AGORAFOBIA TANPA RIWAYAT GANGGUAN PANIK
PENDAHULUANArti harfiah dari agorafobia adalah rasa takut akan keramaian atau tempat terbuka.
Secara lebih khusus agorafobia menunjukkan ketakutan akan terperangkap dan cara yang
mudah untuk terlepas bila kecemasan menghilang. (6). Pasien dengan agorafiobia secara kaku
menghindari situasi dimana akan sulit untuk mendapatkan bantuan. Mereka lebih suka
disertai oleh seorang teman atau anggota keluarga di tempat-tempat tertentu seperti jalanan
yang sibuk, toko yang padat, ruang tertutup (seperti terowongan, jembatan, dan elevator),
dan kendaraan tertutup(seperti kereta bawah tanah, bus, dan pesawat udara). Pasien mungkin
memaksa bahwa harus ditemani tiap kali mereka keluar rumah. (1,2,5,6,8,9,10,11,12,13,14,15)
Beberapa orang menderita agorafobia setelah mengalami serangan panik dari salah
satu kegiatan di atas. Yang lainnya hanya merasakan tidak nyaman dan tidak pernah
merasakan serangan panik.(6).
DEFINISIPada dasarnya agorafobia tanpa riwayat gangguan panik hampir sama dengan
agorafobia dengan riwayat ganggguan panik, kecuali fokus dari ketakutannya terletak pada
ketidakmampuan atau gejala-gejala panik yang sangat memalukan atau tanda-tanda serangan
tertentu daripada serangan panik sepenuhnya. (3).
INSIDEN
Setiap periode 6 bulan telah terdiagnosis agorafobia pada 3,8% wanita dariapada
pria.Umumnya terdapat pada wanita usia antara 18-35 tahun dan jarang terjadi pada usia 40
tahun. (6).
GAMBARAN KLINIS
Agorafobia yang murni adalah seseorang yang tidak pernah didiagnosa dengan
gangguan serangan panik. Gejala-gejala klinisnya lebih seperti ketakutan yang menyebabkan
pusing, diare, tidak mampu untuk menahan kencing dari pada gejala penuh dari kriteria
1
serangan panik. Dari begitu banyak diagnosa lainnya, gejala-gejalanya tidak dapat dinilai
dari kondisi medis atau penggunaan dari suatu obat untuk medikasi. (5)
DIAGNOSA
Berdasarkan PPDGJ III, semua kriteria dibawah ini harus dipenuhi untuk diagnosis
pasti;
a. Gejala psikologis, perilaku adalah otonomik yang timbul harus merupakan
manifestasi primer dari anxietasnya dan bukan sekunder dari gejala-gejala lain seperti
misalnya waham adalah pikiran obsesif.
b. Anxietas yang timbul harus terbatas pada(terutama terjadi dalam hubungan dengan)
setidaknya 2 dari situasi berikut; banyak orang/keramaian, tempat umum, berpergiaan
keluar rumah dan berpergiaan sendiri.
c. Menghindari situasi fobik harus atau sudah merupakan gejala-gejaa yang
menonjol(penderita menjadi house-band). (16)
Sedangkan krieria diagnostik untuk agorafobia tanpa riwayat gangguan panik
berdasarkan DSM IV :
a. adanya agorafobia berhubungan dengan rasa takut mengalami gejala mirip
panik misalnya pusing atau diare.
b. tidak pernah memenuhi kriteria untuk gangguan panik
c. gangguan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya
obat yang disalahgunakan, medikasi atau suatu kondisi umum.
d. jika ditemukan suatu kondisi medis umum yang berhubungan dengan rasa
takut yang dijelaskan dalam kriteria a jelas melebihi dari apa yang biasanya
berhubungan dengan kondisi. (1,2,3,5)
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding untuk agorafobia tanpa suatu riwayat gangguan panik adalah
semua gangguan medis yang dapat menyebabkan kecemasan atau depresi. Diagnosis
banding psikiatrik adalah gangguan depresif berat, skizofrenia, gangguan kepribadiaan
paranoid, gangguan kepribadian menghindar dan gangguan kepribadian dependen. (3)
PENATALAKSANAAN
1. Psikoterapi
2
Terapi pemaparan ; dengan bantuan seorang ahli, penderita mencari,
mengendalikan dan tetap berhubungan dengan apa yang ditakutinya sampai
kecemasannya secara perlahan berkurang karena sudah terbiasa dengan
keadaan tersebut (proses ini disebut habituasi). Terapi pemaparan telah
membantu lebih dari 90% penderita yang menjalankannya secara rutin. (6)
Terapi kognitif dan perilaku
Latihan pernafasan
Terapi keluarga, dll. (1)
2. Farmakoterapi
Kepada penderita yang mengalami depresi berat diberikan obat anti depresan.(6)
PERJALANAN PENYAKIT DAN PROGNOSIS
Sebagian besar kasus agorafobia diperkirakan disebabkan oleh gangguan panik. Jika
gangguan panik diobati, agorafobia seringkali membaik dengan berjalannya waktu. Untuk
mendapatkan reduksi agorafobia yang cepat dan lengkap, terapi perilaku kadang-kadang
diperlukan. Agorafobia anpa riwayat panik seringkali menyebabkan ketidakberdayaan dan
kronis. Gangguan depresi dan ketergantungan alkohol seringkali mengkomplikasikan
perjalanan agorafobia.(1)
DAFTAR PUSTAKA
3
1. Kaplan H, Agorafobia Tanpa Riwayat Gangguan Panik, Sinopsis Psikiatri, Editor
Dr.I. made W,Ed 7, Jakarta.
2. Kaplan & Saddor’s,Agorafobia Without Panic Disorder,Synopsis of Psychiarriy, 19th
edition.
3. American Psychiatric Association, Agoraphobia Without Panic Disorder, DSM-
IV,4th edition, Washington DC.
4. Ebert MH, loosen,Nurcambe, Agoraphobia Without Panic Disorder,Current
Diagnosis & Treatment In psychiatry, Tennnese USA.
5. Available at /htpp,www,emedicine.com,accessed 04 September 2005
6. Available at /htpp,www,medicastore.com,accessed 04 September 2005
7. Goldberg.D,Benjamin,S.Creed.F,Psychiatry In Medical Practice, 2nd edition,London
& New York.
8. W.B.Saunders company, Modern Clinical Psychiatry,10th edition,Philadelphia,
London,Tokyo,1982.
9. Rose.N DB,Essential Psychiatry, 2nd Edition.
10. Cameron, Pioye,Davies, Psychiatry, Editor Dan harton-Szar,2 nd edition.
11. Toy,Klamen, Case Files Psychiatry.
12. Stuart G W, Larai MT, Principles and Practice Of Psychiatry Nursing,6 th Edition.
13. Cummings. J.L,Mega.MS, Neuropsychiatry and Behavioral Neuroscience.
14. Available at /htpp,www,google.com,accessed 04 September 2005
15. Maramis WF,Ilmu Kedokteran Jiwa,Universitas Airlangga,Surabaya.
16. Maslim Rusdi,Dr.,Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ III,Universitas Kristen Atma
Jaya,Jakarta 2001.
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN 1
4
DEFINISI 1
INSIDEN 1
GAMBARAN KLINIS 1
DIAGNOSA 2
DIAGNOSA BANDING 2
PENATALAKSANAAN 3
PERJALANAN PENYAKIT & PROGNOSIS 3
DAFTAR PUSTAKA 4
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA
FAKULTASKEDOKTERAN REFARAT
5
UNIVERSITAS HASANUDDIN SEPTEMBER 2005
AGORAFOBIA TANPA RIWAYAT GANGGUAN PANIK
Oleh :
YUNITA LATIF1102000008
Pembimbing :dr.Theodorus Singara ,Sp.KJ
Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepanitraan Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
MAKASSAR2005
6