BAHASA ROH
TANDA ATAU KARUNIA
M A K A L A H
Disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik dari Mata Kuliah
Pengantar Teologi Sistematik
Dosen : Dr. Ir. Eko Wahyu Suryaningsih, M.Th
Dibuat oleh
NIM
:
:
Sabda Wahyudi, SE
SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA BAPTIS
SEMARANG
2011
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................ i
Daftar Isi ......................................................................................................... ii
Bab I : Pendahuluan ........................................................................................ 1
Bab II : Landasan Teori tentang Bahasa Roh dan Karunia Roh .................... 2
1. Arti kata Bahasa Roh .................................................................... 2
2. Jenis Bahasa Roh........................................................................... 3
3. Definisi dari Karunia Rohani......................................................... 3
Bab III : Bahasa Roh sebagai Tanda dan Karunia ......................................... 5
1. Bahasa Roh sebagai Tanda............................................................ 5
a. Bahasa Roh sebagai tanda dari Baptisan Roh Kudus................ 5
b. Bahasa Roh sebagai tanda dari orang yang sudah diselamatkan 5
2. Bahasa Roh sebagai Karunia Rohani............................................... 8
Bab IV : Kesimpulan dan Saran........................................................................ 11
Kepustakaan ................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
Topik bahasa roh merupakan topik yang selalu hangat dibicarakan, bahkan
dengan banyaknya perbedaan pandangan mengenai topik ini banyak perpecahan
terjadi dalam gereja Tuhan. Di antara orang kristen banyak muncul pertanyaan
ketika sebagian orang mengalami sendiri bagaimana mereka merasa bisa
berbahasa roh, sementara banyak orang yang tidak mengalami fenomena tersebut
meragukan dan cenderung menganggap sesat.
Memang cukup rumit ketika kita mencoba menggali kebenaran mengenai
fenomena bahasa roh atau bahasa lidah dalam Alkitab. Kerumitan ini tidak jarang
memunculkan pemahaman yang salah dan tanpa sadar terlalu dibesar-besarkan
sehingga jemaat Tuhan justru kehilangan hal yang kebenaran penting yang
menyangkut persatuan kita dengan Kristus dan dasar untuk hidup kudus. Karena
itu perlu bagi jemaat pada umumnya dan menjadi keinginan penulis pada
khususnya untuk mempelajari lebih mendalam tentang fenomena ini, supaya
memiliki pemahaman yang benar sehingga jemaat tidak dibingungkan dengan
berbagai spekulasi penafsiran dan ajaran-ajaran yang cenderung menyesatkan
Penulis memberankan diri untuk mengupas makalah dengan judul :
“Bahasa Roh, Karunia atau Tanda” dengan maksud untuk menjawab pertanyaan
pribadi penulis sendiri tentang topik bahasa roh sekaligus belajar dalam lingkup
mata kuliah Teologi Sistematika. Beberapa sumber didapat dari alkitab berbagai
terjemahan, buku-buku referensi, materi dari internet serta wawancara.
Pokok bahasan yang dikupas dalam makalah ini meliputi topik bahasa roh,
bahasa roh dalam kaitannya dengan baptisan Roh dan Karunia-Karunia Roh, serta
berbagai pengajaran tentang Bahasa Roh.
BAB II
LANDASAN TEORI TENTANG BAHASA ROH DAN KARUNIA ROH
1. Arti kata Bahasa Roh
Bahasa Roh atau lebih tepatnya bahasa lidah, dalam bahasa Yunani
sering disebut glôssolalia. Meskipun ungkapan ini tidak ada dalam Perjanjian
Baru Yunani , Glosolalia merupakan gabungan dari kata glôssa yang berarti
lidah, organ tubuh yang digunakan untuk berbicara, dan kata kerja laleô,yang
artinya berbicara, berkata, mengeluarkan suara dari mulut.1
Istilah „bahasa lidah‟, „bahasa asing‟atau „bahasa roh‟, di dalam
Perjanjian Baru menggunakan kata yang sama yaitu 'γλωσσα (glôssa), yang
artinya adalah "lidah". Contohnya dalam kitab Markus 16:17b tertulis :
....mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka”.
Ayat tersebut dalam bahasa Yunani dituliskan : 'γλωσσαις λαλησουσιν
καιναις (glôssais lalêsousin kainais) yang artinya "berbicara dengan lidah
yang 'baru'". Dalam kitab Kisah Para Rasul 2:4 tertulis : “ Maka penuhlah
mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-
bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk
mengatakannya..”. Kalimat “berkata-kata dalam bahasa lain” dalam bahasa
aslinya ditulis 'lalein heterais glôssais', yang artinya "berbicara dengan lidah
yang'lain'".
Mulai Kisah Para Rasul 10:45 dan seterusnya tidak ada lagi kata
'heterôs' (yang lain) maupun 'kainos' (yang baru), melainkan kata kerja λαλεω
( laleô) yang artinya “berbicara" dan 'γλωσσα (glôssa'), yang artinya "lidah".
Jadi, baik dalam Kisah Para Rasul maupun surat Korintus menggunakan kata
dan ungkapan yang sama yang dewasa ini dikenal dengan 'γλωσσολαλια atau
glôssolalia'. Karena itu dapat dikatakan Bahasa lidah di Kisah Para rasul dan
Korintus adalah sama.2
1 http://www.id.wikipedia/wiki/glossolalia
2 Enns, Paul, The Moody Handbook of Theology : Buku Pegangan Teologi Jilid 1 (Malang, Literatur
Saat 2003) Hal-337
2. Jenis Bahasa Roh
Ada dua jenis bahasa lidah, yaitu bahasa lidah yang dimengerti oleh
orang lain (Kisah 2:4) dan bahasa lidah yang harus ditafsirkan karena tidak
dimengerti oleh orang lain (1 Korintus 14:2)3. Baik bahasa "lidah" atau
karunia "lidah" dengan bahasa "roh" itu sama saja. Kedua-duanya
diterjemahkan dari kata Yunani „glôssa’. Dalam alkitab terjemahan lama
sebelum tahun 1974 bahasa roh diterjemahkan dengan bahasa lidah. Karunia
roh dalam Kisah Para Rasul 2:4 dimana karunia bahasa-bahasa tersebut dapat
dimengerti oleh orang lain yang mendengar, serta bahasa roh yang tertulis
dalam surat kiriman Paulus dimana bahasa roh tersebut tidak dimengerti oleh
orang lain menggunakan kata yang sama yaitu „glôssa’.
Kata “Bahasa lidah” yang muncul dalam Kisah Para Rasul pasal 2
merupakan "bahasa-bahasa" (bentuk jamak), tidak berbeda dengan bahasa
lidah dalam jemaat Korintus. Kedua-duanya tidak dimengerti oleh pembicara,
dalam Kisah Para Rasul hanya dimengerti oleh orang lain, sedangkan dalam
Korintus tidak dimengerti orang lain, oleh karena itu memerlukan penafsiran
atau penerjemahan. Kata Yunani 'hermêneia' di samping bermakna
menafsirkan juga bermakna menterjemahkan (lihat, Yohanes 1:38; 1:42; 9:7;
Ibrani 7:2)4
3. Definisi dari karunia Rohani
Ada dua kata yunani yang secara umum digunakan untuk
mendefinisikan karunia-karunia Rohani, yaitu Pneumatikos dan Charisma.
Kata pneumatikos yang berarti “sesuatu yang dikaitkan dengan Roh
Kudus”.Kata Pneumatikos seperti yang dipakai dalam 1 Kor 12:11 lebih
menekankan pada natur rohani dan asal-usul dari karunia rohani, dan
menegaskan bahwa itu bukan bakat alamiah tetapi berasal dari Roh Kudus.
Sedangkan kata Charisma berarti : pemberian berdasar anugerah. Jadi definisi
karunia rohani adalah : “pelimpahan Ilahi akan kemampuan khusus untuk
pelayanan atas anggota tubuh kristus.5
3 http://www.sarapanpagi.org/roh-vf6.html
4http://www.sarapanpagi.org/roh-vf6.html
5 Paul,Op.cit.,332
Dari definisi karunia Roh kita melihat ada dua hal penting disini,
yaitu karunia rohani bukanlah bakat yang alamiah yang muncul sejak lahir.
Dan yang yang paling penting adalah karunia tersebut digunakan untuk
perkembangan Tubuh Kristus. Sebagai contoh jika seseorang merasa
memiliki karunia bahasa roh maka seharusnya orang tersebut menggunakan
bahasa roh sebagai alat untuk membangun jemaat Tuhan. Tokoh Reformator
John Calvin mengatakan semua karunia Roh diberikan kepada orang percaya
dengan satu tujuan utama yaitu untuk membangun Tubuh Kristus, sehingga
penerapan karunia apapun kalau bukan bertujuan membangun Tubuh Kristus
adalah pelanggaran dari tujuan Roh Kudus memberikan karunia-karunia
tersebut.6
6Fu, Timotius, “Bahasa Roh menurut Calvin dan Implikasinya bagi Gereja Masa Kini”, Veritas,
jurnal teologi dan pelayanan,(malang, SAAT, April 2009)hal-62
BAB III
BAHASA ROH SEBAGAI TANDA DAN KARUNIA
1. Bahasa Roh sebagai Tanda.
Ada beberapa pemahaman yang keliru dalam memahami fenomena
bahasa Roh dalam Alkitab. Beberapa pemahaman yang salah tersebut
antara lain :
a. Bahasa Roh sebagai tanda dari Baptisan Roh Kudus.
Bagi aliran Pentakosta dan karismatik seseorang akan mengalami
bahasa roh ketika dia mengalami Baptisan Roh Kudus. Bagi mereka
Baptisan Roh kudus adalah second blessing setelah orang percaya
kepada Tuhan Yesus.7 Bagi mereka, orang Kristen yang sudah
percaya pada Yesus belum tentu dapat berbahasa Roh karena mereka
belum menerima Baptisan Roh ini. Contoh yang sering diberikan
adalah para murid Yesus sendiri. Sebelum peristiwa Pentakosta,
mereka sudah percaya pada Yesus, namun mereka baru bisa berbahasa
Roh setelah menerima Baptisan Roh yang terjadi pada peristiwa
Pentakosta itu. Bagi mereka kelahiran kembali dan menerima Roh
Kudus adalah dua pengalaman berbeda dan tidak sama.8 Pemahaman
ini sangat lemah mengingat tidak ada satu ayat pun dalam alkitab yang
memberikan nasehat supaya seseorang dibaptis dengan Roh Kudus,
juga dalam nubuatan perjanjian lama. Pada dasarnya baptisan Roh
Kudus adalah menjadikan orang percaya sebagai anggota tubuh
Kristus. Dan itu terjadi satu kali pada saat terjadinya peristiwa
Pentakosta, dimana jemaat Kristen pertama kali terbentuk dan
dinyatakan sebagai bagian dari Tubuh Kristus (1 Kor 12:13, Ef 4:5)9
b. Bahasa Roh sebagai tanda dari orang yang sudah diselamatkan.
Beberapa saudara dari golongan injili yang merasa mengalami
pengalaman berkata-kata dalam bahasa lidah atau yang berlatar
belakang Pentakosta ada yang menganggap Bahasa lidah adalah
7 Ryrie, Charles, Teologi Dasar 2(Yogyakarta, Andi Offset 1991) hal-138
8 J wesley Brill, Dasar yang Teguh (Kalam hidup, cetakan kelima) hal-168
9 Charles, Op.Cit.,139
penggenapan dari Markus 16: 17-18 :”Tanda-tanda ini akan menyertai
orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi
nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru
bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka
minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan
meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh”.
Ayat ini adalah nubuatan Kristus tentang akan terjadinya peristiwa
pentakosta dan kurang tepat jika ayat ini dipakai untuk menunjukkan
bahwa orang percaya pasti berbahasa Roh. Jika ayat ini ditafsirkan
dengan cara ini maka seharusnya setiap orang percaya tidak hanya
bisa berbahasa roh saja, tetapi juga tidak mati karena bisa ular, tidak
celaka karena racun dan semua punya kemampuan menyembuhkan. 10
Lalu apa fungsi bahasa Roh sebagai tanda dalam kehidupan orang
percaya? Yang pertama menurut kitab Markus 16:17 adalah bahasa roh
yang muncul sebagai salah satu tanda dari tanda-tanda lain, yaitu mujizat
dan pengusiran roh jahat yang dilakukan para rasul pada zaman jemaat
mula-mula, yang merupakan tanda bahwa Roh Kudus benar-benar turun
ke dunia. Dan Roh kudus tersebut tidak hanya datang bagi bangsa Israel,
tetapi juga kepada bangsa-bangsa lain. Konsep ini diperjelas dalam surat
Paulus kepada jemaat Korintus : “Karena itu karunia bahasa roh adalah
tanda, bukan untuk orang beriman, tetapi untuk orang yang tidak beriman”
(1 Kor 14:22). Apakah yang dimaksudkan Paulus ketika ia berbicara
bahwa “bahasa roh adalah tanda?” Di dalam ayat 20, Paulus memperingati
orang Korintus, “Saudara-saudara, janganlah sama seperti anak-anak
dalam pemikiranmu. Jadilah anak-anak dalam kejahatan, tetapi orang
dewasa dalam pemikiranmu!” Dengan perkataan lain, Paulus
memberitahukan mereka, “Ketahuilah Alkitabmu! Tidakkah kau tahu
tujuan dari bahasa roh?” Paulus kemudian menarik perhatian mereka
10
Penulis berkesempatan mewawancarai seorang anggota Pekerja Persekutuan Siswa dan Mahasiswa di solo yang terkenal injili .Dalam pertemuan tim inti mereka mengakui ada fenomena bahasa lidah yang muncul secara spontan di kalangan anggota tim, dan mereka yakin ini adalah tanda bagi setiap orang percaya bahwa mereka yang sudah lahir baru sebenarnya diperlengkapi untuk mampu berkata-kata dalam bahasa yang baru, meski praktek bahasa roh tidak dilakukan waktu persekutuan umum.
kepada Perjanjian Lama. Dalam ayat 21, sang Rasul mengutip Yes 28:11-
12b. Konteks Yesaya 28 adalah penghakiman. Orang-orang Israel telah
berulang-ulang berkeras kepala menolak peringatan Tuhan melalui
nabiNya. Karena mereka tidak dengar-dengaran akan Firman Tuhan yang
dikatakan kepada mereka dalam bahasa mereka sendiri, yaitu, bahasa
Ibrani, mereka akan mendengarnya dalam bahasa lain, yaitu, Asyur.
“Maka mereka akan mendengarkan firman Tuhan yang begini: „Harus ini
harus itu, mesti begini mesti begitu, tambah ini tambah itu!‟ supaya
dalam berjalan mereka telentang, sehingga luka, tertangkap dan tertawan”
(Yes 28:13). Itu adalah perkataan penghukuman terhadap orang Israel
yang tidak percaya. Oleh karena itu, bahasa roh adalah tanda bagi orang
Yahudi yang tidak percaya. Orang Yahudi berpikir bahwa mereka adalah
bangsa satu-satunya yang diberikan keselamatan oleh Allah. Karunia
bahasa roh dimaksudkan untuk mengoreksi konsep yang salah ini.11
Di
dalam Kisah Rasul-rasul 10:11-16 Petrus melalui sebuah penglihatan
diperintahkan Tuhan untuk memakan makanan yang menurut hukum
taurat adalah haram. Sampai tiga kali Tuhan memerintahkan hal ini dan
Tuhan menyatakan bahwa apa yang menajiskan adalah yang keluar dari
mulut orang, bukan yang dimakan. Apa yang dinyatakan halal oleh Allah
berarti Halal. Hal ini untuk mempersiapkan Petrus untuk melayani
Kornelius, seorang yang haram di mata orang Yahudi. Ketika Kornelius
memanggil Petrus, dengan patuh pada Tuhan, Petrus pergi melihatnya, dan
Alkitab berkata “Ketika Petrus sedang berkata demikian, turunlah Roh
Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu. Dan
semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus
tercengang-cengang, karena melihat, bahwa karunia Roh Kudus
dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga, sebab mereka mendengar
orang-orang itu berkta-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah” (Kis
10:44-46).
11
http.://theologia.mystudylight.com/tag/bahasa-lidah
2. Bahasa Roh sebagai Karunia Rohani.
Bahasa roh sendiri dalam kitab 1 korintus 12 adalah termasuk
dalam 9 karunia-karunia Roh yang disebutkan dalam perikop tersebut
dimana karunia berbahasa Roh diikuti dengan karunia yang mendukung
karunia tersebut, yaitu karunia menafsirkan bahasa Roh (1 Kor 12:10) .
Penggunaan Bahasa Roh dalam kehidupan berjemaat diatur tersendiri
dalam kitab 1 korintus pasal 14, karena ternyata dalam jemaat korintus
terdapat kekacauan dalam ibadah dikarenakan ketidak tertiban jemaat yang
merasa memiliki karunia berbahasa roh. Berikut ini adalah penjelasan
rasul Paulus mengenai hal-hal penting tentang bahasa Roh, yaitu :
1. Bahasa Roh adalah bukan bahasa manusia.
Pada ayat 2 dijelaskan :” ...oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang
rahasia. Jadi seseorang ketika mengucapkan bahasa Roh, sebenarnya
ia tidak sedang berbicara sendiri, melainkan Roh yang ada di dalam
dirinya itulah yang berbicara”. Jadi Bahasa Roh tidak dapat diajarkan
dan dilatih.
2. Bahasa Roh tidak dapat dimengerti oleh yang mengucapkan.
Dalam ayat 14 tertulis : Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh,
maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa.
dan dijelaskan ayat 16:. “Sebab, jika engkau mengucap syukur dengan
rohmu saja, bagaimanakah orang biasa yang hadir sebagai pendengar
dapat mengatakan "amin" atas pengucapan syukurmu? Bukankah ia
tidak tahu apa yang engkau katakan?” Karena itu Paulus
mengharuskan adanya tafsiran apabila ada yang berbahasa Roh.
3. Bahasa Roh diucapkan dalam kondisi sadar dan teratur.
Jika seseorang dikendalikan oleh Roh Kudus maka seharusnya
hidupnya makin tertib dan sadar (lihat ef 15:18). Dalam ayat 27
dijelaskan :” Jika ada yang berkata-kata dengan bahasa roh, biarlah
dua atau sebanyak-banyaknya tiga orang, seorang demi seorang, dan
harus ada seorang lain untuk menafsirkannya. Ada beberapa hal
penting disini :
i. Kata : “jika ada...” berarti menunjukkan bahwa bahasa roh tidak
harus selalu ada dalam kebaktian.
ii. Kata : “biarlah dua atau sebanyak-banyaknya tiga orang..”
menunjukkan tidak semua berbahasa roh. Bandingkan dengan
konsep bahwa bahasa roh muncul sebagai tanda pada setiap
orang beriman.
iii. Kata : “..seorang demi seorang..” menunjukkan keteraturan
dalam giliran, dan adanya kesadaran diri, bukan dalam keadaan
tidak sadar atau trance.
4. Jika ada yang berbahasa Roh harus ada yang menterjemahkan
Dalam ayat 27c: “...dan harus ada seorang lain untuk menafsirkannya”
dijelaskan bahwa harus ada seorang yang lain yang menafsirkannya,
sehingga dipahami oleh semua jemaat.
5. Jika tidak ada yang menterjemahkan, sebaiknya berdiam diri.
Dalam ayat 28 dikatakan : “Jika tidak ada orang yang dapat
menafsirkannya, hendaklah mereka berdiam diri dalam pertemuan
Jemaat dan hanya boleh berkata-kata kepada dirinya sendiri dan
kepada Allah.” Jelas sekali disini bahasa roh yang tidak diterjemahkan
hanya berguna bagi dirinya sendiri, sehingga tidak perlu dan bahkan
tidak boleh digunakan dalam ibadah berjemaat, karena berpotensi
menimbulkan kekacauan dan ketidak teraturan.
Dari uraian diatas jelas bahwa ada 2 hal penting yang dijelaskan rasul Paulus
dalam suratnya bahwa tidak semua jemaat berbahasa Roh dan jika ada yang
berbahasa Roh harus diatur sedemikian rupa dan berguna untuk membangun
jemaat, bukan pribadi. Bandingkan dengan fenomena penggunaan dari
“bahasa-bahasa” yang sering dipraktekkan dalam gereja beraliran kharismatik
masa kini yang mereka anggap bahasa Roh, cenderung mendorong seluruh
jemaat menggunakannya bahkan melatihkannya dan tidak memenuhi kaidah-
kaidah yang diperintahkan rasul Paulus. Bagi mereka yang mampu
mengucapkannya menjadi pengalaman spiritual tersendiri namun bagi jemaat
yang (secara jujur) merasa tidak mampu mengucapkannya menjadi merasa
tersisih dan terkucil karena merasa tidak memiliki “tanda-tanda” sebagai orang
yang sudah diselamatkan dan mengalami baptisan Roh Kudus. Jika kondisinya
demikian sulit untuk dikatakan bahwa “bahasa-bahasa” tersebut adalah
karunia, karena justru tidak mendatangkan damai sejahtera tapi justru
mendatangkan perpecahan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari pembahasan permasalahan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Adalah keliru jika menganggap bahasa roh adalah tanda dari orang yang
telah menerima baptisan Roh, karena sebenarnya dari konsep baptisan Roh
kudus sendiri bukanlah sebagai second blessing, melainkan pernyataan
kesatuan orang percaya sebagai kesatuan Tubuh Kristus, yang otomatis
diterima pada waktu seseorang dilahirkan kembali.
b. Pernyataan Kristus dalam Markus 16:17 bukanlah pernyataan nubuatan
bagi setiap pribadi bahwa semua orang kristen akan memiliki tanda-tanda
berbahasa roh, tetapi lebih sebuah pernyataan bahwa kelak ketika Roh
Kudus hadir tanda-tanda tersebut muncul dalam kehidupan jemaat mula-
mula, khususnya tanda-tanda yang dibuat para rasul untuk menyatakan
kemuliaan Allah, bukan pada setiap jemaat.
c. Bahasa Roh merupakan tanda, sebagai pernyataan kasih Allah bagi semua
bangsa bahwa Roh Allah telah dicurahkan tidak hanya kepada bangsa
Israel saja, tetapi juga kepada bangsa-bangsa kafir.
d. Bahasa roh adalah salah satu karunia dari 9 macam karunia yang disebut
dalam kitab 1 Korintus yang fungsinya adalah untuk membangun jemaat.
Jika digunakan dalam berjemaat maka harus ada penafsirnya dan segala
sesuatu harus berjalan teratur.
Saran-saran:
a. Kita perlu menguji dan mempelajari lebih lanjut tentang fenomena bahasa
roh yang kerap dimunculkan dalam tiap-tiap ibadah Karismatik, apakah
memang benar-benar dari Tuhan ataukah hanya merupakan ekspresi dari
ketidak sadaran diri dan spiritual ecstacy.
b. Kita harus mengikuti ajaran Paulus yaitu mengejar yang paling utama
yaitu Kasih. Kasih diatas segalanya. Karunia-karunia dan bahasa roh dapat
berakhir, tetapi kasih itu kekal, tidak berakhir (1 Kor 13:8), sehingga
kehadiran Roh Kudus dalam diri orang percaya dapat menghasilkan buah-
buah yang baik, yang membangun dan mendewasakan jemaat.
DAFTAR PUSTAKA
Brill, J Wesley, Dasar yang Teguh. Bandung: Kalam Hidup
Enns, Paul, The Moody Handbook of Theology : Buku Pegangan Teologi Jilid1
.Malang : Literatur SAAT 2003
Fu, Timotius, “Bahasa Roh menurut Calvin dan Implikasinya bagi Gereja Masa
Kini”, Veritas, jurnal teologi dan pelayanan. Malang: SAAT (April 2009)
Ryrie, Charles C, Teologi Dasar jilid 2 . Yogyakarta: Andi Offset 2008
Sagala, Mangapul, Roh Kudus dan Karunia-karunia Roh. Jakarta : Perkantas
2002
http.://theologia.mystudylight.com/tag/bahasa-lidah
http://www.sarapanpagi.org/roh-vf6.html
http://www.id.wikipedia.org/wiki/glossolalia