Transcript
Page 1: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

PANCASILA

UUD 1945

UNDANG-UNDANG ASN

KORPRI PENGETAHUAN

PERKANTORAN

TUPOKSI ORGANISASI

BAHASA INDONESIA

SEJARAH INDONESIA

MATRIKULASI

MATERI :

UJIAN DINAS TK.I

TAHUN 2020

SISTEM PERENCANAAN

PEMBANGUNAN

NASIONAL

PENGETAHUAN

SUBTANTIF KLHK

BIRO KEPEGAWAIAN DAN ORGANISASI 2020

Page 2: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

i

KATA PENGANTAR

Buku matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

ini disusun untuk memberi pemahaman, pengetahuan, dan informasi bagi calon peserta ujian dinas tahun 2020 lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Materi yang disajikan

dalam buku matrikulasi ini merupakan rangkuman dari materi yang akan diujikan. Materi yang terangkum dalam buku ini merupakan materi pokok/dasar yang harus di

pahami oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Dengan demikian diharapkan Pegawai Negeri Sipil Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dapat:

1. Memahami pokok-pokok yang terkandung dalam UUD 1945, Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional, dan Pancasila, serta kajian sejarah Indonesia; 2. Mempunyai pengetahuan tentang Kepegawaian, KORPRI, dan Administrasi Perkantoran,

serta penguasaan Bahasa Indonesia; 3. Mempunyai pengetahuan umum tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

termasuk di dalamnya Fungsi, Struktur dan Organisasi. Di samping untuk tujuan ujian dinas, buku matrikulasi ini hendaknya dapat dijadikan

bahan rujukan dalam menjalankan tugas kedinasan.

Standar kelulusan ujian dinas berdasarkan SK Bersama Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara dan Ketua Lembaga Administrasi Negara Nomor: 12/SE/1981 dan Nomor:

193/Seklan/8/1981 tanggal 5 Agustus 1981 adalah: Nilai batas lulus bagi peserta Ujian Dinas Tk. I adalah mencapai nilai tertimbang (NT)

serendah-rendahnya 65 dengan ketentuan:

1. Nilai prestasi (NPR) Pancasila dan UUD ’45 serendah-rendahnya 70. 2. Nilai prestasi (NPR) yang lainnya serendah-rendahnya 40.

Dan apabila hanya nilai minimal prestasi yang di dapat maka nilai tertimbang tidak tercapai dan yang bersangkutan tidak lulus.

FORMULASI DALAM PERHITUNGAN NILAI DENGAN RUMUS: NPR X NP = NT 100

NP = Nilai Patokan (%).

Page 3: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

ii

Sebagai gambaran dari simulasi sesuai SK Bersama tersebut di atas, apabila peserta ujian dinas hanya mendapat nilai minimal maka nilai tertimbang (NT) belum mencapai 65, seperti contoh

berikut:

CONTOH 1: APABILA PESERTA UJIAN MENDAPAT NILAI PRESTASI MINIMAL

NO

MATERI

NILAI PRESTASI

(NPR)

NILAI PATOKAN

(NP)

NILAI TERTIMBANG

(NT)

1 PANCASILA 70 15 10,5

2 UUD ’45 70 15 10,5

3 SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

40

15

6

4 PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEPEGAWAIAN

40

10

4

5 KORPRI 40 10 4

6 PENGETAHUAN PERKANTORAN 40 8 3,2

7 TUPOKSI 40 8 3,2

8 SUBTANTIF 40 8 3,2

9 BAHASA INDONESIA 40 6 2,4

10 SEJARAH INDONESIA 40 6 2 JUMLAH 100 49

Jika peserta ujian memperoleh nilai prestasi (NPR) minimal untuk seluruh materi ujian, maka

sesuai formulasi nilai tertimbang (NT) yang dicapai adalah 49 (tidak lulus).

Page 4: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

iii

CONTOH 2: APABILA PESERTA UJIAN MENDAPAT NILAI DIATAS NILAI MINIMAL

NO MATERI NILAI

PRESTASI (NPR)

NILAI PATOKAN

(NP)

NILAI TERTIMBANG

(NT)

1 PANCASILA 75 15 11,25

2 UUD ’45 74 15 11,1

3 SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL 59 15 8,85

4 PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEPEGAWAIAN 54 10 5,4

5 KORPRI 66 10 6,6

6 PENGETAHUAN PERKANTORAN 58 8 4,64

7 TUPOKSI 64 8 5,12

8 SUBTANTIF 66 8 5,28

9 BAHASA INDONESIA 56 6 3,36

10 SEJARAH INDONESIA 68 6 3,4

JUMLAH 100 65

Jika peserta ujian memperoleh nilai prestasi (NPR) seperti dalam daftar di atas, maka sesuai

formulasi nilai tertimbang (NT) yang dicapai adalah 65 (lulus). Demikian buku matrikulasi ini dibuat sebagai bahan pengetahuan dan informasi untuk

dipelajari, dan dipergunakan sebagaimana mestinya.

Kepada semua yang terlibat dalam penyusunan buku matrikulasi ini kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, Juli 2020 Kepala Biro Kepegawaian dan Organisasi

Ir. Abdul Hakim, M.For.St. NIP. 19620508 198703 1 001

Page 5: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

iv

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii

PANCASILA ................................................................................................................ 1

UNDANG-UNDANG DASAR 1945 ................................................................................... 18

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL ....................................................... 50

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEPEGAWAIAN ................................................... 76

KORPRI ..................................................................................................................... 88

PENGETAHUAN PERKANTORAN ................................................................................... 97

FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI .......................................................................... 113

PENGETAHUAN SUBSTANTIF LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN ............................. 141

BAHASA INDONESIA ................................................................................................... 168

SEJARAH INDONESIA.................................................................................................. 197

DAFTAR ISI

MATERI MATRIKULASI

Page 6: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 1

MATERI MATRIKULASI

PANCASILA

I. PENDAHULUAN

Pancasila sebagai dasar negara dalam mengatur penyelenggaraan negara di segala bidang, baik bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya maupun hankam.

Kesetiaan, Nasionalisme, dan Patriotisme warga negara kepada bangsa dan negaranya dapat diukur dalam bentuk kesetiaan terhadap filsafat negaranya yang secara formal diwujudkan dalam bentuk peraturan perundang-undangan. Kesetiaan warga negara tersebut tampak dalam sikap dan tindakan dalam menghayati, mengamalkan, dan mengamankan peraturan perundang-undangan dimaksud. Kesetiaan ini semakin kokoh apabila kita mengakui, meyakini kebenaran, kebaikan, dan keunggulan Pancasila sepanjang masa.

Pancasila juga terdapat dalam butir-butir UUD 1945. Pancasila dalam kedudukannya sebagai ideologi negara, diharapkan mampu menjadi filter untuk menyerap pengaruh perubahan zaman di era globalisasi.

Materi di bidang Ideologi Negara atau Pancasila yaitu tes menyangkut pemahaman Pegawai Negeri Sipil (PNS) mengenai ideologi Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan negara, serta pengetahuan dan pemahaman tentang kewarganegaraan. Peserta ujian dinas harus mendapat nilai prestasi di atas nilai minimal (70), karena bobotnya cukup besar yaitu 15%.

II. LATAR BELAKANG LAHIRNYA PANCASILA

1. Istilah Pancasila

Istilah Pancasila pertama kali ditemukan dalam buku Sutasoma karangan Mpu Tantular yang ditulis pada zaman Majapahit (abad ke-14). Dalam buku tersebut istilah Pancasila diartikan sebagai lima perintah kesusilaan (Pancasila Krama), yang berisi lima larangan sebagai berikut:

a. Melakukan kekerasan b. Mencuri c. Berjiwa dengki d. Berbohong e. Mabuk akibat minuman keras

Selanjutnya istilah “sila” dapat diartikan sebagai aturan yang melatarbelakangi perilaku seseorang atau bangsa.

Kata Pancasila meskipun secara eksplisit tidak tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945, namun secara subtantif, jiwa dan semangatnya ada di dalamnya. Oleh sebab itu, Pancasila

Page 7: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 2

yang menjadi kesepakatan bangsa Indonesia mesti dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan sehari-hari dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara.

2. Lahirnya Pancasila Pancasila lahir bersamaan dengan lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ia menjadi dasar negara bagi penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan sosio-budaya masyarakat Indonesia. Pancasila diusulkan oleh Ir. Soekarno sebagai dasar negara pada sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada tanggal 1 Juni 1945, dengan rumusan usulan sebagai berikut :

1. Kebangsaan Indonesia 2. Internasionalisme atau perikemanusiaan 3. Mufakat atau demokrasi 4. Kesejahteraan sosial 5. Ketuhanan yang berkebudayaan

Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila ditetapkan sebagai Dasar Negara, yang tidak dapat dirubah oleh siapapun termasuk oleh MPR hasil pemilu, adapun butir-butir Pancasila adalah sebagai berikut :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan

Perwakilan 5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Presiden Joko Widodo pada tanggal 1 Juni 2016 telah menandatangani Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila sekaligus menetapkannya sebagai hari libur nasional yang berlaku mulai tahun 2017.

Sebelumnya pada saat zaman Orde Baru, Pemerintah telah menetapkan tanggal 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila melalui Surat Keputusan Presiden No. 153/1967.

Penetapan itu didasari oleh peristiwa yang terjadi pada hari dan bulan itu. Peristiwa dimaksud adalah dikaitkan dengan penumpasan Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G-30-S/PKI), yang melakukan usaha perongrongan terhadap Pancasila.

Pada masa pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono hari bersejarah yang dirayakan setiap tanggal 1 Oktober ini dimaknai secara lebih luas. Jika pada perayaan- perayaan sebelumnya Kesaktian Pancasila selalu dikaitkan dengan penumpasan Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G-30-S/PKI), maka kali ini "sejarah" Kesaktian Pancasila dimaknai sejak proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Demikian versi baru upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang berlangsung di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur. Selain pemaknaan yang baru atas

Page 8: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 3

sejarah, hal baru lainnya adalah upacara kembali dipimpin oleh presiden Republik Indonesia serta disertai dengan pembacaan naskah ikrar yang menyebutkan bahwa sejak Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) diproklamasikan pada 17 Agustus 1945 terjadi banyak rongrongan terhadap Pancasila dan NKRI baik yang datang dari dalam negeri maupun luar negeri. Namun, bangsa Indonesia mampu mempertahankan Pancasila dan NKRI.

Sebaliknya, Orde Baru kemudian menetapkan 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Ini diputuskan sendiri oleh Soeharto melalui Surat Keputusan Presiden No. 153/1967. Alhasil, selama 32 tahun kekuasaan Orde Baru, hari kelahiran Pancasila tidak pernah diperingati, tetapi Hari Kesaktian Pancasila selalu diperingati.

1 Oktober sendiri mengacu pada 1 Oktober 1965, yakni peristiwa dimulainya “kudeta merangkak” terhadap pemerintahan Bung Karno. Sejak itu, peringatan 1 Oktober sebagai “Hari Kesaktian Pancasila” menjadi glorifikasi terhadap rezim Orde Baru atas jasa-jasanya menumpas komunisme dan sebagai ‘penyelamat’ Pancasila.

III. PANCASILA SEBAGAI SUMBER NILAI-NILAI DAN PANDANGAN HIDUP

1. Perwujudan Nilai-Nilai Pancasila Perwujudan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dalam bentuk peraturan perundang- undangan bersifat imperatif (mengikat) bagi: • Penyelenggara negara, • Lembaga kenegaraan, • Lembaga kemasyarakatan, • Warga negara Indonesia dimana pun berada, dan • Penduduk di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Nilai-nilai Pancasila itu merupakan nilai intrinsik yang kebenarannya dapat dibuktikan secara objektif, serta mengandung kebenaran yang universal. Nilai-nilai Pancasila merupakan kebenaran bagi bangsa Indonesia karena telah teruji dalam sejarah dan dipersepsi sebagai nilai-nilai subjektif yang menjadi sumber kekuatan dan pedoman hidup seirama dengan proses adanya bangsa Indonesia yang dipengaruhi oleh dimensi waktu dan ruang.

Nilai intrinsik adalah nilai yang memandang tujuan dalam dirinya sendiri. Seperangkat nilai intrinsik yang terkandung di dalam setiap ideologi berdaya aktif. Artinya ia memberi inspirasi sekaligus energi kepada para penganutnya untuk mencipta dan berbuat.

Pancasila sebagai pandangan hidup merupakan pedoman dan pegangan dalam pembangunan bangsa dan negara agar dapat berdiri kokoh, serta dapat mengetahui arah tujuan dalam mengenal dan memecahkan masalah yang dihadapi oleh bangsa dan negara.

Page 9: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 4

2. Nilai Ideologi Pancasila Pancasila sebagai ideologi merupakan ide atau gagasan-gagasan yang menjadi falsafah hidup yang harus diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sebagai ideologi nasional, Pancasila telah tumbuh dan berkembang dari sosio-budaya masyarakat yang terkristalisasi menjadi filosofi-ideologis yang konstitusional.

Sebagai ideologi terbuka, Pancasila senantiasa mampu berinteraksi secara dinamis, nilai- nilai Pancasila tidak boleh diubah, namun pelaksanaannya kita sesuaikan dengan kebutuhan tantangan nyata yang kita hadapi dalam setiap kurun waktu.

Pancasila dalam dimensi ideologisnya telah memenuhi syarat sebagai ideologi terbuka yang didalamnya mengandung dimensi realita, idealisme, dan fleksibilitas. Sedangkan dalam perwujudannya sebagai ideologi terbuka, Pancasila mengandung nilai dasar, nilai instrumen, dan nilai praktis.

3. Pancasila Sebagai Sumber Nilai Di dalam kedudukannya sebagai sumber nilai, Pancasila mengandung berbagai nilai yang dinyatakan telah memberikan makna dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai yang tampak jelas dalam kehidupan bangsa Indonesia adalah:

1. Nilai-nilai Ketuhanan, 2. Nilai-nilai Kemanusiaan, 3. Nilai-nilai Gotong-Royong dan Persatuan, 4. Nilai-nilai Musyawarah, dan 5. Nilai-nilai Keadilan Sosial.

IV. PENERAPAN PANCASILA

1. Kandungan Nilai Dalam Pancasila

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai berikut : 1. Ketuhanan Yang Maha Esa (Sila Pertama)

Bahwa Tuhan adalah sebab pertama dari segala sesuatu, Yang Maha Esa, dan segala sesuatu bergantung kepada-Nya.

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab (Sila Kedua) Manusia memiliki hakikat pribadi yang monopluralis Terdiri atas susunan kodrat jiwa raga, serta berkedudukan sebagai makhluk pribadi yang berdiri sendiri dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

3. Persatuan Indonesia (Sila Ketiga) Berupa pengakuan terhadap hakikat satu yang secara mutlak tidak dapat dibagi sehingga seluruhnya merupakan suatu keseluruhan dan keutuhan.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan (Sila Keempat) Menjunjung dan mengakui adanya rakyat yang meliputi keseluruhan jumlah semua orang dalam lingkungan daerah atau negara tertentu yang segala sesuatunya berasal dari rakyat dilaksanakan oleh rakyat dan diperuntukkan bagi rakyat.

Page 10: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 5

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia (Sila Kelima) Mengakui hakikat adil berupa pemenuhan segala sesuatu yang berhubungan dengan hak dalam hubungan hidup kemanusiaan.

Agar pelaksanaan pembangunan sesuai dengan paradigma Pancasila, para pelaksana penyelenggaraan pembangunan harus bersih dari KKN, serta bertanggung jawab penuh terhadap masyarakat, bangsa, dan negara.

Paradigma pembangunan harus berdasarkan kepribadian Indonesia dan menghasilkan manusia dan masyarakat maju yang tetap berkepribadian Indonesia, yang dijiwai dan dilandasi oleh nilai-nilai luhur Pancasila.

2. Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka

Dalam perkembangannya Pancasila dinyatakan sebagai ideologi terbuka tidaklah diragukan lagi kebenarannya. Sebagai ideologi terbuka Pancasila diharapkan selalu komunikatif dengan perkembangan masyarakatnya yang dinamis dan sekaligus memantapkan keyakinan masyarakat terhadapnya.

Sudah seharusnya Pancasila dibudayakan dan diamalkan, sehingga akan menjiwai serta memberi arah proses pembangunan dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Setiap warga negara Indonesia sudah seharusnya mengambil sikap positif terhadap kebenaran Pancasila sebagai ideologi terbuka dengan menunjukkan sikap / perilaku positif sebagai berikut:

1) Sikap dan Perilaku Menjunjung Tinggi Nilai-Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, sehubungan dengan Pancasila sebagai ideologi terbuka dapat ditunjukkan dengan : a. Melaksanakan kewajiban dalam keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai

dengan iman dan kepercayaan masing-masing. b. Membina kerja sama dan tolong menolong dengan pemeluk agama lain. c. Mengembangkan toleransi antar umat beragama menuju terwujudnya kehidupan

yang serasi, selaras, dan seimbang. d. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

kepada orang lain.

2) Sikap dan Perilaku Menjunjung Tinggi Nilai-Nilai Kemanusiaan, sehubungan dengan Pancasila sebagai ideologi terbuka dapat ditunjukkan dengan : a. Memperlakukan manusia/orang lain sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai

makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. b. Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban asasi setiap manusia tanpa

membeda-bedakan suku, keturunan, agama, jenis kelamin, kedudukan sosial dan sebagainya.

c. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, tenggang rasa, dan tidak semena-mena terhadap orang lain.

d. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan, seperti menolong orang lain, dan memberi bantuan kepada yang membutuhkan, menolong korban banjir, dan lain- lain.

Page 11: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 6

3) Sikap dan Perilaku Menjunjung Tinggi Nilai-Nilai Persatuan Indonesia, sehubungan dengan Pancasila sebagai ideologi terbuka dapat ditunjukkan dengan : a. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara jika suatu saat

diperlukan. b. Mencintai tanah air dan bangga terhadap bangsa dan negara Indonesia. c. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhineka Tunggal Ika. d. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

4) Sikap dan Perilaku Menjunjung Tinggi Nilai-Nilai Permusyawaratan/Perwakilan, sehubungan dengan Pancasila sebagai ideologi terbuka dapat ditunjukkan dengan : a. Mengutamakan musyawarah mufakat dalam setiap pengambilan keputusan untuk

kepentingan bersama. b. Tidak boleh memaksakan kehendak, melakukan intimidasi dan berbuat anarkis

(merusak) kepada orang/barang milik orang lain jika kita tidak sependapat. c. Mengakui bahwa setiap warga negara Indonesia memiliki kedudukan, hak, dan

kewajiban yang sama. d. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil rakyat yang telah terpilih untuk

melaksanakan musyawarah dan menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya.

5) Sikap dan Perilaku Menjunjung Tinggi Nilai-Nilai Keadilan Sosial, sehubungan dengan Pancasila sebagai ideologi terbuka dapat ditunjukkan dengan : a. Mengembangkan sikap gotong royong dan kekeluargaan dengan lingkungan

masyarakat sekitar. b. Tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan kepentingan orang

lain/umum. c. Suka bekerja keras dalam memecahkan atau mencari jalan keluar (solusi) atas

masalah-masalah pribadi, masyarakat, bangsa, dan negara. d. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan

berkeadilan sosial melalui karya nyata.

V. KEWARGANEGARAAN

A. Demokrasi 1. Pengertian

Demokrasi secara sederhana berarti pemerintah dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Dalam pengertian yang lebih kompleks, demokrasi berarti suatu sistem pemerintahan yang sering disebut rule by the people kemudian diartikan Pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat artinya bahwa rakyat selaku mayoritas mempunyai suara menentukan dalam proses perumusan kebijakan pemerintahan melalui saluran-saluran yang tersedia, seperti partai politik, kelompok kepentingan, kelompok penekanan, dan melalui pendapat umum.

Page 12: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 7

2. Tujuan Demokrasi Tujuan demokrasi adalah untuk memanusiakan dan memasyarakatkan manusia secara fungsional, penuh rasa kebersamaan, dan tanggung jawab. Nilai-nilai demokrasi harus diselenggarakan dalam kehidupan bernegara, penyelenggaranya adalah lembaga negara, sehingga lembaga negara yang akan melaksanakannya harus memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) Pemerintah yang bertanggung jawab, transparan, bersih, dan berdedikasi tinggi. 2) DPR (parlemen) memiliki semua golongan dan kepentingan, yang dipilih melalui

pemilihan umum yang bebas, rahasia, dan atas dasar sekurang-kurangnya dua calon untuk setiap kursi.

3) Organisasi politik sistem dwi partai atau, multipartai serta organisasi masa yang diinginkan masyarakat sebagai hubungan sosial.

4) Pers yang bebas dan terbuka untuk umum. 5) Lembaga peradilan yang independen agar lebih menjamin hak asasi manusia secara

adil. 6) Menjamin perubahan sosial secara damai melalui cara penyesuaian kebijakan dan

pembinaan oleh pemerintah. Menyelenggarakan pergantian pemimpin secara teratur, damai, dan terbuka, artinya tidak boleh atas dasar keturunan, paksaan coup d”etat atau tirani minoritas.

7) Membatasi tindak kekerasan terhadap kaum minoritas. 8) Mengakui keanekaragaman sikap secara wajar hingga batas toleransi persatuan bangsa. 9) Menjamin tegaknya keadilan.

3. Ciri-ciri Demokrasi

Ciri-ciri demokrasi : 1) Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga. 2) Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang

sedang berubah. 3) Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur. 4) Membatasi pemakaian kekerasan dalam menyelesaikan setiap masalah yang timbul

dalam masyarakat. 5) Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman dalam masyarakat. 6) Menjamin tegaknya keadilan bagi seluruh masyarakat tanpa terkecuali.

4. Prinsip-Prinsip Demokrasi

Prinsip-prinsip demokrasi : 1) Keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan politik. 2) Tingkat persamaan tertentu di antara warga Negara. 3) Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai oleh warga

Negara. 4) Suatu sistem perwakilan. 5) Suatu sistem pemilihan kekuasaan mayoritas.

Page 13: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 8

5. Bentuk-bentuk Demokrasi Berdasarkan cara penyaluran kehendak rakyat, demokrasi dibedakan atas dua bentuk yaitu : 1) Demokrasi langsung adalah demokrasi yang mengikutsertakan rakyat secara langsung

dalam musyawarah untuk menentukan kebijakan pemerintah atau undang-undang. 2) Demokrasi tidak langsung adalah demokrasi yang dilakukan melalui sistem perwakilan.

Pada demokrasi ini, rakyat memilih wakilnya melalui pemilu, melalui wakilnya aspirasi rakyat disampaikan kepada Pemerintah.

Menurut dasar prinsip ideologi, demokrasi dibedakan menjadi dua yaitu : 1) Demokrasi Konstitusional (Demokrasi Liberal), adalah demokrasi yang sangat

menjunjung tinggi nilai-nilai kebebasan individu (individualisme). Ciri khas demokrasi ini adalah yang diutamakan kebebasan individu dan terbatasnya kekuasaan negara dalam mengatur kehidupan warga negaranya.

2) Demokrasi Rakyat (Demokrasi Proletar), demokrasi ini berhaluan Marxisme-Komunisme. Pada demokrasi rakyat ini, negara yang dibentuk tidak mengenal perbedaan kelas sosial dalam masyarakat. Manusia dibebaskan dari keterkaitannya pada pemilikan pribadi. Tujuan dari demokrasi ini adalah menciptakan kesejahteraan bagi seluruh rakyat dengan menggunakan cara kekerasan atau paksaan. Hal ini dibenarkan karena menurut ajaran komunis, negara merupakan alat untuk mencapai komunisme dan kekerasan dipandang sebagai alat yang sah.

Menurut Dasar yang menjadi titik perhatian atau prioritas, demokrasi dibedakan menjadi tiga yaitu : 1) Demokrasi Formal, demokrasi ini diterapkan di negara-negara liberal, disebut sebagai

demokrasi formal karena secara hukum demokrasi ini menempatkan semua orang secara sama dalam bidang politik tanpa mengurangi atau menghilangkan kesenjangan dalam bidang ekonomi.

2) Demokrasi Material, bentuk demoraksi ini diterapkan di negara-negara sosial komunis. Demokrasi ini menitikberatkan pada usaha-usaha untuk menghilangkan perbedaan dalam bidang ekonomi, persamaan dalam bidang politik kurang diperhatikan bahkan cenderang dihilangkan.

3) Demokrasi Campuran, demokrasi ini merupakan campuran dari kedua bentuk demokrasi di atas. Bentuk demokrasi ini berusaha mengambil kelebihan dari dua demokrasi di atas serta membuang kekurangannya. Tujuan dari demokrasi ini adalah untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera dan pemerintahan yang demokratis. Demokrasi ini banyak diterapkan oleh negara-negara Non-Blok.

Menurut Dasar wewenang dan hubungan antara alat kelengkapan negara, demokrasi dibedakan atas bentuk-bentuk berikut : 1) Demokrasi Sistem Parlementer, yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a. Parlemen lebih kuat dari pemegang kekuasaan pemerintahan.

Page 14: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 9

b. Menteri bertanggungjawab pada parlemen. Kabinet harus mendapat dukungan dari parlemen.

c. Program kebijakan kabinet harus disesuaikan dengan tujuan politik anggota parlemen. Apabila kabinet menyimpang dari program kebijakan parlemen, parlemen dapat memberikan mosi tidak percaya kepada perdana menteri. Mosi ini dapat menjatuhkan perdana menteri.

d. Kepala negara hanya berperan sebagai simbol. Sedangkan kepala pemerintahan dijabat oleh perdana menteri.

2) Demokrasi Sistem Presidensial, yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a. Presiden berperan sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. b. Kekuasaan eksekutif presiden dijalankan berdasarkan kedaulatan dari rakyat.

Presiden dipilih dari dan oleh rakyat, baik secara langsung maupun melalui lembaga perwakilan.

c. Presiden memiliki hak prerogatif untuk mengangkat dan memberhentikan menteri negara.

d. Menteri bertanggung jawab kepada presiden dan bukan kepada parlemen. e. Presiden tidak bertanggung jawab kepada parlemen. f. Presiden dan parlemen tidak dapat saling membubarkan.

B. Hak Asasi

Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak diciptakan awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun. Sebagai warga negara yang baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia tanpa membeda-bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya.

Hak asasi di Indonesia tercermin dalam pembukaan UUD’ 45. Sedangkan pada batang tubuh UUD’45 yang sudah di Amandemen terdapat di Bab X pasal 26 sampai dengan pasal 28, dan Hak asasi manusia terdapat di Bab XI sejak pasal 28 A sampai dengan Bab XVI pasal 34.

Hak asasi manusia memiliki wadah organisasi yang mengurus permasalahan seputar hak asasi manusia yaitu Komnas Hak Asasi Manusia.

Pembagian bidang, jenis dan macam hak asasi manusia dunia : 1) Hak asasi pribadi/Personal Right :

• Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian dan berpindah-pindah tempat. • Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat. • Hak kebebasan memilih dan aktif di organisasi atau perkumpulan. • Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan kepercayaan

yang diyakini masing-masing.

Page 15: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 10

2) Hak asasi politik/Political Right : • Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan. • Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan. • Hak membuat dan mendirikan parpol / partai politik dan organisasi politik lainnya. • Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi.

3) Hak asasi hukum / Legal Equality Right : • Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan. • Hak untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). • Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum.

4) Hak asasi Ekonomi / Property Rigths : • Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli. • Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak. • Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa, hutang-piutang, dll. • Hak kebebasan untuk memiliki sesuatu. • Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak.

5) Hak Asasi Peradilan / Procedural Rights : • Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan. • Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan, dan

penyelidikan di mata hukum.

6) Hak asasi sosial budaya / Social Culture Right : • Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan. • Hak mendapatkan pengajaran. • Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat.

C. Hak dan Kewajiban Warga Negara

Seluruh warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama, satu sama lain tanpa terkecuali. Persamaaan antara manusia selalu dijunjung tinggi untuk menghindari berbagai kecemburuan sosial yang dapat memicu berbagai permasalahan di kemudian hari.

1) Hak Warga Negara Indonesia a. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum b. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak b. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam

pemerintahan c. Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan

kepercayaan masing-masing yang dipercayai d. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran e. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah Negara Kesatuan Indonesia

(NKRI) dari serangan musuh f. Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul

mengeluarkan pendapat secara lisan maupun tulisan sesuai undang-undang yang berlaku.

Page 16: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 11

2) Kewajiban Warga Negara Indonesia a. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela,

mempertahankan kedaulatan negara Indonesia dari serangan musuh. b. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan

oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda). c. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum

dan pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya. d. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum

yang berlaku di wilayah Negara Indonesia. e. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun

bangsa, agar bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik.

D. Wawasan Nusantara

Pengertian Wawasan Nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia

Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungan sekitarnya berdasarkan ide nasionalnya yang berlandaskan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945 yang merupakan aspirasi bangsa Indonesia yang merdeka, berdaulat, bermartabat serta menjiwai tata hidup dalam mencapai tujuan nasional.

Wawasan Nusantara mencakup perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik ekonomi, sosial-budaya dan hankam.

Wawasan Nusantara memiliki dua tujuan yaitu tujuan kedalam (mewujudkan kesatuan dari segenap aspek kehidupan bangsa Indonesia), dan tujuan keluar (ikut serta dalam mewujudkan perdamaian dunia).

Tujuan kedalam memiliki delapan aspek kehidupan bangsa Indonesia yang meliputi tiga (tri) gatra bidang ilmiah dan lima (panca) gatra bidang sosial.

Aspek Tri Gatra terdiri dari: a. Letak geografis Indonesia b. Keadaan dan kekayaan alam c. Keadaan dan kemampuan penduduk

Aspek Panca Gatra terdiri dari: a. Aspek ideologi b. Aspek politik c. Aspek ekonomi d. Aspek sosial dan budaya e. Aspek pertahanan dan keamanan

Page 17: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 12

Tujuan keluar Wawasan Nusantara, sesuai dengan tujuan nasional bangsa Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu ikut serta mewujudkan ketertiban dan perdamaian dunia.

Wawasan Nusantara telah diterima dan disahkan sebagai konsepsi politik kewarganegaraan yang termaktub / tercantum dalam dasar-dasar berikut ini : 1. Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1973 tanggal 22 Maret 1973 2. TAP MPR Nomor IV/MPR/1978 tanggal 22 Maret 1978 tentang GBHN 3. TAP MPR nomor II/MPR/1983 tanggal 12 Maret 1983.

Ruang lingkup dan cakupan wawasan nusantara dalam TAP MPR 1983 dalam mencapai tujuan pembangunan nasional : 1. Kesatuan Politik 2. Kesatuan Ekonomi 3. Kesatuan Sosial Budaya 4. Kesatuan Pertahanan Keamanan

Dengan memahami Wawasan Nusantara, kekayaan bangsa di masa lampau, potensi alam maupun budaya bangsa semakin dipertajam dan diperjelas.

Pemahaman bangsa Indonesia terhadap diri dan potensi alamnya dapat mendorong semangat mengolah potensi tersebut.

Kebanggaan akan budaya bangsa akan mendorong bangsa kita untuk berperilaku positif sesuai dengan kepribadian bangsa kita.

E. Bela Negara

a. Pengertian Bela Negara Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara.

Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan syarat-syarat tentang pembelaan negara diatur dengan undang-undang.

b. Unsur Dasar Bela Negara Unsur dasar bela negara yang dianut oleh bangsa Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Cinta tanah air 2. Kesadaran berbangsa dan bernegara 3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara 4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara 5. Memiliki kemampuan awal bela negara

Page 18: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 13

Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 30 tertulis bahwa "Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara." dan "Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang." Jadi sudah pasti mau tidak mau kita wajib ikut serta dalam membela negara dari segala macam ancaman, gangguan, tantangan, dan hambatan baik yang datang dari luar maupun dari dalam.

c. Peraturan Hukum tentang Wajib Bela Negara Dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara: 1) Tap MPR No. VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan

Nasional 2) Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat 3) Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara Rl.

Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988 4) Tap MPR No. VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI 5) Tap MPR No. VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI 6) Amandemen UUD '45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3 7) Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara

Membela Negara menjadi kewajiban setiap warga Negara. Peraturan perundang- undangan di Indonesia yang mengatur tentang bela negara adalah UUD 1945.

Hak dan kewajiban warga Negara dalam upaya bela negara diatur pada pasal 27 sampai dengan dan pasal 30 UUD 1945. Pada pasal 30 ayat 1, 2, 3, 4, dan 5 menyatakan hal berikut: 1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan

keamanan negara. 2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan

dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung.

3) Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara, sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.

4) Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat serta menegakkan hukum.

5) Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara, serta hal-hal yang terkait dengan pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-undang.

Page 19: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 14

F. Pertahanan Negara

Pertahanan Negara merupakan salah satu fungsi pemerintah negara dalam rangka mewujudkan satu kesatuan pertahanan negara demi mencapai tujuan nasional. Berdasarkan UU No.3 tahun 2002 tentang pertahanan negara, disebutkan bahwa pertahanan negara adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.

Sistem pertahanan negara yang dipakai di Indonesia adalah sistem pertahanan negara yang bersifat semesta. Artinya, sistem pertahanan yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah yang diselenggarakan secara terpadu, terarah, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman.

Komponen yang terlibat dalam sistem pertahanan negara yang bersifat semesta meliputi komponen utama, cadangan, dan pendukung. 1) Komponen utama adalah TNI yang selalu siap mempertahankan negara dan

melaksanakan tugas tugas pertahanan. 2) Komponen cadangan adalah sumber daya nasional yang siap diarahkan untuk

mempertahankan negara guna memperbesar dan memperkuat kekuatan dan kemampuan komponen utama. Komponen cadangan meliputi rakyat terlatih dan perlawanan rakyat.

3) Komponen pendukung adalah sumber daya nasional yang siap mendukung komponen utama dan cadangan dalam mempertahankan negara. “Komponen pendukung” adalah “sumber daya nasional” yang dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen utama dan komponen cadangan. Komponen pendukung tidak membentuk kekuatan nyata untuk perlawanan fisik. “Sumber daya nasional” terdiri dari sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya buatan. Sumber daya nasional yang dapat dimobilisasi dan didemobilisasi terdiri dari sumber daya alam, sumber daya buatan, serta sarana dan prasarana nasional yang mencakup berbagai cadangan materiil strategis, faktor geografi dan lingkungan, sarana dan prasarana di darat, diperairan maupun di udara dengan segenap unsur perlengkapannya dengan atau tanpa modifikasi.

G. Istilah-Istilah Dalam Penyelenggaraan Negara

Terdapat beberapa istilah yang berkaitan dengan penyelenggaraan negara sebagaimana dijelaskan berikut ini :

• Bangsa : Wilayah daratan/lautan beserta seluruh penghuni negara rakyat

• Negara : Organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang telah berkediaman di wilayah tertentu

Page 20: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 15

• Tujuan Negara : Sasaran semua kegiatan suatu bangsa yang perwujudannya harus diusahakan secara terus menerus

• Kepentingan Nasional : Tujuan nasional dalam kurun waktu tertentu, berisi sasaran-sasaran nyata yang harus diwujudkan untuk mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dengan mempertimbangkan keadaan masa kini dan masa depan

• Warga Negara : Mereka yang berdasarkan hukum merupakan warga dari suatu negara

• Rakyat : Semua orang yang berada di wilayah suatu negara atau menjadi penghuni negara

• Penduduk : Setiap orang yang bertempat tinggal/berdomisili di wilayah negara yang bersangkutan

• Kewajiban : Sesuatu yang diwajibkan yang harus dilaksanakan

• Chauvinisme : Paham yang mengagungkan bangsa sendiri dan merendahkan bangsa lain

• Sekulerisme : Suatu paham yang tegas-tegas memisahkan antara kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat

• Apartride : Seseorang tidak mempunyai kewarganegaraan sama sekali

• Bipatried : Seseorang yang memiliki dua (rangkap) kewarganegaraan

• Asas Ius Sanguinis : Asas keturunan

• Asas Ius Soli : Asas tempat kelahiran

• Hak : Kekuasaan untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh undang-undang, aturan, dsb) derajat, atau martabat

• Eksekutif : Kekuasaan melaksanakan perundang-undangan

• Legislatif : Kekuasaan membuat perundang-undangan

• Yudikatif : Kekuasaan untuk mengadili pelanggaran perundang- undangan

• De Jure : Pengakuan secara legal

• Pengakuan De Jure : Pengakuan terhadap sahnya suatu negara berdasarkan pertimbangan hukum

• Supermasi Sipil : Kekuasaan politik yang dimiliki atau melekat kepada pemimpin negara yang dipilih rakyat melalui hasil pemilu

Page 21: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 16

sesuai dengan asas demokrasi

• Hak Angket : Pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD untuk melakukan penyelidikan terhadap suatu kebijakan tertentu kepada daerah yang penting dan strategis dan diduga bertentangan dengan peraturan perundang-undangan

• Hak Interpelasi : Hak DPRD untuk meminta keterangan kepada daerah mengenai kebijakan pemerintah yang penting dan strategis yang berdampak luas pada kehidupan masyarakat daerah dan negara

• Wewenang : Kekuasaan yang dimiliki oleh suatu lembaga negara tertentu agar lembaga tersebut dapat menjalankan tugas sesuai fungsinya

• Kebijakan : Sebuah ketetapan yang berlaku yang dicirikan oleh perilaku yang konsisten dan berulang, baik dari yang membuatnya, maupun yang menaatinya

• Kebijakan Publik : Kebijakan pemerintah atau pemegang kekuasaan yang berdampak kepada masyarakat luas

• Publik : Sejumlah manusia yang memiliki kebersamaan berpikir, perasaan, harapan, sikap, dan tindakan yang benar dan bersih berdasarkan nilai-nilai norma yang dimiliki

• Otonomi : Suatu pemerintahan yang memiliki hukum atau peraturan sendiri

• Otonomi daerah : Suatu hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan

• Daerah Otonom : Kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas- batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia

• Dekonsentrasi : Penyerahan sebagian dari kekuasaan pemerintah pusat kepada alat-alat (pejabat) pemerintah pusat yang ada di daerah

• Desentralisasi : Penyerahan wewenang pemerintahan yang dilakukan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik

Page 22: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 17

Indonesia

• Asas Akuntabilitas : Asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku

• Asas Efektivitas : Asas untuk memanfaatkan sumber daya yang tersedia sehingga berdaya guna dan berhasil guna

• Asas Efisiensi : Asas untuk memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara hemat

• Asas Kepastian Hukum : Asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggaraan negara

• Asas Kepentingan Umum : Asas yang mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan seleksi

• Asas Keterbukaan : Asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asas pribadi, golongan, dan rahasia negara

• Asas Profesionalitas : Asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku

• Asas Proporsionalitas : Asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban negara

Page 23: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 18

MATERI MATRIKULASI

UNDANG – UNDANG DASAR 1945 Materi Undang-Undang Dasar 1945 yaitu tes menyangkut pemahaman Pegawai Negeri Sipil (PNS) mengenai makna dan isi Undang-Undang Dasar 1945. Pada materi ini peserta ujian dinas harus mendapat skor di atas nilai minimal (70), karena bobotnya cukup besar yaitu 15 %.

I. UNDANG UNDANG DASAR 1945

1. Pengertian UUD 1945

Undang-Undang Dasar Suatu Negara adalah merupakan dasar dari segala hukum yang berlaku dalam negara itu. Semua peraturan yang berlaku untuk umum harus berdasarkan pada pasal-pasal dalam Undang-Undang Dasar, secara langsung atau bertingkat. Sesuatu peraturan yang bertentangan dengan UUD tidak sah.

Mengingat Undang-Undang Dasar adalah induk dari segala peraturan, oleh sebab itu Undang-Undang Dasar ditetapkan oleh kekuasaan yang tertinggi dalam negara.

Dalam Penjelasan Umum Undang-Undang Dasar 1945 angka I dinyatakan bahwa: “Undang-Undang Dasar suatu negara ialah hanya sebagian dari hukumnya dasar Negara itu. Undang-undang Dasar ialah hukum dasar yang tertulis, sedang di sampingnya Undang- undang dasar itu berlaku juga hukum dasar yang tidak tertulis, ialah aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan Negara meskipun tidak tertulis”.

Dalam negara yang demokratis Undang-Undang Dasar itu ditetapkan oleh rakyat dengan perantaraan badan perwakilannya. Di Indonesia badan tersebut dinamakan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) menurut Pasal 3 UUD 1945.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan, pengertian kata Undang-Undang Dasar menurut UUD 1945, mempunyai pengertian yang lebih sempit daripada pengertian hukum dasar. Karena yang dimaksud Undang-Undang Dasar adalah hukum dasar yang tertulis, sedangkan pengertian hukum dasar mencakup juga hukum dasar yang tidak tertulis. Hukum tidak tertulis mengisi kekosongan hukum yg tidak diatur dalam hukum tertulis.

Undang-Undang Dasar 1945 adalah keseluruhan naskah yang terdiri dari Pembukaan dan Pasal-Pasal (Pasal II Aturan Tambahan). Pembukaan terdiri atas 4 Alinea, yang di dalam alinea keempat terdapat rumusan dari Pancasila, dan Pasal-Pasal Undang-Undang Dasar 1945 terdiri dari 20 Bab (Bab I sampai dengan Bab XVI) dan 73 Pasal (Pasal 1 sampai

Page 24: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 19

dengan pasal 37), ditambah dengan 3 Pasal Aturan Peralihan dan 2 pasal Aturan Tambahan. Bab IV tentang DPA dihapus, dalam amandemen keempat penjelasan tidak lagi merupakan kesatuan UUD 1945. Pembukaan dan Pasal-pasal UUD 1945 merupakan satu kebulatan yang utuh, dengan kata lain merupakan bagian-bagian yang satu sama lainnya tidak dapat dipisahkan.

UUD 1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Sejak tanggal 27 Desember 1949, di Indonesia berlaku Konstitusi RIS, dan sejak tanggal 17 Agustus 1950 di Indonesia berlaku UUDS 1950. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 kembali memberlakukan UUD 1945, dengan dikukuhkan secara aklamasi oleh DPR pada tanggal 22 Juli 1959.

2. Pengertian Konstitusi dan Konvensi Di samping istilah undang-undang dasar, dipergunakan juga istilah lain yaitu Konstitusi. Istilah konstitusi berasal dari bahasa Inggris constitution atau dari bahasa Belanda Constitutie. Kata konstitusi mempunyai pengertian yang lebih luas dari Undang-undang Dasar karena pengertian Undang-undang Dasar hanya meliputi konstitusi yang tertulis saja, selain itu masih terdapat konstitusi yang tidak tertulis, yang tidak tercakup dalam pengertian Undang-Undang Dasar.

Selain hukum dasar yang tertulis yaitu UUD masih terdapat lagi hukum dasar yang tidak tertulis, tetapi berlaku dan dipatuhi oleh para pendukungnya, yaitu yang lazim disebut konvensi, yang berasal dari bahasa Inggris convention, yang dalam peristilahan ketatanegaraan disebut kebiasaan-kebiasaan ketatanegaraan.

Contoh Konvensi ketatanegaraan di Indonesia a. Praktik di Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), mengenai pengambilan keputusan

berdasarkan musyawarah untuk mufakat. b. Pidato Presiden setiap tanggal 16 Agustus di depan Sidang Paripurna DPR. Secara

konstitusional tidak ada ketentuan yang mewajibkan presiden menyampaikan pidato resmi tahunan semacam itu karena presiden tidak tergantung DPR dan tidak bertanggung jawab pada DPR, melainkan presiden bertanggung jawab kepada MPR. Kebiasaan ini tumbuh sejak Orde Baru.

c. Jauh hari sebelum MPR bersidang presiden telah menyiapkan rancangan bahan-bahan untuk Sidang Umum MPR yang aka datang itu. Dalam UUD 1945 hal ini tidak diatur, bahkan menurut Pasal 3 UUD 1945 MPR-lah yang harus merumuskan dan akhirnya menetapkan GBHN. Namun untuk memudahkan MPR, presiden menghimpun rancangan GBHN yang merupakan sumbangan pikiran Presiden sebagai Mandataris MPR yang disampaikan dalam upacara pelantikan anggota-anggota MPR. Hal tersebut merupakan praktik ketatanegaraan yang timbul dan terpelihara dalam praktik penyelenggaraan negara, meskipun tidak tertulis, yang sudah berulang kali dilakukan pada masa pemerintahan Orde Baru.

Page 25: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 20

d. Pada setiap minggu pertama bulan Januari, Presiden Republik Indonesia selalu menyampaikan penjelasan terhadap Rancangan Undang-undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara di hadapan DPR, perbuatan presiden tersebut termasuk dalam konvensi. Hal ini pun tidak diatur dalam UUD 1945, dalam pasal 23 ayat 1 UUD 1945 hanya disebutkan bahwa "Anggaran Pendapatan dan Belanja ditetapkan tiap-tiap tahun dengan undang-undang. Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui anggaran yang diusulkan pemerintah, maka pemerintah menjalankan anggaran tahun lalu". Penjelasan oleh Presiden mengenai RUU tentang APBN di depan DPR yang sekaligus juga diketahui rakyat sangat penting, karena keuangan negara itu menyangkut salah satu hak dan kewajiban rakyat yang sangat pokok. Betapa caranya rakyat sebagai bangsa akan hidup dan dari mana didapatnya belanja buat hidup, harus ditetapkan oleh rakyat itu sendiri, dengan perantaraan Dewan Perwakilan Rakyat, demikian penjelasan UUD 1945.

e. Adanya Menteri Negara Nondepartemen dalam praktik ketatanegaraan di bawah Pemerintahan Orde Baru. Pasal 17 ayat 3 UUD 1945 menyebutkan bahwa : "menteri- menteri itu memimpin Departemen Pemerintahan". Jika ditinjau dari ketentuan Pasal 17 ayat 3 UUD 1945, maka menteri-menteri itu harus memimpin Departemen. Namun demikian dalam praktik ketatanegaraan di masa Orde Baru dengan kabinet yang dikenal Kabinet Pembangunan, komposisi menteri dalam tiap-tiap periode Kabinet Pembangunan di samping ada Menteri yang memimpin Departemen, terdapat juga Menteri Negara Nondepartemen. Adanya Menteri Nondepartemen berkaitan dengan kebutuhan pada era pembangunan dewasa ini. Karena adanya Menteri Negara Nondepartemen sudah berulang-ulang dalam praktik penyelenggaraan negara, maka dapatlah dipandang sebagai konvensi dalam ketatanegaraan kita dewasa ini. Tidaklah dapat diartikan bahwa adanya Menteri Negara Nondepartemen mengubah UUD 1945. Karena barulah terjadi perubahan terhadap UUD 1945 apabila prinsip-prinsip konstitusional yang dianut telah bergeser, misalnya menteri-menteri kedudukannya tidak lagi tergantung presiden dan bertanggung jawab pada presiden. Dalam hal ini misalnya menteri-menteri tersebut bertanggung jawab kepada DPR dan kedudukannya tergantung DPR.

f. Pengesahan Rancangan Undang-Undang yang telah disetujui oleh DPR. Secara konstitusional presiden sebenarnya mempunyai hak untuk menolak mengesahkan Rancangan Undang-undang yang telah disetujui DPR, sebagaimana diisyaratkan oleh pasal 21 ayat 2 UUD 1945. Tetapi dalam praktik presiden belum pernah menggunakan wewenang konstitusional tersebut, presiden selalu mengesahkan Rancangan Undang- undang yang telah disetujui oleh DPR, meskipun Rancangan Undang-undang itu telah mengalami berbagai pembahasan dan amandemen di DPR. Rancangan Undang-undang kebanyakan berasal dari Pemerintah (Presiden) sebagaimana ketentuan yang terdapat dalam Pasal 5 ayat 1 UUD 1945. Dalam pembahasan RUU tersebut kedudukan DPR merupakan partner dari presiden (pemerintah). Maka pengesahan Rancangan Undang- undang oleh Presiden sangat dimungkinkan karena RUU tersebut akhirnya merupakan kesepakatan antara DPR dengan Pemerintah.

Page 26: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 21

3. Sejarah Awal Posisi Jepang di Indonesia terancam karena Jepang mengalami kekalahan dalam Perang Dunia ke-2. Karena itu untuk mendapatkan simpati bagsa Indonesia, pada tanggal 1 Maret 1945, Letnan Jenderal Kumaaikici Harada, pimpinan pemerintah pendudukan Jepang di Jawa mengumumkan untuk segera membentuk Dokuritsu Junbi Cosakai atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).Tanggal 29 April 1945 BPUPKI dibentuk dengan ketuanya adalah Dr. KRT. Radjiman Wedyodiningrat, sedangkan ketua muda dijabat oleh orang Jepang bernama Ichibangase. BPUPKI memiliki 60 orang anggota dan diresmikan pada tanggal 28 Mei 1945.

BPUPKI melaksanakan sidang sebanyak dua kali. Sidang pertama membahas tentang Dasar Negara, dan sidang kedua membahas tentang UUD. Dalam sidang BPUPKI ini para tokoh bekerja keras mempersiapkan hal-hal yang menyangkut pembentukan negara Indonesia merdeka.

Pada sidang pertama yang berlangsung dari tanggal 28 Mei 1945 sampai dengan tanggal 1 Juni 1945 Ir.Soekarno menyampaikan gagasan tentang "Dasar Negara" yang diberi nama Pancasila.

Kemudian BPUPKI membentuk Panitia Kecil yang terdiri dari 8 orang untuk menyempurnakan rumusan Dasar Negara. Pada tanggal 22 Juni 1945, 38 anggota BPUPKI membentuk Panitia Sembilan yang terdiri dari 9 orang untuk merancang Piagam Jakarta yang akan menjadi naskah Pembukaan UUD 1945.

Naskah Pembukaan UUD 1945 disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pengesahan UUD 1945 dikukuhkan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang bersidang pada tanggal 29 Agustus 1945. Masa Sidang Kedua tanggal 10-17 Juli 1945. Naskah rancangan UUD 1945 Indonesia disusun pada masa Sidang Kedua BPUPKI. Tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengesahkan UUD 1945 sebagai Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.

4. Periodisasi UUD di Indonesia

a. Periode berlakunya UUD 1945 (18 Agustus 1945 s.d 27 Desember 1949) Dalam kurun waktu 1945-1950, UUD 1945 tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya karena Indonesia sedang disibukkan dengan perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Maklumat Wakil Presiden Nomor X pada tanggal 16 Oktober 1945 memutuskan bahwa KNIP diserahi kekuasaan legislatif, karena MPR dan DPR belum terbentuk. Tanggal 14 November1945 dibentuk Kabinet Semi-Presidensiel ("Semi-Parlementer") yang pertama, sehingga peristiwa ini merupakan perubahan sistem pemerintahan agar dianggap lebih demokratis.

Page 27: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 22

b. Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 (27 Desember 1949 s.d 17 Agustus 1950) Pada masa ini sistem pemerintahan Indonesia adalah parlementer. Bentuk pemerintahan dan bentuk negaranya federasi, yaitu negara yang didalamnya terdiri dari negara-negara bagian yang masing-masing negara bagian memiliki kedaulatan sendiri untuk mengurus urusan dalam negerinya.

c. Periode UUDS 1950 (17 Agustus 1950 s.d 5 Juli 1959)

Pada masa ini Sistem Pemerintahan Indonesia adalah Parlementer. Periode kembalinya ke UUD 1945 tanggal 5 Juli 1959. Karena situasi politik pada Sidang Konstituante 1959 dimana banyak saling tarik ulur kepentingan partai politik sehingga gagal menghasilkan UUD baru, maka pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang salah satu isinya memberlakukan kembali UUD 1945 sebagai Undang-Undang Dasar, menggantikan Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia (UUDS).

Pada masa ini, terdapat berbagai penyimpangan UUD 1945, diantaranya: (1) Presiden mengangkat Ketua dan Wakil Ketua MPR/DPR dan MA serta Wakil Ketua

DPA menjadi Menteri Negara; (2) MPRS menetapkan Soekarno sebagai Presiden seumur hidup; (3) Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia melalui Gerakan 30 September

PKI.

d. Periode Demokrasi Terpimpin (Tahun 1959 s.d 1965) Pada masa ini digunakan oleh presiden Soekarno untuk menentukan kebijaksanaan politiknya yang dikenal saat itu cenderung Progresif Revolusioner terutama terhadap situasi politik internasional yang diwarnai perang dingin serta tuntutan kemerdekaan dan revolusi Asia-Afrika.

Serta keinginannya agar muncul kemandirian bangsa sehingga UUD 1945 ini kemudian dilengkapi dengan konsep Nasional Agama dan Komunis (NASAKOM) dan Manifesto Politik yang dikenal sebagai Manipol UUD 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi dan Ekonomi (USDEK) terpimpin dan Kepribadian Bangsa. Kalangan pendiri Orde Baru mengatakannya sebagai penyelewengan UUD 1945 sekaligus penyelewengan Pancasila.

e. Periode UUD 1945 Masa Orde Baru (11 Maret 1966 s.d 21 Mei 1998)

Pada masa Orde Baru, Pemerintah menyatakan akan menjalankan UUD 1945 dan Pancasila secara murni dan konsekuen. Namun pelaksanaannya ternyata menyimpang dari Pancasila dan UUD 1945 yang murni, terutama pelanggaran pasal 23 (hutang Konglomerat/private debt dijadikan beban rakyat Indonesia/public debt) dan pasal 33 UUD 1945 yang memberi kekuasaan pada pihak swasta untuk menghancurkan hutan dan sumber alam kita.

Page 28: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 23

Pada masa Orde Baru, UUD 1945 juga menjadi konstitusi yang sangat "sakral". Bentuk kesakralan tersebut dapat terlihat dari sulitnya untuk melakukan perubahan terhadap UUD 1945 yang tercermin dari regulasi yang ditetapkan sebagai berikut:

(1) Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyatakan bahwa MPR berketetapan

untuk mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak akan melakukan perubahan terhadapnya,

(2) Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum yang antara lain menyatakan bahwa bila MPR berkehendak mengubah UUD 1945, terlebih dahulu harus minta pendapat rakyat melalui referendum,

(3) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum, yang merupakan pelaksanaan TAP MPR Nomor IV/MPR/1983.

f. Periode 21 Mei 1998 s.d. 19 Oktober 1999

Pada masa ini dikenal masa transisi, yaitu masa sejak Presiden Soeharto digantikan oleh B.J.Habibie sampai dengan lepasnya Provinsi Timor Timur dari NKRI.

g. Periode UUD 1945 Amandemen

Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah dilakukannya perubahan (amandemen) terhadap UUD 1945. Latar belakang tuntutan perubahan UUD 1945 antara lain karena pada masa Orde Baru, kekuasaan tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat(dan pada kenyataannya bukan di tangan rakyat), kekuasaan yang sangat besar pada Presiden, adanya pasal-pasal yang terlalu "luwes" (sehingga dapat menimbulkan multitafsir), serta kenyataan rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara negara yang belum cukup didukung ketentuan konstitusi.

Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dan negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa.

Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan diantaranya tidak mengubah Pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan susunan kenegaraan (staatsstructuur) kesatuan atau selanjutnya lebih dikenal sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta mempertegas sistem Pemerintahan Presidensiil.

h. Periode 1999-2002

UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan (amandemen) yang ditetapkan dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan MPR:

1. Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14−21 Oktober 1999 → Perubahan Pertama UUD 1945;

Page 29: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 24

2. Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 7−18 Agustus 2000 → Perubahan Kedua UUD 1945;

3. Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1−9 November 2001 → Perubahan Ketiga UUD 1945;

4. Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1−11 Agustus 2002 → Perubahan Keempat UUD 1945.

5. Naskah Undang-Undang Dasar 1945

Sebelum dilakukan perubahan, UUD 1945 terdiri atas: Pembukaan, Batang Tubuh (16 bab, 37 pasal, 65 ayat (16 ayat berasal dari 16 pasal yang hanya terdiri dari 1 ayat dan 49 ayat berasal dari 21 pasal yang terdiri dari 2 ayat atau lebih), 4 pasal Aturan Peralihan, dan 2 ayat Aturan Tambahan), serta Penjelasan.

Setelah dilakukan 4 kali perubahan, UUD 1945 memiliki 20 bab, 73 pasal, 194 ayat, 3 pasal Aturan Peralihan, dan 2 pasal Aturan Tambahan.

II. POKOK-POKOK PIKIRAN DALAM “ PEMBUKAAN”

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai pernyataan Kemerdekaan terperinci dari bangsa Indonesia, yang mengandung cita-cita luhur dari Proklamasi Kemerdakaan 17 Agustus 1945 dan memuat Pancasila sebagai Dasar Negara merupakan satu rangkaian, oleh karena itu di dalam Pembukaan UUD 1945 tidak dapat diubah oleh siapapun juga, termasuk oleh MPR hasil Pemilihan Umum sesuai dengan pasal 37 Undang-Undang Dasar 1945.

Pancasila sebagai Dasar Negara yang mendasari kemajemukan bangsa Indonesia yang merupakan ciri-ciri bangsa Indonesia, untuk itu kita berkewajiban untuk melindungi seluruh bangsa dan seluruh tanah air Indonesia mengingat: 1. “Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

dengan berdasarkan atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”

2. Pengertian negara persatuan adalah negara yang melindungi seluruh bangsa dan tanah airnya, mengatasi segala paham golongan, dan perseorangan.

3. Negara, menurut pengertian “pembukaan” itu menghendaki persatuan, meliputi segenap bangsa Indonesia seluruhnya. Inilah dasar negara yang tidak boleh dilupakan.

4. Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat. 5. Pokok yang ketiga yang terkandung dalam “pembukaan” ialah negara yang

berkedaulatan rakyat, berdasar atas kerakyataan dan permusyawaratan perwakilan. 6. Pokok pikiran yang keempat yang terkandung dalam “pembukaan” ialah negara

berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

Page 30: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 25

III. POKOK-POKOK SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA MENURUT UUD 1945 ADALAH :

1) Bentuk negara adalah kesatuan dengan prinsip otonomi yang luas, wilayah negara

terbagi dalam 33 provinsi. Sesuai dengan UU nomor 20 Tahun 2012 menjadi 34 provinsi terakhir adalah Kalimantan Utara yang beribu kota provinsi di Tanjung Selor.

2) Bentuk pemerintahan adalah Republik, sedangkan sistem pemerintahan adalah Presidensial.

3) Pemegang kekuasaan Eksekutif adalah Presiden yang merangkap sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Presiden dan Wakil Presiden dipilih dan diangkat oleh MPR untuk masa jabatan 5 tahun. Pada tahun 2004 Presiden dan Wakil Presiden dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu paket untuk masa jabatan 2004-2009.

4) Kabinet atau menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden, serta bertanggung- jawab kepada Presiden.

5) Parlemen terdiri dari 2 bagian yaitu Dewan Pertimbangan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota DPR dan DPD merupakan anggota MPR. DPR terdiri atas para wakil rakyat yang dipilih melalui Pemilu dengan sistem proporsional terbuka. Anggota DPD adalah para wakil dari masing-masing provinsi yang berjumlah 4 orang dari tiap provinsi. DPRD dan DPRD kabupaten/ kota yang anggotanya juga dipilih melalui pemilu. DPR mempunyai kekuasaan legislatif dan kekuasaan mengawasi jalannya pemerintahan.

6) Kekuasaan Yudikatif dijalankan oleh Mahkamah Agung dan badan peradilan dibawahnya.

7) Sistem pemerintahan negara Indonesia setelah amandemen UUD 1945, masih tetap menganut sistem pemerintahan presidensial karena Presiden tetap sebagai kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan.

Perbandingan Sistem Pemerintahan Negara RI Sebelum dan Setelah Amandemen UUD 1945.

Masa Orde Baru

(Sebelum amandemen UUD 1945) Masa Reformasi

(Setelah amandemen UUD 1945) Di dalam Penjelasan UUD 1945, dicantumkan pokok - pokok sistem pemerintahan negara Republik Indonesia sebagai berikut :

Undang-undang Dasar 1945 berdasarkan Pasal II aturan Tambahan terdiri atas Pembukaan dan pasal-pasal, tentang sistem pemerintahan negara Republik Indonesia dapat dilihat di dalam pasal-pasal sebagai berikut:

Page 31: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 26

a. Indonesia adalah negara hukum (rechtssaat) Negara Indonesia berdasar atas hukum (rechtssaat), tidak berdasakan atas kekuasaan belaka (machtsaat). Ini mengandung arti bahwa negara, termasuk di dalamnya pemerintah dan lembaga- lembaga negara lain, dalam melaksanakan tugasnya/tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum dan dapat dipertanggung- jawabkan secara hukum.

a. Negara Indonesia adalah negara hukum Tercantum di dalam pasal 1 ayat (3), tanpa ada penjelasan.

b. Sistem Konstitusional Pemerintahan berdasar atas sistemkonstitusi (hukum dasar). Sistem ini memberikan ketegasan tentang cara pengendalian pemerintahan negara yang dibatasi oleh ketentuan konstitusional, dengan sendirinya juga ketentuan dalam hukum lain yang merupakan produk konstitusional, seperti ketetapan- ketetapan MPR, Undang-undang, Peraturan pemerintah, dan sebagainya.

b. Sistem Konstitusional Secara eksplisit tidak tertulis, namun secara subtantif dapat dilihat pada pasal- pasal sebagai berikut: - Pasal 2 ayat (1) - Pasal 3 ayat (3) - Pasal 4 ayat (1) - Pasal 5 ayat (1) dan (2) - Dan lain-lain

c. Kekuasaan negara tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat. Kedaulatan rakyat dipegang oleh suatu badan yang bernama MPR sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia, tugas majelis adalah: 1. Menetapkan Undang-undang Dasar,

2. Menetapkan Garis-garis Besar Haluan

Negara, 3. Mengangkat kepala negara (Presiden),

dan mengangkat wakil kepala negara (wakil presiden)

Majelis inilah yang memegang kekuasaan negara tertinggi, sedang presiden harus menjalankan haluan negara menurut garis-garis besar yang telah ditetapkan oleh Majelis. Presiden yang diangkat oleh Majelis tunduk dan bertanggung jawab kepada Majelis. Presiden adalah

c. Kekuasaan negara tertinggi di tangan MPR Sesuai dengan pasal 2 ayat (1) bahwa MPR terdiri dari anggota DPR dan DPD. MPR berdasarkan pasal 3 mempunyai wewenang dan tugas sebagai berikut: - Mengubah dan menetapkan Undang-

undang Dasar - Melantik Presiden dan/atau Wakil

Presiden - Dapat memberhentikan Presiden

dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatan-nya menurut UUD

Page 32: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 27

“mandataris” dari majelis yang berkewajiban menjalankan ketetapan- ketetapan Majelis

d. Presiden ialah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi menurut UUD Dalam menjalankan kekuasaan pemerintahan negara, tanggung jawab penuh ada di tangan Presiden. Hal itu karena Presiden bukan saja dilantik oleh Majelis, tetapi juga dipercaya dan diberi tugas untuk melaksanakan kebijakan rakyat yang berupa Garis-garis Besar Haluan Negara ataupun ketetapan MPR lainnya.

d. Presiden ialah penyelenggara pemerintah menurut UUD Masih relevan dengan jiwa pasal 3 ayat (2), pasal 4 ayat (1) dan ayat (2)

e. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat Kedudukan Presiden denganDPR adalah sejajar. Dalam hal pembentukan undang- undang dan menetapkan APBN, Presiden harus mendapat persetujuan dari DPR. Oleh karena itu, Presiden harus bekerja sama dengan DPR. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan, artinya kedudukan presiden tidak tergantung dari Dewan. Presiden tidak dapat membubarkan DPR seperti dalam kabinet parlementer, dan DPR pun tidak dapat menjatuhkan Presiden.

e. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat Dengan memperhatikan pasal-pasal tentang kekuasaan pemerintahannegara (presiden) dari Pasal 4 s.d 16, dan Dewan Perwakilan Rakyat (Pasal 19 s.d 22 B) makaketentuan bahwa presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR masih relevan. Sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia masih tetap menerapkan sistem presidensial.

f. Menteri negara adalah pembantu Presiden, menteri negara tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Presiden memilih, mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri negara. Menteri-menteri itu tidak bertanggung jawab kepada DPR dan kedudukannya tidak tergantung dari Dewan, tetapi bergantung pada presiden. Menteri-menteri merupakan pembantu Presiden.

f. Menteri negara adalah pembantu Presiden, menteri negara tidak bertanggung jawab kepada DPR. Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara. Menteri-menteri diangkat dan di- berhentikan oleh Presiden yang pembentukan, pengubahan dan pembubarannya diatur dalam undang- undang pasal 17.

Page 33: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 28

g. Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas Meskipun kepala negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi bukan berarti ia “diktator” atau kekuasaannya tidak terbatas. Presiden, selain harus bertanggung jawab kepada MPR, juga harus memperhatikan sungguh- sungguh suara-suara dari DPR karena DPR berhak mengadakan pengawasan terhadap Presiden (DPR adalah anggota MPR). DPR juga mempunyai wewenang mengajukan usul kepada MPR untuk mengadakan sidang istimewa guna meminta pertanggungjawaban Presiden, apabila dianggap sungguh-sungguh melanggar hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya atau perbuatan tercela.

g. Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas Presiden sebagai kepala negara, kekuasa- annya dibatasi oleh undang-undang. MPR berwenang memberhentikan Presiden dalam masa jabatannya (pasal 3 ayat 3). Demikian juga DPR, selain mempunyai hak interpelasi, hak angket, dan menyatakan pendapat, juga hak mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat serta hak imunitas (pasal 20 A ayat 2 dan 3)

Perubahan politik Indonesia ditandai dengan adanya keberanian anggota dewan dalam mengkritisi kebijakan pemerintah dan semakin produktif dalam menghasilkan peraturan perundang-undangan yang pada masa Orde Baru hal ini tidak terjadi.

Demikian juga MPR dan lembaga-lembaga negara lain yang sudah mampu menunjukkan keberadaannya. Dominasi eksekutif (lembaga Kepresidenan) sudah diminimalisir dengan salah satu amandemen UUD 1945 pasal 7 tentang jabatan presiden yang maksimal 2 periode (10) tahun. Keduanya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yang dipilih langsung oleh rakyat. Dalam struktur ketatanegaraan, terjadi penambahan nama lembaga negara dan sekaligus penghapusan satu lembaga negara.

Page 34: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 29

JIWA DAN PANDANGAN HIDUP BANGSA

PEMBUKAAN UUD 1945

UNDANG-UNDANG DASAR 1945

MPR

Struktur Ketatanegaraan Sebelum Amandemen UUD 1945

MA

BPK

DPR

PRESIDEN

DPA

Struktur Ketatanegaraan Setelah Amandemen UUD 1945

BPK MPR

PRESIDEN KEHAKIMAN

DPD DPR

WAKIL PRESIDEN

MK MA KY

Legislatif Eksekutif Yudikatif

UNDANG-UNDANG DASAR 1945

Page 35: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 30

Beberapa hal yang mendasar dalam ketatanegaraan negara Republik Indonesia setelah dilakukan amandemen terhadap Undang-undang Dasar 1945, adalah sebagai berikut; 1. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilakukan menurut UUD (pasal 1) 2. MPR bimakeral (dibagi dua), yaitu terdiri dari DPR dan DPD (pasal 2) 3. Masa jabatan Presiden maksimal 2 (dua) periode (pasal 7) 4. Pencantuman hak asasi manusia (pasal 28 A s.d 28 J) 5. Presiden dan wakil Presiden dipilih langsung 6. Penghapusan DPA dan diganti menjadi Dewan Pertimbangan, di bawah Presiden 7. Penghapusan GBHN sebagai salah satu tugas MPR 8. Pembentukan Mahkamah Konsitusi (MK) dan Komisi Yudisial (KY), tercantum dalam

pasal 24B dan 24C 9. Anggaran Pendidikan minimal 20% (pasal 31) 10. Negara kesatuan tidak boleh diubah (pasal 37) 11. Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 dihapus 12. Penegasan demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi keadilan,

berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian serta dengan menjaga keseimbangan, kemajuan, dan kesatuan ekonomi nasional.

Berdasarkan landasan yuridis konstitusional, sistem pemerintahaan presidensial yang diterapkan di negara Republik Indonesia baik pada masa Orde lama (1959-1966), Orde Baru (1966-1998), dan Era Reformasi (1998 s.d sekarang), secara subtantif tidak mengalami perubahan. Perbedaan pelaksanaan terletak pada cara pandang dan pemahaman rezim yang berkuasa serta kebijakan-kebijakan politik dan produk-produk hukumnya. Untuk dapat melihat secara komperhensif kelebihan dan kelemahan sistem pemerintah negara Republik Indonesia, dapat dilihat pada matriks dibawah ini.

Sistem Pemerintahan Presidensial Negara RI

No Kelebihan Kekurangan

1 Adanya pernyataan bahwa Indonesia adalah negara berdasarkan atas hukum dan sistem konstitusi nasional. Hal ini telah memberikan kepastian hukum dan supermasi hukum dalam penyelenggara- an pemerintahan negara.

Produk hukum belum banyak memihak kepentingan rakyat, demikian juga aparat penegak hukum (polisi, jaksa, dan hakim) yang masih belum bekerja (beberapa oknum) secara profesional sehingga dapat diajak berkolusi.

2 Majelis Permusyawaratan Rakyat, yang terdiri dari anggota DPR, Utusan Daerah, dan Utusan Golongan (sekarang DPR dan DPD), berwenang mengubah UUD dan memberhentikan Presiden/Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut UUD.

Majelis Permusyawaratan Rakyat yang anggotanya terdiri atas anggota DPR, Utusan Daerah, dan Utusan Golongan (sekarang DPR dan DPD), merupakan lembaga negara yang sarat dengan muatan politis sehingga keputusan

Page 36: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 31

Hal ini pernah dilakukan karena Presiden dinilai telah melanggar haluan negara atau UUD 1945. Contoh Presiden Soekarno (tahun 1967), Presiden B.J. Habibie (Tahun 1999) dan Presiden K.H. Abdurahman Wahid (Tahun 2002).

maupun ketetapan-ketetapannya sangat bergantung kepada konstelasi politik rezim yang berkuasa saat itu. Contoh, Pada masa Orde baru, wewenang MPR untuk mengubah UUD tidak pernah dilakukan, meskipun banyak suara-suara rakyat yang menghendaki amandemen. Keputusan politik masa itu ialah dikeluarkannya Ketetapan MPR No. IV/MPR/1983 tentang Referendum bila ingin mengubah UUD 1945.

3 Jabatan Presiden (eksekutif) tidak dapat dijatuhkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat, dan sebaliknya Presiden juga tidak dapat membubarkan DPR. Presiden dan DPR dalam pembuatan Undang- undang.

Pengawasan rakyat terhadap pemerin- tahan kurang berpengaruh, sehingga ada kecenderungan eksekutif lebih dominan bahkan dapat mengarah ke otoriter.Contoh, pada masa Orde Lama presiden dapat membubarkan DPR dan lembaga-lembaga lain tidak berfungsi bahkan seakan menjadi pembantu presiden. Demikian juga pada masa Orde Baru, meskipun ada lembaga- lembaga negara lain namun kurang berfungsi sebagaimana mestinya.

4 Jalannya pemerintahan cenderung lebih stabil karena program-program relatif lancar dan tidak terjadi krisis kabinet. Hal ini dimungkinkan karena kabinet (menteri-menteri) yang diangkat dan diberhentikan Presiden hanya ber- tanggung jawab kepada Presiden. Menteri-menteri adalah pembantu presiden.

Jika para menteri tidak terdiri dari orang-orang yang jujur, bersih, dan profesional, program-program peme- rintah tidak berjalan efektif dan populis (berpihak kepada rakyat). Hal ini akan berakibat munculnya arogansi kekuasaan, salah urus, dan suburnya korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Secara umum hal ini terjadi pada masa pemerintahan Orde Baru, meskipun harus diakui adanya keberhasilan di bidang pembangunan fisik.

Page 37: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 32

UNDANG – UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA 1945

PEMBUKAAN (Preambule)

Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu,

maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.

Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

BAB I

BENTUK DAN KEDAULATAN

Pasal 1 (1) Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik (2) Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-undang Dasar

***) (3) Negara Indonesia adalah Negara Hukum . ***)

BAB II

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT

Pasal 2 (1) Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan

anggota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih melalui pemilihan umum dan diatur lebih lanjut dengan undang-undang. ****)

Page 38: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 33

(2) Majelis Permusyawaratan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibukota negara.

(3) Segala putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat ditetapkan dengan suara yang terbanyak.

Pasal 3

(1) Majelis Permusyawaratan Rakyat mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar.***)

(2) Majelis Permusyawaratan Rakyat melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden.***/****) (3) Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya dapat memberhentikan Presiden dan / atau

Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut Undang-Undang Dasar.***/****)

BAB III KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA

Pasal 4

(1) Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang- Undang Dasar.

(2) Dalam melakukan kewajiban Presiden dibantu oleh seorang Wakil Presiden.

Pasal 5 (1) Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang kepada Dewan Perwakilan

Rakyat.*) (2) Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-undang

sebagaimana mestinya.

Pasal 6 (1) Calon Presiden dan calon Wakil Presiden harus seorang warga negara Indonesia sejak

kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri, tidak pernah mengkhianati negara, sera mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Presiden dan Wakil Presiden. ***)

(2) Syarat-syarat untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden diatur lebih lanjut dengan undang-undang.***)

Pasal 6A

(!) Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat. ***)

(2) Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilihan umum sebelum pelaksanaan pemilihan umum.***)

(3) Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden yang mendapatkan suara lebih dari lima puluh persen dari jumlah suara dalam pemilihan umum dengan sedikitnya dua puluh

Page 39: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 34

persen suara di setiap Provinsi yang terbesar di Indonesia, dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden. ***)

(4) Dalam hal tidak ada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih, dua pasang calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan umum dipilih oleh rakyat secara langsung dan pasangan yang memperoleh suara rakyat terbanyak dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden.

(5) Tata cara pelaksanaan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden lebih lanjut diatur dalam undang-undang.***)

Pasal 7

Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama masa lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan.*)

Pasal 7A

Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat atas usul Dewan Perwakilan Rakyat, baik apabila terbukti telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan / atau Wakil Presiden.***)

Pasal 7B

(1) Usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diajukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya dengan terlebih dahulu mengajukan permintaan kepada Mahkamah Konstitusi untuk memeriksa, mengadili, dan memutus pendapat Dewan Perwakilan Rakyat bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela, dan atau pendapat bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden.***)

(2) Pendapat Dewan Perwakilan Rakyat bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum tersebut ataupun telah tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden adalah dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat.***)

(3) Pengajuan permintaan Dewan Perwakilan Rakyat kepada Mahkamah Konstitusi hanya dapat dilakukan dengan dukungan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang hadir dalam sidang paripurna yang dihadiri oleh sekurang- kurangnya 2/3 dari jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat.***)

(4) Mahkamah Konstitusi wajib memeriksa, mengadili, dan memutuskan dengan seadil- adilnya terhadap Dewan Perwakilan Rakyat itu diterima oleh Mahkamah Konstitusi.***)

(5) Apabila Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden terbukti melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya atau perbuatan tercela; dan/atau terbukti bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai

Page 40: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 35

Presiden dan/atau Wakil Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat menyelenggarakan sidang paripurna untuk meneruskan usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat.***)

(6) Majelis Permusyawaratan Rakyat wajib menyelenggarakan sidang untuk memutuskan usul Dewan Perwakilan Rakyat tersebut paling lambat tiga puluh hari sejak Majelis Permusyawaratan Rakyat menerima usul tersebut.***)

(7) Keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat atas usul pemberhentian Presiden dan/ atau Wakil Presiden harus diambil dalam rapat paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah anggota dan disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang hadir, setelah Presiden dan/ atau Wakil Presiden diberi kesempatan menyapaikan penjelasan dalam rapat paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat.***)

Pasal 7C

Presiden tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat. ***)

Pasal 8 (1) Jika Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melaku (2) kan kewajibannya dalam masa jabatannya, ia digantikan oleh Wakil Presiden sampai

habis masa jabatannya.***) (3) Dalam hal terjadi kekosongan Wakil Presiden, selambat-lambatnya dalam waktu enam

puluh hari, Majelis Permusyawaratan Rakyat menyelenggarakan sidang untuk memilih Wakil Presiden dari dua calon yang diusulkan oleh Presiden.***)

(4) Jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersama, pelaksana tugas kepresidenan adalah Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Pertahanan secara bersama-sama. Selambat-lambatnya tiga puluh hari setelah itu, Majelis Permusyawaratan Rakyat menyelenggarakan sidang untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua pasang calon Presiden dan Wakil Presiden yang diusulkan oleh partai politik gabungan partai politik pasangan calon Presiden dan Wakil Presidennya meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam pelilihan umum sebelumnya, sampai berakhir masa jabatannya.****)

Pasal 9

(1) Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil Presiden bersumpah menurut agama, atau berjanji dengan sungguh-sungguh di hadapan Majelis Permusyawaratan Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat sebagai berikut:

Sumpah Presiden/Wakil Presiden:

“ Demi Allah, saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa”

Page 41: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 36

Janji Presiden / Wakil Presiden : “ Saya berjanji dengan sungguh-sungguh akan memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan seadil- adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa”.*)

(2) Jika Majelis Permusyawaratan Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat tidak dapat

mengadakan sidang, Presiden dan Wakil Presiden bersumpah menurut agama, atau berjanji dengan sungguh sungguh di hadapan pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan disaksikan oleh Pimpinan Mahkamah Agung.*)

Pasal 10

Presiden memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.

Pasal 11

(1) Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain.****)

(2) Presiden dalam membuat perjanjian internasional lainnya yang menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara, dan / atau mengharuskan perubahan atau pembentukan undang-ungang harus dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.***)

(3) Ketentuan lebih lanjut tentang perjanjian internasional diatur dengan undang- undang.***)

Pasal 12

Presiden menyatakan keadaan bahaya. Syarat-syarat dan akibatnya keadaanbahaya ditetapkan dengan undang-undang.

Pasal 13

(1) Presiden mengangkat duta dan konsul. (2) Dalam mengangkat Duta, Presiden memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan

Rakyat.*) (3) Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan

Dewan Perwakilan Rakyat.*)

Pasal 14 (1) Presiden memberikan grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan

Mahkamah Agung.*) (2) Presiden memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan Dewan

Perwakilan Rakyat.*)

Page 42: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 37

Pasal 15 Presiden memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan

undang-undang.*)

Pasal 16 Presiden membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan

pertimbangan kepada Presiden, yang selanjutnya diatur dalam undang-undang.****)

BAB IV DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG (Amandemen Tahun 2004****)

BAB V

KEMENTERIAN NEGARA

Pasal 17 (1) Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara. (2) Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.*) (3) Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.*) (4) Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara diatur dalam

undang-undang.***)

BAB VI PEMERINTAH DAERAH

Pasal 18

(1) Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota itu mempunyai pemerintah daerah, yang diatur dengan undang-undang.**)

(2) Pemerintah daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.**)

(3) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.**)

(4) Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintahan daerah provinsi kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis.**)

(5) Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat.**)

(6) Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.**)

(7) Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam undang- undang.**)

Page 43: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 38

Pasal 18 A (1) Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah provinsi,

kabupaten, dan kota, atau antara provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan undang-undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah.**)

(2) Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang.**)

Pasal 18 B

(1) Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang.**)

(2) Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang.**)

BAB VII

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

Pasal 19 (1) Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dipilih melalui pemilihan umum.**) (2) Susunan Dewan Perwakilan Rakyat diatur dengan undang-undang.**) (3) Dewan Perwakilan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.**)

Pasal 20

(1) Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang-undang.*) (2) Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden

untuk mendapatkan persetujuan bersama.*) (3) Jika rancangan undang-undang itu tidak mendapatkan persetujuan bersama, rancangan

undang-undang itu tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan Rakyat masa itu.*)

(4) Pesiden mengesahkan rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama untuk menjadi undang-undang.*)

(5) Dalam hal rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama tersebut tidak disahkan oleh Persiden dalam waktu tiga puluh hari semenjak rancangan undang- undang tersebut sah menjadi undang-undang dan wajib diundangkan.**)

Pasal 20A

(1) Dewan Perwakilan Rakyat memiliki fungsi legalisasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan.**)

(2) Dalam melaksanakan fungsinya, selain hak yang diatur dalam pasal-pasal lain Undang - Undang Dasar ini, Dewan Perwakilan Rakyat mempunyai hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat. **)

Page 44: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 39

(3) Selain hak yang diatur dalam pasal-pasal lain Undang-Undang Dasar ini, Dewan Perwakilan Rakyat mempunyai hak mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat, serta hak imunitas.**)

(4) Ketentuan lebih lanjut tentang hak Dewan Perwakilan Rakyat dan hak anggota Dewan Perwakilan Rakyat diatur dalam Undang-Undang.**)

Pasal 21

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat berhak mengajukan usul rancangan undang-undang.*)

Pasal 22 (1) Dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, Presiden berhak menetapkan peraturan

pemerintah sebagai pengganti undang-undang. (2) Peraturan pemerintah itu harus mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dalam

persidangan yang berikut. (3) Jika tidak mendapat persetujuan, maka peraturan pemerintah itu harus dicabut.

Pasal 22 A

Ketentuan lebih lanjut tentang tata cara pembentukan undang-undang diatur dengan undang-undang.**)

Pasal 22 B

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dapat diberhentikan dari jabatannya, yang syarat- syarat dan tata caranya diatur dalam undang-undang.**)

BAB VIIA***)

DEWAN PERWAKILAN DAERAH

Pasal 22C (1) Anggota Dewan Perwakilan Daerah dipilih dari setiap Provinsi melalui pemilihan

umum.***) (2) Anggota Dewan Perwkilan Daerah dari setiap provinsi jumlahnya sama dan jumlah

seluruh anggota Dewan Perwakilan Daerah itu tidak lebih dari sepertiga jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat.***)

(3) Dewan Perwakilan Daerah bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.***) (4) Susunan dan kedudukan Dewan Perwakilan Daerah diatur dengan undang-undang.***)

Pasal 22D

(1) Dewan Perwakilan Daerah dapat mengajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat rancangan undang-undang yang berakitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan daerah pusat dan daerah.***)

Page 45: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 40

(2) Dewan Perwakilan Daerah ikut membahas rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah; pembentukan,pemekaran, dan penggabungan daerah; pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah; serta memberikan pertimbangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat atas rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara dan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.***)

(3) Dewan Perwakilan Daerah dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang- undang mengenai; otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara, pajak, pendidikan, dan agama serta menyampaikan hasil pengawasannya itu kepada Dewan Perwakilan Rakyat sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti.***)

(4) Anggota Dewan Perwakilan Daerah dapat diberhentikan dari jabatannya, yang syarat- syarat dan tata caranya diatur dalam undang-undang.***)

BAB VIIB

PEMILIHAN UMUM

Pasal 22E (1) Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil

setiap lima tahun sekali.***) (2) Pemilihan umum diselenggarakan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat,

Dewan Perwakilian Daerah, Presdien dan Wakil Presiden, dan Perwakilan Rakyat Daerah.***)

(3) Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Partai Politik.***)

(4) Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Daerah adalah perseorangan.***)

(5) Pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri.***)

(6) Ketentuan lebih lanjut tentang pemilihan umum diatur dengan undang-undang.***)

BAB VIII HAL KEUANGAN

Pasal 23

(1) Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.***)

(2) Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah.***)

Page 46: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 41

(3) Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara yang diusulkan oleh Presiden, Pemerintah menjalankan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun yang lalu.***)

Pasal 23A

Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang.***)

Pasal 23B

Macam dan harga mata uang ditetapkan dengan undang-undang.****)

Pasal 23C Hal-hal lain mengenai keuangan negara diatur dengan undang-undang.***)

Pasal 23D

Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang.****)

BAB VIIIA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

Pasal 23E (1) Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan

satu Badan Pemeriksa keuangan yang bebas dan mandiri.***) (2) Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat,

Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, sesuai dengan kewenangannya.***)

(3) Hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan dan / atau badan sesuai dengan undang-undang.***)

Pasal 23F

(1) Anggota Badan Pemeriksa Keuangan dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Dewan dan diresmikan oleh Presiden***)

(2) Pimpinan Badan Pemeriksa Keuangan dipilih dari dan oleh anggota.***)

Pasal 23G (1) Badan Pemeriksa Keuangan berkedudukan di ibukota negara, dan memiliki perwakilan

disetiap provinsi. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Badan Pemeriksa Keuangan diatur dengan undang-

undang.***)

Page 47: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 42

BAB IX KEKUASAAN KEHAKIMAN

Pasal 24

(1) Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.***)

(2) Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.***)

(3) Badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam undang-undang.****)

Pasal 24A

(1) Mahkamah agung berkenan mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan dibawah undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang.***)

(2) Hakim agung harus memiliki intergritas dan kepribadian yang tidak tercela, adil, profesional, dan berpengalaman di bidang hukum.***)

(3) Calon hakim agung diusulkan Komisi Yudisial kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk mendapatkan persetujuan dan selanjutnya ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden.***)

(4) Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Agung dipilih dari dan oleh hakim agung.***) (5) Susunan, kedudukan keanggotaan, dan hukum acara Mahkamah Agung serta badan

peradilan dibawahnya diatur dengan undang-undang.***)

Pasal 24B (1) Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim

agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim.***)

(2) Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman di bidang hukum serta memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela.***)

(3) Anggota Komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.***)

(4) Susunan, kedudukan, dan keanggotaan Komisi Yudisial diatur dengan undang- undang.***)

Pasal 24C

(1) Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutuskan sengketa, kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar, memutuskan pembubaran partai politik, dan memutuskan peselisihan tentang hasil pemilihan umum.***)

Page 48: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 43

(2) Mahkamah Konsitusi wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan /atau Wakil Presiden menurut Undang-Undang Dasar.***)

(3) Mahkamah Konstitusi mempunyai sembilan orang anggota hakim konstitusi yang ditetapkan oleh Presiden, yang diajukan masing-masing tiga orang oleh Mahkamah Agung, tiga orang oleh Dewan Perwakilan Rakyat, dan tiga orang oleh Predien.***)

(4) Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi dipilih dari dan oleh hakim konstitusi.***) (5) Hakim konstitusi harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela, adil,

negarawan yang menguasi konstitusi dan ketatanegaraan, serta tidak merangkap sebagai pejabat negara.***)

(6) Pengangkatan dan pemberhentian hakim konstitusi, hukum acara serta ketentuan lainnya tentang Mahkamah Konstitusi diatur dengan undang-undang.***)

Pasal 25

Syarat-syarat untuk menjadi dan untuk diperhentikan sebagai hakim ditetapkan dengan undang-undang.

BAB IXA**)

WILAYAH NEGARA

Pasal 25A****) Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri

nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang- undang.**)

BAB X

WARGA NEGARA DAN PENDUDUK**)

Pasal 26 (1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang Indonesia asli dan orang-orang bangsa

lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. (2) Penduduk ialah waga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di

Indonesia.**) (3) Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-undang.**)

Pasal 27

(1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

(2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

(3) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.**)

Page 49: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 44

Pasal 28 Kemerdekaan berserikat dan berkumpul mengeluarkan, pikiran dengan lisan dan tulisan

dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.

BAB XA HAK ASASI MANUSIA

Pasal 28A

Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupan.**)

Pasal 28B (1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui

perkawinan yang sah.**) (2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas

perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.**)

Pasal 28C (1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya,

berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan umat manusia.**)

(2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya.**)

Pasal 28D

(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum.**)

(2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapatkan imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.**)

(3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.**)

(4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.**)

Pasal 28E (1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih

pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.**

(2) Setiap orang berhak atas kebebasan menyakini kepercayaan, menyatakan pikiran, dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.**)

(3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.**)

Page 50: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 45

Pasal 28F Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk

mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.**)

Pasal 28G

(1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.**)

(2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain.**)

Pasal 28H

(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.**)

(2) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan.**)

(3) Setiap orang berhak atas jasmani sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.**)

(4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun.**)

Pasal 28I

(1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun.**)

(2) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak mendapat perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif.**)

(3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban.**)

(4) Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah.**)

(5) Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.**)

Pasal 28J

(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.**)

Page 51: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 46

(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain, dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatau masyarakat demokratis.**)

BAB XI AGAMA

Pasal 29

(1) Negara berdasar atas ketuhanan Yang Maha Esa. (2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya dan untuk

beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu.

BAB XII PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA

Pasal 30

(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.**)

(2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung.**)

(3) Tentara Nasional Indonesia terdiri dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.**)

(4) Kepolisian Rebuplik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum.**)

(5) Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Rebuplik Indonesia, hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara, dalam usaha pertahanan dan keamanan negara, serta hal-hal yang terkait dengan pertahanan dan kemanan diatur dengan undang-undang.**)

BAB XIII

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN ****)

Pasal 31 (1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.****) (2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib

membiayainya.***)

Page 52: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 47

(3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistim pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.****)

(4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional .****)

(5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai- nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.

Pasal 32

(1) Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebaskan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.****)

(2) Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.****)

BAB XIV

PEREKONOMIAN NASIONAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL****)

Pasal 33 (1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. (2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasasi hajat hidup

orang banyak dikuasasi oleh negara. (3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan

dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. (4) Perekonomian nasional diselengarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip

kebersamaan, efesiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekomomi nasional.****)

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang- undang.****)

Pasal 34

(1) Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara.****) (2) Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan

masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusian.****) (3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas

pelayanan umum yang layak.****) (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-

undang.****)

Page 53: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 48

BAB XV BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA,

SERTA LAGU KEBANGSAAN **)

Pasal 35 Bendera Negara Indonesia ialah Sang Saka Merah Putih.

Pasal 36

Bahasa Negara Indonesia ialah Bahasa Indonesia.

Pasal 36A Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.**)

Pasal 36B

Lagu kebangsaan ialah Indonesia Raya.***)

Pasal 36C Ketentuan lebih lanjut mengenai Bendera, Bahasa dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan diatur dangan undang-undang.**)

BAB XVI

PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR

Pasal 37 (1) Usut perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar diagendakan dalam sidang Majelis

Permusyawaratan Rakyat apabila diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah anggota Majelis Permusyawaran Rakyat.****)

(2) Setiap usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar diajukan secara tertulis dan ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya.****)

(3) Untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar Majelis Permusyawaratan Rakyat dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota Majelis Permusywaratan Rakyat.****)

(4) Putusan untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar dilakukan dengan persetujuan sekurang-kurangnya lima puluh persen ditambah satu dari seluruh anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat.****)

(5) Khusus tentang bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan.****)

ATURAN PERALIHAN

Pasal I

Segala peraturan perundang-undangan yang ada masih tetap berlaku selama belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini.****)

Page 54: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 49

Pasal II Semua lembaga negara yang ada masih tetap berfungsi sepanjang untuk melaksanakan

ketentuan Undang-Undang Dasar dan belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini.****)

Pasal III

Mahkamah Konstitusi dibentuk selambat-lambatnya pada 17 Agustus 2003 dan sebelum dibentuk segala kewenangannya dilakukan oleh Mahkamah Agung.****)

ATURAN TAMBAHAN

Pasal I

Majelis Permusyarawatan Rakyat ditugasi untuk melakukan peninjauan terhadap materi dan status hukum Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dan ketetapan Permusyawaratan Rakyat Sementara untuk diambil putusan pada sidang Permusyawaratan Rakyat Sementara 2003.****)

Pasal II

Dengan ditetapkannya perubahan Undang-Undang Dasar ini, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terdiri atas pembukaan dan pasal-pasal.****) Pelaksanaan perubahan (amandemen) pertama terhadap UUD’45, berdasarkan hasil rapat Paripurna MPR-RI ke-12 tanggal 10 Oktober 1999 yang kemudian disahkan pada tanggal 19 Oktober 1999, memiliki dasar politis dan yuridis. a. Dasar Politis :

mempelajari, menelaah, dan mempertimbangkan dengan seksama dan sungguh - sungguh hal-hal yang bersifat mendasar yang dihadapi oleh rakyat, bangsa dan negara.

b. Dasar Yuridis : menggunakan kewenangan berdasarkan Pasal 37 UUD 1945.

KETERANGAN : * Amandemen pertama ** Amandemen kedua *** Amandemen ketiga **** Amandemen keempat

Page 55: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 50

MATERI MATRIKULASI SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

I. PENDAHULUAN

Materi yang diujikan untuk Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dalam Ujian Dinas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) adalah menyangkut pemahaman Pegawai Negeri Sipil (PNS)

terhadap berbagai segi yang termaktub dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang dimaksud

adalah khusus untuk pengetahuan dan pemahaman mengenai Program Pembangunan Nasional

(PROPENAS) yang mulai berlaku sejak 1999 sampai saat ini.

Pada materi ini peserta ujian dinas harus mendapat skor di atas nilai minimal (40), mengingat bobot

untuk materi Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional cukup besar yaitu 15%. Substansi tes sepenuhnya bersumber dari Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

II. SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Presiden menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam menyelenggarakan Perencanaan Pembangunan Nasional, Presiden dibantu oleh Menteri. Pimpinan

Kementerian/Lembaga menyelenggarakan perencanaan pembangunan sesuai dengan tugas dan kewenangannya.

A. Asas-Asas Pembangunan Nasional dan Perencanaan Pembangunan Nasional

1. Pembangunan Nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi dengan prinsip-prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, serta kemandirian dengan

menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan Nasional.

2. Perencanaan Pembangunan Nasional disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh,

dan tanggap terhadap perubahan.

3. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional diselenggarakan berdasarkan Asas Umum

Penyelenggaraan Negara.

Page 56: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 51

B. Asas Umum Penyelenggaraan Negara

Untuk menciptakan penyelenggaraan negara yang bersih, bebas dari unsur Kolusi Korupsi dan Nepotisme (KKN), maka sudah seyogyanya diterapkan berbagai asas penyelenggaraan negara

sebagai berikut:

1. Asas kepastian hukum yaitu asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan

perundang-undangan, kepastian dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggara Negara;

2. Asas tertib penyelenggaraan negara yaitu asas yang menjadi landasan keteraturan, keserasian,

dan keseimbangan dalam pengendalian penyelenggaraan negara;

3. Asas kepentingan umum yaitu asas yang mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif;

4. Asas keterbukaan yaitu asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan

tetap memperhatikan perlindungan atau hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara;

5. Proporsionalitas yaitu asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban Penyelenggara Negara;

6. Asas Profesionalitas yaitu asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundangan-undangan; dan

7. Asas akuntabilitas yaitu asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan Penyelenggaraan Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau

rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan perundang-

undangan.

C. Pengertian Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka

menengah dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat pusat

dan daerah.

Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional, maka pengelolaan pembangunan mengalami perubahan pula yaitu:

1. Penguatan kedudukan lembaga legislatif dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara;

Page 57: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 52

2. Ditiadakannya Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) sebagai pedoman penyusunan rencana

pembangunan nasional;

3. Diperkuatnya Otonomi Daerah dan desentralisasi pemerintahan dalam Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Rangkaian perencanaan untuk Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah melalui berbagai

pendekatan yang mencakup politik, teknokratik, partisipatif, atas bawah (top-down) dan bawah atas (bottom-up).

Tahapan Perencanaan Pembangunan Nasional meliputi :

1. Penyusunan Rencana;

2. Penetapan Rencana;

3. Pengendalian Pelaksanaan Rencana dan;

4. Evaluasi Pelaksanaan Rencana.

D. Tujuan

Sistem perencanaan pembangunan nasional bertujuan untuk:

1. Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan;

2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar daerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintahan maupun antara Pusat dan Daerah;

3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan;

4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan

5. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efesien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.

E. Prioritas Pembangunan Nasional

Terdapat lima prioritas pembangunan nasional yaitu:

1. Membangun sistem politik yang demokratis serta mempertahankan persatuan dan kesatuan

nasional.

2. Mewujudkan supremasi hukum dan pemerintahan yang baik.

3. Mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat landasan pembangunan berkelanjutan dan berkeadilan yang berdasarkan sistem ekonomi kerakyatan.

Page 58: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 53

4. Membangun kesejahteraan rakyat, meningkatkan kualitas kehidupan beragama dan ketahanan

budaya.

5. Meningkatkan pembangunan daerah.

F. Hasil Perencanaan Pembangunan Nasional

Hasil Perencanaan Pembangunan Nasional adalah:

1. rencana pembangunan jangka panjang;

2. rencana pembangunan jangka menengah; dan

3. rencana pembangunan tahunan.

G. Sistematika

Sistematika Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional sebagai berikut:

BAB I Ketentuan Umum

BAB II Azas dan Tujuan

BAB III Ruang Lingkup Perencanaan Pembangunan Nasional

BAB IV Tahapan Perencanaan Pembangunan Nasional

BAB V Penyusunan dan Penetapan Rencana

BAB VI Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

BAB VII Data dan Infomasi

BAB VIII Kelembagaan

BAB IX Ketentuan dan Peralihan

BAB X Ketentuan Penutup

III. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP) NASIONAL

A. Pengertian Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional adalah dokumen perencanaan

pembangunan nasional yang merupakan jabaran dari tujuan dibentuknya Pemerintahan Negara Republik Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

Tahun 1945 dalam bentuk visi, misi, dan arah pembangunan nasional untuk masa 20 tahun ke depan

Page 59: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 54

yang mencakupi kurun waktu mulai dari tahun 2005 hingga tahun 2025.

B. Latar Belakang Pembentukan RPJP Nasional

Terbentuknya RPJP Nasional dilatarbelakangi oleh berbagai perkembangan kehidupan kenegaraan

seperti :

1. berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah

2. ditiadakannya Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) sebagai pedoman penyusunan rencana pembangunan nasional

3. penguatan otonomi daerah dan desentralisasi pemerintahan dalam Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI)

Guna menjaga pembangunan tetap berkelanjutan, maka diperlukan suatu Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional. RPJP Nasional tersebut mencakup beberapa tahapan pembangunan jangka menengah. Kurun waktu RPJP Nasional adalah hingga tahun 2025.

C. Periodisasi RPJP Nasional

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional 2005-2025 terbagi dalam periodisasi perencanaan pembangunan jangka menengah nasional yaitu:

1. Rencana pembangunan jangka menengah I Periode I tahun 2005-2009.

2. Rencana pembangunan jangka menengah II Periode I tahun 2010-2014.

3. Rencana pembangunan jangka menengah III Periode I tahun 2015-2019.

4. Rencana pembangunan jangka menengah IV Periode I tahun 2020-2024.

Secara juridis formal keberadaan RPJP Nasional dilegitimasi melalui terbitnya Undang-Undang

Rebuplik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2005 – 2025 Tanggal 5 Pebruari 2007. Batang tubuh UU Nomor 17 Tahun 2017 memuat 5

Bab dan 9 Pasal.

D. Rentang Perjalanan Rencana Pembangunan Nasional

Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 merupakan kelanjutan dari pembangunan

sebelumnya. Adapun tujuan pembangunan adalah sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Untuk itu, dalam 20 tahun

mendatang sangat penting dan mendesak bagi bangsa Indonesia untuk melakukan penataan kembali berbagai langkah-langkah, antara lain di bidang pengelolaan sumber daya alam, sumber daya

manusia, lingkungan hidup dan kelembagaannya, sehingga bangsa Indonesia dapat mengejar

Page 60: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 55

ketertinggalan dan mempunyai posisi yang sejajar serta daya saing yang kuat di dalam pergaulan

masyarakat Internasional.

Pada kurun waktu 20 tahun pertama (1945-1965) setelah Kemerdekaan Bangsa Indonesia

mengalami berbagai ujian yang sangat berat. Bangsa Indonesia berhasil mempertahankan kemerdekaan dan menegakkan kedaulatan negara. Para Pemimpin bangsa berhasil menyusun

rencana pembangunan nasional, namun karena terjadinya ketegangan dan pertikaian telah menyebabkan rencana-rencana tersebut tidak terlaksana dengan baik.

Pada kurun waktu 1969-1979 Indonesia berhasil menyusun rencana pembangunan nasional secara

sistematis melalui tahapan lima tahunan. Pembangunan tersebut merupakan penjabaran dari Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang memberikan arah dan pedoman bagi pembangunan negara

untuk mencapai cita-cita bangsa sebagaimana yang diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Pada tahun 1997 terjadi krisis moneter yang berkembang menjadi krisis multidimensi, yang

selanjutnya berdampak pada perubahan (reformasi) di seluruh sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Reformasi tersebut memberikan semangat politik dan cara pandang baru sebagaimana

tercermin pada perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Perubahan dimaksud yang terkait dengan perencanaan pembangunan adalah :

1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) tidak diamanatkan lagi untuk menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN).

2. Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat.

3. Desentralisasi dan penguatan otonomi daerah.

Untuk itu seluruh komponen bangsa sepakat menetapkan sistem perencanaan pembangunan melalui

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (UU SPPN) yang didalamnya diatur perencanaan jangka panjang (20 tahun), jangka menengah (5 tahun),

dan pembangunan tahunan.

Melihat berbagai pengalaman dimasa lalu, serta dengan mempertimbangkan perubahan-perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, maka diperlukan perencanaan

pembangunan yang berkelanjutan. Hal ini adalah dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita bernegara sebagaimana diatur dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Tahun

1945 yaitu :

1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia;

2. Memajukan kesejahteraan umum;

Page 61: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 56

3. Mencerdaskan kehidupan bangsa;

4. Ikut menciptakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

E. Maksud dan Tujuan RPJP Nasional

RPJP Nasional mempunyai maksud dan tujuan yaitu untuk memberikan arah sekaligus menjadi acuan

bagi seluruh komponen bangsa (Pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha), di dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional sesuai dengan visi, misi dan arah pembangunan yang disepakati

bersama, sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh pelaku pembangunan bersifat sinergis,

koordinatif dan saling melengkapi satu dengan lainnya di dalam satu pola sikap dan pola tindak.

F. Landasan RPJP Nasional

RPJP Nasional memiliki landasan idiil, landasan konstitusional dan landasan operasional. Landasan Idiil RPJP Nasional adalah Pancasila. Landasan Konstitusional adalah UUD 1945.Landasan

Operasional meliputi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan langsung dengan

pembangunan nasional yaitu:

1. Ketetapan MPR Nomor VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa depan.

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Undang-Undang Nomor

32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku).

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

G. Tata Urutan RPJP Nasional

RPJP Nasional Tahun 2005-2025 disusun dalam tata urutan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan;

Bab II Kondisi Umum;

Bab III Visi dan Misi Pembangunan Nasional Tahun 2005-2025;

Bab IV Arah, Tahapan dan Prioritas Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2005 – 2025;

Bab V Penutup.

Page 62: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 57

H. Urutan Penyusunan RPJP Nasional

Penyusunan RPJP Nasional dilakukan melalui urutan:

1. penyiapan rancangan awal rencana pembangunan;

2. penyiapan rancangan rencana kerja;

3. musyawarah perencanaan pembangunan; dan

4. penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan.

I. Penyusunan dan Penetapan RPJP Nasional

Rancangan RPJP Nasional menjadi bahan utama dalamMusyawarah Perencanaan Pembangunan

(Musrenbang) Jangka Panjang Nasional. Rancangan RPJP Nasional disiapkan oleh Menteri dan ditetapkan dengan Undang-Undang. Musrenbang Jangka Panjang Nasional dilaksanakan paling

lambat 1 (satu) tahun sebelum berakhirnya periode RPJP yang sedang berjalan.

J. Lain-Lain

Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Nasional masih tercantum Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagai landasan operasional pembangunan nasional. Seiring dengan perkembangan dinamika

penyelenggaraan pemerintahan dan perkembangan tuntutan masyarakat, maka telah terbit Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Selanjutnya dengan terbitnya Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 maka Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

IV. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN NASIONAL

A. Visi Pembangunan Nasional

Visi Pembangunan Nasional tahun 2005 – 2025 yaitu :

“Indonesia Yang Mandiri, Maju, Adil Dan Makmur”

1. Mandiri berarti mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan sederajat dengan bangsa lain dengan

mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri.

2. Maju berarti maju dengan tingkat kemakmuran yang juga tinggi disertai dengan sistem dan kelembagaan politik dan hukum yang mantap.

3. Adil berarti tidak ada pembatasan/diskriminasi dalam bentuk apapun, baik antarindividu, gender, maupun wilayah.

Page 63: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 58

4. Makmur berarti seluruh kebutuhan hidup masyarakat Indonesia telah terpenuhi sehingga dapat

memberikan makna dan arti penting bagi bangsa-bangsa lain.

B. Misi Pembangunan Nasional

Misi pembangunan nasional yaitu:

1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab

berdasarkan falsafah Pancasila.

2. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing.

3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum.

4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu.

5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan.

6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari.

7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan

kepentingan nasional.

8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional.

V. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN)

A. Dasar Hukum Penyusunan RPJMN

Dasar hukum penyusunan RPJMN adalah :

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Nasional Tahun 2005-2025

3. Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional

B. RPJMN

RPJMN adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional untuk periode 5 tahun.Saat ini

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) masuk dalam tahap ke IV (2020-2024).

RPJMN 2020-2024 disusun sebagai penjabaran dari Visi, Misi, dan Program Aksi Presiden/Wakil Presiden hasil Pemilihan Umum tahun 2019, serta berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional 2005-2025.

Page 64: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 59

C. Fungsi RPJMN :

1. Pedoman bagi Kementerian/Lembaga dalam menyusun Rencana Strategis Kementerian/Lembaga;

2. Bahan penyusunan dan penyesuaian RPJM Daerah dengan memperhatikan tugas dan fungsi pemerintah daerah dalam mencapai sasaran Nasional yang termuat dalam RPJM Nasional;

3. Pedoman Pemerintah dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah;

4. Acuan dasar dalam pemantauan dan evaluasi pelaksanaan RPJM Nasional.

D. Penyusunan dan Penetapan RPJMN

Rancangan awal RPJMN disiapkan oleh Menteri dan menjadi bahan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Jangka Menengah Nasional. Dalam menyusun rancangan RPJMN,

Menteri menggunakan rancangan Renstra-KL dan berpedoman pada RPJP Nasional. Menteri menyusun rancangan akhir RPJM Nasional berdasarkan hasil Musrenbang Jangka Menengah

Nasional. Musrenbang Jangka Menengah Nasional dilaksanakan paling lambat 2 (dua) bulan setelah

Presiden dilantik. RPJMN ditetapkan dengan Peraturan Presiden paling lambat 3 (tiga) bulan setelah Presiden dilantik.

E. Tahapan dan Skala Prioritas

1. Tahapan RPJMN

a. RPJM ke-1 (2005-2009)

RPJM ke-1 diarahkan untuk menata kembali dan membangun Indonesia di segala bidang

yang ditujukan untuk menciptakan Indonesia yang aman dan damai, yang adil dan

demokratis, dan yang tingkat kesejahteraan rakyatnya meningkat.

b. RPJM ke-2 (2010-2014)

RPJM ke-2 ditujukan untuk lebih memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang dengan menekankan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk

pengembangan kemampuan ilmu dan teknologi serta penguatan daya saing perekonomian.

c. RPJM ke-3 (2015-2019)

RPJM ke-3 ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai

bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu

dan teknologi yang terus meningkat.

Page 65: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 60

d. RPJM ke-4 (2020-2024)

RPJM ke-4 ditujukan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan

terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing.

2. Indikator Keberhasilan Tiap Tahapan RPJM

a. RPJM ke-1

1) Indikator keberhasilan untuk Indonesia yang aman dan damai:

a) Meningkatnya rasa aman damai

b) Terjaganya NKRI berdasarkan Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika

c) Tertanganinya berbagai kerawanan

d) Tercapainya landasan pembangunan kemampuan pertahanan nasional

e) Meningkatnya keamanan dalam negeri termasuk keamanan sosial

f) Berkembangnya nilai baru yang positif dan produktif pada setiap aspek kehidupan

2) Indikator keberhasilan untuk Indonesia yang adil dan demokratis:

a) Meningkatnya keadilan dan penegakan hukum

b) Terciptanya landasan hukum untuk memperkuat kelembagaan demokrasi

c) Meningkatnya kesetaraan gender di berbagai bidang pembangunan

d) Terciptanya landasan bagi upaya penegakan supremasi hukum dan penegakan hak-

hak asasi manusia yang bersumber pada Pancasila dan UUD 1945

e) Tertatanya sistem hukum nasional

f) Pelayanan kepada masyarakat makin membaik

g) Tertatanya kelembagaan birokrasi dalam mendukung percepatan terwujudnya tata kepemerintahan yang baik.

3) Indikator keberhasilan untuk Meningkatnya kesejahteraan masyarakat Indonesia:

a) Menurunnya angka pengangguran dan jumlah penduduk miskin

b) Berkurangnya kesenjangan antar wilayah

c) Meningkatnya kualitas sumber daya manusia

d) Membaiknya pengelolaan sumber daya alam dan mutu lingkungan hidup

4) Indikator keberhasilan untuk Meningkatnya mitigasi bencana alam:

Page 66: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 61

a) Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mencintai lingkungan hidup dan

menyadari keadaan wilayah yang rawan bencana sehingga makin peduli dan antisipatif

b) Berkembangnya kelembagaan dan meningkatnya kapasitas di setiap tingkatan pemerintahan dalam rangka penanggulangan bencana serta diacunya rencana tata

ruang secara hirarki

b. RPJM ke-2

1) Indikator keberhasilan untuk Meningkatnya kemampuan dasar pertahanan dan keamanan

negara:

a) Peningkatan postur dan struktur pertahanan negara

b) Peningkatan kemampuan lembaga keamanan negara

2) Indikator keberhasilan untuk Kehidupan bangsa yang lebih demokratis

a) Membaiknya pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah

b) Kuatnya peran masyarakat sipil dan partai politik dalam kehidupan bangsa

3) Indikator keberhasilan untuk Meningkatnya kesejahteraan masyarakat Indonesia:

a) Membaiknya berbagai indikator pembangunan sumber daya manusia, antara lain meningkatnya pendapatan per kapita, menurunnya angka kemiskinan dan tingkat

pengangguran, pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, dan berkembangnya lembaga jaminan sosial.

b) Meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat

c) Meningkatnya derajat kesahatan dan status gizi masyarakat

d) Meningkatnya kesetaraan gender

e) Meningkatnya tumbuhkembang optimal, kesejahteraan dan perlindungan anak

f) Terkendalinya jumlah dan laju pertumbuhan penduduk

g) Menurunya kesenjangan kesejahteraan antar individu, antar kelompok masyarakat,

dan antar daerah

h) Dipercepatnya pengembangan pusat-pusat pertumbuhan potensial di luar Jawa

i) Makin mantapnya nilai-nilai baru yang positif dan produtif dalam rangka memantapkan budaya dan karakter bangsa

4) Indikator keberhasilan untuk Daya saing perekonomian:

a) Penguatan industri manufaktur

Page 67: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 62

b) Percepatan pembangunan infrastruktur dengan lebih menngkatkan kerjasama antara

pemerintah dan dunia usaha

c) Peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan

d) Penataan kelembagaan ekonomi yang mendorong prakarsa masyarakat dalam kegiatan perekonomian.

e) Pengembangan jaringan infrastruktur transportasi, serta pos dan telematika

f) Peningkatan pemanfaatan energi terbarukan untuk kelistrikan

g) Pengembangan sumber daya air dan pengembangan perumahan dan permukiman

h) Berkembangnya industri kelautan secara sinergi, optimal dan berkelanjutan

5) Indikator keberhasilan untuk Pencapaian pembangunan yang berkelanjutan

a) Berkembangnya proses rehabilitasi dan konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup yang disertai dengan menguatnya partisipasi aktif masyarakat.

b) Terpeliharanya keanekaragaman hayati dan kekhasan sumber daya alam tropis yang

dimanfaatkan untuk mewujudkan nilai tambah, daya saing bangsa serta modal pembangunan nasional.

c) Mantapnya kelembagaan dan kapasitas antisipatif serta penanggulangan bencana di setiap tingkatan pemerintahan

d) Terlaksananya pembangunan kelautan sebagai gerakan yang didukung oleh semua sektor.

e) Meningkatnya kualitas tata ruang yang terintegrasi ke dalam dokumen perencanaan

pembangunan dan penegakan peraturan dalam rangka pengendalian pemanfaatan ruang.

c. RPJM ke-3

1) Indikator keberhasilan untuk Kemampuan pertahanan nasional dan keamanan dalam

negeri makin menguat:

a) Terbangunnya profesionalisme institusi pertahanan dan keamanan negara serta

meningkatnya kecukupan kesejahteraan prajurit serta ketersediaan alat utama sistem persenjataan TNI dan alat utama POLRI melalui pemberdayaan industri pertahanan

nasional.

Page 68: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 63

b) Makin mantapnya perkembangan nilai-nilai demokrasi dengan menitik-beratkan pada

prinsip toleransi, non diskriminasi dan kemitraan dan semakin mantapnya pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah.

c) Menguatnya kepemimpinan dan kontribusi Indonesia dalam berbagai kerjasama internasional.

d) Indikator keberhasilan untuk Kesejahteraan rakyat terus membaik:

e) Meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan

f) Meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat

g) Meningkatnya kesetaraan gender

h) Meningkatnya tumbuh kembang optimal, serta kesejahteraan dan perlindungan anak

i) Tercapainya kondisi penduduk tumbuh seimbang dan mantapnya budaya dan karakter bangsa

2) Indikator keberhasilan untuk Semakin mantapnya pelaksanaan pembangunan

berkelanjutan:

a) Terjaganya daya dukung lingkungan dan kemampuan pemulihan

b) Terus membaiknya pengelolaan dan pendayagunaansumberdaya alam yang diimbangi dengan upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup

c) Meningkatnya kesadaran, sikap mental, dan perilaku masyarakat

d) Semakin mantapnya kelembagaan dan kapasitas penataan ruang di seluruh wilayah

Indonesia

3) Indikator keberhasilan untuk Daya saing perekonomian Indonesia semakin kuat dan kompetitif:

a) Terpadunya industri manufaktur dengan pertanian, kelautan dan sumberdaya alam lainnya secara berkelanjutan

b) Terpenuhnya ketersediaan infrastruktur yang didukung oleh mantapnya kerjasama

pemerintah dan dunia usaha, makin selarasnya pembangunan perndidikan, IPTEK dan industri

c) Terlaksananya penataan kelembagaan ekonomi untuk mendorong peningkatan efisiensi, produktivitas, penguasaan dan penerapan teknologi oleh masyarakat dalam

kegiatan perekonomian.

Page 69: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 64

4) Indikator keberhasilan untuk Ketersediaan infrastruktur yang sesuai dengan rencana tata

ruang:

a) Berkembangnya jaringan infrastruktur trasnportasi

b) Terpenuhnya pasokan tenaga listrik yang andal dan efisien

c) Dimanfaatkannya tenaga nuklir untuk mpembangkit tenaga listrik

d) Terselenggaranya pelayanan pos dan telematika yang efisien dan modern

e) Terwujudnya konservasi sumber daya air yang mampu menjaga keberlanjut-an fungsi

sumber daya air dan pengembangan sumber daya air serta terpenuhinya penyediaan

air minum untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat

f) Terpenuhnya kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana

pendukung yang didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang dan berkelanjutan, efisien dan akuntabel.

d. RPJM ke-4

1) Indikator keberhasilan untuk Kelembagaan politik dan hukum telah tercipta:

a) Terwujudnya konsolidasi demokrasi yang kokoh dalam berbagai aspek kehidupan

politik serta supremasi hukum dan penegakan hak-hak asasi manusia.

b) Terwujudnya rasa aman dan damai bagi seluruh rakyat

c) Terjaganya keutuhan wilayah NKRI dan kedaulatan negara dari ancaman, baik dari dalam maupun luar negeri.

2) Indikator keberhasilan untuk Kesejahteraan masyarakat yang terus meningkat :

a) Makin tinggi dan meratanya tingkat pendapatan masyarakat dengan jangkauan lembaga jaminan sosial yang lebih menyeluruh

b) Mantapnya sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing

c) Meningkatnya kemampuan iptek

d) Meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat

e) Meningkatnya tumbuh kembang optimal, kesejahteraan dan perlindungan anak

f) Terwujudnya keseteraan gender

g) Bertahannya kondisi dan penduduk tumbuh seimbang

h) Kesadaran, sikap mental, dan perilaku masyarakat makin mantap dalam pengelolaan

sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup

3) Indikator keberhasilan untuk Struktur perekonomian makin maju dan kokoh:

Page 70: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 65

a) Daya saing perekonomian yang kompetitif dan berkembangnya keterpaduan antara

industri, pertanian, kelautan dan sumber daya alam dan sektor jasa.

b) Lembaga dan pranata ekonomi telah tersusun, tertata, serta berfungsi dengan baik.

c) Berkembangnya usaha dan investasi dari perusahaan-perusahaan Indonesia di luar negeri termasuk di zona ekonomi ekslusif dan lautan bebas dalam rangka peningkatan

perekonomian nasional

d) Terselenggaranya jaringan transportasi pos dan telematika yang andal bagi seluruh

masyarakat yang menjangkau seluruh wilayah NKRI.

e) Tercapainya elektrifikasi pedesaan dan elektrifikasi rumah tangga.

f) Terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana

pendukung

4) Indikator keberhasilan untuk Memantapkan pembangunan yang berkelanjutan:

Terpeliharanya dan dimanfaatkannya keanekaragaman hayati dan kekhasan sumber daya

alam untuk terus mempertahankan nilai tambah dan daya saing bangsa.

3. Pelaksanaan RPJMN Ke-4

a. Visi Presiden 2020-2024

Visi Presiden 2020-2024 disusun berdasarkan arahan RPJPN 2020-2025. RPJMN 2020-2024 dilaksanakan pada periode kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden K.H.

Ma’ruf Amin dengan visi “Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan

Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”.

b. Misi Presiden 2020-2024

Visi tersebut diwujudkan melalui 9 (sembilan) Misi yang dikenal sebagai Nawacita Kedua. Berikut misi dan poin-poin singkat program-program pada tiap misinya:

1) Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia

a) Mengembangkan Sistem Jaringan Gizi dan Tumbuh Kembang Anak

b) Mengembangkan Reformasi Sistem Kesehatan

c) Mengembangkan Reformasi Sistem Pendidikan

d) Revitalisasi Pendidikan dan Pelatihan Vokasi

e) Menumbuhkan Kewirausahaan

f) Menguatkan Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

Page 71: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 66

2) Struktur Ekonomi Yang Produktif, Mandiri, dan Berdaya Saing

a) Memantapkan Penyelenggaraan Sistem Ekonomi Nasional yang Berlandaskan Pancasila

b) Meningkatkan nilai tambah dari pemanfaatan infrastuktur

c) Melanjutkan Revitalisasi Industri dan Infrastruktur Pendukungnya untuk Menyongsong

Revolusi Industri 4.0

d) Mengembangkan Sektor-Sektor Ekonomi Baru

e) Mempertajam Reformasi Struktural dan Fiskal

f) Mengembangkan Reformasi Ketenagakerjaan

3) Pembangunan Yang Merata dan Berkeadilan

a) Redistribusi Aset Demi Pembangunan Berkeadilan

b) Mengembangkan Produktivitas dan Daya Saing UMKM Koperasi

c) Mengembangkan Ekonomi Kerakyatan

d) Mengembangkan Reformasi Sistem Jaminan Perlindungan Sosial

e) Melanjutkan Pemanfaatan Dana Desa untuk Pengurangan Kemiskinan dan

Kesenjangan Di pedesaan

f) Mempercepat Penguatan Ekonomi Keluarga

g) Mengembangkan Potensi Ekonomi Daerah Untuk Pemerataan Pembangunan Antar Wilayah

4) Mencapai Lingkungan Hidup Yang Berkelanjutan

a) Penggembangan Kebijakan Tata Ruang Terintegrasi

b) Mitigasi Perubahan Iklim

c) Penegakan Hukum dan Rehabilitasi Lingkungan Hidup

5) Kemajuan Budaya yang Mencerminkan Kepribadian Bangsa

a) Pembinaan Ideologi Pancasila

b) Revitalisasi Revolusi Mental

c) Restorasi Toleransi dan Kerukuna Sosial

d) Mengembangkan Pemajuan Seni-Budaya

e) Meningkatkan Kepeloporan Pemuda dalam Pemajuan Kebudayaan

f) Mengambangkan Olahraga untuk Tumbuhkan Budaya Sportifitas dan Berprestasi

Page 72: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 67

6) Penegakan Sistem Hukum yang Bebas Korupsi, Bermartabat, dan Terpercaya

a) Melanjutkan Penataan Regulasi

b) Melanjutkan Reroemasi Sistem dan Proses Penegakan Hukum

c) Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi

d) Penghormatan,Perlindungan,dan Pemenuhan HAM

e) Mengembangkan Budaya Sadar Hukum

7) Perlindungan Bagi Segenap Bangsa dan Memberikan Rasa Aman pada Seluruh Warga

a) Melanjutkan Haluan Politik Luar Negeri yang Bebas Aktif

b) Melanjutkan Transformasi Sistem Pertahanan yang Modern dan TNI yang Profesional

c) Melanjutkan Reformasi Keamanan dan Intelejen Yang Profesional dan Terpercaya

8) Pengelolaan Pemerintahan yang Bersih, Efektif, dan Terpercaya

a) Aktualisasi Demokrasi Pancasila

b) Mengembangkan Aparatur Sipil Negara yang Profesional

c) Reformasi Sistem Perencanaan, Penganggaran, dan Akuntabilitas Birokrasi

d) Reformasi Kelembagaan Birokrasi Yang Efektif dan Efisien

e) Percepatan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik

f) Reformasi Pelayanan Publik

9) Sinergi Pemerintah Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan

a) Menata Hubungan Pusat Dan Daerah Yang Lebih Sinergis

b) Meningkatkan Kapasitas Daerah Otonom dan Daerah Khusus/Daerah Istimewa dalam

Pelayanan Publik dan Peningkatan Daya Saing Daerah

c) Mengembangkan Kerjasama Antar Daerah Otonom dalam Peningkatan Pelanyanan

Publik dan Membangun Sentra-Sentra Ekonomi Baru

c. Strategi dalam pelaksanaan misi Nawacita

Presiden menetapkan 5 (lima) arahan utama sebagai strategi dalam pelaksanaan misi

Nawacita. Kelima arahan tersebut mencakup:

1) Pembangunan SDM

Membangun SDM pekerja keras yang dinamis, produktif, terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi didukung dengan kerjasama industri dan talenta global.

2) Pembangunan Infrastruktur

Page 73: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 68

Melanjutkan pembangunan infrastruktur untuk menghubungkan kawasan produksi

dengan kawasan distribusi, mempermudah akses ke kawasan wisata, mendongkrak lapangan kerja baru, dan mempercepat peningkatan nilai tambah perekonomian rakyat.

3) Penyederhanaan Regulasi

Menyederhanakan segala bentuk regulasi dengan pendekatan Omnibus Law, terutama

menerbitkan 2 undang-undang. Pertama, UU Cipta Lapangan Kerja. Kedua, UU Pemberdayaan UMKM.

4) Penyederhanaan Birokrasi

Memprioritaskan investasi untuk penciptaan lapangan kerja, memangkas prosedur dan birokrasi yang panjang, dan menyederhanakan eselonisasi.

5) Transformasi Ekonomi

Melakukan transformasi ekonomi dari ketergantungan SDA menjadi daya saing

manufaktur dan jasa modern yang mempunyai nilai tambah tinggi bagi kemakmuran

bangsa demi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

VI. RENCANA PEMBANGUNAN TAHUNAN/RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP)

A. Pengertian

Rencana Pembangunan Tahunan Nasional disebut juga dengan Rencana Kerja Pemerintah (RKP).

RKP adalah dokumen perencanaan nasional untuk periode 1 (satu) tahun yang memuat prioritas

pembangunan nasional, rancangan kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal, serta program

kementerian/lembaga, lintas kementerian/lembaga kewilayahan dalam bentuk kerangka regulasi dan pendanaan yang bersifat indikatif.

B. Penyusunan dan Penetapan RKP

Menteri menyiapkan rancangan awal RKP sebagai penjabaran dari RPJM Nasional. Pimpinan Kementerian/Lembaga menyiapkan rancangan Renja-KL sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya

dengan mengacu kepada rancangan awal RKP dan berpedoman pada Renstra-KL.

Rancangan RKP menjadi bahan bagi Musrenbang. Musrenbang dalam rangka penyusunan RKP diikuti

oleh unsur-unsur penyelenggara pemerintahan. Menteri menyelenggarakan Musrenbang penyusunan

Page 74: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 69

RKP yang dilaksanakan paling lambat bulan April. Rancangan akhir RKP disusun Menteri berdasarkan

hasil Musrenbang. RKP menjadi pedoman penyusunan RAPBN. RKP ditetapkan dengan Peraturan Presiden.

C. Rencana Kerja Kementerian LHK Tahun 2020

Menteri LHK telah menerbitkan Peraturan Menteri LHK Nomor P.82/MENLHK/SETJEN/SET.1/11/2019

Tentang Rencana Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2020.

Dalam penyusunan Rencana Kerja Tahun 2020, pendekatan perencanaan dan penganggaran yang

digunakan adalah tematik, holistik, integratif, dan spasial, yaitu:

1. Tematik, yaitu tema-tema yang menjadi prioritas dalam suatu jangka waktu tertentu. Secara Nasional Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2020 mempunyai tema utama “Peningkatan

Sumber Daya Manusia untuk Pertumbuhan Berkualitas” yang dilaksanakan dalam lima Prioritas Nasional;

2. Holistik, yaitu penjabaran tematik dari program Presiden ke dalam perencanaan dan

penganggaran yang komprehensif mulai dari hulu sampai ke hilir dalam suatu rangkaian kegiatan;

3. Integratif, yaitu upaya keterpaduan pelaksanaan perencanaan program Presiden yang dilihat dari peran Kementerian/ Lembaga, daerah dan pemangku kepentingan lainnya dan upaya

keterpaduan dari berbagai sumber pembiayaan;

4. Spasial, yaitu kegiatan pembangunan yang direncanakan secara fungsional lokasinya harus

berkaitan satu dengan lain dalam satu kesatuan wilayah dan keterkaitan antarwilayah.

Rencana Kerja Pemerintah memiliki poin utama untuk mencapai tujuan kerja pemerintah setahun kedepan dengan membuat prioritas nasional. Prioritas Nasional ditetapkan mulai pada tahun 2017

dan terdapat 23 Prioritas Nasional. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah mendukung 14 Prioritas Nasional dari 23 Prioritas nasional, 21 Proyek Prioritas Nasional dan 47

Kegiatan prioritas Nasional. Prioritas Nasional di Tahun 2018 dan Tahun 2019 dilakukan penajaman

atau refocusing. Pada Tahun 2018 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mendukung

9 dari 10 Prioritas Nasional, 13 Program Prioritas, dan 23 Kegiatan Prioritas sedangkan di Tahun

2019 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mendukung 3 dari 5 Prioritas Nasional, 13 Program Prioritas dan 23 Kegiatan Prioritas. Tahun 2020, Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan terdapat di dalam Prioritas Nasional yang sama dengan Tahun 2019 namun terdapat perbedaan detail di dalam nomenklatur.

Tujuannya yaitu untuk mengsinkronisasikan realisasi rencana kerja tahun sebelumnya dengan

Page 75: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 70

rencana kerja tahun berikutnya sesuai dengan RPJMN dan Rencana Strategis Tahun 2020-2024.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengintegrasikan pembangunan dalam rencana kerja pemerintah Tahun 2020, dimana posisi pembangunan LHK diintegrasikan dalam 3 dari 5

prioritas nasional :

1. pembangunan manusia dan pengentasan kemiskinan,

2. nilai tambah sektor riil, industrialisasi, dan kesempatan kerja, dan

3. ketahanan pangan, air, energi dan lingkungan hidup. Pembangunan tematik Kementerian

Lingkungan hidup dan Kehutanan tahun 2020 mendukung RKP 2020 meliputi Kesetaraan Gender,

Tata Kelola, Kerentanan Bencana dan Perubahan Iklim, Modal Sosial Budaya, dan Tranformasi Digital. Target Pembangunan Tahun 2020 yaitu pertumbuhan ekonomi 5.3-5.5%, tingkat

kemiskinan 8-9%, tingkat pengangguran terbuka 4.7-5.1%, indeks pembangunan manusia 72.5, dan indeks gini 0.375-0.38.

D. Sasaran Pembangunan LHK Tahun 2020

Penyusunan Rencana Kerja Tahun 2020 ini memperhatikan arah pembangunan Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mendukung Pembangunan Nasional Tahun 2020 berupa:

a. Peningkatan daya saing produk kehutanan dan memperkuat sirkular ekonomi pembangunan lingkungan hidup (termasuk memperkuat tata kelola dan pengembangan SDM).

b. Mempertahankan dan mengurangi laju deforestasi dan degradasi hutan (termasuk mengurangi resiko terjadinya kebakaran hutan dan lahan), mengurangi beban lingkungan untuk

menyiapkan landasan pembangunan rendah karbon, pengurangan emisi dan secara bertahap

memperbaiki kondisi lingkungan hidup.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mempunyai peran dalam menjaga kualitas

Lingkungan Hidup yang memberikan daya dukung dan daya tampung berbagai kegiatan, pengendalian pencemaran, pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), keanekaragam hayati serta

pengendalian perubahan iklim. Menjaga luasan dan fungsi hutan juga menjadi peran Kementerian

Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dalam menopang kehidupan, menyediakan hutan untuk kegiatan sosial, ekonomi rakyat, dan menjaga jumlah dan jenis flora dan fauna serta endangered

spesies.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memiliki sasaran utama di Tahun 2020 untuk

mempertahankan perannya berupa meningkatkan nilai produk domestik bruto sektor hulu 5-7% (lima sampai tujuh per seratus), indeks lingkungan hidup 67-68.5, dan laju deforestasi 300-400 (tiga

ratus sampai empat ratus) ribu/tahun.

Page 76: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 71

E. Dukungan Kementerian LHK Terhadap Prioritas Nasional

Pembangunan Nasional Tahun 2020 menetapkan 5 (lima) prioritas pembangunan nasional yang merupakan fokus pembangunan secara nasional, dalam rangka meningkatkan efisiensi serta

memaksimalkan ketersediaan anggaran nasional.

1. Prioritas Nasional 1: Pembangunan Manusia Dan Pengentasan Kemiskinan

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam Rencana Kerja Tahun 2020 mendukung Prioritas Nasional I pembangunan manusia dan pengentasan kemiskinan. Strategi

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang mendukung Prioritas Nasional tersebut

adalah pengembangan Iptek-inovasi bidang LHK, pelaksanaan reformasi agrarian, dan perhutanan sosial. Pada era revolusi industri 4.0 saat ini, KementerianLingkungan Hidup dan

Kehutanan bersinergi untuk meningkatkan Iptek-inovasi agar menghilangkan kesan hutan tempat produksi menjadi pengembangan potensi hutan dari segala sektor untuk menciptakan

hutan lestari yang melalui pengembangan Iptek-inovasi hasil hutan kayu, hasil hutan non kayu,

jasa lingkungan, dan sosial ekonomi masyarakat sekitar hutan. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melakukan kemitraan dengan masyarakat melalui perhutanan sosial dengan

memberian akses kelola hutan kepada masyarakat dalam bentuk Hutan Kemitraan (HKm), Hutan Desa (HD), Hutan Tanaman Rakyat/Izin Pemanfaatan Hutan Perhutanan Sosial (HTR/IPHPS),

Hutan Adat (HA) dan kemitraan kehutanan.

2. Prioritas Nasional 3: Nilai Tambah Sektor Riil, Industrialisasi, Dan Kesempatan Kerja

Strategi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam mendukung Prioritas Nasional

Nilai Tambah Ekonomi dan Kesempatan Kerja adalah optimalisasi hasil hutan untuk meningkatkan PNBP, Pengembangan model iptek di 7 destinasi pariwisata prioritas dan 2 KEK

pariwisata, pengembangan ekowisata dan wisata bahari pada kawasan konservasi, serta pelaksanaan pendidikan dan pelatihan vokasi untuk meningkatkan SDM yang siap kerja dibidang

LHK.

3. Prioritas Nasional 4: Ketahanan Pangan, Air, Energi, Dan Lingkungan Hidup

Strategi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam mendukung Prioritas Nasional

Ketahanan Pangan, Air, Energi, dan Lingkungan Hidup adalah dengan penetapan dan perlindungan kawasan lindung, penguatan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), rehabilitasi hutan

dan DAS, dan revitalisasi danau. Selain itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melaksanakan peningkatan kualitas lingkungan hidup melalui pencegahan kebakaran hutan,

Page 77: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 72

penegakan hukum lingkungan hidup dan kehutanan, pengelolaan sampah dan limbah, serta

pemantauan kualitas air, air laut, dan udara.

VII. PERMASALAHAN DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Pembangunan nasional yang telah dilaksanakan selama ini telah menunjukkan kemajuan di berbagai bidang kehidupan masyarakat. Namun demikian masih banyak pula tantangan atau masalah yang belum

sepenuhnya terselesaikan. Untuk itu masih diperlukan upaya untuk mengatasinya dalam pembangunan nasional beberapa tahun kedepan.

A. Permasalahan

Pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional, bangsa Indonesia dihadapkan pada tiga masalah pokok bangsa, yakni (1) merosotnya kewibawaan negara, (2) melemahnya sendi-sendi

perekonomian nasional, dan (3) merebaknya intoleransi dan krisis kepribadian bangsa.

1. Ancaman Terhadap Wibawa Negara

Wibawa negara merosot ketika negara tidak kuasa memberikan rasa aman kepada segenap

warga negara, tidak mampu mendeteksi ancaman terhadap kedaulatan wilayah, membiarkan pelanggaran hak asasi manusia (HAM), lemah dalam penegakan hukum, dan tidak berdaya dalam

mengelola konflik sosial. Negara semakin tidak berwibawa ketika masyarakat semakin tidak percaya kepada institusi publik dan pemimpin tidak memiliki kredibilitas yang cukup untuk

menjadi teladan dalam menjawab harapan publik terhadap perubahan ke arah yang lebih baik.

2. Kelemahan Sendi Perekonomian Bangsa

Lemahnya sendi-sendi perekonomian bangsa terlihat dari belum terselesaikannya persoalan

kemiskinan, kesenjangan sosial, kesenjangan antar wilayah, kerusakan lingkungan hidup sebagai akibat dari eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan, dan ketergantungan dalam hal

pangan, energi, keuangan, dan teknologi. Negara tidak mampu memanfaatkan kandungan kekayaan alam yang sangat besar, baik yang mewujud (tangible) maupun bersifat nonfisik

(intangible), bagi kesejahteraan rakyatnya.

3. Intoleransi dan Krisis Kepribadian bangsa

Politik penyeragaman telah mengikis karakter Indonesia sebagai bangsa pejuang, memudarkan

solidaritas dan gotong-royong, serta meminggirkan kebudayaan lokal. Jati diri bangsa terkoyak oleh merebaknya konflik sektarian dan berbagai bentuk intoleransi. Negara abai dalam

menghormati dan mengelola keragaman dan perbedaan yang menjadi karakter Indonesia sebagai bangsa yang majemuk. Sikap untuk tidak bersedia hidup bersama dalam sebuah

komunitas yang beragam telah melahirkan ekspresi intoleransi dalam bentuk kebencian,

Page 78: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 73

permusuhan, diskriminasi, dan tindakan kekerasan terhadap “yang berbeda”. Kegagalan

pengelolaan keragaman itu terkait dengan masalah ketidakadilan dalam realokasi dan redistribusi sumber daya nasional yang memperuncing kesenjangan sosial. Pada saat yang sama, kemajuan

teknologi informasi dan transportasi yang begitu cepat telah melahirkan “dunia tanpa batas” (borderless-state) yang pada gilirannya membawa dampak negatif berupa kejut budaya (culture shock) dan ketunggalan identitas global di kalangan generasi muda Indonesia.

B. Tantangan Utama Pembangunan

Tantangan utama pembangunan mencakup atas peningkatan stabilitas dan keamanan negara,

pembangunan tata kelola untuk menciptakan birokrasi yang efektif dan efisien, pemberantasan korupsi, pertumbuhan ekonomi, percepatan pemerataan dan keadilan, keberlanjutan pembangunan,

peningkatan kualitas SDM, kesenjangan antar wilayah, serta percepatan pembangunan kelautan.

1. Stabilitas Politik dan Keamanan

Tantangan utama stabilitas sosial dan politik adalah memelihara kebhinnekaan Indonesia agar

tetap menjadi faktor yang menginspirasi, memperkaya dan menguatkan Indonesia dalam mencapai visi pembangunan nasional.

2. Tata Kelola Birokrasi dan Efisien

Agar dapat mendukung keberhasilan pembangunan dan peningkatan daya saing nasional,

tantangan utamanya adalah meningkatkan integritas, akuntabilitas; efektifitas, dan efisiensi birokrasi dalam menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan publik.

3. Pemberantasan Korupsi

Tantangan utama untuk melaksanakan pemberantasan korupsi adalah bagaimana mengefektifkan penegakan hukum. Hal ini memerlukan perbaikan kualitas dan integritas aparat

penegak hukum, di samping upaya menyempurnaan regulasi dan peraturan perundangan. Tantangan lain dalam pemberantasan korupsi adalah bagaimana mengoptimalkan upaya

pencegahan tindak pidana korupsi dengan meningkatkan efektifitas reformasi birokrasi serta lebih

meningkatkan kepedulian dan keikutsertaan masyarakat luas.

4. Pertumbuhan Ekonomi

Tujuan pembangunan nasional adalah mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyat setara dengan negara maju, artinya Indonesia masuk dalam negara berpendapatan perkapita yang

tinggi (high income). Pada saat yang sama, perekonomian global juga tumbuh, artinya batas antara negara berpenghasilan rendah dan negara berpengasilan tinggi juga bergerak. Agar

Indonesia mampu menjadi negara berpendapatan tinggi, tentu memerlukan pertumbuhan yang

Page 79: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 74

tinggi, lebih tinggi dari pertumbuhan global. Dengan posisi Indonesia saat ini, untuk mencapai

negara berpenghasilan tinggi pada tahun 2030, perekonomian nasional dituntut tumbuh rata-rata antara 6 – 8 persen per tahun. Inilah tantangan utama pembangunan ekonomi. Agar

pembangunan ekonomi berkelanjutan, pertumbuhan yang tinggi tersebut harus bersifat inklusif, serta tetap menjaga kestabilan ekonomi.

5. Percepatan Pemerataan dan Keadilan

Tantangan dalam menghilangkan kesenjangan pembangunan yang mampu meningkatkan

standar hidup penduduk 40 persen terbawah dan memastikan bahwa penduduk miskin

memperoleh perlindungan sosial adalah:

a. Menciptakan pertumbuhan inklusif.

b. Memperbesar investasi padat pekerja.

c. Memberikan perhatian khusus kepada usaha mikro dan kecil.

d. Menjamin perlindungan sosial bagi pekerja informal.

e. Memperluas ekonomi perdesaan dan mengembangkan sektor pertanian.

6. Keberlanjutan Pembangunan

Ada beberapa tantangan untuk mewujudan pelaksanaan pembangunan berkelanjutan secara konkrit ke dalam berbagai bidang dan daerah, yaitu:

a. Masih perlu adanya kesamaan dan meluasnya pemahaman berbagai pemangku kepentingan tentang pentingnya pembangunan berkelanjutan di seluruh aspek kehidupan;

b. Pengembangan data dan ukuran pembangunan berkelanjutan serta pencerminannya ke dalam

kegiatan konkrit, baik pada dimensi (pilar) lingkungan hidup, dimensi ekonomi, maupun pada dimensi sosial yang tercermin pada perilaku berkelanjutan;

c. Pentingnya pengembangan dan dorongan penerapan kegiatan ramah lingkungan yang tercermin pada efisiensi penggunaan sumberdaya dan menurunnya limbah, penguatan

pemantauan pencemaran termasuk fasilitasi dan dukungan perluasannya;

d. Pengembangan tata kelola yang mendorong penggunaan sumberdaya dan teknologi bersih, termasuk langkah-langkah pengendalian pencemaran dan upaya penegakan hukum yang

disertai dengan pengembangan kapasitas institusi dan SDM secara keseluruhan.

7. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia

Tantangan pembangunan SDM meliputi:

a. Tantangan dalam pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat

Page 80: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 75

b. Tantangan dalam pembangunan pendidikan

c. Tantangan dalam mempercepat peningkatan taraf pendidikan seluruh masyarakat

d. Tantangan utama yang dihadapi dalam rangka memperkukuh karakter dan jati diri bangsa

e. Tantangan dalam mempercepat peningkatan kesetaraan gender, peranan perempuan dalam pembangunan, serta perlindungan perempuan dan anak

8. Kesenjangan Antar Wilayah

Ketimpangan atau kesenjangan pembangunan antarwilayah di Indonesia masih merupakan

tantangan yang harus diselesaikan dalam pembangunan ke depan. Kesenjangan tersebut

berkaitan dengan sebaran demografi yang tidak seimbang, ketersediaan infrastruktur yang tidak memadai. Upaya-upaya pembangunan yang lebih berpihak kepada kawasan yang tertinggal

menjadi suatu keharusan untuk menangani tantangan ketimpangan dan kesenjangan pembangunan.

9. Percepatan Pembangunan Kelautan

Sebagai negara dengan luas wilayah laut yang sangat besar percepatan pembangunan kelautan merupakan tantangan yang harus diupayakan untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

Dalam kaitan ini penegakan kedaulatan dan yurisdiksi nasional perlu diperkuat sesuai dengan konvensi PBB tentang Hukum Laut yang telah diratifikasi. Disamping itu, tantangan utama lainnya

adalah bagaimana mengembangkan industri kelautan, industri perikanan, dan peningkatan pendayagunaan potensi laut dan dasar laut bagi kesejahteraan rakyat Indonesia. Disamping itu

upaya menjaga daya dukung dan kelestarian fungsi lingkungan laut juga merupakan tantangan

dalam pembangunan kelautan.

Page 81: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 76

MATERI MATRIKULASI

PERATURAN PERUNDANG – UNDANGAN KEPEGAWAIAN

Materi di bidang Peraturan Perundang-undangan Kepegawaian yaitu tes menyangkut pemahaman Pegawai Negeri Sipil (PNS) mengenai apa yang tertera dan isi dari undang-undang pokok kepegawaian. Pada materi ini peserta ujian dinas harus mendapat skor di atas nilai minimal (40), karena bobotnya 10%.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian telah mengalami perubahan menjadi Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999, dan pada tahun 2014 berubah lagi menjadi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang APARATUR SIPIL NEGARA.

SISTEMATIKA UU NOMOR 5 TAHUN 2014 ADALAH SEBAGAI BERIKUT:

BAB I KETENTUAN UMUM BAB II ASAS, PRINSIP, NILAI DASAR, SERTA KODE ETIK DAN KODE PERILAKU BAB III JENIS, STATUS, DAN KEDUDUKAN BAB IV FUNGSI, TUGAS, DAN PERAN BAB V JABATAN ASN BABVI HAK DAN KEWAJIBAN BAB VII KELEMBAGAAN BAB VIII MANAJEMEN ASN BAB IX PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI BAB X PEGAWAI ASN YANG MENJADI PEJABAT NEGARA BAB XI ORGANISASI BAB XII SISTEM INFORMASI ASN BAB XIII PENYELESAIAN SENGKETA BAB XIV KETENTUAN PERALIHAN BAB XV KETENTUAN PENUTUP

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Beberapa pengertian yang ada dalam Ketentuan Umum, sebagai berikut : o Aparatur Sipil Negara disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai

pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah, o Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja

yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Page 82: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 77

o Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

o Sistem Informasi ASN adalah rangkaian informasi dan data mengenai Pegawai ASN yang disusun secara sistematis, menyeluruh, dan terintegrasi dengan berbasis teknologi.

BAB II ASAS, PRINSIP, NILAI DASAR SERTA KODE ETIK DAN KODE PERILAKU

Pasal 2 Penyelenggaraan kebijakan dan Manajemen ASN berdasarkan pada asas : a. Asas Kepastian Hukum adalah dalam setiap penyelenggaraan kebijakan dan Manajemen

ASN, mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan. b. Asas Profesionalitas adalah mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan

ketentuan peraturan perundang-undangan. c. Asas Proporsionalitas adalah mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban

Pegawai ASN. d. Asas Keterpaduan adalah pengelolaan Pegawai ASN didasarkan pada satu sistem

pengelolaan yang terpadu secara nasional. e. Asas Delegasi adalah bahwa sebagian kewenangan pengelolaan Pegawai ASN dapat

didelegasikan pelaksanaannya kepada kementerian, lembaga pemerintah non kementerian, dan pemerintah daerah.

f. Asas Netralitas adalah bahwa setiap Pegawai ASN tidak berpihak dari segala bentuk pengaruh manapun dan tidak memihak kepada kepentingan siapapun.

g. Asas Akuntabilitas adalah bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan Pegawai ASN harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

h. Asas Efektif dan Efisien adalah bahwa dalam menyelenggarakan Manajemen ASN sesuai dengan target atau tujuan dengan tepat waktu sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan.

i. Asas Keterbukaan adalah bahwa dalam penyelenggaraan Manajemen ASN bersifat terbuka untuk publik.

j. Asas Nondiskriminatif adalah bahwa dalam penyelenggaraan Manajemen ASN, KASN tidak membedakan perlakuan berdasarkan jender, suku, agama, ras, dan golongan.

k. Asas Persatuan dan Kesatuan adalah bahwa Pegawai ASN sebagai perekat Negara Kesatuan Republik Indonesia

l. Asas Keadilan dan Kesetaraan adalah bahwa pengaturan penyelenggaraan ASN harus mencerminkan rasa keadilan dan kesamaan untuk memperoleh kesempatan akan fungsi dan peran sebagai Pegawai ASN.

m. Asas Kesejahteraan adalah bahwa penyelenggaraan ASN diarahkan untuk mewujudkan peningkatan kualitas hidup Pegawai ASN.

Page 83: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 78

Pasal 3 ASN sebagai profesi berlandaskan pada prinsip sebagai berikut : a. Nilai dasar; b. Kode etik dan kode perilaku; c. Komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik; d. Kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; e. Kualifikasi akademik; f. Jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas; dan g. Profesionalitas jabatan.

Pasal 4 Nilai dasar ASN meliputi : a. Memegang teguh ideologi Pancasila; b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

serta pemerintahan yang sah; c. Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia; d. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak; e. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian; f. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif; g. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur; h. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik; i. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah; j. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya

guna, berhasil guna, dan santun; k. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi; l. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama; m. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai; n. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan o. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem

karier.

Pasal 5 Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar Pegawai ASN: a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi; b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin; c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan; d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang sejauh

tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;

f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara; g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan

efisien;

Page 84: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 79

h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya; i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang

memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan; j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya

untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;

k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN; dan l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin Pegawai ASN.

BAB III JENIS, STATUS, DAN KEDUDUKAN

Pasal 6 Jenis Pegawai ASN terdiri atas: a. PNS; dan b. PPPK

Pasal 7 Status ASN adalah : PNS sebagaimana dimaksud merupakan Pegawai ASN yang diangkat sebagai pegawai tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian dan memiliki nomor induk pegawai secara nasional.

PPPK sebagaimana dimaksud merupakan Pegawai ASN yang diangkat sebagai pegawai dengan perjanjian kerja oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah dan ketentuan Undang-Undang.

Pasal 8 Pegawai ASN berkedudukan sebagai unsur aparatur negara.

Pasal 9 : a. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan Instansi Pemerintah. b. Pegawai ASN harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.

BAB IV FUNGSI, TUGAS, DAN PERAN

Pasal 10 Pegawai ASN berfungsi sebagai: a. Pelaksana kebijakan publik; b. Pelayan publik; dan c. Perekat dan pemersatu bangsa.

Pasal 11 Pegawai ASN bertugas: a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

Page 85: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 80

b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pasal 12 Peran Pegawai ASN : sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

BAB V JABATAN ASN

Pasal 13 Jabatan ASN terdiri atas: a. Jabatan Administrasi; b. Jabatan Fungsional; dan c. Jabatan Pimpinan Tinggi.

Pasal 14 dan 15 Jabatan Administrasi terdiri atas: a. Jabatan administrator; bertanggung jawab memimpin pelaksanaan seluruh kegiatan

pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan b. Jabatan pengawas; bertanggung jawab mengendalikan pelaksanaan kegiatan yang

dilakukan oleh pejabat pelaksana ; dan c. Jabatan pelaksana; bertanggung jawab melaksanakan kegiatan pelayanan publik serta

administrasi pemerintahan dan pembangunan.

Pasal 18 Jabatan Fungsional (1) Jabatan Fungsional dalam ASN terdiri atas jabatan fungsional keahlian dan jabatan

fungsional keterampilan. (2) Jabatan fungsional keahlian terdiri atas:

a. Ahli Utama; b. Ahli Madya; c. Ahli Muda; dan d. Ahli Pertama.

(3) Jabatan fungsional keterampilan terdiri atas: a. Penyelia; adalah Pegawai ASN yang diangkat berdasarkan keterampilan, pendidikan, dan

pengalamannya untuk melaksanakan fungsi koordinasi dalam penyelenggaraan jabatan fungsional keterampilan.

b. Mahir; adalah Pegawai ASN yang diangkat berdasarkan keterampilan, pendidikan, dan pengalamannya untuk melaksanakan fungsi utama dalam Jabatan Fungsional.

c. Terampil; adalah Pegawai ASN yang diangkat berdasarkan keterampilan, pendidikan, dan pengalamannya untuk melaksanakan fungsi lanjutan dalam jabatan fungsional

Page 86: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 81

keterampilan. dan d. Pemula, adalah Pegawai ASN yang diangkat berdasarkan keterampilan, pendidikan, dan

pengalamannya untuk pertama kali dan melaksanakan fungsi dasar dalam jabatan fungsional keterampilan.

Pasal 19 Jabatan Pimpinan Tinggi (1) Jabatan Pimpinan Tinggi terdiri atas:

a. Jabatan pimpinan tinggi utama; adalah kepala lembaga pemerintah non kementerian. b. Jabatan pimpinan tinggi madya; meliputi sekretaris jenderal kementerian, sekretaris

kementerian, sekretaris utama, sekretaris jenderal kesekretariatan lembaga negara, sekretaris jenderal lembaga nonstruktural, direktur jenderal, deputi, inspektur jenderal, inspektur utama, kepala badan, staf ahli menteri, Kepala Sekretariat Presiden, Kepala Sekretariat Wakil Presiden, Sekretaris Militer Presiden, Kepala Sekretariat Dewan Pertimbangan Presiden, sekretaris daerah provinsi, dan jabatan lain yang setara.

c. Jabatan pimpinan tinggi pratama, meliputi direktur, kepala biro, asisten deputi, sekretaris direktorat jenderal, sekretaris inspektorat jenderal, sekretaris kepala badan, kepala pusat, inspektur, kepala balai besar, asisten sekretariat daerah provinsi, sekretaris daerah kabupaten/kota, kepala dinas/kepala badan provinsi, sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan jabatan lain yang setara.

(2) Jabatan Pimpinan Tinggi sebagaimana dimaksud diatas berfungsi memimpin dan memotivasi setiap Pegawai ASN pada Instansi Pemerintah melalui: a. Kepeloporan dalam bidang:

1. keahlian profesional; 2. analisis dan rekomendasi kebijakan; dan 3. kepemimpinan manajemen.

b. Pengembangan kerja sama dengan instansi lain; dan c. Keteladanan dalam mengamalkan nilai dasar ASN dan melaksanakan kode etik dan kode

perilaku ASN.

Pasal 20 (1) Jabatan ASN diisi dari Pegawai ASN. (2) Jabatan ASN tertentu dapat diisi dari:

a. Prajurit Tentara Nasional Indonesia; dan b. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.

(3) Pengisian Jabatan ASN tertentu yang berasal dari prajurit Tentara Nasional Indonesia dan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan pada Instansi Pusat sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Tentara Nasional Indonesia dan Undang-Undang tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Page 87: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 82

BAB VI HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 21 dan 22 Hak Pegawai ASN :

PNS PPPK (P3K)

a. Gaji, tunjangan, dan fasilitas; a. Gaji dan tunjangan;

b. Cuti; b. Cuti;

c. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua; c. Perlindungan;

d. Perlindungan; d. Pengembangan kompetensi.

e. Pengembangan kompetensi.

Pasal 23 Kewajiban Pegawai ASN : a. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah; b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa; c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang; d. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan; e. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan

tanggung jawab; f. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada

setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan; g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan; dan h. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB VII KELEMBAGAAN

Pasal 25 (1) Presiden selaku pemegang kekuasaan pemerintahan merupakan pemegang kekuasaan

tertinggi dalam kebijakan, pembinaan profesi, dan Manajemen ASN. (2) Untuk menyelenggarakan kekuasaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Presiden

mendelegasikan sebagian kekuasaannya kepada: a. Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendayagunaan

aparatur negara, berkaitan dengan kewenangan perumusan dan penetapan kebijakan, koordinasi dan sinkronisasi kebijakan, serta pengawasan atas pelaksanaan kebijakan ASN;

b. KASN, berkaitan dengan kewenangan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan dan Manajemen ASN untuk menjamin perwujudan Sistem Merit serta pengawasan

Page 88: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 83

terhadap penerapan asas serta kode etik dan kode perilaku ASN; c. LAN, berkaitan dengan kewenangan penelitian, pengkajian kebijakan Manajemen ASN,

pembinaan, dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan ASN; dan d. BKN, berkaitan dengan kewenangan penyelenggaraan Manajemen ASN, pengawasan

dan pengendalian pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria Manajemen ASN

BAB VIII MANAJEMEN ASN

Pasal 51 Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit.

Pasal 52 Manajemen ASN meliputi Manajemen PNS dan Manajemen PPPK.

Untuk melaksanakan berbagai hal yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dibuatlah Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil.

SISTEMATIKA PP NOMOR 11 TAHUN 2017 ADALAH SEBAGAI BERIKUT:

BAB I KETENTUAN UMUM BAB II PENYUSUNAN DAN PENETAPAN KEBUTUHAN BAB III PENGADAAN BAB IV PANGKAT DAN JABATAN BAB V PENGEMBANGAN KARIER, PENGEMBANGAN KOMPETENSI, DAN SISTEM

INFORMASI MANAJEMEN KARIER BAB VI PENILAIAN KINERJA DAN DISIPLIN BAB VII PENGHARGAAN BAB VIII PEMBERHENTIAN BAB IX PENGGAJIAN, TUNJANGAN, DAN FASILITAS BAB X JAMINAN PENSIUN DAN JAMINAN HARI TUA BAB XI PERLINDUNGAN BAB XII CUTI BAB XIII KETENTUAN LAIN-LAIN

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 o Manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah pengelolaan pegawai negeri sipil untuk

menghasilkan pegawai negeri sipil yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

o Sistem Merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan.

Page 89: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 84

BAB II PENYUSUNAN DAN PENETAPAN KEBUTUHAN

Pasal 8 Rincian kebutuhan PNS setiap tahun disusun berdasarkan: a. Hasil analisis Jabatan dan hasil analisis beban kerja; b. Peta Jabatan di masing-masing unit organisasi yang menggambarkan ketersediaan dan

jumlah kebutuhan PNS untuk setiap jenjang Jabatan; dan c. Memperhatikan kondisi geografis daerah, jumlah penduduk, dan rasio alokasi anggaran

belanja pegawai.

BAB III PENGADAAN

Pasal 16 (1) Untuk menjamin kualitas PNS, pengadaan PNS dilakukan secara nasional. (2) Pengadaan PNS merupakan kegiatan untuk mengisi kebutuhan:

a. Jabatan Administrasi, khusus pada Jabatan Pelaksana; b. Jabatan Fungsional Keahlian, khusus pada JF ahli pertama dan JF ahli muda; dan c. Jabatan Fungsional Keterampilan, khusus pada JF pemula dan terampil.

BAB IV PANGKAT DAN JABATAN

Pasal 46 Pangkat merupakan kedudukan yang menunjukan tingkatan Jabatan berdasarkan tingkat kesulitan, tanggung jawab, dampak, dan persyaratan kualifikasi pekerjaan yang digunakan sebagai dasar penggajian.

Pasal 47 Jabatan PNS terdiri atas: a. JA; b. JF; dan c. JPT.

BAB V PENGEMBANGAN KARIER, PENGEMBANGAN KOMPETENSI, DAN SISTEM

INFORMASI MANAJEMEN KARIER

Pasal 162 Pengembangan karier, pengembangan kompetensi, pola karier, mutasi, dan promosi merupakan manajemen karier PNS yang harus dilakukan dengan menerapkan prinsip Sistem Merit.

Pasal 163 Penyelenggaraan manajemen karier PNS bertujuan untuk: a. Memberikan kejelasan dan kepastian karier kepada PNS; b. Menyeimbangkan antara pengembangan karier PNS dan kebutuhan instansi; c. Meningkatkan kompetensi dan kinerja PNS; dan d. Mendorong peningkatan profesionalitas PNS.

Page 90: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 85

BAB VI PENILAIAN KINERJA DAN DISIPLIN

Pasal 228 (1) Penilaian kinerja PNS bertujuan untuk menjamin objektivitas pembinaan PNS yang

didasarkan sistem prestasi dan sistem karier. (2) Penilaian kinerja PNS dilakukan berdasarkan perencanaan kinerja pada tingkat individu dan

tingkat unit atau organisasi, dengan memperhatikan target, capaian, hasil, dan manfaat yang dicapai, serta perilaku PNS.

(3) Penilaian kinerja PNS dilakukan secara objektif, terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan.

(4) Penilaian kinerja PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan oleh atasan langsung dari PNS atau pejabat yang ditentukan oleh PyB.

Pasal 229 (1) Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas, PNS wajib

mematuhi disiplin PNS. (2) Instansi Pemerintah wajib melaksanakan penegakan disiplin terhadap PNS serta

melaksanakan berbagai upaya peningkatan disiplin. (3) PNS yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin. (4) Hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang

menghukum.

Pasal 230 Ketentuan lebih lanjut mengenai penilaian kinerja PNS dan disiplin PNS sebagaimana dimaksud, diatur dengan Peraturan Pemerintah yaitu Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil.

BAB VII PENGHARGAAN

Pasal 231 PNS yang telah menunjukkan kesetiaan, pengabdian, kecakapan, kejujuran, kedisiplinan, dan prestasi kerja dalam melaksanakan tugasnya dapat diberikan penghargaan.

Pasal 232 Penghargaan sebagaimana dimaksud, dapat berupa pemberian: a. tanda kehormatan; b. kenaikan pangkat istimewa; c. kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau d. kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau acara kenegaraan.

BAB VIII PEMBERHENTIAN Dasar Pemberhentian : Pemberhentian atas Permintaan Sendiri Pemberhentian karena Mencapai Batas Usia Pensiun

Page 91: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 86

Pemberhentian karena Perampingan Organisasi atau Kebijakan Pemerintah Pemberhentian karena Tidak Cakap Jasmani dan/atau Rohani Pemberhentian karena Meninggal Dunia, Tewas atau Hilang Pemberhentian karena Melakukan Tindak Pidana/Penyelewengan Pemberhentian karena Pelanggaran Disiplin Pemberhentian karena Mencalonkan Diri atau Dicalonkan Menjadi Presiden dan Wakil

Presiden, Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Gubernur dan Wakil Gubernur, atau Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/ Wakil Walikota

Pemberhentian karena Menjadi Anggota dan/atau Pengurus Partai Politik Pemberhentian karena tidak Menjabat Lagi Sebagai Pejabat Negara Pemberhentian karena Hal Lain

BAB IX PENGGAJIAN, TUNJANGAN, DAN FASILITAS

Pasal 303 PNS diberikan gaji, tunjangan, dan fasilitas.

BAB X JAMINAN PENSIUN DAN JAMINAN HARI TUA

Pasal 304 (1) PNS yang berhenti bekerja berhak atas jaminan pensiun dan jaminan hari tua PNS sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Jaminan pensiun PNS dan jaminan hari tua PNS diberikan sebagai perlindungan

kesinambungan penghasilan hari tua, sebagai hak dan sebagai penghargaan atas pengabdian PNS.

(3) Jaminan pensiun dan jaminan hari tua PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup jaminan pensiun dan jaminan hari tua yang diberikan dalam program jaminan sosial nasional.

(4) Sumber pembiayaan jaminan pensiun dan jaminan hari tua PNS berasal dari pemerintah selaku pemberi kerja dan iuran PNS yang bersangkutan.

BAB XI PERLINDUNGAN

Pasal 308 Pemerintah wajib memberikan perlindungan berupa: a. jaminan kesehatan; b. jaminan kecelakaan kerja; c. jaminan kematian; dan d. bantuan hukum.

BAB XII CUTI

Pasal 310 Cuti terdiri atas: a. cuti tahunan; b. cuti besar; c. cuti sakit; d. cuti melahirkan; e. cuti karena alasan penting; f. cuti bersama; dan g. cuti di luar tanggungan negara.

Page 92: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 87

BAB XIII KETENTUAN LAIN-LAIN

PNS yang Menjadi Pejabat Negara dan Pimpinan atau Anggota Lembaga Nonstruktural PNS yang Mencalonkan Diri atau Dicalonkan menjadi Pejabat Negara Hak Kepegawaian PNS yang diangkat Menjadi Pejabat Negara dan Pimpinan atau Anggota

Lembaga Nonstruktural Masa Persiapan Pensiun

Page 93: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 88

MATERI MATRIKULASI

KORPRI

Materi di bidang Korpri yaitu tes menyangkut pemahaman Pegawai Negeri Sipil (PNS)

mengenai isi serta tujuan–tujuan dan kewenangan korpri dalam pembinaan pegawai. Pada materi ini peserta ujian dinas harus mendapat skor di atas nilai minimal (40). Karena bobotnya 10 %.

Materi KORPRI berdasarkan Keputusan Musyawarah Nasional VIII KORPRI Nomor : KEP- 05/MUNAS.VIII/XII/2015 tentang Penetapan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KORPRI.

ARAH KEBIJAKSANAAN DAN SASARAN PROGRAM UMUM KORPRI TAHUN 2015 – 2020 (Berdasarkan Keputusan MUNAS VIII KORPRI Tahun 2015)

1. Penguatan organisasi dan tata kerja dengan sasaran terbangunnya organisasi KORPRI yang solid, kuat, dan mampu melaksanakan tugas-tugas secara efektif dan efisien.

2. Penguatan jiwa Korsa dengan sasaran terbangunnya soliditas dan solidaritas anggota KORPRI sebagai Abdi Negara, Abdi Masyarakat dan Aparat Birokrasi.

3. Pengembangan usaha dengan sasaran meningkatnya kesejahteraan anggota 4. Pengayoman dan perlindungan hukum dengan sasaran terciptanya rasa aman bagi

anggota dalam rangka melaksanakan tugas-tugas kedinasan 5. Peningkatan profesionalisme, disiplin dan pemberiaan penghargaan dengan sasaran

terciptanya aparatur yang kompeten, berdedikasi dan berintegritas

Susunan Keputusan Hasil Musyawarah Nasional VIII KORPRI Tahun 2015, Nomor : KEP- 05/MUNAS.VIII/XII/2015 tentang Penetapan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KORPRI, adalah sebagai berikut :

BAB I : Ketentuan Umum BAB II : Nama, Sifat, Pembentukan dan Kedudukan BAB III : Dasar dan Kedaulatan Organisasi BAB IV : Visi, Misi, Fungsi dan Program BAB V : Doktrin, Kode Etik, Lambang, Panji, Lagu, Atribut dan Pakaian Seragam BAB VI : Keanggotaan, Hak, dan Kewajiban BAB VII : Kepengurusan dan Hubungan Kerja BAB VIII : Penasihat, Dewan Pengurus dan Sekretariat Jenderal Dewan Pengurus

KORPRI Nasional BAB IX : Penasihat, Dewan Pengurus, Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI

Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian/Kesekretariatan Lembaga Negara

BAB X : Penasihat, Dewan Pengurus dan Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Provinsi

Page 94: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 89

BAB XI : Penasihat, Dewan Pengurus dan Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Kabupaten/Kota

BAB XII : Penasihat, Dewan Pengurus, dan Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI BUMN dan BUMD, Badan Hukum Milik Negara dan atau Badan Hukum Pendidikan, Badan Layanan Umum Pusat dan Badan Layanan Umum Daerah, Lembaga Penyiaran Publik Pusat dan Lembaga Penyiaran Publik Daerah serta Badan Otorita dan Pengelola Kawasan Ekonomi Khusus

BAB XIII : Musyawarah dan Rapat Kerja BAB XIV : Keuangan BAB XV : Laporan dan Pertanggungjawaban BAB XVI : Ketentuan lain-lain BAB XVII : Ketentuan Peralihan BAB XVIII : Penutup

I. Umum A. Beberapa pengertian yang berada dalam Ketentuan Umum, antara lain :

1. KORPRI adalah satu-satunya wadah untuk menghimpun seluruh Pegawai Republik Indonesia yang meliputi Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah, Badan Hukum Milik Negara dan atau Badan Hukum Pendidikan, Lembaga Penyiaran Publik Pusat dan Daerah, Badan Layanan Umum Pusat dan Daerah dan Badan Otorita/Kawasan Ekonomi Khusus yang kedudukan dan kegiatannya dari Kedinasan.

2. Pegawai Negeri Sipil adalah setiap warga Negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh Pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu Jabatan Negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Pegawai Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah adalah setiap warga Negara Republik Indonesia yang memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan dan digaji oleh perusahaan Negara atau perusahaan Daerah.

4. Dewan Pengurus KORPRI Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian adalah suatu kepengurusan yang bersifat kolektif dan berbentuk dewan yang diangkat berdasarkan musyawarah anggota KORPRI di tingkat Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian, dan bertugas menjalankan roda organisasi KORPRI di tingkat Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian/ Kesekretariatan lembaga Negara.

B. KORPRI sebagai organisasi bersifat demokratis, bebas, aktif, profesional, netral,

produktif, dan bertanggung jawab.

C. KORPRI dibentuk pada tanggal 29 Nopember 1971 dengan Keputusan Presiden RI Nomor 82 Tahun 1971.

D. KORPRI berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia 1945. Kedaulatan organisasi berada di tangan anggota dan dilaksanakan sepenuhnya melalui musyawarah menurut tingkat kepengurusan.

Page 95: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 90

II. Visi dan Misi KORPRI : Visi Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI):

Terwujudnya Organisasi KORPRI sebagai organisasi yang kuat, netral, demokratis, mandiri dan profesional, untuk membangun jiwa korps (korsa) pegawai Republik Indonesia dan mensejahterakan anggota dan keluarganya.

Misi Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI):

1. Mewujudkan Organisasi KORPRI yang kuat, berwibawa dan mencakup seluruh tingkat kepengurusan;

2. Membangun solidaritas dan soliditas pegawai Republik Indonesia sebagai perekat dan alat pemersatu bangsa dan negara;

3. Mewujudkan kesejahteraan, penghargaan, pengayoman, dan perlindungan hukum untuk meningkatkan harkat dan martabat anggota;

4. Membangun pegawai Republik Indonesia yang bertanqwa, profesional, disiplin, bebas kolusi, korupsi dan nepotisme dan mampu melaksanakan tugas-tugas kepemerintahan yang baik;

5. Mewujudkan KORPRI yang netral dan bebas dari pengaruh politik.

KORPRI berfungsi sebagai :

1. Satu-satunya wadah berhimpunnya seluruh anggota untuk mencapai tujuan bersama; 2. Pembangun jiwa korps (korsa); 3. Perekat dan pemersatu bangsa dan negara; 4. Wadah untuk meningkatkan kesejahteraan dan memberikan penghargaan bagi

anggota; 5. Pengayom, pelindung dan pemberi bantuan hukum bagi anggota; 6. Peningkatan harkat dan martabat anggota; 7. Peningkatan ketaqwaan, kejujuran, keadilan, disiplin dan profesionalisme; 8. Perwujudan kepemerintahan yang baik.

Dalam rangka pembinaan jiwa korsa, KORPRI mempunyai Doktrin, Kode Etik, Lambang, Panji, lagu dan Atribut serta Pakaian Seragam, yang ketentuannya ditetapkan oleh Musyawarah Nasional.

III. Keanggotaan, Hak dan Kewajiban

A. Anggota KORPRI terdiri atas : a. Anggota Biasa b. Anggota Luar Biasa c. Anggota Kehormatan

B. Hak Anggota a. Anggota Biasa mempunyai hak :

1. Memilih dan dipilih dalam kepengurusan; 2. Mengajukan pendapat dan saran untuk kemajuan organisasi; 3. Mendapat perlindungan dan pembelaan atas perlakuan yang tidak adil; 4. Mendapat pendampingan dan bantuan hukum; 5. Memperoleh kesejahteraan sesuai kemampuan organisasi;

Page 96: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 91

6. Memperoleh perlakuan yang adil dan perlindungan dari intervensi politik dalam menjalankan tugas-tugas kedinasan.

b. Anggota Luar Biasa mempunyai hak : 1. Mengajukan pendapat dan saran untuk kemajuan organisasi; 2. Mendapat pendampingan dan bantuan hukum.

c. Anggota Kehoramatan mempunyai hak : 1. Mengajukan pendapat dan saran untuk kemajuan organisasi; 2. Mendapat pendampingan dan bantuan hukum.

C. Kewajiban Anggota a. Anggota Biasa mempunyai kewajiban untuk :

1. Mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta Peraturan Organisasi,

2. Menjaga netralitas solidaritas dan soliditas anggota, 3. Membela dan menjunjung tinggi organisasi, 4. Menjaga dan meningkatkan moral anggota dan etika organisasi, 5. Menghadiri rapat, pertemuan-pertemuan, serta kegiatan-kegiatan yang

diadakan organisasi, 6. Membayar iuran anggota.

b. Anggota Luar Biasa mempunyai kewajiban untuk : 1. Mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta peraturan

organisasi; 2. Menjaga netralitas solidaritas dan soliditas anggota; 3. Membela dan menjunjung tinggi organisasi; 4. Menjaga dan meningkatkan moral anggotadan etika organisasi; 5. Menghadiri rapat, pertemuan-pertemuan, serta kegiatan-kegiatan tertentu.

c. Anggota Kehormatan mempunyai kewajiban untuk : 1. Mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta peraturan

organisasi; 2. Menjaga netralitas, solidaritas dan soliditas anggota; 3. Membela dan menjunjung tinggi organisasi; 4. Menjaga dan meningkatkan moral anggota dan etika organisasi; 5. Menghadiri rapat, pertemuan-pertemuan, serta kegiatan-kegiatan tertentu.

IV. Kepengurusan dalam KORPRI

1. Pengurus KORPRI terdiri dari Dewan Pengurus KORPRI dan Sekretariat Dewan Penguru KORPRI.

2. Dewan Pengurus KORPRI berbentuk dewan dan bersifat kolektif yang dipilih oleh anggota berdasarkan musyawarah sesuai dengan tingkat kepngurusan.

3. Tingkat kepengurusan KORPRI dan wilayah kerjanya : a. Dewan Pengurus KORPRI Nasional mempunyai wilayah kerja meliputi seluruh

wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; b. Dewan Pengurus KORPRI Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian

meliputi Kementerian, Lembaga Pemerintah Non Kementerian, dan Kesekretariatan Lembaga-Lembaga Negara;

Page 97: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 92

c. Dewan Pengurus KORPRI Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Hukum Milik Negara (BHMN) dan atau Badan Hukum Pendidikan, Lembaga Penyiaran Publik Pusat, Badan Layanan Umum Pusat, dan Badan Otoritas/Kawasan Ekonomi Khusus mempunyai wilayah kerja masing-masing instansi;

d. Dewan Pengurus KORPRI pada instansi Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia berkedudukan di instansi Markas Besar Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia mempunyai wilayah kerja di masing-masing instansi;

e. Dewan Pengurus KORPRI Provinsi mempunyai wilayah kerja meliputi wilayah Provinsi yang bersangkutan;

f. Dewan Pengurus KORPRI Kabupaten/Kota mempunyai wilayah kerja meliputi wilayah Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

Hubungan kerja kepengurusan KORPRI, terdiri dari :

1. Hubungan kerja secara vertikal 2. Hubungan kerja secara horizontal

V. Penasihat Nasional KORPRI

1. Penasihat Nasional KORPRI adalah Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. 2. Penasihat Nasional Harian KORPRI adalah Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi serta Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia. 3. Penasihat Nasional dan Penasihat Nasional Harian bertugas dan berwenang

memberikan nasihat kepada Dewan Pengurus Nasional KORPRI baik diminta maupun tidak diminta.

VI. Musyawarah dan Rapat Kerja

Musyawarah terdiri atas : a. Musyawarah Nasional (MUNAS); b. Musyawarah Pimpinan (MUSPIM); c. Musyawarah Kementerian Lembaga Pemerintah Non Kementerian; d. Musyawah BUMN, BHMN dan atau Badan Hukum Pendidikan, Badan Layanan

Umum Pusat, Lembaga Penyiaran Publik Pusat, dan Badan Otoritas/Kawasan Ekonomi Khusus;

e. Musyawarah pada komponen PNS di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia;

f. Musyawarah Unit Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian; g. Musyawarah Provinsi; h. Musyawarah Unit Provinsi; i. Musyawarah Kabupaten/Kota; j. Musyawarah Unit Kabupaten/Kota; k. Musyawarah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Badan Layanan Umum Daerah

dan Lembaga Penyiaran Publik Daerah.

Rapat Kerja terdiri atas : a. Rapat Kerja Nasional; b. Rapat Kerja Kementerian;

Page 98: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 93

c. Rapat Kerja BUMN, BHMN dan atau Badan Hukum Pendidikan, Badan Layanan Umum Pusat, Lembaga Penyiaran Publik Pusat dan Badan Otoritas/Kawasan Ekonomi Khusus;

d. Rapat Kerja pada komponen PNS di lingkungan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia;

e. Rapat Kerja Unit Kementerian/ Lembaga Pemerintah Non Kementerian; f. Rapat Kerja Provinsi; g. Rapat Kerja Unit Provinsi; h. Rapat Kerja Kabupaten/Kota; i. Rapat Kerja Unit Kabupaten/Kota; j. Rapat Kerja BUMD, Badan Layanan Umum Daerah dan Lembaga Penyiaran Publik

Daerah; Musyawarah Nasional KORPRI merupakan pemegang kedaulatan dan pelaksana

kekuasaan tertinggi organisasi. Musyawarah Nasional KORPRI diadakan setiap 5 (lima) tahun sekali yang dihadiri

oleh : a. Dewan Pengurus KORPRI Nasional, b. Utusan Dewan Pengurus KORPRI Kementerian/Lembaga Pemerintah Non

Kementerian; c. Utusan Dewan Pengurus KORPRI pada Instansi Tentara Nasional Indonesia dan

Kepolisian Republik Indonesia; d. Utusan Dewan Pengurus KORPRI BUMN, Badan Layanan Umum Pusat, BHMN,

Lembaga Penyiaran Publik Pusat dan Badan Otorita/ Kawasan Ekonomi Khusus, e. Utusan Dewan Pengurus KORPRI Provinsi; f. Utusan Dewan Pengurus KORPRI Kabupaten/Kota; dan g. Anggota Kehormatan yang diundang.

Musyawarah Nasional Luar Biasa KORPRI dapat dilaksanakan apabila : a. Organisasi berada dalam keadaan darurat atau keadaan yang membahayakan

persatuan dan kesatuan dan/atau keadaan lainnya yang mengancam kelangsungan hidup organisasi;

b. Adanya suatu keadaan yang dihadapi oleh organisasi yang mengharuskan perlunya perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah tangga.

Kewenangan Musyawarah Nasional Luar Biasa KORPRI sama dengan Musyawarah Nasional KORPRI.

Musyawarah Nasional KORPRI dapat ditunda paling lama 1 (satu) tahun atas permintaan Musyawarah Pimpinan.

Rapat Kerja Nasional KORPRI adalah forum komunikasi, evaluasi, dan konsultasi dalam rangka pengembangan keterpaduan dan koordinasi pelaksanaan program organisasi di tingkat nasional.

Rapat Kerja Nasional KORPRI dihadiri oleh Dewan Pengurus KORPRI Nasional, Utusan Dewan Pengurus KORPRI Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Utusan Dewan Pengurus KORPRI pada Instansi Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia, Utusan Dewan Pengurus KORPRI Provinsi, Utusan Dewan Pengurus KORPRI Kabupaten/Kota, Utusan Dewan Pengurus KORPRI BUMN, BHMN, dan atau Badan Hukum Pendidikan, Badan Layanan Umum Pusat, Lembaga Penyiaran Publik Pusat, dan Badan Otorita/Kawasan Ekonomi Khusus.

Rapat Kerja Nasional dapat dilaksanakan sekali dalam 2 (dua) tahun.

Page 99: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 94

Rapat Kerja Nasional berwenang memberikan rekomendasi kepada pimpinan Nasional untuk melakukan langkah-langkah strategis yang bermanfaat bagi organisasi.

Sahnya Musyawarah KORPRI apabila dihadiri sekurang-kurangnya 50% ditambah 1

(satu) dari jumlah peserta yang berhak hadir dan mempunyai hak suara dalam musyawarah tersebut; ketentuan ini juga berlaku untuk Musyawarah Luar Biasa di setiap tingkatan kepengurusan.

VII. Sanksi Pelanggaran Disiplin

1. Anggota Dewan Pengurus KORPRI dapat dikenakan apabila : a. Melakukan pelanggaran terhadap kode etik; b. Terbukti melalaikan tugas; c. Menyalahgunakan wewenang dan atau hak miliki organisasi; d. Mencemarkan nama baik/citra organisasi; e. Melakukan perbuatan yang tercela sehingga merendahkan martabat pribadi,

keluarga dan atau organisasi; f. Dihukum dengan hukuman pidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

2. Jenis sanksi meliputi :

d. Peringatan (lisan dan tertulis); e. Pemberhentian sementara; f. Pemberhentian dengan hormat; g. Pemberhentian dengan tidk hormat.

3. Sanksi dikenakan setelah dilakukan pemeriksaan oleh Rapat Dewan Pengurus KORPRI

lengkap sesuai dengan tingkat kepengurusan.

VIII. Doktrin KORPRI

Berdasarkan Musyawarah Nasional VI KORPRI, Keputusan Nomor : KEP-07/MUNAS/2004, dijelaskan bahwa Doktrin KORPRI disebut Bhinneka Karya Abdi Negara yang berarti walaupun Pegawai Republik Indonesia melaksanakan tugas di berbagai bidang dengan jenis karya yang beraneka ragam, tetap satu dalam rangka melaksanakan pengabdian kepada masyarakat, bangsa, dan negara.

Kode etik KORPRI adalah Panca Prasetya KORPRI. Kode etik bagi organisasi sangat penting sebagai pedoman sikap dan tingkat laku anggotanya.

Pegawai Negeri Sipil atau PNS memiliki lima butir janji atau komitmen terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pemerintah dan Masyarakat umum. PNS secara non kedinasan tergabung dalam wadah KORPRI. Panca Prasetya Korpri disebut juga sebagai sumpah / janji Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bertujuan agar dapat menciptakan sosok PNS yang profesional, jujur, bersih dari segala korupsi, kolusi, nepotisme, berjiwa sosial, dan sebagainya.

Page 100: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 95

IX. Lambang dan Panji KORPRI Berdasarkan Keputusan Musyawarah Nasional VIII KORPRI Nomor : KEP- 09/MUNAS.VIII/XII/2015 tentang Lambang, Panji dan mars KORPRI

Lambang KORPRI dan Artinya Lambang KORPRI adalah lambang organisasi KORPRI dengan bentuk dasar terdiri dari : Pohon, Bangunan berbentuk Balairung serta Sayap yang dilengkapi dengan berbagai ornamennya.

Lambang terdiri dari 3 (tiga) bagian pokok : 1. Pohon dengan 17 ranting, 8 dahan, dan 45 daun, melambangkan perjuangan

sesuai dengan fungsi dan peranan KORPRI sebagai Aparatur Negara Republik Indonesia yang dimulai sejak diproklamasikannya Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945;

2. Bangunan berbentuk balairung dengan lima tiang, melambangkan tempat dan wahana sebagai pemersatu seluruh anggota KORPRI, perekat bangsa pada umumnya untuk mendukung pemerintahan Republik Indonesia yang stabil dan demokratis dalam upaya mencapai tujuan nasional dengan berdasarkan Pancasila dan Jatidiri, Kode Etik serta paradigma baru KORPRI;

3. Sayap yang besar dan kuat ber-elar 4 (empat) ditengah dan 5 (lima) ditepi melambangkan pengabdian dan perjuangan KORPRI untuk mewujudkan organisasi yang mandiri dan profesional dalam rangka mencapai cita-cita kemerdekaan Bangsa Indonesia yang luhur dan dinamis berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Panji KORPRI Pengertian : Panji adalah Bendera Organisasi berbentuk persegi panjang, dengan bahan dasar beludru, warna dasar hijau tua/hijau daun dilengkapi dengan gambar lambang organisasi yang disulam timbul dipasang di tengah, bertuliskan “ABDI NEGARA” yang dipasang dibawah lambang serta berumbai dari benang emas yang dipilin dipasang pada ketiga sisi tepi kain.

Page 101: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 96

PANCA PRASETYA KORPRI

(MUNAS VI KORPRI Tahun 2004)

KAMI ANGGOTA KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA, ADALAH INSAN YANG BERIMAN DAN BERTAQWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA, BERJANJI:

1. SETIA DAN TAAT KEPADA NEGARA KESATUAN DAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA YANG BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945;

2. MENJUNJUNG TINGGI KEHORMATAN BANGSA DAN NEGARA SERTA MEMEGANG TEGUH RAHASIA JABATAN DAN RAHASIA NEGARA;

3. MENGUTAMAKAN KEPENTINGAN NEGARA DAN MASYARAKAT DI ATAS KEPENTINGAN PRIBADI DAN GOLONGAN;

4. MEMELIHARA PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA SERTA KESETIAKAWANAN KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA;

5. MENEGAKKAN KEJUJURAN, KEADILAN DAN DISIPLIN SERTA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN DAN PROFESIONALISME.

DEKLARASI HASTA DHARMA KORPRI MUNAS KORPRI KE VI TAHUN 2004

1. LOYAL KEPADA BANGSA DAN NEGARA SERTA BERSIKAP NETRAL DALAM MELAKSANAKAN TUGAS.

2. MEMBERI PELAYANAN PRIMA KEPADA MASYARAKAT. 3. MENSUKSESKAN PROGRAM PEMERINTAH SESUAI BIDANG DAN TUGASNYA. 4. MELANJUTKAN PROSES REFORMASI SECARA PROPOSIONAL DAN BERTANGGUNG

JAWAB. 5. MENINGINGKATKAN EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS GUNA MEWUJUDKAN KINERJA

YANG OPTIMAL. 6. MENINGKATKAN SOLIDITAS KORPS SEBAGAI PEREKAT PERSATUAN DAN KESATUAN

DEMI KEUTUHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA. 7. MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA KORPRI. 8. MENINGKATKAN PERLINDUNGAN HUKUM DAN KESEJAHTERAAN ANGGOTA KORPRI

DAN KELUARGA.

Page 102: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 97

MATERI MATRIKULASI

PENGETAHUAN PERKANTORAN

Materi dibidang Pengetahuan Perkantoran yaitu tes menyangkut pemahaman Pegawai Negeri Sipil (PNS) mengenai Administrasi Perkantoran serta tujuan–tujuannya. Pada materi ini peserta ujian dinas harus mendapat skor di atas nilai minimal (40), karena bobotnya 8%.

1. ADMINISTRASI PERKANTORAN DAN MANAJEMEN PERKANTORAN

Pada praktiknya alur kerja keseharian harus bisa diturunkan dalam tataran nyata, yang terpenting masing-masing pegawai mengerti dan memahami jobdesk (tugas) masing- masing. Selain itu, hubungan administratif yang birokratis harus diminimalisir.

Seperti apakah administrasi perkantoran yang ramping dan efisien?

Manajemen perkantoran yang ramping dan efisien dibangun dari sistem yang efisien dan tidak mengikuti alur birokrasi yang berbelit-belit. Selain itu, manajemen perkantoran menempati ruang yang penting, bisa diibaratkan, administrasi perkantoran seperti denyut nadinya.

Maka dalam keseharian, fungsi-fungsi seperti pengarsipan, pengelolaan file, alur kerja, dan hasil laporan kerja disampaikan melalui resume yang sederhana dan mudah dipahami. Sebagai bagian dari sistem perkantoran, sektor administrasi menempati posisi utama dan tidak bisa disepelekan.

Pengertian Administrasi Perkantoran Secara umum, Pengertian Administrasi Perkantoran adalah suatu kegiatan perencanaan keuangan, penagihan dan pencatatan, personalia, dan distribusi barang serta logistik di sebuah organisasi. Biasanya seorang karyawan yang bertugas dalam hal ini disebut dengan administrator kantor atau manajer kantor.

Pengertian Administrasi Perkantoran terbagi atas dua, yaitu : a. Pengertian administrasi perkantoran secara luas b. Pengertian administrasi perkantoran secara sempit

Pengertian administrasi perkantoran secara luas adalah suatu kerja sama secara sistematis dan terkoordinasi menurut pembagian tugas sesuai dengan struktur organisasi dalam mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Sedangkan pengertian administrasi perkantoran dalam arti sempit adalah semua kegiatan yang bersifat teknis ketatausahaan dalam pelaksanaan pekerjaan operatif, penyediaan keterangan bagi pimpinan, dan membantu kelancaran perkembangan organisasi.

Page 103: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 98

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan diterapkan dalam administrasi perkantoran adalah : 1. Menerapkan dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi baik lisan maupun

tertulis dengan relasi dengan memperhatikan norma dan lingkungan masyarakat 2. Menerapkan dan mengembangkan teknologi informasi untuk melaksanakan tugas secara

efektif dan efisien 3. Menerapkan dan mengembangkan kemampuan untuk merencanakan, melaksanakan,

mengorganisasi, dan mengevaluasi tugas yang menjadi tanggungjawabnya 4. Menerapkan dan mengembangkan kemampuan dalam mengelola surat/dokumen sesuai

standar operasi dan prosedur untuk mendukung tugas pokok lembaga 5. Menerapkan dan mengembangkan pelayanan terhadap relasi sehingga diperoleh

manfaat masing-masing pihak

Standar kompetensi dan level kualifikasi keahlian Administrasi Perkantoran adalah sebagai berikut: 1. Bekerjasama dengan kolega dan pelanggan-pelanggan 2. Berkomunikasi melalui telepon 3. Menggunakan peralatan kantor 4. Merencanakan dan melakukan pertemuan 5. Melakukan prosedur administrasi 6. Mengatur penggandaan dan pengumpulan dokumen 7. Menangani surat masuk dan keluar (mail handling) 8. Membuat dan menjaga sistem kearsipan untuk menjamin integritas 9. Mencatat dikte untuk mempersiapkan naskah 10. Menghasilkan dokumen sederhana (wood processed documents) 11. Menciptakan dan mengembangkan naskah untuk dokumen 12. Mengatur, membuat dan menjaga sistem kearsipan untuk menjamin integritas

perjalanan bisnis 13. Memproses transaksi keuangan 14. Memberikan pelayanan kepada pelanggan 15. Mengaplikasikan ketrampilan dasar dan komunikasi

Karakteristik Administrasi Perkantoran

Karakteristik Administrasi Perkantoran - Administrasi perkantoran memiliki perbedaan dengan tata usaha perkantoran. Terdapat faktor pembeda, mulai dari jenis kegiatan dan luas lingkup unit kerja sebagai tempat dalam pelaksanaan kegiatan. Untuk lebih jelasnya berikut karakteristik/ciri-ciri administrasi perkantoran:

a. Bersifat pelayanan (service) pada semua pihak atau orang Hal ini bermakna bahwa pekerjaan kantor umumnya merupakan dari pelayanan dan support untuk kegiatan organisasi.

Page 104: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 99

b. Merembes dan dilaksanakan oleh semua pihak Hal ini bermakna bahwa pekerjaan kantor berdampak pada unit-unit lain yang selalu hadir dan dilaksankan disetiap organisasi.

c. Hasil akhirnya berupa informasi Informasi adalah keterangan-keterangan yang berisi data yang dapat dipercaya dalam kepentingan pihak tertentu. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap informasi yang berada di kantor lain; pimpinan, pemegang saham, pemerintah, masyarakat, dan karyawan organisasi dsb.

d. Bersifat memudahkan Pekerjaan kantor merupakan alat katalisator yang memiliki bermacam-macam kegiatan dari setiap perusahaan dipersatukan.

e. Bersifat pengetikan dan penghitungan Susunan perkerjaan kantor lebih banyak yang terdiri dari pekerjaan mengetik

f. Dilakukan oleh semua pihak Pekerjaan kantor tidak selalu dikerjakan dalam satu bagian yang beberapa kantor dikerjakan dalam tiap bagian perusahaan.

Fungsi Manajemen Administrasi Perkantoran :

1. Perencanaan Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan cara yang matang dari kegiatan-kegiatan yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang, dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang dimaksud,perlu ditentukan cara mana yang harus ditempuh dengan mempertimbangkan resiko yang mungkin terjadi.

2. Pengorganisasian Pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokan orang, alat-alat, tugas- tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk menciptakan organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dan kekuatan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Pengorganisasian merupakan salah satu dari berbagai tugas pimpinan, sebagai langkah yang harus dilakukan dalam proses manajemen perkantoran.

3. Penggerakan Penggerakan adalah keseluruhan proses memberikan motivasi bekerja kepada para pegawai agar mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi. Rencana yang telah dirumuskan harus dilaksanakan oleh orang-orang (para pegawai) yang terkait dalam suatu kerja sama. Untuk maksud tersebut, para pegawai perlu dirangsang untuk bekerja menurut petunjuk/sistem yang telah digariskan sehingga memerlukan penggerakkan. Dalam rangka penggerakkan tersebut, maka kegiatan yang perlu dilakukan oleh pimpinan, antara lain: a. Mendorong atau memberi semangat kerja b. Memberi pengarahan dan bimbingan kepada seluruh pegawai c. Bertindak sebagai motivator, inspirator dan fasilitator bagi setiap pelaksanaan tugas

organisasi.

Page 105: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 100

4. Pengawasan Pengawasan yaitu proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi guna menjamin agar pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai rencana yang telah ditentukan.

Manajemen Perkantoran

Sebagai suatu cabang manajemen yang berhubungan dengan pelayanan (service) dalam perolehan, pencatatan dan penganalisisan informasi, perencanaan dan pengkomunikasian yang dengan fungsi-fungsi itu manajemen organisasi merawat aktivanya, mengembang- kan fungsi-fungsi dan kegiatan-kegiatannya dan mencapai sasaran-sasarannya.

Pengertian Manajemen 1. Manajemen sebagai individu atausekelompok individu yang bertanggung jawab untuk

menganalisis, merumuskan keputusan dan memprakarsai tindakan yang memadai yang dapat menghubungkan organisasi;

2. Manajemen sebagai suatu proses pengalokasian masukan suatu organisasi melalui perencanaan, pengarahan dan pengawasan agar dapat memproduksi dan memasarkan keluaran yang dibutuhkan oleh para pelanggan sehingga sasaran organisasi itu dapat tercapai;

3. Manajemen sebagai kegiatan pengalokasian dan pengintegrasian masukan organisasi dalam suatu lingkungan melalui fungsi-fungsi yang didasarkan pada norma-norma tertentu dengan jalan memproduksi keluaran yang dibutuhkan masyarakat agar tujuan organisasi itu dapat tercapai;

4. Manajemen sebagai ilmu yang mengkaji upaya manusia untuk mencapai tujuan yang telah diperhitungkan dengan bantuan sejumlah sumber daya melalui metode yang efisien dan efektif.

Fungsi Manajer dan Pemimpin

Dalam kehidupan sehari-hari, istilah pemimpin dan manajer kerapkali digunakan bergantian tanpa membedakannya secara signifikan. Manajer adalah seorang yang bertanggung jawab terhadap perencanaan, pengorganisasian, pengarahan (kegiatan yang mempengaruhi) dan pengawasan terhadap orang-orang. Pemimpin adalah seorang yang mempengaruhi orang-orang lain dalam kelompok formal dan informal untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemanfaatan berbagai metode dan pendekatan. Kepemimpinan adalah pengaruh antar-pribadi yang dilakukan dalam situasi dan menuju, melalui proses komunikasi pencapai tujuan. Hubungannya dengan fungsi manajemen perkantoran adalah bahwa informasi yang disusun dalam ketatausahaan suatu organisasi akan berguna baik untuk manajer maupun pemimpin. Semua manajer melaksanakan fungsi kepemimpinan namun semua pimpinan tidak harus melaksanakan fungsi-fungsi manajemen.

Page 106: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 101

Tujuan Manajemen Perkantoran • Menerima Informasi • Mencatat informasi • Memproses informasi • Menyajikan informasi • Merawat aktiva

Dengan menggunakan sebuah sistem yaitu; Sistem Informasi Manajemen (SIM) • Merupakan suatu sistem pemrosesan data spesifik yang dirancang untuk melengkapi

manajemen dengan informasi mutakhir, signifikan dan proyektif dalam waktu yang nyata; • Produknya dalam bentuk informasi akan disajikan kepada fungsi-fungsi lain yang relevan

dan membutuhkan, salah satunya adalah fungsi kepemimpinan. Pimpinan membutuhkan informasi terutama untuk membuat keputusan. Karena itulah Manajemen Perkantoran Modern bekaitan dengan ketatausahaan yang mengelola informasi dengan bantuan SIM dan proses pembuatan keputusan yang dilakukan oleh pemimpin organisasi.

Kantor dapat bertindak sebagai :

• Sebagai pusat syaraf administrasi dan perencanaan kebijakan • Sebagai perantara (penghubung) satu pabrik dengan pemasok bahan yang dibutuhkan • Sebagai tempat penyelesaian persoalan • Sebagai koordinator • Sebagai penghubung dengan masyarakat

Peran Pelayanan Kantor • Menyediakan keterangan-keterangan bagi pucuk pimpinan organisasi agar dapat

membuat keputusan yang tepat • Melancarkan kehidupan dan perkembangan organisasi karena berfungsi sebagai pusat

ingatan dan sumber dokumen • Memberikan pelayanan administrasi bagi kepentingan dan pelayanan kepada

masyarakat • Pekerjaan kantor terhadap tugas pokok organisasi dapat bersifat pelayanan, penyajian

bahan-bahan keterangan dan sebagai pusat ingatan atau sumber dokumen

2. SURAT

Surat adalah : Alat komunikasi tertulis yang berasal dari satu pihak dan ditujukan kepada pihak lain untuk menyampaikan warta.

Fungsi surat adalah : 1. Sebagai wakil dari pengirim/penulis 2. Bahan pembukti, pedoman

Page 107: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 102

3. Pedoman dalam mengambil tindakan lebih lanjut 4. Alat pengukur kegiatan organisasi 5. Sarana memperpendek jarak (fungsi abstrak)

Syarat-syarat surat yang baik adalah :

1. Objektif dan bukan subjektif 2. Sistematis susunan isi surat 3. Singkat, tidak bertele-tele 4. Jelas kepada siapa dari mana dan tentang apa 5. Lengkap isinya 6. Sopan 7. Wujud fisik yang menarik (kualitas kertas, bentuk surat, ketikan dsb)

Penulis surat perlu memahami syarat sebagai berikut : - Menguasai permasalahan - Menguasai bahasa tertulis - Memiliki pengetahuan tentang surat menyurat

Macam-macam surat :

1. Menurut Ujudnya - Kartu Pos - Warkat Pos - Surat bersampul - Memorandum dan Nota dinas - Telegram - Surat Pengantar

2. Menurut Tujuannya

- Surat Pemberitahuan - Surat Perintah - Surat Permintaan - Surat Peringatan - Surat Panggilan - Surat Susulan - Surat Keputusan - Surat Laporan - Surat Perjanjian - Surat Penawaran, pesanan dll.

3. Menurut Sifat, isi dan asalnya

- Surat dinas - Surat Niaga - Surat Pribadi

Page 108: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 103

- Surat yang isinya masalah sosial

4. Menurut Jumlah Penerima - Surat biasa – untuk satu orang (pejabat/organisasi) - Surat edaran – untuk beberapa orang /pejabat/organisasi - Surat pengumuman – untuk sekelompok masyarakat

5. Menurut Keamanan Isinya - Surat sangat rahasia - Surat rahasia - Surat biasa

6. Menurut Urgensi Penyelesaiannya - Surat sangat segera - Surat segera - Surat biasa

7. Menurut Prosedur Pengurusannya - Surat masuk - Surat keluar

8. Menurut Jangkauannya - Surat intern - Surat ekstern

Bahasa Surat

Salah satu syarat agar surat dikatakan baik, apabila surat tersebut jelas, sopan dan menggunakan bahasa yang praktis, yang dimaksud bahasa praktis adalah jika : a. Menggunakan kata-kata yang minim, dapat dimengerti artinya oleh penerima atau

pembaca surat; b. Penulis mampu menggunakan kosa kata tepat; c. Kata-kata yang dipergunakan; Sederhana dan Umum, bukan kata-kata daerah, asing

dan lain-lain.

Di samping keharusan mempergunakan bahasa praktis, keberhasilan suatu surat juga dipengaruhi oleh gaya bahasa, yang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu: a. Faktor kedudukan penulis surat terhadap yang dikirimi surat, b. Faktor persoalan yang akan dikemukakan dalam surat, misalnya instruksi,

pemberitahuan, permohonan dan sebagainya.

Langkah-langkah dalam menyusun surat

Untuk menghidarkan pemborosan waktu, biaya dan tenaga atau dengan perkataan lain agar kegiatan menyusun surat dapat berjalan lancar dan efektif, maka sebaiknya dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:

Page 109: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 104

1. Menentukan tujuan 2. Mengadakan pencatatan (inventarisasi) terhadap masalah-masalah yang akan

dikemukakan di dalam surat, termasuk mengumpulkan referensinya 3. Menyusun masalah–masalah secara sistematis sesuai dengan kaitan dan urutan

masalahnya 4. Menguraikan / menjabarkan ke dalam kalimat atau konsep surat

3. ARSIP DAN KEARSIPAN

Pengertian Arsip Dalam ilmu kearsipan, disamping kata arsip dalam bahasa Indonesia kita masih mengenal pula kata archives atau archief (bahasa Belanda), file (bahasa Inggris) dan record atau warkat.

Istilah file, record dan archive di Indonesia dapat dijelaskan sebagai berikut: a. File merupakan jenis arsip aktif, yaitu arsip yang masih dipergunakan secara langsung

dalam proses administrasi, sehingga arsip ini masih terdapat di unit kerja. b. Record merupakan jenis arsip inaktif yang sudah menurun nilai kegunaannya dalam

proses administrasi sehari-hari, arsip ini tidak terdapat di unit kerja, akan tetapi sudah berada di unit kearsipan organisasi yang bersangkutan.

c. Archive merupakan arsip statis, yaitu arsip yang tidak secara langsung digunakan dalam proses penyelenggaraan administrasi negara. Arsip ini berada di Arsip Nasional R.I. Pusat atau Arsip Nasional R.I. Daerah. Arsip statis merupakan bahan pertanggungjawaban Nasional bagi kegiatan Pemerintah untuk generasi yang akan datang.

Pengertian Administrasi Kearsipan

Terdapat dua perumusan tentang pengertian administrasi kearsipan sebagai berikut: 1. Yang dimaksud administrasi kearsipan yaitu penyelenggaraan administrasi /

penatalaksanaan kearsipan yang memperlancar lalu lintas surat-menyurat keluar dan masuk.

2. Kearsipan adalah kegiatan yang berkenan dengan pengurusan arsip-arsip, baik arsip dinamis maupun arsip statis.

Proses penyimpanan arsip meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1. Memisah-misahkan (segregating) arsip, yang berarti mengadakan pensortiran terhadap arsip-arsip yang akan disimpan, untuk dikelompokkan menurut subjek-subjek seperti yang tercantum dalam kartu kendali atau menurut indek, yang telah ditentukan.

2. Meneliti (examining) arsip-arsip, untuk mengetahui apakah arsip-arsip yang disimpan (di-file) itu sudah ada tanda-tanda persetujuan (disposisi) dari pejabat yang berwenang yang membenarkan bahwa arsip tersebut boleh disimpan, arsip yang belum di beri

Page 110: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 105

tanda persetujuan untuk disimpan sebaiknya dikembalikan kepada yang berwenang untuk mendapat persetujuan penjelasan lebih lanjut.

3. Memadukan (assembling) arsip-arsip, yang merupakan bagian-bagian langsung atas persoalan yang sama dijadikan satu dan disusun menurut susunan kronologis tanggal surat.

4. Mengklasifikasikan (classification) arsip-arsip, yang berarti mengolongkan arsip-arsip atas dasar perbedaan-perbedaan yang ada, serta pengelompokan arsip atas dasar persamaan-persamaan yang ada, untuk menentukan klasnya (sub-sub subjek) serta kodenya secara cermat.

5. Mengindeks (indexing) arsip-arsip, meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut: - Membaca secara cermat untuk menentukan secara cepat. - Menentukan judul atau caption arsip secara tepat. - Memberikan tanda-tanda (keterangan-keterangan) lain yang dapat menjadi petunjuk

(indeks) arsip yang bersangkutan.

- Membutuhkan caption utama berikut kode masalahnya (subjek) pada arsip yang bersangkutan.

- Mempersiapkan tunjuk silang (cross reference), dipergunakan apabila terdapat dua caption. Caption yang pertama dipergunakan sebagai caption utama, sedangkan caption kedua dicantumkan pada tunjuk silang.

- Menyusun arsip-arsip, yang sudah diberi judul atau caption disusun sesuai dengan sistem susunan yang digunakan dalam sistem penyimpanan, misalnya sistem abjad, angka, tanggal dan sistem perihal dan lain sebaginya.

- Memfile arsip-arsip, yang berarti mengatur pembentukan arsip-arsip sesuai dengan pola klasifikasi dan mengatur penyusunan arsip-arsip di dalam file-file atau folder- folder pada tempatnya yang benar.

Peralatan Dokumen/Arsip Aktif

a. Filing Cabinet b. Lemari Dokumen/Arsip c. Ordner d. Sekat/Guide e. Folder/Map f. Tanda Keluar (Out Indicator) g. Klasifikasi Dokumen/Arsip h. Indeks Relatif i. Buku Peminjaman

Peralatan dokumen/arsip inaktif adalah:

a. Rak Dokumen/Arsip b. Boks c. Label

Page 111: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 106

d. Sampul/Folder e. Daftar Pertelaan Dokumen/Arsip f. Buku Peminjaman

Penggolongan arsip berdasarkan fungsi dan kegunaannya, adalah :

1. Arsip dinamis adalah arsip yang dipergunakan secara langsung dalam perencanaan, pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya atau dipergunakan secara langsung dalam penyelenggaraan administrasi negara, atau dapat dikatakan bahwa arsip–arsip yang masih dipergunakan secara langsung dalam kegiatan perkantoran sehari-hari.Menurut fungsi dan kegunaannya dapat dibedakan menjadi arsip aktif dan arsip semi aktif dan arsip inaktif atau arsip semi statis - Arsip aktif ialah arsip-arsip yang masih sering dipergunakan bagi kelangsungan

kerja, arsip aktif masih ada di tempat-tempat/unit pengolah dalam suatu kantor/organisasi.

- Arsip semi aktif ialah arsip-arsip yang frekuensi penggunaannya sudah mulai menurun, Arsip semi aktif adalah arsip-arsip dalam masa transisi antara aktif dan inaktif.

- Arsip inaktif atau arsip semi statis adalah arsip-arsip yang jarang sekali dipergunakan dalam proses pekerjaan sehari-hari.

2. Arsip statis adalah arsip yang tidak dipergunakan secara langsung untuk perencanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya maupun untuk penyelenggaraan sehari-hari administrasi negara.Dapat dikatakan bahwa arsip statis adalah arsip-arsip yang sudah tidak dipergunakan secara langsung dalam kegiatan perkantoran sehari-hari.

Penyusutan Arsip

Menurut Widjaja (1990:133), berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 tahun 1979 pasal 2 tentang penyusutan arsip, maka yang dimaksud dengan penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan arsip dengan cara: a. Memindahkan arsip inaktif dari Unit Pengolah ke Unit Kearsipan dalam lingkungan

Lembaga Negara atau Badan Pemerintahan masing-masing b. Memusnahkan arsip sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku c. Menyerahkan arsip statis oleh Unit Kearsipan kepada Arsip Nasional

Tujuan penyusutan dokumen/arsip: a. Menghemat penggunaan prasarana dan sarana penyimpanan dokumen/arsip b. Mewujudkan efisiensi dan efektivitas kerja perusahaan c. Menekan biaya serendah mungkin dalam pengelolaan dokumen/arsip perusahaan d. Memudahkan dalam menemukan kembali dokumen/arsip jika sewaktu-waktu diperlukan e. Terjaminnya penyelamatan dokumen/arsip yang bernilai guna dan sebagai bahan

pertanggungjawaban perusahaan.

Page 112: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 107

Ciri-Ciri dan Perencanaan Sistem Kearsipan yang Baik Dalam pasal 3 Undang-Undang No. 7 tahun 1971 tujuan kearsipan adalah menjamin keselamatan bahwa pertanggungjawaban nasional tentang perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan serta untuk menyediakan bahan pertanggungjawaban bagi kegiatan pemerintah.

Sistem kearsipan yang dijalankan oleh suatu instansi dikatakan baik apabila mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1. Mudah dilaksanakan 2. Mudah dimengerti 3. Murah / ekonomis 4. Tidak memakan tempat 5. Mudah dicapai 6. Cocok bagi organisasi 7. Fleksibel atau luwes 8. Dapat mencegah kerusakan dan kehilangan arsip 9. Mempermudah pengawasan

Pengertian Fil ling

Salah satu jenis pekerjaan kantor yang banyak dilakukan oleh setiap instansi atau lembaga ialah menyimpan warkat, dokumen atau surat-surat lainnya. Aktivitas yang berhubungan dengan penyimpanan warkat atau dokumen ini sering disebut administrasi kearsipan; apa saja yang menyangkut arsip dinamakan administrasi kearsipan, atau sering disebut secara singkat dengan istilah kearsipan. Dalam istilah yang lebih populer, administrasi kearsipan atau kearsipan ini sering disebut istilah filing.

Perbedaan antara arsip dengan kearsipan atau filing, adalah : a. Arsip adalah naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh lembaga Negara dan Badan-

badan Pemerintahan, maupun naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh Badan- badan swasta dan/atau perorangan, dalam bentuk corak apa pun baik dalam keadaan tunggal maupun kelompok dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintah dan dalam rangka pelaksanaan kehidupan kebangsaan.

b. Kearsipan atau fi ling adalah proses kegiatan pengurusan atau pengaturan arsip dengan mempergunakan suatu sistem tertentu, sehingga arsip-arsip dapat ditemukan kembali dengan mudah dan cepat apabila sewaktu-waktu diperlukan.

Sistem yang dipergunakan dalam pengurusan atau pengaturan arsip dinamakan sistem filing (filing system).

Sistem Penataan Dokumen/Arsip

Saat ini, dikenal lima macam sistem penataan arsip yaitu:

Page 113: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 108

1. Sistem Abjad (Alphabetical Filing System) Sistem abjad adalah salah satu sistem penataan berkas yang pada umumnya dipergunakan untuk menata berkas yang berurutan dari A sampai dengan Z dengan berpedoman pada peraturan mengindeks.

2. Sistem Masalah (Subject Filing System) Sistem masalah adalah salah satu sistem penataan berkas berdasarkan kegiatan- kegiatan yang berkenaan dengan masalah-masalah yang berhubungan dengan perusahaan yang menggunakan sistem ini.

3. Sistem Nomor (Numerical Filing System) Sistem nomor adalah salah satu sistem penataan berkas berdasarkan kelompok permasalahan yang kemudian masing-masing atau setiap masalah diberi nomor tertentu.

4. Sistem Tanggal (Chronological Filing System) Sistem tanggal adalah salah satu sistem penataan berkas berdasarkan urutan tanggal, bulan dan tahun yang mana pada umumnya tanggal yang dijadikan pedoman termaksud diperhatikan dari datangnya surat (akan lebih baik bila berpedoman pada cap datangnya surat).

5. Sistem Wilayah (Geographical Filing System) Sistem wilayah adalah salah satu sistem penataan berkas berdasarkan tempat (lokasi), daerah atau wilayah tertentu.

4. DOKUMEN DAN DOKUMENTASI

Pengertian Dokumen dan Dokumentasi 1. Dokumen adalah semua bahan pustaka, baik yang berbentuk tulisan, cetakan, maupun

dalam bentuk rekaman lainnya seperti pita suara / cassets, video tapes, film, filmstrip, slide, microfilm, microfiche, gambar dan foto.

2. Arti dokumentasi bermacam-macam, tergantung pada segi peninjauannya. Ada orang yang memberikan definisi dokumentasi segi material, dan di lain pihak memberikan definisi dokumentasi sebagai kegiatan atau pekerjaan yang aktif. Kamus administrasi perkantoran memberikan definisi tentang dokumentasi atau pendokumentasian atau documentation dengan mempergunakan dua sumber sebagai berikut: a. International federation for documentation memberikan perngertian bahwa

dokumentasi (documentation) adalah pengumpulan, penyusunan atau pengolahan berbagai macam dokumen mengenai semua hasil aktivitas manusia.

b. Seminar dokumentasi / arsip Kementerian-kementerian, seminar ini diadakan di Jakarta, berlangsung dari tanggal 28 Februari sampai dengan 2 Maret 1957, memberikan perumusan bahwa dokumentasi adalah suatu usaha aktif bagi suatu badan yang melayani badan tadi dengan menyajikan hasil pengolahan bahan-bahan dokumen yang bermanfaat bagi badan yang mengadakan dokumentasi tersebut.

Page 114: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 109

Bidang dan Sumber Dokumentasi Bidang gerak dokumentasi lebih luas dari pada kearsipan, kearsipan merupakan bagian dari dokumentasi, bidang dokumentasi dapat dibagi menjadi 3 bidang, yaitu :

1. Dokumentasi literer atau dokumentasi pustaka 2. Dokumentasi korporil (corporeel) atau dokumentasi benda yang merupakan bahan-

bahan bagi dokumentasi museum-museum 3. Dokumentasi privat atau dokumentasi kearsipan

Dengan demikian dokumentasi meliputi tugas kearsipan, perpustakaan dan kemuseuman, sehingga dokumentasi sangat penting dalam setiap kegiatan apapun.

Tentang tugas dan kewajiban dokumentasi sebenarnya telah diatur dalam Peraturan Presiden No. 20 Tahun 1961 Tentang Tugas dan Kewajiban dan Lapangan Pekerjaan Dokumentasi dan Perpustakaan dalam lingkungan Pemerintah (Lembar Negara Tahun 1961 No. 311, Tambahan Lembaran Negara 2369). Dalam Pasal 2 ayat (1) Peraturan Presiden itu ditetapkan bahwa tugas kewajiban dokumentasi ialah menyediakan keterangan-keterangan dalam bentuk dokumen baru tentang pengetahuan dalam arti kata yang luas sebagai hasil kegiatan manusia dan untuk keperluan itu mengumpulkan dan menyusun keterangan- keterangan tersebut, ditegaskan bahwa dokumentasi menjalankan pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut (pasal 3): • Menyediakan keterangan-keterangan berikut yang dikutip, disadur, diterjemahkan,

disaring, difotokopi atau direkam dari segala dokumen pustaka • Memberitahukan perihal tersedianya keterangan-keterangan itu • Atas permintaan menyusun suatu dokumen baru sebagai lanjutan dari usaha dimaksud

pada angka / butir 1

Sumber dokumentasi dapat mencakup bahan-bahan seperti: a. Buku b. Majalah-majalah, yang memuat artikel-artikel hasil penelitian c. Surat kabar (koran-koran) d. Manuskrip/naskah e. Brosur, pamflet, leaflet f. Film, slide, microfilm, microfiche g. Foto, gambar, peta, grafik h. Tape/video-tape i. Katalog j. Surat-surat, dan lain-lain.

5. LAPORAN

Laporan

Laporan adalah suatu bentuk informasi, baik berupa lisan maupun tertulis.

Page 115: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 110

Fungsi laporan adalah: sebagai alat kerjasama, alat pertanggungjawaban dan pengawasan, dan alat penyampaian informasi.

Tujuan laporan: mengatasi masalah, mengambil keputusan, mengetahui perkembangan/kemajuan, mengadakan pengawasan, pengendalian atau perbaikan, menemukan teknik-teknik baru.

Syarat laporan: 1. Benar dan objektif 2. Jelas dan cermat 3. Lengkap 4. Langsung mengenai sasaran 5. Tegas dan konsisten 6. Dibuat segera setelah suatu kejadian/peristiwa berlangsung 7. Tepat penerimaannya

Peranan laporan administrasi: 1. Pertanggungjawaban dan pengawasan 2. Penyampaian informasi 3. Bahan pengambilan keputusan 4. Alat pembina kerjasama 5. Alat pengembangan cakrawala wawasan

Sistematika Laporan : 1. Batang Tubuh Laporan

Bagian ini merupakan bagian yang terpenting laporan, karena bagian inilah dipaparkan segala data fakta yang telah diolah, batang tubuh laporan yang merupakan isi pokok dari laporan biasanya mengandung uraian tentang : • Data dan fakta pelaksanaan kegiatan • Fakta tentang tujuan yang telah dicapai • Masalah-masalah yang dihadapi • Pembahasan atau analisis masalah

2. Kesimpulan adalah hal-hal yang besar dalam penyajian bab sebelumnya.Perlu diingat bahwa masalah tidak disimpulkan, yang disimpulkan adalah fakta dan pemecahan masalah.

3. Saran adalah semacam terapi atau pengobatannya atau langkah-langkah yang akan dijalankan untuk pemecahan masalah baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.Saran sifatnya harus dinamis, saran pada dasarnya berasal dari yang telah disajikan maupun yang berasal di luar penyajian yang telah disajikan.

4. Lampiran, suatu lampiran mempunyai dua tujuan yaitu :

• Bahan yang disajikan yang sebagian telah disinggung dalam batang tubuh laporan dianggap perlu oleh si pembuat laporan, untuk dibaca seluruhnya oleh pejabat yang berkepentingan.

Page 116: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 111

• Bahan yang dijadikan laporan yang semula direncanakan dimasukan ke dalam tubuh laporan, namun mengingat panjangnya bahan tersebut dan juga dikhawatirkan dapat menganggu kontinuitas pembaca, terpaksa dimasukkan ke dalam lampiran.

Sistematika penyajian laporan di sini adalah pembidangan atau pengelompokan dan materi yang disajikan, sistematika laporan yang lazim dikenal di Indonesia ini ada dua yaitu:

a. Sistem desimal (digit system) b. Sistem gabungan angka dan huruf

Untuk tercapainya keseragaman suatu sistem pengelolaan tata naskah dinas di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, diterbitkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.63/Menlhk-Setjen/2015 tanggal 2 Februari 2016, tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Kementerian Lingkungan Hidup Kehutanan dengan mempunyai :

1. Maksud

Sebagai pedoman pengelolaan tata naskah dinas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

2. Tujuan Untuk menciptakan kelancaran komunikasi tulis yang efektif dan efisien kedinasan yang berhasilguna dan pemberdayaan dalam pelaksanaan tugas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

3. Sasaran a. Tercapainya kesamaan pengertian bahasa dan penafsiran serta penyelenggaraan tata

naskah dinas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. b. Terwujudnya keterpaduan pengelolaan tata naskah dinas dengan unsur lainnya dalam

lingkup administrasi umum. c. Terwujudnya kemudahan dan kelancaran komunikasi tulis kedinasan serta kemudahan

dalam pengendalian. d. Tercapainya efektivitas dan efisien penyelenggaraan tata naskah dinas. e. Berkurangnya tumpang tindih dan pemborosan penyelenggaraan tata naskah dinas

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

4. Asas Dalam penyusunan naskah dinas ada beberapa asas yang harus diperhatikan adalah :

a. Asas Efektif dan Efisien Penyelenggaraan tata naskah dinas perlu dilakukan secara efektif dan efisien dalam penulisan, penggunaan serta dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik, benar dan lugas.

b. Asas Pembakuan Naskah dinas diproses dan disusun menurut tata cara dan bentuk yang telah dibakukan.

Page 117: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 112

c. Asas Pertanggungjawaban Penyelenggaraan tata naskah dinas dapat dipertanggungjawabkan dari segi isi, forrmat, prosedur,kearsipan, kewenangan dan keabsahan.

d. Asas Keterkaitan Kegiatan penyelenggaraan tata naskah dinas terkait dengan kegiatan administrasi umum.

e. Asas Kecepatan dan Ketepatan Untuk mendukung kelancaran tugas dan fungsi unit kerja atau satuan organisasi, tata naskah dinas harus dapat diselesaikan secara tepat waktu dan tepat sasaran.

f. Asas Keamanan Tata naskah dinas harus aman secara fisik dan substansi mulai dari penyusunan, klasifikasi, penyampaian kepada yang berhak, pemberkasan, kearsipan dan distribusi.

5. Pengertian

a. Naskah dinas adalah informasi tertulis sebagai alat komunikasi kedinasan yang dibuat dan/atau dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang di lingkungan instansi pemerintah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan.

b. Tata naskah dinas adalah pengelolaan informasi tertulis yang meliputi pengaturan jenis, format, penyiapan, pengamanan, pengabsahan, distribusi, dan penyimpanan naskah dinas, serta media yang digunakan dalam komunikasi.

c. Administrasi umum adalah rangkaian kegiatan administrasi yang meliputi tata naskah dinas, penamaan lembaga, singkatan dan akronim, kearsipan serta tata ruang perkantoran.

d. Komunikasi intern adalah tata hubungan penyampaian informasi kedinasan yang dilakukan oleh instansi dengan pihak lain di luar lingkungan instansi yang bersangkutan.

e. Komunikasi ekstern adalah tata hubungan penyampaian informasi kedinasan yang dilakukan oleh instansi dengan pihak lain di luar lingkungan instansi yang bersangkutan.

f. Korespondensi adalah hal yang berkaitan dengan surat menyurat. g. Format adalah susunan dan bentuk naskah yang menggambarkan tata letak dan

redaksional, serta penggunaan lambang negara, logo dan cap dinas. h. Kewenangan penandatangan naskah dinas adalah hak dan kewajiban yang ada pada

pejabat untuk menandatangani naskah dinas sesuai dengan tugas dan tanggung jawab kedinasan pada jabatannya.

Page 118: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 113

MATERI MATRIKULASI

FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI

I. PENDAHULUAN Materi yang diujikan untuk tugas dan fungsi organisasi dalam Ujian Dinas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) adalah menyangkut pemahaman PNS terhadap tugas dan fungsi

Kementerian LHK hingga struktur organisasi terkecilnya. Presiden Republik Indonesia telah menetapkan pembentukan Kementerian LHK melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2015

tentang Kementerian LHK. Saat matrikulasi tugas dan fungsi organisasi ini disusun, Peraturan Presiden

tersebut tengah dalam proses revisi. Pada materi ini peserta ujian dinas harus mendapat skor di atas nilai minimal (40), mengingat bobot

untuk materi tugas dan fungsi organisasi cukup besar yaitu 15%. Substansi tes sepenuhnya bersumber dari Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2015, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Republik Indonesia Nomor P.18/MENLHK-II/2015 serta peraturan lainnya terkait dengan tugas dan fungsi Kementerian LHK.

II. TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN LHK Presiden Republik Indonesia telah menetapkan pembentukan Kementerian LHK melalui Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2015 tentang Kementerian LHK. Kementerian LHK ini dipimpin oleh seorang Menteri dan merupakan bagian dari Kabinet Kerja periode tahun 2014-2019.

Selanjutnya terbit Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.18/MENLHK-II/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian LHK, serta sejumlah Peraturan

Menteri LHK tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Lingkup Kementerian LHK. Saat

matrikulasi tugas dan fungsi organisasi ini disusun, Peraturan Presiden tersebut tengah dalam proses revisi dan akan diikuti revis Peraturan Menteri LHK tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian LHK.

Pada Kabinet Indonesia Maju periode tahun 2019-2024 unsur Pemimpin pada Kementerian LHK bertambah Wakil Menteri,berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 72/M Tahun 2019 tentang

Pengangkatan Wakil Menteri Negara Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun 2019-2024.

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2019 tetang Organisasi Kementerian Negara, Kementerian LHK masuk dalam kategori kementerian kelompok II, yaitu

Kementerian yang menangani urusan pemerintahan yang ruang lingkupnya disebutkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Tugas kementerian kelompok II adalah

Page 119: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 114

menyelenggarakan urusan tertentu dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam

menyelenggarakan pemerintahan negara. Sedangkan fungsi kementerian kelompok II antara lain: a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidangnya;

b. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya; c. pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya;

d. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian di daerah; dan e. pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional.

f. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh

unsur organisasi di lingkungan Kementerian; dan g. pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan

Kementerian. Serta Berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan/atau tugas lain yang diberikan oleh

Presiden, Kementerian menyelenggarakan fungsi yang menunjukkan karakteristik tugas dan fungsi

masing-masing Kementerian. Susunan organisasi kementerian kelompok II terdiri atas :

a. Unsur Pemimpin; b. Unsur Pembantu Pemimpin;

c. Unsur Pelaksana; d. Unsur Pengawas; Dan

e. Unsur Pendukung.

Menteri dapat dibantu oleh Staf Ahli, yang merupakan satu kesatuan dalam susunan organisasi Kementerian. Staf Ahli berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri dan dikoordinasikan

oleh Sekretaris Jenderal. Staf Ahli mempunyai tugas memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri sesuai keahliannya. Jumlah Staf Ahli paling banyak 5 (lima) Staf Ahli dan tidak

melebihi jumlah unsur pelaksana. Untuk melaksanakan tugas teknis operasional dan/atau tugas teknis

penunjang di lingkungan Kementerian dapat dibentuk Unit Pelaksana Teknis. A. Susunan Organisasi

Susunan Organisasi Kementerian LHK terdiri atas: 1. Menteri

2. Wakil Menteri 3. Sekretariat Jenderal

4. Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan

5. Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem

Page 120: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 115

6. Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung

7. Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari 8. Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

9. Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya 10. Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim

11. Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan 12. Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan

13. Inspektorat Jenderal

14. Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia 15. Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi

16. Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga Pusat dan Daerah 17. Staf Ahli Bidang Industri dan Perdagangan Internasional

18. Staf Ahli Bidang Energi

19. Staf Ahli Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam 20. Staf Ahli Bidang Pangan.

B. Unsur Pemimpin Unsur Pemimimpin Kementerian LHK terdiri dari Menteri dan Wakil Menteri. Menteri mempunyai

tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang lingkungan hidup dan kehutanan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Kementerian LHK

menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

1. perumusan dan penetapan kebijakan pemantapan kawasan hutan dan lingkungan hidup secara berkelanjutan, pengelolaan konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya,

peningkatan daya dukung daerah aliran sungai dan hutan lindung, pengelolaan hutan produksi lestari, peningkatan daya saing industri primer hasil hutan, peningkatan kualitas

fungsi lingkungan, pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan, pengendalian

dampak perubahan iklim, pengendalian kebakaran hutan dan lahan, perhutanan sosial dan kemitraan lingkungan, serta penurunan gangguan, ancaman, dan pelanggaran hukum bidang

lingkungan hidup dan kehutanan; 2. pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan pemantapan kawasan hutan dan

ingkungan hidup secara berkelanjutan, pengelolaan konservasi sumberdaya alam dan ekosistemnya, peningkatan daya dukung daerah aliran sungai dan hutan lindung,

pengelolaan hutan produksi lestari, peningkatan daya saing industri primer hasil hutan,

peningkatan kualitas fungs lingkungan, pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan,

Page 121: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 116

pengendalian perubahan iklim, pengendalian kebakaran hutan dan lahan, perhutanan sosial

dan kemitraan lingkungan, serta penurunan gangguan, ancaman, dan pelanggaran hukum di bidang lingkungan hidup dan kehutanan;

3. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang tata lingkungan, pengelolaan keanekaragaman hayati, peningkatan daya dukung daerah aliran sungai dan hutan lindung,

peningkatan kualitas fungsi lingkungan, pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan, pengendalian perubahan iklim, pengendalian kebakaran hutan dan lahan, kemitraan

lingkungan, serta penurunan gangguan, ancaman, dan pelanggaran hukum bidang lingkungan

hidup dan kehutanan; 4. pemberian bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan penyelenggaraan

pemantapan kawasan hutan dan penataan lingkungan hidup secara berkelanjutan, pengelolaan konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya, peningkatan daya dukung

daerah aliran sungai dan hutan lindung, pengelolaan hutan produksi lestari, peningkatan daya

saing industri primer hasil hutan, peningkatan kualitas fungsi lingkungan, pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan, pengendalian dampak perubahan iklim, pengendalian

kebakaran hutan dan lahan, perhutanan sosial dan kemitraan lingkungan, serta penurunan gangguan, ancaman, dan pelanggaran hukum di bidang lingkungan hidup dan kehutanan;

5. pelaksanaan penelitian, pengembangan, dan inovasi di bidang lingkungan hidup dan kehutanan;

6. pelaksanaan penyuluhan dan pengembangan sumber daya manusia di bidang lingkungan

hidup dan kehutanan; 7. pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di

lingkungan Kementerian LHK; 8. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi di lingkungan Kementerian LHK;

9. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian LHK;

dan 10. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian LHK.

Wakil Menteri mempunyai tugas membantu Menteri dalam perumusan dan/atau pelaksanaan kebijakan Kementerian dan membantu Menteri dalam mengoordinasikan pencapaian kebijakan

strategis lintas unit organisasi dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya atau Eselon I di lingkungan Kementerian.

C. Unsur Pembantu Pemimpin

Unsur pembantu pemimpin adalah Sekretariat Jenderal. Sekretariat Jenderal mempunyai tugas

Page 122: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 117

menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan

administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian LHK. Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi:

a. koordinasi kegiatan Kementerian LHK; b. koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran Kementerian LHK;

c. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerjasama, hubungan masyarakat, arsip, dan dokumentasi

Kementerian LHK;

d. pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana; e. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta pelaksanaan advokasi

hukum; f. pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan layanan pengadaan barang/jasa pemerintah;

g. pengelolaan pemberitaan, publikasi, hubungan masyarakat serta penyajian dan pelayanan

informasi publik; h. penyelenggaraan hubungan dan kerja sama luar negeri, penyiapan negosiasi dan ratifikasi

perjanjian internasional; i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri.

Unit kerja pada Sekretariat Jenderal terdiri atas: a. Biro Kepegawaian dan Organisasi

b. Biro Perencanaan

c. Biro Umum d. Biro Hukum

e. Biro Keuangan f. Biro Hubungan Masyarakat

g. Biro Kerja Sama Luar Negeri

D. Unsur Pelaksana Unsur pelaksana adalah Direktorat Jenderal. Terdapat sembilan (sembilan) Direktorat Jenderal di

Kementerian LHK dengan tugas dan fungsi sebagai berikut : 1. Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan

Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pemantapan kawasan hutan

dan penataan lingkungan hidup secara berkelanjutan.

Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan menyelenggarakan fungsi:

Page 123: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 118

a. perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraan rencana perlindungan dan pengelolaan

sumber daya alam, lingkungan hidup dan kehutanan, inventarisasi dan pemantauan sumber daya hutan, kehutanan, rencana kawasan hutan, pembentukan wilayah

pengelolaan hutan, pengukuhan kawasan hutan, penatagunaan kawasan hutan, pengalokasian manfaat sumber daya hutan, serta kajian lingkungan hidup strategis,

rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, dan kajian dampak lingkungan; b. pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan rencana perlindungan dan

pengelolaan sumber daya alam, dan lingkungan hidup dan kehutanan, inventarisasi dan

pemantauan sumber daya hutan, rencana kawasan hutan, pembentukan wilayah pengelolaan hutan, pengukuhan kawasan hutan, penatagunaan kawasan hutan,

pengalokasian manfaat sumber daya hutan, serta kajian dampak lingkungan; c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyelenggaraan rencana

perlindungan dan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup, inventarisasi dan

pemantauan sumber daya hutan, rencana kawasan hutan, pembentukan wilayah pengelolaan hutan, pengukuhan kawasan hutan, penatagunaan kawasan hutan,

pengalokasian manfaat sumber daya hutan, serta kajian dampak lingkungan; d. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang kajian lingkungan hidup

strategis, rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan, serta kajian dampak lingkungan;

e. pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyelenggaraan rencana

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan, inventarisasi dan pemantauan sumber daya hutan, rencana kawasan hutan, pembentukan wilayah

pengelolaan hutan, pengukuhan kawasan hutan, penatagunaan kawasan hutan, pengalokasian manfaat sumber daya hutan, dan kajian lingkungan hidup strategis, serta

kajian dampak lingkungan di daerah;

f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyelenggaraan rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan, inventarisasi dan pemantauan sumber daya

hutan, rencana kawasan hutan, pembentukan wilayah pengelolaan hutan, pengukuhan kawasan hutan, penatagunaan kawasan hutan, pengalokasian manfaat sumber daya

hutan, dan kajian lingkungan hidup strategis, serta kajian dampak lingkungan; g. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan; dan

h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Unit kerja pada Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan terdiri atas:

Page 124: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 119

a. Sekretariat Direktorat Jenderal.

b. Direktorat Rencana, Penggunaan dan Pembentukan Wilayah Pengelolaan Hutan. c. Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan.

d. Direktorat Pengukuhan dan Penatagunaan Kawasan Hutan. e. Direktorat Pencegahan Dampak Lingkungan Kebijakan Wilayah dan Sektor.

f. Direktorat Pencegahan Dampak Lingkungan Usaha dan Kegiatan. Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor

P.6/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 tentang Unit Pelaksana Teknis (UPT) pada Direktorat Jenderal

Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan adalah Balai Pemantapan Kawasan Hutan. Balai Pemantapan Kawasan Hutan adalah unit pelaksana teknis di bidang Pemantapan Kawasan Hutan

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan. Unit Pelaksana Teknis Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) seluruhnya

berjumlah 22 sebagai berikut:

a. BPKH Wilayah I Medan b. BPKH Wilayah II Palembang

c. BPKH Wilayah III Pontianak d. BPKH Wilayah IV Samarinda

e. BPKH Wilayah V Banjarbaru f. BPKH Wilayah VI Manado

g. BPKH Wilayah VII Makassar

h. BPKH Wilayah VIII Denpasar i. BPKH Wilayah IX Ambon

j. BPKH Wilayah X Jayapura k. BPKH Wilayah XI Yogyakarta

l. BPKH Wilayah XII Tanjungpinang

m. BPKH Wilayah XIII Pangkal Pinang n. BPKH Wilayah XIV Kupang

o. BPKH Wilayah XV Gorontalo p. BPKH Wilayah XVI Palu

q. BPKH Wilayah XVII Manokwari r. BPKH Wilayah XVIII Banda Aceh

s. BPKH Wilayah XIX Pekanbaru

t. BPKH Wilayah XX Bandar Lampung

Page 125: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 120

u. BPKH Wilayah XXI Palangkaraya

v. BPKH Wilayah XXII Kendari

2. Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem mempunyai tugas

menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya.

Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem menyelenggarakan fungsinya:

a. perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraan pengelolaan taman nasional dan taman wisata alam, pembinaan pengelolaan taman hutan raya, pengelolaan, cagar alam, suaka

margasatwa serta taman buru, konservasi keanekaragaman hayati spesies dan genetik baik insitu maupun eksitu, pemanfaatan jasa lingkungan dan kolaborasi pengelolaan kawasan,

dan pengelolaan ekosistem esensial;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan pengelolaan taman nasional dan taman wisata alam, pembinaan pengelolaan taman hutan raya, pengelolaan cagar alam, suaka

margasatwa serta taman buru, konservasi keanekaragaman hayati spesies dan genetik baik insitu maupun eksitu, pemanfaatan jasa lingkungan dan kolaborasi pengelolaan kawasan,

dan pengelolaan ekosistem esensial; c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyelenggaraan pengelolaan

taman nasional dan taman wisata alam, pembinaan pengelolaan taman hutan raya,

pengelolaan cagar alam, suaka margasatwa serta taman buru, konservasi keanekaragaman hayati spesies dan genetik baik insitu maupun eksitu, pemanfaatan jasa lingkungan dan

kolaborasi pengelolaan kawasan, dan pengelolaan ekosistem esensial; d. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan pengelolaan taman

nasional dan taman wisata alam, pembinaan pengelolaan taman hutan raya, pengelolaan

cagar alam, suaka margasatwa serta taman buru, konservasi keanekaragaman hayati spesies dan genetik baik insitu maupun eksitu, pemanfaatan jasa lingkungan dan kolaborasi

pengelolaan kawasan, dan pengelolaan ekosistem esensial; e. pemberian bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan penyelenggaraan

pengelolaan taman nasional dan taman wisata alam, pembinaan pengelolaan taman hutan raya, pengelolaan cagar alam, suaka margasatwa serta taman buru, konservasi

keanekaragaman hayati spesies dan genetik baik insitu maupun eksitu, pemanfaatan jasa

Page 126: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 121

lingkungan dan kolaborasi pengelolaan kawasan, dan pengelolaan ekosistem esensial di

daerah; f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pengelolaan taman nasional dan

taman wisata alam, pembinaan pengelolaan taman hutan raya, pengelolaan cagar alam, suaka margasatwa serta taman buru, konservasi keanekaragaman hayati spesies dan

genetik baik insitu maupun eksitu, pemanfaatan jasa lingkungan dan kolaborasi pengelolaan kawasan, dan pengelolaan ekosistem esensial;

g. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem;

dan h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem terdiri atas : a. Sekretariat Direktorat Jenderal;

b. Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam;

c. Direktorat Kawasan Konservasi; d. Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati;

e. Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi; dan f. Direktorat Bina Pengelolaan Ekosistem Esensial.

Unit Pelaksana Teknis pada Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem

adalah sebagai berikut:

a. UPT Taman Nasional Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor

P.7/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional. Taman Nasional adalah unit pengelola penyelenggaraan konservasi sumber

daya alam dan ekosistemnya yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur

Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem. Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional seluruhnya berjumlah 48 sebagai berikut:

1) Balai Besar TN Kerinci Seblat 2) Balai Besar TN Gunung Gede Pangrango

3) Balai Besar TN Leuser 4) Balai Besar TN Betung Kerihun dan Danau Sentarum

5) Balai Besar TN Lore Lindu

6) Balai Besar TN Teluk Cendrawasih

Page 127: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 122

7) Balai Besar TN Bukit Barisan Selatan

8) Balai Besar TN Bromo Tengger Semeru 9) Balai TN Batang Gadis

10) Balai TN Berbak dan Sembilang 11) Balai TN Way Kambas

12) Balai TN Ujung Kulon 13) Balai TN Kepulauan Seribu

14) Balai TN Gunung Halimun-Salak

15) Balai TN Meru Betiri 16) Balai TN Bali Barat

17) Balai TN Komodo 18) Balai TN Tanjung Puting

19) Balai TN Sebangau

20) Balai TN Kayan Mentarang 21) Balai TN Wakatobi

22) Balai TN Rawa Aopa Watumohai 23) Balai TN Togean

24) Balai TN Bogani Nani Wartabone 25) Balai TN Aketajawe Lolobata

26) Balai TN Wasur

27) Balai TN Lorentz 28) Balai TN Manupeu Tanah Daru dan Laiwangi Wanggameti

29) Balai TN Tesso Nilo 30) Balai TN Siberut

31) Balai TN Bukit Tiga Puluh

32) Balai TN Bukit Dua Belas 33) Balai TN Gunung Ciremai

34) Balai TN Karimunjawa 35) Balai TN Gunung Merbabu

36) Balai TN Gunung Merapi 37) Balai TN Baluran

38) Balai TN Alas Purwo

39) Balai TN Gunung Rinjani

Page 128: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 123

40) Balai TN Kelimutu

41) Balai TN Tambora 42) Balai TN Bukit Baka Bukit Raya

43) Balai TN Gunung Palung 44) Balai TN Kutai

45) Balai TN Taka Bone Rate 46) Balai TN Bulusaraung

47) Balai TN Bunaken

48) Balai TN Manusela b. UPT Balai Besar/Balai Konservasi Sumber Daya Alam

Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.8/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis

Konservasi Sumber Daya. Balai Besar/Balai Konservasi Sumber Daya Alam adalah unit

pengelola penyelenggaraan konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya di cagar alam, suaka margasatwa, taman wisata alam dan taman buru serta koordinasi teknis pengelolaan

taman hutan raya dan kawasan ekosistem esensial. Balai Besar/Balai Konservasi Sumber Daya Alam berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Konservasi

Sumber Daya Alam dan Ekosistem. Unit Pelaksana Teknis Balai Besar/Balai Konservasi Sumber Daya Alam seluruhnya berjumlah 26 sebagai berikut:

1) Balai Besar KSDA Jawa Barat

2) Balai Besar KSDA Jawa Timur 3) Balai Besar KSDA Sumatera Utara

4) Balai Besar KSDA Papua 5) Balai Besar KSDA Nusa Tenggara Timur

6) Balai Besar KSDA Riau

7) Balai Besar KSDA Papua Barat 8) Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan

9) Balai KSDA Sumatera Barat 10) Balai KSDA Bengkulu

11) Balai KSDA Jambi 12) Balai KSDA Sumatera Selatan

13) Balai KSDA Jakarta

14) Balai KSDA Nusa Tenggara Barat

Page 129: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 124

15) Balai KSDA Kalimantan Tengah

16) Balai KSDA Kalimantan Selatan 17) Balai KSDA Kalimantan Barat

18) Balai KSDA Kalimantan Timur 19) Balai KSDA Maluku

20) Balai KSDA Aceh 21) Balai KSDA Jawa Tengah

22) Balai KSDA Yogyakarta

23) Balai KSDA Bali 24) Balai KSDA Sulawesi Tengah

25) Balai KSDA Sulawesi Tenggara 26) Balai KSDA Sulawesi Utara

3. Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai Dan Hutan Lindung

Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan daya dukung

daerah aliran sungai dan hutan lindung. Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung menyelenggarakan

fungsinya: a. perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraan, pengelolaan daerah aliran sungai,

pembinaan kesatuan pengelolaan hutan lindung, perbenihan tanaman hutan, penanaman

dan pemeliharaan tanaman hutan, pemulihan kerusakan ekosistem perairan darat, rehabilitasi hutan dan lahan, serta konservasi tanah dan air;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan, pengelolaan daerah aliran sungai, pembinaan kesatuan pengelolaan hutan lindung, perbenihan tanaman hutan, penanaman

dan pemeliharaan tanaman hutan, pemulihan kerusakan ekosistem perairan darat,

rehabilitasi hutan dan lahan, serta konservasi tanah dan air; c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyelenggaraan, pengelolaan

daerah aliran sungai, pembinaan kesatuan pengelolaan hutan lindung, perbenihan tanaman hutan, penanaman dan pemeliharaan tanaman hutan, pemulihan kerusakan ekosistem

perairan darat, rehabilitasi hutan dan lahan, serta konservasi tanah dan air; d. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan, pengelolaan daerah

aliran sungai, pembinaan kesatuan pengelolaan hutan lindung, perbenihan tanaman hutan,

Page 130: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 125

penanaman dan pemeliharaan tanaman hutan, pemulihan kerusakan ekosistem perairan

darat, rehabilitasi hutan dan lahan, serta konservasi tanah dan air; e. pemberian bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanan urusan urusan penyelenggaraan

pengelolaan daerah aliran sungai, pembinaan kesatuan pengelolaan hutan lindung, perbenihan tanaman hutan, penanaman dan pemeliharaan tanaman hutan, pemulihan

kerusakan ekosistem perairan darat, rehabilitasi hutan dan lahan, serta konservasi tanah dan air;

f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pengelolaan daerah aliran sungai,

pembinaan kesatuan pengelolaan hutan lindung, perbenihan tanaman hutan, penanaman dan pemeliharaan tanaman hutan, pemulihan kerusakan ekosistem perairan darat,

rehabilitasi hutan dan lahan, serta konservasi tanah dan air; g. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan

Lindung; dan

h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung terdiri atas :

a. Sekretariat Direktorat Jenderal; b. Direktorat Perencanaan dan Evaluasi Pengendalian Daerah Aliran Sungai;

c. Direktorat Konservasi Tanah dan Air; d. Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan;

e. Direktorat Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung;dan

f. Direktorat Pengendalian Kerusakan Perairan Darat. BerdasarkanPeraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

P.10/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor

P.11/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Perbenihan Tanaman

Hutan Unit Pelaksana Teknis pada Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung adalah Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDAS HL)

dan Balai Perbenihan Tanaman Hutan (BPTH). BPDASHL dan Hutan Lindung danBalai Perbenihan Tanaman Hutan adalah unit pelaksana teknis yang berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung. a. Unit Pelaksana Teknis BPDASHL seluruhnya berjumlah 34 sebagai berikut:

1) BPDASHL Krueng Aceh

2) BPDASHL Wampu Sei Ular

Page 131: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 126

3) BPDASHL Asahan Barumun

4) BPDASHL Agam Kuantan 5) BPDASHL Indragiri Rokan

6) BPDASHL Batanghari 7) BPDASHL Ketahun

8) BPDASHL Musi 9) BPDAS HL Way Seputih Way Sekampung

10) BPDASHL Citarum Ciliwung

11) BPDASHL Cimanuk Citanduy 12) BPDASHL Pemali Jratun

13) BPDASHL Solo 14) BPDASHL Serayu Opak Progo

15) BPDASHL Brantas Sampean

16) BPDASHL Unda Anyar 17) BPDASHL Dodokan Moyosari

18) BPDASHL Benain Noelmina 19) BPDASHL Kapuas

20) BPDASHL Kahayan 21) BPDASHL Mahakam Berau

22) BPDASHL Barito

23) BPDASHL Tondano 24) BPDASHL Palu Poso

25) BPDASHL Sampara 26) BPDASHL Jeneberang Saddang

27) BPDASHL Waehapu Batu Merah

28) BPDASHL Memberamo 29) BPDASHL Baturusa Cerucuk

30) BPDASHL Bone Bolango 31) BPDASHL Ake Malamo

32) BPDASHL Remu Ransiki 33) BPDASHL Lariang Mamasa

34) BPDASHL Sei Jang Duriangkang

b. Unit Pelaksana Teknis BPTH seluruhnya berjumlah 2 sebagai berikut:

Page 132: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 127

1) BPTH Wilayah I Palembang

2) BPTH Wilayah II Makassar

4. Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari mempunyai tugas menyelenggarakan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan hutan produksi secara lestari. Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari menyelenggarakan fungsinya sebagai

berikut:

a. perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraan pembinaan kesatuan pengelolaan hutan produksi, usaha hutan alam dan usaha hutan tanaman secara lestari, industri hasil hutan dan

pemasaran hasil hutan, iuran kehutanan, peredaran hasil hutan, dan pengembangan diversifikasi usaha jasa lingkungan dan produk hasil hutan bukan kayu;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan pembinaan kesatuan pengelolaan hutan

produksi, usaha hutan alam dan usaha hutan tanaman secara lestari, industri hasil hutan dan pemasaran hasil hutan, iuran kehutanan, peredaran hasil hutan, dan pengembangan

diversifikasi usaha jasa lingkungan dan produk hasil hutan bukan kayu; c. penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang penyelenggaraan pembinaan

kesatuan pengelolaan hutan produksi, usaha hutan alam dan usaha hutan tanaman secara lestari, industri hasil hutan dan pemasaran hasil hutan, iuran kehutanan, peredaran hasil

hutan, dan pengembangan diversifikasi usaha jasa lingkungan dan produk hasil hutan bukan

kayu; d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan penyelenggaraan

pembinaan kesatuan pengelolaan hutan produksi, usaha hutan alam dan usaha hutan tanaman secara lestari, industri hasil hutan dan pemasaran hasil hutan, iuran kehutanan,

peredaran hasil hutan, dan pengembangan diversifikasi usaha jasa lingkungan dan produk

hasil hutan bukan kayu; e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pembinaan kesatuan pengelolaan

hutan produksi, usaha hutan alam dan usaha hutan tanaman secara lestari, industri hasil hutan dan pemasaran hasil hutan, iuran kehutanan, peredaran hasil hutan, dan

pengembangan diversifikasi usaha jasa lingkungan dan produk hasil hutan bukan kayu; f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari; dan

g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari terdiri atas:

Page 133: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 128

a. Sekretariat Direktorat Jenderal;

b. Direktorat Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi; c. Direktorat Usaha Hutan Produksi;

d. Direktorat Usaha Jasa Lingkungan dan Hasil Hutan Bukan Kayu Hutan Produksi; e. Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan; dan

f. Direktorat Iuran dan Peredaran Hasil Hutan Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor

P.12/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengelolaan Hutan

Produksi Unit Pelaksana Teknis pada Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari adalah Balai Pengelolaan Hutan Produksi. Balai Pengelolaan Hutan Produksi adalah unit

pelaksana teknis di bidang pengelolaan hutan produksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari.

Unit Pelaksana Teknis Balai Pengelolaan Hutan Produksi (BPHP) seluruhnya berjumlah 16 sebagai

berikut: a. BPHP Wilayah I Banda Aceh

b. BPHP Wilayah II Medan c. BPHP Wilayah III Pekanbaru

d. BPHP Wilayah IV Jambi e. BPHP Wilayah V Palembang

f. BPHP Wilayah VI Bandar Lampung

g. BPHP Wilayah VII Denpasar h. BPHP Wilayah VIII Pontianak

i. BPHP Wilayah IX Banjarbaru j. BPHP Wilayah X Palangkaraya

k. BPHP Wilayah XI Samarinda

l. BPHP Wilayah XII Palu m. BPHP Wilayah XIII Makassar

n. BPHP Wilayah XIV Ambon o. BPHP Wilayah XV Jayapura

p. BPHP Wilayah XVI Manokwari

5. Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan mempunyai tugas

Page 134: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 129

menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian pencemaran

dan kerusakan lingkungan. Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan lingkungan menyelenggarakan

fungsinya sebagai: a. perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraan pencegahan, penanggulangan, dan

pemulihan pencemaran dan/atau kerusakan gambut, wilayah pesisir dan laut, media air dan udara, dan lahan akses terbuka;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan pencegahan, penanggulangan, dan

pemulihan pencemaran dan/atau kerusakan gambut, wilayah pesisir dan laut, media air dan udara, dan lahan akses terbuka;

c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyelenggaraan pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan pencemaran dan/atau kerusakan gambut, wilayah pesisir

dan laut, media air dan udara, dan lahan akses terbuka;

d. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan pencemaran dan/atau kerusakan gambut, wilayah pesisir

dan laut, media air dan udara, dan lahan akses terbuka; e. pemberian bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan penyelenggaraan

pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan pencemaran dan/atau kerusakan gambut, wilayah pesisir dan laut, media air dan udara, dan lahan akses terbuka;

f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pencegahan, penanggulangan, dan

pemulihan pencemaran dan/atau kerusakan gambut, wilayah pesisir dan laut, media air dan udara, dan lahan akses terbuka;

g. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan; dan

h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan terdiri atas: a. Sekretariat Direktorat Jenderal;

b. Direktorat Pengendalian Kerusakan Gambut; c. Direktorat Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut;

d. Direktorat Pengendalian Pencemaran Air; e. Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara; dan

f. Direktorat Pemulihan Kerusakan Lahan Akses Terbuka.

Page 135: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 130

6. Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya

Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan serta pelaksanaan kebijakan, sinkronisasi kebijakan di

bidang sampah, bahan berbahaya beracun dan limbah bahan berbahaya beracun. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya menyelenggarakan fungsinya sebagai: a. perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraan pengelolaan sampah, bahan berbahaya

beracun, dan limbah bahan berbahaya beracun, serta pemulihan lahan terkontaminasi

sampah dan limbah; b. pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan pengelolaan sampah, bahan berbahaya

beracun, dan limbah bahan berbahaya beracun, serta pemulihan lahan terkontaminasi sampah dan limbah;

c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyelenggaraan pengelolaan

sampah, bahan berbahaya beracun, dan limbah bahan berbahaya beracun, serta pemulihan lahan terkontaminasi sampah dan limbah;

d. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan pengelolaan sampah, bahan berbahaya beracun, dan limbah bahan berbahaya beracun, serta pemulihan lahan

terkontaminasi sampah dan limbah; e. pemberian bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanan urusan penyelenggaraan

pengelolaan sampah, bahan berbahaya beracun, dan limbah bahan berbahaya beracun,

serta pemulihan lahan terkontaminasi sampah dan limbah di daerah; f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pengelolaan sampah, bahan

berbahaya beracun, dan limbah bahan berbahaya beracun, serta pemulihan lahan terkontaminasi sampah dan limbah;

g. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan

Beracun Berbahaya;dan h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya terdiri atas: a. Sekretariat Direktorat Jenderal;

b. Direktorat Pengelolaan Sampah; c. Direktorat Pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun;

d. Direktorat Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Beracun dan limbah Non

Bahan Berbahaya Beracun;

Page 136: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 131

e. Direktorat Verifikasi Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Beracun, Limbah Non Bahan

Berbahaya Beracun;dan f. Direktorat Pemulihan Kontaminasi dan Tanggap Darurat Limbah Bahan Berbahaya Beracun.

7. Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim

Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian perubahan iklim.

Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim menyelenggarakan fungsi :

a. perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraan mitigasi, adaptasi, penurunan emisi gas rumah kaca, penurunan dan penghapusan bahan perusak ozon, mobilisasi sumber daya,

inventarisasi gas rumah kaca, monitoring, pelaporan dan verifikasi perubahan iklim serta pengendalian kebakaran hutan dan lahan;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan mitigasi, adaptasi, penurunan emisi gas

rumah kaca, penurunan dan penghapusan bahan perusak ozon, mobilisasi sumber daya, inventarisasi gas rumah kaca, monitoring, pelaporan dan verifikasi perubahan iklim serta

pengendalian kebakaran hutan dan lahan; c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyelenggaraan mitigasi,

adaptasi, penurunan emisi gas rumah kaca, penurunan dan penghapusan bahan perusak ozon, mobilisasi sumber daya, inventarisasi gas rumah kaca, monitoring, pelaporan dan

verifikasi perubahan iklim serta pengendalian kebakaran hutan dan lahan;

d. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan mitigasi, adaptasi, penurunan emisi gas rumah kaca, penurunan dan penghapusan bahan perusak ozon,

mobilisasi sumber daya, inventarisasi gas rumah kaca, monitoring, pelaporan dan verifikasi perubahan iklim serta pengendalian kebakaran hutan dan lahan;

e. pemberian bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanan urusan penyelenggaraan mitigasi,

adaptasi, penurunan emisi gas rumah kaca, penurunan dan penghapusan bahan perusak ozon, mobilisasi sumber daya, inventarisasi gas rumah kaca, monitoring, pelaporan dan

verifikasi perubahan iklim serta pengendalian kebakaran hutan dan lahan di daerah; f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan mitigasi, adaptasi, penurunan emisi

gas rumah kaca, penurunan dan penghapusan bahan perusak ozon, mobilisasi sumber daya, inventarisasi gas rumah kaca, monitoring, pelaporan dan verifikasi perubahan iklim serta

pengendalian kebakaran hutan dan lahan;

g. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim;

Page 137: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 132

h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim terdiri atas: a. Sekretariat Direktorat Jenderal

b. Direktorat Adaptasi Perubahan Iklim c. Direktorat Mitigasi Perubahan Iklim

d. Direktorat Inventarisasi Gas Rumah Kaca dan Monitoring Pelaporan dan Verifikasi e. Direktorat Mobilisasi Sumber Daya Sektoral dan Regional

f. Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan

Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.13/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengendalian

Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan Unit Pelaksana Teknis pada Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim adalah Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan

Kebakaran Hutan dan Lahan. Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan

Lahan adalah unit pelaksana teknis di bidang perubahan iklim dan kebakaran hutan dan lahan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pengendalian

Perubahan Iklim. Unit Pelaksana Teknis Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan

(BPPIKHL) seluruhnya berjumlah 5 sebagai berikut: a. BPPIKHL Wilayah Sumatera

b. BPPIKHL Wilayah Jawa Bali Nusa Tenggara

c. BPPIKHL Wilayah Kalimantan d. BPPIKHL Wilayah Sulawesi

e. BPPIKHL Wilayah Maluku Papua

8. Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan

Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang perhutanan sosial dan

kemitraan lingkungan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan

Kemitraan Lingkungan menyelenggarakan fungsinya sebagai: a. perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraan penanganan konflik pengelolaan hutan,

pemolaan kawasan perhutanan sosial, peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan

Page 138: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 133

hutan, penanganan tenurial dan hutan adat serta komunikasi publik dan peran serta

masyarakat dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; b. pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan penanganan konflik pengelolaan hutan,

pemolaan kawasan perhutanan sosial, peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan hutan, penanganan tenurial dan hutan adat serta komunikasi publik dan peran serta

masyarakat dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; c. penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang penyelenggaraan penanganan

konflik pengelolaan hutan, pemolaan kawasan perhutanan sosial, peningkatan kapasitas

masyarakat dalam pengelolaan hutan, penanganan tenurial dan hutan adat serta komunikasi publik dan peran serta masyarakat dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;

d. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan penanganan konflik pengelolaan hutan, pemolaan kawasan perhutanan sosial, peningkatan kapasitas masyarakat

dalam pengelolaan hutan, penanganan tenurial dan hutan adat serta komunikasi publik dan

peran serta masyarakat dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; e. pemberian bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan penyelenggaraan

penanganan konflik pengelolaan hutan, pemolaan kawasan perhutanan sosial, peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan hutan, penanganan tenurial dan hutan adat serta

komunikasi publik dan peran serta masyarakat dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;

f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan penanganan konflik pengelolaan

hutan, pemolaan kawasan perhutanan sosial, peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan hutan, penanganan tenurial dan hutan adat serta komunikasi publik dan peran

serta masyarakat dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; g. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan

Lingkungan;dan

h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan terdiri atas:

a. Sekretariat Direktorat Jenderal; b. Direktorat Penyiapan Kawasan Perhutanan Sosial;

c. Direktorat Penanganan Konflik, Tenurial dan Hutan Adat; d. Direktorat Bina Usaha Perhutanan Sosial dan Hutan Adat;dan

e. Direktorat Kemitraan Lingkungan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor

Page 139: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 134

P.14/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Perhutanan Sosial

dan Kemitraan Lingkungan Unit Pelaksana Teknis pada Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan adalah Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan. Balai

Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan adalah unit pelaksana teknis di bidang perhutanan sosial dan kemitraan lingkungan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur

Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan. Unit Pelaksana Teknis Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (BPSKL) seluruhnya

berjumlah 5 sebagai berikut:

a. BPSKL Wilayah Sumatera b. BPSKL Wilayah Jawa Bali Nusa Tenggara

c. BPSKL Wilayah Kalimantan d. BPSKL Wilayah Sulawesi

e. BPSKL Wilayah Maluku Papua

9. Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penurunan gangguan,

ancaman dan pelanggaran hukum lingkungan hidup dan kehutanan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Direktorat Jenderal Penegakan Hukum

Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyelenggarakan fungsinya sebagai:

a. perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraan pencegahan, pengawasan, pengamanan, penanganan pengaduan, penyidikan, penerapan hukum administrasi, perdata, dan pidana

dalam ranah lingkungan hidup dan kehutanan, serta dukungan operasi penegakan hukum lingkungan hidup dan kehutanan;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan pencegahan, pengawasan, pengamanan,

penanganan pengaduan, penyidikan, penerapan hukum administrasi, perdata, dan pidana dalam ranah lingkungan hidup dan kehutanan, serta dukungan operasi penegakan hukum

lingkungan hidup dan kehutanan; c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyelenggaraan pencegahan,

pengawasan, pengamanan, penanganan pengaduan, penyidikan, penerapan hukum administrasi, perdata, dan pidana dalam ranah lingkungan hidup dan kehutanan, serta

dukungan operasi penegakan hukum lingkungan hidup dan kehutanan;

Page 140: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 135

d. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan penyelenggaraanpencegahan,

pengawasan, pengamanan, penanganan pengaduan, penyidikan, penerapan hukum administrasi, perdata dan pidana dalam ranah lingkungan hidup dan kehutanan, serta

dukungan operasi penegakan hukum lingkungan hidup dan kehutanan; e. pemberian bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanan urusanpenyelenggaraan

pencegahan, pengawasan, pengamanan, penanganan pengaduan, penyidikan, penerapan hukum administrasi, perdata dan pidana dalam ranah lingkungan hidup dan kehutanan, serta

dukungan operasi penegakan hukum lingkungan hidup dan kehutanan di daerah;

f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pencegahan, pengawasan, pengamanan, penanganan pengaduan, penyidikan, penerapan hukum administrasi, perdata,

dan pidana dalam ranah lingkungan hidup dan kehutanan, serta dukungan operasi penegakan hukum lingkungan hidup dan kehutanan;

g. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan

Kehutanan; dan h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan terdiri atas: a. Sekretariat Direktorat Jenderal;

b. Direktorat Pengaduan, Pengawasan dan Sanksi Administrasi; c. Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup;

d. Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan;dan

e. Direktorat Penegakan Hukum Pidana. Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor

P.15/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Unit Pelaksana Teknis pada Direktorat

Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan adalah Balai Pengamanan dan

Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan adalah unit pelaksana teknis di bidang pengamanan dan

penegakan hukum lingkungan hidup dan kehutanan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Unit Pelaksana Teknis Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BPPHLHK) seluruhnya berjumlah 5 sebagai berikut:

a. BPPHLHK Wilayah Sumatera

b. BPPHLHK Wilayah Jawa Bali Nusa Tenggara

Page 141: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 136

c. BPPHLHK Wilayah Sulawesi

d. BPPHLHK Wilayah Kalimantan e. BPPHLHK Wilayah Maluku Papua

E. Unsur Pengawas Unsur pembantu pemimpin adalah Inspektorat Jenderal Inspektorat Jenderal mempunyai tugas

melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian lingkungan Hutan dan Kehutanan. Inspektorat Jenderal menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern di lingkungan Kementerian LHK;

b. pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian LHK terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;

c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan;

d. penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian LHK;

e. pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal;dan f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Inspektorat Jenderal terdiri atas: a. Sekretariat Inspektorat Jenderal

b. Inspektorat Wilayah I c. Inspektorat Wilayah II

d. Inspektorat Wilayah III

e. Inspektorat Wilayah IV f. Inspektorat Investigasi.

F. Unsur Pendukung Unsur pendukung adalah Badan dan/atau Pusat. Terdapat 2 (dua) Badan serta 11 (sebelas) Pusat

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal di

Kementerian LHK dengan tugas dan fungsi sebagai berikut : 1. Badan

a. Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia mempunyai tugas

menyelenggarakan penyuluhan kehutanan dan pengembangan sumber daya manusia lingkungan hidup dan kehutanan. Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya

Manusia menyelenggarakan fungsi:

Page 142: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 137

1) penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program penyuluhan kehutanan,

perencanaan dan standardisasi, pengembangan sumber daya manusia aparatur dan masyarakat di bidang lingkungan hidup dan kehutanan, serta pengembangan generasi

lingkungan; 2) pelaksanaan penyuluhan kehutanan, perencanaan dan standardisasi, pengembangan

sumber daya manusia aparatur dan masyarakat di bidang lingkungan hidup dan kehutanan, serta pengembangan generasi lingkungan;

3) penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang penyelenggaraan

penyelenggaraan penyuluhan kehutanan; 4) pemberian bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan penyelenggaraan

penyuluhan kehutanan; 5) pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penyuluhan kehutanan, perencanaan

dan standardisasi, pengembangan sumber daya manusia aparatur dan masyarakat di

bidang lingkungan hidup dan kehutanan, serta pengembangan generasi lingkungan. 6) pelaksanaan administrasi Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya

Manusia;dan 7) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri.

Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia terdiri atas : 1) Sekretariat Badan;

2) Pusat Penyuluhan;

3) Pusat Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia; 4) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia Lingkungan Hidup dan Kehutanan;

dan 5) Pusat Pelatihan Masyarakat dan Pengembangan Generasi Lingkungan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor

P.16/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Unit Pelaksana Teknis pada Badan Penyuluhan

dan Pengembangan Sumber Daya Manusia adalah Balai Pendidikan dan Pelatihan Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Balai Pendidikan dan Pelatihan Lingkungan Hidup dan

Kehutanan adalah unit pelaksana teknis di bidang pendidikan dan pelatihan lingkungan hidup dan kehutanan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan

Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.

Unit Pelaksana Teknis Balai Pendidikan dan Pelatihan Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Page 143: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 138

seluruhnya berjumlah 7 sebagai berikut:

1) Balai Diklat LHK Bogor 2) Balai Diklat LHK Kadipaten

3) Balai Diklat LHK Pematang Siantar 4) Balai Diklat LHK Pekanbaru

5) Balai Diklat LHK Samarinda 6) Balai Diklat LHK Makassar

7) Balai Diklat LHK Kupang

Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.17/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekolah Menengah

Kejuruan Kehutanan Negeri, Sekolah Menengah Kejuruan Kehutanan Negeri adalah unit pelaksana teknis di bidang pendidikan menengah kejuruan formal di lingkungan Kementerian

LHK yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Penyuluhan dan

Pengembangan Sumber Daya Manusia. Unit Pelaksana Sekolah Menengah Kejuruan Kehutanan Negeri seluruhnya berjumlah 5

sebagai berikut: 1) SMK Kehutanan Negeri Kadipaten

2) SMK Kehutanan Negeri Pekanbaru 3) SMK Kehutanan Negeri Samarinda

4) SMK Kehutanan Negeri Makassar

5) SMK Kehutanan Negeri Manokwari b. Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi

Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi mempunyai tugas menyelenggarakan penelitian, pengembangan dan inovasi di bidang lingkungan hidup dan kehutanan termasuk

penyebarluasan hasil-hasil penelitian, pengembangan dan inovasi kepada pengguna baik

internal maupun eksternal Kementerian LHK. Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi menyelenggarakan fungsi:

1) penyusunan kebijakan teknis, rencana, program dan kerjasama di bidang penelitian, pengembangan dan inovasi lingkungan hidup dan kehutanan;

2) pelaksanaan tugas di bidang penelitian, pengembangan dan inovasi lingkungan hidup dan kehutanan;

3) pemantauan, bimbingan teknis, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang

penelitian, pengembangan dan inovasi lingkungan hidup dan kehutanan;

Page 144: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 139

4) diseminasi dan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi, hasil-hasil penelitian,

pengembangan dan inovasi di bidang lingkungan hidup dan kehutanan;dan 5) pelaksanaan administrasi Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi Lingkungan

Hidup dan Kehutanan. Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi terdiri atas :

1) Sekretariat Badan. 2) Pusat Litbang Hutan.

3) Pusat Litbang Hasil Hutan.

4) Pusat Litbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan. 5) Pusat Litbang Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim

Unit Pelaksana Teknis pada Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi seluruhnya berjumlah 15 sebagai berikut:

1) Balai Besar Litbang Ekosistem Hutan Dipterokarpa

2) Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan 3) Balai Litbang Teknologi Serat Tanaman Hutan

4) Balai Litbang Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam 5) Balai Litbang Teknologi Agroforestry

6) Balai Litbang Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai 7) Balai Litbang Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu

8) Balai Litbang LHK Aek Nauli

9) Balai Litbang LHK Palembang 10) Balai Litbang LHK Banjarbaru

11) Balai Litbang LHK Makassar 12) Balai Litbang LHK Manado

13) Balai Litbang LHK Kupang

14) Balai Litbang LHK Manokwari 15) Balai Litbang Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan

2. Pusat Pusat berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal

dibentuk berdasarkan anlisis organisasi dan beban kerja. Berjumlah 11 (sebelas) di Kementerian LHK, yakni :

a. Pusat Standardisasi Lingkungan dan Kehutanan

b. Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan

Page 145: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 140

c. Pusat Keteknikan Kehutanan dan Lingkungan

d. Pusat Data dan Informasi Pusat e. Pusat Kajian Kebijakan Strategis

f. Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sumatera g. Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Jawa

h. Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Bali dan Nusa Tenggara i. Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan

j. Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sulawesi dan Maluku

k. Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Papua G. Staf Ahli

Dalam melaksanakan tugasnya, Staf Ahli dapat membangun jejaring kerja dan koordinasi dengan unit kerja terkait dan secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Jenderal. Kementerian LHK

terdapat 5 (lima) Staf Ahli, yakni :

1. Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga Pusat dan Daerah mempunyai tugas memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang

hubungan antar lembaga pusat dan daerah. 2. Staf Ahli Menteri Bidang Industri dan Perdagangan Internasional mempunyai tugas memberikan

rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang industri dan perdagangan internasional;

3. Staf Ahli Menteri Bidang Energi mempunyai tugas memberikan rekomendasi terhadap isu-isu

strategis kepada Menteri terkait dengan bidang energi; 4. Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam mempunyai tugas memberikan

rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait dengan bidang ekonomi sumber daya alam; dan

5. Staf Ahli Menteri Bidang Pangan mempunyai tugas memberikan rekomendasi terhadap isu-isu

strategis kepada Menteri terkait dengan bidang bidang pangan.

Page 146: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 141

MATERI MATRIKULASI PENGETAHUAN SUBSTANTIF LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Tes materi substantif yaitu tes menyangkut pemahaman PNS mengenai visi dan misi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta pemahaman terhadap substansi di bidang lingkungan hidup dan kehutanan. Materi di bidang ini peserta ujian dinas harus mendapat skor di atas nilai minimal (40), karena bobotnya untuk materi tersebut 8%.

I. Pendahuluan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019 telah ditetapkan dengan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015.

Visi pembangunan nasional Tahun 2015-2019 adalah “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”.

Misi yang diemban untuk memenuhi visi yang telah dirumuskan adalah : 1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang

kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan;

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan negara hukum;

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai Negara maritim;

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera; 5. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing; 6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan

berbasiskan kepentingan nasional; dan, 7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. Berpedoman pada visi dan misi di atas, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan merumuskan tujuan pembangunan Tahun 2015-2019, yaitu memastikan kondisi lingkungan berada pada toleransi yang dibutuhkan untuk kehidupan manusia dan sumberdaya berada rentang populasi yang aman, serta secara paralel meningkatkan kemampuan sumberdaya alam untuk memberikan sumbangan bagi perekonomian nasional.

Peran utama Kementerian tahun 2015-2019 yang akan diusung, adalah: 1. Menjaga kualitas Lingkungan Hidup yang memberikan daya dukung, pengendalian

pencemaran, pengelolaan DAS, keanekaragaman hayati serta pengendalian perubahan iklim;

2. Menjaga luasan dan fungsi hutan untuk menopang kehidupan, menyediakan hutan untuk kegiatan sosial, ekonomi rakyat, dan menjaga jumlah dan jenis flora dan fauna serta endangered species;

3. Memelihara kualitas lingkungan hidup, menjaga hutan, dan merawat keseimbangan ekosistem dan keberadaan sumberdaya.

Page 147: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 142

Sasaran strategis pembangunan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2015-2019 adalah: 1. Menjaga kualitas lingkungan hidup untuk meningkatkan daya dukung lingkungan,

ketahanan air dan kesehatan masyarakat, dengan indikator kinerja Indeks Kualitas Lingkungan Hidup berada pada kisaran 66,5-68,6, angka pada tahun 2014 sebesar 63,42. Anasir utama pembangun dari besarnya indeks ini yang akan ditangani, yaitu air, udara dan tutupan hutan;

2. Memanfaatkan potensi Sumberdaya hutan dan lingkungan hutan secara lestari untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan, dengan indikator kinerja peningkatan kontribusi SDH dan LH terhadap devisa dan PNBP. Komponen pengungkit yang akan ditangani yaitu produksi hasil hutan, baik kayu maupun non kayu (termasuk tumbuhan dan satwa liar) dan eksport; dan,

3. Melestarikan keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati serta keberadaan SDA sebagai sistem penyangga kehidupan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, dengan indikator kinerja derajat keberfungsian ekosistem meningkat setiap tahun. Kinerja ini merupakan agregasi berbagai penanda (penurunan jumlah hotpsot kebakaran hutan dan lahan, peningkatan populasi spesies terancam punah, peningkatan kawasan ekosistem esensial yang dikelola oleh para pihak, penurunan konsumsi bahan perusak ozon, dan lain-lain).

II. Undang-Undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup 1. Ketentuan Umum

Kegiatan pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia mengacu pada UU Nomor 32 tahun 2009. Beberapa pengertian terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup antara lain : a. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan

makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

b. Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.

c. Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh- menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.

d. Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan antar keduanya.

e. Daya tampung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya.

f. Sumber daya alam adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumberdaya hayati dan nonhayati yang secara keseluruhan membentuk kesatuan ekosistem.

g. Analisis mengenai dampak lingkungan hidup, yang selanjutnya disebut Amdal, adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang

Page 148: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 143

direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

h. Baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup.

i. Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.

j. Perusakan lingkungan hidup adalah tindakan orang yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup sehingga melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.

k. Kerusakan lingkungan hidup adalah perubahan langsung dan/atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup yang melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.

l. Perubahan iklim adalah berubahnya iklim yang diakibatkan langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia sehingga menyebabkan perubahan komposisi atmosfir secara global dan selain itu juga berupa perubahan variabilitas iklim alamiah yang teramati pada kurun waktu yang dapat dibandingkan.

m. Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan. n. Bahan berbahaya dan beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi,

dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.

o. Limbah bahan berbahaya dan beracun, yang selanjutnya disebut Limbah B3, adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3.

p. Pengelolaan limbah B3 adalah kegiatan yang meliputi pengurangan, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan/atau penimbunan.

q. Dumping (pembuangan) adalah kegiatan membuang, menempatkan, dan/atau memasukkan limbah dan/atau bahan dalam jumlah, konsentrasi, waktu, dan lokasi tertentu dengan persyaratan tertentu ke media lingkungan hidup tertentu.

r. Ekoregion adalah wilayah geografis yang memiliki kesamaan ciri iklim, tanah, air, flora, dan fauna asli, serta pola interaksi manusia dengan alam yang menggambarkan integritas sistem alam dan lingkungan hidup.

2. Asas, Tujuan, dan Ruang Lingkup Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup a. Asas

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan berdasarkan asas: 1. tanggung jawab negara; 2. kelestarian dan keberlanjutan; 3. keserasian dan keseimbangan; 4. keterpaduan; 5. manfaat; 6. kehati-hatian; 7. keadilan; 8. ekoregion;

Page 149: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 144

9. keanekaragaman hayati; 10. pencemar membayar; 11. partisipatif; 12. kearifan lokal; 13. tata kelola pemerintahan yang baik; dan 14. otonomi daerah.

b. Tujuan

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup bertujuan: 1. melindungi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dari pencemaran

dan/atau kerusakan lingkungan hidup; 2. menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan manusia; 3. menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan kelestarian ekosistem; 4. menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup; 5. mencapai keserasian, keselarasan, dan keseimbangan lingkungan hidup; 6. menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini dan generasi masa depan; 7. menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas lingkungan hidup sebagai

bagian dari hak asasi manusia; 8. mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana; 9. mewujudkan pembangunan berkelanjutan; dan 10. mengantisipasi isu lingkungan global.

c. Ruang Lingkup

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup meliputi: 1) perencanaan;

Perencanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan melalui tahapan : a) inventarisasi lingkungan hidup, dilaksanakan untuk memperoleh data dan

informasi mengenai sumber daya alam yang meliputi: • potensi dan ketersediaan; • jenis yang dimanfaatkan; • bentuk penguasaan; • pengetahuan pengelolaan; • bentuk kerusakan; dan • konflik dan penyebab konflik yang timbul akibat pengelolaan.

b) penetapan wilayah ekoregion; dilaksanakan dengan mempertimbangkan kesamaan: • karakteristik bentang alam; • daerah aliran sungai; • iklim; • flora dan fauna; • sosial budaya; • ekonomi; • kelembagaan masyarakat; dan • hasil inventarisasi lingkungan hidup.

c) penyusunan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH), memuat rencana tentang: • pemanfaatan dan/atau pencadangan sumber daya alam;

Page 150: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 145

• pemeliharaan dan perlindungan kualitas dan/atau fungsi lingkungan hidup; • pengendalian, pemantauan, serta pendayagunaan dan pelestarian sumber

daya alam; dan • adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.

Penyusunan RPPLH memperhatikan: • keragaman karakter dan fungsi ekologis; • sebaran penduduk; • sebaran potensi sumber daya alam; • kearifan lokal; • aspirasi masyarakat; dan • perubahan iklim.

2) pemanfaatan;

Pemanfaatan sumber daya alam dilakukan berdasarkan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH). Dalam hal RPPLH sebagaimana dimaksud belum tersusun, pemanfaatan sumber daya alam dilaksanakan berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dengan memperhatikan: • keberlanjutan proses dan fungsi lingkungan hidup; • keberlanjutan produktivitas lingkungan hidup; dan • keselamatan, mutu hidup, dan kesejahteraan masyarakat.

3) pengendalian;

Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup meliputi: a) pencegahan;

Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup terdiri atas: • kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS); • tata ruang; • baku mutu lingkungan hidup; meliputi

baku mutu air; baku mutu air limbah; baku mutu air laut; baku mutu udara ambien; baku mutu emisi; baku mutu gangguan; dan baku mutu lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi. • kriteria baku kerusakan lingkungan hidup; meliputi kriteria baku kerusakan

ekosistem dan kriteria baku kerusakan akibat perubahan iklim. Kriteria baku kerusakan ekosistem meliputi:

kriteria baku kerusakan tanah untuk produksi biomassa; kriteria baku kerusakan terumbu karang; kriteria baku kerusakan lingkungan hidup yang berkaitan dengan

kebakaran hutan dan/atau lahan; kriteria baku kerusakan mangrove; kriteria baku kerusakan padang lamun;

Page 151: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 146

kriteria baku kerusakan gambut; kriteria baku kerusakan karst; dan/atau kriteria baku kerusakan ekosistem lainnya sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kriteria baku kerusakan akibat perubahan iklim didasarkan pada paramater antara lain:

kenaikan temperatur; kenaikan muka air laut; badai; dan/atau kekeringan.

• amdal; • UKL-UPL; • perizinan; • instrumen ekonomi lingkungan hidup; • peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup; • anggaran berbasis lingkungan hidup; • analisis risiko lingkungan hidup; • audit lingkungan hidup; dan • instrumen lain sesuai dengan kebutuhan dan/atau perkembangan ilmu

pengetahuan.

b) penanggulangan; dilakukan dengan: • pemberian informasi peringatan pencemaran dan/atau kerusakan

lingkungan hidup kepada masyarakat; • pengisolasian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup; • penghentian sumber pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup;

dan/atau • cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

c) pemulihan Pemulihan fungsi lingkungan hidup dilakukan dengan tahapan: • penghentian sumber pencemaran dan pembersihan unsur pencemar; • remediasi; • rehabilitasi; • restorasi; dan/atau • cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

4) pemeliharaan; Pemeliharaan lingkungan hidup dilakukan melalui upaya: • konservasi sumber daya alam; • pencadangan sumber daya alam; dan/atau • pelestarian fungsi atmosfer.

5) pengawasan; dan 6) penegakan hukum.

Page 152: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 147

3. Hak, Kewajiban, dan Larangan dalam Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 1. Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagai bagian dari

hak asasi manusia. 2. Setiap orang berhak mendapatkan pendidikan lingkungan hidup, akses informasi,

akses partisipasi, dan akses keadilan dalam memenuhi hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.

3. Setiap orang berhak mengajukan usul dan/atau keberatan terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan yang diperkirakan dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup.

4. Setiap orang berhak untuk berperan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

5. Setiap orang berhak melakukan pengaduan akibat dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.

Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mengendalikan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup. Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban: 1. memberikan informasi yang terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup secara benar, akurat, terbuka, dan tepat waktu; 2. menjaga keberlanjutan fungsi lingkungan hidup; dan 3. menaati ketentuan tentang baku mutu lingkungan hidup dan/atau kriteria baku

kerusakan lingkungan hidup.

Setiap orang dilarang: 1. melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan

lingkungan hidup; 2. memasukkan B3 yang dilarang menurut peraturan perundang-undangan ke dalam

wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; 3. memasukkan limbah yang berasal dari luar wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia ke media lingkungan hidup Negara Kesatuan Republik Indonesia; 4. memasukkan limbah B3 ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; 5. membuang limbah ke media lingkungan hidup; 6. membuang B3 dan limbah B3 ke media lingkungan hidup; melepaskan produk

rekayasa genetik ke media lingkungan hidup yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan atau izin lingkungan;

7. melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar; 8. menyusun amdal tanpa memiliki sertifikat kompetensi penyusun amdal; dan/atau 9. memberikan informasi palsu, menyesatkan, menghilangkan informasi, merusak

informasi, atau memberikan keterangan yang tidak benar.

4. Peran Masyarakat Masyarakat memiliki hak dan kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Peran masyarakat dapat berupa: 1. pengawasan sosial; 2. pemberian saran, pendapat, usul, keberatan, pengaduan; dan/atau 3. penyampaian informasi dan/atau laporan.

Page 153: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 148

5. Pengawasan dan Sanksi Administratif • Menteri, gubernur, atau bupati/walikota menerapkan sanksi administratif kepada

penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan jika dalam pengawasan ditemukan pelanggaran terhadap izin lingkungan.

• Sanksi administratif terdiri atas: teguran tertulis; paksaan pemerintah; pembekuan izin lingkungan; atau pencabutan izin lingkungan.

III. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, terdiri atas : 1. Penetapan Limbah 2. Pengurangan Limbah B3 3. Penyimpanan Limbah B3 dan Fasilitasnya 4. Pengumpulan Limbah B3 5. Pengangkutan Limbah B3 6. Pemanfaatan Limbah B3 7. Pengolahan Limbah B3 8. Penimbunan Limbah B3 9. Dumping (Pembuangan) Limbah B3 10. Perpindahan Lintas Batas Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun 11. Penanggulangan Pencemaran Lingkungan Hidup dan/atau Kerusakan Lingkungan

Hidup 12. Pemulihan Fungsi Lingkungan Hidup

Simbol dan Label Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 14 tahun 2013 tentang Simbol dan Label Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. • Simbol limbah B3 adalah gambar yang menunjukkan karakteristik limbah B3. • Label limbah B3 adalah setiap keterangan mengenai limbah B3 yang berbentuk tulisan

yang berisi informasi penghasil, alamat penghasil, waktu pengemasan, jumlah, dan karakteristik limbah B3.

Setiap orang yang melakukan pengelolaan limbah B3 wajib melakukan pemberian simbol limbah B3 dan pelabelan limbah B3 yang dikelolanya. Pemberian simbol limbah B3 dilakukan pada: a. wadah dan/atau kemasan limbah B3, b. tempat penyimpanan limbah B3, dan c. alat angkut limbah B3. Pelabelan limbah B3 dilakukan pada wadah dan/atau kemasan limbah B3.

Page 154: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 149

Terdapat 8 (delapan) jenis simbol limbah B3 untuk penandaan karakteristik limbah B3, yaitu:

1 2 3 4

5 6 7 8 Makna simbol: 1. mudah meledak 5. beracun 2. cairan mudah menyala 6. korosif 3. padatan mudah menyala 7. infeksius 4. reaktif 8. berbahaya terhadap lingkungan

Terdapat tiga jenis label limbah B3 yang berkaitan dengan sistem pengemasan limbah B3, yaitu:

1 2 3

Keterangan: Gambar 1 merupakan label limbah B3 untuk wadah dan/atau kemasan limbah B3. Gambar 2 merupakan label limbah B3 untuk wadah dan/atau kemasan limbah B3 kosong. Gambar 3 merupakan label limbah B3 untuk penunjuk tutup wadah dan/atau kemasan.

Page 155: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 150

IV. Plastik yang aman digunakan :

Tidak semua plastik aman untuk digunakan. Oleh karena itu dibuatlah kode-kode pada tiap plastik tersebut untuk informasi tentang jenis bahan, cara pembuatan, dan dampak pemanfaatannya bagi pemakai. Kode ini dikeluarkan oleh The Society of Plastic Industry pada tahun 1988 di Amerika Serikat dan diadopsi pula oleh lembaga-lembaga yang mengembangkan sistem kode, seperti ISO (International Organization for Standardization). Secara umum tanda pengenal plastik tersebut : – berada atau terletak di bagian dasar – berbentuk segi tiga yang terbentuk dari 3 tanda panah – di dalam segitiga akan terdapat angka – serta nama jenis plastik di bawah segitiga

Kode 1: PETE or PET (Polyethylene terephthalate)

PETE atau PET (polyethylene terephthalate) biasa dipakai untuk botol plastik yang jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya. Botol jenis PET/PETE ini direkomendasikan HANYA SEKALI PAKAI. Kenapa? Bila terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) dalam jangka panjang. Jadi buat yang memakai botol bekas air mineral untuk didinginkan di kulkas, sebaiknya ganti botol2 tersebut jadi botol yang terbuat dari kaca.

Kode 2: HDPE (High density polyethylene)

HDPE (high density polyethylene) memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. Kode 2 ini biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu, tupperware, galon air minum dan lain-lain. HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya. Walaupun begitu, kode 2 ini juga direkomendasikan HANYA SEKALI PAKAI. Kenapa? karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu.

Page 156: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 151

Kode 3: V or PVC (Polyvinyl chloride)

V atau PVC (polyvinyl chloride) adalah plastik yang paling sulit di daur ulang. Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap), dan botol-botol. Kandungan dari PVC yaitu DEHA yang terdapat pada plastik pembungkus dapat bocor dan masuk ke makanan berminyak bila dipanaskan. Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan. Sebaiknya kita mencari alternatif pembungkus makanan lain (bukan bertanda 3 dan V) seperti plastik yang terbuat dari polietilena atau bahan alami (daun pisang misalnya).

Kode 4: LDPE (Low density polyethylene)

LDPE (low density polyethylene) biasa dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang lembek. Barang-barang dengan kode 4 dapat di daur ulang dan baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat. Barang dengan kode 4 bisa dibilang tidak dapat di hancurkan tetapi tetap baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini.

Kode 5: PP (Polypropylene)

PP (polypropylene) adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik terutama untuk yang berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi. Karakteristiknya adalah transparan, tidak jernih atau berawan, dan cukup mengkilap. Polypropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi. Jenis PP (polypropylene) ini adalah PILIHAN BAHAN PLASTIK TERBAIK, terutama untuk tempat makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi. Carilah dengan kode angka 5 bila membeli barang berbahan plastik untuk menyimpan kemasan berbagai makanan dan minuman.

Page 157: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 152

Kode 6: PS (Polystyrene)

PS (polystyrene) biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dll. Bahan Polystyrene bisa membocorkan bahan styrine ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Bahan Styrine berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan sistem syaraf. Selain tempat makanan, styrine juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung. Bahan ini harus dihindari dan banyak negara bagian di Amerika sudah melarang pemakaian tempat makanan berbahan styrofoam termasuk negara China.

Kode 7: OTHER

Untuk jenis plastik 7 Other ini ada 4 jenis, yaitu SAN (styrene acrylonitrile), ABS (acrylonitrile butadiene styrene), PC (polycarbonate) dan Nylon. Other (biasanya polycarbonate) bisa didapatkan di tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga, suku cadang mobil, alat-alat rumah tangga, komputer, alat-alat elektronik, dan plastik kemasan. Polycarbonate bisa mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon. Hindari bahan plastik Polycarbonate. Jadi mulai sekarang mulailah memperhatikan kode plastik sebelum membeli. Sebisa mungkin gunakan tempat makanan atau minuman dengan kode 4 atau kode 5 karena kode tersebut yang paling aman digunakan.

V. Adipura, Kalpataru, dan Adiwiyata

1. Adipura Adipura merupakan penghargaan untuk kota di Indonesia yang berhasil dalam kebersihan dan pengelolaan lingkungan. Penghargaan adipura dibagi dalam 4 kategori, yaitu : • Kota metropolitan, yaitu kota dengan penduduk lebih dari 1 juta jiwa, • Kota besar, yaitu kota dengan penduduk antara 500.001-1.000.000 jiwa, • Kota sedang, yaitu kota dengan penduduk antara 100.001-500.000 jiwa, • Kota kecil, yaitu kota dengan penduduk kurang dari 100.000 jiwa. Penghargaan adipura diberikan pertama kali pada tahun 1986 namun pernah terhenti sejenak pada periode 1998-2002.

Page 158: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 153

2. Kalpataru Kalpataru adalah penghargaan di bidang lingkungan hidup yang diberikan kepada individu atau kelompok yang berjasa dalam usaha pelestarian lingkungan hidup. Penerima penghargaan kalpataru dikelompokkan dalam empat kategori yaitu perintis lingkungan, pengabdi lingkungan, penyelamat lingkungan, dan pembina lingkungan. Perintis lingkungan adalah kategori penerima kalpataru yang merupakan warga negara Indonesia (perseorangan) bukan pegawai negeri dan tokoh organisasi formal. Pengabdi lingkungan adalah kategori penerima kalpataru yang merupakan petugas lapangan atau pegawai negeri. Penyelamat lingkungan adalah kategori penerima kalpataru yang merupakan kelompok masyarakat (formal maupun informal). Sedangkan Pembina lingkungan adalah kategori penerima kalpataru yang merupakan pejabat, peneliti, pengusaha, atau tokoh masyarakat. Kalpataru sendiri diberikan pertama kali pada tahun 1981. Sedangkan nama kalpataru diambil dari bahasa sanskerta ‘kalpataru‘ atau ‘kalpawreksa‘ yang mempunyai arti ‘pohon kehidupan’. Penggunaannya terinspirasi oleh relief kalpataru yang terdapat di dinding candi-candi di Indonesia seperti di candi Mendut dan Prambanan.

3. Adiwiyata

Adiwiyata adalah penghargaan yang diberikan kepada sekolah-sekolah (SD, SMP, dan SMA) yang dinilai berhasil mendidik siswa menjadi individu yang cinta dan bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup. Adiwiyata sendiri berasal dari kata “adi” yang berarti besar, agung, baik, ideal dan sempurna dan kata “wiyata” yang berarti tempat seseorang mendapat ilmu pengetahuan, norma dan etika dalam berkehidupan sosial.

VI. Undang-undang No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati

dan Ekosistemnya dan Undang-undang No 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan

Pengelolaan kehutanan di Indonesia berpedoman pada UU No 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan UU No 41 tahun 1999 tentang Kehutanan.

A. Ketentuan Umum

1. Kehutanan adalah sistem pengurusan yang bersangkut paut dengan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan yang diselenggarakan secara terpadu.

2. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.

3. Tata Hutan adalah kegiatan rancang bangun unit pengelolaan hutan, mencakup kegiatan pengelompokkan sumber daya hutan sesuai dengan tipe ekosistem dan potensi yang terkandung didalamnya dengan tujuan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat secara lestari.

4. Pemanfaatan Hutan adalah kegiatan untuk memanfaatkan kawasan hutan,

Page 159: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 154

memanfaatkan jasa lingkungan, memanfaatkan hasil hutan kayu dan bukan kayu serta memungut hasil hutan kayu dan bukan kayu serta optimal dan adil untuk kesejahteraan masyarakat.

5. Pemanfaatan Kawasan Hutan adalah kegiatan untuk memanfaatkan ruang tumbuh sehingga diperoleh manfaat lingkungan, manfaat sosial dan mafaat ekonomi secara optimal dengan tidak mengurangi fungsi utamanya.

6. Hutan mempunyai 3 fungsi yaitu fungsi konservasi, lindung dan produksi. Pemerintah menetapkan hutan berdasarkan fungsi pokoknya yaitu hutan konservasi, hutan lindung dan hutan produksi.

7. Izin Usaha Pemanfaatan Kawasan yang selanjutnya disingkat IUPK adalah izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan kawasan pada hutan lindung dan / atau hutan produksi.

8. Izin Usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan yang selanjutnya disingkat IUPJL adalah izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan jasa lingkungan pada hutan lindung dan/atau hutan produksi.

9. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu yang selanjutnya disingkat IUPHHK dan /atau izin usaha pemanfaatan hasil hutan bukan kayu yang selanjutnya disebut IUPHHBK adalah izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu dan/atau bukan kayu dalam hutan alam pada hutan produksi melalui kegiatan pemanenan atau penebangan, pengayaan, pemeliharaan dan pemasaran.

10. IUPHHK restorasi ekosistem dalam hutan alam adalah izin usaha yang diberikan untuk membangun kawasan dalam hutan alam pada hutan produksi yang memiliki ekosistem penting sehingga dapat dipertahankan fungsi dan keterwakilannya melalui kegiatan pemeliharaan, perlindungan, dan pemulihan ekosistem hutan termasuk penanaman, pengayaan, penjarangan, penangkaran satwa, pelepasliaran flora dan fauna untuk mengembalikan unsur hayati (flora & Fauna) serta unsur non hayati tanah, Iklim dan topografi) pada suatu kawasan kepada jenis asli, sehingga tercapai keseimbangan hayati dan ekosistemnya.

11. Izin Pungutan Hasil Hutan Kayu yang selanjutnya disingkat IPHHK adalah izin untuk mengambil hasil hutan berupa kayu pada hutan produksi melalui kegiatan pemanenan, pengangkutan, dan pemasaran untuk jangka waktu dan volume.

12. Hutan Hak adalah hutan yang berada pada tanah yang dibebani hak atas tanah. 13. Hutan Kemasyarakatan adalah hutan negara yang pemanfaatan utamanya

ditujukan untuk memberdayakan masyarakat. 14. Hutan Desa adalah hutan negara yang belum dibebani izin/hak yang dikelola oleh

desa dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan desa. 15. Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hutan yang selanjutnya disingkat IIUPH adalah

pungutan yang dikenakan kepada pemegang izin usaha pemanfaatan hutan atas suatu kawasan hutan tertentu.

16. Agroforestry adalah bentuk pemanfaatan lahan yang dapat memenuhi kebutuhan petani, rimbawan, dan / atau peternak.

17. Appendix I CITES adalah golongan jenis tumbuhan dan satwa yang dianggap

Page 160: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 155

sangat langka sehingga pemanfaatannya harus diawasi secara ketat hanya untuk keperluan tertentu seperti konservasi, pendidikan dan ilmu pengetahuan serta bukan untuk kepentingan komersial, kecuali bila berasal dari penangkaran.

18. Appendix II CITES adalah golongan jenis tumbuhan dan satwa yang dianggap langka tetapi masih dapat dimanfaatkan seraca terbatas antara lain dengan penjatahan (quota) dan pengawasan.

19. Appendix III CITES adalah golongan jenis tumbuhan dan satwa yang dianggap langka untuk geografi atau negara tertentu, sehingga ekspor spesimen dari negara atau kawasan tersebut harus diperlukan seperti jenis-jenis yang tergolong dalam Appendix I.

20. Areal Buru adalah areal di luar taman buru dan kebun buru (dapat berupa hutan lindung, hutan produksi terbatas, hutan produksi tetap, hutan produksi yang dapat dikonservasi, tanah negara lainnya dan tanah milik) yang di dalamnya terdapat satwa buru, yang dapat diselenggarakan perburuan.

21. Cagar alam adalah kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang diperlukan dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami.

22. Habitat adalah lingkungan tempat tumbuhan atau satwa dapat hidup dan berkembangbiak secara alami.

23. Hak pengusahaan hutan adalah hak untuk pengusaha hutan di dalam suatu kawasan hutan yang meliputi kegiatan-kegiatan penebangan kayu, permudaan dan pemeliharaan hutan, pengolahan dan pemasaran hasil hutan sesuai dengan Rencana Pengusahaan Hutan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku serta berdasarkan azas kelestarian hutan dan azas perusahaan.

24. Hasil Hutan adalah benda-benda hayati, non hayati dan turunannya serta jasa yang berasal dari hutan.

25. Hutan Adat adalah hutan negara yang berada dalam wilayah masyarakat hukum adat.

26. Hutan Hak adalah hutan yang berada pada tanah yang dibebani hak atas tanah. 27. Hutan Negara adalah hutan yang berada pada tanah yang tidak dibebani hak atas

tanah. 28. Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok

memproduksi hasil hutan. 29. Kawasan Hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh

pemerintah untuk dipertanahkan keberadaannya sebagai hutan tetap. 30. Kawasan Konservasi adalah kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan Suaka

Alam, Kawasan Pelestarian Alam, taman buru dan hutan lindung. 31. Kawasan Pelestarian adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat

maupun di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa serta pemanfaatan serta lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

32. Kawasan Suaka Alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan

Page 161: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 156

keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan.

33. Kebun Buru adalah lahan di luar kawasan hutan yang diusahakan oleh badan usaha dengan sesuatu atas hak, untuk kegiatan perburuan.

34. Konservasi di dalam Kawasan atau Konservasi Kawasan (in-situ konservasi) adalah suatu upaya yang dilakukan melalui pengawetan jenis tumbuhan dan / atau satwa di dalam habitat aslinya dengan tujuan untuk menjaga keutuhan dan keaslian jenis tumbuhan dan satwa beserta proses ekosistemnya agar berjalan secara alami.

35. Konservasi di luar Kawasan atau Konservasi Tumbuhan dan Satwa Liar (ex-situ konservasi) adalah suatu upaya yang dilakukan melalui pengawetan jenis tumbuhan dan / atau satwa yang dilakukan di luar habitat aslinya, dengan maksud antara lain untuk menunjang upaya pelestarian yang dilakukan di dalam kawasan konservasi.

36. Menuju Bahaya Punah (vulnerable), adalah taxa yang populasinya menurun dratis sebagai akibat eksploitasi yang berlebihan dan adanya kerusakan habitat. Hal ini meliputi pula taxa yang populasinya begitu besar, tetapi mengalami ancaman karena timbunyafaktor perusak di seluruh wilayah penyebarannya.

37. Merambah Hutan adalah melakukan pembukaan kawasan hutan tanpa mendapat izin dari pejabat yang berwenang.

38. Nyaris Punah (endangered) adalah taxa yang jumlah anggotanya telah berkurang sampai tingkat kritis atau habitatnya telah menjadi sempit secara drastis, sehingga berada dalam keadaan kritis sekali dan mendekati kepunahan.

39. Penangkaran adalah upaya perbanyakan melaui pengembangbiakan dan pembesaran tumbuhan dan satwa liar dengan tetap mempertahankan kemurnian jenisnya.

40. Plasma Nutfah adalah substansi pembawa sifat keturunan yang dapat berupa organ utuh atau bagian dari tumbuhan atau satwa serta jasad renik.

41. Silvika adalah pengetahuan mengenai hutan dengan pohon-pohonnya yang berkaitan dengan pertumbuhannya, pembiakannya dan reaksi terhadap perubahan-perubahan tempat tumbuhnya.

42. Silvikultur adalah suatu cabang dan dasar dari ilmu kehutanan yang merupakan ilmu dan seni dalam usaha menanam, menumbuhkan, memelihara dan melaksanakan permudaan hutan berdasarkan pengetahuan silvika dalam pengelolaan hutan.

43. Suaka Margasatwa adalah kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa kenaekaragaman dan /atau keunikan jenis satwa yang untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap habitatnya.

44. Taman Buru adalah kawasan hutan yang ditetapkan sebagai tempat diselenggarakan perburuan secara teratur.

45. Taman Hutan Raya adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budaya,

Page 162: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 157

pariwisata dan rekreasi. 46. Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli,

dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk keperluan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi.

47. Taman Wisata Alam adalah kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam.

48. Tebang Pilih Tanam Indonesia adalah salah satu sistem silvikultur yang diterapkan pada hutan alam tidak seumur di Indonesia.

49. Wisata Alam Terbatas, adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara terbatas pada kegiatan mengunjungi, melihat dan menikmati keindahan alam dan perilaku satwa di dalam kawasan suaka margasatwa, zona rimba Taman Nasional, blok perlindungan pada Taman Wisata Alam, Taman Hutan Raya dan Taman Buru dengan persyaratan tertentu yang ditetapkan pengelola.

B. Penyelenggaraan Kehutanan

Penyelenggaraan kehutanan bertujuan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat yang berkeadilan dan berkelanjutan dengan: 1. menjamin keberadaan hutan dengan luasan yang cukup dan sebaran yang

proporsional; 2. mengoptimalkan aneka fungsi hutan yang meliputi fungsi konservasi, fungsi lindung,

dan fungsi produksi untuk mencapai manfaat lingkungan, sosial, budaya, dan ekonomi, yang seimbang dan lestari;

3. meningkatkan daya dukung daerah aliran sungai; 4. meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan kapasitas dan keberdayaan

masyarakat secara partisipatif, berkeadilan, dan berwawasan lingkungan sehingga mampu menciptakan ketahanan sosial dan ekonomi serta ketahanan terhadap akibat perubahan eksternal; dan

5. menjamin distribusi manfaat yang berkeadilan dan berkelanjutan.

Pemerintah dapat menetapkan kawasan hutan tertentu untuk tujuan khusus dengan tidak mengubah fungsi pokok kawasan hutan, yang ditujukan untuk kepentingan umum seperti: 1. penelitian dan pengembangan, 2. pendidikan dan latihan, dan 3. religi dan budaya.

Pemerintah menetapkan hutan berdasarkan fungsi pokok sebagai berikut: 1. hutan konservasi, terdiri dari:

a) kawasan hutan suaka alam, b) kawasan hutan pelestarian alam, dan c) taman buru.

2. hutan lindung, dan 3. hutan produksi.

Page 163: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 158

Jenis hutan menurut jenis pohon-pohonnya yaitu 1. Hutan homogen, yaitu hutan yang pohon-pohonnya hanya terdiri dari satu jenis

pohon. 2. Hutan heterogen, yaitu hutan yang pohon-pohonnya terdiri dari bermacam-macam

pohon.

C. Pengurusan dan Perencanaan Kehutanan Pengurusan hutan bertujuan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya serta serbaguna dan lestari untuk kemakmuran rakyat. Pengurusan hutan meliputi kegiatan penyelenggaraan: 1. perencanaan kehutanan, 2. pengelolaan hutan, 3. penelitian dan pengembangan, pendidikan dan latihan, serta penyuluhan

kehutanan, dan 4. pengawasan.

Perencanaan kehutanan dimaksudkan untuk memberikan pedoman dan arah yang menjamin tercapainya tujuan penyelenggaraan kehutanan. Perencanaan kehutanan dilaksanakan secara transparan, bertanggung-gugat, partisipatif, terpadu, serta memperhatikan kekhasan dan aspirasi daerah. Perencanaan kehutanan meliputi: a. inventarisasi hutan, inventarisasi hutan tingkat nasional, inventarisasi hutan tingkat wilayah, inventarisasi hutan tingkat daerah aliran sungai, dan inventarisasi hutan tingkat unit pengelolaan.

b. pengukuhan kawasan hutan, dilakukan melalui proses sebagai berikut: penunjukan kawasan hutan, penataan batas kawasan hutan, pemetaan kawasan hutan, dan penetapan kawasan hutan.

c. penatagunaan kawasan hutan, meliputi kegiatan penetapan fungsi dan penggunaan kawasan hutan

d. pembentukan wilayah pengelolaan hutan, dan e. penyusunan rencana kehutanan.

D. Rehabilitasi Hutan

Rehabilitasi hutan dan lahan dimaksudkan untuk memulihkan, mempertahankan, dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas, dan peranannya dalam mendukung system penyangga kehidupan tetap terjaga. Rehabilitasi hutan dan lahan diselenggarakan melalui kegiatan: a. reboisasi, b. penghijauan,

Page 164: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 159

c. pemeliharaan, d. pengayaan tanaman, atau e. penerapan teknis konservasi tanah secara vegetatitf dan sipil teknis, pada lahan

kritis dan tidak produktif. Kegiatan rehabilitasi dilakukan di semua hutan dan kawasan hutan kecuali cagar alam dan zona inti taman nasional. Penyelenggaran rehabilitasi hutan dan lahan dilaksanakan berdasarkan kondisi spesifik biofisik yang pelaksanaannya diutamakan melalui pendekatan partisipatif dalam rangka mengembangkan potensi dan memberdayakan masyarakat.

E. Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam

Penyelenggaraan perlindungan hutan dan konservasi alam bertujuan menjaga hutan, kawasan hutan dan lingkungannya, agar fungsi lindung, fungsi konservasi, dan fungsi produksi, tercapai secara optimal dan lestari. Perlindungan hutan dan kawasan hutan merupakan usaha untuk: a. mencegah dan membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan yang

disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak, kebakaran, daya-daya alam, hama, serta penyakit; dan

b. mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat, dan perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan.

Setiap orang dilarang: a. mengerjakan dan atau menggunakan dan atau menduduki kawasan hutan secara

tidak sah; b. merambah kawasan hutan; c. melakukan penebangan pohon dalam kawasan hutan dengan radius atau jarak

sampai dengan: 1. 500 (lima ratus) meter dari tepi waduk atau danau; 2. 200 (dua ratus) meter dari tepi mata air dan kiri kanan sungai di daerah rawa; 3. 100 (seratus) meter dari kiri kanan tepi sungai; 4. 50 (lima puluh) meter dari kiri kanan tepi anak sungai; 5. 2 (dua) kali kedalaman jurang dari tepi jurang; 6. 130 (seratus tiga puluh) kali selisih pasang tertinggi dan pasang terendah dari

tepi pantai. d. membakar hutan; e. menebang pohon atau memanen atau memungut hasil hutan di dalam hutan tanpa

memiliki hak atau izin dari pejabat yang berwenang; f. menerima, membeli atau menjual, menerima tukar, menerima titipan, menyimpan,

atau memiliki hasil hutan yang diketahui atau patut diduga berasal dari kawasan hutan yang diambil atau dipungut secara tidak sah;

g. melakukan kegiatan penyelidikan umum atau eksplorasi atau eksploitasi bahan

Page 165: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 160

tambang di dalam kawasan hutan, tanpa izin Menteri; h. mengangkut, menguasai, atau memiliki hasil hutan yang tidak dilengkapi bersama-

sama dengan surat keterangan sahnya hasil hutan; i. menggembalakan ternak di dalam kawasan hutan yang tidak ditunjuk secara khusus

untuk maksud tersebut oleh pejabat yang berwenang; j. membawa alat-alat berat dan atau alat-alat lainnya yang lazim atau patut diduga

akan digunakan untuk mengangkut hasil hutan di dalam kawasan hutan, tanpa izin pejabat yang berwenang;

k. membawa alat-alat yang lazim digunakan untuk menebang, memotong, atau membelah pohon di dalam kawasan hutan tanpa izin pejabat yang berwenang;

l. membuang benda-benda yang dapat menyebabkan kebakaran dan kerusakan serta membahayakan keberadaan atau kelangsungan fungsi hutan ke dalam kawasan hutan; dan

m. mengeluarkan, membawa, dan mengangkut tumbuh-tumbuhan dan satwa liar yang tidak dilindungi undang-undang yang berasal dari kawasan hutan tanpa izin dari pejabat yang berwenang.

F. Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistem

Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya bertujuan mengusahakan terwujudnya kelestarian sumber daya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia.

Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dilakukan melalui kegiatan : a. perlindungan sistem penyangga kehidupan; b. pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya; c. pemanfaatan secara lestari sumber daya alami hayati dan ekosistemnya.

Kawasan suaka alam terdiri dari: a. cagar alam; b. suaka margasatwa.

Tumbuhan dan satwa digolongkan dalam jenis: a. tumbuhan dan satwa yang dilindungi;

• tumbuhan dan satwa dalam bahaya kepunahan; • tumbuhan dan satwa yang populasinya jarang.

b. tumbuhan dan satwa yang tidak dilindungi. • tumbuhan dan satwa dalam bahaya kepunahan; • tumbuhan dan satwa yang populasinya jarang.

Kawasan pelestarian alam terdiri dari : a. taman nasional; b. taman hutan raya; c. taman wisata alam.

Page 166: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 161

Pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar dapat dilaksanakan dalam bentuk : a. pengkajian, penelitian dan pengembangan; b. penangkaran; c. perburuan; d. perdagangan; e. peragaan; f. pertukaran; g. budidaya tanaman obat-obatan; h. pemeliharaan untuk kesenangan.

Sumber Daya Alam menurut kemungkinan pemulihannya dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan sebagai berikut; 1. Sumber Daya Alam yang selalu tersedia adalah jenis sumber daya alam yang

senantiasa ada, dan dapat dimanfaatkan oleh manusia secara terus menerus, seperti sinar matahari dan udara.

2. Sumber Daya Alam yang dapat diperbaharui adalah jenis sumber daya alam yang jika persediaannya telah berkurang atau habis, akan dapat diproduksi kembali, pembaharuan tersebut dapat dilakukan secara alamiah atau dengan bantuan (rekayasa manusia).

3. Sumber Daya Alam yang tidak dapat diperbaharui adalah jenis sumber daya alam yang jika habis tidak dapat diperbaharui lagi, kalaupun dapat diperbaharui, akan memakan waktu yang cukup lama.

Sumber Daya Alam menurut sifatnya terbagi ke dalam dua kelompokyaitu: 1. Sumber Daya Alam Fisik (anorganik), yaitu sumber daya alam berupa benda mati,

seperti tanah, batuan, dan udara. 2. Sumber Daya Alam Hayati (organik), yaitu sumber daya alam berupa benda hidup,

yang meliputi kelompok hewan dan tumbuh-tumbuhan.

Sumber Daya Alam menurut lokasinya terbagi ke dalam dua kelompok yaitu: 1. Sumber Daya Alam Terestrial, yaitu kelompok sumber daya alam yang terdapat di

wilayah daratan. 2. Sumber Daya Alam Akuatik, yaitu kelompok sumber daya alam yang terdapat di

wilayah perairan, baik danau, sungai, rawa maupun laut.

Sumber Daya Alam menurut Wujudnya terbagi menjadi dua jenis yaitu: 1. Sumber Daya Alam Nyata, seperti tumbuh-tumbuhan, hewan, dan bebatuan. 2. Sumber Daya Alam Abstrak, yang tidak dapat dilihat dan diraba dengan panca

indera, seperti udara, panas bumi, dan sinar matahari.

Sumber Daya Alam menurut nilai kegunaannya dibagi menjadi dua bagian yaitu: 1. Sumber Daya Alam Ekonomis, yaitu sumber daya alam yang dapat diperoleh dengan

mengeluarkan biaya, seperti logam mulia, gamping, kaolin, pasir, dan batubara.

Page 167: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 162

Sumber Daya Alam Non – Ekonomis, yaitu sumber daya alam yang dapat diperoleh tanpa perlu mengeluarkan biaya, seperti sinar matahari dan udara.

G. Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kesatuan pengelolaan hutan adalah wilayah pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan peruntukannya, yang dapat dikelola secara efisien dan lestari. Organisasi KPH mempunyai tugas dan fungsi: 1. menyelenggarakan pengelolaan hutan yang meliputi :

a. tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan; Kegiatan tata hutan di KPH terdiri atas : • tata batas; • inventarisasi hutan; • pembagian ke dalam blok atau zona; • pembagian petak dan anak petak; dan • pemetaan.

b. pemanfaatan hutan bertujuan untuk memperoleh manfaat hasil dan jasa hutan secara optimal, adil, dan lestari bagi kesejahteraan masyarakat, dapat dilakukan melalui kegiatan: • pemanfaatan kawasan; • pemanfaatan jasa lingkungan; • pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu; dan • pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu

c. penggunaan kawasan hutan; d. rehabilitasi hutan dan reklamasi; dan e. perlindungan hutan dan konservasi alam.

2. menjabarkan kebijakan kehutanan nasional, provinsi dan kabupaten/kota bidang kehutanan untuk diimplementasikan;

3. melaksanakan kegiatan pengelolaan hutan di wilayahnya mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan serta pengendalian;

4. melaksanakan pemantauan dan penilaian atas pelaksanaan kegiatan pengelolaan hutan di wilayahnya;

5. membuka peluang investasi guna mendukung tercapainya tujuan pengelolaan hutan.

KPH meliputi; a. KPH Konservasi (KPHK); b. KPH Lindung (KPHL); dan c. KPH Produksi (KPHP).

H. Pengelolaan Hutan

Rencana pengelolaan hutan dibagi menjadi 2 (dua) yaitu : 1. Rencana pengelolaan hutan jangka panjang, disusun oleh Kepala KPH, memuat

unsur-unsur sebagai berikut :

Page 168: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 163

a. Tujuan yang akan dicapai KPH b. Kondisi yang dihadapi dan c. Strategi serta kelayakan pengembangan pengelolaan hutan, yang meliputi tata

hutan, pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan, dan perlindungan hutan dan konservasi alam.

2. Rencana pengelolaan jangka pendek, disusun oleh pejabat yang ditunjuk oleh Kepala KPH, memuat unsur-unsur sabagai berikut: a. Tujuan pengelolaan hutan jangka pendek dalam skala KPH yang bersangkutan; b. Evaluasi hasil rencana jangka pendek sebelumnya; c. Target yang akan dicapai; d. Basis data dan informasi; e. Kegiatan yang akan dilaksanakan; f. Status neraca sumber daya hutan; g. Pemantauan, evaluasi, dan pengendalian kegiatan; dan h. Partisipasi para pihak.

I. Pemanfaatan Hutan

Pemanfaatan hutan bertujuan untuk memperoleh manfaat hasil dan jasa hutan secara optimal, adil, dan lestari bagi kesejahteraan masyarakat. Pemanfaatan hutan dilakukan melalui kegiatan: • pemanfaatan kawasan; • pemanfaatan jasa lingkungan; • pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu; dan • pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu.

Pemanfaatan hutan dapat dilakukan pada seluruh kawasan hutan, yaitu kawasan; • hutan konservasi, kecuali pada cagar alam, zona rimba dan zona inti pada taman

nasional; • hutan lindung; dan • hutan produksi. 1. Pemanfaatan Hutan pada Hutan Konservasi

Pemberian izin pemanfaatan hutan pada hutan konservasi yang meliputi: • pemanfaatan kawasan; • pemanfaatan jasa lingkungan; • pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu; dan • pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu. harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

2. Pemanfaatan Hutan pada Hutan Lindung

Pemanfaatan hutan pada hutan lindung dapat dilakukan melalui kegiatan: a. pemanfaatan kawasan; dilakukan antara lain melalui kegiatan usaha:

• budidaya tanaman obat; • budidaya tanaman hias;

Page 169: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 164

• budidaya jamur; • budidaya lebah; • penangkaran satwa liar; • rehabilitasi satwa; atau • budidaya hijauan makanan ternak.

b. pemanfaatan jasa lingkungan; dilakukan antara lain melalui kegiatan usaha:

• pemanfaatan aliran air; • pemanfaatan air; • wisata alam; • perlindungan keanekaragaman hayati; • penyelamatan dan perlindungan lingkungan; atau • penyerapan dan/atau penyimpanan karbon.

c. pemungutan hasil hutan bukan kayu, antara lain berupa:

• rotan; • madu; • getah; • buah; • jamur; atau • sarang burung walet.

3. Pemanfaatan Hutan pada Hutan Produksi

Pemanfaatan hutan pada hutan produksi dilakukan antara lain melalui kegiatan : a. usaha pemanfaatan kawasan; b. usaha pemanfaatan jasa lingkungan; c. usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dalam hutan alam; d. usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dalam hutan tanaman; e. usaha pemanfaatan hasil hutan bukan kayu dalam hutan alam; f. usaha pemanfaatan hasil hutan bukan kayu dalam hutan tanaman; g. pemungutan hasil hutan kayu dalam hutan alam; h. pemungutan hasil hutan bukan kayu dalam hutan alam; i. pemungutan hasil hutan bukan kayu dalam hutan tanaman.

Pemanfaatan kawasan pada hutan produksi dilakukan antara lain melalui kegiatan usaha: a. budidaya tanaman obat; b. budidaya tanaman hias; c. budidaya jamur; d. budidaya lebah; e. penangkaran satwa; dan f. budidaya sarang burung walet.

Page 170: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 165

Pemanfaatan jasa lingkungan pada hutan produksi dilakukan, antara lain, melalui kegiatan: a. pemanfaatan aliran air; b. pemanfaatan air; c. wisata alam; d. perlindungan keanekaragaman hayati; e. penyelamatan dan perlindungan lingkungan; dan f. penyerapan dan/atau penyimpanan karbon.

Pemanfaatan hasil hutan kayu dalam hutan alam pada hutan produksi dapat dilakukan melalui kegiatan usaha : a. pemanfaatan hasil hutan kayu; atau b. pemanfaatan hasil hutan kayu restorasi ekosistem.

Pemanfaatan hasil hutan kayu dalam hutan tanaman pada hutan produksi dapat dilakukan pada: a. HTI; b. HTR; atau c. HTHR.

Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu dalam hutan alam pada hutan produksi antara lain berupa pemanfaatan: a. rotan, sagu, nipah, bambu, yang meliputi kegiatan penanaman, pemanenan,

pengayaan, pemeliharaan, pengamanan, dan pemasaran hasil. b. getah, kulit kayu, daun, buah atau biji, gaharu yang meliputi kegiatan

pemanenan, pengayaan, pemeliharaan, pengamanan, dan pemasaran hasil.

Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu dalam hutan tanaman pada hutan produksi antara lain berupa pemanfaatan: a. rotan, sagu, nipah, bambu, yang meliputi kegiatan penanaman, pemeliharaan,

pemanenan, pengolahan, dan pemasaran hasil; b. getah, kulit kayu, daun, buah atau biji, gaharu yang meliputi kegiatan

penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan, dan pemasaran hasil.

J. Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan Pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan diatur dalam UU Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan.

Pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan berasaskan: a. keadilan dan kepastian hukum; b. keberlanjutan; c. tanggung jawab negara; d. partisipasi masyarakat;

Page 171: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 166

e. tanggung gugat; f. prioritas; dan g. keterpaduan dan koordinasi.

Pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan bertujuan: a. menjamin kepastian hukum dan memberikan efek jera bagi pelaku perusakan

hutan; b. menjamin keberadaan hutan secara berkelanjutan dengan tetap menjaga

kelestarian dan tidak merusak lingkungan serta ekosistem sekitarnya; c. mengoptimalkan pengelolaan dan pemanfaatan hasil hutan dengan memperhatikan

keseimbangan fungsi hutan guna terwujudnya masyarakat sejahtera; dan d. meningkatnya kemampuan dan koordinasi aparat penegak hukum dan pihak-pihak

terkait dalam menangani pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan.

Ruang lingkup pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan meliputi: a. pencegahan perusakan hutan; b. pemberantasan perusakan hutan; c. kelembagaan; d. peran serta masyarakat; e. kerja sama internasional; f. pelindungan saksi, pelapor, dan informan; g. pembiayaan; dan h. sanksi.

Dalam rangka pencegahan perusakan hutan, Pemerintah membuat kebijakan berupa: a. koordinasi lintas sektor dalam pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan; b. pemenuhan kebutuhan sumber daya aparatur pengamanan hutan; c. insentif bagi para pihak yang berjasa dalam menjaga kelestarian hutan; d. peta penunjukan kawasan hutan dan/atau koordinat geografis sebagai dasar yuridis

batas kawasan hutan; e. pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pencegahan dan pemberantasan

perusakan hutan; f. pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya menetapkan

sumber kayu alternatif dengan mendorong pengembangan hutan tanaman yang produktif danteknologi pengolahan;

g. melakukan upaya pencegahan perusakan hutan dilakukan melalui penghilangan kesempatan dengan meningkatkan peran serta masyarakat badan hukum, dan/atau korporasi yang memperoleh izin pemanfaatan hutan.

Page 172: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 167

Agenda Hari-Hari Besar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan:

NO TANGGAL KEGIATAN 1 10 JANUARI Hari Perencanaan Gerakan 1 Juta Pohon 2 2 FEBRUARI Hari lahan basah Se Dunia 3 21 FEBRUARI Hari Peduli Sampah nasional 4 6 MARET Hari Strategi konservasi Se Dunia 5 16 MARET Hari Bhakti Rimbawan 6 20 MARET Hari Kehutanan Sedunia 7 21 MARET Hari Hutan Internasional 8 22 MARET Hari Air Se Dunia 9 23 MARET Hari Meteorolgi 10 22 APRIL Hari Bumi 11 21 MEI Hari Keanekaragaman Hayati 12 5 JUNI Hari Lingkungan Hidup Sedunia 13 17 JUNI Hari Penanggulangan Degradasi Lahan dan Kekeringan Se Dunia 14 10 AGUSTUS Hari Konservasi Alam Nasional 15 16 SEPTEMBER Hari Ozon Internasional 16 6 OKTOBER Hari Habitat Se Dunia 17 16 OKTOBER Hari Pangan Se Dunia 18 5 NOVEMBER hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional 19 28 NOVEMBER HMPI dan BMN 20 4 DESEMBER Hari Konservasi Kehidupan Liar Se Dunia

Page 173: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 168

MATERI MATRIKULASI

BAHASA INDONESIA

Materi di bidang Bahasa Indonesia yaitu tes menyangkut pemahaman PNS (Pegawai Negeri Sipil) tentang Bahasa Indonesia sebagai bahan tulis resmi yang digunakan dalam pekerjaan sehari-hari. Peserta ujian dinas harus mendapat skor di atas nilai minimal (40), karena bobot untuk materi tersebut 6%.

I. EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD)

Kaidah ejaan yang disempurnakan (EYD) merupakan ilmu bahasa yang mempelajari seluk beluk struktur ejaan. Beberapa hal yang perlu diketahui bahwa tata bahasa harus sesuai dengan EYD. Kebenaran kaidah ejaan merujuk pada beberapa sumber, diantaranya Literatur Kaidah EYD, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pedoman pembentukan istilah dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Dalam tata bahasa, bahasan yang pelajari meliputi hal-hal sebagai berikut:

A. PENULISAN TANDA BACA Penulisan tanda baca dibedakan atas tanda titik, koma, hubung, pisah, petik, dan garis miring. 1. Tanda Titik (.)

Tanda titik digunakan untuk: 1.1. Tanda titik dipakai di akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.

Contoh: Pamanku tinggal di kota Palembang. Namanya El-Islam Purnama Alam.

1.2. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang

menunjukkan waktu. Contoh: Pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik).

1.3 Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir

dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka. Contoh: Kosasih, E. 2007. Mari Berani Bercinta. Jakarta: Erlangga.

1.4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan jumlah atau bilangan ribuan dan

kelipatannya. Contoh: Akila pergi membawa 1.450 bibit bukan 14.500 bibit pohon mangga.

Kawasan itu berpenduduk 24.200 orang Gempa yang terjadi semalaman menewaskan 1.123 jiwa.

Page 174: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 169

1.5. Tanda titik tidak dipakai untuk bilangan yang tidak menyatakan jumlah. Contoh: Ia lahir pada tahun 1973 di Ciamis.

Lihatlah halaman 1214. Nomor gironya 5692012.

1.6. Tanda titik tidak dipakai untuk akhir judul pada karangan, karya tulis, kepala

ilustrasi, tabel, dan sebagainya. Contoh: Analisis Kesehatan terhadap Bahaya Rokok

Daftar Imbuhan dalam Bahasa Indonesia

1.7. Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan tempat tanggal surat. Contoh: Jalan Sukatani 15A (tanpa titik)

Kota Yogyakarta (tanpa titik) 26 April 1973 (tanpa titik)

Yth. Bapak E. Kosasih d.a. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS. Universitas Pendidikan Indonesia Jalan Setiabudi 229 Bandung (tanpa titik)

2. Tanda Koma (,) digunakan untuk:

2.1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan. Contoh: Saya membeli kertas, pena, dan pensil.

Setiap tahun Indonesia mampu mengekspor karet, sawit, rotan, dan minyak bumi.

2.2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat majemuk setara yang

menggunakan kata penghubung tetapi dan melainkan. Contoh: Nita pintar, tetapi sombong.

Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Dede Permana.

2.3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dan induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya. Contoh: Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.

Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.

2.4. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dan induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi kalimatnya. Contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.

Ia lupa akan janjinya karena sibuk.

Page 175: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 170

2.5. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat di awal kalimat. Termasuk di dalamnya, yaitu oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi. Contoh: Oleh karena itu, kita harus banyak berdoa dan tetap berusaha.

Jadi, soalnya tidak semudah itu.

2.6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata lain yang terdapat di dalam kalimatnya. Contoh: O, begitu?

Wah, bagus sekali permainanmu! Hati-hati, ya, nanti jatuh.

2.7. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam

kalimat. Contoh: Kata ibu, “Saya gembira sekali!”

“Saya gembira sekali” kata ibu, “karena kamu lulus.”

2.8. Tanda koma dipakai di antara (1) nama dan alamat, (2) bagian-bagian alamat, (3) tempat dan tanggal, dan (4) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. Contoh: Surat ini harap dialamatkan kepada Saudara Syaifulrachman, Kelas

IX, SMP Mulia Tunas Bangsa, Bogor Bapak E. Kosasih, Jalan Sukamaju 14 A, Tasikmalaya Jakarta, 1 Januari 2006 Medan, Sumatera Utara

2.9. Tanda koma dipakai untuk memisahkan nama yang dibalik susunannya dalam

daftar pustaka. Contoh: Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 1995. Sosiolinguistik, Perkenalan

Awal. Jakarta: Rineka Cipta.

2.10. Tanda koma dipakai di antara orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakan dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. Contoh: Dra. Ice Sutari K.Y., M.Pd.

Asep Juanda, S.Pd.

2.11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluh atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka. Contoh: 12,5 m Rp 12,50

2.12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak

membatasi.

Page 176: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 171

Contoh: Guru saya, Pak Ridwanuddin, pandai sekali. Di daerah kami, masih banyak lelaki yang makan sirih. Semua siswa, baik laki maupun perempuan, harus mengikuti acara pengajian nanti sore.

2.13. Tanda koma dipakai di belakang keterangan yang terdapat di awal kalimat untuk

menghindari salah baca. Contoh: Atas bantuan Pak Asep, Juanda mengucapkan terima kasih.

Dalam mengelola kampung, kita perlu kerja sama dengan aparat desa.

2.14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain

yang mengiringi dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru. Contoh: “Kamu sekarang kuliah dimana?” Tanya kakek pada Agus.

“Tolong kembalikan buku ini ke perpustakaan” ujar Guru kepada Sari.

3. Tanda Titik Koma (;) 3.1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang

sejenis dan setara. Contoh: Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.

3.2. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk

memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk. Contoh: Kakak membaca di ruang tengah; ibu membaca koran di ruang tamu.

Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; ibu sibuk bekerja di dapur.

4. Tanda Titik Dua (:) 4.1. Tanda titik dua dipakai di akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian

atau pemerian. Contoh: Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan

lemari.

4.2. Tanda titik dua tidak di pakai jika rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri suatu pernyataan. Contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.

Di rumahku kini ada Ayah, Ibu, Nenek, Kakek, dan Paman.

4.3. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian. Contoh: Nama : EL-Islam Purnama Alam

Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat : Jalan Sukamaju 14A, Kota Tasikmalaya

Page 177: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 172

4.4. Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan. Contoh: Ibu : (meletakkan beberapa kopor) Bawa kopor ini, Mir!

Amir : Ke mana, Bu?

5. Tanda Hubung (-) Tanda hubung digunakan untuk menyambung suku kata 5.1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian

baris. Meskipun demikian, suku kata yang berupa satu vokal tidak ditempatkan di ujung baris atau pangkal baris.

Contoh:

Benar Salah 1. Di samping itu, ada juga cara-ca-

ra 1. Mungkin beberapa minggu ini i-

a tidak akan datang ke sekolah.

2. Tidak lama lagi Paman akan da- tang dari Bandung.

2. Persoalan yang kita hadapi itu a- kan kita selesaikan melalui dialog.

5.2. Tanda hubung menyambung awalan dengan kata di belakangnya atau akhiran

dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris. Meskipun demikian, akhiran –i tidak boleh dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja di pangkal baris.

Contoh:

Benar Salah 1. Untuk itu, saya dan dia akan me-

rencanakannya dalam satu minggu ini.

1. Karena sudah lelah, mari kita akhir- i pertemuan ini.

2. Walaupun dia anak kecil, dengar- kan saja perkataannya.

2. Setiap pagi, kami berdua mengair- i sawah tersebut.

5.3. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.

Contoh: Adik-adik Sayur-sayuran

5.4. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian

tanggal. Contoh: p-a-n-i-t-i-a,

26-4-1973

5.5. Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas (1) hubungan bagian kata atau ungkapan, dan (2) penghilangan bagian kelompok kata.

Page 178: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 173

Contoh: ber-evolusi dua puluh-lima-ribuan (maksudnya ada 20 helai uang pecahan 5000)

5.6. Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan (1) imbuhan dengan kata yang

dimulai dengan huruf kapital, (2) ke- dengan angka, (3) angka dengan -an, (4) singkatan dengan huruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (5) nama jabatan rangkap. Contoh: se-Indonesia

ber-Tuhan di-PHK ke-2 tahun 70-an hari-H sinar-X Menteri-Sekretaris Negara

5.7. Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan imbuhan dengan kata asing.

Contoh: di-smash mem-back up pen-tackle-an

6. Tanda Pisah (−) digunakan untuk

6.1. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat. Contoh: Kemerdekaan bangsa itu−saya yakin akan tercapai−diperjuangkan

oleh bangsa itu sendiri.

6.2. Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan lain, sehingga kelimat menjadi jelas. Contoh: Rangkaian temuan itu−evolusi, teori kenisbian, dan kini juga

pembelaan atom−telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.

6.3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilang, tanggal, atau nama kota dengan arti

“sampai” atau “sampai ke”. Contoh: 1981−2008

Jakarta−Bandung

7. Tanda Elipsis (….) 7.1. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.

Contoh: Kalau begitu …. ya, marilah kita mulai saja sekarang.

Page 179: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 174

7.2. Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan. Contoh: Sebab-sebab kemerosotan ..... akan diteliti lebih lanjut.

8. Tanda Tanya (?)

8.1. Tanda tanya dipakai di akhir kalimat. Contoh: Kapan dia datang?

Apakah ia adikmu?

8.2. Tanda tanya dipakai dalam tanda untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya. Contoh: Ia dilahirkan tahun 1973 (?)

Uangnya sebanyak lima juta rupiah (?) hilang

9. Tanda Seru (!) Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah.

Contoh: Lari! Bersihkan kamar itu sekarang juga! Kakak, tolong!

10. Tanda Petik (“…”)

10.1. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain. Contoh: “Saya akan pergi sekarang,” ujar Alam dengan tergesa-gesa.

Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara ialah bahasa Indonesia.”

10.2. Tanda petik mengapit judul syair karangan atau bab buku yang dipakai dalam

kalimat. Contoh: Sajak “Aku” karya Chairil Anwar terdapat di halaman 44 buku ini.

10.3. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang

mempunyai arti khusus. Contoh: Pekerjaan ini dilaksanakan dengan cara “coba dan ralat” saja.

Indonesia.” Karena tubuhnya yang mungil, teman-teman memanggilnya “Si Kancil”.

11. Tanda Garis Miring (/)

11.1. Tanda garis miring digunakan di dalam nomor surat, nomor alamat, dan penanda masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.

Page 180: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 175

Contoh: No. 007/SDMKK/SI/2017 Jalan Sait Buntu V/46 Tahun anggaran 2016/2017

11.2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, dan, dan tiap.

Contoh: Dikirim lewat darat/laut → ‘dikirim lewat darat atau lewat

laut’ Harganya Rp 1.000,00/kantung → ’harganya Rp 1.000,00 per

kantung’ Putra/putri → ’putri atau putra’

12. Tanda Penyingkat atau Apostrof (`)

Tanda Penyingkat atau Apostrof menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun. Contoh: Ali`kan kutelepon besok pagi (`kan = akan)

1 Januari `98 (`98 = 1998)

B. PENULISAN HURUF 1. Huruf Besar atau Huruf Kapital digunakan untuk:

a. Huruf Besar atau huruf kapital sebagai huruf pertama kata di awal kalimat. Contoh: Ayahnya seorang penulis di Penerbit Erlangga. Kita harus bekerja keras.

b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.

Contoh: Adik bertanya, “Kapan kita pulang?” “Saya hanya membaca buku ini saja, tidak lebih,” katanya.

c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan

dengan nama Tuhan, agama, dan kitab suci. Contoh: Allah Alquran Kristen Islam Injil Taurat

d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan,

dan keagamaan yang diikuti nama orang. Contoh: Nabi Muhammmad Sultan Hasanuddin Kiai Haji Abdul Somad

Page 181: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 176

e. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang, atau yang dipakai sebagai pengganti nama, orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Contoh: Jenderal Abdul Haris Nasution Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Perdana Menteri Nehru Kabupaten Badung

f. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang.

Contoh: El-islam Purnama Alam Dini Aminarti

Huruf kapital tidak digunakan sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai jenis atau satuan ukuran. Contoh: 20 ampere mesin diesel 10 volt

g. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.

Contoh: bangsa Indonesia suku Dayak bahasa Melayu

Huruf kapital tidak dipakai jika nama bangsa, suku, dan bahasa itu dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan. Contoh: Pengindonesiaan kata asing

Kesunda-sundaan

h. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari raya, dan peristiwa sejarah. Contoh: tahun Hijriah Perang Dunia bulan Agustus Proklamasi Kemerdekaan Indonesia hari Natal hari Jumat

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama. Contoh: Soekarno dan Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Perlombaan senjata membawa resiko pecahnya perang dunia.

Page 182: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 177

i. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua nama geografi. Contoh: Selat Bali Samudra Pasifik Danau Toba Gunung Krakatau

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri. Contoh: daerah tenggara pergi ke bukit air danau berenang di sungai

k. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama Negara, lembaga

pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi, kecuali kata seperti dan. Contoh: Republik Indonesia Majelis Permusyawaratan Rakyat

l. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata di dalam buku,

majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, untuk yang tidak terletak di posisi awal. Contoh: Sudah dua bulan Ayah berlangganan Koran Republika. Siswa itu sedang menyusun makalah berjudul “Hak-hak Anak dalam Keluarga”.

m. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,

pangkat, dan sapaan. Contoh: M.Pd (magister pendidikan) Tn. (tuan) S.H. (sarjana hukum) Ny. (nyonya) S.S. (sarjana sastra) Sdr. (saudara)

n. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata petunjuk hubungan

kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan. Contoh: “ Tas ini punya ibu?” tanya Ami kepada Bu Riska. “ Kapan Paman akan datang ke rumah kita?” tanya Alam kepada Anto.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.

Page 183: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 178

Contoh: Kita harus menghormati bapak dan ibu kita. Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.

o. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.

Contoh: Sudahkah Anda tahu? Surat Anda sudah kami terima.

2. Huruf Miring, digunakan untuk:

a. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan. Contoh: buku Mukjizat Salat dan Doa. tabloid Gaul.

b. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan

huruf bagian kata, kata, atau kelompok kata. Contoh: Huruf pertama kata abad ialah a. Dia bukan menipu, tetapi ditipu.

c. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau

ungkapan asing, kecuali yang telah disesuaikan ejaannya. Contoh: Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana. Lalat buah Drosophila melanogaster memiliki 13.600 gen.

C. PENULISAN EJAAN KATA

Penulisan ejaan bentuk kata secara umum terbagi atas kata dasar (asli) dan kata turunan yang terbentuk karena adanya proses gramatikal (tata bahasa, afiksasi, dan reduplikasi). 1. Kata dasar adalah kata yang belum mengalami pengimbuhan, perulangan, ataupun

pemajemukan. Contoh: Buku laku

Tebal kerja

2. Kata berimbuhan adalah kata yang telah mengalami proses pengimbuhan atau kata yang telah dilekati oleh imbuhan, baik berupa awalan, sisipan, atau akhiran. Aturan penulisan kata berimbuhan adalah sebagai berikut. 2.1. Imbuhan dengan kata dasarnya harus ditulis serangkai

Page 184: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 179

Contoh: bergetar, menggarami, perjalanan, diamankan, kenekatan.

2.2. Jika bentuk dasarnya berhuruf awal kapital maka di antara kedua unsur itu harus dibubuhkan tanda hubung (-). Contoh: se-Indonesia, pan-Afrikanisme

2.3. Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata, awalan atau akhirannya ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Contoh: garis bawahi bertanggung jawab diberi tahu sebar luaskan

2.4. Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata, mendapatkan awalan dan akhirannya sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai. Contoh: menggarisbawahi pertanggungjawaban memberitahukan menghidupmatikan

3. Kata ulang adalah kata yang mengalami proses pengulangan, baik sebagian ataupun

seluruhnya. Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung (-). Contoh: Sayur-mayur, huru-hara, tukar-menukar, tunggang-langgang, kertas-kertas,

berlari-larian.

4. Gabungan kata adalah bentuk kata yang terdiri dari dua kata yang berhubungan secara padu dan membentuk arti atau makna baru. Aturan penulisan gabungan kata adalah sebagai berikut: 4.1. Secara umum gabungan kata ditulis terpisah.

Contoh: duta besar, kambing hitam, rumah sakit umum. 4.2. Gabungan kata yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis

dengan tanda hubung. Contoh: alat pandang-dengar, anak-isteri saya, buku sejarah-baru.

4.3. Gabungan kata yang hubungan antar unsur-unsurnya sudah sangat erat ditulis serangkai hubung. Contoh: acapkali kacamata sebagaimana adakalanya kasatmata sediakala

5. Kata ganti ku-, kau-, -mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mengikuti dan

yang diikutinya. Contoh: kubaca, kauambil, bukumu, rumahnya 5.1. Kata ganti di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali

Page 185: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 180

dalam gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata, seperti daripada dan kepada. Contoh: di rumah, ke sekolah, dari kantor

5.2. Kata ganti si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Contoh: si pengirim, sang kancil

6. Kata Serapan, merupakan bentuk penyesuaian kata asing ke dalam kaidah bahasa Indonesia yang baku. Acuan kebakuan dan serapan dapat digunakan dalam KBBI dan pedoman EYD. Pengguna kata asing diserap secara langsung dan utuh ke dalam bentuk kata bahasa Indonesia. Contoh: system menjadi sistem

Extreme menjadi ekstrem University menjadi universitas

7. Partikel ditulis dengan ketentuan sebagai berikut.

7.1. Partikel -lah, -kah, -pun, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahului. Contoh : bacalah, apakah, kalaupun, apatah.

7.2. Partikel pun yang berarti juga ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Contoh : Jika ayah berangkat, adik pun ingin berangkat.

7.3. Partikel per yang berarti ‘mulai, ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari bagian yang mendahuluinya. Contoh :

a. Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April. b. Mereka masuk ke dalam ruanga satu per satu. c. Harga kain itu Rp. 200.000.00,- per helai.

PARTIKEL a. Partikel -kah

Partikel-kah kadang-kadang bersifat manasuka dan kadang-kadang wajib. Hal ini bergantung pada jenis kalimatnya. Berikut ini adalah kaidah pemakaiannya. 1. Partikel -kah membentuk kalimat tanya.

Contoh: a) Diakah yang akan datang nanti?

(Bandingkan: Dia yang akan datang.) b) Hari inikah pekerjaan itu harus selesai?

(Bandingkan: Hari ini pekerjaan itu harus selesai.)

2. Jika dalam kalimat tanya sudah ada kata tanya seperti di mana atau bagaimana maka-kah bersifat manasuka. Pemakaian -kah menjadikan kalimat tersebut lebih formal dan sedikit lebih halus. Contoh: a) Apakah ayahmu sudah datang? b) Bagaimanakah penyelesaian soal ini jadinya?

Page 186: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 181

3. Jika dalam kalimat tidak ada kata tanya maka -kah akan memperjelas bahwa

kalimat itu adalah kalimat tanya. Kadang-kadang urutan katanya dibalik. Jika tanpa -kah, artinya kalimatnya bergantung pada cara kita mengucapkannya: apakah dengan intonasi kalimat berita atau intonasi kalimat tanya. Contoh: a) Dia akan datangkah nanti malam? b) Haruskah aku yang memulai dahulu?

b. Partikel -lah

Partikel -lah dipakai dalam kalimat perintah atau kalimat berita. Berikut adalah kaidah pemakaiannya. 1. Dalam kalimat perintah, -lah dipakai untuk menghaluskan nada perintahnya.

Contoh: a) Pergilah sekarang sebelum hujan turun! b) Bawalah mobil ini ke bengkel besok pagi!

2. Dalam kalimat berita, -lah dipakai untuk memberikan ketegasan.

Contoh: a) Dari ceritamu, jelaslah kamu yang salah. b) Ambil berapa sajalah yang Saudara perlukan. c) Dialah yang menggugat soal itu.

c. Partikel -pun

Partikel pun hanya dipakai dalam kalimat berita. Kaidah pemakaiannya adalah sebagai berikut. 1. Pun dipakai untuk mengeraskan arti kata yang diiringinya. Pun juga bisa berarti

‘juga’. Dalam tulisan, penulisan pun dipisahkan dari kata yang mendahuluinya. Contoh:

Mereka pun akhirnya setuju dengan usul kami. Yang tidak perlu pun dibelinya. Siapa pun yang tidak setuju pasti akan diawasi.

2. Partikel pun pada konjungsi ditulis serangkai, misalnya walaupun, meskipun, kendatipun, adapun, sekalipun, biarpun, dan sungguhpun. Contoh:

Walaupun jalanan sedang macet, Ayah memaksakan diri untuk tetap pergi ke kantor dengan membawa kendaraan. Adapun temannya yang tinggal di Bandung, sekarang sudah pindah ke Jakarta.

Page 187: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 182

d. Partikel -tah Partikel -tah dipakai dalam kalimat tanya yang sesungguhnya tidak memerlukan jawaban. Partikel -tah banyak dipakai dalam sastra lama. Contoh: 1) Apatah artinya hidup ini tanpa dirimu? 2) Siapatah gerangan orang yang mau menolongku?

D. JENIS-JENIS KATA

Menurut ciri atau karakteristiknya, kata terbagi ke dalam beberapa jenis. Berdasarkan hal itu, kata-kata dalam bahasa Indonesia pun terbagi ke dalam beberapa jenis, yakni kata kerja, kata benda, kata ganti, kata bilangan, kata keterangan, kata sandang, kata depan, kata sambung, dan kata seru.

1. Kata Kerja Kata kerja (verba) adalah kata yang menyatakan makna perbuatan, pekerjaan, tindakan, proses, atau keadaan. Contoh: makan, belajar, berlari-lari, mengelus

2. Kata Benda

Kata benda (nomina) adalah kata yang mengacu pada manusia, benda, konsep atau pengertian. Contoh: hadiah, perdamaian, pelajar, meja

3. Kata Ganti

Kata ganti (pronomina) adalah kata yang menggantikan kata benda atau kata yang dibendakan. Menurut fungsinya, kata ganti dibedakan sebagai berikut. a. Kata ganti orang

Contoh: saya, engkau, mereka

b. Kata petunjuk Contoh: ini, itu, anu, sini, situ, sana, begini, begitu

c. Kata penanya Contoh: apa, siapa, di mana, kapan, berapa, bagaimana, mengapa

4. Kata Bilangan

Kata bilangan (numeralia) adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya wujud (orang, binatang, atau barang) dan konsep. Contoh: nol, kedelapan, banyak, beberapa

Page 188: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 183

5. Kata Sifat

Kata sifat (adjektiva) adalah kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang, benda, atau binatang. Contoh: kurang, baik, subur, jelas

6. Kata Keterangan Kata keterangan (adverbia) adalah kata yangmemberi keterangan atau penjelasan pada kata lainnya. Contoh: sangat, hanya, habis-habisan, sebaiknya, setinggi-tingginya

7. Kata Depan

Kata depan (preposisi) adalah kata tugas yang berfungsi sebagai unsur pembentuk frase preposional. Contoh: bagi, untuk, bersama, daripada, kepada

8. Kata Hubung

Kata hubung (konjungsi) adalah kata yang menghubungkan kata, klausa, kalimat, atau paragraf. Contoh: dan, atau, tetapi, seakan-akan, sesudah itu, mengenai

9. Kata Seru

Kata seru (interjeksi) adalah kata untuk mengungkapkan rasa hati manusia, seperti memperkuat rasa gembira, sedih, heran, jijik, dan lain-lain. Contoh: asyik, ah, nah, hai

10. Kata Sandang (Artikel)

Kata sandang (artikel) adalah kata tugas yang membatasi makna jumlah kata benda (nomina). Dalam bahasa Indonesia, ada tiga jenis artikel, yakni: (1) artikel yang menyatakan makna tunggal, (2) artikel yang mengacu ke makna kelompok, dan (3) artikel yang menyatakan makna netral. Contoh: sang, sri, si, para, yang

E. SINGKATAN DAN AKRONIM

Singkatan dan Akronim merupakan bentuk penulisan kata yang disingkat (ringkas) baik huruf maupun suku kata. Jika singkatan meringkas menjadi gugusan huruf, maka akronim meringkas menjadi gabungan huruf ataupun suku kata.

Page 189: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 184

1. Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan, yang terdiri atas satu huruf atau lebih.

a. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat ditulis dengan tanda titik. Contoh: Syamsudin A.R., H.E. Kosasih, M.Pd., Bpk. Ali, Brigjen. Rahmat

b. Singkatan nama resmi lembaga, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata, ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik. Contoh: DPR, ICW, UUD, NU

c. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih satu tanda titik. Contoh: dll., dsb., hlm., sda., Yth.,

d. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik. Contoh: Cu (cuprum), l (liter), cm, kg, Rp.

2. Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata,

ataupun gabungan huruf awal dan suku kata dari deret kata yang diperlukan. a. Akronim nama dari yang berupa gabungan huruf awal dan dari deret kata ditulis

seluruhnya dengan huruf kapital. Contoh: OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah)

KAGI (Kesatuan Aksi Guru Indonesia) UPI (Universitas Pendidikan Indonesia)

b. Akronim nama dari yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku

kata deret kata ditulis dengan huruf kapital. Contoh: Depdiknas (Departemen Pendidikan Nasional)

Unpad (Unversitas Padjajaran) Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) Menakertrans (Menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi)

c. Akronim yang bukan nama dari yang berupa gabungan huruf awal, suku kata,

ataupun gabungan huruf, suku kata dari deret kata seluruhnya, ditulis dengan huruf kecil. Contoh: sembako (sembilan bahan pokok)

pungli (pungutan liar) curanmor (pencurian kendaraan bermotor)

II. KALIMAT

Pengertian Kalimat dan Unsur Kalimat Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Kalimat dapat dibagi-bagi lagi berdasarkan jenis dan fungsinya yang akan dijelaskan pada bagian lain.

Page 190: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 185

Contohnya seperti kalimat lengkap, kalimat tidak lengkap, kalimat pasif, kalimat perintah, kalimat majemuk, dan lain sebagainya. Berikut ini adalah contoh kalimat secara umum: - Joy Tobing adalah pemenang lomba Indonesian Idol yang pertama. - Bang Napi dihadiahi timah panas oleh polisi yang mabok minuman keras itu.

Setiap kalimat memiliki unsur penyusun kalimat. Gabungan dari unsur-unsur kalimat akan membentuk kalimat yang mengandung arti. Unsur-unsur inti kalimat antara lain SPOK: - Subjek/Subyek (S) - Predikat (P) - Objek/Obyek (O) - Keterangan (K)

Kalimat Lengkap dan Kalimat Tidak Lengkap 1. Kalimat Lengkap

Kalimat lengkap adalah kalimat yang setidaknya terdiri dari gabungan minimal satu buah subjek dan satu buah predikat. Kalimat majas termasuk ke dalam kalimat lengkap.

Contoh Kalimat Lengkap: - Presiden SBY (S) membeli (P) buku gambar (O) - Si Jarwo (S) pergi (P) - PKI (S) digagalkan (P) TNI (O)

2. Kalimat Tidak Lengkap

Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna karena hanya memiliki subjek saja, predikat saja, objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap dapat berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan, dan kekaguman. Contoh kalimat tak lengkap: - Selamat sore - Silakan masuk! - Kapan menikah?

Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif 1. Kalimat Aktif

Kalimat aktif adalah kalimat di mana subjeknya melakukan suatu perbuatan atau aktivitas. Kalimat aktif biasanya diawali oleh awalan me- atau ber- dibagi menjadi dua macam: a. Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang memiliki objek penderita

- Ayah membeli daging - Kadir merayu gadis desa

Page 191: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 186

- Bang Ajat bertemu Juju b. Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang tidak memiliki objek penderita

- Adik menangis - Umar berantem - Sejak dahulu kala Junaidi merenung di dalam tempat persembunyiannya di

Batu Malang

2. Kalimat Pasif Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai suatu perbuatan atau aktivitas. Kalimat pasif biasanya diawali oleh awalan ter- atau di- - Pak lurah dimintai pertanggungjawaban oleh pak camat - Bunga anggrek hitam itu terinjak si lay

Mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif dan kalimat pasif manjadi kalimat aktif. Untuk mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif dan juga sebaliknya dapat dilakukan langkah-langkah mudah berikut ini:

1. Mengubah awalan pada predikat yaitu menukar awalan me- atau ber- dengan di-

atau ter- dan begitu sebaliknya. 2. Menukar subjek dengan objek dan sebaliknya menukar kata benda yang tadinya

menjadi objek menjadi subjek dan begitu sebaliknya. Contoh: Ibu memasak sayur => Sayur dimasak oleh ibu. Joni berkawan dengan Ariel => Ariel dikawani Joni.

III. KEMAMPUAN BERBAHASA

A. PARAGRAF 1. Paragraf adalah beberapa rangkaian kalimat yang saling berhubungan disusun secara

logis dan sistematis, sehingga membentuk satu kesatuan pokok bahasan. Paragraf dikenal juga dengan nama lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi.

Bentuk paragraf yang baik mempunyai syarat. Kesatuan (unity), kepaduan makna (koherensi), mempunyai satu ide pokok, dan berkalimat efektif. Paragraf (ide) utama dan gagasan (ide) penjelasan. a. Gagasan utama

Gagasan utama atau juga ide utama merupakan gagasan yang menjadi dasar pengembangan sebuah paragraf. Terdapat pada kalimat utama yang bisa terletak di awal, tengah, akhir paragraf. Gagasan utama ini dapat ditandai dengan beberapa kata kunci, diantaranya: kesimpulannya, pada intinya, yang terpenting, pada dasarnya, oleh karena itu, dengan demikian, dan sebagainya.

Page 192: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 187

b. Gagasan penjelas Gagasan penjelas adalah gagasan yang berfungsi menjelaskan gagasan utama. Penjelasan tersebut dinyatakan oleh beberapa kalimat yang disebut kalimat penjelas. Gagasan penjelas ini dapat berisikan uraian-uraian kecil, data-data, contoh-contoh, ilustrasi, kutipan, atau gambaran yang bersifat parsial.

b. Jenis Paragraf

Beberapa jenis paragraf berdasarkan letak gagasan utama terdiri atas, deduktif (kalimat utama di awal), induktif (kalimat utama di akhir), campuran (kalimat utama awal/akhir), ineratif (kalimat utama di tengah), dan deskriptif (semua kalimat utama). Untuk ineratif dan deskriptif sebenarnya adalah jenis paragraf yang sudah tidak umum dan tidak berkembang. Oleh karena itu kedua paragraf tersebut biasanya tidak dipelajari maupun diujikan. a. Deduktif

Paragraf deduktif sering disebut juga paragraf umum-khusus. Paragraf deduktif mempunyai gagasan utama yang terletak di awal paragraf. Paragraf ini mempermasalahkan hal-hal yang umum (luas) disusul oleh penjelas-penjelas (sempit).

b. Induktif Paragraf induktif disebut juga paragraf khusus-umum. Paragraf induktif mempunyai gagasan utama yang terletak di akhir paragraf. Paragraf ini mempermasalahkan uraian atau penjelasan di awal yang kemudian meluas di akhir kalimat.

c. Campuran Paragraf campuran disebut juga paragraf deduktif/induktif. Paragraf campuran mempunyai gagasan utama yang terletak di awal dan di akhir paragraf. Paragraf ini mempermasalahkan uraian atau penjelasan di awal dan akhir yang kemudian meluas diantara awal dan akhir kalimat.

B. KARANGAN

1. Karangan adalah membuat, menciptakan, menyusun, atau merangkai bahasa kata- kata dalam bentuk tulis-menulis. Kegiatan mengarang dituangkan dalam tulis-menulis yang berupa bacaan atau berupa paragraf. Untuk karangan terbagi atas fiksi dan nonfiksi. 1.1. Karangan fiksi, yaitu karangan berdasarkan hayalan, kisahan, cerita, atau

imajinasi pengarang. Misalnya: roman, novel, dan cerpen. Karangan fiksi lebih dipengaruhi subjektivitas pengarang karena berusaha menghidupkan perasaan atau menggugah emosi pembacanya. Selain itu, bahasanya bersifat konotasi, asosiatif, yaitu bermakna bukan sebenarnya atau kiasan.

1.2. Karangan Nonfiksi, yaitu karangan yang dibuat berdasarkan fakta, realita, atau kenyataan yang terjadi dalam kehidupan. Misalnya karya ilmiah, laporan, feature, skripsi, makalah, dan sebagainya.

Page 193: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 188

Contoh: Badan kependudukan PBB atau United Nations Population Fund (UNPF, dulu UNFPE) rabu 27 Juni 2007, menerbitkan laporan tentang kependudukan dunia. Laporan tersebut menyebutkan lebih dari setengah penduduk dunia atau 3, 3 miliar akan tinggal di kawasan perkotaan pada tahun 2008. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 5 miliar pada tahun 2030.

2. Jenis karangan

Jenis karangan secara umum terdiri atas deskripsi, eksposisi, persuasi, argumentasi, dan narasi. 2.1. Deskripsi, merupakan bentuk karangan, tulisan, atau paragraf yang bersifat

menggambarkan objek tertentu dengan kata-kata secara jelas dan terperinci. Penggambaran atas dasar, pengamatan, bersifat informatif, dan seolah-olah pembaca merasakan kesan-kesan yang disampaikan.

2.2. Eksposisi, merupakan bentuk karangan, tulisan, atau paragraf yang bersifat mamaparkan suatu pendapat bertujuan menjelaskan maksud dan tujuan tertentu. Selain itu, jenis karangan eksposisi ini menerangkan suatu pokok masalah tanpa harus menyimpulkan.

2.3. Persuasi, merupakan bentuk karangan, tulisan, atau paragraf yang bersifat membuktikan pendapat, membujuk, dan meminta agar meyakinkan pembaca. Persuasi ini disampaikan secara ringkas, menarik, dan mengajak, serta dapat memengaruhi si pembacanya.

2.4. Argumentasi, merupakan bentuk karangan, tulisan, atau paragraf yang memberikan alasan untuk memperkuat atau menolak pendapat gagasan tersebut. Bentuk karangan argumentasi dicirikan dengan adanya simpulan di akhir paragraf.

2.5. Narasi, merupakan bentuk karangan, tulisan, atau paragraf yang berbentuk cerita. Karangan narasi bertujuan menceritakan berupa kronologis atau rangkaian cerita secara runtun.

C. BUKU HARIAN

Buku harian lebih populer disebut diary adalah buku yang berisikan catatan sehari-hari yang bersifat pribadi. Menulis buku harian dapat menggunakan bahasa yang bebas dan sesukanya. Selain itu, buku harian dapat bersifat rahasia. Oleh karena itu, hanya penulisnya saja yang dapat membacanya. Diary berfungsi untuk mencatat cerita atau pengalaman pribadi yang bersifat senang, sedih, jengkel, dan lain-lain. Adanya dari memberikan berbagai manfaat diantaranya sebagai tempat curahan hati, bahan biografi, arena kreativitas, teman di waktu luang, membentuk kepercayaan diri, dan sebagai cerminan diri sendiri.

Page 194: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 189

D. LAPORAN Laporan adalah pemberitahuan atau penyampaian suatu hasil kegiatan sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Bahasa laporan disampaikan secara sederhana dan mudah dimengerti. Kalimat pendek, singkat, jelas, dan efektif. Berdasarkan isinya laporan dibedakan atas laporan kegiatan, laporan peristiwa, laporan perjalanan, laporan hasil rapat, laporan hasil seminar, laporan penelitian, dan laporan isi buku. Terdapat beberapa tahapan-tahapan yang harus diperhatikan dalam membuat laporan, yaitu: 1. Nama peristiwa 2. Tempat terjadinya peristiwa 3. Waktu terjadinya peristiwa 4. Objek dalam peristiwa 5. Pelapor peristiwa 6. Hasil dari peristiwa

E. SURAT MENYURAT

1. Surat adalah sebuah media komunikasi tulisan antara seseorang dengan sesamanya atau instansi dan juga sebaliknya untuk maksud dan tujuan tertentu. Secara umum jenis surat dan surat terbagi dalam tiga jenis, yaitu surat pribadi, surat resmi dan surat niaga.

2. Jenis-jenis Surat

Secara umum jenis surat dan surat terbagi dalam tiga jenis, yaitu surat pribadi, surat resmi dan surat niaga: 2.1. Surat Pribadi

Surat pribadi adalah surat yang ditulis atas dikirim atas nama personal (individu) kepada orang lain atau instansi yang bersifat pribadi. Surat yang bersifat pribadi berisi tentang perkenalan, persahabat, ataupun kekeluargaan. Sedangkan surat pribadi yang bersifat resmi adalah surat lamaran pekerjaan atau surat ijin kepada instansi. Bagian-bagian surat pribadi: a. Tempat dan tanggal b. Alamat tujuan c. Salam pembuka d. Isi e. Salam penutup f. Pengirim surat

2.2. Surat Resmi

Surat resmi adalah surat yang ditulis atau dikirim oleh suatu instansi, baik pemerintah maupun swata kepada instasi lain atau seseorang. Surat resmi menyangkut persoalan-persoalan kedinasan.

Page 195: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 190

Misal: surat keterangan, surat tugas, surat pengantar, surat keputusan, surat permohonan, dan surat lainnya. Bagian-bagian surat resmi: a. Kepala surat b. Tanggal surat (titi mangsa) c. Nomor surat d. Lampiran e. Hal atau perihal f. Alamat tujuan g. Salam pembuka h. Isi i. Salam penutup j. Pengirim surat k. Tembusan

2.3. Surat Niaga

Surat niaga adalah surat yang ditulis atau dikirim oleh perusahaan untuk kepentingan perdagangan atau perniagaan. Dalam surat niaga ini bersifat berdiri sendiri tidak resmi atau pribadi sehingga aturan menyesuaikan tiap- tiap perusahaan. Misal: surat tagihan, surat pengirima barang, surat penawaran, surat permintaan, surat jalan, dan lain-lain.

F. PENGUMUMAN

Pengumuman adalah pemberian atau pemakluman tentang sesuatu hal yang ditujukan kepada seseorang, kelompok tertentu, maupun masyarakat luas atau khalayak ramai. Pengumuman dapat ditempelkan atau dipublikasikan di berbagai media sosial baik elektronik maupun tulis, misal radio, televisi, internet, surat kabar, majalah, maupun tempat-tempat strategis. Pengumuman dibuat dengan tujuan untuk memberikan informasi-informasi kepada khalayak tentang sesuatu hal. Pengumuman termasuk sebagai salah satu alat komunikasi. Oleh karena itu, hal penting yang harus diperhatikan adalah siapa yang mengumumkan, kepada siapa ditujukan, isi pengumuman, dan bahasa pengumuman. Bahasa yang digunakan harus efektif, baik, dan benar. bahasa efektif adalah menggunakan bahasa yang logis, singkat, padat, jelas, lugas, dan tidak menggunakan yang mubazir.

G. MEMORANDUM

Memorandum atau yang lebih sering disebut memo merupakan bentuk media komunikasi tertulis dalam suatu lingkup kecil dan bersifat informal. Memo dibagi dua, yaitu memo vertikal yang sering dibuat oleh atasan ditujukan kepada bawahannya. Sedangkan memo horizontal ditujukan dari orang yang berkedudukan

Page 196: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 191

setara. Penulisan memo bisa ditulis dengan tulisan tangan atau print out. Isi memo dapat berupa perintah, harapan, pemberitahuan, permohonan, petunjuk.

H. TAJUK RENCANA

Tajuk rencana merupakan editorial dalam surat kabar yang berisi artikel utama sebuah pandangan redaksi terhadap hal-hal penting dan bersifat aktual ketika surat kabar itu diterbitkan. Tajuk rencana mengungkapkan informasi, masalah aktual, opini redaksi terhadap berita hangat, kritik atau saran atas berbagai permasalahan. Harapannya agar masyarakat mempunyai peran serta terhadap berita atau informasi tersebut. Dalam tajuk rencana terdapat kesimpulan redaksi yang merupakan opini dan sudut pandang tentang permasalahan yang diangkat.

I. RESENSI

Resensi adalah ulasan yang berisi penilaian terhadap semua jenis buku. Penilaian ini hanya sebatas memberikan pengetahuan atau memperkenalkan kepada khalayak umum agar mau membaca atau tertarik dengan buku tersebut. Unsur-unsur sebuah resensi terdiri atas: 1. Identitas buku (judul, pengarang, penerbit, cetakan, tebal buku, kota terbit). 2. Ringkasan atau ikhtisar buku tersebut. 3. Pendapat tentang kelebihan dan kekurangan atau kelemahannya. 4. Saran atau kesimpulan terhadap buku tersebut.

J. DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka merupakan susunan yang terdiri atas beberapa bagian dan disusun berdasarkan abjad. Penulisan daftar pustaka terdiri atas bagian yang harus diperhatikan, yaitu: 1. Penulisan nama harus dibalik jika terdiri atas dua atau lebih. Gelar tidak berlaku

untuk ditulis. 2. Judul buku dicetak miring atau digarisbawahi. 3. Urutan daftar pustaka adalah nama pengarang, tahun terbit, judul, tempat, dan

penerbit. 4. Perhatikan penggunaan tanda titik sesudah nama pengarang, sesudah tahun terbit,

sesudah judul buku, dan sesudah nama penerbit. 5. Perhatikan pula penggunaan titik dua sesudah tempat terbit serta tanda koma pada

penulisan nama pengarang.

IV. SINONIM, ANTONIM DAN HOMONIM A. SINONIM

Sinonim adalah suatu kata yang memiliki bentuk yang berbeda namun memiliki arti atau pengertian yang sama atau mirip. Sinomin bisa disebut juga dengan persamaan kata atau padanan kata.

Page 197: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 192

Contoh Sinonim: legitimasi = pengesahan afirmasi = penegasan rekognisi = pengakuan klarifikasi = penjelasan

B. ANTONIM

Antonim adalah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain. Antonim disebut juga dengan lawan kata. Contoh Antonim: naik x turun atas x bawah tarik x ulur alami x buatan

C. HOMONIM, HOMOFON, DAN HOMOGRAF

Homonim adalah suatu kata yang memiliki tulisan dan pelafalan sama tetapi mempunyai makna yang berbeda.

Contoh Homonim:

+ Satu tetes bisa ular King Kobra dipercaya bisa mematikan satu ekor Gajah afrika. + Rapat pemilihan ketua OSIS itu dilangsungkan di dalam ruangan yang tertutup rapat.

Homofon adalah suatu kata yang memiliki bunyi yang sama tetapi dalam bentuk tulisan dan maknanya berbeda.

Contoh Homofon:

+ Penyanyi rock Indonesia beraksi di atas panggung menggunakan rok. + Syarat yang diajukan oleh Budi sarat akan kecurangan.

Homograf adalah suatu kata yang mempunyai tulisan sama tetapi pelafalan dan maknanya berbeda.

Contoh Homograf: + Anak yang sakit mental itu tersambar sepeda motor hingga mental sejauh 2 meter. + Sebelum apel pagi di kantornya, Andi memakan buah apel.

V. MAJAS Majas adalah gaya bahasa kiasan atau perumpamaan yang umumnya digunakan untuk menguatkan kesan suatu kalimat lisan atau tertulis dan untuk menimbulkan nuansa imajinatif bagi para penyimaknya.

Page 198: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 193

Majas dibagi menjadi 4 macam majas turunan, yaitu: A. Majas Perbandingan

adalah majas yang menyatakan perbandingan 2 hal atau lebih yang memiliki kesetaraan tingkat. Macam-macam majas perbandingan dan contohnya: 1. Majas Perumpamaan (Asosiasi)

Majas perumpamaan adalah majas yang membandingkan 2 hal berbeda namun dianggap sama. Ciri majas perumpamaan adalah adanya kata penghubung: bagai, ibarat, seumpama, laksana, bagaikan, bak, dan lain sebagainya. Contoh: Semangatnya begitu keras bagaikan baja. Wajahnya pucat seperti wajah mayat.

2. Majas Metafora

Majas metafora adalah majas yang mengungkapkan perbandingan analogis antara dua hal yang berbeda. Majas metafora juga diartikan sebagai suatu majas yang dibuat dengan frase yang secara implisit tidak berarti, namun eksplisit dapat mewakili suatu maksud lain yang didasari pada perbandingan atau persamaan. Contoh: Doni begitu senang melihat dewi malam telah datang (bulan), Si jago merah sudah melalap pasar 1 jam yang lalu (Api)

3. Majas Personifikasi

Majas personifikasi adalah majas yang membandingkan benda-benda mati seperti seolah-olah memiliki sifat manusia. Majas personifikasi membuat benda mati seperti dapat melakukan sesuatu seperti yang dilakukan oleh mahluk hidup. Contoh: Banjir bandang menyapu puluhan rumah warga di Jakarta Utara.

4. Majas Alegori

Pengertian majas alegori adalah suatu majas yang digunakan untuk menjelaskan maksud tertentu secara tidak langsung (non-harfiah) tapi masih saling berkaitan. Majas alegori menjelaskan suatu hal secara tersirat menggunakan perbandingan hal lain. Contoh: Otak manusia bagai mata pisau. Semakin diasah, ia akan menjadi semakin tajam dan membuatnya kian disegani orang. Tapi, ketika dibiarkan tergeletak begitu saja, lambat laun ia akan tumpul, mengarat, dan tak lagi menyilaukan.

5. Majas Simbolik

adalah majas yang digunakan untuk melukiskan sesuatu dengan menggunakan binatang, benda, atau tumbuhan sebagai lambang atau simbol. Simbol-simbol yang

Page 199: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 194

digunakan dalam majas simbolik umumnya sudah dengan mudah dipahami oleh banyak orang. Contoh: Dalam masalah korupsi, ada saja yang selalu dijadikan kambing hitam. (korban)

6. Majas Metonimia

Majas metonimia adalah majas yang digunakan untuk menyebutkan suatu kata dengan kata lainnya yang masih memiliki hubungan erat. Mudahnya, majas metonimia adalah majas yang menggunakan merk atau nama khusus suatu benda sebagai pengganti nama benda lain yang lebih umum. Contoh: Dengan Garuda, perjalanan ke Batam menjadi lebih cepat. [Pesawat Terbang]

B. Majas Pertentangan

adalah majas yang digunakan untuk menyatakan suatu hal yang sebenarnya dengan istilah yang berlawanan. 1. Majas Antitesis

Majas antitesis adalah suatu gaya bahasa yang menyajikan pasangan kata berlawanan makna. Contoh: Baik Tua muda, orang dewasa dan anak-anak semuanya larut dalam suasana gembira.

2. Majas Paradoks

Majas paradoks adalah gaya bahasa yang menyajikan pertentangan antara pernyataan dengan fakta yang ada. Di antara macam macam majas lainnya, majas paradoks adalah majas yang cukup sering dijumpai dalam sebuah roman atau novel. Contoh: Aku selalu merasa sendiri di tengah ramai dan bisingnya kota Jakarta yang megah ini.

3. Majas Hiperbola

Majas hiperbola adalah gaya bahasa dengan ungkapan yang dilebih-lebihkan dari kenyataannya. Majas hiperbola memiliki efek kesan yang kuat bagi mereka yang membaca atau mendengarnya sehingga dapat menarik perhatian. Contoh: Pekerjaan ini benar-benar membuatku harus memeras otak.

4. Majas Litotes

Majas litotes adalah gaya bahasa dengan ungkapan yang dikecilkan atau direndahkan dari kenyataannya. Tujuan penggunaan majas ini adalah sebagai cara untuk merendahkan diri di hadapan pembaca atau pendengarnya.

Page 200: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 195

Contoh: Singgahlah digubuk kami meski hanya sebentar saja.

C. Majas Sindiran

Majas sindiran adalah majas yang ditujukan untuk menyatakan sindiran pada pembaca atau pendengarnya. Majas sindiran dibagi menjadi tiga, yaitu: 1. Majas Ironi

Majas ironi adalah majas yang digunakan dengan menyatakan hal secara bertentangan dengan kenyataannya. Majas ironi biasanya akan terdengar seperti pujian tapi sebetulnya bermakna negatif. Contoh: Indah sekali tulisanmu sungguh sampai aku tak bisa membacanya.

2. Majas Sinisme

Majas sinisme adalah majas yang digunakan dengan menyatakan sindiran secara implisit atau secara langsung. Contoh: Tidak pantas kata-kata kasar itu diucapkan seorang terpelajar sepertimu.

3. Majas Sarkasme

Majas sarkasme adalah majas sindiran yang disampaikan dengan konotasi paling kasar. Majas ini lazimnya hanya diucapkan oleh seseorang yang sedang benar-benar marah. Contoh: Mau muntah aku melihat sikapmu, pergi kau!

D. Majas Penegasan

adalah majas yang digunakan untuk menyatakan hal secara tegas untuk meningkatkan pemahaman dan kesan bagi para pembaca atau pendengarnya. 1. Majas Pleonasme

Majas pleonasme adalah majas yang digunakan dengan menyatakan suatu hal yang sudah jelas namun tetap diberi tambahan kata lain untuk semakin memperjelas maksudnya. Contoh: Lekas turun ke bawah, jika kau masih ingin mendapatkan jatah nasi! Penggali sumur langsung mendongak ke atas saat pak haji memanggilnya.

2. Majas Repetisi

Majas repetisi adalah majas pengulangan suatu kata dalam beberapa frase yang ditujukan untuk menegaskan suatu maksud.

Page 201: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 196

Contohnya: Dialah satu-satunya yang ku nanti, dialah satu-satunya yang ku tunggu, dialah satu- satunya yang ku harap.

3. Majas Paralelisme

Majas paralelisme adalah bentuk majas perulangan yang biasanya hanya digunakan untuk penegasan makna sebuah frase dalam puisi. Contoh: sunyi itu duka sunyi itu kudus sunyi itu lupa sunyi itu lampus

4. Majas Tautologi

Majas tautologi adalah gaya bahasa mengulang kata dalam sebuah kalimat beberapa kali dengan tujuan untuk menegaskan maksudnya. Kata yang diulang umumnya bisa juga berupa persamaan katanya. Contoh: Seharusnya sebagai sahabat kita bisa hidup akur, rukun, dan saling bersaudara.

Page 202: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 197

MATERI MATRIKULASI SEJARAH INDONESIA

Materi di bidang Sejarah yaitu tes menyangkut pemahaman PNS (Pegawai Negeri Sipil) mengenai

sejarah Indonesia. Peserta ujian dinas harus mendapat skor di atas nilai minimal (40), karena bobot untuk materi tersebut 6 %. Sejarah Indonesia meliputi suatu rentang waktu yang sangat panjang, yang dimulai sejak zaman prasejarah berdasarkan penemuan “Manusia Jawa“ yang berusia 1,7 juta tahun yang lalu. Periode sejarah Indonesia dapat dibagi menjadi 5 (lima) era, yaitu : 1. Era Prakolonial, munculnya kerajaan-kerajaan Hindu – Budha dan Islam di Jawa, Sumatera dan

Kalimantan yang terutama mengandalkan perdagangan; 2. Era Kolonial, masuknya orang-orang Eropa (terutama Belanda, Portugis, dan Spanyol) yang

menginginkan rempah-rempah mengakibatkan penjajahan oleh Belanda selama sekitar 3,5 abad antara awal ke-17 hingga pertengahan abad ke-20 dan dilanjutkan dengan penjajahan jepang selama 3,5 tahun hingga pada akhirnya memproklamasikan kemerdekaannya (1945);

3. Era Kemerdekaan Awal, pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (1945) sampai jatuhnya Soekarno (1966);

4. Era Orde Baru, 32 tahun masa pemerintahan Soeharto (1966-1998); 5. Era Reformasi yang berlangsung sampai sekarang.

I. Prasejarah Secara geologi, wilayah Indonesia modern (untuk kemudahan, selanjutnya disebut Nusantara) merupakan pertemuan antara tiga lempeng benua utama: Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik. Kepulauan Indonesia seperti yang ada saat ini terbentuk pada saat melelehnya es setelah berakhirnya Zaman Es, sekitar 10.000 tahun yang lalu. Pada masa Pleistosen, ketika masih terhubung dengan Asia Daratan, masuklah pemukim pertama. Bukti pertama yang menunjukkan penghuni awal adalah fosil-fosil Homo erectus manusia Jawa dari masa 2 juta hingga 500.000 tahun lalu. Penemuan sisa-sisa "Manusia Flores" (Homo floresiensis) di Liang Bua, Flores, membuka kemungkinan masih bertahannya Homo erectus hingga masa Zaman Es terakhir. Homo sapiens yang berawal dari leluhur yang muncul di Afrika 300.000 tahun yang lalu. Indonesia berasal dari dua garis keturunan yakni Neanderthal (Indonesia bagian barat) dan Denisova (Indonesia bagian timur). Melalui data genetik terjelaskan bahwa terdapat 4 gelombang migrasi homo sapiens yang masuk ke Indonesia. Gelombang pertama migrasi Homo sapiens keluar dari Afrika masuk ke Indonesia terjadi pada 50.000 tahun lalu yang secara arkeologis ditandai dengan ras Australomelanesid. Mereka masuk melalui dua jalur ke arah timur. Pertama, dari Asia daratan turun ke Sumatra, Jawa, menyeberangi Nusa Tenggara. Kedua, melewati Kalimantan, masuk ke Halmahera, Raja Ampat, dan Fak Fak.

Gelombang kedua datang dari 30.000 tahun lalu. Mereka berpindah ke selatan masuk ke Nusantara dari Asia daratan melewati Semenanjung Malaya. Ketika itu Sumatra, Kalimantan, dan Jawa masih menjadi satu.

Page 203: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 198

Gelombang ketiga terjadi sekira 4.000 tahun lalu. Mereka adalah sekelompok orang yang berkelana dari Tiongkok Selatan menyebar ke Taiwan, Filipina, sampai ke Sulawesi dan Kalimantan. Pendatang ini membawa serta teknik-teknik pertanian, termasuk bercocok tanam padi di sawah (bukti paling lambat sejak abad ke-8 SM), beternak kerbau, pengolahan perunggu dan besi, teknik tenun ikat, praktik-praktik megalitikum, serta pemujaan roh-roh (animisme) serta benda-benda keramat (dinamisme).

Gelombang keempat terjadi ketika Nusantara sudah masuk periode sejarah dimana pada abad pertama SM (Sebelum Masehi) sudah terbentuk permukiman-permukiman serta kerajaan-kerajaan kecil. Migrasi ini berasal melalui pedagangan dari Eropa, Tiongkok, India, Arab yang datang membaur dengan penduduk yang telah ada khususnya orang-orang yang tinggal di pesisir.

II. Era Prakolonial (Era Kerajaan-Kerajaan di Nusantara) A. Sejarah awal Para cendekiawan India telah menulis tentang Dwipantara atau kerajaan Hindu Jawa Dwipa di Pulau Jawa dan Swarna Dwipa di Pulau Sumatera sekitar 200 SM. Bukti fisik awal yang menyebutkan mengenai adanya dua kerajaan bercorak Hinduisme pada abad ke-5, yaitu : 1. Kerajaan Tarumanagara yang menguasai Jawa Barat, dan 2. Kerajaan Kutai di pesisir Sungai Mahakam, Kalimantan. Pada tahun 425 ajaran Buddhisme telah

mencapai wilayah tersebut. Nusantara telah mempunyai warisan peradaban berusia ratusan tahun dengan dua imperium besar, yaitu : 1. Sriwijaya di Sumatra pada abad ke-7 hingga ke-14; dan 2. Majapahit di Jawa pada abad ke-13 sampai ke-16, ditambah dengan puluhan kerajaan kecil yang

acap kali menjadi vasal tetangganya yang lebih kuat atau saling terhubung dalam semacam ikatan perkawinan dan perdagangan (seperti di Maluku).

B. Kerajaan Hindu-Buddha Pada abad ke-4 hingga abad ke-7 di wilayah Jawa Barat terdapat kerajaan bercorak Hindu-Buddha, yaitu Kerajaan Tarumanagara yang dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda sampai abad ke-16. Prasasti Tugu peninggalan Raja Purnawarman dari Taruma. Pada abad ke-7 hingga abad ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya berkembang pesat di Sumatra. Penjelajah Tiongkok, I Ching, mengunjungi ibu kota Sriwijaya, Palembang, sekitar tahun 670. Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai daerah sejauh Jawa Barat dan Semenanjung Melayu. Abad ke-14 juga menjadi saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih Majapahit yang bernama Patih Gajah Mada, antara tahun 1331 hingga 1364, berhasil memperoleh kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian besarnya adalah Indonesia beserta hampir seluruh Semenanjung Melayu. Warisan dari masa Patih Gajah Mada termasuk kodifikasi hukum dan dalam kebudayaan Jawa, seperti yang terlihat dalam wiracarita Ramayana.

C. Kerajaan & Kesultanan Islam Kesultanan sebagai sebuah pemerintahan oleh penguasa Muslim hadir di Indonesia sekitar abad ke-12 dan membangun tamadun (peradaban). Namun, sebenarnya Islam sudah masuk ke Indonesia pada abad ke-7 Masehi. Saat itu sudah ada jalur pelayaran yang ramai dan bersifat internasional melalui Selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang di Tiongkok, Sriwijaya di Asia Tenggara, dan Bani Umayyah di Asia Barat sejak abad ke-7.

Page 204: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 199

Menurut sumber-sumber Cina zaman Dinasti Tang, menjelang akhir perempatan ketiga abad 7, seorang pedagang Arab menjadi pemimpin permukiman Arab Muslim di pesisir pantai Sumatra. Islam pun memberikan pengaruh kepada institusi politik yang ada. Hal ini tampak pada tahun 100 H (718 M) Raja Sriwijaya Jambi yang bernama Srindravarman mengirim surat kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz dari Kekhalifahan Bani Umayyah meminta dikirimkan Da’i yang bisa menjelaskan Islam kepadanya. Dua tahun kemudian, yakni tahun 720 M, Raja Srindravarman, yang semula Hindu, masuk Islam. Sriwijaya Jambi pun dikenal dengan nama 'Sribuza Islam'. Sayang, pada tahun 730 M Sriwijaya Jambi ditawan oleh Sriwijaya Palembang yang masih menganut Buddha. Islam terus mengokoh menjadi institusi politik yang mengemban Islam, contohnya adalah : 1. Kesultanan Islam bernama Kesultanan Peureulak yang terletak di Aceh Timur dan tercatat sebagai

Kesultanan Islam pertama di Indonesia didirikan pada 1 Muharram 225 H atau 12 November 839 M. 2. Kesultanan Ternate. Islam masuk ke kerajaan di Kepulauan Maluku ini tahun 1440. Rajanya seorang

Muslim bernama Bayanullah. Kesultanan Islam kemudian semakin menyebarkan berbagai ajarannya ke penduduk dan melalui pembauran, menggantikan Hindu dan Buddha sebagai kepercayaan utama pada akhir abad ke-16 di Jawa dan Sumatra. Hanya Bali yang tetap mempertahankan mayoritas Hindu. Di kepulauan-kepulauan di Timur, rohaniawan-rohaniawan Kristen dan Islam diketahui sudah aktif pada abad ke-16 dan 17, dan saat ini ada mayoritas yang besar dari kedua agama di kepulauan-kepulauan tersebut. Penyebaran Islam dilakukan melalui hubungan perdagangan di luar Nusantara; hal ini, karena para penyebar dakwah atau mubalig merupakan utusan dari negara-negara Muslim yang datang dari luar Indonesia. Untuk menghidupi diri dan keluarga mereka, para mubalig ini bekerja melalui cara berdagang. Para mubalig inipun menyebarkan Islam kepada para pedagang dari penduduk indigenos (penduduk asli), hingga para pedagang ini memeluk Islam dan menyebarkan pula ke penduduk lainnya, karena umumnya pedagang dan ahli kerajaan lah yang pertama mengadopsi agama baru tersebut. Kerajaan Islam penting termasuk di antaranya: Kerajaan Samudera Pasai, Kesultanan Banten yang menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara Eropa, Kesultanan Mataram, Kesultanan Iha, Kesultanan Ternate, dan Kesultanan Tidore di Maluku.

III. Era Kolonial A. Kolonisasi Portugis dan Spanyol Sejak jatuhnya konstantinopel serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi seperti teori heliosentrisme, penemuan kompas, teropong dan peta pada abad pertengahan, maka Kerajaan-kerajaan besar di Eropa berupaya melakukan ekspansi ke seluruh dunia. Ekspansi tersebut bertujuan untuk menambah kekayaan, kejayaan dan penyebaran agama Kristen (3G = Gold, Glory, Gospel). Rempah-rempah dicari bangsa Eropa karena manfaatnya sebagai penghangat dan bisa dijadikan pengawet makanan. Selain karena harganya yang mahal, memiliki rempah-rempah juga menjadi simbol kejayaan seorang raja pada saat itu. Portugis dan Spanyol yang pada saat itu merupakan dua kekuatan utama di Eropa menyepakati suatu perjanjian yang dikenal dengan Perjanjian Tordesilas, yang membagi kekuasaan dunia dimana Portugis melakukan ekspansi ke arah timur, dan spanyol ke arah barat.

Portugis

Page 205: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 200

Bartholomeus Diaz melakukan penjelajahan samudra dan sampai di Tanjung Harapan, Afrika Selatan, pada 1488. Penjelajahan lalu diteruskan Vasco da Gama yang sampai di Gowa (India) pada 1498 dan pulang ke Portugal dengan membawa rempah-rempah. Portugis pun semakin gigih dalam mencari sumber rempah-rempah. Untuk itu, Portugis melanjutkan ekspedisi ke timur yang dipimpin Alfonso d’Albuquerque untuk menguasai Malaka. Ia berhasil menguasai Malaka sebagai pusat perdagangan rempah-rempah di Asia Tenggara pada 10 Agustus 1511. Sejak itu Portugis menguasai perdagangan rempah-rempah dari Asia ke Eropa. Setelah menguasai Malaka, ekspedisi Portugis yang dipimpin Antonio de Abreu mencapai Maluku, pusat rempah-rempah.

Spanyol

Orang Spanyol yang pertama kali melakukan penjelajahan samudra adalah Christopher Columbus. Ia berlayar ke arah barat melewati Samudra Atlantik sesuai Perjanjian Tordesillas menuju India sekitar tahun 1492-1502. Ternyata ada kesalahan, karena sebenarnya ia sampai di benua Amerika; yang ia pikir adalah India. Penjelajahan berikutnya dilakukan Magelhaens dari Spanyol ke barat daya melintasi Samudra Atlantik sampai di ujung selatan Amerika, kemudian melewati Samudera Pasifik dan mendarat di Filipina pada tahun 1521. Pelayaran Magelhaens berpengaruh bagi dunia ilmu pengetahuan karena dirinya berhasil membuktikan bahwa bumi itu bulat. Penjelajahan Magelhaens kemudian dilanjutkan Sebastian del Cano. Pada 1521, Sebastian del Cano berhasil berlabuh di Tidore, namun kedatangan mereka dianggap melanggar Perjanjian Tordesillas. Untuk menyelesaikan permasalahan keduanya, Portugis dan Spanyol melakukan Perjanjian Saragosa pada 1529.

B. Periode Kolonisasi Portugis di Nusantara Kolonialisme dan Imperialisme mulai merebak di Indonesia sekitar abad ke-15, yaitu diawali dengan pendaratan bangsa Portugis di Malaka dan bangsa Belanda yang dipimpin Cornellis de Houtman pada tahun 1596, untuk mencari sumber rempah-rempah dan berdagang. Periode 1511-1526, selama 15 tahun, Nusantara menjadi pelabuhan maritim penting bagi Kerajaan Portugis, yang secara reguler menjadi rute maritim untuk menuju Pulau Sumatra, Jawa, Banda, dan Maluku. Pada tahun 1511 Portugis mengalahkan Kerajaan Malaka, dan pada tahun 1512 Portugis menjalin komunikasi dengan Kerajaan Sunda untuk menandatangani perjanjian dagang, terutama lada. Perjanjian dagang tersebut kemudian diwujudkan pada tanggal 21 Agustus 1522 dalam bentuk dokumen kontrak yang dibuat rangkap dua, satu salinan untuk raja Sunda dan satu lagi untuk raja Portugal. Pada hari yang sama dibangun sebuah prasasti yang disebut Prasasti Perjanjian Sunda-Portugal di suatu tempat yang saat ini menjadi sudut Jalan Cengkih dan Jalan Kali Besar Timur I, Jakarta Barat. Dengan perjanjian ini maka Portugis dibolehkan membangun gudang atau benteng di Sunda Kelapa. Pada tahun 1512 juga Afonso de Albuquerque mengirim Antonio Albreu dan Franscisco Serrao untuk memimpin armadanya mencari jalan ke tempat asal rempah-rempah di Maluku. Sepanjang perjalanan, mereka singgah di Madura, Bali, dan Lombok. Dengan menggunakan nakhoda-nakhoda Jawa, armada itu tiba di Kepulauan Banda, terus menuju Maluku Utara hingga tiba di Ternate. Bangsa Eropa pertama yang menemukan Maluku adalah Portugis, pada tahun 1511. Pada waktu itu 2 armada Portugis, masing-masing di bawah pimpinan Anthony d'Abreu dan Fransisco Serau, mendarat di Kepulauan Banda dan Kepulauan Penyu. Setelah mereka menjalin persahabatan dengan penduduk dan raja-raja setempat - seperti dengan Kerajaan Ternate di pulau Ternate, Portugis diberi izin untuk mendirikan benteng di Pikaoli, begitupula Negeri Hitu lama, dan Mamala di Pulau Ambon. Kemudian tahun 1512 membangun Benteng di Amurang Sulawesi Utara.

Page 206: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 201

Portugis juga melakukan penyebaran agama Kristen dengan salah seorang misionaris terkenal adalah Fransiskus Xaverius. Tiba di Ambon 14 Februari 1546, kemudian melanjutkan perjalanan ke Ternate, tiba pada tahun 1547, dan tanpa kenal lelah melakukan kunjungan ke pulau-pulau di Kepulauan Maluku untuk melakukan penyebaran agama. Namun hubungan dagang rempah-rempah ini tidak berlangsung lama, karena Portugis menerapkan sistem monopoli. Persahabatan Portugis dan Ternate berakhir pada tahun 1570. Peperangan dengan Sultan Babullah selama 5 tahun (1570-1575) Perlawanan rakyat Maluku terhadap Portugis, dimanfaatkan Belanda untuk menjejakkan kakinya di Maluku. Pada tahun 1605, Belanda berhasil memaksa Portugis untuk menyerahkan pertahanannya di Ambon kepada Steven van der Hagen dan di Tidore kepada Cornelisz Sebastiansz. Demikian pula benteng Inggris di Kambelo, Pulau Seram, dihancurkan oleh Belanda. Sejak saat itu Belanda berhasil menguasai sebagian besar wilayah Maluku dan membuat Portugis harus angkat kaki dari Ternate dan terusir ke Tidore dan Ambon dan pada akhirnya mundur dan menetap Timor timur yang telah dikuasai sejak 1515. Kedudukan Belanda di Maluku semakin kuat dengan berdirinya VOC pada tahun 1602, dan sejak saat itu Belanda menjadi penguasa tunggal di Maluku. Keberadaan VOC tidak hanya sebagai kongsi dagang, namun juga menjadi kekuatan politik. VOC memiliki hak octrooi, yaitu monopoli perdagangan, mencetak mata uang sendiri, mengadakan perjanjian, menyatakan perang dengan negara lain, menjalankan kekuasaan kehakiman, memungut pajak, memiliki angkatan perang, dan mendirikan benteng. Di bawah kepemimpinan Jan Pieterszoon Coen, Kepala Operasional VOC, perdagangan cengkih di Maluku sepunuh di bawah kendali VOC selama hampir 350 tahun. Untuk keperluan ini VOC tidak segan-segan mengusir pesaingnya; Portugis, Spanyol, dan Inggris. Bahkan puluhan ribu orang Maluku menjadi korban kebrutalan VOC.

Perlawanan Rakyat terhadap Portugis ♦ Perlawanan Rakyat Malaka : Pada tahun 1511, armada Portugis yang dipimpin oleh Albuquerque

menyerang Kerajaan Malaka. Usaha perlawanan kolonial Portugis di Malaka yang terjadi pada tahun 1513 mengalami kegagalan karena kekuatan dan persenjataan Portugis lebih kuat. Pada tahun 1527, armada Demak di bawah pimpinan Fatahillah/Falatehan dapat menguasai Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Armada Portugis dapat dihancurkan oleh Fatahillah/Falatehan dan kemudian mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta yang artinya kemenangan besar, yang kemudian menjadi Jakarta.

♦ Perlawanan Rakyat Minahasa : berlangsung dari tahun 1512-1560, dengan gabungan perserikatan suku-suku di Minahasa maka mereka dapat mengusir Portugis. Portugis membangun beberapa Benteng pertahanan di Minahasa di antaranya di Amurang dan Kema.

♦ Perlawanan Rakyat Aceh : Mulai tahun 1554 hingga 1555, upaya Portugis gagal karena mendapat perlawanan keras dari rakyat Aceh. Pada saat Sultan Iskandar Muda berkuasa, Kerajaan Aceh pernah menyerang Portugis di Malaka pada tahun 1615 dan 1629.

♦ Perlawanan Rakyat Maluku : Bangsa Portugis pertama kali mendarat di Maluku pada tahun 1511. Kedatangan Portugis berikutnya pada tahun 1513. Akan tetapi, Ternate merasa dirugikan oleh Portugis karena keserakahannya dalam memperoleh keuntungan melalui usaha monopoli perdagangan rempah-rempah. Pada tahun 1533, Sultan Ternate menyerukan kepada seluruh rakyat Maluku untuk mengusir Portugis di Maluku. Pada tahun 1570, rakyat Ternate yang dipimpin oleh Sultan Hairun dapat kembali melakukan perlawanan terhadap bangsa Portugis, namun dapat diperdaya oleh Portugis hingga akhirnya tewas terbunuh di dalam Benteng Duurstede. Selanjutnya dipimpin oleh Sultan Baabullah pada tahun 1574. Portugis diusir yang kemudian bermukim di Pulau Timor.

Page 207: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 202

C. Pemerintahan Kerajaan Belanda (sejak 1816) Setelah Kongres Wina mengakhiri Perang Napoleon dan mengembalikan Jawa ke Belanda, sejak 16 Agustus 1816 pemerintah Kerajaan Belanda berkuasa dan berdaulat penuh atas wilayah Hindia Belanda yang tertulis dalam Undang-Undang Kerajaan Belanda tahun 1814 dan diamendemen tahun 1848, 1872, dan 1922 menurut perkembangan wilayah Hindia Belanda, hingga 1942 ketika Jepang datang menyerbu dalam Perang Dunia II.

Van der Capellen ditunjuk sebagai Gubernur Jenderal, menerapkan kebijakan dalam menghapuskan peran penguasa tradisional, menerapkan pajak yang memberatkan rakyat, sehingga muncul banyak perlawanan dari rakyat.

Van den Bosch memberlakukan sistem tanam paksa (cultuur stelsel) sejak tahun 1830 yang meliputi: 1. Menanam 1/5 dari lahan yang dimiliki dnetgn tanman yang diwajibkan. 2. Hasil tanaman harus dijual kepada pemerintah. 3. Kaum petani tidak boleh bekerja melebihi penanaman padinya. 4. Rakyat yang tidak memiliki tanah diwajibkan kerja rodi selam 65 hari setiap tahun. 5. Kerusakan tanaman akan ditanggung pemerintah.

Dalam masa ini, terjadi pemberontakan besar di Jawa dan Sumatra, yang terkenal dengan Perang Diponegoro (Perang Jawa) pada tahun 1825-1830, dan Perang Padri (1821-1837), dan perang-perang lainnya. Setelah tahun 1830 sistem tanam paksa yang dikenal dalam Bahasa Belanda sebagai cultuurstelsel mulai diterapkan. Dalam sistem ini, para penduduk dipaksa menanam hasil-hasil perkebunan yang menjadi permintaan pasar dunia pada saat itu, seperti teh, kopi dll. Hasil tanaman itu kemudian diekspor ke mancanegara. Penerapan cultuur stelsel banyak mengalami penyimpangan, seperti waktu tanam yang melebihi usia tanam padi, tanah yang seharusnya bebas pajak tetap kena pajak, hingga rakyat harus menyediakan sampai setengah tanahnya. Meski begitu, Tanam Paksa juga berdampak positif karena rakyat Indonesia mengetahui jenis-jenis tanaman baru dan mengetahui cara tanam yang baik. Sistem tanam paksa ini adalah monopoli pemerintah dan dihapuskan setelah tahun 1870. Pada 1901 pihak Belanda mengadopsi apa yang mereka sebut Politik Etis (bahasa Belanda: Ethische Politiek), yang termasuk investasi yang lebih besar dalam pendidikan bagi orang-orang pribumi, dan sedikit perubahan politik. Di bawah gubernur jenderal J.B. van Heutsz pemerintah Hindia Belanda memperpanjang kekuasaan kolonial secara langsung di sepanjang Hindia Belanda, dan dengan itu mendirikan fondasi bagi negara Indonesia saat ini.

D. Gerakan Nasionalisme Gerakan nasionalis pertama adalah Serikat Dagang Islam yang dibentuk pada tahun 1905 Kemudian disusul pada tahun 1908 dibentuk Budi Utomo. Belanda merespon hal tersebut setelah Perang Dunia I dengan langkah-langkah penindasan. Para pemimpin nasionalis berasal dari kelompok kecil yang terdiri dari profesional muda dan pelajar, yang beberapa di antaranya telah dididik di Belanda. Banyak dari mereka yang dipenjara karena kegiatan politis, termasuk Presiden Indonesia yang pertama, Soekarno.

Page 208: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 203

E. Perang Dunia II Pada Mei 1940, awal Perang Dunia II, Belanda diduduki oleh Nazi Jerman. Hindia Belanda mengumumkan keadaan siaga dan di bulan Juli mengalihkan ekspor untuk Jepang ke Amerika Serikat dan Britania. Bulan Juni 1941, Negosiasi dengan Jepang yang bertujuan untuk mengamankan persediaan bahan bakar pesawat gagal. Jepang memulai penaklukan Asia Tenggara di bulan Desember pada tahun 1941.

Pada tanggal 7 Desember 1941, terjadi peristiwa yang besar. Pada saat itu, Jepang menyerbu pangkalan Angkatan Laut di Pearl Harbour, Hawai. Aksi Jepang ini merupakan sebuah gerakan invasi (aksi militer) yang kemudian dengan cepat merambah ke kawasan Asia Tenggara. Sehingga di Januari-Februari tahun 1942, Jepang menduduki Filipina, Pontianak, Balikpapan, Palembang, Tarakan (Kalimantan Timur), dan Samarinda, yang mana waktu itu bangsa Belanda masih berada di wilayah Indonesia.

Selang beberapa minggu, Jepang berhasil mendarat di Pulau Jawa, tepatnya di Teluk Banten pada tanggal 1 Maret 1942, kemudian juga di Kragan (Jawa Timur), dan di Eretan (Jawa Barat). Nah setelah itu, empat hari kemudian kota Batavia jatuh ke tangan Jepang, tepatnya pada tanggal 5 Maret 1942. Setelah Jepang berhasil menguasai beberapa wilayah tersebut, akhirnya tanggal 8 Maret 1942 Belanda secara resmi menyerah kepada Jepang.

F. Pendudukan Jepang Penjajahan Jepang di Indonesia menambah mimpi buruk masyarakat Indonesia pada saat itu. Hal ini disebabkan oleh politik imperialisme Jepang, bukan hanya berorientasi pada eksploitasi sumber daya alamnya saja, akan tetapi begitu juga dengan manusianya. Jepang melakukan eksploitasi sampai tingkat pedesaan. Sumber-sumber kekayaan alam Indonesia dan juga tenaga-tenaga masyarakat Indonesia mulai dikuras oleh Jepang. Untuk memenuhi semua keinginannya, Jepang melakukan berbagai cara, mulai dari pernjanjian-perjanjian, hingga cara-cara kekerasan . Pada awal pergerakannya, pemerintah militer Jepang bersikap baik terhadap bangsa Indonesia dengan mengaku sebagai saudara tua bangsa Indonesia. Tetapi akhirnya sikap baik itu berubah setelah sekian waktu Jepang menduduki Indonesia. Apa yang ditetapkan pemerintah Jepang seolah mendukung kemerdekaan Indonesia. Padahal sebenarnya Jepang berlaku demikian demi kepentingan pemerintahannya yang pada saat itu sedang menghadapi perang. Apalagi setelah Jepang mengetahui harapan yang besar dari Indonesia untuk mencapai kemerdekaan, mereka mulai menciptakan propaganda-propaganda untuk menaruh kepercayaan pada hati bangsa Indonesia. Jepang pun terlihat seolah-olah memihak pada kepentingan bangsa Indonesia. Pada Juli 1942, Soekarno menerima tawaran Jepang untuk mengadakan kampanye publik dan membentuk pemerintahan yang juga dapat memberikan jawaban terhadap kebutuhan militer Jepang. Soekarno, Mohammad Hatta, dan para Kyai memperoleh penghormatan dari Kaisar Jepang pada tahun 1943. Pada tahun 1943, Jepang memerlukan tambahan tentara untuk membantunya melawan kekuatan Amerika dan sekutunya karena tentara Jepang sendiri mulai terdesak. Hal tersebut mendorong Jepang untuk memberikan latihan kemiliteran. Jepang berharap organisasi kemiliteran yang telah dibentuk akan dapat membantu Jepang melawan sekutu. Organisasi kemiliteran yang dibentuk Jepang, salah satu di antaranya adalah Pembela Tanah Air (PETA), dibentuk pada 3 Oktober 1943. Calon perwira PETA mendapatkan pelatihan di Bogor. Tujuan didirikannya PETA adalah untuk mempertahankan wilayah masing-masing. Pada Maret 1945 Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada pertemuan pertamanya di bulan Mei, Soepomo membicarakan integrasi nasional dan

Page 209: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 204

melawan individualisme perorangan; sementara itu Muhammad Yamin mengusulkan bahwa negara baru tersebut juga sekaligus mengklaim Sarawak, Sabah, Malaya, Portugis Timur, dan seluruh wilayah Hindia Belanda sebelum perang. Jepang menyerah kepada sekutu setelah Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dan kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Jepang mengabarkan bahwa pasukannya berada di ambang kekalahan. Jepang kemudian berjanji akan segera menghadiahkan kemerdekaan kepada Indonesia.

Pada 9 Agustus 1945 Soekarno, Hatta dan Radjiman Widjodiningrat diterbangkan ke Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang menuju kehancuran tetapi Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus.

Pada 15 Agustus 1945, Jepang menyatakan menyerah kepada Sekutu. Setelah mendengar kabar menyerahnya Jepang, golongan muda Indonesia segera mendesak golongan tua untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Para pejuang kemerdekaan Indonesia telah melakukan persidangan-persidangan BPUPKI (badan bentukan Jepang untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia), hanya pernyataan proklamasi saja yang belum dilakukan.

Bahkan, pada 16 Agustus 1945, PPKI (panitia yang melanjutkan tugas BPUPKI) menggagalkan persidangan karena adanya desakan dari golongan muda untuk segera memerdekakan Indonesia. Tanggal 17 Agustus 1945, setelah melewati peristiwa-peristiwa bersejarah demi mencapai kemerdekaan, akhirnya Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Dengan demikian berakhirlah penjajahan Jepang di Indonesia.

IV. Era Kemerdekaan A. Proklamasi Kemerdekaan Mendengar kabar bahwa Jepang tidak lagi mempunyai kekuatan untuk membuat keputusan seperti itu pada 16 Agustus, Soekarno membacakan "Proklamasi" pada hari berikutnya (17 Agustus). Kabar mengenai proklamasi menyebar melalui radio dan selebaran sementara pasukan militer Indonesia pada masa perang, Pasukan Pembela Tanah Air (PETA), para pemuda, dan lainnya langsung berangkat mempertahankan kediaman Soekarno. Pada 18 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) melantik Soekarno sebagai Presiden dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden dengan menggunakan konstitusi yang dirancang beberapa hari sebelumnya. Kemudian dibentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebagai parlemen sementara hingga pemilu dapat dilaksanakan. Kelompok ini mendeklarasikan pemerintahan baru pada 31 Agustus dan menghendaki Republik Indonesia yang terdiri dari 8 provinsi: Sumatra, Kalimantan (tidak termasuk wilayah Sabah, Sarawak dan Brunei), Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Maluku (termasuk Papua) dan Nusa Tenggara.

B. Perang Kemerdekaan Dari tahun 1945 - 1949, persatuan kelautan Australia yang bersimpati dengan usaha kemerdekaan, melarang segala pelayaran Belanda sepanjang konflik ini agar Belanda tidak mempunyai dukungan logistik maupun suplai yang diperlukan untuk membentuk kembali kekuasaan kolonial. Usaha Belanda untuk kembali berkuasa dihadapi perlawanan yang kuat. Setelah kembali ke Jawa, pasukan Belanda segera merebut kembali ibu kota kolonial Batavia, akibatnya para nasionalis

Page 210: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 205

menjadikan Yogyakarta sebagai ibu kota mereka. Pada 27 Desember 1949, setelah 4 tahun peperangan dan negosiasi, Ratu Juliana dari Belanda memindahkan kedaulatan kepada pemerintah Federal Indonesia. Pada 1950, Indonesia menjadi anggota ke-60 PBB.

C. Demokrasi Parlementer Tidak lama setelah itu, Indonesia mengadopsi undang-undang baru yang terdiri dari sistem parlemen di mana dewan eksekutifnya dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada parlemen atau MPR. MPR terbagi kepada partai-partai politik sebelum dan sesudah pemilu pertama pada tahun 1955, sehingga koalisi pemerintah yang stabil susah dicapai. Peran Islam di Indonesia menjadi hal yang rumit. Soekarno lebih memilih negara sekuler yang berdasarkan Pancasila sementara beberapa kelompok Muslim lebih menginginkan negara Islam atau undang-undang yang berisi sebuah bagian yang menyaratkan umat Islam takluk kepada hukum Islam. Demokrasi Parlementer, adalah suatu demokrasi yang menempatkan kedudukan badan legislatif lebih tinggi daripada badan eksekutif. Kepala pemerintahan dipimpin oleh seorang Perdana Menteri. Perdana menteri dan menteri-menteri dalam kabinet diangkat dan diberhentikan oleh parlemen. Dalam demokrasi parlementer Presiden menjabat sebagai kepala negara.

D. Demokrasi Terpimpin Pemberontakan yang gagal di Sumatra, Sulawesi, Jawa Barat dan pulau-pulau lainnya yang dimulai sejak 1958, ditambah kegagalan MPR untuk mengembangkan konstitusi baru, melemahkan sistem parlemen Indonesia. Akibatnya pada 1959 ketika Presiden Soekarno secara unilateral membangkitkan kembali konstitusi 1945 yang bersifat sementara, yang memberikan kekuatan presidensil yang besar, dia tidak menemui banyak hambatan. Dari 1959 hingga 1965, Presiden Soekarno berkuasa dalam rezim yang otoriter di bawah label "Demokrasi Terpimpin". Dia juga menggeser kebijakan luar negeri Indonesia menuju non-blok, kebijakan yang didukung para pemimpin penting negara-negara bekas jajahan yang menolak aliansi resmi dengan Blok Barat maupun Blok Uni Soviet. Para pemimpin tersebut berkumpul di Bandung, Jawa Barat pada tahun 1955 dalam KTT Asia-Afrika untuk mendirikan fondasi yang kelak menjadi Gerakan Non-Blok. Pada akhir 1950-an dan awal 1960-an, Soekarno bergerak lebih dekat kepada negara-negara komunis Asia dan kepada Partai Komunis Indonesia (PKI) di dalam negeri. PKI merupakan partai komunis terbesar setelah Uni Soviet dan Tiongkok.

E. Nasib Irian Barat Pada saat perjuangan kemerdekaan, pemerintah Belanda mempertahankan kekuasaan terhadap belahan barat pulau Nugini (Papua) . Pada perundingan Meja Bundar di Den Haag pada 1949, dicapai kesepakatan bahwa status Koloni Belanda di belahan barat nugini (Papua) akan dibicarakan setahun setelah pemindahan kedaulatan dari Kolonial Belanda ke Republik Indonesia Serikat telah dilakukan (2 November 1949). Namun setelah perundingan Meja Bundar mencapai kesepakatan, Kolonial Belanda di Nugini mengizinkan langkah-langkah menuju pemerintahan-sendiri dan pendeklarasian kemerdekaan penduduk Nugini Belanda pada 1 Desember 1961. Negosiasi susulan antara pemerintah Republik Indonesia dengan Kerajaan Belanda mengenai penggabungan wilayah tersebut dengan Indonesia gagal mencapai kata sepakat, dan pasukan penerjun payung Indonesia mendarat di Irian dan terjadi pertempuran antara pasukan Indonesia dan Belanda pada 1961 dan 1962. Pada 1962 Amerika Serikat menekan Belanda agar setuju melakukan perbincangan

Page 211: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 206

tertutup dengan Indonesia yang menghasilkan Perjanjian New York pada Agustus 1962, dan Indonesia mengambil alih kekuasaan terhadap Irian Jaya pada 1 Mei 1963.

F. Konfrontasi Indonesia—Malaysia Soekarno menentang pembentukan Federasi Malaysia dan menyebut bahwa hal tersebut adalah sebuah "rencana neo-kolonial" untuk mempermudah rencana komersial Inggris di wilayah tersebut. Selain itu dengan pembentukan Federasi Malaysia, hal ini dianggap akan memperluas pengaruh imperialisme negara-negara Barat di kawasan Asia dan memberikan celah kepada negara Inggris dan Australia untuk memengaruhi perpolitikan regional Asia. Menanggapi keputusan PBB untuk mengakui kedaulatan Malaysia dan menjadikan Malaysia anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, presiden Soekarno mengumumkan pengunduran diri negara Indonesia dari keanggotaan PBB pada tanggal 20 Januari 1965 dan mendirikan Konferensi Kekuatan Baru (CONEFO) sebagai tandingan PBB dan GANEFO sebagai tandingan Olimpiade. Pada tahun itu juga konfrontasi ini kemudian mengakibatkan pertempuran antara pasukan Indonesia dan Malaysia (yang dibantu oleh Inggris).

G. Gerakan 30 September Hingga 1965, PKI telah menguasai banyak dari organisasi massa yang dibentuk Soekarno untuk memperkuat dukungan untuk rezimnya dan, dengan persetujuan dari Soekarno, memulai kampanye untuk membentuk "Angkatan Kelima" dengan mempersenjatai pendukungnya. Para petinggi militer menentang hal ini. Pada 30 September 1965, enam jenderal senior dan beberapa orang lainnya dibunuh dalam upaya kudeta yang disalahkan kepada para pengawal istana yang loyal kepada PKI. Panglima Komando Strategi Angkatan Darat saat itu, Mayjen Soeharto, menumpas kudeta tersebut dan berbalik melawan PKI.

III. Era Orde Baru Setelah Soeharto menjadi Presiden, salah satu pertama yang dilakukannya adalah mendaftarkan Indonesia menjadi anggota PBB lagi. Indonesia pada tanggal 19 September 1966 mengumumkan bahwa Indonesia "bermaksud untuk melanjutkan kerjasama dengan PBB dan melanjutkan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan PBB", dan menjadi anggota PBB kembali pada tanggal 28 September 1966, tepat 16 tahun setelah Indonesia diterima pertama kalinya. Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa jabatan 5 tahun sebagai presiden, dan dia kemudian dilantik kembali secara berturut-turut pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998. Presiden Soeharto memulai "Orde Baru" dalam dunia politik Indonesia dan secara dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari jalan yang ditempuh Soekarno pada akhir masa jabatannya. Orde Baru memilih perbaikan dan perkembangan ekonomi (Pelita) sebagai tujuan utamanya dan menempuh kebijakannya melalui struktur administratif yang didominasi militer namun dengan nasihat dari ahli ekonomi didikan Barat. Selama masa pemerintahannya, kebijakan-kebijakan ini, dan pengeksploitasian sumber daya alam secara besar-besaran menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar namun tidak merata di Indonesia. Contohnya, jumlah orang yang kelaparan dikurangi dengan besar pada tahun 1970-an dan 1980-an.

Page 212: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 207

A. Irian Jaya Setelah menolak supervisi dari PBB, pemerintah Indonesia melaksanakan "Act of Free Choice" (Aksi Pilihan Bebas) di Irian Jaya pada 1969 di mana 1.025 wakil kepala-kepala daerah Irian dipilih dan kemudian diberikan latihan dalam bahasa Indonesia. Mereka secara konsensus akhirnya memilih bergabung dengan Indonesia. Sebuah resolusi Sidang Umum PBB kemudian memastikan perpindahan kekuasaan kepada Indonesia. Penolakan terhadap pemerintahan Indonesia menimbulkan aktivitas-aktivitas gerilya berskala kecil pada tahun-tahun berikutnya setelah perpindahan kekuasaan tersebut. Dalam atmosfer yang lebih terbuka setelah 1998, pernyataan-pernyataan yang lebih eksplisit yang menginginkan kemerdekaan dari Indonesia telah muncul. Namun keadaan ini masih dalam kendali aparat keamanan yang menganggap kelompok tersebut sebagai Gerakan pengacau keamanan yang bertindak diluar hukum.

B. Timor Timur Dari 1596 hingga 1975, Timor Timur adalah sebuah jajahan Portugis di pulau Timor yang dikenal sebagai Timor Portugis dan dipisahkan dari pesisir utara Australia oleh Laut Timor. Akibat kejadian politis di Portugal, pejabat Portugal secara mendadak mundur dari Timor Timur pada 1975. Dalam pemilu lokal pada tahun 1975, Fretilin, sebuah partai yang dipimpin sebagian oleh orang-orang yang membawa paham Marxisme, dan UDT, menjadi partai-partai terbesar, setelah sebelumnya membentuk aliansi untuk mengkampanyekan kemerdekaan dari Portugal. Pada 7 Desember 1975, pasukan Indonesia masuk ke Timor Timur dalam sebuah operasi militer yang disebut Operasi Seroja. Indonesia, yang mempunyai dukungan material dan diplomatik, dibantu peralatan persenjataan yang disediakan Amerika Serikat dan Australia, berharap dengan memiliki Timor Timur mereka akan memperoleh tambahan cadangan minyak dan gas alam, serta lokasi yang strategis. Banyak pelanggaran HAM yang terjadi saat Timor Timur berada dalam wilayah Indonesia. Pada 30 Agustus 1999, rakyat Timor Timur memilih untuk memisahkan diri dari Indonesia dalam sebuah pemungutan suara yang diadakan PBB. Sekitar 99% penduduk yang berhak memilih turut serta dan 78.5% memilih untuk merdeka. Segera setelah hasilnya diumumkan, dikabarkan bahwa pihak militer Indonesia melanjutkan pengrusakan di Timor Timur, seperti merusak infrastruktur di daerah tersebut. Pada Oktober 1999, MPR membatalkan dekret 1976 yang mengintegrasikan Timor Timur ke wilayah Indonesia, dan Otorita Transisi PBB (UNTAET) mengambil alih tanggung jawab untuk memerintah Timor Timur sehingga kemerdekaan penuh dicapai pada Mei 2002 sebagai negara Timor Leste.

C. Krisis Ekonomi Pada pertengahan 1997, Indonesia diserang krisis keuangan dan ekonomi Asia, disertai kemarau terburuk dalam 50 tahun terakhir dan harga minyak, gas dan komoditas ekspor lainnya yang semakin jatuh. Rupiah jatuh, inflasi meningkat tajam, dan perpindahan modal dipercepat. Para demonstran, yang awalnya dipimpin para mahasiswa, meminta pengunduran diri Soeharto. Selanjutnya mahasiswa menyusun agenda reformasi yang ditujukan kepada pemerintahan Orde Baru yang isinya antara lain terfokus pada : 1. Mengadili Soeharto dengan kroni-kroninya; 2. Melakukan Amandemen terhadap UUD 1945; 3. Menghapus Dwi Fungsi ABRI di dalam struktur pemerintahan negara; 4. Penegakan supermasi hukum; 5. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dari unsur-unsur korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

Page 213: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 208

Di tengah gejolak kemarahan massa yang meluas, serta ribuan mahasiswa yang menduduki gedung DPR/MPR, Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998, tiga bulan setelah MPR melantiknya untuk masa bakti ketujuh. Soeharto kemudian memilih sang Wakil Presiden, B. J. Habibie, untuk menjadi presiden ketiga Indonesia.

IV. Era Reformasi

Reformasi adalah merupakan suatu proses berlangsungnya pergeseran dan perubahan dari suatu sistem yang dinilai kurang demokratis menuju ke arah sistem yang lebih demokrasi. Krisis multidimensi yang melanda Indonesia dalam kurun waktu tahun 1997-1998 memberikan ekses yang besar terhadap dinamika kehidupan ekonomi, politik dan sosial bangsa, berbagai manuver politik dan aksi demontrasi mahasiswa pada saat itu mengakibatkan munculnya REFORMASI.

A. Pemerintahan B.J. Habibie Presiden Habibie segera membentuk sebuah kabinet. Salah satu tugas pentingnya adalah kembali mendapatkan dukungan dari Dana Moneter Internasional dan komunitas negara-negara donor untuk program pemulihan ekonomi. Dia juga membebaskan para tahanan politik dan mengurangi kontrol pada kebebasan berpendapat dan kegiatan organisasi. Pada masa pemerintahan Presiden Habibie, wilayah Timor timur lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui proses referendum.

B. Pemerintahan Abdurrahman Wahid Pemilu untuk MPR, DPR, dan DPRD diadakan pada 7 Juni 1999. PDI Perjuangan pimpinan putri Soekarno, Megawati Sukarnoputri keluar menjadi pemenang pada pemilu parlemen dengan mendapatkan 34% dari seluruh suara; Golkar (partai Soeharto - sebelumnya selalu menjadi pemenang pemilu-pemilu sebelumnya) memperoleh 22%; Partai Persatuan Pembangunan pimpinan Hamzah Haz 12%; Partai Kebangkitan Bangsa pimpinan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) 10%. Pada Oktober 1999, MPR melantik Abdurrahman Wahid sebagai presiden dan Megawati sebagai wakil presiden untuk masa bakti 5 tahun. Wahid membentuk kabinet pertamanya, Kabinet Persatuan Nasional pada awal November 1999 dan melakukan reshuffle kabinetnya pada Agustus 2000. Pemerintahan Presiden Wahid meneruskan proses demokratisasi dan perkembangan ekonomi di bawah situasi yang menantang. Di samping ketidakpastian ekonomi yang terus berlanjut, pemerintahannya juga menghadapi konflik antar etnis dan antar agama, terutama di Aceh, Maluku, dan Papua. Di Timor Barat, masalah yang ditimbulkan rakyat Timor Timur yang tidak mempunyai tempat tinggal dan kekacauan yang dilakukan para militan Timor Timur pro-Indonesia mengakibatkan masalah-masalah kemanusiaan dan sosial yang besar. MPR yang semakin memberikan tekanan menantang kebijakan-kebijakan Presiden Wahid, menyebabkan perdebatan politik yang meluap-luap. Pada 1 Februari, DPR bertemu untuk mengeluarkan nota terhadap Gus Dur. Nota tersebut berisi diadakannya Sidang Khusus MPR di mana pemakzulan Presiden dapat dilakukan. Gus Dur kemudian mengumumkan pemberlakuan dekret yang berisi (1) pembubaran MPR/DPR, (2) mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat dengan mempercepat pemilu dalam waktu satu tahun, dan (3) membekukan Partai Golkar sebagai bentuk perlawanan terhadap Sidang Istimewa MPR. Namun dekret tersebut tidak memperoleh dukungan dan pada 23 Juli, MPR secara resmi memakzulkan Gus Dur dan menggantikannya dengan Megawati Sukarnoputri.

Page 214: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 209

C. Pemerintahan Megawati Soekarno Putri Pada Sidang Umum MPR pertama pada Agustus 2000, Presiden Wahid memberikan laporan pertanggung jawabannya. Pada 29 Januari 2001, ribuan demonstran menyerbu MPR dan meminta Presiden agar mengundurkan diri dengan alasan keterlibatannya dalam skandal korupsi. Di bawah tekanan dari MPR untuk memperbaiki manajemen dan koordinasi di dalam pemerintahannya, dia mengedarkan keputusan presiden yang memberikan kekuasaan negara sehari-hari kepada wakil presiden Megawati. Megawati mengambil alih jabatan presiden tak lama kemudian. Kabinet pada masa pemerintahan Megawati disebut dengan Kabinet Gotong Royong. Tahun 2002, Masa pemerintahan ini mendapat pukulan besar ketika Pulau Sipadan dan Ligitan lepas dari NKRI berdasarkan keputusan Mahkamah Internasional.

D. Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono Pada 2004, pemilu satu hari terbesar di dunia diselenggarakan, dengan Susilo Bambang Yudhoyono terpilih sebagai presiden pertama yang dipilih secara langsung oleh rakyat, kemudian membentuk Kabinet Indonesia Bersatu. Pemerintah ini pada awal masa kerjanya telah menerima berbagai cobaan dan tantangan besar, seperti gempa bumi besar di Aceh dan Nias pada Desember 2004 yang meluluh lantakkan sebagian dari Aceh serta gempa bumi lain pada awal 2005 yang mengguncang Sumatra. Pada 17 Juli 2005, sebuah kesepakatan bersejarah berhasil dicapai antara pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka yang bertujuan mengakhiri konflik berkepanjangan selama 30 tahun di wilayah Aceh. ♦ Pada Era Reformasi tahun 2019 ini, untuk pertama kalinya dalam sejarah, proses Pesta Demokrasi

Indonesia untuk Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) akan diselenggarakan secara serentak pada hari yang sama 17 April 2019.

♦ Dengan adanya Pemilu serentak 2019 itu, para pemilih nantinya harus mencoblos 5 surat suara sekaligus di bilik suara. Lima surat suara itu adalah untuk memilih : • Anggota DPRD tingkat kabupaten/kota; • Anggota DPRD tingkat provinsi; • Anggota DPR; • Anggota DPD; serta • Calon presiden dan wakil presiden.

Lalu apa yang melatarbelakangi Pemilu tahun 2019 dilakukan serentak ?

Hal itu bermula saat akademisi Effendi Ghazali bersama Koalisi Masyarakat untuk Pemilu Serentak menggugat UU Nomor 42/2008 tentang Pilpres ke Mahkamah Konstitusi (MK). Gugatan itu terregister dengan nomor 14/PUU-XI/2013. Alasan mereka sederhana, penyelenggaraan pemilu serentak lebih efisien baik dari segi waktu maupun biaya. Berdasarkan perhitungan anggota KPU saat itu, penyelenggaraan pemilu serentak bisa menghemat anggaran Rp 5 sampai Rp 10 triliun. Sedangkan berdasarkan perhitungan Anggota DPR dari salah satu fraksi, pemilu serentak mampu menghemat dana sekitar Rp 150 triliun, atau sepersepuluh APBN dan APBD. Dalam beberapa penjelasannya, Mahkamah beralasan penyelenggaraan Pilpres tahun 2004 dan 2009 setelah Pileg, ditemukan fakta capres terpaksa harus bernegosiasi (bargaining) politik terlebih dahulu dengan partai politik yang pada akhirnya mempengaruhi roda pemerintahan.

Page 215: 7 SJ#/W1 N# S/ropeg.menlhk.go.id/unggah/surat/2020-07-29-35km7.pdf · 5. Ketuhanan yang berkebudayaan Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus

Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2020 210

Negosiasi politik itu dinilai lebih banyak bersifat sesaat daripada bersifat strategis dan jangka panjang. Presiden sangat tergantung pada partai-partai politik yang dapat mereduksi posisi presiden dalam menjalankan kekuasaan pemerintahan menurut sistem pemerintahan presidensial.