Download pdf - Adart Tiger

Transcript

AD/ART MATRIC 2011-2013ANGGARAN DASAR MAJALENGKA TIGER RIDER CLUB

PENDAHULUAN

Dengan memanjatkan Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, manusia telah diciptakanNya dengan segala perbedaan, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, agar manusia dapat saling membantu sesamanya.

Perbedaan itu ada dan nyata diantara manusia untuk menjadikan manusia itu kuat dalam membangun kehidupan di dunia sebagaimana fitrahnya manusia yaitu suatu kesatuan yang utuh antara aspek duniawi, individu, sosial, iman dan takwa dalam mencapai kebahagiaan hidup didunia dan akhirat.

Pemikiran tersebut diatas menjadi dasar kesadaran untuk membangun suatu komunitas dalam lingkup sederhana yang selalu menggalang kebersamaan dan persaudaraan diantara sesama anggota komunitasnya. Suatu komunitas yang diikat oleh kesamaan hobi dalam dunia otomotif khususnya kendaraan roda dua yang bersifat general dan universal bagi semua kalangan dan lapisan masyarakat yang tidak tersekat oleh perbedaan apapun yang ada.

Menyadari akan begitu luasnya wilayah negara Republik Indonesia tercinta dan didorong oleh motivasi untuk selalu mempererat tali persaudaraan diantara anak-anak bangsa dan dengan nama Tuhan yang masa esa, kami pecinta otomotif roda dua menghimpun diri dalam suatu wadah dengan berpedoman dalam bentuk Anggaran Dasar. BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1 Nama Organisasi atau komunitas ini bernama MAJALENGKA TIGER RIDER CLUB dan untuk mempermudah selanjutnya disingkat menjadi MATRIC.

Pasal 2 Tempat dan Kedudukan Tempat dan kedudukan MATRIC berada di wilayah hukum Kabupaten Majalengka propinsi Jawa Barat.

Pasal 3 Waktu Pendirian Organisasi MATRIC berdiri atas kesamaan pendapat dan ide yang telah terkandung dalam hati setiap1

pecinta sepeda motor Honda Tiger yang telah di deklarasikan dan diresmikan oleh Bupati Kabupaten Majalengka di kota Majalengka pada tanggal 7 Juni 2002 untuk waktu yang tidak ditentukan lamanya. Hari jadi MATRIC diperingati setiap tanggal 7 Juni.

BAB II KEDAULATAN Pasal 4 Kedaulatan tertinggi organisasi MATRIC terletak dalam Musyawarah Besar Anggota (MUBES)

BAB III AZAS ORGANISASI Pasal 5 Majalengka Tiger Rider Club (MATRIC) adalah organisasi yang berazaskan Pancasila. BAB IV TUJUAN DAN STATUS ORGANISASI Pasal 6 Tujuan Organisasi MATRIC didirikan dengan tujuan membina rasa persaudaraan sejati, bersifat universal yang menghimpun 80% penggemar otomotif roda dua merk HONDA type TIGER yang meliputi seluruh wilayah hukum Kabupaten Majalengka, dengan bercirikan hobi wisata bermotor dan sosial disertai dengan jiwa cinta tanah air Indonesia.

Pasal 7 Status Organisasi MATRIC adalah organisasi yang bersifat mandiri (independen) dan tidak dapat dipergunakan untuk kepentingan pribadi, SARA dan juga tidak mendukung satu atau lebih organisasi sosial politik manapun.

BAB V SIPAT, FUNGSI DAN PERAN ORGANISASI Pasal 8 Sipat Organisasi MATRIC adalah organisasi untuk penggemar motor merk HONDA type TIGER. MATRIC merupakan organisasi hobi yang tidak ada keterkaitan dengan organisasi politik manapun. MATRIC bukan organisasi kekuatan politik, bukan bagian dari salah satu organisasi kekuatan social politik dan tidak menjalankan kegiatan politik praktis. MATRIC adalah merupakan forum komunikasi dan silaturahmi bagi anggotanya yang bersifat sukarela, tidak membedakan suku, ras, golongan dan agama.

Pasal 9 Fungsi dan Peran Organisasi Sebagai wahana dan sarana pengembangan minat dan bakat yang berkualitas, berwawasan, kreatif dan2

mandiri. Ikut serta mewujudkan tujuan pemerintah dan proses pembudayaan lalu lintas dengan disiplin tinggi dan saling hormat menghormati sesama pengguna jalan dalam upaya mencapai tertib lalu lintas. Menjalin tali persaudaraan dengan club-club otomotif pada umumnya Sebagai organisasi yang mempersatukan penggemar sepeda motor HONDA TIGER tetap menjalin tali persaudaraan dengan penggemar otomotif lain pada umumnya dan penggemar sepeda motor merk HONDA TIGER lainnya yang tidak menjadi anggota organisasi.

BAB VI KEGIATAN ORGANISASI Pasal 10 Kegiatan Majalengka Tiger Rider Club dalam mencapai tujuannya melakukan kegiatan : Menanamkan dan menumbuhkan budi pekerti luhur dengan cara memantapkan mental, moral, fisik, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman. Memupuk dan mengembangkan rasa persaudaraan, persahabatan dan kesetia kawanan yang tinggi. Memupuk dan mengembangkan jiwa kepemimpinan. Kegiatan-kegiatan tersebut pada pasal 9 ayat satu dilaksanakan dengan cara: Mengembangkan berpartisipasi dalam pertemuan dan kegiatan baik dengan sesama anggota club ataupun dengan club-club yang ada guna memupuk tali persahabatan, persaudaraan dan perdamaian. Menyelenggarakan bakti social Mengadakan kemitraan, kerjasama dengan organisasi otomotif lainnya untuk memupuk dan mengembangkan semangat kepeloporan dan pengabdian kepada masyarakat. Melakukan Kemitraan dan Kerjasama dengan instansi KEPOLISIAN guna terciptanya keamanan, ketertiban dan keselamatan baik di jalan raya maupun di lingkungan bermasyarakat. Melakukan kerjasama baik dengan instansi pemerintah maupun swasta untuk berpartisipasi dalam pembangunan nasional. BAB VII ORGANISASI

Pasal 11 Keanggotaan Keanggotaan MATRIC adalah penggemar sepeda motor Honda Tiger perorangan yang dengan kesadaran tanpa ada paksaan untuk bergabung. Ketentuan mengenai keanggotaan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 12 Hak dan Kewajiban Anggota Setiap Anggota mempunyai Hak dan Kewajiban. Hak dan Kewajiban tersebut diatur dalam Anggaran Rumah Tangga3

BAB VIII STRUKTUR ORGANISASI, KEPENGURUSAN, DEWAN PENDIRI DAN KEKUASAAN TERTINGGI

Pasal 13 Struktur Organisasi Struktur organisasi organisasi MATRIC menurut wilayah terdiri atas: Pengurus Pusat adalah kepengurusan di tingkat pusat (kabupaten) Pengurus daerah atau dinamakan Chapter adalah kepengurusan di tingkat Kecamatan atau gabungan dari beberapa kecamatan.

PASAL 14 Kepengurusan Pengurus Pusat (Kabupaten) merupakan Badan Eksekutif tertinggi tingkat Pusat Ketua Umum Pengurus Pusat (Kabupaten) dipilih dan disyahkan melalui Musyawarah Besar Anggota disingkat MUBES Pengurus Daerah atau dinamakan Ketua Chapter adalah sebagai kepanjangan tangan dari pengurus pusat (kabupaten) Pengurus Daerah atau dinamakan Ketua Chapter diangkat oleh anggota di daerah (chapter) dimana berkedudukan

Pasal 15 Masa Kepengurusan Masa kerja kepengurusan Ketua Umum tingkat pusat (kabupaten) selama 2 (dua) tahun dan dapat dipilih kembali Masa kerja kepengurusan Ketua Chapter selama 2 (dua) tahun dan dapat dipilih kembali

BAB IX KEUANGAN ORGANISASI DAN MANFAAT

Pasal 16 Keuangan Organisasi Agar MATRIC berfungsi sebagaimana tujuan dan peran organisasi, MATRIC dapat memberikan manfaat bagi penggemar yang telah menjadi anggota organisasi dan atau acara-acara lain yang dianggap perlu dengan menggunakan keuangan/dana yang bersumber dari antara lain : Iuran dari penggemar yang telah menjadi anggota MATRIC. Bantuan Pembina atau penasehat Hasil-hasil usaha dan atau kegiatan lain yang sah. Sumbangan dari pihak ketiga yang sah, halal, tidak mengikat dan tidak bertentangan dengan perundangundanganyang berlaku sesuai dengan tujuan serta peran organisasi.4

Pasal 17 Manfaat Keuangan organisasi MATRIC dapat dimanfaatkan untuk tujuan mendukung program-program MATRIC yang dianggap perlu sebagai wujud nyata keberadaan (ekspresi) MATRIC. Program-program MATRIC yang dimaksud antara lain : Bakti Sosial, Musyawarah Besar dan kegiatan lain yang dianggap setara dengannya yang diatur lebih lanjut di dalam Program Kerja.

BAB X ATRIBUT ORGANISASI Pasal 18 Lambang Lambang organisasi MATRIC berupa gambar kepala harimau tua di dalam lingkaran pita bertuliskan MATRIC MAJALENGKA dan taun berdirinya MATRIC taun 2002, sebagaimana terdapat dalam lampiran. Lampiran tersebur pada ayat 1 menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Anggaran Dasar.

Pasal 19 Panji Panji Majalengka Tiger Rider Club (MATRIC) berbentuk empat persegi panjang, berukuran tiga banding dua, dengan lambang Majalengka Tiger Rider Club (MATRIC) di tengah tengah bendera yang berwarna dasar hitam.

Pasal 20 Logo dan Tanda Keanggotaan Logo atau tanda keanggotaan berupa lingkaran oval yang mana di dalamnya terdapat tulisan MATRIC warna merah di atas dasar warna abu abu, di dalam lingkaran warna kuning dengan tulisan MAJALENGKA TIGER RIDER CLUB, sebagai mana terdapat dalam lampiran. Lampiran tersebut pada ayat 1 menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Anggaran Dasar.

BAB XI ANGGARAN RUMAH TANGGA Pasal 21 Anggaran Dasar Majalengka Tiger Rider Club disingkat MATRIC ini dijabarkan lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga MATRIC. Anggaran Rumah Tangga Majalengka Tiger Rider Club disingkat MATRIC ditetapkan oleh Pengurus Pusat (pengurus kabupaten) periode berjalan dan tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar MATRIC

BAB XII PERUBAHAN DAN PERATURAN PERALIHAN5

Pasal 22 Perubahan Anggaran Dasar Perubahan anggaran dasar hanya dapat dilakukan jika dianggap perlu dengan persetujuan 2/3 (dua pertiga) dari jumlah Jumlah anggota. Usulan perubahan Anggaran Dasar MATRIC diterima oleh Musyawarah Besar Anggota jika disetujui sekurang kurangnya (tiga perempat) dari jumlah anggota yang hadir.

Pasal 23 Peraturan Peralihan Jika terdapat hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini, akan diatur kemudian dalam bentuk peraturan-peraturan dan atau ketentuan-ketentuan tambahan dan tidak bertentangan dengan maksud, tujuan dan peran organisasi yang dibuat oleh pengurus Pusat.

BAB XIII PENUTUP

Pasal 24 Anggaran Dasar ini ditetapkan oleh Musyawarah Besar Anggota Majalengka Tiger Rider Club ke V (lima) yang diselenggarakan di Majalengka pada hari Sabtu tanggal 19 Maret 2011. ANGGARAN DASAR LATIC (LAWU TIGER CLUB) PEMBUKAAN Dengan mengucapkan Alhamdulillah serta memanjatkan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, berawal dari perbedaaan dan saling tidak mengenal maka berkat seizin dari-Nya lah, akhirnya silaturahmi sebagai bagian dari kewajiban manusia ciptakan-Nya dengan segala perbedaan, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, agar manusia dapat saling menjaga silaturahmi sesamanya. Silaturahmi perlu ada dan nyata diantara manusia untuk menjadikan manusia itu dapat membangun kehidupan di dunia sebagaimana fitrahnya yang diajarkan oleh semua agama dalam mencapai kebahagiaan hidup didunia dan akhirat. Pernyataan tersebut diatas menjadi dasar kesadaran untuk membangun dan menumbuh kembangkan suatu organisasi komunitas dalam lingkup wilayah yang kecil dan sederhana yang berkeinginan menggalang kebersamaan dan persaudaraan diantara sesama anggota komunitasnya. Berawal dari kesamaan hobi dalam dunia otomotif khususnya kendaraan roda dua yang bersifat general dan universal bagi semua kalangan dan lapisan masyarakat yang tidak tertutup oleh perbedaan. Menyadari begitu banyaknya jenis kendaraan bermotor roda dua dan didorong bertujuan untuk selalu mempererat tali persaudaraan diantara anak-anak bangsa dan dengan menyebut nama-Nya, kami selaku pecinta otomotif roda dua menghimpun diri dalam suatu organisasi dengan berpedoman dalam bentuk anggaran dasar yang kami susun sebagai berikut : BAB I NAMA, WAKTU, TEMPAT KEDUDUKAN DAN IDENTITAS Pasal 16

NAMA Organisasi atau komunitas ini bernama (LAWU TIGER CLUB) dan untuk mempermudah selanjutnya disingkat menjadi LATIC Pasal 2 TEMPAT DAN KEDUDUKAN Tempat dan kedudukan LATIC (Lawu Tiger Club) adalah di Kota Tawangmangu/ Kabupaten Karanganyar, Propinsi Jawa Tengah, Indonesia. Pasal 3 WAKTU PENDIRIAN LATIC (Lawu Tiger Club) di didirikan di pada, tanggal 20 Maret 2003 Pasal 4 LATIC (Lawu Tiger Club) adalah suatu organisasi yang menghimpun penggemar otomotif roda dua merk HONDA tipe TIGER yang meliputi seluruh wilayah hukum Kabupaten dan Kota Karanganyar, Propinsi Jawa Tengah , Negara Republik Indonesia, dengan bercirikan hobi wisata bermotor, santun di jalan, safety riding, patuh terhadap UU lalu lintas dan sosial disertai dengan jiwa cinta tanah air Indonesia dan berpedoman kepada UUD 1945. BAB II AZAS Pasal 5 AZAS ORGANISASI LATIC (LAWU TIGER CLUB)adalah organisasi yang berazaskan Pancasila. BAB III TUJUAN DAN SIFAT ORGANISASI Pasal 6 TUJUAN ORGANISASI LATIC (Lawu Tiger Club) didirikan dengan tujuan membina rasa persaudaraan yang bersifat universal namun lebih inklusif dalam payung organisasi Honda Tiger Club Indonesia serta menjadi organisasi yang sadar akan keselamatan berkendaraan bermotor, santun dijalan dan patuh terhadap Undang Undang Lalu Lintas. Pasal 7 SIFAT ORGANISASI LATIC (Lawu Tiger Club) adalah organisasi yang bersifat mandiri (independen) dan tidak dapat dipergunakan untuk kepentingan pribadi, SARA dan juga tidak mendukung satu atau lebih organisasi politik manapun yang menginduk pada payung organisasi HTCI (Honda Tiger Club Indonesia ). BAB IV STATUS, FUNGSI DAN PERAN ORGANISASI Pasal 8 STATUS ORGANISASI STINK (Squad Tiger Riders Nganjuk) adalah organisasi yang menaungi pengendara maupun pengguna motor merk HONDA tipe GL-200 atau yang umum dinamakan TIGER di Kabupaten Nganjuk.7

Pasal 9 FUNGSI DAN PERAN ORGANISASI STINK (Squad Tiger Riders Nganjuk) mempunyai fungsi dan peran sebagai organisasi yang mempersatukan pemilik sepeda motor Honda tipe GL-200 (TIGER) si kabupaten Nganjuk, namun ntetap menjalin tali persaudaraan dengan klub-klub otomotif lain yang tidak menjadi anggota organisasi STINK (Squad Tiger Riders Nganjuk) tanpa membedakan identitas dari organisasi tersebut kecuali organisasi yang mendapatkan black list dari induk organisasi HTCI. Selain itu, STINK (Squad Tiger Riders Nganjuk) juga berperan untuk turut serta membantu mengkampanyekan dan sebagai contoh keselamatan berkendara dijalan kepada sesama pengguna jalan. BAB V KEANGGOTAAN Pasal 10 KEANGGOTAAN ORGANISASI 1. STINK (Squad Tiger Riders Nganjuk) adalah organisasi klub motor yang menghimpun penggemar otomotif roda dua merek Honda, Tipe GL-200 (TIGER) tanpa paksaan dari pihak manapun, patuh kepada UUD 1945 dan Peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Kesatuan Repulik Indonesia (NKRI). 2. Keanggotaan STINK (Squad Tiger Riders Nganjuk) selanjutnya akan dijabarkan dalam anggaran rumah tangga. BAB VI STRUKTUR ORGANISASI, KEPENGURUSAN, DEWAN PENDIRI DAN KEKUASAAN TERTINGGI Pasal 11 STRUKTUR ORGANISASI STINK (Squad Tiger Riders Nganjuk) membentuk struktur organisasi yang terdiri dari Ketua Umum, Sekretaris, Bendahara dan lain-lainnya bila dianggap perlu dan akan diuraikan dalam pasal-pasal selanjutnya dan atau pasal tambahan, agar organisasi dapat berfungsi dan berjalan dengan baik sesuai dengan maksud, tujuan dan peran organisasi. PASAL 12 KEPENGURUSAN a. Kepengurusan STINK (Squad Tiger Riders Nganjuk) diangkat dari orang per orang yang telah menjadi anggota tetap STINK (Squad Tiger Riders Nganjuk) sesuai dengan anggaran rumah tangga STINK (Squad Tiger Riders Nganjuk) tentang Keanggotaan. Pengangkatan kepengurusan dilakukan sesuai dengan hasil Musyawarah Organisasi yang akan dijelaskan pada pasal selanjutnya b. Kepengurusan STINK (Squad Tiger Riders Nganjuk)dipegang dan dijalankan oleh pengurus inti yang terdiri dari seorang Ketua Umum, seorang Sekretaris dan Bendahara. c. Untuk membantu pengurus inti diatas, maka pengurus inti mempunyai hak dan wewenang penuh untuk mengangkat beberapa divisi yang dianggap perlu. PASAL 13 MASA BHAKTI KEPENGURUSAN Presiden (Ketua Umum) STINK dipilih untuk masa bhakti 2 (dua) tahun dan bisa/dapat dipilih kembali maksimal 2 periode.

8

Pasal 14 KEKUASAAN TERTINGGI Kekuasaan tertinggi STINK (Squad Tiger Riders Nganjuk) dipegang oleh Musyawarah Besar yang dijelaskan lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga dan atau pasal tambahan dan atau penjelasan. Pasal 15 PERSYARATAN PENGURUS 1. Menunjukan minat yang tinggi terhadap bidang/kegiatan otomotif. 2. Cakap/mampu dibidangnya, terbukti dan teruji mencintai Klub, mempunyai dedikasi tinggi untuk memajukan klub. 3. Bersedia dan patuh terhadap AD/ART STINK dan sanggup melaksanakan keputusan-keputusan organisasi/klub. 4. Bersedia dan sangup menjalankan serta aktif mengikuti kegiatan organisasi/klub. 5. Bersedia dan sanggup menjalin hubungan/kerja sama dengan sesama pengurus. 6. Mempunyai komitmen yang tinggi untuk BHTC.

Pasal 16 PERSYARATAN PRESIDEN 1. Mematuhi syarat-syarat seperti yang disebut Pasal 15. 2. Mempunyai jiwa kepemimpinan (leadership), berwibawa, tegas dan lugas/seimbang dalam mengambil keputusan dan berpikiran luas tentang otomotif dan organisasi/klub. 3. Untuk yang mencalonkan diri harus memiliki visi dan misi serta program kerja kedepan dan harus disampaikan dalam musyawarah besar BHTC dan diterima oleh peserta/anggota. 4. Berdomisili di Kabupaten Nganjuk.

Pasal 17 DEWAN PEMBINA DAN PENASEHAT / DPP 1. Dewan Pembina dan Penasehat/DPP adalah orang yang memenuhi syarat, Dewan Pendiri dan Eks. Ketua Umum yang masih aktif, diangkat dan diberhentikan oleh Musyawarah Besar BHTC. 2. Dewan Pembina dan Penasehat/DPP berwenang memberikan bimbingan, pembinaan, arahan nasehat kepada presiden STINK dan pengurus apabila di nilai tidak melaksanakan keputusan Musyawarah Besar, melakukan kesalahan maupun tidak mengindahkan ketentuan organisasi, baik diminta atau tidak.

BAB VI MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT Pasal 14 MUSYAWARAH BESAR BHTC 1. Musyawarah Besar BHTC dilaksanakan setiap 2 tahun sekali, atau terdapat surat pernyataan pelaksanaan Musyawarah besar sedikitnya dari 3/4 anggota tetap STINK. 2. Musyawarah Besar BHTC adalah permusyawaratan tertinggi organsisasi BHTC. 3. Wewenang dan ketentuan Musyawarah Besar BHTC diatur dalam ART BHTC. 4. Musyawarah Besar BHTC diselenggarakan untuk :9

a. Mendengarkan laporan pertanggung jawaban pengurus. b. Merumuskan dan menetapkan Program kerja untuk pengurus baru. c. Memilih Ketua Umum.

BAB VII KEUANGAN ORGANISASI DAN MANFAAT Pasal 15 KEUANGAN ORGANISASI Sumber Dana/Keuangan LATIC berasal dari : a. Iuran tetap dari Anggota STINK (Squad Tiger Riders Nganjuk). b. Hasil-hasil usaha dan atau kegiatan lain yang sah. c. Sumbangan dari pihak ketiga yang sah, halal dan sesuai dengan tujuan serta peran organisasi. Pasal 15 MANFAAT a. Keuangan organisasi STINK (Squad Tiger Riders Nganjuk) dapat dimanfaatkan untuk tujuan mendukung program-program STINK (Squad Tiger Riders Nganjuk) yang dianggap perlu. b. Program-program STINK (Squad Tiger Riders Nganjuk) bersifat Internal maupun eksternal, kegiatan sosial, Musyawarah besar dan kegiatan lain yang telah diagendakan dan mendapat persetujuan dari kepengurusan inti. BAB VIII ATRIBUT Pasal 20 BHTC mempunyai Atribut organisasi yang terdiri dari LOGO BHTC, PIN BHTC, BENDERA BHTC, SERAGAM ANGGOTA BHTC, TOPI BHTC, JAKET BHTC, ROMPI BHTC, DLL.

BAB IX PERUBAHAN ANGGARAN DASAR Pasal 16 PERUBAHAN ANGGARAN DASAR Perubahan anggaran dasar hanya dapat dilakukan dengan persetujuan 2/3 suara anggota dalam Musyawarah Besar. BAB IX PASAL TAMBAHAN DAN PENGESAHAN Pasal 17 PASAL TAMBAHAN Segala hal dan atau ketentuan yang belum diatur dalam anggaran dasar ini, akan diatur kemudian dalam bentuk pasal-pasal dan atau peraturan-peraturan dan atau ketentuan-ketentuan tambahan dan tidak bertentangan dengan maksud, tujuan dan peran organisasi. Pasal 18 PENGESAHAN10

Segala pasal-pasal dan atau peraturan-peraturan dan atau ketentuan-ketentuan tambahan sebagaimana dijelaskan dalam Bab IX pasal 17 diatas akan berlaku efektif setelah disahkan dalam Musyawarah Besar.

BAB I NAMA, SIFAT, BENTUK DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 NAMA

Organisasi ini Bernama B@NTEN HONDA TIGER CLUB, disingkat BHTC. Berdasarkan Akta Pendirian No : 19 tang 18 Juli 2003 dibuat notaris NY. HJ. MARCHAMAH AHMAD NURULHADIE, SH. Berkedudukan di Kabupaten Sera Propinsi Banten.

Pasal 2 SIFAT

1. BHTC bersifat INDEPENDENT dan NON POLITIK 2. BHTC bersifat kekeluargaan, gotong royong dan milik bersama sesuai dengan slogan DARI KITA UNTUK KITA

Pasal 3 BENTUK DAN TEMPAT KEDUDUKAN 1. 2. 3. 4.

BHTC di Deklarasikan tanggal 18 JUNI 1997 di CILEGON. BHTC suatu organisasi bermotor berdasarkan kesepakatan bersama. Mempunyai ruang lingkup Pusat dan Wilayah BHTC pusat berkedudukan di Ibu Kota Propinsi. BHTC Wilayah meliputi di wilayah-wilayah, yaitu Serang, Cilegon, Serang Timur, Pandeglang.

BAB II AZAS, TUJUAN DAN KEGIATAN Pasal 4 AZAS BHTC Berazaskan Pancasila

Pasal 5 TUJUAN DAN KEGIATAN

1. Menjalin persatuan dan kesatuan secara utuh. Berdasarkan Pancasila sila ke tiga Persatuan Indonesia. 2. Bahwa untuk mewujudkan tujuan tersebut dengan melaksanakan kegiatan Pendidikan, Pelatihan, Sosialis Sehingga menghasilkan manusia Indonesia yang bertakwa, cerdas, terampil, disiplin, bermoral dan kreatif, berakh mulia yang diridhoi Allah SWT.11

BAB III KEDAULATAN Pasal 6 Kedaulatan Organisasi BHTC ada pada anggota dan dilaksanakan sepenuhnya oleh MUSYAWARAH BESAR BHTC. BAB IV KEANGGOTAAN Pasal 7

1. Keanggotaan BHTC adalah perorangan yang memiliki, pengguna dan mencintai kendaraan sepeda motor roda d merek HONDA, Type/Jenis TIGER. 2. Ketentuan tentang keanggotaan selanjutnya diatur dalam anggaran rumah tangga BHTC.

BAB V KEPENGURUSAN Pasal 8 SUSUNAN PENGURUS

1. Dewan Pembina dan Penasehat (DPP) - Ketua, Sekretaris dan Anggota 2. Pengurus Pusat BHTC terdiri dari : a. Ketua Umum. b. Ketua Harian c. Sekretaris d. Bendahara e. Divisi-divisi lain (jika diperlukan) 3. Pengurus Wilayah BHTC terdiri dari : a. Ketua Wilayah b. Sekretaris. c. Bendahara e. Pengurus / Seksi lain menurut kebutuhan wilayah

Pasal 9 MASA BHAKTI KEPENGURUSAN

DPP, Pengurus Pusat dan Pengurus Wilayah dipilih untuk masa bhakti 2 (dua) tahun dan bisa/dapat dipilih kemb maksimal 2 periode.12

Pasal 10 PERSYARATAN PENGURUS 7. Menunjukan minat yang tinggi terhadap bidang/kegiatan otomotif. 8. Cakap/mampu dibidangnya, terbukti dan teruji mencintai Klub, mempunyai dedikasi tinggi memajukan klub. 9. Bersedia dan patuh terhadap AD/ART BHTC dan sanggup melaksanakan keputusan-keputusan organisasi/klub. 10. Bersedia dan sangup menjalankan serta aktif mengikuti kegiatan organisasi/klub. 11. Bersedia dan sanggup menjalin hubungan/kerja sama dengan sesama pengurus. 12. Mempunyai komitmen dan waktu yang cukup untuk BHTC.

Pasal 11 PERSYARATAN KETUA UMUM PENGURUS PUSAT

5. Mematuhi syarat-syarat seperti yang disebut Pasal 10. 6. Mempunyai jiwa kepemimpinan (leadership), berwibawa, tegas dan lugas/seimbang dalam mengambil keputu dan berpikiran luas tentang otomotif dan organisasi/klub. 7. Untuk yang mencalonkan diri harus memiliki, visi dan misi untuk program kerja kedepan dan harus disampaik dalam musyawarah besar BHTC dan diterima oleh peserta/anggota. 8. Berdomisili di Propinsi Banten.

Pasal 12 PERSYARATAN KETUA WILAYAH 1. Memenuhi syarat-syarat seperti yang disebut Pasal 10. 2. Memenuhi syarat-syarat seperti yang disebut pasal 11, ayat 2. 3. Berdomisili di wilayah tersebut.

Pasal 13 DEWAN PEMBINA DAN PENASEHAT / DPP

3. Dewan Pembina dan Penasehat/DPP adalah orang yang memenuhi syarat, Dewan Pendiri dan Eks. Ketua Um yang masih aktif, diangkat dan diberhentikan oleh Musyawarah Besar BHTC. 4. Dewan Pembina dan Penasehat/DPP berwenang memberikan bimbingan, pembinaan, arahan nasehat kepada Ke Umum dan pengurus apabila di nilai tidak melaksanakan keputusan Musyawarah Besar, melanggar dan tid mengindahkan ketentuan organisasi, baik diminta atau tidak.

BAB VI MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT Pasal 14 MUSYAWARAH BESAR BHTC 5. Musyawarah Besar BHTC dilaksanakan setiap 2 tahun sekali. 6. Musyawarah Besar BHTC adalah permusyawaratan tertinggi organsisasi BHTC.13

7. Wewenang dan ketentuan Musyawarah Besar BHTC diatur dalam ART BHTC. 8. Musyawarah Besar BHTC diselenggarakan untuk : a. Mendengarkan laporan pertanggung jawaban pengurus. b. Merumuskan dan menetapkan Program kerja untuk pengurus baru. c. Memilih Ketua Umum.

Pasal 15 MUSYAWARAH WILAYAH 1. Musyawarah wilayah dilaksanakan setiap 2 tahun sekali. 2. Musyawarah wilayah diselenggarakan untuk : a. Mendengarkan laporan pertanggungjawaban pengurus wilayah. b. Merumuskan dan menetapkan program kerja untuk pengurus baru. c. Memilih ketua wilayah

Pasal 16 MUSYAWARAH BESAR LUAR BIASA BHTC 1. Wajib dilaksanakan oleh pengurus pusat apabila diminta sedikitnya oleh 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota. 2. Wewenang dan ketentuan musyawarah besar luar biasa BHTC diatur dalam ART BHTC.

Pasal 17 RAPAT-RAPAT 1. Rapat kerja terdiri dari : a. Rapat kerja pusat/RAKERPUS. b. Rapat kerja wilayah/RAKERWIL. 2. Rapat Kerja diselenggarakan minimal 1 (satu) kali masa kepengurusan. 3. Wewenang dan Ketentuan Rapat Kerja diatur dalam ART BHTC.

BAB VII HUBUNGAN KELUAR Pasal 18

1. Hubungan keluar organisasi secara nasional dilakukan oleh pengurus pusat. Hubungan keluar organisasi antara l menghadiri undangan dari klub /organisasi lain diluar propinsi, atau dengan instansi pemerintah/lembaga lainnya. 2. Pengurus Wilayah dapat melakukan hubungan/kemitraan dengan instansi pemerintah/lembaga swasta didalam s propinsi dan wilayah bersangkutan, sepanjang hal tsb sesuai dengan kebijaksanaan Pengurus Pusat.

BAB VIII KEKAYAAN ORGANISASI BHTC Pasal 1914

1. Kekayaan organisasi diperoleh dari : a. Uang pangkal / uang pendaftaran Anggota Baru. b. Uang Iuran bulan Anggota. c. Sumbangan dari pihak lain, donator, sponsorship. d. Hasil usaha lain yang sah dan tidak melanggar ketentuan /Peraturan organisasi. 2. Hal-hal lain mengenai kekayaan organisasi lebih lanjut diatur dalam ART BHTC.

BAB IX ATRIBUT Pasal 20

BHTC mempunyai Atribut organisasi yang terdiri dari LOGO BHTC, PIN BHTC, BENDERA BHTC, SERAGA ANGGOTA BHTC, TOPI BHTC, JAKET BHTC, ROMPI BHTC, DLL.

BAB X PERUBAHAN ANGGARAN DASAR BHTC Pasal 21

Perubahan Anggaran Dasar BHTC dapat dilakukan dalam musyawarah besar BHTC, untuk keperluan ini telah direncanak dan dirumuskan dengan beberapa pertimbangan dan kepentingan, dan telah diusulkan serta disetujui oleh 2/3 (dua perti jumlah anggota.

BAB XI PEMBUBARAN ORGANISASI Pasal 22

1. Organisasi BHTC hanya dapat dibubarkan oleh Musyawarah Luar Biasa BHTC, dan diadakan/diselenggarak khusus itu, diusulkan dan dihadiri oleh 2/3 (dua pertiga) jumlah anggota. 2. Keputusan dan tatacara penyelesaian pembubaran adalah sah apabila disetujui oleh 2/3 + 1 (dua pertiga ditamb satu) dari peserta yang hadir.

BAB XII PENUTUP Pasal 23 Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini, akan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga BHTC.

DITETAPKAN DI : SERANG TANGGAL : 27 Maret 2011

15

MUSYAWRAH BESAR KE VIII TAHUN 2011 B@NTEN HONDA TIGER CLUB

PIMPINAN SIDANG : Ketua Sekretaris Anggota Anggota Anggota : Wisnu Zaeni : Fathul Muin : Asep B.A : Hasmui : Hapi. S

ANGGARAN RUMAH TANGGA

BAB I BENTUK DAN RUANG LINGKUP ORGANISASI

Pasal 1

Organisasi BHTC (B@nten Honda Tiger Club) ini berbentuk kesatuan, berstatus badan hukum Indonesia yang mempun ruang lingkup propinsi.

BAB II KEANGGOTAAN

Pasal 2 STATUS DAN SYARAT ANGGOTA

1. Anggota adalah setiap orang yang telah diterima menjadi anggota BHTC. 2. Syarat syarat anggota : a. Mengisi Formulir keanggotaan dan memenuhi ketentuan yang ditetapkan organisasi. b. Bersedia mengikuti acara pelantikan Anggota Baru. c. Bersedia mentaati, mematuhi AD/ART BHTC. d. Tidak terlibat narkoba, bukan dalam status tersangka secara hukum. e. Memiliki/menggemari sepeda motor HONDA TIGER dengan STNK sah dan masih berlaku, se mempunyai SIM. f. Melampirkan Surat Izin Orang Tua bagi pelajar.

16

Pasal 3 KEWAJIBAN ANGGOTA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Mentaati semua ketentuan organisasi dan bertindak sesuai dengan AD/ART BHTC. Melakukan registrasi ulang setiap tahun. Membayar Uang Pangkal/Pendaftaran dan iuran bulanan. Mengikuti kegiatan/acara wajib organisasi. Menghadiri musyawarah besar BHTC, dan rapat-rapat lainnya. Melaksanakan semua keputusan yang ditetapkan dalam musyawarah besar BHTC dan Musyawarah Wilayah. Memelihara, memajukan dan mengembangkan kegiatan BHTC. Menjaga dan memelihara nama baik organisasi BHTC. Kendaraan bermotor dilengkapi dengan dokumen/surat-surat yang sah dan asli (STNK dan BPKB), pajak kendara bermotor selalu dilunasi/hidup, mentaati peraturan lalulintas dan tidak ugal-ugalan, sopan santun berkendara. 10. Setiap anggota yang keluar dari keanggotaan BHTC diwajibkan mengembalikan atribut BHTC (KTA, Seragam, D dan dapat memilikinya dengan rekomendasi dari ketua Umum dan DPP

Pasal 4 HAK ANGGOTA 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Berbicara dan memberikan Hak Suara dalam Musyawarah Besar BHTC dan Musyawarah Wilayah. Memilih dan dipilih menjadi pengurus. Membela diri, untuk tujuan klarifikasi dan menjaga nama baik pribadi dengan alasan/fakta yang lugas dan wajar. Mendapatkan perlindungan yang berkaitan dengan organisasi dan tidak bertentangan dengan peraturan pemerintah Mendapatkan KTA (Kartu Tanda Anggota) BHTC. Mendapatkan fasilitas lain di organisasi, mendapatkan seragam BHTC dan memakainya untuk acara organisasi, d atribut-atribut lainnya. Pasal 5 KEHILANGAN KEANGGOTAAN

1. Setiap anggota akan gugur/kehilangan status keanggotaannya, karena : a. Meninggal dunia. b. Atas permintaan sendiri dengan mengundurkan diri secara tertulis. c. Diberhentikan/dipecat karena menyimpang/melanggar ketentuan dan peraturan organisasi, mencemark nama baik organisasi dan tidak mematuhi AD/ART BHTC. d. Terkena sanksi pidana kejahatan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. e. Terlibat menggunakan/memakai Narkoba. Pasal 6 TINDAKAN DISIPLIN

1. Tindakan disiplin tertulis kepada anggota diberikan dengan tahapan : a. Surat Peringatan I dan II (SPI dan SPII). b. Surat Pemecatan/pemberhentian keanggotaan. 2. Tindakan bisa langsung dikeluarkan surat Pemecatan apabila dinilai dengan fakta telah memenuhi yang terse dalam pasal 5 diatas, butir C,D dan E. BAB III ORGANISASI DAN KEPENGURUSAN

17

Pasal 7 SYARAT ORGANISASI 1. BHTC PUSAT adalah organisasi BHTC untuk seluruh wilayah se Propinsi Banten. 2. BHTC WILYAH adalah BHTC untuk tingkat wilayah. Pasal 8 FUNGSI PENGURUS 1. PENGURUS PUSAT BHTC a.

Memimpin dan mejalankan semua kebijaksanaan/ketentuan organisasi BHTC sebagai amanat Musyawa Besar BHTC, Rapat Kerja Pusat/RAKERPUS, serta semua keputusan yang ditetapkan organisasi, termasuk p mengawasi pelaksanaannya.

b. Menyelenggarakan Musyawarah Besar BHTC dan Rapat Kerja PUSAT/RAKERPUS. c. Menyusun, merumuskan dan menjalankan Program Kerja berdasarkan keputusan Musyawarah Besar BHTC.

d. Menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan tata tertib, disiplin dan pengembangan kwalitas SDM angg BHTC. e. f. Bertanggung jawab dalam rekruitmen anggota baru. PENGURUS WILAYAH BHTC. a.

Sama seperti yang tercantum dalam pasal 8, ayat 1 diatas, hanya dalam pengertian tingkat kerja wilaya

b. Mempunyai wewenang penuh untuk menyelenggarakan/mengikuti event tingkat wilayah, sepanjang tid bertentangan dengan program kerja pusat dan telah dikoordinasikan dengan ketua umum dan pengu pusat. BAB IV TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENGURUS Pasal 9 PENGURUS PUSAT

1. KETUA UMUM a. Memimpin dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pengurus pusat. b. Menetapkan kebijakan umum berdasarkan ketetapan Musyawarah Besar BHTC dan Rapat Kerja Pu dengan berlandaskan AD/ART BHTC. c. Mengambil keputusan-keputusan organisasi demi lancarnya program kerja pusat. d. Sepenuhnya bertanggung jawab kepada Musyawarah Besar BHTC. 2. KETUA HARIAN

a. Melaksanakan/menjalankan tugas-tugas Ketua Umum, apabila diminta atau ketua umum berhalangan. b. Membantu saran dan pendapat kepada Ketua Umum atas semua pelaksanaan kegiatan/kebijakan organisasi c. Sepenuhnya bertanggung jawab kepada Ketua Umum. 3. SEKRETARIS

a. Menjalankan fungsi kesekretariatan dan administrasi organisasi BHTC. b. Mengkoordinasikan hubungan kerja administrasi kepada seluruh pengurus Pusat dan Wilayah, termas distribusi surat dari dalam dan luar organisasi. c. Berhak menandatangani surat-surat.18

d. Sepenuhnya bertanggung jawab kepada Ketua Umum

4. BENDAHARA a. Menyusun anggaran dan mengelola keuangan organisasi. b. Menyusun system dan procedure arus kas masuk dan keluar, merancang system keuangan untuk likuidi oragnisasi. c. Membuat laporan keuangan secara periodic. d. Sebagai bidang dana, merancang dan membuat system sumber keuangan lain un organisasi/mengoptimalkan usaha-usaha lain yang sah dan tidak mengikat. e. Sepenuhnya bertanggung jawab kepada Ketua Umum

5. DIVISI LAIN-LAIN Pasal 10 PENGURUS WILAYAH 1 KETUA WILAYAH.

a. Memimpin dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan baik dari pusat maupun wilayah. b. Menetapkan kebijakan umum organisasi berdasarkan ketetapan Musyawrah wilayah dan rapat kerja wilay dengan berdasarkan AD/ART BHTC. c. Selalu melakukan koordinasi dengan ketua umum dan pengurus pusat dalam pembinaan, pemberdayaan d pengembangan anggota, program kerja organisasi dan kegiatan lain organisasi. d. Sepenuhnya bertanggung jawab kepada Musyawarah Wilayah dan Ketua Umum. 2. SEKRETARIS WILAYAH

a. Menjalankan fungsi kesekretariatan dan administrasi organisasi tingkat wilayah. b. Mengkoordinasikan hubungan kerja administrasi kepada pengurus dan anggota wilayah, pengurus pusat, d menjalankan distribusi surat-menyurat. c. Sepenuhnya bertanggung jawab kepada ketua wilayah. 3. BENDAHARA WILAYAH.

a. Menyusun anggaran dan mengelola keuangan wilayah, membuat laporan/rekapitulasi bulanan iuran angg kepada bendahara pusat, membukukan arus kas wilayah. b. Membuat laporan keuangan wilayah secara periodik. c. Sepenuhnya bertanggung jawab kepada ketua wilayah. BAB V MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT

Pasal 11 MUSYAWARAH BESAR BHTC

1. Musayawarah besar BHTC adalah pemegang kedaulatan tertinggi organisasi, yang diselenggrarakan setiap 2 (d tahun sekali. 2. Peserta Musyawarah Besar BHTC adalah : a. Dewan Pembina dan Penasehat/DPP. b. Pengurus Pusat. c. Seluruh anggota BHTC. 3. Pimpinan sidang dipilih oleh/dari peserta Musyawarah Besar BHTC dari unsur anggota BHTC. 4. Seluruh anggota BHTC mempunyai hak Bicara dan Hak Suara.19

5. Tugas musyawarah besar BHTC adalah :

a. Mendengarkan dan menilai laporan bertanggungjawaban pengurus pusat. b. Membuat, merumuskan menetapkan dan mengesahkan program kerja kedepan dan ketetapan-ketetap organisasi. c. Menyempurnakan, menetapkan dan mengesahkan AD/ART BHTC jika diperlukan dan mendesak un dilakukan perubahan/penyempuranaan. d. Memilih dan menetapkan Ketua Umum serta menetapkan Dewan Pembina dan Penasehat/DPP. e. Mereka yang terpilih, sekaligus sebagai TIM FORMATUR untuk memilih personalia pengurus pusat ya lain, selambat-lambatnya 15 (Lima belas) hari setelah musyawarah besar BHTC. Pasal 12 PRA MUSYAWARAH BESAR

Sebelum musyawarah besar BHTC, ditetapkan panitia pelaksana MUBES BHTC yang setelah itu membuat undangan PR MUBES BHTC untuk merumuskan rancangan jadwal acara, tatatertib sidang, program kerja, ketetapan/agenda lain ya akan ditetapkan dan disahkan dalam musyawarah besar BHTC, menyusun anggaran biaya MUBES BHTC, keaman undangan, tempat dan waktu pelaksanaan.

Pasal 13 MUSYAWARAH BESAR LUAR BIASA BHTC

1. Diselenggarakan untuk membahas dan membicarakan masalah-masalah yang menurut sifatnya mendesak d penting, untuk membahas masalah penyelewengan yang dilakukan ketua umum dan pengurus pus diminta/diusulkan oleh 2/3 (dua pertiga) jumlah anggota yang sekaligus menilai permasalahan tersebut tidak da ditangguhkan sampai pada musyawarah besar BHTC berikutnya. 2. Bentuk, ketentuan dan wewenang sama seperti yang berlaku dalam musyawarah besar BHTC. Pasal 14 MUSYAWARAH WILAYAH

1. Musyawarah wilayah adalah pemegang tertinggi kedaulatan organisasi tingkat wilayah, diselenggarakan setiap (dua) tahun sekali. 2. Peserta musyawarah wilayah adalah : a. Pengurus pusat b. Pengurus wilayah c. Anggota dari wilayah tersebut 3. Bentuk, ketentuan dan wewenang sama seperti yang berlaku dalam musyawarah besar BHTC. Pasal 15 MUSYAWARAH WILAYAH LUAR BIASA Bentuk, ketentuan dan wewenang sama seperti yang berlaku dalam musyawarah besar luar biasa BHTC. Pasal 16 RAPAT KERJA PUSAT/RAKERPUS

1. Adalah rapat kerja pengurus pusat, untuk mengevaluasi program kerja tahunan/yang diamanatkan pada muyawa besar BHTC. 2. Peserta Rapat Kerja Pusat adalah : a. Dewan Pembina dan Penasehat/DPP. b. Pengurus Pusat. c. Pengurus Wilayah.20

3. Pimpinan Sidang RAKERPUS adalah dari pengurus pusat. 4. Tugas RAKERPUS adalah :

a. Menilai dan mengevaluasi kinerja pengurus pusat dalam pelaksanaan program kerja tahunan BHTC. b. Membahas, menilai, menyempurnakan dan menetapkan SURAT KEPUTUSAN KETUA UMUM tenta personalia pengurus pusat. c. Hal-hal lain yang dianggap perlu. Pasal 17 RAPAT KERJA WILAYAH/RAKERWIL Bentuk, ketentuan dan wewenang sama seperti yang berlaku dalam rapat kerja pusat/RAKERPUS Pasal 18 TATACARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. Pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah untuk mencapai mufakat, dan apabila hal itu tidak berha maka dilakukan dengan suara terbanyak/voting. 2. Musyawarah dan rapat, dianggap sah dan dapat dilanjutkan pelaksanannya apabila dihadiri oleh setengah plus sa (1/2+1) dri jumlah anggota/undangan yang mempunyai hak suara. BAB VI SUMBER KEKAYAAN ORGANISASI Pasal 19 Sumber kekayaan organisasi BHTC di peroleh dari : 1. Donatur dan simpatisan yang tidak mengikat. 2. Usaha-usaha lain yang sah dan tidak bertentangan dengan ketentuan organisasi. pengawalan/keamanan kendaraan bermotor, event organizer, kemitraan/sponshorship. 3. penjualan atribut organisasi. BAB VII ATRIBUT, LOGO DAN LAMBANG ORGANISASI Pasal 20

Termasuk

j

1. Atribut BHTC adalah seragam/uniform yang sudah ditetapkan bersama seperti baju BHTC, Logo, Lambang di jak Lambang di topi dan hal-hal lain yang akan ditentukan kemudian. 2. Logo BHTC adalah gambar macan berwarna hitam terletak ditengah lingkaran berbentuk oval dan berwarna mer dibawah kepala macan ada tulisan BHTC berwarna putih. 3. Hal-hal lain tentang lambang BHTC akan ditentukan pada bagian lain dari AD/ART BHTC ini. BAB VIII PENUTUP Pasal 21 PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Perubahan Anggaran Rumah Tangga BHTC dapat dilakukan dalam muyawarah besar BHTC, untuk keperluan ini te direncanakan dan dirumuskan dengan beberapa pertimbangan dan kepentingan, dan telah diusulkan serta disetujui oleh (dua pertiga) jumlah anggota.21

Pasal 22 LAIN - LAIN

1. Hal-hal lain yang belum diatur dalam anggaran rumah tangga ini akan diatur lebih lanjut dalam peratu organisasi/PO dan ketentuan-ketentuan lain yang akan/telah dibuat. 2. Pada AD/ART BHTC ini, terdapat lampiran I tentang KODE ETIK BHTC. DITETAPKAN DI : SERANG TANGGAL : 27 Maret 2011

MUSYAWRAH BESAR KE VIII TAHUN 2011 B@NTEN HONDA TIGER CLUB PIMPINAN SIDANG : Ketua Sekretaris Anggota Anggota Anggota : Wisnu Zaeni : Fathul Muin : Asep B.A : Hasmui : Hapi. S

22