1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Era globalisasi dewasa ini senantiasa ditandai dengan terjadinya
perubahan-perubahan yang sangat cepat dan berkelanjutan, sehingga semua
organisasi haruslah dapat menyesuaikan terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi. Timbulnya perubahan yang sangat cepat tersebut disebabkan oleh
adanya tekanan baik internal maupun eksternal organisasi. Kekuatan internal
dapat berupa keinginan untuk unggul dalam bersaing melalui perbaikan mutu
atau kualitas SDM untuk meraih keuntungan yang optimal sedangkan kekuatan
eksternal dapat berupa perkembangan teknologi dan informasi, sosial, ekonomi,
budaya, politik, peraturan pemerintah, pesaing yang makin banyak dan
sebagainya dimana kedua kekuatan tersebut merupakan pendorong bagi
perusahaan dalam menghadapi persaingan yang pesat serta dalam
mengembangkan pangsa pasar dalam meraih keuntungan yang optimal.
Di masa yang akan datang, dimana berbagai jenis organisasi termasuk
organisasi niaga, organisasi di lingkungan pemerintahan, organisasi sosial yang
bersifat nirlaba akan menghadapi perubahan dengan variasi, intensitas dan
cakupan yang belum pernah dialami sebelumnya. Semua organisasi tersebut
hanya akan berkembang dan maju apabila cepat tanggap terhadap perubahan
yang pasti akan terjadi. Manajer masa kini dan masa depan akan dituntut untuk
2
tidak sekedar bersikap luwes dan beradaptasi dengan lingkungan yang bergerak
sangat dinamis, akan tetapi juga mampu mengantisipasi berbagai bentuk
perubahan dan secara proaktif menyusun berbagai program perubahan yang
diperlukan.
Bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa yang hidup dalam
lingkungan global, maka mau tidak mau juga harus terlibat dalam maju
mundurnya penguasaan Iptek, khususnya untuk kepentingan bangsa sendiri.
Untuk mencapai maksud tersebut pemerintah menuangkannya dalam salah satu
bentuk dari tujuan dan arah Pembangunan Nasional, yaitu Sektor/Bidang Ilmu
pengetahuan dan teknologi. Arah dari penuangan sektor Ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam Pembangunan Nasional adalah dimaksudkan untuk :
1. Menentukan keberhasilan membangun masyarakat maju dan mandiri,
2. Mempercepat peningkatan kecerdasan dan kemampuan bangsa, dan
3. Untuk mempercepat proses pembaharuan.
Berkat perkembangan ilmu (science) maka teknologi (technology)
berkembang sangat pesat, terutama teknologi peralatan komputer dan teknologi
peralatan telekomunikasi. Teknologi komputer dan telekomunikasi telah
membawa manusia kedalam era informasi yang mengalir tiada batas.
Sebagai negara kepulauan terbesar didunia, Indonesia memerlukan
sektor pelabuhan yang berkembang dengan baik dan dikelola secara efisien.
Daya saing produsen baik dalam pasar nasional maupun internasional, efisiensi
distribusi internal dan yang lebih umum, kepaduan dan integritas ekonomi
nasional sangat dipengaruhi oleh kinerja sektor pelabuhan. Teknologi informasi
3
sebagai salah satu solusi yang dapat memberikan dampak positif terhadap
peningkatan kualitas kinerja Pelabuhan Indonesia khususnya dalam hal
pelayanan jasa kepelabuhanan, sehingga masalah yang sering timbul sebagai
akibat dari kelemahan sistem dapat teratasi.
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar adalah salah
satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang
jasa kepelabuhanan. Pelabuhan di ibukota Sulawesi Selatan ini merupakan
poros pertumbuhan ekonomi Kawasan Timur Indonesia (KTI). Latar belakang
budaya maritim yang kental pada jiwa para pelaut Bugis, secara tidak langsung
telah ikut mempengaruhi pertumbuhan Pelabuhan Makassar yang akan
dikembangkan menjadi pelabuhan modern. Pelabuhan Makassar merupakan
pelabuhan terbesar di Kawasan Timur Indonesia, posisinya sangat strategis
karena terletak di jalur pelayaran Selat Makassar yang merupakan jalur
pelayaran internasional yang sangat ramai. Dengan letak geografis yang
strategis itulah maka kapal-kapal pelayaran internasional cenderung
mengunjungi pelabuhan ini sebagai tempat akumulasi dan distribusi barang yang
lebih efisien di Kawasan Timur Indonesia. Pesatnya perkembangan Pelabuhan
Makassar saat ini tidak lepas dari dukungan potensi hinterland seluruh Propinsi
di Sulawesi, Papua, Maluku dan pulau-pulau lainnya yang dikenal kaya akan
hasil tambang, pertanian, perkebunan, hasil hutan dan hasil-hasil laut.
Menurut UU No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), maksud dan tujuan Persero adalah menyediakan barang dan/atau jasa
yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat serta mengejar keuntungan guna
4
meningkatkan nilai perusahaan. Hal ini menugaskan Pelabuhan Makassar dapat
menyelenggarakan usaha yang bertujuan memberikan penyediaan jasa
kepelabuhanan yang berkualitas berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan
yang sehat.
Adapun tujuan utama dari PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang
Makassar ini adalah untuk melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan
program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan melalui pelayanan
jasa kepelabuhan, serta untuk memperoleh keuntungan bagi perusahaan dengan
cara menyelenggarakan usaha jasa kepelabuhan dan usaha-usaha lainnya yang
mendukung mutu pelayanan jasa kepelabuhan, misalnya dermaga dan fasilitas
lain untuk bertambat bongkar muat barang, angkutan penumpang, alat bongkar
muat, serta jasa-jasa lain yang berhubungan dengan pemanduan kapal dan
penundaan kapal.
Manajemen Pelindo IV (Persero) Cabang Makassar tidak dapat
mengabaikan sistem informasi karena sistem informasi memainkan peran yang
kritikal di dalam organisasi. Sistem informasi ini sangat mempengaruhi secara
langsung bagaimana manajemen mengambil keputusan, membuat rencana, dan
mengelola para pegawainya, serta meningkatkan sasaran kinerja yang hendak
dicapai, yaitu bagaimana menetapkan ukuran atau bobot setiap tujuan/kegiatan,
menetapkan standar pelayanan minimum, dan bagaimana menetapkan standar
dan prosedur pelayanan baku kepada masyarakat.
Mengingat bahwa administrasi merupakan total sistem, maka salah satu
dari sekian banyak subsistemnya adalah Sistem Informasi Manajemen (SIM),
5
dimana dalam hal ini diperuntukkan bagi setiap pegawai dan terutama pada
pimpinan organisasi dalam melaksanakan aktifitasnya sebagai pelayanan
masyarakat dalam suatu organisasi.
Kronologis perkembangan sistem informasi manajemen pada PT Pelindo
IV yaitu bermula dengan memanfaatkan aplikasi pengolahan data yang berasal
dari PT Pelindo III, pada tahun 1993 PT Pelindo IV kemudian mengembangkan
suatu aplikasi terpadu yang menggabungkan pengolahan data internal
perusahaan dan pengolahan data administrasi pelayanan jasa kepelabuhanan
yang diberi nama Sistem Komputerisasi Pelayanan Administrasi Terpadu
(SKPAT). Disusul dengan Sistem Komputerisasi Pelayanan Petikemas
Konvensional pada tahun 1996, Sistem Komputerisasi Akuntansi Biaya Pada
Tahun 1997 dan Sistem Komputerisasi Pelayanan Petikemas Paket pada tahun
2000. Serta pada tahun 2004 PT Pelindo IV melakukan penyempurnaan
terhadap aplikasi kepegawaian yang diberi nama Sistem Informasi SDM (SI
SDM).
Seiring dengan perkembangan kegiatan operasional teknologi informasi,
Direksi merasa bahwa sistem informasi yang ada tak mampu lagi memenuhi
kebutuhan pengolahan data sehingga pada tahun 2007 dilakukan proses
peremajaan terhadap Sistem Komputerisasi Pelayanan Administrasi Terpadu
(SKPAT) dengan sistem informasi yang diberi nama Sistem Informasi
Manajemen Pelabuhan Terpadu (SIMPAT). Peremajaan dilaksanakan pula
terhadap Sistem Komputerisasi Pelayanan Petikemas dengan menerapkan
CTOS (Container Terminal Oparation System) pada tahun 2007.
6
Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam tubuh
manusia, seperti halnya informasi di dalam sebuah perusahaan yang sangat
penting untuk mendukung kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat
alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah perusahaan. Akibat bila
kurang mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu perusahaan akan
mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya, sehingga dalam
mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu, yang pada
akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan
pesaingnya. Disamping itu, sistem informasi yang dimiliki seringkali tidak dapat
bekerja dengan baik. Masalah utamanya adalah bahwa sistem informasi tersebut
terlalu banyak informasi yang tidak bermanfaat atau berarti (sistem terlalu banyak
data). Memahami konsep dasar informasi adalah sangat penting (vital) dalam
mendesain sebuah sistem informasi yang efektif (effective business system).
Menyiapkan langkah atau metode dalam menyediakan informasi yang
berkualitas adalah tujuan dalam mendesain sistem baru.
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar sebagai suatu
perusahaan seperti perusahaan lainnya sangatlah membutuhkan informasi yang
baik, akurat, relevan dan lengkap. Sebagai antisipasi peningkatan tuntutan
pelayanan kepelabuhanan yang lebih pesat pada masa yang akan datang, maka
diperlukan sebuah sistem informasi manajemen yang dapat mempermudah
dalam hal pelayanan kepada pengguna jasa kepelabuhanan, sehingga
Pelabuhan Makassar benar-benar sebagai pintu gerbang perekonomian dan
ekspor/impor di Kawasan Timur Indonesia yang kompetitif. Untuk itu, dalam
7
memberikan layanan jasa kepelabuhanan dan untuk menciptakan kelancaran
operasionalisasi pelabuhan maka PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang
Makassar menerapkan Sistem Informasi Manajemen Pelabuhan Terpadu
(SIMPAT). SIMPAT merupakan hasil peremajaan terhadap sistem terdahulu yaitu
SKPAT (Sistem Komputerisasi Pelayanan Administrasi Terpadu), dikembangkan
untuk memenuhi kebutuhan akan sistem informasi yang mampu mengadaptasi
kegiatan perusahaan. SIMPAT menggunakan arsitektur client/server dan web
base serta PC Server. SIMPAT mulai dikembangkan di Pelabuhan Cabang
Makassar pada tahun 2008 dan pada tahun 2011 sudah diimplementasikan di
seluruh pelabuhan cabang.
Dalam pelaksanaan SIMPAT meliputi beberapa tahapan sesuai prosedur
yang berlaku, yaitu tahapan pengumpulan data (input), kemudian pengolahan
data (proses) dan penyajian data (output). Pada tahap input yaitu memasukkan
data pemakai jasa yang biasanya diwakili oleh perusahaan pelayaran/agen
dengan mendatangi loket PPSA (Pusat Pelayanan Satu Atap), kemudian
perusahaan pelayaran/agen tersebut mengajukan formulir PPKB (Permohonan
Pelayanan Kapal dan Barang). Pada tahap proces menggunakan aplikasi khusus
SIMPAT untuk menghitung biaya dari pelayanan jasa yang telah diberikan
kepada pemakai jasa. Dari tahapan pengolahan data tersebut menghasilkan
keluaran (Output) bagi pengguna jasa berupa nota tagihan pelayanan jasa yang
harus dilunasi pemakai jasa selambat-lambatnya dalam waktu 8 (delapan) hari
setelah nota diterima, sedangkan output bagi manajemen berupa laporan
keuangan, arus kapal, arus barang, dan pemakaian alat.
8
Semua kegiatan SIMPAT harus sesuai dengan SISPRO (sistem dan
prosedur yang berlaku di PT Pelindo IV (Persero) Cabang Makassar dan hasil
ouput dari SIMPAT ini juga dijadikan evaluasi bagi manajemen tiap
bulan/triwulan/semester/tahun apakah telah mencapai target pendapatan pelindo
dan juga dijadikan sebagai acuan untuk memberikan pelayanan kepelabuhanan
yang lebih baik lagi.
Adapun yang menjadi acuan penulis dalam melakukan penulisan skripsi
adalah dengan memilih dari penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh
Supriyanto Suratman (2008) dengan judul : Pemanfaatan Sistem Informasi
Manajemen Kepegawaian Untuk Menunjang Pengambilan Keputusan Sumber
Daya Manusia Dikantor PT Telkom Divisi Regional VII (Divre VII) Makassar.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa pelaksanaan sistem
informasi manajemen kepegawaian dilaksanakan dengan prosedur yang berlaku
yakni melalui tahapan pengumpulan data, pengelolahan data dengan sistem
komputerisasi dalam hal ini penggunaan program SAP kemudian hasil dari data
tersebut dijadikan informasi kepada para pimpinan dalam hal pengambilan
keputusan sumber daya manusia.
Penelitian kedua yang dilakukan oleh Bulqis Istiqamah N.M.A (2009)
dengan judul : Penerapan Sistem Informasi Manajemen Keuangan,
Kepegawaian Dan Aktiva Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar
Selatan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pemasukan data (input) melalui
Sistem Informasi Manajemen Keuangan, Kepegawaian Dan Aktiva dikarenakan
oleh kebutuhan data pegawai dalam penentuan kebijakan administratif yang
9
sifatnya berkala, dukungan sistem dalam pemprosesan data sudah memadai tapi
ada sedikit kendala pada jaringan dan kecepatan pemprosesan data dan
kurangnya tenaga ahli dibidang teknologi dan informasi sehingga harus
mendatangkan tenaga pengajar dari luar untuk memberikan pelatihan secara
singkat, serta efektifnya output data dari sistem dikarenakan masuknya data
pada tahap input sangat cepat dan tepat. Dukungan sistem yang baik merupakan
hal pokok yang sangat menentukan pencapaian hasil proses penyajian data
kepegawaian.
Selanjutnya penelitian ketiga dilakukan oleh Indah Calculus W.O (2010)
dengan judul : Pemanfaatan Sistem Informasi Pada Perseroan Terbatas
Pertamina Unit Pemasaran VII Makassar. Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan pada skripsi tersebut maka dapat diketahui Pertamina menerapkan
sistem informasi MySAP yang akan membantu perusahaan dalam manajemen
jalur suplai, manajemen hubungan dengan konsumen, manajemen masa edar
(life-cycle) produk, dan manajemen hubungan dengan penyuplai. Selain itu,
sistem yang baru tersebut akan memberikan kemudahan, terutama bagi
pengusaha SPBU sehingga pihak SPBU bisa memesan bahan bakar secara
online dan terintegrasi. Program ini memberikan kemudahan kontrol secara
sentralistis dalam hal pasokan dan distribusi, termasuk perhitungan bujet dan
evaluasi arus uang, terkait transaksi BBM dari SPBU, depo, Bank, dan Kantor
Pusat Pertamina. Dalam proses pemanfaatan sistem informasi MySap masih
terdapat berbagai kendala dikarenakan pegawai biasanya belum familiar dalam
menggunakan software tersebut. Selain itu karena MySap itu sistem yang
10
terintegrasi sehingga semua proses kerja berjalan harus selaras, sehingga jika
ada salah satu dari fungsi yang terhenti, maka fungsi lain akan mengerjakan
pekerjaan dengan cara mereka sendiri.
Berdasarkan hasil temuan penulis, terdapat beberapa masalah yang
hampir sama dengan penelitian terdahulu diatas yang ditemui saat ini di PT
Pelindo IV (Persero) cabang Makassar yang berhubungan dengan penerapan
SIM yaitu belum optimalnya pelaksanaan SIM karena perubahan dari sistem
manual ke sistem otomatis ini juga mempengaruhi perilaku user/pengguna jasa
sehingga diperlukan adaptasi terhadap perubahan tersebut serta kondisi dan
proses bisnis antara 1 pelabuhan dengan pelabuhan lainnya tidak sama atau
memiliki karakter yang berbeda. Kurangnya kualitas tenaga ahli dalam
melakukan maintenance (perawatan, pengawasan dan perbaikan) terhadap
sistem terkadang membuat pengolahan data terganggu dan terlambat dalam
pemrosesan data SIMPAT ini, sehingga mengakibatkan kurang efisiennya proses
penyelesaian nota jasa kepelabuhanan yang mengakibatkan terjadinya
pemborosan waktu kerja dan pada akhirnya PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang
Makassar sendiri terlambat mendapatkan produksi dan pendapatannya. Serta
adanya tuntutan Manajemen yang menginginkan informasi yang cepat dan
akurat sebagai akibat penggunaan komputer sangat berperan besar untuk itulah
timbul permasalahan tersendiri bagaimana kesiapan tenaga ahli dalam
menyiapkan informasi yang cepat, tepat dan akurat.
11
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul : “Penerapan Sistem Informasi
Manajemen Pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar”.
I.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan dan mengingat luasnya
kajian yang akan dibahas maka penulis akan memberikan batasan
permasalahan sebagai berikut; Bagaimana Penerapan Sistem Informasi
Manajemen pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar ?
I.3. Tujuan Penelitian
Dengan melihat rumusan masalah sebelumnya maka tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah : untuk menganalisis Penerapan Sistem
Informasi Manajemen pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang
Makassar.
I.4. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademik
Penelitian ini diharapkan sebagai bahan perbandingan dan tambahan
informasi bagi para pembaca/peneliti, khususnya yang menyangkut Sistem
Informasi Manajemen.
2. Manfaat Praktis
Penyusun berharap agar penelitian ini dapat berguna sebagai
sumbangan pemikiran serta informasi bagi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Cabang Makassar.
12
3. Manfaat bagi penulis
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan penyusun dalam
permasalahan yang diteliti dalam penulisan karya ilmiah yang terkait dengan
masalah tersebut. Selain itu, skripsi ini juga merupakan salah satu syarat bagi
penyusun untuk meraih gelar sarjana pada Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Konsep Sistem Informasi Manajemen
Definisi sebuah sistem informasi manajemen, istilah yang umum dikenal
orang adalah sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu (intregeted) untuk
menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan
pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem ini menggunakan
perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) komputer, prosedur
pedoman, model manajemen dan keputusan, dan sebuah “data base”.
Di dalam kepustakaan berbahasa Inggris masih belum terdapat
keseragaman dalam pemakaian istilah sistem informasi manajemen. Ada buku
yang ditulis dengan judul Management Of Information Systems (karya
G.M.Scoot, 1986), Management Informations Systems (karya Gordon.B.Davis,
1985), Information Processing Systems (karya D.Hussain, 1981) atau bahkan
ada yang menyebut Information Systems saja (karya J.G.Burch, 1986)
kesemuanya kurang lebih membahas persoalan-persoalan yang sama.
Kebanyakan buku berbahasa Indonesia menggunakan istilah Sistem Informasi
Manajemen (SIM) seperti buku karya dari Sondang P.Siagian (2011) dan buku
karya dari Edhy Sutanta (2003). Ada beberapa seminar yang menggunakan
istilah “Manajemen Sistem Informasi”, dengan maksud untuk lebih menekankan
sisi manajemennya, bukan teknologi informasinya. Tetapi sebagian besar orang
14
agaknya sudah lebih terbiasa dengan istilah Sistem Informasi Manajemen ini.
Agar pengertiannya menjadi lebih jelas, akan dibahas disini pengertian dari
masing-masing unsur pembentukan istilahnya.
II.1.1. Sistem
Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “systema” yang mempunyai
pengertian demikian1 :
1. Suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian.
2. Hubungan yang berlangsung diantara satuan-satuan atau komponen
secara teratur.
Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan
atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel-variabel yang terorganisasi,
saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu. Teori sistem
umum (The General Systems Theory) yang pertama kali diuraikan oleh Kenneth
Boulding terutama menekankan pentingnya perhatian terhadap setiap bagian
yang membentuk sebuah sistem. Kecenderungan manusia yang mendapat tugas
memimpin suatu organisasi adalah bahwa dia terlalu memusatkan perhatian
kepada salah satu komponen saja dari sistem organisasi Teori sistem
mengatakan bahwa setiap unsur pembentuk organisasi adalah penting dan harus
mendapat perhatian yang utuh supaya manajer dapat bertindak lebih efektif.
Yang dimaksud unsur atau komponen pembentuk organisasi disini bukan hanya
bagian-bagian yang tampak secara fisik, tetapi juga hal-hal yang mungkin
1 Drs. Tatang M. Amirin, 2003, Pokok-Pokok Teori Sistem, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, hal.1.
15
bersifat abstrak atau konseptual seperti misi, pekerjaan, kegiatan, kelompok
informal, dan lain-lainnya2.
Tinjauan organisasi sebagai suatu sistem dapat membantu untuk
mengingat bahwa bagian-bagian, departemen-departemen, atau subsistem-
subsistem yang berbeda-beda dari organisasi tersebut adalah saling
berhubungan dan semuanya harus mendukung tujuan organisasi.
Untuk mengetahui pengertian sistem, berikut ini beberapa pendapat ahli
yang penulis kutip.
Gordon B.Davis (1987:67) dalam “kerangka dasar sistem informasi
manajemen (bagian I)” mengatakan3 :
“Sistem dapat abstrak maupun fisik. Sebuah sistem abstrak adalah suatususunan yang teratur dari gagasan atau konsepsi yang saling tergantung.Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan yangberoperasi bersama untuk mencapai sasaran atau maksud”.
Prajudi Atmosudirjo (1979:231) dalam bukunya, Pengambilan
Keputusan, mengatakan4 :
“Sistem sebagaimana telah saya rumuskan dalam bab-bab terdahuluadalah setiap sesuatu yang terdiri atas obyek-obyek, atau unsur-unsur,atau komponen-komponen yang bertata-kaitan dan bertata-hubungansatu sama lain sedemikian rupa sehingga unsur-unsur tersebutmerupakan suatu kesatuan pemrosesan atau pengolahan yang tertentu”.
Menurut Heyel (1985:5) dalam “The Encyclopedia of Manajemen”
mengemukakan bahwa5 :
2 Wahyudi kumorotomo, 2004, Sistem Informasi Manajemen Dalam Organisasi-Organisasi Publik,Gajah Mada University Press, Yogyakarta, hal.9.3 Gordon B.Davis, 1987, Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen (Bagian I), PT.PutakaBinaman Pressindo, Jakarta, hal.67.4 Prof. Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudirjo, Pengambilan Keputusan, cetakan kelima, tanpa penerbit,Jakarta, 1979, hal.231.
16
“Suatu sistem adalah suatu susunan yang tersusun dari kegiatan-kegiatan yang saling tergantung dari prosedur yang saling berhubunganyang melaksanakan dan mempermudah kegiatan-kegiatan utamaorganisasi”.
Pengertian Lain dari suatu sistem itu dikemukakan Onong U.Effendi6
(1984:49) bahwa :
“Sistem adalah suatu totalitas himpunan bagian-bagian yang satu samalain saling berinteraksi dan bersama-sama beroperasi mencapai satutujuan tertentu didalam suatu lingkungan”.
Selanjutnya dalam kamus administrasi perkantoran dari The Liang Gie7
(1979:219), mengatakan bahwa:
“Sistem adalah suatu rangkaian prosedur yang telah merupakan suatukebulatan untuk melaksanakan suatu fungsi”.
Secara khusus para ahli melihat ada 10 macam karakteristik sebuah
sistem, yaitu :
1. Memiliki Komponen-komponen (components), yaitu segala sesuatu yang
menjadi bagian penyusun sistem. Dapat berupa benda nyata atau abstrak.
2. Memiliki batas (boundary), yaitu batas yang membedakan satu sistem dengan
sistem yang lain.
3. Memiliki lingkungan (environments), yaitu segala sesuatu yang berada diluar
sistem.
4. Memiliki penghubung (interface), yaitu bagian dari sistem yang bertugas
menjembatani hubungan antar komponen dalam sistem.
5 Dann Sugandha, 1985, Manajemen Administrasi, Sinar Baru, Bandung, hal.5-6.6 Onong E.Effendi, 1984, Sistem Informasi Dalam Manajemen, Alumni Bandung, Bandung, hal.497 The Liang Gie, 1979, Kamus Administrasi Perkantoran, CV. Nur Cahaya, Yogyakarta, hal.219.
17
5. Memiliki masukan (input), yaitu yang menjadi kebutuhan untuk dijadikan
sebagai masukan dalam sistem. Biasanya bahan utama yang akan diubah
dalam proses untuk menjadi keluaran (output) dari sistem.
6. Memiliki pengolahan (processing), yaitu bagian dari sistem yang berperan
sebagai pengubah input menjadi output.
7. Memiliki keluaran (output), yaitu hasilan yang berupa bentuk lain dari
masukan setelah mengalami proses.
8. Memiliki sasaran (objectives), yaitu yang harus atau ingin dicapai oleh bagian-
bagian sistem untuk mencapai tujuan (goal) sistem.
9. Memiliki kendali (control), yaitu bagian sistem yang berperan menjaga agar
setiap komponen dalam sistem dapat bekerja normal sesuai dengan
fungsinya.
10. Memiliki umpan balik (feed back), yaitu bagian sistem yang membantu bagian
kontrol dalam penyempurnaan proses sistem atau bagain-bagaian dari sistem.
Konsep sistem dapat digambarkan sebagai berikut :
Feed back (umpan balik)
Gambar 1. Konsep sistem
Input
(masukan)
Processing
(Pengolahan)
Output
(Keluaran)
18
Pengertian diatas mencakup penjelasan bahwa sistem bukanlah
seperangkat unsur yang tersusun secara tidak teratur, tetapi terdiri dari unsur
yang dapat dikenal sebagai saling melengkapi karena kesamaan maksud, tujuan
dan sasaran.
Dari beberapa definisi diatas dikemukakan oleh para ahli, penulis dapat
memberikan suatu kesimpulan bahwa sistem adalah suatu rangkaian yang terdiri
dari bagian-bagian yang satu sama lain saling berhubungan dan merupakan
suatu kesatuan yang utuh.
II.1.2. Data dan Informasi
1. Data
Informasi erat hubungannya dengan data. Informasi berasal dari data.
Oleh karena itu, sebelum penulis menjelaskan arti informasi, akan menjelaskan
arti data.
Istilah data dan informasi sering digunakan secara bergantian. Ada yang
menyebut data, padahal informasi, sebaliknya ada yang mengatakan informasi
padahal data. Data merujuk kepada fakta-fakta baik berupa angka-angka, teks,
dokumen, gambar, bagan, suara yang mewakili deskripsi verbal atau kode
tertentu dan semacamnya. Data merupakan bahan mentah yang bersumber dari
luar lingkungan organisasi maupun dari dalam organisasi itu sendiri atau dengan
kata lain data itu dapat berupa apa saja dan dapat ditemui dimana saja.
Oleh sebab itu ciri pokok dari suatu data ialah adanya fakta. Oleh Vincent
Gaspersz8 (1988:13), secara singkat dapat dirumuskan bahwa data merupakan
8 DR.IR.Vincent gaspersz MS., 1988, sistem informasi manajemen, CV.Armico, Bandung, hal.13
19
bentuk jamak dari datum, yang berarti kenyataan atau catatan. Pengertian lain
dari data adalah fakta yang tidak sedang digunakan pada proses keputusan atau
fakta-fakta yang akan dibuat menjadi informasi yang bermanfaat dengan terlebih
dahulu data tersebut dipilah, dimodifikasi, atau diperbaharui oleh program-
program supaya dapat menjadi informasi yang siap saji.
S.P.Siagian dalam Moekijat9 (1986:8) menjelaskan arti data itu dengan
membedakannya antara data dan informasi. Beliau mengatakan ada perbedaan
yang biasanya dibuat ialah dengan mengatakan bahwa data adalah bahan baku
yang harus diolah sedemikian rupa sehingga berubah sifatnya menjadi informasi.
Perbedaan ini penting untuk disadari oleh karena sesungguhnya data tidak
mempunyai nilai apa-apa untuk mengambil keputusan. Hanya informasilah yang
mempunyai nilai, dalam arti bahwa informasi akan memudahkan seorang
pimpinan untuk mengambil keputusan.
Menurut The Liang Gie (1979:67), data atau keterangan adalah10 :
“Hal, peristiwa atau kenyataan lainnya apapun yang mengandungsesuatu pengetahuan untuk dijadikan dasar guna penyusun keterangan,pembuatan kesimpulan atau penetapan keputusan. Data adalah ibaratbahan mentah yang melalui pengolahan tertentu lalu menjadi keterangan(informasi)”.
Dalam buku Drs. S. Pamudji, M.P.A yang berjudul Teori Sistem dan
Penerapannya dalam Management, sebagai terjemahan buku The theory and
9 Drs.Moekijat, 1986, Pengantar Sistem Informasi Manajemen, Remaka Karya CV, Bandung, hal.8.10 The Liang Gie, 1979, Kamus Administrasi Perkantoran, nur cahaya, yogyakarta, hal.67
20
Management of Systems karangan Richard A. Johnson, Fremont E.Kast, dan
James E. Rosenzweig, dikatakan bahwa11 :
“Data adalah fakta-fakta yang dipergunakan sebagai suatu dasar untukpenghitungan dan pengolahan meliputi serangkaian tindakan-tindakanatau operasi-operasi yang secara pasti mengarah pada suatu akhir”.
Dari beberapa pengertian mengenai data, maka dapat disimpulkan bahwa
data adalah sebuah hasil pengamatan atau observasi yang kemudian menjadi
pengetahuan yang sebelumya dilakukan pengelolaan terlebih dahulu dengan
menyusunnya dan menempatkannya didalam konteks untuk menghasilkan
informasi yang bermakna. Jelaslah bahwa data merupakan sumber informasi,
merupakan bahan informasi, dan dengan sendirinya erat hubungannya dengan
informasi.
2. Informasi
Di dalam suatu organisasi atau perusahaan, informasi merupakan
sesuatu yang memiliki arti yang sangat penting didalam mendukung proses
pengambilan keputusan oleh pihak manajemen. Secara umum informasi dapat
didefinisikan sebagai data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi
yang menerimanya. Hubungan antara data dengan informasi adalah seperti
bahan baku sampai barang jadi. Dengan kata lain sistem pengolahan mengolah
data dari bentuk tak berguna menjadi berguna atau informasi bagi penerimanya.
Walaupun informasi dapat diperoleh secara mudah, namun sesungguhnya masih
banyak manajer yang kekurangan informasi kalau yang dimaksud adalah
11 Richard A. Jonson, Fremont E. Kast, dan James E. Rosenzweig, 1980, Teori Sistem danPenerapannya dalam Management, terjemahan Drs. S. Pamudji, M.P.A., Ichtiar Baru-Van Hoeve,Jakarta, hal.236.
21
informasi yang berkualitas baik, informasi yang memiliki kualitas tinggi akan
menentukan sekali efektifitas keputusan-keputusan manajer.
Burch & Grudnitski dalam Wahyudi Kumorotmo dan Margono12
(1996:11) menyebutkan adanya tiga pilar utama yang menentukan kualitas
informasi, yaitu : akurasi, ketepatan waktu, dan relevansi.
Syarat-syarat tentang informasi yang baik yang lebih lengkap diuraikan
pula oleh Parker dalam Wahyudi dan Margono13 (1996:11), berikut ini adalah
syarat-syarat yang dimaksud :
- Ketersediaan (availability);
Syarat mendasar bagi suatu informasi adalah tersedianya informasi
itu sendiri. Informasi harus dapat diperoleh (accessible) bagi orang
yang hendak memanfaatkannya.
- Mudah dipahami (comprehensibility);
Informasi harus mudah dipahami oleh pembuat keputusan, baik itu
informasi yang menyangkut pekerjaan rutin maupun keputusan-
keputusan yang bersifat strategis. Informasi yang rumit dan berbelit-
belit hanya akan membuat kurang efektifnya keputusan manajemen.
- Relevan;
Dalam konteks organisasi, informasi yang diperlukan adalah yang
benar-benar relevan dengan permasalahan, misi dan tujuan
organisasi.
12 Wahyudi kumorotmo, 1996, sistem informasi manajemen dalam organisasi publik, gadjahmada university press, yogyakarta, hal.11.13 Ibid, hal.11
22
- Bermanfaat;
Sebagai konsekwensi dan syarat relevansi, informasi juga harus
bermanfaat bagi organisasi. Karena itu informasi juga harus dapat
tersaji kedalam bentuk-bentuk yang memungkinkan pemanfaatan oleh
penerapan sistem informasi di dalam organisasi untuk mendukung
informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan
manajemen.
Selanjutnya bagaimana pengertian informasi itu sendiri. Gordon B.Davis
(1996:11) menyatakan bahwa14 :
“informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yangpenting bagi sipenerima dan mempunyai yang nyata atau yang dapatdirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusanyang akan datang”.
Pengertian ini menunjukkan arti yang sempit yakni pengertian informasi
dalam hubungannya dengan kegiatan manajemen. Dan itu memang informasi
dalam hubungan dengan manajemen yang dibicarakan dalam penulisan skripsi.
Tetapi kenyataannya informasi mempunyai pengertian yang lebih luas dari pada
yang dicakup dalam kegiatan manajemen.
George R. Terry dalam Moekijat15 (1986:9) menyatakan bahwa :
“informasi adalah data yang penting yang memberikan pengetahuan yangberguna”.
14 Ibid.15 Moekijat, 1986, pengantar sistem informasi manajemen, nova bandung, bandung, hal.9
23
Lebih jauh lagi dikatakan bahwa informasi berguna atau tidak berguna
kepada16 :
1. Tujuan sipenerima
Apabila informasi tujuannya untuk memberikan gambaran, maka
informasi itu harus dapat membantu si penerima dalam apa yang ia
usahakan untuk memperolehnya.
2. Ketelitian penyampaian dan pengolahan data
Dalam menyampaiakan dan megolah data, inti dan pentingnya
informasi harus dipertahankan.
3. Waktu
Apakah informasi itu up to date.
4. Ruang atau tempat
Apakah informasi itu tersedia dalam ruangan dan tempat yang tepat.
5. Bentuk
Dapatkah informasi itu digunakan secara efektif.
6. Semantik
Apakah hubungan antara kata-kata dan arti yang diinginkan cukup
jelas.
Dari keterangan diatas dapatlah diketahui dengan jelas bahwa informasi
itu baru dapat berguna bila disampaikan pada orang yang tepat, pada waktu
yang tepat dan dalam bentuk yang tepat pula.
16 Ibid, hal.10
24
Tidak semua data merupakan informasi. Ada kantor-kantor yang
menyimpan data-data atau catatan-catatan yang sebenarnya tidak ada gunanya.
Sebaliknya ada informasi yang perlu diperlengkapi dengan data.
II.1.3. Manajemen
Istilah manajemen telah banyak diketengahkan oleh para ahli yang dapat
dikaji dalam berbagai literatur. Ada yang mengatakan bahwa manajemen adalah
ilmu, yaitu ilmu yang mempelajari dan meneliti upaya manusia untuk mencapai
tujuan yang telah direncanakan secara efektif dan efisien dengan bantuan
sejumlah sumber-sumber.
Ada pula yang menyebutkan manajemen sebagai pengorganisasian
suatu usaha disertai pengawasan terhadapnya untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Prof. Dr. Prajudi Atmosudirjo, S.H. (2005:11) pengertian
manajemen itu dapat dipandang sebagai17 :
1. Orang-orang:
Semua orang yang mempunyai fungsi atau kegiatan pokok sebagai
pemimpin-pemimpin kerja.
2. Proses:
Adanya kegiatan-kegiatan yang berarah kebawah, jadi berupa kerja-
kerja untuk mencapai tujuan tertentu.
3. Sistem kekuasaan:
Atau sistem kewenangan atau wewenang supaya orang-orang
menjalankan pekerjaan.
17 Drs. Moekijat, 2005, Pengantar Sistem Informasi Manajemen, Mandar Maju, Bandung, hal. 11.
25
Menurut The Liang Gie18 (2000:25) :
“manajemen adalah segenap perbuatan menggerakkan sekelompokpetugas dan mengerahkan segenap sarana dalam sesuatu organisasiapapun untuk mencapai tujuan tertentu. Pejabat pimpinan yang bertugasmelakukan perbuatan menggerakkan petugas dan mengarahkan saranaitu disebut manajer.
Dalam rangka ini dua tugas pokok setiap manajer pada jenjang
organisasi apapun ialah :
1. Menggerakkan sekelompok petugas, dalam arti mendorong,
memimpin, menjuruskan, dan menertibkan para pelaksana agar
melakukan berbagai kegiatan yang menuju kearah tercapainya tujuan
organisasi yang telah ditentukan.
2. Mengerahkan segenap sarana, dalam arti menyiapkan pengadaan,
mengatur pemakaiaan, menetapkan langkah, dan menyempurnakan
daya guna aneka benda, biaya alat, bangunan, metode, dan sumber-
sumber lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
dalam organisasi yang bersangkutan.
Dalam hubungannya dengan istilah “Sistem Informasi Manajemen”,
manajemen dipandang sebagai orang-orang, yakni semua orang yang
mempunyai fungsi atau kegiatan pokok sebagai pemimpin-pemimpin kerja.
Dengan kata lain, yang dimaksud dengan manajemen disini adalah manajer.19
18 The Liang Gie, 2000, Administrasi Perkantoran Modern, Liberty, Yogyakarta, hal.25.19 Ibid.
26
Manajemen seperti yang telah dikemukakan dapat juga dipandang
sebagai suatu proses seperti yang dikatakan oleh George R.Terry, Ph.D.
(2000:13) sebagai berikut20 :
“Manajemen adalah suatu proses tertentu yang terdiri atas perencanaan,pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan, yang dilakukan untukmenentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan denganmenggunakan manusia dan sumber daya lainnya”.
Dari prinsip-prinsip administrasi klasik, kegiatan yang dilakukan oleh
seorang manajer dapat tercakup didalam akronim POSDCORB (planning,
organising, staffing, directing, coordinating/controlling, budgeting. Lebih ringkas
lagi, kegiatan manajemen tercakup dalam tiga jenis kegiatan, yaitu: planning
(perencanaan), organising (pengorganisasian), dan controlling (pengendalian).
Didalam kegiatan perencanaan, para manajer mendefinisikan tujuan organisasi,
menentukan arah tindakan bagi organisasi, serta menetapkan langkah-langkah
strategis guna mencapai tujuan organisasi sebagai tujuan yang disepakati oleh
anggota-anggota organisasi. Dalam pengorganisasian, manajer mengatur atau
menata kegiatan-kegiatan operasional supaya sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai, antara lain dengan mengadakan pembagian kerja, penetapan
struktur kewenangan dan rantai komando, penempatan pegawai dalam satuan-
satuan organisasi, dan sebagainya. Sedangkan dalam pengendalian manajer
mengadakan evaluasi apakah prestasi yang dicapai oleh organisasi telah sesuai
dengan standar/baku yang telah ditetapkan, dan apabila ada ketidaksesuaian
dan penyimpangan ditetapkan pula cara-cara untuk mengatasinya.
20 Ibid. Hal.13.
27
II.1.4. Definisi Sistem Informasi Manajemen
Setalah membahas pengertian masing-masing unsur pembentukan
istilah, yaitu sistem, informasi, dan manajemen, maka dapatlah disimpulkan
bahwa tujuan dibentuknya Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah supaya
organisasi memiliki suatu sistem yang dapat diandalkan dalam mengolah data
menjadi informasi yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan manajemen,
baik yang menyangkut keputusan-keputusan rutin maupun keputusan-keputusan
strategis.
Gordon B.Davis dan Margareth H.Olson (1987:94) mengemukakan
definisi berikut tentang sebuah Sistem Informasi Manajemen21, yaitu :
“Sistem informasi manajemen merupakan sebuah sistem mesin pemakaiyang terintegrasi yang menyediakan informasi untuk menunjang operasi-operasi manajemen dan fungsi-fungsi pengambilan keputusan di dalamsebuah organisasi. Sistem tersebut memanfaatkan perangkat keras danperangkat lunak komputer, dan prosedur-prosedur manual; model-modeluntuk analisis, perencanaan, pengawasan dan pengambilan keputusan;dan suatu “DATABASE”.
Menurut Hershner Cross22 (1987:32),
“sistem informasi manajemen yang terpadu merupakan suatu gabunganyang amat teratur dari pegawai, perlengkapan, dan fasilitas-fasilitas yangmelakukan penyimpanan, pengambilan, pengolahan, pengiriman, danperagaan data, semuanya sebagai tanggapan terhadap kebutuhan-kebutuhan para pembuat keputusan pada semua tingkat organisasi dalamperusahaan.
Sedang Sherman Bluementhal (1987:32) menyatakan bahwa23,
“suatu sistem keterangan mencakup sarana-sarana untuk menghimpun,menyimpan memperbaharui, dan mengambil data maupun berbagi
21 DR. Winardi, S.E., 1987, Pengantar Tentang Sistem Informasi Manajemen, Nova, Bandung,hal.94.22 Ibid. Hal.32.23 Ibid.
28
sarana untuk mengubah data itu menjadi informasi untuk dipergunakanmanusia.
Selanjutnya menurut Edhy Sutanta24 (2003:19) :
“sistem informasi manajemen dapat didefinisikan sebagai sekumpulansubsistem yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama danmembentuk satu kesatuan, saling berinteraksi dan bekerjasama antarabagian satu dengan yang lainnya dengan cara-cara tertentu untukmelakukan fungsi pengolahan data, menerima masukan (input) berupadata-data, kemudian mengolahnya (processing) dan menghasilkankeluaran (output) berupa informasi sebagai dasar bagi pengambilankeputusan yang berguna dan mempunyai nilai nyata yang dapatdirasakan akibatnya baik pada saat itu juga maupun yang di masa yangakan datang, mendukung kegiatan operasional, manajerial, dan strategisorganisasi, dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada dantersedia bagi fungsi tersebut guna mencapai tujuan.
Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa SIM (sistem informasi
manajemen) dapat didefenisikan serangkaian sub-sistem informasi yang
menyeluruh dan terkoordinasi yang secara rasional mampu
menstransformasikan data sehingga menjadi informasi dengan berbagai cara
guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer.
Pengadaan data dan informasi didalam organisasi merupakan suatu sistem,
secara garis besar SIM berbasis komputer mengandung unsur-unsur sebagai
berikut :
1. Manusia.
Setiap SIM yang berbasis komputer harus memperhatikan unsur
manusia supaya sistem yang diciptakan bermanfaat. Perlu diingat
bahwa manusia merupakan penentu keberhasilan suatu SIM dan
manusialah yang memanfaatkan informasi yang dihasilkan SIM.
24 Edhy Sutanta, 2003, Sistem Informasi Manajemen, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal.19.
29
Unsur manusia dalam hal ini yaitu para staff divisi sistem informasi
dan para pemakai jasa (computer users)
2. Perangkat keras (hardware).
Merupakan perkakas keras mesin-mesin, yang terdiri dari
komputer/central processing unit (CPU) beserta semua perangkat
pendukungnya. Perangkat pendukung yang dimaksud adalah
peralatan komunikasi, media penyimpanan (memory) dan perkakas
keluaran (output devices).
3. Perangkat lunak (software).
Istilah ini merujuk pada program-program aplikasi komputer yang
digunakan dalam mengolah data-data menjadi informasi yang
bermanfaat bagi manajemen dan pemakai jasa.
4. Data.
Merupakan fakta-fakta sebagai bahan baku yang akan dimuat
menjadi informasi yang tepat guna, tepat waktu dan akurat.
5. Prosedur.
Prosedur adalah peraturan-peraturan yang menentukan
operasionalisasi sistem komputer.
II.2. Pengelolaan Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Catatan pertama yang menunjukkan kemampuan manusia dapat
mengolah data dan informasi, menurut ahli sejarah, adalah pada 3500 tahun
sebelum masehi, yaitu ketika para pedagang Babilonia mencatat kepemilikan
dan hasil kekayaan mereka pada tanah liat.
30
Pengolahan data menurut sejarah mengalami perkembangan yang
revolusioner, akan tetapi dengan ditemukannya teknologi dan pengetahuan baru
dalam bidang bahasa dan matematika maka dapat dibagi empat revolusi
perkembangan dalam pengolahan data. Revolusi pertama adalah
pengembangan bahasa dan matematika; revolusi kedua ditemukannya alat
cetak; revolusi ketiga berkembangnya media massa, dan revolusi keempat
berkembangnya komputer digital.
Menurut perkembangannya, terdapat dua alasan manusia mengolah data
dan informasi, yaitu pertama karena dorongan alami manusia untuk menyatakan
jumlah kepemilikan dan harta kekayaan; kedua untuk survei administratif pada
kepemerintahan. Akan tetapi dalam perkembangan dunia modern, kebutuhan
akan data dan informasi semakin kompleks sehingga diperlukan adanya suatu
sistem formal dalam pengolahan data dan informasi. Semakin kompleks
kebutuhan suatu organisasi maka semakin rumit sistem pengolahan data yang
harus dibuat oleh organisasi untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan25.
Secara teori, komputer tidak harus digunakan didalam SIM, tetapi
kenyataannya tidaklah mungkin SIM yang komplek dapat berfungsi tanpa
melibatkan elemen komputer. Lebih lanjut, bahwa SIM selalu berhubungan
dengan pengolahan informasi yang didasarkan pada komputer (computer-based
information processing). Persoalannya bukan dipakai atau tidaknya komputer
dalam sebuah sistem informasi manajemen, tetapi adalah sejauh mana berbagai
proses akan dikomputerkan.
25 “Analisis Sistem Informasi”,http:// yazidalfalisyada.blogspot.com, diunduh tanggal 7 April 2010pukul 13:55 WITA.
31
Gagasan suatu sistem informasi/keputusan berdasarkan komputer berarti
automatisasi total. Konsep sistem manusia/mesin menyiratkan bahwa sebagian
tugas sebaiknya dilaksanakan oleh manusia, dan lainnya lebih baik dilakukan
oleh mesin. Dalam sebagian terbesar persoalan, manusia dan mesin membentuk
sebuah sistem gabungan dengan hasil yang diperoleh melalui serangkaian dialog
dan interaksi antara komputer dan seorang manusia pengolah.
Kenyataan bahwa sebuah SIM adalah berdasarkan komputer berarti
bahwa para perancang harus memilih pengetahuan cukup mengenai komputer
dan penggunaannya dalam pengolahan informasi. Konsep manusia/mesin
bahwa perancang sebuah sistem informasi manajemen harus memahami
kemampuan manusia sebagai pengolah informasi dan perilaku manusia dalam
mengambil keputusan.
Manusia mempunyai peranan yang penting dalam mengelola sistem
informasi manajemen karena pemahaman akan kemampuan manusia sebagai
pengolah informasi adalah penting bagi pengelolaannya. Proses pengelolaan
informasi merupakan serangkaian kegiatan yang dimaksudkan untuk
menyediakan informasi dengan menggunakan komputer. Menurut Sondang
P.Siagian26 (2005:81), kegiatan yang dimaksud mencakup :
1. Pengumpulan data.
Merupakan kegiatan awal dengan menggunakan dua metode dasar untuk
mengumpulkan data yaitu secara manual dan secara elektronik. Secara manual
merupakan suatu proses dengan pekerja intensif dimana data dicatat dan
26 Sondang p. Siagian. 2005. Sistem Informasi Manajemen. Bumi Aksara. Jakarta. Hal.81.
32
dimasukkan dengan tangan ke alat penyimpanan data. Masalah yang biasa
ditemui dengan pengumpulan data secara manual adalah lambat, mahal dan
seringkali tidak akurat. Sedangkan mengumpulkan data secara elektronik tercatat
dan dimasukkan ke alat penyimpanan elektronik, sehingga data dapat dibaca
dan dicatat segera tanpa membutuhkan waktu yang lama.
Oleh karena itu para tenaga profesional yang berkecimpung dalam
kegiatan pengolahan data harus berupaya agar dalam menjalankan fungsinya,
terhadap jaminan bahwa : (a) mutu data yang dikumpulkan tinggi, (b) relevan
dengan kepentingan pemakainya, (c) digali dari sumber yang dapat dipercaya,
baik internal maupun eksternal. Cara pengolahan data dapat bersifat seketika
akan tetapi dapat pula secara berkala.
2. Pengolahan data
Pengolahan data ialah proses mengubah bentuk dan makna data menjadi
informasi. Dengan memperhatikan elemen-elemen data tertentu dan diidentifikasi
dengan kode-kode. Kode adalah satu atau beberapa karakter yang digunakan
untuk mengidentifikasikan dan mengelompokkan catatan, untuk kemudian
disusun sesuai urutan tertentu. Salah satu cara untuk mengubah bentuk dan
makna data menjadi informasi adalah dengan analisis data. Analisis data harus
mampu menunjukkan berbagai alternatif yang mungkin ditempuh. Oleh karena itu
analisis data diarah pada pembentukan persepsi yang sama diantara berbagai
pihak tentang arti data yang dimiliki.
33
Menurut Siagian27 (2005:82), satuan kerja pengolah data dipengaruhi
oleh berbagai faktor yaitu :
Pola sentralisasi, yaitu pendekatan yang memiliki ciri-ciri kegiatan
pengolahan data seperti : adanya suatu komputer, adanya satu data
induk yang menjadi sarana dan prasarana pengolah data,
penyimpanan data yang didistribusikan kepada berbagai terminal on-
line, adanya alat pencetak (printer) untuk mencetak informasi yang
telah selesai diolah di atas kertas, adanya sekelompok “pekerja otak”
(knowladge workers) dengan berbagai jenis pengetahuan dan
keterampilan dibidang informatika.
Pola desentralisasi yaitu pengolahan yang dapat dilihat dari dua sudut
pandang, yaitu :
a. Dimungkinkan pengolahan atau masukan jarak jauh karena
tersedianya fasilitas pengiriman dan penerimaan data melalui
hubungan modem tertentu.
b. Desentralisasi pengolahan data dengan pola pengambilan
keputusan dalam perusahaan. Keunggulannya bersifat psikologis
atau keprilakuan, yaitu bahwa para manajer bawahan merasa
dipercaya mengolah sendiri data yang diperlukan sehingga benar-
benar sesuai dengan kebutuhan proses pengambilan keputusan
dengan cepat dan tepat.
27 Ibid. Hal.82.
34
Kombinasi pola sentralisasi dan desentralisasi, yaitu pengolahan data
yang menggabungkan pola sentralisasi dan desentralisasi.
Pola pengolahan data yang didistribusikan yaitu pemberian wewenang
kepada pemakai tertentu yang umunya digunakan karena adanya
pertimbangan misalnya : geografis, perusahaan yang memiliki kantor
cabang.
3. Penyimpanan data.
Dalam proses selanjutnya adalah pemyimpanan data yaitu
keluaran pengolahan data berupa informasi harus disimpan sedemikian
rupa sehingga keamanannya terjamin, hemat biaya dan mudah ditelusuri
dan diambil apabila diperlukan. Hemat biaya maksudnya cara menyimpan
informasi sedemikian rupa sehingga tidak membutuhkan ruang
penyimpanan yang besar yang dapat berakibat pada biaya pemeliharaan
yang tidak sedikit.
Pentingnya keamanan informasi dapat dilihat dari tiga sudut
pandang oleh Sondang P.Siagian28 (2005:82), yaitu :
a. Agar jangan sampai jatuh kepada pihak/orang yang tidak
berhak,
b. Aman terhadap kerusakan karena tempat dan cara
penyimpanan yang tidak tepat,
c. Aman dari bahaya kebakaran.
28 Ibid.
35
Beberapa pilihan umum dari penyimpanan informasi menurut
William Chuck (2001:244) seperti kertas, microfilm, CD-ROM, disket
DVD, type dan hard drive.
Penyimpanan utama untuk data yang lebih sering digunakan oleh
karyawan dan manajer dalam menjalankan pekerjaanya. Bentuk umum
dari penyimpanan utama adalah penyimpanan hard drive. Hard drive,
dimana biasanya terdapat di dalam komputer. Pentingnya penelusuran
yang mudah dan pengambilan dari tempat penyimpanan dengan cepat
adalah untuk disampaikan kepada para pihak-pihak lain dalam
perusahaan untuk diproses lebih lanjut dan untuk menekankan bahwa
cara penyimpanan informasi haruslah berdasarkan suatu sistem yang
dipahami oleh para petugas yang bertanggung jawab.
4. Pengawasan data
Maksudnya ialah agar sistem pengolahan data yang sudah
ditetapkan diikuti sepenuhnya oleh para penanggung jawabnya. Artinya
urutan langkah yang perlu diambil benar-benar diikuti karena dengan
demikian mampu menghasilkan informasi yang memenuhi kebutuhan
berbagai pihak yang memerlukannya.
Sebuah sistem informasi memiliki 4 komponen dasar juga dikemukakan oleh
Sudrajat (1988:23) yaitu :
1. Memasukkan data kedalam sistemnya.
2. Mengolah data.
3. Menyediakan/memelihara arsip-arsip.
4. Menentukan prosedur untuk menentukan data yang diperlukan kapan dan
dimana memperolehnya serta menyiapkan laporan outputnya.
36
Skema dari sistem informasi tersebut kemudian digambarkan oleh Robert
Murdick dalam Sudrajat, yaitu :
Gambar 2. skema SIM
Kemudian menurut Sudrajat, bahwa sebuah sistem informasi menejemen
yang diterapkan dalam sebuah sistem bisnis moderen dapat digambarkan
sebagai berikut :
Hasil dari output dibandingkan dengan kontrol
Gambar 3. SIM dalam sebuah Sistem Bisnis Moderen
Instruksi danprosedur
Input data Pengolahan data Output laporan
Catatan dan arsip
Input :
- Manusia- Barang, mesin,
kecakapan
Prosedurorganisasi
Output :
- Produk, jasa- Rugi/laba
Kebijakan rencanatujuan, standard
37
Hal ini dapat dikatakan makro bahwa sistem informasi memiliki
substansial model dasar sistem yaitu : masukan (input), pengolahan (proses),
hasil/keluaran (output). Selanjutnya proses pengolahannya membutuhkan data
yang dikumpulkan dan diolah dalam periode waktu sebelumnya melalui memori
atau perekam. Oleh karena itu, selain input, proses dan output diperlukan sebuah
media untuk penyimpanan data files yang berfungsi menyimpan data untuk dapat
digunakan kembali apabila suatu waktu diperlukan.
Berdasarkan dengan fokus penelitian ini maka ketiga indikator tersebut
yakni : input (masukan), proses (pengolahan), output (hasil) yang dapat dijadikan
acuan dalam penelitian ini untuk menerangkan sistem pada kantor PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar.
Tidak ada sebuah sistem informasi yang bisa berlaku untuk semua
organisasi. Setiap organisasi harus mempelajari, merancang, dan
mengembangkan sistem sendiri-sendiri sesuai dengan tujuan organisasinya,
kebutuhannya, struktur dan luasnya organisasi itu, bidang dan jenis usahanya,
sumber daya, keuangan, perlengkapan, rencana perkembangannya dimasa
depan untuk jangka pendek maupun panjang, dan faktor-faktor penting lainnya.
Faktor lingkungan baik eksternal maupun internal organisasi sangatlah
mempengaruhi dalam proses pemanfaatan suatu sistem informasi manajemen
dalam proses pengambilan keputusan karena informasi yang dihasilkan berasal
dari lingkunganeksternal dan internal suatu organsasi kemudian informasi
tersebut di identifikasi sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu informasi
38
yang relevan dan menjadi acauan bagi pimpinan/ manajer dalam pegambailan
keputusan.
Semua sistem-sistem informasi tersebut dimaksudkan untuk memberikan
informasi kepada semua tingkatan manajemen, yaitu manajemen tingkat bawah
(lower level management), managemen tingkat menengah (middle level
management) dan manajemen tingkat atas (top level management). Top level
management dengan executive management dapat terdiri dari direktur utama
(president), direktur (vise-president) dan eksekutif lainnya di fungsi-fungsi
pemasaran, pembelian, teknik, produksi, keuangan dan akuntansi. Sedang
middle level management dapat terdiri dari manajer-manajer devisi dan manajer-
manajer cabang. Lower level management disebut degan operating management
dapat meliputi mandor dan pengawas. Top level management disebut juga
dengan strategic level, middle level management dengan tactical level dan lower
management dengan tehcnical level.
II.3. Manfaat Sistem Informasi Manajemen
Informasi merupakan komoditi yang nilainya semakin meningkat dan yang
dibutuhkan oleh para eksekutif (pimpinan) untuk merencanakan dan mengontrol
kegiatan usaha secara efektif.
Informasi menjadi sumber yang penting bagi suatu organisasi, sama
seperti sumber-sumber lainnya (manusia, alat-alat, bahan dan uang). Oleh sebab
itu maka dibutuhkan suatu sistem informasi yang efektif, sederhana dan
sistematis.
39
Setiap organisasi sudah mutlak ada kegiatan-kegiatan seperti :
perencanaan, pengawasan dan pengambilan keputusan. Alat penunjang untuk
mempermudah dan melancarkan kegiatan tersebut yaitu tersedianya informasi
yang bersyarat, untuk mendapatkan informasi bersyarat, maka diperlukan sistem
informasi manajemen. Inilah peranan sistem informasi manajemen.
Dalam hubungannya dengan pengambilan keputusan, maka yang
esensial adalah informasi, rangkaian fakta yang bertalian dengan masing-masing
alternatif. Informasi ini mengalir melalui struktur organisasi yaitu melalui jenjang
manajemen mulai dari manajemen puncak (top manajemen), manajemen
menengah (middle manajemen), sampai kepada manajemen pelaksanaan (lower
manajemen).
Dalam setiap unit kerja diangkat seorang kepala atau penanggung jawab,
dengan demikian manejer puncak cukup berhubungan langsung dengan para
kepala atau penanggung jawab tersebut. Dan penanggung jawab inilah yang
pada gilirannya berhubungan secara langsung dengan bawahannya. Selain
terdapat hubungan antara atasan dengan bawahan begitu pula sebaliknya antara
bawahan dengan atasan secara vertikal, juga terdapat hubungan secara
horizontal yakni hubungan fungsional.
SIM diharapkan akan menunjang tugas-tugas para pegawai di suatu
organisasi, para manajer, atau pengguna jasa organisasi tersebut beserta semua
40
unsur-unsur pokok yang terdapat dalam lingkungan otoritas organisasi. Di sini
terdapat tiga sistem yang terkait, yaitu29 :
1. Sistem sosial yang disebut organisasi.
2. Sistem manajemen atau tatalaksana yang dimaksudkan untuk
meningkatkan tata-kerja, produktifitas, efektivitas dan efisiensi
organisasi serta satuan-satuan yang terdapat didalamnya.
3. Sistem informasi sendiri berupa manajemen pengolahan data beserta
semua kegiatan penyediaan informasi untuk pengambilan keputusan.
Adapun Manfaat utama dari Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah
untuk membantu para manejer disegala tingkatan untuk mengambil sebuah
keputusan yang tepat. Untuk itulah maka setiap organisiasi ditantang untuk
mewujudkan suatu sistem informasi yang efisien dalam artian bagaimana
kemampuan dalam menyediakan informasi yang benar-benar dibutuhkan dan
dapat menyampaikan informasi yang mudah dimengerti oleh pimpinan/ para
manajer sehingga memudahkanya dalam pengambilan keputusan. Sarat
informasi yang baik adalah informasi tersebut haruslah lengkap sesuai dengan
kebutuhan, terpercaya, dan masih aktual.
II.4. Kerangka Konsep
Umumnya organisasi menggunakan suatu sistem informasi manajemen
yang terdiri atas dua bentuk pengolahan data yakni secara manual dan
elektromekanikal. Metode manual dimaksudkan dimana para pegawai dibantu
oleh berbagai macam buku petunjuk ataupun peraturan-peraturan yang
29 Wahyudi kumorotomo dan subando agus margono, 2004, sistem informasi manajemen dalamorganisasi-organisasi publik, gadjah mada university press, yogyakarta, hal.14.
41
merupakan pegangan dalam melaksakan tugasnya. Sedangkan elektromekanikal
yakni merupakan gabungan dari kerja tangan manusia dengan bantuan alat-alat
elektronik maupun mesin, seperti ; mesin ketik, kalkulator, komputer, peralatan,
gambar dan lain-lain.
Dengan berdasarkan berbagai penjelasan teori dari kerangka pemikiran
di atas, maka penulis dalam melaksanakan dan menyelesaikan penelitian ini
mengambil suatu kerangka konsep dari Gordon B.Davis yaitu model
pengelolaan SIM yang nantinya akan dijadikan landasan dan pedoman dalam
penyusunan skripsi ini.
Gordon B.Davis (1984:27) mengemukakan bahwa model pengelolaan
SIM pada suatu organisasi dapat dianalogikan dengan pengelolaan data pada
manusia. Model pengolahan data menjadi informasi pada manusia menurutnya
melalui sebuah model umum yang sederhana yang terdiri dari : indera penerima
(panca indera) yang menerima isyarat dan meneruskan kepada unit pengolah
(otak dengan penyimpanan). Hasil olahan berupa tanggapan keluaran (ucapan,
tulisan dan sebagainya). Model tersebut dapat digambarkan secara sederhana,
sebagai berikut :
Gambar 4. Model Pengolahan Data Gordon B.Davis.
PENGOLAHANDATA INFORMASI
42
Dari gambar diatas dapat dilihat proses kerja Sistem Informasi
Manajemen yang paling sederhana, yaitu ; adanya suatu data yang diolah
sehingga menghasilkan suatu informasi.
Dengan beredarnya informasi dari unit ke unit lain maka terjadilah arus
informasi atau hubungan informasi antar unit. Pekerjaan informasi yang di
lakukan berdasarkan konsep sistem yang disebut sistem informasi, yaitu suatu
rangkaian informasi yang didalamnya terdapat bagian yang berhubungan dan
saling ketergantungan satu sama lain, mulai dari bagian yang besar ke bagian
yang lebih kecil. Hubungan tersebut berupa hubungan arus informasi yang
mewakili tingkat sistem keorganisasian, dan dalam organisasi hubungan tersebut
lazim disebut hubungan antar unit kerja.
Kerangka konsep tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 5. Kerangka Konsep
DATA
APLIKASISIMPAT PTPELINDO IV(Persero) CAB.MAKASSAR
Informasi /laporan
43
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu30. Ini berarti untuk mendapatkan data yang
valid dalam penelitian haruslah berlandaskan keilmuan yaitu rasional, empiris,
dan sistematis. Untuk memperoleh semuanya itu maka dalam bab ini akan
dijabarkan metode yang digunakan untuk memperoleh data penelitian yang valid.
III.1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu
untuk mengolah data-data yang diperoleh dari lokasi penelitian, dimana data
kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, skema, dan gambar31.
III.2. Unit Analisis
Unit analisis penelitian ini adalah organisasi yaitu organisasi PT
Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar karena berdasarkan
pertimbangan bahwa dengan pendekatan organisasi dengan mudah
mendapatakan data dan informasi secara mendalam dan akurat.
III.3. Jenis / tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif, yaitu untuk mengetahui
atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti atau penelitian yang
dilakukan terhadap variabel mandiri atau tunggal, yaitu tanpa membuat
30 Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta, hal 131 Ibid, hal. 14
44
perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain32. Pemilihan jenis
penilitian deskriptif, dimaksudkan untuk memberi gambaran secara jelas
mengenai masalah-masalah yang diteliti, menginterprestasikan dan menjelaskan
data yang ada secara sistematis. Dan dasar penelitan menggunakan studi kasus
dimana penelitian bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah data yang
berhubungan dengan penelitian ini. Sehingga memudahkan penulis untuk
mendapatkan data yang objektif dalam rangka mengetahui dan memahami
tentang bagaimana penerapan Sistem Informasi Manajemen pada PT.Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar.
III.4. Informan
Informan adalah orang yang berada pada lingkup penelitian, artinya orang
yang dapat memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.
Untuk memperoleh data secara representatif, maka diperlukan informan kunci
yang memahami dan mempunyai kaitan dengan permasalahan yang sedang
dikaji.
Adapun informan tersebut adalah sebagai barikut:
1. General Manager
2. Manajer Sistem Informasi
3. Manajer Keuangan
4. Manajer PBAU
5. Staff operator SIMPAT
32 Ibid, hal.11
45
III.5. Jenis dan Sumber Data
Dalam melakukan analisa penulis menggunakan :
1. Data Primer
Yaitu data yang dikumpukan melalui wawancara yang mendalam
dengan informan kunci yang berhubungan dengan penelitian.
2. Data sekunder
Yaitu data yang dikumpulkan dari berbagai dokumen-dokumen atau
terbitan literatur yang dapat mendukung kelengkapan data primer.
III.6. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis
terhadap gejala-gejala yang diteliti. Kegiatan pengamatan terhadap
obyek penelitian ini untuk memperoleh keterangan data yang lebih
akurat mengenai hal-hal yang diteliti serta untuk mengetahui relevansi
antara jawaban responden dengan kenyataan yang terjadi di
lapangan.
2. Dokumentasi
Dokumentasi dalam pengumpulan data dimaksudkan sebagai
cara mengumpulkan data dengan mempelajari dan mencatat bagian-
bagian yang dianggap penting yang terdapat baik di lokasi penelitian
maupun instansi yang ada hubungannya dengan lokasi penelitian.
46
3. Wawancara (interview)
Wawancara yaitu kegiatan tanya jawab lisan antara dua orang atau
lebih secara langsung. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data
guna kelengkapan data-data yang diperoleh sebelumnya. Wawancara
dilakukan penulis dengan pimpinan dan staff/pegawai yang ada dalam
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar, sehingga
data yang diperoleh penulis merupakan hasil dari wawancara.
III.7. Operasionalisasi Konsep
Secara ilmiah operasionalisasi konsep digunakan sebagai dasar dalam
pengumpulan data sehingga tidak terjadi bias terhadap data apa yang diambil.
Dalam pemakaian praktis, definisi operasional dapat berperan menjadi
penghilang bias dalam mengartikan suatu ide/maksud yang biasanya dalam
bentuk tertulis.
Untuk mewujudkan suatu tujuan atau target, maka haruslah ada
penerapan atau pelaksanaan yang merupakan proses kegiatan yang
berkesinambungan sehingga tercapai tujuan yang diharapkan. Sebagaimana
yang dikemukakkan oleh Santoso Sastropoetro (1982:183) sebagai berikut:
"Penerapan diartikan sebagai suatu usaha atau kegiatan tertentu yang
dilakukan untuk mewujudkan rencana atau program dalam
kenyataannya".
Penerapan Sistem Informasi Manajemen pada PT Pelindo IV (Persero)
Cabang Makassar meliputi beberapa tahapan sesuai SISPRO (Sistem dan
Prosedur) yang berlaku, dan terintegrasi antara satu dengan lainnya serta
47
berlangsung secara continue (berkelanjutan) yaitu dimulai tahapan pengumpulan
data (input), pengolahan data menggunakan aplikasi khusus SIMPAT kemudian
menghasilkan output berupa informasi atau laporan kepada manajemen yang
berguna dalam pengambilan keputusan.
Untuk mempermudah dan memperjelas pemahaman terhadap konsep-
konsep penting yang digunakan dalam penelitian ini, maka dikemukakan
operasionalisasi konsep, sebagai berikut :
1. Input diartikan sebagai proses memasukkan data menggunakan dua cara
secara manual dan secara elektronik, yang diperlukan PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar untuk memberikan pelayanan
jasa kepelabuhanan yang meliputi jasa pelayanan kapal, barang, alat-alat
dan jasa kepelabuhanan lainnya.
2. Proses (pengolahan) adalah mengubah bentuk dan mengubah data
menjadi informasi, dengan memperhatikan elemen-elemen data tertentu
dan mengidentifikasi dengan kode-kode, yang menggunakan software
(perangkat lunak) yaitu keseluruhan program pendukung dalam
pengolahan data. Pada tahap ini PT Pelindo IV (Persero) Cabang
Makassar menggunakan aplikasi khusus SIMPAT (Sistem Informasi
Manajemen Pelabuhan Terpadu) dalam memproses data-data dari jenis
pelayanan yang dibutuhkan pengguna jasa kepelabuhanan.
3. Output merupakan hasil dari tahap input (memasukkan) kemudian
memproses/mengolah data secara manual atau elektronik dan
menghasilkan suatu informasi atau laporan kepada manajemen, yang
48
menggunakan brainware atau orang-orang yang terlibat langsung dalam
pengolahan Sistem Informasi.
III.7. Teknik analisis data
Dalam rangka menjawab permasalahan penelitian, maka analisis data
dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif yaitu suatu analisis yang berusaha
mencari pola, model, tema, hubungan, persamaan, dan makna dari data yang
dinyatakan dalam bentuk pernyataan-pernyataan, tafsiran-tafsiran setelah
menggali data dari beberapa orang informan kunci yang ditabulasikan dan
dipresentasikan sesuai dengan hasil temuan (observasi) dan wawancara
mendalam penulis dengan para informan, hasil pengumpulan data tersebut
diolah secara manual, direduksi selanjutnya hasil reduksi tersebut dikelompokkan
dalam bentuk segmen tertentu (display data) dan kemudian disajikan dalam
bentuk content analisis dengan penjelasan-penjelasan, selanjutnya diberi
kesimpulan, sehingga dapat menjawab rumusan masalah, menjelaskan dan
terfokus pada representasi terhadap fenomena yang hadir dalam penelitian.
49
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
IV.1. Gambaran umum PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang
Makassar
IV.1.1. Sejarah singkat.
Sejarah ekonomi dunia di mulai dari aktivitas tukar menukar atau barter
barang dengan barang. Kegiatan ini berkembang ketika ada kesepakatan
menetapkan sebuah benda untuk menentukan nilai sebuah barang. Nilai diukur
dengan uang. Uang kemudian menjadi alat tukar yang relevan hingga kini.
Seiring berkembangnya ekonomi, kebutuhan manusia terus menunjukkan
peningkatan. Orang mulai saling membutuhkan satu sama lain terutama
membutuhkan barang. Di sinilah awal dibangunnya pelabuhan sebagai mata
rantai perekonomian. Pelabuhan pertama di bangun di benua Amerika.
Sebelumnya seiring dengan pembuatan kapal, kebutuhan pelabuhan juga kian
meningkat. Kapal menjadi satu-satunya armada untuk menghubungkan pulau
dengan pulau, negara dengan negara, dan benua dengan benua. Saat itu
aktivitas ekonomi manusia kian meningkat. Perdagangan antar negara kian
terbuka. Kebutuhan akan barang dan sumberdaya alam terus mengalami
lonjakan. Bangsa Portugis, Spanyol, dan Inggris yang kala itu menjadi negara
imperialis terbesar di dunia, mulai menjelajahi seluruh pulau di dunia termasuk di
Indonesia untuk mencari sumber penghidupan baru.
50
Tahun 1512, armada Portugis di bawah pimpinan Francisco Serro tiba di
perairan Ternate Maluku. Kapal milik pedagang Portugis ini menemukan daerah
penghasil rempah terbesar di dunia. Kapal ini menjadi pembuka jalan untuk
masuknya kapal-kapal Portugis ke Ternate. Disusun kapal Victoria milik Spanyol
yang dipimpin Sebastian Del Cano yang mendarat di Pelabuhan Ternate pada
tahun 1521. Pada saat itu, terjadilah transaksi perdagangan di pelabuhan.
Akibatnya pelabuhan berfungsi sebagai mata rantai perekonomian.
Pelabuhan kemudian menjadi pusat transaksi perdagangan barang antar
manusia. Dari Sunda Kelapa, pembangunan pelabuhan menyebar ke daerah
lain, ke Jawa, Sumatera, sampai ke Sulawesi dan Maluku. Setelah imperialis
barat mulai kewalahan menghadapi gencarnya perjuangan rakyat Indonesia
untuk merdeka, perkembangan pelabuhan juga menunjukkan peningkatan.
Berdasarkan Indische Scheepvaarwet yang terbit tahun 1936, pelabuhan
di Indonesia dibedakan atas pelabuhan laut yang terbuka untuk perdagangan
luar negeri dan pelabuhan pantai yang terbuka untuk pelayaran antar pulau. Pola
ini masih berlaku hingga kini.
Dari aspek keuangan, pengusahaan pelabuhan terdiri dari Indische
Bedrijven Wet (IBW) dan Indische Comptabilities Wet (ICW). Pelabuhan IBW
adalah pelabuhan yang di usahakan di bawah pengusahaan Direksi Pelabuhan
atau Haven Directie. Pelabuhan IBW dikategorikan pelabuhan yang mampu
membiayai kegiatan operasional hasil pendapatan yang diperoleh, tentu tidak
termasuk pembangunan fasilitas yang baru. Sedang pelabuhan ICW,
pembiayaan operasionalnya dibiayai oleh pemerintah.
51
Pada masa Hindia Belanda, pelabuhan merupakan prasarana umum
yang dikelola oleh Jawatan Pelabuhan yang berada di bawah Departemen
Pekerjaan Umum, Institusi yang melaksanakan pelayanan di pelabuhan disebut
Haven Directie. Hal ini berdasarkan Algemenee Haven Reglement (AHR) dimana
pertanggung jawab keuangan diatur berdasarkan IBW. Sedangkan pengawasan
keselamatan kapal dan ketertiban bandar pelabuhan dilaksanakan oleh
Syahbandar. Hal ini sesuai ketentuan : Reeden Reglement, Loods Dient
Ordonantie, dan Loods Dienst Verordenering.
Sejak awal kemerdekaan hingga 1950, pengelolaan pelabuhan
dilaksankan oleh Jawatan Pelabuhan. Setelah itu Pemerintah mulai menata
ulang pengelolaan pelabuhan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 55
Tahun 1951 tertanggal 30 Agustus 1951 tentang Peraturan Perbaikan
Pelabuhan, pemimpin pelabuhan disebut penguasa pelabuhan dan bertanggung
jawab langsung kepada Menteri Perhubungan.
Sejak tahun 1960 pengelola pelabuhan umum di Indonesia dilakukan oleh
Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dibawah pengendalian Pemerintah. Dalam
perjalanan, bentuknya telah mengalami beberapa perubahan, disesuaikan
dengan arah kebijaksanaan pemerintah. Dengan demikian diharapkan pelayanan
jasa pelabuhan akan semakin dinamis.
Pada era pembangunan saat ini, pelabuhan masih memainkan peranan
yang sangat penting sebagai tempat pertemuan moda transportasi laut dan
darat, pelabuhan berfungsi sebagai pendukung sektor riil, terutama mendukung
pertumbuhan ekonomi maupun mobilitas masyarakat dan perdagangan.
52
Pelabuhan umum yang kini dikelola oleh PT (Persero) Pelabuhan
Indonesia sebanyak 111 yang terbagi atas pelabuhan kelas utama, I, II, III dan IV
dan juga pelabuhan kawasan dan Unit Pelayanan Kepelabuhanan (UPK).
Karena kian meningkatnya arus barang yang keluar masuk pelabuhan,
pemerintah merasa perlu untuk menatanya. Kebutuhan akan sebuah lembaga
yang bisa berfungsi menata, dan mengkoordinasikan antar pelabuhan di seluruh
Indonesia diimplementasikan dengan membentuk PT (Persero) Pelabuhan
Indonesia masing-masing Pelindo I, II, III dan IV. Lahirnya PT Pelindo I (Persero)
sendiri tidak terlepas dari perkembangan pengelolaan pelabuhan :
AWAL PEMBENTUKAN
Berdasarkan Perpu 19/1960 tentang Perusahaan Negara, pada tahun
1961 melalui PP 104/1961, Pemerintah mendirikan Badan Pimpinan Umum
Pelabuhan dan PP 115 s/d PP 122 tahun 1961 tentang berdirinya Perusahaan
Negara Pelabuhan Daerah 1 s/d VIII. PN Pelabuhan Daerah I berkedudukan dan
berkantor di Belawan, PN pelabuhan Derah II berkedudukan di Teluk Bayur
Padang, PN Pelabuhan Daerah III di Palembang, PN Pelabuhan Daerah IV di
Jakarta, PN Pelabuhan V di Semarang, PN Pelabuhan Daerah VI di Surabaya,
PN Pelabuhan Daerah VII di Banjarmasin, dan PN Pelabuhan Daerah VIII di
Makassar.
Sesuai Keputusan Menteri Maritim Nomor Kb.4/1/17 tanggal 14 maret
1968, PN Pelabuhan Negara IX berkedudukan di Irian Jaya. Masing-masing
Pelabuhan Daerah dapat mendirikan kantor cabang, kantor perwakilan atau
53
koresponden di dalam negeri setelah mendapat persetujuan dari Menteri dan
perwakilan di luar negeri dengan persetujuan Pemerintah.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 1964, kebijakan
institusi perusahaan diatur sebagai berikut :
A. Untuk menjalankan fungsi pemerintah dan pengendalian operasional
pelabuhan di bentuk organisasi yang disebut Port Authority (PA) yang
merupakan bagian dari organisasi dan administrasi Departemen
Perhubungan Laut.
B. Organisasi pemeliharaan fasilitas, peralatan dan pelayanan jasa
pelabuhan di laksanakan oleh Perusahaan Negara (PN) yang khusus
dibentuk untuk pengusahaan pelabuhan.
C. Dari jumlah pelabuhan yang diusahakan, sekitar 100 pelabuhan
dikelompokkan dalam 9 perusahaan Negara Pelabuhan.
Dengan dimulainya pelaksanaan Pelita I oleh Pemerintah Orde Baru,
Pemerintah merasa perlu menata ulang pelabuhan. Pemerintah kemudian
mengeluarkan PP Nomor 1 tahun 1969 yang menyatukan fungsi regulator dan
operator dalam satu institusi yang disebut Badan Pengusahaan Pelabuhan
(BPP). Dengan demikian diharapkan, peran Pemerintah dalam hal ini bertindak
sebagai regulator, operator dan dinamisator yang dipimpin oleh Administrator
Pelabuhan (ADPEL) untuk pelabuhan strategis, pelabuhan lainnya dipimpin
Kepala Pelabuhan (KEPPEL).
Langkah pemerintah tidak sampai disitu. Berbagai regulasi dikeluarkan
pemerintah, dalam rangka menata dan meningkatkan peran pelabuhan sebagai
54
pusat perdagangan sekaligus sebagai salah satu prasarana transportasi angkut
penumpang antar pulau. Dalam kerangka itu, Pemerintah kemudian
mengeluarkan PP 11/1983 tentang Pembinaan Kepelabuhanan dan PP 14
sampai dengan 17 Tahun 1983 tentang Perusahaan Umum Pelabuhan I sampai
dengan IV Jo.PP 4-7/1985 dan PP 23/1985 tentang perubahan PP 11/1983.
a. Setelah Pelita I dan Pelita II, dan memasuki Pelita III, pelabuhan yang
strategis, telah dilakukan rehabilitasi dan pengembangan infrastuktur /
suprastuktur. Karena ada kecendrungan pada negara-negara yang
maju, bahwa pelabuhan harusdikelola secara komersil agar dapat
meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa kepelabuhanan.
Pelabuhan harus dikelola secara mandiri tanpa dibebani Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dengan demikian,
pelabuhan harus dapat membayar pinjaman dari luar negeri yang
dipergunakan untuk pembangunan infrastuktur dan suprastuktur
pelabuhan.
b. Untuk merealisasi komersialisasi pelabuhan, maka pengelola
pelabuhan harus di koporafikasi agar dapat secara fleksibel
melaksanakan fungsinya. Sesuai dengan ketentuan yang ada, dari 3
bentuk badan hukum atau BUMN, untuk sementara ditetapkan dalam
bentuk Perusahaan Umum (Perum) dan sebagai pengelola Pelabuhan
disebut Perum Pelabuhan (Perumpel).
c. Di awal tahun 1980 oleh Pemerintah (Ditjen Perhungan Laut)
melakukan studi pengembangan angkutan laut dan kepelabuhanan
55
dengan pendekatan pembentukan kebijakan Four Gateway Policy
sebagai main-port di Indonesia, yaitu Pelabuhan Belawan, Tanjung
Priok, Tanjung Perak dan Makassar. Soalnya Internasional Shipping
Conference mengambil keputusan menetapkan Pelabuhan Utama.
d. Berdasarkan hasil studi di atas, jumlah pelabuhan Perum Pelabuhan
ditetapkan sebanyak 4 perusahaan, yaitu Perum Pelabuhan I sampai
dengan IV. Masing-masing Perum Pelabuhan diserahi tugas oleh
Pemerintah untuk mengelola pelabuhan strategis dan pelabuhan lain
yang bersifat diusahakan, namun belum berkembang. Salah satunya
adalah Perum Pelabuhan IV yang berkantor pusat di Makassar.
Pada tahun 1991 Perum Pelabuhan IV ditingkatkan menjadi PT
Pelabuhan Indonesia IV (Persero) berdasarkan PP Nomor 59 Tahun 1991.
Pemerintah mengharapkan melalui perubahan ini, Perum Pelabuhan dapat
meningkatkan perannya sebagai corporate dalam mengelola pelabuhan secara
komersial, sehingga pelayanan kepada pengguna jasa pelabuhan dapat lebih
ditingkatkan.
IV.1.2. Lokasi, hidro oceanography, dan fasilitas pendukung.
Lokasi
Pelabuhan Makassar merupakan pelabuhan terbesar di Kawasan Timur
Indonesia, posisinya sangat strategis karena terletak di jalur pelayaran Selat
Makassar yang merupakan jalur pelayaran internasional yang sangat ramai.
Dengan letak geografis yang strategis itulah maka kapal-kapal pelayaran
internasional cenderung mengunjungi pelabuhan ini sebagai tempat akumulasi
56
dan distribusi barang yang lebih efisien di Kawasan Timur Indonesia. Posisi titik
koordinat 05°07’18” LS dan 119°24’27” BT. Alamat kantornya tepatnya berada di
Jalan Soekarno nomor 01 Makassar 90173, Sulawesi Selatan.
Hidro oceanography
Kondisi pantai sekitar pelabuhan pada umumnya landai. Dasar laut terdiri
dari lumpur dan pasir. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.
Hidro oceanography (kondisi perairan dan daratan sekitar pantai)
Hidro oceanography Value
Panjang alur pelayaran 2,5 mil
Lebar alur 150 m
Kedalaman minimum -10 m
Luas kolam Pelabuhan 315,20 hektar
Kedalaman kolam minimum -9,7 m
Kedalaman kolam dermaga -12 m
Kecepatan angin 5-25 km/jam
Kecepatan arus 0-2 knot
Tinggi gelombang 2,40 m
Pasang surut
1,8 m (hight water spring)
0,9 m (low water spring)
57
Sumber : majalah Transformasi Pelindo IV
Berdasarkan Tabel 1 : tentang hidrooceanography (kondisi perairan dan
daratan sekitar pantai) sekitar PT Pelindo IV (Persero) Cabang Makassar dapat
diketahui yaitu alur pelayaran sepanjang 25 mil (bouy terluar) dengan lebar ˃ 1
mil, kedalaman rata-rata -16 meter. Pintu masuk (acces channel) dengan lebar
150 meter sepanjang 2 mil, kedalaman rata-rata -10 s/d -14 m. Kelengkapan
keselamatan bernavigasi dapat dilihat pada peta laut Indonesia no.139 dan 176
dan buku table lampu suar DSI (Daftar Suar Indonesia). Standard waktu yang
digunakan adalah GMT +08, keadaan pasang surut air laut yaitu arah pasang ke
selatan, pasang tertinggi 1,80 meter sedangkan terendahnya 0,9 meter, tinggi
gelombang dikolam bandar antara 0-2 meter didaerah labuh jangkar, kecepatan
rata-rata angin antara 5-25 km/jam, bisa terjadi kecepatan maksimum pada bulan
Desember-Januari sekitar 60-70 km/jam. Keadaan temperaturnya yaitu suhunya
rata-rata 240°C - 310°C, kelembaban udara antara 60-85%, sedangkan tekanan
atmosfir udara berkisar antara 1.003 mb- 1.013 mb.
Fasilitas Pendukung
Secara umum fasilitas pelabuhan terbagi atas dua yaitu fasilitas dasar atau
infrastuktur pelabuhan dan fasilitas penunjang atau disebut dengan suprastuktur
Temperatur 24°C - 31°C
Kelembaban udara 60-85%
Atmosfir tekanan udara 1.003 mb – 1.013 mb
Waktu GMT +08
58
pelabuhan. Fasilitas dasar atau infrastuktur pelabuhan sebagai struktur
konstruksi bangunan yang menunjang kegiatan pelabuhan yang berupa fasilitas
bangunan konstruksi permanen yang berada diperairan dan daratan. Sedangkan
fasilitas penunjang atau disebut dengan suprastuktur pelabuhan adalah struktur
konstruksi peralatan yang menunjang kegiatan pelabuhan yang berada
diperairan dan daratan, untuk mengetahui fasilitas yang dimiliki PT Pelindo IV
(Persero) Cabang Makassar dapat melihat tabel dibawah ini :
Tabel 2 :
Fasilitas pendukung.
NO Alat produksi Value
1. Dermaga 2.560 meter
2. Gudang 23.800 m2
3. Lapangan 177.838 m2
4. Kapal tunda 4 unit
5. Kapal pandu 3 unit
6. Chassis 16 unit
7. Reach stacker 2 unit
8. Top loader 2 unit
9. Spreader 5 unit
59
10. Forklift 12 unit
11. Mobil PMK 1 unit
Sumber : majalah Transformasi Pelindo IV
Berdasarkan tabel 2 diatas, dapat diketahui luas dan jumlah fasilitas yang
dimiliki PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar yaitu fasilitas
infrastruktur terdiri dari dermaga dengan luas 2.560 meter2, gudang 23.800 m2,
lapangan 177.838 m2. Sedangkan fasilitas suprastruktur pelabuhan terdiri dari
kapal tunda 4 unit, kapal pandu 3 unit, chassis 16 unit, reach stacker 2 unit, top
loader 2 unit, spreader 5 unit, forklift 12 unit, mobil PMK 1 unit.
IV.1.3. visi, misi, motto dan komitmen perusahaan
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) adalah salah satu Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor perhubungan, yang diberikan
tugas, wewenang dan tanggung jawab mengelola semua pelabuhan umum di
Kawasan Indonesia Timur. Sebagai sarana penunjang ekonomi negara, Pelindo
IV memiliki peranan strategis dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya,
terutama di bidang kepelabuhanan.
Sejalan dengan peranan tersebut, pada tahun 2004 manajemen
menetapkan Visi dan Misi perusahaan sebagai pedoman untuk menjadikan PT
Pelindo IV sebagai pelabuhan berstandar internasional yang siap bersaing
dengan pelabuhan lainnya di Indonesia.
1. Visi perusahaan :
60
Menjadi perusahaan jasa kepelabuhanan yang berstandar
internasional yang mandiri, sehat dan menjamin kesinambungan
sistem transportasi nasional.
2. Misi perusahaan :
Untuk menjabarkan visi agar lebih implementatif, maka manejemen
menetapakan misi PT Pelindo IV (Persero) sebagai berikut :
1. Mengembangkan usaha yang dapat memberikan keuntungan
optimal bagi pemegang saham;
2. Mendorong percepatan pengembangan wilayah Pelindo IV;
3. Memberikan pelayanan jasa yang berkualitas, tepat waktu dengan
tarif yang layak;
4. Mengembangkan kompetensi, komitmen dan meningkatkan
kesejahteraan Sumber Daya Manusia.
PT Pelindo IV (Persero) mempunyai sasaran sebagai berikut :
a. menciptakan pelabuhan yang dapat ikut serta dalam jaringan sistem
transportasi global dalam rangka mendukung ekspor khususnya bagi
Kawasan Timur Indonesia;
b. pertumbuhan keuntungan berkelanjutan dengan menjadikan kegiatan
usaha pelayanan peti kemas menjadi segmen usaha andalan;
c. peningkatan kondisi keuangan, khususnya arus kas sehingga mampu
mendorong kapasitas investasi;
61
d. menciptakan sinergi dengan pemerintah daerah dalam rangka
menghadapi berbagai aspirasi dan tuntutan Pemerintah Daerah dengan
mengembangkan kerjasama dalam suatu skema bisnis yang layak.
Selain visi dan misi, dalam melaksanakan peranan dan fungsi pelabuhan,
manajemen perusahaan berpegang pada nilai-nilai dasar perusahaan, yang
meliputi33 :
1. Profesionalisme
2. Kerjasama tim
3. Kreatifitas
4. Kejujuran
5. Integritas
Motto Perusahaan
Dalam melekatkan Visi, Misi, dan Budaya Perseroan kepada perilaku
seluruh insan Pelindo IV, Perseroan menetapkan motto PT PELINDO IV
(Persero) sebagai berikut 34:
”PROMOTE EASTERN INDONESIA”
Sebagai Badan Usaha Pelabuhan yang seluruh wilayah kerjanya berada
di wilayah timur Indonesia, atau Kawasan Timur Indonesia (KTI), maka PT
PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) merasa bertanggung jawab untuk
terlibat dalam upaya pengembangan KTI khususnya di sektor perhubungan laut
33 PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero), Pedoman Perilaku (Code of Conduct). 2008.34 PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero), website : www.pelabuhan4.co.id. Diunduh tanggal 23juni 2012. Pukul 20:10 WITA.
62
yaitu jasa kepelabuhanan, mengingat wilayah timur Indonesia masih jauh
tertinggal dari wilayah barat, terutama dalam bidang perekonomian. Dengan
keberadaan PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) di wilayah ini, maka
perusahaan harus dapat mendorong (promote) percepatan pertumbuhan
ekonomi wilayah timur (Eastern Indonesia) agar menjadi lebih baik, minimal
sama dan setara dengan wilayah barat Indonesia.
Komitmen Perusahaan
1. Kepada pemilik
Memupuk pendapatan yang dapat memberikan keuntungan yang
optimal bagi pemegang saham dan memberikan kontribusi keuangan
kepada negara.
2. Kepada pelanggan.
Memberikan layanan berkualitas terbaik dan optimal kepada
pengguna jasa dengan tarif kompetitif.
3. Kepada pemerintah daerah, masyarakat dan lingkungan.
Pengembangan usaha melalui sinergi dengan pemerintah daerah,
mitrakerja dan masyarakat sekitar guna mendukung peningkatan
ekonomi dan kesejahteraan wilayah.
4. Kepada pegawai.
Sebagai wahana untuk pengabdian dan pengembangan karir bagi
pelaku perusahan (karyawan) dengan memberikan imbalan jasa yang
layak.
63
Dengan adanya visi dan misi, komitmen serta nilai-nilai dasar tersebut,
perusahaan diharapkan tetap konsisten dan dapat eksis, antisipasif, inovatif serta
produktif, agar tujuan perusahaan dapat terlaksana dan berhasil dengan baik
sesuai dengan arah, sasaran dan strategi perusahaan.
IV.1.4. Komposisi pegawai PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang
Makassar.
Untuk wilayah kerja PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang
Makassar didukung oleh 175 orang pegawai dengan komposisi menurut Usia,
Jenis Kelamin, Tingkat Pendidkan dan golongan sebagai berikut :
a. Umur
Umur adalah usia dari responden pegawai. Berdasarkan data yang
diperoleh, pegawai pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang
Makassar bervariasi menurut umur. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3
Komposisi pegawai menurut usia.
NO USIA (tahun) JUMLAH PEGAWAI (orang) PERSENTASE (%)
1 <29 24 13,72
2 30-34 24 13,72
64
3 35-39 24 13,72
4 40-44 42 23,99
5 45-49 25 14,28
6 >50 36 20.57
TOTAL175 100
Sumber : Kantor PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa kelompok umur
terbanyak yang menjadi pegawai PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang
Makassar adalah kelompok umur antara 40-44 tahun sebanyak 42 orang
pegawai dengan persentase 23,99 %, kemudian kelompok umur diatas 50 tahun
sebanyak 36 orang dengan persentase 20,57 %, lalu kelompok umur antara 45-
49 tahun sebanyak 25 orang dengan persentase 14,28 %, sedangkan kelompok
umur yang paling sedikit adalah kelompok umur dibawah 29 tahun, antara 30-34
dan antara 35-39 tahun masing-masing kelompok berjumlah 24 orang pegawai
dengan persentase 13,72 % tiap kelompoknya.
b. Jenis Kelamin
Jenis kelamin terdiri atas laki-laki dan perempuan guna mengetahui
proporsi dari pegawai laki-laki dan perempuan di PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero) Cabang Makassar. Adapun distribusi pegawai berdasarkan jenis
kelamin dari data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4
65
Komposisi pegawai menurut jenis kelamin.
NOJENIS KELAMIN
JUMLAH PEGAWAI
(orang)PERSENTASE (%)
1 Laki-laki 144 82,28
2 Perempuan 31 17,72
TOTAL 175 100
Sumber : kantor PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar
Dari tabel 4 di atas dapat dilihat perbandingan jumlah pegawai menurut
jenis kelaminnya, dimana jumlah pegawai laki-laki lebih besar dengan persentase
82,28% sebanyak 144 orang sedangkan dari pegawai perempuan dengan
persentase 17,72% sebanyak 31 orang. Terlihat pegawai yang bekerja pada PT
Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar kebanyakan adalah laki-
laki. Ini menunjukkan bahwa aktivitas kerja pada perusahaan tersebut didominasi
oleh kaum laki-laki, baik secara administratif maupun operasional.
c. Tingkat Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat pendidikan terakhir pegawai pada PT
Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar dapat dilihat pada tabel 5
berikut:
Tabel 5
Komposisi pegawai menurut tingkat pendidikan
66
NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH PEGAWAI (orang) Persentase (%)
1 S2 7 3,99
2 S1 55 31,43
3 Diploma 24 13,72
4 SMA 87 49,72
5 SMP 2 1,14
6 SD 0 0
TOTAL 175 100
Sumber : kantor PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar.
Dari tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa dari tingkat pendidikan pegawai
yang terendah adalah SMP yang berjumlah 2 orang dengan persentase 1,14%, 7
orang lainnya lulusan S2 dengan persentase 3,99%, kemudian 55 orang lulusan
S1 dengan persentase 31,43%, lalu diploma sebanyak 24 orang dengan
persentase 13,72, kemudian SMA sebanyak 87 orang yang merupakan jumlah
pegawai terbanyak menurut jenjang pendidikannya dengan persentase 49,72%,
Sementara itu tidak ada pegawai yang berpendidikan SD. Dari data ini dapat
diketahui bahwa pegawai pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang
Makassar umumnya memiliki pendidikan dalam kategori baik.
d. Golongan
67
Golongan adalah jenjang tingkat kepangkatan yang dimiliki oleh pegawai
berdasarkan masa karir dan pengalaman kerja yang dimilikinya. Adapun data
pegawai berdasarkan golongan yang diperoleh pada PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero) Cabang Makassar dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6
Komposisi pegawai menurut golongan.
NO GOLONGAN JUMLAH PEGAWAI (orang) PERSENTASE (%)
1 Golongan IV 1 0,57
2 Golongan III 51 29,14
3 Golongan II 58 33,14
4 Golongan I 4 2,28
5 Non Golongan 61 34,86
TOTAL 175 100
Sumber : kantor PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar.
Dari tabel 6 diatas dapat dilihat komposisi pegawai menurut golongannya,
yang terdiri dari Golongan IV hanya 1 orang yaitu General Manager dengan
persentase 0,57 %, kemudian Golongan III berjumlah 51 orang dengan
persentase 29,14 %, lalu golongan II berjumlah 58 orang dengan persentase
33,14 %, selanjutnya Golongan I berjumlah 4 orang dengan persentase 2,28 %,
68
sedangkan yang Non Unggulan memiliki jumlah terbanyak dengan total 61 orang
dengan persentase 34,86 %.
IV.1.4. Struktur Organisasi Dan Uraian Kerja PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero) Cabang Makassar.
1. General Manager
Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada
Direksi. Mempunyai tugas memimpin Cabang Makassar dalam hal
menyusun rencana pengelolaan, mengendalikan kegiatan administrasi
dan operasional sesuai arah, kebijaksanaan dan sasaran Perseroan agar
tercapai produktivitas, pelayanan, pendapatan dan laba Perseroan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, General Manager
mempunyai fungsi :
a. Pengelolaan Cabang Makassar sesuai dengan visi, misi dan tujuan
Perseroan;
b. Pengelolaan dan pemeliharaan kekayaan Perseroan;
c. Wakil Perseroan di dalam dan di luar pengadilan, baik yang
berhubungan dengan pelaksanaan tugas, maupun yang timbul
sebagai akibat dari pelaksanaan tugas, setelah mendapatkan Surat
Kuasa Khusus dari Direksi;
d. Penanganan permasalahan bidang hukum;
e. Pelaksana kebijaksanaan umum Perseroan yang telah ditetapkan
oleh Direksi sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku;
f. Pembinaan manajemen mutu dan bina lingkungan;
69
g. Penyiapan rencana kerja dan anggaran tahunan;
h. Penyiapan laporan pertanggungjawaban kegiatan dan perhitungan
hasil usaha;
2. Manager Pelayanan Kapal
Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada
General Manager. Mempunyai tugas menyelenggarakan perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian, pengawasan dan pengembangan usaha
pelayanan kapal meliputi : jasa labuh, pemanduan, penundaan,
pengepilan, penambatan, penyediaan air kapal, telekomunikasi
pelabuhan, dan penggandengan kapal di dalam maupun di luar peraiaran
pelabuhan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Manager
Pelayanan Kapal mempunyai fungsi :
a. Perencanaan dan pelaksanaan pengusahaan fasilitas labuh,
pemanduan, penundaan, penambatan, pengepilan, penggandengan
kapal dan penyediaan air bersih untuk kapal;
b. Pengendalian pendapatan pelayanan kapal sesuai rencana kerja
anggaran;
c. Pengawasan gerakan kapal di dalam dan diluar daerah perairan wajib
pandu;
d. Penyusunan laporan kegiatan operasional pelayanan kapal;
e. Penyusunan program pemasaran dan pelaksanaan pemasaran usaha
jasa pelayanan kapal;
70
f. Penyiapan bahan kajian dalam rangka kerjasama usaha yang
berkaitan dengan jasa pelayanan kapal;
g. Penyelenggaran bantuan SAR;
h. Mengkoordinir Pusat Pelayanan Satu Atap (PPSA);
i. Penyusunan dan penanganan pemeliharaan dan perawatan kapal
tingkat I dan tingkat II;
j. Penyelenggaraan telekomunikasi pelabuhan;
k. Penyusunan laporan bulanan, triwulan, semester dan tahunan yang
berkaitan dengan kegiatan operasional pelayanan kapal;
l. Penyusunan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian program
kegiatan, anggaran pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan
bidang pelayanan kapal;
Manager Pelayanan Kapal dibantu oleh :
a. Asisiten Manager Pemanduan dan Tambatan;
b. Asisten Manager Armada dan Telekomunikasi Pelabuhan;
3. Manager Pelayanan Barang dan Aneka Usaha
Berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada
General Manager. Mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan,
mengendalikan dan mengawasi kegiatan pelayanan bongkar/muat barang
konvensional, embarkasi dan debarkasi penumpang, hewan, tumbuh-
tumbuhan, pemasaran/persewaan, pas/retribusi pelabuhan dan kegiatan
aneka usaha lainnya.
71
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, manager
pelayanan barang dan aneka usaha mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan
pengawasan kegiatan pelayanan bongkar muat barang konvensional;
b. Penyelanggaraan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan
pengawasan pelayanan jasa dermaga, gudang, lapangan
penumpukan, angkutan bandar, serta kelancaran arus bongkar muat
barang dan penumpang;
c. Penyusan rencana pemasaran dan persewaan fasilitas bongkar muat
konvensional, gudang, lapangan, penumpukan, pamanfaatan tanah,
perairan, bangunan, listrik, alat mekanik tongkang, bahan bakar
minyak, air minum dan alat pemadam kebakaran;
d. Pengendalian dan pengadministrasian penjualan berbagai jenis pas
pelabuhan dan jasa retribusi lainnya;
e. Pengawasan kebersihan dermaga, gudang dan lapangan
penumpukan, serta menyelenggarakan usaha bongkar muat, jasa
telephone kapal dan usaha lainnya;
Manager Pelayanan Barang dan Aneka usaha dibantu oleh :
a. Asisten Manager Pelayanan Barang;
b. Asisten Manager Aneka Usaha;
4. Manager Teknik
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General
Manager. Mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan,
72
mengendalikan, dan mengawasi kegiatan pembangunan, pemeliharaan,
perbengkelan, analisa dampak lingkungan hidup dan pencemaran limbah
pelabuhan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, manager
teknik mempunyai fungsi :
a. Perencanaan, pelaksnaan, pengendalian dan pengawasan
program pembangunan fasilitas dan pengadaan peralatan;
b. Pemberian pertimbangan klasifikasi penggunaan tanah dan
perairan didalam daerah kerja pelabuhan;
c. Pelaksanaan kebersihan fasilitas, peralatan dan bangunan
pelabuhan serta pengelolaan lingkungan hidup dan analisa
mengenai dampak lingkungan;
d. Perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pengawasan
program pemeliharaan, perbaikan, fasilitas peralatan dan
bangunan pelabuhan;
e. Perencanaan, pelaaksanaan dan pengendalian program
pengadaan bahan operasional, suku cadang serta kegiatan
perbekalan teknik;
f. Pelaksanaan evaluasi dan pengkajian ulang secara periodik
terhadap master plan pelabuhan;
g. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian program
kegiatan, anggaran pendapatan dan biaya yang berkaitan
dengan bidang teknik;
73
Manager teknik dibantu oleh :
a. Asisten Manager Bangunan Pelabuhan;
b. Asisten Manager Peralatan Pelabuhan;
5. Manager Keuangan
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General
Manager. Mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan,
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi keuangan,
akuntansi, perbendaharaan, perpajakan, distribusi barang, verifikasi dan
pengamanan dokumen.
Dalam melaksanakan tugas diatas, Manager keuangan mempunyai
fungsi sebagai berikut :
a. Perencanaan dan penyiapan bahan penyusunan rencana kerja
anggaran cabang serta pengendaliannya;
b. Perencanaan administrasi keuangan, perbendaharaan,
perpajakan, akuntansi umum dan akuntansi biaya, pengelolaan
bahan persediaan, serta melaksanakan verifikasi penerimaan dan
pengeluaran;
c. Penyimpanan dan pengamanan dokumen;
d. Perencanaan dan pengendalian program kegiatan, anggaran dan
biaya yang berkaitan dengan bidang administrasi keuanagan dan
akuntansi;
Manager Keuangan dibantu oleh :
a. Asisten manager Akuntansi Keuangan;
74
b. Asisten manager administrasi keuangan;
6. Manager Sumber Daya Manusia dan Umum.
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General
Manager. Mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan,
mengendalikan dan mengawasi kegiatan administrasi sumber daya
manusia, administrasi perkantoran, kerumahtanggaan, hukum, hubungan
masyarakat, dokumentasi dan kearsipan, manajemen mutu,
pemeliharaan kesehatan, keselamatan kerja, kebersihan dan
pengamanan kantor dan daerah kerja pelabuhan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Manager
Sumber Daya Manusia dan Umum mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Penyusunan perencanaan administrasi sumber daya manusia,
kesejahteraan dan keselamatan kerja serta pemeliharaan
kesehatan pegawai, pensiunan dan keluarganya;
b. Penanganan permasalahan bidang hukum, penyelenggaraan
hubungan masyarakat dan dokumentasi;
c. Pelaksanaan urusan administrasi perkantoran, kerumahtanggaan,
protokoler, penyusunan kebutuhan dan perlengkapan kantor,
peelaksanaan pemeliharaan peralatan kantor, kebersihan kantor
dan mengorganisir laporan cabang;
d. Penanganan Satuan Keamanan (Satpam) di dalam daerah
lingkungan kerja pelabuhan dan aset Cabang di luar kerja
pelabuhan;
75
e. Pelaksanaan manajemen mutu;
f. Pengendalian program kegiatan, anggaran biaya yang berkaitan
dengan bidang personalia dan umum.
Manager sumber daya manusia dibantu oleh :
a. Asisten manager sumber daya manusia;
b. Asisten manager hukum, hubungan masyarakat dan umum;
c. Asisten manager TU, Rumah Tangga dan Pengamanan.
7. Manager Sistem Informasi.
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General
Manager. Mempunyai tugas menyelenggarakan pengumpulan dan
pengolahan analisa dan evaluasi data, informasi, statistik, laporan
operasional, dan laporan lainnya, penanganan sistem komputerisasi agar
tercapainya penyajian data yang akurat dan tepat waktu serta peralatan
komputer dalam keadaan siap operasi.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, manager sistem
informasi mempunyai fungsi :
a. Penyusunan, pengolahan data dan informasi, analisa dan
evaluasi, p[enyajian data secara sistematis, cepat dan akurat, baik
dengan media komputer dan atau media lainnya;
b. Penyusunan laporan operasional cabang dan pengendalian
sistem informasi bidang usaha, teknik, keuangan, personalia dan
administrasi umum, baik yang dilaksanakan dengan
menggunakan komputer maupun secara manual;
76
c. Penyelenggaraan pemeliharaan peralatan pengolahan data yang
meliputi perangkat lunak dan perangkat keras serta bertanggung
jawab atas kelancaran pelaksanaan sistem komputerisasi, baik
dari segi perangkat keras maupun perangkat lunak;
d. Pengendalian program kegiatan manajemen yang berkaitan
dengan bidang data dan informasi.
8. Manager Kawasan
Berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada General
Manager. Mempunyai tugas menyelenggarakan penyiapan dan
pelaksanaan pelayanan jasa kapal, muatan termasuk hewan dan tumbuh-
tumbuhan serta pelayanan jasa lainnya, melaksanakan pengendalian
administrasi keuangan dan administrasi umum, agar tercapai kelancaran
dan peningkatan mutu pelayanan dan produksi serta tertib administrasi
kawasan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, manager
pelabuhan kawasan mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Pengendalian pelayanan operasional, administrasi keuangan dan
administrasi umum di pelabuhan kawasan;
b. Perencanaan dan pelaksanaan pengusahaan fasilitas pangkalan
yang meliputi pelayanan labuh, tambat dan pelayanan air kapal di
pelabuhan Kawasan;
77
c. Pelayanan bongkar muat barang dan hewan melalui dermaga,
lapangan penumpukan dan angkutan bandar di Pelabuhan
Kawasan;
d. Perencanaan dan penyiapan personil pelayanan operasional dan
administrasi Pelabuhan Kawasan;
e. Pengawasan lintasan muatan barang serta arus kendaraan
masuk/keluar Pelabuhan Kawasan;
f. Pengkajian dan pemasaran usaha bongkar muat konvensional
serta usaha-usaha lain yang berhubungan dengan kegiatan
pelayanan kapal dan muatan di pelabuhan kawasan;
g. Pelaksanaan keamanan di dalam daerah Pelabuhan Kawasan,
koordinasi dengan instansi terkait;
h. Penataan kebersihan lingkungan kerja Pelabuhan Kawasan serta
pengawasan pelaksanaan perawatan fasilitas pelabuhan;
i. Penyiapan bahan penyusunan RKA, penyusunan laporan kegiatan
kawasan yang meliputi laporan keuangan dan laporan kegiatan
operasional;
j. Pengendalian program kegiatan, anggaran pendapatan dan biaya
yang berkaitan dengan pengelolaan Pelabuhan Kawasan.
78
IV.1.5. Bidang Jasa PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar.
Untuk mencapai target dan sasaran yang bertujuan untuk meningkatkan
pendapatan, perusahaan mesti merencanakan strategi pencapaian. Strategi ini
nantinya dipakai untuk mencapai tujuan perusahaan. Pencapaian tujuan
bergantung pada program atau bidang usaha yang akan dijalankan perusahaan.
Bidang jasa yang diselenggarakan PT Pelindo IV (Persero) Cabang
Makassar adalah :
1. Pelayanan Kapal, meliputi :
Jasa labuh
Jasa pandu
Jasa tambat
Jasa Tunda
Jasa air kapal
2. Pelayanan Barang, meliputi :
Bongkar muat
Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM)
Pemanfaatan Gudang
Lapangan Penumpukan (container yard)
Dermaga
Pemadam Kebakaran
3. Pelayanan Penumpang, meliputi :
Embarkasi dan Debarkasi Penumpang
Retribusi dan pas pelabuhan
79
Terminal Penumpang
4. Pelayanan Alat, meliputi :
Gantry Crane
Transtainer
Mobile Crane
Reach Stacker
Top Loader
Forklift
Chassis
Head Truck
5. Pelayanan Terminal Petikemas, meliputi :
Terminal petikemas
Terminal Konvensional
Paket
6. Lain-Lain
Kerjasama Usaha (KSU)
Kerjasama Operasi (KSO)
Penyewaan gedung, bangunan, tanah, Bunker BBM, dan lain-lain.
80
IV.1.6. Daerah pendukung / back up area.
Untuk mendukung kegiatan perindustrian dan perekonomian di Kota
Makassar dan berbagai daerah pendukung kegiatan pelabuhan. Pemerintah Kota
Makassar membangun beberapa daerah kawasan khusus, yaitu :
1. Kawasan Industri Makassar (KIMA).
Terletak disebelah Timur Kota Makassar kurang lebih 12 km dari
Pelabuhan Makassar dengan luas 750 Ha.
Fasilitas yang tersedia :
Tenaga listrik dari PLN dengan kapasitas 20.000 KVA.
Jaringan Telekomunikasi oleh PT. Telkom.
Pusat pengolahan limbah dengan kapasitas 3.000 M3/hari.
Pusat Pelayanan kesehatan dan keamanan.
Sarana penghubung (jalan) yang dilengkapi dengan lampu
penerangan jalan.
2. Zona Kawasan Berikat Makassar.
Kawasan ini dikembangkan bersama Kawasan Industri Makassar (KIMA)
dan terletak didalamnya, fasilitas yang tersedia :
Bebas dari bea masuk bagi barang-barang yang diproses di
kawasan berikat.
Perizinan mudah dengan fasilitas One Stop Service.
Tersedia mitra usaha khususnya dari benua Australia dan Negara-
Negara dari Benua Eropa.
3. Pusat Pengolahan Kayu.
81
Terletak di kawasan sungai Tallo yang berfungsi sebagai :
Pusat pengolahan dan penampungan serta pelayanan hasil-hasil
pengolahan kayu.
Pelayanan bahan baku bagi industri kayu didalam dan diluar
kawasan Sungai Tallo.
4. Cargo Terminal dan Pergudangan Kota.
Terletak lebih kurang 5 km dari Pelabuhan Makassar dan berfungsi
sebagai :
Tempat penyimpanan dan distribusi barang.
Pusat akomodasi dan distribusi barang.
Tempat pengepakan barang, pemrosesan, sortasi, making, dan
handling barang.
Sebagai gudang lini dua tempat handling container.
Kelengkapan integraf dan penopang kawasan ekonomi terpadu.
82
IV.2. Sistem Informasi Manajemen Pelabuhan Terpadu pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar.
Peradaban manusia telah berkembang melewati beberapa era, termasuk
era pertanian, industri dan kini sudah memasuki era informasi (Alfin Toffler,
1980). Informasi yang membanjir di era ini merupakan pisau bermata dua. Pada
satu sisi, informasi bisa merupakan asset strategis bagi mereka yang mampu
mengelola akses pemrosesan dan pemanfaatannya secara baik. Namun pada
sisi lainnya, informasi yang membanjir bisa menenggelamkan dan menyesatkan
bagi mereka yang tidak memiliki strategi pengelolaan sistem informasi yang baik.
Sistem Informasi adalah suatu sistem manusia – mesin yang terpadu
untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan
pengambilan keputusan dalam organisasi. Sistem informasi bertujuan untuk
menyediakan dan mensistematikan informasi yang merefleksikan seluruh
kejadian atau kegiatan yang diperlukan untuk mengendalikan operasi – operasi
organisasi. Sedangkan kegiatanya adalah mengambil, mengolah, menyimpan,
dan menyampaikan informasi yang di butuhkan guna terjadinya komunikasi yang
diperlukan untuk mengoperasikan seluruh aktifitas didalam organisasi.
Secara konseptual dapat dikatakan bahwa sebuah Sistem Informasi
Manajemen dapat bekerja tanpa bantuan komputer, tetapi kekuatan komputerlah
yang membuat SIM menjadi “feasible” (memudahkan pekerjaan). Jadi, masalah
disini bukanlah apakah kita perlu menggunakan komputer-komputer dalam
83
sistem-sistem informasi manajemen, tetapi hingga dimana penggunaan informasi
perlu dikomputerisasi35.
Sebegitu jauh kita telah menggunakan istilah komputer secara umum,
namun kita perlu menyadari bahwa sebuah “komputer” sebetulnya adalah
sebuah “sistem komputer”; sebuah kumpulan terpadu dari perangkat keras,
perangkat lunak, prosedur, data, dan orang yang dapat digunakan untuk
memproduksi informasi36.
Para manajer dewasa ini pada umumnya menganut pandangan bahwa
penggunaan komputer merupakan pilihan yang paling tepat karena perusahaan
biasanya memerlukan informasi dalam jumlah yang sangat besar, sangat
bervariasi, dan digunakan untuk pengambilan keputusan yang sangat beraneka
ragam37.
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh pak Mansyur (Manager
Sistem Informasi ) :
“...Pengolahan data di Pelindo Cabang Makassar ini sudah menggunakankomputer yang sangat membantu dan lebih memudahkan kami dalammengolah data, disini kami menggunakan aplikasi SIMPAT yangmemudahkan dalam tahap pemrosesan data-data demi kelancaranoperasional kepelabuhanan”.
(hasil wawancara 28 juni 2010)
Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh pak Josef (Sekretaris
Perusahaan) :
35 DR. Winardi, S.E., 1987, Pengantar Tentang Sistem Informasi Manajemen, Nova, Bandung,hal.96.36 James A.F Stoner, R.Edward Freemen, penerjemah Wilhelmus W.Bakowatun, manajemen1994, intermedia, jakarta, hal.336.37 S.P.Siagian, 2011, Sistem Informasi Manajemen, Bumi Aksara, Jakarta, hal.77.
84
“...di Pelindo IV ini sudah menggunakan komputer sejak tahun 1992, padawaktu itu masih berbasis fox base yang merupakan bantuan perangkatsistem informasi manajemen dari PT Pelindo III, kemudian dikembangkanoleh Pelindo IV hingga sekarang sistem telah online dan real-time untukmempermudah kegiatan kepelabuhanan”.
(hasil wawancara 28 juni 2010)
Dari hasil wawancara tersebut penulis dapat menganalisa bahwa dalam
pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen yang diterapkan PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar telah menggunakan sistem
komputerisasi, hal ini sesuai dengan tuntutan zaman bagi organisasi modern,
dimana dengan penggunaan teknologi informasi melalui sistem komputerisasi
dapat mempermudah kerja organisasi sehingga tujuan organisasi dapat
terealisasikan.
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pelabuhan Terpadu
(SIMPAT) memanfaatkan hardware (perangkat keras), software (perangkat
lunak), dan sistem jaringan komunikasi data yang efektif dan efisien. Salah satu
komponen yang terdapat pada SIMPAT adalah pengolahan data menjadi
informasi, dimana SIMPAT merupakan suatu media yang menjadikan data-data
menjadi informasi dan laporan bagi perusahaan baik laporan keuangan maupun
laporan arus kapal/barang.
Proses kerja SIMPAT sama dengan model sistem informasi manajemen
pada umumnya yaitu merupakan suatu alur yang berkelanjutan (continue) serta
memiliki tahapan-tahapan atau proses yang terintegrasi sesuai SISPRO (sistem
dan prosedur) yang berlaku pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang
Makassar. Tahapan ini dimulai dengan aktivitas masukan data (input) kemudian
85
pengolahan data menggunakan aplikasi SIMPAT, dan menghasilkan output
(keluaran). Hal ini juga dikemukakan oleh pak Josef (Sekretaris Perusahaan) :
“..proses pengolahan data yang diterapkan disini, dimulai dengan tahappermintaan pemakai jasa, penginputan data tentang jenis pelayanan yangdibutuhkan pemakai jasa, kemudian data tersebut diproses, kemudiankami melayani sesuai dengan permintaan pemakai jasa untuk selanjutnyamenghasilkan nota tagihan dan laporan atau informasi yang bisa dikirimkepusat dan bisa diakses oleh pusat juga karena sistem sudah online danreal-time”.
(hasil wawancara 28 juni 2010)
Hal ini juga diperkuat oleh pak Mansyur (Manager Sistem Informasi) :
“...tahapan SIMPAT disini dimulai dari pengimputan data-data berupatransaksi-transaksi operasional kepelabuhanan, kemudianpemprosesannya memakai aplikasi khusus SIMPAT, hasil keluarannyaberupa nota tagihan kepada pemakai jasa kami, dan juga menghasilkanlaporan kepada manajemen.”
(hasil wawancara 28 juni 2010)
Dalam penerapannya, sistem informasi manajemen pada PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar melalui beberapa tahapan untuk
menghasilkan laporan atau informasi yang diperlukan, yaitu :
INPUT (MASUKAN)
Dalam bukunya Moekijat, Pengantar Sistem Informasi Manajemen
(1991:18), mengatakan bahwa input merupakan informasi atau data yang telah
atau akan dialihkan dari suatu media penyimpanan ekstern kedalam
penyimpanan intern komputer.
Adapun data yang akan diolah nantinya akan menghasilkan informasi
yang dibutuhkan. Seperti yang dikemukakan oleh Gordon B. Davis, informasi
adalah data yang telah diolah dan yang penting artinya untuk pengambilan
keputusan. Jadi, untuk memperoleh informasi tindakan pertama yang dilakukan
86
oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar adalah
mengumpulkan data yang merupakan bahan mentah bagi terciptanya suatu
informasi.
Namun sebelum mengumpulkan data, staf PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero) Cabang Makassar perlu mengetahui sumber informasinya. Dalam
artian dapat dipertanggung jawabkan. Data yang berasal dari sumber yang
akurat akan memungkinkan perolehan data yang up to date dan relevan yang
seharusnya menghasilkan informasi yang tepat pula.
Hal ini dikemukakan oleh pak Mansyur (Manajer Sistem Informasi) :
“...untuk menghasilkan informasi yang akurat, yang pertama kami lakukanitu mengumpulkan data. Karena ini Pelabuhan, maka data yang kamikumpulkan bermacam-macam seperti laporan arus kapal, laporan arusbarang, penggunaan alat, dan sebagainya itu merupakan laporan rutinbagi manajemen Pelindo”.
(hasil wawancara 28 juni 2010)
Kesesuaian antara tujuan pengumpulan data dengan data yang
dikumpulkan sangat mempengaruhi informasi yang dihasilkan. Lebih lanjut lagi
diungkapkan oleh pak Relly (operator SIMPAT) :
“..untuk kepentingan perencanaan alokasi kapal dan barang, pertama-tama perusahaan/agen datang dan memberikan informasi tentang jenislayanan yang diinginkan di loket PPSA (Pusat Pelayanan Satu Atap),kemudian kami melakukan registrasi awal dengan mengisi tanggal, jampenerimaan serta nama jelas penerima pada formulir PPKB (PermintaanPelayanan Kapal dan Barang)”.
(hasil wawancara 28 juni 2010)
Lebih lanju lagi pak Relly mengatakan :
“..yang kami input beraneka ragam jenis pelayanan, jadi ada beberapaaplikasi transaksi operasional yang kami masukkan pada SIMPAT, yaitu :permintaan jasa, bukti pemakaian jasa, daftar perhitungan, kemudiankeluarlah nota tagihan serta menjadi laporan bagi manajemen baik ituarus kapal, arus barang, dan aneka usaha lainnya”.
87
(hasil wawancara 28 juni 2010)
Hal senada juga dikemukakan pak Akil (Manajer PBAU) :
“..Pelabuhan Cabang Makassar memiliki banyak jenis layanan jasakepelabuhanan jadi banyak bentuk inputan, ada jasa pelayanan kapalseperti jasa labuh, tambat, pandu, tunda, air kapal. Ada jasa barangseperti jasa dermaga, gudang penumpukan, dan jasa lapanganpenumpukan. Ada jasa pemakaian alat-alat pelabuhan dan aneka usahalainnya. Untuk mempermudah pelayanan dan kegiatan operasionalkepelabuhanan tersebut kami menggunakan aplikasi SIMPAT”.
(hasil wawancara 28 juni 2010)
Untuk mengetahui data-data apa saja yang dibutuhkan oleh pimpinan
dalam mengambil keputusan, maka penulis melakukan wawancara dengan
bapak Arusi Rahman (General Manager), mengungkapkan :
“...untuk data yang biasanya saya minta pada unit data dan informasi ituadalah data tentang arus kapal, barang, pemakaian alat dan aneka usahalainnya. Hal ini dapat menjadi acuan kinerja manajemen dalampencapaian target pendapatan kami disini dan juga perkembanganpelayanan kepelabuhanan serta peningkatan kinerja perusahaan yangberorientasi kepada kepentingan pelanggan agar dapat terusditingkatkan, khususnya terhadap setiap segmen usaha pelindo”.
(hasil wawancara 28 juni 2010)
Lebih lanjut beliau mengatakan :
“...kegiatan pelayanan kepelabuhanan terus mengalami penigkatan yangcukup signifikan dari tahun ketahun, SIMPAT ini juga membantu sebagaiacuan pengambilan keputusan seperti pengadaan alat, peningkatankualitas pelayanan, komposisi pegawai kami, dan sekarang ini kami akanmerperluas dermaga soekarno karena arus kapal terus meningkatsehingga dapat diharapkan untuk memenuhi pelayanan kapal dan barangkedepannya”.
(hasil wawancara 28 juni 2010)
Dari hasil wawancara yang dilakukan bersama general manager, data
yang diperoleh dari bidang pengolah data untuk menyelesaikan masalah dalam
88
proses pengambilan keputusan oleh pimpinan adalah data mengenai arus kapal,
barang, pemakaian alat dan aneka usaha lainnya untuk mengetahui pendapatan
telah mencapai target atau belum dan agar upaya peningkatan pelayanan dapat
dilakukan.
Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan penginputan data di PT
Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar biasanya hanya
keterlambatan pemberian informasi dari pihak pemakai jasa dan terkadang
namanya operator SIMPAT juga manusia dapat membuat kekeliruan / human
error.
PROSES (Pengolahan Data)
Pengolahan data menunjukkan suatu kegiatan yang harus dilaksanakan
sebaik-baiknya. Informasi tidaklah dapat diperoleh begitu saja, akan tetapi
melalui suatu proses yang memakan waktu, tenaga dan juga biaya. Data yang
telah diperoleh harus diukur dan dinilai baik buruknya, berguna.
Dalam pengolahan informasi tidak bisa terlepas dari teknologi informasi.
Teknologi informasi ini digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses,
menyusun, menyimpan, dan memelihara data dalam berbagai cara untuk
menghasilkan informasi yang berkualitas. Untuk memperoleh informasi yang
berkualitas, yaitu cepat, akurat dan relevan diperlukan teknologi informasi yang
baik dalam mengolah data untuk menghasilkan informasi yang berkualitas.
Seperti yang diungkapakan pak Mansyur (Manager Sistem Informasi),
bahwa :
“.....peran teknologi informasi itu sangat penting dalam membantu kamiuntuk mengolah data, teknologi yang kami punya boleh dikata sudah
89
memadai untuk saat ini, tapi kami kekurangan orang IT yang dapatmelakukan maintenance yaitu perawatan dan pengawasan terhadapsistem agar dapat terus berjalan dengan baik”.
(hasil wawancara 19 oktober 2012)
Lebih lanjut dikemukakan oleh pak Relly (operator SIMPAT) :
“.....dalam melakukan pekerjaan kami, tentu peran teknologi dalam hal iniaplikasi SIMPAT sangat kami perlukan, karena mempermudah pekerjaankami mulai dari tahap pengimputan, pengolahan data hingga output danjuga laporan kepada manajemen”.
(hasil wawancara 19 oktober 2012)
Hal tersebut juga dikatakan oleh pak Kules Yanuar (Manager Keuangan) :
“..sistem komputerisasi seperti SIMPAT ini sangat bermanfaat bagimanajemen karena kami mengolah data yang cukup banyak dan itu rutin,sistem ini juga mempercepat proses terbitnya nota tagihan dan jugamempermudah pembayaran nota tagihan oleh masyarakat pemakai jasakarena sistem sudah online dan bekerjasama dengan bank melalui sistemhost-to-host”.
(hasil wawancara 22 oktober 2012)
Berdasarkan hasil pengamatan, kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam
proses pengolahan data di PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang
Makassar terdiri dari kegiatan identifikasi sumber data, kalkulasi data, serta
penyimpanan dan pemeliharaan data.
Identifikasi sumber data
Langkah pertama yang diambil dalam proses pengolahan data
yaitu menentukan data apa yang diperlukan serta darimana data tersebut
berasal. Karena data yang akurat, diperoleh dari sumber-sumber data
yang akurat pula. Identifikasi kebutuhan akan data merupakan langkah
awal dalam menentukan jenis informasi apa yang sesuai dengan
kebutuhan pemimpin dalam mengambil keputusan. Informasi yang sesuai
dengan kebutuhan akan tergantung pada keberhasilan dalam melakukan
90
identifikasi kebutuhan informasi. Identifikasi kebutuhan akan data yang
tidak tepat sudah pasti menghasilkan informasi yang tidak berguna.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis pada PT
Pelabuhan Indonesia (Persero) Cabang Makassar bahwa dalam
melakukan identifikasi terhadap data-data yang dikumpulkan, staf atau
pegawai PT Pelindo terlebih dahulu melakukan pencatatan data yang
diperoleh dilapangan atau data yang masuk ditulis dan dicatat untuk
dijadikan dasar pengolahan selanjutnya. Pencatatan ini biasanya bersifat
sementara, kemudian dipindahkan atau diolah melalui komputer.
Hal tersebut senada dengan yang dikemukakan pak Relly
(operator SIMPAT) :
“.....sudah tentu kami melakukan identifikasi data-data yang kamiterima, kami melihat dari mana sumber data itu berasal danmengelompokkannya berdasarkan jenis jasa yang diperlukan”.
(hasil wawancara 12 oktober 2012)
Lebih lanjut dikemukakan :
“.....sebelum data diinput kedalam komputer, pemakai jasa melaluiagen pelayaran datang ke Pelindo kemudian mengisi formulirpermohonan pelayanan jasa pelabuhan atau biasa disebut formulirPPKB (Permintaan Pelayanan Kapal dan Barang) ke petugasPPSA (Pusat Pelayanan Satu Atap) disini kami melakukanverifikasi data tersebut”.
(hasil wawancara 12 oktober 2012)
Hal ini juga diperkuat oleh pak Akil (Manager PBAU) :
“..dalam hal pelayanan aneka usaha lainnya kami juga biasanyamelakukan pencatatan secara manual terdahulu seperti untukpermintaan pelayanan penumpukan barang, pemakaian alat,pengisian air dan listrik”.
(hasil wawancara 19 oktober 2012)
91
Identifikasi kebutuhan akan data adalah sebuah proses untuk
mendapatkan informasi yang sesuai kebutuhan dan diinginkan pengguna.
Dalam proses identifikasi baik penyedia informasi maupun pengguna
informasi terlibat aktif pada tahap ini. Informasi yang diperoleh dari
pengguna menjadi acuan bagi penyedia informasi sebagai bahan
pertimbangan menyediakan informasi yang tepat. Tiga faktor yang harus
dipenuhi ketika melakukan identifikasi kebutuhan sumber data yaitu
lengkap, detail dan benar.
Hal ini lebih lanjut dikemukakan oleh pak Mansyur (Manager
Sistem Informasi) :
“.....untuk menghasilkan informasi yang baik, maka data-data yangkami kumpulkan juga harus tepat, oleh karena itu kami berupayauntuk mengidentifikasikan data-data yang masuk, agar informasiyang kami hasilkan nantinya sudah dapat dipertanggung jawabkankebenarannya”.
(hasil wawancara 19 oktober 2012)
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dapat diketahui
bahwa pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar,
telah berusaha untuk melakukan identifikasi data-data yang diterima, agar
data-data yang akan diinput terhindar dari kesalahan.
Penyimpanan data
Sebagai bagian integral dari proses pengolahan data, penyimpanan
informasi penting karena paling sedikit empat pertimbangan utama, yaitu
92
keamanan informasi, kerahasiaan informasi, biaya penyimpanan informasi, dan
akses terhadap informasi jika diperlukan38.
Perkembangan teknologi informasi menunjukkan bahwa disamping ingatan
manusia, terdapat berbagai alat penyimpanan data yang dapat digunakan,
misalnya sistem kartu, tape, microfilm, hard disk, floppy disk, dan sebagainya.
Salah satu manfaat dari berbagai alat penyimpanan informasi yang sarat
teknologi ialah penghematan biaya penyimpanan, terutama karena tempat yang
diperlukan tidak lagi merupakan ruangan yang besar. Disamping itu, dengan
sarana berteknologi tinggi, keamanan informasi pun lebih terjamin.
Banyak keuntungan dalam penyimpanan data, salah satunya seseorang
akan mempergunakannya bila sewaktu-waktu data tersebut dibutuhkan. Fungsi
dari penyimpanan data adalah menyimpan semua informasi yang telah terkumpul
terolah dengan baik, mengingat informasi sebagai salah satu sumber daya
strategis dalam organisasi.
Seperti halnya yang dikemukakan oleh pak Mansyur (Manajer Sistem
Informasi) :
“.....agar data-data yang sudah kami peroleh dapat terjamin keamanannyasudah tentu kami menyimpan data-data tersebut dalam databasekomputer server”.
(hasil wawancara 19 oktober 2012)
Berikut pernyataan pak Kules Yanuar (manajer keuangan) terkaitpenyimpanan data :
“...Pelindo IV Cabang Makassar selalu memasang target pendapatan,baik itu target bulanan, triwulan, persemester dan tahunan. Untuk melihatprogresnya tentu melihat informasi dari hasil rekap dari SIMPAT tersebut,
38 S.P.Siagian, 2011, Sistem Informasi Manajemen, Bumi Aksara, Jakarta, hal.121.
93
baik dari usaha pelayanan kapal, pelayanan barang, pelayanan alat, danpelayanan jasa lainnya.
(hasil wawancara 22 oktober 2012)
Pentingnya penyimpanan data atas dasar agar keamanan terjamin,
hemat biaya, serta mudah ditelusuri bila sewaktu-waktu dibutuhkan. Karena tidak
semua informasi yang dimiliki digunakan secara bersamaan akan tetapi sesuai
kebutuhan.
Data yang sudah dipindahkan dalam komputer, kemudian data tersebut
diolah dengan cara mengklasifikasikan berdasarkan jenis programnya. Langkah
ini dimaksudkan untuk memberi suatu identitas didalam data yang akan diolah
menurut sumber, fungsi dan sifatnya. Dalam pengklasifikasian ini untuk lebih
mudah dibuatkan folder dan diberi nama sesuai keinginan si pemakai. Selain
penyimpanan data dalam komputer, juga dapat dilakukan dengan menyimpan
data dalam bentuk dokumen pada ruangan penyimpanan.
Berikut penuturan oleh pak Manyur (manajer sistem informasi) :
“.....penyimpanan data sangat penting, jadi kami menyimpannya baik itudalam bentuk file yang kami simpan dalam komputer ini bertujuan agardata aman, juga kami simpan dalam bentuk fisik yaitu data-data yangmasih dalam bentuk kertas atau dalam bentuk kepingan CD (compactdisk) itu kami simpan dalam ruangan penyimpanan”.
(hasil wawancara 19 oktober 2012)
Selanjutnya dikemukakan oleh operator SIMPAT :
“.....data-data yang kami simpan sudah terstruktur dengan baik, jadi bilasewaktu-waktu kami perlukan kami bisa mencarinya dengan mudah, baikdata yang kami simpan dalam file, maupun yang kami simpan dalamlemari penyimpanan”.
(hasil wawancara 19 oktober 2012)
94
Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan penulis pada saat
penelitian di PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar dapat
disimpulkan bahwa penyimpanan data yang dilakukan disimpan pada suatu
ruangan khusus untuk menyimpan data dalam bentuk manual berupa dokumen-
dokumen berbentuk kertas, serta penyimpanan data juga dilakukan dalam bentuk
file, dan semuanya telah tersusun rapi.
Pemeliharaan data
Pemeliharaan data adalah suatu upaya untuk memperbaiki, menjaga,
menanggulangi, mengembangkan data yang ada. Pemeliharaan data biasanya
dilakukan dengan data baru yang ditambahkan, data yang ada diubah, dan data
yang tidak lagi diperlukan dihapus agar sumber daya tetap mutakhir.
Pemeliharaan data juga dilakukan agar keamanan data terutama untuk
data-data penting secara strategis untuk informasi dapat tetap terjaga.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada pak mansyur (manager
sistem informasi) :
“.....data-data yang kami perlukan, kami simpan dalam bentuk file danuntuk menjaga agar data tersebut tetap aman khususnya untuk data yangdisimpan dalam komputer saya sebagai manajer sistem informasimemiliki akun dan password untuk log in (masuk kedalam akun) sendirijadi tidak sembarang orang bisa membuka aplikasi ini. Nah, untukdokumen-dokumen yang dalam bentuk kertas itu kami simpan diruangankhusus dan untuk menjaga ruangan tersebut kami kunci denganmenggunakan pengaman sidik jari jadi hanya orang-orang tertentu yangbisa masuk”.
(hasil wawancara 19 oktober 2012)
Lebih lanjut lagi dikemukakan oleh pak Mansyur, bahwa :
“.....selain itu pemeliharaan data yang kami lakukan itu dengan mem-backup datanya dengan sistem mirror, sehingga semua data-data yangmasuk dikomputer server kami semuanya ter-backup secara otomatis
95
juga sebagai antisipasi sistem error (rusak), media penyimpanan yangkami pakai adalah harddisk”.
(hasil wawancara 19 oktober 2012)
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terlihat bahwa data-data
yang ada di PT Pelindo sudah memelihara datanya dengan baik, dimana data
yang tersimpan dikomputer sudah cukup aman karena selain sudah di backup
juga hanya bisa dibuka oleh orang-orang tertentu yang memiliki akun user dan
password tersendiri, selain itu ruangan tempat penyimpanan dokumen-dokumen
sudah dilengkapi dengan kunci dengan menggunakan sidik jari sehingga cukup
aman.
OUTPUT (Hasil Keluaran)
Output merupakan hasil pengimputan data yang telah diproses menjadi
sebuah informasi yang lebih berguna bagi yang menerimanya yang
menggambarkan suatu kejadian-kejadian nyata dan dapat digunakan sebagai
alat bantu untuk memenuhi kebutuhan informasi organisasi.
Berikut dikatakan oleh pak Kules Yanuar (Manager Keuangan), bahwa :
“...output yang dihasilkan yaitu berupa nota tagihan bagi pemakai jasadan laporan bagi manajemen baik laporan keuangan, arus kapal, barang,pemakaian alat maupun dari jasa usaha lainnya”.
(hasil wawancara 19 oktober 2012)
Tujuan dari pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen adalah untuk
menghasilkan informasi yang cepat, akurat dan lengkap untuk memenuhi
kebutuhan organisasi dalam mencapai tujuannya salah satunya adalah
pengambilan keputusan, oleh karena itu untuk menyampaikan informasi yang
telah dihasilkan bentuk dari penyajian informasi itu juga sangat penting
96
mendukung keberhasilan pimpinan dalam mengambil suatu keputusan. Sehingga
dibutuhkan penyampaian informasi yang harus dilakukan secara cepat, tepat dan
efektif.
Berikut hasil wawancara dengan pak Mansyur (Manajer Sistem Informasi)
terkait cara penyampaian informasi :
“cara kami menyampaikan informasi bermacam-macam tergantungkebutuhan manajemen, untuk informasi kepusat itu kami menggunakansistem online, dan untuk informasi ke General Manager biasanya laporandalam bentuk print out”.
(hasil wawancara 19 oktober 2012)
Selain itu penerapan Sistem Informasi Manajemen juga dapat menunjang
kegiatan pelayanan kepada masyarakat pemakai jasa kepelabuhanan yang ingin
membayar pemakaian jasanya karena sistem sudah online dan bekerjasama
dengan bank. Pelayanan tersebut harus dapat diberikan secara optimal dan
secara berkala, oleh karena itu perlu diadakan pengembangan terhadap Sistem
Informasi yang memadai. Untuk itulah PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Cabang Makassar terus melakukan pengembangan terhadap Sistem Informasi
Manajemen Pelabuhan Terpadu ini agar dapat mendukung kegiatan operasional
kepelabuhanan dan memberikan pelayanan yang lebih optimal kepada
mayarakat pemakai jasa.
Berikut pernyataan dari pak Mansyur (Manager Sistem Informasi) :
“..Pelindo Makassar selalu ingin memberikan jasa yang berkualitas danbermutu tinggi untuk itulah kami terus berupaya mengembangkan SistemInformasi Manajemen Pelabuhan Terpadu ini kedepannya denganharapan menjadi pelabuhan terbaik dan mengutamakan kepuasanmasyarakat sebagai pemakai jasa”.
(hasil wawancara 19 oktober 2012)
97
Oleh karena itu penggunaan sistem informasi manajemen dalam
pemrosesan data, hal ini memungkinkan manajemen dapat bekerja lebih efektif
dan efisien serta memberi dukungan dalam menyediakan layanan yang terbaik
kepada masyarakat pengguna jasa. Jadi, sangat diperlukan adanya
perkembangan Sistem Informasi Manajemen pada PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero) Cabang Makassar sebagai tuntutan era globalisasi, juga memudahkan
manajemen dalam pemrosesan data menjadi informasi sehingga membantu
pimpinan dalam mengambil keputusan dan kebijakan perusahaan kedepannya
agar lebih baik lagi.
Berikut hasil wawancara dengan pak H.Abd.Azis (General Manager) :
“..tentu kami berupaya untuk mengembangkan sistem informasi kamikarena itu memang perlu dilakukan karena dapat menunjang pekerjaandan segala kegiatan kami disini seperti transaksi operasional,kepegawaian, penggajian, dan dari sisi pelayanan juga dapat memberikemudahan pelayanan bagi stakeholders khususnya masyarakatpengguna jasa”.
(hasil wawancara 22 oktober 2012)
Pernyataan tersebut diperkuat oleh pak Josef (Sekretaris Perusahaan) :
“...iya perlu dikembangkan karena menyangkut kegiatan operasionalkepelabuhanan dan keuangan perusahaan, upaya pengembangannyadengan penyusunan master plan atau rencana jangka panjang dari pihakIT Pelindo IV yang terdiri dari perencanaan brainware yaitu penataansdm, organisasi, jaringan komunikasi internet. Kemudian perencanaansoftware berupa maintenance yang terencana dan pengembanganaplikasinya. Lalu perencanaan hardware-nya berupa penataan serverserta penataan search and development hardware”.
(hasil wawancara 22 oktober 2012)
Hal ini juga diutarakan oleh pak Akil (manager PBAU) :
“...sesuai motto Pelindo IV yaitu “Promote Eastern Indonesia” yang artinyamempercepat pertumbuhan ekonomi wilayah timur indonesia, jadi kamiharapkan dengan pengembangan sistem informasi manajemen ini
98
kedepannya dapat membantu kami jadi lebih baik lagi dengan dukunganteknologi yang lebih baik pula sehingga keberadaan kami diwilayah KTIini dapat mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi minimal setaradengan wilayah barat Indonesia”.
(hasil wawancara 22 oktober 2012)
Dari hasil wawancara tersebut penulis menyimpulkan bahwa PT Pelindo
IV (Persero) Cabang Makassar ingin mengupayakan untuk mengembangkan
Sistem Informasi Manajemen untuk pelayanan yang lebih baik serta
memudahkan kegiatan operasional kepelabuhanan dengan memperhatikan
komponen fisik Sistem Informasi Manajemen yang terdiri dari hardware
(perangkat keras), software (perangkat lunak), file (berkas), prosedur, brainware
(manusia/SDM).
Sumber daya manusia (brainware) merupakan salah satu sumber daya
yang penting dalam mengelola data untuk menghasilkan informasi yang cepat,
lengkap dan akurat dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang telah
ditentukan. Oleh karena itu dibutuhkan keterampilan pegawai dalam mengolah
data menjadi informasi sehingga dapat sesuai dengan harapan manajemen.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan pak
Mansyur Sangkala (Manager Sistem Informasi) terkait dengan kualitas dan
kuantitas pengolah data atau operator SIMPAT tersebut, yaitu :
“..ditinjau dari segi kualitas pegawai yang menjadi operator SIMPATsudah dikata mereka bisa mengoperasikan komputer dan mahir dalammemproses data-data yang diberikan karena kami terlebih dahulumemberikan training kepada mereka untuk menjadi operator SIMPAT,dan dari segi kuantitas atau jumlahnya ada sekitar 67 orang dan sudahcukup memadai, tapi untuk orang IT untuk melakukan maintenance atauperawatan sistem sejujurnya masih kurang padahal manajemenmembutuhkan sistem yang dapat terus bekerja dengan baik”.
(hasil wawancara 19 oktober 2012)
99
Dari wawancara diatas penulis berpendapat bahwa kualitas para pegawai
yang menjadi operator SIMPAT pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Cabang Makassar sudah baik dalam mengoperasikan komputer dan mengolah
data yang diberikan, dan dari jumlahnya pun sudah dirasa cukup hanya saja
masih dibutuhkan orang yang ahli dalam IT untuk melakukan maintenance
terhadap sistem agar dapat bekerja dengan baik secara rutin.
Faktor pendukung lainnya yang juga sangat penting dimiliki untuk
penerapan Sistem Informasi Manajemen adalah sarana dan prasarana yang
memadai. Hal tersebut dapat menunjang kegiatan pemrosesan data menjadi
informasi bagi manajemen, sarana dan prasarana yang diperlukan berupa
perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), serta tersedianya
jaringan komunikasi data.
Ini juga dikemukakan oleh pak Mansyur (manager sistem informasi) :
“..sarana dan prasarana sangat penting untuk menunjang kegiatan sisteminformasi manajemen, disini boleh dikata cukup memadailah, kamimemiliki komputer pc sekitar 150-an, UPS setiap komputer dan gensetuntuk mengantisipasi listrik padam, juga kami memiliki web base ataujaringan internet untuk mempermudah komunikasi data ke komputerserver”.
(hasil wawancara 19 oktober 2012)
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang penulis lakukan di PT
Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar, dapat diketahui bahwa
Kurangnya kualitas tenaga ahli dalam melakukan maintenance (perawatan,
pengawasan dan perbaikan) terhadap sistem terkadang membuat pengolahan
data terganggu dan terlambat dalam pemrosesan data SIMPAT ini, sehingga
mengakibatkan kurang efisiennya proses penyelesaian nota jasa kepelabuhanan
100
yang mengakibatkan terjadinya pemborosan waktu kerja dan pada akhirnya PT
Pelabuhan Indonesia IV Cabang Makassar sendiri terlambat mendapatkan
produksi dan pendapatannya. Serta adanya tuntutan Manajemen yang
menginginkan informasi yang cepat dan akurat sebagai akibat penggunaan
komputer sangat berperan besar untuk itulah timbul permasalahan tersendiri
bagaimana kesiapan tenaga ahli dalam menyiapkan informasi yang cepat, tepat
dan akurat.
101
BAB V
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang penulis uraikan pada bab
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan tentang Penerapan Sistem Informasi
Manajemen Pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar, yaitu:
1. Penerapan Sistem Informasi Manajemen pada PT Pelindo IV (Persero)
Cabang Makassar telah menggunakan sistem komputerisasi dalam hal ini
SIMPAT (Sistem Informasi Manajemen Pelabuhan Terpadu), dalam
pelaksanaannya meliputi beberapa tahapan sesuai SISPRO (Sistem dan
Prosedur) yang berlaku, dan terintegrasi antara satu dengan lainnya serta
berlangsung secara continue (berkelanjutan) yaitu dimulai tahapan
pengumpulan data, pengolahan data menggunakan aplikasi khusus
SIMPAT kemudian menghasilkan output berupa informasi atau laporan
kepada manajemen yang berguna dalam pengambilan keputusan.
2. Kurangnya tenagah ahli dalam bidang IT untuk melakukan maintenance
(perawatan dan pengawasan sistem) karena sistem kadang berjalan
lambat sehingga dapat menghambat pula kinerja PT Pelindo IV (Persero)
Cabang Makassar.
3. Belum optimal dalam pemanfaatan jaringan internet khususnya dalam hal
permintaan layanan jasa kepelabuhanan bagi stakeholders/masyarakat
102
pemakai jasa karena harus bolak balik kepetugas PPSA di Pelindo IV
Cabang Makassar untuk melakukan permintaan layanan.
VI.2. Saran
Sehubungan dengan uraian kesimpulan sebelumnya, maka penulis dapat
merekomendasikan beberapa saran berikut :
1. Agar penerapan Sistem Informasi Manajemen Pelabuhan Terpadu dapat
bekerja dengan baik secara terus menerus, sebaiknya menambah
pegawai yang memang ahli dalam bidang IT untuk melakukan
maintenance pada sistem dan mengantisipasi kerusakan sistem.
2. Meningkatkan pemanfaatan dan penggunaan jaringan komunikasi
internet untuk lebih memudahkan lagi masyarakat pengguna jasa
terutama dalam hal melakukan permintaan pelayanan jasa
kepelabuhanan sehingga lebih efektif, efisien dan aman.
3. Terus meningkatkan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan
Sistem Informasi Manajemen ini mengingat perkembangan teknologi
informasi yang sangat pesat dan juga sebagai antisipasi tantangan
persaingan bisnis dalam jasa kepelabuhanan kedepannya serta tetap
mengedepankan kepentingan masyarakat pemakai jasa.
103
DAFTAR PUSTAKA
Buku Teks :
Akadun, 2007. Administrasi Perusahaan Negara. Alfabeta : Bandung.
Atmosudirjo, Prajudi, 1979. Pengambilan Keputusan (cetakan kelima). GhaliaIndonesia : Jakarta.
Davis, Gordon B. 1984. Manajemen Information System., terjemahan olehDrs.Bob Widyahartono, PT.Pustaka Binaman pressindo : Jakarta.
Davis , Gordon B. 1987. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen (BagianI). PT.Pustaka Binaman Pressindo : Jakarta.
Effendi, Onong E. 1984. Sistem Informasi Dalam Manajemen. Alumni : Bandung.
Gaspersz, DR.IR.Vincent. 1988. Sistem Informasi Manajemen. CV.Armico :Bandung.
George M.Scott. 2004. Prinsip-Prinsip Sistem Informasi Manajemen. PT RajaGrafindo : Jakarta.
Gie, Liang. 2000. Administrasi Perkantoran Modern. Liberty : Yogyakarta.
Gie, Liang.1979. Kamus Administrasi Perkantoran. CV. Nur Cahaya :Yogyakarta.
Moekijat. 1986. Pengantar Sistem Informasi Manajemen. Bandung : RemakaKarya CV.
M. Amirin, Tatang. 2003. Pokok-pokok Teori Sistem. PT.Raja Grafindo Persada:Jakarta.
Pamudji , S. 1980. Teori Sistem dan Penerapannya dalam Management. IchtiarBaru : Jakarta.
104
Purwono, Edi, 2006. Kebijakan dan Prosedur Penyelenggaraan Sistem InformasiManajemen. Andi : Yogyakarta.
Satropoetro, Santoso. 1982. Pelaksanaan Latihan. Gramedia : Jakarta.
S.P.Siagian, 2011. Sistem Informasi Manajemen (cetakan kesembilan). BumiAksara : Jakarta.
Stoner, James A.F. dan Freeman, Edward. 1994. Manajemen (jilid 2 – cetakankelima). Intermedia : Jakarta.
Sugandha, Dann. 1985. Manajemen Administrasi. Sinar Baru : Bandung.
Sutabri , Tata, S.Kom.,MM, 2005, Sistem Informasi Manajemen, Andi :Yogyakarta.
Sutanta, Edhy. 2003. Sistem Informasi Manajemen. Graha Ilmu : Yogyakarta.
Wahyudi kumorotomo. 2000. Sistem Informasi Manajemen Dalam Organisasi-Organisasi Publik. Gajah Mada University Press : Yogyakarta.
Winardi. 1987. Pengantar Tentang Sistem Informasi Manajemen. Nova :Bandung.
Buku Metodologi :
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Administrasi Dengan Metode R&D. CvAlfabeta : Bandung.
Tim Penyusun.2009. Pedoman Penulisan dan Evaluasi Skripsi Ilmu AdministrasiFisip Unhas. Due-like : Makassar.
105
Skripsi :
Calculus, Indah. 2010. Pemanfaatan Sistem Informasi Pada Perseroan TerbatasPertamina Unit Pemasaran VII Makassar. Universitas Hasanuddin :Makassar.
Istiqamah, Bulqis. 2009. Penerapan Sistem Informasi Manajemen Keuangan,Kepegawaian Dan Aktiva Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama MakassarSelatan. Universitas Hasanuddin : Makassar.
Suratman, Supriyanto. 2008. Pemanfaatan Sistem Informasi ManajemenKepegawaian Untuk Menunjang Pengambilan Keputusan Sumber DayaManusia Dikantor PT Telkom Divisi Regional VII Makassar. UniversitasHasanuddin : Makassar.
Peraturan :
UU No. 19 tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Keputusan Direksi PT Pelabuhan Indonesia IV Nomor KD.02 tahun 2005.Tentang Sistem Dan Prosedur Pelayanan Jasa Kapal, Barang, Dan AnekaUsaha Dilingkungan PT Pelabuhan Indonesia IV
Internet :
“Analisis Sistem Informasi”,http://www.yazidalfalisyada.blogspot.com, diunduhtanggal 7 April 2010 pukul 13:55 WITA.
PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero), website : www.pelabuhan4.co.id. Diunduhtanggal 23 juni 2012. Pukul 20:10 WITA.