MAKALAH
PEMBUATAN ANTENA HORN UNTUK JARINGAN WIRELLES ATAU
APLIKASI 2,4 GHZ
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata pelajaran instalasi WAN
OLEH
ALAN SURYA WINATA
111009393
BERRYL TEGUH ARGA PANJI PRABOWO
111009396
TINGKAT III
TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1
CIMAHI
2013
1 | P a g e
KATA PENGANTAR
Alhamdullilahirobbil ‘alamin, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah
SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Pembuatan antenna HORN untuk aplikasi jaringan wireless atau
aplikasi 2.4 GHZ” ini.
Adapun proposal ini kami buat ialah untuk memenuhi salah satu tugas mata
pelajaran Instalasi WAN yang diberikan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu baik itu dari orang tua, teman, dan guru.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan dan kesalahan yang terdapat didalamnya, baik dari segi
penggunaan bahasa, penempatan kata – kata maupun isi dari makalah ini.
Akhir kata kami mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang
kami lakukan.
Cimahi, 28 November 2013
Penyusun
2 | P a g e
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................................... 3
1.1. Latar belakang masalah ............................................................................................. 3
1.2. Tujuan ....................................................................................................................... 4
1.3. Pembatasan masalah ................................................................................................. 4
BAB 2 LANDASAN TEORI .................................................................................................... 4
2.1. Antenna ..................................................................................................................... 4
2.2. Antenna horn ............................................................................................................. 8
2.3. Pola radiasi ................................................................................................................ 9
2.4. Gain Antena .............................................................................................................. 9
2.5. HPBW ..................................................................................................................... 10
2.6. Side lobe level ......................................................................................................... 11
BAB 3 TAHAPAN PEMBUATAN ...................................................................................... 12
3.1. Dasar teori pembuatan ............................................................................................ 12
3.2. Mekanisme pembuatan ........................................................................................... 12
3.3. Alat dan bahan ........................................................................................................ 27
3.4. Rincian Biaya .......................................................................................................... 28
3.5. Gambar desain antenna ........................................................................................... 28
3.6. Proses pembuatan .................................................................................................... 29
BAB 4 PENUTUP ................................................................................................................. 29
4.1. Kesimpulan ............................................................................................................. 30
4.2. Saran ....................................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 32
3 | P a g e
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang masalah
Perkembangan tekonologi informasi sekarang ini mengalami
peningkatan yang sangat pesat, dan kebutuhan akses internet sekarang ini
semakin meningkat di kalangan perkantoran, pendidikan, pemerintahan, bisnis
dan rumahan. Perkembangan ini cenderung mengarah pada peningkatan
kecepatan kerja dan efisiensi. Artinya dengan adanya peralatan dan komponen
pendukung di gunakan dalam melayani para pengguna teknologi tersebut
dengan harga komponen yang relatif murah dapat meningkatkan pengguna
teknologi di kalangan masyarakat.
Banyak terdapat antenna yang bisa digunakan untuk meningkatkan
kecepatan sebuah sinyal dengan berbagai frekuensi yang berbeda beda.
Performa antenna yang baik dan jangkauan antenna yang luas memang selalu
di cari orang dalam rangka mendapatkan sinyal, baik itu sinyal hotspot atau pun
sinyal lainnya. Oleh karena itu, perlu adanya suatu alat untuk penerima sinyal
dan pemancar sinyal tersebut.
Pembuatan antenna horn ini kami dasarkan atas beberapa aspek
pendukung yang menurut kami menjadi suatu kelebihan yang nantinya akan
dimiliki oleh antenna horn ini. Antenna horn ini masih banyak digunakan oleh
masyakarat dalam system komonikasi gelombang mikro karena antenna ini
memiliki gain yang tinggi, VSWR yang rendah, lebar pita yang relataif besar,
dan sepertinya mudah untuk dibuat .
Alasan lain kami memilih antenna horn ini di karenakan bentuknya
yang seperti terompet yang biasa kita lihat pada tahun baru tapi ini dalam
bentuk persegi. Serta konsepnyua yang seperti antenna kaleng, dimana antenna
kaleng hanyalah mendaur ulang fungsi kaleng tersebut yang tadinya berfungsi
sebagai membungkus/mengkemas produk tetapi kami menjadikannya sebagai
penguat sinyal.
4 | P a g e
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan antenna ini adalah :
a. Siswa dapat mengimplementasi’an setiap tipe antenna yang akan
dibuat
b. Siswa dapat membuat antenna dengan kalkulasi yang di lakukan
sendiri
c. Mengetahui bagaimana cara antenna bekerja yang dibuat dari awal
d. Siswa dapat mengukur gain, beamwidth, polarisasi dan pola radiasi
e. Siswa dapat memilih bahan antenna yang baik untuk sinyal
f. Untuk memenuhi nilai Instalasi WAN
1.3. Pembatasan masalah
Dalam pembuatan laporan antenna ini agar pembahasan tidak
menyimpang dari pembahasan praktek yang kami lakukan, kami membatasi
masalah sebagai berikut :
a. Bahan yang baik untuk antenna
b. Gain, beamwidth, polarisasi dan pola radiasi pada antenna horn
c. Proses pembuatan antenna horn
d. Bagaimana antenna horn dapat terjadi
e. Formulasi dalam antenna horn yang baik dan benar
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Antenna
Antenna adalah alat untuk mengrimi dan menerima gelombang
elektromagnetik, bergantung kepada pemakainan dan penggunaan
5 | P a g e
frekuensinya, antenna bisa berwujud berbagai bentuk, mulai dari seutas kabel,
dipole, ataupun yagi. Antenna adalah alat pasif tanpa catu daya (power), yang
tidak bisa meningkatkan kekuatan sinyal radio, dia seperti reflector pada lampu
senter, membantu menkonstrasi dan memfokuskan sinyal.
Fungsi dari antenna itu sendiri adalah untuk mengubah sinyal listrik menjadi
sinyal elektromagnetik, lalu meradiasikannya (pelepasan energy
electromagnetic ke udara/ ruang bebas). Dan sebaliknya pula antana juga dapat
berfungsi untuk menerima sinyal electromagnetic ( penerima energy
electromagnetic dari ruang bebas) dan mengubahnya menjadi sinyal listrik.
Pada radar atau system komunikasi satelit, sering dijumpai sebuah antenna yang
melakukan kedua fungsi (peradiasi dan penerima) sekaligus, namun, pada
sebuah teleskop radio antenna hanya menjalankan fungsipenerimasaja.
Jenis antenna :
1. Antenna grid
Antenna ini merupakan salah satu antenna wifi yang popular, sudut pola
pancaran antenna ini lebih focus pada titik tertentu sesuai pemasangannya
Komponen penyusunya yaitu :
1. Reflector
2. Pole
3. Jumper, fungsinya menghubungkan antenna dengan radio
Antenna ini ada2 macam dengan frekuensi yang berbeda yaitu : 5.8 dan 2.4
Ghz perbedaan terdapat pada polenya
6 | P a g e
Gambar 2.1.1 gambar antenna grid
2. Antenna sectoral
antena sectoral hampir mirip dengan antena omnidirectoral,yang juga di
gunakan untuk access point to serve a point-to-multi-point (P2MP)
links.dapat menampung hingga 5 client.beberapa antena sectoral di buat
tegak lurus dan ada juga yang horizontal.
3. Antenna Flat
fungsinya sama seperti antena grid yaitu memfokuskan ke satu titik.antena
ini hanya di gunakan untuk jarak yang dekat dan tidak untuk jarak yang
jauh,karena frequency nya kecil
4. Antenna Rocket
Fungsi nya point-to-point memiliki jangkauan sinyal yang jauh,produk
wireless ubiquiti.menggunakan radio rocket M5,cara settinganya
menggunakan browser.
Antena Rocket 30 dBi 5,8 Ghz
5. Antenna omni directional
7 | P a g e
antena omnidirectoral yaitu jenis antena yang memiliki pola pemancaran
sinyal ke segala arah dengan daya sama,untuk menghasilkan cakupan area
yang luas, antena dengan daya sistem yang memancar secara seragam
dalam satu pesawat dengan bentuk pola arahan dalam bidang tegak lurus.
Antena ini akan melayani atau hanya memberi pancaran sinyal pada
sekelilingnya atau 360 derajat.
6. Antenna parabolic
Antena Parabolik (Solid Disc) : memiliki fungsi dan frekuansi yang sama
dengan antena grid, tetapi antena ini memiliki jangkauan lebih jauh dan
lebih fokus dibandingkan antena Grid. Antena Solid Disc biasanya
digunakan untuk aplikasi point to point jarak jauh.
7. Antenna yagi
Antena Yagi adalah jenis antena radio atau televisi yang diciptakan oleh
Hidetsugu Yagi. Antena ini dilengkapi dengan pengarah dan pemantul
8 | P a g e
yang berbentuk batang. Antenna Yagi terdiri dari tiga bagian, yaitu:
Driven adalah titik catu dari kabel antenna, biasanya panjang fisik driven
adalah setengah panjang gelombang dari frekuensi radio yang dipancarkan
atau diterima.
Antena Yagi
Reflektor adalah bagian belakang antenna yang berfungsi sebagai
pemantul sinyal,dengan panjang fisik lebih panjang daripada
driven.Director adalah bagian pengarah antena, ukurannya sedikit lebih
pendek daripada driven. Penambahan batang director akan
2.2. Antenna horn
Antena Horn merupakan salah satu antena microwave [1] yang
digunakan secara luas, antena ini muncul dan digunakan pada awal tahun 1800-
an.Walaupun sempat terabaikan pada tahun 1900-an, antenna. Horn digunakan
9 | P a g e
kembali pada tahun 1930-an. Antena horn banyak dipakai sebagai pemancar
untuk satelit dan peralatan komunikasi di seluuh dunia, antena Horn merupakan
bagian dari passed array gain antenna. Penggunaan yang luas merupakan
pengaruh dari kemudahan pembuatan antena Horn dan kekuatan gain yang
besar serta kemampuan daya total dalam memancarkan gelombang
elektromagnetik sehingga antena Horn ini banyak dipakai. Antena Horn dapat
dibagi menjasi tiga jenis yaitu;
1. Antena Horn sektoral bidang-E
2. Antena Horn sektoral bidang-H dan
3. Antena Horn Piramid
2.3. Pola radiasi
Pola radiasi (radiation pattern) merupakan salah satu parameter penting
dari suatu antena. Parameter ini sering dijumpai dalam spesifikasi suatu antena,
sehingga pembaca dapat membayangkan bentuk pancaran yang dihasilkan oleh
antena tersebut. Dalam hal ini, maka pola radiasi disebut juga pernyataan secara
grafis yang menggambarkan sifat radiasi dari antena (pada medan jauh) sebagai
fungsi dari arah dan penggambarannya dapat dilihat pada diagram pola radiasi
yang sudah diplot sesuai dengan hasil pengukuran sinyal radiasi dari suatu
antena.
2.4. Gain Antena
Gain antena (Gt) dapat dihitung dengan menggunakan antena lain
sebagai antena yang standard atau sudah memiliki gain yang standard (Gs).
10 | P a g e
Dimana membandingkan daya yang diterima antara antena standard (Ps) dan
antena yang akan diukur (Pt) dari antena pemancar yang sama dan dengan daya
yang sama.
2.5. HPBW
HPBW adalah sudut dari selisih titik-titik pada setengah pola daya
dalam main lobe, yang dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut :
HPBW = | Ө HPBW left - Ө HPBW right
Dengan Ө HPBW left dan Ө HPBW right: titik-titik pada kiri dan kanan dari
main lobe dimana pola daya mempunyai harga ½ .Seringkali dibutuhkan
antena yang mempunyai pola radiasi broad side atau end fire. Suatu antena
broad side adalah antena dimana pancaran utama maksimum dalam arah normal
terhadap bidang dimana antena berada. Sedangkan antena end fire adalah
antena yang pancaran utama maksimum dalam arah paralel terhadap bidang
utama dimana antena berada. Namun demikian ada juga antena yang
mempunyai pola radiasi di mana arah maksimum main lobe berada diantara
bentuk broad side dan end fire yang disebut dengan intermediate. Antena
yang mempnyai pola radiasi intermediate banyak dijumpai pada phased array
11 | P a g e
antenna.
2.6. Side lobe level
Suatu contoh pola daya antena digambarkan dengan koordinat polar.
Lobe utama (main lobe) adalah lobe yang mempunyai arah dengan pola radiasi
maksimum. Biasanya juga ada lobe-lobe yang lebih kecil dibandingkan
dengan main lobe yang disebut dengan minor lobe. Lobe sisi (side lobe)
adalah lobe-lobe selain yang dimaksud.Secara praktis disebut juga minor lobe.
Side lobedapat berharga positif ataupun negatif. Pada kenyataannya suatu pola
mempunyai harga kompleks. Sehingga digunakan magnitudo dari pola medan
| F(Ө) | atau pola daya | P(Ө) | Ukuran yang menyatakan seberapa besar daya
yang terkonsentrasi pada side lobe dibanding dengan main lobe disebut Side
Lobe Level (SLL), yang merupakan rasio dari besar puncak dari side lobe
terbesar dengan harga maksiumum dari main lobe. Side Lobe Level
(SLL)dinyatakan dalam decibel (dB), dan ditulis dengan rumus sebagai
berikut :
-Dengan :
F(SLL): nilai puncak dari side lobe terbesar
F(maks): nilai maksimum dari main lobe
12 | P a g e
BAB 3
TAHAPAN PEMBUATAN
3.1. Dasar teori pembuatan
Antena horn ini beroperasi pada frekuensi 2,4 GHz. Disini untuk proses
perancangan ini yang pertama kali yang dilakukan adalah merancang dimensi
waveguide yaitu dimensi a dan b. Penekanan tersebut adalah memiliki
polarisasi ganda yaitu polarisasi linier horizontal dan vertikal. Karena memiliki
dua buah polarisasi dimensi a dan b yang sama sehingga menyebabkan
karakteristik antara bidang-E dan bidang-H yang hampir sama. Untuk
mengetahui berapa besar dimensi a yang di gunakan maka kita melihat tabel
yang merupakan standart internasional tentang waveguide
3.2. Mekanisme pembuatan
Dalam membuat antenna ini kita menggunakan beberapa cara yang
digunakan untuk masing masing bahan
1. Pengukuran dimensi antenna
a. Sebelum desain dilukis di plat logam, desain tersebut kami gambar di
kertas karton untuk memperhitungkan bagaimana desain yang
digunakan
b. Untuk mencari panjang gelombang
Untuk mencari nilai dari panjang gelombang maka selanjutnya mencari
nilai dari panjang gelombang g (λg) dengan menggunakan rumus
sebagai berikut
c. Untuk menghitung coupling daya menuju ke lebar mulut antenna
Coupling daya terhadap antena ada 2 buah, coupling vertikal dan
coupling horisontal, dengan jarak ¼ λg terhadap dinding short circuited.
13 | P a g e
Sedangkan dari coupling daya menuju ke pelebaran mulut antena
dengan jarak ½ λg
d. Dimensi pelebaran antenna, panjang R
Untuk dimensi pelebaran mulut dari pada antena horn membuat dua
buah dimensi yang digunakan untuk perbandingan yaitu dengan
panjang dari R = 2λ dan R = 3λ. Untuk nilai daripada Ae dan Ah, di
karenakan memiliki dua buah polarisasi selain dimensi weveguide a
dan b yang sama maka berlaku juga pada Ae dan Ah nilainya juga sama
karena karakteristik antara bidang-E dan bidang-H hampir mendekati
samaDimensi pelebaran antena 1 dengan panjang R=2λ.Besarnya
panjang R ditunjukkan pada persamaan 3 sebagai berikut:
e. Perhitungan Panjang Ae
f. Perhitungan Panjang Ah
14 | P a g e
g. Proses pembuatan desain menggunakan kertas karton
Gambar 3.1.1 pembuatan antenna
15 | P a g e
h. Proses pembuatan desain antenna di plat logam
Gambar 3.1.2 gambar antenna di plat logam
16 | P a g e
i. Desain untuk antenna
Gambar 3.1.3 gambar antenna di plat logam
17 | P a g e
j. Desain untuk antenna
Gambar 3.1.3 gambar antenna di plat logam
2. Proses pemotongan/ cutting
Setelah dimensi terlihat maka selanjutnya gambaran dari antenna
tersebut mengalami proses pemotongan menjadi bagian bagian yang
sesuai dengan gambaran antenna yang dibuat
18 | P a g e
a. Proses pemotongan bagian dari plat antenna
Gambar 3.1.4 gambar proses pemotongan plat
19 | P a g e
b. Pemotongan plat antena
Gambar 3.1.5 gambar proses pemotongan plat
20 | P a g e
c. Proses pemotongan plat antena
Gambar 3.1.6 gambar proses pemotongan plat
21 | P a g e
d. Plat logam yang telah dipotong
Gambar 3.1.7 gambar plat yang telah dipotong
22 | P a g e
3. Proses assembling
Bagian bagian yang telah dipotong tersebut kemudian di hubungkan
menggunakan repet agar bentuk nya sedikit lebih terlihat .
Proses pertama pemasangan pengeboran pada masing masing plat
Gambar 3.18 gambar proses pengeboran
23 | P a g e
a. Alat yang digunakan untuk repet antenna setelah di bor
Gambar 3.1.9 gambar alat untuk repet dan paku repet
24 | P a g e
b. Hasil bagian yang telah dibor dan di repet
Gambar 3.1.10 gambar hasil pemasangan plat logam
c. Pengeboran antena untuk pemasangan bagian belakang dengan
moncong antena
25 | P a g e
Gambar 3.1.11 gambar pengeboran pemasangan
26 | P a g e
d. Setelah dibor lalu tinggal di repet menggunakan paku repet
Gambar 3.1.12 gambar proses repet pemasangan
27 | P a g e
e. Tampilan antena yang telah jadi
Gambar 3.1.13 gambar hasil antena
4. Proses measuring
3.3. Alat dan bahan
1. Plat logam dengan ukuran 60x60
2. N-connector
3. Kawat tembaga ukuran 1mm
4. Baut ukuran 4mm
5. Bracket untuk mounting
6. Bor dengan matabor 4mm
7. Paku Repet
8. Alumunium foil
9. Tang, gergaji, alat potong alumunium
10. Dan alat-alat lainyya sesuai dengan yang dibutuhkan
28 | P a g e
3.4. Rincian Biaya
1. Plat logam 60x 60 cm = Rp. 65.000,-
2. N-Connector = Rp, 45.000,-
3. Bracet untuk mounting = Rp. 5500,-
4. Paku repet =
a. Ukuran besar = 10 x Rp.500,-
b. Ukuran kecil = 10 x Rp. 300,-
5. Baut ukuran 4mm = 2 x Rp. 500,-
TOTAL = Rp. 124.000,-
3.5. Gambar desain antenna
29 | P a g e
3.6. Proses pembuatan
Dibawah ini adalah langkah proses pembuatan antenna dari awal persiapan
hingga akhir.
30 | P a g e
BAB 4
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Jadi implementasi pada antenna horn dapat digunakan dimanapun dan
kapanpun selama kita hanya menggunakan antenna horn tersebut sebagai
antenna penembak dengan satu arah. Kalkulasi pada horn berefek pada setiap
panjang, lebar, dan volume dari persegi atau limas yang di satukan dalam
antenna horn serta panjang tembaga dalan N-Connector juga di perhitungkan
panjangnya.
Pembuatan antenna horn ini bisa disebut relative mudah,kenapa
mudah? Karena semua itu teragantung bagaimana kita akan membuat bagian
Horn pada antenna tersebut, seperti metoda lipat, atau menggunakan baut,
atau ripet seperti yang saya gunakan.
Dalam pengukuran antenna horn ini kita lakukan di semester 2 jadi
kita belum sempat untuk melakukan ini dan belum tahu standard.
4.2. Saran
Dalam pembuatan antenna horn ada beberapa hal yang harus kalian
perhatikan seperti :
1. Dalam pembuatan antenna bahan yang paling pas untuk dijadikan sebagai
bahan dasar antenna tersebut adalah alumunium, karena didasarkan dari
harga pun lebih murah daripada tembaga namun tembaga memiliki
efektifitas yang lebih baik dari pada alumunium.
2. Dalam pembuatan antenna sebaiknya tidak langsung membuat desain di
plat logam tapi sebaiknya membuat skema dalam sebuah karton agar
nantinya mengurangi kesalahan kesalahan yang akan terjadi
3. Dalam pemotongan, sebaiknya tidak menggunakan jigsaw karena lebih
sulit untuk digunakan
31 | P a g e
4. Dalam penyambungan antara alumunium tersebut lebih mudah
menggunakan lipatan dari pada harus di bor , dan lebih mudah untuk dilas
namun dari segi harga cukup terbilang mahal
5. Dalam membuat mounting antenna horn jangan di fokuskan bagian
belakang tetapi harus di simpan sedikit ketengah karena akan menahan
beban horn yang cukup berat.
32 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Asaoka,A. (2004) Antenna Enginerring Handbook, Soilsand Foundations,USA .
Mufti, Nachwan A, ST. Edisi Revisi (2001). Modul Sistem Antena. Jakarta : Mobile
Communication Laborator
Mudrik Alaydrus, Antena: Prinsip dan Aplikasi, Graha Ilmu, Jogjakarta, 2011
_________.(2009). Laporan Kerja Praktek [online]. Tersedia :
http://www.docstoc.com/docs/8628562/Laporan-Kerja-Praktek---DAYA-PANCAR-
ANTENA-(-DIPOLE-)
__________(2008). Antena Horn Piramida 2,4 GHz [Online]. Tersedia :
http://repository.unand.ac.id/11287/