3/13/2014
1
1
STANDARDISASI BAHAN ALAM
KIKI MULKIYA Y., M.SI., APT.
YANI LUKMAYANI, M.SI., APT.
INDRA T. MAULANA, M.SI., APT.
2
REVIEW KEMURNIAN
KADAR ABU
CEMARAN LOGAM BERAT
CEMARAN MIKROBA
KADAR AIR KADAR AIR VS SUSUT PENGERINGAN
MIKROBA VS JAMUR VS AFLATOKSIN
Kadar abu total
Kadar abu larut air
Kadar abu tidak larut
asam
KADAR ABU
3/13/2014
2
Metode:
Colorimetri
AAS
Penetapan
kadar As, Pb,
dan Cd
dengan cara
digesti basah
CEMARAN LOGAM BERAT CEMARAN MIKROBA
Kapang Kamir
Pengamatan thd
pertumbuhan
koloni pada
masing-masing
cawan petri
ALT
Pengamatan thd
jumlah koloni pada
setiap variasi
konsentrasi
MPN Coliform
Pengamatan thd
perubahan warna
dan gas pd media
CEMARAN MIKROBA
Patogen Non-
Patogen
TUGAS:
Tuliskan dan jelaskan contoh-contoh mikroba Patogen dan
Non Patogen.
Meliputi: Nama Mikroba
Batas Minimum cemaran
Akibat/ dampak pada kesehatan dari mikroba tsb.
AFLATOKSIN
Efek toksik pertama kali dilaporkan tahun 1960,
ketika penyakit Turkey X yang menyebabkan kematian
pd 100.000 burung.
Berasal dari Aspergilus flavus
yg ada pada kacang-kacangan
Mekanisme kerja toksin:
Menghambat sintesa protein,
DNA dan RNA
Efek terhadap metabolisme lipid
dan karbohidrat
STRUKTUR:
3/13/2014
3
IDENTIFIKASI AFLATOKSIN
KLT
FG: Kloroform : Aseton :
n-heksan (85:15:20)
FD: Silika gel
Penampak bercak:
UV 366 nm
Bercak berwarna biru atau
hijau kebiruan
Spektrofotometri UV
Aflatoksin B dan M
memberikan 3
maksimum, kecuali B3
Aflatoksin G, GM dan R
memberikan 4
maksimum
KADAR AIR
KADAR AIR
Hanya air saja
SUSUT
PENGERINGAN
Air & senyawa
mudah menguap
KEMURNIAN
KADAR ABU
CEMARAN LOGAM BERAT
CEMARAN MIKROBA
KADAR AIR
SISA PELARUT ORGANIK
RESIDU PESTISIDA
KONTAMINASI RADIOAKTIF
IDENTIFIKASI ZAT SINTETIK (BKO)
KEMURNIAN - LANJUTAN
SISA PELARUT ORGANIK
RESIDU PESTISIDA
KONTAMINASI RADIOAKTIF
IDENTIFIKASI ZAT SINTETIK (BKO)
JARANG DIUJI
3/13/2014
4
SISA PELARUT ORGANIK
Cara Kromatografi Gas
Cara Destilasi Untuk cairan yang diperkirakan mengandung etanol 30% atau kurang. Timbang sejumlah 2,0 gram ekstrak kental dilarutkan dalam air sampai 25,0 mL kemudian dimasukkan ke dalam labu destilasi. Atur suhu destilat pada 78,5 oC. Catat destilasi hingga diperoleh destilat lebih kurang 2 mL lebih kecil dari volume cairan uji (destilasi selama 2 jam atau tidak menetes lagi).
Tambahkan air sampai 25,0 mL. Tetapkan bobot jenis cairan pada suhu 25 oC seperti yang tertera pada Penetapan Bobot Jenis. Hitung persentase dalam volume etanol dalam cairan menggunakan Tabel Bobot Jenis dan Kadar Etanol
RESIDU PESTISIDA
Residu Pestisida untuk Fosfor dan Klor Organik
Metode Kromatografi Kolom : Ekstrak ditimbang seksama 0,5 g, dilarutkan dengan etanol 95% 5,0 mL dan ditambah petroleum eter 5,0 mL dan dilakukan sentrifugasi sebanyak 3 kali dengan penambahan petroleum eter, bagian petroleum eter diambil dan diuapkan pada suhu 40-60 0C.
Selanjutnya dilakukan kromatografi kolom menggunakan fase diam florisil dan dialirkan petroleum eter 5,0 mL.
Eluen I: petroleum eter dietil eter (94:6), dan
Eluen II: petroleum eter dietil eter (50:50) 10,0 mL
Cara lain: GC-MS atau HPLC
IDENTIFIKASI ZAT SINTETIK (BKO)
PENGGUNAAN BKO:
Pelanggaran UU no. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
Pelanggaran UU no. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
Bab IX Pasal 34 Permenkes RI 761/ MenKes/Per/IX/1992 tentang Pedoman Fitofarmaka (larangan)
Klaim kegunaan Obat
tradisional
BKO yang sering
ditambahkan
Pegal linu / encok /
rematik
Analgesik: parasetamol,
antalgin,
NSAID: fenilbutason,
piroksikam, diklofenak
sodium
Antiinflamasi Steroid:
prednison, atau
deksametason
Pelangsing Sibutramin hidroklorida
Peningkat stamina /
obat kuat pria Sildenafil Sitrat
Kencing manis /
diabetes Glibenklamid
Sesak nafas / asma Teofilin
IDENTIFIKASI ZAT SINTETIK (BKO)
3/13/2014
5
17