TUGAS HIV/NAPZA
HALUSINOGEN, LSD dan INHALAN
Kelompok 1
1.Annisa Fitriani Nasution (1210322017)
2.Anisa Tamara (1210322011)
3.Ahmad Adi Trianto (1210323005)
4.Lola Yunita (1210321019)
5.Putri Indah Mentari (1210323031)
6.Indri Patricia (1210323014)
7.Sherry Mulyani (1210321013)
8.Wulan Yulastri (1210322021)
9.Zara Yuliani Putri (1210321001)
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
pembelajaran ini yang berjudul “Halusinogen,LSD, dan Inhalan” untuk
memenuhi tugas pada semester ini.
Saya berharap semoga Allah SWT menjadikan karya tulis ini bermanfaat
guna menambah pengetahuan dan menambah ilmu tentang Halusinogen, LSD
dan Inhalan. Untuk itu saya mohon maaf apabila dalam makalah ini ada
kekurangan atau salah kata. Kritik dan saran sangat bermanfaat bagi saya untuk
membuat karya tulis mendatang menjadi lebih baik.
Padang,Oktober 2013
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................................2
1.4 Manfaat penulisan............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian halusinogan,LSD dan inhalan........................................................................3
2.2 Mekanisme halusinogen,LSD dan inhalan......................................................................4
2.3 Pengaruh terhadap pengguna halusinogen,LSD dan inhalan..........................................5
2.4 Dampak dari penggunaan halusinogen,LSD dan inhalan ...............................................7
2.5 Efek dari penggunaan halusinogen,LSD dan inhalan .....................................................8
2.6 Gejala intoksikasi dan gejala putus obat halusinogen,LSD dan inhalan ......................11
2.7 Pengobatan atau terapi pengguna halusinogen,LSD dan inhalan .................................12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................13
3.2 Saran..............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman saat sekarang ini, banyak sekali obat-obat yang dapat merusak
sistem saraf pusat (SSP), tetapi yang pemakaiannya disetujui secara medis terbatas
hanya pada pengobatan narkolepsi, gangguan penurunan perhatian (GPP) pada
anak-anak, obesitas, dan pemulihan distres pernapasan. Seperti hal nya dengan
halusinogen, LSD, dan inhalan.
Lsd, meskalin, dan psilobilin ketiga obat ini sering disebut sebagai halusinogen,
karena mampu mengubah kesadaran seseorang sehingga merasakan sesuatu yang
tidak kasat mata. Halusinogen berbeda dengan kebanyakan obat lain yang banyak
disalahgunakan, karena tidak menimbulkan ketergantungan ataupun kecanduan.
Akan tetapi, pajanan berulang , tetap akan menimbulkan toleransi dengan cepat
(takifilakssis).
Penyalahgunaan inhalan diartikan sebagai pajanan rekreasional terhadap uap zat
kimiawi, seperti nitrat, keton dan hidrokarbon alifatik serta aromatik. Zat-zat ini
dijumpai dalam beberapa produk rumah tangga serta industri yang diinhalasi
dengan cara “sniffing”, “huffing” atau “bagging”. Sniffing merujuk pada inhalasi
zat dari wadah yang terbuka, huffing dari inhalasi kain yang sebelumnya direndam
dalam zat mudah menguap, dan bagging pada inhalasi dan ekshalasi dari kantung
plastik atau kertas yang berisi asap zat kimiawi. Para pemula biasanya mulai
dengan sniffing yang kemudian berlanjut pada huffing dan bagging seiring
meningkatnya kecanduan. Penyalahgunaan inhalan ini marak ditemukan pada
dewasa dan kaula muda.
Kebanyakan inhalan menimbulkan euforia dan peningkatan eksitabilitas ATV
telah terbukti
untuk toluen dan mungkin inilah yang kemudian mendasari risiko kecanduan. Zat
lain, seperti amilnitrit (“poppers”), terutama menyebabkan relaksasi otoy polos
dan meningkatkan ereksi, tapi tidak bersifat adiktif.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Halusinogen, LSD, Inhalan ?
2. Bagaimana mekanisme Halusinogen, LSD, Inhalan ?
3. Bagaimana pengaruh terhadap pengguna Halusinogen, LSD, Inhalan ?
4. Apa dampak dari penggunaan Halusinogen, LSD, Inhalan?
5. Bagaimana gejala intoksikasi dan gejala putus obat Halusinogen, LSD,
Inhalan ?
6. Bagaimana pengobatan atau terapi bagi pengguna Halusinogen,LSD, dan
Inhalan ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Halusinogen, LSD, Inhalan
2. Mengetahui mekanisme Halusinogen, LSD, Inhalan
3. Mengetahui pengaruh Halusinogen, LSD, Inhalan
4. Mengetahui dampak dari penggunaan Halusinogen, LSD, Inhalan
5. Mengetahui gejala intoksikasi dan gejala putus obat Halusinogen, LSD,
Inhalan
6. Mengetahui pengobatan atau terapi bagi pengguna Halusinogen, LSD, dan
Inhalan
1.3 Manfaat Penulisan
1. Memberikan pengetahuan yang lebih jelas mengenai beberapa jenis
narkotika yaitu Halusinogen, LSD, Inhalan, sehingga dapat mengetahui
kegunaan dan efek dari penggunaan Halusinogen, LSD, Inhalan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian halusinogen, LSD , dan inhalan
1. Halusinogen
Halusinogen adalah jenis NAPZA yang dapat menimbulkan efek
halusinasi yang bersifat mengubah perasaan,pikiran dan sering sekali menciptakan
daya pandang yang berbeda sehingga seluruh perasaan dapat terganggu.
Halusinogen mempunyai pengaruh kuat terhadap persepsi
penglihatan,pendengaran dan peningkatan respon emosional. Subjek mengalami
halusinasi,dengan dosis yang tinggi dapat terjadi halusinasi yang sebenarnya,yaitu
subjek “melihat” atau “mendengar” benda-benda yang tidak ada atau melihat
benda mati seperti hidup. Halusinogen dapat menyebabkan perilaku seseorang
tidak terkendali,bicara ngawur,dan kecendrungan untuk bunuh diri.
Halusinogen dikenal sebagai psikedelik,bertindak pada susunan saraf pusat
untuk membuat perubahan yang bermakna dan sering radikal pada keadaan
kesadaran pengguna.
2. LSD
LSD adalah cairan tawar yang tidak berwarna dan tidak berbau yang
sering diserap ke dalam zat apa saja yang cocok seperti kertas penghisap atau
dapat dipadukan dalam tablet,kapsul atau permen. Bentuk yang paling popular
adalah kertas penghisap yang terbagi menjadi persegi dan dipakai dengan cara di
telan.
LSD terkenal karena efek psikologisnya yang meningkatkan kemampuan
berpikir,halusinasi baik dalam mata tertutup maupun terbuka,synaesthesia serta
distorsi waktu. LSD sensitive terhadap udara,sinar ultraviolet, dan klorine,
terutama dalam bentuk solution. Dimana zat ini akan bertahan selama satu tahun
jika dijauhkan dari cahaya dan dijaga agar suhunya tetap berada dibawah
temperature.
3. Inhalan
Inhalan adalah bahan kimia yang mengandung bahan psikoaktif yang
dihasilkan dari pelarut organic dan bahan meruap yang sering dijumpai dalam
lebih seribu produk rumah seperti aerosol,pelekat,deodorant,minyak
wangi,penyegar udara,gasoline dan cat. Inhalan mudah menguap,dihisap untuk
menghasilkan efek psikoaktif.
Inhalan tersedia secara legal,tidak mahal dan mudah didapatkan. Oleh
sebab itu banyak digunakan dan ditemukan oleh kalangan sosial rendah. Contoh
yang lebih spesifiknya adalah bensin. Inhalan biasanya dilepaskan kedalam paru-
paru dengan menggunakan suatu tabung.
2.2 sejarah, asal dan klasifikasi
1. halusinogen
a. Sejarah dan asal
Peyote adalah kaktus yang tidak berduri dengan tonjolan-tonjolan kecil
yang disebut tombol-tombol yang mengandung zat psikoaktif (alkaloid). Peyote
adalah satu dari tumbuhan-tumbuhan psikedelik tertua yang dikenal. Dikenal
karena sifat psikoaktif ketika dicerna, peyote digunakan di seluruh dunia sebagai
entheogen dan suplemen untuk berbagai praktek transendens, termasuk meditasi,
psychonautics, psikoterapi psikodelik dan beberapa ritual kepercayaan. Penduduk
asli Amerika Utara kemungkinan telah menggunakan peyote selama setidaknya
5.500 tahun Tanaman ini berbunga dari bulan Maret sampai Mei, dan kadang-
kadang hingga akhir September. Bunganya berwarna merah muda, dengan kepala
sari khas.Mescaline adalah kandungan zat psikedelik aktif utama di dalam peyote
(dan dalam varietas kaktus lainnya). Mescaline juga dapat disintesis secara
kimiawi di laboratorium. Nama jalanan yang banyak beredar, dikenal dalam
banyak istilah Inggris, antara lain adalah cactus pudding (pudding kaktus),
devil’s-root (akar setan), diabolic-root (akar kejam), divine cactus (kaktus Ilahi),
dry-whiskey (wiski kering), dumpling cactus (kaktus pangsit), Indian-dope (obat
bius India), mescal-buttons (tombol meskal), turnip cactus (kaktus lobak),
whiskey cactus (kaktus wiski), white-mule (keledai putih).
Jamur Psilocybin adalah jamur yang mengandung senyawa psilocybin
psikoaktif
dan psilocin. Pertama kali dibuat secara sintetis pada 1940-an untuk
menghilangkan hambatan yang merintangi pada kasus kejiwaan. Halusinogen
yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan, seperti kaktus peyote, telah dipakai
golongan pribumi Meksiko selama beberapa ratus tahun untuk kegiatan
keagamaan dan hiburan.
Pada tahun 1954, A.hoffer dan H. Osmond memperkenalkan istilah
halusinogen yntuk memberi nama zat tertentu yang dalam jumlah sedikit dapat
mengubah persepsi, pikiran dan perasaan seseorang sehingga orang yang
menggunakan zat tersebut mengalami halusinasi, iusi. Dan delusi (waham). Oleh
karena itu, hoffer dan osmond menamakan zat-zat tersebut halusinogen.
Kebanyakan halusinogen berkerja pada neurotransmiter serotonin,
walaupun PCP (fensiklidin) juga menyebabkan perubahan persepsi, PCP tidak
digolongkan sebagai halusinogen karena bekerja pada reseptor glutaminergik.
Ganja juga menyebabkan halusinasi, tetapi pada dosis yang tinggi. Triheksifenidil
dan benzotropin mesilat keduanya dalah antisindrom parkinson mempunyai efek
campuran antara efek LSD dan amfetamin. Begitu pula MDMA( ekstasi)
mempunyai efek campuran halusinogen dan amfetamin.
b. Klasifikasi
Halusinoogen banyak yang alami, yaitu terdapat pada tumbuhan tertentu atau
terdapat pada bagian tertentu dari hewan tertentu. Selebihnya halusinogen adalah
sintetik. Halusinogen yang alami antara lain ololiokui (amerika selatan), kohoba
(haiti0, harmala(pru,ekuador, kolubia, brasil), datura stramonium (mengandung
skopolamin), kaktus liphophora williamsii (mengandung meskalin), jamur
psilocybemexicana (mngandung psilosibin), tanaman nepatacatarina
(mengandung tanin dan zat mirip atropin), astragalus dan oxytropis ( yang
mengandungindoliidin0 dan yang terdapat dalam kulit katak jenis bufo marinus,
amanit mappa dan piptadenia peregrina ( mengandung mapin, bufotenin)
Halusinogen sintetik antara lain LSD-25, DOM (4-metil-2,5-dimetoksi
amfetamin) atau STP (serenity, tranquility,peace), DMP (dimetiltriptamin),
DET(dietiltriptamin), DOB(4 bromo-2,5-dimetoksiamfetamin), DOE (2,5-
dimetoksi-4 etilafetamin), MDA (metil-endioksi-amfetamin) PMA (parametoksi-
amfetamin), DMA (3,4 dimetoksi- fenil-isopropilamin),TMA (trimetoksiamfetain)
DOET (2,5-dimetoksi-4 etilamfetamin)
Halusinogen dibagi menjadi beberapa golongan yaitu:
1. Asam lisergik :LSD-25
LSD (lysergic Acid Diethylamide) juga dikenali sebagai lysergide dan
LSD-25.LSD adalah serbuk habluran tidak berwarna atau berbau dan larut
dalam air dan alkohol. LSD selalunya dijumpai dalam bentuk cecair,serbuk
atau dititik ke atas gula dadu,gelatin atau kertas blotter dan hanya sedikit
sahaja diperlukan untuk mengeluarkan kesan halusinasi. Kesan LSD adalah
seperti berikut:- anak mata membesar, tekanan darah menigkat, pencerapan
deria yang berubah (merasa, memgang, warna atau bunyi), pengalaman
psikik(good trip-menyeronokkan atau bad trip-menakutkan).
2. Fenetilamin: meskalin
Meskalin diperoleh daripada kaktus peyote yang mula-mula digunakan oleh
orang India Aztec di Mexico beribu-ribu tahun dahulu.Ia masih digunakan
dengan sah oleh orang Indian Amerika yang menjadi ahli Native Amerikan
Church kerana Perlembagaan Amerika Syarikat tidak membenarkan
penganiayaan (persecution) mana-mana dan penggunaannya adalah dengan
cara dimakan.Terdapat juga analog-analog meskalin iaitu derivatif
amfetamin yang mempunyai kesan serupa seperti meskalin.Di antaranya
ialah TMA(3,4,5 trimethoxyamphetamine). TMA-2(2,4,5-
trimethoxyamphetamine), DOM(2,5-dimetoxy-4-methylamphetamine) dan
MDA(3-metoxy-4,5-methylene-dioxyamphetamine). Analog-analog ini
mempunyai kesan beberapa kali ganda lebih kuat daripada meskalin.
3. Indolalkil amin: psilosibin,DMT(dimetiltriptamin)
DMT adalah bahan habluran tidak berwarna yang berasal daripada pokok-
pokok tertentu West India dan Amerika Selatan. Biji-biji yang
dihancurkan dihidu dan dikenali secara popular di Haiti sebagai cohoba.
4. Atropin
5. Derivat opioida yang mempunyai sifat agonis dan antagonis morfin, seperti
nalorfin, siklazosin
6. PCP(phencyclidine,’Angel Dust’)
PCP yang dikeluarkan secara sah digunakan sebagai obat pelali
(anaesthetic) binatang. kadang-kadang dijual sebagai LSD,THC atau
meskalin.PCP boleh dimakan atau dihisap selepas ditaburkan di atas ganja
atau tembakau.
7. Psilosibin Dan Psilosin
Psilosibin dan psilosin berasal daripada sejenis cendawan bernama
“Psilochbe Mexicana” yang ditanam di Mexico.digunakan oleh Orang
Indian Amerika yang menjadi ahli Native American Church. Psilosibin
juga dikeluarkan secara sintetik dan terdapat dalam bentuk serbuk putih
atau sebagai larutan jernih. Selain itu, yang termasuk ke dalam kelompok
ini antara lain : jamur tahi sapi, ganja, kecubung, dan lain-lain. Jenis
halusinogenik yang sering disalahgunakan dalam kelompok ini adalah zat
yang diperoleh dari pohon ganja dan dari sejenis jamur yang banyak
tumbuh di Bali yang dikenal sebagai jamur tahi sapi.
Kelompok zat ini mempengaruhi otak manusia yaitu merangsang beberapa
zat aktif saraf, khususnya beberapa jenis serotonin dan dopamin, sehingga
merubah persepsi panca indera, yang dikenal sebagai halusinasi. Ada
orang-orang tertentu merasa ini sebagai suatu sensasi yang menarik, tanpa
mengetahui bahwa efek sampingnya dan akibat pada kesehatan juga sangat
mengkhawatirkan.
8. Lain-lain: pala(nutmeg), harmin, ibogain.
2. LSD
a. Asal dan sejarah lSD
International Non-proprietary Name (INN) dari Lisergida adalah (+) -
lysergide. LSD singkatan berasal dari LySergic acid Diethylamide (CAS-50-37-
3). Lysergide termasuk keluarga indola alkylamines yang mencakup golongan
tryptamines seperti psilocin (dapat ditemukan di 'magic mashroom' atau jamur
ajaib) dan N, N-dimethyltryptamine (DMT). Nama IUPAC LSD adalah 9,10-
didehydro-N, N-dietil-6-methylergoline-8β-carboxamide.
LSD adalah diproduksi dari lysergic acid yang terdapat dalam ergot, sejenis
fungus yang tumbuh pada gandum hitam dan biji-bijian lain. Terkenal karena efek
psikologis yang dapat mencakup perubahan proses berpikir, adanya visual, baik di
saat mata tertutup maupun terbuka, sinestesia, perubahan akan persepsi waktu dan
pengalaman spiritual. Nama jalanannya antara lain: elsit, kertas, satrek, stiker, dan
lain-lain.
LSD pertama kali disintesis oleh Albert Hoffman selama bekerja untuk
Sandoz Laboratories di Basel pada tahun 1938. Beberapa tahun kemudian, selama
evaluasi ulang kompleks, ia sengaja menelan sejumlah kecil dan mendeskripsikan
'perjalanan' pertama (first “trip”). Selama tahun 1950-an dan 1960-an, Sandoz
mengevaluasi obat untuk tujuan terapeutik dan dipasarkan dengan nama Delysid
®. Itu digunakan untuk penelitian mengenai asal-usul kimia penyakit
mental. Rekreasi penggunaan dimulai pada tahun 1960-an dan berhubungan
dengan 'periode psychedelic'.
Metode untuk memproduksi LSD sangat kompleks dan memerlukan ahli
kimia yang berpengalaman. Beberapa metode yang dikenal, tetapi sebagian besar
menggunakan asam lysergic sebagai pendahulu. Lysergic acid itu sendiri juga
sering diproduksi dalam laboratorium klandestin menggunakan ergometrine atau
ergotamine tartrat sebagai bahan awal. Ergotamine terjadi secara alami dalam
jamur ergot (Claviceps purpurea), parasit yang umum pada gandum.Tergantung
pada metode yang digunakan, reagen penting lainnya termasuk N,N-carbonyldi-
imidazole, diethylamine atau hidrazin. Kertas penyerap dosis (blotters)
dipersiapkan dengan mencelupkan kertas dalam solutio alcohol-air dari tartrat
garam, atau dengan menjatuhkan larutan ke kotak individu.
3. Inhalan
1. Klasifikasi inhalan
a. Pelarut Mudah Meruap
Merupakan cecair yang akan meruap pada suhu bilik. Pelarut ini didapati
dalam kebanyakan produk-produk yang biasa digunakan di rumah atau
untuk tujuan penggunaan perubatan dan industri. Produk-produk tersebut
termasuklah cat dan penipis/pelarut cat, bahan pelindung fabrik, penanggal
gris, bahan pengilat, minyak gas, minyak petrol, gam dan pelekat, cecair
pemadam dan dawat pen.
b. Bahan gas
Merupakan bahan yang banyak digunakan dalam perubatan seperti eter,
klorofom, haloten dan nitrous oksida. Produk kegunaan di rumah yang
mengandungi gas termasuklah pemetik api yang berisikan gas butana, tong
gas propana dan gas peti sejuk iaitu freon. Penyembur aerosol pula
biasanya mengandungi kedua-dua bahan pelarut dan gas. Antara
penyembur aerosol yang mudah didapati di rumah adalah cat penyembur,
semburan pewangi, penyembur rambut dan penyembur pelindung fabrik.
c. Bahan Nitrit
Merupakan sejenis bahan sedutan yang sering digunakan sebagai
pemangkin seks dan mudah diperolehi di kelab-kelab malam. Antara
bahan nitrit yang biasa digunakan adalah sikloheksil nitrit, amil nitrit dan
butil nitrit yang terdapat dalam sebahagian jenama penyegar udara. Nama
lain yang biasa dikenali oleh penagih ialah Climax, Rush, Locker Room
dan Popper. Inhalan berbentuk bahan mudah meruap dan bahan gas lebih
digemari oleh golongan awal remaja, walaupun terdapat juga golongan
dewasa yang menggunakannya. Orang dewasa biasanya terdedah kepada
bahan sedutan melalui pekerjaan mereka, manakala golongan remaja yang
lebih berumur biasanya memperolehi dan terdedah kepada bahan nitrit di
kelab-kelab malam. Inhalan seringkali dipilih oleh penagih kerana mudah
didapati, harganyapun murah, serta penggunaannya mudah disembunyikan
atau dielakkan dari pengetahuan orang lain. Selain itu, bahan ini berupaya
memberikan kesan-kesan yang diingini penagih seperti rasa tenteram dan
selesa yang berlebih-lebihan yang dipercayai dapat mengurangkan tekanan
hidup penagih, serta boleh menimbulkan perasaan khayal yang cepat dan
berulang kali. Golongan remaja yang menagih juga akan lebih mudah
diterima kumpulan rakan sebaya yang terlibat dalam aktiviti yang serupa.
2.3 Mekanisme halusinogen, LSD , dan inhalan
1. Mekanisme Halusinogen dan LSD
LSD dan halusinogen lain yang mirip LSD berpengaruh melalui neuron
serotonik karena LSD dan halusinogen yang mirip LSD mempunyai sruktur kimia
mirip serotonin. Kekuatan setiap jenis halusinogen yang tergolong LSD
bergantung pada kuatnya afinitas zat tersebut terhadap reseptor serotonergik
pascasinaps. LSD secara cepat diabsorpsi dari saluran cerna dan mukosa mulut
sehingga gejala klinis sudah tampak setelah sepuluh menit. Walaupun waktu
paruh LSD adalah 2-3 jam, gejala penggunaannya tetap bertahan sampai 12 jam.
LSD dimetabolisasi di hepar melalui proses hdroksilasi dan glukonidasi. Sebagian
besar LSD diekskresi melalui empedu., tetapi LSD dapat dideteksi dalam air seni
sampai lima hari sesudah penggunaan yang terakhir.
Psilosin dan psilosibin diabsorbsi melalui dinding usus. Sebagian psilosin
dan psilosibin dimetabolisasi menjadi zat yang tidak aktif oleh hati. Sebagian
besar zat ini diekskresi melalui air seni tanpa perubahan. Psilosin dan psilosibin
juga bekerja pada neuron serotonergikdan neuron adrenergik.
Meskalin bekerja pada susunan saraf pusat maupun susunan saraf tepi.
Meskalin bekerja lebih pada neuron serotonergik daripada meuron adrenergik
walaupun meskalin mirip neurotransmiter katekolamin. (prekursor dari
norepinefrin maupun dopamin). Terdapat toleransi silang antara meskalin, LSD,
dan psilosin.
Halusinogen yang mirip amfetamin (DOM, MDA, MMDA, PMA)
dimetabolisasi seperti metabolisme amfetamin. Pada dosis kecil, zat tersebut
menyebabkan euforia seperti amfetamin, sedangkan pada dosis tinggi
menyebabkan halusinasi seperti halusinogen.
2. Mekanisme Inhalan
Inhalan bekerja pada dinding sel saraf pada susunan saraf pusat.
Inhalan diserap paling cepat melalui paru. Pada umumnya, inhalan mempunyai
waktu onset yang pendek. Inhalan dimetabolisasi di hati dan dikeluarkan dari
badan melalui ginjal dan paru, sebagian dalam bentuk tidak berubah. Inhalan
bekerja pada sistem dopaminergik dan GABA-ergik. Toleransi terhadap inhalan
terjadi dengan cepat. Ketergantungan psikis jelas ada, sedangkan ketergantungan
fisik tidak jelas. Afinitas inhalan terhadap lemak sangat tinggi sehingga jaringan
yang mengandung banyak lemak mendapat bagian yang paling banyak pula, yaitu
otak, medulla spinalis, dan hati.
2.4 Pengaruh terhadap pengguna halusinogen,LSD, dan inhalan
1. LSD dan Halusinogen
Pengaruh LSD terhadap pengguna sangat beragam, bergantung pada
jumlah yang dipakai, harapan pengguna, riwayat penggunaan sebelumnya, dan
kepribadian pengguna. Juga bergantung pada seberapa lama sesudah LSD
dikonsumsi.
Lima sampai sepuluh menit sesudah LSD dikonsumsi, pengguna akan
mengalami denyut nadi bertambah cepa, berdebar-debar, tekanan darah naik,
pupil mata melebar, banyak berkeringat, suhu badan meningkat, mual, pusing,
gemetar, rasa lemah, gangguan koordinasi motorik, dan menangis atau tertawa
yang tidak terkendali.
Lima belas sampai dua puluh menit sesudah dikonsumsi, pengguna akan
mengalami perubahan perasaan, gangguan persepsi, gangguan proses berpikir,
gangguan perilaku, euforia, perasaan badannya menyatu dengan alam semesta
atau merasa dirinya tertarik oleh kekuatan internal dan kekuatan eksernal, distorsi
terhadap gambaran badannya (ada yang merasa tertarik ke bawah karena gaya
tarik bumi, atau merasa ringan dan melayang-layang), kecurigaanm waham,
panik, dan timbul pikiran bunuh diri.
Dua sampai tiga jam sesudah dikonsumsi, terjadi sinestesi (persepsi
pancaindera yang kacau , misalnya suara music dilihat dan warna didengar),
derealisasi, depersonalisasi, distorsi waktu (beberapa menit dirasakan sudah
berjam-jam), distorsi ruang yang membahayakan karena bisa mengakibatkan
kecelakaan (berdiri di pinggir balkon, padalah ia meerasa masih jauh dari tepi
balkon atau mendahului mobil lain padahal dari depan terdapat kendaraan
berlawanan atah yang sudah dekat, tetapi persepsi masih jauh), halusinasi
penglihatan, dan ilusi. Sering kali disebut pseudohalusinasi dan pseudoilusi
karena pengguna sadar bahwa pa yang ia lihat adalah tidak nyata (halusinansi dan
ilusi tanpa gangguan tilikan). Kejadian baru maupun yang sudah lama dilupakan
dapat muncul kembali bercampur dengan pengalaman baru yang sedang berjalan.
Masalah yang tidak penting menjadi pemikiran yang mendalam (misalnya, digigit
nyamuk menjadi suatu peristiwa yang dipikirkan secara mendalam dan
berkepanjangan). Objek yang semula tidak ada artinya bagi dirinya berubah
menjadi objek yang sangat berarti baginya. Pengguna akan mengalami campuran
perasaan atau perasaan yang satu silih berganti dengan perasaan lain. Ada pula
yang mengalami sensasi mistik, keagamaan atau kosmik, yang bagi beberapa
pengguna merupakan efek yang diinginkan.
Gejala di atas menghilang sesudah 8-12 jam. Kebanyakan pengguna tidak
mengalami perubahan kepribadian. Akan tetapi, beberapa pengguna dapat
mengalami gejala psikosis walaupun tubuh telah bersih dari LSD. Tidak diketahui
pasti apakah sebelum menggunakan halusinogen yang mirip LSD, pengguna
sudah menderta skizofrenia maupun gangguan suasana perasaan (gangguan
biopolar atau depresi berat).
2. Inhalan
Inhalan mempunyai sifat menghambat aktivitas susunan saraf pusat seperti
sedative-hipnotik dan alkohol. Pengaruh penggunaan inhalan terhadap pengguna
sulit diuraikan secara umum karena seperti yang dapat dilihat pada klasifikasi
inhalan yang telah diuraikan sebelumnya, terdapat banyak ragam inhalan.
Kesulitan bertambah karena inhalan umumnya terdapat dalam berbagai produk
untuk keperluan rumah tangga, kantor, maupun pabrik. Produk tersebut
kebanyakan berisi lebih dari satu jenis inhalan. Namun demikian, terdapat gejala
umum seperti gejala intoksikasi akut.
2.5 Dampak dari penggunaan halusinogen,LSD dan inhalan
1. Halusinogen
Secara umum yang dirasakan pengguna seperti sedang berada diawang-
awang dengan peningkatan perasaan sadar diri dan kemungkinan mengalami
pengalaman gaib. Halusinasi sebenarnya jarang terjadi, namun perasaan terpisah
dari tubuh umum terjadi. Pengaruh yang terjadi tidak dapat diduga, mulai dari
euforia (perjalanan gembira) sampai tegang dan panik (perjalan buruk). Seseorang
yang berada dibawah pengaruh obat halusinogen kelihatan gelisah, tidak dapat
berrkonsentrasi dan dapat tidak sadar keadaan disekitarnya.
Gejala fisik : takikardi, palpitasi, diaforesis, dilatasi pupil (responsif terhadap
cahaya), penglihatan kabur, tremor, gangguan koordinasi, hiperefleksi, hipertemi,
dan piloereksi. Gejala psikologis sangat sensitif terhadap “keinginan” atau
harapan pasien sebelum penggunaan obat. Kadang-kadang, pasien akan
mengalami halusinasi singkat, berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bertahun-
tahun setelah periode waktu penggunaan obat. Frekuensi kilas balik umumnya
menurun.
2. LSD
Pengaruh LSD terhadap tubuh antara lain rasa pusing, mual, dan gemetar.
Pengaruh emosional dan kognitif antara lain meliputi perubahan suasana hati yang
cepat atau perhatian dan memori terganggu (Newcomb & Bentler,1991).
Kepopuleran LSD pada tahun 1960-an dan awal 1970-an ketika pengaruh LSD
yang tidak terduga dipublikasikan dengan baik.
Pengaruh dalam mengkonsumsi LSD, penderita akan mengalami perubahan-
perubahan pada fungsi inderanya, emosinya menjadi labil, serta dihinggapi rasa
depersonalisasi (hilang kesadarannya sebagai seorang pribadi) dan rasa terasing
dari orang lain. Selain, itu detak jantung, tekanan darah, tegangan otot-otot, dan
pernafasannya meningkat. Selanjutnya, penginderaan penderita menjadi sangat
tajam: obyek-obyek menjadi lebih jelas, lebih tajam, lebih terang, dan disertai
dimensi-dimensi lain yang sebelumnya tidak tertangkap. Penderita juga
mengalami apa yang disebut “humanity identification”, yaitu suatu perasaan
bahwa dirinya larut bersama seluruh bangsa manusia dalam emosi-emosi seperti
cinta, kesepian, atau kesedihan yang bersifat unversal.
3. Inhalan
Zat inhalan sangat berbahaya bagi individu dan dapat menyebabkan
kehilangan kesadaran serta henti bernapas yang cepat. Intoksikasi inhalan
menyebabkan pusing, nistagmus, kurang koordinasi, bicara kacau, sempoyongan,
tremor, kelemahan otot, pandangan kabur ; stupor dan koma dapat terjadi. Gejala
perilaku yang signifikan adalah perilaku agresif, menyerang, apati, gangguan
penilaian, dan ketidakmampuan untuk melaksanakan fungsi.
Toksisitas akut menyebabkan anoksia, depresi pernapasan, stimulasi vagal
dan aritmia. Kematian dapat terjadi akibat bronkospasme, henti jantung, sufokasi,
aspirasi zat atau muntah. Penanganannya mencakup bantuan fungsi pernapasan
dan jantung sampai zat tersebut dikeluarkan dari tubuh. Tidak ada obat yang
spesifik untuk mengobati toksistas inhalan.Dan juga individu yang
menyalahgunakan inhalan dapat mengalami demensia persisten atau gangguan
inhalan seperti psikosis, ansietas, atau gangguan mood meskipun berhenti
menyalahgunakan inhalan. Semua gangguan ini diobati berdasarkan gejalanya.
Uap dari inhalan dapat masuk ke paru-paru kemudian menjalar kejaringan saraf
(otak).
Gejala psikologis lain pada dosis tinggi dapat berupa rasa ketakutan, ilusi
sensorik, halusinasi auditoris dan visual, dan distorsi ukuran tubuh. Gejala
neurologis ditandai dengan bicara yang tidak jelas (menggumam, penurunan
kecepatan bicara, dan ataksia). Penggunaan inhalan dalam jangka waktu yang
lama dapat menyebabkan kerusakan hati, ginjal, dan otot yang bersifat permanen.
Sindroma putus obat tidak pernah terjadi. Kalaupun ada, muncul dalam bentuk
susah tidur, iritabilitas, kegugupan, berkeringat, mual, muntah, kadang-kadang
disertai halusinasi
2.6 Efek dari penggunaan halusinogen, LSD dan inhalan
1. LSD
Efek jangka pendek
Tak serupa dengan narkoba lain, pengguna LSD mendapat sedikit gagasan
apa yang mereka pakai dan efeknya dapat berubah-ubah dari orang ke orang, dari
peristiwa ke peristiwa dan dari dosis ke dosis. Efeknya dapat mulai dalam satu
jam setelah memakai dosis bertambah antara 2-8 jam dan berangsur hilang secara
perlahan-lahan setelah kurang lebih 12 jam.
Untuk penggunaan LSD efeknya dapat menjadi nikmat yang luar biasa,
sangat tenang dan mendorong perasaan nyaman. Sering kali ada perubahan pada
persepsi, pada penglihatan, suara, penciuman, perasaan dan tempat. Efek negatif
LSD dapat termasuk hilangnya kendali emosi, disorientasi, depresi, kepeningan,
perasaan panik yang akut dan perasaan tak terkalahkan, yang dapat
mengakibatkan pengguna menempatkan diri dalam bahaya fisik.
Efek jangka panjang
Pengguna jangka panjang dapat mengakibatkan sorot balik pada efek
halusinogenik, yang dapat terjadi berhari-hari, berminggu-minggu atau bahkan
berbulan-bulan setelah memakai LSD.
Tidak ada bukti atau adanya ketergantungan fisik dan tidak ada gejala
putus zat yang telah diamati bahkan setelah dipakai secara berkesinambungan.
Namun, ketergantungan kejiwaan dapat terjadi.
2. Inhalan
Efek jangka pendek
Pada umumnya inhalan bekerja langsung pada sistem saraf pusat dan
biasanya digunakan untuk mengubah mood atau sering juga digunakan sebagai
doping. Efek jangka pendek yang dihasilkan mirip dengan anastetik dimana
inhalan dapat memperlambat metabolisme tubuh.
Inhalan diserap oleh paru-paru, masuk ke peredaran darah dan dengan
cepat terdistribusi ke otak dan organ lainnya. Dalam hitungan detik, pengguna
langsung merasakan efek yang sama seperti efek yang dihasilkan apabila
meminum alkohol, dimana pengguna biasanya menjadi berbicara melantur, sulit
mengkoordinasikan gerakan anggota badan, euphoria dan merasa pusing. Pada
kasus kecanduan, pengguna dapat merasa kepala terasa ringan, halusinasi dan
delusi.
Hanya dalam hitungan menit dapat terjadi kematian karena gagal jantung
apabila pengguna menghirup inhalan dengan konsentrasi tinggi dan hirupan yang
dalam. Sindrom ini sering disebut sudden sniffing death, yang dapat terjadi hanya
karena satu hirupan saja.
Efek jangka panjang
Pengguna yang menghirup inhalan dalam waktu yang lama dapat
menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Menghirup lem dan pengencer cat
dapat menyebabkan gangguan pada ginjal, sedangkan menghirup menghirup
toluen dan trikloroetilen dapat menyebabkan kerusakan pada hati. Pemakaian
inhalan dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan menurunnya konsentrasi
dan kecerdasan bahkan dapat menyebabkan hilang ingatan.
Inhalan yang digunakan dalam waktu lama dapat menyebabkan pengguna
merasakan dorongan kuat untuk terus menggunakannya dan menyebabkan efek
ketergantungan. Gejala penyalahgunaan inhalan dalam jangka panjang antara lain
adalah kehilangan berat badan, berkurangnya bentuk dan kekuatan otot,
disorientasi, gampang marah, depresi, hilangnya pendengaran, kejang pada
anggota badan, kerusakan sumsum tulang, kerusakan hati dan ginjal, habisnya
oksigen dalam darah dan halusinasi. Pemakaian jangka panjang juga terkait
dengan leukemia serta kecanduan fisik dan psikologis. Penggunaan inhalan jangka
panjang dapat menghilangkan secara permanen kemampuan untuk melakukan
fungsi sehari-hari seperti berjalan, berbicara dan berpikir.
Penyalahgunaan inhalan sering dilakukan dengan berbagai cara, antara lain
dihirup (sniffing) atau snorting dari uang / asap inhalan tersebut, menyemprotkan
langsung ke hidung atau mulut, efeknya lebih kuat, menghirup atau menghisap
uap / asap dari zat yang telah disemprotkan atau ditampung ke dalam kantung
plastik atau kantung kertas (bagging), menghisap melalui bahan kain yang telah
direndam ke dalam zat inhalan (huffing), dan menghisap dari balon yang telah
diisi oksida nitrit.
2.6 Gejala intoksikasi dan gejala putus obat dari halusinogen,LSD, dan
inhalan
1. Halusinogen dan LSD
Intoksikasi pada pengguna halusinogen LSD dapat dikenali dengan
beberapa tanda gejala seperti Perilaku maladaptif (kecemasan, paranoid, gangguan
dalam pertimbangan, dsb),pupil yang berdilatasi, takikardi, berkeringat, palpitasi,
pandangan kabur, tremor, inkoordinasi.
Tidak ada bukti atau adanya ketergantungan fisik dan tidak ada gejala
putus zat yang telah diamati bahkan setelah dipakai secara berkesinambungan.
Namun, ketergantungan kejiwaan dapat terjadi.
2. Inhalan
Intoksikasi akut inhalan ditandai antara lain oleh adanya euforis, perasaan
melayang, iritasi pada mata, melihat objek menjadi ganda (double vision), suara
berdenging di telinga, berbangkis,hidung basah,batuk,sekitar mulut berbekas
(rash), mual, muntah diare, kehilangan nafsu makan, nyeri di dada, gangguan
koordinas motorik (bicara cadel, jalan sempoyongan), letargi, hiporefleksi,
gangguan irama jantung, nyeri di otot dan sendi, halusinasi, ilusi, waham, daya
nilai realita terganggu, mudah tersinggung, impulsif, kesadaran berkabut, dan
perilaku aneh (bizare).
Kematian secara mendadak (sudden sniffing death ) disebabkan oleh
aritmia jantung (gangguan irama jantung) atau laringospamus (otot jalan napas
mengejang)> kematian pada penggunaan inhalan bisa disebabkan oleh hambatan
pada sistem pernapasan, akibat kelebihan dosis, bekunya jalan napas akibat
penguapan inhalan yang terlalu cepa atau akibat kekurangan zat asam karena
kantong plastic yang dipakai untuk menghirup mengempis menutupi mulut dan
hidung, sementara pengguna dalam keadaan tidak sadar. Kematian dapat juga
disebabkan oleh bahan campuran dalam produk yang menganding inhalan itu,
atau karena hiperpireksia. Akhirnya, kematian bisa disebabkan oleh kecelakaan
akibat adanya ilusi, halusinasi, atau waham (ular dilihat sebagai tali sehingga ia
dipagut ular beracun ; melihat ada jembatan padahal tidak ada jembatan,
akibatnya ia terjatuh ke sungai; mempunyai keyakinan bisa terbang sehingga ia
jatuh dari balkon).
Gejala putus zat pada penggunaan inhalan secara klinis belum terbukti ada,
tetapi masalah ini masih dalam penelitian lebih lanjut.
2.7 Pengobatan atau terapi pada pengguna halusinogen, LSD, dan inhalan
Pengobatan (terapi) terhadap mereka yang sedang terlibat penyalahgunaan
zat adiktif yaitu meliputi terapi medik-psikiatrik.
Beberapa terapi meliputi :
1. Terapi pada psikosis akibat penggunaan halusinogen
yaitu dapat diberikan haloperidol tiga kali 1 – 5 mg atau respiredon
2. Terapi pada psikosis akibat penggunaan inhalan
yaitu dapat diberikan diazepam 15-30 mg perhari oral atau i.m atau
klordiazepoksid 25-50mg. Beberapa ada juga menganjurkan karbamazepin
.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Halusinogen adalah jenis NAPZA yang dapat menimbulkan efek
halusinasi yang bersifat mengubah perasaan,pikiran dan sering sekali menciptakan
daya pandang yang berbeda sehingga seluruh perasaan dapat terganggu.
Halusinogen mempunyai pengaruh kuat terhadap persepsi
penglihatan,pendengaran dan peningkatan respon emosional.
LSD adalah cairan tawar yang tidak berwarna dan tidak berbau yang
sering diserap ke dalam zat apa saja yang cocok seperti kertas penghisap atau
dapat dipadukan dalam tablet,kapsul atau gula-gula. Bentuk yang paling popular
adalah kertas penghisap yang terbagi menjadi persegi dan dipakai dengan cara di
telan.
Inhalan adalah bahan kimia yang mengandung bahan psikoaktif yang
dihasilkan dari pelarut organic dan bahan meruap yang sering dijumpai dalam
lebih seribu produk rumah seperti aerosol,pelekat,deodorant,minyak
wangi,penyegar udara,gasoline dan cat. Inhalan mudah menguap,dihisap untuk
menghasilkan efek psikoaktif.
3.2 Saran
Setelah memahami materi ini secara mendalam kami mengharapkan
pembaca dapat mengerti dan menambah ilmu serta wawasannya. Semoga tulisan
yang kami buat ini dapat membantu pembaca dalam menyelesaikan tugas atau
materi yang bersangkutan dengan pokok bahasan halusinogen, LSD, dan inhalan.
Apabila ada kekurangan dari penulisan makalah yang kami buat ini, harap
pembaca dapat memakluminya.
DAFTAR PUSTAKA
Joewana, Satya. (2003). Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat
Psikoaktif :Penyalahgunaan NAPZA/ Narkoba. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Sutarna, Agus dkk. (2002). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong Ed. 6, Vol.1.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Timbury, G.C. dkk. (1993). Psikiatri : Catatan Kuliah. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Wiwie, Martina.(2000). Buku Saku Psikiatri E/6. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Recommended