahas kondisi
alternatif dasar yang mungkin menjadi pertimbangan perusahaan.
2.2.2.2 Model Matriks Internal Eksternal (IE)
Menurut David (2002, p195-197), matriks internal-eksternal (IE) menempatkan
berbagai divisi dari suatu organisasi dalam sembilan sel yang diilustrasikan pada tabel di
bawah ini. Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci, yaitu total nilai IFE (Internal
Factor Evaluation) yang diberi bobot pada sumbu-x dan total nilai EFE (External Factor
Evaluation) yang diberi bobot pada sumbu-y.
17
Pada sumbu-x, total IFE yang diberi bobot dari:
• Nilai 1,0 sampai 1,99 menunjukkan posisi internal yang lemah.
• Nilai 2,0 sampai 2,99 menunjukkan posisi internal yang sedang.
• Nilai 3,0 sampai 4,0 menunjukkan posisi internal yang kuat.
Demikian pula pada sumbu-y, total nilai EFE yang diberi bobot dari:
• Nilai 1,0 sampai 1,99 dianggap rendah.
• Nilai 2,0 sampai 2,99 dianggap sedang.
• Nilai 3,0 sampai 4,0 dianggap tinggi.
Matriks IE dapat dibagi menjadi 3 bagian utama yang memiliki dampak
statistik yang berbeda. Pertama, perusahaan yang masuk dalam sel I, II, atau IV
dapat disebut tumbuh dan bina. Strategi intensif (penetrasi pasar,
pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke
belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal) mungkin paling tepat
untuk perusahaan tersebut. Kedua, perusahaan yang masuk dalam sel III, V,
atau VII terbaik dapat dikelola dengan strategi pertahankan dan pelihara;
penetrasi pasar dan pengembangan produk merupakan strategi yang paling
banyak digunakan untuk tipe-tipe perusahaan ini. Ketiga, perusahaan yang
umum masuk dalam sel VI, VIII, atau IX adalah panen atau divestasi.
Organisasi yang sukses dapat mencapai portofolio bisnis yang diposisikan
dalam atau di sekitar sel I dalam matriks IE.
18
Tabel 2.2 Matriks IE (Internal-Eksternal)
Total nilai IFE yang diberi bobot
Kuat 3,00-4,00 Sedang 2,00-2,99 Lemah 1,00-1,99
4,00 3,00 2,00 1,00Tinggi 3,00- 4,00 3,00
I
Tumbuh dan bina
II Tumbuh dan bina
III Pertahankan dan
pelihara
Sedang 2,00- 2,99 2,00
IV
Tumbuh dan bina
V
Pertahankan dan pelihara
VI
Panen dan divestasi
Tot
al n
ilai E
FE y
ang
dibe
ri b
obot
Rendah 1,00- 1,99
1.00
VII Pertahankan dan
pelihara
VIII
Panen dan divestasi
IX
Panen dan divestasi
Sumber: David (2002, p195)
2.2.2.3 Matriks SWOT
Menurut David (2002, p184-187), matriks Strength – Weakness – Opportunity -
Threat (SWOT) merupakan alat pencocokan yang membantu manajer mengembangkan
empat tipe strategi: strategi SO, strategi WO, strategi ST, dan strategi WT.
Tabel 2.3 Matriks Strength-Weakness-Opportunities-Threats (SWOT)
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Peluang (O)
Strategi SO
Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Strategi WO
Atasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang
Ancaman (T)
Strategi ST
Gunakan kekuatan untuk menghindari ancaman
Strategi WT
Meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Sumber: David (2002, p186)
19
2.2.3 Modeling System
2.2.3.1 Rich Picture
Menurut Mathiassen (2000, p26) Rich Picture yaitu gambar informal yang
mewakilkan pengertian dari si pembuat akan situasi.
2.2.3.2 Problem Domain
Problem domain adalah bagian dari bisnis proses yang nyata yang dikontrol,
dievaluasi dan dimonitor oleh suatu sistem (Mathiassen, 2000, p6). Tujuan dari kegiatan
ini adalah untuk membangun sebuah model yang dapat digunakan untuk merancang dan
mengimplementasikan sebuah system yang dapat memproses, berkomunikasi, dan
menyajikan informasi mengenai problem domain.
2.2.3.3 Analysis Domain
Analysis Domain (Mathiassen, p6) adalah organisasi yang mengadministrasi,
memonitor atau mengawasi problem domain.
A. Actor
Actor (Mathiassen, p119) adalah abstraksi dari pengguna atau sistem lain yang
berinteraksi dengan sistem target.
B. Use Case
Menurut Whitten, Bentley dan Dittman (2004, p201) use case merupakan
sebuah skenario atau peristiwa bisnis dimana sistem harus memberikan suatu respons
yang ditentukan. Use case mencakup analisis berorientasi objek; akan tetapi,
penggunaannya menjadi hal umum di banyak metodologi untuk analisis dan desain
system.
Menurut Mathiassen. et al (2000, p343), Use Case Diagram menggambarkan
hubungan antara aktor dengan sistem.
20
Notasi yang digunakan pada use case diagram :
C. Class Diagram
Yaitu kumpulan dari beberapa class yang menggambarkan struktur objek-objek dari
suatu sistem (Mathiassen. et al, 2000, pp336-338).
Notasi dasar yang ada pada class diagram :
Class
Abstract Class
<<actor>> Actor Actor
Simbol alternatif untuk actor
use case Use case
Participation
Use case group
Grup dari use case
Class
Class
21
Cluster dengan penjelasan isi
Notasi tambahan yang ada pada class diagram :
Generalisasi
<<cluster>> Cluster
a..b c..d
Aggregation (logical)
a..b c..d
Association
<<cluster>> Cluster
Cluster tanpa penjelasan isi
Class
attribute
operation
Class dengan atribut dan operasi
Class
attribute
operation
Abstract class dengan atribut dan operasi
a..b <<stereotype>> Name c..d
role role
Association dengan stereotype, name, ordering, multiplicities, dan roles
22
D. Sequence Diagram
Menurut Mathiassen. et al (2000, p340), Sequence Diagram menjelaskan
interaksi antara beberapa object dalam hubungan waktu.
Notasi yang digunakan pada sequence diagram :
Object : Class
Destruction of an object
Lifeline for an object
Recursive call and return
Message in the form of an event
Procedure call
Return
23
2.2.4 Value Network Analysis
2.2.4.1 Definisi Value Network Analysis
Menurut Ward and Peppard (2002, p267), value network adalah analisa bisnis
yang menyediakan pertukaran dan sarana antara pembeli dan penjual, memungkinkan
adanya suatu hubungan atau relasi yang harus dibangun dari awal.
Menurut Thompson (Stabell dan Fjeldstad, 1998, p427), cara mudah mengetahui
perusahaan yang dimodelkan sebagai value network adalah berdasarkan pada teknologi
perantaranya, apakah menghubungkan pelanggan yang sudah menjadi bagian bisnis atau
masih berharap menjadi bagian dari bisnis.
2.2.4.2 Inti Proses Value Network
Menurut Stabell dan Fjeldstad (1998, p429-430), terdapat 3 (tiga) hal penting
didalam melakukan analisis value network yaitu:
A. Network Promotion and Contract
Terdiri dari aktivitas, mengundang pelanggan potensial untuk turut serta didalam
jaringan, memilih pelanggan khusus yang dapat diberikan keleluasaan sehingga
perusahaan mendapatkan masukan berarti dari pelanggan tersebut, aktifitas
management, dan pemutusan kontrak yang dianggap merugikan.
Sistem kontrak sangat diperlukan didalam jaringan. Karena dengan komitmen yang
baik antara perusahaan dengan pelanggan, akan membawa dampak lebih yang lebih baik
dan luas.
Promosi pada value network berbeda dengan sistem penjualan dan pemasaran
didalam value chain. Dimana didalam value network, pelanggan yang terikat kontrak
sangat penting dan berharga didalam turut serta mengembangkan perusahaan.
24
B. Sevice Provisioning
Aktifitas ini berhubungan dengan memulai, memelihara dan mengakhiri suatu rantai
hubungan, yang berhubungan dengan pelanggan serta nilai yang didapatkan dari
pelanggan tersebut. Nilai yang didapatkan dari pelanggan dapat digunakan untuk
mengukur sepenting apakah pelanggan tersebut didalam perusahaan serta membantu
perusahaan didalam membuat strategi yang baru.
Service and provisioning bergantung pada bagaimana perusahaan menyelesaikan
masalah yang terjadi, khususnya yang berhubungan dengan pelanggan. Sehingga
hubungan yang ada dapat terjalin dengan lebih baik serta berdampak besar pada
perkembangan perusahaan.
C. Network Infrastructure Operation
Terdiri dari bagaimana perusahaan memelihara dan menggunakan infrastukturnya,
khususnya yang berhubungan dengan informasi, knowledge serta infrastuktur phisik
dengan baik. Diharapkan dengan begitu, akan terlihat jelas status hubungan yang ada
didalam jaringan dan peringatan terhadap aktifitas perusahan untuk terus memberikan
pelayanan kepada pelanggan.
Infrastuktur jaringan yang baik bergantung pada bagaimana infrastruktur yang ada
digunakan. Pada perusahaan seperti bank atau perusahaan asuransi, kunci dari
infrastruktur adalah kantor cabang, agent dan aset keuangan yang terkelola dengan baik.
Melalui 3 (tiga), inti proses value network tersebut, dapat dibusat gambaran untuk
menetukan apa saja yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan, sehingga
startegi perusahaan akan dapat dirancang kembali untuk mencapai tujuan perusahaan.
25
Network Promotion and Contract Berisi seputar aktifitas promosi dan kontrak antara perusahaan dengan pelanggan. Juga hubungan antara tiap divisi didalam perusahaan yang mendukung aktifitas promosi dan kontrak.
Service and Provisioning Berisi seputar aktifitas yang berhubungan dengan pelayanan. Khususnya tentang metode penyelesaian masalah yang digunakan perusahaan didalam menyelesaikan setiap masalah pelanggan dan pengembangan kepuasan pelangan.
Infrastuctures Operation Berisi tentang bagaimana infrastruktur perusahaan mendukung perusahaan didalam menjalankan proses bisnisnya.
Gambar diagram value network terdiri atas 3 (tiga), layer utama. Untuk lebih
jelasnya, lihat gambar 2.2 value network diagram.
Infrastruktur : Human Resources : Technology : Procurement :
Gambar 2. 2 Value Network Diagram
Sumber : Strategic Management Journal (1998)
26
2.2.5 Kerangka Kerja
Analisis Industri Perusahaan
Analisis Internal Perusahaan Pembangunan Knowledge Management Systems
Gambar 2.3 Kerangka Kerja Pembangunan Knowledge Management System
Sumber : Penulis
Visi dan Misi
Analisis Value Network
Analisis SWOT
Strategi Perusahaan
Knowledge Goals
Identifikasi Knowledge Pemetaan Fitur
Fitur dan Aplikasi
Strukturisasi Informasi dan Grouping
Merancang Model UML: Class Diagram
Use Case Diagram Sequence Diagram
Rancangan Layar
Pembangunan Aplikasi