9'11 Plft t
PERILAKU MENYONTEK DALAM PELAKSANAAN UJIAN:
PENYEBAB DAN SOLUSINYA
(Studi Kasus di Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta)
Oleh
ANITA LIDIAWATI
NIM: 1961112239
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
1423 H/2002 M
PERILAKU MENYONTEK DALAM PELAKSANAAN UJIAN:
PENYEBAB DAN SOLUSINYA
(Studi Kasus di Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai
Gelar Sarjana Tarbiyah
Oleh
ANITA LIDIAWATI
NIM: 1961112239
Di Bawah Bimbingan
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Pembimbing II,
~ .::/-, ~ ... \ ' ___..'.-------\'\t;w,-~ // i\\i~\J ~-
Ora. HL Sunarti M NIP. 150 022 714
Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
1423 H/2002 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul PERILAKU MENYONTEK DALAM PELAKSANAAN
UJIAN: PF.NYEBAB DAN SOLUSINYA (Studi Kasus di Fakultas Tarbi,;ah IAIN
Jakarta) ini telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fak1•ltas Tarbiyah IAIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tanggal 25 Juni 2002, dan teleh diterima sebagai sc.lah
satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana program Strata 1 ($1) pada Jurusan
Pendidikan Agama Islam.
kan/ kap Anggota,
Prof. Dr. H. Salma. NIP. 150 062 5
ra. H' Sofiah M.A NIP. 0 238 005
Jakarta, 25 Juni 2002
Sidang Munaqasyah
Anggota:
Pembantu Dekan 111/ Sekreta~Merangkap Anggota,
~'\}~
Drs. Atiq Susilo, MA. NIP. 150 182 900
Pembimbing II
LEMBARAN PERSEMBAHAN
Tuhanku ....
Curahkanlah kepadaku selalu ilmu pengetahuan-Mu
Walaupun banyak menelan waktu.
Percikkanlah kepadaku cinta-Mu
Agar Aku tetap kokoh di jalan-Mu.
"Apakah sama orang-orang yang mengetahui
dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah
yang dapat menerima pelajaran." (Qs. 39:9)
"Bertanyalah kepada orang yang mempunyai ilmu pengetahuan,
jika kamu tidak mengetahui."
(Qs. 16: 43) ,
Dengan ridho Allah
Yang Maha Kuasa atas Segalanya,
Kupersembahkan Skripsiku ini
untuk kampusku tercinta.
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Sholawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan alam, Nabi
saw. beserta keluarga, sahabat dan umatnya yang senantiasa setia dan komitmen di
dalam memperjuangkan Islam.
Gagasan penulis menelaah tema pokok "Perilaku Menyontek dalam
Pelaksanaan Ujian: Penyebab dan Solusinya", berawal dari banyaknya asumsi yang
menyatakan bahwa masalah perilaku menyontek ini sudah sangat memprihatinkan
dalam pelaksanaan ujian, ditambah masih banyak pihak lembaga pendidikan yang
tidak serius dalam mengantisipasi masalah ini. Asumsi ini pun dapat penulis rasakan
kebenarannya selama duduk di bangku sekolah hingga perguruan tinggi sekarang
ini, sehingga penulis memantapkan diri untuk membahas masalah ini.
Selanjutnya sebagai tanda syukur atas penyelesaian penulisan skripsi ini,
(meskipun sempat tertunda setahun setengah lamanya) penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada: Allah SWT, Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta: Prof. Dr. H.
Salman Harun, Pembantu Dekan Ill Fakultas Tarbiyah: Ors. H. Atiq Susilo, MA.,
ketua Jurusan PAI: Ors. Abdul Fatah Wibisono, MA., Dasen penasehat akademik
sekaligus mantan ketua Jurusan PAI: Ors. H. Abdurrahman Ghazali M.Ag, yang
telah meluluskan proposal penulisan skripsi ini tepat pada waktunya, serta Ors.
Zaimuddin, Ors. Faridal Arkam, dan Ors. Ghofur, yang sebelumnya telah
memberikan masukan materi pada proposal skripsi ini.
Penulis juga sangat berterimakasih kepada pembimbing I: Ors. H. M. Ali
Hamzah dan pembimbing II: Ora. Hj. Sunarti M, yang telah memberikan bimbingan
dan koreksi tentang muatan-muatan materi yang ada dalam skripsi ini serta
memberikan dorongan agar penulis segera menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Oemikian juga kepada kepala perpustakaan IAIN (khususnya Fakultas
Tarbiyah), UNJ, UI, UPI, Iman Jama', kompas, OKI Jakarta, yang telah berkenan
memberikan informasi dan izin menggunakan literatur koleksi perpustakaan sebagai
sumber referensi skripsi.
Kepada Kedua orang tua yang telah ikhlas mendidik, mendo'akan dan
mencukupi kebutuhan moril dan materil penulis sejak kecil. Juga kepada nenek,
kakek, seluruh anggota keluarga (khususnya Bang Andi), dan my lovely 'Bang lyan',
penulis ucapkan terimakasih.
Kepada teman-teman angkatan '96, adik-adik kelas Fakultas Tarbiyah,
teman-teman PSM, HIQMA, Teater Syahid dan Gumelar, LOK, KKN kawasan Jak-
Tim, serta pihak-pihak lain yang berjasa, baik secara langsung maupun tidak
langsung membantu kelancaran penulisan skripsi ini. Jazaakumul/aahu khairan
katsiiraa.
• Penulis menyadari, skripsi ini banyak sekali kekurangannya. Oleh karena itu,
saran dan koreksi yang konstruktif sangat penulis harapkan dari semua pihak.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat menambah khazanah
pengetahuan dan kemajuan pendidikan di tanah air.
Penulis
ii
DAFTARISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISi ............................................................... .
DAFT AR TABEL ................................................................. .
BAB I PENDAHULUAN
A. Pemilihan pokok Masalah
B. Tujuan Penelitian ................. .
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................... .
D. Metode Pembahasan .................... .
E. Teknik dan Sistematika Penulisan
BAB 11 KAJIAN PUSTAKA
iii
v
1
8
8
10
10
A. Perilaku Menyontek dalam Pelaksanaan Ujian ............................ 12
1. Pengertian Menyontek . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12
a. Pengertian Menyontek Secara Umum .............................. 12
b. Pengertian Menyontek dalam Pelaksanaan Ujian ............. 14
2. Macam-macam Teknik Menyontek dalam Pelaksanaan Ujian. 15
3. Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Perilaku Menyontek
dalam Pelaksanaan Ujian ....................................................... 18
B. Gambaran Umum Tentang Ujian Semester di Perguruan Tinggi .. 22
1. Penilaian Hasil Belajar di Perguruan Tinggi . . ... .. .. . . .. ... . ... . . .. . .. . 22
iii
2. Pengertian, Fungsi, Waktu Pelaksanaan, dan Bentuk Ujian
Semester . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 23
BAB Ill METODOLOGI PENELITIAN
A. Manfaat Penelitian .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . 25
B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 25
C. Populasi dan Sampel ........ .......... ............ .................. .... .... ........ ... 25
D. Metode Penelitian ...... .. ...... ...... .... .... .... .. .. ...... .. .... ...... .... .... .... .. .... 27
E. Teknik Pengolahan dan Analisa Data .......................................... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian 31
1. Gambaran Umum Pelaksanaan Ujian Semester di Fakultas
Tarbiyah .................................................................................... 31
2. Gambaran Um um Responden .. ........................ .... .. .... .. .... .. .... .. 34
B. Penyajian Data Penelitian .. .......... .................................. .............. 38
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....... .... . . ... .. ....... ........ .... . ... . .. . ... ... ... ...... ... ........ ........ ... 56 ,
B. Saran ........................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA 60
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Variasi Nilai ................................................................ .. 23
2. Jumlah Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Angkatan 1998-2000 ...................... 26
3. Jumlah Pengambilan Sampel .... .......... ... ... .... ... ............ ... .............. ......... .... 26
4. Jen is Kela min.............................................................................................. 35
5. Tingkat Semester ..................................................................................... . 36
6. Jurusan Kuliah .. 36
7. Usia .... 37
8. !PK Terakhir .............................................................................................. . 37
9. Pengertian Menyontek Dalam Pelaksanaan Ujian .................................... .. 39
10. Jumlah Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Yang Menyontek Ketika Ujian ........ 40
11. Jumlah Mahasiswa Sekelas Yang Menyontek Ketika Ujian ........ ................. 41
12. Tingkat Keseringan Mahasiswa Menyontek Ketika Ujian ........... .... ..... .. ...... 41
13. Teknik Menyontek Yang Paling Sering Digunakan Mahasiswa ................... 43
14. Alasan Mahasiswa Menggunakan Teknik Menyontek Tersebut.................. 44
15. Perasaan Mahasiswa Ketika Menyontek.. .... .... .. ...... .... ...... ...... .............. ..... 45
16. Penyebab Internal Mahasiswa Menyontek Ketika Ujian .............................. 46 ..
17. Penyebab Eksternal Mahasiswa Menyontek Ketika Ujian ........................... 47
18. Penyebab Uta ma Mahasiswa Menyontek.................................................... 49
19. Solusi Dari Penyebab Internal Mahasiswa Menyentek................................ 50
20. Selusi Dari Penyebab Eksternal Mahasiswa Menyentek............................ 51
21. Selusi Dari Penyebab Utama Mahasiswa Menyentek Ketika Ujian ............. 52
22. Modus Tertinggi Nilai Angket Perilaku Menyentek Dalam Pelaksanaan
Ujian: Penyebab Dan Selusinya .................................................................. 54
v
BABI
PENDAHULUAN
A. Pemilihan Pokok Masalah
Ujian (=achievement test}, yang lebih dikenal dengan istilah 'ulangan', 'EHB'
(Evaluasi Hasil Belajar), dan 'testing' di kalangan pelajar, merupakan hal yang
lumrah dijumpai dalam proses kegiatan belajar baik di sekolah maupun perguruan
tinggi (pendidikan Formal). 1
Ujian tersebut tiada lain diadakan untuk: " ... menilai hasil-hasil pelajaran yang
telah diberikan oleh guru kepada muridnya, atau oleh dosen kepada mahasiswa
dalam jangka waktu tertentu."2 " ... Supaya terjadi perbaikan yang sistematis dalam
belajar." lntinya, menurut Ebel (1979), sebagaimana yang dikutip oleh Saifuddin
Azwar, ujian tersebut diadakan untuk: " ... mengukur prestasi belajar siswa."3 Bukan
hanya sekedar memberikan angka-angka untuk dimasukkan dalam laporan
kemajuan siswa belajar atau lapor.
Saifuddin Azwar menjelaskan: " ... seringkali test membantu para guru dalam
memberikan nilai yang lebih valid (cermat dan akurat) serta lebih reliabel
(terpercaya). Dengan demikian, akan dapat dicapai suatu kesimpulan.•yang lebih
pada tempatnya."4
1 Kartini Kartono, Bimbingan Be/ajar di SMA dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: CV Rajawali, 1985), Cet. ke-1, h. 95
2 M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1991), Cet. ke-1, Edisi 2, h. 33
3 Saifuddin Azwar, Test Prestasi, (Yogyakarta: Liberty, 1987), Cet. ke-1, h.12
4 Ibid.
1
2
Untuk mendapatkan hasil ujian yang benar-benar valid dan reliabel, selain
soal-soal ujian harus mencerminkan materi-materi yang telah diajarkan, jawaban
jawaban soal ujian yang diisi juga harus berdasarkan usaha murni dari pelajar yang
bersangkutan, bukan dari hasil contekan.
Sayangnya, perilaku menyontek sering dijumpai pada saat ujian
berlangsung, sebagaimana yang dikemukakan M. Sobary dalam Harian Kompas,
bahwa: "contek-menyontek menjadi pemandangan bi~sa di ruang-ruang ujian."5
Saifuddin Azwarmenambahkan, "hal ini telah menjadi permasalahan sejak lama."6
Adapun beberapa contoh kasus penyontekan pada saat ujian, di antaranya
seperti: pada saat EBTANAS SD, yang justru diprakarsai oleh pengawas ujiannya
sendiri. 7 Pada saat EBTANAS SMU, yang dilakukan oleh pelajar SMUN 14 dan
SMUN 58 Ciracas Jakarta Timur dengan menyontek dari lembaran-lembaran
bocoran soal EBTANAS yang diperjualbelikan. 8 Serta, pada saat UMPTN di
Surabaya, yang dilakukan oleh 7 peserta ujian dengan menggunakan pager.9 Di
Korea Selatan bahkan didapati lebih dari 100 orang yang menyontek pada saat
UMPTN. 10
9
5 M. Sobary, "Asal-Usul Plagiat'', Kompas (Jakarta), 28 Desember 1997, h.2
6 Saifuddin Azwar, Loe.cit.
7 Pembocoran Jawaban oleh Pengawas Kotori Ebtanas SD, Kompas, (Jakarta), 4 Mei 1995, h.
8 Bocoran Soal Ebtanas SMU diperjualbelikan, Kompas, (Jakarta), 1 Juni 2001
9 Tren Radio Panggil dari Gaya Sampai Alat Menyontek, Kompas, (Jakarta), 8 Juli 2001
1° Kilasan Kawat Dunia, Kompas, (Korea), 11 Februari 1993, h. 8
3
Mochtar Bukhari, seorang pemikir masalah pendidikan dan kebudayaan,
seperti yang dikutip Info Aktual Muda menambahkan, perilaku menyontek dalam
ujian ini ternyata tidak hanya menjangkiti pelajar SD hingga SMU saja, melainkan
juga pada mahasiswa di perguruan tinggi. 11
Salah satu contoh di antaranya, seperti yang dikutip dari Harian Kompas
terjadi di salah satu universitas Bangladesh pada tahun 1993, dari 340.000
mahasiswa yang mengikuti ujian akhir, sekitar 4000 mahasiswa tertangkap basah
melakukan praktek menyontek. Namun, ketika mereka diusir karena ketahuan
menyontek, mereka malah menyerang guru-guru dan polisi, serta merusak gedung
gedung pemerintah, sehingga menurut polisi setempat, perilaku mahasiswa yang
menyontek tersebut, tidak lebih buruk dibandingkan dengan pelajar yang suka
berkelahi di jalanan. 12
Padahal, menurut Saifuddin Azwar, " ... hasil test yang diperoleh dengan jalan
yang tidak jujur bukan merupakan cermin prestasi pelajar yang bersangkutan, dan
hasil test yang demikian hanya akan memberikan informasi keliru mengenai
kemajuan belajarnya."13
Pada tingkat perguruan tinggi, perilaku menyontek bahkan tidak hanya
melanda pada ujian saja, tapi " ... juga melanda pada pembuatan skripsi."14 Demikian
pula pada pembuatan tesis dan disertasi, atau dengan kata lain tugas-tugas
akademik pada mahasiswa 81, 82 dan 83.15
11 Menyontek di Mata Pendidik, Info Aktua/ Muda, (Jakarta), 27 Juli 1999
12 Kilasan Kawat Dunia, Kompas, (Dhaka), 23 Juni 1993, h. 9
13 Saifuddin Azwar, Loe.cit.
14 Skripsi dan Nyontek, Kompas, (Jakarta), 31 Agustus 1996, h. 4
15 M. Sobary, Loe.cit.
4
Pernyataan senada dikemukakan pula oleh Didiek Hadjar Goenadi, ahli
peneliti utama, sekaligus ketua umum masyarakat penemu Indonesia: "penjiplakan
karya ilmiah pada disertasi program sarjana hingga professor sudah beberapa kali
ini terjadi."16 Seperti kasus penjiplakan skripsi Anwar Deli, mahasiswa fakultas
Pertanian Syah Kuala (FP Unsyiah) Banda Aceh, yang lulus 18 Juni 1994 oleh
dosennya sendiri.17 Kemudian penjiplakan disertasi Mgch. Nurhasim (peneliti LIPI
Alumnus Universitas Airlangga Surabaya, angkatan 1996) oleh lpong S. Azhar,
alumnus UGM Yogyakarta. 18 M. Sobary menambahkan, para mahasiswa yang
berani menyontek tersebut kemungkinan sudah terbiasa melakukannya sejak duduk
di bangku Sekolah Dasar. 19
Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi masalah pendidikan
agama, pemuda dan olahraga, yaitu Sukowa/uyo Mintorahardjo, seperti yang dikutip
Harian Pelita, menyatakan bahwa perilaku menyontek merupakan salah satu realitas
pelanggaran nilai-nilai moral yang telah menodai wajah dunia pendidikan, dan " ...
telah berada pada titik yang memprihatinkan, sehingga harus dibenahi secara
tuntas."20
16 Pentingnya HAKI dijunjung tinggi dimulai sejak TK, Kompas, 3 Januari 2000, h. 10
17 Seorang Dosen Diduga Jiplak Skripsi Mahasiswa, Kompas, 24 April 1996
18 Soal Disertasi Doktor di UGM: !pong S. Azhar Dituduh Plagiat, Kompas, Jakarta, 24 Desember 1999, h. 25
19 M. Sobary, Loe.cit.
20 Hapuskan Budaya Nyontek dan Katrol Nilai di Sekolah, Pe/ita, Jakarta, 27 April 1994
5
Menurut M. Sobary, meskipun menyontek dalam ujian selama ini dianggap
sebagai penyimpangan kecil-kecilan, namun dampaknya sangat berbahaya, salah
satunya, si penyontek tidak punya prinsip dalam hidup. 21
Tidak tertutup pula kemungkinan bahwa perilaku menyontek yang tidak jujur
ini akan menjadi kebiasaan buruk dan terbawa sampai tua. Hal ini sesuai dengan
pendapat para filosof Islam, sebagaimana yang dikutip oleh M. Athiyah al Abrasyi,
bahwa:
"siapa yang membiasakan sesuatu diwaktu mudanya, waktu tua akan menjadi
kebiasaannya juga."22
Mochtar Buchori menegaskan, perilaku menyontek tidak boleh dibiarkan
begitu saja. Bila sekali dibiarkan, akan terjadi penipuan dan pemalsuan dalam dunia
pendidikan, sehingga usaha untuk memajukan ilmu dan menegakkan kebenaran
akan mengalami hambatan.23
Penipuan dan pemalsuan merupakan suatu kebohongan. Dalam ajaran
Islam, orang-orang yang melakukan suatu kebohongan mendapat kecaman,
sebagaimana Firman Allah:
21 M. Sobary, Loe.cit.
22 M. Athiyah al Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Dharma Caraka 1985), Cet. ke-2 , h. 4 7
23 Mochtar Buchori, "Plagiat dan Budaya Akademik", Kumpulan makalah kuliah Pasca Sarjana UHAMKA, (Jakarta), 14 Januari 2000, h. 4, t.d.
6
,, ,, 0 .... .,,, ' ,, ,, ,, :1' _,, ¢ 0 ,,
j>.JI) 0~)\.S'.Ji tJ. :i.W JI) c .:\ii u41~ 0°),.j; ') Jjj\ ;:,_,.i.501 0}-c.!. t.:51 ,, ,.. ,, _,, ,, ,.. ,... ,, ,, ,..
( \ • 0
"Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang
tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta."24
Untuk mengatasi perilaku menyontek ini, menurut Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Djojonegoro, seperti yang dikutip Hariai;i Pelita: " ... selayaknya tidak
hanya dibebankan kepada sekolah, karena keluarga dan masyarakat juga punya
kewajiban yang sama besarnya."25
Demikian pula menurut Paul Suparna SJ., Dekan Fakultas Keguruan dan
llmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sebagaimana yang
diungkapkan harian Kompas, diperlukan perjuangan yang besar dengan dukungan
dari berbagai pihak. Bahkan, tambahnya bila perlu bagi pelakunya diberikan sanksi
tegas. Sayangnya, menurut beliau, tidak banyak pihak sekolah yang berani secara
tegas menindak pelanggaran ini. 26
Oleh karena itu, jelas bahwa perilaku menyontek dalam dunia pendidikan
(khususnya pada saat pelaksanaan ujian) merupakan permasalahan yang patut
ditangani secara serius, tidak hanya oleh para pendidik, tapi juga oleh ke1luarga dan
masyarakat. Apalagi, mengingat telah melandanya perilaku menyontek pad a banyak
mahasiswa di perguruan tinggi, yang merupakan institusi paling tinggi.
24 Departemen Agama RI, A/ Qur'an dan Terjemahnya, (Semarang: CV. Taha Putra, 1989), h. 418
25 Hapuskan Budaya Nyontek, Loe. cit.
26 Sekolah Memasung Kebebasan Berfikir Siswa, Kompas, (Jakarta) 3 April 2000, h. 9
7
Sebagai upaya antisipasi terhadap perilaku menyontek (dalam ujian) ini,
menurut penulis, perlu dicari faktor-faktor penyebabnya yang jelas, supaya nanti
dapat ditemukan solusinya. Karena, faktor-faktor penyebab timbulnya perilaku
menyontek ini kemungkinannya bisa sangat luas. Sebagaimana yang diungkapkan
oleh G. W. Bawengan, tan pa mempelajari sebab-sebabnya akan sulit dimengerti
mengapa suatu perbuatan telah terjadi, apalagi untuk menentukan tindakan apa
yang tepat dalam menangani perbuatan tersebut. 27
Berdasarkan deskripsi keseluruhan di alas, penulis menganggap relevan
untuk membahas skripsi dengan judul: "Perilaku Menyontek dalam Pelaksanaan
Ujian: Penyebab dan Solusinya." (Studi Kasus di Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta).
Selain itu, ada alasan-alasan lain yang membuat penulis tertarik untuk merumuskan
judul skripsi ini, yaitu sebagai berikut:
1. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan pribadi, perilaku menyontek dalam
pelaksanaan ujian yang hampir selalu penulis jumpai sejak duduk di bangku
Sekolah Dasar hingga di perguruan tinggi saat ini (IAIN Jakarta), belum ditangani
sebagai suatu permasalahan serius, sehingga menimbulkan keinginan penulis
untuk menyumbangkan pemikiran yang berkaitan dengan masalah perilaku
menyontek dalam ujian tersebut.
2. Penelitian dilakukan terhadap mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta, selain
dengan pertimbangan bahwa sebagai anggota masyarakat ilmiah dan calon
guru, mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN dituntut untuk menjunjung tinggi nilai-
27 G.W. Bawengan, Pengantar Psychologi Kriminil, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1977), Cet ke-3, h. 27
8
nilai kejujuran, sesuai dengan tujuan dari Fakultas Tarbiyah itu sendiri, juga
karena adanya akses dengan peneliti, sehingga mempermudah penelitian.
3. Masih sedikitnya penelitian yang membahas tentang perilaku menyontek dalam
pelaksanaan ujian di lingkungan kampus IAIN
4. Dengan mencari faktor-faktor penyebab yang jelas terhadap munculnya perilaku
menyontek tersebut, diharapkan tidak menemui kesulitan dalam menemukan
solusi untuk mengurangi kemungkinan te~adinya perilaku menyontek dalam
pelaksaanaan ujian tersebut.
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan data tentang
faktor-faktor penyebab mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta menyontek pada
saat ujian semester (UTS dan UAS), serta solusi untuk mengatasinya.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk lebih mempe~elas permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan
skripsi ini, penulis memberikan batasan sesuai dengan judul yang ada, yaitu sebagai
berikut
a. Menyontek yang dimaksud di sini, ialah: menyontek dalam ujian, yang menurut
definisi operasionalnya, ialah: mengambil jawaban soal ujian dengan cara-cara
yang tidak dibenarkan dalam tata tertib ujian, seperti: dari buku catatan, hasil
pemikiran temannya dan media lain, kemudian disalin ke dalam lembar jawaban
9
ujiannya pada saat ujian berlangsung, seolah-olah jawaban itu murni dari hasil
pemikiran sendiri.
b. Ujian yang dimaksud di sini, ialah: achievement test, atau tes prestasi yang
biasa dilakukan oleh dosen dalam menilai hasil belajar mahasiswanya di
perguruan tinggi, khususnya: Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir
Semester (UAS) dalam bentuk tertulis.
c. Mahasiswa di sini, dibatasi pada mahasiswa Fakoltas Tarbiyah IAIN Jakarta
yang berasal dari angkatan 1998, 1999, 2000 (duduk pada semester 4, 6, dan
8), dan terdiri dari 4 jurusan, yaitu: Pendidikan Agama Islam (PAI), Pendidikan
Bahasa Arab (PBA), Kependidikan Islam (Kl) dan Tadris. Dengan pengambilan
sampel sebanyak 10 % atau sekitar 160 responden dari jumlah populasi
sebenarnya, yaitu 1592 mahasiswa.
d. Wawancara dibatasi kepada Kasubag Umum Fakultas Tarbiyah, untuk
mengetahui seputar teknik pelaksanaan ujian semester di Fakultas Tarbiyah
e. Faktor-faktor penyebab menyontek dalam pelaksanaan ujian yang akan diteliti,
masih bersifat penjajagan (belum diketahui dengan jelas dan pasti)
f. Solusi yang dimaksud di sini, ialah: upaya-upaya alternatif yang ditawarkan baik
dari responden maupun penulis kepada pihak fakultas Tarbiyah IAIN, para
dosen dan mahasiswa pada umumnya sebagai jalan keluar untuk 'mengatasi
perilaku menyontek mahasiswa ditinjau dari segi penyebab.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah sJi atas, maka dapat diungkapkan
perumusan masalahnya, sebagai berikut: "Faktor-faktor apa sajakah yang
menyebabkan mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN menyontek pada saat ujian? serta
bagaimanakah solusinya?"
10
D. Metode Pembahasan
Metode pembahasan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, yaitu:
metode berfikir deduktif, yaitu: suatu cara berfikir yang dimulai dari pernyataan-
pernyataan umum menuju pernyataan-pernyataan khusus dengan menggunakan
penalaran atau rasio (berfikir rasional) untuk diambil sebagai suatu kesimpulan, dan
hasilnya dapat digunakan untuk menyusun hipotesis Uawaban sementara yang
kebenarannya masih perlu diuji atau dibuktikan melalui proses keilmuan
selanjutnya). Dengan kata lain, dalam berfikir deduktif, proses berfikir hanya sampai
kepada menurunkan hipotesis, sedangkan pengujian hipotesis secara empiris
melalui verifikasi data tidak dilakukan. 28
E. Teknik dan Sistematika Penulisan
1. Teknik Penulisan
Acuan penulisan dalam teknik penulisan skripsi ini, adalah: "Buku Pedoman
Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta" yang
diterbitkan oleh IAIN Jakarta Press bekerjasama dengan Logos, cet. ke-1, tahun
2000.
2. Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari 5 bab, yang setiap babnya mempunyai sub-sub
tersendiri dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
28 Nana Sudjana, Tuntunan Penyusunan Karya llmiah: Maka/ah, Skripsi, Tesis, Disertasi, (Bandung: Sinar Baru, 1991), Cet. ke-2, h. 6
BAB!
11
Merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari pemilihan pokok masalah,
tujuan penelitian, pembatasan dan perumusan masalah, metode
pembahasan, teknik dan sistematika penulisan.
BAB II Merupakan kajian pustaka tentang perilaku menyontek dalam pelaksanaan
ujian, dan gambaran umum tentang ujian semester di perguruan tinggi.
BAB Ill Mengenai metodologi penelitian, yang dirinci dalam: manfaat penelitian,
tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, metode penelitian,
serta teknik pengolahan dan analisa data.
BAB IV Mengenai hasil penelitian, yang meliputi: deskripsi hasil penelitian dan
penyajian data penelitian
BAB V Merupakan bab penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Perilaku Menyontek dalam Pelaksanaan Ujian
1. Pengertian Menyontek
a. Pengertian Menyontek secara Umum .
Meskipun kata 'menyontek' telah sedemikian terkenal, ternyata dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (selanjutnya disingkat KBBI), kata tersebut tidak dapat
ditemukan secara langsung. Dalam KBBI, kata 'menyontek' baru dapat ditemukan
dalam arti kata 'jiplak menjipak yang ke-2, yaitu: "mencontoh atau meniru (tulisan,
pekerjaan orang lain)1 dan diberi label 'cak'.2 Label cak dalam KBBI merupakan
kependekan dari kata cakupan yang berarti: "ragam bukan baku."3
Ragam bukan baku merupakan bagian dari kekayaan bahasa Indonesia
yang dipergunakan baik dalam percakapan lisan maupun ragam tulisan yang
kebanyakan bersifat akrab atau informal. Menurut We//y, kata menyontek
merupakan hasil perpaduan dari kata 'mencontoh' dengan kata 'ngepek' (bahasa
Jawa) yang mengandung arti negatif. 4
Sedangkan dalam Kamus Modern Bahasa Indonesia (selanjutnya disingkat
KMBI), istilah menyontek dapat ditemukan secara langsung yang diawali dengan
1Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka. 1996), cet. ke-7, Edisi II, h. 416
2 Ibid.
3 Ibid., h. xxvi
4 Welly, "Bye-bye Nyontek", Tren, XIV, (September, 2000), h. 8
12
13
huruf 'N', yaitu: Nyontek, dan ternyata juga berarti sama dengan pengertian
menyontek dalam KBBI, yaitu: "tiru (mengekor) hasil pekerjaan orang lain."5
Adapun kata 'menyontek' dalam beberapa bahasa, seperti bahasa lnggris,
disebut dengan cheating (berasal dari kata: cheat)6 yang menurut Anies SM.
Basa/amah, melalui artikelnya dalam harian Terbit, sebagaimana yang dikutip oleh
Ham, cheating adalah: "segala cara atau usaha yang dilakukan orang untuk
mendapatkan hasil memuaskan guna meraih tujuan yang dikehendakinya dengan
menempuh jalan yang tidak lazim dan tidak terpuji."7
Sedangkan dalam bahasa Belanda, disebut juga dengan p/aagiat, yang
artinya: "mengambil tulisan, pikiran, gagasan orang lain dan mengemukakannya
sebagai hasil karangan atau pemikiran sendiri."8
Tentunya beberapa pengertian menyontek di atas, masih sangat luas
cakupannya, atau dengan kata lain, meliputi berbagai sisi kehidupan, bukan hanya
dari dunia pendidikan saja, melainkan juga " ... dalam kehidupan sastra, dalam dunia
seni suara, dalam kehidupan politik dan juga dalam kehidupan jurnalistik."9
ltu berarti, menyontek sebenarnya dapat dilakukan oleh siapa pun dan dalam
bidang apa pun bukan hanya oleh pelajar/mahasiswa pada saat ujian saja.10
5 M. Dahlan al Barry, Kamus Modern Bahasa Indonesia, (Surabaya: Arkola, 1994), h. 454
6Ar. Adi Candra Pius Abdillah, Kamus Bahasa lnggris-lndonesia. lndonesia-lnggris, (Surabaya:
Arkola tanpa tahun), h. 72
7 Ham, "Plagiatism itu Perilaku Maling?", Tren, Op.cit., h. 4
8 Moch. Buchori, "Plagiat dan Budaya Akademik", Kumpulan makalah Kuliah Pasca Sarjana
UHAMKA, (Jakarta: 14 Januari 2000), h. 1, t.d.
9 Ibid., h. 4
10 Ham, Op.cit, h. 4
14
b. Pengertian Menyontek dalam Pelaksanaan Ujian
Mengenai pengertian menyontek dalam pelaksanaan ujian ini, M. Sobary
mengartikannya secara ringkas dan sederhana, yaitu: " ... perkara memindahkan
jawaban teman sebelah ke dalam kertas jawaban sendiri yang berproses sangat
cepat dan bisa terjadi tanpa seizin yang bersangkutan.''11
Sedangkan Sadili mengartikannya lebih rinci lagi, yaitu:
Suatu kondisi khusus yang berhubungan dengan kegiatan belajar seseorang (murid) yang mengharapkan nilai tinggi atau lulus tanpa belajar, sehingga dia melakukan hal-hal yang tidak jujur, misalnya dalam ujian menyiapkan catatan mini untuk digunakan dalam menjawab soal-soal ujian, meniru kertas jawaban orang lain, saling menukar kertas lembar jawaban dan sebagainya.12
Ada pun Grondlound mengartikannya sebagai berikut: "Cheating is uses all
available resources in obtaining answer but needs help in controlling resource
fullness during testing."13 Atau, menyontek adalah: menggunakan semua sumber
yang ada/tersedia untuk memperoleh jawaban, namun penguasaan terhadap
sumber-sumber tersebut sangatlah dibutuhkan selama ujian.
Dari ketiga pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud
dengan menyontek dalam pelaksanaan ujian adalah: mengambil jawaban soal-soal
ujian dari cara-cara yang tidak dibenarkan dalam tata tertib ujian, seperti: dari buku
catatan, hasil pemikiran temannya, dan media lain kemudian disalin ke dalam
11 M.Sobary, "Asal-usu! Plagiat", Kompas, (Jakarta), 28 Desember 1997, h. 2
12 Lili Sadili, "Studi tentang Pola Penanggulangan Kasus Menyontek yang Terjadi pada Muridmurid SMA di Propinsi Jawa Baral", Laporan Penelitian, (Bandung: IKIP, 1993), h. 8, t.d.
13 Gronlound, NE., Measurement Evaluation in Teaching, (New York: Mc Millan, 1985), 5th ed., p. 440
15
lembar jawaban ujiannya pada saat ujian berlangsung, seolah-olah jawaban itu
murni dari hasil pemikirannya sendiri.
2. Macam-Macam Teknik Menyontek dalam Pelaksanaan Ujian
Menyontek dalam ujian sebenarnya bukan pekerjaan yang mudah untuk
dilakukan oleh pelajar/mahasiswa, karena diperlukan keberanian dan keahlian.
Maksud keahlian di sini, mempunyai teknik-teknik tertentu dalam menyontek supaya
• tidak sampai ketahuan pengawas ujian.
Teknik menyontek yang biasa dilakukan oleh para pelajar/mahasiswa pada
saat ujian itu bermacam-macam. Sebagaimana yang diungkapkan oleh ketua
Himpunan Psikologiwan lnggris, Stephen Newell dalam harian Kompas dari hasil
surveinya selama 2 tahun, yaitu: dari teknik yang sederhana sampai dengan teknik
yang modern. 14
Teknik yang sederhana di antaranya seperti: lirik kanan-kiri, membuat
catatan super mikro pada gulungan kertas yang terkadang dilet<?kkan dalam kotak
pensil atau di balik lipatan tissue sambil pura-pura menyeka keringat di kening,
sementara matanya sigap mencuri pandang pada contekan yang sudah
dipersiapkan. 15 Ada pula yang menulis catatan di paha, saling tukar lembar jawaban
ujian, tanya teman dengan bahasa isyarat atau bisik-bisik. 16 Bahkan merayu atau
melakukan pendekatan sejenis kepada pengawas ujian, misalnya dengan membagi
rokok. 17
14 Contekan dengan Teknologi Tinggi, Kompas, (Jakarta), 1 Mei 1995, h. 3
15 Ham, "Plagiarism itu Perilaku Maling?", Tren, XIV (September 2000), h. 4
16 Menyontek di Mata Siswa, Info Aktua/ Muda, 18, (Juli 1999), h. 3
17 Skripsi dan Nyontek, Kompas, (Jakarta), 31 Agustus 1996, h. 4
16
Sedangkan teknik modern menggunakan peralatan teknologi, di antaranya
seperti: mencatat rumus dalam kalkulator18, menggunakan radio panggil: pager19
dan pena radio pengindera jauh. 20 Menurut Newell, seperti yang dikutip harian
Kompas, "menyontek dengan menggunakan peralatan berteknologi tinggi kini
memang sedang berkembang''.21
Menyontek dengan menggunakan pager, caranya sebagai berikut: teman
yang pintar keluar dulu, lalu mencari telepon umum, dari situ dia memberi pesan
jawaban. Pager diletakkan dibalik baju peserta, kemudian saat pager dibuka ada
semua jawaban yang di ujikan. 22
Sedangkan teknik menyontek yang menggunakan pena radio pengindera
jauh menurut Newell, ternyata telah dilakukan oleh lebih dari separuh mahasiswa
lnggris setelah mereka membentuk kelompok penyadap informasi di balai ujian,
dengan cara: bahan ujian dan jawaban ditransmisikan melalui pena radio
pengindera jauh. Kemudian, mereka yang sedang ujian menyempurnakan jawaban
agar sesuai dengan masukan dari luar tadi. 23
Sebenarnya, meskipun pelajar/mahasiswa yang menyontek tersebut berhasil
menjawab soal ujian dengan menggunakan teknik-teknik menyontek di atas tanpa ..
sepengetahuan pengawas, sangatlah keliru jika mereka yakin kalau tidak ada yang
18 Menyontek di Mata Siswa, Loe.cit.
19 Eddy Hasby, "Tren Radio Panggil: Dari Gaya Sampai Alat Menyontek", Kompas, (Jakarta), 8
Juli 1997
2° Contekan dengan Teknologi Tinggi, Loe.cit.
21 Ibid.
22 Eddy Hasby, Op.cit.
23 Contekan, Loe.cit.
17
melihat perbuatannya tersebut. "Dalam konsep Islam, tiada ucapan, gelagat, denyut
niat dan rambut rontok sekalipun yang lepas dari malaikat pencatat kebaikan dan
keburukan. Jadi, sebagai orang yang beriman, mestinya yakin bahwa menyontek itu
sama saja dengan mengelabui diri sendiri juga dengan lain."24
"Perasaan selalu was-was, takut ketahuan orang lain di saat menyontek itu
merupakan tanda bahwa ia sedang berbuat dosa."25 Sebagaimana Rasulullah saw .
• bersabda:
,, ,, 4J ,,,., ,, 0 00
(~ olJ_;) ~\Ji d#-~ 01 ~ f) ~ ~ ::Jb- ~ ;.;~\) Dosa adalah apa-apa yang meragukan jiwamu dan engkau tidak suka dilihat orang
lain dalam melakukan hal itu. (HR. Muslim)" 26
Allah berfirman kepada hamba-Nya untuk meninggalkan setiap perbuatan
dosa:
( \ '\ • : il...;':;/I)
"Dan tinggalkanlah dosa yang nampak dan yang bersembunyi. Sesungguhnya
orang-orang yang mengerjakan dosa kelak akan diberi pembalasan (pada hari
kiamat) disebabkan perbuatan mereka. "27
Kemudian setiap hambanya yang terus-menerus melakukan perbuatan dosa,
Allah akan menjadikannya penghuni neraka yang kekal sebagaimana Firman-Nya:
24 Ham, Loe.cit.
25 Ibid.
26 Imam Nawawi, Hadis Arbain, ( t.t: Assaduddin Press, 1991), h. 37
27 Oepartemen Agama Republik Indonesia, Al Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta: CV. Taha
Putra Semarang, 1989), h. 207
18
./'
1@:: ~ c _;t51 ~\ ~)~ ,... .,,, ~ 0 ,..
.............., 0"···
" ... Barang siapa yang berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah
penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya."28
3. Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Perilaku Menyontek dalam
Pelaksanaan Ujian
Banyak pendapat yang mengemukakan kemungkinan-kemungkinan
penyebab timbulnya perilaku menyontek dalam pelaksanaan ujian, di antaranya
sebagai berikut:
a. Menurut Sadili, penyebab utama dari pihak siswa ialah: kurang percaya
diri, berprinsip asal lulus, kurang jelas tujuan karena kekaburan cita-cita
melanjutkan sekolah, sehingga berani mengambil jalan pintas untuk lulus
tanpa belajar dengan cara menggantungkan diri pada orang lain yang
tekun belajar. Sedangkan penyebab dari luar siswa, yaitu situasi yang
memungkinkan untuk menyontek, sehingga para siswa berkesempatan
untuk memanfaatkan situasi tersebut dengan sebaik-baiknya. Pada siswa
ada istilah mengatur posisi strategis dan kesepakatan mehggunakan
kode-kode tertentu.29
b. Menurut S. Sukarji, beberapa penyebabnya adalah:
1. Tugas yang diberikan terlalu sulit
28 Ibid., h. 23
29 Lili Sadili, Loe.cit.
19
2. Terlalu menekankan pada nilai dan kurang menekankan pada pemahaman
3. Murid-murid merasa tidak mampu dan kurang merasa aman di dalam situasi kelas tersebut.
4. Mendapatkan tekanan untuk memperoleh nilai yang baik atau takut gagal dalam pelajaran tersebut. 30
c. Menurut M. Sobary, penyebabnya adalah: selain karena kebiasaan buruk
yang telah tertanam sejak Sekolah Dasar, juga karena sikap acuh tak
acuh dosen pengawas ujian sehingga mernbuat mahasiswa yang
menyontek tidak merasa malu-malu. 31
d. Menurut Kathleen Kesson, ahli pendidik dari Goddard College,
sebagaimana yang dikemukakan Tabloid Bintang, penyebabnya adalah:
"Ketakutan mendapat nilai jelek yang muncul akibat rencana pendidikan
yang didasarkan ide, bahwa nilai terbaik adalah komoditi langka."32
e. Menurut salah seorang dosen di sebuah perguruan tinggi, sebagaimana
yang dikutip dalam Harian Kompas, penyebabnya adalah dosen pengajar
yang jarang mau datang mengawasi ujian, sehingga terpaksa tugasnya
dilakukan oleh pengawas administrasi yang 'tidak ditakuti' mahasiswa,
dan sering diancam atau di bagi rokok untuk tutup mata. Di samping itu,
ketidaksigapan pengawas dalam mengawasi ujian yang hany9 duduk di
depan kelas terus menerus membaca buku atau koran tanpa sering-
sering keliling dan menegur mahasiswa yang berbuat macam-macam
30 S. Sukarji, Psiko/ogi Pendidikan dan Psikologi seko/ah, (Jakarta: Fakultas Psikologi UI, 1990)
h. 101
31 M.Sobary, Op.cit., h. 2
32 Bila Menyontek jadi Kebiasaan Anak Anda, Bintang, 407 (Januari, 1999), h.22
20
serta jarak peserta ujian yang terlalu dekat, padahal jarak seharusnya
minimal 1,5 meter. 33
f. Menurut A/ Gini, guru besar filsafat dari Loyola university dan editor
Business Ethics Quarterly sebagaimana yang diungkapkan tabloid
Bintang, penyebabnya adalah karena didorong rasa keharusan untuk
mampu bersaing mendapatkan posisi yang tinggi dalam masyarakat dan
sekolah yang hanya bisa dicapai dengan mendapatkan nilai yang
tertinggi. "Semakin tinggi berada dalam sebuah piramid semakin banyak
anak mengambil resiko untuk menyontek." 34
g. Menurut Rektor Universitas Jayabaya Jakarta, Achyani Atma Kusuma,
sebagaimana yang diungkapkan dalam Harian Pelita, penyebabnya
kemungkinan, karena bentuk tes obyektif, sehingga membuka peluang
bagi siswa untuk saling memberi kode jawaban. Namun, menurut Dekan
Fakultas llmu Sosial dan llmu Politik universitas Nasional Jakarta (FISIP
UNAS), Muchlis Dasuki, kecenderungan siswa menyontek sewaktu
mengerjakan tes obyektif tergantung dari peranan pengawas dalam
pelaksanaan ujian. 35
" h. Menurut Anies SM. Basa/amah, peraturan yang diterapkan oleh lembaga
pendidikan, setting ruang belajar, pakaian yang dipakai mahasiswa,
relatif memberi andil buat menyulut kebiasaan nyontek, bahkan
mempengaruhi mahasiswa yang tidak biasa menyontek jadi ikut-ikutan
33 Skripsi dan Nyontek, Loe.cit.
34 Bila Menyontek Jadi Kebiasaan Anak Anda, Loe.cit.
35 Hapuskan budaya Nyontek, Loe.cit.
21
menyontek. Sikap seorang guru kelas yang tidak tegas pun dapat
menyuburkan budaya nyontek. 35
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa secara garis
besar ada dua faktor kemungkinan penyebab timbulnya perilaku menyontek dalam
pelaksanaan ujian, yaitu: faktor penyebab internal (yang berasal dari dalam diri
mahasiswa) dan eksternal (yang berasal dari luar diri mahasiswa). Adapun faktor •
penyebab internal meliputi:
a. Rasa kurang percaya diri
b. Berprinsip asal lulus karena kekaburan cita-cita dalam melanjutkan sekolah
c. Malas belajar
d. Terlalu menekankan pada nilai dan kurang menekankan pada pemahaman
e. Takut gagal dalam pelajaran
f. Kebiasaan buruk
g. ketakutan mendapat nilai jelek
Sedangkan faktor penyebab eksternal meliputi:
a. Situasi yang memungkinkan untuk menyontek
b. Tugas yang diberikan terlalu sulit
c. Adanya tekanan untuk memperoleh nilai yang bagus
d. Pengawas ujian yang tidak berfungsi dengan baik
e. Jarak peserta ujian yang terlalu dekat
f. Rasa bersaing untuk mendapatkan posisi tinggi
35 Ham, Loe.cit.
22
g. Pengaruh teman
h. peraturan yang diterapkan lembaga pendidikan.
i. Bentuk tes obyektif
B. Gambaran Umum Tentang Ujian Semester di Perguruan Tinggi
1. Penilaian Hasil Belajar di Perguruan Tinggi •
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar sekaligus merangsang
kegiatan belajar para mahasiswa di perguruan tinggi, dalam setiap proses belajar
mengajarnya selalu disertai dengan penilaian. Adapun komponen-komponen yang
dinilai terdiri dari kehadiran, pekerjaan rumah, partisipasi diskusi kelas atau seminar,
penulisan makalah, dan ujian semester .
"Masing-masing komponen dinilai dengan bobot tertentu."36 Bila nilai formatif
(test formatif, tugas-tugas makalah, pre sensi) hanya berbobot kecil, yaitu antara
10-30 %, ujian semester memiliki bobot cukup tinggi, untuk ujian tengah semester
(UTS) 30 % dan untuk ujian akhir semester (UAS) antara 40-60 %. Angka ini dibuat
dalam bentuk rentangan agar setiap dosen dapat menemukan bobot sesuai dengan
sifat dan atau jumlah mahasiswa yang ditentukan untuk ketiga kelompok komponen
tersebut yang harus mencapai 100 %.
Dari rentangan itu, dosen dapat menentukan nilai dengan variasi:
36 Departemen Agama Republik Indonesia, Buku Pedoman JAIN Syarif HidayafuHah, (Jakarta: IAIN Jakarta, 1996), Cet. ke- 13, h.23
23
Tabel 1
Variasi Nilai
Alternatif Formatif UTS UAS
Pertama 1 3 6
Kedua 2 3 5
Ketiga 3 3 4
Selanjutnya, Nilai akhir (NA) keberhasilan belajar mahasiswa dapat diketahui
dengan menghitung komponen penilaian sesuai dengan bobotnya masing-masing.
Dari uraian di alas, dapat diketahui bahwa nilai ujian semester berkedudukan cukup
tinggi dalam menentukan tingkat keberhasilan belajar mahasiswa di perguruan
tinggi dalam suatu semester.
2. Pengertian, Fungsi, Waktu Pelaksanaan dan Bentuk Ujian Semester
a. Pengertian Ujian Semester
Ujian semester adalah ujian yang dimaksudkan untuk mengetahui kemajuan
studi mahasiswa pada tiap mata kuliah baik di tengah maupun di akhir semester.38
b. Fungsi Ujian Semester
Adapun fungsi Ujian semester diadakan, di antaranya sebagai berikut:
1) untuk kepentingan diagnosis kesulitan belajar mahasiswa
2) untuk mengetahui kemajuan studi mahasiswa dalam tengah dan satu
semester pada setiap mata kuliah
38 Oemar Hamalik, Manajemen Be/ajar di Perguruan Tinggi, (Bandung: Sinar Baru, 1991), cet.
Ke-1, h. 150
. 24
3) memberikan balikan kepada dosen terhadap sistem penyampaiannya
4) menyediakan informasi untuk kepentingan pengajaran remedial dasar
dalam menentukan besarnya satuan kredit yang dapat diambil oleh
mahasiswa untuk semester berikutnya berdasarkan perhitungan indeks
prestasi. 39
c. Waktu Pelaksanaan Ujian Semester
Ujian semester dilihat dari segi waktu pelaksanaan, biasa diadakan dua kali
dalam satu semester, pertama pada waktu tengah semester (kira-kira 2 bulan
pertama = 8 x pertemuan) untuk tiap mata kuliah, yang disebut juga dengan UTS
(Ujian Tengah Semester). Kedua, pada akhir semester (6 bulan terakhir) untuk tiap
mata kuliah, yang disebut juga dengan UAS (Ujian Akhir Semester). Sedangkan
mengenai pengaturan waktu pelaksanaannya secara pasti diserahkan menurut
kebijakan fakultas. 40
d. Bentuk Ujian Semester
"Ujian dapat diselenggarakan secara tulis, lisan, praktikum, penulisan
makalah, penugasan lain dan atau gabungan." 41
Ujian semester ini pada umumnya diselenggarakan dalam bentuk ujian tertulis. Dalam ujian ini mahasiswa diberi selembar soal ujian dan juga,Jembaran untuk menjawab soal/lembaran jawaban. Bentuk instrumen yang digunakan adalah bentuk tes obyektif, atau tes bentuk essay, atau campuran dari kedua bentuk tadi, yakni sejumlah soal disajikan dalam bentuk tes objektif dan sebagian lagi dalam bentuk soal essay. 42
39 Ibid.
40 Ibid.
41 Pedoman Akademik Tahun 2001 JAIN Syarif Hidayatullah, ( Jakarta: IAIN Jakarta Press,
2001) h. 30
42 Op. cit., h. 158
BAB Ill
METODOLOG! PENEL!TIAN
A. Manfaat Penelitian
Dengan data yang diperoleh dari hasil penelitian, diharapkan selain berguna
sebagai bahan masukan atau kebijakan bagi para dosen dan pihak fakultas dalam
mengatasi perilaku menyontek mahasiswa pada saat ujian, juga dapat berguna bagi
para peneliti selanjutnya sebagai bahan kepustakaan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta yang
diselenggarakan pada awal semester genap tahun ajaran 2002/2003.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah: "semua individu yang dijadikan sumber pengambilan
sampel."1 Adapun yang menjadi obyek populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta baik pria/wanita, yang berasal dari ,
angkatan 1998-2000 (duduk pada semester 4,6, 8) dari 4 jurusan, yaitu: PAI, Kl,
PBA dan Tadris.
Dari data statistik bagian akademik tahun 2001/2002, dapat diketahui, bahwa
jumlah mahasiswa fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta angkatan 1998-2000 adalah
sebanyak 1592 orang, dengan perincian sebagai berikut:
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelffian, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1991), h. 18
25
26
Tabel 2
Jumlah Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Angkatan 1998-2000
JURUSAN/JENIS KELAMIN
l\NGKATAN PAI PBA Kl TADRIS JML
L p JML L p JML L p JML L p JML
1998 72 125 197 29 35 64 19 22 41 44 66 110
1999 69 146 215 35 44 79 27 51 • 78 61 106 167 1592
2000 94 134 228 42 40 82 63 109 172 57 102 159
JML 237 407 640 108 84 225 225 182 291 162 274 436
Sedangkan sampel adalah: "sebagian dari individu yang menjadi obyek
penelitian."2 sampel dalam penelitian ini adalah beberapa mahasiswa fakultas
Tarbiyah jurusan PAI, Kl, PBA dan Tadris angkatan 1998-2000 yang dipilih dengan
teknik probability samples melalui stratifikasi random, yaitu pengambilan sampel dari
setiap strafikasi (masing-masing jurusan) sebanyak 10% secara acak. Sehingga
jumlah sampel secara keseluruhan berjumlah 10 % atau sebanyak 160 orang dari
jumlah populasi sebenarnya 1592 orang, dengan perincian sebagai berikut:
Tabel3
Jumlah pengambilan sampel
JURUSAN/JENIS KELAMIN
' ANGKATAN PAI PBA Kl TADRIS JML
L p JML L p JML L p JML L p JML
1998 7 13 20 3 4 7 2 2 4 4 7 11
1999 7 15 22 4 4 8 3 5 8 6 11 17 160
2000 9 13 22 4 4 8 6 11 17 6 10 16
JML 23 41 64 11 12 23 11 18 29 16 28 44
2 /bid.
27
D. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan untuk mencari penyebab dan solusi
perilaku menyontek dalam pelaksanaan ujian pada mahasiswa Fakultas Tarbiyah
IAIN Jakarta, adalah metode penelitian eksploratif (penjajagan), yaitu: "metode yang
dilakukan untuk mengetahui sebab musabab terjadinya sesuatu."3 Atau, metode
penelitian yang bertujuan untuk lebih mengenal/memperoleh pandangan baru
tentang suatu gejala, yang seringkali dapat merumuskan masalah penelitian dengan
lebih tepat, atau untuk dapat merumuskan hipotesis, dan tekanan utamanya adalah
untuk menemukan ide (gagasan) atau pandangan. 4 Singkatnya, "metode yang
bertujuan untuk menemukan titik tolak yang kemudian dirumuskan sebagai
hipotesis."5
Penelitian eksploratif ini, bersifat terbuka, masih mencari-cari. Pengetahuan
peneliti tentang masalah yang akan diteliti masih terlalu tipis untuk dapat melakukan
studi deskriptif. 6
Untuk data yang obyektif, penulis menggunakan beberapa penelitian, yaitu:
1. Penelitian kepustakaan (Library research), yaitu: penelitian yang dilakukan
dengan cara mengumpulkan, membaca dan menganalisa buku-buku yang ada
relevansinya dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini. "
3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek,__(Jakarta: Rineka Cipta, 1996), Get. Ke-10, h. 8
4 lrawan Soehartono, Metode Penelitian Sosia/, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999), Get. ke-3, h. 33
5 Jacob Vredenbergt, Pengantar Metodologi untuk llmu-ilmu Empiris, (Jakarta: Gramedia, 1985), h. 18
6 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (Ed.), Metode Pene/itian Survai, (Jakarta, LP3ES, 1989), h. 4
28
2. Penelitian lapangan (Field research), yaitu: penelitian untuk memperoleh data
data lapangan dengan cara penyebaran angket kepada responden (mahasiswa
Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta) dari 4 Jurusan yaitu: PAI, PBA, Kl dan Tadris
yang berasal dari angkatan 1998-2000 (duduk pada semester 4,6,8) dengan
pengambilan sampel sebanyak 1 O % atau sekitar 160 responden dari jumlah
populasi sebenarnya, yaitu: 1592 mahasiswa. serta wawancara langsung
kepada pihak yang terkait dalam penelitian ini, ,yaitu: Drs.Rahmat selaku
Kasubag Umum Fakultas Tarbiyah, guna mendapatkan data-data yang otentik.
Adapun penjelasan lebih lanjut sebagai berikut:
a. Angket
Angket adalah: "sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan pribadinya, atau hal-hal
yang ia ketahui."7
Angket ini berisi aspek identitas serta daftar pertanyaan yang berhubungan
dengan perilaku menyontek, penyebab dan solusinya. Bentuk angket yang
digunakan adalah angket yang bersifat tertutup Uawaban telah ditentukan atau
pilihan ganda), yaitu sebanyak 10 pertanyaan.
Sedangkan teknik penyebaran angket dilakukan secara langsung dengan
menggunakan teknik penarikan probability samples melalui stratifikasl random
kepada 160 mahasiswa fakultas Tarbiyah atau sekitar 10 % dari jumlah populasi
sebenarnya sebanyak 1592 mahasiswa, dengan perincian: mahasiswa jurusan PAI
sebanyak 64 orang, jurusan PBA sebanyak 23 orang, Kl sebanyak 29 orang, dan
Tadris sebanyak 44 orang. (lihat kembali tabel 3, h. 26)
'Suharsimi Arikunto, Prosedur Pene/ftian suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), Cet.ke-10, h. 139 ·
29
Angket ini disebarkan dengan cara door to door, artinya mahasiswa Fakultas
Tarbiyah dari keempat jurusan yang dijadikan sampel penelitian ini, didatangi
secara langsung. Setelah itu, penulis meminta responden untuk mengisi angket
tersebut, lalu dikumpulkan kembali untuk dianalisa.
b. Wawancara
Wawancara adalah: "suatu teknik pengumpulan data dengan jalan •
mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan
dengan dialog (tanya- jawab) secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung."8
Adapun instrumen wawancara berisi dua buah pertanyaan yang sebelumnya
telah penulis buat dalam daftar pertanyaan untuk mendapatkan data-data: pertama,
mengenai gambaran teknik pelaksanaan ujian semester (UTS dan UAS) di Fakultas
Tarbiyah, yang dilihat dari segi: pengawasan, tata-tertib, sanksi, pengaturan
ruangan, penilaian, fungsi dan waktu pelaksanaan. kedua, gambaran umum tentang
perilaku menyontek dalam pelaksanaan ujian semester di F akultas Tarbiyah, dengan
rincian: ada/tidaknya laporan mahasiswa yang menyontek, tindak lanjut pihak
Fakultas Tarbiyah mengenai mahasiswa yang tertangkap basah menyontek,
kendala-kendala yang dihadapi dalam mengatasinya, serta pendapat pribadi dari
interviewee.
Sedangkan teknik wawancara, penulis lakukan secara langsung dengan
mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan kepada Kasubag Umum Fakulfas
Tarbiyah, yaitu: Ors. Rahmat. Tentunya, setelah mengadakan janji terlebih dahulu
untuk mengadakan wawancara tersebut guna melengkapi penelitian ini.
8 I. Djumhur, Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Seka/ah: Guidance dan Counseling, (Bandung: CV. llmu, 1975), h. 50
30
E. Teknik Pengolahan dan Analisa Data
Setelah data didapat dari setiap pertanyaan angket, penulis mengolah data
dengan cara mengklasifikasikan data yang terdiri dari aneka ragam jawaban ke
dalam kategori-kategori tertentu sesuai dengan sub-sub permasalahan yang dibuat
dalam bentuk tabel. Kemudian data tersebut dianalisa dan diinterpretasikan untuk
menemukan suatu struktur yang bermanfaat dalam rangka pembentukan hipotesis-
hipotesis.
Dalam menganalisa data, penulis menggunakan teknik analisa data
kuantitatif melalui distribusi frekwensi dengan persentasi. Adapun rumusnya:
F P = - X 100 %, dengan ketentuan sebagai berikut:
N
P = angka persentasi
F = frekwensi yang sedang dicari persentas i nya
N = number of cases Qumlah frekwensi/banyaknya individu"9
9 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994), Cet. ke-16, h. 40-41
A. Deskripsi Hasil Penelitian
BABIV
HASIL PENELITIAN
1. Gambaran Umum Pelaksanaan Ujian Semester di Fakultas Tarbiyah
a. Teknik Pelaksanaan Ujian Semester (UTS dan UAS)
1). Pengawasan ujian
Baik UTS maupun UAS, pengawasannya untuk saat ini peraturannya harus
dilakukan langsung oleh masing-masing dosen yang mengajar pada mata kuliah
yang diujikan. Selain hal tersebut dianggap sebagai satu paket dengan perkuliahan,
juga supaya kualitas pelaksanaan ujian lebih bagus, karena dosen yang
bersangkutan akan mengetahui persis keadaan mahasiswa yang sesungguhnya,
sedangkan bila diawasi oleh karyawan terkadang diremehkan oleh mahasiswa,
terutama yang duduk di semester 4 ke atas.
Karyawan dapat dijadikan pengawas ujian hanya sebagai alternatif, yaitu bila
dosen yang bersangkutan berhalangan hadir karena ada sesuatu hal. Ada pun
jumlah pengawas yang ditetapkan tiap kelas yaitu sebanyak 1 ora,ng, bahkan tidak
menutup kemungkinan, seorang dosen mengawas sebanyak dua kelas, untuk mata
kuliah yang diujikan. Karena banyaknya jumlah peserta ujian.
2). Tata-tertib pelaksanaan ujian dan sanksi pelanggaran
Selama masa ujian berlangsung, seluruh mahasiswa fakultas Tarbiyah
diwajibkan untuk mematuhi tata-tertib ujian yang berlaku, di antaranya sebagai
berikut:
31
32
a) Pakaian harus sopan dan rapi (tidak boleh berkaos oblong) serta
tidak boleh mengenakan sandal.
b) Hadir tepat waktu.
c) Sebelum ujian dimulai, baik buku maupun catatan, tidak
diperkenankan berada di dalam kelas, melainkan harus
dikumpulkan di luar kelas. Juga dilarang menanyakan jawaban •
kepada sesama peserta ujian, kecuali menanyakan ketidakjelasan
soal ujian, itu pun harus kepada pengawas/dosen yang
bersangkutan.
d) Mahasiswa dilarang mengikuti ujian semester, bila tatap muka
selama perkuliahan kurang dari 75 %. (lihat lampiran)
Bila ada peserta ujian yang melanggar tata tertib ujian, maka dikenakan
sanksi berupa teguran/peringatan secara bertahap, baik secara lisan maupun
tulisan, supaya keluar dari ruangan dan dilarang untuk mengikuti ujian. Namun untuk
menerapkan sanksi yang telah diberlakukan, pada pelaksanaannya diserahkan
sepenuhnya kepada dosen yang mengawas.
3). Pengaturan Ruang Ujian
Ruang ujian penempatannya di ruangan kuliah masing-masing. Untuk
pengaturan tempat duduk, tiap kelasnya disesuaikan dengan jumlah mahasiswa
yang standamya 30-40 orang, dan jarak kursi yang direnggangkan. Ada kebebasan
bagi mahasiswa untuk menentukan posisi duduk/bangku, karena memang tidak
diadakan penomoran peserta secara khusus dalam ujian semester.
33
4). Fungsi dan penilaian ujian
Fungsi ujian semester adalah sebagai evaluasi untuk mengetahui tingkat
keberhasilan mahasiswa pada tengah dan akhir semester yang penilaiannya,
sepenuhnya diserahkan kepada dosen yang bersangkutan.
5). Waktu Pelaksanaan Ujian
Waktu pelaksanaan UTS dan UAS secara umum, ketentuannya sama-sama
mengikuti kalender akademik institut yang telah ditetapkan. Secara khusus, UTS
dilaksanakan pada jam kuliah masing-masing. Sedangkan pelaksanaan UAS
terdapat ketentuan sebagai berikut: bila jadwal kuliahnya terletak pada jam ganjil
uam ke-1, 3, atau 5) maka ujiannya dilaksanakan pada minggu pertama dari waktu
UAS yang telah ditetapkan kalender akademik. Bila jadwal kuliahnya terletak pada
jam genap uam ke-2, 4) maka ujiannya dilaksanakan pada minggu kedua dari waktu
UAS yang telah ditetapkan pada kalender akademik. (lihat lampiran)
b. Perilaku Menyontek dalam Pelaksanaan Ujian Semester di Fakultas
Tarbiyah: Kenyataan, penyebab, kendala, dan solusinya
Dalam ruang ujian, pada kenyataannya banyak dijumpai perilaku menyontek
mahasiswa. Adapun laporan mengenai mahasiswa yang menyontek selama ujian .•
semester secara khusus, terdapat pada pengawas dari dosen dan juga pada
pengawas dari karyawan yang ditulis pada berita acara.
Penyebab mahasiswa yang menyontek ketika ujian, menurut Ors. Rahmat,
tiada lain disebabkan oleh mental/kebiasaan buruk menyontek mahasiswa yang
sudah agak susah untuk dihilangkan, terlebih dengan adanya kesempatan besar
untuk menyontek atau aturan pelaksanaan ujian yang terkesan longgar.
34
Bila ada mahasiswa yang tertangkap basah menyontek, maka akan
ditindaklanjuti dengan pemberlakuan sanksi yang diserahkan sepenuhnya kepada
masing-masing dosen yang mengawas dalam ujian, dengan sanksi-sanksi baik
berupa teguran, pengurangan nilai, maupun tidak diluluskan dalam mata kuliah yang
diujikan (sebagai sanksi terberat)
Kendala-kendala yang dihadapi pihak Fakultas Tarbiyah dalam menangani
perilaku menyontek mahasiswa, di antaranya sebagai berikut:
1) Jumlah mahasiswa terlampau banyak. Padahal, ruang u~an idealnya
ditempati maksimal 25 - 30 orang.
2) Sistem pengawasan kurang ketat, baik pengawas dari dosen maupun
pengawas dari karyawan ada yang mempunyai toleransi tinggi..
3) Sikap disiplin mahasiswa yang dari awal tidak bisa ditegakkan untuk
mematuhi tata tertib, dan mental mahasiswa yang memang sudah
terbiasa menyontek (tidak takut pada sanksi).
Rencana pihak Fakultas Tarbiyah selanjutnya dalam menangani perilaku
menyontek dalam pelaksanaan ujian, yaitu dengan mencoba memperbaiki mental
dan menegakkan disiplin mahasiswa melalui aturan-aturan yang telah ditetapkan
dengan tidak memberikan toleransi yang berlebihan kepada mahasiswa yang
melanggar tata tertib ujian (khususnya menyontek). 1
2. Gambaran Umum Responden
Seperti yang telah dikemukakan pada bab Ill, bahwa yang menjadi
responden penelitian skripsi ini adalah mahasiswa Fakultas Tarbiyah JAIN Jakarta,
1 Ors. Rahmat, Ka.Subag Umum Fakultas Tarbiyah, Wawancara Pribadi, Jakarta, 12 Juni 2002
35
dari 4 jurusan, yaitu: PAI, PBA, Kl dan Tadris yang berasal dari angkatan 98, 99,
2000 (duduk pada semester 4, 6, 8).
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik probability
samples secara random, yaitu pengambilan unsur sampel secara acak sebanyak
160 orang atau sekitar 10 % dari 1592 jumlah mahasiswa Fakultas Tarbiyah
angkatan 1998-2000.
Mengenai gambaran tentang responden, untuk lebih jelasnya dapat dilihat
dalam tabel-tabel persentasi berikut ini:
1. Jenis Kelamin responden
a.
b.
Tabel4
Jenis kelamin
Alternatif jawaban
Pria
Wanita
Jumlah
F p
61 38,125 %
99 61,875 %
160 100 %
Dari data di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar sampel penelitian yang
adalah mahasiswi, yaitu sebanyak 99 orang atau 61,875 % dan mahasiswa
sebanyak 61 orang atau 38, 125 % dari 160 sampel penelitian.
Hal tersebut wajar, karena mahasiswa Fakultas Tarbiyah pada angkatan
1998-2000 kebanyakan didominasi oleh wanita.
2. Tingkat semester kuliah responden
a.
b.
c.
Tabel5
Tingkat semester
Alternatif jawaban
Semester4
Semester6
Semester 8
Jumlah
36
F p
42 26,25 %
55 I 34,375%
63 39,375%
160 100 %
Dari data di atas dapat dilihat sampel penelitian hampir merata menurut
tingkat semester, yaitu: mahasiswa semester 8 sebanyak 63 orang atau 39,375 %,
mahasiswa semester 6 sebanyak 55 orang atau 34,375 %, dan mahasiswa
semester 4 sebanyak 42 orang atau 26,25 % dari 160 sampel penelitian.
3.Jurusan kuliah responden
a. PAI
b. PBA
c. Kl
d. Tadris
Tabel6
Jurusan kuliah
Alternatif jawaban
Jumlah
F p
64 40%
23 14,375 %
29 18,125 %
44 27,5%
160 100%
Data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar sampel penelitian berasal
dari jurusan PAI, yaitu sebanyak 64 orang atau 40%, dan dari jurusan Tadris
sebanyak 44 orang atau 27,5 %. Sedangkan yang berasal dari jurusan Kl sebanyak
29 orang atau 18, 125 %, sisanya jurusan PBA sebanyak 23 orang atau
9,375 %.dari 160 sampel penelitian.
37
Sampel penelitian kebanyakan berasal dari jurusan PAI, hal tersebut wajar,
karena jumlah mahasiswa jurusan PAI yang sebenamya memang paling banyak
dibandingkan dengan jurusan lain.
4. Usia Responden
Tabel7
Usia
Alternatif jawaban
a. :> 20 tahun
b. 21-24 tahun
Jumlah
• F p
54 33,75%
106 66,25%
160 100 %
Dari data di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar sampel penelitian
berusia 21-24 tahun, yaitu sebanyak 106 orang atau 66,25 %, sedangkan yang
berusia :> 20 tahun hanya sebagian kecil, yaitu sebanyak 54 orang atau 33,75 % dari
160 sampel penelitian.
5. IPK terakhir responden
Tabel8
IPK terakhir
Alternatif jawaban
a. 2.00-2.50
b. 2.51-2.99
c. 3.00 ke atas
Jumlah
F p
2 1,25 %,
53 33,125 %
105 65,625 %
160 100 %
Data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar sampel penelitian yang
memiliki IPK terakhir 3 ke atas yaitu sebanyak 105 orang atau 66,625 %.
Sedangkan yang memiliki IPK terakhir 2.51-2.99 hanya 53 orang atau 33, 125 %.
38
Sisanya, hanya sebagian kecil atau 2 orang atau 1,25 % yang memiliki IPK terakhir
2.00 -2.50 dari 160 sampel penelitian.
B. Penyajian Data Penelitian
Seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, bahwa salah satu
teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
penyebaran angket, untuk memperoleh data perilaku menyontek dalam pelaksanaan
ujian yang ditinjau dari segi penyebab dan solusinya.
Angket ini disusun berdasarkan dimensi dan indikator dari variabel yang
diteliti, yaitu: pertama, pengetahuan tentang perilaku menyontek mahasiswa dalam
pelaksanaan ujian yang meliputi: pengertian menyontek, jumlah mahasiswa yang
menyontek, frekwensi menyontek mahasiswa, teknik menyontek mahasiswa, berikut
alasannya, dan perasaan mahasiswa ketika menyontek. Kedua, pengetahuan
tentang penyebab mahasiswa menyontek ketika ujian, meliputi: penyebab internal
dan eksternal mahasiswa menyontek, serta penyebab utama mahasiswa menyontek.
Ketiga, pengetahuan tentang cara mengatasi perilaku menyontek mahasiswa ketika
ujian, yang meliputi: solusi dari penyebab internal dan ekstemal mahasiswa
menyontek secara umum dan solusi yang tepat mengatasi penyebab secara
keseluruhan.
Angket ini selain berisi 5 pertanyaan tentang aspek identitas responden, juga
berisi 1 O pertanyaan yang bersifat tertutup, yang terdiri dari: 6 pertanyaan yang
berkaitan dengan aspek perilaku menyontek mahasiswa dalam pelaksanaan ujian, 2
pertanyaan yang berkaitan dengan aspek penyebab mahasiswa menyontek dalam
39
pelaksanaan ujian dan 2 pertanyaan yang berkaitan dengan aspek cara mengatasi
perilaku menyontek mahasiswa dalam pelaksanaan ujian.
Pembahasan mengenai hasil angket dalam bentuk label prosentase dapat
dilihat sebagai berikut:
1. Pengetahuan tentang Perilaku Menyontek
Tabel9 . Pengertian menyontek dalam pelaksanaan ujian
Jawaban F
a. Proses memindahkan/ menyalin/meniru jawaban (tulisan) dari bL1ku, teman atau 102 media lain ke dalam lembar jawaban sendiri.
b. Perbuatan yang tidak baik/jujur/sportif, 16 menyimpang dan tidak diperbolehkan dalam tata tertib ujian.
c. usaha mencari jawaban ujian melalui
1 bantuan ( catatan, teman dll.) sehingga 19 mempengaruhi jawaban yang seharusnya mumi dari diri sendiri.
d. suatu upaya agar lolos dari nilai c a tau untuk 3 mendapat nilai bagus.
e. Membuka catatan/buku dan menyalinnya ke 15 dalam kertas ujian dengan sembunyisembunyi
f. Usaha terakhir yang terpaksa dilakukan dalam menjawab soal 5
Jumlah 160
p
63,75%
10 %
11,875 %
1,875%
9,375 %
·' 3,125 %
100%
Dari label di alas diketahui bahwa 63, 75 % responden berpendapat bahwa
menyonlek dalam pelaksanaan ujian sama dengan proses memindahkan/menyalin/
meniru jawaban (lulisan) dari buku, teman atau media lainnya ke dalam lembar
jawaban ujian sendiri. 11,875% responden berpendapat menyontek adalah usaha
40
mencari jawaban ujian melalui bantuan (catatan, teman, di!) sehingga
mempengaruhi jawaban yang seharusnya murni dari diri sendiri. 10 % responden
berpendapat menyontek adalah perbuatan yang tidak baik/jujur/sportif, menyimpang
dan tidak diperbolehkan dalam tata tertib ujian. 9,375 % responden berpendapat
menyontek adalah membuka buku catatan/bukw dan menyalinnya ke dalam kertas
ujian dengan sembunyi-sembunyi. 3, 125 % responden berpendapat menyontek
adalah usaha terakhir yang terpaksa dilakukan dalam menjawab seal. Sisanya,
1,875 % responden berpendapat menyontek adalah suatu upaya agar lolos dari
nilai c atau untuk mendapat nilai bagus.
Data tersebut menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa Fakultas Tarbiyah
mengetahui apa itu menyontek dalam pelaksanaan ujian, serta mengetahui
buruknya perbuatan tersebut.
Tabet 10
Jumlah mahasiswa Fakultas Tarbiyah yang menyontek ketika ujian
Alternatif jawaban F p
a. sedikit 26 16,25 %
b. cukup banyak 66 41,25%
c. banyak 59 36,875 %
d. banyak sekali 9 5,625 %'
Jumlah 160 100%
Dari label di alas diketahui bahwa 41,25 % responden menyatakan cukup
banyak mahasiswa fakultas Tarbiyah diperkirakan menyontek ketika ujian, 36,875 %
responden menyatakan banyak. 16,25 % responden menyatakan sedikit, sisanya
hanya 5,625 % responden yang menyatakan banyak sekali mahasiswa fakultas
Tarbiyah diperkirakan menyontek ketika ujian.
41
Dengan demikian, kebanyakan responden mengemukakan bahwa
mahasiswa fakultas Tarbiyah, baik jurusan Kl, PAI, PBA, maupun tadris, cukup
banyak yang menyontek ketika ujian.
Tabet 11
Jumlah mahasiswa sekelas yang menyontek ketika ujian
Alternatif jawaban F p
a. sedikit 58 36,25 % . b. cukup banyak 62 38,75 %
c. banyak 34 21,25% I d. banyak sekali 6 3,75 %
Jumlah 160 100%
Dari tabel di atas diketahui bahwa 38,75 % responden menyatakan cukup
banyak mahasiswa sekelasnya diperkirakan menyontek. 36,25% responden
menyatakan sedikit. 21,25 % responden menyatakan banyak. Sisanya hanya
3,75 % responden yang menyatakan banyak sekali mahasiswa sekelasnya yang
menyontek ketika ujian.
Dengan demikian kebanyakan responden mengemukakan bahwa
mahasiswa sekelasnya pun hampir sebagian menyontek ketika ujian.
Tabel12
Tingkat keseringan mahasiswa menyontek ketika ujian ·'
Altematif Jawaban F p
a. tidak pernah 0 0%
b. hampir tidak pernah 36 22,5%
c. jarang 92 53%
d. cukup sering 23 14,375 %
e. hampir sering 6 3,75 %
f. selalu 3 1,875 %
Jumlah 160 100%
42
Dari tabel di atas diketahui bahwa 57,5 % responden menyatakan mereka
jarang menyontek. Biasanya mereka menyontek bila dalam keadaan
terdesak/keterpaksaan. Seperti, karena soal sulit atau tidak tahu jawabannya sama
sekali. 22,5 % responden menyatakan mereka hampir tidak pernah menyontek.
Biasanya mereka menyontek juga bila dalam keadaan terjepit atau hanya lupa
sedikit jawabannya. 14,375 % responden menyatakan mereka cukup sering
menyontek. !tu disebabkan mereka telah terbiasa mengandalkan jawaban hasil
contekan dan tidak percaya terhadap jawaban sendiri. Sedangkan yang menjawab
hampir sering menyontek 3,75 % dan selalu menyontek 1,875 %. Hal tersebut
disebabkan menyontek telah mereka jadikan kebiasaan buruk dari masa sekolah
hingga terbawa sampai mereka duduk di bangku kuliah dan sulit dilepaskan.
Sisanya, o % responden yang menyatakan tidak pemah menyontek ketika ujian
sama sekali.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh responden atau 100 %
responden secara tidak langsung menyatakan pemah menyontek. Meskipun
frekwensinya berbeda, ada yang hampir tidak pernah, cukup sering, hampir sering,
selalu dan mayoritas menyatakan jarang.
43
Tabel 13
Teknik menyontek yang paling sering digunakan mahasiswa
Jawaban F p
a. menanyakan jawaban ujian langsung kepada 73 45,625 % teman
b. bekerjasama dengan dua/lebih teman dalam 10 6,25 % mengerjakan soal ujian selama ujian berlangsung
c. melirik lembar jawaban ujian teman . 29 18,125 %
d. membuka buku/ catatan saat ujian 20 12,5 %
e. membuat dan menggunakan kertas catatan 6 3, 75%
f. menyalin jawaban teman dengan 19 11,875 % sepengetahuan mereka
g. memilih posisi duduk yang baik sebelum ujian 3 1,875 %
' agar dapat kemudahan untuk menyontek
Jumlah 160 100%
Dari tabel di atas diketahui bahwa 45,625 % responden menyatakan teknik
menyontek yang paling sering mereka gunakan adalah menanyakan jawaban ujian
langsung kepada teman. 18,125 % responden masing-masing menyatakan melirik
lembar jawaban ujian teman. 12,5 % responden menyatakan membuka
buku/catatan saat ujian. 11,875 % responden menyatakan menyalin jaVfaban teman
dengan sepengetahuan mereka. 6,25 % responden menyatakan bekerjasama
dengan dua/lebih teman dalam mengerjakan soal ujian selama ujian berlangsung.
3,75 % responden menyatakan membuat dan menggunakan kertas catatan. Sisanya,
1, 875 % responden menyatakan memilih posisi duduk yang baik sebelum ujian agar
dapat kemudahan untuk menyontek.
44
Dengan demikian ada 7 teknik menyontek yang paling sering digunakan
mahasiswa fakultas Tarbiyah pada saat ujian, dan hampir sebagian menggunakan
teknik menyontek yang sangat sederhana, yaitu: menanyakan jawaban ujian
langsung kepada teman.
Tabel 14
Alasan mahasiswa menggunakan teknik menyontek tersebut
Jawaban F p
a. mudah/praktis 80 50%
b. resiko ketahuan sedikitiaman 56 35%
c. hasilnya memuaskan/valid 14 8,75 %
d. hanya lupa jawaban sedikit 5 3,125 %
e. jawaban dapat disaring lagi sesuai pemikiran 5 3,125%
' sendiri
! Jumlah 160 100 %
Dari tabel di atas diketahui bahwa 50 % responden menyatakan alasan
mereka menggunakan teknik menyontek tersebut karena mudah/praktis. 35 %
responden beralasan resiko ketahuan sedikit/aman. 8,75 % responden beralasan
hasilnya memuaskan/valid. 3, 125 % responden pertama, beralasan hanya lupa ..
jawaban sedikit dan 3,125 % responden kedua beralasan jawaban dapat disaring
lagi sesuai dengan pemikiran sendiri.
Dapat disimpulkan bahwa sebagian mahasiswa fakultas Tarbiyah
menggunakan salah satu dari ketujuh teknik menyontek di atas dengan alasan
mudah/praktis dilakukan tanpa perlu bersusah payah.
45
Tabel 15
Perasaan Mahasiswa ketika menyontek
Alternatif Jawaban F p
a. was-was /ketakutan 107 66,875%
. b. biasa saja 30 18,75 %
c. merasa bersalah/berdosa 11 6,875 % .
d. merasa malu 6 3,75%
e. kadang biasa/kadang ketakutan 6 3,75%
Jumlah 160 100%
Dari tabel di atas diketahui bahwa 66,875 % responden menyatakan ada
perasaan was-was/ketakutan ketika menyontek. 18,75 % responden menyatakan
biasa saja. 6,875 % responden menyatakan merasa bersalah/berdosa. 3,75 %
responden pertama menyatakan merasa malu. 3, 75 % responden kedua kadang
merasa biasa kadang ketakutan ketika menyontek.
Dengan demikian, sebagian besar responden sebenamya mengetahui
dengan pasti buruknya perbuatan yang sedang dilakukan, akibatnya dihantui rasa
was-was/ ketakutan ketika menyontek.
46
2. Pengetahuan tentang Penyebab mahasiswa menyontek ketika ujian
Tabel16
Penyebab internal mahasiswa menyontek ketika ujian
Jawaban F p
a. malas belajar sehingga tidak siap ujian 75 46,875 %
b. kebiasaan buruk 13 8,125
c. terobsesi nilai tinggi . 18 11,25
d. kurang percaya diri 42 26,25 %
e. Kondisi badan tidak fit (sehat) 8 5%
f. Ketakutan mendapat nilai jelek 4 2,5%
Jumlah 160 100 %
Dari tabel di atas diketahui bahwa 46,875 % responden menyatakan
penyebab internal mahasiswa menyontek ketika ujian adalah malas belajar. Akibat
malas belajar akhirnya banyak mahasiswa yang tidak siap menghadapi ujian. Hal itu
karena banyaknya bahan kuliah yang mesti dipelajari, akhirnya mereka memilih jalan
menyontek untuk menjawab soal-soal ujian. 26,25 % responden menyatakan
penyebabnya adalah kurang rasa percaya diri. Ragu-ragu dalam menjawab soal-
soal ujian, tidak yakin dengan jawaban sendiri sehingga mengandalkan jawaban dari .•
contekan. 11,25 % responden menyatakan penyebabnya adalah terobsesi nilai
tinggi. Dengan nilai tinggi, mereka akan dianggap pintar, kemudian disegani dan
mendapatkan posisi yang layak di antara teman-temannya. Selain itu, dengan nilai
tinggi diharapkan mereka dengan cepat memperoleh pekerjaan setelah lulus
nantinya.
47
8, 125 % responden menyatakan penyebabnya adalah kebiasaan buruk yang
sukar dihilangkan. Mereka telah biasa di cap tukang nyontek, karena memang
setiap ujian selalu menyontek. 5 % responden menyatakan penyebabnya adalah
kondisi badan yang sedang tidak fit (kurang sehat). Dalam keadaan kepala pusing
atau flu membuat konsentrasi mereka dalam mengerjakan soal ujian menjadi buyar,
sehingga mereka merasa tidak mampu menjawab soalxlan akhimya mereka memilih
jalan untuk menyontek. Sisanya, 2,5 % responden menyatakan penyebabnya adalah
ketakutan mendapat nilai jelek. Bila mereka mendapat nilai jelek, maka resikonya
mereka tidak akan lulus dalam mata kuliah yang diujikan. Akhimya, menyontek
dijadikan alternatif terakhir untuk menjawab soal.
Dengan demikian, mayoritas responden menyatakan bahwa penyebab
internal mahasiswa fakultas Tarbiyah menyontek adalah malas belajar.
Tabef 17
Penyebab ekstemal mahasiswa menyontek ketika ujian
Jawaban F p
a. Pengaruh teman 91 56,875 %
b. Pengawasan ujian yang tidak ketat 43 26,875 o,p
c. persaingan nilai 4 2,5%
d. soal ujian teks book 6 3,75 %
e. soal sulit 16 10 %
Jumlah 160 100%
Dari tabel di atas diketahui bahwa 56,875 % responden menyatakan
penyebab eksternal mahasiswa menyontek ketika ujian adalah pengaruh teman.
48
Mereka iri dengan teman yang menyontek tapi selalu dapat nilai bagus, sedangkan
yang tidak menyontek nilainya pas-pasan bahkan jelek. Selain itu, dengan mengikuti
ajakan teman untuk bekerjasama menyontek, akan dianggap mempunyai solidaritas
tinggi, bila tidak ikut akan dianggap pengecut. Akhimya mereka memilih jalan untuk
menyontek. 26,875 % responden menyatakan penyebabnya adalah pengawasan
yang tidak ketat dari pengawas ujian. Banyak pengawas yang seharusnya bertugas
mengawasi para peserta ujian malah meninggalkan ruang ujian, bercakap-cakap
dengan pengawas ujian lainnya, sehingga perhatian pengawas menjadi lemah,
mengantuk, membaca koran atau buku-buku lainnya, malas memberikan teguran
jika mendapati mahasiswa yang menyontek, dan sebagainya. Hal tersebut hanya
akan membuat mahasiswa lain juga berani untuk menyontek. 10 % responden
menyatakan penyebabnya adalah soal yang diujikan sulit. Daripada kertas jawaban
ujian dibiarkan kosong tidak terisi, akhirnya dipilih jalan menyontek agar kertas
jawaban terisi semua.
3,75 % responden menyatakan penyebabnya adalah soal ujian teks book.
Jawaban soal ujian yang sama persis ada di catatan/makalah, membuat mereka
lebih memilih untuk menyontek. Sisanya, 2,5 % responden menyatakan penyebab
ekstemal mahasiswa menyontek adalah persaingan nilai, nilai bagus diperebutkan
untuk mendapatkan posisi yang layak di antara teman-teman, tidak peduli meskipun
harus ditempuh dengan jalan menyontek sekalipun.
49
Tabel 18
Penyebab Utama Mahasiswa Menyontek
Jawaban F p
a. lidak paham maksud pertanyaan soal 4 2,5%
b. soal sulit 27 16,875 %
c. malas belajar sehingga lidak siap ujian 53 36,875 %
d. pengawasanlonggar 12 7,5%
e. lebih percaya diri kalau menvonlek " 14 8,75 % f. karena lupa jawaban sedikil 7 4,375 % Q. terpengaruh teman 20 12,5 % h. lakut nilai ielek 8 5% i. soal yang diujikan tidak sesuai dengan 6 3,75 %
materi yang diajarkan j. terdesak waktu ujian yang hampir habis 3 1,875 %
Jumlah 160 100 %
Dari label di alas diketahui bahwa 36,875 % responden menyalakan
penyebab ulama mereka menyonlek secara keseluruhan adalah: malas belajar
sehingga belum siap unluk menghadapi ujian. 16,875 % responden menyalakan
penyebabnya soar ujian sulit. 12,5 % responden menyalakan karena pengaruh
leman. 8,75 % responden menyatakan karena lebih percaya diri kalau menyontek.
7,5 % responden menyatakan karena pengawasan ujian longgar/tidak kelat. 5 %
responden menyatakan karena ketakutan mendapal nilai jelek. 4,375 % ' responden
menyalakan karena lupa jawaban sedikit. 3,75 % responden menyatakan soal yang
diujikan tidak sesuai dengan materi yang lelah diajarkan dalam perkuliahan. 2,5 %
responden menyatakan karena tidak paham maksud pertanyaan soal. Sisanya,
1 ,875 % responden menyalakan penyebab utama mereka menyontek kelika ujian
karena terdesak waktu yang hampir habis, semenlara kertas jawaban ujian mereka
masih kosong, sehingga mereka memilih jalan pintas unluk menyonlek.
50
Dengan demikian mayoritas mahasiswa fakultas Tarbiyah menyatakan
bahwa sebenarnya penyebab utama mereka menyontek adalah malas belajar
sehingga belum siap untuk menghadapi ujian. Karena tidak ada persiapan yang
cukup, sedangkan bahan yang mesti dipelajari untuk ujian sangat banyak.
3. Pengetahuan tentang cara mengatasi perilaku menyontek ketika ujian
Tabel19
Solusi dari penyebab internal mahasiswa menyontek
Jawaban F p
a. Mencoba belajar secara rutin 117 73,125 %
b. menyiapkan waktu belajar khusus untuk ujian 30 18,75 %
c. menanamkan prinsip belajar untuk mencari 8 5% ilmu bukan untuk mencari nilai
I
d. menjaga kondisi tubuh 5 3,125 % -·
Jumlah I 160 100 %
Dari label di atas diketahui bahwa 73,125 % responden menyatakan solusi
dari penyebab internal mereka menyontek adalah dengan belajar secara rutin atau
setiap hari, meskipun sedang tidak ada jadwal ujian. Dengan belajar seiiap hari,
meskipun hanya sebentar seperti: mengulang kembali pelajaran yang telah diterima
di kampus dengan membaca atau menyempatkan berdiskusi dengan teman setelah
.• perkuliahan selesai, akan memperingan beban mempelajari bahan mata kuliah
yang akan diujikan, karena sama saja dengan telah mencicilnya sedikit demi sedikit,
sehingga akan ada gambaran materi yang akan diujikan dan akan merasa siap bila
waktu ujian tiba. 18, 75 % responden menyatakan menyiapkan waktu belajar khusus
untuk ujian. waktu belajamya dapat dijadwalkan dari jauh-jauh hari atau minimal
seminggu sebelum waktu ujian. hal tersebut dapat menumbuhkan kepercayaan diri
untuk siap menghadapi ujian. 5 % responden menyatakan menanamkan prinsip
51
belajar untuk mencari ilmu bukan untuk hanya sekedar mencari nilai. Dengan prinsip
tersebut akan selalu mengingatkan kualitas ilmu yang sebenamya telah dimiliki.
Sisanya, 3, 124 % responden menyatakan solusinya adalah dengan menjaga kondisi
tubuh supaya tetap fit/sehat menjelang pelaksanaan ujian, sehingga dapat
konsentrasi dalam mengerjakan seal ujian.
Dengan demikian mayoritas responden menyatakan bahwa solusi untuk
mengatasi penyebab internal mahasiswa menyontel< adalah dengan mencoba
belajar secara rutin.
Tabef 20
Selusi dari penyebab eksternal mahasiswa menyontek
Jawaban F p
a. pengawasan ujian harus diperketat 57 35,675%
b. posisi duduk peserta ujian direnggangkan 11 6,875 %
c. pengawas harus tegas 10 6,25%
d. pemberian sanksi yang tegas bagi yang 7 4,375 % menyontek
e. mengadakan pemeriksaan sebelum ujian 4 2,5%
f. Menahan diri untuk tidak ikut-ikutan teman yang 48 30% menyontek dengan duduk paling depan dan yakin dengan jawaban sendiri
g. soal ujian bersifat analisa bukan teks book 7 4,875 %
h. pengadaan ujian lisan 3 1,875 %
i. materi yang diujikan tidak menyimpang dari yang 10 6,25 % telah diajarkan
j. jumlah pengawas diperbanyak 3 1,875 %
Jumlah 30 100%
Dari tabel di alas diketahui bahwa 35,625 % responden menyatakan solusi
dari penyebab eksternal mereka menyontek sebaiknya adalah dengan cara
52
memperketat pengawasan ujian. pengawasan tidak hanya hanya sekedar
menunggu peserta ujian mengerjakan soal ujian sambil duduk-duduk santai atau
membaca koran, melainkan memperhatikan peserta ujian dengan perhatian penuh
dan langsung menindak tegas yang ketahuan menyontek. 30 % responden
menyatakan dengan cara menahan diri untuk tidak ikut-ikutan teman yang
menyontek, misalnya dengan duduk paling depan dan yakin terhadap jawaban
sendiri. 6,875 % responden menyatakan dengan cara merenggangkan posisi duduk.
Jarak antara kursi peserta ujian sebaiknya minimal 1,5 meter supaya tidak mudah
bagi peserta ujian untuk menyontek. 6,25 % responden pertama, menyatakan
caranya dengan menempatkan sosok pengawas yang tegas pada ruang ujian
sehingga tidak ada peserta ujian yang berani menyontek. Tidak membiarkan para
peserta ujian membawa catatan apa pun ke dalam ruang ujian. 6,25 % responden
kedua, menyatakan dengan cara memberikan soal ujian yang sesuai dengan materi
yang telah diajarkan. 4,375 % responden pertama, menyatakan dengan cara
pemberian sanksi yang tegas bagi yang menyontek. Bila ada yang ketahuan
menyontek sebaiknya langsung diberikan sanksi baik berupa teguran maupun
pengurangan nilai. 4,375 % responden kedua, menyatakan dengan cara pemberian
soal ujian bersifat analisa dan bukan teks book. 2,5 % responden menyatakan
caranya dengan mengadakan pemeriksaan sebelum ujian. Hal tersebuf dilakukan
untuk menutup kesempatan bagi mahasiswa menyontek melalui buku/catatan.
Sisanya, 1,875 % responden pertama menyatakan dengan cara pengadaan ujian
lisan, sehingga sama sekali dapat menutup kemungkinan mahasiswa untuk
menyontek. 1,875 % responden kedua menyatakan dengan cara memperbanyak
jumlah pengawas ujian pada setiap kelasnya, dan bukan hanya seorang.
53
Dengan demikian hampir sebagian mahasiswa fakultas Tarbiyah
memberikan solusi mengatasi penyebab ekstemal mahasiswa menyontek dengan
cara pengawasan ujian diperketat.
Tabel21
Solusi dari penyebab utama mahasiswa menyontek ketika ujian
Jawaban F p
a. mencoba belajar rutin 58 36,25 %
b. ujian open book/bersifat analisa . 10 6,25%
c. mengadakan pemeriksaan sebelum ujian 4 2,5%
d. kesadaran diri sendiri untuk tidak menyontek 40 25 %
e. pengawasan ujian diperketat 28 17,5 %
I f. pemberian sanksi 5 3,125 %
g. pengawas harus tegas 4 2,5 % I h. menyiapkan waktu belajar khusus untuk ujian 11 6,875 %
Jumlah 160 100%
Dari tabel di atas diketahui 36, 25 % responden menyatakan bahwa solusi
dari penyebab utama mahasiswa fakultas Tarbiyah menyontek sebenamya adalah
dengan cara belajar secara rutin. 25 % responden menyatakan solusinya adalah
dengan kesadaran diri sendiri untuk tidak menyontek. 17,5 % responden .•
menyatakan solusinya dengan cara pengawasan ujian diperketat. 6,875 %
responden menyatakan solusinya dengan cara menyiapkan waktu belajar khusus
untuk menghadapi ujian. 6,25 % responden menyatakan solusi sebenamya dengan
cara pengadaan ujian yang bersifat analisa/open book. 3, 125 % responden
menyatakan solusinya dengan cara pemberian sanksi bagi mahasiswa yang
menyontek tanpa toleransi. Sisanya, 2,5 % responden pertama menyatakan
solusinya dengan cara mengadakan pemeriksaan sebelum ujian. Sedangkan 2,5 %
54 .
responden kedua menyatakan solusi sebenamya dengan cara pengawas harus
tegas, sehingga membuat mahasiswa tidak berani untuk menyontek.
Dengan demikian hampir sebagian responden menyatakan bahwa solusi
sebenarnya mengatasi perilaku menyontek secara keseluruhan adalah dengan
menumbuhkan kesadaran diri dari mahasiswa untuk mencoba belajar rutin (setiap
hari) sehingga akan siap menghadapi ujian setiap saat.
Tabel22
Modus tertinggi nilai angket perilaku menyontek dalam pelaksanaan ujian:
penyebab dan solusinya
No. Butir Pertanyaan F p Keterangan
I Pengetahuan tentang perilaku menyontek mahasiswa ketika ujian
1. Pengertian menyontek Tabel9 Proses memindahkan/ menyalin/meniru jawaban (tulisan) dari buku, teman, atau 102 63,75 % media lain ke dalam lembar jawaban
i sendiri pada saat ujian I 2. Jumlah mahasiswa Fakultas Tarbiyah Tabel10
yang menyontek Cukup banyak 66 41,25 %
3. Jumlah mahasiswa sekelas yang Tabel 11 menyontek Cukup banyak 62 38,75 %
4. Frekwensi menyontek mahasiswa Tabel 12 Jarang 92 57,5 %
5. Teknik menyontek mahasiswa ..Tabel 13 Menanyakan jawaban ujian langsung 73 45,625% kepada teman
6. Alasan mahasiswa menyontek Tabel 14
Mudah/praktis 80 50%
7. Perasaan mahasiswa ketika menyontek Tabel15 Was-was/ketakutan 107 66,875%
II. Pengetahuan tentang penyebab mahasiwa menyontek ketika ujian
8. Penyebab internal mahasiswa menyontek Tabel 16 Malas belajar sehingga tidak siap 75 46,875% menghadapi ujian
55
9. Penyebab eksternal mahasiswa Tabel17 menyentek Pengaruh teman 91 56,875%
10. Penyebab utama mahasiswa menyentek Tabel 18
Belum belajar sehingga tidak siap ujian 59 36,875%
Ill. Pengetahuan ten tang cara mengatasi perilaku menyentek mahasiswa ketika ujian
11. Selusi dari penyebab internal mahasiswa Tabel 19 menyentek Menceba belajar secara rutin 117 73,125%
12. Selusi dari penyebab eksternal Tabel20 mahasiswa menyontek Pengawasan ujian diperketat 57 35,625%
13. Selusi yang paling tepat mengatasi Tabel21 perilaku menyontek secara keseluruhan Mencoba belajar rutin 58 36,25 %
Berdasarkan tabel di atas terlihat dengan jelas penilaian responden
mengenai perilaku menyontek dalarn pelaksanaan ujian yang ditinjau dari penyebab
dan solusinya. Seluruhnya menyatakan pernah menyontek ketika ujian dan
sedikitnya mernahami buruknya perilaku menyontek. Meskipun sebagian besar
menyatakan menyontek dengan frekwensi jarang dan dengan teknik menyontek
yang sangat sederhana, yaitu: menanyakan jawaban ujian langsung kepada teman
dengan alasan cara tersebut mudah/praktis untuk dilakukan. Penyebab yang paling
dominan dari penyebab internal adalah karena mereka malas belajar sedangkan
penyebab eksternalnya adalah pengaruh teman yang menyentek selalu mendapat
nilai bagus. Namun, menurut rnereka penyebab internal tersebut dapat diatasi
dengan mencoba belajar secara rutin, sedangkan penyebab ekstemal dapat diatasi
dengan memperketat pengawasan ujian. Adapun penyebab utama mereka
menyentek secara keseluruhan adalah karena mereka malas belajar, dan selusi
yang tepat untuk mengatasinya menurut mereka adalah dengan mencoba belajar
secara rutin.
BABV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dari data-data yang diperoleh, dihimpun,
ditabulasi dan dinterpretasikan, ternyata kesimpulannya sebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang menyebabkan mahasiswa fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta
menyontek pada saat ujian, terdiri dari dua faktor, yaitu : faktor penyebab
internal dan eksternal.
Adapun faktor penyebab internal meliputi: malas belajar hingga tidak siap
ujian, kurang percaya diri, terobsesi nilai tinggi, kebiasaan buruk, kondisi
badan yang sedang tidak fit/sehat, dan ketakutan mendapat nilai jelek.
Sedangkan faktor penyebab eksternal meliputi: pengaruh teman,
pengawasan ujian yang tidak ketat, soal sulit, soal ujian teks book, dan
persaingan nilai.
2. Selusi untuk mengatasi perilaku menyontek dalam pelaksanaan ujian
berdasarkan penyebab internal, yaitu dengan cara: mencoba belajar secara .•
rutin, menyiapkan waktu belajar khusus untuk ujian, menanamkan prinsip
belajar untuk mencari ilmu bukan untuk mencari nilai, dan menjaga kondisi
tubuh menjelang pelaksanaan ujian.
Sedangkan solusi untuk mengatasi penyebab eksternal, yaitu dengan cara:
pengawasan ujian harus diperketat, menahan diri untuk tidak ikut-ikutan
teman menyontek dengan duduk di depan dan yakin terhadap jawaban
56
57
sendiri, posisi duduk peserta ujian direnggangkan, pengawas ujian harus
tegas, pemberian sanksi yang tegas bagi yang menyontek, seal ujian
bersifat analisa bukan teks book, mengadakan pemeriksaan sebelum ujian,
pengadaan ujian lisan, dan jumlah pengawas diperbanyak.
B. Saran
1. Bagi para mahasiswa hendaknya, menyempatkan diri untuk belajar setiap
hari, meskipun hanya sebentar. Caranya dengan mengkaji ulang pelajaran
yang baru diterima setelah pulang kuliah, baik dengan membaca kembali
catatannya atau berdiskusi dengan teman, sehingga ada kesiapan mental
menghadapi ujian. bila sewaktu-waktu rasa malas itu timbul, instropeksi
kembali tujuan kuliah anda yang sebenamya apakah untuk mencari ilmu atau
hanya sekedar mencari nilai saja.
Selain itu, dengan aktif di kelas selama perkuliahan berlangsung juga dapat
membantu kesiapan anda dalam menghadapi ujian. selanjutnya, jangan
pedulikan ajakan teman untuk bekerja sama menyontek, karena hal tersebut
hanya akan menyamarkan tingkat keberhasilan belajar anda dalam
perkuliahan yang sesungguhnya.
2. Bagi para dosen hendaknya, pertama, membuat seal ujian yang tidak
terfokus pada ranah ingatan atau bersifat teoritis. Apalagi jika hanya terfokus
pada buku pegangan. Seal yang tergolong ingatan ataupun bersifat teoritis
dapat memicu keinginan para mahasiswa untuk menyontek, jika tidak dapat
58
mengerjakannya. Lagi pula, soal yang seperti ini tidak dapat merangsang
peserta didik untuk berfikir, hanya melatih untuk mengingat.
Kedua, hendaknya menindaklanjuti mahasiswa yang tertangkap basah
menyontek secara tegas supaya tidak ada mahasiswa Jain yang berani untuk
ikut-ikutan menyontek. Ketiga, untuk program jangka panjang, para dosen
perlu membangkitkan rasa percaya diri mahasiswa, di sela-sela perkuliahan.
Alternatif ini diajukan mengingat masalah menyontek berkaitan era! dengan
rasa percaya diri mahasiswa. Para mahasiswa selalu diingatkan kembali
tentang kerugian-kerugian perbuatan ini sebaiknya dilakukan sejak mereka
mulai memasuki perkuliahan.
3. Bagi pihak Faku/tas hendaknya, pertama, selain membuat peraturan tertulis
tentang pelarangan mahasiswa untuk menyontek hendaknya juga
menerapkan sanksi yang telah ditetapkan bagi yang menyontek secara
tegas. kedua, menata ruangan ujian mahasiswa yang menyontek sedemikian
rupa (dengan penomoran peserta ujian) untuk meminimalisir mahasiswa
yang menyontek. Ketiga, pengawasan ujian perlu diperketat. Namun, tidak
berkesan angker dan menakutkan. Selain itu, jumlah pengawas dalam satu
ruangan sebaiknya minimal dua orang, yaitu selain dengan memilih dosen
pengajar sebagai pengawas juga didampingi pengawas lain yang tegas
(tidak malas memberikan teguran jika menemukan mahasiswa yang
menyontek), mengadakan pemeriksaan khusus terhadap mahasiswa dan
membacakan tata tertib ujian sebelum ujian berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Ar. Adi Candra Pius, Kamus Bahasa lnggris-Jndonesia, lndonesia-Jnggris, Surabaya: Arkola tanpa tahun
Al Abrasyi, M. Athiyah, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta: PT Dharma Caraka 1985, Get. ke-2
Al Barry, M. Dahlan, Kamus Modem Bahasa Indonesia, Surabaya: Arkola, 1994
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1996, Cet. ke-10
Azwar, Saifuddin, Test Prestasi, Yogyakarta: Liberty, 1987, Ce!. ke-1
Bawengan, G.W., Pengantar Psychologi Kriminil, Jakarta: Pradnya Paramita, 1977, Cet. ke-3
Bintang, Bila Menyontekjadi kebiasaan Anak Anda, 407, (Januari, 1999)
Buchori, Moch., "Plagiat dan Budaya Akademik", Kumpulan maka/ah Kuliah Pasca Sarjana UHAMKA, Jakarta: 14 Januari 2000
Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qur'an dan Terjemahnya, Jakarta: CV. Toha Putra Semarang, 1989
___ , Buku Pedoman JAIN Syalif Hidayatullah, Jakarta: IAIN Jakarta, 1996, Cet. ke- 13
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus BesarBahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1996, cet. ke-7, Edisi II
Gronlound, NE., Measurement Evaluation in Teaching, (New York: Mc Millan, 1985
Ham, "Plagiatism itu Perilaku Maling?'', Tren, XIV (September, 2000)
Hamalik, Oemar, Manajemen Be/ajar di Perguruan Tinggi, Bandung: Sinar Baru, 1991), Ce!. ke-1
Hasby, Eddy, "Tren Radio Panggil: Dari Gaya Sampai Ala! Menyontek", Kompas, Jakarta, 8 Juli 1997
IAIN Jakarta Press, Pedoman Akademik tahun 200112002 JAIN Syarif Hidayatul/ah, Jakarta: IAIN Jakarta Press, 2001
59
Info Aktual Muda, Menyontek di Mata Pendidik, (Jakarta), 27 Juli 1999
___ , Menyontek di Mata Siswa, (Jakarta) 18 (Juli 1999)
60
Kartono, Kartini, Bimbingan Be/ajar di SMA dan Perguruan Tinggi, Jakarta: CV Rajawali, 1985, Get. ke-1
Kompas, Bocoran Soat Ebtanas SMU Diperjua/belikan, (Jakarta), 1 Juni 2001
--~· Contekan dengan Tekno/ogi Tinggi, (Jakarta), 1 Mei 1995
___ , Ki/asan Kawat Duma, (Dhaka), 23Juni1993 .
___ , Kilasan Kawat Dunia, (Korea), 11 Februari 1993
___ , Pembocoran Jawaban Oleh Pengawas Kotori Ebtanas SD, (Jakarta), 4 Mei 1995
___ , Pentingnya HAKI dijunjung Tinggi dimutai Sejal< TK, 3 Januari 2000
___ , Seorang Dosen diduga Jiplak Skripsi Mahasiswa, 24 April 1996
___ , Skripsi dan Nyontek, (Jakarta), 31 Agustus 1996
___ , Seal Disertasi Doktor di UGM: !pong S. Azhar dituduh Plagiat, Kompas, (Jakarta}, 24 Desember 1999
___ , Tren Radio Panggil dari Gaya Sampai Alat Menyontek, (Jakarta), 8 Juli 2001
Nawawi, Imam, Hadis Arbain, t.t: Assaduddin Press, 1991
Pelita, Hapuskan Budaya Nyontek dan Katrol Nila! di Seko/ah, Jakarta 27 April 1994
Purwanto, M. Ngalim, Prinsip-Prinsip dan Teknik Eva/uasi Pengajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1991, Get. ke-1, Edisi 2
Sadili, Lili, "Studi tentang Pola Penanggulangan Kasus Menyontek yang Terjadi pada Murid-murid SMA di Propinsi Jawa Barat", Laporan Penelitian, Bandung: IKIP, 1993
Singarimbun, Masri, dan Sofian Effendi (Ed.), Metode Penelitian Survai, Jakarta, LP3ES, 1989
Soehartono, lrawan, Metode Penelitian Sosia/, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999
61
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: F'T Raja Grafindo Persada, 1994, Cet. ke-16
Sudjana, Nana, Tuntunan Penyusunan Karya l/miah: Maka/a/1, Skripsi, Tesis, Disertasi, Bandung: Sinar Baru, 1991, Get. ke-2
Sukarji, S., Psiko/ogi Pendidikan dan Psikologi sekolah, Jakarta: Fakultas Psikologi UI, 1990
Suryabrata, Sumadi, Metodo/ogi Penelitian, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1991
Surya, Moh,. Djumhur, I., Bimbingan dan Penyuluha.n di Seko/ah: Guidance and Counseling, Bandung: CV. llmu 1975
Vredenbergt, Jacob, Pengantar Metodo/ogi untuk llmu-ilmu Empiris, Jakarta: Gramedia, 1985
Welly, "Bye-Bye Nyontek" Tren, XIV, (September, 2000)
KISl-KISI
PENYEBAB DAN SOLUSI PERILAKU MENYONTEK DALAM UJIAN
NO DI MENSI INDIKATOR NO. JUMLAH
SOAL 1. Pengetahuan a. Pengertian menyontek 1 1
tentang Perilaku b. Jumlah mahasiswa yang menyontek menyontek 2,3 2 mahasiswa dalam c. Frekwensi menyontek pelaksanaan mahasiswa 5 1 ujian d. Teknik menyontek
mahasiswa berikut alasannya 7 1
e. Perasaan mahasiswa ketika menyontek 8 1
2. Pengetahuan a. Penyebab internal dan ten tang eksternal mahasiswa Penyebab menyontek 4
I 1
mahasiswa b. Penyebab utama menyontek dalam mahasiswa menyontek 6 1 pelaksanaan uiian
3. Pengetahuan a. solusi dari penyebab tentang cara internal dan eksternal mengatasi mahasiswa secara umum 9 1 perifaku b. solusi yang paling tepat menyontek mengatasi penyebab mahasiswa ketika menyontek secara ujian keseluruhan 10 1
JUMLAH 10 '
ANG KET
UNTUK MAHASISWA FAKULTAS TARBIYAH IAIN JAKARTA
TENT ANG:
PENYEBAB PERILAKU MENYONTEK DALAM PELAKSANAAN UJIAN BERIKUT SOLUSINYA
PENJELASAN
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data tentang faktor-faktor
penyebab mahasiswa menyontek pada saat ujian, sekaligus mencari solusi
yang tepat untuk mengatasinya.
2. Mengingat sangat pentingnya penelitian ini, saya: Anita Lidiawati, selaku
penulis skripsi dengan judul: "Peri/aku Menyontek dalam Pelaksanaan Ujian:
Penyebab dan So/usinya (Studi Kasus di Faku/tas Tarbiyah JAIN Jakarta}",
memohon kepada para mahasiswa/i untuk menjawab seluruh pertanyaan
yang diajukan dengan seteliti mungkin dan sejujur-jujurnya, karena
keterbukaan anda mengisi jawaban pada angket ini sangat menentukan
keakuratan hasil penelitian ini.
3. Perlu diingat:
a. Kerahasiaan identitas anda akan terjamin, untuk itu anda tidak perlu
menuliskan nama anda
b. Jawaban anda pada angket ini, seluruhnya akan dianggap benar dan
tidak akan mempengaruhi nilai perkuliahan anda sama sekali.
4. Atas kesediaannya, saya ucapkan terimakasih.
Hormat saya,
Anita lidiawati.
I. Aspek ldentitas
Petunjuk: Bacalah dengan teliti dan beriiah tanda (X) pada pilihan jawaban yang
dianggap sesuai dengan keadaan anda!
1. Jenis Kelamin
2.
3.
4.
a. ( ) Pria
b ( ) Wanita
Semester
a. ( ) semester 4
b ( ) semester 6
c ( ) semester 8
Fakultas Tarbiyah, iurusan:
a. (
b (
C. (
d. (
Usia:
a. (
b. (
) PP.I
) PBA
) Kl
) Tadris
) kurang dari atau sama dengan 20 tahun
) 21-24 tahun
5. IPK terakhir
a. ( ) 2.00-2.50
b. ) 2.51-2.99
c. ( ) 3 ke atas
II. Daftar Pertanyaan Petunjuk: Bacalah dengan teliti, dan lingkarilah salah satu jawaban yang dianggap tepat menurut anda !
1. Apakah pengertian menyontek dalam pelaksanaan ujian menurut anda? a. Proses memindahkan/menyalin/meniru jawaban (tulisan) dari buku, teman
atau media lain ke dalam lembar jawaban sendiri b. perbuatan yang tidak baik/jujur/sportif/menyimpang dan tidak diperbolehkan
dalam tata tertib ujian c. usaha mencari jawaban ujian melalui bantuan (catatan, teman, dll) sehingga
mempengaruhi jawaban yang seharusnya murni dari diri sendiri d. upaya agar lolos dari nilai c atau untuk mendapat nilai bagus e. membuka catatan/buku dan menyalinnya ke dalam kertas jawaban ujian
dengan sembunyi-sembunyi. f. usaha terakhir yang terpaksa dilaksanakan dalam menjawab soal yang sulit.
2. Menurut anda, berapa banyakkah Fakultas Tarbiyah yang menyontek saat ujian berlangsung? a. sedikit b. cukup banyak c. banyak d. banyak sekali
3. Menurut anda, berapa banyakkah mahasiswa sekelas anda yang menyontek saat ujian berlangsung? a. sedikit b. cukup banyak c. banyak d. banyak sekali
4. Adakalanya karena situasi-situasi tertentu, mahasiswa sering merasa 'terpaksa' menyontek saat ujian. penyebab internal dan eksternal manakah di bawah ini yang menurut anda sering menjadi penyebab mahasiswa menyontek?
• Penyebab internal (dari diri mahasiswa): a. malas belajar sehingga tidak siap ujian b. kebiasaan buruk c. terobsesi nilai tinggi d. kurang percaya diri e. kondisi badan tidak fit (sehat) f. ketakutan mendapat nilai jelek
• Penyebab eksternal (dari luar diri mahasiswa): a. pengaruh teman b. pengawasan ujian yang tidak ketat c. persaingan nilai d. soal ujian teks book e. soal sulit
5. Dari pengalaman anda, seberapa seringkah situasi-situasi di alas mendorong anda merasa 'terpaksa" untuk menyontek saat ujian?
a. tidak pernah b. hampir tidak pernah c. jarang d. cukup sering e. hampir sering f_ selalu
6. Dari pengalaman anda, apakah yang menjadi penyebab utama anda
menyentek? a. tidak paham maksud pertanyaan seal
b. seal sulit c. malas belajar sehingga tidak siap ujian d. pengawasanlenggar e. lebih percaya diri kalau menyentek f. karena lupa jawaban sedikit g. terpengaruh teman h. takut nilai jelek 1. seal yang diujikan tidak sesuai dengan materi yang diajarkan
J. terdesak waktu ujian yang hampir selesai 7. Cara apa yang paling sering anda gunakan untuk menyentek? ~ a. menanyakan jawaban ujian langsung kepada teman
b. bekerjasama dengan dua/lebih teman dalam mengerjakan soal ujian
selama ujian berlangsung c. meliriK Jembar jawaban ujian teman d. membuka buku/catatan saat ujian e. membuat dan menggunakan kertas catatan f. menyalin jawaban teman dengan sepengetahuan mereka g. memilih pesisi duduk yang baik sebelum ujian agar dapat kemudahan
untuk menyentek • Cara di atas sering saya gunakan karena:
a. mudah/praktis b. resike ketahuan sedikit/aman c. hasilnya memuaskan/valid d. hanya lupa jawaban sedikit e. jawaban dapat disaring lagi sesuai pemikiran sendiri
8. Bagaimanakah perasaan anda, ketika anda menyentek? a. diliputi rasa was-was (ketakutan) b. biasa saja c. merasa bersalah/berdesa d. merasa malu e. kadang biasa kadang ketakutan
9. Menurut anda, tindakan apa yang paling tepat untuk mengatasi perilaku menyontek mahasiswa dalam pelaksanaan Ujian, jika dilihat dari segi penyebab?
• Untuk mengatasi penyebab internal, yaitu dengan: a. mencoba belajar secara rutin b. menyiapkan waktu belajar khusus untuk ujian c. menanamkan prinsip belajar untuk mencari ilmu bukan untuk mencari
nilai d. menjaga kondisi tubuh
• Untuk mengatasi penyebab eksternal, yaitu dengan: a. pengawasan ujian harus diperketat b. posisi duduk peserta ujian direnggangkan c. pengawas harus tegas d. pemberian sanksi yang tegas bagi yang menyontek e. mengadakan pemeriksaan sebelum ujian f. menahan diri untuk tidak ikut-ikutan teman yang menyontek dengan
duduk paling depan dan yakin dengan jawaban sendiri g. seal ujian bersifat analisa dan bukan teks book h. pengadaan ujian lisan i. materi yang diujikan tidak menyimpang dari yang telah diajarkan j. jumlah pengawas diperbanyak
10. Menurut anda, solusi apakah yang paling tepat untuk mengatasi perilaku menyontek ketika ujian secara keseluruhan? a. mencoba belajar secara rutin b. ujian open book/seal ujian bersifat analisa c. mengadakan pemeriksaan sebelum ujian d. kesadaran diri sendiri untuk tidak menyontek e. pengawasan ujian diperketat , f. pemberian sanksi g. pengawas harus tegas h. menyiapkan waktu belajar khusus untuk ujian.
Terimakasih, harap periksa kembali. Jangan sampai ada pertanyaan yang terlewat!
SERITA WAWANCARA
TENTANG PERILAKU MENYONTEK DALAM PELAKSANAAN UJIAN
(PENYEBAB DAN SOLUSINYA)
Waktu wawancara : Rabu, 12 Juni 2002
Interviewee : Ors. Rahmat
Jabatan : Kasubag Umum Fakultas Tarbiyah
Pokok-Pokok Wawancara
1. Bagaimanakah teknik pelaksanaan ujian semester (UTS dan UAS) di fakultas
Tarbiyah, baik dari segi:
a. pengawasan
b. Tata tertib
c. Sanksi
d. Pengaturan tempat/ruangan
e. Penilaian
f. Fungsi
g. maupun waktu pelaksanaannya?
2. Perihal perilaku menyontek yang seringkali terjadi dalam pelaksanaan ujian,
a. apakah ada laporan mengenai mahasiswa yang menyontek selama ujian
semester?
b. Bagaimana pihak fakultas menyikapi mahasiswa/i yang tertangkap basah
menyontek?
c. Apa sajakah kendaia-kendala yang dihadapi pihak fakultas dalam
menangani kasus perilaku menyontek mahasiswa dalam pelaksanaan ujian?
d. Apa ada rencana pihak fakultas tarbiyah untuk selanjutnya dalam menangani
kasus perilaku menyontek mahasiswa dalam pelaksanaan ujian?
e. Menurut bapak (secara pribadi), apakah yang menyebabkan mahasiswa
menyontek dalam pelaksanaan ujian?
Jawaban Wawancara
1. a. Baik UTS maupun UAS, pengawasannya untuk saat ini peraturannya harus
dilakukan langsung oleh masing-masing dosen yang mengajar pada mata
kuliah yang diujikan. Selain hal tersebut dianggap sebagai satu paket dengan
perkuliahan, juga supaya kualitas pelaksanaan ujian lebih bagus, karena
dosen yang bersangkutan akan mengetahui persis keadaan mahasiswa yang
sesungguhnya, sedangkan bila diawasi oleh karyawan/pegawai terkadang
diremehkan terutama oleh mahasiswa yang duduk di semester 4 ke atas.
Karyawan/pegawai dapat dijadikan pengawas ujian hanya sebagai altematif,
yaitu bila dosen yang bersangkutan berhalangan hadir karena ada sesuatu
hal. Ada pun jumlah pengawas yang ditetapkan tiap kelas yaitu sebanyak 1
orang, bahkan tidak menutup kemungkinan, seorang dosen mengawas
sebanyak dua kelas, untuk mata kuliah yang diujikan. Karena banyaknya
jumlah peserta ujian.
b. Tata-Tertib pelaksanaan ujian semester di antaranya sebagai berikut:
1) Pakaian harus sopan dan rapi (tidak boleh berkaos oblong) serta tidak
boleh mengenakan sandal dan berambut gondrong/panjang (bagi pria).
2) Hadir tepat waktu.
3) Sebelum ujian dimulai baik buku maupun catatan, tidak diperkenankan
berada di dalam kelas, melainkan harus dikumpulkan di luar kelas. Juga
dilarang menanyakan jawaban kepada sesama peserta ujian, kecuali
menanyakan ketidakjelasan soal ujian, itu pun kepada pengawas/dosen
yang bersangkutan.
4) Mahasiswa dilarang mengikuti ujian semester, bila tatap muka selama
perkuliahan kurang dari 75 %.
c. Bila ada peserta ujian yang melanggar tata tertib ujian, maka dikenakan
peringatan baik secara lisan maupun tulisan, untuk dikeluarkan dari ruang
ujian /dilarang untuk mengikuti ujian. Namun untuk menerapkan sanksi yang
telah diberlakukan, pada pelaksanaannya diserahkan sepenuhnya kepada
dosen yang mengawas.
d. Ruang ujian penempatannya di ruang perkuliahan. Untuk pengaturan tempat
duduk, tiap kelasnya disesuaikan dengan jumlah mahasiswa yang
standarnya 30-40 orang, dan jarak kursi yang direnggangkan. Ada
kebebasan bagi mahasiswa untuk menentukan posisi duduk/bangku, karena
memang tidak diadakan penomoran peserta secara khusus dalam ujian
semester.
e. Mengenai penilaian, sepenuhnya diserahkan kepada dosen mata kuliah yang
diujikan.
f. fungsinya adalah sebagai evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan
belajar mahasiswa dalam tengah dan akhir semester.
g. Waktu UTS dan UAS secara umum, pelaksanaannya sama-sama mengikuti
kalender akademik institut yang telah ditetapkan. Secara khusus, UTS .
dilaksanakan pada jam kuliah masing-masing. Sedangkan pelaksanaan
UAS terdapat ketentuan sebagai berikut: bila jadwal kuliahnya terletak
pada jam ganjil Oam ke-1, 3, atau 5) maka ujiannya dilaksanakan pada
minggu pertama dari waktu UAS yang ditetapkan kalender akademik. Bila
jadwal kuliahnya terletak pada jam genap Uam ke-2, 4) maka ujiannya
dilaksanakan pada minggu kedua dari waktu UAS yang telah ditetapkan
pada kalender akademik. Di antara dosen, ada juga yang memisahkan
waktu kuliah maupun ujian antara laki-laki dan perempuan.
2. a. laporan mengenai mahasiswa yang menyontek selama ujian semester ada
pada dosen yang mengawas dengan penilaian khusus, atau pada pegawai
(yang berstatus pengawas) yang ditulis pada berita acara. ,
b. Menyikapinya dengan pemberlakuan sanksi yang telah ditetapkan, dan untuk
menerapkan sanksi tersebut, diserahkan sepenuhnya kepada masing-
masing dosen yang mengawas dalam pelaksanaan ujian. Adapun sanksi-
sanksinya sebagai berikut: berupa teguran, pengurangan nilai, dan sanksi
terberat tidak diluluskan dalam mata kuliah yang diujikan.
c. kendala-kendala yang dihadapi, di antaranya sebagai berikut:
1) Jumlah mahasiswa yang terlampau banyak. Padahal, seharusnya ruang
ujian maksimal ditempati antara 25-30 orang.
2) Sistem pengawasan kurang ketat, baik pengawas dari dosen maupun
pengawas dari karyawan.
3) Sikap disiplin mahasiswa yang dari awal tidak bisa ditegakkan untuk
mematuhi tata tertib, dan mental mahasiswa yang memang sudah .
terbiasa menyontek (tidak takut pada sanksi).
d. Rencana selanjutnya, memperbaiki mental dan menegakkan disiplin
mahasiswa melalui aturan tidak memberi toleransi bagi yang melanggar tata
tertib ujian.
e. penyebabnya mental dari mahasiswa yang telah terbiasa menyontek dan
adanya kesempatan untuk menyontek. Juga, aturan pelaksanaan ujian yang
terkesan longgar.
Interviewee Interviewer
(Anita lidiawati)
SURAT KETERANGAN
Yang bertanda tangan di bawah ini Kasubag Umum Fakuftas Tarbiyah: Ors.
Rahmat, menerangkan dengan sesungguhnya, bahwa:
Nama : ANITA LIDIAWATI
NIM : 1961112239
Fak/Jur: Tarbiyah/ PAI IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta
telah melakukan risetlwawancara dengan Kasubag Umum Fakultas Tarbiyah: Drs.
Rahmat, serta mahasiswa Fakultas Tarbiyah guna melengkapi data skripsi yang
berjudul: "Perilaku Menyontek Dalam Pelaksanaan Ujian: Penyebab dan
Solusinya (Studi Kasus di Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta)"
Demikian surat keterangan ini kami buat, untuk digunakan seperlunya, dan
kepada instasi yang terkait, mohon maklum adanya.
Jakarta, 12 Juni 2002
Kasubag Umum Fakultas Tarbiyah
DEPARTEl\iEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAfI JAKARTA
FAKULTAS TARBIYAH
H. Juando. No. 95 Ciputat 15412 'l'elp. & Fax. 7443323
TATA TERTIB PESERTA UJ!Af\r AJ<HIR SEJVIESTEf<. (UAS)
1• • v' 'IT 1 s ·r "RP'"',;•-• I .,IN JAlT"ARJ'' ~~-.:.~·.:?>i:.~-~:!.....::~.'".:" ... · ____ A._-~-]_ !_{~_._n_t._\. __ ~- 1-\.. J-\.
: ': ll it ii ::'.ii 1 dcngan pclaksamrnn Ujizm Akhir Semester 'i ''\; ';c,,_·1:1cster Gc1rnp Ta11un Akademik 2001/2002, L.:;nei:; s·:lu;~J!i nwhasiswa Fakultas Tarbiyah agar , , ·· ·w,,,,.:.,,til "r; 11··1· 11·1! l1c1·1·J-·1l 1.111" !:1·-~~1. 1 .·.,;~ Liu • \rt l i u -1 l. . \.L ,
i\··i <1 )1;1,; i> 11 a tidak _!}jpsrkenankat! ,,puhh,f me1rwkai ki'ios oblong, Lcrp;1kaizm ticlak sopan;
n1en giktiti sandal dan
UJial1
atau
2. ';e!ama ujian berlangsung dilarang ine1nbawa buku dan :;t:rn catalan ke dalarn ruang/lokal ujian;
:·: fv[ ahasiswa yang kc luar ruang/lokal ujian selmna ujian :_,,:rhinssung, tidak diperkenankan masi.,rk ke111bali;
: . \ 1'1Luo;i:1\\'il dildrnng merubah susuniln bangku yang tclah
Jakarta, .!uni 2002
DEPARTEMEN AGAIVlA INSTITUT A.GAMA ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATTJLLAH <TAKARTA
F'.tJJ(ULTAS TARBIYAH
Jln. !r. I-I. ,Juan<la No. 95 Ciputat 1.~412 Telp. & Fax. 744.."1328 -'=============
>.Jorn,;c. r.·1 /;j-'.(·-·~ .. -~ _(··· 1 /200_:, L;unp. I lul Pr.:laks11n !1a;1 L. ;,)'
S>11t. 6't;uap '(. i. 100 }/20(}2
J._vpai.la 'Yth .
. r-:pL!1h11 :·;,Jr. ! ~il:·:L:n l';ikul1<1s ·r~1rL1yah ] :\l>J s~'arifI-tid:iyalldl<ih Jal.:.;irln.
,\s~.;:1l:unu'~dail-.Ui:1 \\·:-. \Vb.
Jakarta, 20 Mei 2002
T3~1 d;i';;•rJ;.in K;!h..:11tli.;1 1\kadcn1ik dnn 11.asil Rap.at Koordin.:1si Pitnpinan 1•.,i.u!i:t,: dc11gn!I Jur'IB<l!l pada hari Sahtu, 18 Mei 2002 disampaikan hal-hal .-:cbagai b1:r1hl;t ·
~- J>erkuliithun
L l'erkuJi<1ll;L1 ~i1.;nie::rcr (Jcn;1p berakhir tanggal 08 Juni 2002. :\,1inggn Td:uu langgal 10 s/d 15 Juni 2002,
.. 1. SGtiap ctn.sen dirnohon 1ne1nbuat I<..tkapitulasi Kchadiran :tviahasis\va dan n11;;11ycr.:ihJ .. <lJH1.;/~i ke Jurusan unt11k tnengetahui kenu1n&;kinan adanya inal:asi:-:\va )1<1n,g tidak bl;jrhak rnengikuli ujian (l~chn-:lirannya < 759'11).
!!.. lljion ·lli.lt/r ;;e11tr:s;»~1· (U.l"t.S.:) L iJ.:\S lJc:rl.1ng:~ung tanggal 17 s;:uupai deng;ln 29 Juni 2002 . .?. 1.!:\S _tj_1J::!~f~~r;!_~;1tl ... Pill.U1i:Hva.fil ol~h dosen pcngasuh 1nai-a kuli;ih.
;-)11n! ujL:n (tiLetik d,111 digandaknn oleh dosen yl1s. (F'akulras akan :.>1cng_1:-:t1'f: lihZl'-l phu!n copJ' dc11,5an 1ne1~verahki.n1/n1e11ukarkan bonn_va).
-/. PJni!i,1i.'~.:·tng<;,<,1nt:nyiupkan Kertas Ja-.,vaban, Dt{ftar Nilai d}- .. rlbsensi, d:in r::. ·rii.i A1-aru.
5. :--,.jt,,i .ijit;U 1hi1arapk<:u1 tr,;;lah dit~ri1na JurusC1np~ding lanilh1t 10 (se11uluh) 1 •. 1,·i ;.; 1
• :c-!;il1 1nara kuliah diujik;:m. o. li:11,1:-; akhir p-:ny0rahan nilai ke ]7akultas tanggal 5 Juli 2002. 7, kcl',,,'<1l u1i:m Hama dcnganjadwal kuliah dengan pengaluran sebagai
h,:1·ikt•(:
- (\ll1Jggu J'rrtania ( 1'anggal j 7 Juni 2002 s1f.i 22 Ju.ni 2002 ), "'ji;rc1 lllal:: kuliah yang dikuli:ihkan padajam ke I,III dan V
- i\ Iinggil f{cliua ( {(Ing,gal 2./ Juni 2002 s/,/ 29 Juni 2002 ), uji<H"! ni;1la ladiah yang dikuJiahkan padajam ke II dan J1v'
·\ta:• !JGr!i:1! i .in !idn k(:1j;1f·:11na Ilapal</nnJ/Saudar~., kan1i ucapka11 tt}ritna k:i~,il:.
\\"<1-;s;il;1n1.
J ~un/>1;.1 '»u:
l. Lk:'.,:~11 \~~-:bag;;! l:;p.1r;i;1)
~. i<.•::,··1,i lsini .'\\_l'f
1\..11. Dek:ut
DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS TARBIYAH
Jin. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 Telepon: 7401925 Fax: 7402982
Nomor : ET/TL.02.2/ '''.:' I 200;.' ...
Lamp.
Hal : RJSET/WAWANCARA
Assalamu 'alaikum wr. wb.
Kepada
Yth ..... ::;Jel"c:.n .................... .
Dengan honnat kami sampaikan bahwa : l:i.rtlto. Lidiar1ati Nama ::ri ~· 'iL ·Tai:rii. :n0 ~· ·~ · ~1-t ~ .. 01Y6/t6 · · · · · · · · · · · · · · · · · · · ::c:ew1~angiil ·seiatan· Jatar-1:;a · se·1a~·2.n· · · · · · · · · · · · · Alamat
adalah mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta :
No. lnduk ... J;$fl);E,~~,1~ .................................... . Jurusan
Semester
Tahun Akademik
I)endi c1i1ran .1.1.gcx12. Isle.!.::: ~r···············. ······ .......... .
.. ~R .................... ······ ...... . Sehubungan dengan tugas penyelesaian skripsi yang berjudul :
mahasiswa tersebut memerlukan riseUwawancara dengan :
-,.- .-:i...:;,~,,;.::~ 0·::.:~. f 1r:i:·;vJ. to..1~. +1~\1."P;i..:Y.';;4~ .................................. . di ..... ~- .~~~~"~ . ~ 7-.;·;<.;,::c:~\~ . .............................................. .
Oleh karena itu, kami mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk menerima mahasis\va tersebut dan memberikan bantuannya.
Den1ikian atas perhatian dan bantuan Bapak/Ibu/Saudara kami mengucapkan terima kasih.
Wassalam,
A.n. Dekan
DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS TARBIYAH
Jin. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 Telepon 7401925 Fax : 740:
Nomor
Lamp.
Hal
PP. 125.l/ l~:I I FT/ 2002
Perpanjangan Skripsi
Assalamu 'alaikurn Wr. Wb.
Jakarta, . ~?.1·~/~-.~-:~?: . . 4GQ? ..... .
Kepada Yth. l. ::J;rp, )'. .• ) , , )i.,l..;i.. _}ku;1;;ah
2 . 4.3. ". . :_I 1i .•.. i?~l:rt?·.:r:'t:t. . ~'I. Dasen Fakultas Tarbiyah
lAlN Syarif Hidayatullah
JAKARTA
Kan1i 1neng:harapkan kesediaan Saudara tu1tuk inemperpanjang Bimbingan I/II
(n1atcri/tehnis) penulisan n1ahasiswa :
Na 111 a
No1nor Pokok
Jurusan
Juclul Skripsi -~·,,:,_,_;_1
.J~--5~~.II 2?3.9. ....... . .. co· i.·· :~ ~~::L ':.'.Lr: ............... .. -,:. ;~.:~-:-~; ......... .
Penulisan skripsi 1nahasiswa tersebut telah habis batas \Vaktu yang telah diten-
tukan sej.a k tanggal . . . ):1- .. ~ t.;.2.:~ . . :~c: C-'~-~ .............. 199 dan diperpanjang
san1pai dengan tanggal .. ;<:;. . . J:\;_J.j_ .. ~C.:<; Z2 ...... 199
De1nikianlah atas kesediaan Saudara kami ucapkan terima kasih.
Wassalan1,
AN. DEKAN
TEMBUSAN: I. Yth. Sdr. Kctua Jurusan
2. Mahasiswa Ybs.